Uploaded by User13068

AA XII BUKU SISWA 2013

advertisement
Abdurrohim, S.Ag. MA.
Usman, M.Pd.I
Noek Aenul Latifah, S.Ag. MA.
Berdasarkan Standar Isi
Madrasah Aliyah Tahun 2013
AKIDAH AKHLAK
Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah IPA, IPS dan Bahasa
KEMENTERIAN AGAMA RI
2013
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi-rabbil-alamin, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt.
atas segala rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga buku Akidah Akhlak
untuk MA Kelas X, Peminatan IPA, IPS, dan Bahasa dapat tersusun. Selawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, beserta
keluarganya.
Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah tahun 2013,
Kurikulum Kementerian Agama. Dalam buku ini dibahas mengenai: asmaul husna,
akhlak terpuji, akhlak tercela, adab islami dan kisa-kisah orang-orang saleh.
Buku ini kami susun secara ringkas, padat, dan jelas, dengan menggunakan
scientific, yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Dalam pembahsan setiap bab kita lengkap dengan peta konsep,
evaluasi, portofolio dan hikmah.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian buku ini masih ada kekurangan, baik
dari sisi sistematika maupun dari segi isi dan substansi maka saran dan kritik yang
konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembentukan generasi penerus bangsa yang
memiliki akidah yang kokoh dan memiliki akhlak yang mulia. amin.
Jakarta, Desember 2013
Tim Penyusun,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Semester I
BAB 1
NILAI-NILAI MULIA ASMAUL-HUSNA
A. Al Ghaffar
B. Al Rozzaq
C. Al Malik
D. Al Hasib
E. Al Hadi
F. Al Khaliq
G. Al Hakim
BAB 2 MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
A. Amal Saleh
B. Toleransi
C. Musawah
D. Ukhuwwah
BAB 3. MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
A. Nifaq
B. Keras Hati
BAB 4. MEBIASAKAN ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM
A. Adab bergaul dengan teman sebaya
B. Adab bergaul dengan yang lebih tua
C. Adab bergaul dengan yang lebih muda
D. Adab bergaul dengan lawan jenis
BAB 5 MENELADANI AKHLAK UTAMA ORANG-ORANG SALEH
A. Al Ghazali
B. Ibnu Sina
3
Semester II
BAB 6 MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
A. Kompetisi dalam kebaikan
B. Optimis
C. Dinamis
D. Inovatif
E. Kreatif
BAB 7. MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
A. Fitnah
B. Namimah
C. Ghibah
BAB 8. MEMBIASAKAN ADAB MEMBACA AL QUR’AN DAN DO’A
A. Adab Membaca Al Qur’an
B. Adab berdo’a
BAB 9. MENELADANI AKHLAK UTAMA ORANG-ORANG SALEH
A. Ibnu Rusdi
B. Muh. Iqbal
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
NILA-NILAI MULIA ASMAUL-HUSNA
Sumber:globaldisaen.blogspot
99 Asmaul Khusna
Asmaul Khusna secara bahasa berasal dari bahasa Arab Asma dan Khusna, Asma
berarti nama dan Khusna berarti baik. Dengan demikian pengertian Asmaul Khusna adalah
nama-nama yang baik.
Adanya Asmaul Khusna atau nama-nama Allah yang baik dan mulia menunjukkan
kesempurnaan dan sifat-sifat Allah. Dan sebagai hamba-Nya, kita dianjurkan mengetahui dan
berdo’a kepada Allah dengan menyebut nama-nama-Nya itu. Dengan mnyebut nama-nama
Allah yang terangkum dalam Asmaul Khusna, hati akan menjadi tenang dan tentram karena
kita senantiasa merasa dekat dengan Allah.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif
dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
5
Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini sifat-sifat Allah yang terkandung dalam tujuh Asmwul ousnw: al-Gaffar, alRazzaq, al-Malik, al-oasrb, al-Hwdi, al-Khwliq dan al-oakrm
2.1. Terbiasa menerapkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam tujuh Asmwul ousnw: alGaffar, al-Razzaq, al-Malik, al-oasrb, al-Hwdi, al-Khwliq dan al-oakrm dalam
keseharian
3.1. Memahami makna tujuh Asmwul ousnw: al-Gaffar, al-Razzaq, al-Malik, al-oasrb, alHwdi, al-Khwliq dan al-oakrm
4.1. Melafalkan dan menghafal Asmwul ousnw dengan baik
Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan
mengomukasikan diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan makna Asmaul Khusna
2. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai positif Asmaul Khusna
3. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai positif Asmaul Khusna dalam kehidupan sehari-hari
4. Siswa dapat melafalkan dan menghafal Asmaul Khusna dengan baik
PETA KONSEP
PETA KONSEP
6
AYO MENGAMATI
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Setelah kalian mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
Sumber: www.tribun.news.com
B.
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
PENDALAMAN MATERI
…………………………………………….
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan
dengan mencari materi
3. ……………………………………………
tambahan dari sumber belajar lainnya!
……………………………………………..
……………………………………………..
7
B. MATERI INTI
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
MARI KITA MENGENAL TUJUH
ASMAUL HUSNA
A. AL GHAFFAR
1. Pengertian al Ghaffar
Al Ghaffar berasal dari akar kata ghafara yang artinya taghtiyah dan sitr
yaitu menutupi atau merahasiakan. Al Ghaffar bisa juga diterjemahkan
berasal dari kata al maghfiroh dan al ghufron yang artinya pengampunan.
Jika al Ghafar disandarkan pada Allah maka berarti Allah adalah dzat yang
Maha mengampuni. Al Ghaffar dapat diterjemahkan juga sebagai dzat
yang menampakkan kebaikan dan menutupi kejelekan di dunia dan
memaafkan hukumannya di akhirat. Dapat kita terjemahkan bahwa
maghfiroh dari Allah yaitu dirahasiakan dan diampuni-Nya dosa-dosa
adalah dengan karunia dan rahmat-Nya bukan karena tobat seorang hamba
atau taatnya.
Memberikan pengampunan adalah hak mutlak milik Allah yang tidak
dapat dimiliki oleh siapapun. Allah sebagai al Ghaffar bararti dzat Allah
yang Maha merahasiakan dan Maha menutupi. Hal-hal yang ditutup oleh
Allah swt, pertama keburukan badan mereka ditutupi oleh kebaikan batin
manusia atau sebaliknya, kedua keinginan jahat atau buruk manusia
ditempatkan di dalam hati sehingga tidak terlihat seorangpun, ketiga Allah
merahasiakan dosa-dosa manusia, sehingga tidak seorang hambapun tahu
berapa dosa yang mereka miliki.
2. Meneladani Allah dengan sifat al Ghaffar
Sebagai hamba Allah kita semestinya meneladani sifat Allah al Ghaffar
dalam kehidupan kita sehari-hari. Manusia yang meneladani sifat al
Ghaffar adalah manusia yang memiliki sifat pemaaf, menutupi kesalahan
atau aib orang lain, memiliki rasa belas kasihan dan tidak menganggap
kesalahan sebagai kesalahan.
Kita dapat meneladani Allah melalui sifat al Ghaffar dengan cara memilki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Memaafkan kesalahan orang lain
Memaafkan orang lain adalah suatu kebaikan dan dapat dilakukan
kapan saja, oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap
keras hati, enggan memaafkan kesalahan orang lain. Allah
memerintahkan kita untuk memaafkan orang lain, seperti diterangkan
dalam al Qur’an :
ْ‫ّللاِ ْ ِليج ِزيْ ْقو ًما‬
َّْ ْ ْ‫قُلْ ْ ِللَّذِينْ ْآمنُوا ْيغ ِف ُروا ْ ِللَّذِينْ ْال ْير ُجونْ ْأيَّام‬
)١٤(ْْ‫بِماْكانُواْيك ِسبُون‬
8
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka
memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia
akan membalas suatu kaum terhadap apa saja yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al Jatsiyah : 14)
ْ )٤٣(ْ‫ور‬
ِْ ‫نْذ ِلكْْل ِمنْْعز ِْمْاأل ُم‬
َّْ ‫ولمنْْصبرْْوغفرْْ ِإ‬
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk ha-hal yang diutamakan.”
(QS. As-Syura : 43)
b. Menghilangkan perasaan dendam
Sifat dendam tidak akan membawa akibat apapun selain kehancuran
dan kehinaan. Kehancuran dan kehinaan terjadi bukan kepada orang
yang ditimpakan rasa dendam tetapi, kehancuran akan menimpa pada
pelaku dendam. Ketika Abu Bakar as Shiddiq ra, bersumpah untuk
tidak memaafkan Mistah, orang yang menyebarkan fitnah kepada
Aisyah putrinya, maka Allah menurunkan perintah kepada orang-orang
mukmin untuk memberi maaf dan berlapang dada;
ْ‫سع ِْة ْأنْ ْيُؤتُوا ْأُو ِلي ْالقُربى‬
ِْ ‫ل ْأُولُو ْالفض‬
ِْ ‫وال ْيأت‬
َّ ‫ل ْ ِمن ُكمْ ْوال‬
ْ‫ّللاِ ْوليعفُوا ْوليصف ُحوا ْأال‬
َّْ ْ ‫ل‬
ِْ ‫اج ِرينْ ْفِي ْسبِي‬
ِ ‫والمسا ِكينْ ْوال ُمه‬
ْ )٢٢(ْْ‫ّللاُْغفُورْْر ِحيم‬
َّْ ‫ّللاُْل ُكمْْو‬
َّْ ْْ‫ت ُ ِحبُّونْْأنْْيْغ ِفر‬
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang
miskin dan orang-orang behijrah pada jalan Allah, dan hendaklah
mereka memaafkan dan belapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunmu? Dan Allah adalah Maha pengampun
lagi Maha penyanyang. (QS. An Nur : 22)
c. Mengingat kebaikan dan melupakan keburukan orang lain
Memaafkan kesalahan orang lain bukanlah perbuatan yang mudah,
karena itu sifat pemaaf ini harus sering dilatih dan dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat kebaikan dan melupakan keburukan
orang lain adalah salah satu cara berlatih menjadi seorang pemaaf.
B. AL RAZZAQ
1. Pengertian al Razzaq
Al Razzaq berasal dari kata razaqo atau rizq artinya rezeki. Ar Razzaq
adalah Allah yang memberi banyak rizki kepada makhluknya dan secara
berulang-ulang. Imam Al Ghazali menjelaskan arti ar Razzaq adalah Dia
yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang mencari rezeki, serta Dia
yang mengantarkan kepada mereka dan menciptakan sebab-sebab
sehingga mereka dapat menikmatinya.
Allah menjamin rezeki setiap makhluknya. Jaminan Allah kepada rezeki
makhluk-Nya tidak dapat diartikan apabila kita menginginkan sesuatu bisa
di dapatkan tanpa usaha. Sebagai makhluk kita memiliki kewajiban untuk
berusaha atau ikhtiar mencari rezeki yang sudah disiapkan Allah untuk
9
kita. Cara memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan memanfaatkan
dengan baik, sesuai dengan peraturan yang sudah digariskan Allah.
Ar Razzaq bukan hanya membagi rezeki kepada manusia saja, tetapi Allah
memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Burung yang ada di
sangkar, cacing yang ada ditanah dan janin yang masih ada dalam janin
ibunya. Semua rezeki telah disediakan Allah, dan rezeki yang Allah
sediakan tidak akan pernah habis.
2. Meneladani Allah dengan sifat al Razzaq
a. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak
Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi
dan orang dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan
jaminan rezeki orang tua kepada bayinya. Bayi menanti makanan yang
siap dan menanti disuapi. Kepada manusia dewasa, Allah menyiapkan
sarana dan manusia diperintahkan untuk mengolahnya.
ُ ‫ُهوْْالَّذِيْجعلْْل ُك ُْمْاألرضْْذلُوالْفام‬
ْْ‫شواْفِيْمنا ِكبِهاْو ُكلُواْ ِمن‬
ُ ُّ‫ِرزقِ ِْهْو ِإلي ِْهْالن‬
ْ )١٥(ْ‫ور‬
ُْ ‫ش‬
“Dia yang menjadikan kamu bumi itu mudah (untuk dimanfaatkan)
maka berjalanlah dia segala penjurunya dan makanlah dari rezekiNya.” (QS. Al Mulk :15)
Karena itu ketika Allah ar Razzaq itu menguraikan pemberian rezekiNya dikemukakannya dengan menyatakan bahwa,
ُ ُ‫نْنر ُزق‬
ْ ْْ‫كمْْو ِإيَّاهُم‬
ُْ ‫نح‬
“Kami memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka anak-anak
kamu.” (QS. Al An’am : 151)
b. Berusaha maksimal dan qona’ah
Agama menekankan perlunya berusaha dan apabila usaha tidak dapat
menumukan keberhasilan karena terhalangi oleh satu dan lain sebab,
maka manusia diperintahkan berhijrah. Di sisi lain manusia juga harus
memiliki sifat “qana’ah” yaitu menerima atau merasa puas, tetapi ini
bukan sekedar puas dengan apa yang telah diperoleh, tetapi kepuasan
tersebut harus didahului oleh tiga hal.
1) Usaha maksimal yang halal,
2) Keberhasilan memiliki hasil usaha maksimal tersebut dan
3) Dengan suka cita menyerahkan apa yang telah dihasilkan karena
puas dengan apa yang telah diperoleh sebelumnya.
Dengan demikian usaha maksimal tanpa keberhasilan serta
kemampuan kepemilikan, belum dapat mengantar seseorang memiliki
sifat yang dianjurkan agama ini. Lebih-lebih jika ia tidak dengan suka
hati menyerahkan apa yang telah dihasilkannya itu.
Rasul Saw pernah memuji burung-burung dalam perolehan rezeki
mereka,Burung-burung keluar lapar di waktu pagi dan kembali
kenyang disore hari. Apa yang disabdakan Rasul ini benar adanya,
tetapi harus diingat dan diteladani bahwa burung-burung tidak tinggal
10
diam di sarang mereka, tetapi terbang keluar untuk meraih rezekinya.
Demikian pula seharusnya manusia.
c. Memanfaatkan rizki ke jalan yang benar
Memanfaatkan rezeki dengan baik dijalan yang benar adalah salah satu
bukti rasa syukur hamba kepada Tuhannya. Berkenaan dengan rezeki
yang bersifat material seseorang tidak harus menghabiskan seluruhnya.
Bisa dengan cara ditabung sebagai persiapan keperluan yang tidak
terduga dan dinafkahkan sesuai dengan ajaran agama. Seperti
diterangkan dalam firman Allah :
ْ )٣(ْْ‫و ِم َّماْرزقنا ُهمْْيُن ِفقُون‬
“Dan nafkahkanlah sebagian rezeki yang Kami anugrahkan kepada
mereka.” (QS. Al Baqarah 2: 3)
ْ‫ل ْأنْ ْيأتِيْ ْيومْ ْال‬
ِْ ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْأن ِفقُوا ْ ِم َّما ْرزقنا ُكمْ ْ ِمنْ ْقب‬
َّ ْ‫بيعْْ ِفي ِْهْوالْ ُخلَّةْْوالْشفاعةْْوالكا ِف ُرونْْ ُه ُْم‬
ْ )٢٥٤(ْْ‫الظا ِل ُمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah)
sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at dan
orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”(QS. Al Baqarah :
254)
Adapun rezeki immaterial, berupa ilmu pengetahuan. Kita dilarang
menyembunyikannya, apalagi ilmu akan semakin bertambah bila
dinafkahkan. Semakin kita membagi ilmu yang kita miliki akan
bertambah ilmu yang kita miliki pula.
C. AL MALIK
1. Pengertian al Malik
Al Malik diartikan dengan raja atau penguasa. Al Malik berarti raja
penguasa atas seluruh makhluk-Nya.
Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata Malik terdiri
dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna
kekuatan dan Keshahihan. Al Malik mengandung arti penguasaan
terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan
keshahihanya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan
yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari
kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada. Allah
berfirman :
ْ )٢٩(ْْ‫لْيومْْ ُهوْْفِيْشأن‬
َّْ ‫ضْ ُك‬
ْ ِ ‫تْواألر‬
ِْ ‫سماوا‬
َّ ‫يسألُ ْهُْمنْْفِيْال‬
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap
waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar Rahman: 29)
Menurut Imam Ghazali, Malik adalah yang tidak butuh pada zat dan sifatNya yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala
sesuatu bersumber dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selain-Nya menjadi
11
Milik-Nya dalam zat dan sifat serta membutuhkan-Nya. Dialah Allah Raja
Yang Mutlak.
Kekuasaan Allah adalah sempurna dan mutlak, sedangkan kerajaan lainnya
tidak, karena kerajaan Allah meliputi langit dan bumi, seperti diterangkan
dalam firman Allah :
ْ‫ض ْوما ْبين ُهما ْو ِعندْهُ ْ ِعل ُْم‬
ْ ِ ‫ت ْواألر‬
ِْ ‫سماوا‬
َّ ‫وتباركْ ْالَّذِي ْل ْهُ ْ ُملكُْ ْال‬
ْ )٨٥(ْْ‫ساع ِْةْو ِإلي ِْهْتُرجعُون‬
َّ ‫ال‬
Dan Maha suci Tuhan yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa
yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari
kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Az Zuhruf: 85)
Allah adalah Raja yang sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan
semesta ini adalah milik-Nya dan tunduk kepada-Nya, selain merajai di
dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga bersifat langgeng (abadi). Di
terangkan dalam Firman-Nya dalam QS. Al Mu’min:16
ِْ‫لِل‬
َّْ ِ ْْ‫نْال ُملكُْْاليوم‬
ِْ ‫ّللاِْ ِمن ُهمْْشيءْْ ِلم‬
َّْ ْ‫ار ُزونْْالْيخفىْعلى‬
ِ ‫يومْْ ُهمْْب‬
ْ )١٦(ْ‫ار‬
ِْ ‫اح ِْدْالق َّه‬
ِ ‫الو‬
“ (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari
keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah
berfirman):”Kepunyaan siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah
Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
Di terangkan lagi dalam QS. Al Fatihah: 4,
ْ )٤(ْ‫ِّين‬
ِْ ‫كْيو ِْمْال ِد‬
ِْ ‫ما ِل‬
Yang Menguasai hari Pembalasan.
Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala urusan
tentang hari pembalasan, yang menguasai waktu yang telah lalu dan yang
akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya. Dalam Hadits
Rasulullah SAW : Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’
bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan
kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah
(mereka yang mengaku) Raja? (HR. Bukhari).
Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai landasan hidup
yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syaitan terhadap
kita. Tidak ada yang kita ditakuti selain Allah karena hanya Allah yang
patut untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan azabnya,
tidak takut akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja
dan kekuasaanya meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama
orang-orang yang selalu mengingat-Nya.
2. Meneladani Allah dengan sifat al Malik
a. Tidak terlena dengan jabatan atau tahta
Dengan memaknai Al Malik ini, manusia
kita sedang berada pada posisi teratas, masih
itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
miliki adalah sebuah amanat dan akan
seharusnya sadar apabila
ada yang lebih tinggi dan
bahwa jabatan yang kita
dipertanggungjawabkan,
12
kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara sedangkan kekuasaan
Allah adalah Mutlak dan Abadi.
Rasulullah bersabda: “Orang yang dibenci oleh Allah serta yang
paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan
dirinya dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja
Kecuali Allah” (H.R. Muslim).
b. Dapat mengendalikan hawa nafsu
Dengan memaknai sifat Al Malik, kita tahu bahwa yang menguasai
segalanya adalah Allah, dengan begitu kita tahu bahwa hawa nafsu
adalah bujukan syaitan yang hanya akan menjerumuskan kita kepada
hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada
syaitan. Seperti dijelaskan dalam firman Allah :
ْ )٨(ْ‫)فألهمهاْفُ ُجورهاْوتقواها‬٧(ْ‫ونفسْْوماْس َّواها‬
“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
(Asy Syams: 7-8)
c. Menjadi hamba yang bersyukur
Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang kekuasaan
Allah di bumi dan langit, serta di dalam hati kita setiap mahluk-Nya.
Dan dengan begitu kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah
Allah berikan, sikap tesebut menunjukkan bahwa kita adalah hamba
yang pandai bersyukur.
ْ‫ن ْعذا ِبي‬
َّْ ‫ألزيدنَّ ُكمْ ْولئِنْ ْكفرتُمْ ْ ِإ‬
ِ ْ ْ‫و ِإذْ ْتأذَّنْ ْربُّ ُكمْ ْلئِنْ ْشكرتُم‬
ْ )٧(ْْ‫لشدِيد‬
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7)
d. Selalu mengharap pertolongan Allah
Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala urusan
yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui
segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta tahu akan kedalaman
hati seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada
ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap
pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan
kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya dengan
tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap
yang angkuh. QS. Al Fatihah: 5-7 menerangkan :
ْْ‫الصراطْ ْال ُمست ِقيم‬
ُْ ‫ِإيَّاكْ ْنعبُ ْدُ ْو ِإيَّاكْ ْنست ِع‬
ِّ ِ ْ ‫)اهدِنا‬٥(ْ ‫ين‬
ْ‫ب ْعلي ِهمْ ْوال‬
ِْ ‫ضو‬
ْ ِ )٦ (
ُ ‫صراطْ ْالَّذِينْ ْأنعمتْ ْعلي ِهمْ ْغي ِْر ْالمغ‬
ْ )٧(ْْ‫الضَّا ِلِّين‬
“hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7.
13
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.”
D. AL HASIB
1. Pengertian al Hasib
Al Hasib secara bahasa artinya menghitung (mengira), mencukupkan,
melindungi dan menolong. Menurut Imam al Ghazali, al Hasib bermakna
dia yang mencukupi siapa yang mengandalkan-Nya. Sifat ini hanya
dimiliki oleh Allah, karena hanya Allah saja yang Maha mencukupi semua
makhluk-Nya dan diandalkan oleh seluruh makhluk-Nya.
Makna al Hasib adalah zat yang Maha membuat perhitungan atas perilaku
hamba-hamba-Nya. Allah memiliki hak preogatif untuk memberi atau
sebaliknya menahan pemberian-Nya.
Al hasib dapat diartikan juga dengan menghitung. Jika kata Al Hasib
dikaitkan dengan makna menghitung, maka Allah adalah yang melakukan
perhitungan menyangkut amal baik dan buruk, sebagaimana firman Allah
dalam QS. Al Anbiya’: 47. Dan jika dipahami dengan makna pemberi
perhitungan maka manusia harus menyadari bahwa introspeksi diri
menjadi penting sebelum hari perhitungan berlangsung kelak.
ْْ‫ونض ُْع ْالمو ِازينْ ْال ِقسطْ ْ ِليو ِْم ْال ِقيام ِْة ْفال ْتُظل ُْم ْنفسْ ْشيئًا ْو ِإنْ ْكان‬
ْ )٤٧(ْْ‫ِمثقالْْحبَّةْْ ِمنْْخردلْْأتيناْ ِبهاْوكفىْ ِبناْحا ِسبِين‬
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka
Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan
cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.( QS. Al Anbiya’: 47)
Allah (Al-Hasib) dapat juga dipahami banwa Allah telah membuat
keseimbangan kimiawi, fisiologis, dan astronomis yang ada di alam
semesta secara mengagumkan sehingga tidak kita temukan kesalahan
sekecil apa pun di dalamnya. Kesalahan perhitungan sekecil apa pun,
bahkan sebesar rambut dibelah lima puluh (bukan sekadar dibelah tujuh),
sekalipun pasti akan berakibat fatal. Di sini, tidak ada toleransi terhadap
kesalahan sekecil apa pun.
ْ‫احدةْ ْكلمحْ ْبِالبص ِْر‬
َّْ ‫إِنَّا ْ ُك‬
ِ ‫)وما ْأم ُرنا ْإِال ْو‬٤٩(ْ ْ‫ل ْشيءْ ْخلقنا ْهُ ْبِقدر‬
ْ )٥٠(
Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan dengan kadar (kalkulasi
dan akurasi) yang ditentukan. Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu
perkataan bagaikan kejapan mata. (QS Al-Qamar: 49-50).
Betapa akuratnya perhitungan Allah dalam penciptaan benda-benda
angkasa sehingga keberadaannya dapat dihisab sekaligus dirukyat.
14
َّ ‫ُهوْ ْالَّذِي ْجعلْ ْال‬
ْ‫ازلْ ْ ِلتعل ُموا‬
ً ُ‫ضيا ًْء ْوالقمرْ ْن‬
ِ ْ ْ‫شمس‬
ِ ‫ورا ْوقدَّرْهُ ْمن‬
ْ‫ت‬
ِْ ‫ل ْاآليا‬
ُْ ‫ص‬
ِْ ِّ ‫ّللاُ ْذ ِلكْ ْإِال ْبِالح‬
َّْ ْ ْ‫سنِينْ ْوال ِحسابْ ْما ْخلق‬
ِّ ِ ‫عددْ ْال‬
ِّ ِ ‫ق ْيُف‬
ْ )٥(ْْ‫ِلقومْْيعل ُمون‬
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan
Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui
bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang berilmu. (QS Yunus: 5).
Sungguh, secerdas apa pun pikiran manusia, mereka tidak akan mampu
menjangkau angka perhitungan di seluruh jagad raya dari atom terkecil
hingga planet terbesar dalam berbagai jenis, orbit, dan lingkungannya.
Manusia, bahkan tidak akan mampu menyebut angka perhitungan yang
terjadi dalam tubuh mereka sendiri.
Al-Qur’an tidak saja menjelaskan tentang akurasi perhitungan Allah
terhadap penciptaan langit dan bumi. Tapi Dia sangat cermat dalam
memperhitungkan segala amal perbuatan hamba-Nya dan membalas
mereka sesuai dengan keadilan-Nya.
ْ )٨٦(ْ‫لْشيءْْحسِيبًا‬
ِِّْ ‫ّللاْكانْْعلىْ ُك‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
Sesungguhnya Allah Maha memperhitungkan segala sesuatu. (QS AnNisaa: 86).
2. Meneladani Allah dengan sifat al Hasib
a. Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam perhitungan yang
akurat.
Apabila kita rajin mengamati benda-benda kosmos di angkasa, kita
akan mendapati benda-benda itu bergerak stabil tanpa dipengaruhi
faktor-faktor eksternal sejak jutaan tahun yang lampau. Tak bisa tidak,
kita akan menyimpulkan bahwa ada sistem perhitungan yang amat
komplek atasnya yang begitu alamiah. Perhitungan yang diperlukan
untuk menjalankan kosmos besar itu tidak pernah bisa dijangkau oleh
“rasio” manusia.
ْْ‫ار ْآليات‬
ِْ ‫ل ْوالنَّه‬
ِْ ‫الف ْاللَّي‬
ِْ ‫ض ْواخ ِت‬
ْ ِ ‫ت ْواألر‬
ِْ ‫سماوا‬
ِْ ‫ن ْ ِفي ْخل‬
َّْ ‫ِإ‬
َّ ‫ق ْال‬
ْ‫ّللا ْقِيا ًما ْوقُعُودًا ْوعلى‬
َّْ ْ ْ‫)الَّذِينْ ْيذ ُك ُرون‬١٩٠(ْ ‫ب‬
ِْ ‫ألو ِلي ْاأللبا‬
ْْ‫ض ْربَّنا ْما ْخلقت‬
ْ ِ ‫ت ْواألر‬
ِْ ‫سماوا‬
ِْ ‫ُجنُوبِ ِهمْ ْويتف َّك ُرونْ ْفِي ْخل‬
َّ ‫ق ْال‬
ْ )١٩١(ْ‫ار‬
ِْ َّ‫سبحانكْْف ِقناْعذابْْالن‬
ِ ‫هذاْب‬
ُ ْ‫اطال‬
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS. Ali
Imran- 190-191)
15
b. Pandai melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
Suatu hal yang sangat penting kita lakukan adalah membuat catatan
pribadi mengenai amal perbuatan yang kita lakukan setiap hari.
Catatan itu berfungsi sebagai alat kontrol terhadap amal kita sekaligus
mengingatkan akan semua hal negatif yang terlanjur kita lakukan agar
kita dapat segera menaggulanginya, sehingga kita akan mengalami
kemajuan pada langkah berikutnya.
Sayyidina Umar bin Khattab pernah mengatakan: “koreksilah dirimu
sebelum dikoreksi, evaluasilah sebelum dievaluasi, dan berbekalah
dengan amal shaleh untuk menyambut hari penampilan yang besar
(Hari Perhitungan)”.
Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna adalah menyendiri
untuk melakukan muhasabah dan mengoreksi berbagai amalan yang
telah dilakukan. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau
mengatakan, “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan
berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari
kiamat kelak)” (HR. Tirmidzi).
Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,
Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya
sebagaimana dia mengoreksi rekannya (HR. Tirmidzi).
c. Bersemangat dalam melakukan kebaikan
Berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan adalah salah satu akhlak
terpuji yang apabila kita melaksanakannya akan mendapat pahala dari
Allah swt.
Allah tidak menyianyiakan dan pasti memperhitungkan segala aktifitas
manusia baik berupa pahala maupun dosa tanpa mengurangi sedikitpun
apa yang telah diusahakan. Mereka yang mukmin yakin bahwa Allah
yang menyandang sifat Al Hasib pasti memberi pahala atas segala
kebaikan yang mereka kerjakan yang berujung pada surga Allah dan
demikian pula sebaliknya. Bagi mereka yang meneladani sifat Allah
tersebut akan selalu hati-hati dan waspada akan kemungkinan
terjerembab pada kenistaan.
ْْ‫اآلخرةْ ْوسعى ْلها ْسعيها ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفأُول ِئكْ ْكان‬
ِ ْ ْ‫ومنْ ْأراد‬
ْ )١٩(ْ‫ورا‬
ً ‫سعيُ ُهمْْمش ُك‬
“Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi
dengan baik”. (QS. Al Isra: 19)
d. Merasa tentram dan merasa cukup dengan segala rizki dari Allah
Manusia yang meneladani sifat al Hasib akan merasakan tentram dan
merasa cukup dengan apapun yang Allah berikan kepadanya. Mereka
akan selalu merasa tentram, tidak terusik oleh gangguan dan tidak
kecewa oleh kehilangan materi atau kesempatan, karena selalu merasa
cukup dengan Al-Hasib.
16
ْ‫ام‬
ِْ ‫ل ْالغيثْ ْويعل ُْم ْما ْفِي ْاألرح‬
ُْ ‫ساع ِْة ْويُن ِ ِّز‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ِ‫إ‬
َّ ‫ّللا ْ ِعند ْهُ ْ ِعل ُْم ْال‬
ْْ‫ي ِ ْأرض‬
ِّْ ‫ِب ْغدًا ْوما ْتد ِري ْنفسْ ْبِأ‬
ُْ ‫وما ْتد ِري ْنفسْ ْماذا ْتكس‬
ْ )٣٤(ْْ‫ّللاْع ِليمْْخبِير‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ت ُموتُْْ ِإ‬
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok
dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
QS. Lukman: 34)
E. AL HADI
1. Pengertian al Hadi
Secara bahasa al hadi dapat diartikan dengan tampil kedepan memberi
petunjuk dan menyampaikan dengan lemah lembut. Al Hadi dapat
diartikan juga pemberi petunjuk, maksudnya adalah Allah swt yang
menganugrahkan petunjuk atau hidayah kepada hamba-hamba yang
dikehendaki-Nya, sesuai dengan peranan makhluk dan sesuai dengan
tingkatannya.
Allah juga memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu
beribadah kepada-Nya, serta mengikuti ajaran Rasul-Nya. Dialah Allah
yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat maksiat
sehingga ia bertaubat. Allahlah yang telah menunjukkan jalan kepada
orang-orang yang sesat sehingga mereka kembali ke jalan yang benar.
Allah berfirman :
ْ‫ي ْعد ًُّوا ْ ِمنْ ْال ُمج ِر ِمينْ ْوكفى ْبِربِِّكْ ْها ِديًا‬
ِّْ ِ‫ل ْنب‬
ِِّْ ‫وكذ ِلكْ ْجعلنا ْ ِل ُك‬
ْ )٣١(ْ‫يرا‬
ً ‫ص‬
ِ ‫ون‬
“Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS.
Al Furqoon : 31)
ْ )٦(ْْ‫الصراطْْال ُمست ِقيم‬
ُْ ‫ِإيَّاكْْنعْبُ ْد ُْو ِإيَّاكْْنست ِع‬
ِّ ِ ْ‫)اهدِنا‬٥(ْ‫ين‬
“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” (QS. Al
Faatihah : 5-6)
2. Meneladani Allah dengan sifat al Hadi
a. Berharap terus mendapat petunjuk
Seorang muslim berkeyakinan bahwa yang dapat memberi tujuan
hanya Allah. Oleh karenanya tumpuhan harapan muslim hanya
ditujukan kepada Allah sebagai yang mempunyai petunjuk yang paling
benar dan akurat, oleh karena itu manusia perlu memohon kepada
Allah dengan sepenuh hati. Seperti diterangkan dalam QS, Al Baqarah:
120
17
ْ )١٢٠(ْ‫ّللاِْ ُهوْْال ُهدى‬
َّْ ْ‫نْ ُهدى‬
َّْ ِ‫إ‬
“Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”
ْ ْ‫اللَّ ُه َّمْ ِإ ِنِّىْأسألُكْال ُهدىْوال َّسداد‬
“Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran.”
b. Secara konsisten dalam menjaga aneka petunjuk yang telah
diberikan Allah
Bagi yang dikehendaki Allah swt menerima hidayah berupa kebenaran
iman dan Islam tidaklah sulit. Sebagai muslim kita wajib bersyukur
telah mendapat hidayah-Nya. Caranya adalah tetap menjaga dan
memelihara keimanan dan keislaman tersebut, antara lain dengan tetap
melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya sesuai
pengetahuan dan kemampuan kita. QS. Al Hajj: 54,
ْ )٥٤(ْْ‫صراطْْ ُمست ِقيم‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫و ِإ‬
ِ ْ‫ّللاْلها ِْدْالَّذِينْْآمنُواْ ِإلى‬
“Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus”.
c. Memberi petunjuk yang benar dengan penuh amanah
Manusia diperintah Allah untuk menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya (QS. An Nisa’: 58), hal ini berkaitan dengan
tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min al-nas. Sifat
dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental setiap
individu dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi
hubungan dalam setiap gerak langkah kehidupan. Dengan memiliki
sikap mental yang amanah akan terjalin sikap saling percaya, positif
thinking, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang
pada akhirnya akan terbentuk model masyarakat yang ideal yaitu
masyarakat aman, damai dan sejahtera.
ْْ‫ت ْ ِإلى ْأه ِلها ْو ِإذا ْحكمتُمْ ْبين‬
ِْ ‫ّللا ْيأ ُم ُر ُكمْ ْأنْ ْتُؤدُّوا ْاألمانا‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
ُ ‫ّللا ْنِ ِع َّما ْي ِع‬
ْْ‫ّللا ْكان‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ِ‫ظ ُكمْ ْبِ ِْه ْإ‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ِ‫ل ْإ‬
ِْ ‫اس ْأنْ ْتح ُك ُموا ْبِالعد‬
ْ ِ َّ‫الن‬
ْ )٥٨(ْ‫يرا‬
ً ‫ص‬
ِ ‫س ِميعًاْب‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat”.(QS. An Nisa’: 58)
F. AL KHALIQ
1. Pengertian al Khaliq
Al Khaliq secara bahasa berasal dari kata khalq atau khalaqa yang berarti
mengukur atau memperhalus. Al-Khaliq secara bahasa berasal dari kata
khalq atau khalaqa yang berarti mengukur atau memperhalus.
Kemudian, makna ini berkembang dengan arti menciptakan tanpa contoh
18
sebelumnya. Kata khalaqa dalam berbagai bentuknya memberikan
penekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.
Allah Al-Khaliq, artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala
sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari,
bulan, bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah.
Allah menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk
yang sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat. Al-Qur'an
menegaskan,
ْ )٧(ْْ‫انْ ِمنْْ ِطين‬
ِْ ‫لْشيءْْخلق ْهُْوبدأْْخلقْْاإلنس‬
َّْ ‫الَّذِيْأحسنْْ ُك‬
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah.”(QS. As-Sajdah : 7)
2. Meneladani Allah dengan sifat al Hadi
a. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
Dalam
perspektif
islam,
kreatif
dapat
diartikan
sebagai
kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah,
guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan
sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.
Orang-orang yang kreatif biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
sehingga tidak segan-segan untuk terus belajar dan bertanya. Hal ini
membuat orang-orang kreatif semakin cerdas dan berwawasan luas.Tak
heran jika orang-orang seperti ini menjadi lebih maju pola berpikirnya. Ia
tak mudah menyerah ketika kesulitan datang, mampu menyelesaikan
masalah dalam hidupnya, dan tentu saja berpotensi tinggi dalam meraih
kesuksesan. Berpikir membawa banyak manfaat bagi kita dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari, dalam mencari jawaban dan solusi
yang tepat untuk setiap permasalahan.
ْ‫ار ْويُك ِّ ِو ُْر‬
ِْ ‫ق ْيُك ِّ ِو ُْر ْاللَّيلْ ْعلى ْالنَّه‬
ِْ ِّ ‫ت ْواألرضْ ْ ِبالح‬
ِْ ‫سماوا‬
َّ ‫خلقْ ْال‬
َّ ‫ل ْوس َّخرْ ْال‬
ْ‫شمسْ ْوالقمرْ ْ ُكلْ ْيج ِري ْألجلْ ْ ُمس ًّمى‬
ِْ ‫النَّهارْ ْعلى ْاللَّي‬
ْ )٥(ْ‫ار‬
ُْ َّ‫يزْالغف‬
ُْ ‫أالْ ُهوْْالع ِز‬
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut
waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Az Zumar : 5)
b. Melakukan aneka amal kebaikan
Amal saleh adalah bukti dari keimanan seseorang. Artinya, orang yang
beriman kepada Allah SWT harus membuktikan keimanannya dengan
melakukan amal saleh. Dalam berbuat kebaikan harus disertai dengan
niat yang ikhlas karena Allah semata, sesuai dengan tuntunan AlQur'an,


19



ْ 
1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3)
c. Memanfaatkan sumber daya alam
Allah menyatakan dalam Al-Qur’an bahwa alam diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman,
ْ‫نْفِي‬
َّْ ِ‫ضْج ِميعًاْ ِمن ْهُْإ‬
ْ ِ ‫تْوماْفِيْاألر‬
ِْ ‫سماوا‬
َّ ‫وس َّخرْْل ُكمْْماْفِيْال‬
ْ )١٣(ْْ‫ذ ِلكْْآلياتْْ ِلقومْْيتف َّك ُرون‬
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah:13).
Ayat ini menjelaskan landasan teologis pembenaran pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dalam memanfaatkan alam, Islam menetapkan aturan mainnya.
Agama islam memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan alam
dengan cara yang baik dan menjadi manusia bertanggung jawab dalam
melindungi alam dan lingkungannya serta larangan merusaknya.
d. Melestarikan lingkungan hidup
Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan.
Hal ini tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika
menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang
pohon-pohon dan membunuh binatang. Apabila larangan tersebut
dilanggar maka ia akan mendapatkan dosa dan diharuskan membayar
denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi.
ْ‫ن‬
َّْ ‫عو ْهُْخوفًاْوطمعًاْ ِإ‬
ْ ِ ‫والْتُف ِسدُواْفِيْاألر‬
ُ ‫الحهاْواد‬
ِ ‫ضْبعدْْ ِإص‬
ْ )٥٦(ْْ‫ّللاِْق ِريبْْ ِمنْْال ُمح ِسنِين‬
َّْ ْْ‫رحمة‬
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.
Al A’raf: 56)
20
G. AL HAKIM
1. Pengertian al Hakim
Al-Hakim artinya yang memiliki hikmah, sifat, perbuatan dan pengetahuan
yang paling utama. Dengan hikmah-Nya, Allah menebarkan kemaslahatan,
kemanfaatan dan kemudahan yang lebih besar atau lebih baik. Dengan
hikmah-Nya pula menghalangi atau menghindarkan terjadinya
kemudharatan dan kesulitan yang lebih besar bagi makhluk-Nya. Tidak
ada keraguan dan kebimbangan dalam segala perintah dan larangan-Nya,
dan tak satu pun makhluk yang dapat menghalangi terlaksananya
kebijaksanaan atau hikmah-Nya
Allah menampakkan hikmah-Nya di balik segala sesuatu yang tampak
maupun yang tersembunyi; tidak ada perbuatan-Nya yang sia-sia dan
hampa dari hikmah. Allah menghamparkan berbagai hikmah agar makhluk
mengenali-Nya. Hal ini bukan ditujukan untuk kepentingan-Nya karena
Dia tidak membutuhkan apa-apa pun dari makhluk-Nya.
Sebagian Ulama juga mengartikan Al-Hakiim dengan pengertian bahwa
Allah mengetahui kebenaran secara mutlak dan bertindak berdasarkan
pengetahuan itu secara mutlak pula. Tindakan atau amalan tanpa ilmu
berarti kesesatan, sedangkan ilmu tanpa amalan adalah kesia-siaan.
Bagaimanapun sedikitnya kadar hikmah yang dikaruniakan kepada
seseorang, itu sangat berarti bagi mereka. Hikmah adalah karunia yang
amat besar setelah ilmu. Allah berfirman:
ْ‫يرا‬
ً ‫يُؤ ِتي ْال ِحكمةْ ْمنْ ْيشا ُْء ْومنْ ْيُؤتْ ْال ِحكمةْ ْفقدْ ْأُو ِتيْ ْخي ًرا ْك ِث‬
ْ )٢٦٩(ْ‫ب‬
ِْ ‫وماْيذَّ َّك ُْرْإِالْأُولُوْاأللبا‬
“Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah itu, maka benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak”. (QS. Al Baqarah: 269)
Imam Ghazali memahami kata hakim dalam arti pengetahuan tentang
sesuatu yang paling utama, dan yang paling utama adalah Allah sebagai
hakim yang sebenarnya. Karena Dia mengetahui ilmu yang paling abadi
dan tidak tergambar dalam benak dan tidak mengalami perubahan dalam
pengetahuanya. Hanya Dia pula yang mengetahui wujud yang paling mulia,
karena Dia yang paling mengenal hakekat dzat, sifat dan perbuatan-Nya.
2. Meneladani Allah dengan sifat al Hakim
a. Berilmu pengetahuan
Islam sangat memperhatikan, menghormati, dan menjunjung tinggi
martabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu,ْ seperti diterangkan
dalam firman Allah :
ْ )١١(ْْ‫ّللاُْالَّذِينْْآمنُواْ ِمن ُكمْْوالَّذِينْْأُوتُواْال ِعلمْْدرجات‬
َّْ ِْ‫يرف ْع‬
Niscaya Allâh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS. AlMujadilah: 11),
21
Berdasarkan ayat ini dapat diketahui bahwa Allah akan meninggikan
beberapa derajat orang-orang yang berilmu. Dalam ajaran Islam
mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Mencari ilmu
tanpa dibatasi waktu yaitu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat,
bahkan ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kewajiban
mencari ilmu dimulai ketika manusia masih berbentuk janin sampai ke
liang lahat. Dari ajaran ini, dapat kita simpulkan betapa luar biasanya
kedudukan ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu pengetahuan. Di
samping itu, ilmu dapat menjadi cahaya jalan yang menerangi jalan
dalam mencapai petunjuk dan kebaikan.
b. Berfikir untuk kemanfaatan dan kemaslahatan
Muslim yang meneladani Allah sebagai Al Hakim memiliki kesediaan
untuk menyampaikan ilmunya kepada orang lain, memiliki tanggung
jawab untuk memperbaiki masyarakat serta terpanggil hatinya untuk
menjadi pelopor terciptanya kemaslahatan dalam masyarakat.
Selain menyampaikan ilmunya kepada orang lain, dia juga selalu
berfikir untuk kemanfaatan dan kemaslahatan, baik untuk dirinya
sendiri atau untuk orang lain dengan memanfaatkan apa saja yang dia
miliki. Diterangkan dalam firman Allah :
ُْ‫ّللا‬
َّْ ْ ‫الَّذِينْ ْيسْت ِمعُونْ ْالقولْ ْفيت َّ ِبعُونْ ْأحسن ْهُ ْأُولئِكْ ْالَّذِينْ ْهدا ُه ُْم‬
ْ )١٨(ْ‫ب‬
ِْ ‫وأُولئِكْْهُمْْأُولُوْاأللبا‬
“Yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
di antaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (QS.
Az Zumar: 18)
c. Bersikap adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya atau menggunakan
sesuatu sesuai dengan kadarnya. Bersikap adil bukan saja dilakukan
kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Berperilaku sesuai
dengan ketentuan tanpa menyalahi aturan adalah salah satu bentuk
keadilan pada diri sendiri. Disiplin menggunakan waktu,
memperhatikan hak-hak jasmani dan rohani kita juga termasuk sikap
adil.
Salah satu aspek keadilan adalah memperhatikan hak-hak orang lain
dan memberikan hak-hak itu kepada setiap pemiliknya. Lawan dari
adil adalah zalim, dalam arti pelanggaran terhadap hak-hak diri sendiri
atau hak-hak orang lain. Kita tidak dapat menjadikan Kebencian
sebagai alasan kita untuk tidak berbuat adil, walaupun kebencian itu
tertuju kepada kaum non-Muslim. Perilaku adil ini sudah diterangkan
dalam al Qur’an :
ُ ْ‫ط‬
ْ‫لِلِ ْولوْ ْعلى‬
َّْ ِ ْ ْ‫شهداء‬
ِْ ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْ ُكونُوا ْق َّو ِامينْ ْ ِبال ِقس‬
ْ‫الِلُْأولى‬
َّْ ‫يراْف‬
ِْ ‫أنفُ ِس ُكمْ ْأ ِْوْالوا ِلدي‬
ً ‫ن ْواألقر ِبينْ ْ ِإنْْي ُكنْ ْغنِيًّاْأوْ ْف ِق‬
22
ْ‫ن‬
َّْ ِ ‫ضوا ْفإ‬
ُ ‫بِ ِهما ْفال ْتتَّبِعُوا ْالهوى ْأنْ ْتع ِدلُوا ْوإِنْ ْتلْ ُووا ْأوْ ْتُع ِر‬
ْ )١٣٥(ْ‫يرا‬
َّْ
ً ِ‫ّللاْكانْْبِماْتعملُونْْخب‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya atau
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi
saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan”. (QS Al-Nisa': 135)
d. Bertindak profesional
Profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan
sesuai dengan protocol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya
dan meminta gaji sebagai upah atas jasanya (wikepedia bahasa
Indonesia). Dalam pengertian lain, professional adalah tingkah laku,
suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang menandai atau
melukiskan coraknya suatu profesi. Professional mengandung arti
menjalankan suatu profesi untuk hasil atau keuntungan.
