Uploaded by Ikhsan Jati Kertapernata

UTM IKHSAN

advertisement
UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dari
Dosen Dr. Drs. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT
oleh :
IKHSAN JATI KERTAPERNATA
1504107
KELAS A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – S1
DEPATEMENT PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah ini yang
bertemakan mengenai Universal Transverse Mercator (UTM). Makalah ini
disusun untukk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT., selaku dosen dosen mata kuliah
Ilmu Ukur Tanah;
2. Orang tua yang telah membantu penulis menempuh kuliah.
3. para senior dan rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Demikian yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini, mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terjadi banyak kesalahan, semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembacaanya . Amin.
Bandung, Maret 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian UTM, Polyeder, dan TM ................................................................. 3
2.1.1 Pengertian UTM (Universal Tranverse Mercator)...................................... 3
2.1.2 Pengertian Polyeder .................................................................................... 5
2.1.3 Transverse Mercator ................................................................................... 6
2.2 Tujuan dari UTM, Polyeder, dan TM ................................................................ 8
2.3 Manfaat dari UTM, Polyeder, dan TM .............................................................. 8
2.4 Sistem Koordinat UTM ..................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 10
3. UTM DUNIA DAN INDONESIA .................................................................... 10
BAB IV ....................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................... 14
A. Simpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15
ii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Judul Gambar
Halaman
1
Universal Transversl Mercator
5
2
Proyeksi polyeder
6
3
Penampang Atas Bumi
8
4
Peta Dunia
9
5
Diagram Proyeksi
10
Merkator (Kiri), Proyeksi Transverse Merkator (Kanan)
6
Proyeksi 60 Zona UTM
11
7
Pengaturan Google Earth
11
8
Pengaturan Grid pada Google Earth
12
9
Zona Grid yang ditampilkan pada Google Earth
12
10
Zona UTM Indonesia 46 – 54
13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat
tetapi menyerupai ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu
diketahui suatu cara dalam menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi
tertentu ke dimernsi yang lain atau disebut juga dengan proyeksi, dan teknikteknik serta penggambarannya dikenal dengan proyeksi peta.
Dalam proyeksi peta terdapat beberapa macam, dilihat dari berbagai
kriteria, diantaranya dilihat dari sipat, bidang, serta kedudukan bidang
proyeksi. Dari berbagai macam kriteria tersebut Proyeksi UTM (Universal
Transverse Mercator) merupakan sistem yang digunakan untuk kepentingan
pemetaan (proyeksi silinder) dan bersipat Universal sebagai sistem Pemetaan
Nasional, keuntungan dan kerugian sistem UTM, serta gambaran kedudukan
bidang proyeksi silinder terhadap bumi pada proyeksi UTM dan kemudian
untuk melihat serta menghitung suatu proyeksi diperlukan sistem koordinat.
Proyeksi peta adalah teknik - teknik yang digunakan untuk
menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang
secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi
sesedikit mungkin.Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan
hubungan antara posisi titik - titik di muka bumi dan di peta.
\
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian UTM, Polyeder, dan TM ?
2. Apa tujuan dari UTM, polyeder, dan TM ?
3. Apa manfaat dari UTM, polyeder, dan TM ?
4. Bagaimana sistem koordinat UTM ?
5. Bagaimana koordinat UTM Dunia dan Indonesia?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian UTM, Polyeder, dan TM,
2. Menjelaskan tujuan dari UTM, Polyeder, dan TM,
3. Menjelaskan manfaat dari UTM, Polyeder, dan TM,
4. Menjelaskan sistem koordinat UTM.
5. Mengetahui koordinat UTM Dunia dan Indonesia
1.4 Manfaat Makalah
Bagi pembaca manfaat dari tulisan ini bisa mengetahui tentang
proyeksi peta, manfaat, tujuan dan UTM Dunia dan Indonesia.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian UTM, Polyeder, dan TM
2.1.1 Pengertian UTM (Universal Tranverse Mercator)
Universal Transverse Mercator (UTM) merupakan Metode grid berbasis
menentukan lokas di permukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis dari 2
dimensi. Universal Transerve Mercator sistem koordinat dikembangkan oleh
Amerika Serikat Army Corps of Engineers pada tahun 1940-an. Sistem ini
didasarkan pada model yang ellipsoidal bumi.Untuk daerah di Amerika Serikat
berbatasan, yang Clarke 1866 ellipsoid digunakan untuk daerah sisa bumi,
termasuk Hawai, ellipsoid internasional digunakan.Saat ini WGS84 ellipsoid
digunaka sebagai model yang mendasari bumi dalam system koordinat UTM.
