Uploaded by User3649

EKONOMI MONETER ARIF

advertisement
EKONOMI MONETER
RANGKUMAN
BAB I – BAB IX
&
DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Theresia Militina, M.Si.
Disusun oleh :
Mochammad Arif Budiono
( 1701025036 )
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 RUANG LINGKUP
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat
fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. secara umum, kegiatan ekonomi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran
produksi; harga dan hubungan perdagangan pembayaran internasional. oleh karena itu
ekonomi moneter mencakup mempelajari beberapa hal diantaranya:
a. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
b. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit
c. Struktur dan fungsi dari bank sentral
d. Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
e. Pembayaran serta sistem moneter internasional
1.2 PERANAN DAN FUNGSI UANG
uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran
baik barang jasa maupun utang. dalam sejarah uang beberapa jenis barang telah pernah
dipakai sebagai uang (misalnya kerang emas gigi binatang kulit perak dan sebagainya).
dengan demikian uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum
mempunyai fungsi sebagai berikut;
a. Sebagai satuan pengukur nilai
dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan.
Misalnya, di indonesia rupiah adalah dasar pengukur nilai dari barang-barang
dan jasa yang diperdagangkan dipasar. seseorang dapat mengukur nilai sebuah
mobil atau rumah dengan rupiah bahkan dengan diketahuinya nilai rupiah dari
mobil dan rumah. maka dapat diketahui pula perbandingan nilai antara mobil
dan rumah bayangkan kalau suatu perekonomian yang tanpa uang mungkin
harga sepeda dinilai 1/20 mobil.
b. Sebagai alat tukar menukar
fungsi ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual.
adanya uang sebagai alat di dalam tukar-menukar dapat menghilangkan
perlunya ada kesamaan keinginan sebelum terjadinya pertukaran. Kesamaan
keinginan harus ada lebih dahulu untuk terjadinya tukar menukar barang
dengan barang (barter). dengan adanya uang seharusnya adanya persamaan
keinginan ini tidak perlu ada untuk terjadi pertukaran. Prosesnya, barang
ditukar dengan uang dan dengan uang ini dapat membeli dengan barang lain.
c. Sebagai alat penimbun atau penyimpan kekayaan
kekayaan seseorang dapat berupa barang atau uang. dalam bentuk misalnya;
rumah, mobil, perhiasan, dan sebagainya sedang dalam bentuk uang misalnya;
uang kas, dan surat-surat berharga. dengan demikian seseorang dapat
menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang kas. dalam pengertian inilah
uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan.
1.3 DEFINISI UANG
ada beberapa definisi daripada uang ,masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat
likuiditasnya. biasanya uang didefinisikan;
M1, adalah uang kertas dengan logam + simpanan dalam bentuk rekening koran
(demand deposit)
M2, adalah M1 + tabungan + deposito berjangka( time deposit) pada bank-bank
umum
M3, adalah M2 + tabungan deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non
bank
M1 adalah yang paling likuid, sebab proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan
tanpa adanya kerugian nilai ( artinya satu rupiah menjadi juga satu rupiah)
sedangkan M2 karena mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah.
untuk menjadikannya uang kas deposito berjangka waktu (3 6 atau 12 bulan). dan
apabila dijadikan uang kas sebelum jangka waktu tersebut kena penalti atau denda (
jadi tidak satu rupiah menjadi satu rupiah tetapi lebih kecil karena benda tersebut).
1.4 NILAI DARI UANG
nilai dari uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli ditukarkan dengan
barang dan jasa ( internal value )serta valuta asing (eksternal value). dengan demikian
besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. apabila harga barang ini naik
(turun) maka nilai uang akan turun (naik).
biasanya ada 3 metode untuk mengukur nilai uang yakni dengan menggunakan;
indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar atau apa yang
disebut dengan GNP deflator.
indeks biaya hidup umumnya banyak dipakai sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini
mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup di Indonesia kita kenal indeks
harga 9 (sembilan) bahan pokok, indeks harga 62 macam barang dan sebagainya.
sedangkan indeks harga perdagangan besar merupakan indeks harga barang-barang
yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator
mencakup harga-harga barang yang lebih luas dibanding dengan indeks biaya hidup
maupun indeks harga perdagangan besar. cara menghitungnya dengan membagi GNP
nominal dengan GNP riil pada harga konstan misalnya, GNP deflator untuk tahun
1982 =
GNP nominal tahun 1982
GNP riil pada (harga konstan tahun 1970)
Sedangkan GNP deflator pada tahun tahun dasar (1970) = 1
Ketiga angka indeks ini cenderung bergerak bersama-sama arahnya meskipun dalam
tingkat yang berbeda-beda. perubahan ini memberikan informasi tentang perubahan
nilai uang.
1.5 KLASIFIKASI UANG
uang dapat diklasifikasikan atas beberapa dasar yang berbeda-beda seperti misalnya;
1) Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang;
2) Yang mengeluarkan/mengedarkan yakni pemerintah Bank sentral,
atau bank komersial.
3) Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai
barang.
1.6 STANDAR MONETER
a) Standar kembar bimetalism
Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak
sebagai dasar nilai mata uangnya. caranya harga perak ditetapkan misalnya
sebesar $1.293 per gram emas sebesar $19.395 per gram dengan demikian
perbandingan nilai antara perak dengan emas adalah 15:1 perbandingan ini
disebut Mint rasio. artinya harga emas 15 kali harga perak. pemerintah
bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan
perak yang ditawarkannya. demikian juga masyarakat bebas untuk melebur
uang menjadi logam mulia dan sebaliknya.
b) Standar emas
Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas
ini karena bentuk dari sistem ini bermacam-macam ( berbeda antara satu
negara dengan lain). namun secara umum dapat dikatakan bahwa suatu negara
memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya dikaitkan atas nilai
seberat emas tertentu. masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau
membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata
uang nya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan
perbandingan yang telah ditentukan oleh bank sentral.
c) Fiat standar
masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak)
adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar.
atas dasar alasan ini kemudian beredar surat emas atau perak sebagai
pengganti emas yang disimpan. surat emas atau perak ini semula dijamin
100% dengan emas/perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan
ini makin berkurang. semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai
bukti atas kepemilikan emas yang tersimpan di mana setiap saat si pemilik
dapat mengambil emas tersebut.
d) Uang giral deposit money
Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat
dikategorikan sebagai uang. Mengapa? karena pertama deposito ini dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. caranya pembayaran ini dilakukan
dengan menulis cek yakni transfer deposito dari si penulis atau pembayar
kepada si penerima pembayaran. kedua deposito ini dapat dipakai sebagai alat
penumbuk kekayaan. seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan
kekayaannya dalam bentuk deposito. ketiga deposito dapat dipakai sebagai
alat pembayaran tertunda (defered payment). seseorang atau badan usaha
dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di
bank.
e) Uang kuasi
Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening
valuta asing milik swasta domestik. apabila kriteria uang didasarkan pada
fungsinya maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang.
namun ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan
kekayaannya dalam berbagai bentuk sepert:i tanah, rumah, uang, perhiasan
dan bahkan berbentuk tabungan. maka memasukkan tabungan ke dalam
pengertian uang dapat dimengerti.