Terlepas dari pengertian diatas, bertindak profesional yang kita
maksudkan disini adalah bertindak sesuai dengan aturan yang ada,
tidak terpengaruh dengan perasaan apapun. Atau dapat kita definisikan
dengan melakukan sesuatu secara maksimal, tidak setengah-setengah.
Untuk dapat bertindak profesional kita memerlukan pengetahuan yang
maksimal sebagai pendukung tindakan kita, sehingga kita tidak
bertindak tanpa dasar. Berikut ini ciri-ciri orang yang profesional
diantaranya adalah :
1. Perfect; artinya menghendaki atau mengejar hasil yang sempurna.
2. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam bekerja
3. Memiliki sifat tekun dan tabah atau tidak cepat puas dengan hasil
yang diperoleh
4. Memiliki integritas yang tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
keadaan terpaksa
5. Memiliki kebulatan fikiran dan perbuatan sehingga menciptakan
efektifitas kerja dan semangat kerja yang tinggi, serta sifat pantang
menyerah.
Mari kita buat kesimpulan dari tujuh
ASMAUL KHUSNA……..
1. Al-Ghaffar artinya adalah Dzat yang menampakkkan kebagusan dan menutupi
kejelekan di dunia, dan memaafkan hukumannya di akhirat. Dari makna sifat
al Ghafar yang kita pelajari maka kita seharusnya memiliki sifat pemaaf,
berani mengakui kesalahan dan besar hati menutupi aib diri dan aib orang lain.
23
2. Ar-Razzaq adalah Allah yang berulang-ulang dan banyak sekali memberi
rezeki kepada mahluk-mahluk-Nya. Dia yang menciptakan rezeki dan
menciptakan yang mencari rezeki. Kita dapat mengambil pelajaran dari ar
Razzaq dengan semangat, sabar dan ikhlas dalam mencari dan membelanjakan
rezeki yang Allah berikan pada jalan yang diridhoi Allah.
3. Al Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh
kekuatan pengendalian dan keshahihanya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah
adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak
dapat di ingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan
yang ada.
4. Al-Hasib bermakna, Allah yang mencukupi siapa yang mengandalkannya.
Sifat ini tidak dapat disandang kecuali oleh Allah sendiri, karena hanya Allah
yang dapat mencukupi, juga diandalkan oleh setiap makhluk. Allah sendiri
yang dapat mencukupi semua makhluk, mewujudkan kebutuhan mereka,
melanggengkan bahkan menyempurnakanya.
5. Al-Hadi artinya Allah Maha Pemberi Petunjuk. Maksudnya adalah Allah swt
yang menganugerahkan petunjuk atau hidayah-Nya kepada hamba-hamba-Nya
yang dikehendaki sesuai dengan peranan mahluk sesuai tingkatanya. Maka
hanya kepada Allah-lah kita meminta petunjuk dan pertolongan.
6. Allah Al-Khaliq, artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala sesuatu.
Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang,
dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan
setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya
dengan ukuran yang paling tepat. Meneladani al Khaliq maka kita harus
menjadi hamba yang pandai bersukur dengan segala nikmat yang Allah
berikan kepada kita.
7. Meneladani sifat al hakim dapat melahirkan sifat-sifat terpuji seperti disiplin,
adil dan professional.
MARI BERDISKUSI
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Asmaul Khusna, maka seharusnya kita memiliki sikap
sebagai berikut :
1. Pemaaf, meneladani sifat al Ghaffar
2. Bisa menjaga rahasia (aib) dan qona’ah
3. Dermawan, karena dari tiap rezeki yang kita miliki ada bagian orang lain
4. Semangat,
5. Ikhlas dengan semua ketentuan yang Allah berikan kepada kita.
6. Selalu bersyukur kepada Allah dengan menambah ibadah kepada-Nya.
7. Pandai mengintrospeksi diri
8. Kreatif dan kritis
9. Sabar
10. Adil
11. Disiplin
12. Professional
24
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Menurut kalian bencana alam apa yang sering terjadi dimuka ini?
bagaimanakah cara kita menghadapi bencana tersebut?
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah rangkuman singkat materi yang sudah kalian pelajari.
D. KISAH TELADAN
Belajar dari kisah Nabi Ayyub as.
Nabi Ayyub as adalah putra dari Nabi Ish bin Ishak bin Ibrahim as, beliau adalah salah satu
manusia pilihan yang memiliki kesabaran dan ketaatan kepada Allah yang luar biasa. Nabi
Ayyub as dikenal sebagai utusan Allah yang sabar menghadapi cobaan mulai dari kehilangan
harta (kekayaan), kehilangan anak-anak, diberikan penyakit yang susah disembuhkan sampai
kehilangan istri yang sangat dicintainya.
Sebelumnya Nabi Ayyub as adalah seorang Nabi yang kaya raya, beliau memiliki ternak yang
bermacam-macam dari berbagai binatang ternak. Selain kaya raya, beliau juga orang yang
sangat baik, sangat peduli dengan orang-orang miskin, yatim piatu dan sangat menghormati
tamunya. Kekayaan yang Nabi Ayyub miliki tidak membuat keimanan dan ketakwaan Nabi
Ayyub kepada Allah berkurang. Hari-harinya diisi dengan bersujud dan bersyukur atas nikmat
yang Allah berikan padanya.
Ketakwaan Nabi Ayyub ini, membuat syaitan tidak nyaman kemudian syaitan meminta izin
pada Allah untuk mengganggu Nabi Ayyub as. Mulailah syaitan mengganggu Nabi Ayyub
dengan menghancurkan harta benda yang dimiliki, tapi cobaan ini tidak menggoyahkan
sedikitpun ketakwaan Nabi Ayyub. Selanjutnya cobaan-cobaan yang lain berdatangan silih
berganti mulai dari kehilangan anak-anak serta istrinya sampai cobaan berupa sakit yang
menjijikan, lama serta tidak ditemukan obatnya, tetapi semua cobaan tersebut dapat dilalui
dengan baik karena ketakwaan Nabi Ayyub kepada Allah.
Nabi Ayyub berprinsip bahwa apapun yang dimilikinya adalah titipan dari Allah, jika Allah
akan mengambilnya berarti Allah telah mencukupkan nikmat baginya, maka Nabi Ayyub
selalu bersyukur kepada Allah. Inilah kisah singkat Nabi Ayyub, hamba Allah yang
mendapatkan banyak cobaan tetapi tidak menggoyahkan aqidah serta ketakwaannya kepada
Allah. Semoga Allah menganugrahkan keimanan dan ketakwaan seperti yang Nabi Ayyub
kepada kita.
AYO BERLATIH….
a. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Sikap apa saja yang dapat kita teladani dari sifat Allah al Ghaffar?
2. Bagaimana Allah menjamin rizki makhluk-Nya?
3. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dengan meneladani sifat al Malik?
4. Bagaimanakah cara kita mengevaluasi diri ?
5. Jelaskan makna kreatif persfektif Islam !
b. Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Apa yang akan kalian lakukan apabila kalian mengalami kejadian atau peristiwa seperti
dibawah ini, dengan mengisi kolom di bawah ini :
25
Peristiwa yang kalian temui
Sikap yang akan kalian lakukan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rahmah memecahkan
kacamata yang kamu miliki
Kamu mendengarkan curhat
teman sebangku tentang
masalah pribadi yang sangat
rahasia
Kamu mendapatkan hadiah dari
program undian sebuah pusat
perbelanjaan
Setiap kali melakukan
percobaan kamu selalu gagal
Ayahmu seorang kuli bagunan,
ibumu buruh cuci pakaian…
Ketika kamu merasa lapar dan
tidak menemukan makanan
apapun di meja makan
Teman-teman kelas
mengucilkanmu
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai Asmaul Khusna coba kamu amati perilaku
berikut ini dan berikan komentar !
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Tanggapan / Komentar Anda
Walaupun selalu dihina karena
kecacatannya, Harun selalu
memaafkan teman-teman yang
menghinanya.
Aisyah selalu menciptakan karyakarya yang baru, yang belum
pernah diciptakan orang lain
sebelumnya
Riyadi selalu berobat dengan rutin
dan teratur meminum obat yang
diberikan dokter padanya, tanpa
mengeluh dengan penyakit yang
dideritanya
Hikam mencuri curi waktu
sekolahnya untuk melaksanakan
hoby balapan motornya
Dalam setiap hari Nafisah berhasil
menyelesaikan beberapa pekerjaan
Hikmah
‫ْرواهْابنْعساكر‬.‫إعملْلدنياكْكأنِّكْتعيشْأبداْواعملْألخرتكْكأنِّكْتموتْغدا‬
“Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan beramallah untuk
akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari “
(HR. Ibnu Asakir)
26
BAB II
MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
Cyberdakwah.com
Perpegangan tangan adalah simbol akhlak terpuji persatuan dan toleransi
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan beberapa rambu-rambu
yang harus dipatuhi bersama agar tercipta kehidupan yang nyaman dan
tentram. Akhlak atau tata karma dibagi menjadi dua, yang pertama akhlak
terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji yaitu akhlak yang sesuai dengan
kaidah yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad saw, sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Ketika seseorang menghiasi hari-harinya
dengan akhlak terpuji, akan mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain.
Sedangkan akhlak tercela adalah kebalikan dari akhlak terpuji. Semoga kita
terhindar dari akhlak tercela.
Pada bab ini akan kita pelajari beberapa bentuk akhlak terpuji yaitu amal
saleh, toleransi, tasamuh dan ukhuwah.
Kompetensi Inti (KI)
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
27
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuwan.
Kompetensi Dasar (KD)
1.2. Menghayati nilai-nilai positif dari amal salih, toleransi, musawah, dan ukhuwwah
2.2. Terbiasa berperilaku amal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah dalam kehidupan
sehari-hari
3.2. Memahami pengertian dan pentingnya amal saleh, toleransi, musawah dan ukhuwwah
4.2. Menyajikan fakta dan data pentingnya amal salih, toleransi, musawah, dan ukhuwah
Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan
mengomukasikan diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian amal salih, toleransi, musawah dan
ukhuwah
2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang beramal salih, toleransi,
musawah dan ukhuwah
3. Siswa dapat membiasakan berperilaku amal salih, toleransi, musawah dan
ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari
4. Siswa dapat menyebutkan pentingnya amal salih, toleransi, musawah dan
ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari
PETA KONSEP
28
MARI MENGAMATI!
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Berilah komentar atau pertanyaan gambar di
samping!
1.................................................................
2....................................................................
3.....................................................................
Berilah komentar atau pertanyaan gambar di
samping!
1. ................................................................
2. ..................................................................
3. .................................................................
B. MATERI INTI
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya
AMAL SALIH
1. Pengertian amal saleh
Amal soleh menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang
mendatangkan pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat
baik terhadap masyarakat atau sesama manusia. Amal soleh dari sisi Arab
yaitu amal dan soleh, amal berarti perbuatan dan soleh berasal dari kata
hasuna yang artinya baik atau lawan dari rusak.
Secara istilah amal soleh adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam
menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan
dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Amal soleh adalah setiap pekerjaan yang baik, bermanfaat dan patut
dikerjakan, baik pekerjaan yang bersifat ubudiyah (seperti; sholat, puasa,
29
zakat, haji dan lain-lain) atau pekerjaan yang bersifat sosial (seperti;
menolong orang lain, menyantuni anak yatim, peduli pada sesama dan
lain-lain)
Mahmud Syaltut berpendapat amal soleh adalah tiap perbuatan yang
mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri, kaum, keluarga dan
kemaslahatan umat manusia. Adapun amalan buruk adalah segala
perbuatan yang mendatangkan kejahatan, kemudaratan, kerusakan,
bencana dan lain-lain.
Sedangkan Sayyid Rasyid Ridha berpendapat tentang amal soleh sebagai
berikut :
1. Bukan kemuliaan seseorang yang berkata: sesungguhnya agama saya
lebih mulia, lebih sempurna, lebih benar dan lebih meyakinkan dan
seterusnya, namun hanya sebagai selogan dan buah bibir saja, tetapi
tidak diamalkan.
2. Sudah menjadi sunnatullah, menjadi hukum Illahi, bahwa setiap
perbuatan yang jahat akan diberi ganjaran dan sebaliknya.
3. Orang-orang yang mengerjakan amal kebaikan itu dibalut dengan iman
yang teguh, mereka itu dinamakan orang-orang yang beramal yaitu
orang-orang yang percaya kepada Allah dan hari akhirat, yang akan
masuk surga maka mereka tidak akan dirugikan sedikitpun dari pahala
amal yang mereka kerjakan.
Menurut Quraish Shihab, amal salih adalah pekerjaan yang jika dilakukan,
maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tiada, atau bisa juga
diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dengan melakukannya memperoleh
manfaat, berkesesuaian dan menolak mudharat.
2. Membiasakan berperilaku amal soleh dalam kehidupan sehari-hari
Membiasakan beramal soleh dalam arti luas, bagi umat Islam adalah suatu
kewajiban. Karena nilai baik atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amal
perbuatannya. Sebuah kaum mengalami kemajuan atau kehancuranpun
disebabkan karena perilaku baik atau tidak bangsanya.
Dasar hukum yang menunjukkan tentang pentingnya amal soleh adalah
firman Allah :
ًْ‫منْ ْع ِملْ ْصا ِل ًحا ْ ِمنْ ْذكرْ ْأوْ ْأُنثى ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفلنُح ِيينَّ ْهُْحياْة ًْطيِِّب ْة‬
ْ )٩٧(ْْ‫نْماْكْانُواْيعملُون‬
ِْ ‫ولنج ِزينَّ ُهمْْأجر ُهمْْبِأحس‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Dari firman Allah diatas, dapat kita fahami bahwa siapapun laki-laki atau
perempuan yang melakukan amal saleh dengan landasan iman kepada
Allah, maka Allah akan memberikan pahala dan kehidupan yang baik.
Menurut Ibnu Katsir, kehidupan yang baik adalah terciptanya ketentraman
jiwa, meskipun mendapat gangguan darimanapun. Sedangkan menurut
30
Ibnu Abbas, kehidupan yang baik adalah jika seseorang mendapat rezeki
yang halal dan baik dalam kehidupan di dunia ini.
Membiasakan beramal soleh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah
keharusan. Maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip amal saleh antara
lain :
a. Niat yang lurus
Dalam ajaran agama Islam, niat adalah adalah salah satu faktor
penentu amal seseorang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan
sesuatu hendaklah kita luruskan niat dan tujuan, yaitu hanya karena
Allah.
b. Ada manfaat
Setiap perbuatan yang hendak dilakukan harus benar-benar bermanfaat
baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Baik untuk kehidupan di
dunia maupun di akhirat, karena Islam mengajarkan bahwa perbuatan
yang tidak bermanfaat tidak boleh dilakukan, karena termasuk
perbuatan sia-sia.
c. Benar prosesnya
Satu perbuatan dapat disebut sebagai amal soleh atau tidak, dilihat dari
prosesnya bertentangan atau tidak dengan ajaran agama.
Perbuatan amal saleh secara umum meliputi semua perbuatan yang baik,
perbuatan yang mendatangkan kedamaian, perbuatan yang membuat orang
merasa senang dan nyaman. Tetapi dalam pembahasan ini akan kita bahas
amal soleh disiplin, yaitu disiplin dalam beribadah dan disiplin dalam
bekerja.
a. Disiplin dalam beribadah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ibadah dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang
didasari oleh peraturan agama
2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama
yang harus dituruti pemeluknya
3. Upacara yang berhubungan dengan agama
Ibadah berarti merendahkan diri dan tunduk, taat kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Ibadah juga dapat diartikan merendahkan diri pada Allah yaitu
tingkatan ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
Disiplin dalam beribadah berarti kita mentaati semua ketentuan yang
mengatur pelaksanaan ibadah kita. Misalnya sholat tepat pada
waktunya serta memenuhi syarat dan rukunnya.
Allah telah mengaruniakan kesempurnaan kepada manusia
dibandingkan makhluk yang lain dengan memberikan manusia akal
untuk berfikir sehingga dapat membedakan antara yang benar dan yang
salah.
31
Allah menciptakan manusia dengan dua amanat yang harus
dilaksanakan manusia, yaitu menjadi khalifah di muka bumi ini dan
amanat untuk beribadah, artinya manusia harus tunduk dan patuh
hanya Allah. Dijelaskan dalam firman Allah :
ْ‫صينْ ْل ْهُ ْال ِدِّينْ ْ ُحنفاءْ ْويُ ِقي ُموا‬
َّْ ْ ‫وما ْأ ُ ِم ُروا ْ ِإال ْ ِليعبُدُوا‬
ِ ‫ّللا ْ ُمخ ِل‬
َّ ْ‫صالةْْويُؤتُوا‬
ْ )٥(ْ‫ِينْالقيِِّم ِْة‬
ُْ ‫الزكاةْْوذ ِلكْْد‬
َّ ‫ال‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dan (menjalankan) agama dengan
lurus, supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah 98 : 5)
b. Disiplin dalam bekerja
Bekerja adalah suatu upaya sungguh-sungguh, dengan mengerahkan
seluruh aset, fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau
menampakkan arti dirinya sebagai bagian dari masyarakat. Dengan
kata lain lain bekerja adalah memanusiakan manusia.
Tetapi tidak semua aktifitas manusia dalam kehidupan sehari hari
dapat diartikan sebagai kegiatan bekerja. Ada tiga indikator yang harus
dipenuhi, pertama dilakukan dengan sengaja, kedua dilakukan karena
ada dorongan tanggung jawab, ketiga memiliki tujuan luhur (memberi
makna diri). Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja, tidak
mengandalkan orang lain atau bermalas-malasan hanya menanti belas
kasihan orang lain. Disiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk
memperoleh hasil yang memuaskan. Rosululloh memberikan contoh
bahwa sebaik-sebaik penghasilan adalah dari usaha sendiri dan
penghidupan yang bersumber dari penghasilan usahanya itu.
Disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Waktu bekerja digunakan untuk bekerja bukan untuk bermalasmalasan. Dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik,
sebaliknya yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan disiplin akan
memperoleh hasil tertinggal dengan yang lain. Dan semua itu akan
mempengaruhi kehidupannya.
Dalam sebuah hadis di jelaskan :
ْ‫إعمل ْلدنياك ْكأنِّك ْتعيش ْأبدا ْواعمل ْألخرتك ْكأنِّك ْتموت‬
ْ ‫ْرواهْالبيهقي‬.‫غدا‬
bekerjalah kamu untuk urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup
selamanya, dan bekerjalah untuk urusan akhiratmu seakan-akan kamu
akan mati esok hari (HR. Baihaqi)
Seseorang yang giat bekerja memiliki angan-angan akan hidup
selamanya, maka setiap ia akan mendapatkan kepuasan dengan
keberhasilan usaha atau kerjanya. Tetapi sebaliknya yang tidak
memiliki angan-angan hidup selamanya maka akan susah mendapatkan
penghasilan, suram dan tidak ada gairah dalam menjalani kehidupan.
32
3. Ciri-ciri Orang Yang Beramal Soleh
Salah satu golongan yang akan mendapat rahmat dari Allah adalah
golongan orang-orang yang soleh yaitu golongan orang-orang yang
senantiasa beramal semata-mata karena Allah semata. Ciri-ciri orang yang
dapat dikategorikan soleh adalah
1. Selalu memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal soleh
Memperbaiki hubungan dengan Allah dapat dilakukan melalui
memperbanyak kegiatan berdzikir kepada Allah. Membaca al Qur’an
adalah salah satu bentuk dzikir kepada Allah.
2. Selalu memperbaiki agamanya dengan beramal soleh
Kegiatan memperbaiki agama adalah dengan cara kita menuntut ilmu
tanpa henti, dan tanpa batasan waktu, usia dan tempat. Semua
dilakukan karena Allah swt.
3. Selalu ikhlas dan sabar dalam segala hal
Ikhlas dan sabar dalam menghadapi hidup ini adalah salah satu ciri
orang yang beramal soleh.
4. Nilai-nilai Positif Beramal Soleh
Setiap kita melakukan perbuatan yang kita lakukan akan memberikan
akibat kepada kita, apabila kita melakukan perbuatan baik maka akibat
yang akan kita terimapun baik. Berikut ini nilai-nilai positif beramal soleh:
Meningkatkan Kualitas Kemanusiaan
Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan
keyakinan dan motor penggerak untuk perilaku dan amal (aktivitas)
manusia. Iman sebagai syarat utama dalam mencapai kesempurnaan
(insane utama) dan merupakan langkah awal untuk menuju kesalehan
dan mewujudkan perilaku, amal saleh dan pengorbanan manusia bagi
pengabdian kepada Allah, karena iman juga terkait dengan amal saleh.
a. Menghargai Waktu
Orang yang beramal saleh selalu meghargai waktu, karena waktu yang
terjadi sekarang tidak mungkin terulang pada masa yang akan datang.
b. Membawa Kebahagiaan
Selain membawa kebahagiaan untuk diri sendiri, amal soleh juga
membawa kebahagiaan dan kebaikan untuk orang lain.
TOLERANSI
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan perbedaan dalam
segala aspek kehidupan. Seperti perbedaan agama, suku, bangsa, warna
kulit, keyakinan, aliran, gender dan lain sebagainya. Karena banyaknya
perbedaan ini, kemudian memunculkan benturan dan ketidak cocokan
yang sebetulnya bisa tidak terjadi, apabila ada “Toleransi” antar sesama.
Perbedaan dapat berubah menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan.
1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha
untuk tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu
yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus bahasa
Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat atau sikap
toleran. Kata toleran sendiri di definisikan sebagai bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)
33
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan
sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Toleransi dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap
dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompokkelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas
dalam suatu masyarakat.
Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang
berarti kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Secara
umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (arRahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan (al-Salam) dan
ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam
yang membedakan toleransi persfektif Islam dengan lainnya.
2. Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah
Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim
maupun non muslim. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair alMuslimin fii al-Mujtama’ al-Islami menyebutkan ada empat faktor
utama yang menyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi
perilaku umat Islam terhadap non Muslim, yaitu :
a. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya,
kebangsaannya dan keukunannya.
ْْ‫ولقدْ ْك َّرمنا ْب ِني ْآدمْ ْوحملنا ُهمْ ْ ِفي ْالب ِِّْر ْوالبح ِْر ْورزقنا ُهم‬
َّ ْْ‫ِمن‬
ْ )٧٠(ْ‫ضيال‬
ِْ ‫الط ِيِّبا‬
ِ ‫تْوفضَّلناهُمْْعلىْكثِيرْْ ِم َّمنْْخلقناْتف‬
“Dan sesungghnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki
dari yang baik-baik dan lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
(QS. Al-Isra’ : 70)
b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan
realitas yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka
kebebasan untuk memilih iman dan kufur.
ْْ‫احد ْة ًْوال ْيزالُونْ ْ ُمخت ِل ِفين‬
ِ ‫ولوْ ْشاءْ ْربُّكْ ْلجعلْ ْالنَّاسْ ْأ ُ َّم ْةً ْو‬
ْ )١١٨(
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan mausia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”
(QS. Hud : 118)
c. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran
seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang
akan menghakiminya nanti.
34
ْْ‫ّللاُْيح ُك ُْمْبين ُكم‬
َّْ )٦٨(ْْ‫ّللاُْأعل ُْمْبِماْتعملُون‬
َّْ ْ‫ل‬
ِْ ُ‫وإِنْْجادلُوكْْفق‬
ْ )٦٩(ْْ‫يومْْال ِقيام ِْةْفِيماْ ُكنتُمْْفِي ِْهْتخت ِلفُون‬
“Dan jika mereka membatah kamu, maka katakanlah:’Allah lebih
mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan’. Allah akan
mengadili diantara kamu paa hari kiamat tentan apa yang kamu
dahulu selalu berselisih padanya.” (QS. Al-Hajj : 68-69)
d. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan
mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang
musyrik. Allah juga mencela perbuatan zalim meskipun terhadap
kafir.
ُ ْ ِ‫لِل‬
ْ‫ط ْوال‬
ِْ ‫شهداءْ ْ ِبال ِقس‬
َّْ ِ ْ ْ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْ ُكونُوا ْق َّو ِامين‬
ْ‫ب‬
ُْ ‫آن ْقومْ ْعلى ْأال ْتع ِدلُوا ْاع ِدلُوا ْ ُهوْ ْأقر‬
ُْ ‫يج ِرمنَّ ُكمْ ْشن‬
ْ )٨(ْْ‫ّللاْخ ِبيرْْ ِبماْتعملُون‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ّللاْ ِإ‬
َّْ ْ‫ِللتَّقوىْواتَّقُوا‬
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat dengan taqwa, dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8)
3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Seharihari
Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam
sendiri mengandung pengertian agama yang damai, selamat dan
menyerahkan diri. Islam adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang
menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu menawarkan dialog
dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan tanpa paksaan.
Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang
mengajarkan kepada kita pentingnya toleransi. Diantaranya;
diceritakan Nabi Muhammad saw memberi makan seorang Yahudi
miskin setiap hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa
memaksakan agama Islam baginya. Dalam kisah lain diriwayatkan
oleh Imam Bukhori, bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi
melintas disebelah Nabi saw dan para sahabat, seketika Nabi saw
berhenti dan berdiri. Kemudian salah seorang sahabat berkata: kenapa
engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang
Yahudi? Nabi bersabda : bukankah dia juga manusia?. Subhanallah!
Dari ulasan dan contoh diatas, hendaknya kita sebagai umat Nabi
Muhammad saw atau sebagai seorang muslim terus berupaya
membiasakan diri dengan perilaku toleransi. Terutama dalam hal
memberikan kemudahan dalam bermuamalah bukan memaksakan
keyakinan. Kita sebagai umat Islam yang tinggal di Negara yang
memiliki keanekaragaman budaya, agama dan daerah wajib memiliki
sifat toleran. Terlebih toleransi antar umat beragama.
35
Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan
kepada : Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu
sendiri dan memiliki betuk ibadah (ritual) dengan system dan tata cara
sendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung jawab orang yang
memeluknya. Atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup
antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah
keagamaan, melainkan dalam sikap keberagaman pemeluk agama
dalam pergaulan hidup antara umat beragama dalam masalah
kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Dalam al-Qur’an surat alKafirun ayat 6 dijelaskan :
ْ )٦(ْ‫ِين‬
ِْ ‫ل ُكمْْدِينُ ُكمْْو ِليْْد‬
"untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."ْْ
Dalam Islam, diajarkan untuk mencari titik temu atau jalan keluar
apabila terjadi perselisihan. Apabila tidak ditemukan persamaan maka
masing-masing hendaknya mengakui keberadaan pihak lain dan tidak
perlu saling menyalahkan. Bahkan dalam al-Qur’an diajarkan kepada
Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk menyampaikan kepada
penganut agama lain setelah kalimat sawa’ (titik temu) tidak dicapai.
ْْ‫ّللاُ ْو ِإنَّا ْأوْ ْإِيَّا ُكم‬
َّْ ْ ‫ل‬
ِْ ُ‫ض ْق‬
ْ ِ ‫ت ْواألر‬
ِْ ‫سماوْا‬
َّ ‫قُلْ ْمنْ ْير ُزقُ ُكمْ ْ ِمنْ ْال‬
ْ‫)قُلْْالْتُسألُونْْع َّماْأجرمنا‬٢٤(ْْ‫لعلىْ ُهدًىْأوْْفِيْضاللْْ ُمبِين‬
ْ‫ح ْبيننا‬
ُْ ‫)قُلْ ْيجم ُْع ْبيننا ْربُّنا ْث ُ َّْم ْيفت‬٢٥(ْ ْ‫ل ْع َّما ْتعملُون‬
ُْ ‫وال ْنُسأ‬
ْ )٢٦(ْ‫حْالع ِلي ُْم‬
ُْ ‫قْو ُهوْْالفتَّا‬
ِْ ِّ ‫ِبالح‬
“Katakanlah:’Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan
dari bumi?’ katakanlah :”Allah”, dan sesungguhnya Kami atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam
kesesatan yang nyata. Katakanlah:’Kamu tidak akan ditanya
(bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak
akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat.
Katakanlah:’Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian
Dia meberi keputusan antara kita dengan benar, dan Dia-lah Maha
pemberi keputusan lagi Maha mengetahui.” (QS. Saba :24-26)
Islam juga tidak melarang jalinan persaudaraan dan toleransi antar
umat beragama, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua
belah fihak menghormati hak-hak masing-masing.
ْْ‫ِّينْولمْْيُخ ِر ُجو ُكمْْ ِمن‬
ِْ ‫نْالَّذِينْْلمْْيُقا ِتلُو ُكمْْ ِفيْال ِد‬
ِْ ‫ّللاُْع‬
َّْ ْ‫الْينها ُك ُْم‬
ُ ‫ار ُكمْْأنْْتب ُّروهُمْْوتُق ِس‬
ْ )٨(ْْ‫ِطين‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫طواْإِلي ِهمْْإ‬
ِ ‫ّللاْيُ ِحبُّْْال ُمقس‬
ِ ‫دِي‬
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan
tidak pula mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8)
4. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
36
Beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi,
diantaranya adalah :
a. Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
b. Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
c. Menerima saran dan kritik dari orang lain
d. Menerima nasehat orang lain
e. Tidak sombong
f. Tidak egois
g. Tidak memaksakan kehendak
h. Tidak meremehkan orang lain.
5. Nilai-nilai positif Toleransi
Nilai-nilai positif toleransi adalah
1. Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat
2. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
3. Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesame
4. Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam
masyarakat
5. Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
MUSAWAH
Kehidupan ini akan kita rasakan baik atau tidak, nyaman atau tidak
nyaman tergantung bagaimana cara kita menjalaninya. Apabila dalam
kehidupan ini kita merasa paling bisa segalanya dan selalu menginginkan
posisi yang tinggi, selalu ingin dihargai tanpa mau menghargai orang lain,
maka kedamaian hidup tidak akan mungkin kita dapatkan. Agama Islam
mengajarkan kepada kita bahwa kedudukan manusia dihadapan Allah
adalah sama, yang akan membedakan hanya takwa dan ketaatan kita
kepada Allah.
1. Pengertian Musawah
Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah
musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan
terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap
seseorang yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang
lain. Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan
tetapi perbedaan tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas
antara satu dan yang lainnya.
Sebagian ulama memahami al musawwah sebagai konsekwensi logis
dari prinsip as-syura dan al-aadalah.
2. Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Seharihari
Merasa diri sejajar dengan orang lain adalah sifat terpuji, pada
dasarnya setiap manusia dihadapan Allah memiliki posisi atau status
yang sama, yang membedakan kita adalah ketakwaan. Jadi, dalam
kehidupan sehari-sehari hendaklah kita bersikap apa adanya dan jangan
membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
37
Sikap musawah sangat diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan,
karena dengan demikian setiap memutuskan sebuah kebenaran maka
kita akan besifat relatif tidak berdasarkan ketentuan atau kedudukan
tertentu. Pada dasarnya manusia memiliki dua pilihan status. Pertama,
status karena ikatan primodial yaitu ikatan yang diperoleh melalui asal
usul keturunan, warna kulit dan suku bangsa. Status yang pertama ini
tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi seseorang. Kedua,
status yang diperoleh dari hasil kemampuan dan usahanya sendiri.
Status yang kedua ini, kemudian melahirkan sikap berkompetisi dalam
kebaikan (fastabiqul khairat).
3. Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah
Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah
lakunya setiap hari, diantaranya adalah:
a. Tidak sombong
b. Menghargai karya orang lain
c. Menghargai kedudukan dan profesi orang lain
d. Menerima kritikan sebagai saran yang membangun
e. Tidak merasa paling benar
f. Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang
lain
4. Nilai-nilai Positif Musawah
Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya
adalah :
a. Terciptanya hidup yang damai dan tentram
b. Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling
menghargai
c. Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak
d. Terhindar dari sikap diskriminasi
UKHUWWAH
Kalimat ukhuwah sudah seringkali kita dengar, ukhuwah merupakan
sesuatu yang sangat penting dan mendasar bagi kehidupan, baik kehidupan
beragama maupun kehidupan bernegara.
1. Pengertian Ukhuwwah
Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”.
Ukhuwah dalam konteks bahasa Indonesia, memiliki arti sempit seperti
saudara kandung dan dalam arti yang luas ukhuwah adalah hubungan
pertalian antara sesama manusia dan hubungan kekerabatan yang akrab
diantara mereka.
Dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang
mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas
yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok
pada kelompok lain dalam interaksi sosial.
38
Dalam konteks masyarakat Islam, istilah ukhuwah berkembang
menjadi ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan yang bersifat
Islami atau persaudaraan yang diajarkan Islam.
ْْ‫ّللا ْلعلَّ ُكم‬
َّْ ْ ‫ِإنَّما ْال ُمؤ ِمنُونْ ْ ِإخوةْ ْفأص ِل ُحوا ْبينْ ْأخوي ُكمْ ْواتَّقُوا‬
ْ )١٠(ْْ‫تُرح ُمون‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. AlHujurat : 10)
Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan
adanya dua hal, yaitu :
a. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan,
pengalaman, kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita.
b. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan
melakukan kerja sama dengan orang lain.
2. Macam-macam Ukhuwah
Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya
dalam kehidupan kita, yaitu :
a. Ukhuwah keagamaan
Ukhuwah keagamaan adalah ukhuwah yang tumbuh dan
berkembang karena persamaan keimanan atau keagamaan.
Kemudian kita mengenalnya dengan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah
keagamaan mempunyai dasar konseptual yang bersumber dari al
Qur’an dan Hadis, antara lain :
َّ ْ ‫صالةْ ْوآت ُوا‬
ْ‫ِّين‬
ِْ ‫الزكاةْ ْفإِخوانُ ُكمْ ْفِي ْال ِد‬
َّ ‫فإِنْ ْتابُوا ْوأقْا ُموا ْال‬
ْ )١١(ْْ‫تْ ِلقومْْيعل ُمون‬
ِْ ‫لْاآليا‬
ُْ ‫ص‬
ِّ ِ ‫ونُف‬
“jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
Maka (mereka) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At
Taubah : 11)
ْ ‫ْرواهْالبخاري‬.ْ‫المؤمنْللمؤمنْكالبنيانْيشدِّْبعضهْبعضا‬
“Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah laksana
bangunan. Sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR.
Bukhari)
Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi saw
ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Pada saat petama kali
rombongan sahabat dari Makkah (Muhajirin) tiba, pada saat itu
pula Nabi saw langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka
kepada orang-orang mukmin yang ada di Madinah (Anshar),
sehingga terikat tali ukhuwah keagamaan yang kuat antara kaum
39
Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka sama-sama Islam, sama-sama
menjalankan ibadah yang diajarkan dalam Islam seperti sholat,
puasa, zakat dan lain-lain, mereka juga sama-sama berjihad di jalan
Allah dan sama-sama mengorbankan jiwa hartanya di jalan Allah,
sebagaimana firman Allah :
ْ‫ن ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْوهاج ُروا ْوجاهدُوا ْ ِبأموا ِل ِهمْ ْوأنفُ ِس ِهمْ ْفِي‬
َّْ ‫ِإ‬
ْْ‫ض ُهمْ ْأْو ِليا ُْء ْبعض‬
َّْ ْ ‫ل‬
ِْ ‫س ِبي‬
ُ ‫ّللاِ ْوالَّذِينْ ْآووا ْونص ُروا ْأُولئِكْ ْبع‬
ْ )٧٢(
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orangorang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan
(kepada orang-orang Muhajirin), mereka satu sama lain lindung
melindungi.” (QS. Al Anfal : 72)
Ukhuwah Islamiyah tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau
ras sebab seluruh umat Islam di dunia dimanapun mereka berada
adalah bersaudara. Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam)
harus diorientasikan pada delapan prinsip pokok, yaitu :
1. Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni
aqidah yang disimpulkan dalam kalimat sahadat
2. Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
3. At ta’awun (saling menolong antar sesama)
4. Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
5. Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
6. Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua
bidang)
7. Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
8. Membentuk pemerintahan yang Islami
b. Ukhuwah kebangsaan
Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau
Islamiyah saja, Islam juga memiliki ajaran tentag ukhuwah
kebangsaan atau yang kita kenal dengan ukhuwah wathaniyyah,
yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar
nasionalisme. Dapat diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan
persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda agama. Dalam al
Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku
dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan
kehendak Allah, perbedaan juga demi kelestarian hidup sekaligus
demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di dunia ini. Allah
berfirman :
ْْ‫احد ْة ً ْول ِكنْ ْ ِليبلُو ُكمْ ْفِي ْما ْآتا ُكم‬
َّْ ْ ْ‫ولوْ ْشاء‬
ِ ‫ّللاُ ْلجعل ُكمْ ْأ ُ َّم ْةً ْو‬
ْ )٤٨(ْ‫ت‬
ِْ ‫فاست ِبقُواْالخيرا‬
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah menguji kamu terhadap peberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. AlMaidah :48)
40
Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah kondisi yang
diperlukan untuk menciptakan partisipasi masyarakat dalam proses
pencapaian tujuan bersama. Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah
Rasulullah saw ajarkan pada peristiwa piagam madinah.
Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang
dibangun oleh Rasulullah saw antara lain;
1) Egalitarisme
2) Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan
kesukuan, keturunan, ras dan lain sebagainya.
3) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
4) Penegakan hukum dan keadilan
5) Toleransi dan pluralism
6) Musyawarah
Dalam mewujudkan masyarakat tersebut, tentu saja dibutuhkan
manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat
ukhuwah kebangsaan. Ukhuwah kebangsaan merujuk pada firman
Allah :
ًّ ‫ّللاِ ْ ِلنتْ ْل ُهمْ ْولوْ ْ ُكنتْ ْف‬
ْ‫ب‬
ِْ ‫ظا ْغ ِليظْ ْالقل‬
َّْ ْ ْ‫فبِما ْرحمةْ ْ ِمن‬
ْْ‫ف ْعن ُهمْ ْواستغ ِفرْ ْل ُهمْ ْوشا ِور ُهم‬
ُْ ‫النفضُّوا ْ ِمنْ ْحو ِلكْ ْفاع‬
ُّْْ‫ّللا ْيُ ِحب‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ‫ّللاِ ْ ِإ‬
َّْ ْ ‫فِي ْاألم ِْر ْفإِذا ْعزمتْ ْفتو َّكلْ ْعلى‬
ْ )١٥٩(ْْ‫ال ُمتو ِ ِّك ِلين‬
“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orag-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila
setiap masyarakat memiliki sikap yang sama walaupun dalam
perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah :
a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami
pendapat, aspirasi dan kepentingan sesama
b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih
yang terbaik dan lebih memberi maslahat serta memberi
manfaat dari beberapa alternative yang ada
c. Integrative;
kesediaan
untuk
menyesuaikan
dan
menyelenggarakan berbagai macam kepentingan dan aspirasi
secara benar, adil dan proporsional.
c. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab
41
Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam
seketurunan dan kebangsaan. Model ukhuwah ini lebih sempit dari
bentuk sebelumnya, karena lingkup persaudaraannya hanya
meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air.
Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada
prinsip al-tasamuh (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik
antar umat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang
yang tidak sefaham, tidak mengganggu peribadatan serta tetap
menjaga ukhuwah wathaniyahnya.
d. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia.
Dalam ajaran Islam kita mengenalnya dengan istilah ukhuwah
basyariyah yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas
dasar kemanusiaan.
Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim
persaudaraan hakiki yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan
yang bersifat universal. Seluruh manusia di dunia adalah
bersaudara. Ayat yang mendasari ukhuwah Insaniyah adalah
ْ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْيسخْرْ ْقومْ ْ ِمنْ ْقومْ ْعسى ْأنْ ْي ُكونُوا‬
ْ‫ن‬
َّْ ‫ن ْخي ًرا ْ ِمن ُه‬
َّْ ‫خي ًرا ْ ِمن ُهمْ ْوال ْنِساءْ ْ ِمنْ ْنِساءْ ْعسى ْأنْ ْي ُك‬
ْ‫وق‬
ُْ ‫س‬
ِْ ‫والْتل ِم ُزواْأنفُس ُكمْْوالْتناب ُزواْ ِباأللقا‬
ُ ُ‫بْ ِبئسْْاالس ُْمْالف‬
َّ ْ‫انْومنْْلمْْيتُبْْفأُولئِكْْهُ ُْم‬
ْ )١١(ْْ‫الظا ِل ُمون‬
ِْ ‫بعدْْاإليم‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merenahkan sekumpulan yang lain, boleh
jadi yang direndahkan itu lebi baik. Dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar yang
mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
mereka itulah orag-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujarat : 11)
3. Pendekatan Ukhuwah
Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar
ukhuwah, yaitu
a. Ta’aruf
Ta’aruf adalah usaha saling mengenal sesama manusia, baik secara
batiniah maupun lahiriyah. Saling mengenal antar umat Islam
merupakan wujud nyata ketaataan kepada Allah. Ketika kita saling
mengenal, maka akan tercipta interaksi, adanya interaksi dapat
membuat ukhuwah lebih solid dan abadi.
b. Tafahum
42
Tafahum artinya saling memahami kelebihan atau kekurangan
sesama. Seorang muslim hendaknya memperhatikan keadaan
saudaranya, sehingga dapat memberikan pertolongan sebelum
diminta. Tanpa tafahum, proses ukuwah tidak akan terjalin, dengan
saling memahami kita akan dapat menerima kelebihan dling an
kekurangan saudara kita.
c. Ta’aawun
Ta’awun berarti saling menolong (tolong menolong). Ta’awun
dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran
(berdiskusi dan saling menasehati) dan aaman (saling membantu).
Saling membantu disini, tentu saja saling bantu dalam kebaikan
bukan saling membantu keingkaran atau perbuatan maksiat.
d. Tafakul
Tafakul dapat diartikan saling menjamin atau saling menjaga,
sehingga melahirkan rasa aman.
Dengan empat prinsip dasar diatas, ukhuwah dapat terjalin dengan
baik. Lebih spesifik untuk ukhuwah Islamiyah, empat prinsip dasar
diatas akan membuat umat Islam semakin mengenal, mencintai,
memahami dan tolong menolong satu dengan yang lainnya. Ketika ada
saudara yang menghadapi masalah, mereka dapat merasakan
permasalahan saudaranya dengan saling membantu keluar dari
permasalahan tersebut. Dalam sebuah hadis diterangkan,
“Perumpamaan orang beriman dalam sayang menyayangi, cinta
mencintai dan tolong menolong antar sesama, mereka seperti satu
tubuh yang apabila satu bagian tubuh menderita sakit, maka seluruh
tubuh akan merasakan sakit pula karena tidak dapat tidur dan panas.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Nilai-nilai Positif Ukhuwah
Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan
kualitas ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya,
tetapi sekaligus sebagai perekat sosial untuk meperkokoh
kebersamaan. Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau
tidaknya sikap saling memahami dalam interaksi sosial dan
komunikasi. Diantara nilai-nilai positif yang perlu kita perhatikan
sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah :
a. Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta
b. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa
c. Memohon di do’akan apabila berpisah
d. Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan
muhrim)
e. Melaksanakan silaturrahmi
f. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
g. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
h. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
i. Mengucapka selamat berkenaan pada saat-saat keberhasilan
43
Mari kita buat kesimpulan dari
materi diatas……………….!
1.
2.
3.
4.
5.
Amal saleh adalah pekerjaan yang apabila dikerjakan, maka suatu kerusakan
akan terhenti atau menjadi tidak ada sama sekali. Atau amal saleh dapat
diartikan setiap perbuatan yang medatangkan efek positif baik kepada pelaku
maupun kepada orang lain. Amal saleh juga akan mendatangkan rahmat Allah
swt dan rasa damai dalam jiwa.
Ukhuwah adalah sikap saling menghargai kepada sesama hingga melampaui
batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang sosial, keturunan, gender dan
lain-lain.
Musawah adalah perasaan sama, yaitu sikap seseorang memandang dirinya
sama atau sederajat dengan orang lain.
Sikap Musawah akan ada apabila diantara umat manusia tidak ada perasaan
ingin lebih dihormati atau dipandang lebih hebat dari orang lain.
Toleransi adalah sikap lapang dada terhadap perilaku dan agama atau
keyakinan orang lain. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling
menghargai perbedaan yang ada, secara pribadi maupun kelompok. Sikap ini
sangat penting untuk menjaga hubungan antar manusia dan antar pemeluk
agama agar tercipta kehidupan yang harmonis. Tidak dibenarkan dalam
toleransi perbuatan mencampur adukkan keyakinan dan ibadah ritual apalagi
sampai terjadi pengaburan keyakinan yang pokok atau mendasar
MARI BERDISKUSI
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas, dengan teman sekelasmu.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Akhlak terpuji yaitu amal salih, toleransi, musawwah dan
ukhuwwah maka kita harus memiliki sikap sebagai berikut :
1. Selalu berusaha melakukan kebaikan-kebaikan dalam setiap sendi kehidupan
2. Berprinsip lebih baik memberi daripada menerima
3. Berusaha memahami bahwa dalam kehidupan ini pasti ada perbedaan
4. Menjadikan perbedaan sebagai alat pemersatu yang baik
5. Meyakini bahwa perbedaan adalah hikmah
6. Besikap tidak merasa paling hebat atau paling segala-galanya dibandingkan dengan yang
lainnya.
7. Selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan sesama
44
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Buatlah bagan keterkaitan antara akhlak terpuji amal soleh, toleransi,
musawwah dan ukhuwwah!
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Amatilah kondisi kehidupan lingkungan masyarakat di sekitarmu,
bagaimanakah semangat mereka dalam beramal salih, toleransi, musawwah dan
menciptakan ukhuwah di lingkunganmu! Buatlah laporanmu secara tertulis!
D. KISAH TELADAN
Mari kita belajar toleransi dari Rosul dan Sahabat
Dikisahkan dalam sebuah hadis, dari Jabir bin Abdullah ra berkata : suatu jenazah
melewati kami, lalu Nabi berdiri karenanya, dan kamipun berdiri. Kami
bertanya;’wahai rosul, jezanah itu adalah jenazah orang Yahudi’. Beliau bersabda;
’jika kamu melihat jenazah, maka berdirilah!
Selain sikap toleransi yang diajarkan Rosul diatas, para sahabatpun mengajarkan
kepada kita untuk bertoleransi kepada sesama. Dikisahkan pada masa khalifah Umar
bin Khattab. Pada suatu hari, khalifah Umar dan Sophorinus melakukan inspeksi
pada sebuah gereja tua bernama Holy Sepulchre. Saat tiba waktu sholat, Sophorinus
menawarkan kepada khalifah untuk sholat di dalam gereja, tetapi khalifah
menolaknya dengan berkata: ”jika saya sholat di dalam, maka kelak umat Islam
setelah saya mengira ini adalah miliknya, hanya karena saya pernah sholat disini”.
