Uploaded by User9931

TUGAS PENELITIAN DISLEKSIA

advertisement
Kesulitan Membaca dan Menulis bahasa Arab atau Al-qur’an pada penyandang
Disleksia di Surabaya
Penelitian ini diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metode
Penelitian
Dosen Pembimbing :
Dr. Asep Abbas Abdullah,M Pd.
Disusun Oleh :
Putri Saelah Nadlifah Rachmaniyah
(A91216145)
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................I
Daftar Isi..........................................................................................II
BAB I : Pendahuluan
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang.........................................................................3
Rumusan Masalah...................................................................5
Tujuan Penelitian....................................................................5
Manfaat Penelitian...................................................................5
E.
Sistematika
penulisan..............................................................5
BAB II : Kajian Pustaka
A.
B.
C.
D.
Psikolinguistik.........................................................................8
Psikologi Abnormal.................................................................8
Gangguan belajar Disleksia ....................................................9
Penelitian Terdahulu ...........................................................11
BAB III : Metode Penelitian
A.
B.
C.
Jenis Penelitian ....................................................................13
Data dan Sumber Data...........................................................13
Langkah-Langkah Penelitian.................................................13
BAB IV : pembahasan
A. Bentuk kesulitan kata membaca dan menulis bahasa arab pada
penyandang Disleksia................................................................15
B. Makna kata bacaan dan tulisan pada penyandang Disleksia......18
BAB V : Penutup
A.
B.
Kesimpulan............................................................................21
Saran......................................................................................22
Daftar Pustaka..............................................................................23
LAMPIRAN..................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesulitan Membaca dan Menulis umumnya terjadi kepada anak usia dini
yang mana dalam proses perkembangan dan penangkapan materi atau sesuatu
yang belum diketahuinya. dengan menulis seseorang akan menangkap sesuatu
lebih lama karena mereka mencatat rekaman tersebut.
Otak tidak sepenuhnya merekam apa yang diucapkan oleh penutur maka
dari
itu
menulis
adalah
salah
satu
cara
penyimpanan
memori
selain
otak.sedangkan membaca kita dapat menggali informasi dari berbagai hal, tanpa
membaca seseorang tidak akan mendapatkan informasi banyak dan hanya sebatas
mendengar dari mulut ke mulut.
“membaca adalah suatu proses yang dilakuka serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
/bahasa tulis”
dalam tarigan (1984:4) dalam jurnal Uci Sugiatik pentingnya pembinaan
kegiatan membaca sebagai implikasi pembelajaran bahasa Indonesia (2012).
Akan tetapi berbeda kepada seseorang
Penyandang Disleksia yakni
bentuk kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat yang
secara historis menunjukkan perkembangan bahasa yang lambat dan hampir selalu
bermasalah dalam menulis dan mengeja serta kesulitan dalam mempelajari system
repsentional, misalnya waktu, arah dan masa.
Membaca sangat berperan penting dalam proses belajar, jika kemampuan
terganggu maka proses belajar akan terganggu juga sedangkan menulis berperan
penting ketika seseorang dapat membaca dengan baik maka dari itu keduanya
harus diasah sejak dini. Mereka akan kesulitan untuk membaca Huruf Hijaiyyah
maupun ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka belum bisa membedakan Huruf satu dengan
3
yang lainnya sehingga Penyandang Disleksia bisa di katakan Gangguan Buta
huruf westein (2008) dalam Yudhitia (2015:4)
gangguan ini menyebabkan pertukaran huruf yang pada mulanya ‫ ف‬di baca
‫ ق‬bagi Penyandang Disleksia ini suatu hal yang membingungkan dan hal ini
menarik
untuk
diketahui.
Martini Jamaris (2014:139) mendifinisikan bahwa
disleksia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai IQ normal dengan
memiliki kemampuan membaca tidak sepenuhnya atau satu dna satu setengah
sehingga penyandang Disleksia kesulitan dalam membaca.
Tidak semuanya Penyandang Disleksia
memiliki keterbatasan dalam hal
membaca dan menulis terkadang mereka dapat membaca tetapi sukar dalam
menulis begitupun sebaliknya, dan rata-rata penyandang disleksia terjadi pada
Anak usia dini yang merangkah untuk belajar dan menulis. Penyandang Disleksia
bisa disebut gangguan otak,otak yang terdapat pada penyandang Disleksia
memiliki gangguan asosiasi daya ingat/memori mereka memiliki daya ingat yang
lemah serta bingung untuk membedakan huruf-huruf yang dia baca keluar dari
permasalahan ini penyadang Disleksia bisa dilatih untuk membaca belajar di
Sekolah Intelegasi yang normal.