\
BAB II
PERANAN LEMBAGA – LEMBAGA KEUANGAN
2.1 JENIS LEMBAGA KEUANGAN
lembaga keuangan terdiri dari bank-bank umum serta lembaga keuangan non bank
bank umum adalah Bang Bang yang kewajiban-kewajibannya terdiri dari saldo rekening
koran di Indonesia bank bank umum ini meliputi Bank Bank devisa baik milik pemerintah
maupun swasta bank asing serta Bank pembangunan sedang lembaga lembaga keuangan non
bank terdiri dari lembaga-lembaga yang bergerak dalam pasar modal atau dalam
pengumpulan modal seperti bank bank dan lembaga tabungan perusahaan ansuransi lembagalembaga penanaman modal lembaga pensiun dan sebagainya
2.2 PERANAN LEMBAGA KEUANGAN
untuk lebih mempermudah penjelasan peranan lembaga keuangan ini terlebih dahulu
akan disajikan bagaimana proses kegiatan ekonomi makro tanpa adanya lembaga keuangan
itu terjadi secara sederhana misalnya kelompok di dalam masyarakat hanya terdiri dari
kelompok rumah tangga konsumen dan kelompok perusahaan produsen
prosesnya perusahaan menghasilkan barang dengan menyewa membeli faktor produksi dari
rumah tangga pendapatan sektor rumah tangga yang diperoleh dari menyewakan atau
menjual faktor produksi digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh
perusahaan dengan demikian nilai total barang dan jasa yang dihasilkan GNP ini akan sama
dengan pendapatan yang berupa upah keuntungan dan sewa. aliran barang bawah sama
dengan aliran uang atas apabila sektor rumah tangga tidak membelanjakan semua
pendapatannya maka timbullah tabungan dengan sendirinya tidak semua barang yang
dihasilkan oleh perusahaan bisa terjual namun perusahaan tidak hanya menghasilkan barang
konsumen saja tetapi juga barang-barang keperluan perusahaan sendiri dan juga persediaan
pengeluaran perusahaan untuk tujuan ini disebut investasi untuk membiayai pengeluaran ini
diperlukan dan lembaga keuangan lain yang menghubungkan dana yang tersedia dari sektor
rumah tangga dengan yang memerlukan untuk investasi.
2.3 TINGKAT BUNGA DAN HARGA SURAT BERHARGA
BAB III
3.1 SIFAT USAHA
Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamanya adalah mencari
keuntungan. Keuntungan merupakan seelisih antara pendapatan dan biaya, secara sederhana,
keuntungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keuntungan = R(Q) – C(Q);
Di mana :
R(Q) = pendapatan
C(Q) = biaya
3.2 DANA BANK
Seperti halnya pada neraca perusahaan-perusahaan manufaktur, neraca suatu
bank pun terdiri dari identitas :
Kekayaan/assets = Utang/liabilities + Modal Sendiri/Net Worth
3.3 PENGELOLAAN BANK UMUM
1.) Konsep Dasar Pengelolaan Bank Umum
Tujuan jangka panjang suatu bank umum adalah mencari laba namun demikian,
suatu bank tidaklah seharusnya hanya memperlihatakan tujuan jangka panjang ini.
Tetapi juga kegiatannya dalam jangka pendek ( kegiatan sehari-hari ).
2. ) Prinsip-prinsip Pengelolaan Bank Umum Dalam Jangka Pendek
Dua ( 2 ) hal yang perlu di perhatikan dalam mengelola ban dalam jangka
pendek yakni penentuan :
(1) Tujuan jangka pendek.
(2) Cara mencapat tujuan tersebut
Manajemen Likuiditas Bank
Pengelolaan likuiditas suatu bank mencangkup penentuan berapa besar alatalat likuid yang harus di sediakan guna menghadapi penagihan daripada nasabah yang
sewaktu waktu menagihnya.
3.4 PENGATURAN BANK UMUM
Bank umum merupakan lembaga kuangan yang sangat penting perandannya di dalam
proses penciptaan kredit yang pada gilirannya besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan
ekonomi. Bank umum akan memenuhi misi semacam ini apabila mendapat kepercayaan dari
masyarakat tentanf solvabilitas dan likuiditas baik bagi bank umum secara individual maupun
keseluruhan
3.5 HUBUNGAN KORESPONDEN
Suatu bank sering membuat penggaturan dengan bank umum lain ( dalam atau luar negeri
) dalam bentuk deposito pada bank lain tersebut. Deposito ini dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, antara lain :
3.5.1 untuk memudahkan check clearing. Artinya suatu bank dapat meminta bantuan bank
korespodensi nya untuk membayar cek yang ditarik atas namanya atau menguangkan cek (
atas bank lain) dan di masukkan dalam deposito pada bank korespondensi tersebut.
3.5.2 untuk memudahkan melakukan oembayaran kedalam dan luar negeri. Suatu bamk dapat
meminta bantuan bank korespodensinya di luar negeri untuk melakukan pembayaran dengan
deposito yang ada di bank luar negeri tersebut.
3.5.3 untuk memudahkan melakukan transaksi-transaksi lain seperti misalnya mrmbeli suratsurat beharga atau memberi pinjaman dan sebagainya.
3 6. PENGGABUNGAN BANK/MERGER
Beberapa alasan penggabungan bank-bank umum ini antara lain:
Pertama, dari segi bank yang menggabung adanya diseconimies of scale yang tercerim
dari rendahnya rentabilitas dan rendahnya likuiditas serta rendahnya kemungkinan untuk
dapat menjual saham baru.
Kedua, segi bank yang menetima gabungan adalah adanya economies of scale sehingga
dapat menekan ongkos. Di samping ini bank tersebut dapat mendapatkan langganan baru
serta memperbanyak distribusi lokasi bank.
3.7. PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA DI INDONESIA
Bank-bank umum di Indonesia masih sebagian besar milik pemerintah. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah bank, jumlah kantor serta besarnya kredit yg diberikan.
Sejalan dengan pembangunan ekonomi, maka jumlah kredit yang diberikan menunjukkan
kenaikan. Perkembangan yang cukup besar dialami oleh bank-bank umum, baik karena ada
pendirian cabang baru maupun penggabungan (merger). Bank tabungan, baik jumlah bank
maupun jumlah kantornya tidak banyak mengalami perubahan.
BAB IV
BANK SENTRAL
4.1 FUNGSI BANK SENTRAL
Bank sentral pada dasarnya mempunyai tugas untuk memelihara supaya sistem moneter
itu bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan
kredit/uang beredar sesuai dengan yang di perlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
tanpa mengakibatkan inflansi.
Dalam kaitannya dengan tanggung jawab yang kedua ini bank sentral mempunya tugas :
4.1.1 memperlancar lalu lintas pembayaran sehingga dappat cepat dan efisien.untuk
memenuhi tujuan ini, bank sentral melakukan dua hal yakni. Pertama dengan menciptakan
uang kertas.
4.1.2 sebagai pemegang kas pemerintah. Bank sentral memegang peranan yang penting
dalam membantu memperlancar kegiatan keuangan ( penerimaan dan pembayaran )
pemerintah dengan cara
- menerima pembayaran pajak
- membantu melakukan pembayaran pemerintah ( dari pusat kepada pemerintah daerah,
misalnya);
- membantu penempatan serta pengedaran surat-surat beharga pemerintah
4.1.3. Mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan memeriksa keuangan, membuat peraturan tentang pendirian serta penggabungan dan
sebagainya.
4.1.4. Melakukan pengumpulan serta analisa data ekonomi nasional dan internasional.
4.2 NERACA BANK SENTRAL
Dalam kaitannya dengan perumusan serta pelaksanaan kebijaksanaan moneter ( dan inilah
tanggung jawab yang lebih penting ) perlu dijelaskan terlebih dahulu bentuk umum dari
neraca bank sentral yang merupakan pencerminan dari kegiatannya. Secara singkat pospos/rekening utama adalah :
4.3. ALAT/INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang dilakaukan oleh oleh penguasa moneter
( biasanya bank sentral ) untuk mempenggaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit
yang pada gilirannya akan memperngaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
4.4 BANK INDONESIA SEBAGIAN BANK SENTRAL
Diatas telah diuraikan tugas / fungsi serta kebijaksanaan moneter bank sentral secara umum.
maka sekarang tiba gilirannya untuk menguraikan Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Undang - Undang yang mengatur Bank Indonesia adalah UU No. 13 Tahun 1968. Dalam
pasal 7 Undang - Undang ini disebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah
membantu pemerintah dalam hal
Dalam menjalankan Tugas pokok tersebut harus berdasarkan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Dewan moneter ini terdiri atas 3
(tiga) orang anggota, yaitu menteri yang membidangi keuangan dan perekonomian serta
Gubernur Bank Indonesia.
perincian lebih lanjut kedua tugas pokok tersebut diatas terdapat dalam pasal 26 sampai
dengan 40.
4.5 USAHA-USAHA BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai bank sentral, maka bamk indonesia ( Pasal 41
dan 43 ):
(1) Memindahkan uang, dan penarikan atas saldo kredit yang ada pada koresponden
dilakukan dilakukan secra telegram atau dengan wesel tunjuk.
