Uploaded by User5384

24 OCTAVIAN ERWIN

advertisement
LAPORAN STUDI LAPANGAN
MEWUJUDKAN ZONA INTEGRITAS DI LAPAS PEREMPUAN
KELAS II A SEMARANG
DISUSUN OLEH :
OCTAVIAN ERWIN MULYA HIDAYAT
NIP : 19961016 201712 1004
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM KANWIL JATENG
BEKERJASAMA DENGAN
BPSDM PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara
sebagai mana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang berintegritas, profesional,
netral, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta mampu menyelengggarakan pelayan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 ( UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN )
Tugas ASN sebagai pelayan publik meliputi banyak hal, dalam berbagai
kehidupan, seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan, sosial,
kesehatan dan lain sebagainya. Setiap ruang pelayanan tersebut memiliki unit
pelaksana terpadu, mulai dari unit terkecil hingga unit terbsesar dalam lingkup
nasional.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditetapkan bahwa salah satu jenis
Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan
dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat.
Untuk membentuk PNS profesional dibutuhkan pembaharuan atas pola
penyelenggarakan diklat yang ada saat ini dan yang didukung oleh semua pihak.
Praktik penyelenggarakan Diklat Prajabatan dengan pola pembelajaran klasikal yag
didominasi dengan metode ceramah, menunjukan bahwa tidak mudah untuk
membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS, terutama proses internalisasi pada diri
masing-masing peserta.
Selanjutnya untuk mewujudkan hal di atas maka dalam penerimaan CPNS Calon
Penjaga Tahanan tahun 2017 diadakan model pendidikan baru yaitu pendidikan
latihan dasar (DIKLATSAR) CPNS 2018 yang di dalamnya terdapat beberapa materi
antara lain materi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi). Beberapa materi di atas dilakukan studi lapangan di Lapas
Perempuan Kelas IIA Semarang yang bertujuan agar CPNS Calon Penjaga Tahanan
dapat melihat sejauh mana nilai Aneka diterapkan di Lapas Perempuan IIA
Semarang.
B. Tujuan dan Manfaat
Kegiatan studi lapangan ini bertujuan antara lain agar :
1. CPNS Calon Penjaga Tahanan dapat melihat secara langsung kerja-kerja praktik
administratif di Lapas.
2. CPNS Calon Penjaga Tahanan dapat melihat secara langsung penerapan nilainilai Aneka di Lapas.
Selanjutnya kegiatan studi lapangan ini diharapkan CPNS Calon Penjaga Tahanan
mengambil manfaat untuk menerapkan nilai-nilai Aneka di tempat satuan kerjanya.
BAB II
DISKRIPSI LOCUS
A. Struktur Organisasi
B. Tugas pokok dan fungsi Organisasi
Tugas Pokok :
Lembaga Pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan pemasyarakatan
narapidana / anak didik
Fungsi :
Untuk
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
diatas,
Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Semarang menyelenggarakan fungsi :
1. Melakukan pembinaan narapidana / anak didik
Lembaga
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja
3. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian narapidana / anak didik
4. Melakukan pemeliharan keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan
5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah
BAB III
DESKRIPSI LESSON LEARND
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan
semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila
pertama
:
Ketuhanan
Yang
Maha
Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak membatasi
agama dalam ruang privat. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila
adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan
yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
2. Sila
kedua
:
Kemanusiaan
yang
Adil
dan
Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi
pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi
manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Sila
ketiga:
Persatuan
Indonesia
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu akal yang
tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat,
yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan
/
Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama , badan
permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi
beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan.
5. Sila
kelima
:
Keadilan
Sosial
Bagi
Seluruh
rakyat
Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa
Negara
merupakan
organisasi
masyarakat
yang
bertujuan
menyelenggarakan keadilan.
C. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun
yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Indikator nilai-nilai dasar komitmen mutu, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. inovasi
Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter sebagai PNS yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4.
Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
E. Anti Korupsi
Pada kebijakan hukum di Indonesia korupsi telah diidentifikasi sebagai kejahatan
luar biasa (extra ordinary crime) sehingga seluruh PNS harus mengembangkan sikap
anti korupsi. Bahkan tidak hanya korupsi yang identik dengan kerugian keuangan
negara, korupsi waktu, gratifikasi, mengharapkan pamrih dalam bekerja dan
melakukan diskriminasi pelayanan publik harus menjadi concern utama dalam sikap
anti korupsi yang perlu dikembangkan.
