Uploaded by Kiki Annisa

11. BAB III

advertisement
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pantai Cermin. Sekolah ini
terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap T.P 2015/2016 yaitu
bulan Januari 2016 – Mei 2016. Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal
hingga pelaporan hasil penelitian.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri di Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki 18
SMA negeri.
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu XI IPA 1 dan XI
IPA 2 yang diambil secara purposif sampling. Kelas pertama dijadikan sebagai
kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning
terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) dengan menggunakan kombinasi media
virtual lab dan shared folder dan kelas kedua dijadikan sebagai kelas kontrol yang
dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan
menggunakan media virtual lab dan shared folder.
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) dan model
Problem Based Learning (PBL).
24
3.3.2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan
Kerjasama.
3.3.3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah guru yang mengajar, Media
yang digunakan, materi yang diajarkan, buku pegangan siswa, waktu yang
digunakan dan soal (pretest-posttest) yang sama.
3.4. Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian ini instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes dan
instrument non-tes. Instrumen tes adalah tes objektif (soal pilihan berganda) dan
instrument non-tes adalah lembar observasi penilaian kerjasama.
3.4.1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
kimia siswa yakni pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada sampel sebelum
perlakuan (treatment) dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas dan
kenormalan ataupun kesamaan karakteristik kemampuan awal siswa. Posttest
diberikan setelah selesai proses perlakuan (treatment) dengan tujuan untuk
mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa.
Bentuk tes hasil belajar kimia siswa adalah pilihan berganda, yang disusun
dengan lima pilihan jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Butir tes dirancang mencakup
empat kawasan kognitif menurut taksonomi Bloom yaitu aspek pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Jumlah soal yang digunakan
untuk penelitian sebanyak 20 butir soal. Tetapi sebelumnya soal divalidasi oleh
validator ahli dan diujicobakan.
Anilisis Instrumen penelitian menurut Silitonga (2011) dilakukan dengan
dua cara yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis
secara kualitatif adalah validitas logis (validitas isi) yaitu penelaahan instrumen tes
dari segi teknis, isi, dan editorial.
Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu butir
instrumen tes memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitan, apakah butir
instrumen tersebut harus diperbaiki karena terbukti masih memiliki kelemahan,
25
bahkan instrumen tersebut harus digugurkan atau tidak digunakan sama sekali
karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali (Silitonga, 2011).
Dalam Penelitian ini peneliti melakukan analisis instrumen tes secara
kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kualitatif yaitu validitas isi instrumen tes
hasil belajar sedangkan analisis kuantitatif yaitu uji coba soal ke siswa.
a. Validitas Isi (Content Validity) dan Validitas Instrumen Tes
Menurut Silitonga (2011) content validity adalah menelaah instrumen tes
dari segi teknis, isi, dan editorial. Menelaah dari segi teknis dimaksudkan sebagai
penelaahan instrumen berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format
penulisan. Menelaah dari segi isi dimaksudkan sebagai penelaahan terhadap
kelayakan pengetahuan yang dinyatakan. Dan menelaah dari segi editorial adalah
penelaahan yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Dalam penelitian ini, untuk validasi instrumen tes hasil belajar dengan
validitas isi (content validity) dan Validitas Tes (Uji Coba Soal). Peneliti
menyiapkan lembar validasi isi instrumen tes hasil belajar untuk validator ahli.
Kemudian peneliti memilih sebanyak dua orang validator ahli yaitu dosen kimia
FMIPA Unimed untuk selanjutnya akan di analisis per butir soal tes hasil belajar
siswa oleh validator ahli. Hal tersebut dilakukan peneliti untuk memperoleh
instrumen tes yang valid dalam bidang editorial dan Isi.
