Uploaded by hibatul.azizi335

Makalah 1 - Ragam

advertisement
RAGAM PERSPEKTIF PEDAGOGIK TENTANG MAKNA
PENDIDIKAN, PENGAJARAN, DAN PELATIHAN
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Landasan Pedagogik
L
Dosen Pengampu:
Oleh:
PROGRAM STUDI
SEKOLAH
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah yang
berjudul “Ragam Perspektif Pedagogik tentang Makna Pendidikan, Pengajaran, dan
Pelatihan”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Landasan Pedagogik dan rekan-rekan atas dukungannya dalam terselesaikannya
makalah ini.
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya
manusia yang harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga
kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pendidikan
yang tepat agar anak didik dapat menerima pendidikan dengan baik. Penelitian di
bidang pendidikan harus terus di kembangkan demi kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan. Masyarakat secara umum harus memahami dan mengetahui
makna dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan, agar menjadi masyarakat yang
madani. Sehingga di era sekarang pendidikan, pelatihan, dan pengajaran sangatlah
penting untuk memajukan pradaban bangsa Indonesia menjadi lebih baik terutama
dalam bidang sumber daya manusia.
Penyusun menyadari dalam menyusun makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu adanya kritik dan masukkan dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga
makalah ini bermanfaat dan menjadi amal saleh bagi kita semua.
Bandung, September 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
D. Tujuan Makalah ............................................................................................ 3
E. Manfaat Makalah ......................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A. Definisi Operasional.................................................................................... 3
B. Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan.................................... 5
C. Tujuan Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan ................................... 8
D. Perbedaan Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan............ 10
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik,
mengajar, melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Secara
sepintas bagi orang awam mungkin akan dianggap sama artinya. Dalam praktik
sehari-hari di lapangan, kita sering mendengar kata-kata seperti: pendidikan
olahraga, pengajaran olahraga, dan latihan olahraga; pendidikan kemiliteran,
pengajaran kemiliteran, latihan kemiliteran, dan lain sebagainya. (Sadulloh,
Muharram, & Robandi, 2011)
Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan merupakan aspek penting bagi
kehidupan manusia. Melalui proses ketiganya, manusia dapat mengembangkan
berbagai kemampuan yang ada dalam dirinya. Dalam UU 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, begitu pentingnya pendidikan dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya mencakup
pengembangan intelektual saja, tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan
kepribadian anak didik secara menyeluruh.
Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan memiliki makna yang berbeda, akan
tetapi karena ada kemiripan dalam tujuan pencapaian yang diharapkan maka akan
muncul sudut pandang yang menganggap bahwa pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan itu memiliki makna yang sama. Pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
memiliki definisi, tujuan, dan maknanya masing-masing. Sehingga dikhawatirkan
1
2
karena adanya suatu kesalahan pemaknaan tersebut akan menimbulkan
permasalahan. Misalnya seorang guru yang seharusnya mendidik anak didiknya
(mempraktikan makna pendidikan), tetapi malah mempraktikan makna pengajaran.
Permasalahan yang dapat terjadi dari kesalahan tersebut yaitu ketika peserta
didiknya menjadi seseorang yang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa,
tetapi karena kemampuannya tersebut dia melakukan kejahatan pada orang lain
dengan cara korupsi atau menipu. Karena pada dasarnya pengertian pendidikan itu
bukan hanya menelaah objek untuk mengetahui keadaan dan hakikatnya, melainkan
juga menelaah bagaimana seharusnya bertindak terhadap objek tersebut. Sedangkan
pengajaran hanya menelaah objek untuk mengetahui keadaan dan hakikatnya saja.
(Langeveld, MJ: 2008)
Pendidikan, pengajaran, pelatihan sudah akrab dan dikenal masyarakat luas.
Berdasarkan hasil tanyajawab di lapangan, sebagian besar masyarakat masih belum
mengetahui banyak mengenai pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Banyak
anggapan yang mengatakan bahwa ketiganya adalah suatu hal sama. Karena hal itu,
penulis tertarik untuk membuat karya tulis berupa makalah yang membahas
mengenai pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, perlu
adanya suatu penjelasan mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan,
agar permasalahan yang terjadi akibat dari pemaknaan yang salah dapat
dihilangkan. Maka dari itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Makna
Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan”.
B. Batasan Masalah
Agar dalam pembuatan makalah ini penulis tidak mendapat kesulitan,
tercapainya keefektifan, dan efisien hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya
suatu batasan masalah. Mengingat luasnya ruang lingkup pendidikan, pengajaran,
3
dan pelatihan, maka batasan masalahnya adalah makna dan tujuan dari pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
makalah ini dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan?
2.
Apa tujuan dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan?
3.
Bagaimana perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan?
D. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis adalah:
1.