(2) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
(3) Membeli dan menjual
-
Wesel
-
Kertas pembendaharaan atas beban negara
-
Surat utang negara
(4) Membeli dan menjual cek, surat-surat beharga, kertas dagang dll
(5) Memberi jaminan bank ( bank-garansi ) dengan tanggungan yang cukup
(6) Menyedialan tempat penyimpanan barang—barang beharga
4.6 SUSUNAN ORGANISASI BANK INDONESIA
Dalam rangka mendukung Uu. No. 13 Tahun 1968 tersebut diatas, maka telah di susu
organisasi yang terdiri dari
-
8 bidang, 16 Urusan/biro yang membawahi 56 bagian.
-
37 kantor cabang seluruh wilayah Republik Indonesia
-
5 kantor perwakilan di luar negeri
BAB V
TEORI MONETER KLASIK
5.1 PENDAHULUAN
Tiang utama dari teori moneter klasik adalah J.B. Say living fisher dan A Marshall.
J.B Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaan (supply creates its own demand) artinya, bahwa suatu perekonomian
tidak akan mengalami underemployment atau apa yang oleh malthus dinamakan
underconsumption. pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat mencukupi untuk
menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment).
namun demikian potensi output yang dapat dihasilkan tergantung dari pada tingkat teknologi
dan banyaknya faktor produksi tenaga kerja makin tinggi tingkat teknologi Dan makin tinggi
jumlah dan kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang dapat dihasilkan juga makin
besar. Artinya, tingkat full employment output dapat menjadi lebih besar keadaan yang selalu
pada full employment ini dapat tercapai melalui bekerjanya mekanisme pasar yang oleh
Adam Smith disebut dengan invisible hand.
5.2 TEORI KLASIK TENTANG TINGKAT BUNGA
Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat
bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. artinya pada tingkat bunga
yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah tabungan.
investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga keinginan
untuk melakukan investasi juga makin kecil. alasannya seorang pengusaha akan menambah
pengeluaran investasi nya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari
tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos
untuk penggunaan dana (cost of capital). semakin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan
lebih terdorong untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.
tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau
turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan
pengusaha untuk melakukan investasi.
5.3 TEORI KUANTITAS UANG
dari uraian di atas belum diperoleh penjelasan bagaimana peranan daripada uang.
menurut paham klasik uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor riil tidak ada
pengaruhnya terhadap tingkat bunga kesempatan kerja atau pendapatan nasional. pendapatan
nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas daripada tenaga kerja jumlah daripada modal
yang dipakai serta teknologi. tanpa perubahan dari faktor-faktor produksi maka pendapatan
nasional tidak akan berubah. (namun kaum neo klasik, yang kemudian sering disebut dengan
moneterist tidak mempunyai pendapat yang ekstrem seperti di atas menurut mereka uang
mempunyai pengaruh terhadap sektor riil terutama dalam keadaan belum full employment).
uang pengaruhnya hanyalah terhadap harga-harga barang. bertambahnya uang beredar akan
mengakibatkan kenaikan harga saja. jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. inilah yang
sering disebut dengan classical dichotomy. merupakan pemisahan sektor moneter dengan
sektor riil. sektor moneter tidak ada hubungan dengan sektor riil. uang hanya merupakan
suatu tudung (“veil”) saja dalam perekonomian. teori kuantitas uang yang pada dasarnya
menjadi tulang punggung adanya kesimpulan diatas.
5.3.1 Teori Irving fisher
teori ini mendasarkan diri pada falsafah hukum Say tersebut di atas bahwa ekonomi
akan selalu berada dalam keadaan full employment. secara sederhana Irving Fisher
merumuskan teori nya dengan suatu persamaan:
MV = PT
dimana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang (Velocity) yakni beberapa
kali suatu mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu orang kepada orang
lain dalam suatu periode tertentu P adalah harga barang dan T adalah volume barang yang
menjadi objek transaksi.
persamaan diatas merupakan suatu identitas (identiy) sebab selalu benar. artinya jumlah unit
barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (nilai barang tersebut) harus sama
dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya (total pengeluaran transaksi).
Dengan kata lain total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang yang dibeli (PT).
5.3.2 Cambridge Marshall equation
Marcel memandang persamaan lrving Fisher dengan sedikit berbeda. dia tidak
menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam suatu periode melainkan pada bagian
dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. secara matematika
sederhana teori Marshall dapat dituliskan sebagai berikut:
M = k PY
Di mana k proporsi dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas jadi besarnya sama
dengan 1/v. Marcel tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah
output. tetapi diganti dengan Y (untuk menunjukkan GNP riil) jadi T pada umumnya lebih
besar daripada Y sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan
atau setengah jadi yang dihasilkan beberapa tahun yang lampau. sedang dalam GNP hanyalah
mencakup barang akhir dan jasa yang dihasilkan pada tahun tertentu saja. juga dalam GNP
tidak termasuk barang setengah jadi
menurut teori kuantitas uang perubahan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan
perubahan harga secara proporsional. artinya kalau jumlah uang naik dua kali maka harga
akan naik dua kali juga.
pandangan demikian didasarkan pada anggapan anggapan sebagai berikut:
a. Dalam persamaan MV = PT, T dianggap tetap karena selalu berada dalam keadaan
full employment (atas dasar hukum Say).
b. Velocity juga dianggap tetap. velocity ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan
dalam kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran seperti misalnya penggunaan
alat-alat pembayaran baru akan mempengaruhi banyaknya transaksi yang dilakukan
demikian juga kebiasaan pembayaran dengan kredit akan mendorong masyarakat
lebih banyak melakukan transaksi sehingga velocity nya akan naik. biasanya
perubahan dalam kebiasaan melakukan pembayaran ini berjalan lambat (dalam waktu
yang relatif lama) sehingga dengan demikian velocity dapat pula dianggap tidak
berubah. dalam persamaan Marshall maka sebagai konsekuensinya (karena k = 1/v)
dapat pula dianggap tetap.
implikasi dari kedua anggapan ini adalah bahwa jumlah uang beredar hanyalah
mempengaruhi harga dan pengaruhnya proporsional. uang tidak dapat mempengaruhi output
riil (Y). output riil ini hanya akan berubah kalau terdapat perubahan dalam jumlah dan
kualitas dari faktor-faktor produksi. dengan demikian uang tidak dapat mempengaruhi sektor
riil pengaruhnya terbatas pada sektor moneter saja. pemisahan pengaruh uang terhadap sektor
riil dan moneter inilah yang sering disebut classical dichotomy.
hubungan proporsional antara jumlah uang dengan harga dapatlah dijelaskan sebagai berikut:
apabila V dan Y masing-masing tetap pada nilai 4 dan 100 maka dengan jumlah uang beredar
(M) = 25, harga (P) = akan sama dengan
1 : MV = PT
25 * 4 = 1 * 100
Jika M naik dua kali menjadi 50 maka P akan naik dua kali 50 * 4 = 2 * 100. secara ringkas
proses kenaikan harga ini dapat dijelaskan demikian. pada permulaannya masyarakat dalam
keadaan keseimbangan portfolio nya. kemudian Bank sentral menambah jumlah uang beredar
dua kali lipat. akibatnya masyarakat mengalami ketidakseimbangan dalam portfolionya.
yakni kelebihan uang kas yang dipegang. mereka akan membelanjakan (membeli barang atau
jasa) kelebihan uang kas tersebut. karena output total tidak bisa bertambah (dalam keadaan
full employment dengan hukum Say) maka harga akan terdorong naik masyarakat akan terus
membelanjakan kelebihan uang kasnya sampai total pengeluarannya naik dua kali lipat.
hubungan yang proporsional antara jumlah uang dengan harga seperti di atas dapat pula
dijelaskan dengan menggunakan persamaan Marshall misalnya, k = ¼ (berarti 1/4 bagian dari
GNP diwujudkan dalam bentuk uang kas). apabila GNP (PY) Sama dengan Rp400 miliar
maka keinginan masyarakat memegang uang kas sama dengan Rp100 miliar yakni
M = k PY
= ¼ * Rp400 miliar
= Rp100 miliar
Jika GNP naik menjadi Rp 500 miliar. maka besarnya uang kas yang diinginkan masyarakat
menjadi Rp200 miliar. dengan demikian jelas bahwa persamaan Marshall dapat menunjukkan
adanya keinginan akan uang kas. permintaan uang kas ini semata-mata untuk tujuan
melakukan transaksi. besar kecilnya k dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti misalnya
seseorang yang mendapatkan pembayaran gaji 4 kali sebulan akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan orang yang gajinya dibayarkan sekali sebulan. demikian juga dengan
makin majunya lalu lintas pembayaran (dengan adanya credit card) misalnya maka k akan
cenderung makin kecil.