Menurut Silitonga (2011) suatu butir tes dikatakan valid apabila butir tes
tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total yang mengakibatkan
skor total menjadi tinggi atau rendah, dengan kata lain bahwa butir tes tersebut
mempunyai kesejajaran dengan skor total. Untuk menentukan validitas butir tes
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi (koefisien validitas) antara skor
butir tes (item) dengan skor total dengan rumus Product Moment:
π‘Ÿπ‘₯𝑦 =
𝑁 ∑ π‘‹π‘Œ − (∑ 𝑋)(∑ π‘Œ)
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ π‘Œ 2 − (∑ π‘Œ)2 )
X = Skor butir tes yang akan dihitung validitasnya
Y = Skor total
26
Koefisien Validitas yang diperoleh (rxy) dibandingkan dengan nilai – nilai tabel
Product Moment dengan derajat bebas (db= N-2) pada α = 0,05 dengan kriteria :
Jika rhitung > rtabel maka butir tes tersebut dikatan valid.
b. Indeks Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan karakteristik (sukar mudahnya) suatu soal
disebut Indeks Kesukaran (Silitonga, 2011). Indeks kesukaran ini menunjukkan
taraf kesukaran soal. Untuk menentukan taraf kesukaran soal dapat dilihat
persamaan 3.3. sebagai berikut :
Pο€½
B
T
Dimana :
P
=
Indeks kesukaran
B
=
Banyak siswa yang menjawab item dengan benar
T
=
Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut :
P
=
0,20-0,30
sukar
P
=
0,31-0,70
sedang
P
=
0,71-0.80
mudah
c. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk
menghitung daya pembeda soal dapat dilihat persamaan berikut:
Dο€½
B A BB
ο€­
=PA - PB
JA JB
(Silitonga, P.M, 2011)
Dimana :
D
=
Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BA =
Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
=
Banyak peserta kelompok atas
JB
=
Banyak peserta kelompok bawah
PA
=
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
27
PB
=
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut :
D = 0,00-0,20
jelek (poor)
D = 0,21-0,40
cukup (satisfactory)
D = 0,41-0,70
baik (good)
D = 0,71-1,00
baik sekali (excellent)
d. Reliabilitas Tes
Uji reliabilitas tes adalah untuk melihat seberapa jauh alat pengukur tes
tersebut andal (reliabel) dan dapat dipercaya, sehingga instrumen tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dalam mengungkapkan data penelitian. Karena tes yang
digunakan sebagai instrumen penelitian adalah soal yang pilihan berganda dan
essay dengan rumus yang digunakan adalah rumus K – R 20 dalam P.M. Silitonga
(2011), dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut :
2
2
 K οƒΉ S ο€­ οƒ₯ p οƒΉ
r11 ο€½ οƒͺ
οƒΊ
οƒΊο‚΄οƒͺ
S2
 K ο€­ 1 οƒͺ

οƒ₯ x 
ο€­
2
2
οƒ₯x
S =
2
N
N
q=1–p
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas tes
K
= jumlah butir tes
S2
= Varians skor
p
= Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir soal (skor 1)
q
= Proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir soal
N
= Banyaknya siswa
Masing-masing proporsi dihitung dengan rumus:
pο€½
qο€½
banyaknya subjek yang skornya 1
N
banyaknya subjek yang skornya 0
N
28
Untuk menafsirkan harga reabilitas dari soal, maka harga tersebut
dikorelasikan ke tabel harga product moment dengan  = 0,05 jika r hitung > r tabel
maka soal reliabel.
Adapun kriteria reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut :
< 0,20
sangat rendah
0,20 – 0,40
rendah
0,41 – 0,70
sedang
0,71 – 0,90
tinggi
0,91 – 1,00
sangat tinggi
3.4.2. Instrumen Non-tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi penilaian sikap siswa yang memuat aspek karakter siswa yaitu kerjasama
dan kreativitas siswa. Lembar observasi penilaian sikap
siswa (terlampir)
digunakan untuk mengukur kreativitas dan kerjasama siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Instrumen Non Tes untuk mengukur kreativitas siswa
dirujuk dari instrumen penelitian Pohan (2014) dan Simanjuntak (2013) yang telah
dimodifikasi sedangkan instrumen non tes untuk mengukur kerjasama siswa dirujuk
berdasarkan penelitian Syahrianda (2014) yang telah dimodifikasi.
