Uploaded by farahjulya77

09E00507

advertisement
ISOLASI DAN UJI POTENSI MIKROORGANISME
SELULOLITIK ASAL TANAH GAMBUT DAN KAYU
SEDANG MELAPUK DALAM MENDEKOMPOSISIKAN
KAYU
SKRIPSI
OLEH:
DESI NURMAYANI
020303021/ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
ISOLASI DAN UJI POTENSI MIKROORGANISME
SELULOLITIK ASAL TANAH GAMBUT DAN KAYU
SEDANG MELAPUK DALAM MENDEKOMPOSISIKAN
KAYU
SKRIPSI
OLEH:
DESI NURMAYANI
020303021/ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Menyelesaikan Studi Pada
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir. Asmarlaili S. Hanafiah, MS, DAA
Ketua
Jamilah, SP, MP
Anggota
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Isolasi dan
uji potensi
mikroorganisme
selulolitik
dalam
mendekomposisikan kayu. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi
Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Sentral
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi mikroorganisme selulolitik dari kayu dan tanah gambut untuk
menguji potensi isolat mikroorganisme selulolitik yang berasal dari kayu dan
tanah gambut.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial yang
terdiri dari dua perlakuan dan dua ulangan. Perlakuan terdiri dari MOSKJ I1
(Jamur Kayu 1 dari Media SA), MOSKJ I2 (Jamur Kayu 2 dari Media SA),
MOSKJ I5 (Jamur Kayu 5 dari Media SA), MOSKJII1 (Jamur Kayu 1 dari Media
MYA), MOSKJ II9 (Jamur Kayu 9 dari Media MYA), MOSGJ I1 (Jamur Gambut
1 dari Media SA), MOSGJ I2 (Jamur Gambut 2 dari Media SA), MOSGJ II1
(Jamur Gambut 1 dari Media MYA), MOSGJ II2 (Jamur Gambut 2 dari Media
MYA), MOSKA I3 (Aktinomicetes Kayu 3 dari Media SA), MOSKB I1 (Bakteri
Kayu 1 dari Media SA), MOSKB I2 (Bakteri Kayu 2 dari Media SA),
MOSGB I1 (Bakteri Gambut 1 dari Media SA), H 34 (Bakteri Koleksi
Laboratorium), BB 31 B (Bakteri Koleksi Laboratorium), PH 12 E (Bakteri
Koleksi Laboratorium), H 27 (Bakteri Koleksi Laboratorium), TA 5 (Bakteri
Koleksi Laboratorium).
Hasil dari penelitian ini adalah isolat PH 12 E (Bakteri Koleksi
Laboratorium) menghasilkan gula reduksi terbesar diikuti dengan BB 31 B
(Bakteri Koleksi Laboratorium). Penurunan nilai ratio C/N tertinggi dihasilkan
oleh isolat MOSKJ I5 (Jamur Kayu 5 dari Media SA) sebesar 27.71 dan diikuti
dengan PH 12 E (Bakteri Koleksi Laboratorium) sebesar 27.84.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Isolation and Potency Test of Selulolithic Microorganism in Wood
Decomposition. This research is executed in Biological Laboratory, Chemistry
and Soil Nutrition Laboratory and Central Laboratory in Faculty of Agriculture,
University of North Sumatera. This research aim to isolate of sululolithic
microorganism of wood and peat land and to test the potency of microorganism
selulolithic of wood and peat land.
The research was used complete Random Design Non Factorial, which
consist of nineteen treatments and two repetition. The treatment are : Control,
MOSKJ I1 (Wood Fungi 1), MOSKJ I2 (Wood Fungi 2), MOSKJ I5 (Wood Fungi
5), MOSKJ II1 (Wood Fungi 1), MOSKJ II9 (Wood Fungi 9), MOSGJ I1 (Peat
Fungi 1), MOSGJ I2 (Peat Fungi 2), MOSGJ II1 (Peat Fungi 1), MOSGJ II2 (Peat
Fungi 2), MOSKA I3 (Wood Aktinomycetes 3), MOSKB I1 (Wood Bacterium 1),
MOSKB I2 (Wood Bacterium 2), MOSGB I1 (Peat Bacterium 1),H 34 (Laboratory
Bacterium), BB 31B (Laboratory Bacterium), PH 12 E (Laboratory Bacterium),
H 27 (Laboratory Bacterium), TA 5 (Laboratory Bacterium),
The result of this research are the isolat of PH 12 E (Laboratory
Bacterium) cause the highest of reduction sugar, followed with the isolate of BB
31 B (Laboratory Bacterium). The highest decresing of ratio C/N is caused by the
isolate of MOSKJ I5 (Wood Fungi 5) (C/N = 27.71) and followed with the isolate
of PH 12 E (Laboratory Bacterium) (C/N=27.84).
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Desi Nurmayani, dilahirkan di Medan pada tanggal 2 Desember 1983 dari
Ayah M. Azhar Panggabean dan Ibu N. Rambe. Penulis merupakan putri pertama
dari empat bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMUN III Rantau Prapat dan tahun 2002
lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama
mengikuti
perkuliahan
penulis
pernah
menjadi
assisten
Laboratorium untuk mata kuliah : Biologi Tanah pada tahun 2005-2006 dan
Assisten Laboratorium Pupuk Hayati dan Penggunaannya pada tahun 2006-2007.
Mengikuti Praktik Kerja Lapangan di PTPN III Kebun Sei Dadap, Kisaran.
Penulis juga aktif mengikuti kegiatan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah
(IMILTA-FP USU) medan sejak tahun 2002 sampai dengan selesai perkuliahan.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAW SWT yang telah
memberikan Rahmat dan HidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “ Isolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
Dalam Mendekomposisikan Kayu ” yang merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr . Ir. Asmarlaili S, Hanafiah, MS, DAA dan Jamilah, SP, MP selaku ketua
dan anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian, arahan
dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, September 2007
Penulis
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT……………………………………………………
i
ABSTRAK…………………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR………………………………………..
iii
DAFTAR ISI………………………………………………….
iv
DAFTAR TABEL……………………………………………
v
DAFTAR GAMBAR………………………………………..
vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………..
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………….
Perumusan Masalah………………………………….
Tujuan Penelitian…………………………………….
Hipotesa Penelitian…………………………………..
Kegunaan Penelitian…………………………………
1
2
2
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Dekomposisi Bahan Organik…………………………
Peranan Mikroorganisme Selulolitik…………………
Mikroorganisme Pelapuk Kayu………………………
3
6
9
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………
12
Bahan dan Alat
Bahan…………………………………………..
12
Alat…………………………………………….
12
Pelaksanaan Penelitian…………………………………
13
Isolasi Mikroorganisme Selulolitik……………..
14
Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
a. Uji Potensi Mikroorganisme Pada Media Cair
Kualitatif …………………………………….
15
Kuantitatif……………………………………
16
Metode Penelitian………………………………………
17
Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Pada Media Kayu
Metode Penelitian………………………………………. 20
Parameter ………………………………………………. 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Hasil
Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
a. Uji Potensi Mikroorganisme Pada Media Cair
Kualitatif…………………………………………….
24
Kuantitatif …………………………………………..
25
b. Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Pada Media Kayu
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan…………………………………………………….
Saran……………………………………………………………
45
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
NO.
JUDUL
HAL
1. Pengenceran Larutan Glukosa Standart ……………………………
18
2. Data Kalibrasi Larutan Glukosa Standart ………………………….
19
3. Hasil Isolasi Mikroorganisme Selulolitik yang Diisolasi dari
Kayu dan Tanah Gambut ........................................................…….
25
4. Hasil Uji Potensi Secara Kualitatif Berbagai Isolat Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut........…….
26
5. Hasil Uji Potensi Secara Kuantitatif Berbagai Isolat Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut pada
Pengamatan 7-14 Hari Setelah Inkubasi.................................…….
28
6. Hasil Uji Potensi pada Media Kayu dari Berbagai Isolat
Mikroorganisme Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah
Gambut ..................................................................................……
29
7. Hasil Penurunan Bobot Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut……….
31
8. Hasil Penguraian Serat Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut……….
32
9. Hasil Perubahan Warna Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut………
33
10. Hasil Perubahan Warna Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut………
34
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
NO.
JUDUL
HAL
1. Hasil Uji Potensi mikroorganisme Selulolitik Secara Kualitatif….
74
2. Isolat Koleksi …………………………………………………….
74
3. Hasil Isolasi Mikroorganisme Selulolitik ……………………….
74
4. Isolat Jamur ……………………………………………………..
75
5. Isolat Aktinomicetes ……………………………………………
75
6. Isolat Bakteri ……………………………………………………
75
7.Hasil Pengomposan Kayu 30 Hari Setelah Inkubasi……………
76
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyaknya pembukaan areal pertanian baru mengakibatkan banyaknya
tumpukan kayu. Disini para petani mengalami kesulitan dalam memusnahkan
sisa-sisa kayu tersebut. Biasanya petani membiarkan sisa-sisa kayu tersebut
sampai melapuk tetapi tentu saja ini memakan waktu yang sangat lama karena
kayu mengandung senyawa lignin yang tinggi. Jika kayu tersebut dibakar akan
mengalami polusi lingkungan dan bahan organiknya akan hilang. Oleh karena itu
dibutuhkan mikroba yang dapat merombak kayu tersebut.
Senyawa lignin merupakan senyawa yang paling banyak terkandung pada
tanaman berkayu. Senyawa ini tahan terhadap dekomposisi, berbeda dengan
senyawa lain seperti hemiselulosa dan selulosa yang mudah terdekomposisi. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mempercepat dekomposisi senyawa ini
adalah dengan pemberian mikroorganisme selulolitik. Dengan pemberian
mikroorganisme selulolitik ini diharapkan mampu mempercepat dekomposisi
kayu tersebut hingga tidak memerlukan waktu yang terlalu lama dalam proses
dekomposisi. Kayu yang melapuk ini bila diolah/dimanfaatkan dapat berguna
sebagai sumber bahan organik.
Berdasarkan
uraian diatas
penulis
ingin
mencoba
menggunakan
mikroorganisme selulolitik yang di isolasi dari kayu yang melapuk tersebut, lalu
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
diidentifikasi agar diketahui jenis mikroorganisme selulolitik yang mana yang
paling berpotensi melapukkan kayu tersebut.
Perumusan Masalah
Pembakaran sisa-sisa kayu dapat menyebakan kerusakan lingkungan atau
terjadi polusi udara. Untuk mengurangi kerusakan tersebut maka digunakan
mikroorganisme selulolitik untuk mendekomposisikan kayu tersebut
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengisolasi mikroorganisme selulolitik yang berasal dari kayu dan
tanah gambut.
2.
Untuk menguji potensi isolat mikroorganisme selulolitik yang berkemampuan
tinggi dalam mendekomposisikan kayu.
Hipotesis Penelitian
1.
Pada kayu dan tanah gambut terdapat berbagai mikroorganisme selulolitik
2.
Mikroorganisme selulolitik tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam mendekomposisikan kayu.
Kegunaan Penelitian
1.
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
2.
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dekomposisi Bahan Organik
Tanah mengandung bermacam-macam mikroba, meliputi berbagai spesies
bakteri, ganggang, cendawan dan lain-lain. Bakteri dan cendawan sangat berperan
dalam memecah bahan-bahan organik. Jumlah dan macam mikroba yang terdapat
tergantung pada jumlah dan susunan bahan yang dapat dirombak seperti kotoran
hewan, pupuk hijau, limbah pangan dan pupuk organic yang ditambahkan dalam
tanah dapat mengandung zat-zat yang terlarut dalam air. Banyak komponen dari
beberapa zat seperti N, P, S, dan Mg terdapat dalam banyak senyawa kompleks
yang perlu dipecah oleh mikroorganisme tanah agar selanjutnya dapat
dimanfaatkan tanaman (Kuswandi, 1993).
Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah
mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme
(bakteri pembusuk) yang bekerja didalamnya. Bahan-bahan organik tersebut
seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan,
rerontokan kembang, air kencing dan lain-lain. Adapun kelangsungan hidup
mikroorganisme tersebut didukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan
lembab (Murbandono, 2006).
Team Redaksi Trubus (1981), proses pengomposan dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti ukuran bahan, kadar air, aerasi, pH, suhu dan
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
perbandingan C dengan N. Ukuran partikel penting karena bakteri dan jamur akan
lebih mudah hidup pada ukuran partikel yang lebih kecil.
Agar diperoleh hasil pengomposan yang optimal perlu memerhatikan
beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh karena proses ini merupakan proses
biologi. Faktor yang mempengaruhi laju penomposan diantaranya:
1. Ukuran bahan
Proses pengomposan akan lebih cepat jika bahan mentahnya memiliki
ukuran yang kecil. Bahan yang berukuran kecil akan cepat didekomposisikan
karena
luas
permukaannya
meningkat
dan
mempermudah
aktivitas
mikroorganisme perombak.
2. Rasio C/N
Hal ini disebabkan proses pengomposan tergantung dari kegiatan
mikroorganisme yang membutuhkan karbon sebagai sumber energi dan
pembentukan sel dan nitrogen untuk membentuk sel.
3. Kelembaban dan aerasi
Dekomposisi
bahan
organik
sangat
tergantung
dari
kelembaban
lingkungan dan oksigen yang diperoleh dari rongga udara yang terdapat diantara
partikel bahan yang dikomposkan. Mikroorganisme yang melakukan aktivitas
metabolisme diluar sel tubuhnya.
4. Temperatur pengomposan
Temperatur optimum yang dibutuhkan mikroorganisme untuk merombak
bahan adalah 35-55°C.
5. Derajat Keasaman (pH) pengomposan
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Kisaran pH kompos yang optimal adalah 6,0-8,0. Derajat keasaman bahan
pada permulaan pengomposan umumnya asam sampai dengan netral (pH 6,0-7,0).
6. Mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan
Mikroorganisme merupakan faktor penting dalam proses pengomposan
karena mikroorganisme ini yang merombak bahan organik menjadi kompos
(Djuarnani, dkk, 2005).
Proses dekomposisi selulosa dapat ditentukan berdasarkan perubahan nilai
rasio C/N. Bahan organik tanaman yang segar pada umumnya memiliki rasio C/N
yang tinggi dan sebaliknya menjadi rendah setelah mengalami pembusukan.
Perubahan nilai rasio C/N suatu bahan organik dapat disebabkan karena adanya
penurunan kadar karbon (C) peningkatan kadar nitrogen (N). Mikroorganisme
memecah bahan-bahan organik menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana
untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan sebagian besar digunakan
untuk sintesa mikromolekul seperti asam nukleat, lipida dan polisakarida. Sintesa
asam-asam nukleat penting untuk pertmbuhan dan perkembangan sel. Reaksi
degradasi selulosa menurunkan kadar karbon dan sebaliknya sintesa komponenkomponen sel akan meningkatkan kadar karbon (Lay dan Hastowo, 1992).
Seiring berjalan waktu, mikroorganisme sudah memulai aktivitasnya
dalam bahan sehingga suhu meningkat dan pH turun (menjadi asam). Pada suhu
lebih dari 40°C, kegiatan bakteri mesofilik akan terhenti dan diganti dengan jamur
mesofilik. Pada kenaikan temperatur ini, bahan akan semakin memadat karena air
dalam bahan keluar(berkeringat). Akibatnya
suplai oksigen lama-kelamaan
semakin berkurang. Kondisi kekurangan oksigen ini menyebabkan bakteri aerobik
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
dan organisme lainnya terbunuh secara bertahap sehingga tugas pengomposan
berangsur-angsur diambil alih oleh mikroba anaerobik yang bekerja pada kondisi
tanpa oksigen. Kondisi pH akan meningkat menjadi basa kembali. Bersamaan
dengan ini berbagai gas akan dihasilkan seperti amonia, gas nitrogen, metan, dan
lain sebagainya (Yuwono, 2006).
