Uploaded by User11864

Bangunan Air 2 Bab 1

advertisement
MATA KULIAH: BANGUNAN AIR
BAB
2.
I
PENDATTTIUAN (1)
1.1
Latar Belakang (1)
Tanpa tersedianya udara dan air, kiranya tiada kegiatan hidup manusia di alam ini dan
udard;,,ang segar serta
air yang bersih
adalah syarat mutlak untuk menjadikan kehidupan ini
menyenangkan adanya.
Sejarah telah mencatat, bahwa tumbuhnya peradaban manusia dan perkembangan
selanjutnya senantiasa dimulai dilembah-lembah sungai yang besar, pembawa air yang
berlimpah-limpah, hal mana merupakan manifestasi bahwa air adalah karunia alam yang sangat
penting bagi kehidupan manusia.
Manusia bahari yang hidup dari hasil berburu, menangkap ikan dan mengumpul\an
buah-buahan hutan sertlakar-akaran, menggunakan sungai serta mata oir yang bersih dan
alamiah itu, hanya untuklelepas dahaga atau kebutuhan hidup lainnya secara sangat sederhana.
Bahkan ketika mereka mulai berkernbang, bermukim dan mulai mencoba bercocok tanam
ditempat-tempat tertentu, maka air telah mulai semakin tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Dan ketika mereka menyadari bahwa hulan yong turun tidaklah selalu sesuai dengan keinginan
mereka dalr bahwa air sungaipun kadang-kadang kering di musim kemarau, untuk menyirami
tanaman mereka agar tidak mati kekeringan. Maka dapat diperkirakan, bahwa se.jak saat-saat
inilah lahirlah sejarah perkembangan teknik pembangunan bendungan.
Seirama dengan evolusi perkerntrangan peradaban manusia, maka kemajuan teknik
pembuatan empang-empang inipun setnukin, meningkot,
-yang ditandai dengan semakin
meningkatnya dimensi dari empang-ernpang itu. akan tetapi empang-empang (rvaduk-rvaduk
purba) tersebut, umumnya dibuat dengan konstruksi bentlungan tipe urugan. Bahkan ketika
bendungan beton (tipe gravitasi) diperkenalkan untuir pertama kali di abad
ini telah sempat dibangun bendungan tipe urugan yang jumlahnva
XVi, di seluruh dunia
suciah tidak terhitung lagi.
Dewasa inipun, ditengah-tengah munculnya berbagai tipe bendungan dengan segala
bentuk dan modifikasinya, sebagai produk dari kemajuan teknologi modern, hentlunguri ripe
urugan rnasiiz tetap menduduki
t
lempfi vung pentuzg, bukan sa3a untuk rnembanguu rvadult-
waduk yang kecil, tetapi .juga untuk mernbangun waduk-waduk raksasa (bendungan bes:rr).
Pembangunan bendungan besar tidaklah hanya dari disiplin Ilmu
Teknik Sipil saja, tetapi
meliputi disiplin ilmu-ilmu yang lain. Disiplin ilmu-ilmu yang lain itu
untuk menentuka n layak
tidaknya suatu proyek dibangun perlu Ahli Ekonomi untuk menelitinya.
Ahli Ekonomi akan
lebih mudah meneliti dengan data yang dibuat oleh Ahti Teknik Sipil dan
beberapa ahli lainnya
untuk mengoptimalkan hasil akhir (output) suatu
proyek.
Demikian pula diperlukan Ahli
Geologi, Mekanika Tanah, Mekanika batuan, Ekologi, Administrasi, Listrik,
Mesin dan lain-lain.
t
t'
1..2
Pembagian Tipe Bendungan (2)
Dalam sejarah perkembangan teknik pembangunan bendung&h, maka pembagian
tipe
bendungan dapatdiklasifikasikan menj adi:
1. Berdasarkan ukuran
a.
Bendungan besar (large dams) 3
Definisi:
1)
Bendunsan
tlssi > 15,00 m (dari terbawah pondasi sampai ke puncak)
2) Bendungaryf/ggi antara 10,00 m dan 15,00 m juga disebut bendungan
besar asal
memenuhi salah satu atau lebih kriteria sbb.
b.
Panjang puncak tidak kurang dari 500,00 rn
Kapasitas waduk terbentuk tidak kurang dari 1.000.000 m3
Qbanjir max tidak kurang dari 2.000 mr/dtk.
Bendungan menghadapi kesulitan2 khusus pada pondasinya
Bendungan di desain tidak seperti biasanya
Bendungan kecil (small dams) 3
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan
besar disebut
bendungan kecil
2.
Berdasarkan tujuan pembangunannya
a.
Bendungan dengan tujuan
tunggar (singre purpose
dams,) 3
Bendungan untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya: untuk
PLTA atau irigasi atau
pengendalian banjir atau perikanan darat atau tujuan lainnya,
tetapi hanya untuk satu
tujuan saja.
