23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pantai Cermin. Sekolah ini terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap T.P 2015/2016 yaitu bulan Januari 2016 – Mei 2016. Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal hingga pelaporan hasil penelitian. 3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri di Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki 18 SMA negeri. 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang diambil secara purposif sampling. Kelas pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) dengan menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder dan kelas kedua dijadikan sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media virtual lab dan shared folder. 3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) dan model Problem Based Learning (PBL). 24 3.3.2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan Kerjasama. 3.3.3. Variabel Kontrol Variabel kontrol pada penelitian ini adalah guru yang mengajar, Media yang digunakan, materi yang diajarkan, buku pegangan siswa, waktu yang digunakan dan soal (pretest-posttest) yang sama. 3.4. Instrumen Penelitian Dalam Penelitian ini instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes dan instrument non-tes. Instrumen tes adalah tes objektif (soal pilihan berganda) dan instrument non-tes adalah lembar observasi penilaian kerjasama. 3.4.1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar kimia siswa yakni pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada sampel sebelum perlakuan (treatment) dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas dan kenormalan ataupun kesamaan karakteristik kemampuan awal siswa. Posttest diberikan setelah selesai proses perlakuan (treatment) dengan tujuan untuk mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar kimia siswa adalah pilihan berganda, yang disusun dengan lima pilihan jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Butir tes dirancang mencakup empat kawasan kognitif menurut taksonomi Bloom yaitu aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Jumlah soal yang digunakan untuk penelitian sebanyak 20 butir soal. Tetapi sebelumnya soal divalidasi oleh validator ahli dan diujicobakan. Anilisis Instrumen penelitian menurut Silitonga (2011) dilakukan dengan dua cara yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah validitas logis (validitas isi) yaitu penelaahan instrumen tes dari segi teknis, isi, dan editorial. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu butir instrumen tes memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitan, apakah butir instrumen tersebut harus diperbaiki karena terbukti masih memiliki kelemahan, 25 bahkan instrumen tersebut harus digugurkan atau tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali (Silitonga, 2011). Dalam Penelitian ini peneliti melakukan analisis instrumen tes secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kualitatif yaitu validitas isi instrumen tes hasil belajar sedangkan analisis kuantitatif yaitu uji coba soal ke siswa. a. Validitas Isi (Content Validity) dan Validitas Instrumen Tes Menurut Silitonga (2011) content validity adalah menelaah instrumen tes dari segi teknis, isi, dan editorial. Menelaah dari segi teknis dimaksudkan sebagai penelaahan instrumen berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format penulisan. Menelaah dari segi isi dimaksudkan sebagai penelaahan terhadap kelayakan pengetahuan yang dinyatakan. Dan menelaah dari segi editorial adalah penelaahan yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dalam penelitian ini, untuk validasi instrumen tes hasil belajar dengan validitas isi (content validity) dan Validitas Tes (Uji Coba Soal). Peneliti menyiapkan lembar validasi isi instrumen tes hasil belajar untuk validator ahli. Kemudian peneliti memilih sebanyak dua orang validator ahli yaitu dosen kimia FMIPA Unimed untuk selanjutnya akan di analisis per butir soal tes hasil belajar siswa oleh validator ahli. Hal tersebut dilakukan peneliti untuk memperoleh instrumen tes yang valid dalam bidang editorial dan Isi. Menurut Silitonga (2011) suatu butir tes dikatakan valid apabila butir tes tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total yang mengakibatkan skor total menjadi tinggi atau rendah, dengan kata lain bahwa butir tes tersebut mempunyai kesejajaran dengan skor total. Untuk menentukan validitas butir tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi (koefisien validitas) antara skor butir tes (item) dengan skor total dengan rumus Product Moment: ππ₯π¦ = π ∑ ππ − (∑ π)(∑ π) √(π ∑ π 2 − (∑ π)2 )(π ∑ π 2 − (∑ π)2 ) X = Skor butir tes yang akan dihitung validitasnya Y = Skor total 26 Koefisien Validitas yang diperoleh (rxy) dibandingkan dengan nilai – nilai tabel Product Moment dengan derajat bebas (db= N-2) pada α = 0,05 dengan kriteria : Jika rhitung > rtabel maka butir tes tersebut dikatan valid. b. Indeks Kesukaran Bilangan yang menunjukkan karakteristik (sukar mudahnya) suatu soal disebut Indeks Kesukaran (Silitonga, 2011). Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Untuk menentukan taraf kesukaran soal dapat dilihat persamaan 3.3. sebagai berikut : Pο½ B T Dimana : P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab item dengan benar T = Jumlah seluruh siswa peserta tes Dengan klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut : P = 0,20-0,30 sukar P = 0,31-0,70 sedang P = 0,71-0.80 mudah c. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda soal dapat dilihat persamaan berikut: Dο½ B A BB ο =PA - PB JA JB (Silitonga, P.M, 2011) Dimana : D = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar BA = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar 27 PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut : D = 0,00-0,20 jelek (poor) D = 0,21-0,40 cukup (satisfactory) D = 0,41-0,70 baik (good) D = 0,71-1,00 baik sekali (excellent) d. Reliabilitas Tes Uji reliabilitas tes adalah untuk melihat seberapa jauh alat pengukur tes tersebut andal (reliabel) dan dapat dipercaya, sehingga instrumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan dalam mengungkapkan data penelitian. Karena tes yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah soal yang pilihan berganda dan essay dengan rumus yang digunakan adalah rumus K – R 20 dalam P.M. Silitonga (2011), dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut : 2 2 ο© K οΉ ο©S ο ο₯ p οΉ r11 ο½ οͺ οΊ οΊο΄οͺ S2 ο« K ο 1ο» οͺο« οΊο» ο¨ο₯ x ο© ο 2 2 ο₯x S = 2 N N q=1–p Keterangan : r11 = koefisien reliabilitas tes K = jumlah butir tes S2 = Varians skor p = Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir soal (skor 1) q = Proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir soal N = Banyaknya siswa Masing-masing proporsi dihitung dengan rumus: pο½ qο½ banyaknya subjek yang skornya 1 N banyaknya subjek yang skornya 0 N 28 Untuk menafsirkan harga reabilitas dari soal, maka harga tersebut dikorelasikan ke tabel harga product moment dengan ο‘ = 0,05 jika r hitung > r tabel maka soal reliabel. Adapun kriteria reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut : < 0,20 sangat rendah 0,20 – 0,40 rendah 0,41 – 0,70 sedang 0,71 – 0,90 tinggi 0,91 – 1,00 sangat tinggi 3.4.2. Instrumen Non-tes Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi penilaian sikap siswa yang memuat aspek karakter siswa yaitu kerjasama dan kreativitas siswa. Lembar observasi penilaian sikap siswa (terlampir) digunakan untuk mengukur kreativitas dan kerjasama siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Instrumen Non Tes untuk mengukur kreativitas siswa dirujuk dari instrumen penelitian Pohan (2014) dan Simanjuntak (2013) yang telah dimodifikasi sedangkan instrumen non tes untuk mengukur kerjasama siswa dirujuk berdasarkan penelitian Syahrianda (2014) yang telah dimodifikasi. 3.5. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian maka jenis penelitian merupakan penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Rancangan penelitian menggunakan desain T1 dan T2 masing-masing adalah uji awal dan uji akhir, sedangkan X dan Y adalah perlakuan yaitu model pembelajaran yang digunakan, seperti pada tabel 3.2. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen T1 X T2 kontrol T1 Y T2 29 Keterangan : X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing - problem based learning (I- PBL) Y = menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder. Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder. T1 = Tes kemampuan awal (Pretest) T2 = Tes kemampuan hasil belajar (Posttest) 3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian 1. Melakukan observasi kesekolah untuk mengetahui perkembangan cara belajar siswa dan mengajar guru, kesulitan dalam menerapkan suatu model pembelajaran dan tantangan lainnya dalam mata pelajaran kimia. 2. Penyusunan proposal penelitian. 3. Persetujuan proposal penelitian. 4. Melakukan validitas isi (content validity) terhadap instrumen tes pilihan berganda dengan cara expert judgement pada validator ahli dan diujicobakan untuk menentukan daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas terhadap soal yang akan diberikan kepada siswa sebagai sampel penelitian. 5. Mengurus surat izin penelitian. 6. Kosultasi dengan kepala sekolah tempat penelitian dilaksanakan dengan membawa surat izin penelitian. 7. Konsultasi dengan guru kimia kelas XI IPA SMAN 1 Pantai Cermin 8. Menyusun materi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder di kelas eksperimen dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 30 menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder dikelas kontrol. 