Menurut Yuwono (2006) hasil akhir dari pengomposan aerobik itu adalah
seperti tanah berwarna hitam kecoklatan dan gembur sedangkan aroma yang
dihasilkan oleh pengomposan aerobik adalah tidak berbau dan pengomposan
anaerobik adalah berbau.
Didalam timbunan bahan-bahan organik pada pembuatan kompos, terjadi
aneka perubahan hayati yang dilakukan oleh jasad-jasad renik. Akibat perubahan
tersebut, berat dan isi bahan kompos menjadi sangat berkurang. Sebagian besar
senyawa zat arang akan hilang, menguap ke udara. Kadar senyawa N yang larut
(amoniak) akan meningkat. Peningkatan ini tergantung pada perbandingan C/N
bahan asal. Perbandingan C/N bahan yang semakin kecil berarti bahan tersebut
mendekati C/N tanah. Idealnya C/N bahan sedikit lebih rendah dibanding C/N
tanah (Murbandono, 2006).
Dalam pengomposan, kadar abu dan humus makin meningkat. Pada
perubahan selanjutnya (diakhir pembuatan kompos) akan diperoleh bahan yang
berwarna merah kehitaman. Bahan dengan kondisi semacam itu
sudah siap
digunakan sebagai pupuk (Murbandono, 2006).
Adanya perubahan-perubahan hayati jasad renik tersebut akibat banyak
hal. Diantaranya adalah terjadinya penguraian bahan-bahan organik didalam
pembuatan kompos. Penguraian itu juga dipengaruhi oleh banyak faktor
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
diantaranya adalah kandungan lignin, sifat dan ukuran bahan asal, kandungan
nitrogen (N), kadar pH, air dan udara, variasi bahan, suhu (Murbandono, 2006).
Peranan Mikroorganisme Selulolitik
Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tanaman dan hewan dari semua
tahapan dekomposisi karena kerja mikroorganisme tanah. Bermacam-macam
senyawa organik yang mencapai tanah dalam bentuk sisa-sisa tanaman atau sisa
hewan tersusun dari karbohidrat yang kompleks, gula sederhana, tepung, selulosa,
hemiselulosa, pektin, getah, lender, protein, lemak, mimyak, lilin, resin, alkohol,
aldehid, keton, asam-asam organik, lignin, ferol, tannin, hidrokarbon, alkaloid,
pigmen, dan produk-produk lainnya. Ukuran partikel dalam bahan organik, ciriciri dan jumlah mikroorganisme yang terlibat, sejauh mana ketersediaan C, N, P,
K, kandungan kelembaban tanah, temperature, pH dan aerasinya adanya senyawasenyawa penghambat dan sebagainya merupakan sebagian faktor-faktor utama
yang mempengaruhi laju dekomposisi (Rao, 1994).
Selulosa adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan kertas yang dapat
diperoleh dari bubur kayu. Kayu mengandung serat-serat selulosa dan
hemiselulosa yang mempunyai berat molekul lebih rendah yang terikat oleh
molekul-molekul yang berat molekulnya lebih tinggi yang disebut lignin. Lignin
tersebut dapat dihilangkan dengan penambahan natrium hidroksida dan natrium
sulfida (Heddy, dkk, 1994).
Selulosa terdiri dari rantai β-D-glukosa dengan derajat polimerisasi
sebesar kurang lebih 14.000. Sifat-sifat dari fibril selulosa terutama kokohnya dan
ketidaklarutannya, tidak sesuai dengan struktur berupa rantai tunggalnya. RantaiDesi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
rantai ini harus saling berhubungan dengan cara menutupi hidrofibril dan
pengikatan stabilitas. Seutas benang selulosa terdiri dari fibril selulosa yang
diliputi oleh selaput lilin dan pektin (Schlegel dan Schmidth, 1994).
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman,
dibangun oleh unit-unit D-glukosa dengan ikatan glukosida 1,4. Ikatan-ikatan ini
membentuk mikrofibril selulosa yang tidak larut dalam air. Bagian selulosa yang
mudah dihidrolisir disebut bagian amorf selulosa. Selulosa merupakan substansi
utama dalam proses enzimatis. Kecepatan degradasi enzimatis juga dipengaruhi
oleh struktur selulosa. Degradasi selulosa berlangsung melalui hidrolisis rantai
polisakarida menjadi molekul sederhana, yang menghasilkan oligosakarida
maupun monomer glukosa atau produk degradasi separti asam-asam organik
maupun alkohol (Schuller, 1980 dalam Cahyono dan Bachruddin, 1995 ).
Mikroorganisme yang
mampu
menghidrolisis selulosa dinamakan
mikroorganisme selulolitik (perombak selulosa) yang dapat berupa jamur, bakteri,
aktinomicetes maupun protozoa. Contoh mikroorganisme selulolitik antara lain
adalah Chaetonium sp, Cythophaga sp. Clostridium sp (bakteri); Nocardia sp dan
Streptomyces sp (aktinomicetes) (Rao, 1982).
Mikroorganisme selulolitik seperti jamur, bakteri dan aktinomicetes
banyak ditemukan pada tanah-tanah pertanian, hutan dan jaringan hewan atau
tumbuhan yang membusuk. Beberapa diantaranya diketahui dapat dengan mudah
dan cepat merombak selulosa seperti diketahui bahwa penambahan inokulasi pada
pembuatan kompos adalah bagian dari usaha untuk mempercetat pengomposan
(Azhari, 2000).
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Proses mineralisasi yaitu menghancurkan bahan organik dari binatang dan
tanaman menjadi senyawa-senyawa anorganik yang sederhana. Kegiatan ini
dilakukan
oleh
berbagai
mikroorganisme
tanah
(bakteri,
cendawan,
aktinomicetes). Perubahan secara fisik maupun kimiawi yang sederhana oleh
mikroorganisme tanah tadi disebut proses dekomposisi (pembusukan/pelapukan)
atau kadang-kadang disebut mineralisasi. Proses dekomposisi hasilnya sangat
membantu tersedianya zat-zat organik tanah yang merupakan hara bagi tanaman
( Sutedjo, dkk, 1996 ).
Dari hasil penelitian Susanti (2005) diperoleh data bahwa jumlah isolat
jamur yang ditemukan lebih banyak daripada bakteri dan aktinomicetes, hal ini
disebabkan pengaruh faktor lingkungan diantaranya air, aerasi, pH, suhu, dan lainlain. Faktor pH memiliki pengaruh yang penting dalam populasi mikroba yang
berperan dalam proses dekomposisi selulosa. Dimana pH optimum bagi bakteri
adalah mendekati netral yaitu 6,5-7,5 sedangkan bagi jamur kisaran pH nya lebih
lebar dari bakteri yaitu 2,0-11,0 yang artinya jamur lebih toleran pada tempat yang
masam daripada bakteri.
Reaksi pada media juga memiliki suatu pengaruh yang penting atas
sifat/keadaan populasi mikrobiologis yang berperan dalam proses dekomposisi
selulosa. Bakteri aerobic termasuk golongan Cytophage sanggup berkembang
pada pH 6,1-9,1. Tanah-tanah yang lebih masam pH 6,0 mungkin mengurani sama
sekali organisme ini, walaupun bakteri pendekomposisi selulosa lain sanggup
berkembang pada pH 5,0-6,0. Aktinomicetes tumbuh dan berkembang pada pH
5,5-9,5 sedangkan cendawan berkembang dalam tingkatan reaksi yang lebih
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
leluasa pada pH 3,0-9,5 Trichoderma (yang juga pendekomposisi selulosa)
sanggup berkembang pada pH 2,1-2,5 (Sutedjo, dkk. 1996).
Pada tingkat pertumbuhan yang cepat isolasi saat dibiakkan mempunyai
daya adaptasi yang cukup tinggi, dan isolat-isolat tersebut menghasilkan enzim
selulase secara lengkap. Sedangkan isolat-isolat yang memiliki daya adaptasi
rendah karena belum mendekomposisikan bahan selulosa yang diberikan,
disebabkan karena kondisi media selulosa cair masih cukup mengandung glukosa
untuk pertumbuhannya, sehingga isolat-isolat tersebut belum menghidrolisis
bahan selulosa yang diberikan sebagai sumber energi dan karbonnya
(Dwijoseputro, 1998 ).
Degradasi Selulosa
Norkrans (1967) mengatakan bahwa selulosa alami merupakan kristalin
dan mempunyai struktur yang kompleks. Salle (1984) menjelaskan bahwa
molekul selulosa dibangun dari unit-unit ß-glukosa. Dua molekul ß-glukosa
dikombinasikan melalui pertalian 1,4 yang menghasilkan ß-sellobiose. Molekul
selulosa merupakan polimer linier sederhana dari 1000-10.000 unit sellobiose
yang berikatan melalui ikatan 1,4-ß-glikosidik.
Apabila mikroorganisme dikultivasikan dalam suatu substrat, terjadi
beberapa tahap pertumbuhan. Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahwa suatu
mikroorganisme yang dikultivasikan dalam suatu substrat akan mengalami
beberapa tahap pertumbuhan yaitu fase penyesuaian diri, fase logaritmik, fase
stasioner dan fase kematian.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Menurut Hebraund dan Fevre (1990, dalam Cahyono dan Bacharuddin,
1995) bahwa proses perombakan secara enzimatis terjadi dengan adanya enzim
selulase sebagai agen perombak yang bersifat spesifik untuk menghidrolisis ikatan
ß-(1,4)-glikosidik dan rantai selulosa dan derivatnya. Komplek enzim selulase
umumnya terdiri dari tiga unit enzim utama yaitu Endo ß-(1,4)-glucanase (cx)
yang berperan terutama pada bagian amorf pada rantai selulosa, Endo ß-(1,4)glucanase (cl) atau cellobiohydrolase yang berperan pada pemecahan dibagian
kristal rantai selulosa dan ß-glukosidase merupakan unit enzim yang penting
untuk menghasilkan produk glukosa dari pemecahan selobiosa.
Lebih lanjut Moat dan Foster (1988) menjelaskan bahwa degradasi
selulosa secara sempurna memerlukan kerjasama dari ketiga enzim tersebut.
Pertama-tama,
suatu
Endo
ß-(1,4)-glucanase
membelah
selulosa
dan
menghasilkan sedikit oligosakarida dengan ujung rantai yang bebas. Kemudian
suatu Endo ß-(1,4)-glucanase membelah unit-unit sellobiose dari ujung rantai
yang tidak tereduksi. Sellobiose kemudian dihidrolisis menjadi glukosa oleh suatu
ß-glukosidase.
Mikroorganisme Pelapuk Kayu
Mikroorganisme terdiri dari sejumlah mikroba membantu proses
pelapukan sehingga sampah alam terurai kembali menjadi tanah berupa humus.
Hasil kerja mikroorganisme yang sempurna tidak menghasilkan polusi tersebut
memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkan dalam sektor
pertanian (Magdalena, 2003).
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Jamur pelapuk kayu berasal dari kelas Basidiomycetes, mempunyai
kemampuan untuk merombak selulosa dan lignin yang menjadi komponen utama
dinding sel kayu, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Beberapa jenis
jamur hanya merombak selulosa sehingga warna kayu berubah coklat dan disebut
Brown root. Jenis lainnya merombak selulosa dan lignin sehingga warna kayu
menjadi putih pucat dan disebut White root. Sifat mekanis kayu seperti keteguhan
pukul, keteguhan luntur, keteguhan tekan, kekerasan dam elastisitas akan
berkurang bila terserang jamur pelapuk kayu (Aini, 2005).
Terdapat dua metode memodifikasi proses pelapukan yakni mengkultur
jamur diatas substrat dengan kondisi kimia, fisik, nutrisi dan lingkungan yang
terkontrol. Proses yang dikenal adalah fermentasi padat. Cara lain mengisolasi
enzim jamur yang telah dibiakkan pada media tertentu kemudian mereaksikan
enzim tersebut dalam suatu bioreactor. Dari dua metode ini serangkaian proses
dapat dikembangkan untuk keperluan berbagai proses industri yang lebih ramah
lingkungan (Anonim, 2002).
Pendekomposer Basidiomycetes adalah jamur yang diisolasi dari serasah
atau tanah, dan kita sedikit mengetahui tentang pemecahan dan keterangan
didalam siklus mineral dari Basidiomycetes ini yang merupakan decomposer dari
bahan organic yang mati. Langkah pertama dalam menjelaskan Basidiomycetes
adalah dalam mengurai kayu yang sama dari elemen-elemen(partikel kation) tidak
termasuk pada kayu yang segar, identifikasi species untuk melapukan kayu dan
berdekatan horizon tanah adalah penting. Sejak Basidiomycetes mudah
diperkenalkan sebagai jamur atau bakteri,
media yang selektif untuk
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Basidiomycetes
adalah
penting
untuk
proses
isolasi
(Blanchard and Thompson, 2006).
Media yang biasa digunakan dalam isolasi mikroorganisme selulolitik
adalah media SA (Selulosa Agar). Dari hasil penelitian Blanchard and Thompson
(2006) media yang baik digunakan dalam isolasi mikroorganisme selulolitik
pelapuk kayu adalah MYA (Malt Yeast Agar). Oleh karena itu peneliti mencoba
untuk menggunakan kedua media tersebut kemudian membandingkan pada media
pertumbuhan mikroorganisme selulolitik yang terbaik.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan dari bulan Desember 2006-September 2007
pada ketinggian tempat ± 25 m diatas permukaan laut.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan :
1. Tanah gambut yang berasal dari Desa Ajamu Kabupaten Labuhan Batu
2. Kayu yang berasal dari Fakultas Pertanian
3. Alkohol 96% untuk mensterilkan laminar
4. Media Asparagine (untuk jamur), Hans (untuk bakteri), Ken Knight (untuk
aktinomicetes), media Selulosa Agar, media MYA (Malt Yeast Extract).
5. CMC (Carboxymethyl Cellulose) sebagai pengganti tepung selulosa
Alat yang digunakan adalah :
1. Cangkul, goni
2. Alat gelas yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan petri, pipet skala, gelas ukur
3. Alat penunjang yaitu timbangan, oven, hot plate, pH meter, rotary mixer,
spektrofotometer, jarum ose, shaker
4. Laminar sebagai tempat mengisolasi mikroorganisme
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 tahapan yaitu :
I. Isolasi mikroorganisme
II. Uji Potensi mikroorganisme
I. Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
a. Pengambilan Sampel
Tanah Gambut diambil dari Desa Ajamu Kabupaten Labuhan Batu dan
kayu diambil dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
b. Pengkayaan
Pengkayaan ini bertujuan untuk memperbanyak mikroorganisme yang ada
pada tanah gambut dan kayu. Tanah gambut dan kayu ditimbang sebanyak 10 g
dan dimasukkan kedalam media Selulosa Agar sebagai pengganti bahan selulosa.
Kemudian diinkubasi selama 2 minggu.
c. Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
Isolasi ini bertujuan untuk memisahkan mikroorganisme selulolitik dari
habitat aslinya dan ditumbuhkan ke media buatan yaitu Hans, Asparagine, dan
Ken Knight. Media Selulosa Agar padat dituang ke dalam cawan petri. Dari media
yang diperkaya diambil 1 gr lalu dibuat pengenceran 10-3. Dari pengenceran
terakhir di goreskan 1 ose pada media spesifik yaitu Hans untuk bakteri,
Asparagine untuk jamur dan Ken Knight untuk aktinomicetes dan diinkubasi
selama 2 minggu. Koloni yang terbentuk dari goresan tadi menandakan adanya
aktivitas mikroorganisme selulolitik. Hal ini terlihat adanya zona transparan pada
goresa. Kemudian dilakukan purifikasi agar didapat koloni yang seragam. Setelah
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
diperoleh isolat yang seragam dipindahkan ke media agar miring. Kemudian
dipindahkan ke lemari es pada suhu 4˚C hingga pengujian berikutnya.
II. Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
1. Uji Potensi Pada Media Cair
a. Kualitatif
Dibuat media cair Selulosa Agar sebanyak 1 L, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Diambil 1 ose dari masing-masing isolat koleksi kemudian
dimasukkan ke dalam media Selulosa Agar tadi dan diinkubasi selama 1 hari.
Dibuat Media Selulosa Agar +CMC (Carboxymethyl Cellulose), kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 39 buah. Dipipet 1 mL media kultur
dan dimasukkan kedalam 10 mL media Selulosa Agar + CMC
selanjutnya
diinkubasi selama 4 hari. Kemudian media kultur disentrifugasi dengan kecepatan
5000 rpm selama 20 menit. Supernatannya diambil sebanyak 5 mL dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml Fehling A dan B, kemudian dikocok
hingga homogen dan dipanaskan pada air mendidih selama 30 menit. Diamati
gula reduksinya secara kualitatif ditandai dengan adanya endapan merah bata.
Banyaknya
endapan merah bata dibandingkan dengan kontrol. Jika endapan
merah bata pada sampel pertama ada sedikit gula reduksi maka diberi tanda (+),
jika sampel kedua lebih banyak gula reduksi dari sampel pertama diberi tanda
(++), jika sampel ketiga lebih banyak gula reduksi dari sampel kedua maka
sampel diberi tanda (+++).
b. Kuantitatif
Dibuat media cair Selulosa Agar cair sebanyak 1 L, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Diambil 1 ose isolat dan dimasukkan kedalam media cair
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
tersebut, kemudian media kultur diinkubasi selama 7 dan 14 hari. Pada setiap
masa inkubasi media kultur diambil sebanyak 10 mL dan disentrifugasi kemudian
diambil supernatannya untuk dianalisis gula reduksinya secara kuantitatif dengan
metode Nelson-Somogyi.
Untuk menentukan kadar gula reduksi secara kuantitatif terlebih dahulu
kita persiapkan Regensia Nelson, Larutan Arsenomolybdat dan larutan Pb-Asetat.
I. Penyiapan Reagensia
1. Reagensia Nelson
Reagensia Nelson A
Ditimbang 12,5 gr Natrium karbonat anhidrat; 12,5 gr garam Rochelle (KNa tetrat); 10 gr Natrium bikarbonat dan 100 gr Natrium Sulfat anhidrat
dilarutkan dalam 350 mL air suling dan diencerken sampai 500 mL.
Reagensia Nelson B
Ditimbang 7,5 gr CuSO45H2O dilarutkan dalam 50 mL air suling dan
ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat.
Reagensia Nelson dibuat dengan mencampurkan 25 bagian reagensia
Nelson A dan 1 bagian Nelson B. Pencampuran dilakukan pada hari akan
digunakan.
2. Larutan Arsenomolybdat
Ditimbang 25 gr Amonium molybdat dilarutkan dalam 450 mL air suling
dan ditambahkan 25 mL asam sulfat pekat. Pada tempat yang lain
dilarutkan 3 gr Na2H2SO47H2O dalam 25 mL air suling, kemudian larutan
ini dituang kedalam larutan yang pertama. Disimpan dalam botol yang
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
berwarna coklat dan diinkubasi selama 24 jam. Reagensia ini baru dapat
digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini berwarna kuning.
3. Larutan Pb-asetat
Ditimbang 10 gr Pb-asetat anhidrat, dilarutkan dalam 100 mL aquades,
kemudian dinetralkan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb
yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan kedalam filtrat K atau Naoksalat anhidrat secukupnya.
Kemudian dibuat larutan glukosa standart dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8,
dan 10 mg/100 mL sehingga diperoleh Tabel seperti berikut :
Tabel 1. Pengenceran Larutan Glukosa Standart
Tabung
mL larutan 0,2
mL aquadest
Reaksi
mg glukosa/mL
1
0
1
2
0,1
0,9
3
0,2
0,8
4
0,3
0,7
5
0,4
0,6
6
0,5
0,5
7
0,6
0,4
8
0,7
0,3
9
0,8
0,2
10
0,9
0,1
11
1,0
0
mL glukosa/mL
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
0,18
0,20
Masing-masing larutan dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi, ditambahkan 1 mL reagensia Nelson, dipanaskan semua tabung
pada air mendidih selama 20 menit. Kemudian didinginkan, setelah dingin
tambahkan 7 mL reagensia Arsenomolybdat dan diguncang hingga larut.
Kemudian ditambahkan 7 mL aquadest diguncang hingga homogen. Nilai
absorbansi diukur dengan mengukur larutan standart tersebut pada panjang
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
gelombang 541 nm. Dari perlakuan diatas diperoleh data kalibrasi seperti pada
Tabel berikut ini :
Tabel 2. Data Kalibrasi Larutan Glukosa Standar
NO
Xi
Yi
Xi2
Yi2
XiYi
1
0,02
0,165
0,0004
0,027225
0,00330
2
0,04
0,233
0,0016
0,054289
0,00932
3
0,06
0,302
0,0036
0,091204
0,01812
4
0,08
0,363
0,0064
0,131769
0,02904
5
0,10
0,421
0,0100
0,177241
0,04210
6
0,12
0,480
0,0144
0,230400
0,05760
7
0,14
0,547
0,0186
0,293764
0,07580
8
0,16
0,605
0,0256
0,366025
0,09680
9
0,18
0,661
0,0324
0,436921
0,11898
10
0,20
0,720
0,04003
0,518400
0,14400
4,492
0,1540
2,327238
0,59514
Keterangan : Xi : konsentrasi glukosa standart
Yi : Absorbansi pada panjang gelombang = 541 dan n = 10
Dibuat persamaan regresi dengan memakai data-data tersebut :
Y = a + bx, sehingga diperoleh Y = 0,1125 + 3,061x, dengan r = 0,997
dimana : Y = Absorbansi, x = konsentrasi gula reduksi (mg/mL). Setelah
diketahui nilai x, kemudian disubsitusikan pada persamaan :
Kadar gula reduksi (%) = A x FP x 100%
S
Dengan :
A = Konsentrasi gula reduksi dari perhitungan persamaan regresi (mg/mL)
FP = Faktor pengenceran
S = Berat sampel kering (mg)
Untuk mengukur media kultur sama prosedurnya dengan pelaksanaan
pembuatan larutan standar. Untuk menghitung kadar gula reduksi dari media
kultur harus diketahui persamaan regresi dengan menggunakan data larutan
standar. Kadar gula reduksi dapat diketahui melalui persamaan :
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Kadar gula reduksi : A x FP x 100%
S
A = K onsentrasi gula reduksi dan perhitungan persamaan regresi mg/mL
FP = Faktor pengencer
S = Berat sampel kering (mg)
Metode Penelitian
Hasil uji pada media cair Selulosa Agar secara kualitatif dari 38
mikroorganisme selulolitik tidak ada yang tidak menghasilkan endapan merah
bata. Sehingga semua isolat mikroorganisme tersebut perlu diuji lagi pada media
cair secara kuantitatif. Percobaan pada media cair ini menggunakan metode
Rancangan
Acak
Lengkap
(RAL)
Non
Faktorial
dengan
satu
faktor
Mikroorganisme Selulolitik yang terdiri dari 39 perlakuan dan 2 ulangan dengan
menggunakan uji beda rataan Duncan Multiple Range Test :
1. SUKJ 1 : Kayu yang mengandung jamur 1 pada media SA
2. SUKJ 2 : Kayu yang mengandung jamur 2 pada media SA
3. SUKJ 4 : Kayu yang mengandung jamur 4 pada media SA
4. SUKJ 5 : Kayu yang mengandung jamur 5 pada media SA
5. SUKJ 7 : Kayu yang mengandung jamur 7 pada media SA
6. SUKJ 8 : Kayu yang mengandung jamur 8 pada media SA
7. SUKJ 9 : Kayu yang mengandung jamur 9 pada media SA
8. SUKJ 10 : Kayu yang mengandung jamur 10 pada media SA
9. SUKJ 11 : Kayu yang mengandung jamur 11 pada media SA
10. SUKJ 12 : Kayu yang mengandung jamur 12 pada media SA
11. MUKJ 1 : Kayu yang mengandung jamur 1 pada media MYA
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
12. MUKJ 2 : Kayu yang mengandung jamur 2 pada media MYA
13. MUKJ 3 : Kayu yang mengandung jamur 3 pada media MYA
14. MUKJ 5 : Kayu yang mengandung jamur 5 pada media MYA
15. MUKJ 6 : Kayu yang mengandung jamur 6 pada media MYA
16. MUKJ 7 : Kayu yang mengandung jamur 7 pada media MYA
17. MUKJ 8 : Kayu yang mengandung jamur 8 pada media MYA
18. MUKJ 9 : Kayu yang mengandung jamur 9 pada media MYA
19. MUKJ 10 : Kayu yang mengandung jamur 10 pada media MYA
20. SAGJ 1 : Gambut yang mengandung jamur 1 pada media SA
21. SAGJ 2 : Gambut yang mengandung jamur 2 pada media SA
22. MAGJ 1 : Gambut yang mengandung jamur 1 pada media MYA
23. MAGJ 2 : Gambut yang mengandung jamur 2 pada media MYA
24. SUKA 1 : Kayu yang mengandung aktinomicetes 1 pada media SA
25. SUKA 2 : Kayu yang mengandung aktinomicetes 2 pada media SA
26. SUKA 3 : Kayu yang mengandung aktinomicetes 3 pada media SA
27. SUKB 1 : Kayu yang mengandung bakteri 1 pada media SA
28. SUKB 2 : Kayu yang mengandung bakteri 2 pada media SA
29. SUKB 3 : Kayu yang mengandung bakteri 3 pada media SA
30. MUKB 1 : Kayu yang mengandung bakteri 1 pada media MYA
31. MAGB 1 : Gambut yang mengandung bakteri 1 pada media MYA
32. MAGB 2 : Gambut yang mengandung bakteri 2 pada media MYA
33. SAGA 1 : Gambut yang mengandung aktinomicetes pada media SA
34. H 34
: Aktinomicetes Koleksi laboratorium
35. BB 31
: Bakteri Koleksi laboratorium
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
36. PH 12
: Bakteri Koleksi laboratorium
37. H 27
: Bakteri Koleksi laboratorium
38. TA 5
: Aktinomicetes Koleksi laboratorium
39. KONTROL
Sehingga total unit percobaan adalah 78 unit.
Adapun model linier dari rancangan percobaan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah:
Yij = µ + πi + Σij
Dengan :
Yij : nilai pengamatan hasil penelitian pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ : nilai rerata (mean) harapan
πi : pengaruh faktor perlakuan jenis isolat
Σij : pengaruh galat
2. Uji Potensi Pada Media Kayu
Kayu segar
dicacah dengan ukuran ± 5 cm. Lalu ditimbang setiap
perlakuan 100 gr, sebelumnya dilakukan analisis C/N awal pada kayu tersebut.
Kemudian dinokulasikan isolat jamur, bakteri dan aktinomicetes sesuai perlakuan
dan dimasukkan kedalam plastik. Kemudian diaduk dan dimasukkan kedalam
ember. Rasio C/N diukur dan dilakukan pembalikan setiap 5, 10, 15, 20, 25, 30
hari.
Metode Penelitian Pada Media Kayu
Dari hasil uji potensi pada media Selulosa Agar cair secara kuantitatif
masing-masing isolat jamur, bakteri, dan aktinomicetes diambil yang terbaik.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Percobaan pada media kayu ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL) Non Faktorial dengan satu faktor Mikroorganisme Selulolitik yang terdiri
dari 19 perlakuan dan 2 ulangan. Dengan menggunakan uji beda rataan Duncan
Multiple Range Test :
1. SUKJ 1
: Kayu yang mengandung jamur 1 pada media SA
2. SUKJ 2
: Kayu yang mengandung jamur 2 pada media SA
3. SUKJ 5
: Kayu yang mengandung jamur 5 pada media SA
4. MUKJ 1
: Kayu yang mengandung jamur 1 pada media MYA
5. MUKJ 9
: Kayu yang mengandung jamur 9 pada media MYA
6. SAGJ 1
: Gambut yang mengandung jamur 1 pada media SA
7. SAGJ 2
: Gambut yang mengandung jamur 2 pada media SA
8. MAGJ 1
: Gambut yang mengandung jamur 1 pada media MYA
9. MAGJ 2
: Gambut yang mengandung jamur 2 pada media MYA
10. SUKA 3
: Kayu yang mengandung aktinomicetes 3 pada media SA
11. SUKB 1
: Kayu yang mengandung bakteri 1 pada media SA
12. SUKB 2
: Kayu yang mengandung bakteri 2 pada media SA
13. SAGB 1
: Gambut yang mengandung bakteri 1 pada media SA
14. H 34
: Aktinomicetes koleksi laboratorium
15. BB 31
: Bakteri koleksi laboratorium
16. PH 12
: Bakteri koleksi laboratorium
17. H 27
: Bakteri koleksi laboratorium
18. TA 5
: Aktinomicetes koleksi laboratorium
19. KONTROL
Sehingga total unit percoban adalah38 unit
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Adapun model linier dari rancangan percobaan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah:
Yij = µ + πi + Σij
Dengan :
Yij : nilai pengamatan hasil penelitian pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ : nilai rerata (mean) harapan
πi : pengaruh faktor perlakuan jenis isolat
Σij : pengaruh galat
Parameter yang Diamati
1. Analisis kadar gula reduksi kuantitatif metode Nelson-Somogyi
2. Analisis C/N media kayu
3. Bobot kayu (g)
4. Serat, warna dan bau
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
I. Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
Dari kayu dan tanah gambut yang digunakan berhasil diperoleh beberapa
isolat mikroorganisme selulolitik sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Isolasi Mikroorganisme Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu
dan Tanah Gambut
Jenis MOS
Jumlah Isolat
1. Kayu
Media SA
Media MYA
Jamur
10
9
Bakteri
3
1
Aktinomicetes
3
2. Tanah gambut
Jamur
2
2
Bakteri
2
Aktinomicetes
1
Dari Tabel 3 terlihat bahwa jumlah mikroorganisme terbanyak yaitu pada
jamur sebanyak 19 isolat dari kayu dan 4 isolat dari tanah gambut lalu diikuti
isolat bakteri sebanyak 4 isolat dari kayu dan 2 isolat dari tanah gambut
sedangkan yang paling sedikit pada aktinomicetes sebanyak 3 isolat dari kayu dan
1 isolat dari tanah gambut.
Dari
sampel
kayu
dan
tanah
gambut
yang
diuji,
ditemukan
mikroorganisme selulolitik sebanyak 33 isolat yaitu 26 isolat dari kayu ( 19 jamur,
3 aktinomicetes, 4 bakteri) dan 7 isolat dari tanah gambut ( 4 jamur, 1
aktinomicetes, 2 bakteri).
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
II. Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
1. Uji Potensi Pada Media Cair Selulosa Agar
a. Uji Potensi Secara Kualitatif
Dari hasil uji potensi mikroorganisme selulolitik pada media Selulosa
Agar cair + Carboxymethyl Cellulose secara kualitatif seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Potensi Secara Kualitatif Berbagai Isolat Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut.
