RAGAM PERSPEKTIF PEDAGOGIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN, PENGAJARAN, DAN PELATIHAN Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Landasan Pedagogik L Dosen Pengampu: Oleh: PROGRAM STUDI SEKOLAH 2017 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Puji dan syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah yang berjudul “Ragam Perspektif Pedagogik tentang Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Landasan Pedagogik dan rekan-rekan atas dukungannya dalam terselesaikannya makalah ini. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia yang harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pendidikan yang tepat agar anak didik dapat menerima pendidikan dengan baik. Penelitian di bidang pendidikan harus terus di kembangkan demi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Masyarakat secara umum harus memahami dan mengetahui makna dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan, agar menjadi masyarakat yang madani. Sehingga di era sekarang pendidikan, pelatihan, dan pengajaran sangatlah penting untuk memajukan pradaban bangsa Indonesia menjadi lebih baik terutama dalam bidang sumber daya manusia. Penyusun menyadari dalam menyusun makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu adanya kritik dan masukkan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi amal saleh bagi kita semua. Bandung, September 2017 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Batasan Masalah ........................................................................................... 2 C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 D. Tujuan Makalah ............................................................................................ 3 E. Manfaat Makalah ......................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4 A. Definisi Operasional.................................................................................... 3 B. Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan.................................... 5 C. Tujuan Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan ................................... 8 D. Perbedaan Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan............ 10 BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12 A. Kesimpulan ................................................................................................. 12 B. Saran ............................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik, mengajar, melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Secara sepintas bagi orang awam mungkin akan dianggap sama artinya. Dalam praktik sehari-hari di lapangan, kita sering mendengar kata-kata seperti: pendidikan olahraga, pengajaran olahraga, dan latihan olahraga; pendidikan kemiliteran, pengajaran kemiliteran, latihan kemiliteran, dan lain sebagainya. (Sadulloh, Muharram, & Robandi, 2011) Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Melalui proses ketiganya, manusia dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang ada dalam dirinya. Dalam UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, begitu pentingnya pendidikan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh. Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan memiliki makna yang berbeda, akan tetapi karena ada kemiripan dalam tujuan pencapaian yang diharapkan maka akan muncul sudut pandang yang menganggap bahwa pendidikan, pengajaran, dan pelatihan itu memiliki makna yang sama. Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan memiliki definisi, tujuan, dan maknanya masing-masing. Sehingga dikhawatirkan 1 2 karena adanya suatu kesalahan pemaknaan tersebut akan menimbulkan permasalahan. Misalnya seorang guru yang seharusnya mendidik anak didiknya (mempraktikan makna pendidikan), tetapi malah mempraktikan makna pengajaran. Permasalahan yang dapat terjadi dari kesalahan tersebut yaitu ketika peserta didiknya menjadi seseorang yang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa, tetapi karena kemampuannya tersebut dia melakukan kejahatan pada orang lain dengan cara korupsi atau menipu. Karena pada dasarnya pengertian pendidikan itu bukan hanya menelaah objek untuk mengetahui keadaan dan hakikatnya, melainkan juga menelaah bagaimana seharusnya bertindak terhadap objek tersebut. Sedangkan pengajaran hanya menelaah objek untuk mengetahui keadaan dan hakikatnya saja. (Langeveld, MJ: 2008) Pendidikan, pengajaran, pelatihan sudah akrab dan dikenal masyarakat luas. Berdasarkan hasil tanyajawab di lapangan, sebagian besar masyarakat masih belum mengetahui banyak mengenai pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Banyak anggapan yang mengatakan bahwa ketiganya adalah suatu hal sama. Karena hal itu, penulis tertarik untuk membuat karya tulis berupa makalah yang membahas mengenai pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya suatu penjelasan mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan, agar permasalahan yang terjadi akibat dari pemaknaan yang salah dapat dihilangkan. Maka dari itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan”. B. Batasan Masalah Agar dalam pembuatan makalah ini penulis tidak mendapat kesulitan, tercapainya keefektifan, dan efisien hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya suatu batasan masalah. Mengingat luasnya ruang lingkup pendidikan, pengajaran, 3 dan pelatihan, maka batasan masalahnya adalah makna dan tujuan dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah ini dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan? 2. Apa tujuan dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan? 3. Bagaimana perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan? D. Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah: 1. Mengetahui makna pendidikan, pengajaran, dan pendidikan. 2. Mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan 3. Memperoleh pemahaman tentang perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. E. Manfaat Makalah 1. Dapat mengetahui makna pendidikan, pengajaran, dan pendidikan. 2. Dapat mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan 3. Dapat Memperoleh pemahaman tentang perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut: 1. Pedagogik adalah ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak. 2. Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 3. Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajar juga diartikan sebagai interaksi belajar dan mengajar, pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. 4. Pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses belajar yang terencana. 4 5 B. Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan 1. Makna Pendidikan a. Makna Pendidikan Secara Umum Pengertian pendidikan secara umum yaitu suatu proses yang terjadi secara alamiah sebagai akibat dari sebuah interaksi individu dengan lingkungan alam semesta dan interaksi antara individu dengan lingkungan masyarakat yang mengakibatkan terbentuknya sikap dan pola pikir individu, dan prosesnya terjadi sepanjang hayat. (Sadulloh, Uyoh dkk, 2011; Rattansingh, 2011) Dari pengertian tersebut pendidikan secara umum dapat kita maknai sebagai proses alamiah pembentukan sikap dan pola pikir yang berlangsung sepanjang hayat. Pembentukan kompetensi pada pendidikan tidak hanya mencakup pembentukan kemampuan intelektual saja, tetapi juga ditekankan pada proses pembinaan kepribadian secara menyeluruh. Proses pendidikan secara umum berlangsung sepanjang hayat dan alamiah, itu artinya proses pendidikan tidak pernah berhenti dan terus dilakukan dari mulai lahir sampai meninggal, serta proses pendidikannya juga terjadi secara tidak disengaja (alamiah). Pendidikan sepanjang hayat ini merupakan bagian integral dari hidup manusia itu sendiri. Pendidikan sepanjang hayat dalam praktiknya telah lama berlangsung secara alamiah dalam kehidupan manusia. Dalam perjalanannya menjadi pudar disebabkan oleh semakin kukuhnya kedudukan sistem pendidikan persekolahan di tengah-tengah masyarakat. Dimana sistem pendidikan persekolahan membentuk masyarakat tersendiri dan memisahkan diri dari lingkungan masyarakat luas, mendindingi kelas, membatasi waktu belajarnya sampai usia tertentu dan jangka waktu tertentu. (Tirtaraharja dan La Sulo, 2005: 42) Hal ini bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan 6 persekolahan, tetapi merupakan suatu proses kesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. b. Makna Pendidikan Secara Khusus Pendidikan secara khusus dapat kita maknai sebagai suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam pembentukan sikap dan pola pikir individu atau kelompok dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan (Purwanto, M Ngalim, 2009; Suyitno, 2009; Tirtarahaedja, Umar & S L La Sulo.2005). Manusia sangat memerlukan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, semakin baik pendidikan yang diperoleh semakin baik juga kualitas hidupnya. Karena di dalam pendidikan itu ada sebuah usaha yang dilakukan untuk membentuk pola pikir dan sikap menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Drijarkara (dalam Sadulloh, 2015: 4), pendidikan secara prinsip adalah berlangsung dalam lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, yakni ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan. Ayah dan ibu bertanggung jawab untuk membantu memanusiakan, membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya. Bimbingan dan bantuan ayah dan ibu tersebut akan berakhir apabila sang anak menjadi dewasa, menjadi manusia sempurna, atau manusia purnawan (dewasa). Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan tumbuh bersamaan dengan munculnya manusia di muka bumi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang paling hakiki bagi berlangsungnya hidup manusia di muka bumi. Karena manusia tidak akan bisa hidup secara wajar tanpa adanya sebuah proses pendidikan. Manusia sejak lahir dalam kehidupan belum dapat menolong dirinya sendiri maupun berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, 7 manusia membutuhkan bantuan orang lain, terutama orang tua atau orang dewasa lainnya. 