Uploaded by winalestaria99

proposal minyak baru

advertisement
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum berjudul Minyak yang disusun oleh:
Kelompok : 3/Senin
Anggota
: 1. An Naas Asshidiiq
NIM. 21030117140008
2. Farah Azizah Azhary
NIM. 21030117120023
3. Muhammad Fahmi Zakaria
NIM. 21030117130097
4. Wina Lestari Asih
NIM. 21030117120066
Telah disetujui oleh asisten pembimbing pengampu materi Minyak pada:
Hari
:
Tanggal
:
Semarang, Maret 2019
Mengetahui
Asisten Pembimbing
M. Ibnul Baasith
NIM 21030115130202
ii
RANGKUMAN
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) memiliki potensi besar menjadi produk olahan
yang bermanfaat. Virgin Coconut Oil(VCO) merupakan bentuk olahan daging buah kelapa
menjadi minyak, dimanfaatkan sebagai obat dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai
penyakit degeneratif misalnya kanker, darah tinggi, kolestrol, jantung dan HIV/AIDS.
Bagian buah terluar disebut mesokarp yang berupa serat berlignin dan bersabut.
Mesokarp berfungsi untuk melindungi bagian yang lebih dalam atau endokarp. Bagian ini
berupa bagian keras, kedap air, dan kuat. Endokarp melindungi biji yang dilindungi oleh
membran yang melekat pada sisi dalam dari endokarp. Di dalam endokarp terdapat
endospermium yang mana berupa cairan enzim. Padatan dari enzim tersebut akan menempel
pada bagian dalam endokarp menjadi daging buah Tanaman kelapa dapat dimanfaatkan
menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi tersendiri. Ada 7 cara untuk
memproduksi minyak yaitu pressing, ekstraksi, rendering, pengasaman, sentrifugasi,
enzimatis, dan fermentasi. Minyak Kelapa telah diketahui memiliki banyak manfaat namun
dapat mengalami kerusakan.
Percobaan diawali dengan pembuatan santan dengan memisahkan krim dan skim
pada Kelapa, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan starter sebanyak 3 variabel. Setelah
itu, dilakukan fermentasi dengan media berupa krim yang dicampur dengan starter selama 3
hari. Selama fermentasi, pH dan densitas harian diukur. Setelah fermentasi sudah usai, maka
dapat dilakukan analisa hasil minyak dengan menghitung volume minyak yang didapatkan
serta melakukan uji organoleptic.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bioproses materi “Minyak”
dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka
laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Muhammad Ibnul Baasith selaku asisten pembimbing materi minyak.
3. Rizkia Chairunnisa selaku asisten pengampu materi minyak.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi segenap
pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menjadi pelajaran
bagi kedepannya.
Semarang, Maret 2019
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................ii
RINGKASAN .............................................. Ошибка! Закладка не определена.
PRAKATA................................................... Ошибка! Закладка не определена.
DAFTAR ISI................................................ Ошибка! Закладка не определена.
DAFTAR TABEL ........................................ Ошибка! Закладка не определена.
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1
Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan ......................... Ошибка! Закладка не определена.2
1.4
Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1
Kelapa........................................................................................................ 3
2.2
Minyak Kelapa .......................................................................................... 5
2.2.1 Kandungan Minyak Kelapa ....................................................................... 5
2.2.2 Standar Baku Mutu Minyak Kelapa .......................................................... 6
2.2.3 Pembuatan Minyak Kelapa ....................................................................... 8
2.2.4 Manfaat Minyak Kelapa.............................................................................12
2.2.5 Kerusakan pada Minyak Kelapa..................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... .14
3.1
Rancangan Praktikum ............................................................................. 14
3.2
Bahan dan Alat yang Digunakan ............................................................. 15
3.2
Cara Kerja ............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi kandungan daging buah kelapa...........................................4
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa............................................6
Tabel 2.3. Syarat Baku mutu VCO.......................................................................7
Tabel 2.4. Syarat Baku APCC Quality Standard for VCO...................................8.