Dan dari ini Penyandang Disleksia perlu diperhatikan agar semakin minim
angka anak yang sukar untuk membaca dan menulis sehingga memudahkan proses
belajar pada anak tersebut. Karena cara membaca dan menulis pada orang normal
dan penderita Disleksia sangat berbeda dan perlu memakai cara yang berbeda
untung mengajari keduanya.
Masyarakat mengira penyandang Disleksia adalah kelainan dalam sisi
kejiwaan padahal seorang penyandang Disleksia memiliki fikiran yang normal
layaknya seseorang yang normal dan demikian salah satu cara untuk mengurangi
adanya penyandang Disleksia yaitu dengan cara terapi cara ini tidak hanya satusatunya cara,banyak Metode yang akan diberikan.
Surabaya Kota Metropolitan ke-2 setelah Kota Jakarta yang memiliki
banyak Organisasi maupun Asosiasi yang dinaungi oleh Kota Surabaya, salah
satunya naungan untuk penyandang Disleksia yakni di Surabaya corner yang
bertempat di balai pemuda untuk perkumpulan serta perpustakaan khusus bagi
4
penyandang Disleksia, dan penyandang Disleksia terdapat di titik-titik daerah
Surabaya, yakni Surabaya Timur,Barat,Utara maupun Selatan. Dari hal ini sangat
menarik untuk mendalami permasalahan tersebut serta meneliti lebih mendalam
tentang membaca dan menulis pada penyandang disleksia.
B. Rumusan Masalah
Sesuai uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka Rumusan
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk kesukaran membaca dan menulis Bahasa Arab dan AlQur’an bagi penyandang disleksia di Surabaya ?
2. Bagaimana
makna kata pada kesukaran tulisan maupun bacaan Bahasa Arab
dan Al-Qur’an pada penyandang disleksia di Surabaya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
tuhuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan bentuk kesukaran membaca dan menuis bagi penyandang
Disleksia di Surabaya
2. mendiskripsikan makna kata pada kesukaran tulisan maupun bacaan pad
penyandang Disleksia di Surabaya
D. Manfaat Penelitian
Setelah dipaparkan tujuan dari penelitian ini dan penelitian ini mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Secara Teoretis penelitian ini bisa berkontribusi memberikan manfaat bagi
pembaca serta sekaligus sebagai bahan tela’ah bagi peneliti yang membahas
hal-hal yang berkaitan dengan membaca dan menulis khusunya untuk
penderita disleksia.
2. Manfaat Praktis
secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai
Disleksia serta memahami tata cara pembelajaran khusus untuk penyandang
5
Disleksia. Dan menjadi bahan referensi dan pembelajaran terutama bagi
Mahasiswa
yang
berlatar
belakang
membelajari
Linguistik
atau
Ilmu
Kebahasaan serta memberikan sumbangan pemikiran dan ide-ide dalam
memecahkan
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
disleksia
dan
menambahkan koleksi pustakan di perpustakaan Universitas.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan adalah runtutan dalam penulisan hasil penelitiannya dalam
penelitian ini terdiri dari 4 bab yaitu :
Bab I berisi gambaran umum mengenai judul penelitian . Pada bab I terdiri dari
Latar Belakang ,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta
Sistematidan Penulisan.
Bab II pada bab ini menjelaskan tetntang Teori-teori yang dijadikan dasar dalam
menganalisis Data penelitian
Bab III pada bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian yang dilakukan serta
proses pengambilan data dan langkah- langkah penelitian.
Bab IV pada bab ini mengemukakan rumusan masalah yang dibuat untuk batasan
sebebuah penelitian Serta kesimpulan dan daftar pustaka.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang disusun oleh Fuadah Fakhruddiana, Dian Ekawati, Dian
Kinayang mereka berprofesi sebagai Dosen Fakultas Psikologi, Universitas
Ahmad Dahlan dan mereka menyusun sebuah Jurnal yang berjudul “metode
fonemik
motorik
untuk
meningkatkan
kemampuan
membaca
penyandang
Disleksia” pada penelitian ini peneliti menjabarkan tentang kesulitan membaca
peneliti bereksperimen untuk melakukan stimulus eksperimental dengan metode
fonemik yakni intervensi yang diberikan kepada penyandang disleksia yang terdiri
daru phonemic + reading dengan mengenali huruf dan menghubungkan antara
huruf dan bunyi.
penelitian lainnya yang berhubungan dengan disleksia ditulis oleh Intan
Amalia,
Mahasiswi Universitas
Airlangga
yang mengambil Program Sastra
Indonesia pada fakultas Ilmu Budaya di Universitas Airlangga Surabaya, adapun
penelitian yang diteliti oleh Intan Amalia berjudul “kesulian membaca kata pdada
anak disleksia usia 7-12 tahun di sekolah Inklusif Galuh Handayani Surabaya”
kata kunci penelitian ini adalah Disleksia, kesulitan membaca, Psikolinguistik.
