KERAJAAN TARUMANEGARA, SEJARAH KERAJAAN TARUMANEGARA Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa bahkan di Indonesia Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jaya Singawarman pada tahun 358 M. SUMBER SEJARAH KERAJAAN TERUMANEGARA 1. Berita dari bangsa asing a. Berita dari Claudius Ptolomeus. Dalam buku Geographynya, ahli ilmu ekonomi Yunani Kuno ini menyebutkan bahwa di Timur Jauh ada sebuah kota bernama Argyre yang terletak di ujung Pulau Iabadium (Jawadwipa = Pulau Jelai = Pulau Jawa). Kata Argyre berarti perak, diduga yang dimaksud adalah Merak yang terletak sebelah barat Pulau Jawa. Kabar dari Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir yang mengatakan bahwa agama yang dianut rakyat Taruma adalah Hindu. c. Kabar dari Cina yang dibawa Fa Hsien dalam perjalanannya kembali ke Cina menyebutkan bahwa rakyat di Ye-Po-Ti (Jawa – Taruma) sebagian besar beragama Hindu, sebagian kecil beragama Buddha dan Kitters (penyembah berhala). d. Berita dari Soui (Cina) menyebutkan bahwapada tahun 528 dan 535 datang utusan dari Tolomo (Taruma) ke Cina. b. 2. Berita dari prasasti Prasasti ini berjumlah 7 buah, yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. a. Prasasti Ciareteun Ditemukan di tepi Sungai Citarum di dekat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di daerah Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman yang diibaratkan kaki Dewa Wisnu, ini adalah bukti bahwa Raja Purnawarman memeluk agama Hindu. b. Prasasti Kebun Kopi Ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti Kebun Kopi ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang Prasasti Ciareteun Prasasti Kebun Kopi c. Prasasti Jambu Ditemukan di Perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, Desa Parakan Muncang, Nanggung, sekitar 30 km sebelah barat Bogor. Dalam prasasti ini dijelaskan bahwa Raja Purnawarman itu gagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnya tidak dapat ditembus senjata musuh. d. Prasasti Tugu Ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta. Prasasti ini menjelaskan tentang penggalian saluran Gomati dan Sungai Candrabhaga. Menurut Purbacaraka, Candrabhaga (candra = bulan = sasi). Candrabhaga menjadi sasibhaga dan kemudian Prasasti Jambu Prasasti Tugu e. Prasasti Pasir Awi Ditemukan di daerah Bogor f. Prasasti Muara Cianten Ditemukan di daerah Bogor g. Prasasti Lebak Ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti ini menjelaskan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai raja dunia. Prasasti Muara Cianten Prasasti Lebak RAJA-RAJA TARUMANEGARA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rajadirajaguru Jaya Singawarman (358 M – 382 M) Dhamayawarman (382 M – 395 M) Sri Purnawarman (395 M – 434 M) Wisnuwarman (434 M – 455 M) Indrawarman (455 M – 515 M) Candrawarman (515 8. Kertawarman (561 M – 628 M) 9. Sudhawarman (628 M – 639 M) 10. Hariwangsawarman (639 M – 640 M) 11. Nagajayawarman (640 M – 666 M) 12. Sang Linggawarman (666 M – 669 M) 13. Tarusbawa (669 M – 670 M) PEMERINTAHAN DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada awal abad ke-5 M. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman yang dikenal sebagai raja yang gagah berani, tegas, jujur, adil, dan bijaksana dalam memerintah. Kerajaan Tarumanegara juga menjalin hubungan dengan kerjaan lain, misalnya Cina. Pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan antara Cina dengan Jawa. Barang yang diperdagangkan adalah kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahakn pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (± 11 km). Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati. Saluran ini selain berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir. BERAKHIRNYA KERAJAAN TARUMANEGARA Raja Linggawarman yang merupakan raja Tarumanegara dimasa-masa berakhirnya Kerajaan Tarumanegara, digantikan oleh menantunya yang bernama Tarusbawa. Pada masa pemerintahan Tarusbawa, Kerajaan Tarumanegara berkhir karena Raja Tarusbawa lenih menginginkan untuk kembali atau bergabung ke Kerajaan Sunda. Sehingga Kerajaan Sunda mewarisi wilayah Kerajaan Tarumanegara. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara bukan dengan peperangan atau pertumpahan darah.