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian buah kelapa...................................................................1
Gambar 3.1 Skema Praktikum ................................................................................ 15
Gambar 3.2 Erlenmeyer .......................................................................................... 16
Gambar 3.3 Pipet Tetes........................................................................................... 17
Gambar 3.4 Beaker glass ........................................................................................ 17
Gambar 3.5 Gelas ukur ........................................................................................... 17
Gambar 3.6 Inkubator goyang ................................................................................ 17
Gambar 3.7 Cuvet ................................................................................................... 17
Gambar 3.8 Neraca analitik .................................................................................... 18
Gambar 3.9 Auto clave ........................................................................................... 18
Gambar 3.10 Aluminium foil ................................................................................. 18
Gamabr 3.11 Indikator pH ...................................................................................... 18
Gambar 3.12 Pengaduk ........................................................................................... 18
Gambar 3.13 Centrifuge ......................................................................................... 19
Gambar 3.14 Statif .................................................................................................. 19
Gambar 3.15 Klem.................................................................................................. 19
Gambar 3.16 Buret.................................................................................................. 19
Gambar 3.17 Picnometer ........................................................................................ 20
Gambar 3.18 Gambar Rangkaian Alat Titrasi ........................................................ 20
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) memiliki potensi besar menjadi produk olahan
yang bermanfaat. Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan bentuk olahan daging buah
kelapa menjadi minyak, dimanfaatkan sebagai obat dan dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai penyakit degeneratif misalnya kanker, darah tinggi, kolestrol, jantung dan
HIV/AIDS. Keunggulan minyak ini terletak pada tingginya asam lemak jenuhnya yaitu
sekitar 90% yang menjadikan minyak ini minyak tersehat Berbagai cara telah dilakukan
guna memperoleh hasil olahan minyak kelapa, mulai dari cara tradisional sampai dengan
cara modern. Pembuatan minyak dapat dilakukan dengan cara basah atau kering. Pada
umumnya di masyarakat, pembuatan minyak kelapa dilakukan secara tradisional. Namun,
pemanasan yang tinggi pada cara tradisional dapat mengubah struktur minyak dan
menghasilkan warna minyak kurang baik, serta menyebabkan minyak mudah tengik
Indonesia sebagai salah satu penghasil kelapa, mempunyai kepentingan yang tinggi untuk
mendapatkan cara pembuatan minyak kelapa yang efektif, efisien dan hasilnya dapat
bersaing di pasaran. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa
menggunakan metode enzimatis. Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya
enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan
menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
(Ganjar dkk., 2016)
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pembuatan minyak kelapa, masyarakat Indonesia masih menggunakan cara
tradisional yaitu dengan ekstraksi kering yang diawali dengan pembuatan kopra dan
masih menggunakan panas tinggi untuk memperoleh minyak. Namun metode tersebut
menghasilkan minyak kelapa dengan kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida yang
tinggi. Oleh karena itu dibutuhkna metode yang lebih efektif dan effisien sehingga
menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas. Salah satu metodenya yaitu menggunakan
cara fermentasi ragi roti (saccharomyces cerevisiae) dan enzimatis dari sari buah. Dengan
metode tersebut, minyak kelapa yang dihasilkan akan memiliki kadar air,asam lemak
bebas, bilangan peroksida yang rendah serta warna yang jernih. Minyak kelapa yang
dihasilkan dapat disebut virgin coconut oil karena proses pembuatannya menggunakan
panas rendah.
1
1.3 Tujuan Praktikum
1. Memproduksi minyak kelapa dari santan dengan metode tertentu.
2. Mengetahui hubungan pH terhadap waktu.
3. Mengetahui hubungan densitas terhadap waktu.
4. Mengalisis hasil minyak kelapa yang didapat secara fisika dan kimia.
1.4 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu memproduksi minyak kelapa dari santan dengan fermentasi dan
enzimatis.
2. Mahasiswa mengetahui hubungan pH dengan waktu.
3. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara densitas terhadap waktu.
4. Mahasiswa mampu menganalisis hasil minyak kelapa yang didapat secara fisika dan
kimia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah
berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak
bercabang, dan dapat mencapai 10 -14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya
dapat mencapai 3 -4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian.
Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk
memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan
subur dapat menghasilkan 2 -10 buah kelapa setiap tangkainya(Palungkun dalam
Yusuf, 2013).Tanaman kelapa banyak terdapat di daerah beriklim tropis. Kelapa
diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara. Indonesia merupakan negara
agraris yang menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India, sebagai penghasil
kelapa terbesar di dunia(APCC, 2002). Buah kelapa berbentuk bulat yangterdiri dari
35 % sabut (eksokarp dan mesokarp), 12 % tempurung (endokarp), 28 % daging buah
( endosperm), dan 25 % air. Tebal sabut kelapa kurang lebih 5 cm dan daging buah 1
cm atau lebih.
Bagian buah terluar disebut mesokarp yang berupa serat berlignin dan
bersabut. Mesokarp berfungsi untuk melindungi bagian yang lebih dalam atau
endokarp. Bagian ini berupa bagian keras, kedap air, dan kuat. Endokarp melindungi
biji yang dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam dari endokarp. Di
dalam endokarp terdapat endospermium yang mana berupa cairan enzim. Padatan dari
enzim tersebut akan menempel pada bagian dalam endokarp menjadi daging buah
Tanaman kelapa dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang memiliki
nilai ekonomi tersendiri. Hampir setiap bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Daging buah kelapa dapat dipakai
sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan
dan kelapa parutan kering (desiccated coconut), sedangkan air kelapa dapat dipakai
untuk membuat cuka dan nata de coco. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk
membuat arang aktif dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan
bahan-bahan bangunan baik untuk kerangka bangunan maupun untuk dinding serta
3
atap. Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta
barang-barang anyaman. (Abadi, 2014)
Gambar 2.1 Bagian-bagian buah kelapa
Tabel 2.1 Komposisi kandungan daging buah kelapa
Air kelapa banyak mengandung mineral antara lain natrium (Na), kalsium
(Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), posfor (P) dan sulfur (S). Selain
kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 gram sampai 2,6%, protein
0,07 hingga0,55 % dan mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat,
asam nikotina, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, thiamin, mengandung
hormon auksin dan sitokinin (Junita, 2012).
2.2. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama yang dapat diolah dari
daging buah kelapa. Minyak kelapa dihasilkan melalui ekstraksi daging buah kelapa
dengan cara kering dan basah. Ekstraksi carakering menggunakanbahan baku kopra
untuk menghasilkan minyak kelapa kasar yang tidak dapat langsung dikonsumsi,
tetapi harus melalui tahapan pemurnian. Ekstraksi carakering menggunakan bahan
4
baku kelapa parut kering menghasilkan minyak berkualitas tinggi atau Virgin Coconut
Oil (VCO). Ekstraksi cara kering hanya dapat dilakukan pada skala industri karena
memerlukan bahan baku yang banyak dan modal besar, sedangkan ekstraksi cara
basah dapat dilakukan pada skala rumah tangga. Tahapan ekstraksi minyak cara basah
diawali dengan preparasi santan, kemudian ektraksi minyak dari santan dengan cara
pemanasan, fermentasi dan sentrifugasi. Minyak kelapa hasil ekstraksi cara kering dan
atau basah memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan minyak nabati lain.
Perbedaan utama antara minyak kelapa dan minyak nabati lain adalah kandungan
asam lemak rantai medium yang terdapat pada minyak kelapa. Minyak kelapa
mengandung asam lemak rantai medium yang dapat mencapai 61,93%. (Steivie
Karouw dan Budi Santosa, 2013)
2.2.1 Kandungan Minyak Kelapa
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.2.
Dari tabel tersebut dapatdilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa
kurang dari 90 persen. Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida
dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua
asamlemak jenuh dan 4 persen trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.
5
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa
Sumber: Thieme, J. G. (1968) dikutip dari Ketaren, 1986.
