Uploaded by Tiwira

bindonesia proposal

advertisement
Tugas Makalah Kuliahku
welcome in my blog :)
Sabtu, 01 Oktober 2016
MAKALAH PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
MAKALAH
“PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU”
Di susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah bahasa indonesi
Dosen Pengampu : Ersila Devy Rinjani, MA.
Description: G:\Logo UWH.jpg
Disusun Oleh
FIDAFATUL HIDAYATI (156050125)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PGMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN AJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin
bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini
terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa
yang baik dan benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku.
Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun
maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih
diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada
cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam
bertindak atau berbahasa.
Dalam kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas tentang pengertian bahasa baku dan bahasa
nonbaku, pengertian bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku.
Terakhir, akan dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Ragam Bahasa itu?
2.
Bagaimana Kaidah-kaidah Bahasa Baku itu?
3. Bagaimana cara Menyunting Kesalahan Penulisan dan Penggunaan Bahasa Baku pada Tulisan Karya
Ilmiah?
C. Tujuannya :
1.
Dapat mengetahui Ragam-ragam Bahasa
2.
Dapat mengetahui Kaidah Bahasa Baku
3. Mengetahui cara menyunting kesalahan penulisan dan penggunaan bahasa baku pada tulisan karya
ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa Baku dan Tidak Baku
1.
Bahasa Baku
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, dan
kamus umum.
Sebaliknya, bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak
baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Raga bahasa baku biasanya digunakan dalam
situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak
baku umumnya digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat resmi
B. Pengeritan Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku, dan
dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan
keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa
tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
F. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku
1. Ciri Bahasa Baku.
a. tidak terpengaruh bahasa daerah.
b. tidak dipengaruhi bahasa asing.
c. bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari.
d. pemakaian imbuhannya secara eksplisit.
e. pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
f. tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
2. Ciri Bahasa Tidak Baku
1.
walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.
2.
dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
3.
dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
4.
digunakan pada situasi santai/tidak resmi.
G. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang
berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri
seragam, sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan
benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa
yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku.
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak
mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian
bahasa Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai
dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia
nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling
mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak
benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep
yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar
atau sebaliknya.
H. Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku
Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut ini adalah daftar
kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis.
No
Kata Baku
Kata Non Baku
1.
Aktif
aktip, aktive
2.
Alquran
Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an
3.
Apotek
Apotik
4.
Azan
Adzan
5.
Cabai
cabe, cabay
6.
Daftar
Daptar
7.
Doa
do’a
8.
efektif
efektip, efektive, epektip, epektif
9.
Elite
Elit
10.
e-mail
email, imel
11.
Februari
Pebruari, February
12.
Foto
Photo
13.
fotokopi
foto copy, photo copy, photo kopi
14.
Hakikat
Hakekat
15.
Ijazah
ijasah, izajah
16.
Izin
Ijin
17.
Jadwal
Jadual
18.
Jumat
Jum’at
19.
Karena
Karna
20.
Karismatik
Kharismatik
21.
Kreatif
kreatip, creative
22.
Lembap
Lembab
I.
Contoh kalimat baku dan tidak baku
1. Kalimat Tidak Baku
1.
.Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
2.
Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
3.
Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
4.
Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
5.
Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
J.
Contoh-contoh Kesalahan Berbahasa
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan
tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang menyimpang dari norma baku atau norma
terpilih dari performasi bahasa orang dewasa.
Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku
dalam bahasa itu. Penyimpangan kaidah bahasa dapat disebabkan oleh menerapkan kaidah bahasa dan
keliru dalam menerapkan kaidah bahasa. Dalam pengajaran bahasa, dikenal dua istilah kesalahan (error)
dan kekeliruan (mistake).
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik
pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu
pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan.
Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah.
Contoh 1: Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
ris
Salah
1.
I like do it.
2.
Jim doesn’t likes it.
3.
I not craying.
Benar
I like to do it
Jim doesn’t like it.
I am not craying.
Adapun kesalahan pada contoh satu (1) adalah tidak adanya kata pemisah diantara dua kata kerja,
yaitu like dan do yang seharusnya dipisahkan oleh kata to. Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena
kesalahan grammar atau tata bahasanya, yaitu apabila sebuah kalimat itu negatif (ditandai oleh kata
doesn’t), maka kata kerja setelahnya (like) tidak boleh ditambahkan oleh akhiran s atau es dan pada
contoh tiga (tiga) kesalahan yang terjadi adalah tidak terteranya to be (am)atau kata bantu pada kalimat
berpola present continous tense.
Salah
1.
Saya suka nonton bola.
2.
Presiden resmikan pabrik baru.
3.
Bapak ada rumah.
Benar
Saya suka menonton bola.
Presiden meresmikan pabrik baru.
Bapak ada di rumah.
Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan resmikan, kehilangan
awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak
adanya partikel di- sebelum kata rumah.
Contoh 2: Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan
struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi
eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam
struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
Kesalahan antarbahasa (interlingual) disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang
bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).
Contoh:
Salah
1.
Dia datang Bandung dari.
2.
Makanan itu telah dimakan oleh saya.
3.
Tak apalah, it doesn’t matter.
4.
Teā€›nang, bu.
Benar
1. Dia datang dari Bandung.
2. Makanan itu telah saya makan.
3. Tak apalah, itu bukan masalah.
4. Tenang, bu.
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar Bahasa Indonesia untuk
mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari
Bandung). Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh
bahasa Sunda karena kalimat Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan tersebut
dituturkan kedalam Bahasa Indonesia, maka seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu
didasarkan pada struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan terjadi karena adanya
penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa Inggris) ke'dalam Bahasa Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t
matter” yang memiliki padanan kata “itu bukan masalah” dalam Bahasa Indonesia dan pada contoh
empat (4) merupakan contoh tuturan yang diujarkan oleh penutur Batak. Huruf “e” pada kata tenang
seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras.
Selain dari contoh diatas juga masih banyak lagi contoh-contoh dan jenis-jenis kesalahan berbahasa
yang tidak dapat dapat pemakalah sampaikan pada makalah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat
menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa
baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh
masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan
struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak resmi.
Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku pada umumnya
sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan
yang resmi. Begitupun dengan bahasa Indonesia nonbaku. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku
memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya digunakan
dan dipakai dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Cavi. 2007. Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidakbaku/#ixzz2LAFl0NSl) dilihat pada hari Kamis, 11 September 2014
Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Marmoet. 2010. Bahasa Baku dan Tidak Baku. (http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-bakudan-tidak-baku.html) dilihat pada hari Kamis, 11 September 2014
https://www.academia.edu/5782653/Makalah_Analisis_Kesalahan_Berbahasa
Unknown di 23.04
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.
Download