Abdurrohim, S.Ag. MA. Usman, M.Pd.I Noek Aenul Latifah, S.Ag. MA. Berdasarkan Standar Isi Madrasah Aliyah Tahun 2013 AKIDAH AKHLAK Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah IPA, IPS dan Bahasa KEMENTERIAN AGAMA RI 2013 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi-rabbil-alamin, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga buku Akidah Akhlak untuk MA Kelas X, Peminatan IPA, IPS, dan Bahasa dapat tersusun. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, beserta keluarganya. Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah tahun 2013, Kurikulum Kementerian Agama. Dalam buku ini dibahas mengenai: asmaul husna, akhlak terpuji, akhlak tercela, adab islami dan kisa-kisah orang-orang saleh. Buku ini kami susun secara ringkas, padat, dan jelas, dengan menggunakan scientific, yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Dalam pembahsan setiap bab kita lengkap dengan peta konsep, evaluasi, portofolio dan hikmah. Kami menyadari bahwa dalam penyajian buku ini masih ada kekurangan, baik dari sisi sistematika maupun dari segi isi dan substansi maka saran dan kritik yang konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembentukan generasi penerus bangsa yang memiliki akidah yang kokoh dan memiliki akhlak yang mulia. amin. Jakarta, Desember 2013 Tim Penyusun, 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Semester I BAB 1 NILAI-NILAI MULIA ASMAUL-HUSNA A. Al Ghaffar B. Al Rozzaq C. Al Malik D. Al Hasib E. Al Hadi F. Al Khaliq G. Al Hakim BAB 2 MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI A. Amal Saleh B. Toleransi C. Musawah D. Ukhuwwah BAB 3. MENGHINDARI AKHLAK TERCELA A. Nifaq B. Keras Hati BAB 4. MEBIASAKAN ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM A. Adab bergaul dengan teman sebaya B. Adab bergaul dengan yang lebih tua C. Adab bergaul dengan yang lebih muda D. Adab bergaul dengan lawan jenis BAB 5 MENELADANI AKHLAK UTAMA ORANG-ORANG SALEH A. Al Ghazali B. Ibnu Sina 3 Semester II BAB 6 MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI A. Kompetisi dalam kebaikan B. Optimis C. Dinamis D. Inovatif E. Kreatif BAB 7. MENGHINDARI AKHLAK TERCELA A. Fitnah B. Namimah C. Ghibah BAB 8. MEMBIASAKAN ADAB MEMBACA AL QUR’AN DAN DO’A A. Adab Membaca Al Qur’an B. Adab berdo’a BAB 9. MENELADANI AKHLAK UTAMA ORANG-ORANG SALEH A. Ibnu Rusdi B. Muh. Iqbal DAFTAR PUSTAKA 4 BAB I NILA-NILAI MULIA ASMAUL-HUSNA Sumber:globaldisaen.blogspot 99 Asmaul Khusna Asmaul Khusna secara bahasa berasal dari bahasa Arab Asma dan Khusna, Asma berarti nama dan Khusna berarti baik. Dengan demikian pengertian Asmaul Khusna adalah nama-nama yang baik. Adanya Asmaul Khusna atau nama-nama Allah yang baik dan mulia menunjukkan kesempurnaan dan sifat-sifat Allah. Dan sebagai hamba-Nya, kita dianjurkan mengetahui dan berdo’a kepada Allah dengan menyebut nama-nama-Nya itu. Dengan mnyebut nama-nama Allah yang terangkum dalam Asmaul Khusna, hati akan menjadi tenang dan tentram karena kita senantiasa merasa dekat dengan Allah. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 5 Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Meyakini sifat-sifat Allah yang terkandung dalam tujuh Asmwul ousnw: al-Gaffar, alRazzaq, al-Malik, al-oasrb, al-Hwdi, al-Khwliq dan al-oakrm 2.1. Terbiasa menerapkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam tujuh Asmwul ousnw: alGaffar, al-Razzaq, al-Malik, al-oasrb, al-Hwdi, al-Khwliq dan al-oakrm dalam keseharian 3.1. Memahami makna tujuh Asmwul ousnw: al-Gaffar, al-Razzaq, al-Malik, al-oasrb, alHwdi, al-Khwliq dan al-oakrm 4.1. Melafalkan dan menghafal Asmwul ousnw dengan baik Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan mengomukasikan diharapkan : 1. Siswa dapat menjelaskan makna Asmaul Khusna 2. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai positif Asmaul Khusna 3. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai positif Asmaul Khusna dalam kehidupan sehari-hari 4. Siswa dapat melafalkan dan menghafal Asmaul Khusna dengan baik PETA KONSEP PETA KONSEP 6 AYO MENGAMATI A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Setelah kalian mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. Sumber: www.tribun.news.com B. Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. PENDALAMAN MATERI ……………………………………………. Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi 3. …………………………………………… tambahan dari sumber belajar lainnya! …………………………………………….. …………………………………………….. 7 B. MATERI INTI Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya MARI KITA MENGENAL TUJUH ASMAUL HUSNA A. AL GHAFFAR 1. Pengertian al Ghaffar Al Ghaffar berasal dari akar kata ghafara yang artinya taghtiyah dan sitr yaitu menutupi atau merahasiakan. Al Ghaffar bisa juga diterjemahkan berasal dari kata al maghfiroh dan al ghufron yang artinya pengampunan. Jika al Ghafar disandarkan pada Allah maka berarti Allah adalah dzat yang Maha mengampuni. Al Ghaffar dapat diterjemahkan juga sebagai dzat yang menampakkan kebaikan dan menutupi kejelekan di dunia dan memaafkan hukumannya di akhirat. Dapat kita terjemahkan bahwa maghfiroh dari Allah yaitu dirahasiakan dan diampuni-Nya dosa-dosa adalah dengan karunia dan rahmat-Nya bukan karena tobat seorang hamba atau taatnya. Memberikan pengampunan adalah hak mutlak milik Allah yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun. Allah sebagai al Ghaffar bararti dzat Allah yang Maha merahasiakan dan Maha menutupi. Hal-hal yang ditutup oleh Allah swt, pertama keburukan badan mereka ditutupi oleh kebaikan batin manusia atau sebaliknya, kedua keinginan jahat atau buruk manusia ditempatkan di dalam hati sehingga tidak terlihat seorangpun, ketiga Allah merahasiakan dosa-dosa manusia, sehingga tidak seorang hambapun tahu berapa dosa yang mereka miliki. 2. Meneladani Allah dengan sifat al Ghaffar Sebagai hamba Allah kita semestinya meneladani sifat Allah al Ghaffar dalam kehidupan kita sehari-hari. Manusia yang meneladani sifat al Ghaffar adalah manusia yang memiliki sifat pemaaf, menutupi kesalahan atau aib orang lain, memiliki rasa belas kasihan dan tidak menganggap kesalahan sebagai kesalahan. Kita dapat meneladani Allah melalui sifat al Ghaffar dengan cara memilki sifat-sifat sebagai berikut : a. Memaafkan kesalahan orang lain Memaafkan orang lain adalah suatu kebaikan dan dapat dilakukan kapan saja, oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap keras hati, enggan memaafkan kesalahan orang lain. Allah memerintahkan kita untuk memaafkan orang lain, seperti diterangkan dalam al Qur’an : ّْللاِ ْ ِليج ِزيْ ْقو ًما َّْ ْ ْقُلْ ْ ِللَّذِينْ ْآمنُوا ْيغ ِف ُروا ْ ِللَّذِينْ ْال ْير ُجونْ ْأيَّام )١٤(ْْبِماْكانُواْيك ِسبُون 8 “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas suatu kaum terhadap apa saja yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Jatsiyah : 14) ْ )٤٣(ْور ِْ نْذ ِلكْْل ِمنْْعز ِْمْاأل ُم َّْ ولمنْْصبرْْوغفرْْ ِإ “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk ha-hal yang diutamakan.” (QS. As-Syura : 43) b. Menghilangkan perasaan dendam Sifat dendam tidak akan membawa akibat apapun selain kehancuran dan kehinaan. Kehancuran dan kehinaan terjadi bukan kepada orang yang ditimpakan rasa dendam tetapi, kehancuran akan menimpa pada pelaku dendam. Ketika Abu Bakar as Shiddiq ra, bersumpah untuk tidak memaafkan Mistah, orang yang menyebarkan fitnah kepada Aisyah putrinya, maka Allah menurunkan perintah kepada orang-orang mukmin untuk memberi maaf dan berlapang dada; ْسع ِْة ْأنْ ْيُؤتُوا ْأُو ِلي ْالقُربى ِْ ل ْأُولُو ْالفض ِْ وال ْيأت َّ ل ْ ِمن ُكمْ ْوال ّْللاِ ْوليعفُوا ْوليصف ُحوا ْأال َّْ ْ ل ِْ اج ِرينْ ْفِي ْسبِي ِ والمسا ِكينْ ْوال ُمه ْ )٢٢(ّْْللاُْغفُورْْر ِحيم َّْ ّللاُْل ُكمْْو َّْ ْْت ُ ِحبُّونْْأنْْيْغ ِفر “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang behijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan belapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunmu? Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyanyang. (QS. An Nur : 22) c. Mengingat kebaikan dan melupakan keburukan orang lain Memaafkan kesalahan orang lain bukanlah perbuatan yang mudah, karena itu sifat pemaaf ini harus sering dilatih dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat kebaikan dan melupakan keburukan orang lain adalah salah satu cara berlatih menjadi seorang pemaaf. B. AL RAZZAQ 1. Pengertian al Razzaq Al Razzaq berasal dari kata razaqo atau rizq artinya rezeki. Ar Razzaq adalah Allah yang memberi banyak rizki kepada makhluknya dan secara berulang-ulang. Imam Al Ghazali menjelaskan arti ar Razzaq adalah Dia yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang mencari rezeki, serta Dia yang mengantarkan kepada mereka dan menciptakan sebab-sebab sehingga mereka dapat menikmatinya. Allah menjamin rezeki setiap makhluknya. Jaminan Allah kepada rezeki makhluk-Nya tidak dapat diartikan apabila kita menginginkan sesuatu bisa di dapatkan tanpa usaha. Sebagai makhluk kita memiliki kewajiban untuk berusaha atau ikhtiar mencari rezeki yang sudah disiapkan Allah untuk 9 kita. Cara memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan memanfaatkan dengan baik, sesuai dengan peraturan yang sudah digariskan Allah. Ar Razzaq bukan hanya membagi rezeki kepada manusia saja, tetapi Allah memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Burung yang ada di sangkar, cacing yang ada ditanah dan janin yang masih ada dalam janin ibunya. Semua rezeki telah disediakan Allah, dan rezeki yang Allah sediakan tidak akan pernah habis. 2. Meneladani Allah dengan sifat al Razzaq a. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi dan orang dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan jaminan rezeki orang tua kepada bayinya. Bayi menanti makanan yang siap dan menanti disuapi. Kepada manusia dewasa, Allah menyiapkan sarana dan manusia diperintahkan untuk mengolahnya. ُ ُهوْْالَّذِيْجعلْْل ُك ُْمْاألرضْْذلُوالْفام ْْشواْفِيْمنا ِكبِهاْو ُكلُواْ ِمن ُ ُِّرزقِ ِْهْو ِإلي ِْهْالن ْ )١٥(ْور ُْ ش “Dia yang menjadikan kamu bumi itu mudah (untuk dimanfaatkan) maka berjalanlah dia segala penjurunya dan makanlah dari rezekiNya.” (QS. Al Mulk :15) Karena itu ketika Allah ar Razzaq itu menguraikan pemberian rezekiNya dikemukakannya dengan menyatakan bahwa, ُ ُنْنر ُزق ْ ْْكمْْو ِإيَّاهُم ُْ نح “Kami memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka anak-anak kamu.” (QS. Al An’am : 151) b. Berusaha maksimal dan qona’ah Agama menekankan perlunya berusaha dan apabila usaha tidak dapat menumukan keberhasilan karena terhalangi oleh satu dan lain sebab, maka manusia diperintahkan berhijrah. Di sisi lain manusia juga harus memiliki sifat “qana’ah” yaitu menerima atau merasa puas, tetapi ini bukan sekedar puas dengan apa yang telah diperoleh, tetapi kepuasan tersebut harus didahului oleh tiga hal. 1) Usaha maksimal yang halal, 2) Keberhasilan memiliki hasil usaha maksimal tersebut dan 3) Dengan suka cita menyerahkan apa yang telah dihasilkan karena puas dengan apa yang telah diperoleh sebelumnya. Dengan demikian usaha maksimal tanpa keberhasilan serta kemampuan kepemilikan, belum dapat mengantar seseorang memiliki sifat yang dianjurkan agama ini. Lebih-lebih jika ia tidak dengan suka hati menyerahkan apa yang telah dihasilkannya itu. Rasul Saw pernah memuji burung-burung dalam perolehan rezeki mereka,Burung-burung keluar lapar di waktu pagi dan kembali kenyang disore hari. Apa yang disabdakan Rasul ini benar adanya, tetapi harus diingat dan diteladani bahwa burung-burung tidak tinggal 10 diam di sarang mereka, tetapi terbang keluar untuk meraih rezekinya. Demikian pula seharusnya manusia. c. Memanfaatkan rizki ke jalan yang benar Memanfaatkan rezeki dengan baik dijalan yang benar adalah salah satu bukti rasa syukur hamba kepada Tuhannya. Berkenaan dengan rezeki yang bersifat material seseorang tidak harus menghabiskan seluruhnya. Bisa dengan cara ditabung sebagai persiapan keperluan yang tidak terduga dan dinafkahkan sesuai dengan ajaran agama. Seperti diterangkan dalam firman Allah : ْ )٣(ْْو ِم َّماْرزقنا ُهمْْيُن ِفقُون “Dan nafkahkanlah sebagian rezeki yang Kami anugrahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah 2: 3) ْل ْأنْ ْيأتِيْ ْيومْ ْال ِْ يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْأن ِفقُوا ْ ِم َّما ْرزقنا ُكمْ ْ ِمنْ ْقب َّ ْبيعْْ ِفي ِْهْوالْ ُخلَّةْْوالْشفاعةْْوالكا ِف ُرونْْ ُه ُْم ْ )٢٥٤(ْْالظا ِل ُمون “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”(QS. Al Baqarah : 254) Adapun rezeki immaterial, berupa ilmu pengetahuan. Kita dilarang menyembunyikannya, apalagi ilmu akan semakin bertambah bila dinafkahkan. Semakin kita membagi ilmu yang kita miliki akan bertambah ilmu yang kita miliki pula. C. AL MALIK 1. Pengertian al Malik Al Malik diartikan dengan raja atau penguasa. Al Malik berarti raja penguasa atas seluruh makhluk-Nya. Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan Keshahihan. Al Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihanya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada. Allah berfirman : ْ )٢٩(ْْلْيومْْ ُهوْْفِيْشأن َّْ ضْ ُك ْ ِ تْواألر ِْ سماوا َّ يسألُ ْهُْمنْْفِيْال “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar Rahman: 29) Menurut Imam Ghazali, Malik adalah yang tidak butuh pada zat dan sifatNya yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumber dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selain-Nya menjadi 11 Milik-Nya dalam zat dan sifat serta membutuhkan-Nya. Dialah Allah Raja Yang Mutlak. Kekuasaan Allah adalah sempurna dan mutlak, sedangkan kerajaan lainnya tidak, karena kerajaan Allah meliputi langit dan bumi, seperti diterangkan dalam firman Allah : ْض ْوما ْبين ُهما ْو ِعندْهُ ْ ِعل ُْم ْ ِ ت ْواألر ِْ سماوا َّ وتباركْ ْالَّذِي ْل ْهُ ْ ُملكُْ ْال ْ )٨٥(ْْساع ِْةْو ِإلي ِْهْتُرجعُون َّ ال Dan Maha suci Tuhan yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Az Zuhruf: 85) Allah adalah Raja yang sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan semesta ini adalah milik-Nya dan tunduk kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga bersifat langgeng (abadi). Di terangkan dalam Firman-Nya dalam QS. Al Mu’min:16 ِْلِل َّْ ِ ْْنْال ُملكُْْاليوم ِْ ّللاِْ ِمن ُهمْْشيءْْ ِلم َّْ ْار ُزونْْالْيخفىْعلى ِ يومْْ ُهمْْب ْ )١٦(ْار ِْ اح ِْدْالق َّه ِ الو “ (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” Di terangkan lagi dalam QS. Al Fatihah: 4, ْ )٤(ِّْين ِْ كْيو ِْمْال ِد ِْ ما ِل Yang Menguasai hari Pembalasan. Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala urusan tentang hari pembalasan, yang menguasai waktu yang telah lalu dan yang akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya. Dalam Hadits Rasulullah SAW : Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja? (HR. Bukhari). Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syaitan terhadap kita. Tidak ada yang kita ditakuti selain Allah karena hanya Allah yang patut untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan azabnya, tidak takut akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu mengingat-Nya. 2. Meneladani Allah dengan sifat al Malik a. Tidak terlena dengan jabatan atau tahta Dengan memaknai Al Malik ini, manusia kita sedang berada pada posisi teratas, masih itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita miliki adalah sebuah amanat dan akan seharusnya sadar apabila ada yang lebih tinggi dan bahwa jabatan yang kita dipertanggungjawabkan, 12 kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara sedangkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi. Rasulullah bersabda: “Orang yang dibenci oleh Allah serta yang paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R. Muslim). b. Dapat mengendalikan hawa nafsu Dengan memaknai sifat Al Malik, kita tahu bahwa yang menguasai segalanya adalah Allah, dengan begitu kita tahu bahwa hawa nafsu adalah bujukan syaitan yang hanya akan menjerumuskan kita kepada hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada syaitan. Seperti dijelaskan dalam firman Allah : ْ )٨(ْ)فألهمهاْفُ ُجورهاْوتقواها٧(ْونفسْْوماْس َّواها “dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Asy Syams: 7-8) c. Menjadi hamba yang bersyukur Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang kekuasaan Allah di bumi dan langit, serta di dalam hati kita setiap mahluk-Nya. Dan dengan begitu kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan, sikap tesebut menunjukkan bahwa kita adalah hamba yang pandai bersyukur. ْن ْعذا ِبي َّْ ألزيدنَّ ُكمْ ْولئِنْ ْكفرتُمْ ْ ِإ ِ ْ ْو ِإذْ ْتأذَّنْ ْربُّ ُكمْ ْلئِنْ ْشكرتُم ْ )٧(ْْلشدِيد Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7) d. Selalu mengharap pertolongan Allah Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala urusan yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta tahu akan kedalaman hati seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap yang angkuh. QS. Al Fatihah: 5-7 menerangkan : ْْالصراطْ ْال ُمست ِقيم ُْ ِإيَّاكْ ْنعبُ ْدُ ْو ِإيَّاكْ ْنست ِع ِّ ِ ْ )اهدِنا٥(ْ ين ْب ْعلي ِهمْ ْوال ِْ ضو ْ ِ )٦ ( ُ صراطْ ْالَّذِينْ ْأنعمتْ ْعلي ِهمْ ْغي ِْر ْالمغ ْ )٧(ْْالضَّا ِلِّين “hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. 13 (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” D. AL HASIB 1. Pengertian al Hasib Al Hasib secara bahasa artinya menghitung (mengira), mencukupkan, melindungi dan menolong. Menurut Imam al Ghazali, al Hasib bermakna dia yang mencukupi siapa yang mengandalkan-Nya. Sifat ini hanya dimiliki oleh Allah, karena hanya Allah saja yang Maha mencukupi semua makhluk-Nya dan diandalkan oleh seluruh makhluk-Nya. Makna al Hasib adalah zat yang Maha membuat perhitungan atas perilaku hamba-hamba-Nya. Allah memiliki hak preogatif untuk memberi atau sebaliknya menahan pemberian-Nya. Al hasib dapat diartikan juga dengan menghitung. Jika kata Al Hasib dikaitkan dengan makna menghitung, maka Allah adalah yang melakukan perhitungan menyangkut amal baik dan buruk, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Anbiya’: 47. Dan jika dipahami dengan makna pemberi perhitungan maka manusia harus menyadari bahwa introspeksi diri menjadi penting sebelum hari perhitungan berlangsung kelak. ْْونض ُْع ْالمو ِازينْ ْال ِقسطْ ْ ِليو ِْم ْال ِقيام ِْة ْفال ْتُظل ُْم ْنفسْ ْشيئًا ْو ِإنْ ْكان ْ )٤٧(ِْْمثقالْْحبَّةْْ ِمنْْخردلْْأتيناْ ِبهاْوكفىْ ِبناْحا ِسبِين Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.( QS. Al Anbiya’: 47) Allah (Al-Hasib) dapat juga dipahami banwa Allah telah membuat keseimbangan kimiawi, fisiologis, dan astronomis yang ada di alam semesta secara mengagumkan sehingga tidak kita temukan kesalahan sekecil apa pun di dalamnya. Kesalahan perhitungan sekecil apa pun, bahkan sebesar rambut dibelah lima puluh (bukan sekadar dibelah tujuh), sekalipun pasti akan berakibat fatal. Di sini, tidak ada toleransi terhadap kesalahan sekecil apa pun. ْاحدةْ ْكلمحْ ْبِالبص ِْر َّْ إِنَّا ْ ُك ِ )وما ْأم ُرنا ْإِال ْو٤٩(ْ ْل ْشيءْ ْخلقنا ْهُ ْبِقدر ْ )٥٠( Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan dengan kadar (kalkulasi dan akurasi) yang ditentukan. Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan bagaikan kejapan mata. (QS Al-Qamar: 49-50). Betapa akuratnya perhitungan Allah dalam penciptaan benda-benda angkasa sehingga keberadaannya dapat dihisab sekaligus dirukyat. 14 َّ ُهوْ ْالَّذِي ْجعلْ ْال ْازلْ ْ ِلتعل ُموا ً ُضيا ًْء ْوالقمرْ ْن ِ ْ ْشمس ِ ورا ْوقدَّرْهُ ْمن ْت ِْ ل ْاآليا ُْ ص ِْ ِّ ّللاُ ْذ ِلكْ ْإِال ْبِالح َّْ ْ ْسنِينْ ْوال ِحسابْ ْما ْخلق ِّ ِ عددْ ْال ِّ ِ ق ْيُف ْ )٥(ِْْلقومْْيعل ُمون Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang berilmu. (QS Yunus: 5). Sungguh, secerdas apa pun pikiran manusia, mereka tidak akan mampu menjangkau angka perhitungan di seluruh jagad raya dari atom terkecil hingga planet terbesar dalam berbagai jenis, orbit, dan lingkungannya. Manusia, bahkan tidak akan mampu menyebut angka perhitungan yang terjadi dalam tubuh mereka sendiri. Al-Qur’an tidak saja menjelaskan tentang akurasi perhitungan Allah terhadap penciptaan langit dan bumi. Tapi Dia sangat cermat dalam memperhitungkan segala amal perbuatan hamba-Nya dan membalas mereka sesuai dengan keadilan-Nya. ْ )٨٦(ْلْشيءْْحسِيبًا ِِّْ ّللاْكانْْعلىْ ُك َّْ ْن َّْ ِإ Sesungguhnya Allah Maha memperhitungkan segala sesuatu. (QS AnNisaa: 86). 2. Meneladani Allah dengan sifat al Hasib a. Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam perhitungan yang akurat. Apabila kita rajin mengamati benda-benda kosmos di angkasa, kita akan mendapati benda-benda itu bergerak stabil tanpa dipengaruhi faktor-faktor eksternal sejak jutaan tahun yang lampau. Tak bisa tidak, kita akan menyimpulkan bahwa ada sistem perhitungan yang amat komplek atasnya yang begitu alamiah. Perhitungan yang diperlukan untuk menjalankan kosmos besar itu tidak pernah bisa dijangkau oleh “rasio” manusia. ْْار ْآليات ِْ ل ْوالنَّه ِْ الف ْاللَّي ِْ ض ْواخ ِت ْ ِ ت ْواألر ِْ سماوا ِْ ن ْ ِفي ْخل َّْ ِإ َّ ق ْال ّْللا ْقِيا ًما ْوقُعُودًا ْوعلى َّْ ْ ْ)الَّذِينْ ْيذ ُك ُرون١٩٠(ْ ب ِْ ألو ِلي ْاأللبا ْْض ْربَّنا ْما ْخلقت ْ ِ ت ْواألر ِْ سماوا ِْ ُجنُوبِ ِهمْ ْويتف َّك ُرونْ ْفِي ْخل َّ ق ْال ْ )١٩١(ْار ِْ َّسبحانكْْف ِقناْعذابْْالن ِ هذاْب ُ ْاطال Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imran- 190-191) 15 b. Pandai melakukan introspeksi terhadap diri sendiri. Suatu hal yang sangat penting kita lakukan adalah membuat catatan pribadi mengenai amal perbuatan yang kita lakukan setiap hari. Catatan itu berfungsi sebagai alat kontrol terhadap amal kita sekaligus mengingatkan akan semua hal negatif yang terlanjur kita lakukan agar kita dapat segera menaggulanginya, sehingga kita akan mengalami kemajuan pada langkah berikutnya. Sayyidina Umar bin Khattab pernah mengatakan: “koreksilah dirimu sebelum dikoreksi, evaluasilah sebelum dievaluasi, dan berbekalah dengan amal shaleh untuk menyambut hari penampilan yang besar (Hari Perhitungan)”. Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna adalah menyendiri untuk melakukan muhasabah dan mengoreksi berbagai amalan yang telah dilakukan. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan, “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” (HR. Tirmidzi). Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata, Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya (HR. Tirmidzi). c. Bersemangat dalam melakukan kebaikan Berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan adalah salah satu akhlak terpuji yang apabila kita melaksanakannya akan mendapat pahala dari Allah swt. Allah tidak menyianyiakan dan pasti memperhitungkan segala aktifitas manusia baik berupa pahala maupun dosa tanpa mengurangi sedikitpun apa yang telah diusahakan. Mereka yang mukmin yakin bahwa Allah yang menyandang sifat Al Hasib pasti memberi pahala atas segala kebaikan yang mereka kerjakan yang berujung pada surga Allah dan demikian pula sebaliknya. Bagi mereka yang meneladani sifat Allah tersebut akan selalu hati-hati dan waspada akan kemungkinan terjerembab pada kenistaan. ْْاآلخرةْ ْوسعى ْلها ْسعيها ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفأُول ِئكْ ْكان ِ ْ ْومنْ ْأراد ْ )١٩(ْورا ً سعيُ ُهمْْمش ُك “Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”. (QS. Al Isra: 19) d. Merasa tentram dan merasa cukup dengan segala rizki dari Allah Manusia yang meneladani sifat al Hasib akan merasakan tentram dan merasa cukup dengan apapun yang Allah berikan kepadanya. Mereka akan selalu merasa tentram, tidak terusik oleh gangguan dan tidak kecewa oleh kehilangan materi atau kesempatan, karena selalu merasa cukup dengan Al-Hasib. 16 ْام ِْ ل ْالغيثْ ْويعل ُْم ْما ْفِي ْاألرح ُْ ساع ِْة ْويُن ِ ِّز َّْ ْ ن َّْ ِإ َّ ّللا ْ ِعند ْهُ ْ ِعل ُْم ْال ْْي ِ ْأرض ِّْ ِب ْغدًا ْوما ْتد ِري ْنفسْ ْبِأ ُْ وما ْتد ِري ْنفسْ ْماذا ْتكس ْ )٣٤(ّْْللاْع ِليمْْخبِير َّْ ْن َّْ ت ُموتُْْ ِإ “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Lukman: 34) E. AL HADI 1. Pengertian al Hadi Secara bahasa al hadi dapat diartikan dengan tampil kedepan memberi petunjuk dan menyampaikan dengan lemah lembut. Al Hadi dapat diartikan juga pemberi petunjuk, maksudnya adalah Allah swt yang menganugrahkan petunjuk atau hidayah kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan peranan makhluk dan sesuai dengan tingkatannya. Allah juga memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu beribadah kepada-Nya, serta mengikuti ajaran Rasul-Nya. Dialah Allah yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat maksiat sehingga ia bertaubat. Allahlah yang telah menunjukkan jalan kepada orang-orang yang sesat sehingga mereka kembali ke jalan yang benar. Allah berfirman : ْي ْعد ًُّوا ْ ِمنْ ْال ُمج ِر ِمينْ ْوكفى ْبِربِِّكْ ْها ِديًا ِّْ ِل ْنب ِِّْ وكذ ِلكْ ْجعلنا ْ ِل ُك ْ )٣١(ْيرا ً ص ِ ون “Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al Furqoon : 31) ْ )٦(ْْالصراطْْال ُمست ِقيم ُْ ِإيَّاكْْنعْبُ ْد ُْو ِإيَّاكْْنست ِع ِّ ِ ْ)اهدِنا٥(ْين “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” (QS. Al Faatihah : 5-6) 2. Meneladani Allah dengan sifat al Hadi a. Berharap terus mendapat petunjuk Seorang muslim berkeyakinan bahwa yang dapat memberi tujuan hanya Allah. Oleh karenanya tumpuhan harapan muslim hanya ditujukan kepada Allah sebagai yang mempunyai petunjuk yang paling benar dan akurat, oleh karena itu manusia perlu memohon kepada Allah dengan sepenuh hati. Seperti diterangkan dalam QS, Al Baqarah: 120 17 ْ )١٢٠(ّْللاِْ ُهوْْال ُهدى َّْ ْنْ ُهدى َّْ ِإ “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)” ْ ْاللَّ ُه َّمْ ِإ ِنِّىْأسألُكْال ُهدىْوال َّسداد “Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran.” b. Secara konsisten dalam menjaga aneka petunjuk yang telah diberikan Allah Bagi yang dikehendaki Allah swt menerima hidayah berupa kebenaran iman dan Islam tidaklah sulit. Sebagai muslim kita wajib bersyukur telah mendapat hidayah-Nya. Caranya adalah tetap menjaga dan memelihara keimanan dan keislaman tersebut, antara lain dengan tetap melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya sesuai pengetahuan dan kemampuan kita. QS. Al Hajj: 54, ْ )٥٤(ْْصراطْْ ُمست ِقيم َّْ ْن َّْ و ِإ ِ ّْللاْلها ِْدْالَّذِينْْآمنُواْ ِإلى “Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”. c. Memberi petunjuk yang benar dengan penuh amanah Manusia diperintah Allah untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya (QS. An Nisa’: 58), hal ini berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min al-nas. Sifat dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental setiap individu dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi hubungan dalam setiap gerak langkah kehidupan. Dengan memiliki sikap mental yang amanah akan terjalin sikap saling percaya, positif thinking, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang pada akhirnya akan terbentuk model masyarakat yang ideal yaitu masyarakat aman, damai dan sejahtera. ْْت ْ ِإلى ْأه ِلها ْو ِإذا ْحكمتُمْ ْبين ِْ ّللا ْيأ ُم ُر ُكمْ ْأنْ ْتُؤدُّوا ْاألمانا َّْ ْ ن َّْ ِإ ُ ّللا ْنِ ِع َّما ْي ِع ّْْللا ْكان َّْ ْ ن َّْ ِظ ُكمْ ْبِ ِْه ْإ َّْ ْ ن َّْ ِل ْإ ِْ اس ْأنْ ْتح ُك ُموا ْبِالعد ْ ِ َّالن ْ )٥٨(ْيرا ً ص ِ س ِميعًاْب “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.(QS. An Nisa’: 58) F. AL KHALIQ 1. Pengertian al Khaliq Al Khaliq secara bahasa berasal dari kata khalq atau khalaqa yang berarti mengukur atau memperhalus. Al-Khaliq secara bahasa berasal dari kata khalq atau khalaqa yang berarti mengukur atau memperhalus. Kemudian, makna ini berkembang dengan arti menciptakan tanpa contoh 18 sebelumnya. Kata khalaqa dalam berbagai bentuknya memberikan penekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya. Allah Al-Khaliq, artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat. Al-Qur'an menegaskan, ْ )٧(ْْانْ ِمنْْ ِطين ِْ لْشيءْْخلق ْهُْوبدأْْخلقْْاإلنس َّْ الَّذِيْأحسنْْ ُك “Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”(QS. As-Sajdah : 7) 2. Meneladani Allah dengan sifat al Hadi a. Bersikap kreatif dan berfikir kritis Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah. Orang-orang yang kreatif biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga tidak segan-segan untuk terus belajar dan bertanya. Hal ini membuat orang-orang kreatif semakin cerdas dan berwawasan luas.Tak heran jika orang-orang seperti ini menjadi lebih maju pola berpikirnya. Ia tak mudah menyerah ketika kesulitan datang, mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya, dan tentu saja berpotensi tinggi dalam meraih kesuksesan. Berpikir membawa banyak manfaat bagi kita dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, dalam mencari jawaban dan solusi yang tepat untuk setiap permasalahan. ْار ْويُك ِّ ِو ُْر ِْ ق ْيُك ِّ ِو ُْر ْاللَّيلْ ْعلى ْالنَّه ِْ ِّ ت ْواألرضْ ْ ِبالح ِْ سماوا َّ خلقْ ْال َّ ل ْوس َّخرْ ْال ْشمسْ ْوالقمرْ ْ ُكلْ ْيج ِري ْألجلْ ْ ُمس ًّمى ِْ النَّهارْ ْعلى ْاللَّي ْ )٥(ْار ُْ َّيزْالغف ُْ أالْ ُهوْْالع ِز Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Az Zumar : 5) b. Melakukan aneka amal kebaikan Amal saleh adalah bukti dari keimanan seseorang. Artinya, orang yang beriman kepada Allah SWT harus membuktikan keimanannya dengan melakukan amal saleh. Dalam berbuat kebaikan harus disertai dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, sesuai dengan tuntunan AlQur'an, 19 ْ 1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3) c. Memanfaatkan sumber daya alam Allah menyatakan dalam Al-Qur’an bahwa alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman, ْنْفِي َّْ ِضْج ِميعًاْ ِمن ْهُْإ ْ ِ تْوماْفِيْاألر ِْ سماوا َّ وس َّخرْْل ُكمْْماْفِيْال ْ )١٣(ْْذ ِلكْْآلياتْْ ِلقومْْيتف َّك ُرون Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah:13). Ayat ini menjelaskan landasan teologis pembenaran pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam memanfaatkan alam, Islam menetapkan aturan mainnya. Agama islam memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan alam dengan cara yang baik dan menjadi manusia bertanggung jawab dalam melindungi alam dan lingkungannya serta larangan merusaknya. d. Melestarikan lingkungan hidup Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh binatang. Apabila larangan tersebut dilanggar maka ia akan mendapatkan dosa dan diharuskan membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi. ْن َّْ عو ْهُْخوفًاْوطمعًاْ ِإ ْ ِ والْتُف ِسدُواْفِيْاألر ُ الحهاْواد ِ ضْبعدْْ ِإص ْ )٥٦(ّْْللاِْق ِريبْْ ِمنْْال ُمح ِسنِين َّْ ْْرحمة Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf: 56) 20 G. AL HAKIM 1. Pengertian al Hakim Al-Hakim artinya yang memiliki hikmah, sifat, perbuatan dan pengetahuan yang paling utama. Dengan hikmah-Nya, Allah menebarkan kemaslahatan, kemanfaatan dan kemudahan yang lebih besar atau lebih baik. Dengan hikmah-Nya pula menghalangi atau menghindarkan terjadinya kemudharatan dan kesulitan yang lebih besar bagi makhluk-Nya. Tidak ada keraguan dan kebimbangan dalam segala perintah dan larangan-Nya, dan tak satu pun makhluk yang dapat menghalangi terlaksananya kebijaksanaan atau hikmah-Nya Allah menampakkan hikmah-Nya di balik segala sesuatu yang tampak maupun yang tersembunyi; tidak ada perbuatan-Nya yang sia-sia dan hampa dari hikmah. Allah menghamparkan berbagai hikmah agar makhluk mengenali-Nya. Hal ini bukan ditujukan untuk kepentingan-Nya karena Dia tidak membutuhkan apa-apa pun dari makhluk-Nya. Sebagian Ulama juga mengartikan Al-Hakiim dengan pengertian bahwa Allah mengetahui kebenaran secara mutlak dan bertindak berdasarkan pengetahuan itu secara mutlak pula. Tindakan atau amalan tanpa ilmu berarti kesesatan, sedangkan ilmu tanpa amalan adalah kesia-siaan. Bagaimanapun sedikitnya kadar hikmah yang dikaruniakan kepada seseorang, itu sangat berarti bagi mereka. Hikmah adalah karunia yang amat besar setelah ilmu. Allah berfirman: ْيرا ً يُؤ ِتي ْال ِحكمةْ ْمنْ ْيشا ُْء ْومنْ ْيُؤتْ ْال ِحكمةْ ْفقدْ ْأُو ِتيْ ْخي ًرا ْك ِث ْ )٢٦٩(ْب ِْ وماْيذَّ َّك ُْرْإِالْأُولُوْاأللبا “Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah itu, maka benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak”. (QS. Al Baqarah: 269) Imam Ghazali memahami kata hakim dalam arti pengetahuan tentang sesuatu yang paling utama, dan yang paling utama adalah Allah sebagai hakim yang sebenarnya. Karena Dia mengetahui ilmu yang paling abadi dan tidak tergambar dalam benak dan tidak mengalami perubahan dalam pengetahuanya. Hanya Dia pula yang mengetahui wujud yang paling mulia, karena Dia yang paling mengenal hakekat dzat, sifat dan perbuatan-Nya. 2. Meneladani Allah dengan sifat al Hakim a. Berilmu pengetahuan Islam sangat memperhatikan, menghormati, dan menjunjung tinggi martabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu,ْ seperti diterangkan dalam firman Allah : ْ )١١(ّْْللاُْالَّذِينْْآمنُواْ ِمن ُكمْْوالَّذِينْْأُوتُواْال ِعلمْْدرجات َّْ ِْيرف ْع Niscaya Allâh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS. AlMujadilah: 11), 21 Berdasarkan ayat ini dapat diketahui bahwa Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang berilmu. Dalam ajaran Islam mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Mencari ilmu tanpa dibatasi waktu yaitu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat, bahkan ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kewajiban mencari ilmu dimulai ketika manusia masih berbentuk janin sampai ke liang lahat. Dari ajaran ini, dapat kita simpulkan betapa luar biasanya kedudukan ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu pengetahuan. Di samping itu, ilmu dapat menjadi cahaya jalan yang menerangi jalan dalam mencapai petunjuk dan kebaikan. b. Berfikir untuk kemanfaatan dan kemaslahatan Muslim yang meneladani Allah sebagai Al Hakim memiliki kesediaan untuk menyampaikan ilmunya kepada orang lain, memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki masyarakat serta terpanggil hatinya untuk menjadi pelopor terciptanya kemaslahatan dalam masyarakat. Selain menyampaikan ilmunya kepada orang lain, dia juga selalu berfikir untuk kemanfaatan dan kemaslahatan, baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain dengan memanfaatkan apa saja yang dia miliki. Diterangkan dalam firman Allah : ُّْللا َّْ ْ الَّذِينْ ْيسْت ِمعُونْ ْالقولْ ْفيت َّ ِبعُونْ ْأحسن ْهُ ْأُولئِكْ ْالَّذِينْ ْهدا ُه ُْم ْ )١٨(ْب ِْ وأُولئِكْْهُمْْأُولُوْاأللبا “Yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (QS. Az Zumar: 18) c. Bersikap adil Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya atau menggunakan sesuatu sesuai dengan kadarnya. Bersikap adil bukan saja dilakukan kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Berperilaku sesuai dengan ketentuan tanpa menyalahi aturan adalah salah satu bentuk keadilan pada diri sendiri. Disiplin menggunakan waktu, memperhatikan hak-hak jasmani dan rohani kita juga termasuk sikap adil. Salah satu aspek keadilan adalah memperhatikan hak-hak orang lain dan memberikan hak-hak itu kepada setiap pemiliknya. Lawan dari adil adalah zalim, dalam arti pelanggaran terhadap hak-hak diri sendiri atau hak-hak orang lain. Kita tidak dapat menjadikan Kebencian sebagai alasan kita untuk tidak berbuat adil, walaupun kebencian itu tertuju kepada kaum non-Muslim. Perilaku adil ini sudah diterangkan dalam al Qur’an : ُ ْط ْلِلِ ْولوْ ْعلى َّْ ِ ْ ْشهداء ِْ يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْ ُكونُوا ْق َّو ِامينْ ْ ِبال ِقس ْالِلُْأولى َّْ يراْف ِْ أنفُ ِس ُكمْ ْأ ِْوْالوا ِلدي ً ن ْواألقر ِبينْ ْ ِإنْْي ُكنْ ْغنِيًّاْأوْ ْف ِق 22 ْن َّْ ِ ضوا ْفإ ُ بِ ِهما ْفال ْتتَّبِعُوا ْالهوى ْأنْ ْتع ِدلُوا ْوإِنْ ْتلْ ُووا ْأوْ ْتُع ِر ْ )١٣٥(ْيرا َّْ ً ِّللاْكانْْبِماْتعملُونْْخب “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya atau miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Nisa': 135) d. Bertindak profesional Profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protocol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan meminta gaji sebagai upah atas jasanya (wikepedia bahasa Indonesia). Dalam pengertian lain, professional adalah tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi. Professional mengandung arti menjalankan suatu profesi untuk hasil atau keuntungan. Terlepas dari pengertian diatas, bertindak profesional yang kita maksudkan disini adalah bertindak sesuai dengan aturan yang ada, tidak terpengaruh dengan perasaan apapun. Atau dapat kita definisikan dengan melakukan sesuatu secara maksimal, tidak setengah-setengah. Untuk dapat bertindak profesional kita memerlukan pengetahuan yang maksimal sebagai pendukung tindakan kita, sehingga kita tidak bertindak tanpa dasar. Berikut ini ciri-ciri orang yang profesional diantaranya adalah : 1. Perfect; artinya menghendaki atau mengejar hasil yang sempurna. 2. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam bekerja 3. Memiliki sifat tekun dan tabah atau tidak cepat puas dengan hasil yang diperoleh 4. Memiliki integritas yang tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa 5. Memiliki kebulatan fikiran dan perbuatan sehingga menciptakan efektifitas kerja dan semangat kerja yang tinggi, serta sifat pantang menyerah. Mari kita buat kesimpulan dari tujuh ASMAUL KHUSNA…….. 1. Al-Ghaffar artinya adalah Dzat yang menampakkkan kebagusan dan menutupi kejelekan di dunia, dan memaafkan hukumannya di akhirat. Dari makna sifat al Ghafar yang kita pelajari maka kita seharusnya memiliki sifat pemaaf, berani mengakui kesalahan dan besar hati menutupi aib diri dan aib orang lain. 23 2. Ar-Razzaq adalah Allah yang berulang-ulang dan banyak sekali memberi rezeki kepada mahluk-mahluk-Nya. Dia yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang mencari rezeki. Kita dapat mengambil pelajaran dari ar Razzaq dengan semangat, sabar dan ikhlas dalam mencari dan membelanjakan rezeki yang Allah berikan pada jalan yang diridhoi Allah. 3. Al Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihanya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada. 4. Al-Hasib bermakna, Allah yang mencukupi siapa yang mengandalkannya. Sifat ini tidak dapat disandang kecuali oleh Allah sendiri, karena hanya Allah yang dapat mencukupi, juga diandalkan oleh setiap makhluk. Allah sendiri yang dapat mencukupi semua makhluk, mewujudkan kebutuhan mereka, melanggengkan bahkan menyempurnakanya. 5. Al-Hadi artinya Allah Maha Pemberi Petunjuk. Maksudnya adalah Allah swt yang menganugerahkan petunjuk atau hidayah-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki sesuai dengan peranan mahluk sesuai tingkatanya. Maka hanya kepada Allah-lah kita meminta petunjuk dan pertolongan. 6. Allah Al-Khaliq, artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat. Meneladani al Khaliq maka kita harus menjadi hamba yang pandai bersukur dengan segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. 7. Meneladani sifat al hakim dapat melahirkan sifat-sifat terpuji seperti disiplin, adil dan professional. MARI BERDISKUSI Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Asmaul Khusna, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : 1. Pemaaf, meneladani sifat al Ghaffar 2. Bisa menjaga rahasia (aib) dan qona’ah 3. Dermawan, karena dari tiap rezeki yang kita miliki ada bagian orang lain 4. Semangat, 5. Ikhlas dengan semua ketentuan yang Allah berikan kepada kita. 6. Selalu bersyukur kepada Allah dengan menambah ibadah kepada-Nya. 7. Pandai mengintrospeksi diri 8. Kreatif dan kritis 9. Sabar 10. Adil 11. Disiplin 12. Professional 24 Penugasan 1. Penugasan terstruktur Menurut kalian bencana alam apa yang sering terjadi dimuka ini? bagaimanakah cara kita menghadapi bencana tersebut? 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah rangkuman singkat materi yang sudah kalian pelajari. D. KISAH TELADAN Belajar dari kisah Nabi Ayyub as. Nabi Ayyub as adalah putra dari Nabi Ish bin Ishak bin Ibrahim as, beliau adalah salah satu manusia pilihan yang memiliki kesabaran dan ketaatan kepada Allah yang luar biasa. Nabi Ayyub as dikenal sebagai utusan Allah yang sabar menghadapi cobaan mulai dari kehilangan harta (kekayaan), kehilangan anak-anak, diberikan penyakit yang susah disembuhkan sampai kehilangan istri yang sangat dicintainya. Sebelumnya Nabi Ayyub as adalah seorang Nabi yang kaya raya, beliau memiliki ternak yang bermacam-macam dari berbagai binatang ternak. Selain kaya raya, beliau juga orang yang sangat baik, sangat peduli dengan orang-orang miskin, yatim piatu dan sangat menghormati tamunya. Kekayaan yang Nabi Ayyub miliki tidak membuat keimanan dan ketakwaan Nabi Ayyub kepada Allah berkurang. Hari-harinya diisi dengan bersujud dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan padanya. Ketakwaan Nabi Ayyub ini, membuat syaitan tidak nyaman kemudian syaitan meminta izin pada Allah untuk mengganggu Nabi Ayyub as. Mulailah syaitan mengganggu Nabi Ayyub dengan menghancurkan harta benda yang dimiliki, tapi cobaan ini tidak menggoyahkan sedikitpun ketakwaan Nabi Ayyub. Selanjutnya cobaan-cobaan yang lain berdatangan silih berganti mulai dari kehilangan anak-anak serta istrinya sampai cobaan berupa sakit yang menjijikan, lama serta tidak ditemukan obatnya, tetapi semua cobaan tersebut dapat dilalui dengan baik karena ketakwaan Nabi Ayyub kepada Allah. Nabi Ayyub berprinsip bahwa apapun yang dimilikinya adalah titipan dari Allah, jika Allah akan mengambilnya berarti Allah telah mencukupkan nikmat baginya, maka Nabi Ayyub selalu bersyukur kepada Allah. Inilah kisah singkat Nabi Ayyub, hamba Allah yang mendapatkan banyak cobaan tetapi tidak menggoyahkan aqidah serta ketakwaannya kepada Allah. Semoga Allah menganugrahkan keimanan dan ketakwaan seperti yang Nabi Ayyub kepada kita. AYO BERLATIH…. a. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Sikap apa saja yang dapat kita teladani dari sifat Allah al Ghaffar? 2. Bagaimana Allah menjamin rizki makhluk-Nya? 3. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dengan meneladani sifat al Malik? 4. Bagaimanakah cara kita mengevaluasi diri ? 5. Jelaskan makna kreatif persfektif Islam ! b. Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Apa yang akan kalian lakukan apabila kalian mengalami kejadian atau peristiwa seperti dibawah ini, dengan mengisi kolom di bawah ini : 25 Peristiwa yang kalian temui Sikap yang akan kalian lakukan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rahmah memecahkan kacamata yang kamu miliki Kamu mendengarkan curhat teman sebangku tentang masalah pribadi yang sangat rahasia Kamu mendapatkan hadiah dari program undian sebuah pusat perbelanjaan Setiap kali melakukan percobaan kamu selalu gagal Ayahmu seorang kuli bagunan, ibumu buruh cuci pakaian… Ketika kamu merasa lapar dan tidak menemukan makanan apapun di meja makan Teman-teman kelas mengucilkanmu 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai Asmaul Khusna coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar ! No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Tanggapan / Komentar Anda Walaupun selalu dihina karena kecacatannya, Harun selalu memaafkan teman-teman yang menghinanya. Aisyah selalu menciptakan karyakarya yang baru, yang belum pernah diciptakan orang lain sebelumnya Riyadi selalu berobat dengan rutin dan teratur meminum obat yang diberikan dokter padanya, tanpa mengeluh dengan penyakit yang dideritanya Hikam mencuri curi waktu sekolahnya untuk melaksanakan hoby balapan motornya Dalam setiap hari Nafisah berhasil menyelesaikan beberapa pekerjaan Hikmah ْرواهْابنْعساكر.إعملْلدنياكْكأنِّكْتعيشْأبداْواعملْألخرتكْكأنِّكْتموتْغدا “Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari “ (HR. Ibnu Asakir) 26 BAB II MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI Cyberdakwah.com Perpegangan tangan adalah simbol akhlak terpuji persatuan dan toleransi Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan beberapa rambu-rambu yang harus dipatuhi bersama agar tercipta kehidupan yang nyaman dan tentram. Akhlak atau tata karma dibagi menjadi dua, yang pertama akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji yaitu akhlak yang sesuai dengan kaidah yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad saw, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Ketika seseorang menghiasi hari-harinya dengan akhlak terpuji, akan mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain. Sedangkan akhlak tercela adalah kebalikan dari akhlak terpuji. Semoga kita terhindar dari akhlak tercela. Pada bab ini akan kita pelajari beberapa bentuk akhlak terpuji yaitu amal saleh, toleransi, tasamuh dan ukhuwah. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 27 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuwan. Kompetensi Dasar (KD) 1.2. Menghayati nilai-nilai positif dari amal salih, toleransi, musawah, dan ukhuwwah 2.2. Terbiasa berperilaku amal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari 3.2. Memahami pengertian dan pentingnya amal saleh, toleransi, musawah dan ukhuwwah 4.2. Menyajikan fakta dan data pentingnya amal salih, toleransi, musawah, dan ukhuwah Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan mengomukasikan diharapkan : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian amal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah 2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang beramal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah 3. Siswa dapat membiasakan berperilaku amal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari 4. Siswa dapat menyebutkan pentingnya amal salih, toleransi, musawah dan ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari PETA KONSEP 28 MARI MENGAMATI! A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Berilah komentar atau pertanyaan gambar di samping! 1................................................................. 2.................................................................... 3..................................................................... Berilah komentar atau pertanyaan gambar di samping! 1. ................................................................ 2. .................................................................. 3. ................................................................. B. MATERI INTI Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya AMAL SALIH 1. Pengertian amal saleh Amal soleh menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang mendatangkan pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat baik terhadap masyarakat atau sesama manusia. Amal soleh dari sisi Arab yaitu amal dan soleh, amal berarti perbuatan dan soleh berasal dari kata hasuna yang artinya baik atau lawan dari rusak. Secara istilah amal soleh adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia. Amal soleh adalah setiap pekerjaan yang baik, bermanfaat dan patut dikerjakan, baik pekerjaan yang bersifat ubudiyah (seperti; sholat, puasa, 29 zakat, haji dan lain-lain) atau pekerjaan yang bersifat sosial (seperti; menolong orang lain, menyantuni anak yatim, peduli pada sesama dan lain-lain) Mahmud Syaltut berpendapat amal soleh adalah tiap perbuatan yang mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri, kaum, keluarga dan kemaslahatan umat manusia. Adapun amalan buruk adalah segala perbuatan yang mendatangkan kejahatan, kemudaratan, kerusakan, bencana dan lain-lain. Sedangkan Sayyid Rasyid Ridha berpendapat tentang amal soleh sebagai berikut : 1. Bukan kemuliaan seseorang yang berkata: sesungguhnya agama saya lebih mulia, lebih sempurna, lebih benar dan lebih meyakinkan dan seterusnya, namun hanya sebagai selogan dan buah bibir saja, tetapi tidak diamalkan. 2. Sudah menjadi sunnatullah, menjadi hukum Illahi, bahwa setiap perbuatan yang jahat akan diberi ganjaran dan sebaliknya. 3. Orang-orang yang mengerjakan amal kebaikan itu dibalut dengan iman yang teguh, mereka itu dinamakan orang-orang yang beramal yaitu orang-orang yang percaya kepada Allah dan hari akhirat, yang akan masuk surga maka mereka tidak akan dirugikan sedikitpun dari pahala amal yang mereka kerjakan. Menurut Quraish Shihab, amal salih adalah pekerjaan yang jika dilakukan, maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tiada, atau bisa juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dengan melakukannya memperoleh manfaat, berkesesuaian dan menolak mudharat. 2. Membiasakan berperilaku amal soleh dalam kehidupan sehari-hari Membiasakan beramal soleh dalam arti luas, bagi umat Islam adalah suatu kewajiban. Karena nilai baik atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amal perbuatannya. Sebuah kaum mengalami kemajuan atau kehancuranpun disebabkan karena perilaku baik atau tidak bangsanya. Dasar hukum yang menunjukkan tentang pentingnya amal soleh adalah firman Allah : ًْمنْ ْع ِملْ ْصا ِل ًحا ْ ِمنْ ْذكرْ ْأوْ ْأُنثى ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفلنُح ِيينَّ ْهُْحياْة ًْطيِِّب ْة ْ )٩٧(ْْنْماْكْانُواْيعملُون ِْ ولنج ِزينَّ ُهمْْأجر ُهمْْبِأحس “Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97) Dari firman Allah diatas, dapat kita fahami bahwa siapapun laki-laki atau perempuan yang melakukan amal saleh dengan landasan iman kepada Allah, maka Allah akan memberikan pahala dan kehidupan yang baik. Menurut Ibnu Katsir, kehidupan yang baik adalah terciptanya ketentraman jiwa, meskipun mendapat gangguan darimanapun. Sedangkan menurut 30 Ibnu Abbas, kehidupan yang baik adalah jika seseorang mendapat rezeki yang halal dan baik dalam kehidupan di dunia ini. Membiasakan beramal soleh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah keharusan. Maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip amal saleh antara lain : a. Niat yang lurus Dalam ajaran agama Islam, niat adalah adalah salah satu faktor penentu amal seseorang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan sesuatu hendaklah kita luruskan niat dan tujuan, yaitu hanya karena Allah. b. Ada manfaat Setiap perbuatan yang hendak dilakukan harus benar-benar bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat, karena Islam mengajarkan bahwa perbuatan yang tidak bermanfaat tidak boleh dilakukan, karena termasuk perbuatan sia-sia. c. Benar prosesnya Satu perbuatan dapat disebut sebagai amal soleh atau tidak, dilihat dari prosesnya bertentangan atau tidak dengan ajaran agama. Perbuatan amal saleh secara umum meliputi semua perbuatan yang baik, perbuatan yang mendatangkan kedamaian, perbuatan yang membuat orang merasa senang dan nyaman. Tetapi dalam pembahasan ini akan kita bahas amal soleh disiplin, yaitu disiplin dalam beribadah dan disiplin dalam bekerja. a. Disiplin dalam beribadah Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ibadah dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama 2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti pemeluknya 3. Upacara yang berhubungan dengan agama Ibadah berarti merendahkan diri dan tunduk, taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah juga dapat diartikan merendahkan diri pada Allah yaitu tingkatan ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Disiplin dalam beribadah berarti kita mentaati semua ketentuan yang mengatur pelaksanaan ibadah kita. Misalnya sholat tepat pada waktunya serta memenuhi syarat dan rukunnya. Allah telah mengaruniakan kesempurnaan kepada manusia dibandingkan makhluk yang lain dengan memberikan manusia akal untuk berfikir sehingga dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. 31 Allah menciptakan manusia dengan dua amanat yang harus dilaksanakan manusia, yaitu menjadi khalifah di muka bumi ini dan amanat untuk beribadah, artinya manusia harus tunduk dan patuh hanya Allah. Dijelaskan dalam firman Allah : ْصينْ ْل ْهُ ْال ِدِّينْ ْ ُحنفاءْ ْويُ ِقي ُموا َّْ ْ وما ْأ ُ ِم ُروا ْ ِإال ْ ِليعبُدُوا ِ ّللا ْ ُمخ ِل َّ ْصالةْْويُؤتُوا ْ )٥(ِْينْالقيِِّم ِْة ُْ الزكاةْْوذ ِلكْْد َّ ال “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dan (menjalankan) agama dengan lurus, supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah 98 : 5) b. Disiplin dalam bekerja Bekerja adalah suatu upaya sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai bagian dari masyarakat. Dengan kata lain lain bekerja adalah memanusiakan manusia. Tetapi tidak semua aktifitas manusia dalam kehidupan sehari hari dapat diartikan sebagai kegiatan bekerja. Ada tiga indikator yang harus dipenuhi, pertama dilakukan dengan sengaja, kedua dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab, ketiga memiliki tujuan luhur (memberi makna diri). Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja, tidak mengandalkan orang lain atau bermalas-malasan hanya menanti belas kasihan orang lain. Disiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Rosululloh memberikan contoh bahwa sebaik-sebaik penghasilan adalah dari usaha sendiri dan penghidupan yang bersumber dari penghasilan usahanya itu. Disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu sebaik-baiknya. Waktu bekerja digunakan untuk bekerja bukan untuk bermalasmalasan. Dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik, sebaliknya yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan disiplin akan memperoleh hasil tertinggal dengan yang lain. Dan semua itu akan mempengaruhi kehidupannya. Dalam sebuah hadis di jelaskan : ْإعمل ْلدنياك ْكأنِّك ْتعيش ْأبدا ْواعمل ْألخرتك ْكأنِّك ْتموت ْ ْرواهْالبيهقي.غدا bekerjalah kamu untuk urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk urusan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari (HR. Baihaqi) Seseorang yang giat bekerja memiliki angan-angan akan hidup selamanya, maka setiap ia akan mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan usaha atau kerjanya. Tetapi sebaliknya yang tidak memiliki angan-angan hidup selamanya maka akan susah mendapatkan penghasilan, suram dan tidak ada gairah dalam menjalani kehidupan. 32 3. Ciri-ciri Orang Yang Beramal Soleh Salah satu golongan yang akan mendapat rahmat dari Allah adalah golongan orang-orang yang soleh yaitu golongan orang-orang yang senantiasa beramal semata-mata karena Allah semata. Ciri-ciri orang yang dapat dikategorikan soleh adalah 1. Selalu memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal soleh Memperbaiki hubungan dengan Allah dapat dilakukan melalui memperbanyak kegiatan berdzikir kepada Allah. Membaca al Qur’an adalah salah satu bentuk dzikir kepada Allah. 2. Selalu memperbaiki agamanya dengan beramal soleh Kegiatan memperbaiki agama adalah dengan cara kita menuntut ilmu tanpa henti, dan tanpa batasan waktu, usia dan tempat. Semua dilakukan karena Allah swt. 3. Selalu ikhlas dan sabar dalam segala hal Ikhlas dan sabar dalam menghadapi hidup ini adalah salah satu ciri orang yang beramal soleh. 4. Nilai-nilai Positif Beramal Soleh Setiap kita melakukan perbuatan yang kita lakukan akan memberikan akibat kepada kita, apabila kita melakukan perbuatan baik maka akibat yang akan kita terimapun baik. Berikut ini nilai-nilai positif beramal soleh: Meningkatkan Kualitas Kemanusiaan Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan keyakinan dan motor penggerak untuk perilaku dan amal (aktivitas) manusia. Iman sebagai syarat utama dalam mencapai kesempurnaan (insane utama) dan merupakan langkah awal untuk menuju kesalehan dan mewujudkan perilaku, amal saleh dan pengorbanan manusia bagi pengabdian kepada Allah, karena iman juga terkait dengan amal saleh. a. Menghargai Waktu Orang yang beramal saleh selalu meghargai waktu, karena waktu yang terjadi sekarang tidak mungkin terulang pada masa yang akan datang. b. Membawa Kebahagiaan Selain membawa kebahagiaan untuk diri sendiri, amal soleh juga membawa kebahagiaan dan kebaikan untuk orang lain. TOLERANSI Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan perbedaan dalam segala aspek kehidupan. Seperti perbedaan agama, suku, bangsa, warna kulit, keyakinan, aliran, gender dan lain sebagainya. Karena banyaknya perbedaan ini, kemudian memunculkan benturan dan ketidak cocokan yang sebetulnya bisa tidak terjadi, apabila ada “Toleransi” antar sesama. Perbedaan dapat berubah menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan. 1. Pengertian Toleransi Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat atau sikap toleran. Kata toleran sendiri di definisikan sebagai bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) 33 pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompokkelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (arRahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan (al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang membedakan toleransi persfektif Islam dengan lainnya. 2. Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim maupun non muslim. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair alMuslimin fii al-Mujtama’ al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang menyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non Muslim, yaitu : a. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan keukunannya. ْْولقدْ ْك َّرمنا ْب ِني ْآدمْ ْوحملنا ُهمْ ْ ِفي ْالب ِِّْر ْوالبح ِْر ْورزقنا ُهم َّ ِْْمن ْ )٧٠(ْضيال ِْ الط ِيِّبا ِ تْوفضَّلناهُمْْعلىْكثِيرْْ ِم َّمنْْخلقناْتف “Dan sesungghnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ : 70) b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur. ْْاحد ْة ًْوال ْيزالُونْ ْ ُمخت ِل ِفين ِ ولوْ ْشاءْ ْربُّكْ ْلجعلْ ْالنَّاسْ ْأ ُ َّم ْةً ْو ْ )١١٨( “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan mausia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (QS. Hud : 118) c. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti. 34 ّْْللاُْيح ُك ُْمْبين ُكم َّْ )٦٨(ّْْللاُْأعل ُْمْبِماْتعملُون َّْ ْل ِْ ُوإِنْْجادلُوكْْفق ْ )٦٩(ْْيومْْال ِقيام ِْةْفِيماْ ُكنتُمْْفِي ِْهْتخت ِلفُون “Dan jika mereka membatah kamu, maka katakanlah:’Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan’. Allah akan mengadili diantara kamu paa hari kiamat tentan apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.” (QS. Al-Hajj : 68-69) d. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan zalim meskipun terhadap kafir. ُ ْ ِلِل ْط ْوال ِْ شهداءْ ْ ِبال ِقس َّْ ِ ْ ْيا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْ ُكونُوا ْق َّو ِامين ْب ُْ آن ْقومْ ْعلى ْأال ْتع ِدلُوا ْاع ِدلُوا ْ ُهوْ ْأقر ُْ يج ِرمنَّ ُكمْ ْشن ْ )٨(ّْْللاْخ ِبيرْْ ِبماْتعملُون َّْ ْن َّْ ّللاْ ِإ َّْ ِْللتَّقوىْواتَّقُوا “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8) 3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Seharihari Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri mengandung pengertian agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Islam adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan tanpa paksaan. Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang mengajarkan kepada kita pentingnya toleransi. Diantaranya; diceritakan Nabi Muhammad saw memberi makan seorang Yahudi miskin setiap hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa memaksakan agama Islam baginya. Dalam kisah lain diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi melintas disebelah Nabi saw dan para sahabat, seketika Nabi saw berhenti dan berdiri. Kemudian salah seorang sahabat berkata: kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda : bukankah dia juga manusia?. Subhanallah! Dari ulasan dan contoh diatas, hendaknya kita sebagai umat Nabi Muhammad saw atau sebagai seorang muslim terus berupaya membiasakan diri dengan perilaku toleransi. Terutama dalam hal memberikan kemudahan dalam bermuamalah bukan memaksakan keyakinan. Kita sebagai umat Islam yang tinggal di Negara yang memiliki keanekaragaman budaya, agama dan daerah wajib memiliki sifat toleran. Terlebih toleransi antar umat beragama. 35 Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada : Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan memiliki betuk ibadah (ritual) dengan system dan tata cara sendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung jawab orang yang memeluknya. Atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan dalam sikap keberagaman pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara umat beragama dalam masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Dalam al-Qur’an surat alKafirun ayat 6 dijelaskan : ْ )٦(ِْين ِْ ل ُكمْْدِينُ ُكمْْو ِليْْد "untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."ْْ Dalam Islam, diajarkan untuk mencari titik temu atau jalan keluar apabila terjadi perselisihan. Apabila tidak ditemukan persamaan maka masing-masing hendaknya mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan. Bahkan dalam al-Qur’an diajarkan kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk menyampaikan kepada penganut agama lain setelah kalimat sawa’ (titik temu) tidak dicapai. ّْْللاُ ْو ِإنَّا ْأوْ ْإِيَّا ُكم َّْ ْ ل ِْ ُض ْق ْ ِ ت ْواألر ِْ سماوْا َّ قُلْ ْمنْ ْير ُزقُ ُكمْ ْ ِمنْ ْال ْ)قُلْْالْتُسألُونْْع َّماْأجرمنا٢٤(ْْلعلىْ ُهدًىْأوْْفِيْضاللْْ ُمبِين ْح ْبيننا ُْ )قُلْ ْيجم ُْع ْبيننا ْربُّنا ْث ُ َّْم ْيفت٢٥(ْ ْل ْع َّما ْتعملُون ُْ وال ْنُسأ ْ )٢٦(ْحْالع ِلي ُْم ُْ قْو ُهوْْالفتَّا ِْ ِّ ِبالح “Katakanlah:’Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan dari bumi?’ katakanlah :”Allah”, dan sesungguhnya Kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Katakanlah:’Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat. Katakanlah:’Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia meberi keputusan antara kita dengan benar, dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha mengetahui.” (QS. Saba :24-26) Islam juga tidak melarang jalinan persaudaraan dan toleransi antar umat beragama, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua belah fihak menghormati hak-hak masing-masing. ِّْْينْولمْْيُخ ِر ُجو ُكمْْ ِمن ِْ نْالَّذِينْْلمْْيُقا ِتلُو ُكمْْ ِفيْال ِد ِْ ّللاُْع َّْ ْالْينها ُك ُْم ُ ار ُكمْْأنْْتب ُّروهُمْْوتُق ِس ْ )٨(ِْْطين َّْ ْن َّْ ِطواْإِلي ِهمْْإ ِ ّللاْيُ ِحبُّْْال ُمقس ِ دِي “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8) 4. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi 36 Beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi, diantaranya adalah : a. Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan b. Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah c. Menerima saran dan kritik dari orang lain d. Menerima nasehat orang lain e. Tidak sombong f. Tidak egois g. Tidak memaksakan kehendak h. Tidak meremehkan orang lain. 5. Nilai-nilai positif Toleransi Nilai-nilai positif toleransi adalah 1. Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat 2. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat 3. Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesame 4. Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat 5. Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan MUSAWAH Kehidupan ini akan kita rasakan baik atau tidak, nyaman atau tidak nyaman tergantung bagaimana cara kita menjalaninya. Apabila dalam kehidupan ini kita merasa paling bisa segalanya dan selalu menginginkan posisi yang tinggi, selalu ingin dihargai tanpa mau menghargai orang lain, maka kedamaian hidup tidak akan mungkin kita dapatkan. Agama Islam mengajarkan kepada kita bahwa kedudukan manusia dihadapan Allah adalah sama, yang akan membedakan hanya takwa dan ketaatan kita kepada Allah. 1. Pengertian Musawah Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan. Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap seseorang yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain. Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan tetapi perbedaan tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dan yang lainnya. Sebagian ulama memahami al musawwah sebagai konsekwensi logis dari prinsip as-syura dan al-aadalah. 2. Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Seharihari Merasa diri sejajar dengan orang lain adalah sifat terpuji, pada dasarnya setiap manusia dihadapan Allah memiliki posisi atau status yang sama, yang membedakan kita adalah ketakwaan. Jadi, dalam kehidupan sehari-sehari hendaklah kita bersikap apa adanya dan jangan membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. 37 Sikap musawah sangat diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan, karena dengan demikian setiap memutuskan sebuah kebenaran maka kita akan besifat relatif tidak berdasarkan ketentuan atau kedudukan tertentu. Pada dasarnya manusia memiliki dua pilihan status. Pertama, status karena ikatan primodial yaitu ikatan yang diperoleh melalui asal usul keturunan, warna kulit dan suku bangsa. Status yang pertama ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi seseorang. Kedua, status yang diperoleh dari hasil kemampuan dan usahanya sendiri. Status yang kedua ini, kemudian melahirkan sikap berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat). 3. Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap hari, diantaranya adalah: a. Tidak sombong b. Menghargai karya orang lain c. Menghargai kedudukan dan profesi orang lain d. Menerima kritikan sebagai saran yang membangun e. Tidak merasa paling benar f. Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain 4. Nilai-nilai Positif Musawah Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah : a. Terciptanya hidup yang damai dan tentram b. Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai c. Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak d. Terhindar dari sikap diskriminasi UKHUWWAH Kalimat ukhuwah sudah seringkali kita dengar, ukhuwah merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar bagi kehidupan, baik kehidupan beragama maupun kehidupan bernegara. 1. Pengertian Ukhuwwah Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”. Ukhuwah dalam konteks bahasa Indonesia, memiliki arti sempit seperti saudara kandung dan dalam arti yang luas ukhuwah adalah hubungan pertalian antara sesama manusia dan hubungan kekerabatan yang akrab diantara mereka. Dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial. 38 Dalam konteks masyarakat Islam, istilah ukhuwah berkembang menjadi ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan yang bersifat Islami atau persaudaraan yang diajarkan Islam. ّْْللا ْلعلَّ ُكم َّْ ْ ِإنَّما ْال ُمؤ ِمنُونْ ْ ِإخوةْ ْفأص ِل ُحوا ْبينْ ْأخوي ُكمْ ْواتَّقُوا ْ )١٠(ْْتُرح ُمون “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. AlHujurat : 10) Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan adanya dua hal, yaitu : a. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman, kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita. b. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain. 2. Macam-macam Ukhuwah Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam kehidupan kita, yaitu : a. Ukhuwah keagamaan Ukhuwah keagamaan adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang karena persamaan keimanan atau keagamaan. Kemudian kita mengenalnya dengan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah keagamaan mempunyai dasar konseptual yang bersumber dari al Qur’an dan Hadis, antara lain : َّ ْ صالةْ ْوآت ُوا ِّْين ِْ الزكاةْ ْفإِخوانُ ُكمْ ْفِي ْال ِد َّ فإِنْ ْتابُوا ْوأقْا ُموا ْال ْ )١١(ْْتْ ِلقومْْيعل ُمون ِْ لْاآليا ُْ ص ِّ ِ ونُف “jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Maka (mereka) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah : 11) ْ ْرواهْالبخاري.ْالمؤمنْللمؤمنْكالبنيانْيشدِّْبعضهْبعضا “Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah laksana bangunan. Sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari) Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi saw ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Pada saat petama kali rombongan sahabat dari Makkah (Muhajirin) tiba, pada saat itu pula Nabi saw langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka kepada orang-orang mukmin yang ada di Madinah (Anshar), sehingga terikat tali ukhuwah keagamaan yang kuat antara kaum 39 Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka sama-sama Islam, sama-sama menjalankan ibadah yang diajarkan dalam Islam seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lain, mereka juga sama-sama berjihad di jalan Allah dan sama-sama mengorbankan jiwa hartanya di jalan Allah, sebagaimana firman Allah : ْن ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْوهاج ُروا ْوجاهدُوا ْ ِبأموا ِل ِهمْ ْوأنفُ ِس ِهمْ ْفِي َّْ ِإ ْْض ُهمْ ْأْو ِليا ُْء ْبعض َّْ ْ ل ِْ س ِبي ُ ّللاِ ْوالَّذِينْ ْآووا ْونص ُروا ْأُولئِكْ ْبع ْ )٧٢( “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orangorang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka satu sama lain lindung melindungi.” (QS. Al Anfal : 72) Ukhuwah Islamiyah tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau ras sebab seluruh umat Islam di dunia dimanapun mereka berada adalah bersaudara. Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan prinsip pokok, yaitu : 1. Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni aqidah yang disimpulkan dalam kalimat sahadat 2. Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan) 3. At ta’awun (saling menolong antar sesama) 4. Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang) 5. Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak) 6. Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang) 7. Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin 8. Membentuk pemerintahan yang Islami b. Ukhuwah kebangsaan Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja, Islam juga memiliki ajaran tentag ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal dengan ukhuwah wathaniyyah, yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar nasionalisme. Dapat diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda agama. Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Allah, perbedaan juga demi kelestarian hidup sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di dunia ini. Allah berfirman : ْْاحد ْة ً ْول ِكنْ ْ ِليبلُو ُكمْ ْفِي ْما ْآتا ُكم َّْ ْ ْولوْ ْشاء ِ ّللاُ ْلجعل ُكمْ ْأ ُ َّم ْةً ْو ْ )٤٨(ْت ِْ فاست ِبقُواْالخيرا “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah menguji kamu terhadap peberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. AlMaidah :48) 40 Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk menciptakan partisipasi masyarakat dalam proses pencapaian tujuan bersama. Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah Rasulullah saw ajarkan pada peristiwa piagam madinah. Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah saw antara lain; 1) Egalitarisme 2) Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras dan lain sebagainya. 3) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat 4) Penegakan hukum dan keadilan 5) Toleransi dan pluralism 6) Musyawarah Dalam mewujudkan masyarakat tersebut, tentu saja dibutuhkan manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ukhuwah kebangsaan. Ukhuwah kebangsaan merujuk pada firman Allah : ًّ ّللاِ ْ ِلنتْ ْل ُهمْ ْولوْ ْ ُكنتْ ْف ْب ِْ ظا ْغ ِليظْ ْالقل َّْ ْ ْفبِما ْرحمةْ ْ ِمن ْْف ْعن ُهمْ ْواستغ ِفرْ ْل ُهمْ ْوشا ِور ُهم ُْ النفضُّوا ْ ِمنْ ْحو ِلكْ ْفاع ُّّْْللا ْيُ ِحب َّْ ْ ن َّْ ّللاِ ْ ِإ َّْ ْ فِي ْاألم ِْر ْفإِذا ْعزمتْ ْفتو َّكلْ ْعلى ْ )١٥٩(ْْال ُمتو ِ ِّك ِلين “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orag-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159) Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat memiliki sikap yang sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah : a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi dan kepentingan sesama b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik dan lebih memberi maslahat serta memberi manfaat dari beberapa alternative yang ada c. Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan berbagai macam kepentingan dan aspirasi secara benar, adil dan proporsional. c. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab 41 Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam seketurunan dan kebangsaan. Model ukhuwah ini lebih sempit dari bentuk sebelumnya, karena lingkup persaudaraannya hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air. Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada prinsip al-tasamuh (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik antar umat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang yang tidak sefaham, tidak mengganggu peribadatan serta tetap menjaga ukhuwah wathaniyahnya. d. Ukhuwah Insaniyah Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam ajaran Islam kita mengenalnya dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan. Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal. Seluruh manusia di dunia adalah bersaudara. Ayat yang mendasari ukhuwah Insaniyah adalah ْيا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْيسخْرْ ْقومْ ْ ِمنْ ْقومْ ْعسى ْأنْ ْي ُكونُوا ْن َّْ ن ْخي ًرا ْ ِمن ُه َّْ خي ًرا ْ ِمن ُهمْ ْوال ْنِساءْ ْ ِمنْ ْنِساءْ ْعسى ْأنْ ْي ُك ْوق ُْ س ِْ والْتل ِم ُزواْأنفُس ُكمْْوالْتناب ُزواْ ِباأللقا ُ ُبْ ِبئسْْاالس ُْمْالف َّ ْانْومنْْلمْْيتُبْْفأُولئِكْْهُ ُْم ْ )١١(ْْالظا ِل ُمون ِْ بعدْْاإليم “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merenahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebi baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, mereka itulah orag-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujarat : 11) 3. Pendekatan Ukhuwah Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar ukhuwah, yaitu a. Ta’aruf Ta’aruf adalah usaha saling mengenal sesama manusia, baik secara batiniah maupun lahiriyah. Saling mengenal antar umat Islam merupakan wujud nyata ketaataan kepada Allah. Ketika kita saling mengenal, maka akan tercipta interaksi, adanya interaksi dapat membuat ukhuwah lebih solid dan abadi. b. Tafahum 42 Tafahum artinya saling memahami kelebihan atau kekurangan sesama. Seorang muslim hendaknya memperhatikan keadaan saudaranya, sehingga dapat memberikan pertolongan sebelum diminta. Tanpa tafahum, proses ukuwah tidak akan terjalin, dengan saling memahami kita akan dapat menerima kelebihan dling an kekurangan saudara kita. c. Ta’aawun Ta’awun berarti saling menolong (tolong menolong). Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati) dan aaman (saling membantu). Saling membantu disini, tentu saja saling bantu dalam kebaikan bukan saling membantu keingkaran atau perbuatan maksiat. d. Tafakul Tafakul dapat diartikan saling menjamin atau saling menjaga, sehingga melahirkan rasa aman. Dengan empat prinsip dasar diatas, ukhuwah dapat terjalin dengan baik. Lebih spesifik untuk ukhuwah Islamiyah, empat prinsip dasar diatas akan membuat umat Islam semakin mengenal, mencintai, memahami dan tolong menolong satu dengan yang lainnya. Ketika ada saudara yang menghadapi masalah, mereka dapat merasakan permasalahan saudaranya dengan saling membantu keluar dari permasalahan tersebut. Dalam sebuah hadis diterangkan, “Perumpamaan orang beriman dalam sayang menyayangi, cinta mencintai dan tolong menolong antar sesama, mereka seperti satu tubuh yang apabila satu bagian tubuh menderita sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit pula karena tidak dapat tidur dan panas.” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Nilai-nilai Positif Ukhuwah Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan kualitas ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, tetapi sekaligus sebagai perekat sosial untuk meperkokoh kebersamaan. Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi. Diantara nilai-nilai positif yang perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah : a. Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta b. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa c. Memohon di do’akan apabila berpisah d. Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim) e. Melaksanakan silaturrahmi f. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu g. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya h. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya i. Mengucapka selamat berkenaan pada saat-saat keberhasilan 43 Mari kita buat kesimpulan dari materi diatas……………….! 1. 2. 3. 4. 5. Amal saleh adalah pekerjaan yang apabila dikerjakan, maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tidak ada sama sekali. Atau amal saleh dapat diartikan setiap perbuatan yang medatangkan efek positif baik kepada pelaku maupun kepada orang lain. Amal saleh juga akan mendatangkan rahmat Allah swt dan rasa damai dalam jiwa. Ukhuwah adalah sikap saling menghargai kepada sesama hingga melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang sosial, keturunan, gender dan lain-lain. Musawah adalah perasaan sama, yaitu sikap seseorang memandang dirinya sama atau sederajat dengan orang lain. Sikap Musawah akan ada apabila diantara umat manusia tidak ada perasaan ingin lebih dihormati atau dipandang lebih hebat dari orang lain. Toleransi adalah sikap lapang dada terhadap perilaku dan agama atau keyakinan orang lain. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghargai perbedaan yang ada, secara pribadi maupun kelompok. Sikap ini sangat penting untuk menjaga hubungan antar manusia dan antar pemeluk agama agar tercipta kehidupan yang harmonis. Tidak dibenarkan dalam toleransi perbuatan mencampur adukkan keyakinan dan ibadah ritual apalagi sampai terjadi pengaburan keyakinan yang pokok atau mendasar MARI BERDISKUSI Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas, dengan teman sekelasmu. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Akhlak terpuji yaitu amal salih, toleransi, musawwah dan ukhuwwah maka kita harus memiliki sikap sebagai berikut : 1. Selalu berusaha melakukan kebaikan-kebaikan dalam setiap sendi kehidupan 2. Berprinsip lebih baik memberi daripada menerima 3. Berusaha memahami bahwa dalam kehidupan ini pasti ada perbedaan 4. Menjadikan perbedaan sebagai alat pemersatu yang baik 5. Meyakini bahwa perbedaan adalah hikmah 6. Besikap tidak merasa paling hebat atau paling segala-galanya dibandingkan dengan yang lainnya. 7. Selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan sesama 44 Penugasan 1. Penugasan terstruktur Buatlah bagan keterkaitan antara akhlak terpuji amal soleh, toleransi, musawwah dan ukhuwwah! 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Amatilah kondisi kehidupan lingkungan masyarakat di sekitarmu, bagaimanakah semangat mereka dalam beramal salih, toleransi, musawwah dan menciptakan ukhuwah di lingkunganmu! Buatlah laporanmu secara tertulis! D. KISAH TELADAN Mari kita belajar toleransi dari Rosul dan Sahabat Dikisahkan dalam sebuah hadis, dari Jabir bin Abdullah ra berkata : suatu jenazah melewati kami, lalu Nabi berdiri karenanya, dan kamipun berdiri. Kami bertanya;’wahai rosul, jezanah itu adalah jenazah orang Yahudi’. Beliau bersabda; ’jika kamu melihat jenazah, maka berdirilah! Selain sikap toleransi yang diajarkan Rosul diatas, para sahabatpun mengajarkan kepada kita untuk bertoleransi kepada sesama. Dikisahkan pada masa khalifah Umar bin Khattab. Pada suatu hari, khalifah Umar dan Sophorinus melakukan inspeksi pada sebuah gereja tua bernama Holy Sepulchre. Saat tiba waktu sholat, Sophorinus menawarkan kepada khalifah untuk sholat di dalam gereja, tetapi khalifah menolaknya dengan berkata: ”jika saya sholat di dalam, maka kelak umat Islam setelah saya mengira ini adalah miliknya, hanya karena saya pernah sholat disini”. Beliau kemudian mengambil sebuah batu dan melemparkannya keluar gereja, ditempat batu itu jatuhlah khalifah melaksanakan sholatnya. Khalifah Umar kemudian menjamin bahwa gereja itu tidak akan diambil atau dirusak sampai kapanpun dan tetap terbuka untuk peribadatan umat Kristen. AYO BERLATIH… Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat ! 1. Nilai positif apa sajakah yang akan kita dapatkan apabila kita mengamalkan amal soleh dalam kehidupan sehari-hari? 2. Mengapa sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan ? 3. Jelaskan pemahamanmu tentang konsep musawah ! 4. Faktor apa sajakah yang memunculkan sikap ukhuwah dalam kehidupan bermasyarakat ? 5. Apa saja yang harus kita lakukan ketika kita ingin menjaga kelestarian berukhuwah ? 45 a. Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Carilah beberapa hadis atau ayat al Qur’an yang berkaitan dengan akhlak terpuji dengan mengisi kolom di bawah ini : No. Hadis atau Ayat al Qur’an Akhlak Terpuji Amal sholih 1. Toleransi 2. Musawah 3. Ukhuwwah 4. 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai perilaku berikut ini dan berikan komentar ! No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Akhlak Terpuji, coba kalian amati Tanggapan / Komentar Anda Clarisa dan Hilwa seringkali mendiskusikan faham-faham agama yang mereka anut. Rahman memberikan tempat duduknya kepada seorang ibu hamil yang berdiri di dalam bis kota Meskipun anak seorang menteri, Hazeem selalu duduk dikursi depan setiap pak Rudi mengantarkannya ke sekolah Setiap hari raya iedul fitri keluarga besar pak Sulaiman selalu mengadakan acara halal bi halal Walaupun sakit soleh tetap berangkat bekerja karena ia merasa bertanggung jawab dan konsekwen dengan tugas-tugasnya. Hikmah ِّ ْْرواهْالخطيبْعن.ْسعادةْك ِّلْالسعادةْطولْالعمرْفىْطاعةْهللا ِّ إنْال ْ ْعبدْهللاْعنْأبيه “Sesungguhnya kebahagiaan yang mencakup semua kebahagiaan adalah umur panjang dan taat kepada Allah“ (HR. Al Khatib melalui Abdullah dari bapaknya) 46 BAB III MENGHINDARI AKHLAK TERCELA Ifanjayadi1980.wordpress.com mudah terpancing amarah adalah akhlak tercela Akhlak dapat diterjemahkan dengan perilaku, kebiasaan atau adat istiadat. Dalam pembagiannya, akhlak dibedakan menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak tercela adalah perbuatan atau sikap yang membawa kerugian pada pelaku dan pada orang lain. Diantara akhlak-akhlak tercela yang akan kita bahas pada materi ini adalah nifaq dan keras hati. Kedua akhlak tercela ini sangat merugikan, dan hanya mendatangkan kehancuran semata. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 47 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) 1.3. Menyadari dampak negatif dari perilaku nifaq dan keras hati (pemarah) 2.3. Menghindari nilai-nilai negatif akibat perilaku nifaq dan keras hati (pemarah) 3.3. Memahami pengertian nifaq dan keras hati (pemarah) 4.3. Memaparkan dampak negatif dari perilaku nifaq dan keras hati (pemarah) Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan mengomukasikan diharapkan : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian nifaq dan keras hati ( pemarah ) 2. Siswa dapat menjelaskan bentuk dan contoh-contoh perilaku nifaq dan keras hati ( pemarah ) 3. Siswa dapat menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku nifaq dan keras hati ( pemarah ) 4. Siswa dapat menyebutkan dampak negatif perilaku nifaq dan keras hati (pemarah) PETA KONSEP MARI MENGAMATI! A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. 48 ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. Amati Gambar Berikut ini www.centroone.com Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. B. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya NIFAQ 1. Pengertian Nifaq Nifaq (hipokrit, bermuka dua) berasal dari kata ( النافقاءnaafiqaa’). Nifaq secara bahasa (etimologi) berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dicari dari lobang yang satu, maka ia akan keluar dari lobang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari kata (النفقnafaq) yaitu lobang tempat bersembunyi.Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.Pelakunya dinamakan munafik. Pada sisi pelakunya dapat berarti, manusia secara lahiriah memperkenalkan dirinya seorang muslim dan mengaku beriman, tapi secara batin ia adalah seorang kafir dan tidak memiliki keyakinan seperti apa yang diucapkannya.Menurut al-Hafizh Ibnu Katsir mereka adalah orang-orang yang keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu Allah memperingatkan dengan firman-Nya: ْ )٦٧(ْْنْال ُمنافِ ِقينْْ ُه ُْمْالفا ِسقُون َّْ ِإ Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah: 67) 2. Macam-macam perilaku nifak a. Nifaq ‘amaliy (perbuatan) Nifaq ‘amaliy(nifak kecil) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama (murtad).Rasulullah menjelaskan karakteristik pelaku nifak, perhatikan hadis berikut, 49 َّ َّّللاِْصل َّ ْسول ْق ُ عنْأبِيْ ُهريرةْ أ َّنْر ِ ِىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْآيةُْال ُمناف ْ ْثالثْإِذاْحدَّثْكذبْوإِذاْوعدْأخلفْوإِذاْاؤت ُ ِمنْخان Dari Abu Hurairah ra , ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat (HR. Muslim) َّ َُّّْللاِْصل َّ سول َّ عنْعبد ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْأربع ُ قالْر,ِّْْللاِْب ِنْعمرْقال ْْمن ُه َّنْكانتْفِي ِه ِ صاْومنْكانتْفِْي ِه ْخلَّة ً من ْ ُك َّن ْفِي ِه ْكانْ ُمنافِقًاْخا ِل ْْمنْنِفاقْحتَّىْيدعهاْ ِإذاْحدَّثْكذبْوإِذاْعاهدْغدرْو ِإذاْوعد ِ خلَّة ْسفيان ْو ِإن ْكانت ْفِي ِه ِ أخلف ْو ِإذاْخاصم ْفجرْ غير ْأ َّن ْفِيْحدِي ُ ْث ْق ِْ ْمنْال ِنِّفا ِ ْمن ُه َّنْكانتْ ِفي ِهْخْصلة ِ خصلة Dari Abdullah bin Amru ra, ia berkata:Rasulullah SAW pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah munafik murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia berbuat curang. (HR. Muslim) b. Nifaq I’tiqadi (Keyakinan) Yaitu nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak Neraka. Allah menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan, seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok dan mencaci agama dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam. ْيرا ِْ َّل ْ ِمنْ ْالن ِْ ك ْاألسف ِْ ن ْال ُمنافِ ِقينْ ْفِي ْالدَّر َّْ ِإ ً ص ِ ار ْولنْ ْت ِجدْ ْل ُهمْ ْن ْ )١٤٥( Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa : 145) 3. Tanda-tanda Pelaku Nifak Pelaku nifak disebut dengan munafik. Adapun tanda-tanda orang munafik seperti diterangkan dalam hadis Nabi Muhamad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu : a. Bila Berbicara Dusta Berdusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kebenaran, baik dengan ucapan maupun dengan isyarat seperti menggelengkan kepala atau mengangguk. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangatsangat dicela. Jangan mudah berkata dusta walau dalam perkara-perkara kecil. Karena demikian itu akan mengurangi kepercayaan orang kepada kita 50 saat kita menyampaikan kebenaran.Karenanya, Umat Islam diperingatkan secara umum agar tidak berdusta. ّْْللاِ ْوأُولئِكْ ْ ُه ُْم ْالكا ِذبُون َّْ ْ ت ِْ ِإنَّما ْيفت ِري ْالكذِبْ ْالَّذِينْ ْال ْيُؤ ِمنُونْ ْ ِبآيا ْ )١٠٥( Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orangorang pendusta.(QS. Al-Nahl: 105) b. Bila berjanji mengingkari Janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan atau kesanggupan untuk berbuat, melakukan sesuatu tetapi tidak ditepati. Mengingkari janji berarti tidak menepati kesediaan atau kesanggupan yang telah dibuat. Pada masalah ini, terbagi kepada dua jenis: Pertama, seseorang berjanji padahal di dalam niatannya tidak ingin menepatinya. Ini merupakan pekerti paling buruk. ْْضوا ْاأليمانْ ْبعدْ ْتو ِكيدِها ْوقد َّْ ْ وأوفُوا ْ ِبعه ِْد ُ ُّللاِ ْ ِإذا ْعاهدتُمْ ْوال ْتنق ْ )٩١(ّْْللاْيعل ُْمْماْتفعلُون َّْ ْن َّْ ّللاْعلي ُكمْْك ِفيالْ ِإ َّْ ْجعلت ُ ُْم Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.(QS. Al-Nahl: 91) Kedua, Berjanji pada dirinya untuk menepati janji, kemudian timbul sesuatu, lalu mengingkarinya tanpa alasan. Dalam hadits yang dikeluarkan Abu Daud dan at-Turmudzi dari hadits Zaid bin Arqam, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Bila seorang laki-laki berjanji dan berniat menepatinya namun tidak dapat menepatinya, maka tidak apa-apa baginya (ia tidak berdosa).” c. Bila dipercaya mengkhianati Khianat adalah mengingkari tanggung jawab, berbuat tidak setia atau melanggar janji yang telah dibuat. Secara umum, khianat artinya mengingkari tanggung jawab yang telah dipercayakan, baik daang dari Allah maupun dari orang lain. Apabila seseorang diberi amanah, maka ia wajib melaksanakannya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, ْ )٥٨(…ْتْ ِإلىْأه ِلها ِْ ّللاْيأ ُم ُر ُكمْْأنْْتُؤدُّواْاألمانا َّْ ْن َّْ ِإ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa’:58) Khianat terhadap amanah merupakan salah satu sifat munafik sebagaimana firman Allah SWT, ْْن ْ ِمن َّْ ن ْولن ُكون َّْ صدَّق َّْ ْ ْو ِمن ُهمْ ْمنْ ْعاهد َّ ّللا ْلئِنْ ْآتانا ْ ِمنْ ْفض ِل ِْه ْلن ْْ)فل َّما ْآتا ُهمْ ْ ِمنْ ْفض ِل ِْه ْب ِخلُوا ْ ِب ِْه ْوتولَّوا ْوهُم٧٥(ْ ْصا ِل ِحين َّ ال 51 ْ)فأعقب ُهمْْنِفاقًاْفِيْقُلُوبِ ِهمْْإِلْىْيو ِْمْيلقون ْهُْبِماْأخلفُوا٧٦(ْْضون ُ ُمع ِر ْ )٧٧(ّْْللاْماْوعدُوْهُْوبِماْكانُواْيك ِذبُون َّْ “dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada Kami, pastilah Kami akan bersedekah dan pastilah Kami Termasuk orangorang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta”. (QS. At-Taubah: 75-77) d. Bila Berseteru berbuat fajir Makna fujur adalah keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran ini menjadi kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran. Fajir dapat diartikan juga dengan mempertahankan pendapat dengan cara apapun, termasuk dengan membuat dalil-dalil palsu. Dan inilah yang menyebabkannya melakukan dusta sebagaimana sabda Nabi SAW, “Berhati-hatilah terhadap kedustaan, sebab kedustaan dapat menggiring kepada ke-fujur-an dan kefujur-an menggiring kepada neraka.” Nabi SAW juga bersabda “Sesungguhnya laki-laki yang paling dibenci Allah adalah yang paling suka berseteru dalam kebatilan.” Dan di dalam sunan Abi Daud, dari Ibnu ‘Umar, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang berseteru dalam kebatilan padahal ia mengetahuinya, maka senantiasalah ia dalam kemurkaan Allah hingga menghadapi sakaratul maut.” Di dalam riwayat lain, “Barangsiapa yang membantu dalam perseteruan secara zhalim, maka ia akan mendapatkan kemurkaan dari Allah.” 4. Nilai Negatif perilaku a. Berbohong Orang munafik berbohong ketika berbicara dan bersumpah atas kebohongan yang diucapkannya. ّْْللاُ ْيعل ُْم ْ ِإنَّك َّْ ّللاِ ْو َّْ ْ ل ُْ سو ُ ِإذا ْجاءكْ ْال ُمنافِقُونْ ْقالُوا ْنشه ْد ُ ْ ِإنَّكْ ْلر ْ )١(ْْنْال ُمنافِ ِقينْْلكا ِذبُون َّْ ّللاُْيشه ْد ُْ ِإ َّْ سولُ ْهُْو ُ لر “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta”.(QS. al-Munafiqun: 1) b. Malas beribadah Mereka melakukan shalat dengan rasa malas dan sangat sedikit mengingat Allah Swt. ِْصالْة َّْ ْ ْعون َّْ ِإ ُ ّللا ْو ُهوْ ْخا ِد ُ ن ْال ُمنافِ ِقينْ ْيُخا ِد َّ ع ُهمْ ْو ِإذا ْقا ُموا ْ ِإلى ْال ْ )١٤٢(ّْللاْ ِإالْق ِليال َّْ ْْقا ُمواْ ُكسالىْيُرا ُءونْْالنَّاسْْوالْيذ ُك ُرون 52 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An Nisa: 142) c. Mengejek orang beriman Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan agama. Dan menilai mereka sebagai orang-orang bodoh yang tidak berakal. ْسفها ُْءْأال ُْ اسْقالُواْأنُؤ ِم ُْ َّوإِذاْقِيلْْل ُهمْْ ِآمنُواْكماْآمنْْالن ُّ نْكماْآمنْْال ْ )١٣(ْْسفها ُْءْول ِكنْْالْيعل ُمون ُّ إِنَّ ُهمْْهُ ُْمْال ‘Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu’.(QS. Al Baqarah: 13) d. Menganggap selain Allah ada penolong dan pemberi kemuliaan Demi meraih kemuliaan mereka meminta tolong kepada orang lain dan beranggapan dapat meraih kemuliaan selain kepada Allah Swt. ِّ ِ ب ْْ)الَّذِينْ ْيت َّ ِخذُونْ ْالكافِ ِرين١٣٨(ْ ن ْل ُهمْ ْعذابًا ْأ ِلي ًما َّْ ش ِْر ْال ُمنافِ ِقينْ ْ ِبأ ْلِلِ ْج ِميعًا َّْ ِ ْ ْن ْال ِع َّزة َّْ ِ ُون ْال ُمؤ ِمنِينْ ْأيبتغُونْ ْ ِعندهُ ُْم ْال ِع َّزةْ ْفإ ِْ أو ِلياءْ ْ ِمنْ ْد ْ )١٣٩( “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.(QS. AnNisa: 138-139) e. Mengaku sebagai pelaku kebenaran Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran sehingga membuat mereka tidak sudi merevisi pandangan dan keyakinannya. ْ )١١(ْْنْ ُمص ِل ُحون ُْ ضْقالُواْإِنَّماْنح ْ ِ و ِإذاْ ِقيلْْل ُهمْْالْتُف ِسدُواْ ِفيْاألر “Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan”.(QS. Al Baqarah: 11) f. Bermanis lidah Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik tapi menipu. Tapi ucapan mereka tidak berasal dari pemahaman dan iman. 53 ُ وإِذاْرأيت ُهمْْتُع ِجبُكْْأجسا ُم ُهمْْوإِنْْيقُولُواْتسمعْْ ِلقو ِل ِهمْْكأْنَّ ُهمْْ ُخ ْْشب ُّْللا َّْ ْ ل ْصيحةْ ْعلي ِهمْ ْ ُه ُْم ْالعد ُُّْو ْفاحذر ُهمْ ْقاتل ُه ُْم َّْ ُمسنَّدةْ ْيحسبُونْ ْ ُك ْ )٤(ْْأنَّىْيُؤف ُكون “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al Munafiqun: 4) g. Pelaku keburukan Tidak melakukan kewajiban Amar Makruf dan Nahi Munkar, bahkan sebaliknya memerintahkan yang munkar dan melarang yang makruf. ْْض ُهمْ ْ ِمنْ ْبعضْ ْيأ ُم ُرونْ ْبِال ُمنك ِْر ْوينهون ُ ال ُمنافِقُونْ ْوال ُمنافِقاتُْ ْبع ْن ْال ُمنافِ ِقينْ ْ ُه ُْم َّْ ِّللا ْفنسِي ُهمْ ْإ َّْ ْ سوا ِْ ن ْالمع ُر ِْ ع ُ ِوف ْويقب ُ ضونْ ْأيدِي ُهمْ ْن ْ )٦٧(ْْالفا ِسقُون “orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”.(QS. AtTaubah: 67) 5. Akibat buruk sifat Nifak Perbuatan nifak adalah salah satu perilaku tercela, perbuatan nifak akan mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang lain. a. Bagi diri sendiri 1) Tercela dalam pandangan Alloh swt. dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri. 2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya. 3) Tidak disenangi dalamj pergaulan hidup sehari-hari 4) Bisa mempersempit jalan untuk memperoleh Rizqi kaqrena orang lain tidak mempercayainya lagi. 5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir b. Bagi orang lain 1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang terjalin baik. Apabila kekecewaan terlalu mendalam sehingga tidak mampu mengendalikan, tidak mustahil terjadi tindakantindakan anarkhis. 2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan dan perbuatannya yang tidak menentu. 54 3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya. 6. Menghindari perilaku Nifak a. Bersikap jujur Jujur adalah salah satu sifat yang mulia, jujur berarti dapat menjaga amanah. Jujur juga dapat diartikan berkata, bersikap atau bertingkah laku apa adanya tidak dibuat-buat atau menutup nutupi dengan kebohongan. Berbohong jelas perbuatan dosa. Sebaliknya, berkata dan berperilaku jujur/benar adalah wajib. Seorang yang jujur/benar pasti akan jauh dari sifat-sifat munafik. Allah SWT berfirman, ْ )١١٩(ْْصا ِد ِقين َّْ ْياْأيُّهاْالَّذِينْْآمنُواْاتَّقُوا َّ ّللاْو ُكونُواْمعْْال “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar (QS.At Taubah: 119). b. Bersikap amanah Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya. Secara bahasa amanah berarti segala sesuatu yang dipercayakan atau kepercayaan. Amanah dapat diartikan titipan atau amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada manusia untuk dilaksanakan. Rasulullah dikenal sebagi orang yang paling terpercaya dalam menjalankan amanah. Sejak kecil Nabi saw dikenal oleh penduduk Makkah sebagai al-amin (orang yang jujur, dapat dipercaya). Kejujuran dan amanah menjadi kunci sukses Nabi saw. sikap ini harus ditanamkan sejak dini sehingga terhindar dari perilaku nifak. ْْسولْ ْوت ُخونُوا ْأمانا ِت ُكمْ ْوأنتُم َّْ ْ يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْت ُخونُوا ُ الر َّ ّللا ْو ْ )٢٧(ْْتعل ُمون “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS Al Anfaal: 27). c. Meneguhkan perjanjian Berjanji itu harus ditepati dan melanggar janji berarti berdosa. Bukan sekedar berdosa kepada orang yang kita janjikan tetapi juga kepada Allah. Ingkar janji itu merupakan sifat dan perbuatan syetan. Dan mereka menggunakan janji itu dalam rangka mengelabuhi manusia dan menarik mereka ke dalam kesesatan. Oleh karena itu Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap muslim untuk melaksanakan janji-janji yang pernah diucapkan. ْْسوء َّْ وال ْتت َّ ِخذُوا ْأيمان ُكمْ ْدخال ْبين ُكمْ ْفت ِز ُّ ل ْقدمْ ْبعدْ ْثُبُوتِها ْوتذُوقُوا ْال ْ )٩٤(ّْْللاِْول ُكمْْعذابْْع ِظيم َّْ ْل ِْ بِماْصددتُمْْعنْْسبِي “Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh 55 tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar”.(QS. An Nahl : 94) d. Mengembangkan rasa tanggung jawab Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya agar tidak mengikuti sesuatu yang tidak ada ilmunya. Orang yang berbohong berarti telah memperturutkan hawa nafsu untuk mengikuti apa yang tidak dia ketahui, dan hal ini terlarang dengan tegas sebagaimana dalam firman-Nya: ْْل ْأُولئِك ُّْ سمعْ ْوالبصرْ ْوالفُؤادْ ْ ُك َّْ ف ْما ْليسْ ْلكْ ْ ِب ِْه ْ ِعلمْ ْ ِإ ُْ وال ْتق َّ ن ْال ْ )٣٦(ْكانْْعن ْهُْمسئُوال “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(QS. Al Israa’: 36) KERAS HATI (PEMARAH) 1. PengertianKeras Hati/ Ghadab (pemarah) Kata ghadab secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam pengertian ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain, ghadab (marah) yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab, seperti dihina dan lainnya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan kita atau marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia. ْأنْرجالًْقالْللنبيْصلىْهللاْعليه,عنْأبيْهريرةْرضيْهللاْعنه ْ .ْالْتغضب:ْقال،ًْفرددْمرارا.ْالْتغضب:ْقال،ْأوصني:وسلم “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata: "Berilah aku pesan". Rasulullah Saw bersabad: "Jangan marah". Laki-laki itu mengulang permintaannya agar Rasulullah Saw memberinya pesan, namun Rasulullah Saw tetap bersabda: "Jangan marah". (HR. Bukhari) Marah merupakan salah satu satu fitrah manusia yang muncul ketika kebutuhan (needs) dan motif (motive) mereka terhalangi atau terhambat untuk dipenuhi. Menurut Imam Ghazali penyakit marah (ghadab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas (al-hararah), yang mana unsur tersebut melumpuhkan peran unsur kelembaban atau basah (al-ruthubah) dalam diri manusia. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulallah SAW. bahwa “Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak Adam. Ingatlah bahwa sebaik-baik orang adalah orang yang melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat keridhaan dan sejelek-jelek orang adalah orang yang mempercepat amarah dan melambatkan ridha”. (HR. Ahmad dari Abu Sa’id al-Khudriy). Al Quran memerintahkan setiap muslim untuk menahan marah dan akan memperoleh ampunan Allah dan surga Allah, 56 ْْضْأ ُ ِعدَّتْْ ِلل ُمت َّ ِقين ُْ سماواتُْْواألر َّ ضهاْال ُ عواْ ِإلىْمغ ِفرةْْ ِمنْْر ِبِّ ُكمْْوجنَّةْْعر ُ ار ِ وس ْاس ْ ِ َّن ْالن ِْ اظ ِمينْ ْالغيظْ ْوالعافِينْ ْع ِْ اء ْوالض ََّّر ِْ س َّر َّ )الَّذِينْ ْيُن ِفقُونْ ْفِي ْال١٣٣( ِ اء ْوالك ْ )١٣٤(ّْْللاُْي ُِحبُّْْال ُمح ِس ِنين َّْ و “Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Q.S Ali Imran:133-134) 2. Nilai Negatif perilaku Keras Hati (pemarah) a. Sumber keburukan Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan. 1) Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah. Kita tidak boleh memutuskan sesuatu ketika sedang dalam keadaan marah, karena sudah pasti keputusan yang di ambil pasti tidak bijaksana dan pasti keputusannya menjadi tidak adil. 2) Pemarah menimbulkan kerusakan baik antar manusia. Orang yang mudah marah atau pemarah sulit mengontrol diri, sehingga semua yang ada di sekitarnya akan menjadi sasaran kemarahannya. 3) Pemarah perusak hubungan baik antar manusia. Hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi kacau bila salah satu atau keduanya saling memarahi. Persahabatan bias menjadi tidak harmonis bahkan akan bercerai berai bila mereka tidak dapat mengendalikan marah. b. Membahayakan kesehatan tubuh 1) Efek langsung ke tubuh Ketika kehilangan kontrol. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun naik sehingga tubuh mudah berkeringat. 2) Letih Ekspresi Kemarahan tentu membutuhkan energi. Dalam proses itu, hormon stres akan meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika marah, kita mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas dalam bekerja pun berkurang karena merasa letih. 3) Sulit tidur Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan. 4) Depresi Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi. Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam. 57 3. Menghindari perilaku Keras Hati (pemarah) a. Meredam rasa amarah dengan cara menahan diri Menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi. Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta diberi wasiat. Nabi mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali, menunjukkan pentingnya wasiat tersebut. ْيِْصلَّىْهللاُْعلي ِه ِ عنْأبِيْ ُهريرة ْر ِّ ِضي ْهللاُْعنهُْأ َّن ْر ُجالًْقال ْ ِللنَّب ْ ْْالْتغضب:ْقال،ًْمرارا ِ ْالْتغضبْفردَّد:ْقال،صنِي ِ ْأو:وسلَّم “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi SAW : “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. Bukhari) Menurut syari’at Islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, َّ ْ ِإنَّماْال،ْصرع ِة َّ ليسْال ْب ُّ شدِيد ُْ ِبال ِ شدِيدُْالَّذِيْيم ِلكُ ْنفسهُْ ِعندْالغض “Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. (HR. Bukhari dan Muslim) b. Meredam rasa amarah dengan cara beristighfar Apabila seorang yang sedang marah itu dalam keadaan sedang berdiri, maka berusaha duduk. Dan apabila kemarahan itu dilakukan ketika sedang duduk, maka berusaha tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar. Karena kemarahan itu bagaikan bara api yang hanya dapat dipadamkan dengan air. Sikap duduk dari berdiri dan berbaring dari duduk adalah bagian dari airnya berperilaku. c. Meredam rasa amarah dengan cara membaca Ta’awudz Membaca ta’awudz (memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan yang selalu membangkitkan amarah. Rasulallah SAW. telah mengajarkan kita untuk mengatasi rasa amarah yang ada di dalam diri kita. Amarah yang disertai dengan bisikan dan tipu daya setan akan mengakibatkan manusia tersesat dan terjerumus kepada murka Allah SWT. Maka Allah melalui syari’atNya yang agung ini melindungi kita dari segala kelicikan dan keburukan-keburukan setan. Allah SWT berfirman, َّ و ِإ َّماْينزغنَّكْْ ِمنْْال ْ )٢٠٠(ْْالِلِْ ِإنَّ ْهُْس ِميعْْع ِليم َّْ ِانْنزغْْفاست ِعذْْب ِْ شيط "Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf : 200). d. Meredam rasa amarah dengan cara berwudhu 58 Apabila sedang marah, maka berwudulah. Karena berwudu dengan air yang suci dan mensucikan, akan mampu mensucikan semua tindakan yang kurang suci, seperti kemarahan. ْْوإنماْتطفأ,ْوإنْالشيطانْخلقْمنْالنار,إنْالفضبْمنْالشيطان ْ )ْفإذاْغضبْأحدكمْفليتوضأْ(رواهْأحمد,النارْبالماء “Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api, dan api itu dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang diantara kalian marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu”. (HR. Imam Ahmad). e. Meredam rasa amarah dengan cara merubah posisi Merubah posisi dalam hal ini, jika kita sedang marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah kita duduk, kalau tidak reda juga maka hendaklah kita berbaring. Rasulallah SAW. pernah bersabda ْْو ِإال،ْ ب ُ ْفإِن ْذهب ْعنهُْالغض،ْ ضب ْأحدُ ُكم ْوهُو ْقائِم ْفليج ِلس ِ ِإذاْغ ْ ْفليضط ِجع “Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda. Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban). Kemudian Rasulallah SAW. juga memerintahkan kepada kita untuk untuk menempelkan diri ke tanah, tujuannya agar kita semakin menyadari hakikat diri kita yang hina, sehingga bisa menghilangkan kesombongan dan keangkuhan yang ada di dalam diri kita. Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudry ra. yang berbunyi “Sesungguhnya kemarahan itu adalah percikan api yang menyala di dalam hati manusia, tidakkah kalian memperhatikan (orang-orang yang marah) kedua matanya memerah dan raut wajahnya mengerut? Jika salah seorang diantara kalian merasakan hal itu maka hendaklah ia menempelkan diri ke tanah.” (HR. Imam Ahmad). f. Meredam rasa amarah dengan cara berdiam diri Berdiam diri merupakan obat yang sangat mujarab untuk meredam rasa marah karena biasanya orang-orang yang sedang marah suka mengeluarkan kata-kata kotor dan tidak baik. Ini disebabkan tidak terkontrolnya lisan karena dorongan nafsu setan yang kuat dari dalam dirinya.Imam Ahmad meriwayatkan, ْ ْضبْأحدُ ُكمْفليس ُكت ِ ِإذاْغ “Jika salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam.” (HR. Imam Ahmad). ً من ْكظم ْغي َّ ُظاْوهُو ْقادِر ْعلىْأن ْيُن ِفذهُ ْدعاه ّْْللاُ ْع َّز ْوج َّل ْعلى َّ ُق ْيوم ْال ِقيام ِة ْحتَّى ْيُخ ِيِّره ْين ْما ِ ُّْللا ِ ُر ُء ِ ْمن ْال ُح ِ ور ْال ِع ِ ِوس ْالْخالئ ْ ْشاء 59 “Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan” (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) g. Memberi Maaf Memberi maaf bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan kesadaran dan kebesaran hati untuk melakukannya. Sebagai seorang muslim kita wajib memberikan maaf kepada sesama. Allah memerintahkan kita untuk dapat memberikan maaf dengan tulus kepada sesama, selalu memberi maaf dengan tulus ikhlas, sebagaimana firman Allah : ُّّْْللاِْ ِإنَّ ْهُْالْيُ ِحب َّْ ْوجزا ُْء ْس ِيِّئةْْسيِِّئةْ ْ ِمثلُهاْفمنْ ْعفا ْوأصلحْْفأج ُر ْهُْعلى َّ ْ )٤٠(ْْالظا ِل ِمين “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (Q.S. Asy Syura : 40) Ayo…! Kita simpulkan materi Akhlak Tercela diatas………….. 1. Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan pelakunya dinamakan munafik. Diantara tanda-tandanya bila berbicara bohong, bila berjanji tidak menepati dan bila dipercaya hianat. 2. Ghadab (marah) yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab, seperti dihina dan lainnya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan kita atau marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia. 3. Ciri-ciri orang munafik adalah apabila berbicara berdusta, apabila berjanji ingkar, apabila diberikan amanat berkhianat dan apabila berdebat merasa paling benar. 4. Marah adalah salah satu fitrah manusia yang muncul ketika kebutuhan (needs) dan motif (motive) mereka terhalangi atau terhambat untuk dipenuhi. 5. Membiasakan bersikap amanah dari dini berarti berusaha menghindari perialku nifak. AYO BERDISKUSI… 60 Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Akhlak Tercela, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : 1. Menghindari perilaku berbohong atau selalu berusaha berkata jujur (apa adanya) 2. Selalu berusaha menentapi janji 3. Selalu berusaha amanah 4. Tidak mau selalu menang sendiri 5. Pemaaf Penugasan 1. Penugasan terstruktur Diskusikan materi diatas secara berkelompok 4-5 orang dengan tema “Mengapa Orang mudah berkata bohong dan mudah marah” cari faktor-faktor penyebabnya dan bagaimana solusinya! 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Carilah di internet sebab-sebab orang melakukan kebohongan dan sebab-sebab orang mudah marah, sebab perkelahian antar warga dan soludi yang dapat menghentikan masalah tersebut! D. KISAH TELADAN Belajar dari kisah seorang pemuda pemarah Al kisah ada seorang pemuda yang seringkali marah-marah, dengan sebab atau tanpa sebab. Pada suatu hari sang pemuda mendapat hadiah dari ayahnya berupa sekotak paku, pemuda itu bertanya; ’untuk apa paku sebanyak ini ayah berikan kepadaku?’ ayahnya menjawab; ’tancapkanlah sebuah paku ini pada sebidang tembok itu setiapkali kamu marah sebagai pelampiasan atas kemarahanmu’. Akhirnya, setiap pemuda tersebut dalam keadaan marah, dia tancapkan paku. Pada awalnya sang pemuda menancapkan banyak paku setiap harinya, tetapi setiap hari jumlah paku yang dia tancapkan berkurang, sampai akhirnya dia tidak menancapakan paku sama sekali, karena dia sudah tidak marah lagi. Akhirnya sang pemuda melaporkan kondisi tersebut pada ayahnya. Ayahnya berkata; ’lakukanlah sebaliknya, setiap kamu berhasil tidak marah cabutlah satu paku yang telah kamu tancapkan!’. Pemuda itu mentaati kata-kata ayahnya, sampai akhirnya tidak ada satupun paku yang tersisa ditembok. Sang pemudapun melaporkan keadaannya pada ayahnya kembali. ’Apa ada bekas tancapan paku ditembok itu nak?’, tanya sang ayah. Ya ayah, jawab pemuda. Begitulah 61 kemarahan yang kamu lakukan selama ini, tidak akan memberikan kebaikan apapun tetapi hanya akan meninggalkan bekas yang sangat susah kita hilangkan. Oleh karena itu tidak ada gunanya kamu membiarkan sikap amarah ada pada dirimu. AYO BERLATIH…. b. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Setelah kalian mempelajari materi akhlak tercela, kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari? 2. Apa pendapat kalian tentang diperbolehkannya berbohong demi kebaikan ? 3. Apa yang akan kalian lakukan apabila keinginan atau harapan kalian tidak ada yang tercapai ? 4. Apa yang harus kalian lakukan ketika menjumpai teman yang suka berbohong ? 5. Marahkah kalian ketika di khianati teman? Berikan alasanmu ! c. Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Carilah beberapa akibat dari perbuatan dibawah ini, dengan mengisi kolom di bawah ini : Perbuatan / Sikap Akibat yang terjadi No. Berbohong 1. Ingkar janji 2. Berkhianat 3. Cepat marah 4. Mau menang sendiri 5. 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai perilaku berikut ini dan berikan komentar No. 1. 2. 3. 4. Perilaku Yang Diamati Akhlak Tercela coba kamu amati Tanggapan / Komentar Anda Menyembunyikan perasaan suka kepada seseorang Berlebihan mempercayai ramalan bintang Menyakiti diri ketika merasa kecewa dengan keadaan Berbasa basi dengan teman atau orang lain Apatis atau acuh dengan keadaan 62 5. di lingkungannya Hikmah ِّ ْ إنْالغضبْمنْالشيطانْرواهْأبوْداود ”Sesungguhnya marah itu termasuk perbuatan syaitan. (HR. Abu Daud) 63 BAB IV ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM Smantikons.wordpress.com Hidup adalah pilihan Hidup adalah pilihan. Segala sendi kehidupan kita selalu diikuti dengan pilihan ya atau tidak, baik atau buruk, suka atau tidak suka dan lain sebagainya. Begitupun dalam pergaulan, kita dihadapkan pada banyak pilihan gaya bergaul. Mulai dari pergaulan modern, yang dianggap kuno dan pergaulan dengan lebel Islami. Pergaulan adalah kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Pergaulan adalah agama dan dasar dari pergaulan adalah akhlak atau budi pekerti, tata cara pergaulan dibahas lengkap dalam agama Islam. Dalam materi ini, kita akan membahas pergaulan dengan teman sebaya, pergaulan dengan yang lebih tua, pergaulan dengan yang lebih muda dan pergaulan dengan lawan jenis. Islam adalah agama yang dapat menjawab segala permasalan yang dihadapi umatya dalam kehidupan ini, termasuk permasahan pergaulan. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertidak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 64 Kompetensi Dasar (KD) 1.4. Menghayati adab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis 2.4. Terbiasa beradab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis 3.4. Memahami adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua yang lebih muda dan lawan jenis 5.4. Mensimulasikan adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis 2. Siswa dapat menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis. 3. Siswa dapat menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis. PETA KONSEP 65 MARI MENGAMATI… A. B. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Setelah Anda mengamati gambar disamping berilah komentar atau pertanyaan 1. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… 2. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… sumber : http://yunidiry.blogspot.com/2011/06/pertemanandalam-islam.html Setelah Anda mengamati gambar disamping berilah komentar atau pertanyaan yang relevan 1. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… 2. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… sumber: http://yanicitraeni.com/?p=130 Setelah Anda mengamati gambar disamping berilah komentar atau pertanyaan yang relevan 1. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… 2. …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… 66 C. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA 1. Pengertian Teman Sebaya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Teman sebaya (peers) adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama dimana anak bisa belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar. Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah: a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga b. Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya c. Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya. 1. Tata cara bergaul dengan teman sebaya a. Saling menghormati dan toleransi Teman sebaya dimungkinkan berasal dari berbagai latar belakang agama, tradisi dan kebiasaan yang berbeda dari latar belakang sosial pendidikan dan kondisi ekonomi yang berbeda. Karena perbedaan itu mereka harus memiliki sikap saling menghormati dan saling toleransi. Sikap saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan kewajiban secara seimbang (egaliter). Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah insaniah dan ukhuwah basyariah. Karena Allah telah menempatkan manusia sebagai mahluk yang termulia, ْ )٧٠(…ْْولقدْْك َّرمناْبنِيْآدم Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.(QS. Al Isra’: 70) Perintah untuk bersikap toleran dapat dirujuk pada perintah Al Quran dalam rangka saling menghormati keyakinan beragama, selama tidak menjadikan masing-masing bertukar keyakinan, ْ )٦(ِْين ِْ ل ُكمْْدِينُ ُكمْْوِْليْْد Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al Kafirun: 6) 67 b. Saling bekerjasama dan tolong menolong Ketika teman kita sedang mempunyai hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus saling bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan dalam berteman, kita harus ingat bahwa saat nanti, kita juga membutuhkan bantuan mereka. Perhatikan hadits berikut ! ّْْللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْوهللاْعونْالعبدْماكانْالعبدْفى َّْ سو ُل ُ قالْر ْ عونْاحيه “Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim) Tetapi harus diingat bahwa bentuk dan ragam kerjasama dan tolong-menolong harus yang diperbolehkan agama dan tidak bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, batasan kerja sama dan tolong menolong diterangkan dalam al Qur’an: ْان ِْ وتعاونُوا ْعلى ْال ِب ِِّْر ْوالتَّقوى ْوال ْتعاونُوا ْعلى ْاإلث ِْم ْوالعُدو ْ )٢ (… “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al Maidah: 2) c. Saling Mengasihi dan melindungi Kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Rasa kasih sebenarnya berasal dari rasa belas kasihan terhadap seseorang. Sesperti Allah mengasihi kita karena kelemahan kita dan kita memang perlu dikasihani. Rasa kasih biasanya menjadi awal munculnya rasa sayang. Rasa sayang sendiri merupakan kata yang susah diterjemahkan terutama pada hubungan antar manusia. Tetapi dapat kita terjemahkan kasih sayang adalah perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang kita sayangi. Kasih sayang antara anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang amat besar dalam rangka terciptanya masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang dalam, bahkan seseorang yang mengasihi temannya dengan tulus, melahirkan sebuah persaudaraan, yang lebih dari saudaranya sendiri. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi kasih sayang dan keikhlasan. Allah tidak akan menyayangi seseorang jika tidak menyayangi sesamaya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw bersabda: ْ ُْمنْالْيرح ُمْالنَّاسْالْيرحمهُْهللا “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim) Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak lain misalnya, kita wajib memberikan perlindungan, asal dia berada di pihak yang benar. Tetapi bila dia yang salah kita tidak wajib melindunginya. ُ ال ُمؤ ِم ُنْالًّذِيْيُخا ِل ْْمنْال ُمؤ ِمنْالَّذِى ِ طْالنَّاسْويص ِب ُرْعلىْاذاهُمْخير ُ اليُخا ِل ْ ْطْالنَّاسْويصبِ ُرْعلىْاذا ُهم 68 “Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR. Tirmidi) d. Saling menasehati Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis understanding) atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita (jaga image) serta suka membuat gara-gara dan masalah. Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita mensikapi dengan sikap terbaik yang kita miliki. Ketika ada teman kita yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya. ْ )٣(ْصب ِْر ِْ ِّ وتْواصواْ ِبالح َّ قْوتواصواْ ِبال “Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 3) Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai kita menunda-nunda untuk meminta maaf dari kesalahan yang kita lakukan. ْْمثلُْخ ِطيْئ ِة ِ ْمنهُْكانْعلي ِه ِ م ِنْاعتذرْاِلىْأ ِخي ِهْال ُمس ِل ِمْفلمْيقبل ْبْمكس ِ ص ِ اح “Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok”. (HR. lbnu Majah) 2. Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya a.Bermusuhan Bermusuhan berasal dari kata musuh yang artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Ada yang berpendapat musuh adalah istilah untuk sesuatu yang dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan atau menjadi ancaman bagi yang lain. Bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah dengan sesama. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda: ْضْهذا ُ الي ِح ُّلْ ِل ُمس ِلمْأنْيه ُجرْأخاهُْفوقْثالثِْأياَّمْيلت ِقيا ِنْفيُع ِر ْ ْسال ِم َّ ضْهذاْوخي ُر ُهماْالَّذِيْيبذأُْبِال ُ ويُع ِر “Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim) Demikian pula dengan tawuran antar pemuda dan pelajar yang menjadi budaya dan trend yang salah dikalangan sebagian remaja kita. Tawuran adalah istilah yang 69 sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau satu rumpun masyarakat. Penyebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan jiwa. Setiap muslimin dilarang untuk saling membenci karena hawa nafsu bukan karena Allah. Sebab Allah telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling membenci. Allah telah mengharamkan atas orang-orang mukmin perkara yang dapat menimbulkan saling bermusuhan dan membenci diantara mereka, sebagaimana firman Allah, َّ ِإنَّما ْيُ ِري ْدُ ْال ْان ْأنْ ْيُوقِعْ ْبين ُك ُْم ْالعداوةْ ْوالبغضاءْ ْفِي ْالخم ِْر ُْ شيط ْ )٩١(ْْصالْةِْفهلْْأنتُمْْ ُمنت ُهون ِْ ّللاِْوع َّْ ْصدَّ ُكمْْعنْْذِك ِْر ِْ والميس َّ نْال ُ ِرْوي “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. Al-Maidah: 91). b. Pergaulan bebas Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk akhlak tercela, kata bebas disini berarti melewati norma-norma yang ada. Baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas adalah berbaurnya lelaki dan perempuan yang bukan muhrim pada satu tempat. Dimana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti onani, homoseks, lesbian, serta perzinaan. Kebiasaan ini khususnya banyak dialami oleh remaja. Mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan birahi mereka. Perilaku ini bisa terjadi karena sering menonton film porno, melihat foto bugil yang hanya menganjurkan setiap orang untuk memuaskan nafsu seksnya. Padahal Allah sangat melarang kita untuk tidak melakukan aktifitas yang mengakibatkan zina, ِّ ِ ْوالْتقربُوا ْ )٣٢(ْاحش ْةًْوساءْْس ِبيال ِ الزناْ ِإنَّ ْهُْكانْْف “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’: 32) c.Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara Melanggar norma agama dapat kita ambi pengertian setiap perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama yang dianut. Seperti semua aturan yan ada dalam al Qur’an dan Hadis. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala aturan yang ada dalam masyarakat atau Negara baik secara tertulis atau tidak tertulis. Seperti yang kita kenal dengan budaya timur, yang didalamnya terdapat segala aturan yang berlaku di Negara-negara timr seperti Indonesia baik secara tertulis atau tidak tertulis. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat dan Negara antara lain : 1) Zina Zina adalah hubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Diantara akibat buruk zina adalah terkumpulnya bermacam-macam dosa dan keburukan, yakni berkurangnya agama si pezina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, kepribadian buruk, dan hilangnya rasa cemburu. Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu merupakan suatu hal yang sangat diperdulikan dan 70 perhiasan yang sangat indah dimiliki perempuan. Perzinaan juga menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS, sifilis, kencing nanah, dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual. Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. َّ الزانِي ْةُْو َّ ْاحدْْ ِمن ُهماْ ِمائةْْجلدةْْوالْتأ ُخذ ُكمْْبِ ِهما َّْ الزانِيْفاج ِلدُواْ ُك ِ ل ْو ْْاآلخ ِْر ْوليشهد َّْ ّللاِ ْ ِإنْ ْ ُكنتُمْ ْتُؤ ِمنُونْ ْ ِب َّْ ْ ِين ِْ رأفةْ ْفِي ْد ِ ْ الِلِ ْواليو ِْم ْ )٢(ْْعذاب ُهماْطائِفةْْ ِمنْْال ُمؤ ِمنِين “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”. (QS. An Nur: 2) 2) Mengkonsumsi minuman keras Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam bahasa Arab, minuman keras disebut khamar. Hukum minuman keras (khamar) itu hukumnya haram, meminumnya termasuk salah satu dosa besar. ْاب ْواألزال ُْم ُْ ِر ْواألنص ُْ يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْإِنَّما ْالخم ُْر ْوالميس َّ لْال ْ )٩٠(ْْانْفاجتنِبُو ْهُْلعْلَّ ُكمْْتُف ِل ُحون ِْ شيط ِْ ِرجسْْ ِمنْْعم “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90) Diantara akibat yang timbul akibat mengkonsumsi khamar adalah merusak metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical Center penggunaan alkohol bisa menyebabkan penyakit hati kronis, seperti fatty liver yang bisa ditemui bahwa 90 persen penderitanya adalah pengguna alkohol. Minuman keras juga bisa mengakibatkan gagal liver. Dari minuman keras, terutama ketika peminumnya mabuk, maka hilanglah akalnya. Ia tak sadar bahwa kemaksiatan lain segera mengikuti. Seperti berkata kotor, tindak kekerasan, pencurian, perkosaan dan lain-lain. َّ الخم ُرْأ ُ ُّمْالخبائِثِْومنْش ِربهاْلمْيقب ِل ّْْللاُْ ِمنهُْصالةًْأربْ ِعين ًْميتةًْجا ِه ِليَّ ْة ِ يو ًماْفإِنْماتْو ِهىْفِىْبطنِ ِهْمات “Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia mati sedang khamr itu ada di dalam perutnya maka ia mati dalam keadaan bangkai jahiliyah”. (HR At-Thabrani, Ad-Daraquthni) 3) Mengkonsumsi narkoba Narkoba singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza. Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat 71 menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw. Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian. Hukum mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau menurunkan kesadaran akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan. َّ ْلْل ُه ُْم ْ )١٥٧(…ْْتْويُح ِ ِّر ُْمْعلي ِه ُْمْالخبائِث ِْ الطيِِّبا ُّْ ويُ ِح “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al A’raf: 157) Sabda Rasulullah SAW, َّ سو ُل ّْْللاِْْصلىْهللاْعليهْوسلمْعنْْ ُك ِِّلْْ ُمس ِكرْْو ُمفتِ ِّ ْر ُ نهىْر “Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud) 4) Melanggar tata tertib lalu lintas Lalu lintas dalam UU No. 22 tahun 2009 adalah gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Tata tetib lalu lintas dapat diterjemahkan sebagai aturan yang mengatur penggunaan ruang lalu lintas jalan, yang harus ditaati oleh setiap warga Negara. Tidak boleh ada seorang muslimpun yang melanggar peraturan negara dalam hal lalu lintas, karena perbuatan itu akan menyebabkan timbulnya bahaya yang besar bagi dirinya dan pengguna jalan lainnya. Padahal pembuatan aturan-aturan lalu lintas adalah sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan maslahat bersama bagi dan mencegah mudharat menimpa. Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua 1. Pengertian orang lebih tua Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk saling berkasih sayang, karena agama ini adalah agama kasih sayang. Salah satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang lebih tua, yakni orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti pemimpin, kepala, penasihat, demikian menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/laki-laki yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Orangtua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. 72 Ada tiga kelompok yang disebut orang tua dalam ajaran Islam. Dan pada ketiga kelompok inilah yang diwajibkan atas kita untuk menghormati dan berbuat baik kepadanya. a. bapak-ibu yang melahirkan, yaitu bapak-ibu kandung. b. bapak-ibu yang mengawinkan, yaitu bapak-ibu mertua. c. bapak-ibu yang mengajarkan, yaitu bapak-ibu guru. Betapa mulianya kedudukan kedua orang tua, sehingga Allah memerintahkan untuk berbakti kepada keduanya, dijelaskan dalam al Qur’an : ْن ِْ صيناْاإلنسانْْ ِبوا ِلدي ِْهْحملت ْهُْأ ُ ُّم ْهُْوهنًاْعلىْوهنْْوفِصالُ ْهُْفِيْعامي َّ وو ْ )١٤(ْير ُْ ص َّْ نْاش ُكرْْ ِليْو ِلوا ِلديكْْ ِإل ِْ أ ِ يْالم “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman: 14) Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata: ُْصالة َّ ْال:ي ْالعم ِل ْأفضلُ؟ْقال ُ سألتُ ْر ُّ سول ْهللاِ ْصلَّىْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْا ْْال ِجهادُْفِي ْس ِبي ِل:ْث ُ َّم ْأي؟قال: ُْ ِب ُّرْالوا ِلدي ِن ْقُلت:ْث ُ َّمْأي؟ْقال: ُِلوقتِهاْقُلت ْ .ِهللا “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama? Beliau menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim) Orang yang lebih tua adalah sumber keberkahan, mereka telah banyak pengalaman, lebih khusyuk dalam beribadah, mendalam ilmunya dan lebih matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Berbeda dengan para pemuda yang cenderung lebih emosional, terburu-buru dan masih kurang pengalaman. ْ Ibu adalah salah satu dari kedua orang tua. Perbandingan seorang ibu dengan ayah yaitu tiga banding satu. Pernah suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seperti hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ُْسو ِلْهللاِْصلَّىْهللا ُ ْجاءْر ُجلْاِلىْر:ضيْهللاُْعنهُْقال ِ عنْابِيْ ُهريرةْر ْ:ْأ ُ ُّمك ْقال:سول ْهللاِْمن ْاح ُّق ْ ِب ُحس ِن ْصحابتِي؟ْقال ُ ْيار:علي ِه ْوسلَّم ْفقال ْ:ْث ُ َّم ْمن؟ْقال:ْث ُ َّم ْمن؟قال:ْأ ُ ُّمكْقال: ْ ْثُـ َّم ْمن؟ْقال:ْأ ُ ُّمكْقال:ث ُ َّمْمن؟ْقال ْ ْث ُ َّمْأبُوك “Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim) 73 2. Tata cara bergaul dengan orang lebih tua a. Bersikap Sopan Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang tuanya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak. ْبْارحم ُهماْكماْربَّيانِي ِِّْ الرحم ِْةْوقُلْْر ِِّْ ُّواخ ِفضْْل ُهماْجناحْْالذ َّ ْْلْ ِمن ْ )٢٤(ْيرا ً ص ِغ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al Isra’: 24) b. Berkata Santun Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan mereka, jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu,jangan sekali-kali meremehkan mereka. Terhadap guru misalnya, bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemahlembut. Ketika guru keliru baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, ia harus menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus. ْْن ْ ِعندك َّْ ن ْ ِإحسانًا ْ ِإ َّما ْيبلُغ ِْ وقضى ْربُّكْ ْأال ْتعبُد ُوا ْ ِإال ْ ِإيَّا ْهُ ْو ِبالوا ِلدي ْف ْوال ْتنهر ُهما ْوقُلْ ْل ُهما ِّْ ُ ال ِكبرْ ْأحدُ ُهما ْأوْ ْ ِكال ُهما ْفال ْتقُلْ ْل ُهما ْأ ْ )٢٣(ْقوالْك ِري ًما “dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.(QS. Al Isra’: 23) c. Menolak dengan halus perintah buruk Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan kegiatan yang kurang sesuai dengan ajaran agama, kemudia pada saat bersamaan mereka meminta untuk membantu melakukan kegiatan buruk tersebut. Walau demikian siapa saja yang mendapati hal yeng demikian hendaknya menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa tidak dilecehkan, dan pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak melakaukan kegiatan buruk tersebut. Kegiatan buruk tersebut dapat berupa kegiatan yang menyimpang akidah, seperti mneyembah berhala. Dan juga dapat kegiatan buruk yang melanggar nilai dan norma kemasyarakatan, misalnya mempunyai perusahaan pengoplos minuman keras atau yang lain. Dan jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri. 74 ْوإِنْ ْجاهداكْ ْعلى ْأنْ ْتُش ِركْ ْبِي ْما ْليسْ ْلكْ ْبِ ِْه ْ ِعلمْ ْفال ْت ُ ِطع ُهما ْي َّْ ي ْث َُّْم ْإِل َّْ احب ُهما ْفِي ْالدُّنيا ْمع ُروفًا ْواتَّبِعْ ْسبِيلْ ْمنْ ْأنابْ ْإِل ِ وص ْ )١٥(ْْمر ِجعُ ُكمْْفأُن ِبِّئ ُ ُكمْْ ِبماْ ُكنتُمْْتعملُون “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman: 15) d. Menghormati dengan penuh kasih sayang Diantara cabang-cabang prinsip saling berkasih sayang adalah mencintai dan menghormati kepada orang yang lebih tua dari kita. Rasulullah SAW menjamin surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat. َّ َّصل َّْ سول ُ و ِقِّ ِرْالك ِبيرْوارْح ِمْ قالْر،ْس ُِّْللا ُ ْياْأن:ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّم ص ِغيرْتُرافِقنِيْفِيْالجنَّ ِْة َّ ال “Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi) Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal. Jika sang anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tua, berikanlah yang maksimal. Karena yang maksimal saja belum tentu dapat sebanding dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya selama ini dalam mengasuh dan membesarkannya. ْصينا ْاإلنسانْ ْبِوا ِلدي ِْه ْحملت ْهُ ْأ ُ ُّم ْهُ ْوهنًا ْعلى ْوهنْ ْوفِصالُ ْهُ ْفِي َّ وو ْ )١٤(ْير ُْ ص َّْ نْاش ُكرْْ ِليْو ِلوا ِلديكْْإِل ِْ نْأ ِْ عامي ِ يْالم Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Lukman: 14) Bukan termasuk kaum muslimin, siapa yang tidak mengenali hak orang tua dan tidak menyayangi anak kecil. ُ سفي َّ عبي ِد ّْْللاِ ْب ِن ُ ْ عن،ْ حدَّثنا ْاب ُن ْأبِي ْنجيح،ان ُ ْ ْحدَّثنا:قال،حدَّثنا ْع ِلي َّ ي ْصلَّى َّ عن ْعب ِد،امر ّْْللاُ ْعلي ِه ِ ع ِ ّْللاِ ْب ِن ْعم ِرو ْب ِن ْالع َّ ِيبلُ ُغ ْ ِب ِه ْالنَّب،اص ْ ْمنَّا ِ فليس،يرنا ِ ِويع ِرفْح َّقْكب،ْْمنْلمْيرحمْص ِغيرنا:قال،ْوسلَّم “Dari Abdullaah bin Amr bin Aash, ia menyampaikan sesuatu pada Nabi SAW, beliau bersabda, Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenali hak orang tua kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Menghormati mertua dan guru harus sama seperti menghormati kedua orang tua sendiri. Sebab mertua adalah bapak-ibu kandung dari istri atau suami kita. Ketika seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya tentang banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam kehidupan ini. 75 e. Memuliakan tokoh masyarakat Memuliakan manusia berdasarkan kemuliaan adalah menjaga hak-hak pribadi yang dimiliki semua manusia. Salah satunya dalam bentuk dialog dengan para pembesar Arab dan kerajaan-kerajaan non-muslim dalam berbagai pertemuan dan surat-surat beliau kepada mereka. Orang-orang awam yang menemui Nabi SAW, meski bukan muslimdiperlakukan dengan sangat hormat. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau menghamparkan jubahnya untuk diduduki orang-orang yang tidak mengenal atau memiliki hubungan kerabat dengannya. َّ ّْللاِ ْصلَّى َّ سو ُل ّْْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْ ِإذا ْأتا ُكم ُ ْ عن ْاب ِن ُ قال َر,ْعمر ْقال ْ ك ِري ُمْقومْفأك ِر ُموه Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila pemuka suatu kaum datang kepada kalian, maka muliakanlah ia. (HR. Ibnu Majjah) f. Mendahulukan Orang yang Lebih tua Tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda: ْ ْيْجب ِريلُْأنْأُق ِدِّمْاألكا ِبر ِ أمر ِن “Malikat Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua”. (HR. Al Baihaqi) َّ َّّْللاِْصل َّ سول ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْو ُهو ُ ْأ َّنْابن ُ ْرأيتُ ْر:ْْقال،ْعمر َّ َّْجب ِريلْصل ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّم ِ ْ ِإ َّن:ْوقال،ْْفأعطىْأكْبرْالقو ِم،ْيست ُّن ْ ْأمر ِنيْأنْأُك ِبِّر Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah SAW, sedang memakai siwak lalu beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang lebih tua. (HR. Ahmad dan Baihaqi) Ahlak mendahulukan orang tua ini, telah dicontohkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah berusia lanjut. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Karena keluhuran akhlaknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra tidak mau mendahului yahudi tersebut meski jalannya sangat lamban. 3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua a. Durhaka kepada orang tua Berbuat durhaka artinya menentang, kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tuanya.Tidak ada alasan bagi anak untuk tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ketundukan anak kepada kedua orang tuanya adalah dalam segala hal yang diperintahkan.Barangsiapa yang durhaka kepada kedua orang tua, Allah akan melaknatnya, dan mengharamkan surga baginya. 76 ْطْالوْاِْلدْيْ ِن ِْ ْسخ ُْ ِْ في ْ ِْهللا ْ ْط ُْ ْسخ ُْ ْنْو ِْ ْهللاْفيْرضْىْالوْاِْلدْي ِْ ِْْرضْى “Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Muttafaq ‘Alaih) b. Bersikap arogan Bersikap arogan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah.Sikap arogans adalah sikap kesombongan diri terhadap orang lain karena kelebihan yang dimiliki seperti kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya. Sikap arogan dapat menutup mata hati dalam menerima yang haq. Kesombongan menjadikan manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur. Misalnya Seorang anak yang sudah merasa lebih pandai daripada orang tuanya akan bersikap cuek terhadap nasihat yang diberikan ibu-bapaknya.Sikap arogan tiada lain karena pengaruh nasfu dan godaan setan sehingga pelakunya tidak dapat menerima nasehat. َّ ن ْال ْن َّْ ِغ ْبين ُهمْ ْإ ُْ شيطانْ ْينز َّْ ِن ْإ ُْ وقُلْ ْ ِل ِعبادِي ْيقُولُوا ْالَّتِي ْ ِهيْ ْأحس َّ ال ْ )٥٣(ْانْعد ًُّواْ ُمبِينًا ِْ شيطانْْكانْْ ِلإلنس “Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53) Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Muda 1. Pengertian orang lebih muda Kata orang yang lebih muda atau pemuda mendapat perhatian yang cukup besar dalam Al Quran dan hadis Nabi SAW, dengan kata syabab,fatan. Seperti istilah fatan pada QS. Al Anbiya’: 60, dan kata syabab dalam hadis Nabi SAW. ْ )٦٠(ْلْل ْهُْإِبرا ِهي ُْم ُْ قالُواْس ِمعناْفتًىْيذ ُك ُر ُهمْْيُقا “Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ". Rasulullah SAW bersabda, َّ سبعةْي ُِظلُّ ُه ُم ْ ْظلُّهُْ…ْوشابْنشأْفِىْ ِعبادةِْر ِبِّ ِْه َّْ ْظ ِ َّلْ ِإال ِ ىْظ ِلِّ ِهْيومْال ِ ِّْللاُْف “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”(HR. Bukhari) Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah fondasi yang menopang masa depan umat Islam. Adab bergaul dengan yang lebih muda pada dasarnya ditujukan untuk menjadikan generasi yang dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik. Al Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang 77 menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dgn menidurkan mereka selama 300 tahun ditambah 9 tahun. ْ )٢٥(ْول ِبثُواْفِيْكه ِف ِهمْْثالثْْ ِمائةْْ ِسنِينْْوازدادُواْتِسعًا “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”.(QS. Al Kahfi: 25) 2. Tata cara bergaul dengan orang lebih muda a. Memberi Nasehat Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan gebrakan dalam membangun kemajuan. Tapi bersamaan dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena itu perlu mendapat nasehat oleh orang yang lebih tua. Nasehat yang diberikan kepada pemuda intinya adalah agar pemuda selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam QS. Yusuf: 22-24, ُ ول َّما ْبلغْ ْأ ْْشدَّْهُ ْآتينا ْهُ ْ ُحك ًما ْو ِعل ًما ْوكذ ِلكْ ْنج ِزي ْال ُمح ِسنِين ْْت ْاألبوابْ ْوقالت ِْ )وراودت ْهُ ْالَّتِي ْهُوْ ْفِي ْبيتِها ْعنْ ْنف ِس ِْه ْوغلَّق٢٢( َّ ْ ح ْْالظا ِل ُمون ُْ ّللاِ ْ ِإنَّ ْهُ ْر ِبِّي ْأحسنْ ْمثوايْ ْ ِإنَّ ْهُ ْال ْيُف ِل َّْ ْ ْهيتْ ْلكْ ْقالْ ْمعاذ ْْ)ولقدْْه َّمتْْ ِب ِْهْوه َّْمْ ِبهاْلوالْأنْْرأىْبُرهانْْر ِبِّ ِْهْكذ ِلكْْ ِلنص ِرف٢٣( ْ )٢٤(ْْصين ُّ عن ْهُْال ِ سوءْْوالفْحشاءْْإِنَّ ْهُْ ِمنْْ ِعبادِناْال ُمخل “ dan tatkala Dia cukup dewasaKami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” Rasulullah SAW sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda, seperti nasehat beliau kepada Abdullah bin Abbas: “Wahai anakku, jagalah Allah maka Dia pasti akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan menemukan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, maka memintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, maka memohonlah kepada Allah. Seandainya semua umat bersatu untuk memberimu suatu manfaat, mereka tidak akan mampu kecuali sudah ditentukan Allah. Dan seandainya semua umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka tidak akan mampu kecuali yang telah Allah tetapkan Allah. Pena (pencatat taqdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan taqdir) telah mongering”. (HR Bukhari dan Muslim) Diantara kebutuhan pemuda muslim, dan kita harus memberi nasehat kepadanya, hendaknya menjadikan dirinya mempunyai waktu untuk penyucian (jiwa) dengan 78 harapan mereka terjaga dari maksiat. Misalnya dengan rajin beribadah, mempelajari ilmu dan berpuasa sunnah. َّ يا ْمعشر ْال ْض ُّ ْمن ُكم ْالباءة ْفليتز َّوج ْفإِنَّهُ ْأغ ِ ب ْمن ْاستطاع ِ شبا ْ ْصو ِمْفإِنَّهُْلهُْ ِوجاء َّ ِللبص ِرْوأحص ُنْ ِللفرجِْومنْلمْيست ِطعْفعلي ِهْ ِبال “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai”.(HR. Muttafaq’alaihi) b. Mempererat persaudaraan Orang yang lebih tua mencintai saudaranya yang lebih muda karena Allah akan memandang bahwa dirinya merupakan bagian integral suatu masyarakat, yang harus membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama. Apapun yang dirasakan oleh saudaranya, baik kebahagiaan maupun kesengsaraan, ia anggap sebagai kebahagiaan dan kesengsaraannya juga. Dengan demikian, terjadi keharmonisan hubungan antarindividu yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan. ّْللاْبِ ِْه َّْ ْن َّْ ِ لنْْتنالُواْالبِ َّْرْحتَّىْتُن ِفقُواْ ِم َّماْت ُ ِحبُّونْْوماْتُن ِفقُواْ ِمنْْشيءْْفإ ْ )٩٢(ْْع ِليم ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran: 92) Masyarakat seperti itu, telah dicontohkan pada zaman Rasulullah saw. Kaum Anshar dengan tulus ikhlas menolong dan merasakan penderitaan yang dialami oleh kaum Muhajirin sebagai penderitaannya. Perasaan seperti itu bukan didasarkan keterkaitan daerah atau keluarga, tetapi didasarkan pada keimanan yang teguh. Dalam hadits lain Rasulullah saw. menyatakan: ْسو ُلْهللاِْصلَّىْهللاُْعلي ِه ُ ْقالْر:ضيْهللاُْعنهُْقال ِ عنْأبِيْ ُموسىْر ُ انْي ْ ْ.ضا ً ضهُْبع ُ شدُّْبع ِ وسلَّمْال ُمؤ ِم ُنْ ِلل ُمؤ ِم ِنْكالبُني ْ “Diriwayatkan dari Abi Musa ra. di berkata, "Rasulullah saw. pernah bersabda, 'Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagianbagiannya saling mengokohkan”. (HR. Bukhari) c. Memberi perhatian dan kasih sayang Orang yang lebih muda usianya membutuhkan perhatian orang yang lebih tua. Oleh karenaya hendaknya orang yang lebih tua menampakkan perhatian kepada mereka yang muda. seorang anak atau pemuda bisa berperilaku nakal, karena mau mendapat perhatian orang dewasa. Mereka membutuhkan untuk diperhatikan, diantara caranya adalah dengan mencari informasi latar belakang mengapa mereka berperilaku demikian dan menunjukkan sikap secara langsung berupa kasih sayang dengan bergaul. Rasulullah SAW bersabda, َّ سو ُل ْاللَّ ِهصلَّى ْو ِقِّ ِر ْالك ِبير ْوارح ِم،ْ س ُ قال ْر ُ ْيا ْأن:ْ ّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْ ص ِغيرْتُرا ِفق ِنيْ ِفيْالجنَّ ِْة َّ ال “Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi) 79 َّ َّّْللاِ ْصل َّ سو ُل ْْىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْال ْتد ُخلُون ُ عن ْأبِيْ ُهريرة ْقال ْقال ْر ْالجنَّة ْحتَّىْتُؤ ِمنُواْوال ْتُؤ ِمنُواْحتَّىْتحابُّواْأوال ْأدُلُّ ُكم ْعلىْشيء ْإِذا ُ فعلت ُ ُموهُْتحاببتُمْأف ْ ْسالمْبين ُكم َّ شواْال “Dari Abu Hurairah ra berkata, “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? (Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim) d. Memberi teladan kebaikan Menampilkan teladan yang baik dalam sikap dan tingkah laku kepada siapa saja yang berusia lebih muda adalah metode pendidikan yang paling baik dan utama. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang ditimbulkan dari perbuatan dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang lebih besar dari pada pengaruh ucapan.Hal ini disebabkan jiwa manusia itu lebih mudah mengambil teladan dari contoh yang terlihat di hadapannya, dan menjadikannya lebih semangat dalam beramal serta bersegera dalam kebaikan. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-amin (tepercaya) dari masyarakatnya. ْ )٤(ْْو ِإنَّكْْلعلىْ ُخلُقْْع ِظيم “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al Qalam: 4) e. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi Pemuda adalah tonggak penopang Umat. Dari mereka lah akan lahir para ulama, para reformis, pada mujahid dan peran-peran lain dalam bangunan masyarakat. Jika mereka baik, lingkungannya akan mendapat kebaikan di dunia dan akhirat. ْوالَّذِينْ ْآمنُوا ْواتَّبعت ُهمْ ْذُ ِ ِّريَّت ُ ُهمْ ْبِإِيمانْ ْألحقنا ْبِ ِهمْ ْذُ ِ ِّريَّت ُهمْ ْوما ْ )٢١(ْْلْام ِرئْْبِماْكسبْْر ِهين ُّْ ألتنا ُهمْْ ِمنْْعم ِل ِهمْْ ِمنْْشيءْْ ُك “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. At Thur: 21) Dalam memberi bimbingan hendaknya mempertimbangkan perkembangan berfikir dan daya kreatifitasnya sehingga mereka yang muda tidak merasa didikte yang berujung pada keengganan mereka untuk mengikuti bimbingan. Demikian pula, dalam memberikan bimbingan hendaknya dilakukan juga dengan diskusi untuk mengetahui pola pikir mereka. Nabi bersabda, َّ َّيِْصل ْس ُِرواْوْال ِّ ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْي ِّ ِعنْأن ِسْب ِنْما ِلكْعنالنَّب ِّ س ُِرواوب ْش ُِرواْوالْتُن ِفِّ ُرواْوكانْيحبْالتخفيفْوالتسريْعلى ِّ تُع الناس. “Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Rasulullah SAW. bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. suka memberikan keringanan kepada manusia”.(HR. Bukhari) 80 َّ َّّْللاِْصل َّ سول ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْوفِيْحدِيثِبكر ُ عنْأبِيْ ُهريرةأ َّنْر ُ ُىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْيْق َّ َّّْللاِْصل َّ سول ْب ُ أنَّهُْس ِمعْر ِ وألرأيتُمْلوْأ َّنْنه ًراْبِبا ْىْمنْدرنِ ِهْشيء ْقالُوا ِ ْمنهُْ ُكلَّيوم ْخمسْم َّرات ْهلْيبق ِ أح ِد ُكم ْيغت ِس ُل َّ ت ْالخم ِس ْيم ُح ْوّللاُ ْ ِب ِه َّن ِ صلوا ِ الْيبق َّ ىمن ْدرنِ ِه ْشيء ْقال ْفذ ِلك ْمث ُل ْال ْ الخطايا “Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa”. (HR. Muslim). Usamah bin Zaid, yang pernah didaulat oleh Nabi SAW untuk menjadi pemimpin pasukan kaum muslimin yang bergerak ke negeri Syam. Saat itu umurnya belum mencapai tujuh belas tahun. Dan diantara pasukan yang dipimpinnya ada para pembesar sahabat. Hingga Abu Bakar meminta izin kepada Usamah bin Zaid agar Umar bin Khattab diperintahkan untuk tinggal bersamanya di Madinah dan Usamah pun mengizinkannya. f. Memberikan penghargaan atas capaian prestasi Sebagai orang yang lebih tua dan memahami bahwa akan peran pemuda di masa mendatang, mereka akan memberi penghargaan (reward) atas dedikasi yang ditunjukkan oleh pemuda. Islam menganjurkan kepada segenap umatnya untuk saling menghargai satu sama lain. Sikap selalu menghargai orang lain itu (termasuk dalam karyanya) didasari oleh jiwa yang santun, dimana seseorang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya sendiri. Termasuk bagian dari menghargai orang di luar dirinya itu adalah penghargaan terhadap karyanya. Setiap muslim diperintahkan untuk bekerja sebagai wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Allah berjanji akan melipatgandakan perbuatan hamba-hambaNya yang berbuat kebaikan. ًْمنْ ْع ِملْ ْصا ِل ًحا ْ ِمنْ ْذكرْ ْأوْ ْأُنثى ْو ُهوْ ْ ُمؤ ِمنْ ْفلنُح ِيينَّ ْهُ ْحياْة ً ْط ِيِّب ْة ْ )٩٧(ْْنْماْكانُواْيعملُون ِْ ولنج ِزينَّ ُهمْْأجر ُهمْْ ِبأحس “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. An Nahl: 97) َّ َّّْللاِ ْصل َّ سو ُل َّ ضي ْىّْللاُْعلي ِه ُ ْقال ْر:ْ ّْللاُْعنهُْقال ِ عن ْأ ِبيْ ُهريرة ْر َّ ْ،ْ يف ي ْخير ْوأحبُّ ْإل َّ ْمن ْال ُمؤ ِم ِن ْال ِ ض ِع ِ ِىّْللا ُّ ْال ُمؤ ِم ُن ْالق ِو:ْ وسلَّم ْ،ْ ْاح ِرص ْعلى ْما ْينفعُك ْواست ِعن ْبِْا َّلِلِ ْوال ْتع ِجز،ْ وفِي ْ ُك ِّل ْخير ْْول ِكن،ْْلو ْأ ِنِّيْفعلتْكذاْكان ْكذاْوكذا:ْ وإِن ْأصابكْشيء ْفال ْتقُل َّ ْفإ ِ َّنْلوْتفت ُحْعملْال،ّْْللاُْفعل َّ ّْللاُْوماْشاء َّ ْقدَّر:ْقُل ْ ان ِْ شيط 81 “Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebah baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata, ‘kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi katakanlah “Allah SWT telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”.(HR. Muslim) 3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih muda a. Meminta dihormati Meminta dihormati dengan cara berlebihan sehingga meletakkannya pada martabat lebih dari kedudukannya sebagai manusia, merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab ra, ْ ْإِنَّما ْأنا ْعبد،ت ْالنَّصارى ْ ِعيسى ْب ِن ْمريم ِ ال ْتُط ُرونِي ْكما ْأطر ْ ُسولُ ْه ُ فقُولُواْعبد ُْهللاِْور “Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi) b. Apatis terhadap pemuda Apatis yaitu sikap kurang antusias atau acuh tak acuh bahkan tidak tertarik terhadap suatu hal. Sikap apatis merupakan wujud dari sukap individualis. Sikap individualistis adalah sikap mementingkan diri sendiri, tidak memiliki kepekaan terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Salah satunya adalah tidak memperhatikan/peduli kepadayang lain. ْ:ي ْصلَّى ْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْقال ِ عن ْأنس ْر ِِّ ضي ْهللاُ ْعنهُ ْع ِن ْالنَّ ِب ْ .اليُؤ ِم ُنْأحدُ ُكمْحتَّىْيُ ِحبَّ ِْأل ِخي ِهْمايُ ِحبُّ ْ ِلنف ِس ِه “Anas ra. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i) c. Salah paham atas aktifitas pemuda Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang sekedar berfoya-foya. Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah islam. Tetapi karena sikapsikap buruk yang dipicu oleh purbasangka,kecurigaan dan menuduh tanpa tahu latar belakang, aktifitas pemuda banyak disalah pahami oleh orang yang lebih tua. Oleh karena itu tidak halal seorang muslim berburuk sangka terhadap saudaranya, tanpa suatu alasan dan bukti yang jelas. ْْياْأيُّهاْالَّذِينْْآمنُواْالْيسخرْْقومْْ ِمنْْقومْْعسىْأنْْي ُكونُواْخي ًراْ ِمن ُهم ْ )١١(… “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS. Al Hujurat: 11) 82 ْْإِيَّا ُكم:ْ سو ُل ْهللاِ ْصلَّىْهللاُْعلي ِه ْوسْلَّم ُ ْقال ْر:ْ عن ْابِىْ ُهريرة ْقال َّ الظ َّنْفا َِّن َّ و ْ بْالحدِيث ُ ْالظ َّنْاكذ “Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasululloh.” Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR. Muttafaq Alaih) Contohnya adalah pemuda Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kecil, lalu menggantungkan kapaknya di leher berhala yang paling besar untuk memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu (tuhan selain Allah SWT) sama sekali tidak ada manfaatnya.Kisah keberaniannya dikisahkan dalam QSAl Anbiya: 56-70. Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis 1. Pengertian lawan jenis Lawan jenis merupakan istilah yang digunakan untuk membedakan dua jenis manusia, yakni laki-laki dan perempuan.Lelaki dan perempuan secara sexualitas di bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan. ُ ْ ْاس ْ ِإنَّا ْخلقنا ُكمْ ْ ِمنْ ْذكرْ ْوأُنثى ْوجعلنا ُكم ْْشعُوبًا ْوقبا ِئل ُْ َّيا ْأيُّها ْالن ْ )١٣(ّْْللاْع ِليمْْخبِير َّْ ْن َّْ ِّللاِْأتقا ُكمْْإ َّْ ْْنْأكرم ُكمْْ ِعند َّْ ِِلتعارفُواْإ “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Al-Hujurat, 13. Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasanbatasan yang sangat jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah. 2. Tata cara bergaul dengan lawan jenis a. Bersahabat karena Allah Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk melakukan aktifitas dengan saling menjaga kehormatan sesuai petunjuk Allah. Hal ini merupakan bukti kesempurnaan serta ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, 83 ْ َّْسولُهُْاحب ُ ْأن ْي ُكون ْهللاْور:ان ِ ثالث ْمن ْ ُك َّن ْفِي ِه ْوجد ْحالوة ْا ِاليم ْْم َّماسوا ُه ُهما ْوان ْيُ ِحبَّ ْفِى ْهللاِ ْويبغض ْفِى ْهللا ْوان ْتُوقد ُ ْنار ِ اِلي ِه ْمنْانْيُس ِركْ ِباهللاِْسيِِّئًا ِ ع ِظيمةْفيق ُعْفِيهاْاحبَّ ْاِلي ِه “Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; Mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim) Persahabatan antar lawan jwnis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda, ْ ْْمثلُْذا ِلك ِ ْولك: ُبْقالْالملك ِ اْالر ُجل َّ إِذادع ِ ُْالَ ِخي ِهْبِظه ِرْالغي “Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim) b. Menjaga Aurat Aurat secara bahasa adalah aib. Sedangkan secara istilah aurat adalah bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia yang wajib ditutup. Jadi dapat disimpulkan aurat adalah bagian-bagian tertentu dari tubuh yang wajib dilindungi dari pandangan rang lain selain mahrom, karena perbuatan tersebut dianggap memalukan menurut pandangan agama. Dalam pergaulan, diwajibkan bagi lelaki dan perempuan untuk menutup aurat. Jumhur ulama sepakat aurat lelaki adalah dari pusar sampai lutut. Sedang aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Tidak diperbolehkan bagi laki-laki melihat aurat wanita yang bukan mahromnya walaupun tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk tujuan kesenangan (ladzzah). Adapun melihat bagian yang tidak termasuk aurat wanita menurut jumhur ulama, yaitu wajah dan telapak tangan, diperbolehkan dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan kesenangan (ladzdzah). Bila hal tersebut menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat, maka melihatnya haram. ْْن ْ ِمن َّْ اء ْال ُمؤ ِمنِينْ ْيُدنِينْ ْعلي ِه ِْ اجكْ ْوبناتِكْ ْونِس ُّْ يا ْأيُّها ْالنَّ ِب ِ ي ْقُلْ ْألزو ْورا ْر ِحي ًما َّْ ْ ْن ْذ ِلكْ ْأدنى ْأنْ ْيُعرفنْ ْفال ْيُؤذينْ ْوكان َّْ جال ِبي ِب ِه ً ُّللاُ ْغف ْ )٥٩( “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Ahzab: 59) َّ المرأةُْعورةْفإِذاْخرجتِْاستشرفهاْال ْ ان ُْ شيط “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki." (HR. Tirmidzi) c. Menjaga Kemaluan Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini banyak sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagai muslim kita wajib 84 tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat. ُ ار ِهمْ ْويحف ْظوا ْفُ ُروج ُهمْ ْذ ِلكْ ْأزكى ِ قُلْ ْ ِلل ُمؤ ِمنِْينْ ْيغُضُّوا ْ ِمنْ ْأبص ْ )٣٠(ّْْللاْخ ِبيرْْ ِبماْيصنعُون َّْ ْن َّْ ل ُهمْْ ِإ “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An Nur: 30) d. Menundukkan pandangan Islam mengajarkan kita agar selalu menjaga mata kita agar tidak melakukan zina mata. Jikalau ada satu kenikmatan, maka yang pertama itu ibadah dan selanjutnya itu perangkap syaithan. Memandang wanita (bukan muhram) merupakan salah satu anak panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut akan Adzab Allah. Maka Allah akan menganugrahkan kepadanya iman yang dirasakan manisnya dalam hatinya. َّ ي ْصلَّى ّْْْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ِّ عن ْابى ْهريرة ْرضيى ْهللاُ ْعنه ْالنب ِّ ِ ْمن ْان ِ ُصيبه ِ ُكتِب ْعلى ْاب ِن ْأدم ْن،قال ِ ْالعين،ِّْالزنا ْ ُمد ِركُ ْالمحالة ْ،ْْواألدنانْزناْهماْاالستماعْواللسانْزناهْالكالم،ِزنا ُهماْالنَّظر ْ ْوالرجل ْزنا ْها ْالخطى ْواقلب ْيهوى،ْ واليد ْزنا ْها ْالبطشى ْ .ويتمنىْويصدقْذلكْالفرجْاويكذبه “Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim) Dari Jarir bin Abdullah ra, dia berkata, َّ سول ّْْللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْعن ْنظ ِر ْالفُجاءةِ ْفأمرنِىْأن ُ سألتُ ْر ْ .أص ِرفْبص ِرى Aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim) e.Saling bertanggung jawab Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau dipertanggung jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menderita. Dalam peribahasa diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan sama dijinjing” Rasulullah SAW bersabda: ُ انْي ْ ضا ُْ ال ُمؤ ِم ً شدُّْبعضهُْبع ِ نْلْل ُمؤ ِم ِنْكالبُني “Seseorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan suatu bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari) 85 3. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis a. Berada ditempat rahasia antar lawan jenis Tempat-tempat rahasia disini adalah tempat sepi dimana keberadaan seseorang tidak diketahui oleh orang lain. Tempat rahasia bisa berupa tempat pribadi atau bahkan keramaian yang dapat digunakan untuk berkhalwat yaitu tempat yang ramai tapi satu dan yang lain sudah tidak saling peduli sehingga setiap orang bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan. Islam tidak membenarkan masuk ke kamar-kamar perempuan bagi laki-laki atau sebaliknya, maka hal ini memberi pengertian, bahwa kita dilarang duduk-duduk berdua-duaan saja dalam sebuah bilik dengan seorang perempuan tanpa mahramnya. Dari Uqbah Ibn Amir ra, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda, ْ!ِْسولْهللا ِ إِيَّا ُكم ْوالدُّخول ْعلى ْالنِِّس ِ ْفقال ْر ُجل.اء ُ ْيار:ار ِ ْمن ْاألنص ْ . ُْالحم ُوالموت:أفرأيتْالحمو؟ْْقال “Bahwsannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke kamarkamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW menjawab; ipar itu adalah kematian/kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari ‘Umar bin Al Khattab, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi SAW, َّ الْيخلُو َّنْأْحدُ ُكمْ ِبامرأةْفإ ِ َّنْال ْ شيطانْثا ِلث ُ ُهما “Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin." (HR. Ahmad) b. Bergaul bebas (ikhtilat) antar lawan jenis Ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Dan bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis. Firman Allah, ِّ ِ ْوالْتقربُوا ْ )٣٢(ْاحش ْةًْوساءْْس ِبيال ِ الزناْ ِإنَّ ْهُْكانْْف “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Israa: 32) c. Larangan berhias berlebihan Berhias adalah Baik lelaki dan perempuan dilarang memakai perhiasan yang berlebihan (seronok) dan merangsang lawan jenis. Lelaki dilarang untuk memakai emas, kalung dan anting (kalau cincin bukan emas diperbolehkan). Wanita dilarang untuk memakai wewangian yang harum dan menunjukkan perhiasan yang berlebihan, seperti memakai kutek, tato, maskara, dan semacamnya. Allah berfirman, 86 ْْصالة َّْ وقرنْ ْفِي ْبُيُوتِ ُك َّ ن ْوال ْتب َّرجنْ ْتب ُّرجْ ْالجا ِه ِليَّ ِْة ْاألولى ْوأقِمنْ ْال َّ ْ ْوآتِين ْْالرجس َّْ ُْ سول ْهُ ْإِنَّما ْيُ ِري ْد َّْ ْ ْالزكاةْ ْوأ ِطعن ُ ّللا ْور ِّ ِ ْ ّللاُ ْ ِليُذ ِهبْ ْعن ُك ُْم ْ )٣٣(ْيرا ِْ أهلْْالبي ً تْويُط ِ ِّهر ُكمْْتط ِه “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab: 33). Setelah mempelajari materi, mari kita simpulkan…….! 1. Pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara’, serta memenuhi segala hak yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya. 2. Agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin melakukan pergaulan di antara kaum muslimin, baik bersifat pribadi orang seseorang, maupun badan dalam bentuk kesatuan.Karena dengan pergaulan, kita saling berhubungan mengadakan pendekatan satu sama lain, bisa saling tunjang menunjang dan saling isi mengisi dalam kebutuhan serta dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur serta berakhlaqul karimah. 3. Secara garis besar pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan, a.Mereka yang umurnya lebih tua dari pada kita, atau yang lebih banyak ilmunya atau banyak ibadahnya. Maka hendaknya dalam memandang mereka, kita berperasaan bahwa mereka mempunyai keutamaan, dan kepada merekalah kita memberikan penghormatan yang semestinya. b. Mereka yang umurnya setaraf dengan kita. Mereka harus kita hormati, walaupun umurnya setaraf karena mungkin mereka lebih tinggi akhlaqnya dengan kita, amalnya lebih banyak dari pada kita dan dosanya lebih sedikit dari pada kita. c.Mereka yang lebih muda umurnya dari pada kita. Golongan inipun harus kita hormati secara wajar karena mereka lebih muda dan lebih kurang keburukannya dari pada kita, dibandingkan dengan kita yang sudah lanjut umurnya. MARI BERDISKUSI Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. D. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Adab dalam Pergaulan, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : a. Menghargai pada setiap orang baik seusia, lebih tua, lebih muda atau lawan jenis b. Menghormati pada oang yang lebih tua c. Menyayangi pada orang yang muda d. Saling menghargai pendapat dan prinsip teman sebaya e. Membuat batasan-batasan dalam pergaulan sesuai dengan kaidah agama Islam f. Tidak terjerumus dalam pergaulan bebas 87 Penugasan 1. Penugasan terstruktur Tuliskan dalam buku tugas kalian model-model pergaulan apa sajakah yang terjadi pada masa sekarang ini. 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari media massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian melalui internet dan media cetak lainnya. E. KISAH TELADAN Bahaya pergaulan bebas dan minuman keras Pada jaman dahulu kala ada seorang pemuda salih yang taat beribadah. Disisi lain, hidup juga seorang wanita penghibur yang telah berhasil menaklukkan banyak lelaki di daerah tersebut. Wanita itu sangat ingin menaklukkan pemuda salih itu, karena dia adalah satu-satunya pemuda yang melewati rumahnya tetapi tidak pernah tertarik padanya. Suatu hari, ketika pemuda itu lewat sang wanita dengan sengaja berteriak-teriak minta tolong, sang pemuda lupa dengan pesan gurunya agar jangan sampai mendekati rumah itu apapun yang terjadi. Ternyata teriakan minta tolong itu mengalahkan nasihat gurunya, sang pemuda akhirnya mendatangi rumah tersebut. Setelah pemuda itu masuk, dia baru menyadari bahwa dia dijebak, wanita itu menguncinya didalam rumah, ketika pemuda itu minta dikeluarkan dari rumah tersebut karena takut pada dosa maka wanita tersebut memberinya tiga pilihan, sebelumnya wanita tersebut memanggil seorang anak yang membawa segelas minuman keras, ”kamu boleh keluar dari sini apabila sudah memilih salah satu diantara tiga ini, berzina, membunuh anak kecil ini atau meminum minuman keras ini”. Pemuda saleh menolaknya ketiganya karena semuanya termasuk dosa besar. ”kalau kamu tidak memilih salah satu diantara tiga, maka aku akan berteriak dan kamu akan dipermalukan didepan masyarakat”. Akhirnya pemuda itu memilih sala satu yang dianggapnya paling ringan yaitu minuman keras. Akibat minuman keras pemuda salih kehilangan akal sehatnya akhirnya melakukan ketiga dosa besar yang ditawarkan diatas. Dan syaitanpun bahagia karenanya. AYO BERLATIH…. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Apa yang akan kalian lakukan apabila teman sekelas kalian tidak ada yang memperdulikan kalian? 2. Apabila kalian dihadapkan pada dua keadaan, mengikuti kegiatan ekstra kurikukler sementara orang tua kalian meminta bantuan kalian menjaga toko kelontong milik keluarga. Keadaan manakah yang akan kalian pilih? 3. Kalian bertemu dengan adik kelas kalian yang tidak sopan, apa yang akan kalian lakukan? 4. Apakah kalian akan tetap pergi ke suatu acara, padahal dari tempat kalian hanya pergi berdua dengan lawan jenis? 5. Apa yang akan kalian lakukan ketika dihadapkan pada situasi kalian berada dalam lingkungan lawan jenis dan kalian adalah satu-satunya (laki-laki/perempuan) di dalamnya ? 88 Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan adab pergaulan dengan mengisi kolom di bawah ini : Istilah Keterangan No. Pergaulan Bebas 1. Narkoba 2. Miras 3. Durhaka 4. Bersifat Arogan 5. 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai Adab Pergaulan coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Tanggapan / Komentar Anda Rifqi berbicara dengan bahasa yang sopan kepada seorang pemulung tua Setiap membutuhkan sesuatu Firman selalu meminta adiknya untuk memenuhi kebutuhannya Walaupun perasaan Fitria dan Khaerul sama tetapi mereka selalu menghindari pertemuan, karena mereka takut melanggar larangan Allah Lidia sudah terbiasa berbicara keras pada ayah dan ibunya Aini dan Aina adalah dua sahabat yang selalu saling mengingatkan disaat diantara mereka ada yang alfa. Hikmah ْ ْرواهْالطبراني.ْْالتودِّدْإلىْالنِّاس:ْأفضلْاألعمالْبعدْاإليمانْباهلل “Amal-amal yang paling utama sesudah beriman kepada Allah ialah menyayangi sesama manusia “ (HR. At Thobroni) 89 90 BAB V MENELADANI SIFAT UTAMA AL GHAZALI DAN IBNU SINA www.detikdaily.net Kitab karya al Ghazali dan Ibnu Sina Al Ghazali dan Ibnu Sina dua ilmuwan muslim yang memiliki banyak keahlian. Keduanya ahli dalam bidang kedokteran dan filsafat. Karya-karya mereka banyak dinikmati oleh umat diseluruh dunia ini. Keilmuawan al Ghazali dan Ibnu Sina juga diakui oleh kalangan ilmuwan barat. Bahkan karya mereka pernah dijadikan satusatunya rujukan pada dunia kedokteran. Perjuangan al Ghazali dan Ibnu Sina dalam mencari ilmu pengetahuan patut kita jadikan contoh dan spirit untuk kita semua dalam belajar. Belajar tanpa batasan ilmu, usia dan waktu. Karena ilmu pengetahuan sangat bermanfaat bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Maka belajarlah selagi ada kesempatan. Mari kita belajar dari sifat-sifat al Ghazali dan Ibnu Sina. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 91 Kompetensi Dasar (KD) 1.5. Menghayati keutamaan sifat-sifat Al-Gazali, Ibnu Sina 2.5. Meneladani keutamaan sifat-sifat Al-Gazali, Ibnu Sina 3.5. Menganalisis kisah keteladanan Al-Gazali dan Ibnu Sina 4.5. Menceritakan kisah keteladanan Al-Gazali dan Ibnu Sina Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan keutamaan sifat al Ghazali dan Ibnu Sina 2. Siswa dapat menunjukkan sikap meneladani al Ghazali dan Ibnu Sina 3. Siswa dapat menceritakan kisah keteladanan al Ghazali dan Ibnu Sina PETA KONSEP MARI MENGAMATI…. A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Sumber: news.howsit.msn.com 92 Sumber: dokumen pribadi B. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya AL GHAZALI Al Ghazali adalah seorang ulama besar Islam, beliau adalah seorang hujjatul Islam yang banyak menghafal hadis Nabi, beliau dikenal sebagai ahli filsafat dan tasawuf serta banyak mengarang kitab-kitab. Pemikiran-pemikirannya membawa pengaruh pada perubahan dunia. Mari kita mengenal sedikit tentang Imam al Ghazali. A. Sejarah Singkat Al Ghazali Al Ghazali adalah seorang ilmuwan muslim yang dapat kita jadikan acuan dalam bersikap mempertahankan dan menyebarkan agama kita. Nama aslinya adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thusi, Abu Hamid al Ghazali. Nama al Ghazali oleh sebagian ulama disandarkan pada nama daerah asalnya yaitu daerah ghazalah di Thusi. Beliau dilahirkan di kota Thusi pada tahun 450 H. Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (kain yang dibuat dari bulu domba), beliau adalah seorang fakir yang sholeh. Selain menjual kain, pekerjaan beliau yang lain adalah mendatangi ahli fikih dan bermajelis dengan mereka. Setiap mendengar pembicaraan ahli fikih, beliau selalu menangis dan berdo’a agar memiliki anak seorang ahli fikih dan kiranya Allah mengabulkan do’a beliau, al Ghazali menjadi seorang ahli fikih. Al Ghazali mulai belajar dikala masih kecil, beliau mempelajari fikih dari Syaikh Ahmad bin Muhammad ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian beliau melanjutkan belajar ke Jurjan berguru kepada Imam Abu Natshir al Ismail, selanjutnya beliau pergi ke Naisabur untuk belajar kepada Imam Haramain al Juwaini. Dari sinilah belaiu berhasil menguasai fikih madhab Syafi’I dan fikih khilaf, ilmu perdebatan, ushul fikih, mantik, hikmah dan filsafat. Setelah Imam al Haraiman wafat, beliau pergi ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik, beliau memenangkan perdebatan dengan para ahli ilmuwan disana akhirnya beliau diangkat menjadi pengajar, sehingga pada tahun 484 H beliau mulai menetap di Bagdad dan mengajar di madrasah An Nidzamiyah pada usia 30 tahun. Dari sinilah kemudian beliau mulai dikenal dan memiliki kedudukan yang terus meningkat. 93 Al Ghazali adalah orang yang sangat jenius, beliau sangat mahir pada pembahasan tentang fikih, tasawuf dan Ushul. Tetapi beliau lemah dalam pengetahuan tentang ilmu hadis dan sunnah rasul. Beliau lebih menyukai ilmu filsafat, dan sering membedah karya-karya tentang filsafat seperti karya ibnu sina dan yang lainnya. B. Keteladanan al Ghazali Selain kejiniusan dan semangat tinggi yang dimiliki al Ghazali, banyak keteladan al Ghazali yang dapat kita jadikan panutan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedudukan dan ketinggian jabatan tidak membuat beliau sombong, congkak dan lebih mencintai dunia. Bahkan terjadi perang batin yang berkecamuk dalam hati beliau, sehingga akhirnya beliau lebih memilih menekuni ilmu-ilmu kezuhudan. Beliau menolak jabatan yang tinggi dan kembali beribadah hanya kepada Allah, ihlas dan memperbaiki jiwa. Sehingga, menurut riwayat yang ada pada bulan Dzulqo’dah tahun 488 beliau melaksanakan ibadah haji dan mengangkat saudaranya yang bernama Ahmad sebagai penggantinya. Al Ghazali juga dikenal sebagai seseorang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan, pada suatu riwayat dikisahkan imam al Ghazali pernah berguru kepada seorang tukang sol sepatu. Beliau dengan ikhlas melaksanakan semua perintah gurunya. Beliau tidak pernah membedakan kedudukan siapapun. Meskipun al Ghazali dikenal memiliki sifat penyanyang dan lembut tetapi al Ghazali adalah tokoh yang sangat tegas, beliau menolak dengan tegas segala bentuk pemikiran filsafat metafisik non Islam, seperti filsafat Aristoteles yang tidak dilandasi keyakinan tentang adanya Tuhan. C. Karya-karya al Ghazali Al Ghazali memiliki banyak karya yang sangat diperlukan oleh manusia di dunia ini. Karya-karyanya tidak saja dijadikan acuan ilmu pengetahuan oleh orang Islam saja tetapi para ilmuwan baratpun menggunakan karya al Ghazali sebagai acuan keilmuwannya. Salah satu karya al Ghazali yang paling terkenal adalah kitab ”Ihya Ulumuddin” yang banyak dijadikan rujukan umat Islam diseluruh dunia termasuk di Indonesia dalam hal mempelajari ilmu Tasawuf. Diantara karya al Ghazali di bidang ushuluddin dan Akidah antara lain : 1. Arba’in fi Ushuluddin, merupak juz ke 2 dari Jawahir Qur’an 2. Qowaid al-’Aqo disatukan dengan Ihya Ulumuddin jilid pertama 3. Al-Iqtishad fil I’tiqod 4. Tahaful al Falasifah ( bantahan al Ghazali terhadap pendapat dan pemikiran filsafat dengan menggunakan kaidah madhab Asy’ariyah 5. Faishal at Tafriqah bayan al Islam wa Zamadiyah. Selain karya-karya diatas, masih banyak lagi karya-karya al Ghazali dalam berbagai bidang. Banyaknya karya al Ghazali menunjukkan luasnya ilmu yang dimiliki al Ghazali, beliau adalah pakar Fikih yang menguasai Tasawwuf, Filsafat dan ilmu kalam. D. Kisah akhir al ghazali Pada masa akhir sisa hidupnya, al Ghazali mendirikan sebuah madrasah yang dekat dengan tinggalnya yaitu madrasah khusus untuk orang-orang sufi. Beliau menggunakan waktunya untuk al Qur'an, mempelajari hadis dan berkumpul dengan ahlinya serta melaksanakan ibadah-ibadah lainnya sampai akhir hayatnya. Dalam sebuah kisah, Abul Faraj Ibnul Jauzi mengisahkan kisah wafatnya imam al Ghazali, kisah ini diperoleh dari Ahmad saudara kandung al Ghazali dan ditulis dalam kitab Ats Tsabit Indal Mamat. Dalam kitab tersebut dikisahkan pada subuh 94 hari senin, saudaraku Abu Hamid (al Ghazali) berwudhu dan sholat. Kemudian dia berkata ”bawa kemari kain kafanku”, kemudian beliau mencium kafan tersebut dan meletakkannya diatas matanya sambil berkata bahwa beliau telah pasrah dan siap menghadapi malaikat maut. Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning atau sebelum pagi datang. Subhanallah ! IBNU SINA Ibnu Sina adalah seorang ahli filsafat, ilmuwan, dokter serta seorang penulis yang aktif pada jaman keemasan Islam. Pada jaman tersebut banyak ilmuwan yang menerjemahkan buku ilmu pengetahuan yunani, Persia dan india. Ibnu Sina di barat dikenal dengan sebutan Avicenna. Berikut biografi Ibnu Sina: A. Riwayat Singkat Ibnu Sina Ibnu Sina lahir pada tahun 370 H di Afsyahnah di daerah dekat Bukhara (sekarang Ubekistan, Persia). Nama asli beliau adalah Abu Ali al Husayn bin Abdullah bin Sina, memiliki gelar “Asy-Syaikh Ar-Ra’is”. Beliau berasal dari keluarga berbangsa persi dan bermadhab ismailiyah yang terbiasa membahas masalah keilmuan terutama bersama ayahnya. Ayahnya adalah seorang gubernur pada masa kerajaan Samaniyah (819 M-1005 M). Ibnu Sina adalah anak yang cerdas, karena kecerdasannya inilah membuat seorang guru menasehati ayahnya untuk tidak memberikan pekerjaan apapun kepada Ibnu Sina kecuali mempelajari ilmu pengetahuan. Ibnu Sina mulai mempelajari al Qur’an pada usia 5 tahun dan dapat menghafal al Qur’an pada usia 10 tahun. Beliau mulai belajar sendiri setelah usianya 16 tahun, hari-harinya beliau habiskan di perpustakaan, beliau menyukai ilmu kedokteran dan metafisik. Ibnu Sina berguru kepada Abu Muhammad an Natli tentang ilmu al Qur’an, fikih, mantik, ilmu hisab, sains, fisika dan astronomi. Pada usia 18 tahun beliau berhasil menjadi seorang dokter. B. Keteladanan Ibnu Sina Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan ensiklopedis besar, beliau juga dikenal jenius dan memiliki daya berfikir yang sangat kuat. Karena kejeniusannya inilah beliau dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Beliau selalu haus akan ilmu, hari-harinya dihabiskan di dalam perpustakaan, meskipun sudah memiliki banyak karya, Ibnu Sina tidak merasa puas atau cukup kemudian berhenti dalam mencari ilmu. Selain cerdas, Ibnu sina adalah seorang yang taat kepada Allah, kreatif, tidak mengenal putus asa, gigih, tabah dan tekun dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Ibnu Sina dikenal sebagai seorang dokter yang handal, beliau dapat mengobati berbagai macam penyakit, tetapi ketika berhasil mengobati pasiennya beliau tidak pernah meminta imbalan darinya. C. Karya-karya Ibnu Sina Meskipun Ibnu Sina lebih menonjol pada bidang filsafat dan kedokteran, tetapi beliau juga memiliki banyak kemampuan sehingga banyak memberikan kontribusi bagi ilmu-ilmu lainnya. Beliau banyak menulis buku-buku dalam bidang pengetahuan alam, matematika, astronomi, geometri, musik, bahasa, teologi dan psikologi. Buku-buku beliau banyak diterjemahkan ke dalam bahasa eropa dan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi orang-orang eropa. 95 Ibnu Sina banyak memiliki karya baik berupa surat-surat, buku ataupun ensiklopedia, karya beliau diperkirakan mencapai 276 buah. Diantara karya-karya Ibnu Sina adalah : 1. Kitab Al Qanun Fith Thib 2. Kitab Arjuzah Ibnu Sina Ath-Thibbiyah 3. Mausu’ah Asy-Syifa’ 4. Kitab Asbab Huduts Al Huruf D. Kisah Akhir Ibnu Sina Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun pada tahun 428H/1037M dalam perjalanan bersama raja Isfahan, lalu dimakamkan di Hamadan. Bukan hanya umat Islam yang kehilangan tetapi seluruh umat yang banyak memanfaatkan karya-karyanya terutama dalam bidang kedokteran. MARI MEMBUAT KESIMPULAN…. 1. Al Ghazali adalah seorang ilmuwan Islam yang mendalami bidang filsafat. 2. Semangat al Ghazali dalam mencari dan mendalami ilmu pengetahuan patu dijadikan contoh pagi pemuda masa sekarang. 3. Al Ghazali dan Ibnu Sina adalah ilmuwan yang tidak hanya diakui dan dibanggakan dikalangan umat Islam saja tetapi diakui dan dibanggakan oleh para ilmuwan eropa atau barat. 4. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan yang cerdas dan taat kepada Allah, serta memiliki semangat yang tinggi sehingga tidak mudah menyerah. 5. Ilmu penegetahuan harus selalu diimbangkan dengan ketaatan kepada Allah swt. MARI BERDISKUSI… Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang meneladani keutamaan sifat al Ghazali dan Ibnu Sina, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : a. Percaya dengan kemampuan yang Allah berikan kepada kita b. Memiliki semangat berusaha c. Tidak mengenal kata putus asa d. Kreatif e. Inovatif f. Tidak cepat puas dengan membanggakan diri g. Menyeimbangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan keimanan 96 Penugasan 1. Penugasan terstruktur Tuliskan dalam buku tugas kalian pokok-pokok pemikiran al Ghazali dan Ibnu Sina. 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari media massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian melalui internet dan media cetak lainnya. C. KISAH TELADAN Kisah imam al Ghazali berguru pada tukang sol sepatu Suatu ketika Imam al Ghazali menjadi imam sholat disebuah Masjid, tetapi adiknya Ahmad tidak mau menjadi makmum sholat yang dipimpinnya. Karena penasaran, setelah selesai sholat al Ghazali pun menanyakan penyebab kejadian tersebut. Ternyata ketika sedang sholat, Ahmad melihat darah mengalir dari perut al Ghazali, karena jawaban tersebut al Ghazali mengakui bahwa dia tengah memikirkan masalah fiqih tentang wanita yang datang bulan. Al Ghazali kemudian bertanya kepada adiknya; ”darimana engkau mendapatkan ilmu tersebut?” ’dari seorang tukang sol sepatu’. Al Ghazali pun mencari keberadaan tukang sol sepatu tersebut. Setelah bertemu, al Ghazali mengutarakan keinginannya untuk berguru padanya. Setelah terjadi perbincangan al Ghazali diperintahkan untuk membersihkan lantai yang kotor dengan tangannya dan tanpa menyingsingkan lengan bajunya, al Ghazali menuruti semua perintah gurunya dengan tulus dan ikhlas. Karena ketulusan dan keikhlasan al ghazali, akhirnya sang guru menyuruhnya pulang. Setelah al Ghazali pulang, dia merasakan memiliki ilmu, yaitu ilmu kebersihan hati. Subhanallah! Dan tukang sol sepatu tersebut bernama Syekh al Utaqy al Khurazy. AYO, BERLATIH… Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Pelajaran apa yang kalian dapatkan dari kisah al Ghazali? 2. Apa yang akan kalian lakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan? 3. Pengalaman apa yang paling menarik dari pengetahuanmu tentang Ibnu Sina? 4. Sikap apa saja yang harus kalian miliki untuk dapat memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat? 5. Apakah kalian ingin memiliki karya? Apapun jawaban kalian, berikan alasannya! Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan keteladanan al Ghazali dan Ibnu Sina dengan mengisi kolom di bawah ini : Istilah Keterangan No. 1. Semangat 2. Optimis 97 3. Kreatif 4. Inovatif 5. Putus asa 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai meneladani sifat-sifat al Ghazali dan Ibnu Sina, coba kalian amati perilaku berikut ini dan berikan komentar No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Tanggapan / Komentar Anda Setiap hari pekerjaan Andi hanya bermalas-malasan. Walaupun sudah berulang kali gagal, Hazeem tetap mengulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Regina cerdas tetapi dia sering meninggalkan sholat Karena pernah gagal, Tiar mengalami trauma yang berlebihan Syarif memiliki semangat tinggi mewujudkan mimpi-mimpinya. Hikmah ْ ْرواهْأبوْالشيخ.ْالعلمْحياةْاإلسالمْوعمادْالدين “ilmu itu merupakan kehidupan bagi Islam dan tiang bagi agama. “ (HR. Abusysyekh) 98 BAB VI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI Devanneazalia.owrdpress.com Berlomba-lomba dalam kebaikan Membicarakan tentang akhlak atau perbuatan tidak akan lepas dari dua kriteria akhlak, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah perbuatan yang apabila kita melaksanakannya mendatangkan kebaikan baik bagi pribadi maupun bagi orang lain. Sedangkan akhlak terela adalah perbuatan yang apabila kita melaksanakannya tidak akan mendatangkan kebaikan dan hanya akan mendatangkan keburukan dan kehancuran. Pada materi ini, kita akan membahas akhlak terpuji yaitu berkompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. Perilaku-perilaku tersebut apabila kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, akan membuat hidup kita semakin indah dan bahagia. Kompetensi Inti (KI) 1. 2. 3. 4. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 99 Kompetensi Dasar (KD) 1.1. Menghayati pentingnyanilai-nilai positif pada kompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairwt), optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif 2.1. Membiasakan berperilaku dengan semangat berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairwt), optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif 3.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya perilaku semangat berkompetisi (fastabiqul khairwt), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 4.1. Menyajikan contoh perilaku berkompetisi (fastabiqul khairwt), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 2. Siswa dapat menjelaskan pentingnya berperilaku kompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 3. Siswa dapat menunjukkan contoh-contoh perilaku bekompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. PETA KONSEP MARI MENGAMATI A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. Sumber: sulasikin.wordpress.com 100 Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. B. MATERI INTI Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya KOMPETISI DALAM KEBAIKAN 1. Pengertian Kompetisi Dalam Kebaikan Kompetisi Dalam Kebaikan(fastabiqul khoirot)secara Harfiah memiliki arti ber lombalomba dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Misalnya, menolong sesama, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, mengikuti olimpiade mata pelajaran tertentu dan sebagainya. Dalam Islam, istilah fastabiqul khairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al Baqarah: 148 dan QS. Al-Hadid: 21 ُّْللا َّْ ْ ت ْبِ ُك ُْم ِْ ت ْأينما ْت ُكونُوا ْيأ ِْ ل ْ ِوجهةْ ْ ُهوْ ْ ُْمو ِلِّيها ْفاستبِقُوا ْالخيرا ِّْ و ِل ُك ْ )١٤٨(ْْلْشيءْْقدِير ِِّْ ّللاْعلىْ ُك َّْ ْن َّْ ج ِميعًاْ ِإ “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 148) ْاء ِْ سم ْ ِ ضها ْكعر َّ ض ْال ُ سابِقُوا ْ ِإلى ْمغ ِفرةْ ْ ِمنْ ْربِِّ ُكمْ ْوجنَّةْ ْعر ّْْللاِ ْيُؤتِي ِْه ْمن َّْ ْ ل ُْ س ِل ِْه ْذ ِلكْ ْفض َّْ ض ْأ ُ ِعدَّتْ ْ ِللَّذِينْ ْآمنُوا ْ ِب ْ ِ وْاألر ُ الِلِ ْو ُر ْ )٢١(ْيم ِْ لْالع ِظ ِْ ّللاُْذُوْالفض َّْ يشا ُْءْو “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Al-Hadid: 21) 2. Makna Kompetisi Dalam Kebaikan Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang berleha-leha. Melainkan umat pionir dalam segala kebaikan. Tidak ada rumus istirahat dalam AlQur’an, maka begitu seseorang mengaku sebagai hamba Allah di saat yang sama segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi 101 motifasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain: a.Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa kebaikan Allah manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak ratusan tahun yang silam. Kata fastabiquu memberi kesan perintah berlomba jangan sampai keduluan yang lain. Bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda : “Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. (H.R. Muslim) b. Usia manusia terbatas, dan tidak ada seorang pun tahu kapan ia akan meninggal dunia. Karena itu seorang hamba hendaknya segera melakukan kebaikan. Jika tidak, ia akan menjadi orang yang paling sengsara tidak hanya di dunia melainkan lebih dari itu di akhirat. Allah berfirman, ْْل ْأ ُ َّمةْ ْأجلْ ْفإِذا ْجاءْ ْأجلُ ُهمْ ْال ْيستأ ِخ ُرونْ ْساع ْةً ْوال ْيستق ِد ُمون ِِّْ و ِل ُك ْ )٣٤( “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS. Al-A’raaf: 34). Setiap agama mempunyai keistimewaan-keistimewaan menonjol tetapi disana juga terdapat perbedaan bahwa agama lain hanya menyeru orang kepada kebaikan, tetapi Islam menyeru kepada perlombaan (berlomba-lomba berbuat kebaikan). a. Lakukanlah kebaikan dan kemudian berlombalah dalam kebaikan-kebaikan dan berupayalah satu dengan yang lain untuk saling menyusul dalam kebaikan. Disini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab, dari segi lughat andaikata dua orang berjalan lambat sekalipun tetapi satu dengan yang lain, saling mendahului maka mereka telah melakukan perlombaan. oleh sebab disini terdapat perintah bagi setiap orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia menyusul maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke depan. Maka apabila dia akan menyusul duluan dari itu maka akan timbul upaya orang yang duluan untuk menyusul lebih depan. Jadi oleh karena kepada setiap orang terdapat perintah untuk terdepan dalam kebaikaan-kebaikan, maka dengan demikian akan timbul sebuah perlombaan dalam melakukan kebaikankebaikan.Sebab kebaikan itulah yang diantaranya membuat kita sebagai orangorang yang paling baik. ْ )٧(ْتْأُول ِئكْْ ُهمْْخي ُْرْالب ِريَّ ِْة ِْ صا ِلحا َّْ ِإ َّ نْالَّذِينْْآمنُواْوع ِملُواْال “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (QS. al Bayyinah:7) 102 Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan aplikasi berlombalomba dalam kebaikan adalah QS. al Maidah: 2: ْ )٢(…ْان ِْ وتعاونُواْعلىْال ِب ِِّْرْوالتَّقوىْوالْتعاونُواْعلىْاإلث ِْمْوالعُدو “Dan tolong menolonglahkalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa danpermusuhan”. Menurut Ibnu Katsir, berdasarkan redaksinya, ayat ini memiliki makna umum, yaitu bagi semua hamba agar senantiasa tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Sebaliknya, jangan sampai seorang hamba berbuat kemungkaran yang akan melahirkan dosa dan permusuhan bagi sesama manusia. b.Dalam hal antusiasm dalam beramal saleh, kita dapat melihat bagaimana para sahabat melakukanya, seperti riwayat berikut : Pada suatu saat para sahabat yang kurang dari segi harta hadir di hadapan Rasulullah untuk mengadu, Ya Rasulullah,sebagaimana kami melakukan salat seperti itulah orang-orang kaya melakukan salat, sebagaimana kami melakukan puasa seperti itu pulalah orangorang yang kaya melakukan puasa juga, sebagaimana kami berjihad, seperti itu pulalah orang-orang kaya melakukan jihad. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan lebih yang mereka kerjakan. Mereka memberikan sedekah dimana kami yang karena ketidakmampuan kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami suatu metode yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan itu. Beliau bersabda, Setiap selesai salat bacalah subhanallah 33 kali dan 33 kali Alhamdulillah dan 34 kali allahu akbar. 3. Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan a. Niat ikhlas Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena di dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah karena dicela. Adanya pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan. b. Cinta kebaikan dan orang baik Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Sehingga kebaikan akan selalu menyertai kehidupan ini. Di samping cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaanNya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun harus mencintai mereka yang berbuat baik, Allah berfirman: QS. Al Baqarah (2) : 195, 103 ّْللا َّْ ْن َّْ ِّللاِْوالْتُلقُواْبِأيدِي ُكمْ ْإِلى ْالتَّهلُك ِْةْوأح ِسنُواْإ َّْ ْ ل ِْ وأن ِفقُواْفِي ْسبِي ْ )١٩٥(ْْيُ ِحبُّْْال ُمح ِسنِين “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik" c. Merasa beruntung bila melakukan aktifitas Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. d. Merasa rugi bila meninggalkan aktifitas Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani. e. Meneladani Generasi Yang Baik Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya. 4. Balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan a. Selalu bersama Allah SWT QS. An Nahl: 128. ْ )١٢٨(ّْْللاْمعْْالَّذِينْْاتَّقواْوالَّذِينْْ ُهمْْ ُمح ِسنُون َّْ ْن َّْ ِإ “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. b. Menambah kenikmatan QS. Al Ahzab (33) : 29 ْت ِْ ّللا ْأع ْدَّ ْ ِلل ُمحسِنا َّْ ْ ن َّْ ِ اآلخرةْ ْفإ َّْ ْ ْن ْت ُ ِردن َّْ ُ و ِإنْ ْ ُكنت ِ ْ ْسولْ ْهُ ْوالدَّار ُ ّللا ْور ْ )٢٩(ْنْأج ًراْع ِظي ًما َّْ ِمن ُك “dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”. c. Dicintai Allah QS. Ali Imran (3) : 134 ْن ِْ اظ ِمينْْالغيظْْوالعافِينْْع ِْ اءْوالض ََّّر ِْ س َّر َّ الَّذِينْْيُن ِفقُونْْفِيْال ِ اءْوالك ْ )١٣٤(ّْْللاُْيُ ِحبُّْْال ُمح ِس ِنين َّْ اسْو ْ ِ َّالن 104 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. d. Memperoleh rahmat Allah ْ )٥٦(ّْْللاِْق ِريبْْ ِمنْْال ُْمح ِسنِين َّْ ْْنْرحمة َّْ ِإ “Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al A'Raaf (7) : 56. e.Memperoleh pahala ْ )١٢٠(ْْضي ُْعْأجرْْال ُمح ِسنِين َّْ ْن َّْ ِإ ِ ُّللاْالْي “Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik QS. At Taubah (9) : 120 f. Dimasukkan ke dalam surga ْار ْخا ِلدِينْ ْ ِفيها ُْ ّللاُ ْ ِبما ْقالُوا ْجنَّاتْ ْتج ِري ْ ِمنْ ْتح ِتها ْاألنه َّْ ْ فأثاب ُه ُْم ْ )٨٥(ْْوذ ِلكْْجزا ُْءْال ُمح ِسنِين “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. dan Itulah Balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)”. QS. Al Maidah (5) : 85, 5. Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat kita ambil dalam kehidupan sehari-hari. Diantara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah : a. Setiap agama mempunyai tujuan untuk mengenal tuhan sesuai ajaranya masingmasing. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan kebaikan yang telah ditentukan. b. Islam mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap muslim beragam tingkat pendidikan, ekonomi, statusnya dalam masyarakat. c. Amal saleh hendaknya didasari iman kepada Allah dan dilakukan dengan tekad yang teguh. OPTIMIS 1. Pengertian optimis Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu optima yang berarti terbaik. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia(KBBI), optimis adalah orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal.Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Misalnya, seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih. Dengan sikap optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran: 139, ْ )١٣٩(ْْوالْت ِهنُواْوالْتحزنُواْوأنْت ُ ُْمْاألعلونْْإِنْْ ُكنتُمْْ ُمؤ ِمنِين 105 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orangorang yang beriman”. Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba. 2. Nilai positif optimis a. Berpengharapan baik kepada Allah Optimisme dalam konsep Islam menuntut kepada umat muslim untuk terus berusaha dan dalam usahanya tidak lupa akan Tuhanya, karena pada dasarnya setiap hasil usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT, dalam memberikan atau menentukan takdir manusia sesungguhnya Allah memberikanya sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Sebagaimana tercantum dalam QS. At Thalaq: 3, ّْللا َّْ ْن َّْ ِّللاِْف ُهوْ ْحسبُ ْهُْإ َّْ ْ ِب ْومنْ ْيتو َّكلْ ْعلى ُْ ث ْال ْيحتس ُْ وير ُزق ْهُْ ِمنْ ْحي ْ )٣(ْلْشيءْْقد ًرا ِِّْ ّللاُْ ِل ُك َّْ ْْبا ِل ُْغْأم ِر ِْهْقدْْجعل “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. b. Berfikir positif Pikiran orang optimis senantiasa positif, Ia akan berfikir positif dalam segala hal. Dengan pikiran positif itu akan terbentuk energi positif dalam diri orang yang optimis. Energi positif inilah yang akan membakar semangat juang untuk mewujudkan harapannya.Berpikir positif dapat menyelamatkan hatidan hidup kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidakmenyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidakmemendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yangberseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinyamaupun orang lain.dan memandang segala perintah Allah pasti ada hikmah dan pelajaran bagi manusia. ّْللاْبِ ِْه َّْ ْن َّْ ِ لنْْتنالُواْالبِ َّْرْحتَّىْتُن ِفقُواْ ِم َّماْت ُ ِحبُّونْْوماْتُن ِفقُواْ ِمنْْشيءْْفإ ْ )٩٢(ْْع ِليم “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran: 92) c. Percaya diri, berani dan bertanggung jawab Rasa percaya diri yang besar danberanidalam menghadapi bahaya, kesulitan, tidak takut (gentar) mempertahankan kebenaran. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup. Keberanian yang di tuntut di sini ialah keberanian pemikiran dan keberanian moral yang dapat dipertanggungjawabkan dihadapan manusia lebih-lebih dihadapan Allah SWT. 106 ْل ْعلي ِه ُْم ْالمالئِك ْةُْأال ْتخافُوا ُْ ّللاُْث ُ َّْم ْاستقا ُموا ْتتن َّز َّْ ْ ن ْالَّذِينْ ْقالُوا ْربُّنا َّْ ِإ ْ )٣٠(ْْوالْتحزنُواْوأْبش ُِرواْبِالجنَّ ِْةْالَّتِيْ ُكنتُمْْتُوعدُون “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat: 30) d. Muslim yang optimis lebih disukai Allah Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan. َّ ىْخيرْوأحبُّ ْ ِإل ْل ِّْ يفْوفِىْ ُك َّ ْمنْال ُمؤ ِم ِنْال ِ ض ِع ِ ِىّْللا ُّ ال ُمؤ ِم ُنْالق ِو َّ خيرْاح ِرصْعلىْماْينفعُكْواست ِعنْ ِب ْالِلِْوالْتع ِجزْو ِإنْأصابك َّ ْول ِكنْقُلْقد ُر.شىءْفالْتقُلْلوْأ ِنِّىْفعلتُ ْكانْكذاْكذا ّْْللاِْوْماْشاء َّ فعلْفإ ِ َّنْلوْتفت ُحْعملْال ْان ِ شيط “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat.” Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.” (HR. Muslim) e. Mengambil pelajaran berharga dalam setiap kesulitan Optimis merupakan salah satu sikap yang sangat mulia dalam Islam. Karenanya seorang muslim yang taat hendaklah senantiasa bersikap optimis dalam arti tidak gampang menyerah dan putus Asa. Optimisme merupakan sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, meskipun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan menjadikan seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem solving.Allah SWT berfirman: ُ قُلْ ْيا ْ ِعبادِيْ ْالَّذِينْ ْأسرفُوا ْعلى ْأنفُ ِس ِهمْ ْال ْتقن ّْللا َِّْ ْ طوا ْ ِمنْ ْرحم ِْة ْ )٥٣(ْالر ِحي ُْم ُْ ُّللاْيغ ِف ُْرْالذُّنُوبْْج ِميعًاْ ِإنَّ ْهُْ ُهوْْالغف َّْ ْن َّْ ِإ َّ ْور “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53). 3. Hikmah perilaku optimis Hikmah berperilaku optimis diantaranya adalah : a. Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri. 107 b. Berfikir positif akan memberikan dorongan sikap dan tingkah lakuyang positif pula. Jiwa yang positif tampak bergairah penuh antusiasme dan keberanian yang sangat mendalam, dalam hidupnya tidak ada kata putus asa dan menyerah, karena bagi Allah semuanya mudah, siapa saja yang Allah kehendaki pasti dia akan mendapatkan rahmatNya, c. Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan ini sangat di anjurkan dalam agama dan sangat penting sekali agar dapat terus bertindak menghadapi tantangan. DINAMIS 1. Pengertian dinamis Kata dinamis berasal dari kata dynamicyang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, terus tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Misalnya, seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang berilmu pengetahuan karena keutamaan dan derajat disisi Allah, dengan sendirinya dia melakukan kegiatan secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi, walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya, seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat, seorang pedagang akan terus berusaha agar hasil usaha dagangnya berkembang, seorang pelajar akan meningkatkan kegiatan belajarnya supaya ilmunya bertambah. ْ )٨(ْْ)و ِإلىْر ِبِّكْْفارغب٧(ْْفإِذاْفرغتْْفانصب Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(QS. Al Insyirah: 7-8) 2. Nilai positif dinamis a. Berfikir progresif Kemampuan manusia untuk menyerap, mengingat, mereproduksi, mengimajinasikan, memperbandingkan, dan menyusun informasi sejak usia dini melalui panca indera, menyebabkan kemajuan teknologi dan pengetahuan pun menjadi suatu hal yang tidak dapat ditahan dan dihindari. Seorang yang berfikir dinamis menjadikan Al Quran dan petunjuk Nabi SAW dalam hadis sebagai arah seluruh potensi akliah demi kebaikan kini dan akan datang. ّْللاِ ْلوجدُوا ْفِي ِْه ْاختِالفًا َّْ ْ أفال ْيتدب َُّرونْ ْالقُرآنْ ْولوْ ْكانْ ْ ِمنْ ْ ِعن ِْد ْغي ِْر ْ )٨٢(ْيرا ً ِكث Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(An-Nisa’ : 82) ْي ِ ْصلَّىْهللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ِ عن ْأبِيْ ُهريرة ْر ِّ ِْع ِن ْالنَّب،ُضيْهللاُ ْعنه ُْب ْالدُّنيا ْنفَّس ْهللاُ ْعنه ِ ًْ ْمن ْنفَّس ْعن ْ ُمؤ ِمن ْ ُكربة:ْ قال ِ ْمن ْ ُكر 108 ْسر ْهللاُ ْعلي ِه َّ سر ْعلىْ ُمعسِر ْي َّ ْومن ْي،ب ْيو ِم ْال ِقيام ِْة ِ ًُكربة ِ ْمن ْ ُكر ِْاآلخرة ِ ْومن ْستر ْ ُمس ِلما ًْسترهُ ْهللاُ ْفِيْالدُّنياْو،ِاآلخرة ِ فِيْالدُّنياْو ًْْومنْسلكْط ِريقا.وهللاُْفِيْعو ِنْالعبدِْماْكان ْالعبد ُْفِيْعو ِنْأ ِخي ِه ْ ،سْفِْي ِهْ ِعلماًْس َّهلْهللاُْ ِب ِهْط ِريقاًْ ِإلىْالجنَّ ِة ُ يلت ِم Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. b. Menyesuaikan dan menentukan pilihan terbaik dalam perkembangan masa Ajaran islam hadir bersifat dinamis, bukan statis. Pastilah menuntut pemeluknya untuk menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan masa haruslah alternatif yang terbaik. Sehingga eksistensi islam sebagai rahmatan lil alamin tetap terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha untuk turut mewarnai perkembangan masa dengan tampil sebagai teladan kebaikan dilingkungan tempat yang bersangkutan tinggal. ّْْللاُ ْ ِبقوم َّْ ْ ّْللا ْال ْيُغ ِي ُِّْر ْما ْ ِبقومْ ْحتَّى ْيُغ ِي ُِّروا ْما ْ ِبأنفُ ِس ِهمْ ْو ِإذا ْأراد َّْ ْ ن َّْ ِإ ْ )١١(ْ…ُْسو ًءاْفالْمر ْدَّْل ْه ُ Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya.(QS. Ar Ra’d : 11) ْسولُْهللاِْصلىْهللا ُ ْقالْر:ْضيْهللاُْعنهُْقال ِ عنْأ ِبيْ ُهريرةْر ْ ْمنْ ُحس ِنْإِسال ِمْالمر ِءْتر ُك ْهُْماْالْيعنِي ِْه:عليهْوسلم ِ Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.(HR. Turmuzi) c. Berpikir tentang masa depan (futuristik) Seseorang yang memiliki semangat tinggi, penuh energi, selalu bergairah untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa dan kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi disebut sebagai pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai apa yang dicita-citakan. ْ )٦٩(ّْْللاْلمعْْال ُمح ِسنِين َّْ ْن َّْ ِسبُلناْوإ ُ ْْوالَّذِينْْجاهد ُواْفِيناْلنهدِينَّ ُهم Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS. Al Ankabut: 69) 109 d. Bekerja dengan prinsip amal saleh Seorang yang dinamis tidak pernah merasa lelah untuk berbuat, baik perbuatan itu memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Karena mereka tahu bahwa suatu perbuatan yang berdampak positif pada orang lain pada dasarnya juga bermanfaat buat diri sendiri, QS. Al Isra’ 17:7, ْ )٧(…ْإِنْْأحسنتُمْْأحسنتُمْْألنفُ ِس ُكمْْوإِنْْأسأتُمْْفلها jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. ْص من ْدعا ْإلىْهُدىْكان ُ ُجور ْمن ْت ِبعهُْالْينق ِ ُ ْلهْمنْاألجر ْمث ُل ْأ ِ ْْاإلثم ورهم ْشيئا ً ْومن ْدعا ْ ِإلى ْضالل ِة ْكان ْعلي ِه ْمن ِ ِ ذ ِلك ْمن ْأُج ْ ً صْذ ِلكْمنْآثامهمْشيئْا ُ ُُْآثامْمنْتبعهُْالْينق ِ مثل Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim) e. Teguh dalam menerima cobaan Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang besikap dinamis ujian dan cobaan tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan derajat sebagai seorang yang berpredikat sebagai hamba yang tahan uji. ْ .صدْم ِةْاألُولى َّ صب ُرْ ِعندْال َّ إِنَّماْال Sesungguhnya kesabaran itu terjadi pada saat awal benturan (musibah)” (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Hikmah perilaku dinamis Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah : a.Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. b. Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta selalu beradaptasi dengan lingkungan. c.Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri. d. Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi. INOVATIF 1. Pengertian inovatif Kata inovatif berasal dari kata dalam bahasa Inggis innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru. 110 Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum diterima dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada. Dan dapat berarti temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam dunia perbankan, aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konfensional. Bank syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah islam yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan sama-sama menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank konfensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba. Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Karena dengan kekuatan nalarnya itu, ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya. Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan pengalamannya secara maksimal dan pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Dalam kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan kreatifitas memiliki andil yang begitu strategis dalam mengubah kualitas hidup dan mewujudkan masyarakat. ْْن ْفِي ْذ ِلك َّْ ِض ْج ِميعًا ْ ِمن ْهُ ْإ ْ ِ ت ْوما ْفِي ْاألر ِْ سماوا َّ وس َّخرْ ْل ُكمْ ْما ْفِي ْال ْ )١٣(ْْآلياتْْ ِلقومْْيتف َّك ُرون Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al Jaatsiyah: 13) 2. Nilai positif inovatif a. Berfikiri imiah, obyektif, cerdas dan kritis Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada. ْل ُْ عاْتأ ُك ُْ ضْال ُج ُر ِْزْفنُخ ِر ْ ِ وقْالماءْْ ِإلىْاألر ُْ س ً جْ ِب ِْهْزر ُ أولمْْيرواْأنَّاْن ْ )٢٧(ْْص ُرون ْ ِ س ُهمْْأفالْيُب ُ ُِمن ْهُْأنعا ُم ُهمْْوأنف Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?(AsSajdah : 27) b. Melakukan perbaikan Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dan dijemput dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan keadaan manusia itu merupakan sunnatullah, yang letak keberhasilannya digantungkan dari usaha manusia itu sendiri untuk berubah.Allah SWT memberikan respon tentang perubahan yang dimulai dari perubahan dari apa 111 yang ada dalam diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara individual, maupun di masyarakat. Dan perubahan kondisi baik dan buruk itu terkait dengan ketatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT, baik secara individual maupun kolektif. Maka mereka yang bersikap inovatif akan melakukan perbaikan-perbaikan dalam segala bidang dan tidak akan melakukan aneka perusakan. ّْللا ْلمْ ْيكُْ ْ ُمغيِ ًِّرا ْنِعم ْةً ْأنعمها ْعلى ْقومْ ْحتَّى ْيُغيِ ُِّروا ْما َّْ ْ ن َّْ ذِْلكْ ْبِأ ْ )٥٣(ّْْللاْس ِميعْْع ِليم َّْ ْن َّْ بِأنفُ ِس ِهمْْوأ “ (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Al Anfal: 53) Dalam riwayat dari Khalid, Abu Bakar berkata, “Dan sesungguhnya kami mendengar Nabi Saw. bersabda, َّ َّ اْالظا ِلم ْفلم ْيأ ُخذُواْعلىْيدي ِه ْأوشك ْأن ْيعُ َّم ُهم ُّْْللا ِإ َّن ْالنَّاس ْ ِإذْاْرأو ِْب ِعقاب “Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak lama lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”. (HR. Abu Dawud) c. Menerapkan prinsip amar makruf nahi mungkar Dalam menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi manusia, bersahabat, sungguh-sungguh/mujahadah dan rela berkorban. Penerapan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan untuk mengaplikasikan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, berikut petunjuk Nabi SAW dalam sabdanya, ْْمن ُكم ْ ُمنك ًرا ْفليُغ ِيِّرهُ ْبِي ِد ِه ْفإِن ْلم ْيست ِطع ْفبِ ِلسانِ ِه ْفإِن ْلم ِ َن ْرأى ْ ْان ُ يست ِطعْف ِبقل ِب ِهْوذ ِلكْأضع ِ ف ِ ْاإليم “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnysa iman”. (HR. Muslim). d. Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Perintah memakmurkan alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sikap pelaku inovatif dengan potensi akalnya akan menjadikan realitas kealaman dapat dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. ْن ْالَّذِينْ ْكف ُروا ُّْ اطال ْذ ِلكْ ْظ َّ وما ْخلقنا ْال ِ سماءْ ْواألرضْ ْوما ْبين ُهما ْب ْ )٢٧(ْار ِْ َّفويلْْ ِللَّذِينْْكف ُرواْ ِمنْْالن “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (QS. Shaad: 27) 112 3. Hikmah perilaku inovatif Membiasakan berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari : a.Inovasi adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru yakni mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun mengembangkan karya tertentu. Dalam proses berfikir Allah SWT mengajak manusia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan dalam memikirkan ciptaan Allah dan jangan memikirkan zat Allah kerana manusia tidak akan mampu memikirkan tentang zat Allah. b. Inovasi yang dilakukan seorang muslim akan berorientasi pada kebaikan dan menghindari keburukan. Dengan orientasi tersebut seorang muslim ingin membangun sebuah peradaban masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran islam yang bersumber pada Al Qur’an dan hadis serta mempertimbangkan kearifan budaya yang tidak bertentangan dengan ajaran islam. KREATIF 1. Pengertian kreatif Kreatif berasal dari bahasa inggris tocreate artinya yang menciptakan sesuatu atau membuat, creativity yang berarti daya cipta. Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata khalaqa (menjadikan, membuat, menciptakan), yakni menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu, atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kreatif diartikan memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah. Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah. Allah dzat yang maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat besar, indah, dan sempurna. Yang semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut. Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi kita selaku makhluk. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lain, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan sangat sesuai, semuanya ini merupakan hasil kreasi yang menunjukkan pada Sang Pencipta. Al-Qur’an menyebut dengan khaliq (pencipta), sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-An’am ayat 1, ُّ ْ ْت ْواألرضْ ْوجعل ْت ْوالنُّورْ ْث ُ َّْم ِْ الظلُما ِْ سماوا َّْ ِ ْ ُالحم ْد َّ لِلِ ْالَّذِي ْخلقْ ْال ْ )١(ْْالَّذِينْْكف ُرواْ ِبر ِبِّ ِهمْْيع ِدلُون “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka”. 2. Nilai positif kreatif a. Berfikir orisinil (originality) Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya, semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah. Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik kemudian menghimpun 113 berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan informasi yang relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan. ْْض ْفت ُكونْ ْل ُهمْ ْقُلُوبْ ْيع ِقلُونْ ْ ِبها ْأوْ ْآذان ْ ِ ِيروا ْ ِفي ْاألر ُ أفلمْ ْيس ْوب ْالَّتِي ْفِي ُْ ُار ْول ِكنْ ْتعمى ْالقُل ُْ يسمعُونْ ْبِها ْفإِنَّها ْال ْتعمى ْاألبص ْ )٤٦(ُْور ِْ صد ُّ ال “Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al Hajj : 46) b. Beretos kerja tinggi Adanya etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang kaitan suatu kerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh, yang pandangan hidup itu memberinya keinsafan akan makna dan tujuan hidupnya. Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah SWT. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. ْ )٤٠(ْنْسعي ْهُْسوفْْيُرى َّْ )وأ٣٩(ْانْإِالْماْسعى ِْ وأنْْليسْْ ِلإلنس 39. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya)”.(QS. An-Najm : 39-40) ْحدَّثنا ْ ِإبرا ِهي ُم ْب ُن ْ ُموسى ْأخبرنا ْ ِعيسى ْب ُن ْيُونُس ْعن ْثور ْعن َّ سو ِل َّ ضي ّْْللاِ ْصلَّى ُ ّْللاُ ْعنهُْعن ْر ِ خا ِل ِد ْب ِن ْمعدان ْعن ْال ِمقد ِام ْر ُّ ّللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْقال ْماْأكل ْأحد ْطعا ًماْق َّ ْْمن ِ اْمن ْأْن ْيأ ُكل ِ ط ْخي ًر َّ ي ْ ُْمنْعم ِلْي ِدِْه َّ ّْللاِْد ُاودْعلي ِهْال ِ سالمْكانْيأ ُكل َّ عم ِلْي ِد ِهْو ِإ َّنْن ِب “Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri”. (HR. Bukhari) c. Berhasil karya (produktif) Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, ْيز ُْ ن ْعمال ْو ُهوْ ْالع ِز ُْ الَّذِي ْخلقْ ْالموتْ ْوالحياةْ ْ ِليبلُو ُكمْ ْأيُّ ُكمْ ْأحس ْ )٢(ْور ُْ ُالغف “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al Mulk: 2). 114 ْي ْ ْصلى ْهللا ْعليه ِ عن َّ ِْرفاعة ْب ِن ْرافِع ْ ْرضي ْهللا ْعنه ْ ْأ َّن ْالنَّب ْْو ُك ُّل ْبيع,لر ُج ِل ْبِي ِد ِه ُ ب ْأطي ُ ْْوسلم َّ ْعم ُل ْا:ب?ْقال ِ ي ْالكس ُّ ْأ:سئِل ْ ْمب ُرور “Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya: Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: “Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih”. (HR. Al Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim) d. Tidak mudah putus asa Seseorang yang kreatif tidak akan menyerah sebelum kemampuannya berakhir. Ia akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-citanya. Meski ia harus berhadapan dengan tembok besar tantangan dan hambatan. Dalam perjalanannya pasti ia akan menemui cemoohan orang-orang yang iri kepadanya. Tetapi ia menanggapi dengan tenang dan tidak putus asa. Sikap percaya diri dan tidak putus asa yang dilandaskan pada iman, menyebabkan segala bentuk tekanan tidak dijadikan sebagai kendala, tetapi sebuah tantangan yang akan membentuk kepribadian dirinya menjadi lebih cemerlang. Sebaliknya orang yang memiliki sikap tidak percaya diri, putus asa, dan pesimis adalah termasuk orang-orang yang putus harapan, fasik dan sesat, serta kufur. Firman Allah, ّْللاِ ْ ِإال ْالقو ُْم َّْ ْ ِح ْ س ْ ِمنْ ْرو ُْ ّللاِ ْ ِإنَّ ْهُ ْال ْييئ َّْ ْ ِح ْ سوا ْ ِمنْ ْرو ُ وال ْتيأ ْ )٨٧(ْْالكافِ ُرون “dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". e. Tawakkal Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksiman. Hilangnya usaha, berarti hilanglah SAW telah memberikan contoh tawakal yang disertai usaha yang memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan penyandaran diri kepada Allah. Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan berusaha maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan untuk kemudian menyandarkan hasil kepada Allah. ْ )١٥٩(ّْْللاْيُ ِحبُّْْال ُمتو ِ ِّك ِلين َّْ ْن َّْ ِّللاِْإ َّْ ْفإِذاْعزمتْْفتو َّكلْْعلى “kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.(Ali Imran : 159) f. Memohon bantuan dan pertolongan Allah Untuk dapat menghasilkan karya, seorang yang bersikap kreatif akan selalu memohon kepada Allah dengan tulus, bahwa tiada daya upaya dalam menghasilkan sebuah karya tanpa pertolongan-Nya. Kesadaran ini muncul atas kenyakinan diri bahwa Allah melalui kreasi dan karya-Nya adalah sumber inspirasi. ْ ْاآلخرةْ ْوير ُجو ْرحمةْ ْر ِبِّ ِْه ْقُل ِْ أ َّمنْ ْ ُهوْ ْقانِتْ ْآناءْ ْاللَّي ِ ْ اجدًا ْوقائِ ًما ْيحذ ُْر ِ ل ْس )٩(ْب ِْ هلْْيست ِويْالَّذِينْْيعل ُمونْْوالَّذِينْْالْيعل ُمونْْ ِإنَّماْيتذ َّك ُْرْأُولُوْاأللبا “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? 115 Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS Az-Zumar : 9) 3. Hikmah kreatif Hikmah membiasakan berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari adalah : a.Setiap pribadi diberi kemampuan Allah untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan. Sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala keterbatasan akan memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. b. Keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung dan berharap satusatunya. Allah yang menjadi tempat sekalian makhluk kembali. Maka dorongan dan motivasi ini bisa membuat kita berusaha untuk sejalan dengan hukum syara. Belajar dan mehamaminya. Kemudian setelah memahaminya maka kita berusaha mewujudkan dan meraih nilai amal tersebut dengan sebaik-baiknya. c.Sikap reatif menuntut seorang muslim mempunyai etos kerja, yakni seperangkat nilai-nilai etis yang terkandung dalam ajaran Islam (Alquran dan hadis) tentang keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan lebih baik dan produktif. Ayo, kita simpulkan materi akhlak terpuji diatas…….! 1. Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang berleha-leha. Melainkan umat pionir dalam segala kebaikan. Tidak ada rumus istirahat dalam Al-Qur’an, maka begitu seseorang mengaku sebagai hamba Allah di saat yang sama segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya.Dengan demikian melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. 2. Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan.Dengan sikap optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. 3. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.Dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. 4. Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Karena dengan kekuatan nalarnya itu, ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada. 5. Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menjadikan/menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah. 116 AYO DISKUSI… Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Akhlak terpuji, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : a. Berlomba-lomba dalam kebaikan b. Optimis c. Dinamis d. Inovatif e. Kreatif D. PENUGASAN 1. Penugasan terstruktur Menurut pendapat kalian kegiatan remaja dilingkungan kalian tinggal sudah termasuk kategori berlomba-lomba dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif ? 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah karya mandiri yang membuktikan inovasi dan kreatifitas kalian dalam hal memanfaatkan barang-barang bekas! E. KISAH TELADAN Kisah si Tukang Kayu Seorang tukang kayu tua memutuskan untuk mengajukan pensiun dini dari sebuah perusahaan real estate ternama. Keputusannya sudah bulat, ingin menghabiskan masa tuanya dengan istri dan keluarganya. Karena tidak ada tukang kayu yang sehebat dia, maka pimpinan perusahaan tidak mengizinkannya, tetapi pak tua tetap pada pendiriannya. Akhirnya pimpinan perusahaan mengajukan persyaratan kepada pak tua, yaitu sebelum dia keluar dia harus membuatkan rumah permintaan pimpinannya. Dengan berat hati pak tua mengiyakan permintaan pemimpinnya. Akhirnya pak tua dengan setengah hati membuatkan rumah permintaan pimpinannya, karena setengah hati dia menggunakan bahan-bahan yang biasabiasa, dan tidak maksimal menggunakan kemampuannya. Akhirnya rumah yang biasa-biasapun jadilah. Tidak disangka, pada saat perpisahan menghadiahkan sesuatu kepada pak tua sebagai bentuk apresiasi dari pengabdiannya selama ini. Hadiah tersebut berbentuk kunci rumah, dan ternyata rumah yang pak tua bikin dengan setengah hati adalah rumah yang dihadiahkan perusahaan padanya. Menyesallah hati pak tua. Dari cerita ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran. 117 AYO BERLATIH….! Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Apa yang kalian fahami dengan sikap berlomba-lomba dalam kebaikan ? 2. Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang berlomba dalam kebaikan tetapi mendatangkan permusuhan? 3. Apa kalian termasuk orang yang optimis? Apa bukti bahwa kalian adalah orang yang optimis! 4. Apa yang kalian fahami dengan istilah inovatif dan kreatif, adakah perbedaan diantara keduanya? 5. Buatkan contoh orang yang berperilaku dinamis! Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Carilah beberapa ayat dan hadist yang berhubungan dengan akhlak terpuji dengan mengisi kolom di bawah ini : AYAT QUR’AN ATAU HADIS AKHLAK TERPUJI No. 1. BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN 2. OPTIMIS 3. DINAMIS 4, INOVATIF 5. KREATIF 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai perilaku berikut ini dan berikan komentar No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Akhlak Terpuji coba kamu amati Tanggapan / Komentar Anda Fatimah, Hasan dan Dimas selalu berlomba untuk mendapatkan peringkat pertama di kelasnya Hariman menciptakan karya dengan cara menjiplak karya orang lain Citra tidak bisa menyesuaikan diri dengan suasana baru Sampah dan air bekas didaur ulang sehingga dapat digunakan kembali Membuang sampah di aliran sungai adalah bentuk dari kreatifitas. Hikmah ْ ْرواهْالبخاري.ْالمؤمنْالقويْأحبِّ ْإليْهللاْمنْالمؤمنْالضعيف Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah. (HR. Bukhari) ْ 118 BAB VII MENGHINDARI AKHLAK TERCELA Mekahmadinah.blogspot.com Ghibah laksana memakan bangkai saudara sendiri Akhlak tercela fitnah, ghibah dan namimah adalah perbuatan yang sangat merugikan dan menghancurkan baik bagi individu yang melakukan ataupun bagi orang lain. Membicarakan orang lain tidak sesuai dengan fakta atau yang kita kenal dengan fitnah, berakibat sangat fatal. Seseorang dapat dihancurkan hidup dan harga dirinya akibat perbuatan tersebut. Begitupun dengan ghibah dan namimah. Pada materi ini, kita akan membahas mulai pengertian, akibat sampai manfaat meninggalkan perilaku fitnah, ghibah dan namimah. Kompetensi Inti (KI) 1. 2. 3. 4. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) 1.2. Menghayati bahaya fitnah, namimah, dan ghibah 2.2. Menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku fitnah, namimah, dan gibah 3.2. Menganalisis pengertian dan bahaya perilaku tercela fitnah, namimah, dan gibah 4.2. Mempresentasikan pengertian dan bahaya perilaku tercela fitnah, namimah, dan gibah 119 Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fitnah, namimah dan ghibah 2. Siswa dapat menjelaskan cara menghindari perilaku fitnah, namimah dan ghibah 3. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku fitnah, namimah dan ghibah PETA KONSEP AKHLAK TERCELA MARI MENGAMATI A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. 120 Sumber: cahayapurnama.com Amati Gambar Berikut ini Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. B. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya FITNAH 1. Pengertian Fitnah Dalam kitab Lisanul Arab, kata fitnah merupakan bentukmasdar dari fatana-yaftinufatnanatau fitnatan yang berarti ujian dan cobaan, yang asal mula katanya bararti membakar logam emas dan perak untuk membersihkan dan mengetahui kadarnya. Dalam kamus Al Munawwir fitnah adalah bermakna memikat, menggoda, membujuk, menyesatkan, membakar, menghalang-halangi, membelokkan, menyeleweng, menyimpang, dan gila. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, kata fitnah berarti perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dng maksud menjelekkan orang, seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang. Menurut Mahmud Muhammad al Khazandar fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau golongan, berupa kebinasaan atau kemunduran tingkatan iman, atau kekacauan di dalam barisan Islam. Kata fitnah, meskipun diserap dari bahasa Arab apa adanya, makna dan penggunaannya dalam bahasa kita sangat berbeda. Dalam bahasa kita, fitnah biasa diartikan sebagai perkataan (tanpa dasar) yang dilancarkan untuk menjatuhkan atau merendahkan martabat seseorang. Fitnah berintikan kebohongan yang diciptakan untuk membunuh karakter (character assassination) seseorang karena persaingan ekonomi (bisnis) atau terutama karena persaingan dalam politik. Dalam Al Quran, kata fitnah dalam berbagai bentuknya digunakan untuk beberapa makna diantaranya: a. Fitnah berarti al ikhtibar. Yakni ujian dan cobaan, seperti pada ayat, ْ )٢٨(ّْْللاْ ِعندْهُْأجرْْع ِظيم َّْ ْن َّْ واعل ُمواْأنَّماْأموالُ ُكمْْوأوالدُ ُكمْْفِتنةْْوأ "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan." (QS al Anfal [8]: 28) ْْلْهلْ ْأدُلُّ ُكمْْعلى ْمنْ ْيكفُلُ ْهُْفرجعناكْْ ِإلى ْأ ُ ِ ِّمك ُْ ِإذْْتمشِيْأُختُكْْفتقُو ْْسا ْفن َّجيناكْ ْ ِمنْ ْالغ ِِّْم ْوفتنَّاك ً كيْ ْتق َّْر ْعيْنُها ْوال ْتحزنْ ْوقتلتْ ْنف 121 ْل ْمدينْ ْث ُ َّْم ْ ِجئتْ ْعلى ْقدرْ ْيا ْ ُموسى ِْ فُتُونًا ْفلبِثتْ ْ ِسنِينْ ْفِي ْأه ْ )٤٠( “(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan Hai Musa”,(QS Thaha [20]: 40). b. Fitnah berarti al bala' Adalah bencana (QS. al Anfal [8]: 25) atau siksaan dan penganiayaan yang sangat kejam dan melampaui batas-batas peri kemanusiaan, seperti interogasi disertai penyiksaan yang biasa dilakukan di tempat tahanan atau penjara. Pernyataan Alquran bahwa "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan" (QS. al Baqarah [2]: 191) dimaksudkan untuk makna kedua ini. Hal ini disebabkan mati (dibunuh) tentu lebih ringan daripada dibiarkan hidup, tetapi disiksa secara biadab. ُّْللا ْشدِي ْد َّْ ْ ن َّْ ص ْةً ْواعل ُموا ْأ َّْ صيب َّ ن ْالَّذِينْ ْظل ُموا ْ ِمن ُكمْ ْخا ِ ُ واتَّقُوا ْفِتن ْةً ْال ْت ْ )٢٥(ْب ِْ ال ِعقا “dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya”. (QS. al Anfal [8]: 25) ْ )١٩١(…ْل ِْ وال ِفتن ْةُْأش ْدُّْ ِمنْْالقت dan fitnahitu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.”(QS. al Baqarah [2]: 191) c. Fitnah berarti al 'adzab. Yakni siksa Allah di akhirat. ْ )١٤(ْْذُوقُواْفِتنت ُكمْْهذاْالَّذِيْ ُكنتُمْْبِ ِْهْتستع ِجلُون Rasakanlah siksaanmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan." (QS al Dzariyat [51]: 14). Berdasar uraian diatas, fitnah bermakna ujian atau cobaan dalam berbagai macam bentuknya. Ada ujian yang buruk seperti siksaan, kesusahan, penderitaan, penyakit. 2. Bahaya Perilaku Fitnah a. Merusak Keharmonisan Keluarga dan Masyarakat Dalam sejarah Islam terkenal sebuah kisah besar tentang fitnah yang menimpa ‘Aisyah istri Rasulullah SAW, yang telah diftnah berbuat selingkuh dengan salah seorang shahabat bernama Shafwan bin Mu’aththal. Orang-orang munafiq menghembuskan fitnah itu dalam rangka mendiskreditkan keluarga Rasulullah SAW. Dengan menyebarkan fitnah itu mereka berharap bahwa Rasulullah SAW beserta keluarganya akan kehilangan kepercayaan dari kaum muslimin. Kepercayaan adalah pintu kesetiaan, kesetiaan adalah pintu untuk mendapatkan dukungan dan dukungan adalah pintu untuk meraih keberhasilan. Maka untuk menggagalkan dukungan dari 122 kaum muslimin, orang-orang munafiq menebarkan fitnah untuk menghilangkan kepercayaan kaum muslimin kepada Rasulullah dan keluarganya. Begitu besarnya bahaya fitnah tersebut terhadap kelangsungan dakwah Rasulullah SAW, maka Allah merasa perlu membersihkan nama ‘Aisyah dengan menurunkan beberapa ayat-Nya, QS. an Nur [24]: 12 ْنْال ُمؤ ِمنُونْْوال ُمؤ ِمناتُْْبِأنفُ ِس ِهمْْخي ًراْوقالُواْهذا َّْ لوالْإِذْْس ِمعت ُ ُمو ْهُْظ ْ )١٢(ِْْإفكْْ ُم ِبين “mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." b. Merusak karakter dan nama baik individu lain Perilaku fitnah merugikan idifidu lain, malah menyebabkan hilangnya perasaan kasih sayang, hormat dan kepercayaan di kalangan masyarakat, sehingga runtuh segala sendi kebahagiaan hidup bermasyarakat. Diantara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan perasaan iri hati atau dengki terhadap orang lain, ditambah minimnya iman, memperturutkan hawa nafsu dan sulit menerima kebenaran. Seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya dapat terjadi karena ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri dan dakwaannya, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada saudaranya itu. Keadaan ini biasanya dibarengi dengan usaha membeberkan keburukan yang pernah dilakukan orang lain yang bisa jadi tanpa dasar, sehingga karakter dan nama baiknya rusak. c. Menyebar Permusuhan dan perpecahan Persatuan dan solidaritas merupakan langkah logis dan rasional, juga sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebaliknya perpecahan merupakan fenomena tidak logis dan bertentangan dengan karakter manusia bahkan bertentangan dengan anjuran Al Quran. Tidak dapat dimungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap mereka yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah air kita sendiri seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, Bahkan, Nabi Muhammad SAW SAW lebih mempertegasnya lagi dengan sabdanya, ''Tidak akan masuk surga orang yang menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba).'' (HR. Abu Dawud dan Thurmudzi). d. Menyesatkan Kebenaran Informasi Pelaku fitnah pada dasarnya dilakukan oleh mereka yang pengalaman religiusnya rendah, sehingga mempunyai kecenderungan mengada-adakan informasi yang bertentangan dengan ajaran agama dan bahkan melakukan banyak kegiatan yang mengarah pada berbagai bentuk kemusyrikan serta menolak kebenaran. Fitnah dalam beberapa hal dan keadaan tertentu, dapat menyesatkan manusia. AlQur'an berulang-kali menceritakan kisah orang-orang yang tersesat. Sebagai contoh, ketika Musa meninggalkan umatnya, mereka mengikuti Samiri yang membuat patung anak sapi dan memujanya. ْْسي ِْ فأخرجْْل ُهمْْ ِعجالْجسدًاْل ْهُْ ُخوارْْفقالُواْهذاْ ِإل ُه ُكمْْو ِإل ْهُْ ُموسىْفن ْ)أفالْيرونْْأالْير ِج ُْعْ ِإلي ِهمْْقوالْوالْيم ِلكُْْل ُهمْْض ًّراْوالْنفْعًا٨٨( 123 ْنْربَّ ُْك ُْم َّْ ِلْياْقو ِْمْإِنَّمْاْفُتِنتُمْْبِ ِْهْوإ ُْ ونْ ِمنْْقب ُْ ار ُ )ولقدْْقالْْل ُهمْْه٨٩( )٩٠(ْنْفاتَّبِعُونِيْوأ ِطيعُواْأم ِري ُْ الرحم َّ “kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, Maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". Maka Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? dan Sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan Sesungguhnya Tuhanmu ialah (tuhan) yang Maha pemurah, Maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". (QS. Thaha [20]: 88-90) 3. Menghindari Perilaku Fitnah a. Meningkatkan keimanan Iman yang benar dan akidah yang lurus itu memiliki pengaruh yang besar dan peran yang sangat vital untuk membantu mengatasi dan menyikapi berbagai kejadian dan musibah serta ujian yang menimpa manusia. Hal itu dikarenakan seorang yang memiliki iman dan akidah yang benar mendapatkan berbagai prinsip dan kaedah penting dari agamanya. Seorang mukmin tidak akan terpengaruh dan merasa takut dengan berbagai propaganda. Bahkan seorang mukmin itu jika ditakut-takuti dengan berbagai sesembahan selain Allah maka dia akan semakin beriman dan yakin kepada Allah sebagaimana para sahabat. Firman Allah QS. Ali Imran: 173-174) ْن ْالنَّاسْ ْقدْ ْجمعُوا ْل ُكمْ ْفاخشو ُهمْ ْفزاد ُهمْ ْإِيمانًا َّْ ِاس ْإ ُْ َّالَّذِينْ ْقالْ ْل ُه ُْم ْالن ّْْللاِْوفضلْْلم َّْ ْْ)فانقلبُواْبِنِعمةْْ ِمن١٧٣(ْل ُْ ّللاُْونِعمْْالو ِكي َّْ ْوقالُواْحسبُنا ْ )١٧٤(ّْْللاُْذُوْفضلْْع ِظيم َّْ ّللاِْو َّْ ْْسوءْْواتَّبعُواْ ِرضوان ُ ْْيمسس ُهم “ (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaikbaik Pelindung". Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” b. Menerima dan menyebar informasi secara proporsional Tidak menyebarkan semua berita yang didengar, terlebih berita yang bisa menimbulkan kekhawatiran atau rasa aman di tengah-tengah masyarat.Sebagian orang ketika timbul fitnah sangat bersemangat untuk menyebarkan berita apa pun keadaannya dan menyampaikannya sebagaimana yang dia dengar tanpa mengecek berita yang benar dan berita yang salah. Demikian juga tanpa mempertimbangkan dampak yang timbul jika berita tersebut disebarluaskan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan menyikapi adanya suatu berita.memastikan keabsahan beritasumber berita atau penyampai berita merenungkan dan menimbang-nimbang apakah menyebarluaskan berita itu bermanfaat bagi manusia baik dari sisi agama ataupun dunia ataukah malah menimbulkan bahaya berupa masyarakat menjadi ketakutan, merasa resah dan 124 sebagainya.Oleh karena itu, untuk berita semacam ini Allah berfirman dalam QS. an Nisa’ : 83. ْعوا ْ ِب ِْه ْولوْ ْردُّوْهُ ْ ِإلى ِْ ن ْأ ِْو ْالخو ِْ و ِإذا ْجاء ُهمْ ْأمرْ ْ ِمنْ ْاألم ُ ف ْأذا ُ ل ْو ِإلى ْأُو ِلي ْاألم ِْر ْ ِمن ُهمْ ْلع ِلم ْهُ ْالَّذِينْ ْيستن ِب ْطون ْهُ ْ ِمن ُهمْ ْولوال ِْ سو ُ الر َّ َّ ّللاِْعلي ُكمْْورحمت ُ ْهُْالتَّبعت ُ ُْمْال ْ )٨٣(ْشيطانْْإِالْق ِليال َّْ ْل ُْ فض dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” c. Bersikap sabar dan mengharap rahmat Allah Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi yang menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Bagi orang-orang mukmin sabar adalah solusi, dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan hidup di dunia ini. Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah. Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya seorang bermuhasabah diri dan makin mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena tidak ada yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup melainkan hanya Allah. ْس ْ ِ ُلْواألنف ِْ وعِْونقصْْ ِمنْْاألموا ْ ف ْوال ُج ِْ ولنبلُونَّ ُكمْْ ِبشيءْْ ِمنْ ْالخو ِّ ِ تْوب ْصيبةْْقالُوا ِْ والثَّمرا َّ ش ِْرْال ِ )الَّذِينْْإِذاْأصابت ُهمْْ ُم١٥٥(ْْصابِ ِرين ْْ)أُولئِكْ ْعلي ِهمْ ْصْلواتْ ْ ِمنْ ْربِِّ ِهم١٥٦(ْ ْاجعُون َّْ ِ ْ إِنَّا ِ لِلِ ْوإِنَّا ْإِلي ِْه ْر ْ )١٥٧(ْْورحمةْْوأُولئِكْْ ُه ُْمْال ُمهتدُون dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. al Baqarah [2]: 155-157) d. Bersikap bijaksana Pemahaman yang tepat terhadap realitas informasi al Quran bahwa kehidupan dunia adalah tempat terjadinya fitnah/ ujian yang berfungsi untuk membedakan apakah seseorang itu benar-benar beriman atau tidak. ْ)ولقدْْفتنَّا٢(ْْاسْأنْْيُتر ُكواْأنْْيقُولُواْآمنَّاْو ُهمْْالْيُفتنُون ُْ َّأحسِبْْالن ْ )٣(ْْنْالكا ِذ ِبين َّْ ّللاُْالَّذِينْْصدقُواْوليعلم َّْ ْن َّْ الَّذِينْْ ِمنْْقب ِل ِهمْْفليعلم “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta". (QS. Al Ankabut : 2-3) e. Memohon agar terhindar yang membahayakan diri dan lingkungan dari ujian 125 Bagi orang beriman yang memahami hakekat kehidupan dunia, tetap belum aman terhadap fitnah, karena syetan selalu mengawasi mereka dan menggodanya sehingga orang beriman itu, lalai, jatuh dan terkena fitnah dunia dengan segala macamnya. ْيز ُْ ربَّنا ْال ْتجعلنا ْفِتن ْةً ْ ِللَّذِينْ ْكف ُروا ْواغ ِفرْ ْلنا ْربَّنا ْ ِإنَّكْ ْأنتْ ْالع ِز ْ )٥(ْالح ِكي ُْم “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan Kami (sasaran) fitnah bagi orangorang kafir. dan ampunilah Kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Mumtahanah : 5) Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya agar berlindung kepada Allah dari berbagai macam fitnah yang membahayakan manusia. Diantara do’a Rasul saw. untuk membentengi fitnah tersebut yaitu : ْعوذ ُ ْ ِبك ُ ْوأ،ْمن ْال ُجب ِن ُ اللَّ ُه َّم ْإ ِنِّيْأ ِ ْوأعوذ ُ ْ ِبك،ْمن ْالبُخ ِل ِ عوذ ُ ْ ِبك ْْمن ُ ْوأ،ْمنْفِتن ِةْالدُّنيا ُ ْوأ،أنْأُردَّْ ِإلىْأرذ ِلْالعُ ُم ِر ِ عوذُْ ِبك ِ عوذُْ ِبك ْ بْالقب ِْر ِ عذا “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur”. (HR. Al-Bukhari, AlTirmidzi, al-Nasai, dan Ahmad) NAMIMAH 1. Pengertian Namimah Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan. Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain. Al Baghawi menjelaskan bahwa namimah adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si pembicara. Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalaani namimah adalah membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak suka adalah pihak yang dibicarakan atau pihak yang menerima berita, maupun pihak lainnya. Baik yang disebarkan itu berupa perkataan maupun perbuatan. Baik berupa aib ataupun bukan. Orang yang mempunyai penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan antara manusia. Contoh dari Namimah ini: Ketika si A berkata kepada si B tentang si C; bahwa si C itu orangnya tamak, rakus, lalu si B tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada si C perkataan si A dengan tujuan agar si C marah dan benci kepada si A, sehingga dengan demikian si B dapat dikatakan sebagai orang yang berbuat Fitnah (Namimah) yaitu sebagai penyebar fitnah. 2. Nilai negatif perilaku Namimah a. Mendapat dosa Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslimin agar jangan melakukan namimah, karena namimah merupakan dosa besar, kelak Allah mengazabnya di dalam kubur dan tidak dapat masuk surga, ْلْالجنَّة ُْ سولُْهللاِْصْلَّىْهللاُْعلي ِهْوسلَّمْاليد ُخ ُ ْقالْر:عنْ ُحذْيفةْقال ْنمام “Tidak akan bisa masuk surga orang yang suka melakukan namimah”. (HR. Bukhari dan Muslim). 126 Dalam riwayat lain dikatakan bahwa ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan, beliau mendengar orang yang berada di dalamnya sedang disiksa oleh para malaikat. Lalu beliau bersabda pada para sahabat yang beserta beliau : Pelaku namimah juga diancam dengan adzab di alam kubur. Ibnu Abbas meriwayatkan, َّ َّي ْصل ْىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْبِقبري ِن عن ِ ُّ ِْعبدْهللاْبن ْعبَّاس ْقال ْم َّر ْالنَّب ْانْفِيْكبِير ْأ َّماْأحدُ ُهماْفكانْالْيستتِ ُر ِ انْوماْيُعذَّب ِ فقال ْإِنَّ ُهماْليُعذَّب ًِْمن ْالبو ِل ْوأ َّما ْاآلخ ُر ْفكان ْيمشِي ْ ِبالْنَّ ِميم ِة ْفأخذ ْج ِريدة ً ْرطبة َّ سول ّْْللاِ ْ ِلم ِ فشقَّها ْنِصفي ِن ْفغرز ْفِي ْ ُك ِِّل ْقبر ْو ُ احدة ً ْفقالُوا ْيا ْر ْ فْعن ُهماْماْلمْييبسا ُ ِّفعلتْهذاْقالْلعلَّهُْيُخ ِف “Daripada Abdullah bin Abbas ra dia berkata, Nabi SAW melewati dua kubur. Baginda lantas bersabda, “Sungguh keduanya sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa kerana perkara besar. Salah seorang dari keduanya tidak bertabir dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, berjalan sambil namimah (suka mengadu domba).” Baginda lantas mengambil pelepah kurma yang basah dan membelahnya menjadi dua bahagian, lalu Baginda menancapkan di masingmasing kubur tersebut satu belahan. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah. Mengapa anda melakukan hal ini?” Baginda menjawab, “Semoga ia dapat meringankan siksaannya, selama keduanya belum kering”. (Riwayat Bukhari dan Muslim) b. Mendapat predikat orang fasik Allah mensifati pelaku namimah sebagai orang fasiq yakni orang yang menyaksikan tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Ia juga bermaksud melakukan maksiat, meninggalkan perintah Allah, dan menyimpang dari jalan yang benar. Berita dari seorang yang diduga pelaku namimah dibutuhkan klarifikasi, cek dan ricek akan kebenarannya. Atau tidak segera menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya tersebut sebelum jelas kedudukannyasebagaimana firman Allah, ْصيبُوا ْقو ًما ِ ُ يا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْإِنْ ْجاء ُكمْ ْفا ِسقْ ْبِنبإْ ْفتبيَّنُوا ْأنْ ْت ْ )٦(ْْبِجهالةْْفتُصبِ ُحواْعلىْماْفعلتُمْْناد ِِمين “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6) ْار ْ ِعبا ِد ْهللاِ ْالَّذِين ي ِ َّ عن ْعب ِد ُ ْخي:ْص ِ ْالرح َّ ِمن ْب ِن ْغنم ْيبلُ ُغ ْبِ ِه ْالنَّب َّ ار ْ ِعبا ِد ْهللاِ ْالم ْشا ُءون ْ ِبالنَّ ِميم ِة ْال ُمف ِّرقُون ُ ْو ْ ِشر،ُاْر ُءواْذُ ِكر ْهللا ُ اِذ ُ بينْاأل ِحبَّ ِةْالبا ْ ْآءْالعنت ِ غونْ ِللبُر “Dari ‘Abdurrahman bin Ghanmin, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sebaik-baik hamba Allah ialah orang-orang yang apabila mereka itu dipuji, disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah ialah orang-orang yang berjalan kesanakemari berbuat namimah, orang-orang yang memecah persatuan dengan mencaricari cela dan keburukan orang-orang yang bersih”. (HR. Ahmad) c. Informasi yang diberikan menyesatkan 127 Dalam keseharian kadangkala kita mendengar berita yang tidak jelas asal-usulnya, atau isu yang diperbesarkan dalam lembar provokasi. Berita itu kadang terkait dengan kehormatan seseorang muslim, atau dengan jabatan. dengan jelas kita dilarang percaya kepada berita angin, sebelum memastikan kebenaran berita. Jika jelas yang membawa berita adalah orang dikenal sebagai provokator keburukan, maka wajib bagi kita untuk tidak mempercayai karena akan cenderung menyesatkan. َّ )ه َّمازْْم١٠(ْْلْحالفْْم ِهين ْ )١١(ْْشاءْْبِن ِميم َّْ والْت ُ ِطعْْ ُك “ dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa”, (QS. Al Qalam: 10-11) ْ ْاال ْاُنبِّئ ُ ُكم ْما: ْا َِّن ْ ُمح َّمدًا ْص ْقال:عن ْعب ِد ْهللاِ ْب ِن ْمسعُود ْقال ْ ْا َِّن: ْو ْا َِّن ْ ُمح َّمدًا ْص ْقال.اس ِ َّ ْ ِهي ْالنَّ ِميمةُ ْالقالةُ ْبين ْالن.ُالعضه ْ ِبْحتَّىْيُكتبْكذَّابًا ُ ْصدِّيقًاْوْيكذ َّ ِ الر ُجلْيصد ُُقْحتَّىْيُكتب Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian, apakah al-’adlhu itu ?. Al-’adlhu adalah perbuatan namimah yang tersebar di tengah-tengah manusia”. Dan sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang berbuat jujur sehingga dicatat sebagai orang yang jujur, dan seseorang berbuat dusta sehingga dicatat sebagai pendusta”. (HR. Muslim) d. Menimbulkan sikap saling membenci Namimah termasuk cara syaitan yang paling keji untuk memisahkan persatuan antara dua kelompok, merusak ukhuwah (persaudaraan) dan mahabbah (rasa kasih sayang). ْةْأخيه ِْ ْمنْكانْفيْحاج.ُْْوالْيُس ِل ُمه،ُْْالْيظ ِل ُمه،ْال ُمس ِل ُمْأ ُخوْال ُمس ِل ِم ْْف َّرج ْهللاُ ْعنهُِْْبها،ًْومن ْف َّرج ْعن ْ ُمس ِلم ْ ُكربة،ْكان ْهللاُ ْفيْحاجتِ ِه، ْومنْسترْ ُمس ِلماًْسترْهُْهللاُْيومْال ِقيام ِْة،ْومْال ِقيام ِة ِ ًُكربة ِ ْمنْكر ِ بْي “Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya (Muslim) nescaya Allah akan memenuhi keperluannya, barangsiapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim nescaya Allah akan menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada Hari Kiamat, dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim nescaya Allah akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim) e. Merusak hubungan persahabatan Al-Qur’an telah menyatakan bahwa perbuatan namimah atau mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak atau mengadu domba, pelakunya dicap oleh Al-Qur’an sebagai orang fasik. Oleh karena itu, Allah berpesan, jika kita menghadapi orang-orang seperti itu, kita harus mengecek kebenaran perkataannya. Karena lidah orang yang suka namimah pandai menyebarkan fitnah, sehingga akhirnya akan menimpa orang-orang yang tak tahu menahu. Setelah itu baru kita sadar dan menyesal, apa yang telah dikatakannya tiada lain fitnah belaka. ْ ْمنْ ِلسا ِن ِهْوي ِد ِْه ِ ال ُمس ِل ُمْمنْس ِلمْال ُمس ِل ُمون 128 “Seorang muslim (yang baik) adalah seseorang, yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya”. (HR. Bukhari) 3. Menghindari perilaku Namimah a. Menjaga lisan Berusaha dan bersungguh-sungguhlah untuk menjaga lisan dan menahannya dari perkataan yang tidak berguna, apalagi dari perkataan yang karenanya saudara kita tersakiti dan terdzalimi. Bukankah mulut seorang mukmin tidak akan berkata kecuali yang baik. ْْاآلخ ِرْفليقُلْخي ًراْأوْ ِليص ُمت ِ منْكانْيُؤ ِم ُنْبِاهللِْواليْو ِم “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka ucapkanlah (perkataan) yang baik atau diam”.(HR. Bukhari) b. Berusaha selalu dekat dengan Allah (muqarabah) Muraqabah adalah salah satu sifat mulia, dimana seseorang yang senantiasa muraqabah kepada Allah, maka dia akan merasakan bahwa dirinya merasa diawasi Oleh Allah, karena dia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, tidak satupun yang luput dari pengetahuannya. Dengan sifat ini maka dia merasa takut untuk berbuat Namimah. ْ )٤(...ْْو ُهوْْمع ُكمْْأينْْماْ ُكنتُم dan Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada. (QS.al-Hadiid: 4) c. Mengakui kesalahan dengan meminta maaf Bila sudah terlanjur memanas-manasi keadaan, maka dia harus segera meluruskan kembali permasalahannya sehingga suasana menjadi tenteram kembali, kemudian meminta maaf kepada keduanya. Jika telah terjadi permusuhan dan perselisihan antar pihak yang diadu domba, maka dia harus berusaha untuk mendamaikanya kembali dan meminta maaf kepada kedua belah pihak serta berjanji tidak akan mengulanginga lagi. Kesadaran tersebut tumbuh akan keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi dan adanya Malaikat yang mengawasi, ْْلْأُول ِئكْْكان ُّْ سمعْْوالبصرْْوالفُؤادْْ ُك َّْ فْماْليسْْلكْْبِ ِْهْ ِعلمْْ ِإ ُْ والْتق َّ نْال ْ )٣٦(ْعن ْهُْمسئُوال “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al Isra’: 36) d. Intropeksi diri (muhasabah) Mengenal diri sendiri adalah pijakan awal untuk mengembangkan diri, dan instrospeksi diri adalah langkah awal untuk mulai mengenal diri sendiri. Introspeksi diri sangat diperlukan karena proses tidak selalu berjalan konstan. Pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama, selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang. Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati, menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan. Introspeksi diri 129 bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri kearah yang lebih baik. ّْْللا ْفأنساهُمْ ْأنفُس ُهمْ ْأُولئِكْ ْ ُه ُْم ْالفا ِسقُون َّْ ْ سوا ُ وال ْت ُكونُوا ْكالَّذِينْ ْن ْ )١٩( “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (QS. Al Hasyr: 19). GHIBAH Secara bahasa, Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ghaaba, yang berarti tidak hadir atausesuatu yang tertutup dari pandangan. Kata gibah dalam bahasa Indonesia berarti menggunjing yakni, menyebutkan kata-kata keji atau meniru-niru suara atau perbuatan orang lain dibelakangnya (tidak dipintunya) dengan maksud untuk menghinanya. Menurut Ibnu Mas’ud, ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan. Syaikh Salim Al-Hilali menjelaskan Ghibah adalah menyebutkan aib (saudaramu) dan dia dalam keadaan tidak hadir dihadapan engkau (goib). Jadi ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Ghibah dilakukan dengan cara bermacam-macam diantaranya membeberkan aib, meniru tingkah lakuatau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkandengan cara mengolok-ngolok. Hukum ghibah adalah haram. ْاحش ْةُْفِي ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْل ُهمْ ْعذابْ ْأ ِليمْ ْفِي َّْ ِإ ِ ن ْالَّذِينْ ْيُ ِحبُّونْ ْأنْ ْتشِيعْ ْالف ْ )١٩(ّْْللاُْيعل ُْمْوأنتُمْْالْتعل ُمون َّْ اآلخرةِْْو ِ الدُّنياْو “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS. An Nur: 19) ِّ ,عن ْأبي ْهريرة ْ ْأتد ُرون:ْ ى ْهللا ْعليه ْو ْسلِّم ْقال ِّ ْأن ْرسول ْهللا ْصل ْ:ِْكركْأخاكْبماْيكر ْهُْْقيل ُ ْقالْذ.ْهللاُْوْرسولُهُْأعل ُم:ْماال ِغيبةُْ؟ْْقالوا ْ ْفقد,ْ ْإن ْكان ْفيه ْما ْتقو ُل:أفرأيت ْإن ْكان ْفي ْأخي ْما ْأقو ُل ْ؟ ْقال ْ ُْْفقدْبهتِّه,ْوْإنْلمْيكنْ ِفيه.ُاغتبته “Telah berkata kepada kami, Yahya ibn Ayyub dan Qutaibah serta Ibn Hujr. Mereka berkata: telah berkata kepada kami Ismail dari ‘Ala’ dari ayahnya dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: (tahukah kamu apakah ghibah (menggunjing) itu?), mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi saw berkata: (yaitu pembicaraanmu tentang saudaramu yang ia tidak sukai). Ditanyakan kepada Rasul: bagaimana menurutmu jika saudaraku yang aku bicarakan sesuai dengan apa yang aku bicarakan? Nabi saw menjawab: (jika ia benar seperti apa yang kamu bicarakan, berarti kamu 130 menggunjingnya), dan jika ia tidak seperti yang kamu biicarakan berarti kamu telah mendustakannya.)” (HR. Muslim) Batas ghibah adalah membicarakan sesuatu yang terdapat pda orang lain, yang jika sampai kepada dia tidak akan menyukainya. Pembicaraan itu misalnya ; a.Pembicaraan yang berkenaan dengan Keburukan atau kekurangan tubuhnya, misalnya menyebutkan bahwa orang itu penglihatannya rabun, kepalanya juling, kepalanya botak atau sifat-sifat lain yang sekiranya tidak disukai untuk dibicarakan b. Pembicaraan yang berkenaan dengan keturunan, misalnya menyebutkan ayahnya bahwa seorang yang fasik, seorang yang struktur sosialnya rendah atau sebutansebutan lainnya yang tidak disukai jika dibicarakan. c.Pembicaraan yang berkenaan dengan akhlak, misalnya menyebutkan orang itu kikir, congkak, sombong, atau sifat lain yang tidak disukai jika dibicarakan. d. Pembicaraan yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya menyebutkan bahwa orang itu pencuri, pendusta, peminum khamar, penghianat, penganiaan atau sebutan-sebutan lain yang tidak suka dibicarakan. e.Pembicaraan yang berkenaan dengan urusan dunia, misalnya menyebutkan bahwa orang itu berbudi pekerti rendah, menganggap remeh orang lain, tidak pernah menganggap hak orang lain pada dirinya, dan sebutan-sebuatn lain yang tidak disukai jika dibicarakan. 1. Nilai negatif perilaku Ghibah a. Mendapat dosa Al Quran menceritakan tentang orang-orang musyrik yang memperolok orang-orang mukmin, di hari kiamat, neraca menjadi terbalik, yang mengolok-olok menjadi yang diolok-olok dan ditertawakan. ْ)و ِإذا ْم ُّروا٢٩(ْ ْن ْالَّذِينْ ْأجر ُموا ْكانُوا ْ ِمنْ ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْيضح ُكون َّْ ِإ ْ)وإِذا٣١(ْ ْ)و ِإذا ْانقلبُوا ْ ِإلى ْأه ِل ِه ُْم ْانقلبُوا ْف ِك ِهين٣٠(ْ ِْب ِهمْ ْيتغام ُزون ْْ)وما ْأُر ِسلُوا ْعْلي ِهمْ ْحافِ ِظين٣٢(ْ ُْالء ْلضالُّون ِْ ن ْهؤ َّْ رأو ُهمْ ْقالُوا ْ ِإ ْ )٣٤(ْْارْيضح ُكون ِْ َّ)فاليومْْالَّذِينْْآمنُواْ ِمنْْال ُكف٣٣( “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. dan apabila orangorang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", Padahal orangorang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir”. (QS. Al Muthaffifin: 29-34) Ghibah juga sama dengan riba, bahkan lebih berat lagi dosanya. Sebagaimana Abu Ya’la meriwayatkan, Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Seberat-berat riba di sisi Allah ialahmenganggap halal mengumpat kehormatan seorang muslim. Dosa ghibah juga lebih besar daripada berbuat zina, “Hati-hatilah kamu dari ghibah, karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dari pada berzina. Ditanya, bagaimanakah? Jawabnya, "Sesungguhnya orang yang berzina bila bertaubat maka Allah akan mengampuninya, sedangkan orang yang ghibah tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, sebelum orang yang di ghibah memaafkannya”. (HR Albaihaqi, Atthabarani, Abu Asysyaikh, Ibn Abid) b. Merendahkan derajat manusia 131 Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya. ْيا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْال ْيسخرْ ْقومْ ْ ِمنْ ْقومْ ْعسى ْأنْ ْي ُكونُوا ْخي ًرا ْن ْوال ْتل ِم ُزوا َّْ ن ْخي ًرا ْ ِمن ُه َّْ ِمن ُهمْ ْوال ْ ِنساءْ ْ ِمنْ ْنِساءْ ْعسى ْأنْ ْي ُك ْْانْومن ِْ وقْبعدْْاإليم ُْ س ِْ أنفُس ُكمْْوالْتناب ُزواْبِاأللقا ُ ُبْبِئسْْاالس ُْمْالف َّ ْلمْْيتُبْْفأُولئِكْْ ُه ُْم ْ )١١(ْْالظا ِل ُمون Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.. (QS. Al Hujurat: 11) c. Berperasangka buruk dan menghancurkan martabat seseorang Ketahuilah bahwasanya berprasangka buruk merupakan perkara yang haram sebagaimana perkataan yang buruk. Sebagaimana haram bagimu untuk menyampaikan kepada orang lain tentang kejelekan-kejelekan saudaramu dengan lisanmu maka demikian juga tidak boleh bagimu untuk menyampaikan kepada hatimu (tentang kejelekan-kejelekan saudaramu) dan engkau berprasangka buruk terhadap saudraramu itu. Ghibah juga berakibatmenghancurkan moralitas manusia dan merenggut martabat dan kualitas-kualitas mulia dengan kecepatan yang menakjubkan. َّ ْ ْن ْبعض َّ ْ ْيرا ْ ِمن ْن ْ ِإثمْ ْوال ِِّْ الظ َّْ ن ْ ِإ ِِّْ الظ ً ِيا ْأيُّها ْالَّذِينْ ْآمنُوا ْاجتنِبُوا ْكث ْ )١٢(...ْضا ً ض ُكمْْبع ُ سواْوالْيغتبْْبع َّ تج ُ س “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain”. (QS. Al Hujurat: 12) Sabda Nabi SAW, "Takutlah kepada Allah (hai lidah) di dalam memelihara keselamatan kami (anggota jasmani), sebab kami tergantung kepadamu, maka jikalau kamu lurus niscaya kami pun jadi lurus, dan jikalau kamu bengkok niscaya kami pun jadi bengkok (pula)."(HR. Tirmidzi) d. Pemakan bangkai Pelaku ghibah disamakan dengan pemakan bangkai, suatu makanan yang tentu menjijikan dan tidak disukai, ْ أيُ ِحبُّْْأحدُ ُكمْْأنْْيأ ُكلْْلحمْْأ ِخي ِْهْميتًاْفك ِرهت ُ ُموه “Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”. (QS. Al Hujurat: 12) e. Pembicaraan selalu buruk 132 Menceritakan dan mengadukan buruk dengan terang-terangan baik dihadapan seseorang maupun dalam komunitas masyarakat tentu akan menambah sedih jika hal tersebut diketahui oleh yang bersangkutan,walaupun pada tataran tertentu perilaku tersebut boleh dilakukan. ُ ْ ْل ْ ِإال ْمن ّْللاُ ْس ِميعًا َّْ ْ ْظ ِلمْ ْوكان ِْ وء ْ ِمنْ ْالقو ِْ س َّْ ْ ُّْال ْيُ ِحب ُّ ّللاُ ْالجهرْ ْ ِبال ْ )١٤٨(ْع ِلي ًما “Allah tidak menyukai Ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya”. (QS. An Nisa’: 148) f. Membawa berita bohong (gosip) Menceritakan kejelekan orang lain ada dua jenis, yaitu yang benar-benar terjadi dan yang tidak benar-benar terjadi. Adapun yang benar-benar terjadi disebut ghibah, Sedangkan jika cerita tersebut adalah karangan/khayalan yang tidak benar-benar terjadi maka disebut fitnah. Beberapa berita di infotaiment, sebagian besar adalah ghibah namun sebagian besar mengenai fitnah/gosip. ْْعصبةْْ ِمن ُكمْْالْتحسبُو ْهُْش ًّراْل ُكمْ ْبلْْ ُهوْ ْخير ِْ ن ْالَّذِينْ ْجا ُءوا ْ ِباإلف َّْ ِإ ُ ْك ُْل ْام ِرئْ ْ ِمن ُهمْ ْما ْاكتسبْ ْ ِمنْ ْاإلث ِْم ْوالَّذِي ْتولَّى ْ ِكبرْهُ ْ ِمن ُهمْ ْل ْه ِِّْ ل ُكمْ ْ ِل ُك ْ )١١(ْْعذابْْع ِظيم “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”. (QS. An Nur: 11) 2. Menghindari perilaku Ghibah a. Bersikap Pemaaf Pemberian maaf atau menyembunyikan suatu keburukan adalah lebih baik. Hal ini dalam firman Allah, ِْيرا َّْ ْ ن َّْ ِ سوءْ ْفإ ُ ْ ِْإنْ ْتُبدُوا ْخي ًرا ْأوْ ْتُخفُو ْهُ ْأوْ ْتعفُوا ْعن ً ّللا ْكانْ ْعفُ ًّوا ْقد ْ )١٤٩( “Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nisa’: 149) b. Menjaga pembicaraan dan memikirkan lebih dulu Hendaknya sebelum berucap kita renungkan dahulu akibat yang timbul dari ucapanucapan kita.Janganlah seseorang sampai mengeluarkan sebuah kata dengan sia-sia. Bahkan janganlah ia berbicara kecuali tentang sesuatu yang mendatangkan keuntungan dengan merenungkan terlebih dahulu, apakah perkataan tersebut mendatangkan keuntungan dan berfaedah atau tidak. ْي ْصلىْهللاْعليهْو َّ عن ْأ ِبي ْ ُهريرةْْ ْرضيْهللاْعنهْأنَّهُْس ِمع ْالنَّ ِب ًْةْمن ْسخ ِط ْهللاِ ْال ْيُل ِقي ْلهاْباال ِ ْ ِإ َّن ْالعبد ْليتكلَّ ُم ْ ِبالك ِلم:ْ سلمْيقُو ُل ْ ْيه ِويْ ِبهاْ ِفيْجهنَّم 133 “Dari Abu Huroiroh ra, bahwasanya beliau mendengar Nabi SAW bersabda :”Sungguh seorang hamba benar-benar akan mengatakan suatu kalimat yang mendatangkan murka Allah yang dia tidak menganggap kalimat itu, akibatnya dia terjerumus dalam neraka jahannam gara-gara kalimat itu”.(HR. Bukhari) c. Mempertebal rasa percaya diri Orang yang tidak percaya diri, suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga ia mudah terseret perbuatan ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi menyebabkan ghibah, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain. Oleh karena itu salah satu cara adalah mempertebal rasa percaya diri untuk tidak terlibat perbuatan ghibah. d. Menghindar dengan melakukan aktifitas lain Hindarilah segala sesuatu yang mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-acara bernuansa ghibah di televisi dan radio. Juga berita-berita koran dan majalah yang membicarakan kejelekan orang. Jika terjebak dalam situasi ghibah, ingatkanlah mereka akan kesalahannya. Jika tak mampu, setidaknya anda diam dan tak menanggapi ghibah tersebut. Atau anda memilih hengkang dan menyelamatkan diri. Mari kita buat kesimpulan materi diatas…… 1. Dalam perspektif Al Quran fitnah bermakna ujian atau cobaan dalam berbagai macam bentuknya. Fitnah biasa diartikan sebagai perkataan (tanpa dasar) yang dilancarkan untuk menjatuhkan atau merendahkan martabat seseorang. Fitnah berintikan kebohongan yang diciptakan untuk membunuh karakter (character assassination) seseorang karena persaingan ekonomi (bisnis) atau terutama karena persaingan dalam politik. 2. Salah satu bentuk kejahatan lisan adalah namimah (adu domba). Namimah adalah memindahkan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak yang menyebabkan terputusnya suatu ikatan yang telah terjalin, serta yang menyulut api kebencian dan permusuhan antar sesama manusia. Dalam kehidupan terdapat orang yang memiliki sifat namimah maka akan mudah terjadi pertengkaran dan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat tidak akan bisa tercapai. 3. Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok. MARI DISKUSI….. Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER 134 Dengan memahami materi tentang Ahlak tercela, maka seharusnya kita menghindari sikap sebagai berikut : a. Fitnah b. Ghibah c. Namimah Penugasan 1. Penugasan terstruktur Menurut kalian pendapat kalian, apakah akhlak tercela fitnah, namimah dan ghibah memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya? Jelaskan, dengan menulis argumentasi kalian dalam buku tugas ! 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Amati lingkungan kalian! Carilah contoh-contoh perbuatan fitnah, namimah dan ghibah yang kalian temukan dilingkungan kalian. AYO BERLATIH…. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Jelaskan bagaimana hubungan antara fitnah, namimah, ghibah! 2. Bagaimana cara kita menghindari perbuatan ghibah? Sebutkan ! 3. Sebutkan bagaimana cara kita menghindari sifat namimah! 4. Apa saja akibat negatif dari perbuatan namimah? Sebutkan ! 5. Bagaimana cara kita menghindari sifat fitnah? Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Carilah beberapa ayat atau hadis yang berhubungan dengan akhlak tercela (fitnah, namimah dan ghibah) dengan mengisi kolom di bawah ini : AKHLAK TERCELA QUR’AN ATAU HADIS No. FITNAH 1. NAMIMAH 2. GHIBAH 3. 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai perilaku berikut ini dan berikan komentar No. 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Yang Diamati Akhlak tercela coba kamu amati Tanggapan / Komentar Anda Menertawakan teman yang berbadan terlalu besar. Nihlah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Hardi menceritakan perbuatan sinta yang dia lihat kepada temantemannya. Dewi dan Susi berbisik-bisik di depan kumpulan teman-temannya. Acara Favorit Sandra adalah berita infotaiment 135 ْ ْعلىْابنْأبىْطالب.ْالمنافقْعلمهْفىْلسانهْوالمؤمنْعلمهْفىْقلبه “Orang munafik ilmunya pada lidahnya dan orang mu’min ilmunya di dalam hatinya”. Ali bin Abi Thalib 136 BAB VIII MEMBIASAKAN ADAB MEMBACA AL QUR’AN DAN BERDO’A Ibadurrahman99.wordpress.com Membaca al-Qur’an adalah salah satu bentuk berdo’a Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mengemban tugas sebagai khalifah didunia. Sebagai khalifah manusia bertugas mengolah dan menjaga alam beserta seluruh isinya. Sebagai khalifah Allah memberikan bekal kepada manusia berupa akal sebagai pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akallah manusia dapat menentukan pilihan yang baik atau tidak untuknya. Selain akal Allah membekali manusia dengan agama dan wahyu yang diturunkan melalui Rasul-rosul-Nya. Allah menurunkan al Qur’an melalui Nabi akhir zaman Muhammad saw sebagai pedoman dan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya umat Islam tapi seluruh umat. Dalam al Qur’an kita dapat menemukan jawaban dari segala permasalahan hidup yang kita hadapi, mulai kita tertidur dan terbangun, dan tidur lagi. Oleh karena itu, khususnya kita sebagai umat Islam sudah seharusnya menjadikan al Qur’an sebagai pedoman dan pegangan hidup. Maka istiqomahkanlah membacanya setiap harinya, karena hanya dengan membacanya saja sudah merupakan ibadah kepada Allah dan banyak manfaat yang dapat kita ambil dengan membacanya. Berdo’a adalah salah satu jalan berinteraksi secara langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Berdo’a juga merupakan salah satu jalan melunturkan kesombongan dalam hati manusia yang merasa selalu bisa tanpa sadar bahwa ada dzat yang Maha segalanya. Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk berdo’a (meminta) kepada Allah. Ada sebagian manusia yang sombong tidak mau berdo’a kepada Allah, karena dia berfikir apabila kita bersungguh-sungguh berusaha, tanpa do’apun kita dapat mewujudkan semua impian yang kita miliki. Allah memang sudah menentukan takdir masing-masing hamba-Nya, tetapi kita sebagai hambapun masih memiliki kesempatan untuk berusaha mendapatkan takdir yang baik, dan salah satu usaha tersebut adalah dengan berdo’a. Oleh karena itu, jangan malas berdo’a dan jangan takut do’a kita tidak dikabulkan, karena Allah telah berjanji “mintalah (berdo’alah) padaku, maka Aku akan memberikan (mengabulkan)nya”. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berdo’a. Meskipun bukan suatu kewajiban, tetapi ada etika dan beberapa tempat dan waktu yang mustajabah apabila kita gunakan untuk berdo’a. Pada materi ini, kita akan mempelajari tata cara berdo’a, adab berdo’a, hal apa saja yang tidak diperkenankan ketika berdo’a dan hikmah berdo’a. 137 Kompetensi Inti (KI) 1. 2. 3. 4. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) 1.3. Meyakinikeutamaan membaca Al-Qur’an dan doa 2.3. Terbiasa membaca Al-Qur’an dan berdoa dengan adab yang baik 3.3. Memahami keutamaan adab membaca Al-Qur’an dan adab berdoa dengan baik 4.3 Mempraktikkan akhlak (adab) membaca Al-Qur’an dan berdoa secara baik dan benar Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian membaca al Qur’an dan berdo’a 2. Siswa dapat menjelaskan adab membaca al Qur’an dan berdo’a 3. Siswa dapat menjelaskan larangan-larangan ketika membaca al Qur’an dan berdo’a 4. Siswa dapat mempraktekkan (adab) membaca al Qur’an dan berdo’a 138 PETA KONSEP MARI MENGAMATI ! A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. Sumber: realylife.wordpress.com 139 panoramio.com 1 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… ………… Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan 1. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….. 2. ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. 3. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………….. www.tribunews.com B. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya ADAB MEMBACA AL QUR’AN A. Pengertian Membaca al Qur’an Membaca dalam pengertian bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati). Dalam pengertian istilah, membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide, gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan. Jadi membaca sebenarnya adalah lebih dari hanya sekedar menyuarakan, namun juga memahami. Pengertian Al Qur’an dari segi bahasa, adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada QS. Al Qiyamah: 17-18, ْ )١٨(ُْ)فإِذاْقرأنا ْهُْفاتَّبِعْْقُرآن ْه١٧(ُْنْعليناْجمع ْهُْوقُرآن ْه َّْ ِإ Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya. Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushafmushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca 140 dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas. Sedangkan menurut Subhi Al Salih mendefinisikan AlQur'an sebagai Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah. Dengan demikian membaca Al Quran adalah memahami Al Quran sebagai firman (wahyu) Allah berkaitan dengan struktur huruf, kata, kalimat dalam bahasa tulis dengan bahasa lisan berdasar kaidah-kaidah yang berlaku dalam qiraat dan tajwid secara baik dan benar (tartil) hingga kandungan makna dan cara penerapannya dalam kehidupan. 1. Dasar Perintah Membaca al Qur’an Al Qur’anul Karim adalah pengikat antara langit dan bumi, perjanjian antara Allah dan hambaNya. Al Qur’anul Karim adalah jalan menuju kepada Allah SWT yang kekal (abadi), Al Qur’an merupakan kitab samawi yang paling mulia dan paling agung. Sesungguhnya orang yang paling mulia ibadahnya serta besar pahalanya ketika mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah membaca Al Qur’anul Karim. Hal ini telah diperintahkan kepada kita untuk selalu membaca Al-Qur’an sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT, 1. Dasar Al Qur’an ْ )١(ْْاقرأْْبِاس ِْمْربِِّكْْالَّذِيْخلق “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan” (QS. Al Alaq: 1) َّ سو ُل ّْْللاِ ْصلى ْهللا ُ عن ْأ ِبى ْ ُهريرة ْرضى ْهللا ْعنه ْقال ْقال ْر ْعليهْوسلمْْأيُ ِحبُّ ْأحدُ ُكم ْإِذاْرجع ْإِلىْأه ِل ِه ْأن ْي ِجد ْفِي ِه ْثالث ُ ْقالفثْال.خ ِلفاتْ ِعظامْ ِسمانْقُلناْنعم ْثْآياتْيقرأُْبِ ِه َّنْأحدُ ُكمْفِى ْ ُْْمنْثالثِْخ ِلفاتْ ِعظامْ ِسمان ِ صالتِ ِهْخيرْله Abu Hurairah rameriwayatkan bahwa Rasulullah SAWbersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”, Rasulullah SAW bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim). 2. Tujuan Membaca al Qur’an a. Mengikuti petunjuk Allah ْ )١٢٣(ْلْوالْيشقى ُّْ ض ِْ فم ِ نْاتَّبعْْهُدايْْفالْي Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.(QS. Thaha: 123) َّ ْض ِمن:ْ ع ِن ْاب ِن ْعبَّاس ْرضى ْهللا ْعنهما ّْْللاُ ْ ِلمن ْاتَّبع ْالقُرآن ْأن ْال ْْث ُ َّم ْتال ْ)فمن ْاتَّبع ْ ُهداي ْفال،ْ ِيْاآلخرة ِ ِْوال ْيشقىْف،ْض َّل ْفِيْالدُّنيا ِ ي ْ (ض ُّلْوالْيشقى ِ ي Abdullah bin Abbas ra berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca QS. Thaha: 123. (Atsar shahih Ibnu Abi Syaibah) 141 b. Mempertebal keyakinan akan kebenaran Al Qur’an ْ )٢(ْْابْالْريبْْفِي ِْهْ ُهدًىْ ِلل ُمت َّ ِقين ُْ ذ ِلكْْال ِكت Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 2) c. Mendapat Rahmat Allah ْ )٢٠٤(ْْصتُواْلعلَّ ُكمْْتُرح ُمون ُْ وإِذاْقُ ِرئْْالقُر ِ آنْفاست ِمعُواْل ْهُْوأن Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al A’raf: 204) d. Mendapat obat hati (nurani) َّ ْ ُ آن ْما ْ ُهوْ ْ ِشفاءْ ْورحمةْ ْ ِلل ُمؤ ِمنِينْ ْوال ْي ِزي ْد ْْالظا ِل ِمين ِْ ل ْ ِمنْ ْالقُر ُْ ونُن ِ ِّز ْ )٨٢(ْارا ً ِإالْخس Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orangorang yang zalim selain kerugian. (Al Isra’: 82) e. Mencintai Allah dan Rasulullah SAW ُْْمن ْأحبَّ ْأن ْيعلم ْأنَّه:ْأنهْقال،ْعن ْعب ِد ْهللاِْبنْمسعودْرضىْهللاْعنه ُ سولهُْفلين ْ ُسول ْه ُ ْفإِنْكانْيُ ِحبُّ ْالقُرآنْفإِنَّهُْيُ ِحبُّ ْهللاْور،ظر ُ ْيُ ِحبُّ ْهللاْور Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya. (HR. Al Baihaqi). f. Melembutkan hati ْ ْنظرنا ْفي ْهذه ْاألحاديث ْوالمواعظ ْفلم ْنجد:وقال ْوهيب ْرحمه ْهللا ْشيئًا ْأرق ْللقلوب ْوال ْأشد ْاستجالبًا ْللحزن ْمن ْقراءة ْالقرآن ْوتفهمه ْ وتدبره Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya. 3. Keutamaan Membaca al Qur’an a. Mendapat pahala berlipat ْْصالةْ ْوأنفقُوا ْ ِم َّما ْرزقنا ُهم َّْ ْ ْن ْالَّذِينْ ْيتلُونْ ْ ِكتاب َّْ ِإ َّ ّللاِ ْوأقا ُموا ْال ْْ) ِليُوفِِّي ُهمْ ْأ ُ ُجورهُم٢٩(ْ ِْس ًّرا ْوعالنِي ْةً ْير ُجونْ ْتِجار ْة ً ْلنْ ْتبُور ْ )٣٠(ْْوي ِزيدهُمْْ ِمنْْفض ِل ِْهْ ِإنَّ ْهُْغفُورْْش ُكور Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 30. agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. 