KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN KABUPATEN BINTAN Denny Sanjaya Putra Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Henky Irawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Andi Zulfikar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Liotral Pulau Pengujan Kabupaten Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi., MP. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman gastropoda yang ada di perairan litoral Pulau Pengujan Kabupaten Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode random sampling / metode acak. Jumlah titik sampling yang didapat berjumlah 38 titik sampling dengan plot sampling berukuran 1x1m 2 . Setiap plot sampling meliputi pangambilan sample gastropoda, pengukuran parameter perairan dan sample sedimen. Hasil pengamatan gastropoda ditemukan 9 spesies gastropoda pada perairan litoral Pulau Pengujan. Hasil analisis menunjukkan keanekaragaman dengan nilai 1,97 yang merupakan katagori sedang berdasarkan indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,89 dengan katagori tinggi berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,16 dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi. Kata Kunci: Keanekaragaman, Keseragaman, dominansi, Gastropoda, Perairan Litoral, Pulau Pengujan. 1 KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN KABUPATEN BINTAN Denny Sanjaya Putra Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Henky Irawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Andi Zulfikar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRACT Putra, D S. 2014 Gastropod Diversity in Waters Litoral Pengujan Island Bintan Regency. Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine Sciences and Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Co-advisor: Andi Zulfikar S.Pi., MP. This study aimed to obtain information about the diversity of gastropods in littoral waters Pengujan Island of Bintan Regency. This study was conducted in January and February 2015. The method used in this research is the method of random sampling / random method. The number of sampling points obtained amounted to 38 plots measuring 1x1 m 2 . Each plots sampling involves taking a sample of gastropods, measurement and parameters and sample the waters and sediments. The observation of 9 species of gastropods found in littoral waters Pengujan Island. The analysis showed diversity with a value of 1,97 which is the category was based in the index of diversity, uniformity value amounted to 0,89 with a high category because the value is close to 1 based index uniformity while for dominance value amounted to 0,16 and low dominance categorized as value closer 0 (zero) based on dominance index. Keywords: Diversity, Uniformity, Dominance, Gastropods, Aquatic Litoral, Pengujan Island 2 substrat dasarnya pantai litoral terdiri PENDAHULUAN Pulau Pengujan adalah salah satu Pulau yang terdapat atas substrat berbatu, berpasir dan di berlumpur. Kabupaten Bintan. Nama lain Pulau Pengujan yaitu Selat Gastropoda Bintan II bertubuh lunak adalah hewan yang berjalan sedangkan Selat Bintan I yaitu Desa menggunakan perutnya dan dapat Pengujan yang berbatasan langsung hidup pada berbagai substrat seperti dengan daratan Pulau Bintan. Pulau substrat berbatu, berpasir hingga ini memiliki pantai yang cukup substrat berlumpur. Gastropoda juga menawan hati dan pantai di Pulau ini memiliki peranan yang sangat dalam memiliki nilai ekonomis yang cukup rantai tinggi dikarenakan masyarakat Pulau gastropoda merupakan hewan