9. Menyusun evaluasi belajar siswa. 3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Berdasarkan penelitian awal maka dipilih kelas kontrol dan eksperiment dari dua kelas yang tersedia. Kelas pertama dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas kedua dijadikan kelas eksperimen. 2. Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu melakukan pendataan siswa-siswa disetiap kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3. Melaksanakan pretest (T1) dikelas kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengukur kemampuan awal, kenormalan dan homogenitas sampel sebelum diberikan perlakuan dan memberikan angket observasi kreativitas setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa sebelum diberi perlakuan. 4. Menetapkan sampel siswa yaitu siswa yang relatif homogen statusnya. 5. Memberikan perlakuan X (menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder di kelas eksperimen dan perlakuan Y (menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)) menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder di kelas kontrol selama beberapa waktu tertentu. 6. Selama proses penelitian berlangsung, pertahankan agar kondisi kedua kelompok tetap sama misalnya guru yang mengajar, buku yang digunakan, lamanya waktu mengajar, media yang digunakan dan lain-lain. 7. Selama proses penelitian berlangsung, masing-masing kelas eksperimen diamati aspek afektifnya yaitu kerjasama siswa dan kreativitas melalui lembar observasi penilaian sikap siswa yang diamati oleh observer pada saat pembelajaran sedang berlangsung yaitu dari awal sampai akhir pembelajaran. 8. Setelah proses pembelajaran yang diberikan di kelas eksperimen dan dikelas kontrol selesai, tahap selanjutnya memberikan posttest (T2) untuk 31 mengukur hasil belajar dikelas eksperimen dan dikelas kontrol dan memberikan angket observasi kreativitas setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa setelah diberi perlakuan. 3.6.3 Tahap Akhir Penelitian 1. Nilai pretest dan posttest dari setiap siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ditabulasi. 2. Menghitung rata-rata (mean) dan standar deviasi dari data pretest, data posttest dan gain yang diperoleh di kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3. Melakukan uji persyaratan analisis statistik terutama uji normalitas dan uji homogenitas pada data pretest, data posttest dan gain untuk mengetahui kenormalan dan homogenitas suatu data. 4. Menerapkan uji statistik yaitu Uji-t pihak kanan untuk menguji apakah peningkatan hasil belajar siswa dikelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 5. Mentabulasi Nilai sikap kerjasama pada setiap pertemuan dari setiap siswa dikelas kontrol dan kelas eksperimen. 6. Menghitung rata-rata (mean) dan standar deviasi dari nilai kerjasama siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. 7. Melakukan uji persyaratan analisis statistik terutama uji normalitas dan uji homogenitas nilai kerjasama siswa pada kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui kenormalan dan homogenitas suatu data. 8. Menganalisis secara deskriptif kerjasama siswa dengan membandingkan data nilai rata-rata perolehan sikap dari beberapa pertemuan dengan data Gain hasil belajar siswa. 9. Menarik kesimpulan penelitian. 32 Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 33 3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes Dalam penelitian ini data yang diolah adalah hasil belajar siswa kedua kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan rumus Uji-t. Sebelum melakukan Uji-t tersebut, terlebih dahulu dilakukan langkahlangkah berikut : 1. Menentukan Nilai Rata- rata dan Simpangan Baku a. Untuk menentukan nilai rata – rata skor masing – masing kelompok sampel dihitung dengan rumus : X =ο₯ fi X i ο₯f Sudjana (2005) i b. Untuk menentukan simpangan baku digunakan rumus : ο₯ ( Xi ο X ) S= 2 n ο1 (P.M. Silitonga, 2011) Dimana : ( Xi ο X ) 2 = simpangan kuadrat Xi = nilai siswa n = jumlah sampel 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan Uji Chi Kuadrat (x2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva baku/ standar (A) dengan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul (B). Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka disimpulkan bahwa B merupakan data yang terdistribusi normal. Menguji Normalitas masing-masing variabel dengan menggunakan uji normalitas Chi Kuadrat (x2). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan uji normalitas Chi Kuadrat (x2) sebagai berikut: a. Jumlah interval kelas (JK) = 6 b. Menghitung panjang kelas interval : 34 Panjang kelas (PK) = π·ππ‘π ππππππ ππ−π·ππ‘π ππππππππ 6 c. Membuat tabel penolong untuk harga Chi Kuadrat d. Membandingkan harga Chi Kuadrat dengan harga Chi Kuadrat tabel pada = 0.05 Jika Chi Kuadrat hitung (χ2) < harga Chi Kuadrat tabel maka datas nilai statistik sampel tersebut terdistribusi normal. 