Memandangpersamaan cash balance sebagai persamaan permintaan akan uang maka apabila
jumlah uang naik dua kali harga juga akan naik dua kali sampai permintaan akan uang sama
dengan jumlah uang. apabila jumlah uang naik dua kali maka masyarakat akan kelebihan
uang yang dipegang mereka akan membelanjakan kelebihan uang ini sampai jumlah yang
diinginkan untuk dipegang sama dengan jumlah uang yang ada. ini terjadi apabila GNP telah
naik dua kali.
keseimbangan (permintaan dan penawaran uang) ini dapat dilihat pula dari segi nilai riil
uang. nilai riil uang adalah nilai nominal uang dibagi dengan harga ( M/P ). dalam
persamaan cash balance di atas apabila M naik dua kali maka P juga naik dua kali. dengan
demikian permintaan uang (dalam arti rill) akan tetap.jadi persamaan cash balance lebih
mementingkan permintaan uang dalam arti rill bukan nilai nominal uang yang dipegangnya
BAB VI
TEORI KEYNES
6.1 PENDAHULUAN
Keynes menyatakan tidak dapat secara otomatis menjamin adanya full employment dalam
perekonomian. Dia menyarankan adanya peranan/campur tangan pemerintah dalam
perekonomian ( khususnya investasi yang lebih besar ). Dalam bukunya dia menyatakkan
kapitalisme katanya, dalam banyak hal sangat memberatkan namun apabila di atur dengam
bijaksana dapat membuat lebih efisien dalam mencapai tujuan ekonomi masyarakat.
Dalam kaitannya ekonomi moneter dua karya keynes patut disebut di sini pertama buku yang
berjudul “ A Track on Monetary Reform” (1923) dalam mana ia mengemukakakn pentingnya
efek yang berbeda terhadap tiga golongan utama yakni : investor ( yang menginvestasikan
tabungan, pengusaha/ interpreuner dan penerima upah). Secara umum inflasi akan
menyulitkan golongan penduduk pertama dan deflasi akan menyulitkan golongan kedua dan
ketiga.
6.2 KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
Dalam bukunya The General theory, keynes menjelaskan faktor-faktor yang menentukan
pendapatan nasional. Menurut kaum klasik, pendapatan nasionala akan selalu dalam keadaan
full employment dimana keinginan masyarakat untuk menabung sama dengan keinginan
perusahaan untuk melakukan investasi ( dalam arti ex ante). Dalam kenyataannya ( ex post )
tabungan selalu sama dengan investasi. Namun ex post tabungan sama dengan investasi
bukanlah merupakan syarat adanya keseimbangan dalam pendapatan nasional yang selalu
dalam keadaan full employment. Keynes membantah keadaan ini menyatakan bahwa
pendapatan nasional yang seimbang dapat terjadi pada keadaan kurang dari full employment.
Menurit keynes, apabila sektor perusahaan mengalami tambahan persediaan yang tidak
diinginkan, pengusajan akan memooerkecil/mengurangi produksi. Output akan turun selama
keinginan menabung lebih besar daripada keinginan untuk investasi ( dus, afa persediaan
yang tidak diinginkan). Proses turun nya ouput itu akan terus berlangsung sampai keinginan
menabung sama dengan keinginan investasi, dalam mana pendapatan nasional keseimbangn
yang baru lebih rendah dari semula. Berapa besarnya penurunan pendapatan nasional.sebagai
akibat keinginan menabung lebih besar. Daripada keinginan investasi untui menjelaskan ini
keynes menciptakan fungsi konsumsi ( dilihat dari segi lain juga merupakan fungsi tabungan
).
6.3. KONSUMSI DAN PENETUAN PENDAPATAN NASIONAL ( GNP )
Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi ( C ) terutama tergantung dari
pendapatan ( Y ) makin tinggi pendapatakn makin tinggi konsumsi.
C = a + bY
Koefisien b merupakan garis lereng tersebut yaktu menunjukan perubahan konsumsi per unit
perubahan pendapatan marginal propensity to consume dan besarnya kurang dari satu
misalnya , b = 0,6 berarti bahwa kenaikan pendapatan sebesar Rp1.000,00 akn menambah
pengeluaran konsumsi sebesar Rp600,00 ( yang berarti pula tambahan tabungan sebesar
Rp400,00).koefisien (konstanta) menunjukan besarnya konsumsi apabila pendapatan sama
dengan nol, dan juga menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi C selain pendapatan.
Perubahan nilai a akan menggeser garis C = a + bY.
Sumbu vertikal menunjukan pengeluaran ( E ) sedang sumbu horisontal menunjukan tingkat
produksi atau pendapatan nasional ( Y ). Garis pembantu yang membentuk sudut 45 derajat
menujukan adanya kesamaan jarak pada masing-masing sumbu, yang berarti adanya
kesamaan/keseimbangan pengeluaran ( E ) = pendapatan nasional ( Y ). Pengeluaran terdiri
dari konsumsi dan investasi ( yang dianggap nya autonomis, yakni besar-nya tidak tergantung
dari pendapatan).
Untuk sementara pengeluaran pemerintah ditiadakan. Pendapatan nasional dalam
keseimbangan apabila pengeluaran total (C+I) sama dengan produksi total ( Y).
Keseimbangan di tunjukan dengan perpotongan garis E = C+I dengan garis pembantu E = Y,
sehingga di peroleh Y ekuilibriun. Pada Y ekuilibrium ini maka keinginan menabung ( S)
sama dengan investasi (I). Besar nya keinginan menabung di tunjukan dengan selisih antara
pendapatan dan konsumsi ( S = Y – C ).
6.4 PERUBAHAN PENDAPATAN TOTAL
Diatas telah dijelaskan bahwa perubahan di dalam pengeluaran ( C dan I ) akan
menyebabkan perubahan dalam GNP. Perubahan dalam pengeluaran disini dalam arti
perubahan yang sifatnya autonomous ( independent atau tidak tergantung daripada GNP )
tetapi daalam proses multiplier bahwa pengeluaran yang sifatnya autonomous ini selanjutnya
mengakibatkan adanya perubahan pengeluaran yang disebut dengan induced ( yang dalam
contoh proses multiplier di atas berupa perubahan pengeluaran konsumsi). Makin besar MPC,
makin besar pula perubahan GNP
Sehubungan dengan ini, Keynes membagi sifat pengeluaran ini ke dallam autonomous dan
induced. Dia berkeyakinan bahwa pada dasarnya pengeluaran konsumsi itu sifatnya induced (
tergantung dari pendapatan). Sedang pengeluaran investasi itu sifatnya autonomous tidak
tergantung dari pendapatan, tetapi tergantung pada tingkat bungan dan keuntungan yang
diharapkan).
6.5 PERANAN PEMERINTAH
Apabila pengeluaran investasi swasta tidak cukup mendorong keinakan GNP ( dengan
sendirinya juga tidak cukup menciptakan kesempatan kerja), maka pengeluaran pemerintah
dapat menggantikannya. Menambahkan pengeluaran pemerintaj serja pajak, ke dalam model
di atas tidaklah sukar. Pengeluaran, sekarang meliputi pengeluaran konsumsi ( C ), Investasi
(I) dan pemerintah ( G )
C+I+G=Y
Apabila Y0 adalah tingkat pendapatan pada keadaan full employement maka adanya G akan
menimbulkan adanya gejalan inflansi ( inflationary gap ) oleh karena itu pemerintah biasanya
membelanjai pengeluaran ( tidak seperti I atau G ), tetapi akan mempengaruhi pendapatan
konsumen yang siap untuk di belanjakan ( disposable income ) yang didefinikan sebagai
GNP dikurangi pajak ( T ) sehingga fungsi konsumsi setelah adanya pajak menjadi :
C = a + b (Y - T) atau
C = a + bY – bT
6.6. PASAR UANG DAN TINGKAT BUNGA
Teori Keynes tentang Tingkat Bunga
Permintaan akan uang mempunyai.hubungan negatif dengan tingkat bunga. Hubungan
negatif antara permintaan uang dengan tingkat bunga dapat di jelaskan sebagai berikut.
