ANALISIS PUEBI DALAM SKRIPSI MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2017 DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Ibrahim Zhafir Qais Kesehatan Masyarakat 1B [email protected] Abstrak: Tanda baca merupakan suatu hal yang penting untuk diaplikasikan pada penulisan karya tulis ilmiah. Akan tetapi kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti terhadap penggunaan tanda baca. Kesalahan penggunaan tanda baca bisa kita temukan pada penulisan karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa. Artikel ini ditulis untuk menganalisis kesalahan penggunaan tanda baca pada skripsi yang ditulis oleh mahasiswa. Penulisan artikel ini juga ditulis agar mahasiswa bisa menempatkan tanda baca sesuai dengan kaidah penulisan yang mengacu pada aspek-aspek PUEBI. Mahasiswa seringkali keliru dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Ketidakpahaman menjadi salah satu alasan kuat bagi mahasiswa dalam memahami tanda baca dan kaidah penulisannya. Ini menjadi problematika bagi mahasiswa dalam penulisan tanda baca yang sesuai dengan aturan penulisan karya tulis ilmiah yang mengacu pada PUEBI. Adapun metode yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah dengan metode kualitatif deskripif dan jenis penelitiannya merupakan analisis isi. Kesalahan yang didapat dari skripsi tersebut diataranya adalah penulisan tanda titik di akhir angka pada penomoran suatu subbab, kesalahan karena tidak ada tanda koma pada akhir suatu perincian, kesalahan pada penulisan tanda hubung, kesalahan pada penulisan kata pisah, kesalahan tanda baca pada penandaan suatu pemisah bilangan ribuan sebagai penentuan jumlah nominal. Penulisan artikel ini mengedepankan aspek penulisan yang mengacu pada PUEBI. Penulisan artikel ini bertujuan agar pembaca mampu menguasai kaidah penulisan berdasarkan aspek PUEBI yang merujuk kepada penulisan tanda baca yang tepat. Setelah membaca artikel ini diharapkan pembaca bisa mengaplikasikan penulisan tanda baca pada karya tulis ilmiah pembaca dengan tepat dan benar. Kata kunci: Tanda baca, PUEBI, Skripsi PENDAHULUAN 1 Tanda baca secara sederhana berfungsi sebagai tanda jeda, henti, dan tanda hubung. Adapun berdasarkan fakta yang ada, banyak masyarakat Indonesia khususnya di kalangan mahasiswa tidak perduli bahkan mengabaikan pentingnya memerhatikan penggunaan tanda baca. Adapun tujuan dari penggunaan tanda baca yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah kebahasaan adalah agar untuk para pembaca bisa mengerti maksud dan tujuan seorang penulis menghasilkan karya tulis. Tanda baca sendiri mempunyai aturan dalam penggunaannya. Setiap jenis dari tanda baca yang antara lain: tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, dan yang lain-lain. Memiliki berbagai macam fungsi dan setiap fungsi memiliki arti dan makna yang berbeda sesuai penempatannya. Ini merupakan suatu hal yang wajib diterapkan karena sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan menurut PUEBI. Masyarakat Indonesia seringkali mengabaikan penggunaan tanda baca. Pada dasarnya tanda baca merupakan hal yang penting karena tanda baca sebagai tanda penjelas agar pembaca bisa mengerti maksud dari penulis dalam menciptakan karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah yang menggunakan tanda baca merupakan suatu keharusan karena tanda juga merupakan aspek dari PUEBI yang menjadi standar penulisan yang baik dan benar. Dengan menerapkan aspek penulisan tanda baca, penulis bisa menunjukan kualitas dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada era saat ini, sebagai generasi muda kita harus memahami tentang penggunaan tanda baca sesuai dengan aspek-aspek PUEBI. Ini merupakan suatu kewajiban yang harus diterapkan dalam menciptakan suatu karya tulis khususnya karya tulis ilmiah. Mahasiswa adalah yang berperan penting sebagai seorang terpelajar dalam penggunaan tanda baca yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Namun, faktanya peneliti selalu menemukan kesalahan-kesalahan khususnya pada skripsi mahasiswa. Di dalam karya tulis berupa skripsi, peneliti tidak jarang menemukan kesalahan pada penggunaan tanda baca seperti: di akhir penomoran, di akhir kalimat, di akhir suatu kalimat pertanyaan lengkap, sebagai 2 penanda pemerincian, digunakan dalam unsur penyambungan suatu kata ulang, dan lain sebagainya. Adapun dalam penulisan karya tulis ilmiah mahasiswa harus memahami penggunaan tanda baca agar pembaca bisa mengerti maksud dari karya tulis mahasiswa. Penggunaan tanda baca sangatlah penting untuk dikaji guna menghindari kesalahan pada penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang tidak sesuai. Serta dengan mahasiswa memperhatikan tanda baca dalam penulisan karya tulis berarti mahasiswa bisa menerapkan aspek-aspek PUEBI dengan baik dan benar. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini untuk mengkaji penggunaan tanda baca dalam penulisan skripsi mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2017 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Faktor-Faktor Berpengaruh Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer” dengan melakukan kajian pemeriksaan tanda baca peniliti sendiri dapat memahami, mendalami, dan dapat menambah wawasan tentang penggunaan tanda baca yang baik dan benar sesuai dengan kaidah penulisan PUEBI. Selain itu dengan membaca artikel ini nantinya akan mendapatkan pemahaman tentang aturan-aturan dalam penggunaan tanda baca. LANDASAN TEORI Tanda baca ialah tanda yang digunakan pada penulisan bahasa yang berguna untuk mempermudah kalimat yang digunakan bisa dimengerti sesuai dengan maksudnya (Nuraeni 2010). Penggunaan tanda titik dapat dipakai dalam suatu akhir dari pernyataan, tanda titik juga dapat diguanakan di belakang angka ataupun di dalam bagan dan juga di dalam ikhtisar, akan tetapi penggunaan tanda titik tidak digunakan pada akhir penomoran digital. Selanjutnya pada penggunaan tanda koma dipakai pada unsur pembilang maupun pada unsur perincian. Penggunaan tanda koma juga dipakai sebelum penggunaan kata hubung seperti, melainkan, tetapi, atau sedangkan. Penggunaan pada tanda koma juga 3 digunakan dalam pemisah suatu petikan secara langsung. Berikutnya pada tanda titik koma penggunaan pada tanda titik koma digunakan untuk mengganti kata penghubung dalam memisahkan suatu kalimat, penggunaan tanda titik koma juga dipakai dalam suatu perincian atau berupada suatu klausa. Selanjutnya pada tanda titik dua yaitu penggunaan yang terdapat pada akhir dari pernyataan lengkap diikuti oleh penjelasan. Titik dua juga digunakan setelah ungkapan, tanda ini digunakan dalam sebuah naskah drama setelah kata yang menunjukan dalam sebuah percakapan. Dalam tanda kurung siku yang dipakai dalam mengapit suatu huruf maupun angka untuk penanda dalam suatu perincian. Tanda hubung sering kali disebut sebagai strip oleh masyarakat, padahal tanda ini digunakan sebagai bagian yang terpisah oleh pergantian baris, tanda ini juga berguna dalam menyambungkan unsur dalam kata ulang. Selanjutnya dalam tanda pisah tidak jarang banyak masyarakat Indonesia yang keliru dalam menggunakannya, tanda ini lebih sering dikenal dengan tanda pisah bukan dengan tanda hubung. Tanda ini berguna sebagai penyisipan kalimat maupun kata, tanda ini juga untuk menegaskan keterangan dalam aposisi dan juga yang lain. Berikutnya yaitu tanda tanya yang berada pada akhir kalimat yang bersifat untuk menanyakan suatu hal. Pada tanda selanjutnya yaitu tanda seru untuk mengakhiri dalam suatu ungkapan yang berupa perintah yang menunjukan kesungguhan maupun emosi yang kuat. Penggunaan tanda elipsis ini meberi tahu bahwa dalam kutipan maupun kalimat ada yang harus dihilangkan. Tanda ini juga untuk menuliskan kata atau kalimat yang belum selesai pada sebuah dialog, pada tanda petik dua yang digunakan dalam mengapit sebuah petikan langsung dari pembicaraan yang mengacu pada naskah atau bahan tertulis lain (Hudaa 2018). Pada tanda petik tunggal berguna dalam mengapit penjelasan ataupun ungkapan dalam bahasa asing, berikutnya pada tanda garis miring digunakan untuk menyatakan dan atau atau; maupun per yang yaitu ‘tiap’, pada penggunaan tanda apostrof yaitu dipakai dalam menyingkat suatu kata (Arifin dan Tasai 2010) 4 METODOLOGI Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian analisis isi. Sugiyono (2006) mengatakan jika metode dari kualitatif dan kuantitatif tak jarang