2. Makna Pengajaran Pengertian Pengajaran yaitu suatu proses yang dilakukan untuk memberikan pengalaman belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir individu atau kelompok (Sadulloh, Uyoh dkk, 2011). Pengajaran merupakan kata benda dari mengajar, di mana di dalamnya terkandung makna interaksi antara guru dan siswa. Namun di dalamnya, peran guru lebih dominan. Hal ini jelas karena pada dasarnya dalam kata mengajar itu merujuk pada guru atau pendidik. Bedanya dengan pembelajaran adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dipandang memiliki peran timbal balik yang sama pentingnya. Pengajaran merupakan proses transfer ilmu dari guru kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan terhadap bidang tertentu. Pembedaan antara pendidikan dan pengajaran hanya dilakukan untuk keperluan analisis agar masing-masing segi dapat didalami. Dalam praktik pelaksanaannya, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Semakin luas dan dalam wawasan dan pengetahuan seseorang maka semakin kokoh terbentuknya sikap dan nilai-nilai di dalamnya, sebaliknya kualitas sikap dapat mempengaruhi usaha memperluas dan memperdalam wawasan keilmuan seseorang. (Tirtaraharja dan Lasulo, 2005: 74) 3. Makna Pelatihan Pelatihan perlu dilakukan untuk setiap individu yang akan menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau masalah. Pelatihan dilakukan agar individu tersebut dapat menguasai pengetahuan, keahlian, dan perilaku yang ditekankan untuk keperluan 8 dalam menyelesaikan masalahnya. Sehingga pelatihan dapat dimaknai sebagai suatu proses yang dilakukan untuk membantu memperoleh cara bagaimana menambah kemudahan dalam bekerja (Otuko, Ashikhube O, dkk, 2011). Menurut Kirkpatrik ada 4 tahap untuk menuju pelatihan yang efektif. Tahap pertama yaitu reaksi yang timbul dari peserta latihan mengenai apa yang mereka rasakan dan pikirkan mengenai latihan. Tahap kedua yaitu pertambahan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan sebagai dampak dari hasil pemberian latihan. Tahap ketiga yaitu pembentukan sikap dalam mengaplikasikan pengetahuan di dalam pekerjaan. Tahap keempat yaitu hasil yang diperoleh setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang dilatihkan. (Inn, T Cheng, dkk, 2010) Syah (2004: 35) dalam bukunya mengungkapkan bahwa dalam perspektif psikologi, pelatihan sebenarnya masih berada dalam ruang lingkup pengajaran. Artinya, pelatihan adalah salah satu unsur pelaksanaan proses pengajaran terutama dalam pengajaran ranah karsa. Maka tujuan pelatihan adalah perumusan kemampuan yang diharapkan dari pelatihan tersebut. Karena tujuan pelatihan ini adalah perubahan kemampuan yang merupakan bagian dari perilaku, maka tujuan pelatihan dirumuskan dalam bentuk perilaku (behavior objectives). C. Tujuan Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan 1. Tujuan Pendidikan a. Tujuan Umum Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan terakhir atau tujuan bulat. Tujuan umum ialah tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan kenyataan yang terdapat pada anak didik. Tujuan 9 umum pendidikan adalah kedewasaan anak didik. Hal ini berarti bahwa semua aktifitas pendidikan seharusnya diarahkan kesana, demi tercapainya tujuan umum tersebut. (Ahmadi A, Uhbiyati N, 2003:103) b. Tujuan Pendidikan Menurut Undang-undang Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional, pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Tujuan Pengajaran Menurut Darwyn Syah, ukuran keberhasilan pengajaran adalah tercapainya komunikasi yang harmonis guru dengan siswa. Indikator keberhasilan pengajaran lainnya adalah terjadinya perubahan tingkah laku para diri siswa serta tertanamnya dalam diri siswa tentang kebutuhan akan belajar serta manfaat belajar. Pengajaran tidaklah lain salah satu bagian dari pendidikan dengan cara memberikan ilmu pengetahuan serta kecakapan dalam mendidik anak didiknya. 3. Tujuan Pelatihan Moekijat (1993:2) menjelaskan tujuan umum pelatihan sebagai berikut : untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen (pimpinan). 10 D. Perbedaan Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan Berdasarkan penjelasan mengenai tujuan dan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang dijabarkan secara terpisah di subbab sebelumnya, dapat kita bandingkan secara sekilas bahwa terdapat perbedaan antara pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Perbedaan tersebut diantaranya terletak pada kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi yang akan dicapai pada pendidikan yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sedangkan kompetensi pada pengajaran yaitu pengetahuan, dan kompetensi pada pelatihan yaitu keterampilan. Proses pendidikan mencakup pengajaran dan pelatihan, sehingga kemampuan berpikir yang didapat dari proses pengajaran dan keterampilan yang didapat dari proses pelatihan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pada pengajaran hanya menuntut pada pengembangan kemampuan berfikir saja, dan pelatihan hanya menuntut pada peningkatan keterampilan. Proses pendidikan dan pembelajaran hanya bisa dilakukan pada manusia, sedangkan proses pelatihan selain bisa dilakukan pada manusia juga bisa dilakukan pada hewan, karena dalam pelatihan tidak menuntut pada kemampuan bernalar. 