Pertama, menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga
yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat normal, makin banyak orang
yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal ( jadi mereka yakin bahwa tingkat
bunga akan naik di waktu yang akan datang ). Jika mereka memegang surat beharga pada
waktu tingkat bunga naik ( dus, harganya turun ) mereka akan menderita kerugian capital
loss). Mereka akan menghindari kerugian ini dengam cara mengurangi surat beharga yang di
pegangnya. Dan dengan sendirinya menambah uang kas yang di pegang, pada waktu tingkat
bunga naik. Hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang kas sebab mereka
melakukan spekulasi tentang harga surat beharga di masa yang akan datang. Kedua, berkaitan
dengan ongkos memegang uang kas ( opportunity cost holding money ). Makin tinggi tingkat
bunga makin tinggi pula ongkos memegang uang kas ( dalam bentuk tingkat bunga yang
tidak di peroleh karena kekayaan yang di wujudkan daalam bentuk uang kas ) sehingga
keinginan memgang uang kas juga turun. sebaliknya, apabila tingkat bunga turum berarti
ongkos memgang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas naik.
6.7. KEBIJAKAN MONETER
Dari gambar 6.7 jelas bahwa tingkat bunga akan berubah apabila terdapat perubahan
dalam permintaan dan atau penawaran uang. Untuk sementara, anggap dulu bahwa
permintaan uang tidak berubah, lalu kita analisa bagaimana pengaruh perubahan uang
terhadap tingkat bungan dan kegiatan ekonomi ( yang di ukut dengan GNP)
Kita mulai dengan jumlah uang yang beredar sebanyak Rp 6 triliun. Penambahan jumlah
usng sebesar Rp 1 triliun ( menjadi Rp 7 triliun ) mengakibatkan bahwa tingkat bunga mulamula (R6) masyarakat mempunyai kelebihan uang yang di pegannya ( lebih besa daripada
yang diinginkan untuk di pegang ) oleh karena itu mereka berusaha untuk membuang
kelebihan uang kas yang di pegangnya ini dengan cara membeli surat beharga. Akibatnya
harga surat beharha naik ( tingkat bunga turun) sampai keinginan memegang uang samma
dengan jumlah uang dan ini terjadi setelah tingkat bunga turun menjadi r7 dimana permintaan
uang sama dengan jumlah uang yang ada
6.8. PERMINTAAN UANG UNTUK TRANSAKSI
Adanya motif menyimpan uang pertama-tama di kemukakan oleh keynes. Sebelum itu
kaum klasik lebih menekankan pada motif transaksi ( dan berjaga jaga ) yang besarnya
tergantung pada GNP. Kenaikan GNP akan mendorong adanya permintaan uang untuk
transaksi naik, sebab msyarakat menginginkan uang kas yang lebih banyak untuk melakukan
jumlah transaksi yang lebih besar. Keynes mengakui adanya motif transaksi imi tetap tidak
dipandang nya penting. Implikasi dari kergantungan permintaan uang atas GNP ini adalah
bahwa tingkat bungan akan berubah manakala terjadi perubahan GNP. Sebab perubahan GNP
akan mempengaruhi permintaan uang dengan jumlah yang tetap. Berubahnya permintaan
uang akan menyebabkan perubahan tingkat bunga.
6.9. ANALISIS KEBIJAKSANAAN
Model keynes di tas belum lah dapat di pergunakan untuk menganalisa efek atau
kebijaksanaan ( moneter atau fiskal) terdapat tingkat bunga dan pendapatan nasional. Oleh
kkarena itu kemudian oleh ahli ekonomi yang namanya J.Hicks dan A. Hansen di
perkembagkan alat analisa kebijaksanaan berdasarkan ekonomi keynes di atas, berupa satu
kurva yang di beri nama IS dan LM.
Kurva IS
Alat analisa ini disusun dari ekonomi keynes yang berupa suatu keseimbangan dalam pasar
barang ( sektor rill ): Y = C + I + G atau S +T = I +G.
Kurva LM
Berbeda dengan IS yang menggambarkan adanya keseimbangan dalam pasar barang, maka
kurva LM menggambarkan adanya kesimbangan dalam pasar uang ( permintaan uang sama
dengan jumlah uang beredar).
6.10. KESEIMBANGAN DALAM PASAR BARANG DAN UANG
Keseimbangan pendapatan (Y) dan tingkat bunga (r) haruslah memenuhi pula adanya
keseimbangan baik dalam pasar uang ( MS = Md ) dan pasar barang ( S + T =I +G ) hal ini
ditunjukan dengan titik perpotongan antara kurva IS dengan LM. Hanya pada titik E saja
tersapat keseimbangan di kedua pasar ( Md = Ms daan juga I + G = S + T)
6.11. EFEKTIFITAS KEBIJAKSANAAN MONETER DAN FISKAL
Efektifitas kebijaksanaan moneter dan fiskal di ukur dengan besarnya kensikan
pendapatan sebagai akibat kebijaksanaan tersebut. Makin besar kenaikan pendapatan
sebagai akibat misalkan kenaikan sejumlah tertentu unndang berarti.kebijaksanaan
moneter makin efektif.
6.11.1. Kebijaksanaan Moneter
Efektivitas kebijaksanaan moneter pada dassarnya ditentukan oleh :
Lereng dan Kurva IS
Yakni elastisitas pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga. Makim datar Kurva IS (makin
elastis pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga) kebijaksanaan moneter makin efektif.
Lereng Kurva LM
Yakni, elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga. Makin datar kurva LM ( makin
elastis permintaan uang terhadap tingkat bunga), kebijakan moneter makin tidak efektif.
6.11.2. Kebijaksanaan Fiskal
Efektivitas kebijaksanaan fiskal pada dasarnya di tentukan oleh :
Lereng Kurva IS
Makin tegak kurva IS kebijaksanaan fiskal makin efektif. Sebaliknya makin datar kurva IS
makin tidak efektif.
6Lereng Kurva LM
Makin datar kurva LM, kebijaksanaan fiskal akan makij efektif. Sebaliknya makin tegak
kurva LM makin tidak efektif.
BAB VII
PERMINTAAN AKAN UANG
7. 1 TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK
Teori permintaan uang klasik tercermin dalan teori kuantitas uang. Pada awal mulanya
teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seorang/masyarakat menyimpan
uang kas, tetapi.lebih pada peranan daripada uang. Dengan sederhana Lrving Fisher
merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut :
MV = PT
Di mana :
M = Jumlah yang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dari satu periode
P = Harga Barang
V = Volume barang yang di perdagangkan
Beberapa versi teori ini adalah :
Pertama, dengan mengganti volume barang yang di perdagangkan ( T) dengan ouput rill ( O
), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi :
MV = PO = Y
Di mana :
Y = PO = GNP nominal.
V = Tingkat perputaran pendapatan ( income velocity of money )
Kedua, versi yang di kemukakan oleh Marshall dari universitas Cambridge dengan formulasi
sebagai berikut :
M = kPO
= kY di mana k = 1/V
Dengan formulai tersebut teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan uang.
Teori ini masih sangat sederhana, terkandung di dalamnya beberapa.kelemahan ( yang
kemudian atas dasar kelemahan-kelemahan ini allu sempurnakan oleh teori berikutnya).
7.2 TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
Keynes, dalam teorinya tentang permintaan akan uang uang kas, membedakan antara
motif transaksi ( dan berjaga-jaga ) serta spekulasi. Jadi dia juga mengaku adanya motif
transaksi, hanya saja yg lebih penting ( dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi )
adalah motif spekulasi.
