bio.unsoed.ac.id - Fakultas Biologi

advertisement
III. METODE PENELITIAN
A. Bagan Alir Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan
Pembuatan media PDA
(Potato Dextrose Agar)
Pengambilan sampel tanah dekat perakaran
tanaman Cabai merah (C. annum)
Isolasi jamur Fusarium dari sampel tanah yang telah
diambil
Identifikasi jamur Fusarium sp.
Uji sifat patogenik Fusarium spp. ke tanaman cabai
merah (C. annum)
Penanaman tanaman Cabai merah (C.
annum) dengan menggunakan tanah dan
pupuk kandang
Pembuatan inokulum jamur
Fusarium spp.
Inokulasi Fusarium spp. ke media
tanam Cabai merah (C. annum)
Pengamatan respon
tanaman
bio.unsoed.ac.id
6
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di wilayah pertanian Cabai merah Desa
Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas yang terdiri dari tiga lokasi
pengambilan sampel. Pelaksanaan penelitian melalui dua tahap, yakni identifikasi
Fusarium dan uji karakter patogenisitas Fusarium yang dilakukan di Laboratorium
Mikologi dan Fitopatologi serta Green House Fakultas Biologi, Universitas Jenderal
Soedirman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Desember 2014.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini akan menggunakan metode survey. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara simple random sampling (sampel acak sederhana). Dimana sampel
yang diambil berasal dari tiga lahan terpisah di desa Kebanggan.
D. Parameter Penelitian
Parameter yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi tipe
pertumbuhan
koloni,
diameter
koloni,
warna
koloni,
mikrokonidia,
makrokonidia, konidiofor, dan sifat patogenik serta non-patogenik dari
Fusarium spp. terhadap tanaman cabai merah (C. annum).
E. Cara Kerja
1.
Isolasi dan Identifikasi Jamur Fusarium
1.1 Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) (Fardiaz, 1993)
- Sebanyak 200 gr kentang dikupas, dicuci bersih kemudian dipotong
dadu kecil-kecil.
- Potongan kentang direbus dalam 500 ml aquades sampai lunak.
- Agar-agar 15 gr dicampur dengan 250 ml akuades, didihkan kemudian
dicampur dengan air rebusan kentang ditambah 20 gr dextrose.
- Campuran media ditambah dengan akuades hingga mencapai 1000 ml.
bio.unsoed.ac.id
- Media dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml dan tutup dengan kapas.
- Disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121o C dengan tekanan 2
atm selama 15 menit.
- Media steril kemudian dituang kedalam cawan petri steril secara aseptis.
7
1.2 Pengambilan sampel tanah dari rhizosfer tanaman Cabai merah (C.
annum) di Desa Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten
Banyumas.
Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.
Sampel tanah diambil dari 3 lokasi. Setiap lokasi, sampel tanah diambil 5
titik secara diagonal. Setiap titik pengambilan sampel tanah dipilih dari
tanaman cabai merah yang menunjukkan gejala sakit dan tanaman cabai
merah sehat, sehingga didapat 10 sampel tanah yang diambil dalam satu
lokasi.
1.3 Isolasi jamur Fusarium dari sampel rizosfer yang telah diambil
(Kristiana, 2012)
Isolasi jamur Fusarium dilakukan dengan metode pengenceran
bertingkat didalam LAF, dengan tahapan sebagai berikut:
- Tanah sebanyak 10 gr dari masing-masing titik dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi 90 ml aquades steril.
- Suspensi tersebut dihomogenkan selama 15 menit.
- Suspensi yang telah homogen diambil sebanyak 1 ml, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan dibuat
pengenceran bertingkat hingga 10-5.
- Hasil pengenceran diinokulasi kedalam media PDA dengan wadah cawan
petri berdiameter 10 cm dan volume 15 ml yang telah diberi antibiotik
kloramfenikol dan menggunakan cara spread plate sebanyak 3-5 tetes.
- Biakan selanjutnya diinkubasi selama tiga hari.
1.4 Peremajaan jamur Fusarium setelah diisolasi (Kristiana, 2012)
- Biakan hasil isolasi diambil miseliumnya dengan menggunakan jarum
ose yang dilakukan dalam LAF.
- Isolat dipindahkan ke cawan petri yang berisi media PDA baru.
bio.unsoed.ac.id
- Diinkubasi selama 3 hari, perlakuan yang sama diulang hingga
mendapatkan biakan murni.
8
1.5 Identifikasi jamur Fusarium hasil isolasi
Identifikasi dilakukan secara mikroskopis dan makroskopis dengan
berpedoman dari sumber pustaka menurut Barnett and Hunter (1998) dan
Ganjdar et,al., (1999).
a) Pengamatan makroskopis
- Jamur yang sudah tumbuh pada media PDA didalam cawan petri
diamati. Pengamatan meliputi tipe pertumbuhan koloni, diameter
koloni dan warna koloni.