Mengetahui makna pendidikan, pengajaran, dan pendidikan.
2.
Mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
3.
Memperoleh pemahaman tentang perbedaan makna pendidikan, pengajaran,
dan pelatihan.
E. Manfaat Makalah
1.
Dapat mengetahui makna pendidikan, pengajaran, dan pendidikan.
2.
Dapat mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
3.
Dapat Memperoleh pemahaman tentang perbedaan makna pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda, ada
beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pedagogik adalah ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak,
bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas
pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak.
2.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3.
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Pengajar juga diartikan sebagai interaksi belajar
dan mengajar, pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling
mempengaruhi antara guru dan siswa.
4.
Pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya
manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses
belajar yang terencana.
4
5
B. Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan
1.
Makna Pendidikan
a.
Makna Pendidikan Secara Umum
Pengertian pendidikan secara umum yaitu suatu proses yang terjadi secara
alamiah sebagai akibat dari sebuah interaksi individu dengan lingkungan alam
semesta dan interaksi antara individu dengan lingkungan masyarakat yang
mengakibatkan terbentuknya sikap dan pola pikir individu, dan prosesnya terjadi
sepanjang hayat. (Sadulloh, Uyoh dkk, 2011; Rattansingh, 2011)
Dari pengertian tersebut pendidikan secara umum dapat kita maknai sebagai
proses alamiah pembentukan sikap dan pola pikir yang berlangsung sepanjang
hayat. Pembentukan kompetensi pada pendidikan tidak hanya mencakup
pembentukan kemampuan intelektual saja, tetapi juga ditekankan pada proses
pembinaan kepribadian secara menyeluruh. Proses pendidikan secara umum
berlangsung sepanjang hayat dan alamiah, itu artinya proses pendidikan tidak
pernah berhenti dan terus dilakukan dari mulai lahir sampai meninggal, serta proses
pendidikannya juga terjadi secara tidak disengaja (alamiah).
Pendidikan sepanjang hayat ini merupakan bagian integral dari hidup
manusia itu sendiri. Pendidikan sepanjang hayat dalam praktiknya telah lama
berlangsung secara alamiah dalam kehidupan manusia. Dalam perjalanannya
menjadi pudar disebabkan oleh semakin kukuhnya kedudukan sistem pendidikan
persekolahan
di
tengah-tengah
masyarakat.
Dimana
sistem
pendidikan
persekolahan membentuk masyarakat tersendiri dan memisahkan diri dari
lingkungan masyarakat luas, mendindingi kelas, membatasi waktu belajarnya
sampai usia tertentu dan jangka waktu tertentu. (Tirtaraharja dan La Sulo, 2005: 42)
Hal ini bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
6
persekolahan, tetapi merupakan suatu proses kesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup.
b.
Makna Pendidikan Secara Khusus
Pendidikan secara khusus dapat kita maknai sebagai suatu proses yang
dilakukan secara sistematis dalam pembentukan sikap dan pola pikir individu atau
kelompok dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan (Purwanto, M Ngalim,
2009; Suyitno, 2009; Tirtarahaedja, Umar & S L La Sulo.2005). Manusia sangat
memerlukan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, semakin baik
pendidikan yang diperoleh semakin baik juga kualitas hidupnya. Karena di dalam
pendidikan itu ada sebuah usaha yang dilakukan untuk membentuk pola pikir dan
sikap menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Drijarkara (dalam Sadulloh, 2015: 4), pendidikan secara prinsip
adalah berlangsung dalam lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung
jawab orang tua, yakni ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam
pendidikan. Ayah dan ibu bertanggung jawab untuk membantu memanusiakan,
membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya. Bimbingan
dan bantuan ayah dan ibu tersebut akan berakhir apabila sang anak menjadi dewasa,
menjadi manusia sempurna, atau manusia purnawan (dewasa).
Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan tumbuh bersamaan dengan munculnya
manusia di muka bumi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang paling hakiki bagi berlangsungnya hidup manusia di muka bumi.
Karena manusia tidak akan bisa hidup secara wajar tanpa adanya sebuah proses
pendidikan. Manusia sejak lahir dalam kehidupan belum dapat menolong dirinya
sendiri maupun berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu,
7
manusia membutuhkan bantuan orang lain, terutama orang tua atau orang dewasa
lainnya.
2.
Makna Pengajaran
Pengertian Pengajaran yaitu suatu proses yang dilakukan untuk memberikan
pengalaman belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir individu atau
kelompok (Sadulloh, Uyoh dkk, 2011). Pengajaran merupakan kata benda dari
mengajar, di mana di dalamnya terkandung makna interaksi antara guru dan siswa.