Membaca adalah satu komponen penting dalam berbahasa. Berbahasa
sendiri adalah kegiatan mnusia dalam memproduksi dan memahami bahasa itu
yang dimulai dari Enkode Semantik dalam Otak pembicara dan Dekode semantik
pada otak pendengar dengan kata lain proses penyampaian informasi dalam
berkomunikasi (chaer 2002: 30) berbicara dan menulis sangat berbeda dengan
menulis dapat melibatkan penyandian (Enkoding) dengan menghubungkan katakata tulis dengan makna lisan yang mencakuppengubaha tulisan / cetakan menjadi
bunyi yang bermakna. Peneliti melakukan penelitian di sekolah Galuh Handayani
adalah Sekolah Inklusif pertama di Surabaya yang memiliki dokter, psikologi dan
staf para medis.
penelitian disusun oleh Azizurohman yang mendiskripsikan “strategi guru
dalam menangani kesulitan pembelajaran disleksia pada pembelajaran siswa SD”
umumnya
kesulitan
belajar
disleksia
merupakan
kesulitan
membaca
yang
disebebkan oleh gangguan otak yang berakibatkan pada kemampuan berbahasa
anak dan hal ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa ada batasan umur.
7
A. Landasan Teori
a. Psikolinguistik
Psikolinguistik
adalah istilah yang muncul pada tahun 1954 muncul pada
zaman panini, kajian ini tidak dapat lepas dari filsafat yang mereka anut karena
menurut mereka filsafat adalah induk dari semua displin ilmu. Psikolinguistik
menurut levelt (1975) dibagi menjadi 3 :
1.
Psikolinguistik umum
Psikolinguistik umum adalah suatu studi membahas pengamatan orang
dewasa tentang bahasa dan cara memproduksi bahasa studi ini mempelajari
proses kognitif yang memdasari seseorang berbahasa
2. Psikolinguistik perkembangan
Psikolinguistik
perkembangan
adalah
studi
Psikologi
tentang
pemerolehan bahasa baik bahasan I maupun bahasa II. Studi ini juga
mengkaji proses pemerolehan Semantik,proses pemerolehan fonologi serta
rancangan Intonasi.(2002:6)
3. Psikolinguistik terapan
Psikolinguistik
terapan
berkaitan
dalam kehidupan sehari-hari.
dengan
Yang termasuk
teori-teori psikolinguistik
dalam studi ini ialah
psikologi,linguistik,penuturan,pemahaman,pembelajaran
Bahasa,Psikiatri
dan Susastra.
Dan ketiga Psikolinguistik tersebut adalah hasil dari pemikiran para-para ilmuan
terdahulu.
b. Psikologi abnormal
Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang membahasa
tentang
pola
perilaku
abnornal
dan
cara
menolong
orang-orang
yang
mengalaminya psikologi upnormal mencakup sudut pandang tentang perilaku
8
abnormal. Seorang penyandang Disleksia mengalami Biologi Disabilitas belajar
karena disleksia merupakan gangguan yang paling banyak terjadi.
Penyandang Dislekia memiliki kelemahan untuk mengingat sebuah faktafakta aritmetik, seorang disleksia menurut buku penyandang
Disabilitas motorik
Disleksia adalah
yaitu memiliki kelemahan memahami suatu bentuk dan
kesulitan untuk menangkap sebuah kata. untuk meminimalisirnya ada cara tertentu
agar seorang penyandang Disleksia mengalami pengkembangan yang bagus yaitu
“belajar untuk menfokuskan pada intruksi dalam keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis dengan cara yang Logis ,berurutan dan Multi
Indrawi
seperti memahami dengan
keras
seraya
dispervisi dengan
teliti”
(2007:701)
c. Gangguan belajar Disleksia
Disleksia sebagai suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari komponenkomponen kata dan kalimat, serta mempelajari waktu arah dan masa (2003:204)
sedangkan menurut mar’at Disleksia adalah kesukaran dalam membaca yang tidak
disadari oleh gangguan Neurologis, tidak ada bukti tentang adanya kerusakan otak
atau gangguan lainnya. Penderita Disleksia tidak mampu mengelompokkan atau
menggabungkan
Fonem-fonem
tulisan
sehingga
mengalami
keterlambatan
membaca (2005:82) ada 5 macam Disleksia :
a. Surface dyslexia
Surface Dsylexia adalah gangguan dalam proses membaca metode
whole reading maksud dari whole reading adalah intruksi membaca
dengan menekankan pengodean dan pengejaan. Sedangkan dengan
surface dyslexia mengenali bentuk visual dan cara mengucapkannya
bukan pada makna katanya.
b. Phonologi dyslexia
Phonologi dyslexia
adalah gangguan pada phonetic reading yakni
seseorang yang dapat membaca kata dengan familiar tapi kesulitan
membaca yang tidak pernah dibaca.