142 Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Al Fathir: 29-30) َّ سول َّ عنْعب -ُِّْْللا ُ دّْللاِْبنْمسعُودْرضىْهللاْعنهْيقُولُْقالْر َّ ب ّْْللاِْفلهُْ ِب ِهْحسنة ِ ًْمنْقرأْحرف,صلىْهللاْعليهْوسلم ِ اْمنْ ِكتا ْوالحسنةُْ ِبعش ِرْأمثا ِلهاْالْأقُولُْالمْحرفْول ِكنْأ ِلفْحرفْوالم ْ .ْحرفْو ِميمْحرف Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah swt maka untuknya diberi satu hasanah (kebaikan) sebagai ganjaran bagi huruf itu dan satu hasanah adalah sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak berkata (alif,lam,mim) sebagai satu huruf tetapi (alif) adalah satu huruf, (lam) adalah satu huruf dan (mim) adalah satu huruf. (Riwayat Tirmizi) b. Mendapat Syafaat di akhirat َّ سول ّْْللاِْصلى ُ ىْرضىْهللاْعنهْقالْس ِْمعتُ ْر ُّ عنْأبيْأُمامةْالبا ِه ِل ْهللا ْعليه ْوسلم ْيقُو ُل ْاقر ُءوا ْالقُرآن ْفإِنَّهُ ْيأتِى ْيوم ْال ِقيام ِة ْش ِفيعًا ْ …ألصحا ِب ِْه Dari Abu Umamah Al-bahili ra, dia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Bacalah Al Qur'an. Karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaát kepada para pembacanya. (HR Muslim) c. Memuliakan orang tua di akhirat َّ سول َّ ضي ّْْللاِ ْصلِّى ْهللاُ ْعلي ِه ُ ّْللاُ ْعنهُ ْأ َّن ْر ِ ي ْر ِِّ عن ْ ُمعاذ ْال ُجه ِن ْ ْأُل ِبس ْوا ِلداهُ ْتا ًجا ْيوم، ْمن ْقرأ ْالقُرآن ْوع ِمل ِْْبما ْ ِفي ِه:ْوسلَّم ْقال َّ ْمن ْضو ِء ْال ْْلو ْكانت،ت ْالدُّنيا ِ شم ِس ْفِيْبُيُو ِ ْضو ُءهُْأحس ُن،ال ِقيام ِة ْ .فِي ُكمْفماْظنُّ ُكمْبِالَّذِيْع ِملْبِهذا Mu’az al-Juhani ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, maka pada hari kiamat nanti, kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah kalian. Kalaulah hal itu terjadi pada diri kalian, bagaimana halnya terhadap yang mengerjakannya. (HR. Abu Dawud) d. Mendapat tempat di surga َّ سو ُل َّ ضي ّْْللاِْصلِّى ُ ْقالْر:ّْْللاُْعنهُْقال ِ يْب ِنْأ ِبيْطا ِلب ْر ِِّ عن ْع ِل ْ ْفأح َّل ْحاللهُ ْوح َّرم،ُ ْمن ْقرأ ْالقُرآن ْواستظهره:هللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم َّ ْأدخله،ُحرامه ْْكلُّ ُهم،ْوشفَّعهُْفِيْعشرة ْ ِمن ْأه ِل ْبيتِ ِه،ُّْللاُْبِ ِه ْالجنَّة ْ .ار ُْ َّقدْوجبتْلهُْالن Ali ibn Abi Talib ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan menampakkannya, yaitu dengan menghalalkan apa yang dihalalkan al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan akan dapat memberikan syafa’at/pertolongan terhadap sepuluh orang karabatnya, yang semuanya sudah ditentukan masuk ke dalam neraka. (HR. Tirmidzi) 143 4. Adab Membaca al Qur’an a. Membaca Al Qur'an di tempat yang suci Sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid karena ia meliputi kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari Abu Hanifah, AsySya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di tempat mandi, tempat buang air dan tempat penggilingan gandum. b. Menghadap kiblat Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di luar sembahyang supaya menghadap kiblat. Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan kepalanya.Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi nilainya kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk. ْ )١٩١(…ّْْللاْقِيا ًماْوقُعُودًاْوعلىْ ُجنُو ِب ِهم َّْ ْْالَّذِينْْيذ ُك ُرون Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring (QS. Ali Imran: 191) c. Disunahkan dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil Al Qur’an merupakan wahyu Allah yang suci, sehingga ada baiknya ketika hendak membacanya dipastikan dalam keadaan suci, ْْس ْهُ ْ ِإال ْال ُمط َّه ُرون ُّ )ال ْيم٧٨(ْ ْ)فِي ْ ِكتابْ ْمكنُون٧٧(ْ ِْإنَّ ْهُ ْلقُرآنْ ْك ِريم ْ )٨١(ْْثْأنتُمْْ ُمد ِهنُون ِْ )أف ِبهذاْالْحدِي٨٠(ْْبْالعال ِمين ِِّْ )تن ِزيلْْ ِمنْْر٧٩( Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, 78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. . diturunkan dari Rabbil 'alamiin. 81. Maka Apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini? (QS. Waqiah: 77-81) d. Memohon perlindungan dari godaan setan Disunnahkan membaca Ta’awwudz pada permulaan bacaan, berdasarkan Firman Allah Q.S. An-Nahl : 98, ْ )٩٨(ْيم ِْ الر ِج ِْ شيط َّْ الِلِْ ِمنْْال َّْ فإِذاْقرأتْْالقُرآنْْفاست ِعذْْ ِب َّ ْان Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. e. Membaca Basmallah Sebagaimana memulai setiap perkataan dan perbuatan yang baik yang lain, maka memulai membaca Al-Quran pun dengan membaca Basmallah kecuali pada awal QS. At Taubah. Bedasar sabda Nabi SAW, ْ كلْأمرْالْيبدأْفيهْببسمْهللاْالرحمـنْالرحـيمْفهوْأجذم Setiap perkara (amalan) yang tidak dimulai dengan membaca Bismillahirrahmanirrahiim, maka terputus berkahnya (bagaikan anggota badan yang terkena kusta) (H.R. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Mardawaih) Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, ketika ditanya oleh Ali bin Abi Thalib kenapa tidak dituliskan basmalah diawal surat Taubah? Beliau menjawab, "bismillahirrohmanirrohim" mempunyai makna keamanan dan perdamaian, dan surat at-Taubah turun dalam bayang-bayang pedang ketika perang Tabuk, dimana tidak ada situasi aman pada saat itu. Basmallah itu sendiri menyiratkan makna rahmat kasih 144 sayang, sedangkan surah at-Taubah banyak berisi kecaman dan sanggahan terhadap sikap orang-orang munafiq dan orang kafir, maka tidak ada rahmat bagi mereka. f. Membaca menurut tertib mushaf. Para ulama berkata: “Pendapat yang lebih terpilih adalah membaca menurut tertib Mushaf, maka dia baca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan seterusnya. Kecuali sesuatu yang telah ditentukan dalam syarak yang merupakan pengecualian, seperti sembahyang Hari Raya, shalat dhuha dan lainnya. g. Sujud tilawah, bila bertemu ayat sajdah Salah satu bentuk interaksi dengan Al-Qur’an adalah melakukan aktivitas tertentu sesuai bacaan, yakni melakukan sujud tilawah ketika mendapati bacaan pada QS. Al A’rof : 206, Ar Ro’du: 15, An Nahl: 49-50, Al Isro’: 107-109, Maryam: 58, Al Hajj: 18, Al Furqon: 60, An Naml: 25-26, As Sajdah: 15, Fushilat: 38, Shaad: 24, An Najm: 62, Al Insyiqaq: 20-21, Al ‘Alaq: 19, dan Al-Hajj: 77 Adapun bacaan sujud tilawah menurut riwayat Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i adalah, ْ ْفتبارك، ْوش َّق ْسمعهُْوبصرهُ ْبِحو ِل ِه ْوقُ َّوتِ ِه،ُسجد ْوج ِهي ْ ِللَّذِي ْخلقه َّ ْ ّْللاُْأحس ُنْالخا ِل ِقين Telah sujud wajahku kepada yang telah menciptanya, yang telah memberi rupa baginya dan telah memberi pendengaran dan penglihatan dengan kehendakNya dan dengan kekuatanNya, Tuhan yang penuh limpah keberkatanNya telah menjadikan manusia dengan sebaik-baik kejadian. h. Merendahkan dan memerdukan bacaan dengan tartil Menyenandungkan Al-Qur’an tentu harus memperhatikan setiap ayatnya. Termasuk darri adab tilawah, yakni menjaga hukum-hukum tajwid, tentunya menyenandungkan dan bertilwah dengan menjaga adab-adab ini akan sulit dipenuhi bila tilawah kita sangat lirih.Adab tersebut berdasar firman Allah, ْ )٤(ْلْالقُرآنْْترتِيال ِْ ِّ ِورت Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.(QS. Al Muzzammil: 4) ْ )١١٠(ْوالْتجهرْْ ِبصال ِتكْْوالْتُخا ِفتْْ ِبهاْوابت ْغِْبينْْذ ِلكْْس ِبيال ْ Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.(QS. Al Isra': 110) َّ سول ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْيقُولُْماْأذِن َّْ َّّْللاِْصل ُ عنْأ ِبيْ ُهريرةْأنَّهُْس ِمعْر َّ ْ آنْيجه ُرْ ِب ِْه َّ يْحس ِنْال ِ صوتِْيتغنَّىْبِالقُر ِّ ّللاُْ ِلشيءْماْأذِنْ ِلن ِب Allah tak pernah mengijinkan untuk (melakukan) sesuatu sebagaimana Dia mengizinkan nabi-Nya untuk memperindah dan mengeraskan suaranya saat membaca Al Qur'an. (HR. An Nasai) َّ ىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْقالْماْأذِن َّ َّيْصل ّْْللاُْعْ َّز َّ ِعنْأ ِبيْ ُهريرةْأ َّنْالنَّب ِْ يْيتغنَّىْ ِبالقُر آن ِّ وج َّلْ ِلشيءْيع ِنيْأذنهُْ ِلن ِب 145 Allah tak pernah mengijinkan untuk sesuatu sebagaimana Dia mengijinkan NabiNya untuk memperindah suara saat membaca Al Qur'an. (HR. An Nasai) i. Berhenti untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat dan ayat azab. ْن ْالَّذِينْ ْأُوتُوا ْال ِعلمْ ْ ِمنْ ْقْب ِل ِْه ْإِذا ْيُتلى َّْ قُلْ ْ ِآمنُوا ْ ِب ِْه ْأوْ ْال ْتُؤ ِمنُوا ْ ِإ ْْسبحانْ ْر ِبِّنا ْ ِإنْ ْكان ِْ علي ِهمْ ْي ِخ ُّرونْ ْ ِلألذق ُ ْ ْ)ويقُولُون١٠٧(ْ س َّجدًا ُ ْ ان ْْان ْيب ُكونْ ْوي ِزيد ُ ُهم ِْ )وي ِخ ُّرونْ ْ ِلألذق١٠٨(ْ وع ْدُ ْربِِّنا ْلمفعُوال ُ ُخ ْ )١٠٩(ْعا ً شو Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,108. dan mereka berkata: "Maha suci Tuhan Kami, Sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi".109. dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. QS. Al Isra’: 107-109) Dari Huzaifah ra. ia berkata; Pada suatu malam aku shalat bersamaNabi Muhammad saw., beliau membaca surat Al Baqarah kemudianAn Nisaa' kemudian Ali 'Imran. Beliau membaca perlahan-lahan,apabila sampai pada ayat tasbih beliau bertasbih, dan apabilasampai pada ayat permohonan beliau memohon, dan apabila sampaipada ayat ta'awudz (mohon perlindungan) beliau mohon perlindungan.( Riwayat Muslim) j. Memperbanyak mengkhatamkankan membaca Al Qur'an Membaca Al-Quran sampai tamat merupakan perintah Rasulullah SAW. Para sahabat dan para ulama sangat gemar membaca dan menggali ilmu-ilmu Al-Quran. Mereka terus membaca dan mengkhatamkannya secara rutin. ْاقرأ ْالقُرآن ْ ِفي ْ ُك ِِّل ْشهر ْقال ْقُلتُ ْ ِإنِِّي ْأ ِجدُ ْقُ َّوة ً ْقال ْفاقرأهُ ْ ِفي ِْعش ِرينْليلةًْقالْقُلتُ ْإِنِِّيْأ ِجدُْقُ َّوةًْقالْفاقرأهُْفِيْسبعْوالْت ِزدْعلى ْ ْذ ِلك Bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an setiap sebulan sekali.” Aku menyatakan, “Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka bacalah (khatamkanlah) dalam dua puluh malam.” Aku menyatakan, “Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka, khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan kurang dari itu.” (HR. Muslim) k. Menghidari bercanda dan mendengarkan dengan seksama ketika Al Qur’an di baca Hendaklah orang-orang mukmin itu berdiam diri dan bersikap tenang sewaktu Al Quran dibacakan sebab di dalam ketenangan itulah mereka dapat merenungkan isinya baik di dalam dan di luar shalat. Hal ini didasarkan pada QS. Al A’raf 204 dan hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah, ْ (٢٠٤(ْْصتُواْلعلَّ ُكمْْتُرح ُمون ُْ وإِذاْقُ ِرئْْالقُر ِ آنْفاست ِمعُواْل ْهُْوأن Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. 146 ْمنْاستمعْإلىْآيةْمنْكتابْهللاْكتبتْلهْحسنةْمضاعفةْومنْتالها ْ كانتْلهْنوراْيومْالقيامة Barangsiapa mendengarkan (dengan penuh minat) ayat dari Alquran, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barang siapa membacanya adalah baginya cahaya di hari kiamat. (H.R Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah) l. Menutup bacaan dengan me-Maha benarkan Allah dengan segala yang termaktub dalam Al Quran Mengucapkan shadaqallah/ Mahabenar Allah, karena suasana hati untuk membenarkan apa yang Allah sampaikan dalam keseluruhan ayat yang telah dibaca. m. Mengahiri dengan doa Salah satu doa yang dipanjatkan agar selama melaksanakan kegiatan membaca Al Qur’an sebagai berikut, ْْأللَّ ُه َّم,ْْواجعلهُْلناْ ِإما ًماْونُو ًراْو ُهدًاْورحمة,اللَّ ُه َّمْارحمْناْ ِبالقُرآن ْاْمن ُهماْجهلناوار ُزقنِاْتِالوتهُْآناءْاللي ِل ِ ناْمنهُْماْنسِيناْوع ِلِّمْن ِ ذ ِ ِّكر ْ .ْوأطرافْالنَّهارْْواجعلهُْلناْ ُح َّجةًْياْربَّ ْالعالميِن Ya Allah kasihilah kami dengan membaca Al Qur'an, jadikanlah Al Qur'an bagi kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk dan rohmat. Ya Alloh ingatkan-lah kami andaikan terlupa dari ayat-ayat Al Qur'an,ajarkan kami dari padanya yang kami belum tahu,karuniakanlah kami untuk bisa membaca Al Qur'an di tengah malam dan siang hari, jadikanlah Al Qur'an bagi kami sebagai pedoman Wahai Tuhan semesta alam. ADAB BERDO’A 1. PENGERTIAN BERDO’A Berdo’a adalah kebutuhan manusia sebagai hamba, berdo’a juga merupakan salah satu dari bentuk ibadah bahkan ada yang menyebutkannya sebagai otaknya ibadah. Berdo’a sangat dianjurkan oleh agama, walaupun berdo’a tidak memerlukan syarat dan rukun seperti ibadah-ibadah yang lain (sholat, puasa, zakat), tetapi berdo’a juga memiliki aturan, tata karma atau adab, walaupun sifatnya tidak mengikat. Secara bahasa do’a berasal dari bahasa Arab ad-dhu’a yang berarti menyeru, memanggil, mendo’a, memohon, meminta. Menurut Quraiys Shihab do’a adalah pemohoman hamba kepada Tuhan agar memperoleh anugrah pemeliharaan dan pertolongan, baik bagi pemohon ataupun bagi orang lain yang harus lahir dari lubuk hati paling dalam disertai dengan ketundukan dan mengagungkan-Nya. Dapat disimpulkan, berdo’a adalah meminta sesuatu kepada Allah dengan harapan dikabulkan dengan perasaan tunduk dan penuh harap. Abu al Qosim al Naqsabandi dalam sarah kitab Asma’ul Khusna menjelaskan beberapa pengertian do’a, yaitu : 1. Do'a dalam pengertian Ibadah(menyembah). Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yakni sesuatu yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan madarat kepadamu.Seperti dalam QS. Yunus: 106, 147 ْض ُّركْْفإِنْْفعلتْْفإِنَّكْْإِذًا َّْ ُْون ِْ والْتدعُْْ ِمنْْد ُ ّللاِْماْالْينفعُكْْوالْي َّ ِْْمن ْ )١٠٦(ْْالظا ِل ِمين “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah” 2. Do’a dalam pengertian istighatsah (memohon bantuan dan pertolongan). Yaitu mintalah bantuan atau pertolongan dari orang-orang yang mungkin dapat membantu dan memberikan pertolongan kepada kamu. Seperti dalam QS. AlBaqarah: 23, ُ ْعوا ْ )٢٣(ّْْللاِْإِنْْ ُكنتُمْْصا ِدقِين َّْ ُْون ِْ شهداء ُكمْْ ِمنْْد ُ واد “Dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. 3. Do’a dalam pengertian permintaan atau permohonan. Yaitu, mohonlah (mintalah) kepada Aku (Allah) niscaya Aku (Allah) akan perkenankan permohonan (permintaan). Seperti dalam QS. Al-Mu'min: 60, ْن ْالَّذِينْ ْيستك ِب ُرونْ ْعنْ ْ ِعبادتِي َّْ عونِي ْأست ِجبْ ْل ُكمْ ْ ِإ ُ وقالْ ْربُّ ُك ُْم ْاد ْ )٦٠(ْْاخ ِرين ِ سيد ُخلُونْْجهنَّمْْد Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". 4. Do’a dalam pengertian percakapan. Seperti dalam QS. Yunus: 10, ْن ِْ آخ ُْر ْدعوا ُهمْ ْأ ِ سبحانكْ ْاللَّ ُه َّْم ْوت ِحْيَّت ُ ُهمْ ْفِيها ْسالمْ ْو ُ ْ دعوا ُهمْ ْفِيها ْ )١٠(ْْبْالعال ِمين ِِّْ لِلِْر َّْ ِ ُْالحم ْد “Do'a mereka di dalamnya Ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka Ialah: "Salam". 5. Do’a dalam pengertian memanggil. Yaitu, pada suatu hari, dimana la (Tuhan) menyeru (memanggil) kamu.Seperti dalam QS. Ar- Rum: 52, ْْص َّْم ْالدُّعاءْ ْإِذا ْولَّوا ْ ُمدبِ ِرين ُّ فإِنَّكْ ْال ْتُس ِم ُْع ْالموتى ْوال ْتُس ِم ُْع ْال ْ )٥٢( “Dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang”. 6. Do’a dalam pengertian memuji. Yaitu, pujilah olehmu Muhammad akan Allah atau pujilah olehmu Muhammad akan Al- Rahmân. Seperti dalam QS. Al-Isra': 110 ْعواْفل ْهُْاألسما ُْء ْال ُحسنى َّْ ْعوا ِْ ُق ُ الرحمنْ ْأيًّاْماْتد ُ ّللاْأ ِْو ْاد ُ ل ْاد َّ ْ عوا ْ )١١٠(ْوالْتجهرْْ ِبصالتِكْْوالْتُخافِتْْ ِبهاْوابت ْغِْبينْْذ ِلكْْس ِبيال 148 Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". 2. PERINTAH BERDO’A Berdo’a adalah perintah Allah, berdo’a merupakan kenutuha bagi seluruh manusia. Dalam Islam perintah berdo’a dapat kita temukan dalam al Qur’an maupun hadis sebagai berikut : 1. Al Qur’an ْان ِْ َّاعِ ْ ِإذا ْدع ْ يب ْدعوةْ ْالد ُْ و ِإذا ْسألكْ ْ ِعبادِي ْعنِِّي ْفإِنِِّي ْق ِريبْ ْأ ُ ِج ُ فليست ِجيبُواْ ِليْوليُؤ ِمنُواْ ِبيْلعلَّ ُهمْْير ْ )١٨٦(ْْشدُون ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah : 186) ْن ْالَّذِينْ ْيستك ِب ُرونْ ْعنْ ْ ِعباد ِتي َّْ عو ِني ْأست ِجبْ ْل ُكمْ ْ ِإ ُ وقالْ ْربُّ ُك ُْم ْاد ْ )٦٠(ْْاخ ِرين ِ سيد ُخلُونْْجهنَّمْْد ”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKuakan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. Al-Mukmin: 60). 2. Hadis َّ َّيِْصل ْىّْللاُْعلي ِهْوسلَّمْفِيْقو ِل ِهْوقال ِ عنْالنُّعم ِّ انْب ِنْبشِيرْعنْالنَّ ِب ْ ُْعونِيْأست ِجبْل ُكمْقالْالدُّعْا ُءْ ُهوْال ِعبادة ُ ربُّ ُكمْاد “Diriwayatkan dari Nu`man ibn Basyir, bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhanmu telah berkata “berdoalah kepadaku maka akan ku kabulkan”, Rasul berkata: doa adalah Ibadah… ْ ْإ َّما ْأن:ْ ْمن ْإحْدى ْثالث ِ ضي ُع ْالدُّعا ُء ْبل ْال ْبُدَّ ْ ِللدَّا ِعي ِ أنَّهُ ْال ْي ْ ْو ِإ َّما ْأن،ْ ْاآلخر ِة ْو ِإ َّما ْأن ْيد َِّخرها ْلهُ ْفِي،ْ ُيُع ِ ِّجل ْلهُ ْدعوته ِ ْ ْمثلها ُّ ُْمنْال ِ س ِ وء ِ يص ِرفْعنه “Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan doa salah seorang di antara kamu, melainkan pastilah bagi orang yang berdoa salah satu dari tiga perkara: Ada kalanya Allah mengabulkan doanya (di dunia), atau menundanya hingga di akhirat, atau menggantinya dengan yang lainnya”. (HR. Ahmad). 149 3. ADAB BERDO’A Meskipun berdo’a bukan termasuk ibadah yang memiliki syarat atau rukun tetapi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan pada saat berdo’a, kita mengenalnya dengan adab atau etika berdo’a. yaitu: 1. Niat yang tulus dan ikhlas karena Allah swt Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. ْْصالة َّْ ْوما ْأ ُ ِم ُرواْإِالْ ِليعبُدُوا َّ صينْْل ْهُْال ِدِّينْْ ُحنفاءْْويُ ِقي ُمواْال ِ ّللا ْ ُمخ ِل َّ ْويُؤتُوا ْ )٥(ِْينْالق ِيِّم ِْة ُْ الزكاةْْوذ ِلكْْد “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah:5) َّ عمرْب ِنْالخ ْ:ضيْهللاُْعنهُْقال ُ ْعنْأ ِمي ِرْال ُمؤ ِمنِينْأبِيْحفص ِ طا ِ بْر ِْْ ِإنَّماْاألعما ُل ْ ِبال ِنِّيَّات:ُسول ْهللاِ ْصلىْهللاْعليهْوسلمْيقُول ُ س ِمعتُ ْر ْ .و ِإْنَّماْ ِل ُك ِِّلْام ِرئْماْنوى “Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab ra, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan ) tergantung niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Menghadap kiblat Kiblat merupakan arah yang dituju dalam ibadah, khususnya shalat dan shalat dalam makna bahasa juga berarti doa. Shalat merupakan puncak ibadah dalam islam, maka sangat dianjurkan dalam berdoa menghadap kearah kiblat dengan menundukkan dan mengarahkan hati yakni dengan penuh kesungguhan. َّ ي ْصلَّى َّ عن ْعب ِد ّْْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْإِلى ْهذا ُّ ِّْللاِ ْب ِن ْزيد ْقالخرج ْالنَّب ْ ُْرداءْه ِ ال ُمصلَّىْيستس ِقيْفدعاْواستسقىْث ُ َّمْاستقبلْال ِقبلةْوقلب Dari Abdulloh bin Zaid dia berkata; Nabi SAW keluar menuju tempat sholat ini untuk meminta hujan, lalu beliau berdo’a miminta hujan dengan menghadap ke Kiblat dan membalikkan selendangnya. (HR. Bukhari) 3. Dalam keadaan suci dari hadas dan najis Hendaknya kita berdo’a dalam keadaan suci. Suci badan dan suci tempatnya dari hadas dan najis. Hadas adalah sesuatu yang membatalkan wudhu sedangkan najis adalah sesuatu yang dianggap kotor dan dapat mencegah sahnya sholat. 4. Diawali dengan membaca ta’awwud, bismillah, pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw. 150 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Dalam ajaran Islam, setiap akan memulai suatu pekerjaan selalu diawali dengan membaca basmallah begitupun ketika kita akan berdo’a. membaca ta’awwud dan basmalah adalah bentuk kepasrahan kita kepada Allah swt. Berhati ikhlas hanya berharap ridho Allah Tidak mengharapkan bantuan kepada siapapun kecuali hanya pada Allah karena perbuatan berharap kepada selain Allah adalah termasuk perbuatan syirik atau menyekutukan Allah. Penuh harap dengan diliputi kecemasan dan yakin do’a akan dikabulkan Allah Berdo’alah dengan penuh harap, yakin bahwa do’a kita pasti dikabulkan disertai dengan perasaan takut (cemas) kalau saja do’a kita tidak dikabulkan. Memperbanyak taubat dan memohon ampun kepada Allah Salah satu etika berdo’a adalah memperbanyak bertaubat, mengakui kesalahan kita kepada Allah dan memohon ampunannya. Mengangkat kedua tangan Mengangkat kedua tangan untuk sebagian ulama adalah merupakan kesunahan dalam berdo’a, tetapi untuk sebagian lain berdo’a tidak memerlukan mengangkat tangan. Melembutkan suara (tidak berlebihan) dan tenang saat berdo’a Melembutkan suara artinya tidak berlebih lebihan dalam berdo’a, misalkan dengan cara berteriak atau histeris. Tidak tergesa-gesa Berdo’alah dengan tenang, tidak tergesa-gesa. Karena tergesa-gesa adalah perbuatan syaitan. Berdo’a dengan tenang tentu saja akan mendatangkan kekhusyu’an kepada kita. Tidak mengutuk Ketika kita berdo’a, kita dilarang mengutuk atau mengumpat. Mengutuk atau mengumpat adalah mendo’akan seseorang agar mendapat mendo’akan seseorang agar mendapatkan celaka dalam hidupnya atau berharap agar Allah mencabut semua nikmat yang diberikan kepada seseorang. Rosulullah melarang perbuatan ini, bahkan beliau memerintahkan untuk saling mendo’akan kebaikan dan keselamatan kepada setiap muslim. Khusyu’ dan rendah diri Khusyu’ artinya tunduk atau pasrah. Khusyu’ juga dapat diartikan dengan kondisi hati yang penuh ketakutan, mawas diri, tunduk dan pasrah pada keagungan Allah. Sedangkan rendah diri artinya tidak sombong atau takabbur. Apabila berdo’a dilakukan engan khusyu’ maka akan memunculkan tindakantindakan reflek yang lain seperti diam, menangis dan lain sebagainya. Memohon dengan asmaul khusna Asmaul khusna adalah nama-nama Allah yang baik, asmaul khusna sangat baik digunakan untuk berdo’a dan asmaul khusna sendiri termasuk do’a. Mengaku dosa Salah satu adab berdo’a adalah mengaku berdosa yang esensinya adalah merendakan diri di depan Allah, kemudian memohon ampunan hanya kepada Allah Diakhiri dengan membaca sholawat dan hamdallah Dalam ajaran Islam setiap mengakhiri pekerjaan diperintahkan untuk membaca hamdalah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt. 4. WAKTU-WAKTU YANG BAIK UNTUK BERDO’A Tidak hukum yang mengsyaratkan kita berdoa’a dalam suatu waktu atau tempat, tetapi ada beberapa waktu menurut keterangan beberapa hadis Nabi saw, diantaranya adalah: 1. Waktu sepertiga malam 2. Ketika khatam membaca al Qur’an 3. Ketika sujud dalam sholat 151 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Waktu diantara adzan dan iqomah Pada hari jum’at Ketika dalam kondisi kehujanan Pada waktu berbuka puasa bagi orang yang berpuasa Selepas sholat fardhu Pada malam lailatul qodar Pada saat bangun malam bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan berzikir kepada Allah 11. Pada hari arafah 12. Pada saat musibah kematian 5. LARANGAN DALAM BERDO’A 1. Berdo’a kepada selain Allah Berdoa kepada selain Allah bahkan termasuk perbuatan kekafiran. Tidak ada kesesatan yang lebih buruk daripada kesesatan orang yang berdoa dan bergantung kepada selain Allah ْْض ُّركْْفإِنْْفعلتْْفإِنَّكْْإِذًاْ ِمن َّْ ُْون ِْ عْ ِمنْْد ُْ والْتد ُ ّللاِْماْالْينفعُكْْوالْي َّ ْ )١٠٦(ْْالظا ِل ِمين “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah”.(QS. Yunus: 106) 2. Berdo’a dipercepat kematian Berdoa menurut agama adalah untuk meminta kebaikan dan berlindung dari segala keburukan. Tetapi ketika doa dipanjatkan untuk keburukan terutama untuk pribadi yang memanjatkan doa, tentu hal ini tidak selaras dengan nalar sehat. Oleh karena Nabi SAW melarang berdoa untuk keburukan. َّ َّّْللاِ ْصل َّ سو ُل َّ ضي ْىّْللاُ ْعلي ِه ْوسلَّم ْال ُ ّْللاُ ْعنهُْقال ْقال ْر ِ عن ْأنس ْر ِْض ِّر ْنزل ْ ِب ِه ْفإِن ْكان ْالْبُدَّْ ُمتمنِِّيًاْ ِللموت ُ ْمن ُكم ْالموت ْ ِل ِ يتمنَّي َّن ْأحد ُْفليقُل ْاللَّ ُه َّم ْأح ِي ِنيْماْكانت ْالحيْاة ُ ْخي ًراْ ِليْوتوفَّ ِنيْ ِإذاْكانت ْالوفاة ْ خي ًراْ ِلي Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda; janganlah salah seorang dari kalian beranganangan untuk mati karena musibah yg menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, & matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku. (HR. Bukhari) 3. Berdo’a untuk keburukan dan dosa Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ْعوا ْعلى ُ عوا ْعلى ْأوال ِد ُكم ْوال ْتد ُ عوا ْعلى ْأنفُ ِس ُكم ْوال ْتد ُ ال ْتد َّ واْمن ْ ْيبْل ُكم ُ ّْللاِْساعةًْيُسألُْفِيهاْعطاءْفيست ِج ِ ُأموا ِل ُكمْالْتُوافِق “Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan pada hartaharta kalian. Jangan sampai doa kalian bertepatan dengan saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Dia akan mengabulkan doa kalian”. (HR. Muslim) 152 4. Berdoa dengan berteriak Dalam berdo’a kita diajurkan melembutkan suara, kita dilarang mengeraskan suara secara berlebihan atau berteriak. Dari Abu Musa ra, bahwa suatu ketika para sahabat pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi SAW mengingatkan, ُْْ ِإنَّه،عونْأص َّمْوالْغا ِئبًا ُ ْفإِنَّ ُكمْالْتد،اربعُواْعلىْأنفُ ِس ُكم،اس ُ َّياْأيُّهاْالن ْ ْْإِنَّهُْس ِميعْق ِريب،مع ُكم Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari) 6. HIKMAH BERDO’A Allah memerintahkan kita berdo’a, bukan karena Allah tidak mengetahui kebutuhan kita, tetapi agar kita mengetahui posisi kita sebagai hamba Allah. Banyak hikmah yang terjadi apabila kita dengan ikhlas berdo’a, diantaranya yaitu 1. Do’a bernilai ibadah 2. Do’a adalah pelindung bagi umat Islam dari godaan syaitan dan mara bahaya 3. Dengan berdo’a berarti kita mengakui kebesaran dan keagungan Allah 4. Do’a selalu mendatangkan kebaikan dan menolak bencana 5. Menjadi senjata bagi umat Islam 6. Menetramkan jiwa 7. Meningkatkan ketakwaan 8. Do’a dapat membuka pintu rahmat 9. Do’a adalah pengikat persaudaraan sesame muslim, karena setiap muslim saling mendo’akan satu dan lainnya 10. Do’a adalah penghubung antara anak dan orang tua yang telah meninggal. MARI KITA MEMBUAT KESIMPULAN ! 1. Al Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mengingatkan manusia agar berpegang teguh pada Al Quran untuk selamat di Dunia dan Akhirat. 2. Membaca Al Qur’an dinilai ibadah berdasar banyaknya huruf yang terbaca. Setiap orang yang membaca al-Qur’an demgam ikhlas Lillah, maka ia mendapat pahala. Namun pahala ini dilipatgandakan jika disertai dengan kehadiran hati, penghayatan, dan pemahaman terhadap ayat yang dibaca. 3. Seseorang yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkan Al-Quran dijanjikan Allah SWT syurga yang indah, kecukupan dalam hidupnya, kemurahan rezeki, pahala, meleburkan dosa serta dikabulkannya segala pinta dan doa yang diharapkannya. 4. Do’a adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya. 5. Doa ialah ibadah yang agung dan amal shaleh yang utama. Bahkan ia merupakan esensi ibadah dan substansinya sebagaimana sabda Nabi SAW doa ialah Ibadah. Oleh karenanya Nabi SAW menganjurkan kepada kita untuk selalu berdoa baik dalam keadaan senang maupun susah dan menjanjikan bahwa Allah akan mengabulkan doa dan melarang untuk tidak berdoa dengan menyatakan sebagai kesombongan. 153 6. Doa dapat dilakukan dengan benar dan sempurna serta bisa dikabulkan dan bisa mendekatkan diri (kepada Allah Swt), maka orang yang berdoa harus memenuhi beberapa syarat dan adab. Dan juga harus meninggalkan hal-hal yang dapat menghalangi terijabahnya doa. 7. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia. 8. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu kepada-Nya. 9. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. AYO…. BERDISKUSI! Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang Adab membaca Qur’an dan berdo’a, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : 1. Istiqomah membaca al Qur’an 2. Membiasakan adab membaca al Qur’an 3. Ikhlas hanya berharap kepada Allah 4. Rendah diri atau tidak sombong 5. Khusnudhon 6. Tidak berlebihan 7. Optimis Penugasan 1. Penugasan terstruktur Carilah Hadis nabi yang menerangkan bahwa kita tidak dianjurkan untuk berdo’a dengan mengeraskan suara! 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah rangkuman singkat materi yang sudah kalian pelajari. D. EVALUASI d. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. 2. 3. 4. 5. Apa fungsi al Qur’an dalam kehidupan manusia? Apa saja manfaat yang akan kita peroleh ketika kita terbiasa membaca al Qur’an? Apa yang harus kita lakukan ketika bertemu dengan surat as sajdah? Sebutkan apa tujuan membaca al Qur’an! Pahala yang Allah janjikan kepada orang yang membaca al Qur’an! e. Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Setelah mempelajari Adab membaca al Qur’an dan berdo’a, kalian mengetahui manfaat membaca al Qur’an dan berdo’a. Tuliskan alasan dari sikap dibawah dengan mengisi kolom di bawah ini : 154 No. 1. 2. SIKAP PENILAIAN DARI SIKAP Membaca al Qur’an rutin setiap hari Menghafalkan surat-surat pendek al Qur’an Menghafal al Qur’an 30 juz 3. 4. 5. Berdo’a hanya ketika sedang mendapat musibah Berdo’a pada setiap tengah malam Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Carilah beberapa ayat dan hadist yang berhubungan dengan adab berdo’a dengan mengisi kolom di bawah ini : No. ADAB BERDO’A HADIS 1. Meluruskan Niat 2. Bersholawat 3. Penuh Harap 4. Ikhlas Hikmah “Takutlah engkau terhadap do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya antara do’a orang yang teraniaya dengan Allah tidak ada sesuatupun yang menghalanginya.” ( HR. Turmudzi ) 155 BAB IX MENELADANI SIFAT UTAMA IBNU RUSYD DAN MUHAMAD IQBAL darululumonline.wordpress.com Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal adalah dua ilmuwan Islam yang hasil penemuan keilmuawannya di manfaatkan oleh seluruh manusia di dunia ini. Mereka berdua adalah dua tokoh yang sama-sama pekerja keras, memiliki semangat yang tinggi, pantang menyerah dan tentu saja memiliki kecerdasan yang luar biasa. Semangat keduanya belajar adalah hal yang dapat kita jadikan pembelajaran pada kehidupan pada masa kini dan masa yang akan datang. Ibnu Rusyd dan Muhamad Iqbal adalah dua ilmuwan muslim yang tidak hanya menguasai satu ilmu saja, tetapi memiliki lebih dari satu penguasaan ilmu pengetahuan. Hasil karya mereka banyak dijadikan rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan dunia, terutama ilmuwan barat. Bahkan buku-buku karya mereka diterjemahkan dalam beberapa bahasa barat diantaranya adalah bahasa yunani, spanyol dan lain sebagainya. Kompetensi Inti (KI) 1. 2. 3. 4. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 156 Kompetensi Dasar (KD) 1.4. Menghayati keutamaan sifat Ibn Rusyd dan Iqbal 2.4. Meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal 3.4. Menganalisis keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal 4.4. Meceritakan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Iqbal Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses mengomunikasikan, diharapkan : mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan a. Siswa dapat menyebutkan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal b. Siswa dapat menunjukkan sikap meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal c. Siswa dapat menceritakan keteladanan Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal PETA KONSEP 157 MARI MENGAMATI A. AMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN Teguhperdana.wordpress.com Thedailystraberry.com B. PENDALAMAN MATERI Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya IBNU RUSYD 1. Sejarah Singkat Ibnu Rusyd Nama lengkapnya Abu al walid bin Abu Qosim bin Abu al Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Ibnu Rusyd dilahirkan pada tahun 520H atau 1126M di Kordoba (Spanyol). Ia berasal dari keluarga kaya, ayah dan kakeknya adalah seorang hakim yang terkenal pada masanya. Selain berasal dari keluarga yang terpandang, Ibnu Rusyd adalah seorang yang jenius.di dunia barat Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Avveroes. Ibnu rusyd termasuk pemikir terbesar pada sejarah manusia. Pemikirannya sudah banyak mempengaruhi perkembangan roh kebebasan sebelum pada masa era kebangkitan eropa. 158 2. Keteladanan Ibnu Rusyd Keberadaan Ibnu Rusyd yang seorang dokter banyak kalangan yang tidak mengetahuinya. Seorang sejarawan ilmu yang bernama Sarton mengatakan bahwa ketenaran Ibnu Rusyd dalam filsafat hampir menutupi prestasi Ibnu Rusyd di dunia pendidikan. Padahal, dia adalah seorang dokter yang ternama pada masanya. Meskipun berasal dari keluarga kaya dan terhormat, tidak menjadikan Ibnu Rusyd bermalas malasan. Beliau adalah seorang yang mencintai ilmu pengetahuan, cerdas dan selalu mempertahankan ketaatannya kepada Allah swt. 3. Karya-karya Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd memiliki banyak karya. Karya-karya Ibnu Rusyd diantaranya adalah karya dibidang filsafat, kedokteran dan fiqih. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Ibnu Rusyd adalah seorang dokter. Inu Rusyd menulis buku tentang kedokteran sebanyak dua puluh buku. Buku yang paling berharga adalah Al Kulliyat fi Ath Thabib, dalam buku tersebut beliau membicarakan tentang penyakit dan obatnya, pembedahan dan peredaran darah. Diantara karya-karya Ibnu Rusyd yang lain adalah Bidayat al Mujtahid, Kulliyat fi ath Thabib, Fisl al Maqoli fi ma Bain al Hikmah wa Asy-Syarikat. Ibnu Rusyd juga memiliki dua warna filsafat, yaitu filsafat seperti pemahaman eropa dan filsafat tentang aqidah dan sikap keberagamaannya Ibnu Rusyd. 4. Kisah akhir Ibnu Rusyd wafat pada tahun 595 H (1198 M) MUHAMMAD IQBAL 1. Sejarah Singkat Muhammad Iqbal Muhamad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab India pada tanggal 22 Februari, tahun 1873 (pendapat lain 1876). Beliau berasal dari keluarga yang secara status sosial berkategori sedang. Ayahnya pada mulanya adalah seorang pegawai, tetapi kemudia beralih menjadi seorang pedagang. Nenek moyang Muhammad Iqbal adalah orangorang Brahmana Kasymir yang memeluk agama Islam tiga abad sebelum kelahiran Muhammad Iqbal. Keluarga dikenal memiliki rasa kejiwaan yang mistis dan rasa keagamaan yang angat dalam. Keadaan yang demikian sangat berpengaruh pada Muhammad Iqbal. Pada mulanya Muhammad Iqbal mempelajari al Qur’an dari ayahnya Nur Muhammad, kemudian masuk Murry College, salah satu guru Muhammad Iqbal adalah Mir Hasan, seorang guru besar sastra. Dialah yang sangat mempengaruhi kemampuan Muhammad Iqbal, karena sejak saat itu, beliau benyak mengubah syair-syair. Sedangkan guru Muhammad Iqbal dalam bidang sejarah an filsafat adalah Sir Thomas Arnold. 2. Keteladanan Muhammad Iqbal Selain kompeten dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Muhammad Iqbal juga terlibat dalam kehidupan berpolitik. Beliau pernah terpilih menjadi ketua la liga. Walaupun demikian, kesetiaannya kepada ilmu pengetahuan tetap berjalan harmonis. Kesimpulan 1. Ibnu Rusyd selain dikenal sebagai tokoh filsafat, beliau juga termasuk dokter yang handal pada masanya, dibuktikan dengan karya-karyanya pada bidang kedokteran 2. Muhammad Iqbal adalah tokoh pejuang ilmu pengetahuan yang berjuang melalui kesastraan. 159 3. Selain dikenal sebagai tokoh dalam filsafat dan sastra Muhammad Iqbal adalah seorang politikus yang handal 4. Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal adalah dua pribadi yang sama-sama memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. AYO BERDISKUSI….. Setelah kalian mendalami materi ini, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sekelasmu. Kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. C. PENDALAMAN KARAKTER Dengan memahami materi tentang meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : 1. Memiliki semangat yang tinggi dalam membuat perubahan 2. Optimis 3. Kreatif 4. Dinamis 5. Tidak cepat merasa puas Penugasan a. Penugasan terstruktur Tuliskan dalam buku tugas kalian pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal yang kalian rasakan pada masa sekarang ini. b. Kegiatan mandiri tidak terstruktur Buatlah kliping sesuai materi pelajaran yang sudah kalian pelajari, dari media massa seperti Koran dan majalah. Perkaya pengetahuan kalian melalui internet dan media cetak lainnya. AYO BERLATIH…. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Hikmah apa saja yang dapat kalian ambil dari mempelajari keutamaan sifat Muhammad Iqbal ? 2. Menurut pendapat kalian karya yang paling dominan (menonjol) dari seorang Muhammad Iqbal adalah........... 3. Bagaimanakah cara kalian memdatangkan semangat seperti semangat Ibnu Rusyd? 4. Pembelajaran apa yang dapat kalian ambil dari Ibnu Rusyd? 5. Kontribusi apa yang akan kalian berikan pada agama, seandainya kalian adalah Ibnu Rusyd atau Muhammad Iqbal? 160 i. Portofolio dan Penilaian Sikap 1.Jelaskan istilah berikut ini yang berhubungan dengan keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal dengan mengisi kolom di bawah ini : Istilah Keterangan No. Pantang menyerah 1. Semangat 2. Optimis 3. Kreatif 4. Dinamis 5. 2. Setelah kalian memahami uraian mengenai meneladani keutamaan sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar No. Perilaku Yang Diamati Tanggapan / Komentar Anda 1. 2. 3. 4. 5. Hikmah ِّ ْرواهْالبخاري.ْإنْهللاْيحبِّ ْالرفقْفيْاألمرْكلِّه Sesungguhnya Allah menyukai sikap hati-hati dalam semua perkara (Riwayat Imam Bukhori) 161