RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : : : : SMK PENDA 2 Karannganyar Dasar Tekstil X Tata Busana / Gasal 2 x 45 menit ( pertemuan ke-1 ) 4 x 45 menit ( pertemuan ke-2 ) A. KOMPETENSI INTI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung B. KOMPETENSI DASAR 3.1. Menganalisis macam-macam serat 4.1. Mengkategorikan macam-macam serat C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 3.1.2 mendefinisikan serat tekstil 3.1.3 Menyebutkan macam –macam serat tekstiL 3.1.3 Menganalisis macam-macam serat tekstil 4.1.1 Mengkarakteristikkan jenis serat tekstil berdasarkan asal serat 4.1.2 Mengidentifikasi macam-macam serat tekstil D. TUJUAN PEMBELAJARAN 3.1.2 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat mendefinisikan serat tekstil secara mandiri dengan percaya diri. 3.1.3 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat Menyebutkan macam macam serat tekstil secara mandiri dengan percaya diri. 3.1.4 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat secara teliti menganaisis macam-macam serat tekstil. 4.1.1 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat mengkaarakteristikan jenis serat sesuai dengan ciri-cirinya dengan teiiti 4.1.2 Secara mandiri siswa mampu mengidentifikasi dan memilah jenis-jenis serat tekstil dengan praktek uji bakar sesuai dengan SOPl Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar E. MATERI PEMBELAJARAN 3.1.4 Pengenalan Bahan Tekstil 3.1.4 Penggoongan serat tekstil 3.1.5 Karateristik serat tekstil 4.1.1 karakteristik jenis serat tekstil berdasarkan asal serat 4.1.2 Uji Baar serat tekstiluydydd F. G. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE Pendekatan : Saintifik Model Pembelajaran : Inqury Learning Terbimbing Metode : Tanya jawab, diskusi, demonstrasi KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan ke-1 Kegiatan Pendahuluan Inti Deskripsi Kegiatan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru mengecek kehadiran siswa Guru menyampaikan tema materi dan memberi pertanyaan rangsangan kepada siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bertanya jawab, berkelompok dan diskusi. Guru membagi kelompok diskusi, setiap kelompok 3-4 siswa Guru menyampaikan rencana penilaian pengetahuan dan keterampilan Orientasi Masalah Siswa mengamati materi tayang berupa video tentang jenis-jenis serat (mengamati) Siswa membuat pertanyaan tentang (menanya) Pengumpulan data Siswa membaca buku untuk mengidentifikasi macam- macam serat dan karakteristiknya (mengumpulkan informasi) Siswa membuat list pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari materi tayang (menanya) Guru memberikan jawaban dari pertanyaanpertanyaan siswa (menanya) Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi maca serat(mengumpulkan informasi) Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Alokasi Waktu 15 menit 60 menit Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Siswa membaca buku untuk mendapatkan informasi tentang jenis jenis serat Siswa mendiskusikan jenis jenis serat Berdasarkan hasil membaca buku dan diskusi siswa merumuskan macam-macam jenis serat Pengorganisasian Siswa berdiskusi menyimpulkan hasil identifikasi macam-macam serat (menalar) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (mengomunikasikan) Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru Guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. Penutup Merangkum materi pembelajan Siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Memberikan umpan balik pembelajaran Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya Memberikan penugasan. Guru menutup dengan berdoa 15 menit Pertemuan ke-2 Kegiatan Pendahuluan Inti Deskripsi Kegiatan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru mengecek kehadiran siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bertanya jawab, berkelompok dan diskusi. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya Guru menyampaikan teknis pembelajaran praktik Pengumpulan data dengan ekperimen Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan eksperimen sederhana sebagai pembuktian rumusan masalah/hipotesis (mengumpulkan data) Pegorganisasian Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Alokasi Waktu 15 menit 150 menit Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Guru meminta siswa untuk menentukan hasil hipotesis dengan diskusi antar kelompok (mengkomuniasikan) Siswa mendiskusikan untuk mengidentifikasi macammacam serat tekstil (mengkomuniasikan) Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan menanggapinya (mengkomuniasikan) Penutup H. Merangkum materi pembelajan Siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Memberikan umpan balik pembelajaran Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya Memberikan penugasan. Guru menutup dengan berdoa 15 menit PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN (kisi-kisi soal dan instrumen terlampir) KEGIATAN PENGAYAAN • Guru memberikan penugasan mencari materi tentang penggolonggan serat tekstil KEGIATAN REMEDIAL • Guru mengulang pembelajaran tentang penggolonggan serat tekstil I. MEDIA, ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR a. Media : Power point, training obyek b. Alat/Bahan : LCD, laptop, Modul c. Sumber : Tata Busana Jilid 2 , Ernawati Mengetahui Kepala Sekolah, Aris Sukarno,S.Pd , MPd NIP. Karanganyar, 30 Juni 2016 Guru, Widya Nanda Gardhea Putri ,S.Pd NIP Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar LAMPIRAN PENILAIAN Instrumen Penilaian Pengetahuan Mata Pelajaran: Tekstil KD 3.1 Menganalisis macam-macam serat Kompetensi Dasar Menganalisis macammacam serat Indikator mendefinisika n serat tekstil Indikator Soal Siswa dapat mendefinisikan Jenis Soal uraian Soal 1. Apakah tujuan anda mempelajari bahan tekstil? tujuan meempelajari bahan tekstil Menyebutkan macam – macam serat tekstiL Siswa dapat menyebutkan macam –macam serat teksti yang Menganalisis berasal dari alam macam-macam serat tekstil 2. Jelaskan penggolongan serat tekstil yang berasal dari alam? Peserta didik mmpu menganalisis serat tekstil buatan atau sintetis Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar 3. Jelaskan ciriciri serat buatan ¡ Kunci Jawaban Soal: 1. Tujuan mempelajari bahan tekstil adalah supaya memiliki wawasan dan keterampilan dalam memilih dan membeli bahan baku busana sesuai desain busana. 2. Penggolongan serat tekstil yang berasal dari alam adalah sebagai berikut: Serat selulosa Serat Alam Serat Protein Serat Mineral 3. Batang-> Flak(linen),henep,jute,kenaf,rami Buah-> flak, serat, serabut kelapa Daun-> Abaca(manila),henegen,sisal Biji-> serat kapas dan kapok Berbentuk stapel Rambut -> Alpaca, Unta, Chasmere,Uama,Mohair, Kelinci. Wol -> Biri-biri Berbentu Filamen Sutera -> dari ulat suterw Serat Asbes Sifat-sifat umum serabut thermoppastik : Pada umumnya kuat baik dalam keadaan basah dan kering Tahan gesekan sehingga awet dalam pemakaian Tahan alkali Tahan ngengat Tahan jamur dan serangga Daya kenyalnya sangat besar sehingga bahan pakaian serabut temoplastik sangat elastis Pada suhu tertentu kain dari serabut termoplastik dapat dibuat macam-macam lipit Tidak tahan panas Daya pengisap air sangat kurang PenskoranJawabandanPengolahanNilai 1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban 2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban 3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban 4. Nilai 1 :jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban ContohPengolahanNilai No SkorPenilaia IPK Nilai Soal n1 1. 1 3 Nilaiperolehan KD pegetahuan : reratadarinilai IPK 2. 2 3 (13/16) * 100 = 81,25 3. 