Uploaded by arnianti1125

PEMBENTUKAN PARAGRAF DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

advertisement
MAKALAH BAHASA INDONESIA
PEMBENTUKAN PARAGRAF DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
Disusun oleh :
Kelompok 5
RIBKAH ANANDITA
A31116513
AHMAD NIRTA ANUGRIYA TANTAWI
A31116514
NURUL ALIFIAH RISTIANTI WARIS
A31116515
ARNIANTI
A31116701
BONITA SEPTIANTI
A311165
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembentukan
Paragraf dan Pengembangan Paragraf”. Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah kami.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Bahasa Indonesia. Harapan kami,
semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita tentang pembentukan paragraf.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima saran dan kritik agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini.
Makassar, 01 November 2016
penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................... ............................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf ................................................................................. 3
B. Tujuan Pembentukan Paragraf ................................................................ 3
C. Ciri-ciri Paragraf ...................................................................................... 4
D. Fungsi Paragraf………… ........................................................................ 3
E. Jenis-jenis Paragraf………… .................................................................. 5
F. Syarat Paragraf yang baik ........................................................................ 7
G. Cara Penempatan Pikiran Utama ............................................................. 9
H. Pengurutan Kalimat Utama dan Penjelas ................................................. 9
I. Pengembangan Paragraf
......................................................................10
BAB III. PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................................. 13
2. Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak
kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga
terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau
pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu. Paragraf merupakan suatu
karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu
gagasan mulai dan berakhir.
Pada umumnya, kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat
lain yang membentuk paragraf.
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Tanpa kemampuan menyusun paragraf, seseorang tidak mungkin dapat mewujudkan
sebuah karangan. Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf.
Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri.
Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami
mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga
syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa tujuan dari pembentukan paragraf?
3. bagaimana mnentukan ciri-ciri paragraf yang baik?
4. Apa saja jenis-jenis paragraf?
1
5. Apa perbedaan pikiran utama dan pikiran penjelas?
6. Apa saja syarat-syarat pembentukan paragraf?
7. bagaimana cara menempatkan kalimat utama dalam paragraf dan mengurutkan kalimat
utama dan penjelas dalam kesatuan paragraf
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi kewajiban kami melaksanakan tugas
kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi tentang pembentukan
paragraf dan pengembangan dan memberi penjelasan kepada pembaca tentang paragraf
dan cara pembentukannya serta pengembangannya sehingga dapat mempermudah dalam
penulisan suatu karya ilmiah atau karangan lainnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBENTUKAN PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang disusun oleh beberapa kalimat.
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas daripada kalimat.
Paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat, namun kalimat itu bukan sekedar berkumpul,
melainkan bertalian satu sama lain dalam satu rangkaian yang membentuk sebuah isi pikiran.
Melalui paragraf, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan atau kalimat-kalimat
penjelas. Pembentukan paragraf merupakan salah satu syarat utama dalam karang-mengarang
dan tulis-menulis.
Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu ide pokok. Perhatikan contoh paragraf
berikut:
(a)Dalam pengembangan bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan. (b)Perubahan
itu antara lain berupa penambahan kata-kata baru, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa
asing. (c)Penambahan yang berasal dari bahasa asing, misalnya astronaut, kosmonaut, satelit,
komputer dan televisi. (d)Penambahan kata-kata baru itu dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam komunikasi.
Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat, semuanya membicarakan perkembangan
bahasa Indonesia. Ide pokok (pikiran utama) paragraf tersebut adalah “perkembangan bahasa
Indonesia” yang tertuang dalam kalimat (a). Kalimat (b), (c) dan (d) merupakan kalimat penjelas
karena ketiga kalimat menjelaskan ide pokok pada kalimat utamanya.
2. Tujuan Pembentukan Paragraf
Tujuan penyusunan paragraf dalam karya tulis, yaitu:
1)
Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat-nyekat ide pokok yang
satu dari ide pokok yang lain berdasarkan keharusan untuk mengungkap satu ide pokok
saja pada setiap paragraf.
3
2)
Untuk memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar dan formal agar
memungkinkan pemberian perhatian yang lebih lama dan terarah untuk berkonsentrasi
penuh terhadap tema alinea.
Paragraf dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih
lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah hal-hal yang penting atau
untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya.
3. Ciri-ciri Paragraf
1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima sampai tujuh ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa.
2) Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3) Menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang
berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam
kalimat topik.
4) Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini
berisi detail-detail kalimat topik. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang spesifik dan tidak
mengulang pikiran penjelas lainnya.
Paragraf mempunyai arti dan fungsi sangat penting dalam karangan yang panjang.
Pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu,
dan sempurna melalui paragraf sehingga makna dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan
keinginan penulisnya. Selain itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan enerjik. Paragraf dapat pula menjembatani gagasan penulis
dan pembacanya.
4. Fungsi Paragraf
1)
Mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan dengan memberikan suatu bentuk pikiran
dan perasaan dengan serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu
kesatuan.
2)
Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran juga.
4
3)
Memudahkan dalam pengorganisasiaan gagasan bagi yang menulis dan memberikan
kemudahan pemahana bagi pembacanya
4)
Memudahkan dalam pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang.
Kalimat utama menyampaikan pikiran utama dan kalimat pengembag menyampaikan pikiran
penjelas.
5. Jenis-jenis Paragraf
Paragraf terdiri atas beberapa jenis yang dikategorikan berdasarkan aspek-aspeknya, yaitu :
1.1 Berdasarkan fungsinya dalam karangan
Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf ini dibagi tiga jenis:
1) Paragraf Pengantar
Paragraf pengantar atau paragraf pendahuluan berfungsi sebagai pembuka atau pengantar
pokok pembicaraan untuk sampai kepada masalah yang diuraikan dalam karangan. Paragraf jenis
ini mampu mengundang minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan atau menata
pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi uraian.
Adapun fungsi paragraph pengantar sebagai berikut ini.
a. Mengungkap pokok persoalan yang mendasari masalah.
b. Menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang pentingnya masalah ditulis.
c. Mengungkap ide sentral gagasan yang akan ditulis.
d. Mengungkap pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan kearah pendirian selengkapnya
sampai dengan akhir karangan.
Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik sebab berfungsi sebagai pengikat untuk
semua paragraf dalam tulisan. Oleh karena itu, paragraf pengantar harus disusun dengan apik dan
semenarik mungkin.
5
2) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah paragraf yang berfungsi mengemukakan inti persoalan, juga
memberi ilustrasi atau contoh. Semua masalah yang akan diuraikan, dimuat dalam paragrafparagraf ini yang secara tekhnis ditempatkan diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Dengan demikian, paragraf ini berisikan pembahasan inti persoalan yang dikemukakan.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang berada pada bagian akhir tulisan yang berisikan
simpulan dari semua uraian sebelumnya dengan fungsinya sebagai penutup. Paragraf ini sering
merupakan pernyataan atau penegasan kembali mengenai masalah-masalah yang dianggap
penting dalam paragraf penghubung. Kalimat-kalimat yang menyusunnya diusahakan dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Seperti halnya paragraf pembuka, paragraf
ini tidak boleh terlalu banyak atau terlalu panjang.
1.2 Berdasarkan Posisi Kalimat Utama
a)
Paragraf deduktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal paragraf akan membentuk paragraf deduktif,
yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian
terinci mengenai ide pokok (mengikuti urutan umum-khusus).
b)
Paragraf induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian akhir akan membentuk paragraf induktif, yaitu
cara penguraian yang menyajika penjelasan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok
pembicaraan (mengikuti uraian khusus-umum)
c)
Paragraf deduktif-induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal dan diulang pada bagian akhir akan
membentuk paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat pada bagian akhir lebih bersifat
mengulang atau menegaskan kembali gagasan utama pada bagian awal. Cara penguraiannya
dimulai dalam pernyataan yang umum kemudian di perjelas dengan yang khusus, lalu kembali
ke yang umum.
6
6.
Syarat Paragraf yang Baik
1) Kesatuan
Paragraf yang baik hanya mempunyai satu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut
ditempatkan dalam kalimat utama. Adapun kalimat-kalimat pengembang berupa pikiran-pikiran
penjelas menjelaskan pikiran utama. Tidak satupun kalimat pengembang yang tidak menjelaskan
pikiran utama. Apabila ada kalimat pengembang yang tidak menjelaskan pikiran utama maka
paragraph tersebut rusak kesatuannya.
2) Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik. Kepaduan paragraf dapat dicapai dengan kalimat-kalimat yang
berhubungan secara logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan
kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf
menjadi satu padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetis
(pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi dan bentuk parallel. Urutan
pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan
mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan
pikiran yang membingungkan.
a. Pengulangan Kata Kunci
Kepaduan paragraf dapat pula dicapai dengan pengulangan kata kunci. Semua kalimat
yang ada dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah
disebutkan pada kalimat sebelumnya diulang pada kalimat kedua, ketiga dan seterusnya. Dengan
pengulangan itu kalimat menjadi padu, utuh dan kompak.
b. Kata Ganti
a) Kata ganti orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam satu paragraf, kita banyak menggunakan
kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang
berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian, (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau,
mereka dan nya (kata ganti oranga ketiga).
7
b) Kata ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah, itu, ini, tadi,
begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagainya.
c. Kata Transisi
Kata Transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya
hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat
memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu, dan utuh. Kata
transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. Kata transisi menyatakan
hubungan sebagai berikut:
No. Menyatakan Hubungan
1.
Sebab, akibat, hasil
Kata/Frase Transisi
Sebab, karena, akibatnya, maka oleh karena itu, oleh
sebab itu, dampaknya, hasilnya, jadi, dengan demikian.
2.
Pertentangan
Tetapi, akan tetapi, namun, berbeda dengan itu,
meskipun demikian, sebaliknya, kebalikan daripada itu,
kecuali itu.
3.
Hubungan waktu
Baru-baru ini, ketika, sejak, segera, beberapa saat
kemudian, sementara itu.
4.
Hubungan perbandingan
Dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya,
lebih daripada itu, berbeda dengan itu.
5.
Hubungan tempat
Berdekatan dengan itu, di sini, ke seberang, di
sepanjang jalan ini.
6.
Hubungan tujuan
Agar, supaya, untuk maksud tersebut, guna.
7.
Hubungan pertambahan
Tambahan pula, berikutnya, juga, kemudian, selain itu,
lebih lanjut, di samping itu, lebih-lebih, dalam hal
demikian, dengan kata lain.
8.
Hubungan syarat
Jika, jikalau, apabila, kalau.
9.
Hubungan cara
Dengan cara ini, cara yang demikian, cara ini.
10.
Hubungan singkatan
Singkatnya, ringkasnya, pendek kata.
8
11.
Hubungan urutan
Mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, sesudah itu,
selanjutnya
12.
Hubungan penegasan
Jadi, dengan demikian, bahwa, jelaslah bahwa.
B. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf yang baik adalah paragraf yang dibangun beberapa kalimat yang saling
berhubungan. Kalimat itu tersebut oleh satu pikiran utama dan dijelaskan secara terinci oleh
beberapa kalimat penjelas. Pikiran utama dan pikiran penjelas masing-masing tertuang dalam
kalimat utama dan kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf terdapat dalam satu kalimat
utama dan beberapa kalimat penjelas.
1. Cara Penempatan Pikiran Utama
1.1 Pikiran Utama pada Awal Paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan pikiran utama di awal yang terdapat dalam satu
kalimat. Penjelasan terhadap pikiran utama tersebut diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Cara ini sering diterapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah karena mudah dilakukan dan
mengundang perhatian pembaca. Paragraf demikian disebut dengan kalimat deduktif.
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka
paragraph dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah
ini.
Kerangka paragraf
Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas :
1. manusia telah mengubah segala-galanya
2. hutan, sawah, dan ladang tergusur
3. pohon-pohon tidak ada lagi
4. pagar bunga sudah diganti
5. gedung-gedung mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan
saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala9
galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan
cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu
bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah
menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliunan rupiah. Arus modernisasi
dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.
1.2 Pikiran Utama pada Akhir Paragraf
Pikiran utama pada sebuah paragraf dapat pula ditempatkan pada akhir paragraf. Paragraf ini
disebut dengan kalimat induktif. Paragraf jenis ini terlebih dahulu mengemukakan kalimat
penjelas terlebih dahulu dikemukakan kalimat penjelas, kemudian disudahi dengan kalimat
utama yang memuat pikiran utama. Paragraf jenis ini disebut paragraf induktif.
1.3 Pikiran Utama yang ada pada Awal dan Akhir Paragraf
Paragraf dengan pola ini adalah gabungan paragraf deduktif dan induktif. Pada awal paragraf
diketengahkan kalimat utamanya disusul kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri kalimat utama
kembali.
1.4 Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat
Paragraf jenis ini merupakan paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang sama pentingnya
dan bekerja sama menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat-kalimat
tersebut merupakan kesatuan isi.