Namun di dalamnya, peran guru lebih dominan. Hal ini jelas karena pada dasarnya
dalam kata mengajar itu merujuk pada guru atau pendidik. Bedanya dengan
pembelajaran adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dipandang
memiliki peran timbal balik yang sama pentingnya.
Pengajaran merupakan proses transfer ilmu dari guru kepada siswa melalui
kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan terhadap bidang tertentu. Pembedaan antara pendidikan dan
pengajaran hanya dilakukan untuk keperluan analisis agar masing-masing segi
dapat didalami. Dalam praktik pelaksanaannya, kedua-duanya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Semakin luas dan dalam wawasan dan pengetahuan
seseorang maka semakin kokoh terbentuknya sikap dan nilai-nilai di dalamnya,
sebaliknya kualitas sikap dapat mempengaruhi usaha memperluas dan
memperdalam wawasan keilmuan seseorang. (Tirtaraharja dan Lasulo, 2005: 74)
3.
Makna Pelatihan
Pelatihan perlu dilakukan untuk setiap individu yang akan menyelesaikan suatu
pekerjaan dan/atau masalah. Pelatihan dilakukan agar individu tersebut dapat
menguasai pengetahuan, keahlian, dan perilaku yang ditekankan untuk keperluan
8
dalam menyelesaikan masalahnya. Sehingga pelatihan dapat dimaknai sebagai
suatu proses yang dilakukan untuk membantu memperoleh cara bagaimana
menambah kemudahan dalam bekerja (Otuko, Ashikhube O, dkk, 2011).
Menurut Kirkpatrik ada 4 tahap untuk menuju pelatihan yang efektif. Tahap
pertama yaitu reaksi yang timbul dari peserta latihan mengenai apa yang mereka
rasakan dan pikirkan mengenai latihan. Tahap kedua yaitu pertambahan
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan sebagai dampak dari hasil pemberian
latihan. Tahap ketiga yaitu pembentukan sikap dalam mengaplikasikan
pengetahuan di dalam pekerjaan. Tahap keempat yaitu hasil yang diperoleh setelah
selesai mengerjakan pekerjaan yang dilatihkan. (Inn, T Cheng, dkk, 2010)
Syah (2004: 35) dalam bukunya mengungkapkan bahwa dalam perspektif
psikologi, pelatihan sebenarnya masih berada dalam ruang lingkup pengajaran.
Artinya, pelatihan adalah salah satu unsur pelaksanaan proses pengajaran terutama
dalam pengajaran ranah karsa. Maka tujuan pelatihan adalah perumusan
kemampuan yang diharapkan dari pelatihan tersebut. Karena tujuan pelatihan ini
adalah perubahan kemampuan yang merupakan bagian dari perilaku, maka tujuan
pelatihan dirumuskan dalam bentuk perilaku (behavior objectives).
C. Tujuan Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan
1.
Tujuan Pendidikan
a.
Tujuan Umum
Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan terakhir atau tujuan
bulat. Tujuan umum ialah tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi
tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu
dihubungkan dengan kenyataan kenyataan yang terdapat pada anak didik. Tujuan
9
umum pendidikan adalah kedewasaan anak didik. Hal ini berarti bahwa semua
aktifitas pendidikan seharusnya diarahkan kesana, demi tercapainya tujuan umum
tersebut. (Ahmadi A, Uhbiyati N, 2003:103)
b.
Tujuan Pendidikan Menurut Undang-undang
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional, pasal 3,
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.
Tujuan Pengajaran
Menurut Darwyn Syah, ukuran keberhasilan pengajaran adalah tercapainya
komunikasi yang harmonis guru dengan siswa. Indikator keberhasilan pengajaran
lainnya adalah terjadinya perubahan tingkah laku para diri siswa serta tertanamnya
dalam diri siswa tentang kebutuhan akan belajar serta manfaat belajar. Pengajaran
tidaklah lain salah satu bagian dari pendidikan dengan cara memberikan ilmu
pengetahuan serta kecakapan dalam mendidik anak didiknya.
3.
Tujuan Pelatihan
Moekijat (1993:2) menjelaskan tujuan umum pelatihan sebagai berikut :
untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
lebih cepat dan lebih efektif, untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan untuk mengembangkan sikap,
sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan
dengan manajemen (pimpinan).
10
D. Perbedaan Makna Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan
Berdasarkan penjelasan mengenai tujuan dan makna pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan yang dijabarkan secara terpisah di subbab sebelumnya,
dapat kita bandingkan secara sekilas bahwa terdapat perbedaan antara pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan. Perbedaan tersebut diantaranya terletak pada kompetensi
yang akan dicapai. Kompetensi yang akan dicapai pada pendidikan yaitu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sedangkan kompetensi pada pengajaran
yaitu pengetahuan, dan kompetensi pada pelatihan yaitu keterampilan.