dasar Pengujan ini banyak tergantung oleh pemakan detritus dan serasah yang hasil lautnya seperti Crustacea dan jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang Gastropoda jatuh ke air guna untuk mendapatkan Perairan memiliki Pulau makanan. Pengujan wilayah intertidal gastropoda atau Pulau litoral yang cukup luas. Perairan Radiasi variasi temperatur dan Pengujan litoral dapat Pulau Pengujan serta biota yang salinitas berasosiasi di dalamnya khususnya gastropoda dan peranan penting gastropoda dalam rantai makanan di dengan daerah laut lainnya. Daerah perairan. Keberadaan gastropoda di pantai ini merupakan daerah yang jenis perairan ekosistem yang ada di perairan litoral matahari, berarti untuk daerah ini dibandingkan akan pada Pentingnya peranan ekologis mempunyai pengaruh yang lebih kaya Keanekaragaman ini. merupakan daerah yang langsung berbatasan darat. perairan parameter perairan di Pulau Pengujan diantara pasang tertinggi dan surut dengan di menggambarkan bagaimana keadaan litoral adalah daerah yang berada terendah. Daerah ini makanan perairan organismenya litoral Pulau Pengujan belum mempunyai data informasi khususnya gastropoda. Dilihat dari mengenai 3 keanekaragaman Gastropoda di perairan litoral Pulau Titik koordinatnya berjumlah 38 dan Pengujan. Oleh karena itu data bisa dilihat pada lampiran 7. Menurut informasi ahli komunitas gastropoda statistik Sudjana (1992), sangat penting sehingga peneliti pendekatan kepada normal ini makin melakukan baik jika ukuran sampel (n) makin kajian keanekaragaman mengenai gastropoda besar. Biasanya untuk n ≥ 30, maka di Perairan Litoral Pulau Pengujan. pendekatan ini sudah bisa berlaku. Apabila populasi yang disampel sudah berdistribusi normal, maka METODE Penelitian laksanakan ini telah di rata-rata sampel juga berdistribusi pada bulan Januari – normal meskipun ukuran sampel n ≤ Februari 2015. Tempat penelitian di perairan litoral Kabupaten Pulau 30. Pengujan Bintan Penentuan Metode Sampling Provinsi Metode Kepulauan Riau. digunakan sampling pada menggunakan yang penelitian metode ini random sampling, yaitu pemilihan lokasi sampling dilakukan secara acak sederhana yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai Peta Pulau Pengujan di dapat peluang yang sama besar untuk citra 2007 diambil sebagai didigitasi untuk mendapatkan citra tersebut dilakukan vektor kemudian citra vektor ini perairan litoral dimasukkan visual sebagai lokasi pengambilan sampel. sampling plan versi 7 lalu diacak Pengambilan sampel dilakukan di menggunakan daerah litoral dan pada saat kondisi dari SPORT ke tahun software software ini agar mendapatkan titik-titik koordinatnya. 4 sampel. pada Pulau Tujuan daerah Pengujan surut hal ini untuk mempermudah Pengolahan Data dalam pengamatan gastropoda. Kelimphan Gastropoda Teknik penentuan lokasi plot Kelimpahan Gastropoda sampel menggunakan teknik random merupakan atau Dimana jenis Gastropoda yang ditemukan pengacakan lokasi plot sampelnya pada setiap stasiun / titk sampling. dibantu Untuk metode acak. dengan menggunakan gambaran menghitung banyaknya kelimpahan software visual sampling plan versi 7 dilakukan perhitungan berdasarkan dengan mendigitasikan peta litoral metode yang diajukan oleh Krebs Pulau (1985) dalam Satria (2014): Pengujan kemudian di masukkan dalam bentuk SHP yang Kelimpahan= selanjutnya titik koordinat sampling di acak menggunakan visual Keanekaragaman sampling plan versi 7 dan titik Untuk sampling disajikan dalam bentuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan peta (gambar) dan koordinat (data). menggunakan Lokasi terdiri dari 38 titik indeks Shannon- sampling ( koordinat ) yang di acak Wienner (H’) ( Fachrul, 2007 ), di seluruh perairan litoral Pulau dengan rumus: Pengujan dengan ukuran plot 1x1 m2. H’= - Titik sampling akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar Dimana : wilayah litoral Pulau Pengujan akan H’ ditampilkan seperti pada dalam bentuk penentuan peta = Indeks keanekaragaman Shannon-wienner lokasi Pi = ni/N pengamatan di atas. ni = jumlah individu jenis ke i N = jumlah total individu S = Jumlah genera/Spesies 5 Dimana : Keseragaman Keseragaman dapat dikatakan sebagai keseimbangan D = Indeks dominansi Simpson yaitu ni = Jumlah individu komposisi individu tiap spesies yang jenis ke i terdapat dalam suatu komunitas. Rumus indeks keseragaman N = Jumlah total ( individu seluruh jenis Fachrul, 2007 ). S = jumlah jenis Nilai Indeks Dominasi berkisar E= antara 0-1. Dengan : Semakin besar nilai indeks E : Indeks Keseragaman semakin besar kecenderungan salah S : Jumlah keseluruhan dari spesies satu spesies mendominasi populasi. H’ : Keanekaragaman maksimum Suatu ln keanekaragaman jenis tinggi jika S digunakan untuk hewan bentik/hewan yang bergerak lambat komunitas mempunyai komunitas itu tersusun oleh banyak H’ max akan terjadi apabila spesies (jenis) dengan kelimpahan ditemukan dalam suasana dimana spesies yang sama. Sebaliknya jika semua Nilai komunitas itu tersusun oleh sangat indeks keseragaman (E), dengan sedikit spesies, dan jika hanya sedikit kisaran antara 0 dan 1. Nilai 1 saja spesies yang dominan, maka menggambarkan keanekaragamannya spesies melimpah. keadaan semua spesies melimpah ( Fachrul, 2007 ). Soegianto, 1994 ). Dominansi Analisis Data ( Data hasil pengolahan jumlah Menurut Odum (1997) dalam jenis Fachrul (2007) untuk mengetahui gastropoda, kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis tertentu di Perairan dominansi dapat digunakan Indeks Dominansi gastropoda perairan dibandingkan dengan kriteria pada Simpson dengan persamaan berikut : D= rendah indeks 2 6 keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi lalu Cymbiola nobilis, Turbo bruneus, dibahas. Cerithium Data parameter dengan hasil perairan standart pengolahan dibandingkan baku mutu niloticus. nodulosum, Jenis Tectus gastropoda yang ( banyak ditemukan adalah Gibberulus KEPMEN LH no 51 tahun 2004 gibberulus. Berikut tabel gastropoda lampiran 3 ). Hasil dari perhitungan yang ditemui dari 38 plot di perairan data sedimen di input menggunakan litoral Pulau Pengujan beserta jumlah software individunya. GRADISTAT untuk mendapatkan penggolongan tekstur butiran sedimen dan Segitiga Shepardnya. Hasil dan Pembahasan Hasil Dari hasil penelitian di perairan litoral Pulau Pengujan terdapat 38 plot dari 38 plot tersebut terdapat 2 plot yang kosong ditemukannya diduga biota plot yang di perairan litoral Pulau Pengujan gastropoda Sedangakan dari Kelimpahan Gastropoda tidak pendugaan lainnya oleh didapatkan data hasil perhitungan telah kelimpahan masyarakat. lokasi penelitian terdapat 9 jenis yang ditemui gastropoda yang dicantumkan dalam tabel berikut. identifikasi gastropoda yang ditemukan pada gatropoda 41 64 17 29 56 17 10 11 9 254 Berdasarkan hasil penelitian dan ditangkap Leavistrombus turturella Gibberulus gibberulus Cymbiola nobilis Neverita didyma Pugilina cochlidium Mitrella alvarezi Turbo bruneus Cerithium nodulosum Tectus niloticus TOTAL Sumber : Data Primer penyebaran gastropodanya yaitu Jumlah (ni) Gastropoda tersebut