Contoh: t
1) Bendungan Sakuma
1.393.024.000
(beton)
di
sungai Tenryu (Jepang) untuk PLTA: energi
Kwh per tahun (350 MW, 4 unit),tinggi 155,00 m dengan panjang
puncak 294,AA m sesuai Foto
l.l
di bawah ini.
Foto 1.1 Bendungan Sakuma
2) Bendungan Miboro (urugan batu lapisan kedap air miring) di Sungai Sho (Jepang)
untuk PLTA: energl 534.487.000 Kwh per tahun (2tS MW, 2 unit),tinggi 131,00 m
dengan panjapg puncak 450,00 m sesuai Foto 1.2 di bawah ini.
Foto 1.2 Bendungan Miboro
b. Bendungan dengan tujuan serba guna
(multi purpose dam-s)
5
Bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya: pLTA dan
irigasi; pengendalian banjir dan PLTA; air minum dan air industry; PLTA, pariwisata
dan irigasi.
Contoh.
1) Bendungan Karangkates (urugan batu lapisan kedap air tegak)
(jaum) untuk
t
pengendalian baryrr,
PLIA:
di Sungai
Brantas
energt 4ssuuu.0u0 Kwh per rahul
ilu5
Mw, 3 unit), irigasi,
perikanan darat, pariwisata, tinggi 100,00 m dengan
panjang
puncak 800,00 m sesuai Foto 1.3 di bawah ini
Foto 1.3 Bendungan Karangkates
2) Bendungan Selorejo (tipe urugan
tanah) di Sungai/Kali konto (Jatim) untuk
pengendalian banjir, pLTA: energl 22.200.000
Kwh per tahr.rn (4,s0 Ivflv, I unit),
penambahan energi PLTA Mendalan serta PLTA
Siman sebesar 30.200.000 Kwh per
tahun dan ir$si, tinggi 46,00m dengan panjang puncak
447,00m sesuai Foto 1.4 di
bawah ini.--
Foto 1.4 Bendungan Selorejo
3) Bendungan sempor (urugan batu lapisan kedap
air tegak) di Sungai cincingguling
dan sempor (Jateng) untuk, irigasi, PLTA (1,10
Mw, r unit), pengendalian banjir,
perikanan, pariwisata, air minum, drainase
dan industri, tinggi 61,00 m dengan
panjang puncak 200,00 m sesuai Foto 1.5
di bawah ini
Foto 1.5 Bendungan Sempor
3.
Berdasarkan penggunaanya
a.
Bendungan untuk)nembentuk waduk
Bendungan
{storage dams) 6
*ilt
membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar
dapat {dipakai pada waktu diperlukan.
b.
Bendungan penangkap/pembelok air
(diversion danzs) 8
Bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi
sehingga dapat mengalir
masuk ke dalarn saluran air atau terowongan air. Apabila bukan termasuk
bendungan
besar disebut bendungan penangkap (diversion
weir). Banyak digunakan untuk irigasi,
PLTA dan penyediaanak untuk industri sesuai Foto 1.6 di bawah ini.
Contoh:
Foto
1.6
Bendungan Singomerto di Sungai Serayu (Jateng)
5
Bendungan untuk memperlambat jalattrrya air (detention dams)
B
Bendungan yang dibangun untuk memperlambat aliran air sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir besar, bendungan ini masih dibagi 2lagi, yaitu:
1) Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air di bagian hilir.
2) Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya
Apabila tujuannya digunakan untuk menangkap lumpur dan pasir, maka disebut debris
:u. dam, check dam dan sabo dam.
4.
Berdasarkan jalannya air
a.
Bendungan untuk dilewati
air (overflow
dams) 8
Misalnya pada bangunan pelimp ah (spillwoy)
b.
Bendungan untuk menahan air (non over/low dams) 9
Yang sama sekali tidak boleh dilewati air tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan
dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan bata sesuai Foto 1.7 di bawah ini.
Contoh:
Foto 1.7 Bendungan Shimajigawa di Sungai Shimaji (Jepang)
5.
Berdasarkan konstruksinya
a.
b.
Bendungan
urugan (fill
Bendungan
beton
dams)
9
(concrete dams) 16
c. Bendungan Iainnya (etc.
dams) 28/Kombinasi
6.
Berdasarkan fungsinya
a.
Bendungan pengelak pendahuluan
Qtrimary coffirdam)
Foto 1.7 Bendungan Pengelak Pendahuluan Mrica (Jateng)
b.
Bendungan pengelak
(cofferdom)
29
Foto 1.8 Bendungan Psngdlak Cirata di Sungai Citarum (Jabar)
c. Bendungan utama
(main
dam)
29
Bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu
Bendungan sisi
(high level
dam)
30
e. Bendungan di tempat rendah
f.
B end un
s.
Bendungan limbah industri
h.
Bendungan pertambangan
gan pel i ndung
{saddle dam)
kiri kanan sungailtanggul (levee)
{indwtrial
30
31
waste dam)
3l
dam)
31
(mine tailing
Download