2.2.2. Standar Baku Mutu Minyak Kelapa
Tabel 2.3. Syarat Baku mutu VCO
Jenis Uji
Satuan
Keadaan :
1. Bau
2. Rasa
3. Warna
Persyaratan
Khas
kelapa
segar,tidak
tengik,
Normal,
khas
minyak
Tidak
kelapa.
berwarna
hingga kuning pucat
Air dan senyawa yang menguap
% g iod/100 g
Maks 0,2
4,1-11,0
Bilangan iod
Asam
lemak
%
bebas
(dihitung
mg ek/kg
Maks 0,2
Maks 2,0-3,0
sebagai asam laurat
6
Bilangan peroksida
%
ND-0,7
6.1 Asam kaproat (C6:0)
%
4,6-10,00
6.2 Asam kaprilat (C8:0)
%
5,0-8,0
6.3 Asam kaprat (C10:0)
%
45,1-53,2
6.4 Asam laurat (C12:0)
%
16,8-21
6.5 Asam miristat (C14:0)
%
7,5-10,2
6.6 Asam palmitat (C16:0)
%
2,0-4,0
6.7 Asam stearat (C18)
%
5,0-10,0
6.8 Asam oleat (C18:1)
%
1,0-2,5
6.9 Asam linoleat (C18:2)
%
ND-0,2
6.10 Asam linolenat (C18:3
%
Maks 10
Koloni/ml
Maks 0,1
mg/kg
Maks 0,4
8.1 Timbal (Pb)
mg/kg
Maks 5,0
8.2 Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks 0,1
Asam lemak :
Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total
Cemaran logam :
SNI 7381:2008
Tabel 2.4. Syarat Baku APCC Quality Standard for VCO
7
2.2.3. Pembuatan Minyak Kelapa
a. Pressing
Metode pressing dapat menghasilkan minyak dengan efisiensi rendah,
sehingga hanya bahan baku dengan kadar minyak tinggi yang dapat menggunakan
cara ini. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat untuk menekan bahan
hingga minyak keluar (Huda, 2013).
b. Ekstraksi
Metode ekstraksi dapat menghasilkan minyak dengan kadar yang tinggi. Cara
ini digunakan dengan melibatkan cairan pelarut yang dapat melarutkan minyak.
Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi
secara kimia dengan minyak, dan residunya tidak beracun (Huda, 2013).
c. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.
Menghancurkan jaringan tubuh seperti lemak, tulang serta jaringan internal lainnya
melalui pemanasan untuk menghilangkan kandungan airnya. (Estrada, 2007)
d. Pengasaman
Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara
membuat suasanaemulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki
kemampuan untuk memutus ikatan lemakproteindengan cara mengikat senyawa
yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalamsantan
hanya bisa bekerja dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai.
Pada prosespembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH
tersebut dilakukan dengan pHmeter atau kertas lakmus. ( Laras dkk., 2009 )
e. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
pembuatan santan, pembuatan VCO sertapenyaringan. Pada cara ini krim
dimasukan dalam tabung ke dalam sentrifuse. Pemutusan ikatan lemakprotein pada
santan dilakukan dengan pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal
8
karenaberat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi
keduanya akan terpisah dengansendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan
dibanding air sehingga minyak akan terkumpul pada lapisanatas.Kunci dari
pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000
rpm.Disamping itu faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam pemutaran
tersebut. Waktu yangdibutuhkan untuk memutus ikatan lemakprotein dari santan
dengan kecepatan 20.00 rpm yaitu sekitar15 menit. Alat yang digunakan untuk
memutar santan dinamakan dengan sentrifuse. ( Laras dkk., 2009 )
f. Enzimatis
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam
santan tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim. Enzim bisa disintetis
atau disuplai dari alam. Beberapajenis enzim yang bisa digunakan untuk memecah
ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain(pepaya), bromelin (nanas), dan
enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyakyang
terdapat dalam getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat
pada bagianbonggol (hatinya) nanas.Dengan rusaknya protein maka ikatan
lipoprotein dalam santan juga akan terputus dengansendirinya. Kemudian, minyak
yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar dan mengumpul menjadisatu. Karena
minyak memiliki masa (berat) jenis lebih rendah dibandingkan dengan air, maka
posisinyakemudian berada paling atas, disusul dengan protein, dan terakhir
(bawah) yaitu air. ( Laras dkk., 2009 )
Pembuatan VCO secara enzimatis memiliki kelebihan dan kekurangan :
1. Kelebihan
a. VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami proses
pemanasan.
b. Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak berubah
sehinggakhasiatnya tetap tinggi.
c. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah.
d. Tidak memutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya daun
pepaya ataunanas dijual denga harga murah.
e. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan
diperoleh sekitar 1.100 ml VCO.
