1. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif dari investasi kepada manajer tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Brealey et al, 2007:46). Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan antara lain: a. Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110). Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. PER (Price Earning Ratio) dapat dihitung dengan rumus: PER (Price Earning Ratio) = Harga Pasar Per Lembar Saham Laba Per Lembar Saham b. Tobin’s Q Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q ini dikembangkan oleh professor James Tobin (Weston dan Copeland, 2004). Rasio ini merupakan konsep yang sangat berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : Q = (EMV + D) (EBV + D) Keterangan : Q = nilai perusahaan EMV = nilai pasar ekuitas EBV = nilai buku dari total aktiva D = nilai buku dari total hutang EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya. c. Price to Book Value (PBV) Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut: PBV = Harga Pasar Per Lembar Saham Nilai Buku Saham Konsep Nilai suatu Perusahaan Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain : a. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. b. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bias ditentukan jika saham perusahaan dijual di apsar saham. c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsic ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. d. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bias dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi. 2. Net operating Profit After Tax (NOPAT) adalah laba yang didapatkan dari opersi-operasi perubahan setelah pajak tetapi sebelum membiayai biayabiaya dan noncash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan (Tunggal, 2001:5). Dengan demikian NOPAT dapat juga dartikan sebagai jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan. Menurut Young (2001:39), NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan setelah dikurangi pajak. NOPAT = EBITDA – Penyusutan dan Amortisasi – pajak EBITDA = Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization atau bisa menggunakan rumus: NOPAT = (Pendapatan Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas + Pendapatan Ekuitas + Pendapatan Investasi Lainnya) – (PajakPenghasilan – Pembebasan Pajak Terhadap Biaya Bunga) Perhitungan NOPAT tidak mengikutsertakan faktor nonoperasioanl dan laba/rugi lain-lain yang sama sekali tidak berhubugan dengan kegiatan operasional rutin perusahan, dan tidak ada keterangan yang jelas dalam catatan atas laporan keuangan, tidak diikutsertakan dalam perhitungan NOPAT. 3. Menurut Rahardja dan Manurung (2008:24) Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu pada suatu daerah (geografis tertentu). Permintaan suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: a. Harga barang itu sendiri. b. Harga barang lain yang terkait. c. Tingkat pendapatan perkapita. d. Selera atau kebiasaan. e. Jumlah penduduk. f. Perkiraan harga dimasa mendatang. g. Distribusi pendapatan. h. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).Penjelasan dimuka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Dx = f (Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom) Keterangan: Dx = Permintaan barang X Px = Harga X Py = Harga Barang Y Y/cap = Pendapatan perkapita Sel = Selera atau kebiasaan Pen = Jumlah Penduduk 4. DAFTAR PUSTAKA Pratama Rahardja dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: FE Universitas Indonesia.