3.5. Rancangan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian maka jenis
penelitian merupakan penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan pada dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Rancangan penelitian menggunakan desain T1
dan T2 masing-masing adalah uji awal dan uji akhir, sedangkan X dan Y adalah
perlakuan yaitu model pembelajaran yang digunakan, seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelompok
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen
T1
X
T2
kontrol
T1
Y
T2
29
Keterangan :
X
= Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing - problem based learning (I- PBL)
Y
= menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder.
Perlakuan
yang
diberikan
pada
kelas
kontrol
yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL) menggunakan kombinasi
media virtual lab dan shared folder.
T1 = Tes kemampuan awal (Pretest)
T2 = Tes kemampuan hasil belajar (Posttest)
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Tahap Persiapan Penelitian
1. Melakukan observasi kesekolah untuk mengetahui perkembangan cara
belajar siswa dan mengajar guru, kesulitan dalam menerapkan suatu model
pembelajaran dan tantangan lainnya dalam mata pelajaran kimia.
2. Penyusunan proposal penelitian.
3. Persetujuan proposal penelitian.
4. Melakukan validitas isi (content validity) terhadap instrumen tes pilihan
berganda dengan cara expert judgement pada validator ahli dan
diujicobakan untuk menentukan daya pembeda, tingkat kesukaran dan
reliabilitas terhadap soal yang akan diberikan kepada siswa sebagai sampel
penelitian.
5. Mengurus surat izin penelitian.
6. Kosultasi dengan kepala sekolah tempat penelitian dilaksanakan dengan
membawa surat izin penelitian.
7. Konsultasi dengan guru kimia kelas XI IPA SMAN 1 Pantai Cermin
8. Menyusun materi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL)
menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder di kelas
eksperimen
dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
30
menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder dikelas
kontrol.
9. Menyusun evaluasi belajar siswa.
3.6.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian
1. Berdasarkan penelitian awal maka dipilih kelas kontrol dan eksperiment
dari dua kelas yang tersedia. Kelas pertama dijadikan sebagai kelas kontrol
dan kelas kedua dijadikan kelas eksperimen.
2. Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu melakukan pendataan
siswa-siswa disetiap kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Melaksanakan pretest (T1) dikelas kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk mengukur kemampuan awal, kenormalan dan homogenitas sampel
sebelum diberikan perlakuan dan memberikan angket observasi kreativitas
setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest untuk mengetahui tingkat
kreativitas siswa sebelum diberi perlakuan.
4. Menetapkan sampel siswa yaitu siswa yang relatif homogen statusnya.
5. Memberikan perlakuan X (menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) menggunakan
kombinasi media virtual lab dan shared folder di kelas eksperimen dan
perlakuan Y (menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)) menggunakan kombinasi media virtual lab dan shared folder di
kelas kontrol selama beberapa waktu tertentu.
6. Selama proses penelitian berlangsung, pertahankan agar kondisi kedua
kelompok tetap sama misalnya guru yang mengajar, buku yang digunakan,
lamanya waktu mengajar, media yang digunakan dan lain-lain.
7. Selama proses penelitian berlangsung, masing-masing kelas eksperimen
diamati aspek afektifnya yaitu kerjasama siswa dan kreativitas melalui
lembar observasi penilaian sikap siswa yang diamati oleh observer pada saat
pembelajaran sedang berlangsung yaitu dari awal sampai akhir
pembelajaran.
8. Setelah proses pembelajaran yang diberikan di kelas eksperimen
dan
dikelas kontrol selesai, tahap selanjutnya memberikan posttest (T2) untuk
31
mengukur hasil belajar dikelas eksperimen dan dikelas kontrol dan
memberikan angket observasi kreativitas setelah siswa selesai mengerjakan
soal pretest untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa setelah diberi
perlakuan.
3.6.3
Tahap Akhir Penelitian
1. Nilai pretest dan posttest dari setiap siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen ditabulasi.
2. Menghitung rata-rata (mean) dan standar deviasi dari data pretest, data
posttest dan gain yang diperoleh di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Melakukan uji persyaratan analisis statistik terutama uji normalitas dan uji
homogenitas pada data pretest, data posttest dan gain untuk mengetahui
kenormalan dan homogenitas suatu data.