11 Perbedaan antara pendidikan, pengajaran, dan pelatihan dapat disimpulkan melalui tabel berikut: Tabel 1 Perbedaan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan No Kriteria Perbedaan Pendidikan Pengetahuan, 1 Pengajaran Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Meningkatkan Memiliki Memiliki harkat martabat kemampuan keterampilan/skill manusia, berpikir ilmiah tertentu Transfer of Transfer of Transfer of skills values knowledgess Mendidik, Mengajar Melatih Human Human and Kompetensi Sikap, dan Keterampilan 2 Tujuan mencapai kedewasaan, dan memanusiakan manusia 3 4 Materi Kegiatan mengajar, melatih 5 Sasaran Human animal Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa perbedaan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan terletak pada kompetensi yang diharapkan, tujuan yang akan dicapai, materi yang diberikan, kegiatan yang dilakukan, dan sasaran penerima dan pelaksanaannya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Makna pendidikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu makna pendidikan secara umum dan makna pendidikan secara khusus. Makna pendidikan secara umum yaitu suatu proses yang terjadi secara alamiah sebagai akibat dari sebuah interaksi individu dengan lingkungan alam semesta dan interaksi antara individu dengan lingkungan masyarakat yang mengakibatkan terbentuknya sikap dan pola pikir individu, dan prosesnya terjadi sepanjang hayat. Sedangkan makna pendidikan secara khusus yaitu suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam pembentukan sikap dan pola pikir individu atau kelompok dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Makna pengajaran yaitu suatu proses yang dilakukan untuk memberikan pengalaman belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir individu atau kelompok. Dan makna pelatihan yaitu suatu proses yang dilakukan untuk membantu memperoleh cara bagaimana menambah kemudahan dalam bekerja. Perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan terdapat pada kompetensi yang akan dicapai, tujuan yang diharapkan, waktu yang diperlukan, dan materi yang disampaikan. Tujuan dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan mempunyai perbedaan masing-masing diantaranya adalah memanusiakan manusia, dapat berpikir ilmiah, dan memiliki kemampuan/skill. Namun dari perbedaan itu pada umumnya tujuan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan adalah untuk membentuk manusia yang berilmu, berakhlak, dan beramal sholih. 12 13 B. Saran Pemahaman yang tepat mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan akan membuat proses pelaksanaannya berjalan dengan tepat, sistematis, dan terarah, sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu memahami makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan sangat penting untuk dilakukan. Teruslah belajar, karena hal itu akan terjadi sepanjang hayat. Untuk pembuatan makalah selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih rinci mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Karena pada makalah ini, hanya dikaji dari aspek tujuan dan maknanya saja. Mengingat keterbatasan waktu dan batasan masalah yang dibahas, makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan sebaiknya diberikan contoh kehidupan nyata, agar mudah dipahami oleh masyarakat luas. 14 DAFTAR PUSTAKA Darwyn, S. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran PAI. Jakarta: Gaung Persada Press. Inn, T Cheng, dkk. 2010. An investigation into the dimensions of training effectiveness on post training outcomes of quality management system. School of Management, Universiti Sains Malaysia. Langeveld, M J. 2009. Pedagogik Theoritis-Sistematis, (Editor : Y Suyitno). FIP, UPI Bandung. Moekijat, 1993. Pengembangan dan Motivasi. Bandung: Pionir Jaya. Otuko, Ashikhube O, dkk. (2011). Effect Of Training Dimensions On Employee’s Work Performance. Departement of Psychology, Moi University. Purwanto, M Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja. Rattansingh. 2011. Education – Meaning, Origin, History, and Philosophy of Education. Newdelhi: Indian Bar Review. Sadulloh, Uyoh dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Suyitno. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan (Materi Bahan Ajar). Upi Bandung Tirtarahaedja, Umar & S L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.