9
c. Spelling dyslexia
Spelling dyslexia adalah seseorang yang tidak dapat membaca dengan
metode dengan whole-word dan phonological dyslexia namun mereka
mampu membaca satu persatu huruf dalam kata dan akan memahami
maknanya/
d. Comprehension without reading
Comprehension without reading adalah seseorang yang dapat
memahami makna namun tida bisa mengenali huruf ataupun
fonologi huruf dalam kata ada dua penemuan mengenai penyebab
disleksia yaitu :
i. Munculnya kesulitan dalam mengamati dan mengingat
urutan waktu . oleh karena itu jika ada seseorng yang
merasa kesulitan dalam hal ini maka terjadilah kesulitan
dalam membaca contohnya dala suatu percobaan pada
seorang anak yang mengalami disleksia diberikan 3 huruf
hijaiyah dimulai dari huruf alif
hingga ba’ , dan
memberikan stimulus dengan mempelajari huruf hijaiyah
secara berurutan aakan tetapi anak tersebut memiliki
kesukaran dalam mengurutkan dan menemukan salah satu
dari 3 huruf tersebut.
ii. Dominasi dari hemisphere otak kiri yang tidak cukuphal
ini memungkinkan dengan kenyataan bahwa hemisphere
kiri pada seseorang/seorang anak mengalami kelambatan
hingga
seseorang
mengalami
dengan temporal order
Disleksia.
Hubungannya
dan persoalan membaca.
Contohnya deretan audio tentang bilangan angka akan
diberikan seorang anak seorang penderita disleksia jika
dia mendengarkan audio tersebut dari telingan kanan dia
akan mengingatnya jika mendengarkan audio tersebut dari
telingan kiri maka dia akan kesulitan untuk mengingat
bilangan angka tersebut.
e. Direct Dyslexia
10
Direct Dyslexia adalah seseorang yang dapat membaca dengan
lantang namu mereka tidak dapat memahami satu katapun yang mereka
bacakan.
d. Penelitian terdahulu
Sebelum melakukan penelitan tentang disleksia peneliti membaca beberapa
pustaka yang hampir sama dalam segi variabelnya, dan dijadikan bahan
perbedaan antara penelitian ini dengan 3 penetian berikut dari segi variabelnya :
Pertama , artikel yang diambil dari mendeley dan disusun oleh John D E
Gabriel dengan judul dyslexia a new synergy between education an cognitive
neuroscience pada tahun 2009 gabriel berpendapat bahwa usia muda sangat
berpengaruh dalam pembelajaran membaca dan ia beranggapan bahwa membaca
adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial modern. Akan tetapi
beberapa orang mengalami gangguan membaca yang disebut disleksia kita bisa
mengetahuinya
sejak
berumur
5
tahun
ketika
seorang
anak
memiliki
keingintahuan, adapun penyebab disleksia menurut gabriel (2009:280) ada 3
penyebab :
Pertama
disleksia
memiliki karakteristik tersendiri yaitu kesukaran dalam
menggunakan alfabet dan bentuk kata dalam keterampilan membaca.
Kedua kekurangan kosa kata yang dibutuhkan untuk menyusun sebuah kalimat
dan yang terakhir
kurangnya motivasi untuk membaca, minimnya minat
membaca terkadang disebebkan oleh faktor ekonomi, rumah ataupun sekolah dan
itulah ruang lingkup pandangan ini. Persamaan antara artikel ini terdapat pada
variabel II yakni membahas tentang Disleksia
Kedua, penelitian ini disusun oleh tatik imadatus sa’adati dengan judul
intervensi psikologis pada siswa dengan kesulitan belajar (disleksia,disgrafia dan
diskakulia) dengan keyword psychological interventions, dyslexia, dysgraphia,
dyskalkulia.