4. Menerapkan uji statistik yaitu Uji-t pihak kanan untuk menguji apakah
peningkatan hasil belajar siswa dikelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
5. Mentabulasi Nilai sikap kerjasama pada setiap pertemuan dari setiap siswa
dikelas kontrol dan kelas eksperimen.
6. Menghitung rata-rata (mean) dan standar deviasi dari nilai kerjasama siswa
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
7. Melakukan uji persyaratan analisis statistik terutama uji normalitas dan uji
homogenitas nilai kerjasama siswa pada kontrol dan kelas eksperimen untuk
mengetahui kenormalan dan homogenitas suatu data.
8. Menganalisis secara deskriptif kerjasama siswa dengan membandingkan
data nilai rata-rata perolehan sikap dari beberapa pertemuan dengan data
Gain hasil belajar siswa.
9. Menarik kesimpulan penelitian.
32
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
33
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes
Dalam penelitian ini data yang diolah adalah hasil belajar siswa kedua
kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan
rumus Uji-t. Sebelum melakukan Uji-t tersebut, terlebih dahulu dilakukan langkahlangkah berikut :
1. Menentukan Nilai Rata- rata dan Simpangan Baku
a. Untuk menentukan nilai rata – rata skor masing – masing kelompok sampel
dihitung dengan rumus :
X =οƒ₯
fi X i
οƒ₯f
Sudjana (2005)
i
b. Untuk menentukan simpangan baku digunakan rumus :
οƒ₯ ( Xi ο€­ X )
S=
2
n ο€­1
(P.M. Silitonga, 2011)
Dimana :
( Xi ο€­ X ) 2
=
simpangan kuadrat
Xi
=
nilai siswa
n
=
jumlah sampel
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan
Uji Chi Kuadrat (x2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva baku/ standar
(A) dengan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul (B). Bila B tidak
berbeda secara signifikan dengan A, maka disimpulkan bahwa B merupakan data
yang terdistribusi normal. Menguji Normalitas masing-masing variabel dengan
menggunakan uji normalitas Chi Kuadrat (x2).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan uji normalitas Chi
Kuadrat (x2) sebagai berikut:
a. Jumlah interval kelas (JK) = 6
b. Menghitung panjang kelas interval :
34
Panjang kelas (PK) =
π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ−π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘’π‘π‘–π‘™
6
c. Membuat tabel penolong untuk harga Chi Kuadrat
d. Membandingkan harga Chi Kuadrat dengan harga Chi Kuadrat tabel pada
= 0.05
Jika Chi Kuadrat hitung (χ2) < harga Chi Kuadrat tabel maka datas nilai
statistik sampel tersebut terdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas Data
Jika dalam uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal, maka
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji Homogenitas pada prinsipnya ingin
menguji apakah sebuah grup (data kategori) mempunyai varians yang sama diantara
anggota grup tersebut (Silitonga, 2011). Jika varians sama, dikatakan ada
homogenitas. Sedangkan varians tidak sama, dikatakan terjadi heterogenitas.
Kesamaan varians diuji dengan hipotesis sebagai berikut :
Fο€½
VariansTer besar
VariansTer kecil
Dengan Kriteria pengujian sebagai berikut :
ο‚·
Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima
ο‚·
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak
Dimana Fα
(v1, v2)
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang α,
sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang
= (n1 -1) dan dk penyebut = (n2 – 1) dengan taraf nyata α = 0,05. Tabel nilai kritis
berdistribusi F (terlampir).
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan pada bab II, maka dapat dinyatakan
hipotesis statistik sebagai berikut:
a. Hipotesis Statistik I
Ha
: µ1 > µ2
Ho
:µ
Μ…1 ≤ µ
Μ…2
Keterangan
35
µ
Μ…1 :
Nilai Peningkatan hasil belajar belajar kimia siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning terintegrasi Inkuiri Terbimbing (I-PBL) pada pokok
bahasan titrasi asam basa.