Kode Isolat
Gula Reduksi
SUKJ 1 (jamur)
+++
SUKJ 2 (jamur)
+++
SUKJ 4 (jamur)
++
SUKJ 5 (jamur)
++
+
SUKJ 7 (jamur)
++
SUKJ 8 (jamur)
SUKJ 9 (jamur)
++
SUKJ 10 (jamur)
+
SUKJ 11 (jamur)
+++
++
SUKJ 12 (jamur)
MUKJ 1 (jamur)
+
MUKJ 2 (jamur)
+
MUKJ 3 (jamur)
+
MUKJ 5 (jamur)
+++
MUKJ 6 (jamur)
+++
MUKJ 7 (jamur)
++
MUKJ 8 (jamur)
++
MUKJ 9 (jamur)
+
MUKJ 10 (jamur)
++
SAGJ 1 (jamur)
++
SAGJ 2 (jamur)
+++
MAGJ 1 (jamur)
+
MAGJ 2 (jamur)
++
SUKA 1 (aktinomicetes)
++
SUKA 2 (aktinomicetes)
++
SUKA 3 (aktinomicetes)
+
SUKB 1 (bakteri)
++
SUKB 2 (bakteri)
++
SUKB 3 (bakteri)
+++
MUKB 1 (bakteri)
++
SAGB 1 (bakteri)
+++
SAGB 2 (bakteri)
++
SAGA 1 (aktinomicetes)
+
H 34 (aktinomicetes)
+++
BB 31 (bakteri)
++
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
PH 12 (bakteri)
H 27 (bakteri)
TA 5 (aktinomicetes)
KONTROL (tanpa perlakuan)
Keterangan : +
++
+++
+++
+++
++
-
: tidak ada gula reduksi
: sedikit gula reduksi
: banyak gula reduksi
: sangat banyak gula reduksi
Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa pada kayu kelompok jamur yang paling
banyak menghasilkan gula reduksi adalah SUKJ 1, SUKJ 2, SUKJ 11, MUKJ 5,
MUKJ 6. Dari kelompok bakteri yang banyak menghasilkan gula reduksi adalah
SUKB 3. Dari kelompok aktinomicetes yang paling banyak menghasilkan gula
reduksi adalah SUKA 1 dan SUKA 2. Sedangkan pada tanah gambut kelompok
jamur yang paling banyak menghasilkan gula reduksi adalah SAGJ 2. Dari
kelompok bakteri yang paling banyak menghasilkan gula reduksi adalah SAGB 1.
Dari kelompok aktinomicetes yang paling banyak menghasilkan gula reduksi
adalah SAGA 1. Dan yang tidak mampu menghasilkan gula reduksi adalah pada
KONTROL.
b. Uji Potensi Secara Kuantitatif.
Untuk mengetahui jumlah gula reduksi yang dihasilkan masing-masing
isolat pada media Selulosa Agar cair terlebih dahulu dihitung persamaan
regresinya dari larutan glukosa standar dari berbagai konsentrasi dan absorbansi
disajikan pada lampiran.
Hasil uji potensi secara kuantitatif gula reduksi pada media cair Selulosa
Agar pada masa inkubasi 7 hari dan 14 hari dapat dilihat pada Tabel 5.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel
5.
Hasil Uji Potensi Secara Kuantitatif Berbagai Isolat
Mikroorganisme Selulolitik Yang Diisolasi Dari Kayu dan
Tanah Gambut Pada Pengamatan 7-14 Hari Setelah Inkubasi
Kode isolat
Gula Reduksi (Mg/L)
7 HSI
14 HSI
SUKJ 1 (jamur)
18,5 a
41 a
SUKJ 2 (jamur)
18,5 a
38,5 a
SUKJ 4 (jamur)
7,15 g
26,5 c
SUKJ 5 (jamur)
18 a
35 a
SUKJ 7 (jamur)
4,7 ij
24,5 ef
SUKJ 8 (jamur)
2,9 lm
21,5 i
SUKJ 9 (jamur)
6,15 h
25 e
2,9 lm
27 cd
SUKJ 10 (jamur)
9,05 ef
31,5 ab
SUKJ 11 (jamur)
SUKJ 12 (jamur)
3,4 kl
25,5 de
MUKJ 1 (jamur)
10,55 de
34 a
MUKJ 2 (jamur)
3,4 kl
23 gh
MUKJ 3 (jamur)
2,1 m
21 i
8,1 fg
28 bc
MUKJ 5 (jamur)
2,9 lm
23,5 fg
MUKJ 6 (jamur)
11,5 d
35 a
MUKJ 7 (jamur)
3,4 lm
26 d
MUKJ 8 (jamur)
14 c
36,5 a
MUKJ 9 (jamur)
11,5 d
33,5 a
MUKJ 10 (jamur)
3,1 l
24 f
SAGJ 1 (jamur)
18,5 a
39,5 a
SAGJ 2 (jamur)
MAGJ 1 (jamur)
13 cd
34,5 a
14,5 bc
36,5 a
MAGJ 2 (jamur)
SUKA 1 (aktinomicetes)
6,65 gh
25 e
SUKA 2 (aktinomicetes)
2,1 m
24 fg
7,15 g
28 bc
SUKA 3 (aktinomicetes)
12 d
32,5 a
SUKB 1 (bakteri)
SUKB 2 (bakteri)
5,65 hi
22 hi
SUKB 3 (bakteri)
7,1 g
28 bc
MUKB 1 (bakteri)
2,1 m
21,5 i
SAGB 1 (bakteri)
7,65 g
27 cd
SAGB 2 (bakteri)
3,1 l
26 d
3,9 jk
26 d
SAGA 1 (aktinomicetes)
H 34 (aktinomicetes)
14,5 bc
38 a
17 ab
41 a
BB 31 (bakteri)
18,5 a
42 a
PH 12 (bakteri)
H 27 (bakteri)
14 c
34,5 a
12 d
34 a
TA 5 (aktinomicetes)
KONTROL
0,3 n
3,12 j
Ket : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata taraf 5 % menurut DMRT.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 5 terlihat bahwa pada masa inkubasi 7 hari yang menghasilkan
gula reduksi tertinggi adalah SUKJ 1, SUKJ 2, MAGJ 2, PH 12 sebesar 18,5
diikuti BB 31 sebesar 17 dan terendah pada Kontrol sebesar 0,3.
Pada masa inkubasi 14 hari yang menghasilkan gula reduksi tertinggi
adalah PH 12 sebesar 42 diikuti dengan BB 31 dan SUKJ 1 sebesar 41 dan
terendah pada Kontrol sebesar 3,12.
III. Uji Potensi Media Kayu
Dari hasil uji potensi kuantitatif diambil isolat untuk diuji potensinya pada
media kayu. Hasil uji potensi pada media kayu seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 6. Hasil Uji Potensi pada Media Kayu dari Berbagai Isolat
Mikroorganisme Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah
Gambut.
Kode
Rasio C/N (%)
Isolat
5
10
15
20
25
30
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
SUKJ 1
49.29 78.04 abc
48.04 ab
43.01 ab
38.19 ab
32.66 abc
SUKJ 2
47.39 64.04 efg
43.29 cdef
38.22 ef
34.49 cdef 29.96 defgh
45.5 58.87 g
41.47 f
36.55 f
32.12 f
27.71 h
SUKJ 5
MUKJ 1
50.29 64.55 efg
48.7 ab
43.33 ab
38.16 ab
33.35 ab
50.36 63.03 efg
47.35 abc
41.11 bcd 36.33 bcd 31 bcde
MUKJ 9
46.14 80.22 ab
45.41 bcdef 39.29 cdef 34.12 cdef 28.63 efgh
SAGJ 1
47.39 79.14 ab
45.12 bcdef 39.29 cdef 33.79 def 28.34 fgh
SAGJ 2
46.89 72.66 bcdef
45.97 bcde
39.35 cdef 35.31 cde 30.29 cdefg
MAGJ 1
MAGJ 2
48.71 73.46 bcde
46.55 bcd
41.21 bcd 36.7 abc
30.59 cdef
46.44 66.21 defg
48.49 ab
41.6 bc
35.9 bcd
29.97 defgh
SUKA 3
SUKB 1
46.49 77.11 abcd
49.09 ab
42.81 b
36.72 bc
31.65 abcd
SUKB 2
48.12 66.77 cdefg
45.17 bcdef 39.23 cdef 34.55 cdef 30.09 defgh
SAGB 1
47.85 80 ab
45.34 bcdef 39.57 cde 34.7 cdef
29.79 defgh
H 34
47.13 62.56 efg
43.03 def
38.07 ef
33.34 ef
27.88 gh
BB 31
46.01 69.68 bcdefg 42.59 def
37.87 ef
33.78 def 28.87 efgh
PH 12
47.59 61.41 fg
42.47 def
37.12 ef
32.99 ef
27.84 gh
H 27
47.89 61.54 fg
43.13 cdef
38.42 def 33.65 def 28.82 efgh
TA 5
47.59 59.29 g
42.14 ef
37.31 ef
32.71 ef
28.35 fgh
KONTROL 52.62 87.94 a
51.25 a
45.87 a
39.3 a
33.61 a
Ket. Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf 5 % menurut DMRT.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 6 terlihat bahwa pada masa inkubasi 5 hari penurunan Rasio
C/N tertinggi terdapat pada perlakuan SUKJ 5 sebesar 45.5% diikuti oleh H 34
sebesar 47.13% sedangkan penurunan C/N terendah terdapat pada kontrol sebesar
52.62%.
Pada masa inkubasi 10 hari penurunan C/N tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 58.87% diikuti oleh TA 5 sebesar 59.29% sedangkan
penurunan C/N terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 87.94%.
Pada masa inkubasi 15 hari penurunan C/N tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 41.47% diikuti oleh TA 5 sebesar 42.14% sedangkan
penurunan C/N terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 51.25%.
Pada masa inkubasi 20 hari penurunan C/N tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 36.55% diikuti oleh PH 12 sebesar 37.12% sedangkan
penurunan C/N terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 45.87%.
Pada masa inkubasi 25 hari penurunan C/N tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 32.12% diikuti oleh TA 5 sebesar 32.71% sedangkan
penurunan C/N terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 39.3%.
Pada masa inkubasi 30 hari penurunan C/N tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 27.71% diikuti oleh TA 5 sebesar 28.35% sedangkan
penurunan C/N terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 33.61%
IV. Bobot Kayu
Dari hasil uji potensi kuantitatif diambil isolat untuk diuji potensinya
menurunkan bobot kayu.Hasil dari penurunan bobot kayu seperti terlihat pada
Tabel 7.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 7. Hasil Penurunan Bobot Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut.
Kode
Bobot Kayu (g)
Isolat
5
10
15
20
25
30
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
SUKJ 1
104.35
99.8
98.6
97.95
96.75
95.65
SUKJ 2
104.2
100.25
99.9
99
98.2
94.85
101.1
97.4
96.95
95.8
94.7
93.05
SUKJ 5
MUKJ 1
104.15
99.4
99.05
97.6
96.7
95.1
104.15
99.35
98.5
97.25
96.3
MUKJ 9
96.35
SAGJ 1
104.75
99.95
99.6
98.5
97.5
95
SAGJ 2
104.8
99.35
98.9
97.5
95.95
96.7
103.35
99.8
98.5
97.35
95.05
MAGJ 1
97.7
MAGJ 2
104
99.9
98.7
97.95
96.7
95.75
SUKA 3
103.55
100.05
96.45
97.5
95.2
96.7
SUKB 1
103.45
99.85
98.85
97.5
96.25
95.25
SUKB 2
104.25
99.9
98.75
97.3
96.35
95.25
SAGB 1
103.2
99.75
99.25
97.65
97
94.5
102.2
98.85
97.75
96.14
95.3
93.45
H 34
102.65
99.1
98.05
96.35
95.55
93.6
BB 31
102.95
99.2
98.25
96.55
95.8
93.65
PH 12
102.75
99.20
98.25
97
96.2
94.1
H 27
103.5
99.15
98.35
97.25
TA 5
96.25
94.3
103.25
100.2
99.65
98.85
98.4
KONTROL 105.45
Dari Tabel 7 terlihat bahwa pada masa inkubasi 5 hari penurunan bobot
kayu tertinggi terdapat pada perlakuan SUKJ 5 sebesar 101.1 g diikuti oleh H 34
sebesar 102.2 g sedangkan penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol
sebesar 105.45 g.
Pada masa inkubasi 10 hari penurunan bobot kayu tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 97.4 g diikuti oleh H 34 sebesar 98.85 g sedangkan
penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol sebesar 103.25 g.
Pada masa inkubasi 15 hari penurunan bobot kayu tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 96.95 g diikuti oleh H 34 sebesar 97.75 g sedangkan
penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol sebesar 100.2 g.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pada masa inkubasi 20 hari penurunan bobot kayu tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 95.8 g diikuti oleh H 34 sebesar 96.14 g sedangkan
penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol sebesar 99.65 g.
Pada masa inkubasi 25 hari penurunan bobot kayu tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 94.7 g diikuti oleh H 34 sebesar 95.3 g sedangkan
penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol sebesar 98.85 g.
Pada masa inkubasi 30 hari penurunan bobot kayu tertinggi terdapat pada
perlakuan SUKJ 5 sebesar 93.05 g diikuti oleh H 34 sebesar 93.45 g sedangkan
penurunan bobot kayu terendah terdapat pada kontrol sebesar 98.4 g.
V. Serat Kayu
Dari hasil uji potensi kuantitatif diambil isolat untuk diuji potensinya
menguraikan serat kayu. Hasil dari penguraian serat kayu seperti terlihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Penguraian Serat Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut.
Kode
Serat Kayu
Isolat
5
10
15
20
25
30
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
SUKJ 1
SK
SK
K
K
K
AK
SUKJ 2
SK
SK
K
K
K
AK
SUKJ 5
SK
SK
K
K
AK
AK
MUKJ 1
SK
SK
SK
K
K
K
MUKJ 9
SK
SK
SK
SK
K
K
SAGJ 1
SK
SK
SK
SK
K
K
SAGJ 2
SK
SK
K
K
K
AK
MAGJ 1
SK
SK
K
K
K
AK
MAGJ 2
SK
SK
K
K
K
AK
SUKA 3
SK
SK
K
K
AK
AK
SUKB 1
SK
SK
SK
K
K
K
SUKB 2
SK
SK
SK
K
K
K
SAGB 1
SK
SK
SK
SK
K
AK
H 34
SK
SK
K
K
AK
AK
BB 31
SK
SK
K
K
AK
AK
PH 12
SK
SK
K
K
AK
AK
H 27
SK
SK
K
K
AK
AK
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
TA 5
SK
KONTROL
SK
Ket : SK = Sangat Kasar
K = Kasar
AK = Agak Kasar
SK
SK
K
SK
K
SK
AK
K
AK
K
Dari Tabel 8 terlihat bahwa penguraian serat kayu pada tiap masa inkubasi
adalah tidak sama. Pada masa inkubasi 5 hari semua perlakuan menunjukkan
penguraian serat kayu yang masih sangat kasar. Pada masa inkubasi 10 hari
semua perlakuan juga menunjukkan penguraian serat kayu yang masih sangat
kasar. Pada masa inkubasi 15 hari tingkat penguraian sudah berbeda dimana ada
sebagian perlakuan yang menunjukkan penguraian serat kayu menjadi kasar. Pada
masa inkubasi 20 hari hampir sama dengan masa inkubasi 15 hari. Pada masa
inkubasi 25 hari menunjukkan peningkatan penguraian serat dimana ada sebagian
perlakuan yang menunjukkan penguraian serat menjadi agak kasar. Pada masa
inkubasi 30 hari hampir sama dengan masa inkubasi 25 hari.