9
2. Kekurangan
Membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi
protein untuk memisahkanminyak dari ikatan lioprotein, yaitu sekitar 20 jam.
g. Fermentasi
Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah pengrusakan
protein yangmenyelubungi globula lemak menggunakan menggunakan enzim
enzim proteolitik. Enzim yangdimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Padapembuatan minyak kelapa
dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan dengan laru atau ragitempe
yang mengandung Rhizopus Oligosporus. Mikroba ini mempunyai kemampuan
menghasilkanenzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan
didukung oleh kadar air yang tinggi . ( Laras dkk., 2009 )
Gambar 2.2 Mekanisme reaksi fermentasi minyak kelapa
Pembuatan VCO dengan fermentasi memiliki kelebihan dan kekurangan:
1.
Kelebihan :
 Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.
 Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar.
 Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.
 Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.
2.
Kekurangan : Proses fermentasi lama karena membutuhkan waktu 24 jam.
Menurut (Ganjar dkk,. 2016 ) Beberapa faktor yang mempengaruhi mikroba dalam
fermentasi yaitu:
1. Waktu
Semakin lama waktu fermentasi, hasil yang diperoleh semakin besar
sampai titik optimum dimana bahan telah habis terfermentasi.Pada fase ini
khamir mengalami kematian masih ada sel-sel yang dihasilkan akan tetapi
kecepatan pertumbuhannya lebih rendah dari sel-sel yang mati.
10
2. Suhu
Daya tahan terhadap suhu untuk berbagai macam mikroorganisme
berbeda-beda.Ada bakteri yang mati pada suhu yang relatif tinggi, dan
sebaliknya, ada yang mati pada suhu rendah. Bakteri akan tumbuh baik pada
suhu optimum.
3. Cahaya
Mikroorganisme
fotosintesis,oleh
karena
kebanyakan
itu
tidak
mampu
mikroor-ganisme
untuk
pada
melakukan
umumnya
tidak
memerlukan cahaya, bahkan cahaya ini dianggap sebagai faktor penghambat
bagi kehidupannya.Radiasi yang timbul akibat cahaya merupakan bahaya bagi
kehidupannya.
4. Perbandingan jumlah ragi
Dalam proses fermentasi, perbandingan yang tepat antara jumlah ragi
dengan skim sebagai nutrisi akan berpengaruh terhadap hasil fermentasi. Hal
ini disebabkan oleh optimalnya jumlah dan waktu sel ragi mengekstrak skim
sebagai nutrisisehingga menghasilkan minyak yang optimal
2.2.4. Manfaat Minyak Kelapa
Menurut (Laras, 2009) minyak kelapa mempunyai beberapa manfaat :
a. Merupakan antibakteri ,antivirus , antijamur dan antiprotozoa alamia
b. Membantu meredakan gejala­gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang di
hubungkan dengan diabetes.
c. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
d. Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
e. Membantu mencegah penyakit liver
f. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
g. Membantu mencegah penyakit kanker.
h. Membantu menurunkan berat badan.
i. Menjaga stamina tubuh.
j. Memelihara kesehatan kulit dan rambut.
k. Digunakan sebagai biodiesel, yaitu bahan bakar berbasis minyak yang berasal
dari sumber terbarukan
2.2.5
Kerusakan pada Minyak Kelapa
Kerusakan pada minyak goreng pada umumnya berupa ketengikan
yang diartikan sebagai kerusakan atau perubahan bau dan rasa dalam minyak.