Sebelum pengembangan system transverse Mercator koordinat
universal.Beberapa Negara Eropa menunjukkan utilitas berbasis grid peta
konformal dengan pemetaan wilayah mereka selama periode antar
perang.Menghitung jarak antara dua titik pada peta ini dapat dilakukan lebih
mudah dilapangan daripada yang dinyatakan mungkin menggunakan rumus
trigonometri yang diperlukan dalam system graticule berbasis lintang dan bujur.
Melintang proyek si Mercator adalah varian dari proyeksi Mercator, yang
awalnya dikembangkan oleh Flemish geographer dan kartografer Gerardus
Mercator, pada tahun 1570.
3
Berikut adalah sifat khusus dari proyeksi UTM :
a. Proyeksi
: Transvere Mercator dengan lebar zone 6°.
b. Sumbu pertama (ordinat / Y)
: Meridian sentral dari tiap zone
c. Sumbu kedua (absis / X)
: Ekuator
d. Satuan
: Meter
e. Absis Semu (T)
: 500.000 meter pada Meridian sentral
f. Ordinat Semu (U)
: 0 meter untuk belahan bumi bagian Utara
dan 10.000.000 meter untuk belahan bumi
bagian Selatan
g. Faktor skala
: 0,9996 (pada Meridian sentral)
h. Penomoran zone
174°
: Dimulai dengan zone 1 dari 180° BB s/d
BB, zone 2 dari 174° BB s/d 168° BB, dan
seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174°
s/d 180° BT.
BT
i. Batas Lintang
: 84° LU dan 80° LS dengan lebar lintang
untukmasing-masing zone adalah 8°,
kecuali untukbagian lintang X yaitu 12°
j. Penomoran bagian derajat lintang : Dimulai dari notasi C (800LS – 720LS), D,
E,
F sampai X (720LU – 840LU) (notasi huruf
I dan
O tidak digunakan).
k. Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT
sampai meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan
demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan zone 54.
4
Gambar 1. Universal Transversal Mercator
2.1.2 Pengertian Polyeder
Proyeksi polyeder merupakan proyeksi Lambert Conformal Conic (kerucut
normal konform), dengan satu paralel standar.
Ciri-ciri proyeksi polyeder :
a.
b.
c.
d.
Kerucut
Conform
Normal
Tangent
Dalam proyeksi Polyeder, daerah yang akan dibuat petanya dibagi dalam
daerah-daerah kecil yang dibatasi oleh garis-garis parallel dan meridian. Di
Indonesia, setiap daerah kecil tersebut berukuran 20’ x 20’ atau sekitar 36 km x 36
km. tiap daerah kecil ini merupakan satuan proyeksi sendiri yang dinamakan
bagian derajat. Sebagian bidang proyeksi diambil bidang kerucut untuk tiap-tiap
bagian derajat yang menyinggung permukaan bumi (ellipsoid) pada garis parallel
tengah bagian derajat itu.
Titik Origin salib sumbu diambil dari titik perpotongan garis parallel
tengah dan garis meridian tengah. Garis garis parallel diproyeksikan sebagai
busur-busur lingkaran yang mempunyai titik pusat di titik puncak kerucut. Garis
parallel tengah diproyeksikan ekuidistan, sedangkan proyeksi garis-garis parallel
lainnya dibuat sedemikian rupa sehingga proyeksi polyeder menjadi conform.
Wilayah Indonesia dibagi dalam 139 x 11 bagian derajat. Bidang kerucut
menyinggung pada garis parallel tengah (parallel standar, k=1).
5
Meridian akan tergambar sebagai garis lurus yang konvergen kearah
kutub. Untuk daerah di utara ekuator, konvergen ke kutub utara.Untuk daerah
yang ada di sebelah selatan konvergen ke kutub selatan.
Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan dua digit
angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukkan letak garis
parallel standar (φ0) sedangakan digit kedua yang menggunakan angka arab
menunjukkan garis meridian standarnya (λ0).
Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah :
·
Parallel standar
(φ0=10o50’
: dimulai dari I (φ0=6o50’ LU) sampai LI
LU)
·
Meridian standar
(λ0=19o50’
: dimulai dari I (λ0=11o50’ BT) sampai 96
BT)
Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta
(λjakarta=106o48’27”,79 BT).