7 2.1 Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membelanjai transaksi karena mereka
pikir bahwa pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu dari uang masuk (dari
pendapatannya). Pengeluaran ini seringkali tidak bisa diperkirakan terlebih dahuli, sehingga
sangat diperlukan adanya uang kas ditangan.
7.2.2. Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi
Keynes juga memyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang melebihi
untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk yang
paling lancar ( uang kas). Uang kas yang disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat
penimbun kekayaan ( store-of-value).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut keyne ditentukan oleh tingkat bunga.
makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan /
motif spekulasi.
7.3 PERKEMBANGAN SELANJUTNYA DARIPADA TEORI KEYNES
Teori permintaan uang keynes mendasarkan pada adanya dua motif memegang uang kas,
yakni motif transaksi dan spekulasi. Motif transaksi tergantung dari pendapatan sedang motif
spekulasi tergantyng dari tingkat bunga. Perkembangan iselanjutnya dari teori keynes ini
didasarkan atas dua pembagian tersebut yang masing-masing di lakukan oleh William J.
Baumol dan James Tobin.
Dalam menganalisa permintaan uang, keduanya menggunakan pendekatan yang berbeda,
sehingga implikadi kebijaksanaanya pun juga berbeda.
7.3.1 Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
Teori ini di perkembangkan oleh baumol 1952 dan juga tobin 1956 yang masingmasing ini menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk tujuan
transaksi
a.
Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang yang biasa
dipakai dalam dunia perusahaan menganalisa tingkat laku individu rumah tangga atau
perusahaan dan menganggap bahwa pendapatan mereka diterima sekali misalnya tiap bulan
namun individu tersebut harus membelanjakannya sepanjang waktu 1 bulan untuk
menyederhanakannya analisanya bahwa menganggap bahwa penghasilan tadi dibelanjakan
merata setiap saat selama periode pendapatannya 1 bulan masalahnya adalah penentuan
berapa besarnya uang kas yang harus dipegang setiap saat dalam mana ongkos biayanya
paling rendah hal ini mengingat bahwa kekayaan individu tersebut selain berupa uang kas
dapat berupa surat berharga yang menghasilkan bungaserta adanya ongkos untuk menukarkan
surat berharga tersebut dengan uang kas
b.
Elastissitas Permintaan Uang Kas untuk Tujuan Transaksi Terhadap Tingkat Bunga
Baumol telah menunjukkan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi itu tergantung
juga terhadap tingkat bunga dengan cara yang lain James tobin ketergantungan ini menurut
dia ketidakbersamaan antara pengeluaran dengan penerimaan penghasilan memaksa individu
untuk menyediakan alat pembayar guna membiayai transaksi nya namun tidak berarti bahwa
alat pembayar ini harus berupa uang kas dapat sebagian berupa surat berharga yang
memberikan bunga tetapi kerugiannya individu tersebut harus mengeluarkan biaya untuk
transaksi menukarkan surat berharga manakah alat pembayaran yang berupa uang kas habis
berapa besarnya alat pembayar yang diwujudkan uang kas hal ini tergantung besarnya tingkat
bunga surat berharga serta biaya transaksi untuk menukarkan surat berharga tersebut.
7.4 FAKTOR- FAKTOR LAIN ( SELAIN PENDAPATAN, HARGA/ TINGKST BUNGA,
DAN SELERA) YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG
a. Kekayaan dari Masyarakat
b. Tersediannya Fasilitas Kredit
c. Kepastian tentang pendapatan yang di Diharapkan
d. Harapan tentang Harga
e. Tersedianya beberapa Alternatif Bentuk kekayaan
f. Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku
BAB VIII
JUMLAH UANG BEREDAR
Perubahan jumlah uang beredar ditentukan oleh hasil interaksi antara masyarakat, lembaga
keuangan, serta bank sentral. Proses bagaimana interaksi ini berjalan, dibawah ini akan
dijelaskan mulai dari proses sederhana hingga yang lebih kompleks ( lebih realistis).
8.1. Proses Sederhana
Guna mengetahui proses yang sederhana tentang penciptaan kredit ( dus juga proses
perubahan jumlah uang beredar ) maka perlu dilakukan penyederhanaan keadaan yang nyata
terjadi melalui penggunaan beberapa anggapan. Anggapan ini tentu tidak realistis. Namun,
apabila proses yang sederhana ini sudah diahami, dengan menanggalkan / mengubah
anggapan-anggapan tersebut bisa dipahami proses yang lebih kompleks tanpa kehilangan
jejak.
8.3 Modifikasi Anggapan 3 : Adanya Kelebihan Cadangan
Anggapan ketiga adalah tidak adanya kelebihan cadangan. Semua kelebihan ini oleh bank
dipinjamkan semuanya. Tentu saja ini tidak realistis. Beberapa bank ( biasanya yang kecil )
sering menahan sejumlah tertentu kelebihan cadangan untuk berjaga-jaga menghadapi adanya
kemungkinan kekurangan cadangan. Adanya perubahan anggapan ini tidak mengubah proses
penciptaan uang seperti pada modifasi anggapan kedua. Seperti halnya tingkah laku nasabah
dalam menahan uang kas, di sinibank juga dianggap menahan kelebihan cadangan dalam
proporsi tertentu terhadap doposito. Secara formula dapat ditunjukkan sebagai berikut :
BAB IX
DASAR-DASAR TEORI TINGKAT BUNGA
Pengertian Dasar
Dalam perekonomian yang mendasarkan diri pada mekanisme
pasar, maka keputusan
ekonomi didasarkan atas pertimbangan pasar yang artinya sistem ekonomi diatur melalui
bekerjanya mekanisme pasaryakni pasar untuk berbagai barang dan jasa yang berbedabeda.beberapa banyaknya sesuatu barang akan di produser , ditentukan oleh pasar, yakni
permintaan akan barang tersebut. Misalnya, apabila masyarakat lebih menyukai kopi dari
pada teh, maka mereka akan membeli kopi dan bukan teh ditoko. Toko tersebut kemudian
akan membeli kopi dari para produsen, yang selanjutnya akan mendorong produsen ini
memprodusir kopi lebih banyak dibandingkan dengan teh. Dalam contoh ini konsumen yang
menentukan berapa banyak suatu barang yang dihasilkan.
Mekanisme pasar ini berfungsi melalui apa yang disebut dengan harga. Harga mempunyai
fungsi alokasi faktor produksi ke arah produksi barang-barang yang lebih disukai oleh
masyarakat dari produksi barang yang tidak disukainya. Dengan menurutkan contoh diatas,
ternyata produsen/petani tidak begitu mudah mengubah produksi daro teh ke kopi. Oleh
karena itu, produsen kopi akan meminta harga yang lebih tinggi dan apabila konsumen mau
membayar tentu saja mereka akan dapat memperoleh kopi. Kenaika harga ini dapat pula
dipandang sebagai ongkos ganti penggunaan faktor produksi sari produksi teh ke kopi.
Fungsi Tingkat Bunga dalam Perekonomian
Dua masalah pokok yang harus dipecahkan oleh setiap sistem ekonomi adalah, pertama,
berapa banyak faktor produksi yang harus digunakan/dialokasikan untuk menghasilkan
beberapa barang yang berbeda pada waktu/saat yang bersamaan. Misalnya, kayu jati
gelondongan itu dapat untuk kayu gergajianm meja, kursi, almari, atau pintu. Dalam sistem
ekonomi pasar, alokasi penggunaan kayu gelondongan tersebut ditentukan oleh harga meja,
kursi, almari, pintu atau kayu gergaji. Kedua, adalah masalah alokasi penggunaan faktor
produksi untuk menghasilkan barang yang akan digunakan sekarang atau kemudian hari.
Fungsi yang kedua inilah yang antara lain dilakukan oleh tingkat bunga, yakni alokasi faktor
produksi.
PERTANYAAN KELOMPOK
Daftar Pertanyaan dari Presentasi.
KELOMPOK 1
Materi BAB 1
Nama Anggota kelompok :
WURI ROMARIA OLIVIA
MELATI SAPUTRI
ANAYA ASTYLIA
KARINA SUNDARI
RENY RAHMAWATI
Pertanyaan 1 :
Peranan lembaga asuransi dalam masyarakat ?