mendapatkan tidak Jenis Gastropoda yaitu Pugilina cochlidium, Laevistrombus turturella, Gibberulus gibberulus, Neverita didyma, Mitrella alvarezi, 7 Jenis Gastropoda Laevistromb us turturella Gibberulus gibberulus Cymbiola nobilis Neverita didyma Pugilina cochlidium Mitrella alvarezi. Turbo bruneus Cerithium nodulosum Tectus niloticus TOTAL Juml ah (ni) Pembahasan ind/m2 Kelimpa han Ind/hektar Propor si % 41 1.08 10.800 16.14 64 1.68 16.800 25.20 proporsi 17 0.45 4.500 6.69 Gibberulus 29 0.76 7.600 11.42 56 1.47 14.700 22.05 oleh Pugilina cochlidium dengan 17 0.45 4.500 6.69 jumlah 56 kelimpahan 14.700/hektar kelimpahan Berdasarkan tabel hasil perhitungan kelimpahan gastropoda dapat dilihat kelimpahan tertinggi adalah gibberulus dan jenis dengan jumlah 64 kelimpahan 16.800/hektar dengan proporsi 25,20%, diikutri dan proporsi 22,05%, Leavistrombus 10 0.26 2.600 3.94 11 0.29 2.900 4.33 9 254 0.24 6.68 2.400 66.800 3.54 100.00 turturella dengan kelimpahan jumlah 10.800/hektar 41 dan proporsi 16,14%, Neverita didyma dengan jumlah 29 kelimpahan 7.600/hektar dan proporsi 11,42% kemudian Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan nobilis dan mitrella alvarezi memiliki jumlah, Indeks kelimpahan dan proporsi yang sama Dominansi Gastropoda Indeks Keanekaragaman Gastropoda Keseragaman Gastropoda Dominansi Gastropoda Cymbiola yaitu dengan jumlah 17 kelimpahan Nilai Katagori 4.500/hektar dan proporsi 6,69%, 1.97 Sedang Cerithium nodulosum dengan jumlah 11 kelimpahan 2.900/hektar m2 dan 0.89 Tinggi 0.16 Rendah proporsi 4,33%, Turbo dengan jumlah 10 bruneus kelimpahan 2.600/hektar dan proporsi 3,94 dan Keterangan : Jumlah Gastropoda Tectus niloticus dengan jumlah 9 254, LN Spesies 2,20 kelimpahan Sumber : Data Primer proporsi 3,54%. 8 2.400/hektar dan Gastropoda jenis Gibberulus gibberulus memiliki kelimpahan dan proporsi yang paling nilai rendah, hal ini dikarenakan jenis kelimpahan dan proporsi yang paling tersebut memiliki habitat yang hidup tinggi, hal ini dikarenakan jenis di tersebut memiliki habitat yang hidup sehingga diduga jenis tersebut lebih di daerah sekitaran padang lamun rentan terhempas oleh ombak yang yang membuat mendapatkan terlarut yang daerah hamparan berbatuan, jenis tersebut membuat terjadinya kerusakan fisik konsumsi oksigen pada jenis Gastropoda tersebut. Hal baik, sehingga ini menunjukkan bahwa spesies membuat pertumbuhan dan proses tersebut mempunyai kisaran yang reproduksi jenis tersebut juga baik. rendah terhadap faktor lingkungan, Kelimpahan tertinggi ini juga diduga tidak karena spesies tersebut telah mampu dengan cepat dan cara penyebaran beradaptasi dan cocok hidup pada atau daya jelajahnya untuk mencari lingkungan dan memanfaatkan sumber daya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa spesies tersebut biak Indeks keanekaragaman, indeks terhadap faktor lingkungan, mampu kesergaman, dan indeks dominansi berkembang biak dengan cepat dan gastropoda. disebabkan oleh cara penyebaran Berdasarkan yang luas serta mempunyai jelajah tabel indeks keanekaragaman, yang digunakannya untuk mencari indeks keseragaman dan indeks dominansi dan memanfaatkan sumber daya dapat dilihat nilai keanekaragaman yang diperlukan. Menurut Odum ( yaitu sebesar 1,97, terkait dengan 1993 ) jenis yang dominan sebagian nilai besar mengendalikan arus energi dan sekali berkembang yang diperlukan tidak cukup luas. mempunyai kisaran yang cukup luas kuat mampu kategori keanekaragaman mempengaruhi indeks maka diperoleh nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga dapat lingkungan. disimpulkan Sedangkan untuk Gastropoda bahwa keanekragaman jenis Tectus niloticus memiliki nilai nilai indeks gastropoda di perairan litoral Pulau Pengujan ini 9 memiliki nilai keanekaragaman tinggi. Nilai keseragaman dengan katagori sedang. Hal ini diperoleh dikarenakan parameter dikarenakan dari 9(sembilan) jenis keadaan Gastropoda yang ditemukan terdapat perairan kualitas masih dalam tergolong yang normal dan baik serta mempunyai 7(tujuh) tekstur sedimen yaitu pasir berkerikil mempunyai nilai kelimpahan yang yang mendukung dan baik bagi merata. gastropoda. Menurut Odum, (1971) dalam Wijayanti, jenis tinggi Indeks Gastropoda dominansi yang ( D ) (2007), gastropoda di perairan litoral Pulau menyatakan bahwa jenis substrat Pengujan memeliki nilai 0.16 yang dasar merupakan komponen yang merupakan sangat rendah. penting bagi kehidupan katagori dominansi Dikarenakan indeks organisme benthos. Nybakken (1992) dominansi berkisar antara 0 – 1. menyatakan Semakin besar nilai indeks semakin dari semua pantai pasang surut, pantai berbatu yang besar tersusun dari bahan yang keras spesies merupakan daerah yang paling padat Suatu mikroorganisme keanekaragaman jenis tinggi jika keragaman dan terbesar mempunyai untuk jenis komunitas populasi. mempunyai spesies yang sama. Sebaliknya jika Pengujan komunitas itu tersusun oleh sangat memiliki nilai 0.89 atau hampir sedikit spesies, dan jika hanya sedikit dengan indeks saja spesies yang dominan, maka Litoral keanekaragamannya 1 keseragaman Pulau mendominasi satu spesies (jenis) dengan kelimpahan Indeks keseragaman ( E ) pada litoral salah komunitas itu tersusun oleh banyak hewan maupun tumbuhan. perairan kecenderungan sehingga di perairan Pulau Pengujan ini memilki nilai Soegianto, 1994 ). katagori tinggi. Hal ini berkesusaian Nilai rendah dominansi ( tergolong dengan yang dinyatakan oleh Brower rendah dikarenakan dari 9(jenis) et al. (1990) dalam Satria (2014) Gastropoda dimana apabila nilai E mendekati 1 ( terdapat 2(dua) jenis Gastropoda > 0,6 ) berarti keseragaman populasi yang memiliki 10 yang ditemui nilai hanya kelimpahan tinggi dan berbeda jauh nilai Salinitas kelimpahannya dari 7(tujuh) jenis Fluktuasi salinitas di daerah lainnya. intertidal disebabkan oleh dua hal, yaitu hujan lebat dan penguapan Parameter Perairan yang Suhu penting dalam mengatur kehidupan organisme perairan. Dewiyanti (2004), keberadaan suatu osmotik. cenderung tergolong baik bagi ini salinitas berkisar kehidupan Gastropoda berada pada bervariasi kisaran 28-34‰, sehingga berkaitan dengan hasil nilai salinitas yang didapat dari pengukuran dilapangan berkisar 28,4 0C – 31,36 0C. Kisaran suhu pengukuran (2014) salinitas yang optimal untuk pengukuran diperoleh nilai suhu rata-rata hasil Dharmawan (1995) dalam Satria dan dengan berubahnya suhu. Dari hasil nilai salinitas antara 31,13‰ – 32,56‰. Menurut keadaan seluruh kehidupan suatu komunitas Dari diperoleh nilai menyatakan spesies Perubahan berpengaruh pada proses difusi dan Suhu merupakan faktor yang sangat besar. maka dapat dikatakan bahwa nilai masih salinitas pada pada perairan litoral kehidupan Pulau Pengujan tergolong baik bagi Gastropoda, hal ini berkaitan dengan Gastropoda. yang dikatakan oleh Odum, (1996) dalam Satria, (2014), bahwa kisaran Derajat Keasaman ( pH ) suhu yang layak untuk pertumbuhan pH sangat penting sebagai dan reproduksi Gastropoda pada parameter umumnya adalah 25-320C. Suhu juga mempunyai pengaruh dengan karena reaksi beberapa bahan air. Dari hasil