3 4 Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar 4. T 4 3 Jumlah i Instrumen Peni Instrumen Penilaian Ketrampilan Mata Pelajaran: Dasar Tekstil KD 4.2 Mengkategorikan macam-macam serat IPK 1 Tidak dapat mengkarateris Mengkarakteri tikkan serat tekstil sesuai stikkan jenis dengan asal serat tekstil serat . berdasarkan asal serat Kategori 2 Terdapat >1 kesalahan dalam menyebutkan dan megkaraktrisit ikkan serattekstil 3 Terdapat 1 kesalahan dalam menyebutkan dan megkaraktrisit ikkan serattekstil Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar 4 Tepat dan benar dalam menyebutkan dan megkaraktrisit ikkan serattekstil berdasarkn IPK Kategori 1 Tidak dapat Mengidentifik Mengidentifika asi serat tekstil sesuai si macamdengan asal macam serat serat sesuai tekstil hasil uji bakar 2 berdasarkn penggolongan nya Terdapat >1 kesalahan dalam menyebutkan dan Mengidentifik asi sera tekstil berdasarkn penggolongan nya sesuai hasil uji bakar 3 berdasarkn penggolongan nya Terdapat 1 kesalahan dalam menyebutkan dan Mengidentifik asi serattekstil berdasarkn penggolongan nya sesuai hasil uji bakar 4 penggolongan nya Tepat dan benar dalam menyebutkan dan vn serattekstil berdasarkn penggolongan nya sesuai hasil uji bakar LEMBAR KERJA Lakukan uji bakar terhadap serat dan tentukan jenis serat berdasarkan hasil uji bakar. 1. Alat: Korek api Alat tulis 2. Bahan Perca kain Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Kertas 3. Keselamatan kerja Pastikan lingkungan kerja anda bebas dari bahan yang mudah terbakar. Lebih aman jika anda melakukan uji pembakaran di luar ruangan Hati-hati dalam mengerjakan tugas Bersihkan kembali alat dan lingkungan kerja anda. 4. Langkah Kerja Menyiapkan alat dan bahan Ukur bahan dengan ukuran yang sama Lakukan uji pembakaran Amati reaksi yang terjadi selama dan sesudah proses uji pembakaran Tulis hasil pengamatan anda Merapikan kembali alat dan bahan yang dipergunakan. KEGIATAN BELAJAR 1 Penggolongan Serat A. URAIAN MATERI Memiliki pengetahuan tentang bahan tekstil merupakan satu modal yang sangat besar bagi seseorang yang bergerak di bidang busana. Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Bagi konsumen tekstil, mengetahui bahan tekstil diperlukan untuk pemilihan sesuai dengan gambar disain. Selain itu pengetahuan bahan tekstil akan banyak membantu dalam mengenal jenis dan kualitas bahan yang dicantumkan dalam label tekstil, sehingga dapat menghindari kesalahan pada waktu membeli atau menghindari penipuan. Pemilihan bahan yang baik berdasarkan kualitas kain sangat dipengaruhi oleh asal serat, proses pembuatan benang, proses pembuatan kain serta penyempurnaan bahan. 1. Pengenalan Bahan Tekstil Setiap kali kita melihat kain, kita selalu ingat dengan istilah bahan tekstil. Apa yang dimaksud dengan bahan tekstil ? Bahan tekstil adalah semua bahan yang berupa tenunan (woven) dan bukan tenunan (non woven) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis busana dan lenan rumah tangga. Pada umumnya bahan tekstil dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar berdasarkan fungsinya, yakni : a. Bahan Utama Yang dimaksud dengan bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu busana atau lenan rumah tangga. Bahan utama sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana atau lenan rumah tangga. Dalam dunia pertekstilan kita mengenal beraneka ragam bahan tekstil yang indah dan menarik. Bahan tekstil/kain ini telah melalui suatu proses yang panjang hingga sampai ke konsumen. b. Bahan Pelengkap/Garnituur Busana Bahan pelengkap/garnituut busana adalah semua jenis bahan yang digunakan untuk melengkapi suatu busana atau lenan rumah tangga. Menurut fungsinya bahan pelengkap dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Menyempurnakan : sebagai bahan pelapis, pengisi, dan pembentuk antara rambut kuda, spons, fliselin dan bantal bahu. 2) Melengkapi/menghias, antara lain : (1) Macam-macam kancing (2) Macam-macam pita (3) Macam-macam renda (4) Macam-macam benang (5) Macam-macam bahan aplikasi 2. Penggolongan Serat Tekstil Serat tekstil digolongkan berdasarkan jenis serat, yaitu serat alam dan serat buatan. Serat alam telah lama dikenal, sedangkan serat buatan dikenal pada permulaan abad ke-19. Serat buatan mengalami perkembangan pesat dalam pengolahan dan penyempurnaan dari masa ke masa. Kebanyakan konsumen di Indonesia menggunakan bahan tekstil dari serat campuran atau sintetis dengan alasan mudah pemeliharaannya, ringan serta murah. Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Serat buatan ini dipintal menjadi benang lalu dibuat kain. Panjang serat tekstil satu dengan yang lainnya berbeda serta mempunyai pengaruh terhadap bahan tekstil itu sendiri. Menurut panjang serat, jenisnya dibagi dalam dua jenis : a. Serabut (staple), yaitu serat yang pendek (hanya beberapa cm). Serat alam pada umumnya pendek. Serat buatan diperoleh dengan cara memotong filamen menjadi 1 – 6 inci b. Filamen, yaitu serat yang sangat panjang. Semua serat buatan dibuat dalam bentuk filamen. Serat sutera adalah satu-satunya serat alam yang berbentuk filamen. Kita mengenal monofilamen, yaitu filamen yang terdiri dari satu filamen, sedangkan multifilamen ialah filamen yang terdiri dari beberapa filamen dalam bentuk benang. Serabut tekstil yang bermacam-macam dapat digolongkan dalam empat golongan besar menurut asal seratnya yaitu : b. Serabut selulosa, terdiri dari serabut biji, serabut batang, serabut daun, serabut buah, rayon kupramonium, dan rayon viskosa. Sifat-sifat umum serabut selulosa : Umumnya kain yang berasal dari seabut selulosa kuat dan padat, sehingga terasa lebih berat dari serabut yang lain. Kain lekas menjadi kusut karena kurang kenyal, kecuali jika disempurnakan. Kain sangat higroskopis sehingga baik dipakai untuk kain handuk, saputangan, dan pakaian di daerah tropis. Kalau dipakai terasa sejuk karena mempunyai sifat pengantar panas yang baik. Kain mudah dicuci karena tahan alkali. Kain yang kotor dapat direndam dalam air sabun panas, atau direbus karena selulosa tahan terhadap panas yang tinggi. Tidak tahan asam mineral sehingga noda pada kain harus cepat dikeluarkan. Tidak tahan cendawan tetapi tahan ngengat. Mudah terbakar, nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar dan meninggalkan abu yang warnanya kelabu. c. Serabut protein, terdiri dari sutera, wol, bulu binatang lainnya, wol susu, dan vikara. Sifat-sifat umum serabut protein : Dalam keadaan basah kain berkurang kuatnya. Sutera basah berkurang kuatnya 15%, wol 40% dan vikara 50%. Sangat higroskopis dan menghisap lengas sehingga baik dipakai di daerah yang berhawa dingin. Kain yang ditenun dari serabut protein sebaiknya dicuci dengan sabun yang tidak mengandung alkali karena serabut protein tidak tahan alkali dan obat-obatan yang bereaksi. Umumnya tenunan asal serabut protein tidak tahan panas Mempunyai sifat static electricicy (bukan penghantar aliran listrik yang baik. Kain tidak mudah kusut kaena mempunyai sifat kenyal dan pegas Mudah terbakar, tetapi bila ditarik dari sumber nyala, api akan lekas padam berbau seperti rambut terbakar, dan meninggalkan lingkaran yang bekilau dan rapuh. d. Serabut termoplastik, terdiri dari asetat, poliamida, poliester, poliakrilik, dan polivinil chlorida. Sifat-sifat umum serabut termoplastik : Pada umumnya kuat baik dalam keadaan basah dan kering Tahan gesekan sehingga awet dalam pemakaian Tahan alkali Tahan ngengat Tahan jamur dan serangga Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Daya kenyalnya sangat besar sehingga bahan pakaian serabut temoplastik sangat elastis Pada suhu tertentu kain dari serabut termoplastik dapat dibuat macam-macam lipit Tidak tahan panas Daya pengisap air sangat kurang e. Serabut mineral, terdiri dari asbes, serat gelas dan benang logam. Menurut asalnya serat tekstil juga dapat dibagi sebagaimana yang tersusun dalam bagan berikut ini Bagan Penggolongan Serat Tekstil Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Serat Selulosa Batang flax (linen), henep, jute, kenaf, rami Buah flax, serat sabut kelapa Daun abaca (manilla), heneguen, sisal Biji serat kapas dan kapok Berbentuk Stapel Serat Alam Serat Protenia Berbentuk Filamen Serat Mineral Rambut Alpaca, Unta, Chasmere, Uama, Mohair, Kelinci Wol Biri - biri Sutera dari ulat sutera Serat Asbes Serat Tekstil Serat Setengah Buatan Selulosa Serat Rayon Viskosa Serat Rayon Astesat Serat Rayon Kupro Amonium Protein Serat Kaseina Serat Zein Mineral Serat logam, gelas, silikat, karbon Serat Buatan Polimer Kondensasi Kndensasa Serat Sintesis l Polimer Adisi Kondensasi akondensassi KEGIATAN BELAJAR 2 Pemeriksaan Serat Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar 1. Poliamida Serat nilon 2. Poliester Serat Tetoron, Dacron 3. Bliuretan Serat Spandex 1. Polihidrokarbon Serat Defin, Pollietilena, Polipropilena 2. Polihidrokarbon yang Serat Polivinil Khlorida 3. Polihidrokarbon yang disubstitusi hidroksil Serat Polivinil Alkohol 4. Polihidrokarbon yang disubstitusi nitril Serat Akrilat A. URAIAN MATERI Tiap-tiap serat tekstil menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut dapat diperiksa dengan berbagai cara, yaitu : pemeriksaan visual (mikroskop, memutuskan benang, bahan kimia) dan uji pembakaran. 