Proses pendidikan mencakup pengajaran dan pelatihan, sehingga
kemampuan berpikir yang didapat dari proses pengajaran dan keterampilan yang
didapat dari proses pelatihan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Sedangkan pada pengajaran hanya menuntut pada pengembangan
kemampuan berfikir saja, dan pelatihan hanya menuntut pada peningkatan
keterampilan. Proses pendidikan dan pembelajaran hanya bisa dilakukan pada
manusia, sedangkan proses pelatihan selain bisa dilakukan pada manusia juga bisa
dilakukan pada hewan, karena dalam pelatihan tidak menuntut pada kemampuan
bernalar.
11
Perbedaan antara pendidikan, pengajaran, dan pelatihan dapat disimpulkan
melalui tabel berikut:
Tabel 1
Perbedaan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
No
Kriteria
Perbedaan
Pendidikan
Pengetahuan,
1
Pengajaran
Pelatihan
Pengetahuan
Keterampilan
Meningkatkan
Memiliki
Memiliki
harkat martabat
kemampuan
keterampilan/skill
manusia,
berpikir ilmiah
tertentu
Transfer of
Transfer of
Transfer of skills
values
knowledgess
Mendidik,
Mengajar
Melatih
Human
Human and
Kompetensi Sikap, dan
Keterampilan
2
Tujuan
mencapai
kedewasaan, dan
memanusiakan
manusia
3
4
Materi
Kegiatan
mengajar,
melatih
5
Sasaran
Human
animal
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa perbedaan pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan terletak pada kompetensi yang diharapkan, tujuan yang
akan dicapai, materi yang diberikan, kegiatan yang dilakukan, dan sasaran penerima
dan pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna pendidikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu makna pendidikan
secara umum dan makna pendidikan secara khusus. Makna pendidikan secara
umum yaitu suatu proses yang terjadi secara alamiah sebagai akibat dari sebuah
interaksi individu dengan lingkungan alam semesta dan interaksi antara individu
dengan lingkungan masyarakat yang mengakibatkan terbentuknya sikap dan pola
pikir individu, dan prosesnya terjadi sepanjang hayat. Sedangkan makna pendidikan
secara khusus yaitu suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam
pembentukan sikap dan pola pikir individu atau kelompok dalam upaya mencapai
tujuan yang diharapkan. Makna pengajaran yaitu suatu proses yang dilakukan untuk
memberikan pengalaman belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir
individu atau kelompok. Dan makna pelatihan yaitu suatu proses yang dilakukan
untuk membantu memperoleh cara bagaimana menambah kemudahan dalam
bekerja. Perbedaan makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan terdapat pada
kompetensi yang akan dicapai, tujuan yang diharapkan, waktu yang diperlukan, dan
materi yang disampaikan.
Tujuan dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan mempunyai perbedaan
masing-masing diantaranya adalah memanusiakan manusia, dapat berpikir ilmiah,
dan memiliki kemampuan/skill. Namun dari perbedaan itu pada umumnya tujuan
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan adalah untuk membentuk manusia yang
berilmu, berakhlak, dan beramal sholih.
12
13
B. Saran
Pemahaman yang tepat mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan akan membuat proses pelaksanaannya berjalan dengan tepat, sistematis,
dan terarah, sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena
itu memahami makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan sangat penting untuk
dilakukan. Teruslah belajar, karena hal itu akan terjadi sepanjang hayat.
Untuk pembuatan makalah selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih
rinci mengenai makna pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Karena pada makalah
ini, hanya dikaji dari aspek tujuan dan maknanya saja. Mengingat keterbatasan
waktu dan batasan masalah yang dibahas, makna pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan sebaiknya diberikan contoh kehidupan nyata, agar mudah dipahami oleh
masyarakat luas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Darwyn, S. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran PAI. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Inn, T Cheng, dkk. 2010. An investigation into the dimensions of training
effectiveness on post training outcomes of quality management system. School
of Management, Universiti Sains Malaysia.
Langeveld, M J. 2009. Pedagogik Theoritis-Sistematis, (Editor : Y Suyitno). FIP,
UPI Bandung.
Moekijat, 1993. Pengembangan dan Motivasi. Bandung: Pionir Jaya.
Otuko, Ashikhube O, dkk. (2011). Effect Of Training Dimensions On Employee’s
Work Performance. Departement of Psychology, Moi University.
Purwanto, M Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT
Remaja.
Rattansingh. 2011. Education – Meaning, Origin, History, and Philosophy of
Education. Newdelhi: Indian Bar Review.
Sadulloh, Uyoh dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Suyitno. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan (Materi Bahan Ajar). Upi Bandung
Tirtarahaedja, Umar & S L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.
Rhineka Cipta.
Download