2. Pengurutan Kalimat Utama dan Penjelas
2.1 Urutan Logis
Urutan logis adalah urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal-hal umum kemudia hal-hal
khusus atau sebaliknya.
2.2 Urutan Kronologis
Urutan Kronologis yaitu urutan kejadian menurut waktu, peristiwa yang digambarkan dalam
paragraf diurut menurut tingkat perkembangannya dari waktu ke waktu. Urutan tersebut dapat
dipakai dalam tulisan naratif.
10
2.3 Urutan Klimaks dan Antiklimaks
Urutan klimaks adalah urutan yang dimulai dengan pernyataan biasa kemudian lambat laun
menjadi makin penting sampai pada yang paling penting dan paling menonjol. Kalimat terakhir
merupakan kalimat yang paling penting dan menjadi klimaks dari serangkaian kalimat
sebelumnya.
Adapun urutan antiklimaks adalah urutan yang dimulai dengan kalimat yang paling penting dan
menonjol kemudian diikuti dengan kalimat yang kadar kepentingannya kurang lalu diakhiri
dengan kalimat yang biasa.
3. Pengembangan Paragraf
Setiap paragraf mempunyai satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama dan
pikiran penjelas akan menjadi jelas apabila ada perincian yang cermat dan logis. Dalam
pengembangannya, pikiran utama dituangkan dalam kalimat utama sedangkan kalimat penjelas
dituangkan dalam kalimat-kalimat penjelas sebagai rincian kalimat penjelas.
Ada beberapa teknik pengembangan paragraf antara lain :
1.1 Pengembangan Paragraf dengan Teknik Hal-Hal yang Khusus
Merupakan pengembangan yang dimulai dari hal-hal khusus ke umim atau sebaliknya. Teknik
ini paling banyak digunakan dalam tulisan.
1.2 Pengembangan Paragraf dengan Teknik Klasifikasi
Merupakan pengembangan yang dimaksudkan sebagai upaya mencari kelompok besar dari
kelompok kecil yang mencakupi objek yang dibicarakan dalam kelas utama. Penulis harus
mempunyai klasifikasi yang tepat untuk dapat mengembangkan suatu paragraf. Melalui
klasifikasi yang dilakukan penulis, pembaca lebih mudah memahami tulisan yang disajikan.
4.3. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Alasan-Alasan
Yang bermula dengan menyajikan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu, kemudian
disusul rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini sebab merupakan pikiran utama, sedangkan
akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.
11
4.4. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Perbandingan
Dalam pengembangan ini penulis memaparkan persamaan dan perbedaan dua objek gagasan atau
lebih.
4.5. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Contoh-Contoh
Merupakan pengembangan paragraf dengan terlebih dahulu dikemukakan suatu pernyataan,
disebutkan rincian-rinciannya yang disertai contoh-contoh konkret. Contoh-contoh yang
dikemukakan untuk lebih menjelaskan rincian-rincian yang selanjutnya lebih memperjelas
pikiran utama.
4.6. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Definisi Luas
Teknik pengembangan ini dipakai untuk mengembangkan pikiran utama. Semua penjelasan atau
uraian menuju pada perumusan definisi itu.
4.7. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Campuran
Pada teknik pengembangan ini rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari
dua atau lebih teknik pengembangan paragraf. Misalnya, teknik dari hal-hal khusus digabungkan
dengan teknik dengan contoh-contoh.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o
Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran
o
Tujuan penyusunan paragraf dalam karya tulis yaitu, memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan cara menyekat-nyekat ide pokok yang satu dari ide pokok yang lain
berdasarkan
keharusan
untuk
mengungkap
satu
ide
pokok
saja
pada
setiap
paragraf dan Memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang
satu ke ide yang lain sehingga pemusatan perhtian dapat dilakukan terhadap setiap ide yang
diungkapkan dalam karya tulis tersebut.
o
Paragraf dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih
lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah hal-hal yang penting
atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya.
o suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki
hubungan timbal balik.
o Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur
yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik.
Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan
paragraf tidak efektif.
B. Penutup
o Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat yang
telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari suatu
paragraf dengan mudah.
o Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara
mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar
13
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajaran Bahasa Indonesia. 2014. Bahasa Indonesia Makassar : UPT MKU Universitas
Hasanuddin
http://sitiaminiharis31.blogspot.co.id/2016/01/makalah-pembentukan-paragraf.html
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-paragraf-ciri-fungsi-jenis.html#
http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-indonesiaparagraf_28.html
14
Download