VI. Warna Kayu
Dari hasil uji potensi kuantitatif diambil isolat untuk diuji potensinya
merubah warna kayu. Hasil dari perubahan warna kayu terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9.
Hasil Perubahan Warna Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut.
Kode
Warna Kayu
Isolat
5
10
15
20
25
30
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
SUKJ 1
CM
CM
CT
CT
CT
CT
SUKJ 2
CM
CM
CT
CT
CT
CT
SUKJ 5
CM
CM
CT
CT
CK
CK
MUKJ 1
CM
CM
CT
CT
CT
CT
MUKJ 9
CM
CM
CT
CT
CT
CT
SAGJ 1
CM
CM
CT
CT
CT
CT
SAGJ 2
CM
CM
CT
CT
CT
CK
MAGJ 1
CM
CM
CT
CT
CT
CK
CM
CM
CT
CT
CT
CK
MAGJ 2
SUKA 3
CM
CM
CT
CT
CK
CK
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
SUKB 1
CM
SUKB 2
CM
SAGB 1
CM
H 34
CM
BB 31
CM
PH 12
CM
H 27
CM
CM
TA 5
KONTROL
CM
Ket : CM = Coklat Muda
CT = Coklat Tua
CK = Coklat Kehitaman
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
Dari Tabel 9 terlihat bahwa perubahan warna kayu pada tiap masa
inkubasi adalah
tidak sama. Pada masa inkubasi 5 hari semua perlakuan
menunjukkan warna coklat muda. Pada masa inkubasi 10 hari semua perlakuan
juga menunjukkan warna coklat muda. Pada masa inkubasi 15 hari semua
perlakuan menunjukkan warna coklat muda. Pada masa inkubasi 20 hari semua
perlakuan menunjukkan warna coklat muda. Pada masa inkubasi 25 hari ada
beberapa perlakuan yang sudah menunjukkan warna coklat kehitaman. Pada masa
inkubasi 30 hari juga ada beberapa perlakuan yang berwarna coklat tua berubah
menjadi coklat kehitaman.
VII. Bau Kayu
Dari hasil uji potensi kuantitatif diambil isolat untuk diuji potensinya
merubah bau kayu. Hasil dari perubahan bau kayu terlihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Perubahan Bau Kayu dari Berbagai Mikroorganisme
Selulolitik yang Diisolasi dari Kayu dan Tanah Gambut.
Kode
Bau Kayu
Isolat
5
10
15
20
25
30
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
HSI
SUKJ 1
TB
B
TB
TB
TB
TB
SUKJ 2
TB
B
TB
TB
TB
TB
SUKJ 5
TB
B
TB
TB
TB
TB
MUKJ 1
TB
B
TB
TB
TB
TB
MUKJ 9
TB
B
TB
TB
TB
TB
SAGJ 1
TB
B
TB
TB
TB
TB
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
SAGJ 2
TB
MAGJ 1
TB
MAGJ 2
TB
SUKA 3
TB
SUKB 1
TB
SUKB 2
TB
SAGB 1
TB
TB
H 34
BB 31
TB
TB
PH 12
H 27
TB
TB
TA 5
KONTROL
TB
Ket : TB = Tidak Bau
B = Bau
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
Dari Tabel 10 terlihat bahwa perubahan bau kayu pada tiap masa inkubasi
adalah sama. Pada masa inkubasi 5 hari semua perlakuan tidak mengeluarkan bau.
Pada masa inkubasi 10 hari semua perlakuan mengeluarkan bau. Pada masa 15,
20, 25 dan 30 hari semua perlakuan tidak mengeluarkan bau.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pembahasan
I. Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
Dari
sampel
kayu
dan
tanah
gambut
yang
diuji,
ditemukan
mikroorganisme selulolitik sebanyak 33 isolat yaitu 26 isolat dari kayu ( 19 jamur,
3 aktinomicetes, 4 bakteri) dan 7 isolat dari tanah gambut ( 4 jamur, 1
aktinomicetes, 2 bakteri). Sutedjo dkk (1996) menyatakan bahwa proses
mineralisasi dilakukan oleh berbagai mikroorganisme tanah (bakteri, cendawan,
aktinomicetes). Perubahan secara fisik maupun kimiawi yang sederhana oleh
mikroorganisme tanah tadi disebut proses dekomposisi (pembusukan/pelapukan)
atau kadang-kadang disebut mineralisasi. Proses dekomposisi hasilnya sangat
membantu tersedianya zat-zat yang merupakan hara bagi tanaman.
Jumlah isolat jamur yang ditemukan lebih banyak daripada bakteri dan
aktinomicetes . Hal ini disebabkan pengaruh faktor lingkungan, kadar air, aerasi,
pH, suhu dan lain-lain. Menurut Sutedjo (1996) cendawan atau jamur berkembang
dalam tingkatan reaksi yang lebih luas yaitu pada pH 3,0-9,5 sedangkan bakteri
berkembang pada pH 5,0-6,0 dan aktinomicetes berkembang pada pH 5,5-9,5.
II. Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
1. Uji Potensi Pada Media Cair Selulosa Agar
a. Kualitatif
Dari hasil uji potensi secara kualitatif yang dilakukan dengan selulosa
agar+CMC berdasarkan pembentukan gula reduksi secara kualitatif ditemukan
bahwa semua isolat menunjukkan hasil positif atau menghasilkan gula reduksi.
Dari hasil seleksi tersebut didapat 11 isolat yang berpotensi atau sangat banyak
(+++) menghasilkan gula reduksi sedangkan yang lainnya menghasilkan gula
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
reduksi yang sedikit. Mikroorganisme
yang menghasilkan gula reduksi
disebabkan karena terjadinya pemecahan enzimatik selulosa yang sempurna
sedangkan yang sedikit menghasilkan gula reduksi disebabkan karena isolat
tersebut tidak terjadi pemecahan enzimatik selulosa yang sempurna dimana salah
satunya tahapan enzim-enzim selulase terputus atau tidak menghasilkan enzim β
glocosidase yang berperan penting dalam pemecahan rantai sellubiose menjadi
glukosa. Isolat-isolat tersebut diperkirakan memecah selulosa bahan CMC hanya
sampai pada tahap menghasilkan rantai-rantai pendek celobiose saja, yang bukan
gula pereduksi. Hal ini didukung oleh pendapat Schuller (1980 dalam Cahyono
danBachruddin, 1995) bahwa dalam proses perombakan secara enzimatis terjadi
dengan adanya enzim selulase sebagai bahan perombak yang mempunyai sifat
spesifik untuk menghidrolisis ikatan β (1,4)-glikosidik dari rantai selulosa dan
derivatnya.
b. Kuantitatif
Pemberian isolat uji pada media Selulosa Agar
setelah beberapa hari
inkubasi yang ditentukan ditemukan bahwa sebagian besar isolat menghasilkan
gula reduksi yang lebih besar dari kontrol yang dianggap mampu dan berpotensi,
sebaliknya isolat-isolat yang menghasilkan gula reduksi lebih rendah tidak
mampu dalam mendegradasi kayu. Rendahnya kadar gula reduksi yang dihasilkan
oleh beberapa isolat uji ini, karena bahan selulosa bersifat kristalin sehingga sulit
untuk diuraikan, disamping itu isolat-isolat tersebut tidak mmenghasilkan glukosa
yang merupakan gula pereduksi sebagai hasil akhir dari degradasi selulosa.
Pada masa inkubasi 7 hari isolat telah menunjukkan gula reduksi yang
lebih besar dari kontrol, hal ini disebabkan karena sel-sel isolat tersebut
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
mempunyai tingkat pertumbuhan cepat. Hal ini didukung oleh Dwijoseputro
(1998) yang menyatakan bahwa pada tingkat pertumbuhan cepat ini isolasi
tersebut saat dibiakkan mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi dan isolatisolat tersebut menghasilkan enzim selulosa secara lengkap.
Pada masa inkubasi 14 hari, isolat menunjukkan peningkatan gula reduksi.
Isolat-isolat yang menunjukkan peningkatan gula reduksi disebabkan karena selsel isolate memasuki pertumbuhan yang konstan. Hal tersebut yang disebabkan
karena isolate-isolat tersebut memiliki sel-sel yang telah aktif membelah dan
menyesuaikan diri terhadap kondisi pertumbuhan yang baru.
Dari semua inkubasi yang dilakukan tampak bahwa isolate-isolat jamur
menghasilkan gula reduksi yang rata-rata lebih besar dari isolate bakteri dan
aktinomicetes. Hal ini dapat disebabkan karena system enzim selulase pada jamur
tidak sama dengan bakteri. Sistem enzim selulase pada jamur merupakan system
enzim ekstra seluler yang terbentuk secara genetic, sedang pada bakteri
merupakan system enzim periplamik yang terbentuk jika terdapat selulosa,
sehingga aktivitas selulolitik dari isolate-isolat jamur lebih tinggi dari isolat
bakteri.
III. Uji Potensi Pada Media Kayu
Inkubasi isolat-isolat diuji pada kayu yaitu dengan proses penguraian
selama masa inkubasi yang telah ditentukan menunjukkan adanya penurunan C/N
kayu yang nyata. Hal ini dikarenakan pemecahan polimer anhidroglukosa menjadi
molekul sederhana yang menghasilkan oligosakarida, disakarida maupun
monomer glukosa atau produk degradasi asam-asam organik ataupun alkohol atau
terjadinya pemecahan rantai-rantai karbon dan senyawa-senyawa sederhana yang
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
diperlukan oleh sel-sel isolat yang diuji sebagai sumber karbon dan energinya. Hal
ini dijelaskan oleh Lay dan Hastowo (1992) yang menyatakan bahwa sintesis
asam nukleat penting untuk pembentukan komponen sel atau untuk pembentukan
pertumbuhan dan perkembangan sel. Dengan adanya dekomposisi
selulosa
menjadi glukosa sebagai sumber energi dan karbon untuk perumbuhan komponenkomponen sel menyebabkan terjadinya pertambahan sel-sel isolat yang diuji
dimana pada akhirnya pertambahan pada sel-sel ini menyebabkan peningkatan
kadar nitrogen pada pengukuran kadar nitrogen pada sampel kayu setelah
beberapa masa inkubasi yang telah ditentukan.
Pada masa inkubasi 5 hari, nilai ratio C/N kayu yang diinokulasikan
dengan isolat-isolat uji menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan
kontrol. Hal ini disebabkan karena kecepatan atau tingkat aktivitas metabolisme
selulosa masing-masing isolat tidak sama. Kecepatan metabolisme ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya yaitu faktor lingkungan, kondisi bahan
metabolisme atau organisme itu sendiri. Menurut Team Redaksi Trubus ( 1981)
proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti ukuran bahan,
kadar air, aerasi, pH, suhu dan perbandingan C dengan N.
Pada masa inkubasi 10 hari menunjukkan peningkatan C/N dari inkubasi 5
hari. Hal ini disebabkan karena kelembaban kompos yang lebih dari 60 %
sehingga terjadi proses denitrifikasi. Karena itu kadar N kompos menurun dan
menyebabkan ratio C/N kayu 10 hari masa inkubasi lebih tinggi dari ratio C/N
kayu 5 hari masa inkubasi.
Pada masa inkubasi 15 hari isolat uji menunjukkan penurunan C/N yang
sangat nyata dibandingkan dengan kontrol. Hal ini disebabkan karena pada hari ke
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
15 aktivitas mikroorganisme telah berjalan sempurna sehingga menunjukkan
penurunan C/N yang sangat nyata. Hal ini berarti mengindikasikan tingkat
dekomposisi kayu sudah sempurna. Berarti dalam hal ini kadar C organik kayu
tersebut rendah dan N total kayu tinggi sehingga ratio C/N rendah. Hal ini
didukung oleh literatur Lay dan Hastowo (1992) yang menyatakan bahwa
dekomposisi selulosa dapat ditentukan berdasarkan perubahan nilai ratio C/N.
Bahan organik tanaman segar pada umumnya memiliki nilai ratio C/N tinggi dan
sebaliknya menjadi rendah setelah mengalami dekomposisi. Perubahan nilai ratio
C/N suatu bahan organik dapat disebabkan karena adanya penurunan karbon (C)
dan peningkatan kadar nitrogen (N).
Pada masa inkubasi 20 hari isolat uji menunjukkan penurunan C/N yang
sangat nyata dibandingkan dengan kontrol. Hal ini disebabkan karena pada hari ke
20 aktivitas mikroorganisme masih berjalan sempurna sehingga menunjukkan
penurunan C/N yang sangat nyata.
Pada masa inkubasi 25 dan 30 hari isolat uji masih menunjukkan
penurunan C/N yang sangat nyata dibandingkan dengan kontrol. Hal ini
disebabkan karena pada hari ke 25 dan 30 aktivitas mikroorganisme masih
berjalan sempurna sehingga menunjukkan penurunan C/N yang sangat nyata.
IV. Bobot Kayu
Pada masa inkubasi 5 hari dekomposisi kayu menghasilkan bobot kayu
yang lebih besar dari awal pengomposan. Hal ini dikarenakan mikroorganisme
masih pada fase penyesuaian diri dan penambahan air mengakibatkan bobot
kompos lebih berat.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pada masa inkubasi 10 hari dekomposisi kayu menghasilkan bobot kayu
yang lebih kecil dari masa inkubasi 5 hari. Hal ini disebabkan mikroorganisme
mulai beraktivitas tetapi masih dalam fase penyesuain diri. Hal ini terlihat dari
bobot kayu pada masa inkubasi 5 hari yang tidak jauh berbeda dengan bobot kayu
pada masa inkubasi 10 hari.
Pada masa inkubasi 15, 20, 25 dan 30 hari dekomposisi kayu
menghasilkan bobot kayu yang lebih kecil dari hari sebelumnya pada masingmasing masa inkubasi. Hal ini menunjukkan aktivitas mikroorganisme sudah
berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur Murbandono (2006) yang
menyatakan bahwa akibat perubahan hayati yang dilakukan oleh jasad-jasad renik
adalah berat dan isi bahan kompos menjadi sangat berkurang.
V. Serat Kayu
Pada masa inkubasi 5 dan 10 hari dekomposisi kayu menunjukkan proses
dekomposisi belum berjalan sempurna. Hal ini terlihat dari serat-serat kayu yang
ukurannya masih sama dengan ukuran kayu pada awal dekomposisi.
Pada masa inkubasi 15 hari dekomposisi kayu menunjukkan tingkat
aktivitas mikroorganisme yang berbeda. Hal ini terlihat dari bentuk serat-serat
kayu yang sangat kasar atau masih seperti ukuran semula menjadi kasar.
Pada masa inkubasi 20 hari dekomposisi kayu menunjukkan hasil yang
tidak jauh berbeda dengan masa inkubasi 15 hari. Namun pada masa inkubasi 20
hari ini sampel yang berserat kasar semakin banyak dari masa inkubasi
sebelumnya.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pada masa inkubasi 25 hari dekomposisi kayu menunjukkan bahwa pada
masa inkubasi ini ada beberapa sampel yang seratnya menjadi agak kasar. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas mikroorganisme semakin tinggi.