Penelitian ini disusun pada tahun 2015. Palam penelitian ini
dijelaskan arti dari disleksia yang berasal dari bahasa yunani “dys” dengan arti
sulit dalam dan “lex” berasal dari legein artinya berbicara (2010:153) snowling
mendefinisikan disleksia ialah gangguan belajar dan kesulitan yang memberi
dampak terhadap proses belajar diantanya proses membaca, mengucapkan dan
menulis dan biasanya juga kesulitan dalam pengkodean angka ataupun huruf.
11
Adapun kesamaan penelitian ini dengan penlitan dari tatik adalah kesamaan pada
variabel pertama dan kedua yakni membaca pada penyandang disleksia
Ketiga,
penelitian yang ke-3 ini membahas tentang kemampua baca-tulis
siswa disleksia disusun oleh rifa hidayah dari fakultas psikologi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2011 dengan keyword reading
ability, writing ability, learning modelas, dysexia.dalam jurnal ini peneliti
berpendapat bahwa penyendang disleksia kebanganyakan mengalami kelemahan
pada penangkapan fonologi memiliki ingatan pendek dll. Penguasaan anak bagi
penyandang disleksia wajib dikembangkan dan dituntun karena itu diperlukan
latihan dan bimbingan khusus jika tidak maka kelambatan membaca atau menulis
akan terdampak pada anak tersebut.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
a. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metode ini menggunakan penelitian deskriptif atau narasi dengan usaha
mendiskripsikan objek penelitian tanpa adanya bilangan angka didalamnya
sedangkan penelitian kualitatif sebuah cara atau prosedur untuk menghasilkan
sebuah deskripsi.
b. Data dan sumber data
Data dan sumber data yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah hasil
menulis dan membaca dengan objek penyandang atau penderita diseleksia di
kota Surabaya.
c. Proses pengumpulan data
Yang digunakan dalam Metode penelitian lapangan adalah wawancara,
observasi, tes kemampuan membaca dan menulis.
d. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian ini terlebih dahulu melakukan observasi atau
pengamatan
langsung
kepada
penyandang
disleksia.
Awalnya
peneliti
menetapkan 5 subjek subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu siswa
penyandang Disleksia.
Selama kegiatan belajar yang mereka lakukan dan kita memfokuskan pada
kegiatan membaca dan menulis data akan diambil ketikaa proses pembelajaran
berlangsung. Alat-alat yang dibutuhkan dalam langkah-langkah ini adalah alat
tulis, buku Qira’ati dan vidio recorder untuk merekam hasil tersebut.
setelah melakukan observasi peneliti melakukan analisis data, dalam
penelitian ini data langsung dikelompokkan menjadi dua yakni data kesukaran
membaca
dan
kesukaran
menulis.
Setelah
peneliti
mengobservasi,
mengumpulkan dan mengelompokkan kemudian peneliti melakukan tahap
13
selanjutnya dengan menganalisis setiap kata yang telah dibaca dan ditulis oleh
penderita Disleksia dengan beberapa teori yang ada.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas dari pertanyaan yang telah tertera
dirumusan masalah yaitu “bagaimana bentuk kesukaran membaca dan menulis pada
penyandang
Disleksia
diSsurabaya?”
sedangkan rumusan masalah kedua adalah
“bagaimana makna kata dari kesukaran tulisan maupun bacaan pada penyandang
Disleksia di Surabaya?” setelah kita observasi dan menemukan beberapa Data yang
dibaca ataupun ditulis oleh penyandang disleksia maka kita teliti bentuk bagaimanakah
yang membuat penyandang Disleksia merasa kesulitan untuk membaca bahasa arab dan
pada bab ini data akan diklasifikasi berdasarkan kelas kata bahasa arab kemudian
diklasifikasi kembali, sehingga diketahui kesulitan membaca dan menulis yang dilakukan
oleh pelaku.
C. Bentuk kesulitan kata
membaca dan menulis bahasa arab pada penyandang
Disleksia
Dalam sebuah penelitian terdapat Variabel satu,dua dan tiga dan Variabel kedua
adalah sebuah subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah
penyandang Disleksia dan peniliti akan membahas bentuk kesukaran membaca dan
menulis bahasa arab pada penyandang Disleksia.
Setip subjek memiliki data yang berbed dikarenakan setiap penyandang Disleksia
memiliki bacaan yang berbeda dan tulisan yang berbeda tidak hanya ditujukan satu
Referensi melainkan beberapa referensi data yang ditemukan pada subjek pertama
sebanya 9 kata yang diambil dari kitab qira’ati jilid dua subjek ketiga memiliki kata
sebanyak 12 kata sedangkan subjek ketiga memiliki 7 kata. Kata tersebut ditemukn oleh
peneliti ketika peneliti menghampiri sebuah TPQ dan Pondok Pesantren yang memiliki
murid yang menyandang Disleksia yan ada di Surabaya kita menemukan 3 subjek dengan
27
kata dan dalam 27 kata tersebut terdapat data bacaan ataupun tulisan penyandang
Disleksia, berikut adalah paparan kesulitan membaca dan menulis bahasa arab dari subjek
1 sampai subjek 3 selama pengajaran berlangsung.