Beliau kemudian mengambil sebuah batu dan melemparkannya keluar gereja,
ditempat batu itu jatuhlah khalifah melaksanakan sholatnya. Khalifah Umar
kemudian menjamin bahwa gereja itu tidak akan diambil atau dirusak sampai
kapanpun dan tetap terbuka untuk peribadatan umat Kristen.
AYO BERLATIH…
Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !
1. Nilai positif apa sajakah yang akan kita dapatkan apabila kita mengamalkan
amal soleh dalam kehidupan sehari-hari?
2. Mengapa sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan ?
3. Jelaskan pemahamanmu tentang konsep musawah !
4. Faktor apa sajakah yang memunculkan sikap ukhuwah dalam kehidupan
bermasyarakat ?
5. Apa saja yang harus kita lakukan ketika kita ingin menjaga kelestarian
berukhuwah ?
45
a. Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Carilah beberapa hadis atau ayat al Qur’an yang berkaitan dengan akhlak terpuji dengan
mengisi kolom di bawah ini :
No.
Hadis atau Ayat al Qur’an
Akhlak Terpuji
Amal sholih
1.
Toleransi
2.
Musawah
3.
Ukhuwwah
4.
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai
perilaku berikut ini dan berikan komentar !
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Akhlak Terpuji, coba kalian amati
Tanggapan / Komentar Anda
Clarisa dan Hilwa seringkali
mendiskusikan faham-faham
agama yang mereka anut.
Rahman memberikan tempat
duduknya kepada seorang ibu
hamil yang berdiri di dalam bis
kota
Meskipun anak seorang menteri,
Hazeem selalu duduk dikursi depan
setiap pak Rudi mengantarkannya
ke sekolah
Setiap hari raya iedul fitri keluarga
besar pak Sulaiman selalu
mengadakan acara halal bi halal
Walaupun sakit soleh tetap
berangkat bekerja karena ia merasa
bertanggung jawab dan konsekwen
dengan tugas-tugasnya.
Hikmah
ِّ
ْ‫ْرواهْالخطيبْعن‬.ْ‫سعادةْك ِّلْالسعادةْطولْالعمرْفىْطاعةْهللا‬
ِّ ‫إنْال‬
ْ ْ‫عبدْهللاْعنْأبيه‬
“Sesungguhnya kebahagiaan yang mencakup semua kebahagiaan adalah umur panjang
dan taat kepada Allah“
(HR. Al Khatib melalui Abdullah dari bapaknya)
46
BAB III
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
Ifanjayadi1980.wordpress.com
mudah terpancing amarah adalah akhlak tercela
Akhlak dapat diterjemahkan dengan perilaku, kebiasaan atau adat
istiadat. Dalam pembagiannya, akhlak dibedakan menjadi dua yaitu akhlak
terpuji dan akhlak tercela. Akhlak tercela adalah perbuatan atau sikap yang
membawa kerugian pada pelaku dan pada orang lain.
Diantara akhlak-akhlak tercela yang akan kita bahas pada materi ini adalah
nifaq dan keras hati. Kedua akhlak tercela ini sangat merugikan, dan hanya
mendatangkan kehancuran semata.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
47
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak
efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD)
1.3. Menyadari dampak negatif dari perilaku nifaq dan keras hati (pemarah)
2.3. Menghindari nilai-nilai negatif akibat perilaku nifaq dan keras hati (pemarah)
3.3. Memahami pengertian nifaq dan keras hati (pemarah)
4.3. Memaparkan dampak negatif dari perilaku nifaq dan keras hati (pemarah)
Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan
mengomukasikan diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian nifaq dan keras hati ( pemarah )
2. Siswa dapat menjelaskan bentuk dan contoh-contoh perilaku nifaq dan keras
hati ( pemarah )
3. Siswa dapat menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku nifaq dan keras
hati ( pemarah )
4. Siswa dapat menyebutkan dampak negatif perilaku nifaq dan keras hati
(pemarah)
PETA KONSEP
MARI MENGAMATI!
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Amati Gambar Berikut ini
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
48
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
Amati Gambar Berikut ini
www.centroone.com
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
B. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
NIFAQ
1. Pengertian Nifaq
Nifaq (hipokrit, bermuka dua) berasal dari kata ‫( النافقاء‬naafiqaa’). Nifaq secara
bahasa (etimologi) berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan
sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dicari dari lobang yang satu, maka
ia akan keluar dari lobang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari
kata ‫(النفق‬nafaq) yaitu lobang tempat bersembunyi.Nifaq secara bahasa berarti
ketidaksamaan antara lahir dan batin.
Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan
kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.Pelakunya
dinamakan munafik. Pada sisi pelakunya dapat berarti, manusia secara lahiriah
memperkenalkan dirinya seorang muslim dan mengaku beriman, tapi secara
batin ia adalah seorang kafir dan tidak memiliki keyakinan seperti apa yang
diucapkannya.Menurut al-Hafizh Ibnu Katsir mereka adalah orang-orang yang
keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu Allah
memperingatkan dengan firman-Nya:
ْ )٦٧(ْْ‫نْال ُمنافِ ِقينْْ ُه ُْمْالفا ِسقُون‬
َّْ ِ‫إ‬
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At
Taubah: 67)
2. Macam-macam perilaku nifak
a. Nifaq ‘amaliy (perbuatan)
Nifaq ‘amaliy(nifak kecil) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan
perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati.
Nifaq jenis ini tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama
(murtad).Rasulullah menjelaskan karakteristik pelaku nifak, perhatikan hadis
berikut,
49
َّ َّ‫ّللاِْصل‬
َّ ْ‫سول‬
ْ‫ق‬
ُ ‫عنْأبِيْ ُهريرةْ أ َّنْر‬
ِ ِ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْآيةُْال ُمناف‬
ْ ْ‫ثالثْإِذاْحدَّثْكذبْوإِذاْوعدْأخلفْوإِذاْاؤت ُ ِمنْخان‬
Dari Abu Hurairah ra , ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga
tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia
mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat (HR. Muslim)
َّ َّ‫ُّْللاِْصل‬
َّ ‫سول‬
َّ ‫عنْعبد‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْأربع‬
ُ ‫قالْر‬,ْ‫ِّْللاِْب ِنْعمرْقال‬
ْ‫ْمن ُه َّنْكانتْفِي ِه‬
ِ ‫صاْومنْكانتْفِْي ِه ْخلَّة‬
ً ‫من ْ ُك َّن ْفِي ِه ْكانْ ُمنافِقًاْخا ِل‬
ْ‫ْمنْنِفاقْحتَّىْيدعهاْ ِإذاْحدَّثْكذبْوإِذاْعاهدْغدرْو ِإذاْوعد‬
ِ ‫خلَّة‬
ْ‫سفيان ْو ِإن ْكانت ْفِي ِه‬
ِ ‫أخلف ْو ِإذاْخاصم ْفجرْ غير ْأ َّن ْفِيْحدِي‬
ُ ْ‫ث‬
ْ‫ق‬
ِْ ‫ْمنْال ِنِّفا‬
ِ ‫ْمن ُه َّنْكانتْ ِفي ِهْخْصلة‬
ِ ‫خصلة‬
Dari Abdullah bin Amru ra, ia berkata:Rasulullah SAW pernah bersabda:
Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah munafik
murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat
tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia
tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia
berkhianat, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia
berbuat curang. (HR. Muslim)
b. Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)
Yaitu nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi
menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya keluar
dari agama dan dia berada di dalam kerak Neraka. Allah menyifati para
pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan, seperti kekufuran, ketiadaan
iman, mengolok-olok dan mencaci agama dan pemeluknya serta
kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan mereka dalam
memusuhi Islam.
ْ‫يرا‬
ِْ َّ‫ل ْ ِمنْ ْالن‬
ِْ ‫ك ْاألسف‬
ِْ ‫ن ْال ُمنافِ ِقينْ ْفِي ْالدَّر‬
َّْ ‫ِإ‬
ً ‫ص‬
ِ ‫ار ْولنْ ْت ِجدْ ْل ُهمْ ْن‬
ْ )١٤٥(
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa : 145)
3. Tanda-tanda Pelaku Nifak
Pelaku nifak disebut dengan munafik. Adapun tanda-tanda orang munafik
seperti diterangkan dalam hadis Nabi Muhamad saw yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim yaitu :
a. Bila Berbicara Dusta
Berdusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kebenaran, baik
dengan ucapan maupun dengan isyarat seperti menggelengkan kepala atau
mengangguk. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangatsangat dicela. Jangan mudah berkata dusta walau dalam perkara-perkara
kecil. Karena demikian itu akan mengurangi kepercayaan orang kepada kita
50
saat kita menyampaikan kebenaran.Karenanya, Umat Islam diperingatkan
secara umum agar tidak berdusta.
ْْ‫ّللاِ ْوأُولئِكْ ْ ُه ُْم ْالكا ِذبُون‬
َّْ ْ ‫ت‬
ِْ ‫ِإنَّما ْيفت ِري ْالكذِبْ ْالَّذِينْ ْال ْيُؤ ِمنُونْ ْ ِبآيا‬
ْ )١٠٥(
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang
yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orangorang pendusta.(QS. Al-Nahl: 105)
b. Bila berjanji mengingkari
Janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan atau kesanggupan untuk
berbuat, melakukan sesuatu tetapi tidak ditepati. Mengingkari janji berarti
tidak menepati kesediaan atau kesanggupan yang telah dibuat. Pada masalah
ini, terbagi kepada dua jenis: Pertama, seseorang berjanji padahal di dalam
niatannya tidak ingin menepatinya. Ini merupakan pekerti paling buruk.
ْْ‫ضوا ْاأليمانْ ْبعدْ ْتو ِكيدِها ْوقد‬
َّْ ْ ‫وأوفُوا ْ ِبعه ِْد‬
ُ ُ‫ّللاِ ْ ِإذا ْعاهدتُمْ ْوال ْتنق‬
ْ )٩١(ْْ‫ّللاْيعل ُْمْماْتفعلُون‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ّللاْعلي ُكمْْك ِفيالْ ِإ‬
َّْ ْ‫جعلت ُ ُْم‬
Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat.(QS. Al-Nahl: 91)
Kedua, Berjanji pada dirinya untuk menepati janji, kemudian timbul sesuatu,
lalu mengingkarinya tanpa alasan. Dalam hadits yang dikeluarkan Abu Daud
dan at-Turmudzi dari hadits Zaid bin Arqam, dari nabi SAW, beliau
bersabda, “Bila seorang laki-laki berjanji dan berniat menepatinya namun
tidak dapat menepatinya, maka tidak apa-apa baginya (ia tidak berdosa).”
c. Bila dipercaya mengkhianati
Khianat adalah mengingkari tanggung jawab, berbuat tidak setia atau
melanggar janji yang telah dibuat. Secara umum, khianat artinya
mengingkari tanggung jawab yang telah dipercayakan, baik daang dari Allah
maupun dari orang lain. Apabila seseorang diberi amanah, maka ia wajib
melaksanakannya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT,
ْ )٥٨(…ْ‫تْ ِإلىْأه ِلها‬
ِْ ‫ّللاْيأ ُم ُر ُكمْْأنْْتُؤدُّواْاألمانا‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa’:58)
Khianat terhadap amanah merupakan salah satu sifat munafik sebagaimana
firman Allah SWT,
ْْ‫ن ْ ِمن‬
َّْ ‫ن ْولن ُكون‬
َّْ ‫صدَّق‬
َّْ ْ ْ‫و ِمن ُهمْ ْمنْ ْعاهد‬
َّ ‫ّللا ْلئِنْ ْآتانا ْ ِمنْ ْفض ِل ِْه ْلن‬
ْْ‫)فل َّما ْآتا ُهمْ ْ ِمنْ ْفض ِل ِْه ْب ِخلُوا ْ ِب ِْه ْوتولَّوا ْوهُم‬٧٥(ْ ْ‫صا ِل ِحين‬
َّ ‫ال‬
51
ْ‫)فأعقب ُهمْْنِفاقًاْفِيْقُلُوبِ ِهمْْإِلْىْيو ِْمْيلقون ْهُْبِماْأخلفُوا‬٧٦(ْْ‫ضون‬
ُ ‫ُمع ِر‬
ْ )٧٧(ْْ‫ّللاْماْوعدُوْهُْوبِماْكانُواْيك ِذبُون‬
َّْ
“dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah:
"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada
Kami, pastilah Kami akan bersedekah dan pastilah Kami Termasuk orangorang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka
sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka
sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah
memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya
dan juga karena mereka selalu berdusta”. (QS. At-Taubah: 75-77)
d. Bila Berseteru berbuat fajir
Makna fujur adalah keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran
ini menjadi kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran. Fajir dapat diartikan
juga dengan mempertahankan pendapat dengan cara apapun, termasuk
dengan membuat dalil-dalil palsu. Dan inilah yang menyebabkannya
melakukan dusta sebagaimana sabda Nabi SAW, “Berhati-hatilah terhadap
kedustaan, sebab kedustaan dapat menggiring kepada ke-fujur-an dan kefujur-an menggiring kepada neraka.” Nabi SAW juga bersabda
“Sesungguhnya laki-laki yang paling dibenci Allah adalah yang paling suka
berseteru dalam kebatilan.” Dan di dalam sunan Abi Daud, dari Ibnu ‘Umar,
dari nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang berseteru dalam
kebatilan padahal ia mengetahuinya, maka senantiasalah ia dalam
kemurkaan Allah hingga menghadapi sakaratul maut.” Di dalam riwayat
lain, “Barangsiapa yang membantu dalam perseteruan secara zhalim, maka
ia akan mendapatkan kemurkaan dari Allah.”
4. Nilai Negatif perilaku
a. Berbohong
Orang munafik berbohong ketika berbicara dan bersumpah atas kebohongan
yang diucapkannya.
ْْ‫ّللاُ ْيعل ُْم ْ ِإنَّك‬
َّْ ‫ّللاِ ْو‬
َّْ ْ ‫ل‬
ُْ ‫سو‬
ُ ‫ِإذا ْجاءكْ ْال ُمنافِقُونْ ْقالُوا ْنشه ْد ُ ْ ِإنَّكْ ْلر‬
ْ )١(ْْ‫نْال ُمنافِ ِقينْْلكا ِذبُون‬
َّْ ‫ّللاُْيشه ْد ُْ ِإ‬
َّْ ‫سولُ ْهُْو‬
ُ ‫لر‬
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami
mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan
Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya;
dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar orang pendusta”.(QS. al-Munafiqun: 1)
b. Malas beribadah
Mereka melakukan shalat dengan rasa malas dan sangat sedikit mengingat
Allah Swt.
ِْ‫صالْة‬
َّْ ْ ْ‫عون‬
َّْ ‫ِإ‬
ُ ‫ّللا ْو ُهوْ ْخا ِد‬
ُ ‫ن ْال ُمنافِ ِقينْ ْيُخا ِد‬
َّ ‫ع ُهمْ ْو ِإذا ْقا ُموا ْ ِإلى ْال‬
ْ )١٤٢(ْ‫ّللاْ ِإالْق ِليال‬
َّْ ْْ‫قا ُمواْ ُكسالىْيُرا ُءونْْالنَّاسْْوالْيذ ُك ُرون‬
52
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali”. (QS. An Nisa: 142)
c. Mengejek orang beriman
Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan agama.
Dan menilai mereka sebagai orang-orang bodoh yang tidak berakal.
ْ‫سفها ُْءْأال‬
ُْ ‫اسْقالُواْأنُؤ ِم‬
ُْ َّ‫وإِذاْقِيلْْل ُهمْْ ِآمنُواْكماْآمنْْالن‬
ُّ ‫نْكماْآمنْْال‬
ْ )١٣(ْْ‫سفها ُْءْول ِكنْْالْيعل ُمون‬
ُّ ‫إِنَّ ُهمْْهُ ُْمْال‬
‘Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah
Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"
Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi
mereka tidak tahu’.(QS. Al Baqarah: 13)
d. Menganggap selain Allah ada penolong dan pemberi kemuliaan
Demi meraih kemuliaan mereka meminta tolong kepada orang lain dan
beranggapan dapat meraih kemuliaan selain kepada Allah Swt.
ِّ ِ ‫ب‬
ْْ‫)الَّذِينْ ْيت َّ ِخذُونْ ْالكافِ ِرين‬١٣٨(ْ ‫ن ْل ُهمْ ْعذابًا ْأ ِلي ًما‬
َّْ ‫ش ِْر ْال ُمنافِ ِقينْ ْ ِبأ‬
ْ‫لِلِ ْج ِميعًا‬
َّْ ِ ْ ْ‫ن ْال ِع َّزة‬
َّْ ِ ‫ُون ْال ُمؤ ِمنِينْ ْأيبتغُونْ ْ ِعندهُ ُْم ْال ِع َّزةْ ْفإ‬
ِْ ‫أو ِلياءْ ْ ِمنْ ْد‬
ْ )١٣٩(
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil
orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang
kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.(QS.
AnNisa: 138-139)
e. Mengaku sebagai pelaku kebenaran
Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran sehingga
membuat mereka tidak sudi merevisi pandangan dan keyakinannya.
ْ )١١(ْْ‫نْ ُمص ِل ُحون‬
ُْ ‫ضْقالُواْإِنَّماْنح‬
ْ ِ ‫و ِإذاْ ِقيلْْل ُهمْْالْتُف ِسدُواْ ِفيْاألر‬
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami
orang-orang yang Mengadakan perbaikan”.(QS. Al Baqarah: 11)
f. Bermanis lidah
Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik tapi
menipu. Tapi ucapan mereka tidak berasal dari pemahaman dan iman.
53
ُ ‫وإِذاْرأيت ُهمْْتُع ِجبُكْْأجسا ُم ُهمْْوإِنْْيقُولُواْتسمعْْ ِلقو ِل ِهمْْكأْنَّ ُهمْْ ُخ‬
ْْ‫شب‬
ُْ‫ّللا‬
َّْ ْ ‫ل ْصيحةْ ْعلي ِهمْ ْ ُه ُْم ْالعد ُُّْو ْفاحذر ُهمْ ْقاتل ُه ُْم‬
َّْ ‫ُمسنَّدةْ ْيحسبُونْ ْ ُك‬
ْ )٤(ْْ‫أنَّىْيُؤف ُكون‬
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan
kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan
mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar mereka
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.
mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap
mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka
sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al Munafiqun: 4)
g. Pelaku keburukan
Tidak melakukan kewajiban Amar Makruf dan Nahi Munkar, bahkan
sebaliknya memerintahkan yang munkar dan melarang yang makruf.
ْْ‫ض ُهمْ ْ ِمنْ ْبعضْ ْيأ ُم ُرونْ ْبِال ُمنك ِْر ْوينهون‬
ُ ‫ال ُمنافِقُونْ ْوال ُمنافِقاتُْ ْبع‬
ْ‫ن ْال ُمنافِ ِقينْ ْ ُه ُْم‬
َّْ ِ‫ّللا ْفنسِي ُهمْ ْإ‬
َّْ ْ ‫سوا‬
ِْ ‫ن ْالمع ُر‬
ِْ ‫ع‬
ُ ِ‫وف ْويقب‬
ُ ‫ضونْ ْأيدِي ُهمْ ْن‬
ْ )٦٧(ْْ‫الفا ِسقُون‬
“orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang
Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan
tangannya mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan
mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang
yang fasik”.(QS. AtTaubah: 67)
5. Akibat buruk sifat Nifak
Perbuatan nifak adalah salah satu perilaku tercela, perbuatan nifak akan
mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang
lain.
a. Bagi diri sendiri
1) Tercela dalam pandangan Alloh swt. dan sesama manusia sehingga dapat
menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3) Tidak disenangi dalamj pergaulan hidup sehari-hari
4) Bisa mempersempit jalan untuk memperoleh Rizqi kaqrena orang lain
tidak mempercayainya lagi.
5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir
b. Bagi orang lain
1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan
persahabatan yang terjalin baik. Apabila kekecewaan terlalu mendalam
sehingga tidak mampu mengendalikan, tidak mustahil terjadi tindakantindakan anarkhis.
2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan dan perbuatannya
yang tidak menentu.
54
3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga
merasa malu karenanya.
6. Menghindari perilaku Nifak
a. Bersikap jujur
Jujur adalah salah satu sifat yang mulia, jujur berarti dapat menjaga amanah.
Jujur juga dapat diartikan berkata, bersikap atau bertingkah laku apa adanya
tidak dibuat-buat atau menutup nutupi dengan kebohongan. Berbohong jelas
perbuatan dosa. Sebaliknya, berkata dan berperilaku jujur/benar adalah
wajib. Seorang yang jujur/benar pasti akan jauh dari sifat-sifat munafik.
Allah SWT berfirman,
ْ )١١٩(ْْ‫صا ِد ِقين‬
َّْ ْ‫ياْأيُّهاْالَّذِينْْآمنُواْاتَّقُوا‬
َّ ‫ّللاْو ُكونُواْمعْْال‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan
jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar (QS.At Taubah:
119).
b. Bersikap amanah
Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya. Secara bahasa amanah berarti
segala sesuatu yang dipercayakan atau kepercayaan. Amanah dapat diartikan
titipan atau amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada
manusia untuk dilaksanakan. Rasulullah dikenal sebagi orang yang paling
terpercaya dalam menjalankan amanah. Sejak kecil Nabi saw dikenal oleh
penduduk Makkah sebagai al-amin (orang yang jujur, dapat dipercaya).
Kejujuran dan amanah menjadi kunci sukses Nabi saw. sikap ini harus
ditanamkan sejak dini sehingga terhindar dari perilaku nifak.
ْْ‫سولْ ْوت ُخونُوا ْأمانا ِت ُكمْ ْوأنتُم‬
َّْ ْ ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْت ُخونُوا‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫ّللا ْو‬
ْ )٢٧(ْْ‫تعل ُمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui”. (QS Al Anfaal: 27).
c. Meneguhkan perjanjian
Berjanji itu harus ditepati dan melanggar janji berarti berdosa. Bukan sekedar
berdosa kepada orang yang kita janjikan tetapi juga kepada Allah. Ingkar
janji itu merupakan sifat dan perbuatan syetan. Dan mereka menggunakan
janji itu dalam rangka mengelabuhi manusia dan menarik mereka ke dalam
kesesatan. Oleh karena itu Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap
muslim untuk melaksanakan janji-janji yang pernah diucapkan.
ْْ‫سوء‬
َّْ ‫وال ْتت َّ ِخذُوا ْأيمان ُكمْ ْدخال ْبين ُكمْ ْفت ِز‬
ُّ ‫ل ْقدمْ ْبعدْ ْثُبُوتِها ْوتذُوقُوا ْال‬
ْ )٩٤(ْْ‫ّللاِْول ُكمْْعذابْْع ِظيم‬
َّْ ْ‫ل‬
ِْ ‫بِماْصددتُمْْعنْْسبِي‬
“Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di
antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh
55
tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu
menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang
besar”.(QS. An Nahl : 94)
d. Mengembangkan rasa tanggung jawab
Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya agar tidak mengikuti sesuatu yang
tidak ada ilmunya. Orang yang berbohong berarti telah memperturutkan
hawa nafsu untuk mengikuti apa yang tidak dia ketahui, dan hal ini terlarang
dengan tegas sebagaimana dalam firman-Nya:
ْْ‫ل ْأُولئِك‬
ُّْ ‫سمعْ ْوالبصرْ ْوالفُؤادْ ْ ُك‬
َّْ ‫ف ْما ْليسْ ْلكْ ْ ِب ِْه ْ ِعلمْ ْ ِإ‬
ُْ ‫وال ْتق‬
َّ ‫ن ْال‬
ْ )٣٦(ْ‫كانْْعن ْهُْمسئُوال‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(QS. Al Israa’: 36)
KERAS HATI (PEMARAH)
1. PengertianKeras Hati/ Ghadab (pemarah)
Kata ghadab secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam pengertian
ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain, ghadab (marah) yaitu merasa tidak
senang dan panas hati karena suatu sebab, seperti dihina dan lainnya. Marah
secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan
kita atau marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia.
ْ‫أنْرجالًْقالْللنبيْصلىْهللاْعليه‬,‫عنْأبيْهريرةْرضيْهللاْعنه‬
ْ .‫ْالْتغضب‬:‫ْقال‬،ً‫ْفرددْمرارا‬.‫ْالْتغضب‬:‫ْقال‬،‫ْأوصني‬:‫وسلم‬
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata:
"Berilah aku pesan". Rasulullah Saw bersabad: "Jangan marah". Laki-laki itu
mengulang permintaannya agar Rasulullah Saw memberinya pesan, namun
Rasulullah Saw tetap bersabda: "Jangan marah". (HR. Bukhari)
Marah merupakan salah satu satu fitrah manusia yang muncul ketika kebutuhan
(needs) dan motif (motive) mereka terhalangi atau terhambat untuk dipenuhi.
Menurut Imam Ghazali penyakit marah (ghadab) disebabkan oleh dominasi
unsur api atau panas (al-hararah), yang mana unsur tersebut melumpuhkan
peran unsur kelembaban atau basah (al-ruthubah) dalam diri manusia. Hal ini
telah disabdakan oleh Rasulallah SAW. bahwa “Sesungguhnya marah itu bara
api yang dapat membakar lambung anak Adam. Ingatlah bahwa sebaik-baik
orang adalah orang yang melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat
keridhaan dan sejelek-jelek orang adalah orang yang mempercepat amarah dan
melambatkan ridha”. (HR. Ahmad dari Abu Sa’id al-Khudriy).
Al Quran memerintahkan setiap muslim untuk menahan marah dan akan
memperoleh ampunan Allah dan surga Allah,
56
ْْ‫ضْأ ُ ِعدَّتْْ ِلل ُمت َّ ِقين‬
ُْ ‫سماواتُْْواألر‬
َّ ‫ضهاْال‬
ُ ‫عواْ ِإلىْمغ ِفرةْْ ِمنْْر ِبِّ ُكمْْوجنَّةْْعر‬
ُ ‫ار‬
ِ ‫وس‬
ْ‫اس‬
ْ ِ َّ‫ن ْالن‬
ِْ ‫اظ ِمينْ ْالغيظْ ْوالعافِينْ ْع‬
ِْ ‫اء ْوالض ََّّر‬
ِْ ‫س َّر‬
َّ ‫)الَّذِينْ ْيُن ِفقُونْ ْفِي ْال‬١٣٣(
ِ ‫اء ْوالك‬
ْ )١٣٤(ْْ‫ّللاُْي ُِحبُّْْال ُمح ِس ِنين‬
َّْ ‫و‬
“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya
(seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang
yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang
yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Q.S Ali Imran:133-134)
2. Nilai Negatif perilaku Keras Hati (pemarah)
a. Sumber keburukan
Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan
menyebabkan keburukan-keburukan.
1) Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah.
Kita tidak boleh memutuskan sesuatu ketika sedang dalam keadaan
marah, karena sudah pasti keputusan yang di ambil pasti tidak bijaksana
dan pasti keputusannya menjadi tidak adil.
2) Pemarah menimbulkan kerusakan baik antar manusia.
Orang yang mudah marah atau pemarah sulit mengontrol diri, sehingga
semua yang ada di sekitarnya akan menjadi sasaran kemarahannya.
3) Pemarah perusak hubungan baik antar manusia.
Hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi kacau bila salah satu
atau keduanya saling memarahi. Persahabatan bias menjadi tidak
harmonis bahkan akan bercerai berai bila mereka tidak dapat
mengendalikan marah.
b. Membahayakan kesehatan tubuh
1) Efek langsung ke tubuh
Ketika kehilangan kontrol. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat
meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun
naik sehingga tubuh mudah berkeringat.
2) Letih Ekspresi
Kemarahan tentu membutuhkan energi. Dalam proses itu, hormon stres
akan meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika
marah, kita mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa
disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya,
produktivitas dalam bekerja pun berkurang karena merasa letih.
3) Sulit tidur
Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun
kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu
emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan
berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan.
4) Depresi
Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi.
Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan
depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang
menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan
terancam.
57
3. Menghindari perilaku Keras Hati (pemarah)
a. Meredam rasa amarah dengan cara menahan diri
Menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi.
Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta diberi wasiat. Nabi
mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali,
menunjukkan pentingnya wasiat tersebut.
ْ‫يِْصلَّىْهللاُْعلي ِه‬
ِ ‫عنْأبِيْ ُهريرة ْر‬
ِّ ِ‫ضي ْهللاُْعنهُْأ َّن ْر ُجالًْقال ْ ِللنَّب‬
ْ ْ‫ْالْتغضب‬:‫ْقال‬،ً‫ْمرارا‬
ِ ‫ْالْتغضبْفردَّد‬:‫ْقال‬،‫صنِي‬
ِ ‫ْأو‬:‫وسلَّم‬
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki
berkata kepada Nabi SAW: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi SAW
: “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu
beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. Bukhari)
Menurut syari’at Islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu
melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Dari Abu Hurairah
ra, Rasulullah bersabda,
َّ ‫ْ ِإنَّماْال‬،ْ‫صرع ِة‬
َّ ‫ليسْال‬
ْ‫ب‬
ُّ ‫شدِيد ُْ ِبال‬
ِ ‫شدِيدُْالَّذِيْيم ِلكُ ْنفسهُْ ِعندْالغض‬
“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang
kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
b. Meredam rasa amarah dengan cara beristighfar
Apabila seorang yang sedang marah itu dalam keadaan sedang berdiri, maka
berusaha duduk. Dan apabila kemarahan itu dilakukan ketika sedang duduk,
maka berusaha tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar. Karena
kemarahan itu bagaikan bara api yang hanya dapat dipadamkan dengan air.
Sikap duduk dari berdiri dan berbaring dari duduk adalah bagian dari airnya
berperilaku.
c. Meredam rasa amarah dengan cara membaca Ta’awudz
Membaca ta’awudz (memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan yang
selalu membangkitkan amarah. Rasulallah SAW. telah mengajarkan kita
untuk mengatasi rasa amarah yang ada di dalam diri kita. Amarah yang
disertai dengan bisikan dan tipu daya setan akan mengakibatkan manusia
tersesat dan terjerumus kepada murka Allah SWT. Maka Allah melalui
syari’atNya yang agung ini melindungi kita dari segala kelicikan dan
keburukan-keburukan setan. Allah SWT berfirman,
َّ ‫و ِإ َّماْينزغنَّكْْ ِمنْْال‬
ْ )٢٠٠(ْْ‫الِلِْ ِإنَّ ْهُْس ِميعْْع ِليم‬
َّْ ِ‫انْنزغْْفاست ِعذْْب‬
ِْ ‫شيط‬
"Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-A’raf : 200).
d. Meredam rasa amarah dengan cara berwudhu
58
Apabila sedang marah, maka berwudulah. Karena berwudu dengan air yang
suci dan mensucikan, akan mampu mensucikan semua tindakan yang kurang
suci, seperti kemarahan.
ْ‫ْوإنماْتطفأ‬,‫ْوإنْالشيطانْخلقْمنْالنار‬,‫إنْالفضبْمنْالشيطان‬
ْ )‫ْفإذاْغضبْأحدكمْفليتوضأْ(رواهْأحمد‬,‫النارْبالماء‬
“Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api,
dan api itu dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang diantara
kalian marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu”. (HR. Imam
Ahmad).
e. Meredam rasa amarah dengan cara merubah posisi
Merubah posisi dalam hal ini, jika kita sedang marah dalam keadaan berdiri
maka hendaklah kita duduk, kalau tidak reda juga maka hendaklah kita
berbaring. Rasulallah SAW. pernah bersabda
ْ‫ْو ِإال‬،ْ ‫ب‬
ُ ‫ْفإِن ْذهب ْعنهُْالغض‬،ْ ‫ضب ْأحدُ ُكم ْوهُو ْقائِم ْفليج ِلس‬
ِ ‫ِإذاْغ‬
ْ ْ‫فليضط ِجع‬
“Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri
maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda.
Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring.” (HR.
Abu Daud dan Ibnu Hibban).
Kemudian Rasulallah SAW. juga memerintahkan kepada kita untuk untuk
menempelkan diri ke tanah, tujuannya agar kita semakin menyadari hakikat
diri kita yang hina, sehingga bisa menghilangkan kesombongan dan
keangkuhan yang ada di dalam diri kita. Hadis ini diriwayatkan oleh Abu
Said Al-Khudry ra. yang berbunyi “Sesungguhnya kemarahan itu adalah
percikan api yang menyala di dalam hati manusia, tidakkah kalian
memperhatikan (orang-orang yang marah) kedua matanya memerah dan
raut wajahnya mengerut? Jika salah seorang diantara kalian merasakan hal
itu maka hendaklah ia menempelkan diri ke tanah.” (HR. Imam Ahmad).
f. Meredam rasa amarah dengan cara berdiam diri
Berdiam diri merupakan obat yang sangat mujarab untuk meredam rasa
marah karena biasanya orang-orang yang sedang marah suka mengeluarkan
kata-kata kotor dan tidak baik. Ini disebabkan tidak terkontrolnya lisan
karena dorongan nafsu setan yang kuat dari dalam dirinya.Imam Ahmad
meriwayatkan,
ْ ْ‫ضبْأحدُ ُكمْفليس ُكت‬
ِ ‫ِإذاْغ‬
“Jika salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam.”
(HR. Imam Ahmad).
ً ‫من ْكظم ْغي‬
َّ ُ‫ظاْوهُو ْقادِر ْعلىْأن ْيُن ِفذهُ ْدعاه‬
ْ‫ّْللاُ ْع َّز ْوج َّل ْعلى‬
َّ ُ‫ق ْيوم ْال ِقيام ِة ْحتَّى ْيُخ ِيِّره‬
ْ‫ين ْما‬
ِ ُ‫ّْللا‬
ِ ‫ُر ُء‬
ِ ‫ْمن ْال ُح‬
ِ ‫ور ْال ِع‬
ِ ِ‫وس ْالْخالئ‬
ْ ْ‫شاء‬
59
“Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk
melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada
hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik)
yang ia inginkan” (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad)
g. Memberi Maaf
Memberi maaf bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan kesadaran dan
kebesaran hati untuk melakukannya. Sebagai seorang muslim kita wajib
memberikan maaf kepada sesama. Allah memerintahkan kita untuk dapat
memberikan maaf dengan tulus kepada sesama, selalu memberi maaf dengan
tulus ikhlas, sebagaimana firman Allah :
ُّْْ‫ّللاِْ ِإنَّ ْهُْالْيُ ِحب‬
َّْ ْ‫وجزا ُْء ْس ِيِّئةْْسيِِّئةْ ْ ِمثلُهاْفمنْ ْعفا ْوأصلحْْفأج ُر ْهُْعلى‬
َّ
ْ )٤٠(ْْ‫الظا ِل ِمين‬
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka
barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang
zalim”. (Q.S. Asy Syura : 40)
Ayo…! Kita simpulkan materi
Akhlak Tercela diatas…………..
1. Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan
kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan pelakunya dinamakan
munafik. Diantara tanda-tandanya bila berbicara bohong, bila berjanji tidak
menepati dan bila dipercaya hianat.
2. Ghadab (marah) yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab,
seperti dihina dan lainnya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya
aktualisasi diri di dalam kehidupan kita atau marah merupakan penyakit jiwa
yang ada di dalam diri manusia.
3. Ciri-ciri orang munafik adalah apabila berbicara berdusta, apabila berjanji
ingkar, apabila diberikan amanat berkhianat dan apabila berdebat merasa
paling benar.
4. Marah adalah salah satu fitrah manusia yang muncul ketika kebutuhan (needs)
dan motif (motive) mereka terhalangi atau terhambat untuk dipenuhi.
5. Membiasakan bersikap amanah dari dini berarti berusaha menghindari
perialku nifak.
AYO
BERDISKUSI…
60
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Akhlak Tercela, maka seharusnya kita memiliki sikap
sebagai berikut :
1. Menghindari perilaku berbohong atau selalu berusaha berkata jujur (apa adanya)
2. Selalu berusaha menentapi janji
3. Selalu berusaha amanah
4. Tidak mau selalu menang sendiri
5. Pemaaf
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Diskusikan materi diatas secara berkelompok 4-5 orang dengan tema “Mengapa
Orang mudah berkata bohong dan mudah marah” cari faktor-faktor penyebabnya
dan bagaimana solusinya!
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Carilah di internet sebab-sebab orang melakukan kebohongan dan sebab-sebab
orang mudah marah, sebab perkelahian antar warga dan soludi yang dapat
menghentikan masalah tersebut!
D. KISAH TELADAN
Belajar dari kisah seorang pemuda pemarah
Al kisah ada seorang pemuda yang seringkali marah-marah, dengan sebab atau
tanpa sebab. Pada suatu hari sang pemuda mendapat hadiah dari ayahnya berupa
sekotak paku, pemuda itu bertanya; ’untuk apa paku sebanyak ini ayah berikan
kepadaku?’ ayahnya menjawab; ’tancapkanlah sebuah paku ini pada sebidang
tembok itu setiapkali kamu marah sebagai pelampiasan atas kemarahanmu’.
Akhirnya, setiap pemuda tersebut dalam keadaan marah, dia tancapkan paku. Pada
awalnya sang pemuda menancapkan banyak paku setiap harinya, tetapi setiap hari
jumlah paku yang dia tancapkan berkurang, sampai akhirnya dia tidak
menancapakan paku sama sekali, karena dia sudah tidak marah lagi.
Akhirnya sang pemuda melaporkan kondisi tersebut pada ayahnya. Ayahnya
berkata; ’lakukanlah sebaliknya, setiap kamu berhasil tidak marah cabutlah satu
paku yang telah kamu tancapkan!’. Pemuda itu mentaati kata-kata ayahnya, sampai
akhirnya tidak ada satupun paku yang tersisa ditembok. Sang pemudapun
melaporkan keadaannya pada ayahnya kembali. ’Apa ada bekas tancapan paku
ditembok itu nak?’, tanya sang ayah. Ya ayah, jawab pemuda. Begitulah
61
kemarahan yang kamu lakukan selama ini, tidak akan memberikan kebaikan
apapun tetapi hanya akan meninggalkan bekas yang sangat susah kita hilangkan.
Oleh karena itu tidak ada gunanya kamu membiarkan sikap amarah ada pada
dirimu.
AYO BERLATIH….
b. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Setelah kalian mempelajari materi akhlak tercela, kesimpulan apa yang dapat kalian
peroleh dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apa pendapat kalian tentang diperbolehkannya berbohong demi kebaikan ?
3. Apa yang akan kalian lakukan apabila keinginan atau harapan kalian tidak ada yang
tercapai ?
4. Apa yang harus kalian lakukan ketika menjumpai teman yang suka berbohong ?
5. Marahkah kalian ketika di khianati teman? Berikan alasanmu !
c. Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Carilah beberapa akibat dari perbuatan dibawah ini, dengan mengisi kolom di bawah ini :
Perbuatan / Sikap
Akibat yang terjadi
No.
Berbohong
1.
Ingkar janji
2.
Berkhianat
3.
Cepat marah
4.
Mau menang sendiri
5.
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai
perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
1.
2.
3.
4.
Perilaku Yang Diamati
Akhlak Tercela coba kamu amati
Tanggapan / Komentar Anda
Menyembunyikan perasaan suka
kepada seseorang
Berlebihan mempercayai ramalan
bintang
Menyakiti diri ketika merasa
kecewa dengan keadaan
Berbasa basi dengan teman atau
orang lain
Apatis atau acuh dengan keadaan
62
5.
di lingkungannya
Hikmah
ِّ
ْ ‫إنْالغضبْمنْالشيطانْرواهْأبوْداود‬
”Sesungguhnya marah itu termasuk perbuatan syaitan. (HR. Abu Daud)
63
BAB IV
ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM
Smantikons.wordpress.com
Hidup adalah pilihan
Hidup adalah pilihan. Segala sendi kehidupan kita selalu diikuti dengan pilihan ya
atau tidak, baik atau buruk, suka atau tidak suka dan lain sebagainya. Begitupun
dalam pergaulan, kita dihadapkan pada banyak pilihan gaya bergaul. Mulai dari
pergaulan modern, yang dianggap kuno dan pergaulan dengan lebel Islami.
Pergaulan adalah kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Pergaulan
adalah agama dan dasar dari pergaulan adalah akhlak atau budi pekerti, tata
cara pergaulan dibahas lengkap dalam agama Islam. Dalam materi ini, kita
akan membahas pergaulan dengan teman sebaya, pergaulan dengan yang lebih
tua, pergaulan dengan yang lebih muda dan pergaulan dengan lawan jenis.
Islam adalah agama yang dapat menjawab segala permasalan yang dihadapi
umatya dalam kehidupan ini, termasuk permasahan pergaulan.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertidak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
64
Kompetensi Dasar (KD)
1.4. Menghayati adab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan jenis
2.4. Terbiasa beradab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan jenis
3.4. Memahami adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua yang lebih muda dan
lawan jenis
5.4. Mensimulasikan adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih
muda dan lawan jenis
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih
muda dan lawan jenis
2. Siswa dapat menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan jenis.
3. Siswa dapat menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang
lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
PETA KONSEP
65
MARI MENGAMATI…
A.
B. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Setelah Anda mengamati
gambar disamping
berilah komentar atau
pertanyaan
1. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
2. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
sumber :
http://yunidiry.blogspot.com/2011/06/pertemanandalam-islam.html
Setelah Anda mengamati
gambar disamping
berilah komentar atau
pertanyaan yang
relevan
1. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
2. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
sumber: http://yanicitraeni.com/?p=130
Setelah Anda mengamati
gambar disamping
berilah komentar atau
pertanyaan yang
relevan
1. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
2. ……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
66
C. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya
ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA
1. Pengertian Teman Sebaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan,
sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Teman sebaya (peers)
adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama
serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau
kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan
sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan
diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan
terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.
Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang
jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana kelompok
teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama dimana anak bisa
belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota
keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam
menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.
Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah:
a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b. Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman
sebaya
c. Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau
kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.
1. Tata cara bergaul dengan teman sebaya
a. Saling menghormati dan toleransi
Teman sebaya dimungkinkan berasal dari berbagai latar belakang agama, tradisi dan
kebiasaan yang berbeda dari latar belakang sosial pendidikan dan kondisi ekonomi
yang berbeda. Karena perbedaan itu mereka harus memiliki sikap saling
menghormati dan saling toleransi.
Sikap saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan kewajiban secara
seimbang (egaliter). Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang
adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah insaniah dan ukhuwah
basyariah. Karena Allah telah menempatkan manusia sebagai mahluk yang termulia,
ْ )٧٠(…ْْ‫ولقدْْك َّرمناْبنِيْآدم‬
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.(QS. Al Isra’: 70)
Perintah untuk bersikap toleran dapat dirujuk pada perintah Al Quran dalam rangka
saling menghormati keyakinan beragama, selama tidak menjadikan masing-masing
bertukar keyakinan,
ْ )٦(ْ‫ِين‬
ِْ ‫ل ُكمْْدِينُ ُكمْْوِْليْْد‬
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al Kafirun: 6)
67
b. Saling bekerjasama dan tolong menolong
Ketika teman kita sedang mempunyai hajat ataupun kegiatan yang
membutuhkan bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus saling
bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan dalam berteman,
kita harus ingat bahwa saat nanti, kita juga membutuhkan bantuan mereka.
Perhatikan hadits berikut !
ْ‫ّْللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْوهللاْعونْالعبدْماكانْالعبدْفى‬
َّْ ‫سو ُل‬
ُ ‫قالْر‬
ْ ‫عونْاحيه‬
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong
hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)
Tetapi harus diingat bahwa bentuk dan ragam kerjasama dan tolong-menolong harus
yang diperbolehkan agama dan tidak bertentangan dengan nilai dan norma
masyarakat, batasan kerja sama dan tolong menolong diterangkan dalam al Qur’an:
ْ‫ان‬
ِْ ‫وتعاونُوا ْعلى ْال ِب ِِّْر ْوالتَّقوى ْوال ْتعاونُوا ْعلى ْاإلث ِْم ْوالعُدو‬
ْ )٢ (…
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al Maidah:
2)
c. Saling Mengasihi dan melindungi
Kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Rasa kasih sebenarnya berasal
dari rasa belas kasihan terhadap seseorang. Sesperti Allah mengasihi kita karena
kelemahan kita dan kita memang perlu dikasihani. Rasa kasih biasanya menjadi
awal munculnya rasa sayang. Rasa sayang sendiri merupakan kata yang susah
diterjemahkan terutama pada hubungan antar manusia. Tetapi dapat kita
terjemahkan kasih sayang adalah perasaan ingin saling menjaga dan membuat
bahagia siapapun yang kita sayangi.
Kasih sayang antara anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan
melahirkan kekuatan yang amat besar dalam rangka terciptanya masyarakat yang
rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang dalam, bahkan
seseorang yang mengasihi temannya dengan tulus, melahirkan sebuah persaudaraan,
yang lebih dari saudaranya sendiri. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk
dengan siapa pun harus dilandasi kasih sayang dan keikhlasan. Allah tidak akan
menyayangi seseorang jika tidak menyayangi sesamaya. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw bersabda:
ْ ُْ‫منْالْيرح ُمْالنَّاسْالْيرحمهُْهللا‬
“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan
disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)
Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak lain
misalnya, kita wajib memberikan perlindungan, asal dia berada di pihak yang benar.
Tetapi bila dia yang salah kita tidak wajib melindunginya.
ُ ‫ال ُمؤ ِم ُنْالًّذِيْيُخا ِل‬
ْ‫ْمنْال ُمؤ ِمنْالَّذِى‬
ِ ‫طْالنَّاسْويص ِب ُرْعلىْاذاهُمْخير‬
ُ ‫اليُخا ِل‬
ْ ْ‫طْالنَّاسْويصبِ ُرْعلىْاذا ُهم‬
68
“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan
uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak
bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR.
Tirmidi)
d. Saling menasehati
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur, pendidikan,
pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin
saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis
understanding) atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita (jaga
image) serta suka membuat gara-gara dan masalah. Menghadapi persoalan seperti
itu, hendaklah kita mensikapi dengan sikap terbaik yang kita miliki. Ketika ada
teman kita yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak
baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya.
ْ )٣(ْ‫صب ِْر‬
ِْ ِّ ‫وتْواصواْ ِبالح‬
َّ ‫قْوتواصواْ ِبال‬
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 3)
Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya
sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita
berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada
orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai kita
menunda-nunda untuk meminta maaf dari kesalahan yang kita lakukan.