Pada masa inkubasi 30 hari dekomposisi kayu menunjukkan hasil bahwa
sampel yang berserat agak kasar semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas mikroorganisme itu berbeda-beda pada setiap masa inkubasi. Hal ini
terlihat dari peningkatan hasil pada masa inkubasi 30 hari masa inkubasi
VI. Warna Kayu
Pada masa inkubasi 5 hari dekomposisi kayu menghasilkan warna yang
sama pada tahap awal dekomposisi yaitu berwarna coklat muda. Hal ini
disebabkan karena mikroorganisme masih dalam fase penyesuaian diri. Hal ini
sesuai dengan literatur Lay dan Hastowo (1992) yang menyatakan bahwa suatu
mikroorganisme yang dikultivasikan dalam suatu substrat akan mengalami
bebrapa tahap pertumbuhan yaitu fase penyesuaian diri, fase logaritmik, fase
stasioner dan fase kematian.
Pada masa inkubasi 10 hari dekomposisi kayu masih menghasilkan warna
yang sama pada tahap dekomposisi 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
mikroorganisme masih dalam fase penyesuaian diri.
Pada masa inkubasi 15 dan 20 hari dekomposisi kayu menghasilkan warna
yang sudah berbeda yaitu coklat tua. Hal ini menunjukkan aktivitas
mikroorganisme mulai meningkat dari hari-hari sebelumnya. Hal ini disebabkan
oleh faktor air yang tidak lebih dari 60%. Hal ini sesuai dengan literatur
Murbandono (2006) yang menyatakan bahwa penguraian bahan organic
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kandungan lignin, kandungan N, air
dan udara.
Pada masa inkubasi 25 hari dekomposisi kayu menghasilkan warna yang
berbeda antara sampel. Hal ini disebabkan karena aktivitas mikroorganisme
berbeda-beda. Pada masa inkubasi ini sudah ada isolat yang menunjukkan
aktivitasnya yang tinggi dari pada isolat yang lainnya. Hal ini terlihat dari
perubahan warna coklat tua menjadi coklat kehitaman.
Pada masa inkubasi 30 hari dekomposisi kayu menghasilkan warna yang
berbeda
antara sampel. Pada masa inkubasi ini telah banyak isolat yang
menunjukkan aktivitas yang tinggi. Hal ini terlihat pada warna kayu yang coklat
kehitaman. Semakin lama masa pengomposan maka warna dari bahan kompos
akan berubah menjadi kehitaman. Hal ini sesuai dengan literatur Yuwono (2006)
bahwa hasil akhir dari pengomposan adalah seperti tanah berwarna hitam
kecoklatan dan gembur.
VII. Bau Kayu
Pada masa inkubasi 5 hari dekomposisi kayu tidak mengeluarkan bau atau
tidak berbau. Hal ini sesuai dengan literatur Yuwono (2006) yang menyatakan
bahwa pengomposan aerobik memang tidak mengeluarkan bau.
Pada masa inkubasi 10 hari dekomposisi kayu mengeluarkan bau. Hal ini
dikarenakan kelembaban bahan kompos mencapai lebih dari 60%. Hal ini
menyebabkan keadaan menjadi anaerobik. Menurut Yuwono (2006) bahwa
pengomposan secara aerobik menghasilkan gas ammonia, gas nitrogen, dan gas
metan.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Pada masa inkubasi 15, 20, 25 dan 30 hari dekomposisi kayu kembali
tidak mengeluarkan bau karena keadaan kompos sudah kembali menjadi aerobik.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pada kayu dan tanah gambut terdapat mikroorganisme selulolitik. Dari hasil
isolasi mikroorganisme selulolitik pada kayu diperoleh 19 isolat jamur, 4
isolat bakteri dan 3 isolat aktinomicetes sedangkan pada tanah gambut
diperoleh 4 isolat jamur, 2 isolat bakteri dan 1 isolat aktinomicetes.
2. Dari hasil uji potensi mikroorganisme selulolitik secara kualitatif berbagai
isolat mikroorganisme selulolitik yang diisolasi dari kayu diperoleh isolat
yang berpotensi adalah SUKJ I1, SUKJ I2, SUKJ I11, MUKJ I5, MUKJ I6,
SAGJ I2, SUKB I3, SAGB I1, H 34, PH 12 , H 27.
3.
Dari hasil uji potensi secara kuantitatif berbagai isolat mikroorganisme
selulolitik yang diisolasi dari kayu dan tanah gambut yang menghasilkan gula
reduksi tertinggi secara nyata adalah PH 12 pada masa inkubasi 14 hari.
4.
Dari hasil uji potensi pada media kayu yang paling berpotensi menurunkan
C/N dan menurunkan bobot kayu secara nyata adalah SUKJ I5 pada setiap hari
pengamatan.
Saran
Perlu dilakukan uji potensi mikroorganisme selulolitik dalam jangka
waktu yang lebih lama untuk mendekomposisikan kayu.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. 2005. Meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Pemukiman
Melalui
Pengembangan
Teknologi
Tepat
Guna.http://www.pu.go.id/public/produk/Seminar/Kolokium2005/Kolokiu
m20050pdf#Search=jamur%20pelapuk%20kayu.
Anonim. 2002. Gejala
Pelapukan
Untuk
Proses
Industri.
http://www.Kompas.com/Kompas-cetak/0509/15/humaniora/2051536.htm.
Aaronson, S. 1970. Experimental Microbial Ecology. Academic Press,
York San Fransisco, London.
New
Azhari. 2000. Pengaruh Penggunan Mikroorganisme Selulolitik Terhadap
PengomposanTandan Kosong Kelapa Sawit. Fakultas
Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Blanchard, R. O and T. A Thompson, 2006. Selective Isolation of
Basidiomycetes In Felled Wood and Contiguous Soil. Plant Biology,
University of New Hampshire, Durham, NH, USA.http://www.bssp.org.
Uk/icpp98/3.7/10.html.
Cahyono, W.W dan Z. Bacharuddin. 1995. Pengaruh Pakan Serat Kasar dari
Jerami Padi Terhadap Aktivitas Enzim Selulase dan Hemiselulase
Cairan Rumen
Ternak Ruminansia. Berkala Penelitian Pasca
Sarjana UGM Vol. 8 Yogyakarta.
Djuarnani, N., Kristian dan B. S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat
Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta
Dwijoseputro. D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Heddy, S., W. H. Sutanto dan M. Kurniati. 1994. Pengantar Produksi Tanaman
dan Pangan Pasca Panen. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Lay. B. W dan S. Sastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta
Magdalena,
M.
2003. Alam
Menginspirasi
Teknologi
Ramah
Lingkungan.http://www.sinarharapan.co.id/berita/0509/19/iptol/html.
Moat, A. G., and J. W. Foster. 1988. Microbial Physiology. Second Edition. Jhon
Wiley & Son Inc. New York.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Murbandono, L. 2006. membuat Kompos> Penebar Swadaya. Jakarta.
Norkrans, B. 1967. Cellulose and Cellulolysis. Advance in Applied Microbiology
Vol. 9. Academic Press. New York.
Rao, S. 1982. Biofertilizer In Agriculture. Oxford and IBM Publishing Co.
New
Delhi. Bombay. Calcutta.
. 1994. Mikroorganisme
Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Tanah
dan
Pertumbuhan
Tanaman.
Salle, A. J. 1984. Fundamental Principless of Bacteriology. Tata Mac Graw-Hill
Publishing Company Ltd. New Delhi.
Schlegel, H. G dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi
UGM
Press. Yogyakarta.
Umum. Edisi Ke Enam.
Susanti, U. 2005. Isolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik
Dalam
Dekomposisi Sisa Tanaman Tembakau Deli PTPN II Kebun
Sampali
Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. USU Medan.
Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra, dan R. D. S. Sastroatmodjo. 1996.
Mikrobiologi
Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Team Redaksi Trubus. 1981. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuwono, D. 2006. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Gula Reduksi Media Selulosa Cair Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 7 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
20
17
37
18,5
SUKJ 2
19
18
37
18,5
SUKJ 4
9,6
4,7
14,3
7,15
SUKJ 5
18
18
36
18
SUKJ 7
3,7
5,7
9,4
4,7
SUKJ 8
2,1
3,7
5,8
2,9
SUKJ 9
4,7
7,6
12,3
6,15
SUKJ 10
2,1
3,7
5,8
2,9
SUKJ 11
6,6
11,5
18,1
9,05
SUKJ 12
3,1
3,7
6,8
3,4
MUKJ 1
11,5
9,6
21,1
10,55
MUKJ 2
3,7
3,1
6,8
3,4
2,1
2,1
4,2
2,1
MUKJ 3
MUKJ 5
8,6
7,6
16,2
8,1
2,1
3,7
5,8
2,9
MUKJ 6
MUKJ 7
11,5
11,5
23
11,5
MUKJ 8
3,7
3,1
6,8
3,4
MUKJ 9
15
13
28
14
10
13
23
11,5
MUKJ 10
SAGJ 1
3,1
3,1
6,2
3,1
19
18
37
18,5
SAGJ 2
MAGJ 1
13
13
26
13
MAGJ 2
14
15
29
14,5
SUKA 1
5,7
7,6
13,3
6,65
2,1
2,1
4,2
2,1
SUKA 2
SUKA 3
4,7
9,6
14,3
7,15
SUKB 1
12
12
24
12
SUKB 2
7,6
3,7
11,3
5,65
SUKB 3
7,6
6,6
14,2
7,1
MUKB 1
2,1
2,1
4,2
2,1
9,6
5,7
15,3
7,65
SAGB 1
SAGB 2
3,1
3,1
6,2
3,1
SAGA 1
2,1
5,7
7,8
3,9
H 34
14
15
29
14,5
BB 31
17
17
34
17
PH 12
19
18
37
18,5
H 27
15
13
28
14
TA 5
12
12
24
12
KONTROL
0,3
0,3
0,6
0,3
Total
340.1
342.9
683
341.5
Rataan
8.75
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Analisis Sidik Ragam Gula Reduksi 7 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
**
Perlakuan
38
2498,77
65,76
50,20
1,52
Galat
39
50,9
1,31
Total
77
2549,67
F 0,01
1,83
KK = 13,05%
FK = 5998,15
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 2. Gula Reduksi Media Selulosa Cair Beberapa Isolat uji Pada
Pengamatan 14 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
42
40
82
41
SUKJ 2
38
39
77
38,5
SUKJ 4
27
26
53
26,5
SUKJ 5
35
35
70
35
SUKJ 7
25
24
49
24,5
SUKJ 8
22
21
43
21,5
SUKJ 9
26
24
50
25
SUKJ 10
28
26
54
27
SUKJ 11
35
28
63
31,5
SUKJ 12
26
25
51
25,5
MUKJ 1
35
33
68
34
MUKJ 2
24
22
46
23
21
21
42
21
MUKJ 3
MUKJ 5
28
28
56
28
24
23
47
23,5
MUKJ 6
MUKJ 7
35
35
70
35
MUKJ 8
26
26
52
26
MUKJ 9
38
35
73
36,5
35
32
67
33,5
MUKJ 10
SAGJ 1
24
24
48
24
40
39
79
39,5
SAGJ 2
MAGJ 1
35
34
69
34,5
MAGJ 2
38
35
73
36,5
SUKA 1
24
26
50
25
24
24
48
24
SUKA 2
SUKA 3
28
28
56
28
SUKB 1
33
32
65
32,5
SUKB 2
22
22
44
22
SUKB 3
28
28
56
28
MUKB 1
21
22
43
21,5
28
26
54
27
SAGB 1
SAGB 2
24
28
52
26
SAGA 1
24
28
52
26
H 34
38
38
76
38
BB 31
42
40
82
41
PH 12
42
42
84
42
H 27
35
34
69
34,5
TA 5
33
35
68
34
KONTROL
2,18
4,06
6,24
3,12
Total
1155.18
1132.06
2287.24
1143.62
Rataan
29.32
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Analisis Sidik Ragam Gula Reduksi 14 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
Perlakuan
38
3040,88
80,023
4,44**
1,52
Galat
39
702,27
18,01
Total
77
3743,15
F 0,01
1,83
KK = 14,47%
FK = 67070,09
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 5 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
49.26
49.32
48.58
49.29
SUKJ 2
43.64
51.14
94.78
47.39
SUKJ 5
45.5
45.5
91
45.5
MUKJ 1
52.42
48.17
100.59
50.29
MUKJ 9
53.7
47.02
100.72
50.36
SAGJ 1
42
50.28
92.28
46.14
SAGJ 2
43.64
51.14
94.78
47.39
MAGJ 1
48.28
45.5
93.78
46.89
MAGJ 2
48.17
49.26
97.43
48.71
SUKA 3
46.42
46.46
92.88
46.44
SUKB 1
48.86
44.12
92.98
46.49
SUKB 2
45.1
51.14
96.24
48.12
SAGB 1
53.7
42
95.7
47.85
H 34
41.29
52.98
94.27
47.13
BB 31
49.32
42.71
92.03
46.01
PH 12
48.17
47.02
95.19
47.59
H 27
49.75
46.03
95.78
47.89
TA 5
48.17
47.02
95.19
47.59
KONTROL
55.92
49.32
105.24
52.62
Total
913.31
906.13
1819.44
909.69
Rataan
47.87
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 5 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
2.18
Perlakuan
18
111.1
6.17
0.34tn
Galat
19
344.45
18.12
Total
37
455.55
F 0,01
3.06
FK = 87114.78
KK = 8.89%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 10 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
76.18
79.9
156.08
78.04
SUKJ 2
64.75
63.37
128.12
64.04
SUKJ 5
62.04
55.71
117.75
58.87
MUKJ 1
67.6
61.5
129.1
64.55
MUKJ 9
62.7
63.37
126.07
63.03
SAGJ 1
82.45
78
160.45
80.22
SAGJ 2
82.58
75.7
158.28
79.14
MAGJ 1
73.66
71.67
145.33
72.66
MAGJ 2
70.74
76.18
146.92
73.46
SUKA 3