11
Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh air, cahaya, panas, oksigen, logam,
asam, basa dan enzim. Ketengikan pada minyak goreng menyebabkan
meningkatnya bilangan peroksida. Bilangan peroksida adalah salah satu
parameter untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak goreng. Reaksi
oksidasi pada minyak goreng dimulai dengan adanya pembentukan radikal
bebas yang dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan tembaga) dan
senyawa oksidator pada bahan pangan yang digoreng seperti klorofil,
hemoglobin dan pewarna sintetik tertentu (Anonim, 2011). Faktor lain yang
mempengaruhi laju oksidasi adalah jumlah oksigen, derajat ketidakjenuhan
asam lemak dalam minyak. Bilangan peroksida sangat penting untuk
mengidentifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam
lemak yang banyak ikatan rangkapnya dapat teroksidasi secara spontan oleh
udara pada suhu ruangan. Oksidasi spontan ini secara langsung akan
menurunkan tingkat kejenuhan minyak dan menyebabkan minyak menjadi
tengik dan membuat makanan menjadi tidak enak. (Agustina, 2014)
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Praktikum
3.1.1. Skema Praktikum
Gambar 3.1. Skema Praktikum
13
1.1.2 Variabel Praktikum
Tabel 3.1 Variabel Praktikum
Variabel
I
II
III
IV
Skim (ml)
50
50
50
50
Air Kelapa (ml)
50
50
50
50
Urea (%W)
2
2
-
-
Gula Pasir (%W)
2
2
-
2
Ragi Roti (%W)
2
3
2
2
Ragi tempe (%W)
-
-
-
-
Ragi tape
-
-
-
-
Sari nanas
-
-
-
-
Sari pepaya
-
-
-
-
Sari kiwi
-
-
-
-
Krim (ml)
50
50
50
50
Starter (ml)
50
50
50
50
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kelapa parut
2. Ragi
3. Sari Buah
4. Air Kelapa
5. Gula
6. Urea
7. NaOH 0,1 N
8. Etanol 95%
9. Indikator PP
3.2.2 Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
14
4. Gelas ukur
5. Inkubator goyang
6. Cuvet
7. Neraca analitik
8. Auto clave
9. Aluminium foil
10. Indikator pH
11. Pengaduk
12. Centrifuge
13. Statif
14. Klem
15. Buret
16. Picnometer
3.2.3 Gambar Alat dan Fungsi
Tabel 3.1 Gambar Alat dan Fungsi
No.
Nama Alat
1.
Erlenmeyer
Gambar
Fungsi
Untuk tempat
Titrasi
Gambar 3.2 Erlenmeyer
2.
Pipet Tetes
Untuk mengambil/
menambahkan zat
setetes-setetes
Gambar 3.3 Pipet tetes
3.
Beaker Glass
Menampung zat
kimia cair
Gambar 3.4 Beaker glass
15
4.
Gelas ukur
Untuk mengukur
Volume cairan
Gambar 3.5 Gelas ukur
5.
Inkubator
Menyimpan dan
Goyang
menjaga sampel
tetap bergoyang
Gambar 3.6 Inkubator goyang
6.
Cuvet
Untuk menaruh
sampel
Gambar 3.7 Cuvet
7.
Neraca
Untuk mengukur
Analitik
massa zat
Gambar 3.8 Neraca analitik
8.
Autoclave
Untuk mensterilkan
peralatan
Gambar 3.9 Autoclave
9.
Alumunium
Sebagai wadah
Foil
untuk menutup
Gambar 3.10 Alumunium foil
16
10.
Indikator pH
Pengukur nilai pH
Gambar 3.11 Indikator pH
11.
Pengaduk
Untuk membantu
menghomogenkan
zat
Gambar 3.12 Pengaduk
12.
Centrifuge
Untuk memutar
sampel
Gambar 3.13 centrifuge
13.
Statif
Pendiri buret saat
titrasi
Gambar 3.14 Statif
14.
Klem
Penjepit buret saat
titrasi
Gambar 3.15 Klem
15.
Buret
Untuk titrasi
Gambar 3.16 Buret
17
16.