- Hasil dicatat dan difoto.
b) Pengamatan mikroskopis
- Isolat jamur Fusarium spp. yang telah murni diambil menggunakan
jarum ose dan diletakkan ke object glass dengan ditetesi aquades
sebanyak 1 tetes kemudian tutup dengan cover glass.
- Isolat yang berada diatas object glass diletakkan dibawah mikroskop.
- Konidia (mikrokonidia dan makrokonidia) diamati bentuknya dan
diukur panjangnya.
- Bentuk konidiofor diamati dan dilihat perbedaannya.
- Hasil dicatat dan difoto.
2.
Uji sifat patogenik
2.1 Pembuatan inokulum Fusarium spp (Sutrisni dan Widodo, 2012).
2.1.1 Peremajaan isolat Fusarium spp.
-
Isolat Fusarium yang telah diidentifikasi dipindah pada media PDA baru
dalam cawan petri.
-
Isolat diinkubasi pada suhu ruang.
2.1.2 Pembuatan medium tanam Fusarium spp. (Sinaga et. al., 2013
dengan modifikasi).
-
bio.unsoed.ac.id
Jagung giling sebanyak 700 gr dituang kedalam baskom dan dicampur
dengan 290 gr dedak.
-
Campuran jagung giling dan dedak ditambah 10 gr CaCO3 serta diberi
akuades hingga mengepal teksturnya apabila diremas dengan tangan.
-
Formula media jagung giling diambil sebanyak 40 gr dan dimasukkan
kedalam botol bening berukuran 100 ml kemudian ditutup dengan
alumunium foil dan wrapper.
9
-
Media jagung giling pada botol disterilkan menggunakan autoklaf pada
suhu 100ᵒ-121ᵒC, selama 15 menit dan dengan tekanan 2 atm.
2.1.3 Pembuatan inokulum Fusarium spp. (Sinaga et. al., 2013 dengan
modifikasi).
-
Masing-masing isolat Fusarium yang telah diremajakan diambil
miseliumnya dengan menggunakan jarum ose di dalam LAF.
-
Miselium ditanam pada media jagung giling, kemudian ditutup
menggunakan alumunium foil dan wrapper.
-
Inokulum Fusarium yang diinkubasi pada suhu ruang selama 7-14 hari.
2.2 Penanaman tanaman
Cabai merah (C. annum) (Baharuddin et. al.,
2005)
2.2.1 Sterilisasi tanah
-
Tanah dan pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media pesemaian
dan media tanam masing-masing dimasukkan ke dalam polybag
selanjutnya disterilisasi.
-
Sterilisasi dilakukan dengan metode panas lembab menggunakan drum
selama 9 – 10 jam pada suhu 90 – 100oC.
-
Setelah disterilisasi, media tersebut dibiarkan selama kurang lebih 24 jam
agar suhu menurun.
2.2.2 Penyemaian bibit tanaman Cabai Merah (C. annum)
-
Campuran tanah dan pupuk kandang yang telah disterilkan dimasukkan
ke dalam baki persemaian sebanyak 3 Kg berukuran 15 cm x 20 cm.
-
Benih cabai merah disemai secara merata.
-
Tanaman dipelihara hingga berumur 30 hari.
2.2.3 Pembuatan medium tanam dan inokulasi inokulum Fusarium spp.,
(Sutrisni dan Widodo, 2012)
-
Polybag plastik berukuran 20 x 20 cm diisi tanah steril sebanyak 2,5 Kg.
-
5 gram inokulum Fusarium dimasukkan ke polybag yang berisi tanah
bio.unsoed.ac.id
steril kemudian diaduk rata.
-
Campuran tanah dan inokulum Fusarium pada medium jagung yang
ditempatkan dalam polybag kemudian diinkubasi selama 5 hari.
10
2.2.4 Perawatan dan pengamatan respon tanaman Cabai Merah (C.
annuum)
-
Tanaman cabai merah di siram 2 kali sehari pada pukul 07.00 dan 17.00
WIB.
-
Selama proses perawatan berlangsung, pengamatan respon tanaman juga
dilakukan dengan melihat gejala kelayuan pada tanaman yang telah
diinokulasi Fusarium sp.
-
Respon tanaman diamati selama 30 hari.
-
Hasil dicatat dan difoto.
F. Metode Analisis
Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Fusarium sp. yang ditemukan
dan sifat patogenik serta non patogenik jamur Fusarum sp. dari sampel tanah
perakaran tanaman cabai merah (C. anuum) di Desa Kebanggan, Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Banyumas.
bio.unsoed.ac.id
11
Download