64.55
67.88
132.43
66.21
SUKB 1
72.42
81.8
154.22
77.11
SUKB 2
68.82
64.72
133.54
66.77
SAGB 1
82
78
160
80
H 34
68.25
56.87
125.12
62.56
BB 31
72
67.36
139.36
69.68
PH 12
63.96
58.86
122.82
61.41
H 27
58.08
65
123.08
61.54
TA 5
67.88
50.7
118.58
59.29
KONTROL
85.31
90.58
175.89
87.94
Total
1345.97
1306.63
2652.6
1326.33
Rataan
69.8
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 10 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
**
2.18
Perlakuan
18
2648.44
147.14
6.44
Galat
19
433.8
22.83
Total
37
3082.24
F 0,01
3.06
FK = 185165.44
KK = 6.84%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 15 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
47.8
48.28
96.08
48.04
SUKJ 2
44.27
42.32
86.59
43.29
SUKJ 5
41.51
41.43
82.94
41.47
MUKJ 1
51.1
46.31
97.41
48.7
MUKJ 9
45.8
48.91
94.71
47.35
SAGJ 1
46.8
44.03
90.83
45.41
SAGJ 2
44.03
46.22
90.25
45.12
MAGJ 1
45.15
46.8
91.95
45.97
MAGJ 2
46.31
46.8
93.11
46.55
SUKA 3
47.66
49.32
96.98
48.49
SUKB 1
47.04
51.14
98.18
49.09
SUKB 2
47.91
42.44
90.35
45.17
SAGB 1
45.6
45.09
90.69
45.34
H 34
43.17
42.9
86.07
43.03
BB 31
42.65
42.54
85.19
42.59
PH 12
43.58
41.36
84.94
42.47
H 27
43.47
42.77
86.24
43.13
TA 5
43.68
40.6
84.28
42.14
KONTROL
51
51.5
102.5
51.25
Total
868.53
860.76
1729.29
864.4
Rataan
45.49
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 15 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
2.18
Perlakuan
18
276.84
15.38
4.99**
Galat
19
58.54
3.08
Total
37
335.38
F 0,01
3.06
FK = 78695.89
KK = 3.85%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 6. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji
Pengamatan 20 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
43.07
42.95
86.02
43.01
SUKJ 2
38.5
37.94
76.44
38.22
SUKJ 5
37.35
35.75
73.1
36.55
MUKJ 1
44.75
41.91
86.66
43.33
MUKJ 9
40.14
42.09
82.23
41.11
SAGJ 1
40.18
38.41
78.59
39.29
SAGJ 2
39.58
39
78.58
39.29
MAGJ 1
38.4
40.3
78.7
39.35
MAGJ 2
40.69
41.74
52.43
41.21
SUKA 3
41.53
41.67
83.2
41.6
SUKB 1
41.82
43.8
85.65
42.81
SUKB 2
40.02
38.45
78.47
39.23
SAGB 1
38.45
40.69
79.14
39.57
H 34
37.34
38.4
76.14
38.07
BB 31
37.3
38.45
75.75
37.87
PH 12
36.89
37.35
74.24
37.12
H 27
37.85
39
76.85
38.42
TA 5
39
35.62
74.62
37.31
KONTROL
46.8
44.94
91.74
45.87
Total
760.06
758.46
1518.52
759.23
Rataan
39.95
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 20 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
**
2.18
Perlakuan
18
222.54
12.63
8.95
Galat
19
26.27
1.38
Total
37
248.81
Pada
F 0,01
3.06
FK = 60681.65
KK = 2.94%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 7. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 25 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
37.39
39
76.39
38.19
SUKJ 2
34.87
34.12
68.99
34.49
SUKJ 5
32.84
31.4
64.24
32.12
MUKJ 1
38.41
37.91
76.32
38.16
MUKJ 9
35.36
37.3
72.66
36.33
SAGJ 1
34.19
34.05
68.24
34.12
SAGJ 2
34.32
33.26
67.58
33.79
MAGJ 1
33.42
37.2
70.62
35.31
MAGJ 2
35.92
37.48
73.4
36.7
SUKA 3
35.28
36.53
71.81
35.9
SUKB 1
36.4
37.05
73.45
36.72
SUKB 2
34.66
34.44
69.1
34.55
SAGB 1
33
36.4
69.4
34.7
H 34
32.78
33.91
66.69
33.34
BB 31
32.67
34.89
67.56
33.78
PH 12
33.15
32.84
65.99
32.99
H 27
33.72
33.58
67.3
33.65
TA 5
33.68
31.74
65.42
32.71
KONTROL
39
39.6
78.6
39.3
Total
661.06
672.7
1333.76
666.85
Rataan
35.09
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 25 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
**
2.18
Perlakuan
18
146.88
8.16
6.08
Galat
19
25.57
1.34
Total
37
172.45
F 0,01
3.06
FK = 46813.57
KK = 3.29%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 8. Nilai C/N Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji
PadaPengamatan 30 Hari Setelah Inkubasi
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
32.58
32.74
65.32
32.66
SUKJ 2
30
29.93
59.93
29.96
SUKJ 5
27.58
27.85
55.43
27.71
MUKJ 1
33.28
33.42
66.7
33.35
MUKJ 9
30.81
31.2
62.01
31
SAGJ 1
29
28.27
57.27
28.63
SAGJ 2
28.53
28.16
56.69
28.34
MAGJ 1
28.73
31.85
60.58
30.29
MAGJ 2
31.39
29.79
61.18
30.59
SUKA 3
29.67
30.28
59.95
29.97
SUKB 1
31.2
32.11
63.31
31.65
SUKB 2
30.48
29.71
60.19
30.09
SAGB 1
28.19
31.39
59.58
29.79
H 34
27.04
28.73
55.77
27.88
BB 31
28.27
29.48
57.75
28.87
PH 12
28.11
27.58
55.69
27.84
H 27
27.64
30
57.64
28.82
TA 5
28.73
27.97
56.7
28.35
KONTROL
34.92
32.31
62.23
33.61
Total
566.15
572.77
1138.92
569.4
Rataan
29.96
Analisis Sidik Ragam Ratio C/N 30 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
2.18
Perlakuan
18
119.81
6.65
5.93**
Galat
19
21.31
1.12
Total
37
141.12
F 0,01
3.06
FK = 34135.23
KK = 3.53%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 9. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 5 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
104.7
104
208.7
104.35
SUKJ 2
103.5
104.9
208.4
104.2
SUKJ 5
100.9
101.3
202.2
101.1
MUKJ 1
104.4
103.9
208.3
104.15
MUKJ 9
103.9
104.4
208.3
104.15
SAGJ 1
105
104.5
209.5
104.75
SAGJ 2
104.6
105
209.6
104.8
MAGJ 1
103.6
103.1
206.7
103.35
MAGJ 2
103.9
104.1
208
104
SUKA 3
103.8
103.3
207.1
103.55
SUKB 1
103.1
103.8
206.9
103.45
SUKB 2
104
104.5
208.5
104.25
SAGB 1
103.5
102.9
206.4
103.2
H 34
102.4
102
204.4
102.2
BB 31
103.3
102
205.3
102.65
PH 12
103
102.9
205.9
102.95
H 27
103
102.5
205.5
102.75
TA 5
103.9
103.1
207
103.5
KONTROL
105
105.9
210.9
105.45
Total
1969.5
1968.1
3937.6
1968.8
Rataan
103.62
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 5 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
tn
2.18
Perlakuan
18
37.6
2.09
0.0038
Galat
19
10408.36 547.81
Total
37
10445.96
F 0,01
3.06
FK = 408018.3
KK = 22.58%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 10. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 10 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
99.7
99.9
199.6
99.8
SUKJ 2
100.1
100.4
200.5
100.25
SUKJ 5
97.8
97
194.8
97.4
MUKJ 1
99
99.8
198.8
99.4
MUKJ 9
99.2
99.5
198.7
99.35
SAGJ 1
99.9
100
199.9
99.95
SAGJ 2
99.2
99.5
198.7
99.35
MAGJ 1
99.9
99.7
199.6
99.8
MAGJ 2
100
99.8
199.8
99.9
SUKA 3
99.9
100.2
200.1
100.05
SUKB 1
99.8
99.9
199.7
99.85
SUKB 2
99.5
100.3
199.8
99.9
SAGB 1
99.5
100
199.5
99.75
H 34
99.1
98.6
197.7
98.85
BB 31
98.4
99.8
198.2
99.1
PH 12
99.4
99
198.4
99.2
H 27
99.4
99
198.4
99.20
TA 5
98.9
99.4
198.3
99.15
KONTROL
102.9
103.6
206.5
103.25
Total
1891.6
1895.4
3787
1893.5
Rataan
99.66
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 10 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
tn
2.18
Perlakuan
18
41.38
2.30
0.0044
Galat
19
9883.33
520.18
Total
37
9924.71
F 0,01
3.06
FK = 377404.4
KK = 22.88%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 11. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 15 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
98.3
98.9
197.2
98.6
SUKJ 2
99.7
101.1
199.8
99.9
SUKJ 5
97.3
96.6
193.9
96.95
MUKJ 1
98.7
99.4
198.1
99.05
MUKJ 9
98.3
98.7
197
98.5
SAGJ 1
99.7
99.5
199.2
99.6
SAGJ 2
98.8
99
197.8
98.9
MAGJ 1
98.2
98.8
197
98.5
MAGJ 2
98.7
98.7
197.4
98.7
SUKA 3
96
96.9
192.9
96.45
SUKB 1
98
99.7
197.7
98.85
SUKB 2
97.8
99.7
197.5
98.75
SAGB 1
99
99.5
198.5
99.25
H 34
97
98.5
195.5
97.75
BB 31
98.5
97.6
196.1
98.05
PH 12
98
98.5
165.5
98.25
H 27
97.8
98.7
196.5
98.25
TA 5
98.2
98.5
196.7
98.35
KONTROL
100
100.4
200.4
100.2
Total
1868
1877.7
3745.7
1872.85
Rataan
98.57
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 15 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
tn
2.18
Perlakuan
18
29.48
1.64
0.0032
Galat
19
9709.27
511.01
Total
37
9738.75
F 0,01
3.06
FK = 369217.6
KK = 22.93%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 12. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 20 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
97.9
98
195.9
97.95
SUKJ 2
98.2
99.8
198
99
SUKJ 5
95.5
96.1
191.6
95.8
MUKJ 2
97.3
97.9
195.2
97.6
MUKJ 9
97
97.5
194.5
97.25
SAGJ 1
98.9
98.1
197
98.5
SAGJ 2
97.4
97.7
195
97.5
MAGJ 1
97.2
97.5
194.7
97.35
MAGJ 2
98.1
97.8
195.9
97.95
SUKA 3
97.1
97.9
195
97.5
SUKB 1
97.9
97.1
195
97.5
SUKB 2
96.8
97.8
194.6
97.3
SAGB 1
97.5
97.8
195.3
97.65
H 34
96.7
96.1
192.8
96.14
BB 31
96.5
96.2
192.7
96.35
PH 12
96.9
96.2
193.1
96.55
H 27
96.9
97.1
194
97
TA 5
97.1
97.4
194.5
97.25
KONTROL
99.5
99.8
199.3
99.65
Total
1850.4
1853.7
3704.1
1852.05
Rataan
97.48
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 20 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
tn
2.18
Perlakuan
18
30.12
1.67
0.0034
Galat
19
9239.18
486.27
Total
37
9269.3
F 0,01
3.06
FK = 361062
KK = 22.62%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 13. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 25 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
96.4
97.1
193.5
96.75
SUKJ 2
97.5
98.9
196.4
98.2
SUKJ 5
94.4
95
189.4
94.7
MUKJ 1
96.6
96.8
193.4
96.7
MUKJ 9
96.1
96.6
192.7
96.35
SAGJ 1
97.8
97.2
195
97.5
SAGJ 2
95.2
96.2
191.4
96.7
MAGJ 1
97.8
97.6
195.4
97.7
MAGJ 2
97.1
96.3
193.4
96.7
SUKA 3
96.5
96.9
193.4
96.7
SUKB 1
96.5
96
192.5
96.25
SUKB 2
96.2
96.5
192.7
96.35
SAGB 1
96.9
97.1
194
97
H 34
95.4
95.2
190.6
95.3
BB 31
95.7
95.4
191.1
95.55
PH 12
95.7
95.9
191.6
95.8
H 27
95.9
96.5
192.4
96.2
TA 5
96
96.5
192.5
96.25
KONTROL
99
98.7
197.7
98.85
Total
1832.7
1836.4
3669.1
1834.55
Rataan
96.56
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 25 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
Perlakuan
18
36.4
2.02
0.0042tn 2.18
Galat
19
9066.31
477.17
Total
37
9102.71
F 0,01
3.06
FK = 354270.9
KK = 22.62%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 14. Bobot Kayu Yang Diinokulasikan Beberapa Isolat Uji Pada
Pengamatan 30 Hari Setelah Inkubasi (g)
Kode Isolat
Ulangan
Total
Rataan
I
II
SUKJ 1
95.4
95.9
191.3
95.65
SUKJ 2
94.2
95.5
189.7
94.85
SUKJ 5
93
93.1
186.1
93.05
MUKJ 1
95.2
95
190.2
95.1
MUKJ 9
96.5
96.1
192.6
96.3
SAGJ 1
95.8
94.2
190
95
SAGJ 2
96
95.9
191.9
95.95
MAGJ 1
95
95.1
190.1
95.05
MAGJ 2
95.1
96.4
191.5
95.75
SUKA 3
95.1
95.3
190.4
95.2
SUKB 1
95.3
95.2
190.5
95.25
SUKB 2
94.8
95.7
190.5
95.25
SAGB 1
94.2
94.8
189
94.5
H 34
93.2
93.7
186.9
93.45
BB 31
93.5
93.7
187.2
93.6
PH 12
93.5
93.8
187.3
93.65
H 27
94.2
94
188.2
94.1
TA 5
94.5
94.1
188.6
94.3
KONTROL
98.7
98.1
196.8
98.4
Total
1803.2
1805.6
3608.8
1804.40
Rataan
94.97
Analisis Sidik Ragam Bobot Kayu 30 Hari Setelah Inkubasi
SK
db
JK
KT
Fh
F 0,05
tn
2.18
Perlakuan
18
53.71
2.98
0.0064
Galat
19
8859.1
466.27
Total
37
8912.81
F 0,01
3.06
FK = 342722
KK = 22.73%
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 15. Data Serat Kayu 5-30 Hari Setelah Inkubasi
Kode
5 HSI
10 HSI
Isolat
I
II
I
II
SUKJ 1
SK
SK
SK
SK
SUKJ 2
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SUKJ 5
MUKJ 1
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
MUKJ 9
SAGJ 1
SK
SK
SK
SK
SAGJ 2
SK
SK
SK
SK
MAGJ 1
SK
SK
SK
SK
MAGJ 2
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SK
SUKA 3
SUKB 1
SK
SK
SK
SK
SUKB 2
SK
SK
SK
SK
SAGB 1
SK
SK
SK
SK
H 34
SK
SK
SK
SK
BB 31
SK
SK
SK
SK
PH 12
SK
SK
SK
SK
H 27
SK
SK
SK
SK
TA 5
SK
SK
SK
SK
KONTROL
SK
SK
SK
SK
Kode
20 HSI
Isolat
I
II
SUKJ 1
K
K
SUKJ 2