1. Pengamatan secara visual Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain saja mungkin belum dapat secara langsung diketahui sifat-sifatnya, demikian juga dengan asal seratnya. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik penyempurnaan bahan tekstil, sehingga sering tidak dapat dibedakan antara kain yang asli dengan yang tiruan. Beberapa pengamatan secara visual tentang sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat, adalah : (1) Panjang serat Untuk penelitian asal serat sehelai kain, perlu dicabut sehelai benang untuk diperiksa kemungkinan golongan seratnya. (2) Kekuatan serat Serat sutra adalah serat yang terkuat diantara serat-serat lainnya seperti nilon, wol dan kapas. Dalam keadaan basah, serat rayon berkurang kekuatannya, sedangkan serat kapas akan lebih kuat daripada dalam keadaan kering. (3) Kehalusan serat Serat sutra adalah serat yang terhalusdi antara serat-serat asli yang lain seperti serat sintetis dan serat rayon. (4) Kilau serat Serat kapas kurang berkilau kecuali dimerser. Serat linen kilaunya bagus dan jelas, kilau serat sutra sangat bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam seperti logam, sedangkan serat wol tidak berkilau karena bergelombang. (5) Keriting serat Serat wol aalah satu-satunya yang memiliki keriting asli, ini menyebabkan kain wol berpori sehingga mempunyai sifat penyekat panas. (6) Daya lentur Serat wol berdaya lentur besar, demikian pula serat sintetis dan serat sutra. Serat selulosa tidak memiliki daya lentur yang baik, tetapi dapat diproses sehingga berdaya lentur yang besar, contohnya proses pembuatan bahan mulur (stretch) (7) Daya serap air dan udara Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa basah, daya serap serat sutra sampai 30%, linen 20% dan kapas 8,5%. Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan dengan cara memperhatikan seratseratnya, dapat dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x akan menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang seratseratnya baik gambar penampang melintang ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya. Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Cara memutuskan benang. Apabila berasal dari serat kapas, benang mudah diputus karena berserat pendek. Serat linen benangnya sukar diputus. Serat wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang dulu/elastis, ujung benang seperti spiral (berombak). Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya halus dan tidak berumbai. Serat rayon mudah putus, dan ujung benang bercabang. Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai berikut : Asam sulfat melarutkan serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan Kaustik soda (soda api) melarutkan serat yang berasal dari hewan, seperti wol dan sutra. Kupramonium melarutkan kapas Aseton melarutkan kain asetat Fenol 90% melarutkan nilon 2. Penyelidikan dengan uji pembakaran Untuk mengetahui secara pasti serat-serat yang tidak dikenal. Percobaan dengan pengujian yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan pembakaran. Prosedur ini memerlukan ketelitian dan secara singkat menyalakan seberkas serat, atau potongan kecil bahan, sambil mengamati proses pembakaran sebelum memadamkan apinya. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1) Serat-serat protein Serat-serat seperti wol, rambut/bulu binatang lainnya dan sutra akan segera mengeriting oleh api dengan sedikit meleleh, terbakar dengan lambat, meninggalkan butiran abu hitam yang lembut padat, bisa diremuk, dengan berbau seperti rambut yang terbakar. Wol akan padam segera setelah sumber apinya dialihkan. (2) Serat-serat selulosa Jenis serat ini yaitu katun, linen/flak dan rayon. Pengapian dilakukan dengan segera hingga serat terbakar dengan cepat, dan tercium bau seperti kertas yang terbakar. Abu yang ditinggalkan lembut seperti bedak. Rayon akan terbakar tanpa nyala atau meleleh sehingga tidak meninggalkan butiran seperti plastik, sisanya hanya bulu kapas ringan. (3) Asetat dan sintetis Bahan ini meleleh langsung dari api sebelum terbakar dan meninggalkan butiran abu hitam, bentuknya tidak rata dan rapuh, baunya seperti asam cuka. Poliester mengerut dengan api, lelehannya akan meninggalkan butiran bulat yang keras berwarna abu-abu atau coklat, berbau kimiawi. Nilon seperti di atas meninggalkan butiran abu-abu yang keras, susah diremuk, berbau seperti daun seledri. Pengujian lain untuk asetat adalah dengan menggunakan larutan aseton (cairan yang biasa dipakai untuk menghilangkan cat kuku). Aseton menghancurkan asetat dan melarutkan serat-serat bila dikenakan pada bahan tekstil. Serat-serat anorganik tidak terbakar. Walaupun begitu, lapisan poliester yang dipergunakan di atas adalah metalik yang akan terbakar. 3. Pengamatan dengan meraba Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Permukaan bahan yang halus mencerminkan permukaan yang lebih ringan daripada permukaan buran, kusam, atau berbulu, sehingga pengamatan visual dihubungkan dengan sesuatu yang dapat diraba (tactile). Benda-benda yang ‘terasa’ halus juga ‘kelihatan’ halus. Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu : (1) Yang dapat diraba (tactile) Perubahan-perubahan pada permukaan bahan-bahan karena pengaturan dari benangbenang individual pada tenunan atau rajutan dapat dirasakan di kulit. Dengan rabaan dapat dirasakannya lembut, kasar, jatuhnya bahan (drape), atau kaku dan berat. (2) Yang dapat didengar (audible) Gesekan dapat diciptakan oleh permukaan bahan dengan saling menggosokkan sehingga dapat didengar, misalnya gemersik dari sutra taffeta. 4. Penyelidikan tentang sifat-sifat serat Struktur fisika dan kimia sangat mempengaruhi sifat-sifat serat yang meliputi daya kekuatan, kemuluran dan elastisitas, daya serap, kelenturan, dan ketahanan terhadap gosokan, zat kimia dan lainnya. (1) Daya mulur Daya mulur atau elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali ke panjang semula setelah mengalami tarikan. Kain yang dibuat dari serat yang mulur dan elastisitasnya baik, stabilitas dimensinya juga baik dan tahan kusut. Makin tinggi derajat penarikan, makin tinggi kekuatan serat dan makin rendah mulurnya. (2) Daya serap Jumlah uap air yg diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung dari kelembaban relatif, suhu udara, dan seratnya. Beberapa jenis serat menyerap uap lebih banyak daripada jenis serat lainnya, ditentukan oleh struktur kima dari seratnya. Misalnya, serat-serat selulosa akan menyerap uap air lebih banyak sehingga lebih enak dipakai, mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statik, cocok dipakai pada udara lembab dan panas. (3) Daya susut (sanforized) Susutnya bahan pada waktu pencucian dapat disebabkan karena regangan-regangan yang tidak dapat dihindarkan pada waktu pembuatan kain tersebut sejak pembuatan benang. Serat kain menyerap air sehingga diameter serat menjadi bertambah besar dan panjangnya berkurang. (4) Daya luntur (fast colour) Merupakan penyempurnaan yang dilakukan pada bahan tekstil yang bertujuan untuk menguatkan warna dari pudar. Berdasarkan sifat-sifat zat warna, biasanya zat warna yang larut didalam air, ketahanan lunturnya kurang/tidak baik. Zat pewarna yang tidak larut dalam air, ketahanan lunturnya tinggi, misalnya zat warna bejana untuk pencelupan serat selulosa dan wol, serta nilon. Zat warna belerang digunakan untuk pencelupan serat kapas, zat warna naftol untuk pencelupan serat selulosa, batik, poliester, asetat, rayon dan sebagainya. Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar Widya Nanda G.P / Tata Busana / SMK PENDA 2 Karanganyar