AIR Sumber daya air merupakan suatu sumber daya yang sangat penting terutama bagi manusia. Kegunaan air meliputi rumah tangga, pertanian, industri dan aktivitas-aktivitas lainnya. Penggunaan air dapat dikategorikan menjadi dua yaitu konsumtif dan non konsumtif. Air dikatakan konsumtif apabila air tidak dengan segera tersedia lagi untuk kegunaan lainnya, sebagai contoh sistem irigasi yang penguapan dan penyerapan ke dalam tanah serta tanaman dan hewan ternak terjadi dengan jumlah yang cukup besar. Jika air yang digunakan tidak mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam sistem perairan permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lain. Menurut artikel yang dibuat oleh Reynold A. Tjouwardi kebutuhan air didasarkan sebagai berikut: a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry b.Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling, kolam renang, air mancur taman c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut. Berkaitan dengan ilmu ekologi khususnya dalam perhitungan-perhitungan desain ekologis, kebutuhan air perlu untuk diberikan perhatian khususnya penggunaan air bersih. a. Air bersih Menurut penelitian kebutuhan air rata-rata orang Indonesia 144 liter per hari. Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006 menunjukkan setiap orang Indonesia menggunakan air rata-rata sebanyak 144 liter per hari. Dari sejumlah pemakaian air yang begitu besar tersebut penggunaan paling banyak terdapat pada aktivitas mandi yang menghabiskan 65 liter per orang per hari atau 45% dari total pemakaian air. Berikut analisa kebutuhan air menurut Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996 untuk kota kategori I (metropolitan), II (Kota besar), III (Kota sedang), IV (Kota kecil), V (Desa). Tabel I. Kebutuhan Air Untuk Kategori I,II,III,IV SEKTOR NILAI SATUAN Rumah Tinggal Biasa 150 liter/penghuni/hari Rumah Tinggal Mewah 250 liter/penghuni/hari Apartement 250 liter/penghuni/hari Rumah Susun 100 liter/penghuni/hari Sekolah 10 liter/murid/hari Rumah Sakit 200 liter/bed/hari Puskesmas 2000 liter/unit/hari Kantor 10 liter/pegawai/hari Pasar 12000 liter/hektar/hari Hotel 150 liter/bed/hari Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari Komplek Militer 60 liter/orang/hari Kawasan Industri 0,2 – 0,8 liter/detik/hektar Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 liter/detik/hektar (Sumber : Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996) Tabel II. Kebutuhan Air Untuk Kategori V SEKTOR NILAI SATUAN Rumah Tinggal Biasa 150 liter/penghuni/hari Sekolah 10 liter/murid/hari Rumah Sakit 200 liter/bed/hari Puskesmas 2000 liter/unit/hari Kantor 10 liter/pegawai/hari Pasar 12000 liter/hektar/hari Komersial/Industri 10 liter/hari (Sumber : Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996) b. Air Kotor Secara umum air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum. Air kotor merupakan air limbah dari sisa produksi aktifitas manusia atau yang sering dikenal dengan sebutan air buangan yang berasal dari aktivitas manusia. c. Air Bekas Air bekas, yang termasuk air ini adalah air limbah, air kotor, air buangan dari dapur, air dari kamar mandi, dan air sebagai sisa proses perusahaan atau industri. Pertimbangan umum mengenai air bekas adalah air bekas dapat menjadi sumber penyakit kolera, tifus abdomen, dan penyakit lain. Selain itu, air bekas juga berakibat buruk pada sumber air, baik fisik, kimia, maupun bilogis. Dan yang terakhir adalah bahwa air bekas dapat menjadi tepat berkembang biaknya vektor penyakit, mengakibatkan bau tidak sedap, mengganggu kehidupan dalam air, mengganggu penggunaan kolam, sungai atau danau untuk keperluan rekreasi, angkutan, pertanian, dan sebagainya. Air bekas ini tidak boleh dibuang sembarangan, melainkan harus ditampung ke dalam bak penampungan. Untuk rumah tinggal, satu atau dua titik buangan diperlukan septictank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuatkan perembesan. Selain air limbah rumah tangga ada pula air limbah khusus.air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus seperti restoran, pabrik industry kimia, rumah sakit, bengkel dan laboratorium harus mendapat penanganan yang berbeda dari limbah rumah tangga karena sifatnya yang lebih berbahaya. d. Air Hujan Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut: diameter luasan atap volume (inci) (m2) (liter/menit) 3’ (7,62 cm) s.d. – 180 255 4’ (10,16 cm) 385 547 5’ (12,70 cm) 698 990 6’ (15,24 cm ) 1135 1610 8’ 2445 3470