K
K
SUKJ 5
K
K
MUKJ 1
K
K
SK
SK
MUKJ 9
SAGJ 1
SK
SK
SAGJ 2
K
K
MAGJ 1
K
K
MAGJ 2
K
K
SUKA 3
K
K
SUKB 1
K
K
SUKB 2
K
K
SAGB 1
SK
SK
H 34
K
K
BB 31
K
K
PH 12
K
K
H 27
K
K
TA 5
K
K
KONTROL
SK
SK
Ket : SK = Sangat Kasar
K = Kasar
AK = Agak Kasar
25 HSI
I
K
K
AK
K
K
K
K
K
K
AK
K
K
K
AK
AK
AK
AK
AK
K
15 HSI
I
K
K
K
SK
SK
SK
K
K
K
K
SK
SK
SK
K
K
K
K
K
SK
II
K
K
K
SK
SK
SK
K
K
K
K
SK
SK
SK
K
K
K
K
K
SK
30 HSI
II
K
K
AK
K
K
K
K
K
K
AK
K
K
K
AK
AK
AK
AK
AK
K
I
AK
AK
AK
K
K
K
AK
AK
AK
AK
K
K
AK
AK
AK
AK
AK
AK
K
II
AK
AK
AK
K
K
K
AK
AK
AK
AK
K
K
AK
AK
AK
AK
AK
AK
K
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 16. Data Warna Kayu 5-30 Hari Setelah Inkubasi
Kode
5 HSI
10 HSI
Isolat
I
II
I
II
SUKJ 1
CM
CM
CM
CM
SUKJ 2
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
SUKJ 5
MUKJ 1
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
MUKJ 9
SAGJ 1
CM
CM
CM
CM
SAGJ 2
CM
CM
CM
CM
MAGJ 1
CM
CM
CM
CM
MAGJ 2
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
CM
SUKA 3
SUKB 1
CM
CM
CM
CM
SUKB 2
CM
CM
CM
CM
SAGB 1
CM
CM
CM
CM
H 34
CM
CM
CM
CM
BB 31
CM
CM
CM
CM
PH 12
CM
CM
CM
CM
H 27
CM
CM
CM
CM
TA 5
CM
CM
CM
CM
KONTROL
CM
CM
CM
CM
Kode
20 HSI
Isolat
I
II
SUKJ 1
CT
CT
SUKJ 2
CT
CT
SUKJ 5
CT
CT
MUKJ 1
CT
CT
MUKJ 9
CT
CT
SAGJ 1
CT
CT
SAGJ 2
CT
CT
MAGJ 1
CT
CT
MAGJ 2
CT
CT
SUKA 3
CT
CT
SUKB 1
CT
CT
SUKB 2
CT
CT
SAGB 1
CT
CT
H 34
CT
CT
BB 31
CT
CT
PH 12
CT
CT
H 27
CT
CT
TA 5
CT
CT
KONTROL
CT
CT
Ket : CM = Coklat Muda
CT = Coklat Tua
CK = Coklat Kehitaman
25 HSI
I
CT
CT
CK
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
15 HSI
I
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
II
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CT
30 HSI
II
CT
CT
CK
CT
CT
CT
CT
CT
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
I
CT
CT
CK
CT
CT
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
II
CT
CT
CK
CT
CT
CT
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CK
CT
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 17. Data Bau Kayu 5-30 Hari Setelah Inkubasi
Kode
5 HSI
10 HSI
Isolat
I
II
I
II
SUKJ 1
TB
TB
B
B
SUKJ 2
TB
TB
B
B
TB
TB
B
B
SUKJ 5
MUKJ 1
TB
TB
B
B
TB
TB
B
B
MUKJ 9
SAGJ 1
TB
TB
B
B
SAGJ 2
TB
TB
B
B
MAGJ 1
TB
TB
B
B
MAGJ 2
TB
TB
B
B
TB
TB
B
B
SUKA 3
SUKB 1
TB
TB
B
B
SUKB 2
TB
TB
B
B
SAGB 1
TB
TB
B
B
H 34
TB
TB
B
B
BB 31
TB
TB
B
B
PH 12
TB
TB
B
B
H 27
TB
TB
B
B
TA 5
TB
TB
B
B
KONTROL
TB
TB
B
B
Kode
20 HSI
Isolat
I
II
SUKJ 1
TB
TB
SUKJ 2
TB
TB
SUKJ 5
TB
TB
MUKJ 1
TB
TB
MUKJ 9
TB
TB
SAGJ 1
TB
TB
SAGJ 2
TB
TB
MAGJ 1
TB
TB
MAGJ 2
TB
TB
SUKA 3
TB
TB
SUKB 1
TB
TB
SUKB 2
TB
TB
SAGB 1
TB
TB
H 34
TB
TB
BB 31
TB
TB
PH 12
TB
TB
H 27
TB
TB
TA 5
TB
TB
KONTROL
TB
TB
Ket : TB = Tidak Bau
B = Bau
25 HSI
I
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
15 HSI
I
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
II
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
30 HSI
II
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
I
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
II
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 18. Data C-Organik Kayu 5-30 Hari Setelah Inkubasi
Kode
5 HSI
10 HSI
15 HSI
Isolat
I
II
I
II
I
II
SUKJ 1
37.44
33.54
32.76
32.76
29.64
30.42
SUKJ 2
36.66
31.20
34.32
30.42
32.76
29.64
38.22
38.22
27.30
27.30
25.74
26.52
SUKJ 5
MUKJ 1
31.98
32.76
30.42
31.98
29.64
29.64
32.76
31.98
31.98
30.42
28.86
28.86
MUKJ 9
SAGJ 1
38.22
38.22
28.86
28.22
28.08
27.30
SAGJ 2
36.66
31.20
28.08
25.74
27.30
24.96
MAGJ 1
40.56
38.22
26.52
26.52
25.74
25.74
MAGJ 2
32.76
37.44
30.42
32.76
29.64
30.42
39.00
43.68
37.44
36.66
34.32
33.54
SUKA 3
SUKB 1
40.56
43.68
30.42
33.54
29.64
31.20
SUKB 2
37.44
31.20
35.10
30.42
33.54
28.86
SAGB 1
32.76
38.22
31.98
31.20
29.64
28.86
H 34
28.08
28.08
27.30
27.30
24.18
25.74
BB 31
33.54
35.88
28.08
29.64
27.30
28.08
PH 12
32.76
31.98
31.98
31.20
29.64
27.30
H 27
28.86
28.08
27.30
27.30
26.52
26.52
TA 5
38.22
31.98
36.66
30.42
32.76
29.64
KONTROL
29.64
33.54
27.30
28.08
26.52
27.30
Kode
Isolat
SUKJ 1
SUKJ 2
SUKJ 5
MUKJ 1
MUKJ 9
SAGJ 1
SAGJ 2
MAGJ 1
MAGJ 2
SUKA 3
SUKB 1
SUKB 2
SAGB 1
H 34
BB 31
PH 12
H 27
TA 5
KONTROL
20 HSI
I
28.86
30.42
26.52
27.30
27.30
26.52
26.52
24.96
28.08
31.98
28.86
30.42
27.30
23.40
25.74
27.30
25.74
31.98
25.74
II
29.64
28.08
25.74
28.08
26.52
25.74
23.40
24.18
29.64
30.42
31.98
27.30
28.08
24.96
27.30
26.52
25.74
28.86
26.52
25 HSI
I
27.30
29.64
24.96
25.74
26.52
24.96
25.74
23.40
27.30
29.64
27.30
28.08
25.74
22.62
24.18
26.52
24.96
29.64
24.18
II
28.86
27.30
24.18
27.30
25.74
24.18
22.62
24.18
28.86
28.86
29.64
26.52
27.30
23.40
26.52
24.96
24.18
27.30
25.74
30 HSI
I
25.74
27.30
22.62
24.96
24.96
22.62
23.40
21.84
25.74
27.30
24.96
26.52
23.40
20.28
22.62
24.18
21.84
27.30
23.40
II
26.52
25.74
23.40
25.74
23.40
22.62
20.28
22.62
26.52
25.74
27.30
24.96
25.74
21.84
24.18
22.62
23.40
25.74
22.62
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 19. Data N-Total Kayu 5-30 Hari Setelah Inkubasi
Kode
5 HSI
10 HSI
15 HSI
Isolat
I
II
I
II
I
II
SUKJ 1
0.76
0.68
0.43
0.41
0.62
0.63
SUKJ 2
0.84
0.61
0.53
0.48
0.74
0.7
0.84
0.84
0.44
0.49
0.62
0.64
SUKJ 5
MUKJ 1
0.61
0.68
0.45
0.52
0.59
0.64
0.61
0.68
0.51
0.48
0.63
0.59
MUKJ 9
SAGJ 1
0.91
0.76
0.35
0.37
0.6
0.62
SAGJ 2
0.84
0.61
0.34
0.34
0.62
0.54
MAGJ 1
0.84
0.84
0.36
0.37
0.57
0.55
MAGJ 2
0.68
0.76
0.43
0.43
0.64
0.65
0.84
0.94
0.58
0.54
0.72
0.68
SUKA 3
SUKB 1
0.83
0.99
0.42
0.41
0.63
0.61
SUKB 2
0.83
0.61
0.51
0.47
0.7
0.68
SAGB 1
0.61
0.91
0.39
0.40
0.65
0.64
H 34
0.68
0.53
0.40
0.48
0.56
0.6
BB 31
0.68
0.84
0.39
0.44
0.64
0.66
PH 12
0.68
0.68
0.50
0.53
0.68
0.66
H 27
0.58
0.61
0.47
0.42
0.61
0.62
TA 5
0.88
0.76
0.54
0.60
0.75
0.73
KONTROL
0.53
0.68
0.32
0.31
0.52
0.53
Kode
Isolat
SUKJ 1
SUKJ 2
SUKJ 5
MUKJ 1
MUKJ 9
SAGJ 1
SAGJ 2
MAGJ 1
MAGJ 2
SUKA 3
SUKB 1
SUKB 2
SAGB 1
H 34
BB 31
PH 12
H 27
TA 5
KONTROL
20 HSI
I
0.67
0.79
0.71
0.61
0.68
0.66
0.67
0.65
0.69
0.77
0.69
0.76
0.71
0.62
0.69
0.74
0.68
0.82
0.55
II
0.69
0.74
0.72
0.67
0.63
0.67
0.6
0.6
0.71
0.73
0.73
0.71
0.69
0.65
0.71
0.71
0.66
0.81
0.59
25 HSI
I
0.73
0.85
0.76
0.67
0.75
0.73
0.75
0.7
0.76
0.84
0.75
0.81
0.78
0.69
0.74
0.8
0.74
0.88
0.62
II
0.74
0.8
0.77
0.72
0.69
0.71
0.68
0.65
0.77
0.79
0.8
0.77
0.75
0.69
0.76
0.76
0.72
0.86
0.65
30 HSI
I
0.79
0.91
0.82
0.75
0.81
0.78
0.82
0.76
0.82
0.92
0.8
0.87
0.83
0.75
0.8
0.86
0.79
0.95
0.67
II
0.81
0.86
0.84
0.77
0.75
0.8
0.72
0.71
0.89
0.85
0.85
0.84
0.82
0.76
0.82
0.82
0.78
0.92
0.7
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 20. Cara Perhitungan Kadar Gula Reduksi
Data Kalibrasi Larutan Glukosa Standar
NO
Xi
Yi
Xi2
Yi2
XiYi
1
0,02
0,165
0,0004
0,027225
0,00330
2
0,04
0,233
0,0016
0,054289
0,00932
3
0,06
0,302
0,0036
0,091204
0,01812
4
0,08
0,363
0,0064
0,131769
0,02904
5
0,10
0,421
0,0100
0,177241
0,04210
6
0,12
0,480
0,0144
0,230400
0,05760
7
0,14
0,547
0,0186
0,293764
0,07580
8
0,16
0,605
0,0256
0,366025
0,09680
9
0,18
0,661
0,0324
0,436921
0,11898
10
0,20
0,720
0,04003
0,518400
0,14400
4,492
0,1540
2,327238
0,59514
Keterangan : Xi : konsentrasi glukosa standart
Yi : Absorbansi pada panjang gelombang = 541 dan n = 10
Dibuat persamaan regresi dengan memakai data-data tersebut :
Y = a + bx, sehingga diperoleh Y = 0,1125 + 3,061x, dengan r = 0,997
dimana : Y = Absorbansi, x = konsentrasi gula reduksi (mg/mL). Setelah
diketahui nilai x, kemudian disubsitusikan pada persamaan :
Kadar gula reduksi (%) = A x FP x 100%
S
Dengan :
A = Konsentrasi gula reduksi dari perhitungan persamaan regresi (mg/mL)
FP = Faktor pengenceran
S = Berat sampel kering (mg)
Contoh perhitungan :
Absorbansi dari suatu pengukuran adalah 0,85 dengan faktor pengenceran
1 dan berat sampel yang digunakan adalah 1 gram, maka kadar gula reduksinya:
0,85 = 0,1125 + 3,061 X
X = 0,75/3,061
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
= 0,24175 mg/mL
Kadar gula reduksi (%) = 0,24175 mg/mL x 1 mL x 100%
1000 mg
= 0,024175 %
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 21. Penetapan Kadar C-Organik ( Metode Walkley and Black )
-
Diovenkan kayu kemudian di ayak
-
Ditimbang 0,1 gr kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 cc.
-
Ditambahkan 5 mL K2Cr2O7 1 N (pergunakan pipet) guncang dengan
tangan
-
Ditambahkan 10 mL H2SO4 pekat, kemudian guncang 3-4 menit
selanjutnya diamkan selama 30 menit.
-
Ditambahkan 100 mL air suling dan 5 mL H3PO4 85%, NaF 4% 2,5
mL, kemudian tambahkan 5 tetes diphenylamine, guncang, larutan
berwarna biru tua kehijauan kotor.
-
Dititrasikan dengan Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dari buret hingga warna
berubah menjadi hijau terang.
-
Dilakukan kerja diatas tanpa kayu untuk mendapatkan volume titrasi
Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N untuk blanko
Perhitungan :
C-Organik : 5 (1- T/S) 15,6
Dimana: T = Volume titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dengan tanah
S = Volume titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N blanko
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Lampiran 22. Komposisi Media
Asparagine ( Jamur )
NO
Jenis Bahan/Zat
1
(NH4)2SO4
2
L-Asparagine
3
K2HPO4
4
KCl
5
MgSO47H2O
6
CaCl2
7
Yeast Extract
8
Selulosa
9
Agar
10 Aquadest
11 pH
Sumber : Rao, 1994
Jumlah (g/L)
0,5
0,5
1,0
0,5
0,1
0,1
0,25
10,0
20,0
1,0
6,2
Hans ( Bakteri)
NO
Jenis Bahan/Zat
1
(NH4)2SO4
2
KH2PO4
K2HPO4
3
4
NaCl
5
MgSO47H2O
6
CaCl2
7
Yeast Extract
8
Selulosa
9
Agar
10 Aquadest
11
pH
Sumber: Rao, 1994
Jumlah (g/L)
1,0
0,5
0,5
6,0
0,1
0,1
0,1
10,0
20,0
1,0
6,2
Ken Knight (aktinomicetes)
NO
Jenis Bahan/Zat
1
NaNO3
2
K2HPO4
3
KCl
4
MgSO47H2O
5
Selulosa
6
Agar
7
Aquadest
8
pH
Sumber: Rao, 1994
Jumlah (g/L)
0,1
0,1
0,1
0,1
1,0
20,0
1,0
7,0-7,2
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Selulosa Agar
NO
Jenis Bahan/Zat
1
Selulosa
2
NaNO3
3
K2HPO4
4
MgSO47H2O
5
KCl
6
Yeast Extract
7
Casein Hydrolysat
8
Agar
9
Aquadest
10
pH
Sumber : Aaronson, 1970
MYA (Malt Yeast Extarct)
NO
Jenis Bahan/Zat
1
Malt Extract
2
Yeast Extract
3
Agar
4
Aquadest
Jumlah (g/L)
5,0
1,0
1,8
0,9
0,5
0,5
0,5
10,0
1,0
6,8
Jumlah (g/L)
10
2
20
1,0
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 1. Hasil Uji Potensi Mikrooganisme
Selulolitik Secara Kualitatif
Gambar 2. Isolat Koleksi
Gambar 3. Hasil Isolasi Mikroorganisme Selulolitik
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 7. Hasil Pengomposan Kayu 30 Hari Setelah Inkubasi
TA 5 (2)
KONTROL (1)
TA 5 (1)
PH 12 (1)
KONTROL (2)
PH 12 (2)
H 27 (1)
H 27 (2)
BB 31 (1)
BB 31 (2)
H 34 (1)
H 34 (2)
SUKJ 1 (1)
SUKJ 2 (1)
SUKJ 1 (2)
SUKJ 5 (1)
SUKJ 2 (2)
SUKJ 5 (2)
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
MUKJ 1 (1)
MUKJ 1 (2)
MUKJ 9 (1)
MUKJ 9 (2)
SAGJ 1 (1)
SAGJ 1 (2)
SAGJ 2 (1)
SAGJ 2 (2)
MAGJ 1 (1)
MAGJ 1 (2)
MAGJ 2 (1)
MAGJ 2 (2)
SUKA 3 (2)
SUKB 1 (1)
SUKA 3 (1)
SUKB 1 (2)
SUKB 2 (1)
SUKB 2 (2)
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
SAGB 1 (1)
SAGB 1 (2)
Desi Nurmayani : Isolasi Dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal Tanah Gambut Dan Kayu Sedang
Melapuk Dalam Mendekomposisikan Kayu, 2007.
USU Repository © 2009
Download