Gambar 2. Proyeksi polyeder
2.1.3 Transverse Mercator
Sistem koordinat TM 3 biasa disebut juga sistem koordinat BPN (Badan
Pertanahan Nasional), karena yang menggunakan sistem koordinat ini adalah
BPN.Biasanyamenggunakannya dalam peta – peta kadastral atau perkebunan.BPN
telah menggunakan sistem koordinat TM 3 ini sejak tahun 1997. Sistem koordinat
6
UTM dan TM 3 sama-sama menggunakan Transverse mercator, berikut
perbedaan antara sistem koordinat UTM dan TM 3 :
1. TM 3 memiliki lebar zona 3 derajat, sedangkan UTM memiliki lebar zona
6 derajat.
2. Satu zona UTM dibagi dua menjadi zona TM3, sebagai contoh : zona 49,
terdapat dua zona TM 3 yaitu zona 49.1 dan 49.2.
3. False easting tiap zona TM 3 adalah 200.000, sedangkan untuk UTM
adalah 500.000.
4. False northing untuk tiap zona TM 3 adalah 1.500.000, sedangkan untuk
UTM adalah 10.000.000.
5. Meridian Central di TM3 berbeda dengan UTM. Tetapi prinsipnya sama.
Zona-zona UTM dibagia dua, meridian di setiap zona yang dibagi dua
tersebut otomatis menjadi meridian central.
6. Faktor skala untuk TM 3 adalah 0,9999 , sedangkan UTM adalah 0,9996
Sifat khusus proyeksi TM
a.Proyeksi
: Transverse Mercator dengan lebar zone 3o
b. Sumbu pertama (ordinat / Y)
: meridian Sentral dari tiap zone
c. Sumbu kedua (absis / X)
: Ekuator
d. Satuan
: Meter
e. Absis Semu (T)
: 200.000 meter + X
f. Ordinat Semu (U)
: 1.500.000 meter + Y
g. Faktor Skala
: 0,9999 (pada Meridian Sentral)
h. Penomoran zone
i. Batas Lintang
: Dimulai dengan zone 46.2dari 93o BT s/d
96o BT, zone 47.1 dari 96o BT s/d
99o BT, zone
47.2 dari
99o BT
s/d
102o BT, zone
48.1 dari
102o BTs/d
105o BT dan seterusnya sampai zone
54.1 dari 138o BT s/d 141o BT
: 6o LU dan 11o LS
j. Wilayah Indonesia terbagi dalam 16 zone TM3, dimulai dari meridian 93° BT
sampai meridian 141° BT dengan batas lintang 6° LU sampai 11° LS. Dengan
demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46.2 sampai dengan zone 54.1
7
2.2 Tujuan dari UTM, Polyeder, dan TM
Kegiatan memproyeksikan baik dengan metode UTM, polyeder, maupun
TM berguna untuk memetakan bumi dan mengetahui koordinat suatu tempat,
ketiganya dapat digunakan dengan tujuan yang berbeda, polyeder yang dapat
digunakan pada pemetaan skala besar, UTM digunakan untuk memetakan dunia,
dan TM digunakan sebagai pemetaan skala nasional.
2.3 Manfaat dari UTM, Polyeder, dan TM
Manfaat dari proyeksi UTM, polyeder, dan TM antara lain :


Dapat digunakan pada pemetaan teknis skala besar, karena perubahan
jarak dan sudutnya dapat diabaikan
Tansformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus
yang sama untuk setiap zone di seluruh dunia.
2.4 Sistem Koordinat UTM
UTM tidak mengacu pada bentuk bumi yang bulat, melainkan mengacu
pada bentuk bumi yang datar/planar melalui proyeksi tertentu.Sistem koordinat
UTM memproyeksikan bumi ke dalam bentuk tabung dalam satuan meter.
Gambar 3. Penampang Atas Bumi
8
Proyeksi dilakukan antar garis bujur setiap 60. Setiap daerah yang dibatasi
oleh garis bujur sejauh 60 ini disebut zone UTM. Dengan demikian mengacu pada
bentuk bumi bulat sempurna (3600), terdapat 60 zona UTM di dunia. Zona 1
dimulai dari 1800 Bujur Barat (BB) hingga 1740 BB, zona 2 dari 1740 BB hingga
1680BB, terus ke arah timur hingga zona 60 yang dimulai dari 1740 Bujur Timur
(BT) hingga 1800 BT. Secara keseluruhan terdapat 120 zona UTM didunia
karena tiap zona yang ada dibagi lagi menjadi bagian utara (north) garis
khatulistiwa dan bagian selatan (south) garis khatulistiwa.
