Uploaded by User12064

Cahaya-2

advertisement
CAHAYA
• CAHAYA MERUPAKAN GELOMBANG TRANSVERSAL YANG TERMASUK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.
• CAHAYA DAPAT MERAMBAT DALAM RUANG HAMPA DENGAN KECEPATAN 3 X 108 M/S.
TEORI CAHAYA
•
TEORI ABAD KE-10 (ABU ALI HASAN IBN AL-HAITHAM /ALHAZEN) MENGANGGAP BAHWA SINAR CAHAYA ADALAH KUMPULAN
PARTIKEL KECIL YANG BERGERAK PADA KECEPATAN TERTENTU
•
TEORI PARTIKEL (ISAAC NEWTON) BAHWA CAHAYA TERDIRI DARI PARTIKEL HALUS (CORPUSCLES) YANG MEMANCAR KE SEMUA
ARAH DARI SUMBERNYA.
•
TEORI GELOMBANG (CHRISTIAN HUYGENS) MENYATAKAN BAHWA CAHAYA DIPANCARKAN KE SEMUA ARAH SEBAGAI MUKA-MUKA
GELOMBANG.
•
TEORI ELEKTROMAGNETIK (JAMES CLERK MAXWELL) MENYEBUT BAHWA GELOMBANG CAHAYA ADALAH GELOMBANG
ELEKTROMAGNET, IA TIDAK MEMERLUKAN MEDIUM UNTUK MERAMBAT
•
TEORI KUANTUM (MAX PLANCK) YANG MENYATAKAN BAHWA CAHAYA TERDIRI DARI PAKET (KUANTA) ENERGI YANG DIKENAL
SEBAGAI FOTON.
•
TEORI DUALITAS PARTIKEL-GELOMBANG (ALBERT EINSTEIN) ; TEORI INI MENGGABUNGKAN TIGA TEORI SEBELUMNYA. LEBIH
GENERAL LAGI, TEORI TERSEBUT MENJELASKAN BAHWA SEMUA BENDA MEMPUNYAI SIFAT PARTIKEL DAN GELOMBANG
KECEPATAN CAHAYA (GALILEO)
• GALILEO (CARA TRADISIONAL) ; DENGAN BANTUAN TEMANNYA UNTUK BERDIRI DI ATAS PUNCAK SEBUAH
BUKIT, GALILEO BERADA PADA BUKTI LAINNYA YANG BERJARAK SEKITAR 3 KM, GALILEO BERUSAHA
MENGUKUR SEBERAPA LAMA WAKTU YANG DIGUNAKAN CAHAYA UNTUK MERAMBAT.
• KARENA KETERBATASAN ALAT SEHINGGA TIDAK MEMPEROLEH ANGKA YANG VALID.
KECEPATAN CAHAYA (OLE REOMER)
• OLE REOMER MENGGUNAKAN METODE ASTRONOMI UNTUK MENGHITUNG KECEPATAN CAHAYA
BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TERHADAP PERGERAKAN PLANET JUPITER. REOMER BERHASIL
MENGHITUNG BESAR KECEPATAN CAHAYA YAITU SEBESAR 2 X 108 M/S.
• PENGUKURAN TERSEBUT TELAH BERHASIL MENGKONFIRMASI PERNYATAAN BAHWA KECEPATAN CAHAYA
ADALAH TERBATAS, ARTINYA MEMILIKI SUATU NILAI TERTENTU.
KECEPATAN CAHAYA (FIZEAU)
•
HIPPOLYTE FIZEAU PADA TAHUN 1849. FIZEAU MENGGUNAKAN INSTRUMEN SEPERTI TAMPAK PADA GAMBAR BERIKUT INI
•
FIZEAU BERHASIL MENGHITUNG
KECEPATAN CAHAYA SEBESAR
3,1 X 108 M/S.
KECEPATAN CAHAYA
• ALAT YANG DIGUNAKAN FIZEAU DIMODIFIKASI OLEH FOUCOLT UNTUK MENGUKUR KECEPATAN CAHAYA.
PADA TAHUN 1850 TETAPI HASILNYA TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN FIZEAU
• MICHELSON LEBIH TERMOTIVASI UNTUK MENGETAHUI KEBENARAN HIPOTESIS ETER SEBAGAI MEDIUM
RAMBATAN CAHAYA. MICHELSON MENEMUKAN BAHWA KECEPATAN CAHAYA ADALAH KONSTAN DAN
BESARNYA SEKITAR 3,0 X 108 M/S.
• DARI BANYAK SEKALI HASIL EKPERIMEN YANG DILAKUKAN, SAAT INI NILAI KECEPATAN CAHAYA YANG
DITERIMA ADALAH SEBESAR C = 2,99792458 X 108 M/S.
