BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita. dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menybabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada siswa yang berakhir pada peningkatan hasil belajar dan mutu sekolah maka pada tahun ajaran 2018/2019 SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI melakukan tes awal pada siswa baru kemudian dari hasil tes tersebut, siswa dikelompokkan kedalam kelas. Diharapkan tiap kelas mendapatkan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisinya masing- masing. Kelas yang berisi siswa yang hasil tesnya baik cenderung aktif sementara yang kurang baik pasif/kurang aktif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang aktifnya siswa dikelas ini, diantaranya : 1.Tingkat kompetisi yang rendah dalam kelas tersebut. 2.Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. 3.Motivasi dan minat belajar ipa yang rendah. Dari kenyataan itulah penulis tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) mengenai “Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada Materi Alat Optik Pada SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI Tahun Ajaran 2018/2019. B.Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional dan monoton. 2. Kurangnya keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran. 4. Sarana dan prasarana yang tidak memadai. 5. Rendahnya penggunaan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran. 6. Hasil belajar siswa masih tergolong dalam kategori kurang. 7. Kurangnya kerjasama antara guru dan siswa C.Batasan masalah 1. Penerapan pendekatan tingkah laku dalam pembelajaran ipa 2. mengetahui respon siswa dalam pembelajaran ipa dengan menerapkan pendekatan tingkah laku. 3. Hasil belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada Materi Alat Optik Pada Smp swasta masyarakat damai Tahun Ajaran 2018/2019. D. Perumusan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a.Bagaimanakah aktifitas belajar siswa pada pembelajaran ipa ? b.Bagaimanakah respon tingkah laku? siswa dalam pembelajaran ipa dengan menerapkan pendekatan c.Apakah pendekatan tingkah laku dapat pembelajaran ipa ? meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam E.Tujuan penelitian a. Bagi ipa guru: guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam pembelajaran b. Bagi siswa: siswa merasa mendapatkan perhatian dan kesempatan dalam mengubah tingkah lakunya. F.Manfaat hasil penelitian a.Bagi guru: guru mendapatkan strategi dan kualitas dalam pembelajaran ipa b.Bagi siswa: siswa mendapatkan perhatian dan kesempatan dalam mengubah tingkah lakunya. G.Batasan operasional Untuk menghindari timbulnya perbedaan pengertian, peneliti memberikan batasan operasional. Batasan-batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1.Pendekatan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai. 2.Hasil aktifitas belajar siswa dalam materi Alat Optik pada pendekatan tingkah laku. pembelajaran ipa melalui BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar, antara lain: a. Skiner dalam Barlow (1985), berpendapat “…. A procces of progressive adaptation” yang artinya “Belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.” b. Chalplin (1972), “…. Acquiring of any relatively permanent change in behavior as a result of paratice and experience.” Artinya, “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.” c. Ngalim Purwanto Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman. d. Robert M. Gagne Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi. Berdasarkan pengertian atau defenisi tentang belajar diatas, maka ada beberapa hal yang ditekankan oleh para ahli yaitu: a. Belajar merupakan suatu proses b. Belajar dilakukan untuk beradaptasi c. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku d. Sumber belajar adalah pengalaman Maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang terjadi diakibatkan oleh suatu latihan yang semakin diperkuat maupun pengalaman langsung individu. 1. Hakekat pendekatan tingkah laku Pendekatan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai. Para penganut pendekatan ini percaya bahwa seorang siswa yang bertingkah laku menyimpang melakukan perbuatannya itu karena satu atau dua alasan: 1. siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu, atau 2. siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya. Pendekatan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar: 1. ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan dan 2. proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh kejadiankejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman, penghilangan dan penguatan negative . 2. Hakikat aktivitas belajar a) Aktivitas Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupunnon-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. b) Belajar Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. 2. Hakekat alat optik ALAT-ALAT OPTIK Mata Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik : Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain dalam mata yang halus dan lunak. Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil. Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik. Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya, sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan sehingga menjadi kesan melihat. Kamera Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer. Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis : • lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto • diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur luasnya • aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya • shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang menuju ke pelat film • pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan.Setiap benda yang di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke belakang. Lup (kaca pembesar) Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar bagian jam yang diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum biologi, lup dipakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas. Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi. Mikroskop Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada batasnya. Jika kita menggunakan lup yang berjarak fokus kecil untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar, bayangan yang diperoleh tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan mikroskop. Dengan memakai mikroskop kita dapat mengamati benda atau hewan renik, seperti bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat mata secara langsung ataupun dengan memakai lup. Jenis mikroskop mutakhir yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron. Dalam subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses kerjanya memanfaatkan lensa cembung dengan menerapkan pembiasan cahaya. Teropong (Teleskop) A. Teropong bintang Teropong bintang disebut juga teropong astronomi. - - B. terdiri dari 2 buah lensa cembung. jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler. Teropong Bumi Teropong bumi disebut juga teropong medan. Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik. C. Teropong prisma (binokuler) Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung (sebagai lensa objektif dan lensa okuler) dan dua pasang prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah cahaya dan membalikkan bayangan. Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik. Bayangan nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma siku-siku sehingga bayangan akhir dilihat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan memakai teropong prisma sama dengan teropong bumi.Beberapa keuntungan praktis dari teropong prisma dibandingkan teropong yang lain : 1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna oleh bidang-bidang prisma. 2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3 kali melalui jarak yang sama (dipantulkan 4 kali oleh dua prisma). 3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara bersamaan 4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg terlihat bayangan akhir bersifat maya, diperbesar dan tegak. D. Teropong pantul astronomi . Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak fokus besar sebagai cermin objektif, sebuah lensa cembung sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler. E. Teropong panggung Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu : - lensa obyektif berup lensa cembung - lensa okuler berupa lensa cekung B.Penelitian relevan C.Kerangka Berfikir Upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat mencapai KKM siswa/hasil belajar adalah melakukan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan secara optimal. Menerapkan model dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar(KBM) adalah merupakan contoh salah satu dari tindakan tersebut. Dalam penelitian ini akan dicobakan suatu model pembelajaran pendekatan tingkah laku. Model ini akan memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa kerjasama dan tanggungjawab dalam pencapaian KKM/hasil belajar sehingga dalam setiap evaluasi akan ada pencapaian KKM dan bahkan melampaui KKM. Tercapainya KKM akan meningkatkan kebermaknaan pembelajaran. Dari paparan semua ini sudah dapat diduga bahwa upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada Materi Alat Optik Pada SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI Tahun Ajaran 2018/2019”. benar-benar dapat terwujud dan pasti ada respon yang positif dari peserta didik. D. Hipotesis tindakan Dengan dilakukannya pendekatan tingkah laku pada materi alat optik dengan maksimal dan benar akan meningkatkan aktifitas belajar di kelas VIII SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI gunungsitoli BAB III METODE PENELITIAN A.Desain penelitian 1. TahapPerencanaan Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untukpenelitian seperti : - Meyusun proposal - Pembuatan desain/skenario - Pemilihan media yang digunakan - Pembuatan soal uji kompetensi 2. Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tingkah laku sesuai dengan RPP dan desain/skenario yang telah disusun dalam tahap perencanaan 3. Pengamatan Dalam tahap pengamatan peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Data yang dikumpulkan adalah data belajar siswa dengan menggunakan lembar kerja. Sedangkan data tentang hasil pendekatan tingkah laku dapat dilihat dari lembar kerja siswa. 4. Refleksi Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam tahapan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya. Hal ini sebagaimana menurut Kemmis dan Mc. Taggar B. Subjek dan objek penelitian 1. Subyek Penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah kelas VIII yang terdiri dari 25 siswa dengan komposisi 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 2. Objek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI untuk pembelajaran ipa “Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada Materi Alat Optik Pada SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI” C.Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada maret semester genap tahun ajaran 2018/2019. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas. D.Rancangan penelitian E.Instrumen penelitian a. Dokumentasi Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto-foto kegiatan pembelajaran guru pada siswa kelas VIII SMP SWASTA MASYARAKAT DAMAI. b. lembar kerja siswa F.Jadwal penelitian NO BULAN/MINGGU KEGIATAN MARET 1 1 2 Studi melakukan observasi Laporan observasi 3 Pembuatan proposal 4 Seminar proposal 5 Penelitian 6 Laporan ptk APRIL MEI 2 3 4 1 2 3 4 1 JUNI JULI 2 3 4 1 2 3 4 1 2