Alinyemen Horizontal Alinyemen Horizontal Alinyemen horizontal merupakan proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal pada peta. Alinyemen horizontal terdiri dari garis – garis lurus (tangen), yang dihubungkan dengan garis – garis lengkung. Alinyemen horizontal biasanya disebut trase jalan atau garis sumbu jalan Alinyemen horizontal merupakan bagian jalan yang paling kritis jika ditinjau dari factor keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan Alinyemen Horizontal Alinyemen Horizontal Gaya sentrifugal (F) yang bekerja diatas permukaan jalan melalui titik kendaraan harus dapat di imbangi oleh gaya kendaraan itu sendiri (G), hal ini agar kendaraan dapat bergerak mengikuti perubahan bentuk tikungan. Hal tersebut meliputi : Berat komponen kendaraan yaitu yang diakibatkan oleh kemiringan melintang jalan. Gesekan samping (side friction) yaitu gesekan kendaraan dengan permukaan perkerasan jalan. Alinyemen Horizontal Menurut AASTHO, hubungan antara kecepatan (v) , jari – jari tikungan (R) dan gravitasi (G) dibagi menjadi 3 kondisi yaitu : Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Alinyemen Horizontal Stadium 1 yaitu dimana keadaan permukaan perkerasa jalan adalah datar, sehingga gaya sentrifugal hanya di imbangi oleh gaya gesekan antara roda kendaraan dengan permukaan jalan. Alinyemen Horizontal Stadium 2 yaitu dimana keadaan permukaan perkerasan jalan dibuat suatu kemiringan yang besarnya adalah k dengan bertujuan agar gaya sentrifugal dapat di imbangi oleh besarnya kemiringan tersebut sehingga gaya gesek dapat diabaikan. Alinyemen Horizontal Stadium 3 yaitu dimana besarnya kemiringan jalan (k) tidak dapat mengimbangi besarnya sentrifugal yang timbul. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kecepatan rencana atau semakin mengecilnya jari – jari tikungan yang dipilih sehingga gaya gesek dan kemiringan bekerja bersama – sama. Alinyemen Horizontal Ketika melewati tikungan, kendaraan dengan kecepatan akan menerima gaya sentrifugal yang menyebabkan kendaraan tidak stabil. Untuk mengimbangi gaya sentrifugal tersebut, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Semakin besar superelevasi maka semakin besar pula komponen gaya berat yang dapat mengimbangi gaya sentrifugal Alinyemen Horizontal Hal yang membatasi superelevasi maksimum pada suatu jalan raya yaitu : 1. Keadaan cuaca 2. Keadaan medan 3. Keadaan lingkungan 4. Komposisi jenis kendaraan dari arus lalu lintas Alinyemen Horizontal Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari segi kelelahan pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit (sesuai Fungsi Jalan Panjang Bagian Lurus Datar Bukit Gunung Arteri 3000 2500 2000 kolektor 2000 1750 1500 Sumber : Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota, 1997, Dirjen BM ). Alinyemen Horizontal Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal biasanya disebut koefisien gesekan melintang (f). Radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh nilai superelevasi (e) dan koefisien gesek (f) serta nilai kecepatan rencana. Harga radius minimum merupakan ketentuan minimum untuk memilih radius lengkungan dalam perencanaan. Alinyemen Horizontal = "# ( f )* = jari – jari tikungan minimum (m) = kecepatan rencana (km/jam) = superelevasi maximum (%) = koefisien gesek (untuk aspal f : 0,14 – 0,24) Sumber : AASTHO 2001 Sumber : Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota, 1997, Dirjen BM Alinyemen