Data kesukaran kata bacaan penyandang disleksia :
15
‫‪Tuturan‬‬
‫‪No‬‬
‫‪Tuturan‬‬
‫‪11.‬‬
‫عن يتسالون‬
‫ليحص‬
‫ليمحص ‪12.‬‬
‫قراما‬
‫كراما ‪2.‬‬
‫بلدنا‬
‫بدلنا ‪13.‬‬
‫كتب‬
‫‪3.‬‬
‫عوحا‬
‫‪14.‬‬
‫عناء‬
‫غناء ‪4.‬‬
‫حناء‬
‫كتابا ‪15.‬‬
‫االرد‬
‫االرض ‪5.‬‬
‫عوادا‬
‫غناء ‪16.‬‬
‫لباَس‬
‫‪6.‬‬
‫ماتعت‬
‫متعت ‪17.‬‬
‫حبيث‬
‫حبث ‪7.‬‬
‫عبانا‬
‫غناء ‪18.‬‬
‫َكل‬
‫‪8.‬‬
‫وجعلنا‬
‫وجعلنا ‪19‬‬
‫ارواجا‬
‫ازواجا ‪9.‬‬
‫سيعلمون‬
‫سيعلمون ‪20.‬‬
‫اوتاذا‬
‫اوتادا ‪10.‬‬
‫الذين‬
‫‪Kata‬‬
‫الذين‬
‫عوجا‬
‫‪Tulisan menurut sumber‬‬
‫‪No‬‬
‫‪Kata‬‬
‫‪1.‬‬
‫عما يتسائلون‬
‫كتابا‬
‫لبآسآ‬
‫كال‬
‫‪No‬‬
‫‪Tulisan‬‬
‫اب ت ث ج ح خ د ذ ر ز‬
‫اب ت ث خ ح ج د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ‬
‫سشصضطظفقك‬
‫ف ق ك ال أ ن ه ى و ء‬
‫‪1.‬‬
‫ل م ن و ال ء ي‬
‫غرابيب‬
‫غرابيبو‬
‫‪2.‬‬
‫بني‬
‫بيني‬
‫‪3.‬‬
‫فذا‬
‫فاذا‬
‫نقص‬
‫نقص‬
‫‪16‬‬
‫‪4.‬‬
‫‪5.‬‬
6.
‫كلم‬
‫كمل‬
7.
‫عمد‬
‫عمذ‬
*Data-data diatas adalah data yang telah dikumpulkan ketika observasi
Selama proses belajar mengajar berlangsung ditemukan 27 kata pada beberapa
subjek, pada data tersebetu beberapa bacaan ada beberapa kata yang tidak mengalami
kesulitan atau kesukaran pada subjek pertama ada 9 yang telah ditemukan pada proses
pengajaran,
subjek
menlafalkannya dengan keras tetapi terbata-taba dan emerasa
kebingungan seperti kata ‫ عما يسائلون‬dari kata ini fonem yang hilang yakni kata ‫ ما‬dari ini
terlihat bahwa subjek melupakan jika ada Syiddah dan subjek mengucapkannya tanpa
melafalkan syiddahnya yakni
mengandung dua huruf atau “tertahannya aliran suara
akibat dari tertutupnya makhraj huruf” (2009:80) dari beberapa data jika ditela’ah subjek
merasa kesulitan pada bentuk huruf yang sama seperti pada data nomor empat,sembilan
dan delapan belas pada data nomor empat subjek melafalkan ‫غناء‬menjadi ‫ عناء‬jika dilihat
secara sekilat bentuk dari huruf a’in dan ghain adalah sama yang membedakan hanyalah
titik pada ghain.