• DALAM PRAKTEKNYA, NILAI TERSEBUT KADANG DIBULATKAN MENJADI 3,0 X 108 M/S
SIFAT-SIFAT CAHAYA
• DAPAT MENGALAMI PEMANTULAN (REFLEKSI)
• DAPAT MENGALAMI PEMBIASAN (REFRAKSI)
• DAPAT MENGALAMI PELENTURAN (DIFRAKSI)
• DAPAT DIJUMLAHKAN (INTERFERENSI)
• DAPAT DIURAIKAN (DISPERSI)
• DAPAT DISERAP ARAH GETARNYA (POLARISASI)
• BERSIFAT SEBAGAI GELOMBANG DAN PARTIKEL
REFLEKSI (PANTULAN)
• PANTULAN MERUPAKAN PROSES DIMANA
BERKAS CAHAYA YANG MENGENAI SUATU
PERMUKAAN DIBELOKKAN SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA ARAH RAMBATANNYA BERUBAH
DIMANA SUDUT DATANG CAHAYA TERSEBUT
SAMA DENGAN SUDUT PANTULNYA DIUKUR
RELATIF TERHADAP NORMAL BIDANG
REFRAKSI (PEMBIASAN)
• PEMBIASAN CAHAYA SEBENARNYA ADALAH
PRISTIWA PEMBELOKAN ARAH RAMBAT CAHAYA
KARENA CAHAYA MASUK KE MEDIUM DIMANA
INDEKSI BIAS MEDIUM TERSEBUT BERBEDA
DENGAN INDEKS BIAS MEDIUM DIMANA CAHAYA
MERAMBAT SEBELUMNYA.
HUKUM SNELLIUS
•
HUBUNGAN ANTARA SUDUT DATANG DAN SUDUT BIAS PADA PROSES PEMBIASAN DIBERIKAN OLEH PERSAMAAN SNELLIUS:
𝑛1 SIN 𝜃1 = 𝑛2 SIN 𝜃2
•
DISEBUT JUGA DENGAN HUKUM SNELLIUS 𝑛 1 DAN 𝑛2 MASING-MASING MENYATAKAN INDEKS BIAS MEDIUM (1) DAN
MEDIUM (2).
•
PADA ILUSTRASI DI ATAS, MEDIUM (1) ADALAH UDARA SEDANGKAN MEDIUM (2) ADALAH KACA. MEDIUM (1) MERUJUK
PADA MEDIUM DIMANA CAHAYA MULA-MULA MERAMBAT. MEDIUM (2) MERUJUK PADA MEDIUM DIMANA CAHAYA
DIBIASKAN.
•
JIKA 𝑛1 > 𝑛2 MAKA CAHAYA AKAN DIBIASKAN MENJAUHI GARIS NORMAL. HAL INI SAMA ARTINYA DENGAN SUDUT BIAS
LEBIH BESAR DIBANDING SUDUT CAHAYA DATANG. JIKA 𝑛1 < 𝑛2 MAKA CAHAYA AKAN DIBIASKAN MENDEKATI GARIS
NORMAL. SUDUT BIAS LEBIH KECIL DIBANDING CAHAYA DATANG.
KEVEPATAN CAHAYA DALAM MEDIUM
• KECEPATAN CAHAYA CENDERUNG LEBIH KECIL KETIKA CAHAYA TERSEBUT
MERAMBAT MELALUI MEDIUM. JIKA 𝑐 MENYATAKAN KECEPATAN CAHAYA DI
RUANG HAMPA DAN 𝑣 MENYATAKAN KECEPATAN CAHAYA DI MEDIUM MAKA
INDEKS BIAS MERUPAKAN PERBANDINGAN DARI DUA KECEPATAN
TERSEBUT.
𝑐
𝑛=
𝑣
• CAHAYA YANG MERAMBAT DARI SATU MEDIUM KE MEDIUM YANG LAIN
MENGALAMI PERUBAHAN KECEPATAN. KECEPATAN CAHAYA BERHUBUNGAN
DENGAN FREKUENSI (𝑓 ) DAN PANJANG GELOMBANG (𝜆 ) DIMANA
𝑐 = 𝜆𝑓
PEMANTULAN INTERNAL TOTAL
• KETIKA CAHAYA DATANG DARI MEDIUM DENGAN INDEKS BIAS YANG BESAR MERAMBAT KE MEDIUM YANG
MEMILIKI INDEKS BIAS LEBIH KECIL MAKA CAHAYA AKAN DIBIASKAN PADA SUDUT YANG LEBIH BESAR
DARI SUDUT DATANGNYA. PERISTIWA PEMBIASAN BIASANYA SELALU DISERTAI DENGAN PERISTIWA
PEMANTULAN ATAU REFLEKSI. PADA SUATU NILAI SUDUT TERTENTU, CAHAYA DATANG TIDAK ADA YANG
DIBIASKAN, SELURUH CAHAYA DIPANTULKAN. PERISTIWA SEMACAM ITU DISEBUT DENGAN PEMANTULAN
SEMPURNA
PEMANTULAN INTERNAL TOTAL
PEMANTULAN INTERNAL TOTAL
•
PERHATIKAN BAHWA SEMAKIN BESAR SUDUT CAHAYA DATANG MAKA SEMAKIN BESAR PULA SUDUT
CAHAYA BIAS DAN PADA SUATU NILAI SUDUT DATANG TERTENTU TIDAK ADA CAHAYA YANG DIBIASKAN
DAN JUGA TIDAK ADA CAHAYA YANG DIPANTULKAN, LIHAT GARIS CAHAYA NOMOR (4). SUDUT DIMANA
CAHAYA DATANG TIDAK DIPANTULKAN MAUPUN DIBIASKAN DISEBUT SUDUT KRITIS, 𝜃𝑘. PADA GAMBAR
SUDUT KRITIS SAMA DENGAN 𝜃3.