Jawaban :
Asuransi adalah perjanjian antara seseorang penanggung yang mengikat diri kepada
seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi dan memberi pengganti senilai yang
diasuransikan kepada penanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan akibat peristiwa yang tidak terentu.
Lembaga asuransi memiliki peran ganda yaitu pelimpahan resiko dan sebagai lembaga
penyerap dana dari masyarakat
Penanya : Chindy
Pertanyaan 2
Bagaimana cara ukur mata uang dalam metode index biaya hidup ?
Jawaban :
Sebenarnya tidak ada indeks biaya resmi yang dibuat atau dilaporkan oleh pemerintah jadi
indeks tersebut secara dasar seperti mengukur biaya hidup yang sebenarnya diwilayah
manapun.
Penanya : Dori
Pertanyaan 3
Apakah perusahaan sekuritas termasuk dalam lembaga keuangan jika ya atau tidak, jelaskan ?
Jawaban :
Perusahaan sekuritas adalah sebuah perusahaan yang merupakan anggota bursa efek yang
bergerak dalam bidang transaksi sekuritas (jual beli efek) dan termasuk dalam lembaga
keuangan
KELOMPOK 2
Materi BAB 3 & 4
Nama Anggota Kelompok :
NAYLA DWI WULANDARI
DELIA ALIFA
CHINDY W
AULIA F
WENNY MUJIONO
Pertanyaan 1 :
Apa yang dimaksud dengan Lender Of The Resort ?
Jawaban :
LTR adalah bentuk pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank yang sedang
mengalami krisis keuangan sistemtik didunia perbankan.
Penanya : Dwiki
Penjawab : Nayla
Pertanyaan 2
Tugas dan fungsi OJK ( Otoritas Jasa Keuangan )?
Jawaban :
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa
keuangan.
Tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan
sektor IKNB.
Penanya : Penjawab : Delia
Pertanyaan 3
Apa saja persyaratan dalam mendirikan bank dan izin usahanya ?
Jawaban :
a. Persetujuan Prinsip
b. Izin Usaha
Penanya : Ikhsan
Penjawab : Wenny
KELOMPOK 3
Materi BAB 3 & 4
ANAH
SUSI
RAHMA MAWAR
REGA W
FACHRIZAL
RAYDATUL
Pertanyaan :
1. Faktor yang mempengaruhi uang kuasi penanya ?
Penanya : Anisa
Penjawab : Fachrizal Maulana
2. Apa faktor yang mempengaruhi naik turunnya uang dan hal apa yang dilakukan untuk
menjaga kestabila uang ?
Penanya : Kristin Indah
Penjawab : Raudatul
3. Apakah rupiah dicetak atau diedarkan tanpa jaminan tertentu ?
Penanya : Reni
Penjawab : Rahma Mawar
Jawaban :
1. Faktor yang paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang kuasi antara
lain pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga. Berikut disajikan data
tentang perkembangan pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat bunga dalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
2. Faktor inflasi dan kurs.
3. Tugas dari bank sentral ini seperti yang diketahui adalah mencetak mata uang bagi
suatu Negara dan mengawasi aliran uang yang ada sehingga bisa “mempermainkan”
inflasi.
KELOMPOK 4
Materi BAB 3 & 4
Nama Anggota Kelompok :
IKHSAN
YUSUF
KHALIQ
TEDDY LESMANA
Pertanyaan :
1.
Bagaimana Bank Sentral Menstabilkan nilai tukar?(wuri)
Jawab
Dalam menjaga besaran inflasi yang perlu dijaga dari harga pangan dan kebutuhan lainnya,
BI berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Daerah. Selain itu, jumlah
pasokanjuga harus dipastikan kecukupannya sehingga tidak menimbulkan kelangkaan yang
menyebabkan kenaikan harga.
Menjaga kestabilan nilai tukar rupiah juga dilakukan dengan penggunaan valuta asing dalam
hal ini ekspor, impor, hingga permodalan asing yang masuk ke Indonesia. Semakin
banyaknya dana asing masuk ke Indonesia bisa membuat nilai tukar rupiah semakin
perkasa.(Ikhsan)
2.
Apa sifat jasa yang diberikan bank umum?(anah)
Jawab
a.
Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank
yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dapat dilakukan dengan tujuan
dalam kota, luar kota atau luar negri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negri harus
menggunakan bank devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang besarnya
tergantung dari bank yang bersangkutan. Pertimbangannya adalah nasabah bank yang
bersangkutan (memiliki rekening di bank yang bersangkutan) atau bukan. Kemudian jarak
pengiriman antar bank tersebut.
b.
Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari
dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya memakan waktu 1 (satu) hari. Besarnya
biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan.
c.
Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari
dalam kota. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan
biasanya memakan waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan. Besarnya biaya penagihan
tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak serta perbandingan
lainnya.
d.
Save Deposit Box
Save Deposit Boxnatau dikenal dengan istilah safe loket. Jasa pelayanan ini memberikan
layanan penyewaan box atau kotak pengaman tempat menyimpan surat-surat berharga atau
barang-barang berharga yang disimpan dalam box tersebut aman dari pencurian dan
kebakaran. Kepada nasabah penyewa box dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung
dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.(Teddy)
KELOMPOK 5
Materi BAB 5
Nama Anggota Kelompok :
ORIES
LITA
DWI SUKMA
AFWAN
FEDERICO
Pertanyaan :
1. Pertanyaan Aulia Fitriani : Apakah dampak dari peningkatan kuantitas uang ?
2. Pertanyaan Naila : Apa maksud dari tingkat bunga dan pendapatan itu searah ?
3. Pertanyaan Ana : Apa yang dimaksud dengan sector riil ?
Jawaban :
1. Banyaknya uang yang beredar akan mengakibatkan inflasi atau nilai mata uang
menjadi tidak berharga
Penjawab : Ories
2. Dari segi bunga tabungan, apabila nasabah menabung uang dengan tingkat bunga
yang tinggi maka pendapatan dari bunga juga akan tinggi
Penjawab : Lita
3. Sektor-sektor yang secara nyata menghasilkan suatu produk dan jasa
Penjawab : Dwi Sukma
KELOMPOK 6
Materi BAB 6
Nama Anggota Kelompok :
SANTI
RAHMAD
EDWARD
ANISA
FACHRIAL
1. Pertanyaan wenny - jelaskan apa karakteristik teori keynes?
Jawab : Nursanti - Keynesian atau Teori keynes, adalah suatu teori ekonomi yang
didasarkan pada ide ekonom inggris adad ke- 20 teori ini mempromosikan suatu
ekonomi campuran dimana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan
penting. Dalam buku The General Theory of employment, interest and money
karangan J.M Keynes menitik beratkan pada usaha- usaha menanggulangi situati
ekonomi depresi ketika tingkat pengangguran tinggi. Keynes menekankan pentingnya
permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam
perekonimian yg sedang lesu.
2. Pertanyaan Karina : tujuan fungsi Konsumsi menurut Keynes dalam pendapatan
Nasional?
Penjawab Edward abraham : Tujuan nya adalah menjelaskan bahwa Konsumsi
seseorang atau masyarakat secara Absolut di tentukan oleh Tingkat pendapatan.
KELOMPOK 7
Materi BAB 7
Nama Anggota kelompok :
DORI KARNOVAL J.E (1601025233)
HENDRI (1601025134)
JHON KINGMEN SILABAN (1601025178)
M. RIFALDY ARYAPUTRA (1601025075)
REZHA MIRANDA (1601025043)
Pertanyaan no.1 :
Apa yang terjadi dengan permintaan uang rill jika suatu perekonomian negara tumbuh dan
terjadinya inovasi di bidang teknologi ?
Jawaban :
Dampaknya permintaan uang rill akan menurun, secara teoritis disebabkan karena
masyarakat lebih banyak menggunakan uang elektronik akibat dari inovasi di bidang
teknologi tersebut. Dampak lainnya antara lain tingkat suku bunga pun meningkat.
Penanya : Raida kelompok 10
Penjawab : Reza Mirandha
Pertanyaan no.2 :
Apa hubungan dari pendapatan jumlah uang dan tingkat bunga dalam permintaan akan uang?