Picnometer
Mengukur densitas
Cairan
Gambar 3.17 Picnometer
3.3 Gambar Rangkaian Alat
Gambar 3.18 Gambar rangkaian alat titrasis
3.4 Prosedur Praktikum
3.4.1. Pembuatan Santan
a. Kelapa tua yang sudah diparut ditambah air dengan perbandingan 1:1 kemudian
diperas sehingga dihasilkan santan.
b. Santan didinginkan selama ±2 jam pada suhu ruang.
c. Setelah 2 jam akan terbentuk 2 lapisan (krim dan skim) pada santan
3.4.2. Pembuatan Starter
a. Skim yang telah dipisahkan dari krim kemudian ditambah dengan air kelapa ke
dalam erlenmeyer dengan perbandingan tertentu kemudian tambah nutrient
sesuai variabel.
b. Aduk campuran hingga homogen dan sterilisasi dalam autoclave pada suhu
121°C selama 15 menit.
c. Setelah steril, campuran didinginkan.
d. Campuran diinokulasikan dengan mikroba atau enzim dalam erlenmeyer steril
pada ruang aseptis.
18
e. Campuran ditutup dengan alumunium foil, diinkubasi dalam ikubator goyang
pada suhu kamar selama waktu yang ditentukan.
3.4.3. Fermentasi Santan
a. Krim santan sebanyak volume tertentu dicampur dengan starter sesuai variable
ke dalam erlenmeyer pada ruang aseptis.
b. Campuran diatur pH-nya menggunakan asam asetat dan ditutup dengan
alumunium foil.
c. Campuran diukur densitasnya menggunakan picnometer.
d. Campuran diinkubasikan selama waktu tertentu.
3.4.4. Analisis Hasil Minyak Kelapa
a. Menghitung volume minyak kelapa yang didapat.
● Campuran yang telah selesai difermentasi akan terlihat menjadi 3 lapisan
(minyak, protein, dan air).
● Campuran dituang ke dalam cuvet untuk disentrifugasi pada putaran
tertentu selama waktu tertentu.
● Minyak kelapa dapat diambil dari cuvet dan diukur volumenya, minyak
kelapa selanjutnya dapat dikenakan analisis yang lain.
b. Uji secara organoleptik menggunakan indera penciuman.
● Minyak kelapa yang didapat dituangkan ke dalam beaker glass.
● Minyak kelapa diuji pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung dan kemudian
dikebaskan ke arah hidung agar baunya dapat diketahui.
● Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang.
● Jika tercium bau khas minyak kelapa segar dan tidak tengik maka hasil
dinyatakan “normal”. Jika tercium bau asing maka hasil dinyatakan “tidak
normal”.
c. Uji secara organoleptik menggunakan indera penglihat.
● Minyak kelapa yang didapat dituangkan ke dalam beaker glass.
● Warna minyak kelapa diamati oleh minimal 3 orang.
● Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil dinyatakan
“normal”. Jika terlihat warna lain maka hasil dinyatakan “tidak normal”.
d. Menghitung densitas minyak kelapa
● Picnometer kosong dihitung massanya menggunakan neraca analitik
(m0).
19
● Minyak kelapa dengan volume yang sudah diketahui (V) selanjutnya
dimasukkan ke dalam picnometer.
● Picnometer yang berisi minyak kelapa kemudian dihitung massanya (m1)
● Menghitung densitas minyak kelapa dengan rumus :
● Menghitung kadar asam lemak bebas.
● Membuat larutan standar NaOH 0,1 N.
● Menimbang 30 gr minyak kelapa ke dalam erlenmeyer 250 ml.
● Tambahkan 50 ml etanol 95%.
● Tambahkan 3 tetes indikator PP dan dititrasi dengan larutan standar
NaOH
0,1 N.
●
Hitung kadar asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat),
dinyatakan sebagai persen asam lemak dengan rumus berikut:
Dengan :
V = volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran (ml)
N = normalitas NaOH
m = bobot contoh (gr)
200 = berat molekul asam laurat
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Download