ْ‫ْمثلُْخ ِطيْئ ِة‬
ِ ‫ْمنهُْكانْعلي ِه‬
ِ ‫م ِنْاعتذرْاِلىْأ ِخي ِهْال ُمس ِل ِمْفلمْيقبل‬
ْ‫بْمكس‬
ِ ‫ص‬
ِ ‫اح‬
“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia
tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang
merampok”. (HR. lbnu Majah)
2. Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya
a.Bermusuhan
Bermusuhan berasal dari kata musuh yang artinya tidak ramah atau tidak
bersahabat. Ada yang berpendapat musuh adalah istilah untuk sesuatu yang
dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan atau menjadi ancaman bagi yang
lain. Bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah dengan sesama.
Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah
Saw bersabda:
ْ‫ضْهذا‬
ُ ‫الي ِح ُّلْ ِل ُمس ِلمْأنْيه ُجرْأخاهُْفوقْثالثِْأياَّمْيلت ِقيا ِنْفيُع ِر‬
ْ ْ‫سال ِم‬
َّ ‫ضْهذاْوخي ُر ُهماْالَّذِيْيبذأُْبِال‬
ُ ‫ويُع ِر‬
“Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit
van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin
memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di
antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR.
Bukhari Muslim)
Demikian pula dengan tawuran antar pemuda dan pelajar yang menjadi budaya dan
trend yang salah dikalangan sebagian remaja kita. Tawuran adalah istilah yang
69
sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai
perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau satu
rumpun masyarakat. Penyebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai
hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan
perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan
jiwa.
Setiap muslimin dilarang untuk saling membenci karena hawa nafsu bukan karena
Allah. Sebab Allah telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling
menyayangi bukan saling membenci. Allah telah mengharamkan atas orang-orang
mukmin perkara yang dapat menimbulkan saling bermusuhan dan membenci
diantara mereka, sebagaimana firman Allah,
َّ ‫ِإنَّما ْيُ ِري ْدُ ْال‬
ْ‫ان ْأنْ ْيُوقِعْ ْبين ُك ُْم ْالعداوةْ ْوالبغضاءْ ْفِي ْالخم ِْر‬
ُْ ‫شيط‬
ْ )٩١(ْْ‫صالْةِْفهلْْأنتُمْْ ُمنت ُهون‬
ِْ ‫ّللاِْوع‬
َّْ ْ‫صدَّ ُكمْْعنْْذِك ِْر‬
ِْ ‫والميس‬
َّ ‫نْال‬
ُ ‫ِرْوي‬
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilahkamu dari
mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. Al-Maidah: 91).
b. Pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk akhlak tercela, kata bebas disini berarti
melewati norma-norma yang ada. Baik norma agama maupun norma sosial.
Pergaulan bebas adalah berbaurnya lelaki dan perempuan yang bukan muhrim pada
satu tempat. Dimana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara,
bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan.
Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti
onani, homoseks, lesbian, serta perzinaan. Kebiasaan ini khususnya banyak dialami
oleh remaja. Mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan birahi mereka.
Perilaku ini bisa terjadi karena sering menonton film porno, melihat foto bugil yang
hanya menganjurkan setiap orang untuk memuaskan nafsu seksnya. Padahal Allah
sangat melarang kita untuk tidak melakukan aktifitas yang mengakibatkan zina,
ِّ ِ ْ‫والْتقربُوا‬
ْ )٣٢(ْ‫احش ْةًْوساءْْس ِبيال‬
ِ ‫الزناْ ِإنَّ ْهُْكانْْف‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’: 32)
c.Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
Melanggar norma agama dapat kita ambi pengertian setiap perbuatan yang tidak
sesuai dengan aturan-aturan dalam agama yang dianut. Seperti semua aturan yan ada
dalam al Qur’an dan Hadis. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala
aturan yang ada dalam masyarakat atau Negara baik secara tertulis atau tidak
tertulis. Seperti yang kita kenal dengan budaya timur, yang didalamnya terdapat
segala aturan yang berlaku di Negara-negara timr seperti Indonesia baik secara
tertulis atau tidak tertulis. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma
agama, masyarakat dan Negara antara lain :
1) Zina
Zina adalah hubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan yang tidak
terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Diantara akibat buruk zina
adalah
terkumpulnya
bermacam-macam dosa dan
keburukan,
yakni
berkurangnya agama si pezina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa,
kepribadian buruk, dan hilangnya rasa cemburu. Zina membunuh rasa malu,
padahal dalam Islam malu merupakan suatu hal yang sangat diperdulikan dan
70
perhiasan yang sangat indah dimiliki perempuan. Perzinaan juga menyebabkan
menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS, sifilis, kencing nanah,
dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar.
َّ ‫الزانِي ْةُْو‬
َّ
ْ‫احدْْ ِمن ُهماْ ِمائةْْجلدةْْوالْتأ ُخذ ُكمْْبِ ِهما‬
َّْ ‫الزانِيْفاج ِلدُواْ ُك‬
ِ ‫ل ْو‬
ْْ‫اآلخ ِْر ْوليشهد‬
َّْ ‫ّللاِ ْ ِإنْ ْ ُكنتُمْ ْتُؤ ِمنُونْ ْ ِب‬
َّْ ْ ‫ِين‬
ِْ ‫رأفةْ ْفِي ْد‬
ِ ْ ‫الِلِ ْواليو ِْم‬
ْ )٢(ْْ‫عذاب ُهماْطائِفةْْ ِمنْْال ُمؤ ِمنِين‬
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”. (QS. An Nur:
2)
2) Mengkonsumsi minuman keras
Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan menghilangkan
kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam bahasa Arab, minuman keras disebut
khamar. Hukum minuman keras (khamar) itu hukumnya haram, meminumnya
termasuk salah satu dosa besar.
ْ‫اب ْواألزال ُْم‬
ُْ ‫ِر ْواألنص‬
ُْ ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْإِنَّما ْالخم ُْر ْوالميس‬
َّ ‫لْال‬
ْ )٩٠(ْْ‫انْفاجتنِبُو ْهُْلعْلَّ ُكمْْتُف ِل ُحون‬
ِْ ‫شيط‬
ِْ ‫ِرجسْْ ِمنْْعم‬
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90)
Diantara akibat yang timbul akibat mengkonsumsi khamar adalah merusak
metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical
Center penggunaan alkohol bisa menyebabkan penyakit hati kronis, seperti fatty
liver yang bisa ditemui bahwa 90 persen penderitanya adalah pengguna alkohol.
Minuman keras juga bisa mengakibatkan gagal liver. Dari minuman keras,
terutama ketika peminumnya mabuk, maka hilanglah akalnya. Ia tak sadar bahwa
kemaksiatan lain segera mengikuti. Seperti berkata kotor, tindak kekerasan,
pencurian, perkosaan dan lain-lain.
َّ ‫الخم ُرْأ ُ ُّمْالخبائِثِْومنْش ِربهاْلمْيقب ِل‬
ْ‫ّْللاُْ ِمنهُْصالةًْأربْ ِعين‬
ً‫ْميتةًْجا ِه ِليَّ ْة‬
ِ ‫يو ًماْفإِنْماتْو ِهىْفِىْبطنِ ِهْمات‬
“Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa
meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia
mati sedang khamr itu ada di dalam perutnya maka ia mati dalam keadaan
bangkai jahiliyah”. (HR At-Thabrani, Ad-Daraquthni)
3) Mengkonsumsi narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza.
Napza
adalah
singkatan
dari
narkotika,
psikotropika dan zat Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
71
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi
karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat
pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw.
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat
laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka
pengguna itu akan overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian. Hukum
mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan
berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat
menghilangkan atau menurunkan kesadaran akal, haram untuk dikonsumsi walau
tidak memabukkan.
َّ ْ‫لْل ُه ُْم‬
ْ )١٥٧(…ْْ‫تْويُح ِ ِّر ُْمْعلي ِه ُْمْالخبائِث‬
ِْ ‫الطيِِّبا‬
ُّْ ‫ويُ ِح‬
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk” (QS. Al A’raf: 157)
Sabda Rasulullah SAW,
َّ ‫سو ُل‬
‫ّْْللاِْْصلىْهللاْعليهْوسلمْعنْْ ُك ِِّلْْ ُمس ِكرْْو ُمفتِ ِّ ْر‬
ُ ‫نهىْر‬
“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir
(yang membuat lemah) (HR. Abu Daud)
4) Melanggar tata tertib lalu lintas
Lalu lintas dalam UU No. 22 tahun 2009 adalah gerak kendaraan dan orang
diruang lalu lintas jalan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ruang lalu lintas
jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang
dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Tata tetib lalu lintas
dapat diterjemahkan sebagai aturan yang mengatur penggunaan ruang lalu lintas
jalan, yang harus ditaati oleh setiap warga Negara.
Tidak boleh ada seorang muslimpun yang melanggar peraturan negara dalam hal
lalu lintas, karena perbuatan itu akan menyebabkan timbulnya bahaya yang besar
bagi dirinya dan pengguna jalan lainnya. Padahal pembuatan aturan-aturan lalu
lintas adalah sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan maslahat bersama bagi
dan mencegah mudharat menimpa.
Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua
1. Pengertian orang lebih tua
Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk saling berkasih sayang, karena agama ini
adalah agama kasih sayang. Salah satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang
lebih tua, yakni orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti pemimpin,
kepala, penasihat, demikian menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak,
dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/laki-laki yang bukan
orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Orangtua
merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.
72
Ada tiga kelompok yang disebut orang tua dalam ajaran Islam. Dan pada ketiga
kelompok inilah yang diwajibkan atas kita untuk menghormati dan berbuat baik
kepadanya.
a. bapak-ibu yang melahirkan, yaitu bapak-ibu kandung.
b. bapak-ibu yang mengawinkan, yaitu bapak-ibu mertua.
c. bapak-ibu yang mengajarkan, yaitu bapak-ibu guru.
Betapa mulianya kedudukan kedua orang tua, sehingga Allah memerintahkan untuk
berbakti kepada keduanya, dijelaskan dalam al Qur’an :
ْ‫ن‬
ِْ ‫صيناْاإلنسانْْ ِبوا ِلدي ِْهْحملت ْهُْأ ُ ُّم ْهُْوهنًاْعلىْوهنْْوفِصالُ ْهُْفِيْعامي‬
َّ ‫وو‬
ْ )١٤(ْ‫ير‬
ُْ ‫ص‬
َّْ ‫نْاش ُكرْْ ِليْو ِلوا ِلديكْْ ِإل‬
ِْ ‫أ‬
ِ ‫يْالم‬
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman: 14)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata:
ُْ‫صالة‬
َّ ‫ْال‬:‫ي ْالعم ِل ْأفضلُ؟ْقال‬
ُ ‫سألتُ ْر‬
ُّ ‫سول ْهللاِ ْصلَّىْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْا‬
ْ‫ْال ِجهادُْفِي ْس ِبي ِل‬:‫ْث ُ َّم ْأي؟قال‬: ُ‫ْ ِب ُّرْالوا ِلدي ِن ْقُلت‬:‫ْث ُ َّمْأي؟ْقال‬: ُ‫ِلوقتِهاْقُلت‬
ْ .ِ‫هللا‬
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama? Beliau
menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau
menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi; kemudian apa?
Beliau menjawab, jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang lebih tua adalah sumber keberkahan, mereka telah banyak pengalaman,
lebih khusyuk dalam beribadah, mendalam ilmunya dan lebih matang dalam berpikir
dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Berbeda
dengan para pemuda yang cenderung lebih emosional, terburu-buru dan masih kurang
pengalaman.
ْ
Ibu adalah salah satu dari kedua orang tua. Perbandingan seorang ibu dengan ayah
yaitu tiga banding satu. Pernah suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
SAW seperti hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
ُْ‫سو ِلْهللاِْصلَّىْهللا‬
ُ ‫ْجاءْر ُجلْاِلىْر‬:‫ضيْهللاُْعنهُْقال‬
ِ ‫عنْابِيْ ُهريرةْر‬
ْ:‫ْأ ُ ُّمك ْقال‬:‫سول ْهللاِْمن ْاح ُّق ْ ِب ُحس ِن ْصحابتِي؟ْقال‬
ُ ‫ْيار‬:‫علي ِه ْوسلَّم ْفقال‬
ْ:‫ْث ُ َّم ْمن؟ْقال‬:‫ْث ُ َّم ْمن؟قال‬:‫ْأ ُ ُّمكْقال‬:
ْ ‫ْثُـ َّم ْمن؟ْقال‬:‫ْأ ُ ُّمكْقال‬:‫ث ُ َّمْمن؟ْقال‬
ْ ْ‫ث ُ َّمْأبُوك‬
“Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia
berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan
baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab:
“Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya
(lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
73
2. Tata cara bergaul dengan orang lebih tua
a. Bersikap Sopan
Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang tuanya dan
memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi
mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati
mereka dengan perilaku baik dan bijak.
ْ‫بْارحم ُهماْكماْربَّيانِي‬
ِِّْ ‫الرحم ِْةْوقُلْْر‬
ِِّْ ُّ‫واخ ِفضْْل ُهماْجناحْْالذ‬
َّ ْْ‫لْ ِمن‬
ْ )٢٤(ْ‫يرا‬
ً ‫ص ِغ‬
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al Isra’: 24)
b. Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah
jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan
mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan mereka, jangan pula
mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu,jangan sekali-kali meremehkan
mereka.
Terhadap guru misalnya, bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemahlembut. Ketika guru keliru baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid
mengetahui, ia harus menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya.
Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu
tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus.
ْْ‫ن ْ ِعندك‬
َّْ ‫ن ْ ِإحسانًا ْ ِإ َّما ْيبلُغ‬
ِْ ‫وقضى ْربُّكْ ْأال ْتعبُد ُوا ْ ِإال ْ ِإيَّا ْهُ ْو ِبالوا ِلدي‬
ْ‫ف ْوال ْتنهر ُهما ْوقُلْ ْل ُهما‬
ِّْ ُ ‫ال ِكبرْ ْأحدُ ُهما ْأوْ ْ ِكال ُهما ْفال ْتقُلْ ْل ُهما ْأ‬
ْ )٢٣(ْ‫قوالْك ِري ًما‬
“dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" Dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.(QS. Al Isra’: 23)
c. Menolak dengan halus perintah buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan kegiatan
yang kurang sesuai dengan ajaran agama, kemudia pada saat bersamaan mereka
meminta untuk membantu melakukan kegiatan buruk tersebut. Walau demikian
siapa saja yang mendapati hal yeng demikian hendaknya menolak dengan cara
bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa tidak dilecehkan, dan
pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak
melakaukan kegiatan buruk tersebut. Kegiatan buruk tersebut dapat berupa kegiatan
yang menyimpang akidah, seperti mneyembah berhala. Dan juga dapat kegiatan
buruk yang melanggar nilai dan norma kemasyarakatan, misalnya mempunyai
perusahaan pengoplos minuman keras atau yang lain. Dan jangan sekali-kali
membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan ngotot, sebab tidak akan
mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan
percaya diri.
74
ْ‫وإِنْ ْجاهداكْ ْعلى ْأنْ ْتُش ِركْ ْبِي ْما ْليسْ ْلكْ ْبِ ِْه ْ ِعلمْ ْفال ْت ُ ِطع ُهما‬
ْ‫ي‬
َّْ ‫ي ْث َُّْم ْإِل‬
َّْ ‫احب ُهما ْفِي ْالدُّنيا ْمع ُروفًا ْواتَّبِعْ ْسبِيلْ ْمنْ ْأنابْ ْإِل‬
ِ ‫وص‬
ْ )١٥(ْْ‫مر ِجعُ ُكمْْفأُن ِبِّئ ُ ُكمْْ ِبماْ ُكنتُمْْتعملُون‬
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman: 15)
d. Menghormati dengan penuh kasih sayang
Diantara cabang-cabang prinsip saling berkasih sayang adalah mencintai dan
menghormati kepada orang yang lebih tua dari kita. Rasulullah SAW menjamin
surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa
hormat.
َّ َّ‫صل‬
َّْ ‫سول‬
ُ ‫و ِقِّ ِرْالك ِبيرْوارْح ِمْ قالْر‬،ْ‫س‬
ِ‫ُّْللا‬
ُ ‫ْياْأن‬:ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّم‬
‫ص ِغيرْتُرافِقنِيْفِيْالجنَّ ِْة‬
َّ ‫ال‬
“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi
yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)
Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal. Jika sang
anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tua, berikanlah yang maksimal.
Karena yang maksimal saja belum tentu dapat sebanding dengan jerih payah dan
pengorbanan keduanya selama ini dalam mengasuh dan membesarkannya.
ْ‫صينا ْاإلنسانْ ْبِوا ِلدي ِْه ْحملت ْهُ ْأ ُ ُّم ْهُ ْوهنًا ْعلى ْوهنْ ْوفِصالُ ْهُ ْفِي‬
َّ ‫وو‬
ْ )١٤(ْ‫ير‬
ُْ ‫ص‬
َّْ ‫نْاش ُكرْْ ِليْو ِلوا ِلديكْْإِل‬
ِْ ‫نْأ‬
ِْ ‫عامي‬
ِ ‫يْالم‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.(QS. Lukman: 14)
Bukan termasuk kaum muslimin, siapa yang tidak mengenali hak orang tua dan
tidak menyayangi anak kecil.
ُ ‫سفي‬
َّ ‫عبي ِد‬
ْ‫ّْللاِ ْب ِن‬
ُ ْ ‫عن‬،ْ ‫حدَّثنا ْاب ُن ْأبِي ْنجيح‬،‫ان‬
ُ ْ ‫ ْحدَّثنا‬:‫قال‬،‫حدَّثنا ْع ِلي‬
َّ ‫ي ْصلَّى‬
َّ ‫عن ْعب ِد‬،‫امر‬
ْ‫ّْللاُ ْعلي ِه‬
ِ ‫ع‬
ِ ‫ّْللاِ ْب ِن ْعم ِرو ْب ِن ْالع‬
َّ ِ‫يبلُ ُغ ْ ِب ِه ْالنَّب‬،‫اص‬
ْ ‫ْمنَّا‬
ِ ‫فليس‬،‫يرنا‬
ِ ِ‫ويع ِرفْح َّقْكب‬،ْ‫ْمنْلمْيرحمْص ِغيرنا‬:‫قال‬،ْ‫وسلَّم‬
“Dari Abdullaah bin Amr bin Aash, ia menyampaikan sesuatu pada Nabi SAW,
beliau bersabda, Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak
mengenali hak orang tua kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)
Menghormati mertua dan guru harus sama seperti menghormati kedua orang tua
sendiri. Sebab mertua adalah bapak-ibu kandung dari istri atau suami kita. Ketika
seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya tentang
banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam kehidupan ini.
75
e. Memuliakan tokoh masyarakat
Memuliakan manusia berdasarkan kemuliaan adalah menjaga hak-hak pribadi yang
dimiliki semua manusia. Salah satunya dalam bentuk dialog dengan para pembesar
Arab dan kerajaan-kerajaan non-muslim dalam berbagai pertemuan dan surat-surat
beliau kepada mereka. Orang-orang awam yang menemui Nabi SAW, meski bukan
muslimdiperlakukan dengan sangat hormat. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan
bahwa beliau menghamparkan jubahnya untuk diduduki orang-orang yang tidak
mengenal atau memiliki hubungan kerabat dengannya.
َّ ‫ّْللاِ ْصلَّى‬
َّ ‫سو ُل‬
ْ‫ّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْ ِإذا ْأتا ُكم‬
ُ ْ ‫عن ْاب ِن‬
ُ ‫قال َر‬,ْ‫عمر ْقال‬
ْ ‫ك ِري ُمْقومْفأك ِر ُموه‬
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila pemuka suatu
kaum datang kepada kalian, maka muliakanlah ia. (HR. Ibnu Majjah)
f. Mendahulukan Orang yang Lebih tua
Tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara
duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi
kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda:
ْ ْ‫يْجب ِريلُْأنْأُق ِدِّمْاألكا ِبر‬
ِ ‫أمر ِن‬
“Malikat Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua”.
(HR. Al Baihaqi)
َّ َّ‫ّْللاِْصل‬
َّ ‫سول‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْو ُهو‬
ُ ْ‫أ َّنْابن‬
ُ ‫ْرأيتُ ْر‬:ْ‫ْقال‬،ْ‫عمر‬
َّ َّ‫ْجب ِريلْصل‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّم‬
ِ ‫ْ ِإ َّن‬:ْ‫وقال‬،ْ‫ْفأعطىْأكْبرْالقو ِم‬،ْ‫يست ُّن‬
ْ ْ‫أمر ِنيْأنْأُك ِبِّر‬
Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah SAW, sedang memakai siwak lalu
beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan beliau
bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk
mendahulukan yang lebih tua. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Ahlak mendahulukan orang tua ini, telah dicontohkan oleh Sayyidina Ali bin
Abi Thalib.
Suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar
rumah untuk menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah
perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah berusia lanjut. Lelaki tua
itu berjalan menuju arah yang sama dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.
Karena keluhuran akhlaknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra tidak mau
mendahului yahudi tersebut meski jalannya sangat lamban.
3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua
a. Durhaka kepada orang tua
Berbuat durhaka artinya menentang, kebalikannya adalah berbuat baik kepada
kedua orang tuanya.Tidak ada alasan bagi anak untuk tidak berbuat baik kepada
kedua orang tuanya, ketundukan anak kepada kedua orang tuanya adalah dalam
segala hal yang diperintahkan.Barangsiapa yang durhaka kepada kedua orang tua,
Allah akan melaknatnya, dan mengharamkan surga baginya.
76
ْ‫طْالوْاِْلدْيْ ِن‬
ِْ ْ‫سخ‬
ُْ ِْ ‫في‬
ْ ِْ‫هللا‬
ْ ْ‫ط‬
ُْ ْ‫سخ‬
ُْ ْ‫نْو‬
ِْ ْ‫هللاْفيْرضْىْالوْاِْلدْي‬
ِْ
ْ‫ِْرضْى‬
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan
Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
b. Bersikap arogan
Bersikap arogan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah sombong;
congkak, angkuh, mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam
sikap suka memaksa atau pongah.Sikap arogans adalah sikap kesombongan diri
terhadap orang lain karena kelebihan yang dimiliki seperti kekayaan, kepandaian,
ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi
kelemahannya.
Sikap arogan dapat menutup mata hati dalam menerima yang haq. Kesombongan
menjadikan manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain
karena sifat congkak dan takabur. Misalnya Seorang anak yang sudah merasa lebih
pandai daripada orang tuanya akan bersikap cuek terhadap nasihat yang diberikan
ibu-bapaknya.Sikap arogan tiada lain karena pengaruh nasfu dan godaan setan
sehingga pelakunya tidak dapat menerima nasehat.
َّ ‫ن ْال‬
ْ‫ن‬
َّْ ِ‫غ ْبين ُهمْ ْإ‬
ُْ ‫شيطانْ ْينز‬
َّْ ِ‫ن ْإ‬
ُْ ‫وقُلْ ْ ِل ِعبادِي ْيقُولُوا ْالَّتِي ْ ِهيْ ْأحس‬
َّ ‫ال‬
ْ )٥٣(ْ‫انْعد ًُّواْ ُمبِينًا‬
ِْ ‫شيطانْْكانْْ ِلإلنس‬
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53)
Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Muda
1. Pengertian orang lebih muda
Kata orang yang lebih muda atau pemuda mendapat perhatian yang cukup besar dalam Al
Quran dan hadis Nabi SAW, dengan kata syabab,fatan. Seperti istilah fatan pada QS. Al
Anbiya’: 60, dan kata syabab dalam hadis Nabi SAW.
ْ )٦٠(ْ‫لْل ْهُْإِبرا ِهي ُْم‬
ُْ ‫قالُواْس ِمعناْفتًىْيذ ُك ُر ُهمْْيُقا‬
“Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim ".
Rasulullah SAW bersabda,
َّ ‫سبعةْي ُِظلُّ ُه ُم‬
ْ ‫ْظلُّهُْ…ْوشابْنشأْفِىْ ِعبادةِْر ِبِّ ِْه‬
َّْ ‫ْظ‬
ِ َّ‫لْ ِإال‬
ِ ‫ىْظ ِلِّ ِهْيومْال‬
ِ ِ‫ّْللاُْف‬
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan
(Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya:
…Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah
…”(HR. Bukhari)
Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental para pemuda.
Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah
fondasi yang menopang masa depan umat Islam. Adab bergaul dengan yang lebih muda
pada dasarnya ditujukan untuk menjadikan generasi yang dapat menggantikan tongkat
estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok
pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang
77
menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah menyelamatkan para pemuda
tersebut dgn menidurkan mereka selama 300 tahun ditambah 9 tahun.
ْ )٢٥(ْ‫ول ِبثُواْفِيْكه ِف ِهمْْثالثْْ ِمائةْْ ِسنِينْْوازدادُواْتِسعًا‬
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi)”.(QS. Al Kahfi: 25)
2. Tata cara bergaul dengan orang lebih muda
a. Memberi Nasehat
Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan gebrakan dalam membangun kemajuan. Tapi bersamaan dengan itu, masa muda
adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang
pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak
mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tak jarang menyebabkan hidupnya
terguncang. Oleh karena itu perlu mendapat nasehat oleh orang yang lebih tua.
Nasehat yang diberikan kepada pemuda intinya adalah agar pemuda selalu berusaha
untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan
asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam QS. Yusuf: 22-24,
ُ ‫ول َّما ْبلغْ ْأ‬
ْْ‫شدَّْهُ ْآتينا ْهُ ْ ُحك ًما ْو ِعل ًما ْوكذ ِلكْ ْنج ِزي ْال ُمح ِسنِين‬
ْْ‫ت ْاألبوابْ ْوقالت‬
ِْ ‫)وراودت ْهُ ْالَّتِي ْهُوْ ْفِي ْبيتِها ْعنْ ْنف ِس ِْه ْوغلَّق‬٢٢(
َّ ْ ‫ح‬
ْْ‫الظا ِل ُمون‬
ُْ ‫ّللاِ ْ ِإنَّ ْهُ ْر ِبِّي ْأحسنْ ْمثوايْ ْ ِإنَّ ْهُ ْال ْيُف ِل‬
َّْ ْ ْ‫هيتْ ْلكْ ْقالْ ْمعاذ‬
ْْ‫)ولقدْْه َّمتْْ ِب ِْهْوه َّْمْ ِبهاْلوالْأنْْرأىْبُرهانْْر ِبِّ ِْهْكذ ِلكْْ ِلنص ِرف‬٢٣(
ْ )٢٤(ْْ‫صين‬
ُّ ‫عن ْهُْال‬
ِ ‫سوءْْوالفْحشاءْْإِنَّ ْهُْ ِمنْْ ِعبادِناْال ُمخل‬
“ dan tatkala Dia cukup dewasaKami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan
wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:
"Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf
itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Rasulullah SAW sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda,
seperti nasehat beliau kepada Abdullah bin Abbas: “Wahai anakku, jagalah Allah
maka Dia pasti akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan menemukan-Nya
di hadapanmu. Jika kamu meminta, maka memintalah kepada Allah. Jika kamu
memohon pertolongan, maka memohonlah kepada Allah. Seandainya semua umat
bersatu untuk memberimu suatu manfaat, mereka tidak akan mampu kecuali sudah
ditentukan Allah. Dan seandainya semua umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka
tidak akan mampu kecuali yang telah Allah tetapkan Allah. Pena (pencatat taqdir) telah
diangkat dan lembaran-lembaran (catatan taqdir) telah mongering”. (HR Bukhari dan
Muslim)
Diantara kebutuhan pemuda muslim, dan kita harus memberi nasehat kepadanya,
hendaknya menjadikan dirinya mempunyai waktu untuk penyucian (jiwa) dengan
78
harapan mereka terjaga dari maksiat. Misalnya dengan rajin beribadah, mempelajari
ilmu dan berpuasa sunnah.
َّ ‫يا ْمعشر ْال‬
ْ‫ض‬
ُّ ‫ْمن ُكم ْالباءة ْفليتز َّوج ْفإِنَّهُ ْأغ‬
ِ ‫ب ْمن ْاستطاع‬
ِ ‫شبا‬
ْ ْ‫صو ِمْفإِنَّهُْلهُْ ِوجاء‬
َّ ‫ِللبص ِرْوأحص ُنْ ِللفرجِْومنْلمْيست ِطعْفعلي ِهْ ِبال‬
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah),
maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga
kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena
hal itu sebagai perisai”.(HR. Muttafaq’alaihi)
b. Mempererat persaudaraan
Orang yang lebih tua mencintai saudaranya yang lebih muda karena Allah akan
memandang bahwa dirinya merupakan bagian integral suatu masyarakat, yang harus
membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama. Apapun yang dirasakan oleh
saudaranya, baik kebahagiaan maupun kesengsaraan, ia anggap sebagai kebahagiaan
dan kesengsaraannya juga. Dengan demikian, terjadi keharmonisan hubungan
antarindividu yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan.
ْ‫ّللاْبِ ِْه‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ ‫لنْْتنالُواْالبِ َّْرْحتَّىْتُن ِفقُواْ ِم َّماْت ُ ِحبُّونْْوماْتُن ِفقُواْ ِمنْْشيءْْفإ‬
ْ )٩٢(ْْ‫ع ِليم‬
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran: 92)
Masyarakat seperti itu, telah dicontohkan pada zaman Rasulullah saw. Kaum
Anshar dengan tulus ikhlas menolong dan merasakan penderitaan yang dialami oleh
kaum Muhajirin sebagai penderitaannya. Perasaan seperti itu bukan didasarkan
keterkaitan daerah atau keluarga, tetapi didasarkan pada keimanan yang teguh.
Dalam hadits lain Rasulullah saw. menyatakan:
ْ‫سو ُلْهللاِْصلَّىْهللاُْعلي ِه‬
ُ ‫ْقالْر‬:‫ضيْهللاُْعنهُْقال‬
ِ ‫عنْأبِيْ ُموسىْر‬
ُ ‫انْي‬
ْ ْ.‫ضا‬
ً ‫ضهُْبع‬
ُ ‫شدُّْبع‬
ِ ‫وسلَّمْال ُمؤ ِم ُنْ ِلل ُمؤ ِم ِنْكالبُني‬
ْ
“Diriwayatkan dari Abi Musa ra. di berkata, "Rasulullah saw. pernah bersabda,
'Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagianbagiannya saling mengokohkan”. (HR. Bukhari)
c. Memberi perhatian dan kasih sayang
Orang yang lebih muda usianya membutuhkan perhatian orang yang lebih tua. Oleh
karenaya hendaknya orang yang lebih tua menampakkan perhatian kepada mereka
yang muda. seorang anak atau pemuda bisa berperilaku nakal, karena mau mendapat
perhatian orang dewasa. Mereka membutuhkan untuk diperhatikan, diantara
caranya adalah dengan mencari informasi latar belakang mengapa mereka
berperilaku demikian dan menunjukkan sikap secara langsung berupa kasih sayang
dengan bergaul. Rasulullah SAW bersabda,
َّ ‫سو ُل ْاللَّ ِهصلَّى‬
ْ‫و ِقِّ ِر ْالك ِبير ْوارح ِم‬،ْ ‫س‬
ُ ‫قال ْر‬
ُ ‫ ْيا ْأن‬:ْ ‫ّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم‬
ْ ‫ص ِغيرْتُرا ِفق ِنيْ ِفيْالجنَّ ِْة‬
َّ ‫ال‬
“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang
lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)
79
َّ َّ‫ّْللاِ ْصل‬
َّ ‫سو ُل‬
ْْ‫ىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْال ْتد ُخلُون‬
ُ ‫عن ْأبِيْ ُهريرة ْقال ْقال ْر‬
ْ‫الجنَّة ْحتَّىْتُؤ ِمنُواْوال ْتُؤ ِمنُواْحتَّىْتحابُّواْأوال ْأدُلُّ ُكم ْعلىْشيء ْإِذا‬
ُ ‫فعلت ُ ُموهُْتحاببتُمْأف‬
ْ ْ‫سالمْبين ُكم‬
َّ ‫شواْال‬
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian
beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai.
Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan, maka
kalian akan saling mencintai? (Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR.
Muslim)
d. Memberi teladan kebaikan
Menampilkan teladan yang baik dalam sikap dan tingkah laku kepada siapa saja
yang berusia lebih muda adalah metode pendidikan yang paling baik dan utama.
Bahkan para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang ditimbulkan dari perbuatan
dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang lebih besar dari pada pengaruh
ucapan.Hal ini disebabkan jiwa manusia itu lebih mudah mengambil teladan dari
contoh yang terlihat di hadapannya, dan menjadikannya lebih semangat dalam
beramal serta bersegera dalam kebaikan. Seperti yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW, yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi
pemuda yang bergelar al-amin (tepercaya) dari masyarakatnya.
ْ )٤(ْْ‫و ِإنَّكْْلعلىْ ُخلُقْْع ِظيم‬
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al
Qalam: 4)
e. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi
Pemuda adalah tonggak penopang Umat. Dari mereka lah akan lahir para ulama,
para reformis, pada mujahid dan peran-peran lain dalam bangunan masyarakat. Jika
mereka baik, lingkungannya akan mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.
ْ‫والَّذِينْ ْآمنُوا ْواتَّبعت ُهمْ ْذُ ِ ِّريَّت ُ ُهمْ ْبِإِيمانْ ْألحقنا ْبِ ِهمْ ْذُ ِ ِّريَّت ُهمْ ْوما‬
ْ )٢١(ْْ‫لْام ِرئْْبِماْكسبْْر ِهين‬
ُّْ ‫ألتنا ُهمْْ ِمنْْعم ِل ِهمْْ ِمنْْشيءْْ ُك‬
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami
tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat
dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. At Thur: 21)
Dalam memberi bimbingan hendaknya mempertimbangkan perkembangan berfikir
dan daya kreatifitasnya sehingga mereka yang muda tidak merasa didikte yang
berujung pada keengganan mereka untuk mengikuti bimbingan. Demikian pula,
dalam memberikan bimbingan hendaknya dilakukan juga dengan diskusi untuk
mengetahui pola pikir mereka. Nabi bersabda,
َّ َّ‫يِْصل‬
ْ‫س ُِرواْوْال‬
ِّ ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْي‬
ِّ ِ‫عنْأن ِسْب ِنْما ِلكْعنالنَّب‬
ِّ ‫س ُِرواوب‬
ْ‫ش ُِرواْوالْتُن ِفِّ ُرواْوكانْيحبْالتخفيفْوالتسريْعلى‬
ِّ ‫تُع‬
‫الناس‬.
“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Rasulullah SAW. bersabda: Mudahkanlah
dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. suka memberikan keringanan kepada
manusia”.(HR. Bukhari)
80
َّ َّ‫ّْللاِْصل‬
َّ ‫سول‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْوفِيْحدِيثِبكر‬
ُ ‫عنْأبِيْ ُهريرةأ َّنْر‬
ُ ُ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْيْق‬
َّ َّ‫ّْللاِْصل‬
َّ ‫سول‬
ْ‫ب‬
ُ ‫أنَّهُْس ِمعْر‬
ِ ‫وألرأيتُمْلوْأ َّنْنه ًراْبِبا‬
ْ‫ىْمنْدرنِ ِهْشيء ْقالُوا‬
ِ ‫ْمنهُْ ُكلَّيوم ْخمسْم َّرات ْهلْيبق‬
ِ ‫أح ِد ُكم ْيغت ِس ُل‬
َّ ‫ت ْالخم ِس ْيم ُح‬
ْ‫وّللاُ ْ ِب ِه َّن‬
ِ ‫صلوا‬
ِ ‫الْيبق‬
َّ ‫ىمن ْدرنِ ِه ْشيء ْقال ْفذ ِلك ْمث ُل ْال‬
ْ ‫الخطايا‬
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian
seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di
sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa
kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau
bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus
dosa-dosa”. (HR. Muslim).
Usamah bin Zaid, yang pernah didaulat oleh Nabi SAW untuk menjadi pemimpin
pasukan kaum muslimin yang bergerak ke negeri Syam. Saat itu umurnya belum
mencapai tujuh belas tahun. Dan diantara pasukan yang dipimpinnya ada para
pembesar sahabat. Hingga Abu Bakar meminta izin kepada Usamah bin Zaid agar
Umar bin Khattab diperintahkan untuk tinggal bersamanya di Madinah dan Usamah
pun mengizinkannya.
f. Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
Sebagai orang yang lebih tua dan memahami bahwa akan peran pemuda di masa
mendatang, mereka akan memberi penghargaan (reward) atas dedikasi yang
ditunjukkan oleh pemuda. Islam menganjurkan kepada segenap umatnya untuk
saling menghargai satu sama lain. Sikap selalu menghargai orang lain itu (termasuk
dalam karyanya) didasari oleh jiwa yang santun, dimana seseorang dapat
menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya sendiri. Termasuk bagian
dari menghargai orang di luar dirinya itu adalah penghargaan terhadap karyanya.
Setiap muslim diperintahkan untuk bekerja sebagai wujud penghargaan terhadap
pekerjaan itu sendiri. Allah berjanji akan melipatgandakan perbuatan hamba-hambaNya yang berbuat kebaikan.
ًْ‫منْ ْع ِملْ ْصا ِل ًحا ْ ِمنْ ْذكرْ ْأوْ ْأُنثى ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفلنُح ِيينَّ ْهُ ْحياْة ً ْط ِيِّب ْة‬
ْ )٩٧(ْْ‫نْماْكانُواْيعملُون‬
ِْ ‫ولنج ِزينَّ ُهمْْأجر ُهمْْ ِبأحس‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. An
Nahl: 97)
َّ َّ‫ّْللاِ ْصل‬
َّ ‫سو ُل‬
َّ ‫ضي‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِه‬
ُ ‫ْقال ْر‬:ْ ‫ّْللاُْعنهُْقال‬
ِ ‫عن ْأ ِبيْ ُهريرة ْر‬
َّ
ْ،ْ ‫يف‬
‫ي ْخير ْوأحبُّ ْإل‬
َّ ‫ْمن ْال ُمؤ ِم ِن ْال‬
ِ ‫ض ِع‬
ِ ِ‫ىّْللا‬
ُّ ‫ْال ُمؤ ِم ُن ْالق ِو‬:ْ ‫وسلَّم‬
ْ،ْ ‫ ْاح ِرص ْعلى ْما ْينفعُك ْواست ِعن ْبِْا َّلِلِ ْوال ْتع ِجز‬،ْ ‫وفِي ْ ُك ِّل ْخير‬
ْ‫ْول ِكن‬،ْ‫ْلو ْأ ِنِّيْفعلتْكذاْكان ْكذاْوكذا‬:ْ ‫وإِن ْأصابكْشيء ْفال ْتقُل‬
َّ ‫ْفإ ِ َّنْلوْتفت ُحْعملْال‬،ْ‫ّْللاُْفعل‬
َّ ‫ّْللاُْوماْشاء‬
َّ ‫ْقدَّر‬:ْ‫قُل‬
ْ ‫ان‬
ِْ ‫شيط‬
81
“Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin
yang kuat lebah baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan
dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan
manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. janganlah lemah! Kalau engkau
tertimpa sesuatu, janganlah berkata, ‘kalau aku berbuat begini, pasti begini dan
begitu tetapi katakanlah “Allah SWT telah menentukan dan Allah menghendaki aku
untuk berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”.(HR.
Muslim)
3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih muda
a. Meminta dihormati
Meminta dihormati dengan cara berlebihan sehingga meletakkannya pada martabat
lebih dari kedudukannya sebagai manusia, merupakan perbuatan yang dibenci oleh
Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Umar
bin Khattab ra,
ْ‫ ْإِنَّما ْأنا ْعبد‬،‫ت ْالنَّصارى ْ ِعيسى ْب ِن ْمريم‬
ِ ‫ال ْتُط ُرونِي ْكما ْأطر‬
ْ ُ‫سولُ ْه‬
ُ ‫فقُولُواْعبد ُْهللاِْور‬
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘Isa bin
Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba
Allah dan rasul-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
b. Apatis terhadap pemuda
Apatis yaitu sikap kurang antusias atau acuh tak acuh bahkan tidak tertarik terhadap
suatu hal. Sikap apatis merupakan wujud dari sukap individualis. Sikap
individualistis adalah sikap mementingkan diri sendiri, tidak memiliki kepekaan
terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Salah satunya adalah tidak
memperhatikan/peduli kepadayang lain.
ْ:‫ي ْصلَّى ْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْقال‬
ِ ‫عن ْأنس ْر‬
ِِّ ‫ضي ْهللاُ ْعنهُ ْع ِن ْالنَّ ِب‬
ْ .‫اليُؤ ِم ُنْأحدُ ُكمْحتَّىْيُ ِحبَّ ِْأل ِخي ِهْمايُ ِحبُّ ْ ِلنف ِس ِه‬
“Anas ra. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman
seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)
c. Salah paham atas aktifitas pemuda
Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor
yang sekedar berfoya-foya. Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda
untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah islam. Tetapi karena sikapsikap buruk yang dipicu oleh purbasangka,kecurigaan dan menuduh tanpa tahu latar
belakang, aktifitas pemuda banyak disalah pahami oleh orang yang lebih tua. Oleh
karena itu tidak halal seorang muslim berburuk sangka terhadap saudaranya, tanpa
suatu alasan dan bukti yang jelas.
ْْ‫ياْأيُّهاْالَّذِينْْآمنُواْالْيسخرْْقومْْ ِمنْْقومْْعسىْأنْْي ُكونُواْخي ًراْ ِمن ُهم‬
ْ )١١(…
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka”. (QS. Al Hujurat: 11)
82
ْ‫ْإِيَّا ُكم‬:ْ ‫سو ُل ْهللاِ ْصلَّىْهللاُْعلي ِه ْوسْلَّم‬
ُ ‫ْقال ْر‬:ْ ‫عن ْابِىْ ُهريرة ْقال‬
َّ ‫الظ َّنْفا َِّن‬
َّ ‫و‬
ْ ‫بْالحدِيث‬
ُ ‫ْالظ َّنْاكذ‬
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasululloh.” Jauhkanlah diri
kamu daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan,
(hati)”. (HR. Muttafaq Alaih)
Contohnya adalah pemuda Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kecil, lalu
menggantungkan kapaknya di leher berhala yang paling besar untuk memberikan
pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu (tuhan selain Allah SWT)
sama sekali tidak ada manfaatnya.Kisah keberaniannya dikisahkan dalam QSAl
Anbiya: 56-70.
Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis
1. Pengertian lawan jenis
Lawan jenis merupakan istilah yang digunakan untuk membedakan dua jenis manusia,
yakni laki-laki dan perempuan.Lelaki dan perempuan secara sexualitas di bedakan
berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya.
Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk
berpasang-pasangan sehingga merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika
terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha
untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami,
saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah
tangga. lnilah indahnya kehidupan.
ُ ْ ْ‫اس ْ ِإنَّا ْخلقنا ُكمْ ْ ِمنْ ْذكرْ ْوأُنثى ْوجعلنا ُكم‬
ْْ‫شعُوبًا ْوقبا ِئل‬
ُْ َّ‫يا ْأيُّها ْالن‬
ْ )١٣(ْْ‫ّللاْع ِليمْْخبِير‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫ّللاِْأتقا ُكمْْإ‬
َّْ ْْ‫نْأكرم ُكمْْ ِعند‬
َّْ ِ‫ِلتعارفُواْإ‬
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Al-Hujurat, 13.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu
(syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama.
Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasanbatasan yang sangat jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.Islam
mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga
diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah.
2. Tata cara bergaul dengan lawan jenis
a. Bersahabat karena Allah
Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya
karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk melakukan aktifitas
dengan saling menjaga kehormatan sesuai petunjuk Allah. Hal ini merupakan bukti
kesempurnaan serta ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan
pahala yang paling besar di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
83
ْ َّْ‫سولُهُْاحب‬
ُ ‫ْأن ْي ُكون ْهللاْور‬:‫ان‬
ِ ‫ثالث ْمن ْ ُك َّن ْفِي ِه ْوجد ْحالوة ْا ِاليم‬
ْ‫ْم َّماسوا ُه ُهما ْوان ْيُ ِحبَّ ْفِى ْهللاِ ْويبغض ْفِى ْهللا ْوان ْتُوقد ُ ْنار‬
ِ ‫اِلي ِه‬
‫ْمنْانْيُس ِركْ ِباهللاِْسيِِّئًا‬
ِ ‫ع ِظيمةْفيق ُعْفِيهاْاحبَّ ْاِلي ِه‬
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut,
maka akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan
rasulnya melebihi yang lainnya; Mencintai dan membenci semata-mata hanya
karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih
disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan antar lawan jwnis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Dalam hal
ini, Rasulullah SAW pernah bersabda,
ْ ْ‫ْمثلُْذا ِلك‬
ِ ‫ْولك‬: ُ‫بْقالْالملك‬
ِ ‫اْالر ُجل‬
َّ ‫إِذادع‬
ِ ‫ُْالَ ِخي ِهْبِظه ِرْالغي‬
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan),
maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
b. Menjaga Aurat
Aurat secara bahasa adalah aib. Sedangkan secara istilah aurat adalah bagian-bagian
tertentu pada tubuh manusia yang wajib ditutup. Jadi dapat disimpulkan aurat adalah
bagian-bagian tertentu dari tubuh yang wajib dilindungi dari pandangan rang lain
selain mahrom, karena perbuatan tersebut dianggap memalukan menurut pandangan
agama.
Dalam pergaulan, diwajibkan bagi lelaki dan perempuan untuk menutup aurat.
Jumhur ulama sepakat aurat lelaki adalah dari pusar sampai lutut. Sedang aurat
perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Tidak
diperbolehkan bagi laki-laki melihat aurat wanita yang bukan mahromnya walaupun
tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk tujuan kesenangan (ladzzah).
Adapun melihat bagian yang tidak termasuk aurat wanita menurut jumhur ulama,
yaitu wajah dan telapak tangan, diperbolehkan dengan syarat hal tersebut tidak
menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan kesenangan (ladzdzah). Bila hal
tersebut menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat, maka melihatnya haram.
ْْ‫ن ْ ِمن‬
َّْ ‫اء ْال ُمؤ ِمنِينْ ْيُدنِينْ ْعلي ِه‬
ِْ ‫اجكْ ْوبناتِكْ ْونِس‬
ُّْ ‫يا ْأيُّها ْالنَّ ِب‬
ِ ‫ي ْقُلْ ْألزو‬
ْ‫ورا ْر ِحي ًما‬
َّْ ْ ْ‫ن ْذ ِلكْ ْأدنى ْأنْ ْيُعرفنْ ْفال ْيُؤذينْ ْوكان‬
َّْ ‫جال ِبي ِب ِه‬
ً ُ‫ّللاُ ْغف‬
ْ )٥٩(
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Ahzab: 59)
َّ ‫المرأةُْعورةْفإِذاْخرجتِْاستشرفهاْال‬
ْ ‫ان‬
ُْ ‫شيط‬
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di
mata laki-laki." (HR. Tirmidzi)
c. Menjaga Kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini banyak sekali
remaja yang terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagai muslim kita wajib
84
tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak
melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat.
