TUGAS MANAJEMAN KUALITAS AIR TENTANG Analisi Naik Turunnya pH Pada Tambak Udang Disusun Oleh : AAN SAPUTRA PROGRAM STUDI MANAJEMENT SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) TAHUN 2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ini . Selain itu, penulis juga berharap makalah ini dapat menambah informasi kepada kita mengenai “ Analisis Naik Turunnya pH pada Tambak”. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kebaikan kualitas makalah ini. Sumbawa Besar, 9 April 2019 Penulis i Daftar Isi COVER KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1 Latar belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah............................................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3 2.1 Pengertian Tambak............................................................................................. 3 2.2 Derajat pH Air di dalam Tambak Udang ........................................................... 3 2.3 Faktor yang Menentukan Nilai pH Air. ............................................................. 4 2.4 Menentukan Indikator Asam Basa ..................................................................... 6 BAB III PENUTUP ................................................................................................ 10 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 10 3.2 Saran .................................................................................................................. 10 Daftar Pustaka ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara Maritim dan kepulauan Terbesar dan mempunyai garis Pantai terpanjang ke empat di dunia. Negara Indonesia memiliki potensi dan peluang pasar hasil produk kelautan dan perikanan yang cukup menjanjikan seperti contoh budidaya udang di tambak. Tambak merupakan tempat pembudidayaan udang yang berlokasi di daerah pesisir. Kegiatan budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air. Lokasi tambak harus dekat dengan sumber air dengan kualitas air baik dan tidak tercemar, kuantitas cukup, lahan yang memungkinkan untuk petak pemeliharaan dan mudah dijangkau. Pada pH dibawah 4,5 atau diatas 9,0 udang akan mudah sakit dan lemah, dan nafsu makan menurun bahkan udang cenderung keropos dan berlumut. Apabila nilai pH yang lebih besar dari 10 akan bersifat lethal bagi ikan maupun udang (Ahmad, 1991). Umumnya, pH air tambak pada sore hari lebih tinggi daripada pagi hari. Penyebabnya yaitu adanya kegiatan fotosintesis oleh pakan alami, seperti fitoplankton yang menyerap CO2. Sebaliknya pada pagi hari CO2 melimpah sebagai pernafasan udang (Haliman dan Adijaya, 2002). Perbaikan nilai pH yang optimal perlu dilakukan aplikasi pengapuran pada saat masa pemeliharaan udang di tambak (Boyd, 1982 dan Adiwidjaya dkk, 2001) yaitu menggunakan beberapa jenis kapur yang dianjurkan dengan dosis antara 5-20 ppm (sesuaikan dengan jenis kapur yang diaplikasikan). PH merupakan ukuran kadar keasaman atau basa (alkali suatu larutan. Lebih rincinya, PH mengukur jumlah ion hydronium H3O+ dan ukuran tersebut divisualisasikan dengan skala logitrma dari 0 sampai 14. Sebagai contoh : air murni memiliki kadar ph sebesar 7.0 jadi, suatu larutan dianggap asam, jika kadar PH-nya lebih kecil dari 7.0 dan dianggap basa jika kadar PH-nya melebihi 7.0 . karena kadar PH menggunakan skala logaritma,bukan linear, maka nilai PH 6 mengidikasikan 10 kali lebih banyak proton H dari pada nilai PH 7, dan begitu juga dengan PH 5 mengindikasikan 10 kali lebih banyak proton dari pada ph 6. Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahlukmahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. Fluktuasi pH air sangat 1 di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH. Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air. 1.2 Rumusan Masalah Kenapa Ph Mengalami Kenaikan dan Penurunan pada Tambak Udang 1.3 Tujuan Agar mahasiswa atau pembaca bisa tahu dan memahami pengaruh ph air naik maupun turun pada tambak udang. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tambak Tambak merupakan tempat pembudidayaan udang yang berlokasi di daerah pesisir. Kegiatan budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air. Lokasi tambak harus dekat dengan sumber air dengan kualitas air baik dan tidak tercemar, kuantitas cukup, lahan yang memungkinkan untuk petak pemeliharaan dan mudah dijangkau. Kualitas air yang baik merupakan sarat mutlak kesuksesan budidaya. Dilihat dari segi fisika, kimia dan biologi, air tambak mempunyai beberapa fungsi dalam menunjang kehidupan udang serta pakan alaminya, kualitas air adalah beberapa ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas air diantaranya derajat keasaman yaitu tingkat keasaman air yang dinyatakan dalam pH (power of hydrogen) air. Besarnya pH air yang optimal untuk kehidupan udang adalah 6,5 – 8,5 netral, karena pada kisaran tersebut menunjukkan imbangan yang optimal antara oksigen dan karbondioksida serta berbagai mikrooranisme yang merugikansulit berkembang. (Amri dkk, 2008) 2.2 Derajat pH Air di dalam Tambak Udang Salah satu hal yang patut kita jaga dan waspadai dalam membudidayakan udang di dalam tambak adalah derajat keasaman air tambak, hal ini dianggap perlu karena derajat keasaman (pH) dapat mempengaruhi pertumbuhan udang yang ada di dalam tambak, atau juga jika terlalu ekstrem, maka derajat keasaman (pH) juga dapat mematikan bagi udang. Sebenarnya jika kita menggunakan air laut sebagai sumber air untuk tambak kita, maka sebetulnya kita bisa agak tenang karena air laut memilki kemampuan yang baik dalam menerima asam atau basa tetapi kadar airnya masih tetap stabil. Hanya saja kewaspadaan itu memang perlu kita terapkan karena bagaimanapun juga air laut tetap memiliki batas yang dapat ditoleransi, yaitu dengan syarat jika kadar asam ataupun juga basa yang diterima tersebut tidak terlalu besar, karena jika jumlahnya melebihi daya dukung air laut tersebut, maka tetap saja dapat mempengaruhi derajat keasamaan airnya. Dan jika kita tidak waspada, maka dapat menjadi hal yang berakibat fatal. Jika kadar keasaman air di dalam tambak terlalu tinggi atau posisinya di atas 10, maka dengan kadar seperti ini tambak kita sudah dalam keadaan genting, karena dengan kadar seperti ini sudah cukup mematikan bagi udang yang kita pelihara. Tetapi jika derajat keasaman air di dalam tambak berada di posisi terlalu rendahpun, sebenarnya juga tidak baik misalnya jika derajat keasaman air tambak berada di posisi di bawah 5, maka yang terjadi adalah pertumbuhan udang vaname yang sedang kita budidayakan akan menjadi terhambat. 