DISPERSI
•
FENOMENA YANG KITA LIHAT PADA SAAT KITA MELEWATKAN CAHAYA KE SEBUAH PRISMA ADALAH SALAH
SATU CONTOH DARI PERISTIWA DISPERSI. DISPERSI SENDIRI DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI PROSES
PEMISAHAN CAHAYA. BERDASARKAN JUMLAH KOMPOSISINYA CAHAYA DIBEDAKAN MENJADI DUA
CAHAYA MONOKROMATIK DAN POLIKROMATIK
• CAHAYA PUTIH, MISALNYA CAHAYA MATAHARI, MERUPAKAN CONTOH CARI CAHAYA POLIKROMATIK. JIKA
CAHAYA POLIKROMATIK DILEWATKAN PADA PRISMA MAKA CAHAYA TERSEBUT TERURAI MENJADI
BEBERAPA WARNA CAHAYA. CAHAYA YANG TERURAI ITU MASING-MASING MEMILIKI PANJANG
GELOMBANG YANG BERBEDA-BEDA.
PRINSIP HUYGENS
• HUYGENS MELAKUKAN INVESTIGASI TENTANG PERILAKU CAHAYA PADA TAHUN 1690.
• HUYGENS BERTOLAK PADA PEMIKIRAN BAHWA CAHAYA MERUPAKAN GELOMBANG. DIASUMSIKAN BAHWA
CAHAYA MEMBENTUK GELOMBANG BIDANG. SEGMEN GELOMBANG AA’ MERUPAKAN MUKA GELOMBANG.
SETELAH BERGERAK SELAMA Δ𝑡 MAKA MUKA GELOMBANG TERSEBUT MENGHASILKAN MUKA GELOMBANG
BARU YAITU BB ’ DIMANA SETIAP MUKA GELOMBANG MEMILIKI JARI -JARI SEBESAR 𝑐 Δ 𝑡 . MUKA
GELOMBANG BB’ AKAN MENGHASILKAN MUKA GELOMBANG LAINNYA, MISALNYA CC ’,
• PADA ARAH RAMBATNYA DIMANA MUKA GELOMBANG TERSEBUT MEMILIKI KARAKTERISTIK FISIS YANG SAMA
DENGAN MUKA GELOMBANG SUMBER. KARATERISTIK ITU MELIPUTI FREKUENSI, PANJANG GELOMBANG DAN
CEPAT RAMBAT GELOMBANG
PRINSIP HUYGENS
PRINSIP FERMAT
• PRINSIP FERMAT MENYATAKAN BAHWA CAHAYA SELALU MENEMPUH LINTASAN TERPENDEK. DENGAN
KATA LAIN, KETIKA CAHAYA MERAMBAT DARI SATU TITIK KE TITIK LAINNYA, CAHAYA AKAN CENDERUNG
MELALUI LINTASAN YANG MEMBUTUHKAN WAKTU TEMPUH PALING KECIL. INI SAMA SAJA DENGAN
MENYATAKAN BAHWA JARAK LINTASAN YANG DITEMPUH CAHAYA ADALAH JARAK TERPENDEK YANG
MUNGKIN
PRINSIP FERMAT
• RINSIP FERMAT DAPAT KITA GUNAKAN UNTUK MENURUNKAN
PERSAMAAN SNELLIUS. PRINSIP FERMAT DAPAT DITERAPKAN
PADA PROSES REFLEKSI DAN REFRAKSI. WAKTU YANG
DIBUTUHKAN CAHAYA UNTUK MENEMPUH LINTASAN AOB
ADALAH 𝑡AO +𝑡 OB. BERDASARKAN PRINSIP FERMAT, WAKTU
TEMPUH TERSEBUT HARUS SAMA DENGAN JIKA CAHAYA
MENEMPUH LINTASAN AB. WAKTU YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENEMPUH LINTASAN AB KITA MISALKAN 𝑡 AB MAKA: 𝑡 AB
=𝑡 AO +𝑡 OB
TUGAS
• BAGAIMANA PROSES TERJADINYA PELANGI ?
• MENGAPA LANGIT BERWARNA BIRU DI SIANG HARI ?
• MENGAPA LANGIT BERWARNA ORANGE/MERAH DI SORE HARI ?
Download