ُ ‫ار ِهمْ ْويحف‬
ْ‫ظوا ْفُ ُروج ُهمْ ْذ ِلكْ ْأزكى‬
ِ ‫قُلْ ْ ِلل ُمؤ ِمنِْينْ ْيغُضُّوا ْ ِمنْ ْأبص‬
ْ )٣٠(ْْ‫ّللاْخ ِبيرْْ ِبماْيصنعُون‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ل ُهمْْ ِإ‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
(QS. An Nur: 30)
d. Menundukkan pandangan
Islam mengajarkan kita agar selalu menjaga mata kita agar tidak melakukan zina
mata. Jikalau ada satu kenikmatan, maka yang pertama itu ibadah dan selanjutnya
itu perangkap syaithan. Memandang wanita (bukan muhram) merupakan salah satu
anak panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut akan Adzab Allah.
Maka Allah akan menganugrahkan kepadanya iman yang dirasakan manisnya dalam
hatinya.
َّ ‫ي ْصلَّى‬
ْْ‫ّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم‬
ِّ ‫عن ْابى ْهريرة ْرضيى ْهللاُ ْعنه ْالنب‬
ِّ ِ ‫ْمن‬
ْ‫ان‬
ِ ُ‫صيبه‬
ِ ‫ ُكتِب ْعلى ْاب ِن ْأدم ْن‬،‫قال‬
ِ ‫ ْالعين‬،ِّ‫ْالزنا ْ ُمد ِركُ ْالمحالة‬
ْ،ْ‫ْواألدنانْزناْهماْاالستماعْواللسانْزناهْالكالم‬،‫ِزنا ُهماْالنَّظر‬
ْ‫ ْوالرجل ْزنا ْها ْالخطى ْواقلب ْيهوى‬،ْ ‫واليد ْزنا ْها ْالبطشى‬
ْ .‫ويتمنىْويصدقْذلكْالفرجْاويكذبه‬
“Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan
bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya.
Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina
lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan
serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan
atau tidak dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dari Jarir bin Abdullah ra, dia berkata,
َّ ‫سول‬
ْ‫ّْللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْعن ْنظ ِر ْالفُجاءةِ ْفأمرنِىْأن‬
ُ ‫سألتُ ْر‬
ْ .‫أص ِرفْبص ِرى‬
Aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai pandangan yang tidak di
sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.
(HR. Muslim)
e.Saling bertanggung jawab
Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau dipertanggung
jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menderita. Dalam
peribahasa diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan sama dijinjing” Rasulullah
SAW bersabda:
ُ ‫انْي‬
ْ ‫ضا‬
ُْ ‫ال ُمؤ ِم‬
ً ‫شدُّْبعضهُْبع‬
ِ ‫نْلْل ُمؤ ِم ِنْكالبُني‬
“Seseorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan suatu
bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR.
Bukhari)
85
3. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis
a. Berada ditempat rahasia antar lawan jenis
Tempat-tempat rahasia disini adalah tempat sepi dimana keberadaan seseorang tidak
diketahui oleh orang lain. Tempat rahasia bisa berupa tempat pribadi atau bahkan
keramaian yang dapat digunakan untuk berkhalwat yaitu tempat yang ramai tapi
satu dan yang lain sudah tidak saling peduli sehingga setiap orang bebas melakukan
apa saja yang mereka inginkan.
Islam tidak membenarkan masuk ke kamar-kamar perempuan bagi laki-laki atau
sebaliknya, maka hal ini memberi pengertian, bahwa kita dilarang duduk-duduk
berdua-duaan saja dalam sebuah bilik dengan seorang perempuan tanpa mahramnya.
Dari Uqbah Ibn Amir ra, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda,
ْ!ِْ‫سولْهللا‬
ِ ‫إِيَّا ُكم ْوالدُّخول ْعلى ْالنِِّس‬
ِ ‫ْفقال ْر ُجل‬.‫اء‬
ُ ‫ْيار‬:‫ار‬
ِ ‫ْمن ْاألنص‬
ْ . ُ‫ْالحم ُوالموت‬:‫أفرأيتْالحمو؟ْْقال‬
“Bahwsannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke kamarkamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan
padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW
menjawab; ipar itu adalah kematian/kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Umar bin Al Khattab, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu
perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi SAW,
َّ ‫الْيخلُو َّنْأْحدُ ُكمْ ِبامرأةْفإ ِ َّنْال‬
ْ ‫شيطانْثا ِلث ُ ُهما‬
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita
(yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka
barangsiap yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya
maka dia adalah seorang yang mukmin." (HR. Ahmad)
b. Bergaul bebas (ikhtilat) antar lawan jenis
Ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat
tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas masing-masing
wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka
hatinya. Dan bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para
remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan
jenis.
Firman Allah,
ِّ ِ ْ‫والْتقربُوا‬
ْ )٣٢(ْ‫احش ْةًْوساءْْس ِبيال‬
ِ ‫الزناْ ِإنَّ ْهُْكانْْف‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Israa: 32)
c. Larangan berhias berlebihan
Berhias adalah
Baik lelaki dan perempuan dilarang memakai perhiasan yang berlebihan (seronok)
dan merangsang lawan jenis. Lelaki dilarang untuk memakai emas, kalung dan
anting (kalau cincin bukan emas diperbolehkan). Wanita dilarang untuk memakai
wewangian yang harum dan menunjukkan perhiasan yang berlebihan, seperti
memakai kutek, tato, maskara, dan semacamnya. Allah berfirman,
86
ْْ‫صالة‬
َّْ ‫وقرنْ ْفِي ْبُيُوتِ ُك‬
َّ ‫ن ْوال ْتب َّرجنْ ْتب ُّرجْ ْالجا ِه ِليَّ ِْة ْاألولى ْوأقِمنْ ْال‬
َّ ْ ْ‫وآتِين‬
ْْ‫الرجس‬
َّْ ُْ ‫سول ْهُ ْإِنَّما ْيُ ِري ْد‬
َّْ ْ ْ‫الزكاةْ ْوأ ِطعن‬
ُ ‫ّللا ْور‬
ِّ ِ ْ ‫ّللاُ ْ ِليُذ ِهبْ ْعن ُك ُْم‬
ْ )٣٣(ْ‫يرا‬
ِْ ‫أهلْْالبي‬
ً ‫تْويُط ِ ِّهر ُكمْْتط ِه‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait
dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab: 33).
Setelah mempelajari materi,
mari kita simpulkan…….!
1. Pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma
kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara’, serta memenuhi segala
hak yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya.
2. Agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin melakukan pergaulan di antara
kaum muslimin, baik bersifat pribadi orang seseorang, maupun badan dalam bentuk
kesatuan.Karena dengan pergaulan, kita saling berhubungan mengadakan pendekatan
satu sama lain, bisa saling tunjang menunjang dan saling isi mengisi dalam kebutuhan
serta dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat yang adil
dan makmur serta berakhlaqul karimah.
3. Secara garis besar pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan,
a.Mereka yang umurnya lebih tua dari pada kita, atau yang lebih banyak ilmunya atau
banyak ibadahnya. Maka hendaknya dalam memandang mereka, kita berperasaan
bahwa mereka mempunyai keutamaan, dan kepada merekalah kita memberikan
penghormatan yang semestinya.
b. Mereka yang umurnya setaraf dengan kita. Mereka harus kita hormati, walaupun
umurnya setaraf karena mungkin mereka lebih tinggi akhlaqnya dengan kita,
amalnya lebih banyak dari pada kita dan dosanya lebih sedikit dari pada kita.
c.Mereka yang lebih muda umurnya dari pada kita. Golongan inipun harus kita hormati
secara wajar karena mereka lebih muda dan lebih kurang keburukannya dari pada
kita, dibandingkan dengan kita yang sudah lanjut umurnya.
MARI BERDISKUSI
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
D. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Adab dalam Pergaulan, maka seharusnya kita memiliki
sikap sebagai berikut :
a. Menghargai pada setiap orang baik seusia, lebih tua, lebih muda atau lawan jenis
b. Menghormati pada oang yang lebih tua
c. Menyayangi pada orang yang muda
d. Saling menghargai pendapat dan prinsip teman sebaya
e. Membuat batasan-batasan dalam pergaulan sesuai dengan kaidah agama Islam
f. Tidak terjerumus dalam pergaulan bebas
87
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Tuliskan dalam buku tugas kalian model-model pergaulan apa sajakah yang
terjadi pada masa sekarang ini.
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari
media massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian
melalui internet dan media cetak lainnya.
E. KISAH TELADAN
Bahaya pergaulan bebas dan minuman keras
Pada jaman dahulu kala ada seorang pemuda salih yang taat beribadah. Disisi lain,
hidup juga seorang wanita penghibur yang telah berhasil menaklukkan banyak lelaki
di daerah tersebut. Wanita itu sangat ingin menaklukkan pemuda salih itu, karena
dia adalah satu-satunya pemuda yang melewati rumahnya tetapi tidak pernah tertarik
padanya.
Suatu hari, ketika pemuda itu lewat sang wanita dengan sengaja berteriak-teriak
minta tolong, sang pemuda lupa dengan pesan gurunya agar jangan sampai
mendekati rumah itu apapun yang terjadi. Ternyata teriakan minta tolong itu
mengalahkan nasihat gurunya, sang pemuda akhirnya mendatangi rumah tersebut.
Setelah pemuda itu masuk, dia baru menyadari bahwa dia dijebak, wanita itu
menguncinya didalam rumah, ketika pemuda itu minta dikeluarkan dari rumah
tersebut karena takut pada dosa maka wanita tersebut memberinya tiga pilihan,
sebelumnya wanita tersebut memanggil seorang anak yang membawa segelas
minuman keras, ”kamu boleh keluar dari sini apabila sudah memilih salah satu
diantara tiga ini, berzina, membunuh anak kecil ini atau meminum minuman keras
ini”. Pemuda saleh menolaknya ketiganya karena semuanya termasuk dosa besar.
”kalau kamu tidak memilih salah satu diantara tiga, maka aku akan berteriak dan
kamu akan dipermalukan didepan masyarakat”. Akhirnya pemuda itu memilih sala
satu yang dianggapnya paling ringan yaitu minuman keras. Akibat minuman keras
pemuda salih kehilangan akal sehatnya akhirnya melakukan ketiga dosa besar yang
ditawarkan diatas. Dan syaitanpun bahagia karenanya.
AYO BERLATIH….
Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Apa yang akan kalian lakukan apabila teman sekelas kalian tidak ada yang
memperdulikan kalian?
2. Apabila kalian dihadapkan pada dua keadaan, mengikuti kegiatan ekstra kurikukler
sementara orang tua kalian meminta bantuan kalian menjaga toko kelontong milik
keluarga. Keadaan manakah yang akan kalian pilih?
3. Kalian bertemu dengan adik kelas kalian yang tidak sopan, apa yang akan kalian
lakukan?
4. Apakah kalian akan tetap pergi ke suatu acara, padahal dari tempat kalian hanya pergi
berdua dengan lawan jenis?
5. Apa yang akan kalian lakukan ketika dihadapkan pada situasi kalian berada dalam
lingkungan lawan jenis dan kalian adalah satu-satunya (laki-laki/perempuan) di
dalamnya ?
88
Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan adab pergaulan dengan mengisi
kolom di bawah ini :
Istilah
Keterangan
No.
Pergaulan Bebas
1.
Narkoba
2.
Miras
3.
Durhaka
4.
Bersifat Arogan
5.
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai Adab Pergaulan coba kamu amati
perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Tanggapan / Komentar Anda
Rifqi berbicara dengan bahasa yang
sopan kepada seorang pemulung tua
Setiap membutuhkan sesuatu Firman
selalu meminta adiknya untuk
memenuhi kebutuhannya
Walaupun perasaan Fitria dan Khaerul
sama tetapi mereka selalu menghindari
pertemuan, karena mereka takut
melanggar larangan Allah
Lidia sudah terbiasa berbicara keras
pada ayah dan ibunya
Aini dan Aina adalah dua sahabat yang
selalu saling mengingatkan disaat
diantara mereka ada yang alfa.
Hikmah
ْ ‫ْرواهْالطبراني‬.ْ‫ْالتودِّدْإلىْالنِّاس‬:ْ‫أفضلْاألعمالْبعدْاإليمانْباهلل‬
“Amal-amal yang paling utama sesudah beriman kepada Allah ialah menyayangi
sesama manusia “
(HR. At Thobroni)
89
90
BAB V
MENELADANI SIFAT UTAMA
AL GHAZALI DAN IBNU SINA
www.detikdaily.net
Kitab karya al Ghazali dan Ibnu Sina
Al Ghazali dan Ibnu Sina dua ilmuwan muslim yang memiliki banyak keahlian.
Keduanya ahli dalam bidang kedokteran dan filsafat. Karya-karya mereka banyak
dinikmati oleh umat diseluruh dunia ini. Keilmuawan al Ghazali dan Ibnu Sina juga
diakui oleh kalangan ilmuwan barat. Bahkan karya mereka pernah dijadikan satusatunya rujukan pada dunia kedokteran.
Perjuangan al Ghazali dan Ibnu Sina dalam mencari ilmu pengetahuan patut
kita jadikan contoh dan spirit untuk kita semua dalam belajar. Belajar tanpa
batasan ilmu, usia dan waktu. Karena ilmu pengetahuan sangat bermanfaat
bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Maka belajarlah selagi ada
kesempatan. Mari kita belajar dari sifat-sifat al Ghazali dan Ibnu Sina.
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
91
Kompetensi Dasar (KD)
1.5. Menghayati keutamaan sifat-sifat Al-Gazali, Ibnu Sina
2.5. Meneladani keutamaan sifat-sifat Al-Gazali, Ibnu Sina
3.5. Menganalisis kisah keteladanan Al-Gazali dan Ibnu Sina
4.5. Menceritakan kisah keteladanan Al-Gazali dan Ibnu Sina
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan keutamaan sifat al Ghazali dan Ibnu Sina
2. Siswa dapat menunjukkan sikap meneladani al Ghazali dan Ibnu Sina
3. Siswa dapat menceritakan kisah keteladanan al Ghazali dan Ibnu Sina
PETA KONSEP
MARI MENGAMATI….
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Sumber: news.howsit.msn.com
92
Sumber: dokumen pribadi
B. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya
AL GHAZALI
Al Ghazali adalah seorang ulama besar Islam, beliau adalah seorang hujjatul Islam
yang banyak menghafal hadis Nabi, beliau dikenal sebagai ahli filsafat dan tasawuf
serta banyak mengarang kitab-kitab. Pemikiran-pemikirannya membawa pengaruh
pada perubahan dunia. Mari kita mengenal sedikit tentang Imam al Ghazali.
A. Sejarah Singkat Al Ghazali
Al Ghazali adalah seorang ilmuwan muslim yang dapat kita jadikan acuan dalam
bersikap mempertahankan dan menyebarkan agama kita. Nama aslinya adalah
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thusi, Abu Hamid
al Ghazali. Nama al Ghazali oleh sebagian ulama disandarkan pada nama daerah
asalnya yaitu daerah ghazalah di Thusi. Beliau dilahirkan di kota Thusi pada
tahun 450 H. Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (kain yang dibuat
dari bulu domba), beliau adalah seorang fakir yang sholeh. Selain menjual kain,
pekerjaan beliau yang lain adalah mendatangi ahli fikih dan bermajelis dengan
mereka. Setiap mendengar pembicaraan ahli fikih, beliau selalu menangis dan
berdo’a agar memiliki anak seorang ahli fikih dan kiranya Allah mengabulkan
do’a beliau, al Ghazali menjadi seorang ahli fikih.
Al Ghazali mulai belajar dikala masih kecil, beliau mempelajari fikih dari Syaikh
Ahmad bin Muhammad ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian beliau
melanjutkan belajar ke Jurjan berguru kepada Imam Abu Natshir al Ismail,
selanjutnya beliau pergi ke Naisabur untuk belajar kepada Imam Haramain al
Juwaini. Dari sinilah belaiu berhasil menguasai fikih madhab Syafi’I dan fikih
khilaf, ilmu perdebatan, ushul fikih, mantik, hikmah dan filsafat. Setelah Imam al
Haraiman wafat, beliau pergi ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik, beliau
memenangkan perdebatan dengan para ahli ilmuwan disana akhirnya beliau
diangkat menjadi pengajar, sehingga pada tahun 484 H beliau mulai menetap di
Bagdad dan mengajar di madrasah An Nidzamiyah pada usia 30 tahun. Dari
sinilah kemudian beliau mulai dikenal dan memiliki kedudukan yang terus
meningkat.
93
Al Ghazali adalah orang yang sangat jenius, beliau sangat mahir pada
pembahasan tentang fikih, tasawuf dan Ushul. Tetapi beliau lemah dalam
pengetahuan tentang ilmu hadis dan sunnah rasul. Beliau lebih menyukai ilmu
filsafat, dan sering membedah karya-karya tentang filsafat seperti karya ibnu sina
dan yang lainnya.
B. Keteladanan al Ghazali
Selain kejiniusan dan semangat tinggi yang dimiliki al Ghazali, banyak keteladan
al Ghazali yang dapat kita jadikan panutan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kedudukan dan ketinggian jabatan tidak membuat beliau sombong, congkak dan
lebih mencintai dunia. Bahkan terjadi perang batin yang berkecamuk dalam hati
beliau, sehingga akhirnya beliau lebih memilih menekuni ilmu-ilmu kezuhudan.
Beliau menolak jabatan yang tinggi dan kembali beribadah hanya kepada Allah,
ihlas dan memperbaiki jiwa. Sehingga, menurut riwayat yang ada pada bulan
Dzulqo’dah tahun 488 beliau melaksanakan ibadah haji dan mengangkat
saudaranya yang bernama Ahmad sebagai penggantinya.
Al Ghazali juga dikenal sebagai seseorang yang sangat haus akan ilmu
pengetahuan, pada suatu riwayat dikisahkan imam al Ghazali pernah berguru
kepada seorang tukang sol sepatu. Beliau dengan ikhlas melaksanakan semua
perintah gurunya. Beliau tidak pernah membedakan kedudukan siapapun.
Meskipun al Ghazali dikenal memiliki sifat penyanyang dan lembut tetapi al
Ghazali adalah tokoh yang sangat tegas, beliau menolak dengan tegas segala
bentuk pemikiran filsafat metafisik non Islam, seperti filsafat Aristoteles yang
tidak dilandasi keyakinan tentang adanya Tuhan.
C. Karya-karya al Ghazali
Al Ghazali memiliki banyak karya yang sangat diperlukan oleh manusia di dunia
ini. Karya-karyanya tidak saja dijadikan acuan ilmu pengetahuan oleh orang
Islam saja tetapi para ilmuwan baratpun menggunakan karya al Ghazali sebagai
acuan keilmuwannya. Salah satu karya al Ghazali yang paling terkenal adalah
kitab ”Ihya Ulumuddin” yang banyak dijadikan rujukan umat Islam diseluruh
dunia termasuk di Indonesia dalam hal mempelajari ilmu Tasawuf.
Diantara karya al Ghazali di bidang ushuluddin dan Akidah antara lain :
1. Arba’in fi Ushuluddin, merupak juz ke 2 dari Jawahir Qur’an
2. Qowaid al-’Aqo disatukan dengan Ihya Ulumuddin jilid pertama
3. Al-Iqtishad fil I’tiqod
4. Tahaful al Falasifah ( bantahan al Ghazali terhadap pendapat dan pemikiran
filsafat dengan menggunakan kaidah madhab Asy’ariyah
5. Faishal at Tafriqah bayan al Islam wa Zamadiyah.
Selain karya-karya diatas, masih banyak lagi karya-karya al Ghazali dalam
berbagai bidang. Banyaknya karya al Ghazali menunjukkan luasnya ilmu yang
dimiliki al Ghazali, beliau adalah pakar Fikih yang menguasai Tasawwuf, Filsafat
dan ilmu kalam.
D. Kisah akhir al ghazali
Pada masa akhir sisa hidupnya, al Ghazali mendirikan sebuah madrasah yang
dekat dengan tinggalnya yaitu madrasah khusus untuk orang-orang sufi. Beliau
menggunakan waktunya untuk al Qur'an, mempelajari hadis dan berkumpul
dengan ahlinya serta melaksanakan ibadah-ibadah lainnya sampai akhir hayatnya.
Dalam sebuah kisah, Abul Faraj Ibnul Jauzi mengisahkan kisah wafatnya imam al
Ghazali, kisah ini diperoleh dari Ahmad saudara kandung al Ghazali dan ditulis
dalam kitab Ats Tsabit Indal Mamat. Dalam kitab tersebut dikisahkan pada subuh
94
hari senin, saudaraku Abu Hamid (al Ghazali) berwudhu dan sholat. Kemudian
dia berkata ”bawa kemari kain kafanku”, kemudian beliau mencium kafan
tersebut dan meletakkannya diatas matanya sambil berkata bahwa beliau telah
pasrah dan siap menghadapi malaikat maut. Kemudian beliau meluruskan
kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning atau
sebelum pagi datang. Subhanallah !
IBNU SINA
Ibnu Sina adalah seorang ahli filsafat, ilmuwan, dokter serta seorang penulis yang
aktif pada jaman keemasan Islam. Pada jaman tersebut banyak ilmuwan yang
menerjemahkan buku ilmu pengetahuan yunani, Persia dan india. Ibnu Sina di barat
dikenal dengan sebutan Avicenna. Berikut biografi Ibnu Sina:
A. Riwayat Singkat Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 H di Afsyahnah di daerah dekat Bukhara
(sekarang Ubekistan, Persia). Nama asli beliau adalah Abu Ali al Husayn bin
Abdullah bin Sina, memiliki gelar “Asy-Syaikh Ar-Ra’is”. Beliau berasal dari
keluarga berbangsa persi dan bermadhab ismailiyah yang terbiasa membahas
masalah keilmuan terutama bersama ayahnya. Ayahnya adalah seorang gubernur
pada masa kerajaan Samaniyah (819 M-1005 M). Ibnu Sina adalah anak yang
cerdas, karena kecerdasannya inilah membuat seorang guru menasehati ayahnya
untuk tidak memberikan pekerjaan apapun kepada Ibnu Sina kecuali mempelajari
ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina mulai mempelajari al Qur’an pada usia 5 tahun dan dapat menghafal al
Qur’an pada usia 10 tahun. Beliau mulai belajar sendiri setelah usianya 16 tahun,
hari-harinya beliau habiskan di perpustakaan, beliau menyukai ilmu kedokteran
dan metafisik. Ibnu Sina berguru kepada Abu Muhammad an Natli tentang ilmu
al Qur’an, fikih, mantik, ilmu hisab, sains, fisika dan astronomi. Pada usia 18
tahun beliau berhasil menjadi seorang dokter.
B. Keteladanan Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan ensiklopedis besar, beliau juga dikenal
jenius dan memiliki daya berfikir yang sangat kuat. Karena kejeniusannya inilah
beliau dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Beliau selalu haus
akan ilmu, hari-harinya dihabiskan di dalam perpustakaan, meskipun sudah
memiliki banyak karya, Ibnu Sina tidak merasa puas atau cukup kemudian
berhenti dalam mencari ilmu. Selain cerdas, Ibnu sina adalah seorang yang taat
kepada Allah, kreatif, tidak mengenal putus asa, gigih, tabah dan tekun dalam
mempelajari ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina dikenal sebagai seorang dokter yang handal, beliau dapat mengobati
berbagai macam penyakit, tetapi ketika berhasil mengobati pasiennya beliau tidak
pernah meminta imbalan darinya.
C. Karya-karya Ibnu Sina
Meskipun Ibnu Sina lebih menonjol pada bidang filsafat dan kedokteran, tetapi
beliau juga memiliki banyak kemampuan sehingga banyak memberikan
kontribusi bagi ilmu-ilmu lainnya. Beliau banyak menulis buku-buku dalam
bidang pengetahuan alam, matematika, astronomi, geometri, musik, bahasa,
teologi dan psikologi. Buku-buku beliau banyak diterjemahkan ke dalam bahasa
eropa dan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi orang-orang eropa.
95
Ibnu Sina banyak memiliki karya baik berupa surat-surat, buku ataupun
ensiklopedia, karya beliau diperkirakan mencapai 276 buah. Diantara karya-karya
Ibnu Sina adalah :
1. Kitab Al Qanun Fith Thib
2. Kitab Arjuzah Ibnu Sina Ath-Thibbiyah
3. Mausu’ah Asy-Syifa’
4. Kitab Asbab Huduts Al Huruf
D. Kisah Akhir Ibnu Sina
Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun pada tahun 428H/1037M dalam
perjalanan bersama raja Isfahan, lalu dimakamkan di Hamadan. Bukan hanya
umat Islam yang kehilangan tetapi seluruh umat yang banyak memanfaatkan
karya-karyanya terutama dalam bidang kedokteran.
MARI MEMBUAT
KESIMPULAN….
1. Al Ghazali adalah seorang ilmuwan Islam yang mendalami bidang filsafat.
2. Semangat al Ghazali dalam mencari dan mendalami ilmu pengetahuan patu dijadikan
contoh pagi pemuda masa sekarang.
3. Al Ghazali dan Ibnu Sina adalah ilmuwan yang tidak hanya diakui dan dibanggakan
dikalangan umat Islam saja tetapi diakui dan dibanggakan oleh para ilmuwan eropa
atau barat.
4. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan yang cerdas dan taat kepada Allah, serta memiliki
semangat yang tinggi sehingga tidak mudah menyerah.
5. Ilmu penegetahuan harus selalu diimbangkan dengan ketaatan kepada Allah swt.
MARI BERDISKUSI…
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di
depan kelas.
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang meneladani keutamaan sifat al Ghazali dan Ibnu Sina,
maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
a. Percaya dengan kemampuan yang Allah berikan kepada kita
b. Memiliki semangat berusaha
c. Tidak mengenal kata putus asa
d. Kreatif
e. Inovatif
f. Tidak cepat puas dengan membanggakan diri
g. Menyeimbangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan keimanan
96
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Tuliskan dalam buku tugas kalian pokok-pokok pemikiran al Ghazali dan Ibnu
Sina.
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari media
massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian melalui internet
dan media cetak lainnya.
C. KISAH TELADAN
Kisah imam al Ghazali berguru pada tukang sol sepatu
Suatu ketika Imam al Ghazali menjadi imam sholat disebuah Masjid, tetapi
adiknya Ahmad tidak mau menjadi makmum sholat yang dipimpinnya. Karena
penasaran, setelah selesai sholat al Ghazali pun menanyakan penyebab kejadian
tersebut. Ternyata ketika sedang sholat, Ahmad melihat darah mengalir dari perut
al Ghazali, karena jawaban tersebut al Ghazali mengakui bahwa dia tengah
memikirkan masalah fiqih tentang wanita yang datang bulan. Al Ghazali
kemudian bertanya kepada adiknya; ”darimana engkau mendapatkan ilmu
tersebut?” ’dari seorang tukang sol sepatu’. Al Ghazali pun mencari keberadaan
tukang sol sepatu tersebut.
Setelah bertemu, al Ghazali mengutarakan keinginannya untuk berguru padanya.
Setelah terjadi perbincangan al Ghazali diperintahkan untuk membersihkan lantai
yang kotor dengan tangannya dan tanpa menyingsingkan lengan bajunya, al
Ghazali menuruti semua perintah gurunya dengan tulus dan ikhlas. Karena
ketulusan dan keikhlasan al ghazali, akhirnya sang guru menyuruhnya pulang.
Setelah al Ghazali pulang, dia merasakan memiliki ilmu, yaitu ilmu kebersihan
hati. Subhanallah! Dan tukang sol sepatu tersebut bernama Syekh al Utaqy al
Khurazy.
AYO, BERLATIH…
Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Pelajaran apa yang kalian dapatkan dari kisah al Ghazali?
2. Apa yang akan kalian lakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan?
3. Pengalaman apa yang paling menarik dari pengetahuanmu tentang Ibnu Sina?
4. Sikap apa saja yang harus kalian miliki untuk dapat memiliki ilmu pengetahuan yang
bermanfaat?
5. Apakah kalian ingin memiliki karya? Apapun jawaban kalian, berikan alasannya!
Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan keteladanan al Ghazali dan Ibnu
Sina dengan mengisi kolom di bawah ini :
Istilah
Keterangan
No.
1.
Semangat
2.
Optimis
97
3.
Kreatif
4.
Inovatif
5.
Putus asa
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai meneladani sifat-sifat al Ghazali dan
Ibnu Sina, coba kalian amati perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Tanggapan / Komentar Anda
Setiap hari pekerjaan Andi hanya
bermalas-malasan.
Walaupun sudah berulang kali
gagal, Hazeem tetap mengulang
untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik
Regina cerdas tetapi dia sering
meninggalkan sholat
Karena pernah gagal, Tiar
mengalami trauma yang berlebihan
Syarif memiliki semangat tinggi
mewujudkan mimpi-mimpinya.
Hikmah
ْ ‫ْرواهْأبوْالشيخ‬.ْ‫العلمْحياةْاإلسالمْوعمادْالدين‬
“ilmu itu merupakan kehidupan bagi Islam dan tiang bagi agama. “
(HR. Abusysyekh)
98
BAB VI
MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
Devanneazalia.owrdpress.com
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Membicarakan tentang akhlak atau perbuatan tidak akan lepas dari dua kriteria akhlak,
yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah perbuatan yang apabila kita
melaksanakannya mendatangkan kebaikan baik bagi pribadi maupun bagi orang lain.
Sedangkan akhlak terela adalah perbuatan yang apabila kita melaksanakannya tidak akan
mendatangkan kebaikan dan hanya akan mendatangkan keburukan dan kehancuran.
Pada materi ini, kita akan membahas akhlak terpuji yaitu berkompetisi dalam
kebaikan, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. Perilaku-perilaku tersebut apabila kita
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, akan membuat hidup kita semakin indah dan
bahagia.
Kompetensi Inti (KI)
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
99
Kompetensi Dasar (KD)
1.1. Menghayati pentingnyanilai-nilai positif pada kompetisi dalam kebaikan (fastabiqul
khairwt), optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif
2.1. Membiasakan berperilaku dengan semangat berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul
khairwt), optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif
3.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya perilaku semangat berkompetisi (fastabiqul
khairwt), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif
4.1. Menyajikan contoh perilaku berkompetisi (fastabiqul khairwt), optimis, dinamis, inovatif
dan kreatif
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul
khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif
2. Siswa dapat menjelaskan pentingnya berperilaku kompetisi dalam kebaikan
(fastabiqul khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif
3. Siswa dapat menunjukkan contoh-contoh perilaku bekompetisi dalam
kebaikan (fastabiqul khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif.
PETA KONSEP
MARI MENGAMATI
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Amati Gambar Berikut ini
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
Sumber: sulasikin.wordpress.com
100
Amati Gambar Berikut ini
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
B. MATERI INTI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
1. Pengertian Kompetisi Dalam Kebaikan
Kompetisi Dalam Kebaikan(fastabiqul khoirot)secara Harfiah memiliki arti ber lombalomba dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan
alam sekitarnya. Misalnya, menolong sesama, menyingkirkan sesuatu yang
membahayakan di jalan, mengikuti olimpiade mata pelajaran tertentu dan sebagainya.
Dalam Islam, istilah fastabiqul khairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al
Baqarah: 148 dan QS. Al-Hadid: 21
ُْ‫ّللا‬
َّْ ْ ‫ت ْبِ ُك ُْم‬
ِْ ‫ت ْأينما ْت ُكونُوا ْيأ‬
ِْ ‫ل ْ ِوجهةْ ْ ُهوْ ْ ُْمو ِلِّيها ْفاستبِقُوا ْالخيرا‬
ِّْ ‫و ِل ُك‬
ْ )١٤٨(ْْ‫لْشيءْْقدِير‬
ِِّْ ‫ّللاْعلىْ ُك‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ج ِميعًاْ ِإ‬
“dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 148)
ْ‫اء‬
ِْ ‫سم‬
ْ ِ ‫ضها ْكعر‬
َّ ‫ض ْال‬
ُ ‫سابِقُوا ْ ِإلى ْمغ ِفرةْ ْ ِمنْ ْربِِّ ُكمْ ْوجنَّةْ ْعر‬
ْْ‫ّللاِ ْيُؤتِي ِْه ْمن‬
َّْ ْ ‫ل‬
ُْ ‫س ِل ِْه ْذ ِلكْ ْفض‬
َّْ ‫ض ْأ ُ ِعدَّتْ ْ ِللَّذِينْ ْآمنُوا ْ ِب‬
ْ ِ ‫وْاألر‬
ُ ‫الِلِ ْو ُر‬
ْ )٢١(ْ‫يم‬
ِْ ‫لْالع ِظ‬
ِْ ‫ّللاُْذُوْالفض‬
َّْ ‫يشا ُْءْو‬
“berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga
yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Al-Hadid: 21)
2. Makna Kompetisi Dalam Kebaikan
Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang berleha-leha.
Melainkan umat pionir dalam segala kebaikan. Tidak ada rumus istirahat dalam AlQur’an, maka begitu seseorang mengaku sebagai hamba Allah di saat yang sama segera
bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi
101
motifasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh
antusias disebabkan antara lain:
a.Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa
kebaikan Allah manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak
ratusan tahun yang silam.
Kata fastabiquu memberi kesan perintah berlomba jangan sampai keduluan yang
lain. Bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan
sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda :
“Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Bersegeralah
kamu sekalian untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu
bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada
waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman
tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan
dunia. (H.R. Muslim)
b. Usia manusia terbatas, dan tidak ada seorang pun tahu kapan ia akan meninggal
dunia. Karena itu seorang hamba hendaknya segera melakukan kebaikan. Jika tidak,
ia akan menjadi orang yang paling sengsara tidak hanya di dunia melainkan lebih
dari itu di akhirat. Allah berfirman,
ْْ‫ل ْأ ُ َّمةْ ْأجلْ ْفإِذا ْجاءْ ْأجلُ ُهمْ ْال ْيستأ ِخ ُرونْ ْساع ْةً ْوال ْيستق ِد ُمون‬
ِِّْ ‫و ِل ُك‬
ْ )٣٤(
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula)
memajukannya” (QS. Al-A’raaf: 34).
Setiap agama mempunyai keistimewaan-keistimewaan menonjol tetapi disana juga
terdapat perbedaan bahwa agama lain hanya menyeru orang kepada kebaikan,
tetapi Islam menyeru kepada perlombaan (berlomba-lomba berbuat kebaikan).
a. Lakukanlah kebaikan dan kemudian berlombalah dalam kebaikan-kebaikan dan
berupayalah satu dengan yang lain untuk saling menyusul dalam kebaikan.
Disini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak
didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab, dari segi lughat andaikata dua orang
berjalan lambat sekalipun tetapi satu dengan yang lain, saling mendahului maka
mereka telah melakukan perlombaan. oleh sebab disini terdapat perintah bagi setiap
orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia menyusul maka
untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke
depan. Maka apabila dia akan menyusul duluan dari itu maka akan timbul upaya
orang yang duluan untuk menyusul lebih depan. Jadi oleh karena kepada setiap
orang terdapat perintah untuk terdepan dalam kebaikaan-kebaikan, maka dengan
demikian akan timbul sebuah perlombaan dalam melakukan kebaikankebaikan.Sebab kebaikan itulah yang diantaranya membuat kita sebagai orangorang yang paling baik.
ْ )٧(ْ‫تْأُول ِئكْْ ُهمْْخي ُْرْالب ِريَّ ِْة‬
ِْ ‫صا ِلحا‬
َّْ ‫ِإ‬
َّ ‫نْالَّذِينْْآمنُواْوع ِملُواْال‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka
itu adalah sebaik-baik makhluk”. (QS. al Bayyinah:7)
102
Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia
dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan aplikasi berlombalomba dalam kebaikan adalah QS. al Maidah: 2:
ْ )٢(…ْ‫ان‬
ِْ ‫وتعاونُواْعلىْال ِب ِِّْرْوالتَّقوىْوالْتعاونُواْعلىْاإلث ِْمْوالعُدو‬
“Dan tolong menolonglahkalian dalam kebaikan dan takwa dan
janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa danpermusuhan”.
Menurut Ibnu Katsir, berdasarkan redaksinya, ayat ini memiliki makna umum, yaitu
bagi semua hamba agar senantiasa tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan
mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Sebaliknya, jangan sampai
seorang hamba berbuat kemungkaran yang akan melahirkan dosa dan permusuhan
bagi sesama manusia.
b.Dalam hal antusiasm dalam beramal saleh, kita dapat melihat bagaimana para sahabat
melakukanya, seperti riwayat berikut : Pada suatu saat para sahabat yang kurang
dari segi harta hadir di hadapan Rasulullah untuk mengadu, Ya
Rasulullah,sebagaimana kami melakukan salat seperti itulah orang-orang kaya
melakukan salat, sebagaimana kami melakukan puasa seperti itu pulalah orangorang yang kaya melakukan puasa juga, sebagaimana kami berjihad, seperti itu
pulalah orang-orang kaya melakukan jihad. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan
lebih yang mereka kerjakan. Mereka memberikan sedekah dimana kami yang
karena ketidakmampuan kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada
kami suatu metode yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan
itu. Beliau bersabda, Setiap selesai salat bacalah subhanallah 33 kali dan 33 kali
Alhamdulillah dan 34 kali allahu akbar.
3. Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan
a. Niat ikhlas
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena di dalam
Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat
yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang
memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun,
apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa
keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di
samping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam
melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah semangat hanya
karena dipuji dan tidak akan melemah karena dicela. Adanya pujian atau celaan
tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan.
b. Cinta kebaikan dan orang baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat
rasa cinta pada kebaikan. Karena mana mungkin seseorang melakukan suatu
kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta
pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita
menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan kita. Sehingga kebaikan akan selalu menyertai kehidupan ini.
Di samping cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus
tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal
ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk
kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaanNya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun harus mencintai
mereka yang berbuat baik, Allah berfirman: QS. Al Baqarah (2) : 195,
103
ْ‫ّللا‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫ّللاِْوالْتُلقُواْبِأيدِي ُكمْ ْإِلى ْالتَّهلُك ِْةْوأح ِسنُواْإ‬
َّْ ْ ‫ل‬
ِْ ‫وأن ِفقُواْفِي ْسبِي‬
ْ )١٩٥(ْْ‫يُ ِحبُّْْال ُمح ِسنِين‬
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik"
c. Merasa beruntung bila melakukan aktifitas
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat
melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh
keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan
diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
d. Merasa rugi bila meninggalkan aktifitas
Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena
sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila seseorang tidak
berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak
melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi
kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus
dijalani.
e. Meneladani Generasi Yang Baik
Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila
dia mau meneladani orang yang berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena
dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan
baik yang dilakukannya, tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain
yang jauh lebih baik dari dirinya.
4. Balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan
a. Selalu bersama Allah SWT
QS. An Nahl: 128.
ْ )١٢٨(ْْ‫ّللاْمعْْالَّذِينْْاتَّقواْوالَّذِينْْ ُهمْْ ُمح ِسنُون‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang
yang berbuat kebaikan”.
b. Menambah kenikmatan
QS. Al Ahzab (33) : 29
ْ‫ت‬
ِْ ‫ّللا ْأع ْدَّ ْ ِلل ُمحسِنا‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ِ ‫اآلخرةْ ْفإ‬
َّْ ْ ْ‫ن ْت ُ ِردن‬
َّْ ُ ‫و ِإنْ ْ ُكنت‬
ِ ْ ْ‫سولْ ْهُ ْوالدَّار‬
ُ ‫ّللا ْور‬
ْ )٢٩(ْ‫نْأج ًراْع ِظي ًما‬
َّْ ‫ِمن ُك‬
“dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya
serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan
bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”.
c. Dicintai Allah
QS. Ali Imran (3) : 134
ْ‫ن‬
ِْ ‫اظ ِمينْْالغيظْْوالعافِينْْع‬
ِْ ‫اءْوالض ََّّر‬
ِْ ‫س َّر‬
َّ ‫الَّذِينْْيُن ِفقُونْْفِيْال‬
ِ ‫اءْوالك‬
ْ )١٣٤(ْْ‫ّللاُْيُ ِحبُّْْال ُمح ِس ِنين‬
َّْ ‫اسْو‬
ْ ِ َّ‫الن‬
104
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
d. Memperoleh rahmat Allah
ْ )٥٦(ْْ‫ّللاِْق ِريبْْ ِمنْْال ُْمح ِسنِين‬
َّْ ْْ‫نْرحمة‬
َّْ ِ‫إ‬
“Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
QS. Al A'Raaf (7) : 56.
e.Memperoleh pahala
ْ )١٢٠(ْْ‫ضي ُْعْأجرْْال ُمح ِسنِين‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫إ‬
ِ ُ‫ّللاْالْي‬
“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik
QS. At Taubah (9) : 120
f. Dimasukkan ke dalam surga
ْ‫ار ْخا ِلدِينْ ْ ِفيها‬
ُْ ‫ّللاُ ْ ِبما ْقالُوا ْجنَّاتْ ْتج ِري ْ ِمنْ ْتح ِتها ْاألنه‬
َّْ ْ ‫فأثاب ُه ُْم‬
ْ )٨٥(ْْ‫وذ ِلكْْجزا ُْءْال ُمح ِسنِين‬
“Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka ucapkan,
(yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di
dalamnya. dan Itulah Balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang
ikhlas keimanannya)”. QS. Al Maidah (5) : 85,
5. Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan
Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat kita ambil dalam
kehidupan sehari-hari. Diantara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah :
a. Setiap agama mempunyai tujuan untuk mengenal tuhan sesuai ajaranya masingmasing. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan kebaikan yang telah
ditentukan.
b. Islam mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan persaingan dalam
melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap
muslim beragam tingkat pendidikan, ekonomi, statusnya dalam masyarakat.
c. Amal saleh hendaknya didasari iman kepada Allah dan dilakukan dengan tekad
yang teguh.
OPTIMIS
1. Pengertian optimis
Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu optima yang berarti
terbaik. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia(KBBI), optimis adalah orang yang
selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal.Optimis merupakan perasaan
yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang memberi harapan positif serta
menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis
merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam.
Misalnya, seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru
(SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
Dengan sikap optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,baik
demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah
berfirman dalam QS. Ali Imran: 139,
ْ )١٣٩(ْْ‫والْت ِهنُواْوالْتحزنُواْوأنْت ُ ُْمْاألعلونْْإِنْْ ُكنتُمْْ ُمؤ ِمنِين‬
105
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orangorang yang beriman”.
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan
berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu
khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia
tidak mau berusaha untuk mencoba.
2. Nilai positif optimis
a. Berpengharapan baik kepada Allah
Optimisme dalam konsep Islam menuntut kepada umat muslim untuk terus berusaha
dan dalam usahanya tidak lupa akan Tuhanya, karena pada dasarnya setiap hasil
usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT, dalam memberikan
atau menentukan takdir manusia sesungguhnya Allah memberikanya sesuai dengan
usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Sebagaimana tercantum dalam QS.
At Thalaq: 3,
ْ‫ّللا‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫ّللاِْف ُهوْ ْحسبُ ْهُْإ‬
َّْ ْ ‫ِب ْومنْ ْيتو َّكلْ ْعلى‬
ُْ ‫ث ْال ْيحتس‬
ُْ ‫وير ُزق ْهُْ ِمنْ ْحي‬
ْ )٣(ْ‫لْشيءْْقد ًرا‬
ِِّْ ‫ّللاُْ ِل ُك‬
َّْ ْْ‫با ِل ُْغْأم ِر ِْهْقدْْجعل‬
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.
b. Berfikir positif
Pikiran orang optimis senantiasa positif, Ia akan berfikir positif dalam segala
hal. Dengan pikiran positif itu akan terbentuk energi positif dalam diri orang yang
optimis. Energi positif inilah yang akan membakar semangat juang untuk
mewujudkan harapannya.Berpikir positif dapat menyelamatkan hatidan hidup kita.
Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidakmenyimpan kebencian. Hati yang
tenteram adalah hati yang tidakmemendam syakwasangka dan apriori terhadap
orang lain. Dan hati yangberseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi
dirinyamaupun orang lain.dan memandang segala perintah Allah pasti ada hikmah
dan pelajaran bagi manusia.
ْ‫ّللاْبِ ِْه‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ ‫لنْْتنالُواْالبِ َّْرْحتَّىْتُن ِفقُواْ ِم َّماْت ُ ِحبُّونْْوماْتُن ِفقُواْ ِمنْْشيءْْفإ‬
ْ )٩٢(ْْ‫ع ِليم‬
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran: 92)
c. Percaya diri, berani dan bertanggung jawab
Rasa percaya diri yang besar danberanidalam menghadapi bahaya, kesulitan, tidak
takut (gentar) mempertahankan kebenaran. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh
Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani merupakan satu
kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk menghadapi
cobaan dan masalah hidup. Keberanian yang di tuntut di sini ialah keberanian
pemikiran dan keberanian moral yang dapat dipertanggungjawabkan dihadapan
manusia lebih-lebih dihadapan Allah SWT.
106
ْ‫ل ْعلي ِه ُْم ْالمالئِك ْةُْأال ْتخافُوا‬
ُْ ‫ّللاُْث ُ َّْم ْاستقا ُموا ْتتن َّز‬
َّْ ْ ‫ن ْالَّذِينْ ْقالُوا ْربُّنا‬
َّْ ِ‫إ‬
ْ )٣٠(ْْ‫والْتحزنُواْوأْبش ُِرواْبِالجنَّ ِْةْالَّتِيْ ُكنتُمْْتُوعدُون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu". (QS. Fushshilat: 30)
d. Muslim yang optimis lebih disukai Allah
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya
seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih
disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu
bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan
karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.
َّ ‫ىْخيرْوأحبُّ ْ ِإل‬
ْ‫ل‬
ِّْ ‫يفْوفِىْ ُك‬
َّ ‫ْمنْال ُمؤ ِم ِنْال‬
ِ ‫ض ِع‬
ِ ِ‫ىّْللا‬
ُّ ‫ال ُمؤ ِم ُنْالق ِو‬
َّ ‫خيرْاح ِرصْعلىْماْينفعُكْواست ِعنْ ِب‬
ْ‫الِلِْوالْتع ِجزْو ِإنْأصابك‬
َّ ‫ْول ِكنْقُلْقد ُر‬.‫شىءْفالْتقُلْلوْأ ِنِّىْفعلتُ ْكانْكذاْكذا‬
ْ‫ّْللاِْوْماْشاء‬
َّ ‫فعلْفإ ِ َّنْلوْتفت ُحْعملْال‬
ْ‫ان‬
ِ ‫شيط‬
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin
yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa
yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan
bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan,
“Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.” Akan
tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki
Dia Perbuat.” Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.” (HR.