3. Uji Homogenitas Data Jika dalam uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji Homogenitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup (data kategori) mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut (Silitonga, 2011). Jika varians sama, dikatakan ada homogenitas. Sedangkan varians tidak sama, dikatakan terjadi heterogenitas. Kesamaan varians diuji dengan hipotesis sebagai berikut : Fο½ VariansTer besar VariansTer kecil Dengan Kriteria pengujian sebagai berikut : ο· Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima ο· Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak Dimana Fα (v1, v2) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang α, sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang = (n1 -1) dan dk penyebut = (n2 – 1) dengan taraf nyata α = 0,05. Tabel nilai kritis berdistribusi F (terlampir). 4. Uji Hipotesis Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan pada bab II, maka dapat dinyatakan hipotesis statistik sebagai berikut: a. Hipotesis Statistik I Ha : µ1 > µ2 Ho :µ Μ 1 ≤ µ Μ 2 Keterangan 35 µ Μ 1 : Nilai Peningkatan hasil belajar belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) pada pokok bahasan titrasi asam basa. µ2 : Nilai Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pokok bahasan titrasi asam basa. b. Hipotesis Statistik II Ha : µ1 > µ2 Ho : µ Μ 1 ≤ µ Μ 2 Keterangan: µ Μ 1 : Nilai kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) menggunakan media virtual lab dan shared folder pada pokok bahasan titrasi asam dan basa. µ2 : Nilai kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan media virtual lab dan shared folder pada pokok bahasan titrasi asam dan basa.` Setelah sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian, yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan, yaitu dengan cara perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan ratarata hasil tes yaitu uji satu pihak (uji pihak kanan) dengan rumus uji hipotesisnya adalah sebagai berikut: π‘= Μ Μ Μ 1 − π Μ Μ Μ 2 π 1 1 + π1 π2 √ Dengan : 36 π 2 = (π1 − 1)π 12 + (π2 − 1)π 22 π1 + π2 − 2 Keterangan : Μ Μ Μ 1 = Skor rata – rata gain dari kelas eksperimen π Μ Μ Μ 2 = Skor rata – rata gain dari kelas Kontrol π n1 = Banyaknya subyek kelas eksperiment n2 = banyaknya subyek kelas kontrol π 12 = Varians kelas eksperiment π 22 = Varians kelas kontrol s2 = Varians Gabungan Kriteria pengujian yang berlaku adalah : H0 diterima jika thitung < ttabel dan tolak H0 jika t mempunyai harga – harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang (1 – α). 5. Analisis Data Skor gain Ternormalisasi Skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Analisis data skor gain ternormalisasi dilakukan untuk menguji hipotesis, jika kemampuan awal kelompok Kontrol dan eksperimen berbeda secara signifikan. Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (Handini, 2008) yaitu : <g>=π π1′ −π1 max − π1 Keterangan : < g > = Skor gain ternormalisasi π1 = Skor pretes π1′ = Skor postes ππππ₯ = Skor maksimum ideal Dalam menganalisis data skor gain ternormalisasi, tahapannya sama dengan menganalisis data skor pretes. 37 a. Uji normalitas b. Uji homogenitas c. Uji kesamaan rata-rata ( Satu pihak) 6. Analisis Data Kualitatif Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk mengkaitkan kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat berdasarkan skor gain ternormalisasi dengan klasifikasi disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi g > 0,70 Tinggi 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang g ≤ 0,30 Rendah 3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-tes 1. Pengolahan lembar observasi penilaian sikap siswa Pedoman observasi berupa indikator dan penskoran. Masing-masing karakter atau sikap memiliki indikator berjumlah tiga. Tiap-tiap indikator memiliki skor. Skor maksimum tiga diberikan kepada siswa jika muncul tiga deskriptor dan skor minimum satu jika hanya muncul satu deskriptor. Kriteria penskoran untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut: Keterangan penskoran; 1. Jika tiga deskriptor muncul maka nilai skor 3 2. Jika dua deskriptor muncul maka nilai skor 2 3. Jika satu deskriptor muncul maka nilai skor 1 4. Tak satupun desksriptor tampak maka nilai skor 0 Dan untuk menghitung nilai sikap digunakan persamaan berikut π πππ ππππππβππ Nilai sikap = π πππ ππππ πππ’π x 100% 38 Berdasarkan rumus perhitungan nilai sikap tersebut skor maksimum setiap aspek sikap adalah sembilan. Untuk mengelompokan kerjasama siswa dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi dapat ditentukan dari interval persen berikut: Tabel 3.3 Persentase Nilai Sikap Kerjasama Siswa Rentang Presentase 0% - 33% 34% - 67% 68% - 100% Kategori Kurang Cukup Baik (syahrianda.2014)