dipasangkan pada metode yang baru dan juga tradisional. Pada metode kualitatif sering kali menjadi metode baru, karena penggunaannya belum lama, sering kali dinamakan dengan metode postpositivisme. Pada metode kualitatif ini tidak jarang disebut sebagai metode naturalistik, karena pada penelitian ini dilakukan dalam proses yang alamiah. Pada metode kualitatif ialah metode yang berlandaskan sesuai dengan filsafat postpositivisme yang penelitiannya sesuai dengan suatu teknik pada pengumpulan suatu data yang digunakan dengan gabungan. Perbedaan proses penelitian pada kualitatif dan kuantitatif dapat dibuktikan sesuai dengan proses penelitian. pada penggunaan metode kualitatif memiliki kepentingan yang berbeda dari metode kuantitatif. Metode kualitatif dikemukakan apabila jika pada suatu penelitian belum pasti dan juga belum sesuai. (Sugiyono, 2006). Pada penelitian deskriptif kualitatif ini sebagai petunjuk dalam memahami suatu teks yang berada pada suatu kalimat (Rahmat, 2010). Emzir (2012) mengatakan bahwa di dalam penelitian ini lebih mengutamakan pada suatu uraian dalam teks yang harus disampaikan dengan tepat dan juga dengan jelas. 5 PEMBAHASAN 1. Analisis kalimat pertama “1.1. Latar Belakang” Analisis Seperti yang sudah dibahas dalam landasan teori di atas, pada penggunaan tanda baca yaitu tanda titik tidak boleh berada di dalam akhir suatu penomoran. Dalam buku yang telah peneliti baca, peneliti berhasil menemukan kesalahan pada tanda baca yang penjelasannya yaitu penggunaan tanda titik dapat digunakan dalam suatu akhir dalam penomoran yang dipakai lebih dalam satu kata (Hudaa 2018). Penggunaan tanda titik tidak dapat dipakai pada suatu judul yang mengacu pada kepala karangan, judul bab dan subbab, kepala ilustrasi, dan juga tabel. Karena hal ini tidak sesuai dengan penggunaan tanda baca dalam penggunaan aspek PUEBI. Kalimat yang tertera di atas merupakan kalimat yang salah dalam aspek tanda baca, yaitu pada penomoran “1.1.” tidak masuk ke dalam aspek yang mengacu dalam PUEBI, karena terdapat tanda titik yang diletakan tidak sesuai dengan tempatnya. Oleh karena itu, kesalahan di atas dapat diperbaiki dengan menggunakan tanda baca yang benar yaitu sebagai berikut. “1.1 Latar Belakang” 6 2. Analisis kalimat kedua “... observasi, pengukuran jarak monitor dan pencahayaan tempat kerja ....” Analisis Sesuai dengan buku yang sudah dibaca oleh peneliti dalam penulisan tanda baca, peneliti dapat menemukan kesalahan pada tanda koma. Dalam kutipan buku ini bahwa penggunaan dalam tanda koma digunakan dalam unsur suatu pembilang maupun dalam pemerincian ( Hudaa 2018). Kata sebelumnya tidak sesuai dengan kaidah PUEBI dan seharusnya ditulis dengan menggunakan tanda koma agar sesuai dengan penggunaan PUEBI yaitu penggunaan dalam tanda baca. Untuk itu, kesalahan pada penggunaan tanda baca dapat diperbaiki sebagai berikut ini. “... observasi, pengukuran jarak monitor, dan pencahayaan tempat kerja ....” 3. Analisis kalimat ketiga “Subjek dengan fungsi mata yang normal dan sehat harus dapat membaca di detik ke 50-60” Analisis Dalam kutipan analisis kesalahan diatas terdapat kesalahan pada penggunaan penulisan tanda hubung. Seharusnya pada penulisan di atas tanda baca yang digunakan ialah tanda pisah, agar sesuai dengan penggunaan kaidah dalam PUEBI. Berdasarkan sumber yang diperoleh, Hudaa (2018) penggunaan tanda pisah digunakan di antaranya dapat memicu pada dua bilangan, pada tanggal, atau pada tempat. Tanda tersebut berarti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’. Akan tetapi, pada penulisan kesalahan analisis di atas tidak di tulis dengan tepat. 