µ2 :
Nilai Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada pokok bahasan titrasi asam basa.
b. Hipotesis Statistik II
Ha : µ1 > µ2
Ho : µ
Μ…1 ≤ µ
Μ…2
Keterangan:
µ
Μ…1 :
Nilai kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi Inkuiri
Terbimbing (I-PBL) menggunakan media virtual lab dan shared
folder pada pokok bahasan titrasi asam dan basa.
µ2 :
Nilai kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan media
virtual lab dan shared folder pada pokok bahasan titrasi asam dan
basa.`
Setelah sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes
akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar
dalam penelitian, yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Analisis ini digunakan untuk
menguji hipotesis yang penulis ajukan, yaitu dengan cara perhitungan lebih lanjut
dengan analisis statistik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan ratarata hasil tes yaitu uji satu pihak (uji pihak kanan) dengan rumus uji hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
𝑑=
Μ…Μ…Μ…1 − 𝑋
Μ…Μ…Μ…2
𝑋
1
1
+
𝑛1 𝑛2
√
Dengan :
36
𝑠2 =
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan :
Μ…Μ…Μ…1 = Skor rata – rata gain dari kelas eksperimen
𝑋
Μ…Μ…Μ…2 = Skor rata – rata gain dari kelas Kontrol
𝑋
n1 = Banyaknya subyek kelas eksperiment
n2 = banyaknya subyek kelas kontrol
𝑠12 = Varians kelas eksperiment
𝑠22 = Varians kelas kontrol
s2 = Varians Gabungan
Kriteria pengujian yang berlaku adalah : H0 diterima jika thitung < ttabel dan tolak H0
jika t mempunyai harga – harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi
dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang (1 – α).
5. Analisis Data Skor gain Ternormalisasi
Skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dan skor
gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan
skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa.
Analisis data skor gain ternormalisasi dilakukan untuk menguji hipotesis, jika
kemampuan awal kelompok Kontrol dan eksperimen berbeda secara signifikan.
Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (Handini, 2008) yaitu :
<g>=𝑇
𝑇1′ −𝑇1
max − 𝑇1
Keterangan :
< g > = Skor gain ternormalisasi
𝑇1
= Skor pretes
𝑇1′
= Skor postes
π‘‡π‘šπ‘Žπ‘₯ = Skor maksimum ideal
Dalam menganalisis data skor gain ternormalisasi, tahapannya sama dengan
menganalisis data skor pretes.
37
a.
Uji normalitas
b.
Uji homogenitas
c.
Uji kesamaan rata-rata ( Satu pihak)
6. Analisis Data Kualitatif Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Untuk mengkaitkan kualitas peningkatan kemampuan komunikasi
matematika siswa dapat dilihat berdasarkan skor gain ternormalisasi dengan
klasifikasi disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Nilai Gain Ternormalisasi
Interpretasi
g > 0,70
Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70
Sedang
g ≤ 0,30
Rendah
3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-tes
1. Pengolahan lembar observasi penilaian sikap siswa
Pedoman observasi berupa indikator dan penskoran. Masing-masing
karakter atau sikap memiliki indikator berjumlah tiga. Tiap-tiap indikator memiliki
skor. Skor maksimum tiga diberikan kepada siswa jika muncul tiga deskriptor dan
skor minimum satu jika hanya muncul satu deskriptor. Kriteria penskoran untuk
masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
Keterangan penskoran;
1. Jika tiga deskriptor muncul maka nilai skor 3
2. Jika dua deskriptor muncul maka nilai skor 2
3. Jika satu deskriptor muncul maka nilai skor 1
4. Tak satupun desksriptor tampak maka nilai skor 0
Dan untuk menghitung nilai sikap digunakan persamaan berikut
π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Žπ‘Žπ‘›
Nilai sikap = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š x 100%
38
Berdasarkan rumus perhitungan nilai sikap tersebut skor maksimum setiap
aspek sikap adalah sembilan. Untuk mengelompokan kerjasama siswa dalam
kategori rendah, sedang, dan tinggi dapat ditentukan dari interval persen berikut:
Tabel 3.3 Persentase Nilai Sikap Kerjasama Siswa
Rentang Presentase
0% - 33%
34% - 67%
68% - 100%
Kategori
Kurang
Cukup
Baik
(syahrianda.2014)
Download