REKAYASA SUNGAI Nastain, ST., MT PENGERTIAN SUNGAI adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah air dan material sedimen dari suatu DAS ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya ke laut AIR DAN DARATAN RUPA BUMI SIKLUS HIDROLOGI DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan air ke anak sungai dan sungai utama yang bermuara ke danau atau laut (Kepmen Pedoman ManajemenBanjir, 2003). KARAKTERISTIK DAS MORFOLOGI SUNGAI ADALAH ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam ruang dan waktu. Didalamnya juga membahas tentang hidraulika sungai dan angkutan sedimen sungai. PLANFORM (DENAH) SUNGAI Brice (1983) A. Sinuous ( berbentuk sinus atau gelombang) 1. Sinuous Canal Form Kemiringan yang landai, lebar relatif sama, tidak beranyam, saluran sempit dan dalam 2. Sinuous Point Bar Kemiringan lebih curam, bagian yang lurus stabil, sedangkan bagian di tikungan lebih lebar. 3. Sinuous Braided kemiringan sangat curam, alur sungai berpindah-pindah arah radial, muatan dasar (bed load) sungai cukup besar B. Non Sinuous Sungai beranyam, dan anak sungai mempunyai pertemuan yang berpindah pindah POLA ALUR SUNGAI Leopold dan Walman (1957) 1. 2. 3. Lurus (straight/sinuous), jika kelokannya ≤ 1,5 Berkelok (meandering), jika kelokannya > 1,5 Beranyam (braided) KELOKAN SUNGAI ADALAH perbandingan antara panjang lembah (valley slope) terhadap panjang sungai (channel slope) Kelokan =Li/L L1 L2 L MEANDERING = 10,9 B1,01 a = 2,7 B1,1 = 4,7 Rc0,98 a Rc Ket : B = lebar sungai Rc = jari-jari menader a= amplitudo meander = panjang gelombang meander PENGERTIAN REGIME SUNGAI adalah kondisi stabil sungai secara alamiah. GEOMETRI SUNGAI (Kemiringan memanjang sungai) KONDISI REGIME 1. Hac (1957) Ket : d S 18 A 0, 6 S = kemiringan memanjang sungai (kaki/mil) d = ukuran rata-rata butiran (mm) A = luas DAS (mil2) Catatan : luas DAS 0,12 – 370 mil2 dan material dasar diameter 5 – 600 mm GEOMETRI SUNGAI (Kemiringan Memanjang Sungai) KONDISI REGIME 2. Leopold dan Wolman (1957) S 0,0125Q 0, 44 3. Henderson (1961) S 0,0002d 1,15Q 0, 46 4. Lane (1957) S 0,0007Q 0, 25 Ket : Q = debit aliran sungai (m3/det) d = diameter rata-rata butiran dasar (mm) GEOMETRI SUNGAI (Penampang Melintang Sungai) KONDISI REGIME Leopold dan Wolman (1957) B C a Q 0 , 26 S 0,0125Q 0, 44 D D Cb Q 0 , 4 U Cc Q 0 , 34 C a Cb C c 1 B KECEPATAN DI TIKUNGAN U2 U V2 RC Bag. lurus Rc U1 Bag. tikungan V1 U3 KECEPATAN DI TIKUNGAN Pada daerah tikungan peningkatan kecepatan sekunder/melintang (V) cukup besar dibandingkan pada daerah lurus Pada daerah tikungan bekerja dua kecepatan yaitu : 1. Kecepatan utama (memanjang), U 2. Kecepatan sekunder (melintang), V KECEPATAN DI TIKUNGAN Kecepatan Sekunder Maksimum (Vmaks) Vmaks D 10 5 0,5 0,5 f U XRC 3 9 X Ket : X = konstanta von karman (gunakan 0,4) f = faktor kekasaran RC = jari-jari tikungan Suatu sungai dalam keadaan regime mempunyai lebar 40 meter, butiran dasar berdiameter rata-rata 10 mm, mempunyai debit dominan 250 m3/det dan luas tangkapan air sungai adalah 200 km2. Pertanyaan: 1.Perkirakan kemiringan memanjang rata-rata sungai tersebut. 2.Pada bagian hilir sungai tersebut bermeander, berapa besar panjang satu gelombang meander dan amplitudo meander sungai. 3.Berapa kira-kira jari-jari tikungan meander tersebut. PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (1) 1. Metode Pelampungan Pelampung B A S S A B V t PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (2) 2. Metode Baling-Baling (current meter) Current meter PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (2a) Pengukuran dengan 1 titik pengukuran Pengukuran kecepatan aliran hanya dilakukan pada satu titik saja, yaitu dapat diukur pada 0,6 atau 0,5 atau 0,2 kedalaman aliran dari permukaan air. V V0,6 V C1 V0,5 V C2 V0, 2 PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (2c) Pengukuran dengan 3 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 3 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air. V0, 2 V0,8 1 V V0,6 2 2 PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (2b) Pengukuran dengan 2 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 2 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air. V V0, 2 V0,8 2 PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (2d) Pengukuran dengan 5 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 5 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0 (permukaan); 0,2; 0,6; 0,8 dan 1,0 (dasar) kedalaman aliran dari permukaan air. V Vs 3V0, 2 2V0,6 3V0,8 Vb 10 PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI (3) 3. Metode Pewarnaan/Penggaraman Zat warna/ garam di masukan Detektor B A S S A B V t LATIHAN Suatu tikungan memiliki data sebagai berikut: f = 0,017 U = 1,5 m/det D = 1,2 m X = 0,4 Vo = 0,1 m/det (kecepatan sekunder pada daerah lurus) Rc = 4 meter Tentukan kecepatan sekunder maksimum dan tinjaulah distribusi kecepatan sekunder pada tikungan tersebut dengan mengambil 3 titik tinjauan yang berbeda.