Jawaban :
Dalam teori permintaan uang untuk tujuan tranksaksi Keynes makin tinggi pendapatan maka
semakin tinggi tranksaksi, dan semakin tinggi jumlah uang maka semakin tinggi juga
tranksaksi, tetapi semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk tujuan motif spekulasi.
Penanya : Wuri Olivia kelompok 1
Penjawab : Jhon Kingmen Silaban
Pertanyaan no.3 :
Apa penekanan teori cash balance Cambridge ?
Jawaban :
Teori Cambridge menekankan faktor- faktor perilaku (pertimbangan untung rugi) yang
menghubungkan antara permintaan uang seseorang dengan volume transaksi yang
direncanakannya.
Penanya : Anisa kelompok 6
Penjawab : Dori Karnoval J.E
Pertanyaan no.4 :
Jelaskan permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi?
Jawaban :
Permintaan uang untuk transaksi yaitu Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas
untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan,
makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang
tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak di bandingkan
seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah. Sedangkan Permintaan uang
untuk spekulasi yaitu Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan
oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan
uang kas untuk tujuan/motif spekulasi.
Penanya :Fahrizal kelompok 10
Penjawab : Hendri
Pertanyaan no.5 :
Apa saja faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi permintaan uang ?
Jawaban :
a)
Tingkat suku bunga.
b)
Tingkat harga
c)
Terjadinya penambahan atau peningkatan produksi barang dan jasa
d)
Ekspektasi atau ramalan.
e)
Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
f)
Cepat atau lambatnya laju peredaran uang.
g)
Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.
Penanya : Audry kelompok 9
Penjawab : M.Rifaldy A
KELOMPOK 8
Materi BAB 8
Nama Anggota Kelompok :
MOCHAMMAD ARIF BUDIONO
AGUNG PRIBADI
RIZKY KIRANA
KARTIKA KIRANA
1. Pertanyaan : Bagaimana lingkungan mempengaruhi uang beredar ? (F. Maulana)
Jawaban (Fahreza) :
Lingkungan merupakan salah satu faktor lain yang ikut berkontribusi terhadap jumlah
uang yang beredar. Dilingkungan kota-kota besar, kawasan industri, jumlah uang
yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi relatif lebih banyak. Hal ini dapat
disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang tinggal dikota atau kawasan industri
cenderung konsumtif, atau dapat dikatakan di lingkungan perkotaan dan industri lebih
cenderung suka membeli. Hal yang berbeda terjadi dengan masyarakat yang tinggal
dipedesaan. Pada umumnya kebutuhan dapat dicukupi secara mandiri. Masyarakat
pedesaan jika membutuhkan sayuran tidak harus membeli, tetapi cukup memetik di
ladang/sawah. Sehingga tingkat peredaran uang didesa relatif lebih lambat daripada di
perkotaan.
2. Pertanyaan : Apakah ada hubungan antara ketiga pelaku dalam peciptaan uang ?
(Ana)
Jawaban (Fahreza) :
Dalam mekanisme penciptaan Uang terdapat tiga pelaku penciptaan uang :
Otoritas Moneter, Bank Umum, Sektor Swasta Domestik. Ketiga pelaku tersebut
saling bersinergi sehingga Deman dan Suplay berada pada keseimbangan yang
diinginkan dimana Otoritas moneter sebagai pencetak uang kartal, Bank umum
sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor swasta domestik sebagai pengguna
daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter dan bank umum. Otoritas moneter
dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga independen mengatur
peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral uang kartal di ciptakan
yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum dalam bentuk uang kartal,
oleh bank umum di ubah lagi bentuk unag kartal tersebut menajdi uang giral yang
berbentuk tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut yang nantinya akan di
salurkan ke sektor sawasta domestik. Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut
dengan uang inti atau uang primer, dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal
yang dipegang bank umum dan masyarakat umum ditambahkan dengan saldo
rekening giro milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia. Jika dilihat dari
neraca otoritas moneter dapat dilihat bahwa sisi pasiva adalah jumlah uanga primer
yang beredar dan sebelah aktiva adalah faktor-faktor yang mempengarui uang
beredar. Penciptaan Uang oleh bank umum hanya dalam bentuk uang giral dan kuasi,
karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral itu sendiri.
3. Pertanyaan : Jelaskan keterkaitan jumlah uang beredar dengan tingkat harga ?
(Rahmawati)
Jawaban (yusran) :
Teori keseimbangan uang : jumlah uang yang beredar di masyarakat harus
disesuaikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.
Jika jumlah uang yang beredar melampaui jumlah barang dan jasa yang tersedia maka
akan terjadi inflasi yaitu penurunan nilai mata uang. Inflasi dalam skala kecil
sebenarnya baik untuk pertumbuhan ekonomi karena memicu kegiatan produksi dan
tingkat suku bunga yang tinggi membuat orang lebih giat menabung. Namun inflasi
dalam skala menengah dan besar bisa menghancurkan perekonomian negara.
Kegiatan perekonomian menjadi lesu dan harga-harga barang/jasa melonjak drastis.
Jika jumlah uang yang beredar lebih sedikit dari barang dan jasa maka terjadi deflasi.
Hal ini bisa menghambat roda perekonomian dan membawa kesulitan-kesulitan bagi
masyarakat.
KELOMPOK 9
Materi BAB 9
Nama Anggota Kelompok :
NURI
AMELIA
DWIKI
YULIANA
Pertanyaan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga?
Jawab:
1) Kebutuhan dana
2) Persaingan
3) Kebijakan pemerintah
4) Harga laba yang di inginkan
5) Jangka waktu
6) Kualitas jaminan
7) Reputasi perusahaan
8) Produk yang kompetitif
9) Hubungan baik
10) Jaminan pihak ketiga
Penanyak (jhon)
Penjawab (nuri)
2. Penanyak (Rifaldi) apa yang dimaksud dengan jaminan pihak ke 3?
Jawab:
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit, biasanya jika
pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama
baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang di bebankan berbeda.
Penanyak (Rifaldi)
Penjawab (audry)
3. Apa dampak adanya suku bunga terhadap perekonomian?
Jawab:
Fluktuasi suku bunga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjamkan
uang di bank. Secara teoristis, makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi
keinginan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Artinya, pada tingkat suku
bunga rendah maka masyarakat akan lebih terdorong untuk meminjam di bank untuk
memenuhi kebutuhan maupun untuk melakukan ekspansi usaha. Sebaliknya, saat
suku bunga tinggi, maka masyarakat akan lebih cenderung menyimpan uang di bank
daripada menggunakannya untuk berbelanja dan memperluas bisnis.dalam konteks
perekonomian internasional, perubahan suku bunga juga dapat mempengaruhi
persepsi dan minat investor asing untuk membawa dananya masuk ke suatu Negara.
Umpama suku bunga di Indonesia lebih tinggi di bandingkan Negara asia tenggara
lainnya, maka investor asing akan lebih tertarik untuk menanamkan dana di Indonesia
dengan harapan dapat memperoleh imbal hasil lebing tinggi. Sedangkan jika suku
bunga di Indonesia lebih rendah, maka investor asing akan makin kurang tertarik
untuk menanamkan modal di sini. Malah, jika suku bunga terlalu rendah, salah-salah
investor domestic bias ikut-ikutan malarikan dananya ke luar negeri.
Penanyak (wuri)
Penjawab (yuliana)
4. Apakah hubungan tingkat suku bunga dengan inflasi?
Jawab:
inflasi dan suku bunga saling berkaitan, ketika suku bunga rendah, pengaruh yang
timbul adalah makin banyak orang meminjam uang. Akibatnya konsumsi bertambah
karena uang beredar lebih banyak, eonomi mulai tumbuh, dan efek lanjutannya adalah
inflasi naik. Dampak sebaliknya juga berlaku, jika suku bunga tinggi, peminjam uang
makin sedikit. Hasilnya lebih banyak orang menahan belanja, mereka memilih
menabung yang terjadi tingkat konsumsi turun. Inflasi pun turun.
Penanyak (nurna ningsih)
Penjawab (Amelia annisa)
Download