Muslim)
e. Mengambil pelajaran berharga dalam setiap kesulitan
Optimis merupakan salah satu sikap yang sangat mulia dalam Islam. Karenanya
seorang muslim yang taat hendaklah senantiasa bersikap optimis dalam arti tidak
gampang menyerah dan putus Asa. Optimisme merupakan sebuah sikap yang akan
mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna
mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, meskipun seberat apapun
problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme
akan menjadikan seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem
solving.Allah SWT berfirman:
ُ ‫قُلْ ْيا ْ ِعبادِيْ ْالَّذِينْ ْأسرفُوا ْعلى ْأنفُ ِس ِهمْ ْال ْتقن‬
ْ‫ّللا‬
َِّْ ْ ‫طوا ْ ِمنْ ْرحم ِْة‬
ْ )٥٣(ْ‫الر ِحي ُْم‬
ُْ ُ‫ّللاْيغ ِف ُْرْالذُّنُوبْْج ِميعًاْ ِإنَّ ْهُْ ُهوْْالغف‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
َّ ْ‫ور‬
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53).
3. Hikmah perilaku optimis
Hikmah berperilaku optimis diantaranya adalah :
a. Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian
hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.
107
b. Berfikir positif akan memberikan dorongan sikap dan tingkah lakuyang positif
pula. Jiwa yang positif tampak bergairah penuh antusiasme dan keberanian yang
sangat mendalam, dalam hidupnya tidak ada kata putus asa dan menyerah,
karena bagi Allah semuanya mudah, siapa saja yang Allah kehendaki pasti dia
akan mendapatkan rahmatNya,
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan ini sangat di anjurkan
dalam agama dan sangat penting sekali agar dapat terus bertindak menghadapi
tantangan.
DINAMIS
1. Pengertian dinamis
Kata dinamis berasal dari kata dynamicyang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda
dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, terus
tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) dinamis berarti penuh
semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan. Misalnya, seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang
berilmu pengetahuan karena keutamaan dan derajat disisi Allah, dengan sendirinya dia
melakukan kegiatan secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi,
walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim.
Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam berpangku
tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk meningkatkan kualitas
dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya, seorang petani akan berusaha
agar hasil pertaniannya meningkat, seorang pedagang akan terus berusaha agar hasil
usaha dagangnya berkembang, seorang pelajar akan meningkatkan kegiatan belajarnya
supaya ilmunya bertambah.
ْ )٨(ْْ‫)و ِإلىْر ِبِّكْْفارغب‬٧(ْْ‫فإِذاْفرغتْْفانصب‬
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.(QS. Al Insyirah: 7-8)
2. Nilai positif dinamis
a. Berfikir progresif
Kemampuan
manusia
untuk
menyerap,
mengingat,
mereproduksi,
mengimajinasikan, memperbandingkan, dan menyusun informasi sejak usia dini
melalui panca indera, menyebabkan kemajuan teknologi dan pengetahuan pun
menjadi suatu hal yang tidak dapat ditahan dan dihindari. Seorang yang berfikir
dinamis menjadikan Al Quran dan petunjuk Nabi SAW dalam hadis sebagai arah
seluruh potensi akliah demi kebaikan kini dan akan datang.
ْ‫ّللاِ ْلوجدُوا ْفِي ِْه ْاختِالفًا‬
َّْ ْ ‫أفال ْيتدب َُّرونْ ْالقُرآنْ ْولوْ ْكانْ ْ ِمنْ ْ ِعن ِْد ْغي ِْر‬
ْ )٨٢(ْ‫يرا‬
ً ِ‫كث‬
Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.(An-Nisa’ : 82)
ْ‫ي ِ ْصلَّىْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم‬
ِ ‫عن ْأبِيْ ُهريرة ْر‬
ِّ ِ‫ْع ِن ْالنَّب‬،ُ‫ضيْهللاُ ْعنه‬
ُْ‫ب ْالدُّنيا ْنفَّس ْهللاُ ْعنه‬
ِ ً‫ْ ْمن ْنفَّس ْعن ْ ُمؤ ِمن ْ ُكربة‬:ْ ‫قال‬
ِ ‫ْمن ْ ُكر‬
108
ْ‫سر ْهللاُ ْعلي ِه‬
َّ ‫سر ْعلىْ ُمعسِر ْي‬
َّ ‫ْومن ْي‬،‫ب ْيو ِم ْال ِقيام ِْة‬
ِ ً‫ُكربة‬
ِ ‫ْمن ْ ُكر‬
ِْ‫اآلخرة‬
ِ ‫ْومن ْستر ْ ُمس ِلما ًْسترهُ ْهللاُ ْفِيْالدُّنياْو‬،ِ‫اآلخرة‬
ِ ‫فِيْالدُّنياْو‬
ًْ‫ْومنْسلكْط ِريقا‬.‫وهللاُْفِيْعو ِنْالعبدِْماْكان ْالعبد ُْفِيْعو ِنْأ ِخي ِه‬
ْ ،‫سْفِْي ِهْ ِعلماًْس َّهلْهللاُْ ِب ِهْط ِريقاًْ ِإلىْالجنَّ ِة‬
ُ ‫يلت ِم‬
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang
menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan
siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah
mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang
muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong
hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
b. Menyesuaikan dan menentukan pilihan terbaik dalam perkembangan masa
Ajaran islam hadir bersifat dinamis, bukan statis. Pastilah menuntut pemeluknya
untuk menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul.
Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan masa haruslah
alternatif yang terbaik. Sehingga eksistensi islam sebagai rahmatan lil alamin tetap
terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha untuk turut mewarnai
perkembangan masa dengan tampil sebagai teladan kebaikan dilingkungan tempat
yang bersangkutan tinggal.
ْْ‫ّللاُ ْ ِبقوم‬
َّْ ْ ْ‫ّللا ْال ْيُغ ِي ُِّْر ْما ْ ِبقومْ ْحتَّى ْيُغ ِي ُِّروا ْما ْ ِبأنفُ ِس ِهمْ ْو ِإذا ْأراد‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ‫ِإ‬
ْ )١١(ْ…ُْ‫سو ًءاْفالْمر ْدَّْل ْه‬
ُ
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya.(QS. Ar Ra’d : 11)
ْ‫سولُْهللاِْصلىْهللا‬
ُ ‫ْقالْر‬:ْ‫ضيْهللاُْعنهُْقال‬
ِ ‫عنْأ ِبيْ ُهريرةْر‬
ْ ‫ْمنْ ُحس ِنْإِسال ِمْالمر ِءْتر ُك ْهُْماْالْيعنِي ِْه‬:‫عليهْوسلم‬
ِ
Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Merupakan tanda
baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
baginya.(HR. Turmuzi)
c. Berpikir tentang masa depan (futuristik)
Seseorang yang memiliki semangat tinggi, penuh energi, selalu bergairah untuk
mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa dan
kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi disebut sebagai
pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu
memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai apa yang dicita-citakan.
ْ )٦٩(ْْ‫ّللاْلمعْْال ُمح ِسنِين‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫سبُلناْوإ‬
ُ ْْ‫والَّذِينْْجاهد ُواْفِيناْلنهدِينَّ ُهم‬
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS. Al Ankabut: 69)
109
d. Bekerja dengan prinsip amal saleh
Seorang yang dinamis tidak pernah merasa lelah untuk berbuat, baik perbuatan itu
memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Karena mereka
tahu bahwa suatu perbuatan yang berdampak positif pada orang lain pada dasarnya
juga bermanfaat buat diri sendiri, QS. Al Isra’ 17:7,
ْ )٧(…ْ‫إِنْْأحسنتُمْْأحسنتُمْْألنفُ ِس ُكمْْوإِنْْأسأتُمْْفلها‬
jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
ْ‫ص‬
‫من ْدعا ْإلىْهُدىْكان‬
ُ ُ‫جور ْمن ْت ِبعهُْالْينق‬
ِ ُ ‫ْلهْمنْاألجر ْمث ُل ْأ‬
ِ
ْ‫ْاإلثم‬
‫ورهم ْشيئا ً ْومن ْدعا ْ ِإلى ْضالل ِة ْكان ْعلي ِه ْمن‬
ِ
ِ ‫ذ ِلك ْمن ْأُج‬
ْ ً ‫صْذ ِلكْمنْآثامهمْشيئْا‬
ُ ُ‫ُْآثامْمنْتبعهُْالْينق‬
ِ ‫مثل‬
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa
menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana
pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan
dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka
sedikitpun. (HR. Muslim)
e. Teguh dalam menerima cobaan
Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa
terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam
menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman
seseorang kepada Allah SWT. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang
bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau
ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang besikap dinamis ujian dan cobaan
tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan derajat sebagai seorang yang
berpredikat sebagai hamba yang tahan uji.
ْ .‫صدْم ِةْاألُولى‬
َّ ‫صب ُرْ ِعندْال‬
َّ ‫إِنَّماْال‬
Sesungguhnya kesabaran itu terjadi pada saat awal benturan (musibah)”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hikmah perilaku dinamis
Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
adalah :
a.Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan.
b. Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta
selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c.Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah
dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d. Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang
berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
INOVATIF
1. Pengertian inovatif
Kata inovatif berasal dari kata dalam bahasa Inggis innovate yang artinya
memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui.
Kemudian kata inovatif
berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru.
110
Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara luas oleh
seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum diterima dan
diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat.
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang
baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada.
Dan dapat berarti temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke
arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya
dalam dunia perbankan, aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada
dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konfensional. Bank
syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah islam yakni
adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan sama-sama
menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank konfensional lebih
berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba.
Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang
begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Karena dengan kekuatan nalarnya itu, ia
bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya.
Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan pengalamannya secara maksimal dan
pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Dalam
kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan kreatifitas memiliki andil yang begitu
strategis dalam mengubah kualitas hidup dan mewujudkan masyarakat.
ْْ‫ن ْفِي ْذ ِلك‬
َّْ ِ‫ض ْج ِميعًا ْ ِمن ْهُ ْإ‬
ْ ِ ‫ت ْوما ْفِي ْاألر‬
ِْ ‫سماوا‬
َّ ‫وس َّخرْ ْل ُكمْ ْما ْفِي ْال‬
ْ )١٣(ْْ‫آلياتْْ ِلقومْْيتف َّك ُرون‬
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al
Jaatsiyah: 13)
2. Nilai positif inovatif
a. Berfikiri imiah, obyektif, cerdas dan kritis
Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita
untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah
tertentu untuk memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan
segala kemampuan nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik
dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada.
ْ‫ل‬
ُْ ‫عاْتأ ُك‬
ُْ ‫ضْال ُج ُر ِْزْفنُخ ِر‬
ْ ِ ‫وقْالماءْْ ِإلىْاألر‬
ُْ ‫س‬
ً ‫جْ ِب ِْهْزر‬
ُ ‫أولمْْيرواْأنَّاْن‬
ْ )٢٧(ْْ‫ص ُرون‬
ْ ِ ‫س ُهمْْأفالْيُب‬
ُ ُ‫ِمن ْهُْأنعا ُم ُهمْْوأنف‬
Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan
yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air
hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka
sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?(AsSajdah : 27)
b. Melakukan perbaikan
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dan dijemput dengan ikhtiar yang
maksimal. Perubahan keadaan manusia itu merupakan sunnatullah, yang letak
keberhasilannya digantungkan dari usaha manusia itu sendiri untuk berubah.Allah
SWT memberikan respon tentang perubahan yang dimulai dari perubahan dari apa
111
yang ada dalam diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara individual,
maupun di masyarakat. Dan perubahan kondisi baik dan buruk itu terkait dengan
ketatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT, baik
secara individual maupun kolektif. Maka mereka yang bersikap inovatif akan
melakukan perbaikan-perbaikan dalam segala bidang dan tidak akan melakukan
aneka perusakan.
ْ‫ّللا ْلمْ ْيكُْ ْ ُمغيِ ًِّرا ْنِعم ْةً ْأنعمها ْعلى ْقومْ ْحتَّى ْيُغيِ ُِّروا ْما‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ‫ذِْلكْ ْبِأ‬
ْ )٥٣(ْْ‫ّللاْس ِميعْْع ِليم‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫بِأنفُ ِس ِهمْْوأ‬
“ (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak
akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum,
hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Al
Anfal: 53)
Dalam riwayat dari Khalid, Abu Bakar berkata, “Dan sesungguhnya kami
mendengar Nabi Saw. bersabda,
َّ
َّ ‫اْالظا ِلم ْفلم ْيأ ُخذُواْعلىْيدي ِه ْأوشك ْأن ْيعُ َّم ُهم‬
ُْ‫ّْللا‬
‫ِإ َّن ْالنَّاس ْ ِإذْاْرأو‬
ْ‫ِب ِعقاب‬
“Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak
lama lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”.
(HR. Abu Dawud)
c. Menerapkan prinsip amar makruf nahi mungkar
Dalam menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif
mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi
manusia, bersahabat, sungguh-sungguh/mujahadah dan rela berkorban. Penerapan
prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan
budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.
Sedangkan untuk mengaplikasikan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, berikut
petunjuk Nabi SAW dalam sabdanya,
ْ‫ْمن ُكم ْ ُمنك ًرا ْفليُغ ِيِّرهُ ْبِي ِد ِه ْفإِن ْلم ْيست ِطع ْفبِ ِلسانِ ِه ْفإِن ْلم‬
ِ ‫َن ْرأى‬
ْ ْ‫ان‬
ُ ‫يست ِطعْف ِبقل ِب ِهْوذ ِلكْأضع‬
ِ ‫ف‬
ِ ‫ْاإليم‬
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemahnysa iman”. (HR. Muslim).
d. Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan
Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Perintah memakmurkan
alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai media mewujudkan
kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sikap pelaku inovatif dengan potensi
akalnya akan menjadikan realitas kealaman dapat dimanfaatkan demi kemaslahatan
manusia.
ْ‫ن ْالَّذِينْ ْكف ُروا‬
ُّْ ‫اطال ْذ ِلكْ ْظ‬
َّ ‫وما ْخلقنا ْال‬
ِ ‫سماءْ ْواألرضْ ْوما ْبين ُهما ْب‬
ْ )٢٧(ْ‫ار‬
ِْ َّ‫فويلْْ ِللَّذِينْْكف ُرواْ ِمنْْالن‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.
(QS. Shaad: 27)
112
3. Hikmah perilaku inovatif
Membiasakan berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari :
a.Inovasi adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru yakni
mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun
mengembangkan karya tertentu. Dalam proses berfikir Allah SWT mengajak
manusia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan dalam memikirkan ciptaan
Allah dan jangan memikirkan zat Allah kerana manusia tidak akan mampu
memikirkan tentang zat Allah.
b. Inovasi yang dilakukan seorang muslim akan berorientasi pada kebaikan dan
menghindari keburukan. Dengan orientasi tersebut seorang muslim ingin
membangun sebuah peradaban masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran
islam yang bersumber pada Al Qur’an dan hadis serta mempertimbangkan kearifan
budaya yang tidak bertentangan dengan ajaran islam.
KREATIF
1. Pengertian kreatif
Kreatif berasal dari bahasa inggris tocreate artinya yang menciptakan sesuatu atau
membuat, creativity yang berarti daya cipta. Sedangkan dalam bahasa Arab kata
kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata khalaqa (menjadikan,
membuat, menciptakan), yakni menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan
contoh terlebih dahulu, atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta atau mempunyai
sifat menciptakan tidak dengan cara meniru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kreatif diartikan memiliki daya cipta
atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan,
menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun
menambah. Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan
seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki
sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu
yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus
kehadirat Allah.
Allah dzat yang maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat besar,
indah, dan sempurna. Yang semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut. Allah
Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi kita selaku
makhluk. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ
tubuh satu sama lain, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan
langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan sangat sesuai, semuanya ini
merupakan hasil kreasi yang menunjukkan pada Sang Pencipta. Al-Qur’an menyebut
dengan khaliq (pencipta), sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-An’am ayat 1,
ُّ ْ ْ‫ت ْواألرضْ ْوجعل‬
ْ‫ت ْوالنُّورْ ْث ُ َّْم‬
ِْ ‫الظلُما‬
ِْ ‫سماوا‬
َّْ ِ ْ ُ‫الحم ْد‬
َّ ‫لِلِ ْالَّذِي ْخلقْ ْال‬
ْ )١(ْْ‫الَّذِينْْكف ُرواْ ِبر ِبِّ ِهمْْيع ِدلُون‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan
gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan
Tuhan mereka”.
2. Nilai positif kreatif
a. Berfikir orisinil (originality)
Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya,
semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah.
Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari
berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik kemudian menghimpun
113
berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan
informasi yang relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas,
memahami dan membatasi problem itu dengan teliti dan mengantarkannya
menyusun berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan.
ْْ‫ض ْفت ُكونْ ْل ُهمْ ْقُلُوبْ ْيع ِقلُونْ ْ ِبها ْأوْ ْآذان‬
ْ ِ ‫ِيروا ْ ِفي ْاألر‬
ُ ‫أفلمْ ْيس‬
ْ‫وب ْالَّتِي ْفِي‬
ُْ ُ‫ار ْول ِكنْ ْتعمى ْالقُل‬
ُْ ‫يسمعُونْ ْبِها ْفإِنَّها ْال ْتعمى ْاألبص‬
ْ )٤٦(ْ‫ُور‬
ِْ ‫صد‬
ُّ ‫ال‬
“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al Hajj : 46)
b. Beretos kerja tinggi
Adanya etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan
tentang kaitan suatu kerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh, yang
pandangan hidup itu memberinya keinsafan akan makna dan tujuan hidupnya. Etos
kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja
mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah
SWT. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam
adalah agama amal atau kerja (praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati
dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan
memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya.
ْ )٤٠(ْ‫نْسعي ْهُْسوفْْيُرى‬
َّْ ‫)وأ‬٣٩(ْ‫انْإِالْماْسعى‬
ِْ ‫وأنْْليسْْ ِلإلنس‬
39. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya)”.(QS. An-Najm : 39-40)
ْ‫حدَّثنا ْ ِإبرا ِهي ُم ْب ُن ْ ُموسى ْأخبرنا ْ ِعيسى ْب ُن ْيُونُس ْعن ْثور ْعن‬
َّ ‫سو ِل‬
َّ ‫ضي‬
ْ‫ّْللاِ ْصلَّى‬
ُ ‫ّْللاُ ْعنهُْعن ْر‬
ِ ‫خا ِل ِد ْب ِن ْمعدان ْعن ْال ِمقد ِام ْر‬
ُّ ‫ّللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْقال ْماْأكل ْأحد ْطعا ًماْق‬
َّ
ْ‫ْمن‬
ِ ‫اْمن ْأْن ْيأ ُكل‬
ِ ‫ط ْخي ًر‬
َّ ‫ي‬
ْ ‫ُْمنْعم ِلْي ِدِْه‬
َّ ‫ّْللاِْد ُاودْعلي ِهْال‬
ِ ‫سالمْكانْيأ ُكل‬
َّ ‫عم ِلْي ِد ِهْو ِإ َّنْن ِب‬
“Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih baik dari
makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS
memakan makanan dari hasil usahanya sendiri”. (HR. Bukhari)
c. Berhasil karya (produktif)
Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga
dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar
mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami
dari firman Allah,
ْ‫يز‬
ُْ ‫ن ْعمال ْو ُهوْ ْالع ِز‬
ُْ ‫الَّذِي ْخلقْ ْالموتْ ْوالحياةْ ْ ِليبلُو ُكمْ ْأيُّ ُكمْ ْأحس‬
ْ )٢(ْ‫ور‬
ُْ ُ‫الغف‬
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (Q.S. Al Mulk: 2).
114
ْ‫ي ْ ْصلى ْهللا ْعليه‬
ِ ‫عن‬
َّ ِ‫ْرفاعة ْب ِن ْرافِع ْ ْرضي ْهللا ْعنه ْ ْأ َّن ْالنَّب‬
ْ‫ْو ُك ُّل ْبيع‬,‫لر ُج ِل ْبِي ِد ِه‬
ُ ‫ب ْأطي‬
ُ ْْ‫وسلم‬
َّ ‫ْعم ُل ْا‬:‫ب?ْقال‬
ِ ‫ي ْالكس‬
ُّ ‫ْأ‬:‫سئِل‬
ْ ْ‫مب ُرور‬
“Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya: Pekerjaan
apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: “Pekerjaan seseorang dengan
tangannya dan setiap jual-beli yang bersih”. (HR. Al Bazzar dan dishahihkan
oleh al-Hakim)
d. Tidak mudah putus asa
Seseorang yang kreatif tidak akan menyerah sebelum kemampuannya berakhir. Ia
akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-citanya. Meski ia
harus berhadapan dengan tembok besar tantangan dan hambatan. Dalam
perjalanannya pasti ia akan menemui cemoohan orang-orang yang iri kepadanya.
Tetapi ia menanggapi dengan tenang dan tidak putus asa.
Sikap percaya diri dan tidak putus asa yang dilandaskan pada iman, menyebabkan
segala bentuk tekanan tidak dijadikan sebagai kendala, tetapi sebuah tantangan yang
akan membentuk kepribadian dirinya menjadi lebih cemerlang. Sebaliknya orang
yang memiliki sikap tidak percaya diri, putus asa, dan pesimis adalah termasuk
orang-orang yang putus harapan, fasik dan sesat, serta kufur. Firman Allah,
ْ‫ّللاِ ْ ِإال ْالقو ُْم‬
َّْ ْ ِ‫ح‬
ْ ‫س ْ ِمنْ ْرو‬
ُْ ‫ّللاِ ْ ِإنَّ ْهُ ْال ْييئ‬
َّْ ْ ِ‫ح‬
ْ ‫سوا ْ ِمنْ ْرو‬
ُ ‫وال ْتيأ‬
ْ )٨٧(ْْ‫الكافِ ُرون‬
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
e. Tawakkal
Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal
harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksiman. Hilangnya
usaha, berarti hilanglah SAW telah memberikan contoh tawakal yang disertai usaha
yang memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan penyandaran diri
kepada Allah. Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan berusaha
maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan untuk kemudian
menyandarkan hasil kepada Allah.
ْ )١٥٩(ْْ‫ّللاْيُ ِحبُّْْال ُمتو ِ ِّك ِلين‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ِ‫ّللاِْإ‬
َّْ ْ‫فإِذاْعزمتْْفتو َّكلْْعلى‬
“kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya”.(Ali Imran : 159)
f. Memohon bantuan dan pertolongan Allah
Untuk dapat menghasilkan karya, seorang yang bersikap kreatif akan selalu
memohon kepada Allah dengan tulus, bahwa tiada daya upaya dalam menghasilkan
sebuah karya tanpa pertolongan-Nya. Kesadaran ini muncul atas kenyakinan diri
bahwa Allah melalui kreasi dan karya-Nya adalah sumber inspirasi.
ْ ْ‫اآلخرةْ ْوير ُجو ْرحمةْ ْر ِبِّ ِْه ْقُل‬
ِْ ‫أ َّمنْ ْ ُهوْ ْقانِتْ ْآناءْ ْاللَّي‬
ِ ْ ‫اجدًا ْوقائِ ًما ْيحذ ُْر‬
ِ ‫ل ْس‬
)٩(ْ‫ب‬
ِْ ‫هلْْيست ِويْالَّذِينْْيعل ُمونْْوالَّذِينْْالْيعل ُمونْْ ِإنَّماْيتذ َّك ُْرْأُولُوْاأللبا‬
“(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
115
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran”. (QS Az-Zumar : 9)
3. Hikmah kreatif
Hikmah membiasakan berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari adalah :
a.Setiap pribadi diberi kemampuan Allah untuk mencipta, termasuk menciptakan
realitas baru dalam kehidupan. Sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala
keterbatasan akan memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk
keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
b. Keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung dan berharap satusatunya. Allah yang menjadi tempat sekalian makhluk kembali. Maka dorongan dan
motivasi ini bisa membuat kita berusaha untuk sejalan dengan hukum syara. Belajar
dan mehamaminya. Kemudian setelah memahaminya maka kita berusaha
mewujudkan dan meraih nilai amal tersebut dengan sebaik-baiknya.
c.Sikap reatif menuntut seorang muslim mempunyai etos kerja, yakni seperangkat
nilai-nilai etis yang terkandung dalam ajaran Islam (Alquran dan hadis) tentang
keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan lebih baik
dan produktif.
Ayo, kita simpulkan materi
akhlak terpuji diatas…….!
1. Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang berleha-leha.
Melainkan umat pionir dalam segala kebaikan. Tidak ada rumus istirahat dalam
Al-Qur’an, maka begitu seseorang mengaku sebagai hamba Allah di saat yang
sama segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga
luasnya.Dengan demikian melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas
pokok setiap insan.
2. Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang
memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah
kemajuan.Dengan sikap optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani
kehidupan,baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan
akhirat kelak.
3. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam
berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk
meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.Dinamis
berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan.
4. Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan
yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan
yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Karena dengan kekuatan
nalarnya itu, ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki
taraf hidupnya. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks
ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada.
5. Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan
seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang
dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menjadikan/menghasilkan
sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian
yang tulus kehadirat Allah.
116
AYO DISKUSI…
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Akhlak terpuji, maka seharusnya kita memiliki sikap
sebagai berikut :
a. Berlomba-lomba dalam kebaikan
b. Optimis
c. Dinamis
d. Inovatif
e. Kreatif
D. PENUGASAN
1. Penugasan terstruktur
Menurut pendapat kalian kegiatan remaja dilingkungan kalian tinggal sudah
termasuk kategori berlomba-lomba dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovatif
dan kreatif ?
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah karya mandiri yang membuktikan inovasi dan kreatifitas kalian dalam
hal memanfaatkan barang-barang bekas!
E. KISAH TELADAN
Kisah si Tukang Kayu
Seorang tukang kayu tua memutuskan untuk mengajukan pensiun dini dari sebuah
perusahaan real estate ternama. Keputusannya sudah bulat, ingin menghabiskan
masa tuanya dengan istri dan keluarganya. Karena tidak ada tukang kayu yang
sehebat dia, maka pimpinan perusahaan tidak mengizinkannya, tetapi pak tua tetap
pada pendiriannya. Akhirnya pimpinan perusahaan mengajukan persyaratan kepada
pak tua, yaitu sebelum dia keluar dia harus membuatkan rumah permintaan
pimpinannya. Dengan berat hati pak tua mengiyakan permintaan pemimpinnya.
Akhirnya pak tua dengan setengah hati membuatkan rumah permintaan
pimpinannya, karena setengah hati dia menggunakan bahan-bahan yang biasabiasa, dan tidak maksimal menggunakan kemampuannya. Akhirnya rumah yang
biasa-biasapun jadilah.
Tidak disangka, pada saat perpisahan menghadiahkan sesuatu kepada pak tua
sebagai bentuk apresiasi dari pengabdiannya selama ini. Hadiah tersebut berbentuk
kunci rumah, dan ternyata rumah yang pak tua bikin dengan setengah hati adalah
rumah yang dihadiahkan perusahaan padanya. Menyesallah hati pak tua. Dari cerita
ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran.
117
AYO BERLATIH….!
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa yang kalian fahami dengan sikap berlomba-lomba dalam kebaikan ?
2. Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang berlomba dalam kebaikan tetapi
mendatangkan permusuhan?
3. Apa kalian termasuk orang yang optimis? Apa bukti bahwa kalian adalah orang
yang optimis!
4. Apa yang kalian fahami dengan istilah inovatif dan kreatif, adakah perbedaan
diantara keduanya?
5. Buatkan contoh orang yang berperilaku dinamis!
Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Carilah beberapa ayat dan hadist yang berhubungan dengan akhlak terpuji dengan mengisi
kolom di bawah ini :
AYAT QUR’AN ATAU HADIS
AKHLAK TERPUJI
No.
1.
BERLOMBA-LOMBA
DALAM KEBAIKAN
2.
OPTIMIS
3.
DINAMIS
4,
INOVATIF
5.
KREATIF
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai
perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Akhlak Terpuji coba kamu amati
Tanggapan / Komentar Anda
Fatimah, Hasan dan Dimas selalu
berlomba untuk mendapatkan
peringkat pertama di kelasnya
Hariman menciptakan karya dengan
cara menjiplak karya orang lain
Citra tidak bisa menyesuaikan diri
dengan suasana baru
Sampah dan air bekas didaur ulang
sehingga dapat digunakan kembali
Membuang sampah di aliran sungai
adalah bentuk dari kreatifitas.
Hikmah
ْ ‫ْرواهْالبخاري‬.ْ‫المؤمنْالقويْأحبِّ ْإليْهللاْمنْالمؤمنْالضعيف‬
Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah.
(HR. Bukhari)
ْ
118
BAB VII
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
Mekahmadinah.blogspot.com
Ghibah laksana memakan bangkai saudara sendiri
Akhlak tercela fitnah, ghibah dan namimah adalah perbuatan yang sangat merugikan
dan menghancurkan baik bagi individu yang melakukan ataupun bagi orang lain.
Membicarakan orang lain tidak sesuai dengan fakta atau yang kita kenal dengan fitnah,
berakibat sangat fatal. Seseorang dapat dihancurkan hidup dan harga dirinya akibat
perbuatan tersebut. Begitupun dengan ghibah dan namimah.
Pada materi ini, kita akan membahas mulai pengertian, akibat sampai manfaat
meninggalkan perilaku fitnah, ghibah dan namimah.
Kompetensi Inti (KI)
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD)
1.2. Menghayati bahaya fitnah, namimah, dan ghibah
2.2. Menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku fitnah, namimah, dan gibah
3.2. Menganalisis pengertian dan bahaya perilaku tercela fitnah, namimah, dan gibah
4.2. Mempresentasikan pengertian dan bahaya perilaku tercela fitnah, namimah, dan gibah
119
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fitnah, namimah dan ghibah
2. Siswa dapat menjelaskan cara menghindari perilaku fitnah, namimah dan
ghibah
3. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku fitnah, namimah dan ghibah
PETA KONSEP
AKHLAK TERCELA
MARI MENGAMATI
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Amati Gambar Berikut ini
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
120
Sumber: cahayapurnama.com
Amati Gambar Berikut ini
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
B. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
FITNAH
1. Pengertian Fitnah
Dalam kitab Lisanul Arab, kata fitnah merupakan bentukmasdar dari fatana-yaftinufatnanatau fitnatan yang berarti ujian dan cobaan, yang asal mula katanya bararti
membakar logam emas dan perak untuk membersihkan dan mengetahui kadarnya.
Dalam kamus Al Munawwir fitnah adalah bermakna memikat, menggoda, membujuk,
menyesatkan, membakar, menghalang-halangi, membelokkan, menyeleweng,
menyimpang, dan gila. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, kata fitnah berarti
perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dng maksud
menjelekkan orang, seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang. Menurut
Mahmud Muhammad al Khazandar fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau
golongan, berupa kebinasaan atau kemunduran tingkatan iman, atau kekacauan di
dalam barisan Islam.
Kata fitnah, meskipun diserap dari bahasa Arab apa adanya, makna dan penggunaannya
dalam bahasa kita sangat berbeda. Dalam bahasa kita, fitnah biasa diartikan sebagai
perkataan (tanpa dasar) yang dilancarkan untuk menjatuhkan atau merendahkan
martabat seseorang. Fitnah berintikan kebohongan yang diciptakan untuk membunuh
karakter (character assassination) seseorang karena persaingan ekonomi (bisnis) atau
terutama karena persaingan dalam politik. Dalam Al Quran, kata fitnah dalam berbagai
bentuknya digunakan untuk beberapa makna diantaranya:
a. Fitnah berarti al ikhtibar.
Yakni ujian dan cobaan, seperti pada ayat,
ْ )٢٨(ْْ‫ّللاْ ِعندْهُْأجرْْع ِظيم‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫واعل ُمواْأنَّماْأموالُ ُكمْْوأوالدُ ُكمْْفِتنةْْوأ‬
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan." (QS al Anfal [8]: 28)
ْْ‫لْهلْ ْأدُلُّ ُكمْْعلى ْمنْ ْيكفُلُ ْهُْفرجعناكْْ ِإلى ْأ ُ ِ ِّمك‬
ُْ ‫ِإذْْتمشِيْأُختُكْْفتقُو‬
ْْ‫سا ْفن َّجيناكْ ْ ِمنْ ْالغ ِِّْم ْوفتنَّاك‬
ً ‫كيْ ْتق َّْر ْعيْنُها ْوال ْتحزنْ ْوقتلتْ ْنف‬
121
ْ‫ل ْمدينْ ْث ُ َّْم ْ ِجئتْ ْعلى ْقدرْ ْيا ْ ُموسى‬
ِْ ‫فُتُونًا ْفلبِثتْ ْ ِسنِينْ ْفِي ْأه‬
ْ )٤٠(
“(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada
(keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang
akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar
senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah membunuh seorang
manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah
mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu tinggal beberapa tahun
diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang
ditetapkan Hai Musa”,(QS Thaha [20]: 40).
b. Fitnah berarti al bala'
Adalah bencana (QS. al Anfal [8]: 25) atau siksaan dan penganiayaan yang sangat
kejam dan melampaui batas-batas peri kemanusiaan, seperti interogasi disertai
penyiksaan yang biasa dilakukan di tempat tahanan atau penjara. Pernyataan
Alquran bahwa "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan" (QS. al Baqarah [2]:
191) dimaksudkan untuk makna kedua ini. Hal ini disebabkan mati (dibunuh) tentu
lebih ringan daripada dibiarkan hidup, tetapi disiksa secara biadab.
ُْ‫ّللا ْشدِي ْد‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ‫ص ْةً ْواعل ُموا ْأ‬
َّْ ‫صيب‬
َّ ‫ن ْالَّذِينْ ْظل ُموا ْ ِمن ُكمْ ْخا‬
ِ ُ ‫واتَّقُوا ْفِتن ْةً ْال ْت‬
ْ )٢٥(ْ‫ب‬
ِْ ‫ال ِعقا‬
“dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras
siksaan-Nya”. (QS. al Anfal [8]: 25)
ْ )١٩١(…ْ‫ل‬
ِْ ‫وال ِفتن ْةُْأش ْدُّْ ِمنْْالقت‬
dan fitnahitu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.”(QS. al Baqarah [2]: 191)
c. Fitnah berarti al 'adzab.
Yakni siksa Allah di akhirat.
ْ )١٤(ْْ‫ذُوقُواْفِتنت ُكمْْهذاْالَّذِيْ ُكنتُمْْبِ ِْهْتستع ِجلُون‬
Rasakanlah siksaanmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan."
(QS al Dzariyat [51]: 14).
Berdasar uraian diatas, fitnah bermakna ujian atau cobaan dalam berbagai macam
bentuknya. Ada ujian yang buruk seperti siksaan, kesusahan, penderitaan, penyakit.
2. Bahaya Perilaku Fitnah
a. Merusak Keharmonisan Keluarga dan Masyarakat
Dalam sejarah Islam terkenal sebuah kisah besar tentang fitnah yang menimpa
‘Aisyah istri Rasulullah SAW, yang telah diftnah berbuat selingkuh dengan salah
seorang shahabat bernama Shafwan bin Mu’aththal. Orang-orang munafiq
menghembuskan fitnah itu dalam rangka mendiskreditkan keluarga Rasulullah
SAW.
Dengan menyebarkan fitnah itu mereka berharap bahwa Rasulullah SAW beserta
keluarganya akan kehilangan kepercayaan dari kaum muslimin. Kepercayaan adalah
pintu kesetiaan, kesetiaan adalah pintu untuk mendapatkan dukungan dan dukungan
adalah pintu untuk meraih keberhasilan. Maka untuk menggagalkan dukungan dari
122
kaum muslimin, orang-orang munafiq menebarkan fitnah untuk menghilangkan
kepercayaan kaum muslimin kepada Rasulullah dan keluarganya.
Begitu besarnya bahaya fitnah tersebut terhadap kelangsungan dakwah Rasulullah
SAW, maka Allah merasa perlu membersihkan nama ‘Aisyah dengan menurunkan
beberapa ayat-Nya, QS. an Nur [24]: 12
ْ‫نْال ُمؤ ِمنُونْْوال ُمؤ ِمناتُْْبِأنفُ ِس ِهمْْخي ًراْوقالُواْهذا‬
َّْ ‫لوالْإِذْْس ِمعت ُ ُمو ْهُْظ‬
ْ )١٢(ْْ‫ِإفكْْ ُم ِبين‬
“mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin
dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa
tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."
b. Merusak karakter dan nama baik individu lain
Perilaku fitnah merugikan idifidu lain, malah menyebabkan hilangnya perasaan
kasih sayang, hormat dan kepercayaan di kalangan masyarakat, sehingga runtuh
segala sendi kebahagiaan hidup bermasyarakat. Diantara faktor yang menimbulkan
fitnah ialah dorongan perasaan iri hati atau dengki terhadap orang lain, ditambah
minimnya iman, memperturutkan hawa nafsu dan sulit menerima kebenaran.
Seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya dapat terjadi karena ingin
mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri dan
dakwaannya, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada
saudaranya itu. Keadaan ini biasanya dibarengi dengan usaha membeberkan
keburukan yang pernah dilakukan orang lain yang bisa jadi tanpa dasar, sehingga
karakter dan nama baiknya rusak.
c. Menyebar Permusuhan dan perpecahan
Persatuan dan solidaritas merupakan langkah logis dan rasional, juga sesuai dengan
ajaran agama Islam. Sebaliknya perpecahan merupakan fenomena tidak logis dan
bertentangan dengan karakter manusia bahkan bertentangan dengan anjuran Al
Quran.
Tidak dapat dimungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap mereka yang
difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah air kita sendiri seringkali
terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu
besarnya bahaya dan dosa fitnah, Bahkan, Nabi Muhammad SAW SAW lebih
mempertegasnya lagi dengan sabdanya, ''Tidak akan masuk surga orang yang
menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba).'' (HR. Abu Dawud dan
Thurmudzi).
d. Menyesatkan Kebenaran Informasi
Pelaku fitnah pada dasarnya dilakukan oleh mereka yang pengalaman religiusnya
rendah, sehingga mempunyai kecenderungan mengada-adakan informasi yang
bertentangan dengan ajaran agama dan bahkan melakukan banyak kegiatan yang
mengarah pada berbagai bentuk kemusyrikan serta menolak kebenaran.
Fitnah dalam beberapa hal dan keadaan tertentu, dapat menyesatkan manusia. AlQur'an berulang-kali menceritakan kisah orang-orang yang tersesat. Sebagai contoh,
ketika Musa meninggalkan umatnya, mereka mengikuti Samiri yang membuat
patung anak sapi dan memujanya.
ْْ‫سي‬
ِْ ‫فأخرجْْل ُهمْْ ِعجالْجسدًاْل ْهُْ ُخوارْْفقالُواْهذاْ ِإل ُه ُكمْْو ِإل ْهُْ ُموسىْفن‬
ْ‫)أفالْيرونْْأالْير ِج ُْعْ ِإلي ِهمْْقوالْوالْيم ِلكُْْل ُهمْْض ًّراْوالْنفْعًا‬٨٨(
123
ْ‫نْربَّ ُْك ُْم‬
َّْ ِ‫لْياْقو ِْمْإِنَّمْاْفُتِنتُمْْبِ ِْهْوإ‬
ُْ ‫ونْ ِمنْْقب‬
ُْ ‫ار‬
ُ ‫)ولقدْْقالْْل ُهمْْه‬٨٩(
)٩٠(ْ‫نْفاتَّبِعُونِيْوأ ِطيعُواْأم ِري‬
ُْ ‫الرحم‬
َّ
“kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu
yang bertubuh dan bersuara, Maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan
Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". Maka Apakah mereka tidak
memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban
kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan
tidak (pula) kemanfaatan? dan Sesungguhnya Harun telah berkata kepada
mereka sebelumnya: "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan
dengan anak lembu. itu dan Sesungguhnya Tuhanmu ialah (tuhan) yang Maha
pemurah, Maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". (QS. Thaha [20]: 88-90)
3. Menghindari Perilaku Fitnah
a. Meningkatkan keimanan
Iman yang benar dan akidah yang lurus itu memiliki pengaruh yang besar dan peran
yang sangat vital untuk membantu mengatasi dan menyikapi berbagai kejadian dan
musibah serta ujian yang menimpa manusia. Hal itu dikarenakan seorang yang
memiliki iman dan akidah yang benar mendapatkan berbagai prinsip dan kaedah
penting dari agamanya. Seorang mukmin tidak akan terpengaruh dan merasa takut
dengan berbagai propaganda. Bahkan seorang mukmin itu jika ditakut-takuti dengan
berbagai sesembahan selain Allah maka dia akan semakin beriman dan yakin
kepada Allah sebagaimana para sahabat. Firman Allah QS. Ali Imran: 173-174)
ْ‫ن ْالنَّاسْ ْقدْ ْجمعُوا ْل ُكمْ ْفاخشو ُهمْ ْفزاد ُهمْ ْإِيمانًا‬
َّْ ِ‫اس ْإ‬
ُْ َّ‫الَّذِينْ ْقالْ ْل ُه ُْم ْالن‬
ْْ‫ّللاِْوفضلْْلم‬
َّْ ْْ‫)فانقلبُواْبِنِعمةْْ ِمن‬١٧٣(ْ‫ل‬
ُْ ‫ّللاُْونِعمْْالو ِكي‬
َّْ ْ‫وقالُواْحسبُنا‬
ْ )١٧٤(ْْ‫ّللاُْذُوْفضلْْع ِظيم‬
َّْ ‫ّللاِْو‬
َّْ ْْ‫سوءْْواتَّبعُواْ ِرضوان‬
ُ ْْ‫يمسس ُهم‬
“ (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka
ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaikbaik Pelindung". Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar)
dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti
keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
b. Menerima dan menyebar informasi secara proporsional
Tidak menyebarkan semua berita yang didengar, terlebih berita yang bisa
menimbulkan kekhawatiran atau rasa aman di tengah-tengah masyarat.Sebagian
orang ketika timbul fitnah sangat bersemangat untuk menyebarkan berita apa pun
keadaannya dan menyampaikannya sebagaimana yang dia dengar tanpa mengecek
berita yang benar dan berita yang salah. Demikian juga tanpa mempertimbangkan
dampak yang timbul jika berita tersebut disebarluaskan.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan menyikapi adanya suatu
berita.memastikan keabsahan beritasumber berita atau penyampai berita
merenungkan dan menimbang-nimbang apakah menyebarluaskan berita itu
bermanfaat bagi manusia baik dari sisi agama ataupun dunia ataukah malah
menimbulkan bahaya berupa masyarakat menjadi ketakutan, merasa resah dan
124
sebagainya.Oleh karena itu, untuk berita semacam ini Allah berfirman dalam QS. an
Nisa’ : 83.
ْ‫عوا ْ ِب ِْه ْولوْ ْردُّوْهُ ْ ِإلى‬
ِْ ‫ن ْأ ِْو ْالخو‬
ِْ ‫و ِإذا ْجاء ُهمْ ْأمرْ ْ ِمنْ ْاألم‬
ُ ‫ف ْأذا‬
ُ ‫ل ْو ِإلى ْأُو ِلي ْاألم ِْر ْ ِمن ُهمْ ْلع ِلم ْهُ ْالَّذِينْ ْيستن ِب‬
ْ‫طون ْهُ ْ ِمن ُهمْ ْولوال‬
ِْ ‫سو‬
ُ ‫الر‬
َّ
َّ ‫ّللاِْعلي ُكمْْورحمت ُ ْهُْالتَّبعت ُ ُْمْال‬
ْ )٨٣(ْ‫شيطانْْإِالْق ِليال‬
َّْ ْ‫ل‬
ُْ ‫فض‬
dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri).
kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”
c. Bersikap sabar dan mengharap rahmat Allah
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi yang menerpa hidup
manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Bagi orang-orang
mukmin sabar adalah solusi, dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan
hidup di dunia ini. Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah.
Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya seorang
bermuhasabah diri dan makin mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena tidak ada
yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup
melainkan hanya Allah.
ْ‫س‬
ْ ِ ُ‫لْواألنف‬
ِْ ‫وعِْونقصْْ ِمنْْاألموا‬
ْ ‫ف ْوال ُج‬
ِْ ‫ولنبلُونَّ ُكمْْ ِبشيءْْ ِمنْ ْالخو‬
ِّ ِ ‫تْوب‬
ْ‫صيبةْْقالُوا‬
ِْ ‫والثَّمرا‬
َّ ‫ش ِْرْال‬
ِ ‫)الَّذِينْْإِذاْأصابت ُهمْْ ُم‬١٥٥(ْْ‫صابِ ِرين‬
ْْ‫)أُولئِكْ ْعلي ِهمْ ْصْلواتْ ْ ِمنْ ْربِِّ ِهم‬١٥٦(ْ ْ‫اجعُون‬
َّْ ِ ْ ‫إِنَّا‬
ِ ‫لِلِ ْوإِنَّا ْإِلي ِْه ْر‬
ْ )١٥٧(ْْ‫ورحمةْْوأُولئِكْْ ُه ُْمْال ُمهتدُون‬
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. al
Baqarah [2]: 155-157)
d. Bersikap bijaksana
Pemahaman yang tepat terhadap realitas informasi al Quran bahwa kehidupan dunia
adalah tempat terjadinya fitnah/ ujian yang berfungsi untuk membedakan apakah
seseorang itu benar-benar beriman atau tidak.
ْ‫)ولقدْْفتنَّا‬٢(ْْ‫اسْأنْْيُتر ُكواْأنْْيقُولُواْآمنَّاْو ُهمْْالْيُفتنُون‬
ُْ َّ‫أحسِبْْالن‬
ْ )٣(ْْ‫نْالكا ِذ ِبين‬
َّْ ‫ّللاُْالَّذِينْْصدقُواْوليعلم‬
َّْ ْ‫ن‬
َّْ ‫الَّذِينْْ ِمنْْقب ِل ِهمْْفليعلم‬
“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta". (QS. Al Ankabut : 2-3)
e. Memohon agar terhindar yang membahayakan diri dan lingkungan dari ujian
125
Bagi orang beriman yang memahami hakekat kehidupan dunia, tetap belum aman
terhadap fitnah, karena syetan selalu mengawasi mereka dan menggodanya sehingga
orang beriman itu, lalai, jatuh dan terkena fitnah dunia dengan segala macamnya.
