Dhira Yovenia (15116035) [email protected] RANGKUMAN DEFORMASI Sejak ahir tahun 1970 hingga awal 1980 kelompok FIG bekonsentrasi dalam upaya pengembangan Teknik pemantauan terhadap jaringan deformasi geodetik yang hanya kontinu pada awalnya atau tidak stabil. Saat ini telah ada teknik untuk mengukur dan menganalisis proses atau fenomena tersebut secara mendetail. Hal ini, sesuai dengan tren dalam survei teknik yang bermaksud untuk menentukkan tidak hanya perubahan geometris suatu objek secara fenomenologis tetapi juga dinamika proses, yaitu penginvestigasian yang bertujuan untuk menggabungkan gaya penyebab dari fenomena tersebut dan sifat fisiknya. Hasil dari gaya tersebut berupa deformasi diangggap sebagai system yang dinamis. Akibatnya, model yang paling umum dan komprehensif adalah model dinamis mulai dari pensimplifikasian statik, kinematik dan kongruensi model yang diturunkan. Pemodelan statik adalah pemodelan yang menyatakan gaya penyebab deformasi namun dalam kecepatan yang konstan dan tanpa waktu. Pemodelan deformasi kinematik merupakan pemodelan dengan tujuan mencari besarnya pergerakan dari suatu titik dalam fungsi waktu tanpa menjelaskan penyebab dari deformasi tersebut. Sedangkan pemodelan kongruensi yaitu pemodelan yang membandingkan posisi dari suatu objek berdasarkan titik-tititk representative pada dua waktu yang berbeda tanpa pertimbangan interval waktu antara pengamatan dan factor penyebabnya. Pengukuran deformasi selama fase pengukuran dan pemanfaatan menjadi perhatian khusus. Tugas penting dari pengukuran deformasi dan analisisnya selama fase ini adalah deskripsi yang komprehensif dan relevan tentang keadaan suatu objek yang sedang diselidiki. Tujuan dari pengawasan adalah untuk pendeteksian sedini mungkin dari kerusakan, kegagalan atau cedera pada operasi konstruksi yang aman agar dapat bereaksi dengan tepat. Namun, pengawasan hanyalah salah satu dari kolom stabilitas dan keamanan operasional suatu konstruksi yang harus dilihat secara holistic. Kerja sama antar disiplin ilmu teknik dibutuhkan agar dapat memberikan kontribusi dalam pengamtan. Identifikasi sistem berdasarkan model parameterik dan non-parametrik. Model parametrik merupakan pemodelan yang menggunakan persamaan diferesnial dalam menyatakan sinyal input dan output pada suatu objek deformasi. Sedangkan non-parametrik adalah dilakukan dengan menggunakan regresi atau analisis korelasi. Identifikasi sistem dilakukan untuk menentukan status fisik benda yang dapat dideformasi, keadaan teknanan internal, dan hubungan tegangan dan regangan. Disisi lain model prediksi yang dikembangkan diharapkan dapat memfasilitasi desain sekma pemantauan serta pemilihan analisis deformasi. Namun, dalam penerapannya, pendekatan antar disipliner untuk desain dan analisis surveu deformasi belum diimplementasikan dengan kenyataannya. Adapun hal ini disebabkan oleh pemhaman yang tidak memadai tentang metide identifikasi sistem oleh insinyur dan pengenalan yang tidak memadai dari spesialis lain dengan metode yang relative baru.