Selain itu subjek merasa kesulitan pada huruf yang memiliki makhorijul huruf
yang sama sehingga subjek melafalkannya dengan huruf yang hampis sama dengan kata
tersebut seperti pada data ke-Sepuluh
‫ اوتادا‬dibaca ‫ اوتاذا‬sifat dari ‫ د‬dan ‫ ذ‬dua huruf
tersebut memiliki sifat yang sama yaitu : jelas, menurun dan terpisah sama-sama jelas di
ucapkan dan sifat pelafalannya menurun tetapi ada beberapa perbedaan diantara kedua
huruf tersebut yaitu jika huruf ‫ د‬sulit diucapkan karena tertahan oleh lidah berbeda pula
dengan huruf
‫ ذ‬huruf ini lemah dari keluarny aliran suara. Dari data ini terlihat jika
bentuk kesulitan atau kesukaran membaca dan menulis ada pada bentuk sebuah fonem
dan suara atau Makhorijul Huruf yang dimiliki pada huruf tersebut. Dan jika ditela’ah dari
ketiga subjek ini adalah seorang penyandang Disleksia yang termasuk spelling Disleksia
yaitu seseorang yang mengucapkan sebuah Fonem secara terbata-bata dan sulit untuk
menyebutkan sebuah kata secara keseluruhan kemudian subjek terkadang lemah dalam
membedakan suatu huruf sehingga kata itu berubah fonemnya.
17
D. Makna kata bacaan dan tulisan pada penyandang Disleksia
Untuk mengetahui adanya perubahan makna atau tidak pada data penelitian ini, maka
data yang telah diambil akan dianalisis maknanya menurut kamus Al-Munjid yang
merujuk pada Makna Bahasa Arab bukan Bahasa Indonesia. Kamus ini menjadi acuan
tertinggi dalam makna Bahasa Arab, kamus ini memilikin penjabaran yang jelas serta
contoh kata yang disusun dalam sebuah kalimat sehingga seseorang memahami makna
tersebut.
Data-data
yang
dilafalkan
oleh
penyandang
Disleksia
akan
dianalisis
menggunakan kamus ini karena data yang diperoleh berupa ujaran Bahasa arab.
Berikut tabel perbandingan makna kata yang dilafalkan oleh subjek dari kata baku yang
asli hingga lafadz yang diucapkan oleh subjek :
Kata
‫عما يتسائلون‬
Makna menurut Tuturan
Makna
Kamus Munjid
kamus Munjid
‫ما‬+‫عن‬
‫عن يتسالون‬
‫فعل‬
‫يسالون من‬
‫سال‬
‫مضارع‬
menurut
‫”عن‬dari/tentang”
‫يسالون من فعل مضار‬
‫“ سال‬bertanya "
"bertanya "
‫كراما‬
‫اسماء الكرماء‬
‫قراما‬
‫ستر االحمار‬
‫كتابا‬
)‫مصدر (ما يكتب فيه‬
‫كتب‬
Kata kerja
‫غناء‬
Lagu
‫عناء‬
Tidak ditemukan
‫االرض‬
Bumi
‫االرد‬
Tidak ditemukan
‫الذين‬
‫ليمحص‬
‫اسم موصول‬
‫الذين‬
‫ل (الم الجواب) يمحص‬
‫ليحص‬
“ mencairkan”
‫اسم موصول‬
‫ل (الم الجواب) يمحص‬
“ mencairkan”
‫بدلنا‬
‫غيّر واتخذ بديال‬
‫بلدنا‬
‫عودة حياة البلد‬
‫عوجا‬
‫الضامرة المهزولة‬
‫عوحا‬
‫الضامرة المهزولة‬
‫كتابا‬
)‫مصدر (ما يكتب فيه‬
‫حناء‬
‫شجر ورقه كوقرة الرمان‬
‫لبآسآ‬
‫ما يستر الجسم‬
‫لباَس‬
‫ما يستر الجسم‬
‫بحث‬
‫بحيث بذل الجهد في موضع ما‬
‫ضرف زمن‬
‫كال‬
‫مصدر كالء و كلىء‬
‫مشترك لشيئ‬
‫ازواجا‬
‫زوج‬
‫من‬
‫كل‬
‫ارواجا جم‬
“suami”
18
Tidak ditemukan
‫‪Tidak ditemukan‬‬
‫اوتاذا‬
‫جبالها‬
‫اوتادا‬
‫البر و اللطف‬
‫عوادا‬
‫غناء‬
‫غناء‬
‫الجيد البالغ‬
‫ماتع‬
‫ذهب به‬
‫متعت‬
‫‪Tidak ditemukan‬‬
‫عبانا‬
‫غناء‬
‫غناء‬
‫خعلنا‬
‫وجعلنا‬
‫خلقه‬
‫وجعلنا‬
‫س‪ +‬يعلمون‬
‫سيْعلمون‬
‫س‪ +‬يعلمون‬
‫سيَعلمون‬
‫‪Berikut adalah data yang diperoleh dari subjek berupa kata dalam tulisan :‬‬
‫‪Tulisan sumber‬‬
‫‪Makna‬‬
‫‪Makna‬‬
‫‪menurut‬‬
‫‪menurut‬‬
‫‪kamus Munjid‬‬
‫‪kamus‬‬
‫‪Tulisan subjek‬‬
‫‪Munjid‬‬
‫‪ Huruf‬اب ت ث ج ح خ د‬
‫‪hijaiyah‬‬
‫‪Huruf hijaiyah‬‬
‫اب ت ث خ ح ج د ذ ر ز س‬
‫ذرزسش صض‬
‫ش ص ض ط ظ ف ق ك ال أ ن‬
‫طظفقكلم‬
‫هىوء‬
‫ن و ال ء ي‬