Horizontal Terdapat 3 jenis tikungan dalam alinyemen horizontal jika berdasarkan dari superelevasi jalan, yaitu : 1. Simple circular curve (FC) 2. Circular curve with spiral (SCS) 3. Full spiral curve (SS) PI Alinyemen Horizontal ∆ Tc Ec CT TC Lc Full Circle (FC), merupakan jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya R ∆/2 ∆/2 R digunakan untuk R yang besar agar tidak terjadi patahan. O Tc = R tan 12 ∆ ∆ 2π R 0 360 Ec = Tc tan 14 ∆ Lc = atau Sumber : Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota, 1997, Dirjen BM Ec = Tc tan 14 ∆ Alinyemen Horizontal Lengkung peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinyemen yang tiba – tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran, sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalan ditikungan berubah secara berangsur – angsur, baik ketika mendekati atau menjauhi tikungan. Bentuk lengkung peralihan dapat berupa parabola atau spiral (clothoid). Alinyemen Horizontal Sumber : Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota, 1997, Dirjen BM Alinyemen Horizontal Spiral Circle Spiral (SCS) Ls R ∆c = ∆ − ∆c Lc = 180 Ls 2 Yc = 6R θs = 90 π 2 θs πR Ls 3 Xc = Ls (1 − ) 40 R 2 Ls 3 k = Ls − − R sin θ s 40 R 2 Ls 2 p = − R (1 − cos θ s ) 6R ∆ Ts = ( R + p ) tan + k 2 (R + p )− R Es = ∆ sec 2 L total = Lc + 2 Ls Alinyemen Horizontal Jika diperoleh Lc < 25 m, maka sebaiknya tidak digunakan bentuk SCS tetapi digunakan lengkung SS, yaitu lengkung yang terdiri dari dua lengkung peralihan. Jika nilai p dihitung dengan rumus, 8= 9: ; < 0,25 m Maka, ketentuan yang digunakan adalah menggunakan jenis tikungan FC Alinyemen Horizontal Spiral Spiral (SS) θs = 1 2 ∆ ∆c = 0 Lc = 0 Ls 2 Yc = 6R Ls 3 Xc = Ls (1 − ) 40 R 2 Ls 3 k = Ls − − R sin θ s 40 R 2 Ls 2 p = − R (1 − cos θ s ) 6R ∆ Ts = ( R + p ) tan + k 2 (R + p )− R Es = ∆ sec 2 L total = 2 Ls Ls = θ s .π . R 90 Alinyemen Horizontal Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal pada bagian jalan yang lurus hingga sampai kemiringan maksimum (superelevasi) pada bagian lengkung jalan. Diagram superelevasi digambarkan berdasarkan elevasi sumbu jalan sebagai garis nol. Terdapat 3 cara dalam penggambaran diagram superelevasi yaitu : 1. Sumbu jalan di pergunakan sebagai sumbu putar 2. Tepi perkerasan jalan sebelah dalam digunakan sebagai sumbu putar 3. Tepi perkerasan jalan sebelah luar digunakan sebagai sumbu putar Alinyemen Horizontal Full Circle (FC) Alinyemen Horizontal Spiral Circle Spiral (SCS) Alinyemen Horizontal Spiral Spiral (SS) Alinyemen Horizontal Dalam perencanaan alinyemen horizontal kemungkinan akan ditemui perencanaan tikungan gabungan, yang didasarkan pada kondisi topografi pada route jalan yang direncanakan yang tidak dapat dihindari. Dua macam tikungan gabungan yaitu : Tikungan gabungan searah Tikungan gabungan balik arah Alinyemen Horizontal Tikungan gabungan searah yaitu gabungan dua atau lebih tikungan dengan arah putaran yang sama tetapi dengan jari – jari yang berbeda. Tikungan gabungan searah Sumber : Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota, 1997, Dirjen BM Tikungan gabungan searah dengan sisipan Alinyemen Horizontal Tikungan gabungan balik arah Tikungan gabungan balik arah yaitu gabungan dua tikungan dengan arah putaran yang berbeda. Setiap tikungan gabungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus di antara kedua tikungan sepanjang paling tidak 30 m. tersebut Tikungan gabungan balik arah dengan sisipan