ْ‫يز‬
ُْ ‫ربَّنا ْال ْتجعلنا ْفِتن ْةً ْ ِللَّذِينْ ْكف ُروا ْواغ ِفرْ ْلنا ْربَّنا ْ ِإنَّكْ ْأنتْ ْالع ِز‬
ْ )٥(ْ‫الح ِكي ُْم‬
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan Kami (sasaran) fitnah bagi orangorang kafir. dan ampunilah Kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Mumtahanah : 5)
Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya agar berlindung kepada Allah dari
berbagai macam fitnah yang membahayakan manusia. Diantara do’a Rasul saw.
untuk membentengi fitnah tersebut yaitu :
ْ‫عوذ ُ ْ ِبك‬
ُ ‫ْوأ‬،‫ْمن ْال ُجب ِن‬
ُ ‫اللَّ ُه َّم ْإ ِنِّيْأ‬
ِ ‫ْوأعوذ ُ ْ ِبك‬،‫ْمن ْالبُخ ِل‬
ِ ‫عوذ ُ ْ ِبك‬
ْ‫ْمن‬
ُ ‫ْوأ‬،‫ْمنْفِتن ِةْالدُّنيا‬
ُ ‫ْوأ‬،‫أنْأُردَّْ ِإلىْأرذ ِلْالعُ ُم ِر‬
ِ ‫عوذُْ ِبك‬
ِ ‫عوذُْ ِبك‬
ْ ‫بْالقب ِْر‬
ِ ‫عذا‬
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur”. (HR. Al-Bukhari, AlTirmidzi, al-Nasai, dan Ahmad)
NAMIMAH
1. Pengertian Namimah
Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan.
Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain.
Al Baghawi menjelaskan bahwa namimah adalah mengutip suatu perkataan dengan
tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si pembicara. Menurut Al
Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalaani namimah adalah membeberkan sesuatu yang tidak
suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak suka adalah pihak yang dibicarakan atau pihak
yang menerima berita, maupun pihak lainnya. Baik yang disebarkan itu berupa
perkataan maupun perbuatan. Baik berupa aib ataupun bukan. Orang yang mempunyai
penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan
antara manusia. Contoh dari Namimah ini:
Ketika si A berkata kepada si B tentang si C; bahwa si C itu orangnya tamak, rakus,
lalu si B tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada si C perkataan si A dengan
tujuan agar si C marah dan benci kepada si A, sehingga dengan demikian si B dapat
dikatakan sebagai orang yang berbuat Fitnah (Namimah) yaitu sebagai penyebar fitnah.
2. Nilai negatif perilaku Namimah
a. Mendapat dosa
Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslimin agar jangan melakukan namimah,
karena namimah merupakan dosa besar, kelak Allah mengazabnya di dalam kubur
dan tidak dapat masuk surga,
ْ‫لْالجنَّة‬
ُْ ‫سولُْهللاِْصْلَّىْهللاُْعلي ِهْوسلَّمْاليد ُخ‬
ُ ‫ْقالْر‬:‫عنْ ُحذْيفةْقال‬
ْ‫نمام‬
“Tidak akan bisa masuk surga orang yang suka melakukan namimah”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
126
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan,
beliau mendengar orang yang berada di dalamnya sedang disiksa oleh para malaikat.
Lalu beliau bersabda pada para sahabat yang beserta beliau : Pelaku namimah juga
diancam dengan adzab di alam kubur. Ibnu Abbas meriwayatkan,
َّ َّ‫ي ْصل‬
ْ‫ىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْبِقبري ِن‬
‫عن‬
ِ
ُّ ِ‫ْعبدْهللاْبن ْعبَّاس ْقال ْم َّر ْالنَّب‬
ْ‫انْفِيْكبِير ْأ َّماْأحدُ ُهماْفكانْالْيستتِ ُر‬
ِ ‫انْوماْيُعذَّب‬
ِ ‫فقال ْإِنَّ ُهماْليُعذَّب‬
ًْ‫ِمن ْالبو ِل ْوأ َّما ْاآلخ ُر ْفكان ْيمشِي ْ ِبالْنَّ ِميم ِة ْفأخذ ْج ِريدة ً ْرطبة‬
َّ ‫سول‬
ْ‫ّْللاِ ْ ِلم‬
ِ ‫فشقَّها ْنِصفي ِن ْفغرز ْفِي ْ ُك ِِّل ْقبر ْو‬
ُ ‫احدة ً ْفقالُوا ْيا ْر‬
ْ ‫فْعن ُهماْماْلمْييبسا‬
ُ ِّ‫فعلتْهذاْقالْلعلَّهُْيُخ ِف‬
“Daripada Abdullah bin Abbas ra dia berkata, Nabi SAW melewati dua kubur.
Baginda lantas bersabda, “Sungguh keduanya sedang disiksa, dan tidaklah
keduanya disiksa kerana perkara besar. Salah seorang dari keduanya tidak
bertabir dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, berjalan sambil namimah
(suka mengadu domba).” Baginda lantas mengambil pelepah kurma yang basah
dan membelahnya menjadi dua bahagian, lalu Baginda menancapkan di masingmasing kubur tersebut satu belahan. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah.
Mengapa anda melakukan hal ini?” Baginda menjawab, “Semoga ia dapat
meringankan siksaannya, selama keduanya belum kering”. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
b. Mendapat predikat orang fasik
Allah mensifati pelaku namimah sebagai orang fasiq yakni orang yang menyaksikan
tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Ia juga bermaksud melakukan maksiat,
meninggalkan perintah Allah, dan menyimpang dari jalan yang benar. Berita dari
seorang yang diduga pelaku namimah dibutuhkan klarifikasi, cek dan ricek akan
kebenarannya. Atau tidak segera menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya
tersebut sebelum jelas kedudukannyasebagaimana firman Allah,
ْ‫صيبُوا ْقو ًما‬
ِ ُ ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْإِنْ ْجاء ُكمْ ْفا ِسقْ ْبِنبإْ ْفتبيَّنُوا ْأنْ ْت‬
ْ )٦(ْْ‫بِجهالةْْفتُصبِ ُحواْعلىْماْفعلتُمْْناد ِِمين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6)
ْ‫ار ْ ِعبا ِد ْهللاِ ْالَّذِين‬
‫ي‬
ِ
َّ ‫عن ْعب ِد‬
ُ ‫ْخي‬:‫ْص‬
ِ ‫ْالرح‬
َّ ِ‫من ْب ِن ْغنم ْيبلُ ُغ ْبِ ِه ْالنَّب‬
َّ ‫ار ْ ِعبا ِد ْهللاِ ْالم‬
ْ‫شا ُءون ْ ِبالنَّ ِميم ِة ْال ُمف ِّرقُون‬
ُ ‫ْو ْ ِشر‬،ُ‫اْر ُءواْذُ ِكر ْهللا‬
ُ ‫اِذ‬
ُ ‫بينْاأل ِحبَّ ِةْالبا‬
ْ ْ‫آءْالعنت‬
ِ ‫غونْ ِللبُر‬
“Dari ‘Abdurrahman bin Ghanmin, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sebaik-baik
hamba Allah ialah orang-orang yang apabila mereka itu dipuji, disebutlah nama
Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah ialah orang-orang yang berjalan kesanakemari berbuat namimah, orang-orang yang memecah persatuan dengan mencaricari cela dan keburukan orang-orang yang bersih”. (HR. Ahmad)
c. Informasi yang diberikan menyesatkan
127
Dalam keseharian kadangkala kita mendengar berita yang tidak jelas asal-usulnya,
atau isu yang diperbesarkan dalam lembar provokasi. Berita itu kadang terkait
dengan kehormatan seseorang muslim, atau dengan jabatan. dengan jelas kita
dilarang percaya kepada berita angin, sebelum memastikan kebenaran berita. Jika
jelas yang membawa berita adalah orang dikenal sebagai provokator keburukan,
maka wajib bagi kita untuk tidak mempercayai karena akan cenderung
menyesatkan.
َّ ‫)ه َّمازْْم‬١٠(ْْ‫لْحالفْْم ِهين‬
ْ )١١(ْْ‫شاءْْبِن ِميم‬
َّْ ‫والْت ُ ِطعْْ ُك‬
“ dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. yang banyak
menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa”, (QS. Al
Qalam: 10-11)
ْ‫ ْاال ْاُنبِّئ ُ ُكم ْما‬:‫ ْا َِّن ْ ُمح َّمدًا ْص ْقال‬:‫عن ْعب ِد ْهللاِ ْب ِن ْمسعُود ْقال‬
ْ‫ ْا َِّن‬:‫ ْو ْا َِّن ْ ُمح َّمدًا ْص ْقال‬.‫اس‬
ِ َّ‫ ْ ِهي ْالنَّ ِميمةُ ْالقالةُ ْبين ْالن‬.ُ‫العضه‬
ْ ‫ِبْحتَّىْيُكتبْكذَّابًا‬
ُ ‫ْصدِّيقًاْوْيكذ‬
َّ
ِ ‫الر ُجلْيصد ُُقْحتَّىْيُكتب‬
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian, apakah al-’adlhu itu
?. Al-’adlhu adalah perbuatan namimah yang tersebar di tengah-tengah
manusia”. Dan sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang
berbuat jujur sehingga dicatat sebagai orang yang jujur, dan seseorang berbuat
dusta sehingga dicatat sebagai pendusta”. (HR. Muslim)
d. Menimbulkan sikap saling membenci
Namimah termasuk cara syaitan yang paling keji untuk memisahkan persatuan
antara dua kelompok, merusak ukhuwah (persaudaraan) dan mahabbah (rasa kasih
sayang).
ْ‫ةْأخيه‬
ِْ ‫ْمنْكانْفيْحاج‬.ُْ‫ْوالْيُس ِل ُمه‬،ُْ‫ْالْيظ ِل ُمه‬،ْ‫ال ُمس ِل ُمْأ ُخوْال ُمس ِل ِم‬
ْ‫ْف َّرج ْهللاُ ْعنهُِْْبها‬،ً‫ْومن ْف َّرج ْعن ْ ُمس ِلم ْ ُكربة‬،‫ْكان ْهللاُ ْفيْحاجتِ ِه‬،
‫ْومنْسترْ ُمس ِلماًْسترْهُْهللاُْيومْال ِقيام ِْة‬،ْ‫ومْال ِقيام ِة‬
ِ ً‫ُكربة‬
ِ ‫ْمنْكر‬
ِ ‫بْي‬
“Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dia tidak menzaliminya dan
tidak menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa yang memenuhi keperluan
saudaranya (Muslim) nescaya Allah akan memenuhi keperluannya, barangsiapa
yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim nescaya Allah akan
menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada Hari Kiamat, dan barangsiapa
menutupi aib seorang Muslim nescaya Allah akan menutupi aibnya pada Hari
Kiamat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
e. Merusak hubungan persahabatan
Al-Qur’an telah menyatakan bahwa perbuatan namimah atau mengadukan perkataan
seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak atau mengadu domba,
pelakunya dicap oleh Al-Qur’an sebagai orang fasik. Oleh karena itu, Allah
berpesan, jika kita menghadapi orang-orang seperti itu, kita harus mengecek
kebenaran perkataannya. Karena lidah orang yang suka namimah pandai
menyebarkan fitnah, sehingga akhirnya akan menimpa orang-orang yang tak tahu
menahu. Setelah itu baru kita sadar dan menyesal, apa yang telah dikatakannya tiada
lain fitnah belaka.
ْ ‫ْمنْ ِلسا ِن ِهْوي ِد ِْه‬
ِ ‫ال ُمس ِل ُمْمنْس ِلمْال ُمس ِل ُمون‬
128
“Seorang muslim (yang baik) adalah seseorang, yang kaum muslimin selamat
dari lisan dan tangannya”. (HR. Bukhari)
3. Menghindari perilaku Namimah
a. Menjaga lisan
Berusaha dan bersungguh-sungguhlah untuk menjaga lisan dan menahannya dari
perkataan yang tidak berguna, apalagi dari perkataan yang karenanya saudara kita
tersakiti dan terdzalimi. Bukankah mulut seorang mukmin tidak akan berkata
kecuali yang baik.
ْ‫ْاآلخ ِرْفليقُلْخي ًراْأوْ ِليص ُمت‬
ِ ‫منْكانْيُؤ ِم ُنْبِاهللِْواليْو ِم‬
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka ucapkanlah
(perkataan) yang baik atau diam”.(HR. Bukhari)
b. Berusaha selalu dekat dengan Allah (muqarabah)
Muraqabah adalah salah satu sifat mulia, dimana seseorang yang senantiasa
muraqabah kepada Allah, maka dia akan merasakan bahwa dirinya merasa diawasi
Oleh Allah, karena dia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Melihat,
Maha Mengetahui, Maha Mendengar, tidak satupun yang luput dari
pengetahuannya. Dengan sifat ini maka dia merasa takut untuk berbuat Namimah.
ْ )٤(...ْْ‫و ُهوْْمع ُكمْْأينْْماْ ُكنتُم‬
dan Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada. (QS.al-Hadiid: 4)
c. Mengakui kesalahan dengan meminta maaf
Bila sudah terlanjur memanas-manasi keadaan, maka dia harus segera meluruskan
kembali permasalahannya sehingga suasana menjadi tenteram kembali, kemudian
meminta maaf kepada keduanya. Jika telah terjadi permusuhan dan perselisihan
antar pihak yang diadu domba, maka dia harus berusaha untuk mendamaikanya
kembali dan meminta maaf kepada kedua belah pihak serta berjanji tidak akan
mengulanginga lagi. Kesadaran tersebut tumbuh akan keyakinan bahwa Allah selalu
mengawasi dan adanya Malaikat yang mengawasi,
ْْ‫لْأُول ِئكْْكان‬
ُّْ ‫سمعْْوالبصرْْوالفُؤادْْ ُك‬
َّْ ‫فْماْليسْْلكْْبِ ِْهْ ِعلمْْ ِإ‬
ُْ ‫والْتق‬
َّ ‫نْال‬
ْ )٣٦(ْ‫عن ْهُْمسئُوال‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al Isra’: 36)
d. Intropeksi diri (muhasabah)
Mengenal diri sendiri adalah pijakan awal untuk mengembangkan diri, dan
instrospeksi diri adalah langkah awal untuk mulai mengenal diri sendiri. Introspeksi
diri sangat diperlukan karena proses tidak selalu berjalan konstan. Pengalaman yang
serupa tidak selalu memberi hasil yang sama, selalu ada keterbatasan dan perbedaan
sudut pandang.
Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati, menyadari bahwa kita tidak luput
dari kekeliruan dan kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi
diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena
hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan. Introspeksi diri
129
bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk
kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri kearah yang
lebih baik.
ْْ‫ّللا ْفأنساهُمْ ْأنفُس ُهمْ ْأُولئِكْ ْ ُه ُْم ْالفا ِسقُون‬
َّْ ْ ‫سوا‬
ُ ‫وال ْت ُكونُوا ْكالَّذِينْ ْن‬
ْ )١٩(
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang
yang fasik”. (QS. Al Hasyr: 19).
GHIBAH
Secara bahasa, Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ghaaba, yang berarti
tidak hadir atausesuatu yang tertutup dari pandangan. Kata gibah dalam bahasa
Indonesia berarti menggunjing yakni, menyebutkan kata-kata keji atau meniru-niru
suara atau perbuatan orang lain dibelakangnya (tidak dipintunya) dengan maksud untuk
menghinanya.
Menurut Ibnu Mas’ud, ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada
saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu
adalah kedustaan. Syaikh Salim Al-Hilali menjelaskan Ghibah adalah menyebutkan aib
(saudaramu) dan dia dalam keadaan tidak hadir dihadapan engkau (goib). Jadi ghibah
adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak
suka (jika hal itu disebutkan).
Ghibah dilakukan dengan cara bermacam-macam diantaranya membeberkan aib,
meniru tingkah lakuatau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkandengan cara
mengolok-ngolok. Hukum ghibah adalah haram.
ْ‫احش ْةُْفِي ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْل ُهمْ ْعذابْ ْأ ِليمْ ْفِي‬
َّْ ‫ِإ‬
ِ ‫ن ْالَّذِينْ ْيُ ِحبُّونْ ْأنْ ْتشِيعْ ْالف‬
ْ )١٩(ْْ‫ّللاُْيعل ُْمْوأنتُمْْالْتعل ُمون‬
َّْ ‫اآلخرةِْْو‬
ِ ‫الدُّنياْو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia
dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS. An Nur:
19)
ِّ ,‫عن ْأبي ْهريرة‬
ْ‫ ْأتد ُرون‬:ْ ‫ى ْهللا ْعليه ْو ْسلِّم ْقال‬
ِّ ‫ْأن ْرسول ْهللا ْصل‬
ْ:ْ‫ِكركْأخاكْبماْيكر ْهُْْقيل‬
ُ ‫ْقالْذ‬.‫ْهللاُْوْرسولُهُْأعل ُم‬:ْ‫ماال ِغيبةُْ؟ْْقالوا‬
ْ‫ ْفقد‬,ْ ‫ ْإن ْكان ْفيه ْما ْتقو ُل‬:‫أفرأيت ْإن ْكان ْفي ْأخي ْما ْأقو ُل ْ؟ ْقال‬
ْ ُْ‫ْفقدْبهتِّه‬,‫ْوْإنْلمْيكنْ ِفيه‬.ُ‫اغتبته‬
“Telah berkata kepada kami, Yahya ibn Ayyub dan
Qutaibah serta Ibn Hujr. Mereka berkata: telah berkata kepada kami Ismail dari
‘Ala’ dari ayahnya dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: (tahukah kamu
apakah ghibah (menggunjing) itu?), mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui. Nabi saw berkata: (yaitu pembicaraanmu tentang saudaramu
yang ia tidak sukai). Ditanyakan kepada Rasul: bagaimana menurutmu jika
saudaraku yang aku bicarakan sesuai dengan apa yang aku bicarakan? Nabi saw
menjawab: (jika ia benar seperti apa yang kamu bicarakan, berarti kamu
130
menggunjingnya), dan jika ia tidak seperti yang kamu biicarakan berarti kamu
telah mendustakannya.)” (HR. Muslim)
Batas ghibah adalah membicarakan sesuatu yang terdapat pda orang lain, yang jika
sampai kepada dia tidak akan menyukainya. Pembicaraan itu misalnya ;
a.Pembicaraan yang berkenaan dengan Keburukan atau kekurangan tubuhnya, misalnya
menyebutkan bahwa orang itu penglihatannya rabun, kepalanya juling, kepalanya
botak atau sifat-sifat lain yang sekiranya tidak disukai untuk dibicarakan
b. Pembicaraan yang berkenaan dengan keturunan, misalnya menyebutkan ayahnya
bahwa seorang yang fasik, seorang yang struktur sosialnya rendah atau sebutansebutan lainnya yang tidak disukai jika dibicarakan.
c.Pembicaraan yang berkenaan dengan akhlak, misalnya menyebutkan orang itu kikir,
congkak, sombong, atau sifat lain yang tidak disukai jika dibicarakan.
d. Pembicaraan yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya menyebutkan bahwa
orang itu pencuri, pendusta, peminum khamar, penghianat, penganiaan atau
sebutan-sebutan lain yang tidak suka dibicarakan.
e.Pembicaraan yang berkenaan dengan urusan dunia, misalnya menyebutkan bahwa
orang itu berbudi pekerti rendah, menganggap remeh orang lain, tidak pernah
menganggap hak orang lain pada dirinya, dan sebutan-sebuatn lain yang tidak
disukai jika dibicarakan.
1. Nilai negatif perilaku Ghibah
a. Mendapat dosa
Al Quran menceritakan tentang orang-orang musyrik yang memperolok orang-orang
mukmin, di hari kiamat, neraca menjadi terbalik, yang mengolok-olok menjadi yang
diolok-olok dan ditertawakan.
ْ‫)و ِإذا ْم ُّروا‬٢٩(ْ ْ‫ن ْالَّذِينْ ْأجر ُموا ْكانُوا ْ ِمنْ ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْيضح ُكون‬
َّْ ‫ِإ‬
ْ‫)وإِذا‬٣١(ْ ْ‫)و ِإذا ْانقلبُوا ْ ِإلى ْأه ِل ِه ُْم ْانقلبُوا ْف ِك ِهين‬٣٠(ْ ْ‫ِب ِهمْ ْيتغام ُزون‬
ْْ‫)وما ْأُر ِسلُوا ْعْلي ِهمْ ْحافِ ِظين‬٣٢(ْ ْ‫ُالء ْلضالُّون‬
ِْ ‫ن ْهؤ‬
َّْ ‫رأو ُهمْ ْقالُوا ْ ِإ‬
ْ )٣٤(ْْ‫ارْيضح ُكون‬
ِْ َّ‫)فاليومْْالَّذِينْْآمنُواْ ِمنْْال ُكف‬٣٣(
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan
orang-orang yang beriman. dan apabila orang-orang yang beriman lalu di
hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. dan apabila orangorang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.
dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", Padahal orangorang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.
Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir”.
(QS. Al Muthaffifin: 29-34)
Ghibah juga sama dengan riba, bahkan lebih berat lagi dosanya. Sebagaimana Abu
Ya’la meriwayatkan, Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Seberat-berat riba di sisi
Allah ialahmenganggap halal mengumpat kehormatan seorang muslim. Dosa
ghibah juga lebih besar daripada berbuat zina, “Hati-hatilah kamu dari ghibah,
karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dari pada berzina. Ditanya,
bagaimanakah? Jawabnya, "Sesungguhnya orang yang berzina bila bertaubat maka
Allah akan mengampuninya, sedangkan orang yang ghibah tidak akan diampuni
dosanya oleh Allah, sebelum orang yang di ghibah memaafkannya”. (HR
Albaihaqi, Atthabarani, Abu Asysyaikh, Ibn Abid)
b. Merendahkan derajat manusia
131
Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai
fasik, Hai kafir dan sebagainya.
ْ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْيسخرْ ْقومْ ْ ِمنْ ْقومْ ْعسى ْأنْ ْي ُكونُوا ْخي ًرا‬
ْ‫ن ْوال ْتل ِم ُزوا‬
َّْ ‫ن ْخي ًرا ْ ِمن ُه‬
َّْ ‫ِمن ُهمْ ْوال ْ ِنساءْ ْ ِمنْ ْنِساءْ ْعسى ْأنْ ْي ُك‬
ْْ‫انْومن‬
ِْ ‫وقْبعدْْاإليم‬
ُْ ‫س‬
ِْ ‫أنفُس ُكمْْوالْتناب ُزواْبِاأللقا‬
ُ ُ‫بْبِئسْْاالس ُْمْالف‬
َّ ْ‫لمْْيتُبْْفأُولئِكْْ ُه ُْم‬
ْ )١١(ْْ‫الظا ِل ُمون‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak
bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.. (QS. Al Hujurat:
11)
c. Berperasangka buruk dan menghancurkan martabat seseorang
Ketahuilah bahwasanya berprasangka buruk merupakan perkara yang haram
sebagaimana perkataan yang buruk. Sebagaimana haram bagimu untuk
menyampaikan kepada orang lain tentang kejelekan-kejelekan saudaramu dengan
lisanmu maka demikian juga tidak boleh bagimu untuk menyampaikan kepada
hatimu (tentang kejelekan-kejelekan saudaramu) dan engkau berprasangka buruk
terhadap saudraramu itu. Ghibah juga berakibatmenghancurkan moralitas manusia
dan merenggut martabat dan kualitas-kualitas mulia dengan kecepatan yang
menakjubkan.
َّ ْ ْ‫ن ْبعض‬
َّ ْ ْ‫يرا ْ ِمن‬
ْ‫ن ْ ِإثمْ ْوال‬
ِِّْ ‫الظ‬
َّْ ‫ن ْ ِإ‬
ِِّْ ‫الظ‬
ً ِ‫يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْاجتنِبُوا ْكث‬
ْ )١٢(...ْ‫ضا‬
ً ‫ض ُكمْْبع‬
ُ ‫سواْوالْيغتبْْبع‬
َّ ‫تج‬
ُ ‫س‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain”. (QS. Al Hujurat: 12)
Sabda Nabi SAW, "Takutlah kepada Allah (hai lidah) di dalam memelihara
keselamatan kami (anggota jasmani), sebab kami tergantung kepadamu, maka
jikalau kamu lurus niscaya kami pun jadi lurus, dan jikalau kamu bengkok niscaya
kami pun jadi bengkok (pula)."(HR. Tirmidzi)
d. Pemakan bangkai
Pelaku ghibah disamakan dengan pemakan bangkai, suatu makanan yang tentu
menjijikan dan tidak disukai,
ْ ‫أيُ ِحبُّْْأحدُ ُكمْْأنْْيأ ُكلْْلحمْْأ ِخي ِْهْميتًاْفك ِرهت ُ ُموه‬
“Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”. (QS. Al Hujurat: 12)
e. Pembicaraan selalu buruk
132
Menceritakan dan mengadukan buruk dengan terang-terangan baik dihadapan
seseorang maupun dalam komunitas masyarakat tentu akan menambah sedih jika
hal tersebut diketahui oleh yang bersangkutan,walaupun pada tataran tertentu
perilaku tersebut boleh dilakukan.
ُ ْ ْ‫ل ْ ِإال ْمن‬
ْ‫ّللاُ ْس ِميعًا‬
َّْ ْ ْ‫ظ ِلمْ ْوكان‬
ِْ ‫وء ْ ِمنْ ْالقو‬
ِْ ‫س‬
َّْ ْ ُّْ‫ال ْيُ ِحب‬
ُّ ‫ّللاُ ْالجهرْ ْ ِبال‬
ْ )١٤٨(ْ‫ع ِلي ًما‬
“Allah tidak menyukai Ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang
kecuali oleh orang yang dianiaya”. (QS. An Nisa’: 148)
f. Membawa berita bohong (gosip)
Menceritakan kejelekan orang lain ada dua jenis, yaitu yang benar-benar terjadi dan
yang tidak benar-benar terjadi. Adapun yang benar-benar terjadi disebut ghibah,
Sedangkan jika cerita tersebut adalah karangan/khayalan yang tidak benar-benar
terjadi maka disebut fitnah. Beberapa berita di infotaiment, sebagian besar adalah
ghibah namun sebagian besar mengenai fitnah/gosip.
ْْ‫عصبةْْ ِمن ُكمْْالْتحسبُو ْهُْش ًّراْل ُكمْ ْبلْْ ُهوْ ْخير‬
ِْ ‫ن ْالَّذِينْ ْجا ُءوا ْ ِباإلف‬
َّْ ‫ِإ‬
ُ ْ‫ك‬
ُْ‫ل ْام ِرئْ ْ ِمن ُهمْ ْما ْاكتسبْ ْ ِمنْ ْاإلث ِْم ْوالَّذِي ْتولَّى ْ ِكبرْهُ ْ ِمن ُهمْ ْل ْه‬
ِِّْ ‫ل ُكمْ ْ ِل ُك‬
ْ )١١(ْْ‫عذابْْع ِظيم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi
kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat
Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang
mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya
azab yang besar”. (QS. An Nur: 11)
2. Menghindari perilaku Ghibah
a. Bersikap Pemaaf
Pemberian maaf atau menyembunyikan suatu keburukan adalah lebih baik. Hal ini
dalam firman Allah,
ْ‫ِيرا‬
َّْ ْ ‫ن‬
َّْ ِ ‫سوءْ ْفإ‬
ُ ْ ْ‫ِإنْ ْتُبدُوا ْخي ًرا ْأوْ ْتُخفُو ْهُ ْأوْ ْتعفُوا ْعن‬
ً ‫ّللا ْكانْ ْعفُ ًّوا ْقد‬
ْ )١٤٩(
“Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nisa’: 149)
b. Menjaga pembicaraan dan memikirkan lebih dulu
Hendaknya sebelum berucap kita renungkan dahulu akibat yang timbul dari ucapanucapan kita.Janganlah seseorang sampai mengeluarkan sebuah kata dengan sia-sia.
Bahkan janganlah ia berbicara kecuali tentang sesuatu yang mendatangkan
keuntungan dengan merenungkan terlebih dahulu, apakah perkataan tersebut
mendatangkan keuntungan dan berfaedah atau tidak.
ْ‫ي ْصلىْهللاْعليهْو‬
َّ ‫عن ْأ ِبي ْ ُهريرةْْ ْرضيْهللاْعنهْأنَّهُْس ِمع ْالنَّ ِب‬
ًْ‫ةْمن ْسخ ِط ْهللاِ ْال ْيُل ِقي ْلهاْباال‬
ِ ‫ْ ِإ َّن ْالعبد ْليتكلَّ ُم ْ ِبالك ِلم‬:ْ ‫سلمْيقُو ُل‬
ْ ْ‫يه ِويْ ِبهاْ ِفيْجهنَّم‬
133
“Dari Abu Huroiroh ra, bahwasanya beliau mendengar Nabi SAW bersabda
:”Sungguh seorang hamba benar-benar akan mengatakan suatu kalimat yang
mendatangkan murka Allah yang dia tidak menganggap kalimat itu, akibatnya dia
terjerumus dalam neraka jahannam gara-gara kalimat itu”.(HR. Bukhari)
c. Mempertebal rasa percaya diri
Orang yang tidak percaya diri, suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga ia
mudah terseret perbuatan ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi menyebabkan
ghibah, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih
senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain. Oleh karena itu salah
satu cara adalah mempertebal rasa percaya diri untuk tidak terlibat perbuatan
ghibah.
d. Menghindar dengan melakukan aktifitas lain
Hindarilah segala sesuatu yang mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-acara
bernuansa ghibah di televisi dan radio. Juga berita-berita koran dan majalah yang
membicarakan kejelekan orang. Jika terjebak dalam situasi ghibah, ingatkanlah
mereka akan kesalahannya. Jika tak mampu, setidaknya anda diam dan tak
menanggapi ghibah tersebut. Atau anda memilih hengkang dan menyelamatkan diri.
Mari kita buat kesimpulan
materi diatas……
1. Dalam perspektif Al Quran fitnah bermakna ujian atau cobaan dalam berbagai macam
bentuknya. Fitnah biasa diartikan sebagai perkataan (tanpa dasar) yang dilancarkan
untuk menjatuhkan atau merendahkan martabat seseorang. Fitnah berintikan
kebohongan yang diciptakan untuk membunuh karakter (character assassination)
seseorang karena persaingan ekonomi (bisnis) atau terutama karena persaingan dalam
politik.
2. Salah satu bentuk kejahatan lisan adalah namimah (adu domba). Namimah adalah
memindahkan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak yang
menyebabkan terputusnya suatu ikatan yang telah terjalin, serta yang menyulut api
kebencian dan permusuhan antar sesama manusia. Dalam kehidupan terdapat orang
yang memiliki sifat namimah maka akan mudah terjadi pertengkaran dan ketenteraman
dalam kehidupan masyarakat tidak akan bisa tercapai.
3. Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia
tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya,
kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun
bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku
atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
MARI DISKUSI…..
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
134
Dengan memahami materi tentang Ahlak tercela, maka seharusnya kita menghindari sikap
sebagai berikut :
a. Fitnah
b. Ghibah
c. Namimah
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Menurut kalian pendapat kalian, apakah akhlak tercela fitnah, namimah dan
ghibah memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya? Jelaskan, dengan
menulis argumentasi kalian dalam buku tugas !
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Amati lingkungan kalian! Carilah contoh-contoh perbuatan fitnah, namimah dan
ghibah yang kalian temukan dilingkungan kalian.
AYO BERLATIH….
Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan bagaimana hubungan antara fitnah, namimah, ghibah!
2. Bagaimana cara kita menghindari perbuatan ghibah? Sebutkan !
3. Sebutkan bagaimana cara kita menghindari sifat namimah!
4. Apa saja akibat negatif dari perbuatan namimah? Sebutkan !
5. Bagaimana cara kita menghindari sifat fitnah?
Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Carilah beberapa ayat atau hadis yang berhubungan dengan akhlak tercela (fitnah,
namimah dan ghibah) dengan mengisi kolom di bawah ini :
AKHLAK TERCELA
QUR’AN ATAU HADIS
No.
FITNAH
1.
NAMIMAH
2.
GHIBAH
3.
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai
perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Yang Diamati
Akhlak tercela coba kamu amati
Tanggapan / Komentar Anda
Menertawakan teman yang
berbadan terlalu besar.
Nihlah menyebarkan berita yang
belum tentu kebenarannya.
Hardi menceritakan perbuatan sinta
yang dia lihat kepada temantemannya.
Dewi dan Susi berbisik-bisik di
depan kumpulan teman-temannya.
Acara Favorit Sandra adalah berita
infotaiment
135
ْ ‫ْعلىْابنْأبىْطالب‬.ْ‫المنافقْعلمهْفىْلسانهْوالمؤمنْعلمهْفىْقلبه‬
“Orang munafik ilmunya pada lidahnya dan orang mu’min ilmunya di dalam
hatinya”. Ali bin Abi Thalib
136
BAB VIII
MEMBIASAKAN ADAB
MEMBACA AL QUR’AN DAN BERDO’A
Ibadurrahman99.wordpress.com
Membaca al-Qur’an adalah salah satu bentuk berdo’a
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia
mengemban tugas sebagai khalifah didunia. Sebagai khalifah manusia bertugas mengolah dan
menjaga alam beserta seluruh isinya. Sebagai khalifah Allah memberikan bekal kepada
manusia berupa akal sebagai pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akallah
manusia dapat menentukan pilihan yang baik atau tidak untuknya.
Selain akal Allah membekali manusia dengan agama dan wahyu yang diturunkan
melalui Rasul-rosul-Nya. Allah menurunkan al Qur’an melalui Nabi akhir zaman Muhammad
saw sebagai pedoman dan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya umat Islam tapi
seluruh umat.
Dalam al Qur’an kita dapat menemukan jawaban dari segala permasalahan hidup
yang kita hadapi, mulai kita tertidur dan terbangun, dan tidur lagi. Oleh karena itu, khususnya
kita sebagai umat Islam sudah seharusnya menjadikan al Qur’an sebagai pedoman dan
pegangan hidup. Maka istiqomahkanlah membacanya setiap harinya, karena hanya dengan
membacanya saja sudah merupakan ibadah kepada Allah dan banyak manfaat yang dapat kita
ambil dengan membacanya.
Berdo’a adalah salah satu jalan berinteraksi secara langsung antara seorang hamba
dengan Tuhannya. Berdo’a juga merupakan salah satu jalan melunturkan kesombongan dalam
hati manusia yang merasa selalu bisa tanpa sadar bahwa ada dzat yang Maha segalanya.
Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk berdo’a (meminta) kepada Allah.
Ada sebagian manusia yang sombong tidak mau berdo’a kepada Allah, karena dia
berfikir apabila kita bersungguh-sungguh berusaha, tanpa do’apun kita dapat mewujudkan
semua impian yang kita miliki. Allah memang sudah menentukan takdir masing-masing
hamba-Nya, tetapi kita sebagai hambapun masih memiliki kesempatan untuk berusaha
mendapatkan takdir yang baik, dan salah satu usaha tersebut adalah dengan berdo’a. Oleh
karena itu, jangan malas berdo’a dan jangan takut do’a kita tidak dikabulkan, karena Allah
telah berjanji “mintalah (berdo’alah) padaku, maka Aku akan memberikan
(mengabulkan)nya”.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berdo’a. Meskipun bukan suatu
kewajiban, tetapi ada etika dan beberapa tempat dan waktu yang mustajabah apabila kita
gunakan untuk berdo’a. Pada materi ini, kita akan mempelajari tata cara berdo’a, adab
berdo’a, hal apa saja yang tidak diperkenankan ketika berdo’a dan hikmah berdo’a.
137
Kompetensi Inti (KI)
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD)
1.3. Meyakinikeutamaan membaca Al-Qur’an dan doa
2.3. Terbiasa membaca Al-Qur’an dan berdoa dengan adab yang baik
3.3. Memahami keutamaan adab membaca Al-Qur’an dan adab berdoa dengan baik
4.3 Mempraktikkan akhlak (adab) membaca Al-Qur’an dan berdoa secara baik dan benar
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian membaca al Qur’an dan berdo’a
2. Siswa dapat menjelaskan adab membaca al Qur’an dan berdo’a
3. Siswa dapat menjelaskan larangan-larangan ketika membaca al Qur’an dan
berdo’a
4. Siswa dapat mempraktekkan (adab) membaca al Qur’an dan berdo’a
138
PETA KONSEP
MARI MENGAMATI !
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
Sumber: realylife.wordpress.com
139
panoramio.com
1
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
…………
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
Setelah Anda mengamati gambar disamping
buat daftar komentar atau pertanyaan yang
relevan
1. …………………………………………….
…………………………………………….
……………………………………………..
2. …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
3. ……………………………………………
……………………………………………..
……………………………………………..
www.tribunews.com
B. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
ADAB MEMBACA AL QUR’AN
A. Pengertian Membaca al Qur’an
Membaca dalam pengertian bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan maupun hanya dalam hati). Dalam pengertian istilah, membaca adalah
suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide, gagasan, konsep,
dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan. Jadi membaca
sebenarnya adalah lebih dari hanya sekedar menyuarakan, namun juga memahami.
Pengertian Al Qur’an dari segi bahasa, adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata
kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai
pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada QS. Al Qiyamah: 17-18,
ْ )١٨(ُْ‫)فإِذاْقرأنا ْهُْفاتَّبِعْْقُرآن ْه‬١٧(ُْ‫نْعليناْجمع ْهُْوقُرآن ْه‬
َّْ ِ‫إ‬
Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami
telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya.
Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai firman
Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup
para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushafmushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca
140
dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan surat An-Nas. Sedangkan menurut Subhi Al Salih mendefinisikan AlQur'an sebagai Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir,
membacanya termasuk ibadah.
Dengan demikian membaca Al Quran adalah memahami Al Quran sebagai firman
(wahyu) Allah berkaitan dengan struktur huruf, kata, kalimat dalam bahasa tulis
dengan bahasa lisan berdasar kaidah-kaidah yang berlaku dalam qiraat dan tajwid
secara baik dan benar (tartil) hingga kandungan makna dan cara penerapannya dalam
kehidupan.
1. Dasar Perintah Membaca al Qur’an
Al Qur’anul Karim adalah pengikat antara langit dan bumi, perjanjian antara Allah
dan hambaNya. Al Qur’anul Karim adalah jalan menuju kepada Allah SWT yang
kekal (abadi), Al Qur’an merupakan kitab samawi yang paling mulia dan paling
agung. Sesungguhnya orang yang paling mulia ibadahnya serta besar pahalanya
ketika mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah membaca Al Qur’anul Karim. Hal
ini telah diperintahkan kepada kita untuk selalu membaca Al-Qur’an sebagaimana
diterangkan dalam firman Allah SWT,
1. Dasar Al Qur’an
ْ )١(ْْ‫اقرأْْبِاس ِْمْربِِّكْْالَّذِيْخلق‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”
(QS. Al Alaq: 1)
َّ ‫سو ُل‬
ْ‫ّْللاِ ْصلى ْهللا‬
ُ ‫عن ْأ ِبى ْ ُهريرة ْرضى ْهللا ْعنه ْقال ْقال ْر‬
ْ‫عليهْوسلمْْأيُ ِحبُّ ْأحدُ ُكم ْإِذاْرجع ْإِلىْأه ِل ِه ْأن ْي ِجد ْفِي ِه ْثالث‬
ُ ‫ْقالفثْال‬.‫خ ِلفاتْ ِعظامْ ِسمانْقُلناْنعم‬
ْ‫ثْآياتْيقرأُْبِ ِه َّنْأحدُ ُكمْفِى‬
ْ ْ‫ُْمنْثالثِْخ ِلفاتْ ِعظامْ ِسمان‬
ِ ‫صالتِ ِهْخيرْله‬
Abu Hurairah rameriwayatkan bahwa Rasulullah SAWbersabda: “Maukah
salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di
dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat)
menjawab: “Iya”, Rasulullah SAW bersabda: “Salah seorang dari kalian
membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada
mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).
2. Tujuan Membaca al Qur’an
a. Mengikuti petunjuk Allah
ْ )١٢٣(ْ‫لْوالْيشقى‬
ُّْ ‫ض‬
ِْ ‫فم‬
ِ ‫نْاتَّبعْْهُدايْْفالْي‬
Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka.(QS. Thaha: 123)
َّ ‫ ْض ِمن‬:ْ ‫ع ِن ْاب ِن ْعبَّاس ْرضى ْهللا ْعنهما‬
ْ‫ّْللاُ ْ ِلمن ْاتَّبع ْالقُرآن ْأن ْال‬
ْ‫ْث ُ َّم ْتال ْ)فمن ْاتَّبع ْ ُهداي ْفال‬،ْ ِ‫يْاآلخرة‬
ِ
ِ‫ْوال ْيشقىْف‬،ْ‫ض َّل ْفِيْالدُّنيا‬
ِ ‫ي‬
ْ (‫ض ُّلْوالْيشقى‬
ِ ‫ي‬
Abdullah bin Abbas ra berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al
Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau
membaca QS. Thaha: 123. (Atsar shahih Ibnu Abi Syaibah)
141
b. Mempertebal keyakinan akan kebenaran Al Qur’an
ْ )٢(ْْ‫ابْالْريبْْفِي ِْهْ ُهدًىْ ِلل ُمت َّ ِقين‬
ُْ ‫ذ ِلكْْال ِكت‬
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 2)
c. Mendapat Rahmat Allah
ْ )٢٠٤(ْْ‫صتُواْلعلَّ ُكمْْتُرح ُمون‬
ُْ ‫وإِذاْقُ ِرئْْالقُر‬
ِ ‫آنْفاست ِمعُواْل ْهُْوأن‬
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al A’raf: 204)
d. Mendapat obat hati (nurani)
َّ ْ ُ ‫آن ْما ْ ُهوْ ْ ِشفاءْ ْورحمةْ ْ ِلل ُمؤ ِمنِينْ ْوال ْي ِزي ْد‬
ْْ‫الظا ِل ِمين‬
ِْ ‫ل ْ ِمنْ ْالقُر‬
ُْ ‫ونُن ِ ِّز‬
ْ )٨٢(ْ‫ارا‬
ً ‫ِإالْخس‬
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orangorang yang zalim selain kerugian. (Al Isra’: 82)
e. Mencintai Allah dan Rasulullah SAW
ُْ‫ْمن ْأحبَّ ْأن ْيعلم ْأنَّه‬:‫ْأنهْقال‬،ْ‫عن ْعب ِد ْهللاِْبنْمسعودْرضىْهللاْعنه‬
ُ ‫سولهُْفلين‬
ْ ُ‫سول ْه‬
ُ ‫ْفإِنْكانْيُ ِحبُّ ْالقُرآنْفإِنَّهُْيُ ِحبُّ ْهللاْور‬،‫ظر‬
ُ ْ‫يُ ِحبُّ ْهللاْور‬
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia
mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran
maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya. (HR. Al Baihaqi).
f. Melembutkan hati
ْ‫ ْنظرنا ْفي ْهذه ْاألحاديث ْوالمواعظ ْفلم ْنجد‬:‫وقال ْوهيب ْرحمه ْهللا‬
ْ‫شيئًا ْأرق ْللقلوب ْوال ْأشد ْاستجالبًا ْللحزن ْمن ْقراءة ْالقرآن ْوتفهمه‬
ْ ‫وتدبره‬
Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits
dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan
hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan
mentadabburinya.
3. Keutamaan Membaca al Qur’an
a. Mendapat pahala berlipat
ْْ‫صالةْ ْوأنفقُوا ْ ِم َّما ْرزقنا ُهم‬
َّْ ْ ْ‫ن ْالَّذِينْ ْيتلُونْ ْ ِكتاب‬
َّْ ِ‫إ‬
َّ ‫ّللاِ ْوأقا ُموا ْال‬
ْْ‫) ِليُوفِِّي ُهمْ ْأ ُ ُجورهُم‬٢٩(ْ ْ‫ِس ًّرا ْوعالنِي ْةً ْير ُجونْ ْتِجار ْة ً ْلنْ ْتبُور‬
ْ )٣٠(ْْ‫وي ِزيدهُمْْ ِمنْْفض ِل ِْهْ ِإنَّ ْهُْغفُورْْش ُكور‬
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi, 30. agar Allah menyempurnakan kepada
mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
142
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Al Fathir:
29-30)
َّ ‫سول‬
َّ ‫عنْعب‬
-ِْ‫ُّْللا‬
ُ ‫دّْللاِْبنْمسعُودْرضىْهللاْعنهْيقُولُْقالْر‬
َّ ‫ب‬
ْ‫ّْللاِْفلهُْ ِب ِهْحسنة‬
ِ ً‫ْمنْقرأْحرف‬,‫صلىْهللاْعليهْوسلم‬
ِ ‫اْمنْ ِكتا‬
ْ‫والحسنةُْ ِبعش ِرْأمثا ِلهاْالْأقُولُْالمْحرفْول ِكنْأ ِلفْحرفْوالم‬
ْ .ْ‫حرفْو ِميمْحرف‬
Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
Siapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah swt maka untuknya diberi
satu hasanah (kebaikan) sebagai ganjaran bagi huruf itu dan satu hasanah
adalah sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak berkata (alif,lam,mim) sebagai
satu huruf tetapi (alif) adalah satu huruf, (lam) adalah satu huruf dan (mim)
adalah satu huruf. (Riwayat Tirmizi)
b. Mendapat Syafaat di akhirat
َّ ‫سول‬
ْ‫ّْللاِْصلى‬
ُ ‫ىْرضىْهللاْعنهْقالْس ِْمعتُ ْر‬
ُّ ‫عنْأبيْأُمامةْالبا ِه ِل‬
ْ‫هللا ْعليه ْوسلم ْيقُو ُل ْاقر ُءوا ْالقُرآن ْفإِنَّهُ ْيأتِى ْيوم ْال ِقيام ِة ْش ِفيعًا‬
ْ …‫ألصحا ِب ِْه‬
Dari Abu Umamah Al-bahili ra, dia berkata, saya mendengar Rasulullah saw
bersabda: Bacalah Al Qur'an. Karena ia pada hari kiamat nanti akan datang
untuk memberikan syafaát kepada para pembacanya. (HR Muslim)
c. Memuliakan orang tua di akhirat
َّ ‫سول‬
َّ ‫ضي‬
ْ‫ّْللاِ ْصلِّى ْهللاُ ْعلي ِه‬
ُ ‫ّْللاُ ْعنهُ ْأ َّن ْر‬
ِ ‫ي ْر‬
ِِّ ‫عن ْ ُمعاذ ْال ُجه ِن‬
ْ‫ ْأُل ِبس ْوا ِلداهُ ْتا ًجا ْيوم‬،‫ ْمن ْقرأ ْالقُرآن ْوع ِمل ِْْبما ْ ِفي ِه‬:ْ‫وسلَّم ْقال‬
َّ ‫ْمن ْضو ِء ْال‬
ْ‫ْلو ْكانت‬،‫ت ْالدُّنيا‬
ِ ‫شم ِس ْفِيْبُيُو‬
ِ ‫ْضو ُءهُْأحس ُن‬،‫ال ِقيام ِة‬
ْ .‫فِي ُكمْفماْظنُّ ُكمْبِالَّذِيْع ِملْبِهذا‬
Mu’az al-Juhani ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca
al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, maka pada hari
kiamat nanti, kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya
lebih indah daripada cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah kalian.
