USULAN TAMBAHAN BAB/PASAL DALAM UU MIGAS YANG BARU (FGD RUU MIGAS, ADPM, 5 Februari 2018) Sehubungan dengan revisi UU 22/2001 tentang migas maka ADPM mengusulkan adanya bab khusus tentang peranan daerah dengan substansi antara lain: No 1 ISU Koordinasi Daerah Revisi UU Migas BAB IV KEGIATAN USAHA HULU Keterbukaan Data Pasal 12 (1) Data yang diperoleh dari Survei Umum Serta Eksplorasi dan Eksploitasi adalah milik negara yang PENJELASAN Pasal 10 Bagian Kedua Wilayah Kerja Pasal 10 (1) Pemerintah Pusat menyiapkan Wilayah Kerja yang akan diusahakan oleh BUK Migas. (2) Batas dan syarat Wilayah Kerja yang akan diusahakan BUK Migas, ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri. (3) Menteri sebelum menyampaikan usulan kepada Presiden melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 2 BUNYI USULAN PASAL (3) Pemerintah Pusat berkordinasi dengan pemerintah daerah dalam menyiapkan Wilayah Kerja. Koordinasi dalam menyiapkan wilayah kerja termasuk evaluasi tata ruang dan penyiapan perijinan di daerah dan di pusat sehingga BUK dapat memulai program eksplorasi dan atau ekploitasi setelah penandatanganan kontrak kerja sama. Pasal (1) Pemerintah pusat menjamin keterbukaan Termasuk dalam data hasil 1 dikuasai oleh Pemerintah Pusat. 3 Partisipating Interest atas data yang dipergunakan dalam proses Partisipasi Interes (pada POD I dan wilayah kerja alih kelola) dan data produksi dalam bagi hasil dengan Pemerintah Daerah; Bagian Keempat Pasal Partisipasi Interes (1) BUK Migas wajib menawarkan partisipasi interes 10% (sepuluh persen) kepada BUMD. (2) Penawaran PI 10% dilaksanakan melalui skema kerjasama dengan cara pembiayaan terlebih dahulu oleh kontraktor terhadap besaran kewajban Badan Usaha Pasal 16 (1) Dalam hal BUK Migas mengusahakan secara penuh Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, BUK Migas dapat menawarkan partisipasi interes paling banyak 10% (sepuluh persen) kepada BUMD. (2) BUMD yang menerima hak partisipasi interes dari BUK Migas sebagaimana dimaksud eksplorasi dan exploitasi adalah data bawah permuaan, rencana program eksplorasi, data rencana pengembangan lapangan (POD), rencana produksi lapangan migas, data produksi dan lifting minyak dan gas bumi pada tiaptiap lapangan. Penawaran PI 10% tidak menghilangkan hak Badan Usaha Milik Daerah atau Perseroan Daerah sebagai kontraktor kontrak kerjasama yang memiliki partisipasi interes 2 pada ayat (1) tidak dapat mengalihkan atau memindahtangankan hak partisipasi interes sebagian atau seluruhnya kepada pihak ketiga. Milik Daerah atau Perseroan Daerah. sampai dengan 90% (sembilan puluh persen). (3) Dalam hal BUMD memerlukan bantuan untuk memenuhi persyaratan 10% (sepuluh persen) partisipasi interes, BUK Migas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memfasilitasi agar BUMD tersebut dapat membayar dari bagi hasil yang diperoleh. 4 BUMD Hilir Minyak Bumi BAB V KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK BUMI Pasal 22 (3) Untuk pemerataan akses yang sama terhadap Bahan Bakar Minyak, Pemerintah Pusat dapat menetapkan insentif bagi badan usaha yang melaksanakan Kegiatan Usaha Hilir Minyak Bumi di daerah tertentu dan untuk golongan masyarakat tertentu. Pasal (3) Untuk pemerataan akses yang sama terhadap Bahan Bakar Minyak, Pemerintah Pusat menetapkan insentif bagi Badan Usaha Milik Daerah melaksanakan Kegiatan Usaha Hilir Minyak Bumi di daerah tertentu dan untuk golongan masyarakat tertentu. 5 BUMD Hilir Gas Bumi BAB VI KEGIATAN USAHA HILIR GAS BUMI Pasal Untuk memenuhi kebutuhan gas di dearah, Pemerintah Pusat menetapkan alokasi gas 3 khusus bagi Badan Usaha Milik Daerah melaksanakan Kegiatan Usaha Hilir Gas di daerah tertentu dan untuk kepentingan pembangunan ekonomi tertentu. 