diperoleh nilai derajat keasaman ( pH dominansi hewan gastropoda. Hal ini sesuai air mengontrol tipe dan laju kecepatan terhadap keanekaragaman, keseragaman dan juga kualitas ) berkisar antara 7,46 – 8,13. Hasil ketentuan pengukuran pH ini terbilang baik KEPMEN LH No.51 ( 2004 ) yang untuk biota khususnya gastropoda. menyatakan nilai suhu yang baik Hal ini sesuai yang dikatakan oleh untuk perairan berkisar 280C - 320C. Odum, (1996) dalam Satria, (2014), 11 bahwa Gastropoda umumnya terlarut minumum sebanyak 4 mg/L, membutuhkan pH air antara 6,5-8,5 selebihnya tergantung kepada untuk dan ketahanan organisme, derajat reproduksi. Selain itu hal ini juga keaktifan, kehadiran sesuai oleh KEPMEN LH No.51 temperatur air (2004) yang menyatakan bahwa pH Jumlah oksigen terlarut meningkat yang baik untuk biota laut adalah 7 - sejalan dengan menurunya suhu dan 8,5. Derajat keasaman ( pH ) perairan menurun dengan naiknya salinitas. akan terhadap Hal ini juga sesuai dengan KEPMEN gastropoda bila pH rendah atau asam LH No.51, 2004 yang menyatakan ( Martosudarmo dan Utaminingsih, bahwa kandungan oksigen terlarut 1989 dalam Pratikto dan Rochaddi, yang mendukung untuk kehidupan 2006 ). biota perairan adalah > 5 mg/L, maka kelangsungan hidup berpengaruh dan pencemar, sebagainya. dapat dikatakan bahwa nilai oksigen terlarut di periran litoral Pulau Oksigen Terlarut ( DO ) Kandungan oksigen Pengujan terbilang baik untuk biota merupakan suatu faktor yang sangat khususnya gastropoda. penting di dalam suatu ekosistem perairan. Hal ini dikarenakan oksigen Sedimen terlarut merupakan kebutuhan dasar Setelah sampel sedimen yang bagi organisme akuatik termasuk diperoleh pada 38 plot di perairan bentos untuk proses respirasi. Dari litoral Pulau Pengujan dianalisis di hasil pengukuran yang dilakukan laboraturium FIKP UMRAH dan di diperoleh nilai oksigen terlarut ( DO input ) berkisar antara 6,73 – 7,9 mg/L. Gradistat maka Hasil pengukuran DO ini terbilang sedimen dengan baik untuk biota benthos khususnya berkerikil dengan nama sedimen gastropoda. Hal ini sesuai dengan pasir sangat halus dan kerikil sangat yang dikatakan Levinton, (1982) halus. Tekstur jenis ini baik untuk dalam Sitorus, (2008), Kehidupan di kehidupan gastropoda. Sesuai yang air dapat bertahan jika ada oksigen dikatakan Bangen, (1994) dalam 12 menggunakan software didapatlah jenis tekstur pasir Rasyid, (2001), Jenis sedimen Welch (1952), berkaitan dengan kandungan oksigen Wijayanti dan bahwa substrat didasar perairan akan ketersediaan nutrien dalam sedimen. Pada jenis sedimen yang menentukan kelimpahan dan Selanjutnya Odum (1971), dalam Pada Sedimen Leavistromb us turturella Gibberulus gibberulus Cymbiola nobilis Neverita didyma Pugilina cochlidium Mitrella alvarezi Turbo bruneus Cerithium nodulosum Tectus niloticus menjelaskan komposisi jenis dari hewan benthos. Tabel 8. Jenis Habitat Gastropoda Jenis Gastropoda (2007), dalam Wijayanti bahwa Habitat pada Sedimen Di Menem Di atas pel dalam (2007), jenis menambahkan substrat dasar merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan organisme benthos. Pada masing-masing jenis Gastropoda yang ditemui memiliki habitat pada sedimen yang berbeda- beda, ada yang berada diatas permukaan sedimen, dibawah atau didalam sedimen, dan ada juga yang menempel pada sedimen. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil berpasir kandungan oksigen relatif perhitungan didapatkan hasil data lebih besar di bandingkan dengan kelimpahan total dan proporsinya sedimen yang lebih halus, karena yaitu pada sedimen berpasir terdapat pori tertinggi adalah jenis Gibberulus udara gibberulus yang memungkinkan kelimpahan dan proporsi dengan jumlah 64 terjadinya pencampuran yang lebih kelimpahan 1,68 m2 dengan proporsi intensif dengan air di atasnya. 25,20%, dan proporsi kelimpahan terendah yaitu dengan jenis Tectus 13 niloticus dengan jumlah kelimpahan n Biola. Html. di Unduh 21-12- 2 0,24 m dengan proporsi 3,54 %. Nilai 2013 keanekaragaman Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Litoral Pulau Hayati Pengujan Pembangunan ini tergolong dalam Laut; Aset Berkelanjutan kategori sedang dengan nilai 1,97 Indonesia. karena Pustaka Utama, Jakarta H’ 1 ≤ H’ 3. Nilai Keseragaman mencapai 0,89 atau Dewiyanti, I. mendekati 1 sehingga dikatagorikan Komunitas keseragaman tinggi. Sedangkan nilai (Gastropoda Dominansi Serta mencapai 0,16 atau PT Gramedia 2004. Struktur Molluska dan Bivalvia) Asosiasinya pada mendekati 0 sehingga dikatagorikan Ekosistem indeks dominansi rendah. Kawasan Pantai Ulee-Lheue Banda Saran Aceh. Skripsi. di IPB Bogor. Berdasarkan penelitian yang Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air telah dilaksanakan, didapatkan hasil data Mangrove kelimpahan dan Bagi Pengelolaan Sumberdaya proporsi dan Gastropoda tertinggi adalah jenis Perairan.Kanisius: Yogyakarta Gibberulus gibberulus. Oleh karena Fachrul, itu peneliti memberikan saran yaitu perlu adanya terhadap M.F, 2007, Sampling penelitian lanjutan Metode Bioekologi. Jakarta mengenai Kajian kualitas parameter perairan Lingkungan Handayani, kelimpahan Gibberulus gibberulus yang ada di E.A. (2006), Keanekaragaman Jenis Gastropoda perairan litoral Pulau Pengujan. di Pantai Randusanga Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Skripsi, FMIP DAFTAR PUSTAKA Universitas Negeri Semarang, Akdinbemperi, 2009. Laporan Biola Semarang. http// Iptek – Akdinbemperi. Odum, E. P, 1993, Dasar-Dasar Blogspot.com/2009/06/Lapora Ekologi, Terjemahan Tjahjono 14 Samingan, Yogyakarta; Gajah Sari, A. 2011. Analisis Struktur Mada University Press Komunitas Pratikto, I. dan Rochaddi, B. 2006. Bivalvia Pada Beberapa Kondisi Kawasan Ekologi Perairan Delta Wulan Mangrove Demak Jawa Tengah : Korelasi Sinjai Timur Dan Sinjai Utara Sebaran Gastropoda dan Bahan Kabupaten Organik Dasar di Kawasan Universita Mangrove, Makassar. Jurnal Kelautan Ilmu Universitas F. 2001. Kecamatan Sinjai. Tesis. Hasanuddin. Satria, M. 2014. Keanekaragaman Diponogoro, Semarang. Rasyid, Di dan Distribusi Gastropoda di Sebaran dan Perairan Desa Berakit Asosiasi Makroinfauna pada Kabupaten Bintan, (skripsi). Ekosistem Padang Lamun di Fakultas Perairan Teluk Harun, Teluk Perikanan. Lampung, Lampung Selatan. Tanjungpinang. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Dasar Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Balige dan Danau Toba. Tesis. Universitas Parameter Oseanografi sebagai Penentu UMRAH. Air dan Hubungannya dengan Riniatsih, I. dan E. W. Kushartono, Substrat dan Silalahi, J. 2009. Analisis Kualitas Pertanian Bogor : Bogor. 2009, Kelautan Sumatra Utara, Medan. Keberadaan Sitorus, D.(2008), Keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia di dan Distribusi Bivalvia Serta Pantai Kaitanny Sluke Kabupaten Rembang, Jurnal Ilmu Kelautan Fisika-Kimia Universitas Serdang, Romimohtarto, K dan Juwana. 2009. Laut. di Faktor Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Diponegoro, Semarang. Biologi Dengan Tesis, Sekolah Pascasarjana-Biologi, Jakarta: Universitas Sumatera Utara, Djambatan. Medan. 15