7 Pada dasarnya penggunaa tanda tersebut juga digunakan dalam penulisan ‘sampai ke’ yang memiliki arti lain seperti ‘dari mana ke mana’ misal pada tulisan Jakarta – Bali. Oleh karena itu, pada penggunaan tanda baca yang tepat dan sesuai dengan PUEBI ialah sebagai berikut. “Subjek dengan fungsi mata yang normal dan sehat harus dapat membaca di detik ke 50 – 60” 4. Analisis kalimat keempat “Keluhan kelelahan mata akan menurun sebesar 8,577 kali” Analisis Terdapat kesalahan pada penulisan pada kutipan di atas, yaitu penggunaan tanda koma yang digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan untuk menunjukan jumlah. Tanda baca yang digunakan dalam penulisan tersebut adalah tanda titik. Penggunaan tanda titik digunakan sebagai tanda pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya untuk menunjukan jumlah (Hudaa 2018). Tanda ini menjelaskan tentang penjelas antara tanda pada bilangan ribuan dan tanda bilangan desimal. Agar pembaca tidak memiliki keraguan dalam membaca suatu karya ilmiah, maka penulis harus bisa perbedaan fungsi tanda baca koma dan tanda baca titik. Jika tidak itu akan menjadi masalah yang fatal, karena menyangkut pada penulisan nominal. Untuk itu, kesalahan tanda baca pada kutipan tersebut diperbaiki menjadi. “Keluhan kelelahan mata akan menurun sebesar 8.577 kali” 8 5. Analisis kalimat kelima “... sedangkan terdapat 17 pekerja (85%) berjenis kelamin laki – laki yang mengalami kelelahan mata.” Analisis Dalam kutipan di atas terdapat kesalahan pada penulisan tanda baca yaitu tanda pisah pada penulisan kata “laki – laki” yang seharusnya penulisan kata tersebut menggunakan tanda baca hubung. Tanda hubung merupakan tanda baca yang mempunyai fungsi untuk menyambungkan dalam unsur penulisan kata ulang. Tanda baca yang digunakan dalam penulisan kutipan di atas tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang mengacu pada PUEBI. Tanda baca ini juga seringkali menjadi kesalahan yang sering dilakukan penulis karya tulis ilmiah, khususnya pada mahasiswa yang membuat karya tulis skripsi. Oleh karena itu, penulisan tanda baca pada kutipan di atas dapat diperbaiki dengan menggunakan tanda baca yang sesuai sebagai berikut. “... sedangkan terdapat 17 pekerja (85%) berjenis kelamin laki-laki yang mengalami kelelahan mata.” SIMPULAN Tanda baca merupakan bagian dari aspek penulisan PUEBI yang harus diperhatikan. Tanda baca pada dasarnya adalah hal yang sangat sepele namun bisa berakibat fatal jika kita tidak mengetahui dan tidak bisa mengaplikasikannya pada penulisan karya tulis, skripsi, ataupun artikel. Kurangnya pemahaman tentang aturan penggunaan tanda baca menjadikan beberapa mahasiswa seringkali bersikap tidak acuh terhadap penulisan tanda baca. Tidak jarang mahasiswa keliru terhadap penggunaan tanda baca seperti tanda hubug dan tanda pisah yang selalu menjadi kesalahan terbesar pada 9 penulisan skripsi. Tanda koma yang seringkali penulis menjadikan tanda tersebut sebagai pemisah jumlah nominal ribuan. Dari hasil penelitian di atas peneliti berhasil menemuka kesalahan pada penggunaan tanda baca. Kesalahan penggunaan tanda baca yang pertama ialah kesalahan pada penggunaan tanda titik yang seharusnya ditulis dengan tidak menggunakan tanda titik setelah penggunaan angka. Kesalahan kedua pada tanda baca yaitu dalam penggunaan tanda koma yang seharusnya ditulis tanda koma ditulis sebelum kata “dan”. Kesalahan ketiga yaitu pada penggunaan tanda hubung yang pada penggunaannya ditulis dengan menggunakan tanda yang salah. Padahal, tanda yang benar ialah dengan menggunakan tanda pisah. Selanjutnya, pada kesalahan yang keempat ialah dengan tidak menggunkan tanda koma, yang seharusnya pada analisis kesalahan diatas harus menggunakan tanda koma sebagai suatu pemisah bilangan pada nominal agar sesuai dengan aspek tanda baca yang terdapat di dalam PUEBI. Pada kesalahan yang kelima pada tanda baca yaitu dalam penggunaan tanda pisah yang seharusnya pada analisis tanda baca di atas tanda pisa ditulis dengan menggunakan tanda hubung. Akan tetapi pada analisis di atas penggunaan tanda baca tida di tulis dengan tepat. Dalam hal ini penggunaan tanda baca yang baik dan benar harus sesuai dengan kaidah PUEBI agar memudahkan masyarakat lebih memperdulikan tetantang aspek tanda baca. Terutama pada seseorang yang akan menulis suatu karya tulis, skripsi, ataupun artikel, harus memperhatikan penggunaan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. 10 DAFTAR PUSTAKA Hudaa, Syihaabul. 2018. Estetika Berbahasa: Mengapresiasi Bahasa Indonesia (Penerapan Diskusi Terpumpun). Sukabumi: CV Jejak. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung. Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Hs, Widjono. 2015. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia. 11 LAMPIRAN 12