3 Untuk nilai yang derajat keasaman air di dalam tambak yang normal berada pada kisaran 6 – 9, tetapi derajat keasaman yang paling tepat dalam melakukan budidaya udang vaname adalah 7,5 – 8,5, pada rentang tersebut udang akan merasa nyaman dan dapat tumbuh dengan baik. Untuk dapat mengukur kadar keasaman air tambak, maka kita dapat menggunakan kertas lakmus, atau alat pengukur pH air seperti pH meter, fungsi dari kedua alat ini sama saja, tergantung dari anda pribadi masing-masing lebih cocok untuk menggunakan yang mana. Pengukuran ini memang perlu, tetapi lebih perlu lagi jika kita dapat melakukan pencegahan dan langkah antisipasi untuk dapat menjaga derajat keasaman air tambak pada angka yang cocok untuk udang tumbuh. 2.3 Faktor yang Menentukan Nilai pH Air. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu: a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2 b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat c) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum dengan aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan membentuk reaksi berantai karbonat – karbonat sebagai berikut: Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada peristiwa fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan pH air naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga mengakibatkan pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari. 4 Konsentrasi ion H dalam air mempunyai pengaruh terhadap organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada dua hal penting mengenai pH air terhadap kehidupan organisme dalam air yaitu: 1. Merupakan faktor pembatas karena organisme tertentu dapat hidup dengan baik pada pH rendah, sedang organisme yang lain hidup pada pH tinggi atau pH netral (pH 7). 2. pH sangat erat kaitannya atau merupakan petunjuk terhadap faktor kimia lainnya seperti alkalinitas dan kesadahan. Nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4 – 9, kehadiran CO2 dan sifat basa yang kuat dari ion natrium, kalium dan kalsium dalam air laut cenderung mengubah keadaan ini, sehingga air laut sedikit lebih basa berkisar antara 7,5 – 8,4. sistem karbondioksida – asam karbonat – bikarbonat berfungsi sebagai buffer yang dapat mempertahankan pH air laut dalam suatu kisaran yang sempit. Perhitungan nilai pH pada tambak didasarkan pada hukum kesetimbangan konsentrasi [H+] yang terjadi pada satu lapisan badan air tambak. Dengan mengasumsikan nilai koefisien laju perubahan ion hidrogen kpH adalah fungsi reaksi kimia yang terjadi pada badan air tambak, persamaan dinamika yang dapat digunakan untuk memodelkan nilai pH air tambak adalah: 5 2.4 Menentukan Indikator Asam Basa Indikator alami Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. Indikator universal Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya. Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14. 6 DI lihat ada warna kuning, merah, hijau, juga biru. Untuk yang warna kuning sampai merah itu menunjukkan larutan asam, kemudian warna biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu menunjukkan larutan basa, sedangkan warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut netral. Kertas Kertas lakmus (Sumber: indonesian.alibaba.com) Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Nah cara menggunakannya itu mudah banget. Kamu tinggal mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam larutan yang akan kamu ukur pH-nya. Jika berubah menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut basa. Larutan 7 Larutan indikator (Sumber: www.carolina.com) Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7, warnanya menjadi kuning. pH meter Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Nih, gambarnya seperti di bawah ini ya Squad, Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji. Kalau sudah mencelupkannya, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan. Untuk prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan. 8 Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com) 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Tambak merupakan tempat pembudidayaan udang yang berlokasi di daerah pesisir. Kegiatan budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air. 2. Pada pH dibawah 4,5 atau diatas 9,0 udang akan mudah sakit dan lemah, dan nafsu makan menurun bahkan udang cenderung keropos dan berlumut. Apabila nilai pH yang lebih besar dari 10 akan bersifat lethal bagi ikan maupun udang. 3. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu: a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2 b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat c) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan. 3.2 Saran Perlu dilakukan perhatian dalam melakukan membudidaya udang di tambak dalam hal ini udang sangat rentat baik parameter kimia, biologi dan fisika Misalnya ph ; pH dibawah 4,5 atau diatas 9,0 udang akan mudah sakit dan lemah, dan nafsu makan menurun bahkan udang cenderung keropos dan berlumut. Apabila nilai pH yang lebih besar dari 10 akan bersifat lethal bagi ikan maupun udang. 10 Daftar Pustaka https://blog.ruangguru.com/cara-menentukan-indikator-asam-basa https://tambakudang.com/menjaga-kestabilan-parameter-air-tambak/ https://www.tneutron.net/blog/faktor-yang-menentukan-nilai-ph-air/ 11 12