‫مجع من غريب‬
‫غرابيب‬
‫‪Tidak‬‬
‫غرابيبو‬
‫‪ditemukan‬‬
‫املعىن االسواد‬
‫شديد االسواد‬
‫ظرف مكان‬
‫بني‬
‫شاذة‬
‫فذا‬
‫الضعف‬
‫نّقص‬
‫الكامل‬
‫كمل‬
‫‪Tidak‬‬
‫بيني‬
‫‪ditemukan‬‬
‫‪19‬‬
‫‪Maka jika‬‬
‫فاذا‬
‫‪Berkurang‬‬
‫نقص‬
‫حدث‬
‫كلم‬
‫عمد‬
‫مرض‬
‫عمذ‬
Tidak
ditemukan
Kita bisa melihat perubahan makna yang signifikan jika terubah dan subjek tidak
mengetahui adanya perubahan tersebut jika subjek dilatih dan terlatih kemungkiman
untun menvapai nilai sempurna bisa diraih walaupun subjek atau penyandang disleksia
sangat kesulitan dan ketelatenan untuk memahaminya.
20
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil dari penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
ini memaparkan
bahwa penyandang Disleksia di Surabaya masih kesulitan untuk melafalkan sebuah kata
Bahasa Arab
meskipun ada salah
satu
subjek yang berumur 18 tahun, dia masih
kesusahan untuk melafalkan Ayat Al-Qur’an dan salah satu ciri penyandang Disleksia
adalah lambatnya
perkembangan belajar seorang anak, remaja atau-pun dewasa
kemudian kesulitan membaca dan menulis setiap subjek memiliki variasi yang berbeda
dan lebih umumnya subjek lemah untuk membedakan bentuk fonem yang sama sehingga
beberapa fonem tertukar dari kata semestinya. Dan yang terakhir Kesulitan menulis yang
ditemukan pada subjek adalah lemahnya untuk mengurutkan sebuah objek pada data yang
tertera adalah mengurutkan huruf Hijaiyah yang dimana subjek tidak mengurutkan sesuai
urutan pada urutan terakhir.
B. SARAN
Dengan adanya penelitian ini dapat memahami tentang kesukaran atau kesulitan
membaca dan menulis pada penyandang Disleksia. Peneliti memberi sara kepada pihakpihak yang berhubungan khususnya orang tua, sabahabat bagi seorangr Remaja agak
selalu memotivasi dan pengajaran
hingga dapat meraih apa yang diinginkan. Perlukan
rasa emppati dan pembentukan lingkungan yang kondusif agar penyandang Disleksia
aman dan mendapat dukungan dan
tidak mendapatkan pembullyan baik Guru,Teman,
Saudara ataupun Orang tua. Peneliti berharap dari penelitian ini diharapkan agar sebuah
disiplin Ilmu yang bernama Psikolinguistik
lebih berkembang di Indonesia hingga dapat
memberikan sumbang asih keilmuan dan pustaka yang digunakan.
21
Daftar Pustaka
Abdillah , Abul Afnan 2009.metode asy-syafi’i olmu tajwid praktis.Bandung : Pustaka
Imam Syafi’i.
Chaer, Abdul. 2002. psikolinguistik:kajian teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Davidson, Gerald,c , John M.Neale dan Ann M.Kring. 2006. Psikologi abnormal
edisi-9.Depok : Rajawali
Lerner, J .2003. learning disabilities diagnosis and teaching strategis. Bosto:
Houghton mifflin Company.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikologi suatu pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Mulyadi. 2010. Diagnosis kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap
K esulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Sugiati,Ucik.2012. pentingnya pembinaan kegiatan membaca sebagai Implikasi
pembelajaran Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Medan.
22
LAMPIRAN
*tulisan arin salah satu subjek penelitian ini
*salah satu tulisan dari subjek penelitian yang bernama asyifa
23
*sesi belajar dimulai mengaji dengan menggunakan metode Qiro’ati
*salah satu bacaan yang dibaca oleh Erin MetodeYanbu’a
24
Download