6 Kapasitas Nasional BAB VIII KAPASITAS NASIONAL Pasal Pengaturan ini diusulan mengingat tidak meratanya kemampuan daerah untuk menyediakan daya untuk mendukung kegiatan hulu migas, baik barang maupun jasa. Maka perlu dibuat suatu ketentuan mengenai prosedur (2) Dalam hal tidak pengadaan barang tersedianya sumber daya dan jasa yang pada daerah yang secara jelas bersangkutan, pengadaan mengatur tentang barang dan jasa dapat diusahakan dari daerah lain pengutamaan produksi dalam terdekat dalam wilayah (1) Dalam proses pengadaan barang dan jasa yang terkait dengan kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi, Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap wajib mengutamakan sumber daya dalam negeri (daerah) dengan memperhatikan kapasitas dan kualitas yang tersedia; 4 propinsi yang sama, hingga negeri dan daerah. tingkat nasional secara berjenjang. 7 Dewan Pengawas BAB IX BUK MIGAS Bagian Kesatu Umum Dewan Pengawas Pasal 47 (1) Dewan pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas: a. 4 (empat) orang menteri yaitu Menteri sebagai ex officio ketua dewan pengawas dan 3 (tiga) orang menteri lainnya yang ditunjuk oleh Presiden; dan b. 3 (tiga) orang dari unsur masyarakat. 8 Alokasi Minyak dan Gas Bumi BAB X ALOKASI DAN PEMANFAATAN MINYAK DAN GAS BUMI Bagian Kedua Alokasi dan Pemanfaatan Minyak Bumi Pasal 54 (1) Pemerintah Pusat menetapkan alokasi dan Pasal 47 (1) Dewan pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas: a. 4 (empat) orang menteri yaitu Menteri sebagai ex officio ketua dewan pengawas dan 3 (tiga) orang menteri lainnya yang ditunjuk oleh Presiden; dan b. 3 (tiga) orang dari unsur masyarakat, dimana salah satunya merupakan perwakilan dari Asosiasi Daerah Penghasil Migas. Pasal Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah, Pemerintah daerah mengajukan Alokasi dan pemanfaatan Minyak Bumi kepada Pemerintah Pusat. 5 pemanfaatan Minyak Bumi untuk kebutuhan dalam negeri. (2) Alokasi dan pemanfaatan Minyak Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari produksi (lifting) Minyak Bumi. 9 Bagian Daerah dari Penerimaan Negara BAB XII PENERIMAAN NEGARA Bagian Kedua Bagian Daerah Pasal 63 (1) Daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi berhak mendapatkan bagi hasil bersih dari produksi Minyak dan Gas Bumi bagian negara. (2) Selain berhak mendapatkan bagi hasil bersih produksi Minyak dan Gas Bumi bagian negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi berhak mendapatkan jumlah persentase sebesar 10% (sepuluh persen) dari bonus tanda tangan kontrak kerja sama yang diterima oleh Pemerintah Pusat. (3) Pemerintah Daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi berkewajiban mendukung kelancaran dan kelangsungan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Pasal (1) Daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi berhak mendapatkan bagi hasil dari produksi (gross revenue) Minyak dan Gas Bumi dari Wilyah Kerja. (2) Selain berhak mendapatkan bagi hasil kotor produksi Minyak dan Gas Bumi bagian negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi berhak mendapatkan jumlah persentase dari bonus Persentase dari bonus tandatangan dan produksi dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk wilayah kerja yang berada di daratan atau perairan lepas pantai paling jauh sampai dengan 4 mil laut, pemerintah daerah mendapat 6 Bumi di daerahnya. tanda tangan dan bonus produksi kontrak kerja sama yang diterima oleh Pemerintah Pusat. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bagian daerah yang berupa hak dan kewajiban diatur dalam Peraturan Pemerintah. 10 Corporate Social Responsibility BAB XV BAB XV PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN SERTA TANGGUNG-JAWAB KEMASYARAKATAN 70%. b. untuk wilayah kerja yang berada di perairan lepas pantai dengan jarak di atas 4 mil laut sampai dengan 12 mil laut, pemerintah daerah mendapat 50%. . Pasal (1) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melaksanakan kegiatan usaha hulu wajib menjamin 7 dan menaati ketentuan mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan masyarakat setempat serta melaksanakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (2) Pelaksanaan kegiatan pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat dilaksanakan secara bersama antara wakil perusahaan dengan wakil pemerintah daerah. 8