Kalaulah hal itu terjadi pada diri kalian, bagaimana halnya terhadap yang
mengerjakannya. (HR. Abu Dawud)
d. Mendapat tempat di surga
َّ ‫سو ُل‬
َّ ‫ضي‬
ْ‫ّْللاِْصلِّى‬
ُ ‫ْقالْر‬:ْ‫ّْللاُْعنهُْقال‬
ِ ‫يْب ِنْأ ِبيْطا ِلب ْر‬
ِِّ ‫عن ْع ِل‬
ْ‫ ْفأح َّل ْحاللهُ ْوح َّرم‬،ُ‫ ْمن ْقرأ ْالقُرآن ْواستظهره‬:‫هللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم‬
َّ ‫ْأدخله‬،ُ‫حرامه‬
ْ‫ْكلُّ ُهم‬،‫ْوشفَّعهُْفِيْعشرة ْ ِمن ْأه ِل ْبيتِ ِه‬،‫ُّْللاُْبِ ِه ْالجنَّة‬
ْ .‫ار‬
ُْ َّ‫قدْوجبتْلهُْالن‬
Ali ibn Abi Talib ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang
membaca al-Qur’an dan menampakkannya, yaitu dengan menghalalkan apa
yang dihalalkan al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka
Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan akan dapat memberikan
syafa’at/pertolongan terhadap sepuluh orang karabatnya, yang semuanya sudah
ditentukan masuk ke dalam neraka. (HR. Tirmidzi)
143
4. Adab Membaca al Qur’an
a. Membaca Al Qur'an di tempat yang suci
Sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid karena ia meliputi
kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari Abu Hanifah, AsySya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di tempat mandi, tempat
buang air dan tempat penggilingan gandum.
b. Menghadap kiblat
Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di luar sembahyang supaya menghadap kiblat.
Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan
kepalanya.Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di tempat
tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi nilainya
kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk.
ْ )١٩١(…ْْ‫ّللاْقِيا ًماْوقُعُودًاْوعلىْ ُجنُو ِب ِهم‬
َّْ ْْ‫الَّذِينْْيذ ُك ُرون‬
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring (QS. Ali Imran: 191)
c. Disunahkan dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil
Al Qur’an merupakan wahyu Allah yang suci, sehingga ada baiknya ketika hendak
membacanya dipastikan dalam keadaan suci,
ْْ‫س ْهُ ْ ِإال ْال ُمط َّه ُرون‬
ُّ ‫)ال ْيم‬٧٨(ْ ْ‫)فِي ْ ِكتابْ ْمكنُون‬٧٧(ْ ْ‫ِإنَّ ْهُ ْلقُرآنْ ْك ِريم‬
ْ )٨١(ْْ‫ثْأنتُمْْ ُمد ِهنُون‬
ِْ ‫)أف ِبهذاْالْحدِي‬٨٠(ْْ‫بْالعال ِمين‬
ِِّْ ‫)تن ِزيلْْ ِمنْْر‬٧٩(
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, 78. pada kitab
yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang disucikan. . diturunkan dari Rabbil 'alamiin. 81. Maka Apakah kamu
menganggap remeh saja Al-Quran ini? (QS. Waqiah: 77-81)
d. Memohon perlindungan dari godaan setan
Disunnahkan membaca Ta’awwudz pada permulaan bacaan, berdasarkan Firman
Allah Q.S. An-Nahl : 98,
ْ )٩٨(ْ‫يم‬
ِْ ‫الر ِج‬
ِْ ‫شيط‬
َّْ ‫الِلِْ ِمنْْال‬
َّْ ‫فإِذاْقرأتْْالقُرآنْْفاست ِعذْْ ِب‬
َّ ْ‫ان‬
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk.
e. Membaca Basmallah
Sebagaimana memulai setiap perkataan dan perbuatan yang baik yang lain, maka
memulai membaca Al-Quran pun dengan membaca Basmallah kecuali pada awal QS.
At Taubah. Bedasar sabda Nabi SAW,
ْ ‫كلْأمرْالْيبدأْفيهْببسمْهللاْالرحمـنْالرحـيمْفهوْأجذم‬
Setiap
perkara
(amalan)
yang
tidak
dimulai
dengan
membaca
Bismillahirrahmanirrahiim, maka terputus berkahnya (bagaikan anggota badan
yang terkena kusta) (H.R. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Mardawaih)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, ketika ditanya oleh Ali bin Abi Thalib
kenapa tidak dituliskan basmalah diawal surat Taubah? Beliau menjawab,
"bismillahirrohmanirrohim" mempunyai makna keamanan dan perdamaian, dan surat
at-Taubah turun dalam bayang-bayang pedang ketika perang Tabuk, dimana tidak ada
situasi aman pada saat itu. Basmallah itu sendiri menyiratkan makna rahmat kasih
144
sayang, sedangkan surah at-Taubah banyak berisi kecaman dan sanggahan terhadap
sikap orang-orang munafiq dan orang kafir, maka tidak ada rahmat bagi mereka.
f. Membaca menurut tertib mushaf.
Para ulama berkata: “Pendapat yang lebih terpilih adalah membaca menurut tertib
Mushaf, maka dia baca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan
seterusnya. Kecuali sesuatu yang telah ditentukan dalam syarak yang merupakan
pengecualian, seperti sembahyang Hari Raya, shalat dhuha dan lainnya.
g. Sujud tilawah, bila bertemu ayat sajdah
Salah satu bentuk interaksi dengan Al-Qur’an adalah melakukan aktivitas tertentu
sesuai bacaan, yakni melakukan sujud tilawah ketika mendapati bacaan pada QS. Al
A’rof : 206, Ar Ro’du: 15, An Nahl: 49-50, Al Isro’: 107-109, Maryam: 58, Al Hajj:
18, Al Furqon: 60, An Naml: 25-26, As Sajdah: 15, Fushilat: 38, Shaad: 24, An Najm:
62, Al Insyiqaq: 20-21, Al ‘Alaq: 19, dan Al-Hajj: 77
Adapun bacaan sujud tilawah menurut riwayat Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i
adalah,
ْ‫ ْفتبارك‬،‫ ْوش َّق ْسمعهُْوبصرهُ ْبِحو ِل ِه ْوقُ َّوتِ ِه‬،ُ‫سجد ْوج ِهي ْ ِللَّذِي ْخلقه‬
َّ
ْ ْ‫ّللاُْأحس ُنْالخا ِل ِقين‬
Telah sujud wajahku kepada yang telah menciptanya, yang telah memberi rupa
baginya dan telah memberi pendengaran dan penglihatan dengan kehendakNya dan
dengan kekuatanNya, Tuhan yang penuh limpah keberkatanNya telah menjadikan
manusia dengan sebaik-baik kejadian.
h. Merendahkan dan memerdukan bacaan dengan tartil
Menyenandungkan Al-Qur’an tentu harus memperhatikan setiap ayatnya. Termasuk
darri adab tilawah, yakni menjaga hukum-hukum tajwid, tentunya menyenandungkan
dan bertilwah dengan menjaga adab-adab ini akan sulit dipenuhi bila tilawah kita
sangat lirih.Adab tersebut berdasar firman Allah,
ْ )٤(ْ‫لْالقُرآنْْترتِيال‬
ِْ ِّ ِ‫ورت‬
Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.(QS. Al Muzzammil: 4)
ْ )١١٠(ْ‫والْتجهرْْ ِبصال ِتكْْوالْتُخا ِفتْْ ِبهاْوابت ْغِْبينْْذ ِلكْْس ِبيال‬
ْ
Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.(QS. Al Isra': 110)
َّ ‫سول‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْيقُولُْماْأذِن‬
َّْ َّ‫ّْللاِْصل‬
ُ ‫عنْأ ِبيْ ُهريرةْأنَّهُْس ِمعْر‬
َّ
ْ ‫آنْيجه ُرْ ِب ِْه‬
َّ ‫يْحس ِنْال‬
ِ ‫صوتِْيتغنَّىْبِالقُر‬
ِّ ‫ّللاُْ ِلشيءْماْأذِنْ ِلن ِب‬
Allah tak pernah mengijinkan untuk (melakukan) sesuatu sebagaimana Dia
mengizinkan nabi-Nya untuk memperindah dan mengeraskan suaranya saat
membaca Al Qur'an. (HR. An Nasai)
َّ ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْماْأذِن‬
َّ َّ‫يْصل‬
ْ‫ّْللاُْعْ َّز‬
َّ ِ‫عنْأ ِبيْ ُهريرةْأ َّنْالنَّب‬
ِْ ‫يْيتغنَّىْ ِبالقُر‬
‫آن‬
ِّ ‫وج َّلْ ِلشيءْيع ِنيْأذنهُْ ِلن ِب‬
145
Allah tak pernah mengijinkan untuk sesuatu sebagaimana Dia mengijinkan NabiNya untuk memperindah suara saat membaca Al Qur'an. (HR. An Nasai)
i. Berhenti untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat dan ayat azab.
ْ‫ن ْالَّذِينْ ْأُوتُوا ْال ِعلمْ ْ ِمنْ ْقْب ِل ِْه ْإِذا ْيُتلى‬
َّْ ‫قُلْ ْ ِآمنُوا ْ ِب ِْه ْأوْ ْال ْتُؤ ِمنُوا ْ ِإ‬
ْْ‫سبحانْ ْر ِبِّنا ْ ِإنْ ْكان‬
ِْ ‫علي ِهمْ ْي ِخ ُّرونْ ْ ِلألذق‬
ُ ْ ْ‫)ويقُولُون‬١٠٧(ْ ‫س َّجدًا‬
ُ ْ ‫ان‬
ْْ‫ان ْيب ُكونْ ْوي ِزيد ُ ُهم‬
ِْ ‫)وي ِخ ُّرونْ ْ ِلألذق‬١٠٨(ْ ‫وع ْدُ ْربِِّنا ْلمفعُوال‬
ُ ‫ُخ‬
ْ )١٠٩(ْ‫عا‬
ً ‫شو‬
Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja
bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya
apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka
mereka sambil bersujud,108. dan mereka berkata: "Maha suci Tuhan Kami,
Sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi".109. dan mereka menyungkur
atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. QS. Al Isra’:
107-109)
Dari Huzaifah ra. ia berkata; Pada suatu malam aku shalat bersamaNabi Muhammad
saw., beliau membaca surat Al Baqarah kemudianAn Nisaa' kemudian Ali 'Imran.
Beliau membaca perlahan-lahan,apabila sampai pada ayat tasbih beliau bertasbih,
dan apabilasampai pada ayat permohonan beliau memohon, dan apabila sampaipada
ayat ta'awudz (mohon perlindungan) beliau mohon perlindungan.( Riwayat Muslim)
j.
Memperbanyak mengkhatamkankan membaca Al Qur'an
Membaca Al-Quran sampai tamat merupakan perintah Rasulullah SAW. Para
sahabat dan para ulama sangat gemar membaca dan menggali ilmu-ilmu Al-Quran.
Mereka terus membaca dan mengkhatamkannya secara rutin.
ْ‫اقرأ ْالقُرآن ْ ِفي ْ ُك ِِّل ْشهر ْقال ْقُلتُ ْ ِإنِِّي ْأ ِجدُ ْقُ َّوة ً ْقال ْفاقرأهُ ْ ِفي‬
ْ‫ِعش ِرينْليلةًْقالْقُلتُ ْإِنِِّيْأ ِجدُْقُ َّوةًْقالْفاقرأهُْفِيْسبعْوالْت ِزدْعلى‬
ْ ْ‫ذ ِلك‬
Bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an setiap sebulan sekali.” Aku menyatakan,
“Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka
bacalah (khatamkanlah) dalam dua puluh malam.” Aku menyatakan,
“Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka,
khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan kurang dari itu.” (HR. Muslim)
k.
Menghidari bercanda dan mendengarkan dengan seksama ketika Al Qur’an
di baca
Hendaklah orang-orang mukmin itu berdiam diri dan bersikap tenang sewaktu Al
Quran dibacakan sebab di dalam ketenangan itulah mereka dapat merenungkan
isinya baik di dalam dan di luar shalat. Hal ini didasarkan pada QS. Al A’raf 204
dan hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah,
ْ (٢٠٤(ْْ‫صتُواْلعلَّ ُكمْْتُرح ُمون‬
ُْ ‫وإِذاْقُ ِرئْْالقُر‬
ِ ‫آنْفاست ِمعُواْل ْهُْوأن‬
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
146
ْ‫منْاستمعْإلىْآيةْمنْكتابْهللاْكتبتْلهْحسنةْمضاعفةْومنْتالها‬
ْ ‫كانتْلهْنوراْيومْالقيامة‬
Barangsiapa mendengarkan (dengan penuh minat) ayat dari Alquran, dituliskan
baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barang siapa membacanya adalah
baginya cahaya di hari kiamat. (H.R Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu
Hurairah)
l.
Menutup bacaan dengan me-Maha benarkan Allah dengan segala yang
termaktub dalam Al Quran
Mengucapkan shadaqallah/ Mahabenar Allah, karena suasana hati untuk
membenarkan apa yang Allah sampaikan dalam keseluruhan ayat yang telah
dibaca.
m. Mengahiri dengan doa
Salah satu doa yang dipanjatkan agar selama melaksanakan kegiatan membaca Al
Qur’an sebagai berikut,
ْ‫ْأللَّ ُه َّم‬,ْ‫ْواجعلهُْلناْ ِإما ًماْونُو ًراْو ُهدًاْورحمة‬,‫اللَّ ُه َّمْارحمْناْ ِبالقُرآن‬
ْ‫اْمن ُهماْجهلناوار ُزقنِاْتِالوتهُْآناءْاللي ِل‬
ِ ‫ناْمنهُْماْنسِيناْوع ِلِّمْن‬
ِ ‫ذ ِ ِّكر‬
ْ .ْ‫وأطرافْالنَّهارْْواجعلهُْلناْ ُح َّجةًْياْربَّ ْالعالميِن‬
Ya Allah kasihilah kami dengan membaca Al Qur'an, jadikanlah Al Qur'an bagi
kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk dan rohmat. Ya Alloh ingatkan-lah
kami andaikan terlupa dari ayat-ayat Al Qur'an,ajarkan kami dari padanya
yang kami belum tahu,karuniakanlah kami untuk bisa membaca Al Qur'an di
tengah malam dan siang hari, jadikanlah Al Qur'an bagi kami sebagai pedoman
Wahai Tuhan semesta alam.
ADAB BERDO’A
1.
PENGERTIAN BERDO’A
Berdo’a adalah kebutuhan manusia sebagai hamba, berdo’a juga merupakan salah
satu dari bentuk ibadah bahkan ada yang menyebutkannya sebagai otaknya ibadah.
Berdo’a sangat dianjurkan oleh agama, walaupun berdo’a tidak memerlukan syarat
dan rukun seperti ibadah-ibadah yang lain (sholat, puasa, zakat), tetapi berdo’a juga
memiliki aturan, tata karma atau adab, walaupun sifatnya tidak mengikat.
Secara bahasa do’a berasal dari bahasa Arab ad-dhu’a yang berarti menyeru,
memanggil, mendo’a, memohon, meminta. Menurut Quraiys Shihab do’a adalah
pemohoman hamba kepada Tuhan agar memperoleh anugrah pemeliharaan dan
pertolongan, baik bagi pemohon ataupun bagi orang lain yang harus lahir dari lubuk
hati paling dalam disertai dengan ketundukan dan mengagungkan-Nya.
Dapat disimpulkan, berdo’a adalah meminta sesuatu kepada Allah dengan harapan
dikabulkan dengan perasaan tunduk dan penuh harap. Abu al Qosim al Naqsabandi
dalam sarah kitab Asma’ul Khusna menjelaskan beberapa pengertian do’a, yaitu :
1. Do'a dalam pengertian Ibadah(menyembah).
Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yakni sesuatu yang tidak
memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan madarat kepadamu.Seperti
dalam QS. Yunus: 106,
147
ْ‫ض ُّركْْفإِنْْفعلتْْفإِنَّكْْإِذًا‬
َّْ ْ‫ُون‬
ِْ ‫والْتدعُْْ ِمنْْد‬
ُ ‫ّللاِْماْالْينفعُكْْوالْي‬
َّ ْْ‫ِمن‬
ْ )١٠٦(ْْ‫الظا ِل ِمين‬
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan
tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah”
2. Do’a dalam pengertian istighatsah (memohon bantuan dan pertolongan).
Yaitu mintalah bantuan atau pertolongan dari orang-orang yang mungkin dapat
membantu dan memberikan pertolongan kepada kamu. Seperti dalam QS. AlBaqarah: 23,
ُ ْ‫عوا‬
ْ )٢٣(ْْ‫ّللاِْإِنْْ ُكنتُمْْصا ِدقِين‬
َّْ ْ‫ُون‬
ِْ ‫شهداء ُكمْْ ِمنْْد‬
ُ ‫واد‬
“Dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar”.
3. Do’a dalam pengertian permintaan atau permohonan.
Yaitu, mohonlah (mintalah) kepada Aku (Allah) niscaya Aku (Allah) akan
perkenankan permohonan (permintaan). Seperti dalam QS. Al-Mu'min: 60,
ْ‫ن ْالَّذِينْ ْيستك ِب ُرونْ ْعنْ ْ ِعبادتِي‬
َّْ ‫عونِي ْأست ِجبْ ْل ُكمْ ْ ِإ‬
ُ ‫وقالْ ْربُّ ُك ُْم ْاد‬
ْ )٦٠(ْْ‫اخ ِرين‬
ِ ‫سيد ُخلُونْْجهنَّمْْد‬
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina
dina".
4. Do’a dalam pengertian percakapan.
Seperti dalam QS. Yunus: 10,
ْ‫ن‬
ِْ ‫آخ ُْر ْدعوا ُهمْ ْأ‬
ِ ‫سبحانكْ ْاللَّ ُه َّْم ْوت ِحْيَّت ُ ُهمْ ْفِيها ْسالمْ ْو‬
ُ ْ ‫دعوا ُهمْ ْفِيها‬
ْ )١٠(ْْ‫بْالعال ِمين‬
ِِّْ ‫لِلِْر‬
َّْ ِ ُْ‫الحم ْد‬
“Do'a mereka di dalamnya Ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan
mereka Ialah: "Salam".
5. Do’a dalam pengertian memanggil.
Yaitu, pada suatu hari, dimana la (Tuhan) menyeru (memanggil) kamu.Seperti
dalam QS. Ar- Rum: 52,
ْْ‫ص َّْم ْالدُّعاءْ ْإِذا ْولَّوا ْ ُمدبِ ِرين‬
ُّ ‫فإِنَّكْ ْال ْتُس ِم ُْع ْالموتى ْوال ْتُس ِم ُْع ْال‬
ْ )٥٢(
“Dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka
itu berpaling membelakang”.
6. Do’a dalam pengertian memuji.
Yaitu, pujilah olehmu Muhammad akan Allah atau pujilah olehmu Muhammad
akan Al- Rahmân. Seperti dalam QS. Al-Isra': 110
ْ‫عواْفل ْهُْاألسما ُْء ْال ُحسنى‬
َّْ ْ‫عوا‬
ِْ ُ‫ق‬
ُ ‫الرحمنْ ْأيًّاْماْتد‬
ُ ‫ّللاْأ ِْو ْاد‬
ُ ‫ل ْاد‬
َّ ْ ‫عوا‬
ْ )١١٠(ْ‫والْتجهرْْ ِبصالتِكْْوالْتُخافِتْْ ِبهاْوابت ْغِْبينْْذ ِلكْْس ِبيال‬
148
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang
mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama
yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu
dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu".
2. PERINTAH BERDO’A
Berdo’a adalah perintah Allah, berdo’a merupakan kenutuha bagi seluruh manusia.
Dalam Islam perintah berdo’a dapat kita temukan dalam al Qur’an maupun hadis
sebagai berikut :
1. Al Qur’an
ْ‫ان‬
ِْ ‫َّاعِ ْ ِإذا ْدع‬
ْ ‫يب ْدعوةْ ْالد‬
ُْ ‫و ِإذا ْسألكْ ْ ِعبادِي ْعنِِّي ْفإِنِِّي ْق ِريبْ ْأ ُ ِج‬
ُ ‫فليست ِجيبُواْ ِليْوليُؤ ِمنُواْ ِبيْلعلَّ ُهمْْير‬
ْ )١٨٦(ْْ‫شدُون‬
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah : 186)
ْ‫ن ْالَّذِينْ ْيستك ِب ُرونْ ْعنْ ْ ِعباد ِتي‬
َّْ ‫عو ِني ْأست ِجبْ ْل ُكمْ ْ ِإ‬
ُ ‫وقالْ ْربُّ ُك ُْم ْاد‬
ْ )٦٠(ْْ‫اخ ِرين‬
ِ ‫سيد ُخلُونْْجهنَّمْْد‬
”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKuakan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. Al-Mukmin:
60).
2. Hadis
َّ َّ‫يِْصل‬
ْ‫ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْفِيْقو ِل ِهْوقال‬
ِ ‫عنْالنُّعم‬
ِّ ‫انْب ِنْبشِيرْعنْالنَّ ِب‬
ْ ُْ‫عونِيْأست ِجبْل ُكمْقالْالدُّعْا ُءْ ُهوْال ِعبادة‬
ُ ‫ربُّ ُكمْاد‬
“Diriwayatkan dari Nu`man ibn Basyir, bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhanmu
telah berkata “berdoalah kepadaku maka akan ku kabulkan”, Rasul berkata: doa
adalah Ibadah…
ْ‫ ْإ َّما ْأن‬:ْ ‫ْمن ْإحْدى ْثالث‬
ِ ‫ضي ُع ْالدُّعا ُء ْبل ْال ْبُدَّ ْ ِللدَّا ِعي‬
ِ ‫أنَّهُ ْال ْي‬
ْ‫ ْو ِإ َّما ْأن‬،ْ ‫ْاآلخر ِة‬
‫ ْو ِإ َّما ْأن ْيد َِّخرها ْلهُ ْفِي‬،ْ ُ‫يُع ِ ِّجل ْلهُ ْدعوته‬
ِ
ْ ‫ْمثلها‬
ُّ ‫ُْمنْال‬
ِ ‫س‬
ِ ‫وء‬
ِ ‫يص ِرفْعنه‬
“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan doa salah seorang di antara kamu,
melainkan pastilah bagi orang yang berdoa salah satu dari tiga perkara: Ada
kalanya Allah mengabulkan doanya (di dunia), atau menundanya hingga di akhirat,
atau menggantinya dengan yang lainnya”. (HR. Ahmad).
149
3. ADAB BERDO’A
Meskipun berdo’a bukan termasuk ibadah yang memiliki syarat atau rukun tetapi ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan pada saat berdo’a, kita mengenalnya dengan
adab atau etika berdo’a. yaitu:
1. Niat yang tulus dan ikhlas karena Allah swt
Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan. Ikhlas dan
membebaskan niat semata-mata karena Allah dituntut pada semua amal shaleh dan
ibadah. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
ْْ‫صالة‬
َّْ ْ‫وما ْأ ُ ِم ُرواْإِالْ ِليعبُدُوا‬
َّ ‫صينْْل ْهُْال ِدِّينْْ ُحنفاءْْويُ ِقي ُمواْال‬
ِ ‫ّللا ْ ُمخ ِل‬
َّ ْ‫ويُؤتُوا‬
ْ )٥(ْ‫ِينْالق ِيِّم ِْة‬
ُْ ‫الزكاةْْوذ ِلكْْد‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah:5)
َّ ‫عمرْب ِنْالخ‬
ْ:‫ضيْهللاُْعنهُْقال‬
ُ ْ‫عنْأ ِمي ِرْال ُمؤ ِمنِينْأبِيْحفص‬
ِ ‫طا‬
ِ ‫بْر‬
ِْ‫ْ ِإنَّماْاألعما ُل ْ ِبال ِنِّيَّات‬:ُ‫سول ْهللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْيقُول‬
ُ ‫س ِمعتُ ْر‬
ْ .‫و ِإْنَّماْ ِل ُك ِِّلْام ِرئْماْنوى‬
“Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab ra, dia berkata, "Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan ) tergantung
niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia
niatkan.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
2. Menghadap kiblat
Kiblat merupakan arah yang dituju dalam ibadah, khususnya shalat dan shalat dalam
makna bahasa juga berarti doa. Shalat merupakan puncak ibadah dalam islam, maka
sangat dianjurkan dalam berdoa menghadap kearah kiblat dengan menundukkan dan
mengarahkan hati yakni dengan penuh kesungguhan.
َّ ‫ي ْصلَّى‬
َّ ‫عن ْعب ِد‬
ْ‫ّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْإِلى ْهذا‬
ُّ ِ‫ّْللاِ ْب ِن ْزيد ْقالخرج ْالنَّب‬
ْ ُ‫ْرداءْه‬
ِ ‫ال ُمصلَّىْيستس ِقيْفدعاْواستسقىْث ُ َّمْاستقبلْال ِقبلةْوقلب‬
Dari Abdulloh bin Zaid dia berkata; Nabi SAW keluar menuju tempat sholat ini
untuk meminta hujan, lalu beliau berdo’a miminta hujan dengan menghadap ke
Kiblat dan membalikkan selendangnya. (HR. Bukhari)
3. Dalam keadaan suci dari hadas dan najis
Hendaknya kita berdo’a dalam keadaan suci. Suci badan dan suci tempatnya dari
hadas dan najis. Hadas adalah sesuatu yang membatalkan wudhu sedangkan najis
adalah sesuatu yang dianggap kotor dan dapat mencegah sahnya sholat.
4. Diawali dengan membaca ta’awwud, bismillah, pujian kepada Allah dan
shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
150
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Dalam ajaran Islam, setiap akan memulai suatu pekerjaan selalu diawali dengan
membaca basmallah begitupun ketika kita akan berdo’a. membaca ta’awwud dan
basmalah adalah bentuk kepasrahan kita kepada Allah swt.
Berhati ikhlas hanya berharap ridho Allah
Tidak mengharapkan bantuan kepada siapapun kecuali hanya pada Allah karena
perbuatan berharap kepada selain Allah adalah termasuk perbuatan syirik atau
menyekutukan Allah.
Penuh harap dengan diliputi kecemasan dan yakin do’a akan dikabulkan Allah
Berdo’alah dengan penuh harap, yakin bahwa do’a kita pasti dikabulkan disertai
dengan perasaan takut (cemas) kalau saja do’a kita tidak dikabulkan.
Memperbanyak taubat dan memohon ampun kepada Allah
Salah satu etika berdo’a adalah memperbanyak bertaubat, mengakui kesalahan
kita kepada Allah dan memohon ampunannya.
Mengangkat kedua tangan
Mengangkat kedua tangan untuk sebagian ulama adalah merupakan kesunahan
dalam berdo’a, tetapi untuk sebagian lain berdo’a tidak memerlukan mengangkat
tangan.
Melembutkan suara (tidak berlebihan) dan tenang saat berdo’a
Melembutkan suara artinya tidak berlebih lebihan dalam berdo’a, misalkan
dengan cara berteriak atau histeris.
Tidak tergesa-gesa
Berdo’alah dengan tenang, tidak tergesa-gesa. Karena tergesa-gesa adalah
perbuatan syaitan. Berdo’a dengan tenang tentu saja akan mendatangkan
kekhusyu’an kepada kita.
Tidak mengutuk
Ketika kita berdo’a, kita dilarang mengutuk atau mengumpat. Mengutuk atau
mengumpat adalah mendo’akan seseorang agar mendapat mendo’akan seseorang
agar mendapatkan celaka dalam hidupnya atau berharap agar Allah mencabut
semua nikmat yang diberikan kepada seseorang. Rosulullah melarang perbuatan
ini, bahkan beliau memerintahkan untuk saling mendo’akan kebaikan dan
keselamatan kepada setiap muslim.
Khusyu’ dan rendah diri
Khusyu’ artinya tunduk atau pasrah. Khusyu’ juga dapat diartikan dengan
kondisi hati yang penuh ketakutan, mawas diri, tunduk dan pasrah pada
keagungan Allah. Sedangkan rendah diri artinya tidak sombong atau takabbur.
Apabila berdo’a dilakukan engan khusyu’ maka akan memunculkan tindakantindakan reflek yang lain seperti diam, menangis dan lain sebagainya.
Memohon dengan asmaul khusna
Asmaul khusna adalah nama-nama Allah yang baik, asmaul khusna sangat baik
digunakan untuk berdo’a dan asmaul khusna sendiri termasuk do’a.
Mengaku dosa
Salah satu adab berdo’a adalah mengaku berdosa yang esensinya adalah
merendakan diri di depan Allah, kemudian memohon ampunan hanya kepada
Allah
Diakhiri dengan membaca sholawat dan hamdallah
Dalam ajaran Islam setiap mengakhiri pekerjaan diperintahkan untuk membaca
hamdalah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.
4. WAKTU-WAKTU YANG BAIK UNTUK BERDO’A
Tidak hukum yang mengsyaratkan kita berdoa’a dalam suatu waktu atau tempat,
tetapi ada beberapa waktu menurut keterangan beberapa hadis Nabi saw, diantaranya
adalah:
1. Waktu sepertiga malam
2. Ketika khatam membaca al Qur’an
3. Ketika sujud dalam sholat
151
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Waktu diantara adzan dan iqomah
Pada hari jum’at
Ketika dalam kondisi kehujanan
Pada waktu berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
Selepas sholat fardhu
Pada malam lailatul qodar
Pada saat bangun malam bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan
berzikir kepada Allah
11. Pada hari arafah
12. Pada saat musibah kematian
5. LARANGAN DALAM BERDO’A
1.
Berdo’a kepada selain Allah
Berdoa kepada selain Allah bahkan termasuk perbuatan kekafiran. Tidak ada
kesesatan yang lebih buruk daripada kesesatan orang yang berdoa dan bergantung
kepada selain Allah
ْْ‫ض ُّركْْفإِنْْفعلتْْفإِنَّكْْإِذًاْ ِمن‬
َّْ ْ‫ُون‬
ِْ ‫عْ ِمنْْد‬
ُْ ‫والْتد‬
ُ ‫ّللاِْماْالْينفعُكْْوالْي‬
َّ
ْ )١٠٦(ْْ‫الظا ِل ِمين‬
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah”.(QS. Yunus: 106)
2. Berdo’a dipercepat kematian
Berdoa menurut agama adalah untuk meminta kebaikan dan berlindung dari segala
keburukan. Tetapi ketika doa dipanjatkan untuk keburukan terutama untuk pribadi
yang memanjatkan doa, tentu hal ini tidak selaras dengan nalar sehat. Oleh karena
Nabi SAW melarang berdoa untuk keburukan.
َّ َّ‫ّْللاِ ْصل‬
َّ ‫سو ُل‬
َّ ‫ضي‬
ْ‫ىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْال‬
ُ ‫ّْللاُ ْعنهُْقال ْقال ْر‬
ِ ‫عن ْأنس ْر‬
ِْ‫ض ِّر ْنزل ْ ِب ِه ْفإِن ْكان ْالْبُدَّْ ُمتمنِِّيًاْ ِللموت‬
ُ ‫ْمن ُكم ْالموت ْ ِل‬
ِ ‫يتمنَّي َّن ْأحد‬
ُْ‫فليقُل ْاللَّ ُه َّم ْأح ِي ِنيْماْكانت ْالحيْاة ُ ْخي ًراْ ِليْوتوفَّ ِنيْ ِإذاْكانت ْالوفاة‬
ْ ‫خي ًراْ ِلي‬
Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda; janganlah salah seorang dari kalian beranganangan untuk mati karena musibah yg menimpanya, kalau memang hal itu harus,
hendaknya ia mengatakan; Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik
untukku, & matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku. (HR. Bukhari)
3. Berdo’a untuk keburukan dan dosa
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
ْ‫عوا ْعلى‬
ُ ‫عوا ْعلى ْأوال ِد ُكم ْوال ْتد‬
ُ ‫عوا ْعلى ْأنفُ ِس ُكم ْوال ْتد‬
ُ ‫ال ْتد‬
َّ ‫واْمن‬
ْ ْ‫يبْل ُكم‬
ُ ‫ّْللاِْساعةًْيُسألُْفِيهاْعطاءْفيست ِج‬
ِ ُ‫أموا ِل ُكمْالْتُوافِق‬
“Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan
keburukan pada anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan pada hartaharta kalian. Jangan sampai doa kalian bertepatan dengan saat dikabulkannya doa
dari Allah lalu Dia akan mengabulkan doa kalian”. (HR. Muslim)
152
4. Berdoa dengan berteriak
Dalam berdo’a kita diajurkan melembutkan suara, kita dilarang mengeraskan suara
secara berlebihan atau berteriak. Dari Abu Musa ra, bahwa suatu ketika para sahabat
pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi SAW mengingatkan,
ُْ‫ْ ِإنَّه‬،‫عونْأص َّمْوالْغا ِئبًا‬
ُ ‫ْفإِنَّ ُكمْالْتد‬،‫اربعُواْعلىْأنفُ ِس ُكم‬،‫اس‬
ُ َّ‫ياْأيُّهاْالن‬
ْ ْ‫ْإِنَّهُْس ِميعْق ِريب‬،‫مع ُكم‬
Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat
yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar
lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)
6. HIKMAH BERDO’A
Allah memerintahkan kita berdo’a, bukan karena Allah tidak mengetahui kebutuhan
kita, tetapi agar kita mengetahui posisi kita sebagai hamba Allah. Banyak hikmah
yang terjadi apabila kita dengan ikhlas berdo’a, diantaranya yaitu
1. Do’a bernilai ibadah
2. Do’a adalah pelindung bagi umat Islam dari godaan syaitan dan mara bahaya
3. Dengan berdo’a berarti kita mengakui kebesaran dan keagungan Allah
4. Do’a selalu mendatangkan kebaikan dan menolak bencana
5. Menjadi senjata bagi umat Islam
6. Menetramkan jiwa
7. Meningkatkan ketakwaan
8. Do’a dapat membuka pintu rahmat
9. Do’a adalah pengikat persaudaraan sesame muslim, karena setiap muslim saling
mendo’akan satu dan lainnya
10. Do’a adalah penghubung antara anak dan orang tua yang telah meninggal.
MARI KITA MEMBUAT
KESIMPULAN !
1. Al Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna
menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mengingatkan manusia agar
berpegang teguh pada Al Quran untuk selamat di Dunia dan Akhirat.
2. Membaca Al Qur’an dinilai ibadah berdasar banyaknya huruf yang terbaca. Setiap
orang yang membaca al-Qur’an demgam ikhlas Lillah, maka ia mendapat pahala.
Namun pahala ini dilipatgandakan jika disertai dengan kehadiran hati, penghayatan,
dan pemahaman terhadap ayat yang dibaca.
3. Seseorang yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkan Al-Quran
dijanjikan Allah SWT syurga yang indah, kecukupan dalam hidupnya, kemurahan
rezeki, pahala, meleburkan dosa serta dikabulkannya segala pinta dan doa yang
diharapkannya.
4. Do’a adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara
tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang
ada disisi-Nya.
5. Doa ialah ibadah yang agung dan amal shaleh yang utama. Bahkan ia merupakan
esensi ibadah dan substansinya sebagaimana sabda Nabi SAW doa ialah Ibadah.
Oleh karenanya Nabi SAW menganjurkan kepada kita untuk selalu berdoa baik
dalam keadaan senang maupun susah dan menjanjikan bahwa Allah akan
mengabulkan doa dan melarang untuk tidak berdoa dengan menyatakan sebagai
kesombongan.
153
6.
Doa dapat dilakukan dengan benar dan sempurna serta bisa dikabulkan dan bisa
mendekatkan diri (kepada Allah Swt), maka orang yang berdoa harus memenuhi
beberapa syarat dan adab. Dan juga harus meninggalkan hal-hal yang dapat
menghalangi terijabahnya doa.
7. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan
dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia.
8. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan
meminta sesuatu kepada-Nya.
9. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara
sesama mukmin.
AYO…. BERDISKUSI!
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang Adab membaca Qur’an dan berdo’a, maka seharusnya kita
memiliki sikap sebagai berikut :
1. Istiqomah membaca al Qur’an
2. Membiasakan adab membaca al Qur’an
3. Ikhlas hanya berharap kepada Allah
4. Rendah diri atau tidak sombong
5. Khusnudhon
6. Tidak berlebihan
7. Optimis
Penugasan
1. Penugasan terstruktur
Carilah Hadis nabi yang menerangkan bahwa kita tidak dianjurkan untuk berdo’a
dengan mengeraskan suara!
2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah rangkuman singkat materi yang sudah kalian pelajari.
D. EVALUASI
d. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1.
2.
3.
4.
5.
Apa fungsi al Qur’an dalam kehidupan manusia?
Apa saja manfaat yang akan kita peroleh ketika kita terbiasa membaca al Qur’an?
Apa yang harus kita lakukan ketika bertemu dengan surat as sajdah?
Sebutkan apa tujuan membaca al Qur’an!
Pahala yang Allah janjikan kepada orang yang membaca al Qur’an!
e. Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Setelah mempelajari Adab membaca al Qur’an dan berdo’a, kalian mengetahui manfaat
membaca al Qur’an dan berdo’a. Tuliskan alasan dari sikap dibawah dengan mengisi
kolom di bawah ini :
154
No.
1.
2.
SIKAP
PENILAIAN DARI SIKAP
Membaca al Qur’an rutin
setiap hari
Menghafalkan surat-surat
pendek al Qur’an
Menghafal al Qur’an 30 juz
3.
4.
5.
Berdo’a hanya ketika sedang
mendapat musibah
Berdo’a pada setiap tengah
malam
Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Carilah beberapa ayat dan hadist yang berhubungan dengan adab berdo’a dengan mengisi
kolom di bawah ini :
No.
ADAB BERDO’A
HADIS
1.
Meluruskan Niat
2.
Bersholawat
3.
Penuh Harap
4.
Ikhlas
Hikmah
“Takutlah engkau terhadap do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya antara
do’a orang yang teraniaya dengan Allah tidak ada sesuatupun yang menghalanginya.”
( HR. Turmudzi )
155
BAB IX
MENELADANI SIFAT UTAMA
IBNU RUSYD DAN MUHAMAD IQBAL
darululumonline.wordpress.com
Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal
Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal adalah dua ilmuwan Islam yang hasil penemuan
keilmuawannya di manfaatkan oleh seluruh manusia di dunia ini. Mereka berdua
adalah dua tokoh yang sama-sama pekerja keras, memiliki semangat yang tinggi,
pantang menyerah dan tentu saja memiliki kecerdasan yang luar biasa. Semangat
keduanya belajar adalah hal yang dapat kita jadikan pembelajaran pada kehidupan
pada masa kini dan masa yang akan datang.
Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal adalah dua ilmuwan muslim yang tidak hanya
menguasai satu ilmu saja, tetapi memiliki lebih dari satu penguasaan ilmu
pengetahuan. Hasil karya mereka banyak dijadikan rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan
dunia, terutama ilmuwan barat. Bahkan buku-buku karya mereka diterjemahkan
dalam beberapa bahasa barat diantaranya adalah bahasa yunani, spanyol dan lain
sebagainya.
Kompetensi Inti (KI)
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
156
Kompetensi Dasar (KD)
1.4. Menghayati keutamaan sifat Ibn Rusyd dan Iqbal
2.4. Meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal
3.4. Menganalisis keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal
4.4. Meceritakan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal
Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses
mengomunikasikan, diharapkan :
mengamati,
menanyakan,
menalar,
mencoba
dan
a. Siswa dapat menyebutkan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal
b. Siswa dapat menunjukkan sikap meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan
Muhammad Iqbal
c. Siswa dapat menceritakan keteladanan Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal
PETA KONSEP
157
MARI MENGAMATI
A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU
PERTANYAAN
Teguhperdana.wordpress.com
Thedailystraberry.com
B. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
IBNU RUSYD
1. Sejarah Singkat Ibnu Rusyd
Nama lengkapnya Abu al walid bin Abu Qosim bin Abu al Walid Muhammad bin
Ahmad bin Rusyd. Ibnu Rusyd dilahirkan pada tahun 520H atau 1126M di Kordoba
(Spanyol). Ia berasal dari keluarga kaya, ayah dan kakeknya adalah seorang hakim
yang terkenal pada masanya. Selain berasal dari keluarga yang terpandang, Ibnu Rusyd
adalah seorang yang jenius.di dunia barat Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Avveroes.
Ibnu rusyd termasuk pemikir terbesar pada sejarah manusia. Pemikirannya sudah
banyak mempengaruhi perkembangan roh kebebasan sebelum pada masa era
kebangkitan eropa.
158
2. Keteladanan Ibnu Rusyd
Keberadaan Ibnu Rusyd yang seorang dokter banyak kalangan yang tidak
mengetahuinya. Seorang sejarawan ilmu yang bernama Sarton mengatakan bahwa
ketenaran Ibnu Rusyd dalam filsafat hampir menutupi prestasi Ibnu Rusyd di dunia
pendidikan. Padahal, dia adalah seorang dokter yang ternama pada masanya.
Meskipun berasal dari keluarga kaya dan terhormat, tidak menjadikan Ibnu Rusyd
bermalas malasan. Beliau adalah seorang yang mencintai ilmu pengetahuan, cerdas dan
selalu mempertahankan ketaatannya kepada Allah swt.
3. Karya-karya Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd memiliki banyak karya. Karya-karya Ibnu Rusyd diantaranya adalah karya
dibidang filsafat, kedokteran dan fiqih. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Ibnu
Rusyd adalah seorang dokter. Inu Rusyd menulis buku tentang kedokteran sebanyak
dua puluh buku. Buku yang paling berharga adalah Al Kulliyat fi Ath Thabib, dalam
buku tersebut beliau membicarakan tentang penyakit dan obatnya, pembedahan dan
peredaran darah. Diantara karya-karya Ibnu Rusyd yang lain adalah Bidayat al
Mujtahid, Kulliyat fi ath Thabib, Fisl al Maqoli fi ma Bain al Hikmah wa Asy-Syarikat.
Ibnu Rusyd juga memiliki dua warna filsafat, yaitu filsafat seperti pemahaman eropa
dan filsafat tentang aqidah dan sikap keberagamaannya Ibnu Rusyd.
4. Kisah akhir
Ibnu Rusyd wafat pada tahun 595 H (1198 M)
MUHAMMAD IQBAL
1. Sejarah Singkat Muhammad Iqbal
Muhamad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab India pada tanggal 22 Februari, tahun
1873 (pendapat lain 1876). Beliau berasal dari keluarga yang secara status sosial
berkategori sedang. Ayahnya pada mulanya adalah seorang pegawai, tetapi kemudia
beralih menjadi seorang pedagang. Nenek moyang Muhammad Iqbal adalah orangorang Brahmana Kasymir yang memeluk agama Islam tiga abad sebelum kelahiran
Muhammad Iqbal. Keluarga dikenal memiliki rasa kejiwaan yang mistis dan rasa
keagamaan yang angat dalam. Keadaan yang demikian sangat berpengaruh pada
Muhammad Iqbal.
Pada mulanya Muhammad Iqbal mempelajari al Qur’an dari ayahnya Nur Muhammad,
kemudian masuk Murry College, salah satu guru Muhammad Iqbal adalah Mir Hasan,
seorang guru besar sastra. Dialah yang sangat mempengaruhi kemampuan Muhammad
Iqbal, karena sejak saat itu, beliau benyak mengubah syair-syair. Sedangkan guru
Muhammad Iqbal dalam bidang sejarah an filsafat adalah Sir Thomas Arnold.
2. Keteladanan Muhammad Iqbal
Selain kompeten dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Muhammad Iqbal juga
terlibat dalam kehidupan berpolitik. Beliau pernah terpilih menjadi ketua la liga.
Walaupun demikian, kesetiaannya kepada ilmu pengetahuan tetap berjalan harmonis.
Kesimpulan
1. Ibnu Rusyd selain dikenal sebagai tokoh filsafat, beliau juga termasuk dokter
yang handal pada masanya, dibuktikan dengan karya-karyanya pada bidang
kedokteran
2. Muhammad Iqbal adalah tokoh pejuang ilmu pengetahuan yang berjuang
melalui kesastraan.
159
3. Selain dikenal sebagai tokoh dalam filsafat dan sastra Muhammad Iqbal adalah
seorang politikus yang handal
4. Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal adalah dua pribadi yang sama-sama
memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
AYO BERDISKUSI…..
Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.
C. PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami materi tentang meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad
Iqbal, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
1. Memiliki semangat yang tinggi dalam membuat perubahan
2. Optimis
3. Kreatif
4. Dinamis
5. Tidak cepat merasa puas
Penugasan
a. Penugasan terstruktur
Tuliskan dalam buku tugas kalian pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd dan
Muhammad Iqbal yang kalian rasakan pada masa sekarang ini.
b. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari
media massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian
melalui internet dan media cetak lainnya.
AYO BERLATIH….
Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Hikmah apa saja yang dapat kalian ambil dari mempelajari keutamaan sifat Muhammad
Iqbal ?
2. Menurut pendapat kalian karya yang paling dominan (menonjol) dari seorang
Muhammad Iqbal adalah...........
3. Bagaimanakah cara kalian memdatangkan semangat seperti semangat Ibnu Rusyd?
4. Pembelajaran apa yang dapat kalian ambil dari Ibnu Rusyd?
5. Kontribusi apa yang akan kalian berikan pada agama, seandainya kalian adalah Ibnu
Rusyd atau Muhammad Iqbal?
160
i. Portofolio dan Penilaian Sikap
1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan
Muhammad Iqbal dengan mengisi kolom di bawah ini :
Istilah
Keterangan
No.
Pantang menyerah
1.
Semangat
2.
Optimis
3.
Kreatif
4.
Dinamis
5.
2. Setelah kalian memahami uraian mengenai meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd
dan Muhammad Iqbal coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar
No.
Perilaku Yang Diamati
Tanggapan / Komentar Anda
1.
2.
3.
4.
5.
Hikmah
ِّ
‫ْرواهْالبخاري‬.ْ‫إنْهللاْيحبِّ ْالرفقْفيْاألمرْكلِّه‬
Sesungguhnya Allah menyukai sikap hati-hati dalam semua perkara
(Riwayat Imam Bukhori)
161
Download