Gambar 4. Peta Dunia
Setiap zona UTM memiliki sistem koordinat sendiri dengan titik nol sejati
pada perpotongan antara meridian (garis bujur) sentralnya dengan ekuator. Untuk
menghindari koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal absis (x) 500.000
meter. Untuk zona yang terletak di bagian selatan ekuator (LS), juga untuk
menghindari koordinat negatif, ekuator diberi nilai awal ordinat (y) 10.000.000
meter. Sedangkan untuk zona yang terletak di bagian utara ekuator, ekuator tetap
memiliki nilai ordinat 0 meter (Prahasta, 2001:129)
Khusus untuk wilayah Indonesia, terdapat 9 zona UTM yang dimulai dari
meridian 900 BT hingga meridian 1440 BT dengan batas paralel (lintang)
110 Lintang Selatan (LS) hingga 60 Lintang Utara (LU). Dengan demikian,
wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 (meridian sentral 930 BT) hingga zona 54
(meridian sentral 1410 BT).
9
BAB III
PEMBAHASAN
3. UTM DUNIA DAN INDONESIA
Menurut Wikipedia ensiklopediaUTM merupakan sistem koordinat
geografis yang menggunakan sistem koordinat 2 dimensi Kartesian untuk
memberikan (tanda) lokasi pada permukaan bumi.Representasi posisi horizontal,
yaitu untuk identifikasi lokasi permukaan bumi yang terpisah dari posisi vertikal,
tetapi berbeda dengan metode tradisional Lintang dan bujur pada beberapa aspek.
Gambar 5. Diagram Proyeksi
Merkator (Kiri), Proyeksi Transverse Merkator (Kanan)
Bahasa sederhananya, adalah rangkaian Proyeksi Transverse Mercator
untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 zona.Setiap zona mencakup 6
derajat bujur (Longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri, berbeda
dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM
menggunakan satuan unit Meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000
meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
10
Gambar 6. Proyeksi 60 Zona UTM
Di zona mana Indonesia pada Koordinat UTM ?
Setting Google Earth sebagai berikut :
Gambar 7. Pengaturan Google Earth
11
dan aktifkan gridnya :
`
Gambar 8. Pengaturan Grid pada Google Earth
Gambar 9. Zona Grid yang ditampilkan pada Google Earth
koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x
sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
12
Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya
dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.
Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740BB, kemudian
dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740BB-1680 BB, zona 3 dimulai
dari 1680 BB-1620 BB, dst… sedangkan untuk batas lintang dibagi berdasarkan
nilai 8 derajat.
Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU
terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54
Gambar 10. Zona UTM Indonesia 46 – 54
Lebih lanjut untuk mengetahui posisi X dan Y dapat diketahui pada status
barnya, status bar sudah otomatis melakukan tracking perubahan angka-angka
koordinat seiring dengan pergeseran zoom dan pergerakan mouse pointer pada
layar
aktif
Google
Earth.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Proyeksi Peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran
berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit
mungkin.
2. Universal Transverse Mercator (UTM) merupakan Metode grid berbasis
menentukan lokas di permukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis
dari 2 dimensi
3. Sistem koordinat TM 3 biasa disebut juga sistem koordinat BPN (Badan
Pertanahan Nasional), karena yang menggunakan sistem koordinat ini
adalah BPN. Biasanyamenggunakannya dalam peta – peta kadastral atau
perkebunan. BPN telah menggunakan sistem koordinat TM 3 ini sejak
tahun 1997
B. Saran
1. Dosen seharusnya dapat memberikan penjelasan atau pengertian yang dapat
dimengerti oleh mahasiswa atau mahasiswinya ketika masuk kepada materi
proyeksi peta, sistem UTM dan sistem koordinat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Manajemen Pendidikan Dasar Menengah. Departemen
Pendidikan Nasional.
http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page, http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_T
ransverse_Mercator_coordinate_system
(https://yunitafauzia.wordpress.com/2012/09/21/pengertian-utm-universal
http://geoexpose.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-proyeksi-peta.html
15
Download