Indikator nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu :
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil
Kegiatan di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang yang mencerminkan Nilai
ANEKA, antara lain :
Nilai
Akuntabilitas
Kegiatan
1. Anggaran pembelanjaan DIPA diharuskan diketahui oleh
seluruh pegawai bahkan di publikasikan ke masyarakat
umum
2. Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang berkonsisten untuk
tetap mempertahankan status WBK
Nasionalisme
1. Adanya keterbukaan mengenai pembelanjaan DIPA yang
boleh di ketahui oleh seluruh pegawai
2. Adanya Masjid dan Gereja di dalam Lapas Perempuan
Kelas IIA Semarang untuk memfasilitasi para warga binaan
untuk beribadah
3. Telah terpenuhinya standar SMR agar terpenuhinya hak
hak narapidana melalui implementasi standard minimum
perlakuan tahanan
Etika Publik
1. Para
pegawai
melaksanakan
tugas
dengan
jujur,
bertanggung jawab dan berintergritas sesuai tugas pokok
dam fungsi masing-masing
2. Berkomitmen melayani para tamu kunjungan dengan
hormat, sopan dan ramah
3. Anggaran DIPA di publikasikan ke masyarakat
Komitmen Mutu
1. Adanya inovasi Kunjungan online yang sudah terintegrasi
dengan SDP
2. Adanya layanan tombol darurat di setiap blok untuk
peringatan keadaan darurat secara cepat
3. Adanya kartu BRI BRIZZI sehingga tidak ada uang kertas
di dalam lapas
4. Adanya inovasi Video Call untuk berkomunikasi dengan
keluarga WBP yang jauh
5. Pengembangan SDM bertaraf Kompetensi
6. pengikutsertaan CPNS dalam Tim WBK
7. Adanya Quisioner tentang pelayanan kepada pengunjung
lapas
Anti Korupsi
1. Anggaran DIPA di gunakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
2. Para pegawai di tuntut untuk disiplin dalam bekerja
3. Para cpns di tuntut bekerja keras bahkan kerja lembur
mengerjakan tugas untuk mempertahankan status WBK
4. Para pegawai di tuntut untuk Peduli terhadap lingkungan
sekitar dan penggunaan fasilitas kantor yang efisien
BAB IV
DESKRIPSI ACTION PLAN
Kegiatan di Rutan Kelas 1 Surakarta yang mencerminkan nilai-nilai Aneka,
antara lain :
Nilai
Akuntabilitas
Kegiatan
1. Mempublikasikan
anggaran
pembelanjaan
DIPA
diseluruh pegawai bahkan diseluruh masyarakat umum.
2. Menciptakan Rutan Kelas 1 Surakarta sebagai Rutan
berkawasan WBK, dan WBBM.
Nasionalisme
1. Adanya keterbukaan mengenai pembelanjaan DIPA yang
boleh di ketahui oleh seluruh pegawai
2. Adanya Masjid dan Gereja di dalam Rutan Kelas 1
Surakarta untuk memfasilitasi para warga binaan untuk
beribadah
3. Telah terpenuhinya standar SMR agar terpenuhinya hak
hak narapidana melalui implementasi standard minimum
perlakuan tahanan
Etika Publik
1. Para
pegawai
melaksanakan
tugas
dengan
jujur,
bertanggung jawab dan berintergritas sesuai tugas pokok
dan fungsi masing-masing
2. Berkomitmen melayani para tamu kunjungan dengan
hormat, sopan dan ramah
3. Anggaran DIPA di publikasikan ke masyarakat
Komitmen Mutu
1. Menciptakan inovasi Kunjungan online yang sudah
terintegrasi dengan SDP
2. Menciptakan layanan tombol darurat di setiap blok untuk
peringatan keadaan darurat secara cepat
3. Adanya kartu BRI BRIZZI sehingga tidak ada uang
kertas di dalam Rutan
4. Menciptakan inovasi Video Call untuk berkomunikasi
dengan keluarga WBP yang jauh
5. Pengembangan SDM bertaraf Kompetensi
6. pengikutsertaan CPNS dalam Tim WBK
7. Membuat
Quisioner
tentang
pelayanan
kepada
pengunjung Rutan
Anti Korupsi
1. Anggaran DIPA di gunakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2. Para pegawai di tuntut untuk disiplin dalam bekerja
3. Para CPNS di tuntut bekerja keras bahkan kerja lembur
mengerjakan tugas agar menjadikan Rutan Kelas 1
Surakarta sebagi kawasan WBK dan WBBM
4. Para pegawai di tuntut untuk Peduli terhadap lingkungan
sekitar dan penggunaan fasilitas kantor yang efisien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya Studi Lapangan ini penulis mendapatkan manfaat yang sangat
besar dalam hal penerapan nilai-nilai ANEKA di Lapas Perempuan Kelas IIA
Semarang dan penulis akan memcoba menerapkan di Unit Pelaksana Teknis
khususnya di Rutan Kelas 1 Surakarta.
B. Saran
Kami menyarakan agar Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang akan terus
berkonsisten mempertahankan sebagai Lapas berkawasan WBK sehingga dapat
menjadikan motivasi Unit Pelaksana Teknis lainnya khususnya Rutan Kelas 1
Surakarta agar mampu mewujudkan Permenpan Nomor 52 Tahun 2014 Tentang
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani ( WBBM ) publik.
Download