EKONOMI MONETER RANGKUMAN BAB I – BAB IX & DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Theresia Militina, M.Si. Disusun oleh : Mochammad Arif Budiono ( 1701025036 ) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN 2019 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 RUANG LINGKUP Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. secara umum, kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi; harga dan hubungan perdagangan pembayaran internasional. oleh karena itu ekonomi moneter mencakup mempelajari beberapa hal diantaranya: a. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian b. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit c. Struktur dan fungsi dari bank sentral d. Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi e. Pembayaran serta sistem moneter internasional 1.2 PERANAN DAN FUNGSI UANG uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran baik barang jasa maupun utang. dalam sejarah uang beberapa jenis barang telah pernah dipakai sebagai uang (misalnya kerang emas gigi binatang kulit perak dan sebagainya). dengan demikian uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut; a. Sebagai satuan pengukur nilai dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Misalnya, di indonesia rupiah adalah dasar pengukur nilai dari barang-barang dan jasa yang diperdagangkan dipasar. seseorang dapat mengukur nilai sebuah mobil atau rumah dengan rupiah bahkan dengan diketahuinya nilai rupiah dari mobil dan rumah. maka dapat diketahui pula perbandingan nilai antara mobil dan rumah bayangkan kalau suatu perekonomian yang tanpa uang mungkin harga sepeda dinilai 1/20 mobil. b. Sebagai alat tukar menukar fungsi ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual. adanya uang sebagai alat di dalam tukar-menukar dapat menghilangkan perlunya ada kesamaan keinginan sebelum terjadinya pertukaran. Kesamaan keinginan harus ada lebih dahulu untuk terjadinya tukar menukar barang dengan barang (barter). dengan adanya uang seharusnya adanya persamaan keinginan ini tidak perlu ada untuk terjadi pertukaran. Prosesnya, barang ditukar dengan uang dan dengan uang ini dapat membeli dengan barang lain. c. Sebagai alat penimbun atau penyimpan kekayaan kekayaan seseorang dapat berupa barang atau uang. dalam bentuk misalnya; rumah, mobil, perhiasan, dan sebagainya sedang dalam bentuk uang misalnya; uang kas, dan surat-surat berharga. dengan demikian seseorang dapat menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang kas. dalam pengertian inilah uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan. 1.3 DEFINISI UANG ada beberapa definisi daripada uang ,masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya. biasanya uang didefinisikan; M1, adalah uang kertas dengan logam + simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit) M2, adalah M1 + tabungan + deposito berjangka( time deposit) pada bank-bank umum M3, adalah M2 + tabungan deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non bank M1 adalah yang paling likuid, sebab proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai ( artinya satu rupiah menjadi juga satu rupiah) sedangkan M2 karena mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah. untuk menjadikannya uang kas deposito berjangka waktu (3 6 atau 12 bulan). dan apabila dijadikan uang kas sebelum jangka waktu tersebut kena penalti atau denda ( jadi tidak satu rupiah menjadi satu rupiah tetapi lebih kecil karena benda tersebut). 1.4 NILAI DARI UANG nilai dari uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli ditukarkan dengan barang dan jasa ( internal value )serta valuta asing (eksternal value). dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. apabila harga barang ini naik (turun) maka nilai uang akan turun (naik). biasanya ada 3 metode untuk mengukur nilai uang yakni dengan menggunakan; indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar atau apa yang disebut dengan GNP deflator. indeks biaya hidup umumnya banyak dipakai sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup di Indonesia kita kenal indeks harga 9 (sembilan) bahan pokok, indeks harga 62 macam barang dan sebagainya. sedangkan indeks harga perdagangan besar merupakan indeks harga barang-barang yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator mencakup harga-harga barang yang lebih luas dibanding dengan indeks biaya hidup maupun indeks harga perdagangan besar. cara menghitungnya dengan membagi GNP nominal dengan GNP riil pada harga konstan misalnya, GNP deflator untuk tahun 1982 = GNP nominal tahun 1982 GNP riil pada (harga konstan tahun 1970) Sedangkan GNP deflator pada tahun tahun dasar (1970) = 1 Ketiga angka indeks ini cenderung bergerak bersama-sama arahnya meskipun dalam tingkat yang berbeda-beda. perubahan ini memberikan informasi tentang perubahan nilai uang. 1.5 KLASIFIKASI UANG uang dapat diklasifikasikan atas beberapa dasar yang berbeda-beda seperti misalnya; 1) Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang; 2) Yang mengeluarkan/mengedarkan yakni pemerintah Bank sentral, atau bank komersial. 3) Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang. 1.6 STANDAR MONETER a) Standar kembar bimetalism Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. caranya harga perak ditetapkan misalnya sebesar $1.293 per gram emas sebesar $19.395 per gram dengan demikian perbandingan nilai antara perak dengan emas adalah 15:1 perbandingan ini disebut Mint rasio. artinya harga emas 15 kali harga perak. pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. b) Standar emas Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini karena bentuk dari sistem ini bermacam-macam ( berbeda antara satu negara dengan lain). namun secara umum dapat dikatakan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya dikaitkan atas nilai seberat emas tertentu. masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uang nya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh bank sentral. c) Fiat standar masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. atas dasar alasan ini kemudian beredar surat emas atau perak sebagai pengganti emas yang disimpan. surat emas atau perak ini semula dijamin 100% dengan emas/perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan ini makin berkurang. semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas kepemilikan emas yang tersimpan di mana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. d) Uang giral deposit money Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? karena pertama deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. caranya pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek yakni transfer deposito dari si penulis atau pembayar kepada si penerima pembayaran. kedua deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumbuk kekayaan. seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. ketiga deposito dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (defered payment). seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di bank. e) Uang kuasi Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. namun ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk sepert:i tanah, rumah, uang, perhiasan dan bahkan berbentuk tabungan. maka memasukkan tabungan ke dalam pengertian uang dapat dimengerti. \ BAB II PERANAN LEMBAGA – LEMBAGA KEUANGAN 2.1 JENIS LEMBAGA KEUANGAN lembaga keuangan terdiri dari bank-bank umum serta lembaga keuangan non bank bank umum adalah Bang Bang yang kewajiban-kewajibannya terdiri dari saldo rekening koran di Indonesia bank bank umum ini meliputi Bank Bank devisa baik milik pemerintah maupun swasta bank asing serta Bank pembangunan sedang lembaga lembaga keuangan non bank terdiri dari lembaga-lembaga yang bergerak dalam pasar modal atau dalam pengumpulan modal seperti bank bank dan lembaga tabungan perusahaan ansuransi lembagalembaga penanaman modal lembaga pensiun dan sebagainya 2.2 PERANAN LEMBAGA KEUANGAN untuk lebih mempermudah penjelasan peranan lembaga keuangan ini terlebih dahulu akan disajikan bagaimana proses kegiatan ekonomi makro tanpa adanya lembaga keuangan itu terjadi secara sederhana misalnya kelompok di dalam masyarakat hanya terdiri dari kelompok rumah tangga konsumen dan kelompok perusahaan produsen prosesnya perusahaan menghasilkan barang dengan menyewa membeli faktor produksi dari rumah tangga pendapatan sektor rumah tangga yang diperoleh dari menyewakan atau menjual faktor produksi digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan dengan demikian nilai total barang dan jasa yang dihasilkan GNP ini akan sama dengan pendapatan yang berupa upah keuntungan dan sewa. aliran barang bawah sama dengan aliran uang atas apabila sektor rumah tangga tidak membelanjakan semua pendapatannya maka timbullah tabungan dengan sendirinya tidak semua barang yang dihasilkan oleh perusahaan bisa terjual namun perusahaan tidak hanya menghasilkan barang konsumen saja tetapi juga barang-barang keperluan perusahaan sendiri dan juga persediaan pengeluaran perusahaan untuk tujuan ini disebut investasi untuk membiayai pengeluaran ini diperlukan dan lembaga keuangan lain yang menghubungkan dana yang tersedia dari sektor rumah tangga dengan yang memerlukan untuk investasi. 2.3 TINGKAT BUNGA DAN HARGA SURAT BERHARGA BAB III 3.1 SIFAT USAHA Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Keuntungan merupakan seelisih antara pendapatan dan biaya, secara sederhana, keuntungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Keuntungan = R(Q) – C(Q); Di mana : R(Q) = pendapatan C(Q) = biaya 3.2 DANA BANK Seperti halnya pada neraca perusahaan-perusahaan manufaktur, neraca suatu bank pun terdiri dari identitas : Kekayaan/assets = Utang/liabilities + Modal Sendiri/Net Worth 3.3 PENGELOLAAN BANK UMUM 1.) Konsep Dasar Pengelolaan Bank Umum Tujuan jangka panjang suatu bank umum adalah mencari laba namun demikian, suatu bank tidaklah seharusnya hanya memperlihatakan tujuan jangka panjang ini. Tetapi juga kegiatannya dalam jangka pendek ( kegiatan sehari-hari ). 2. ) Prinsip-prinsip Pengelolaan Bank Umum Dalam Jangka Pendek Dua ( 2 ) hal yang perlu di perhatikan dalam mengelola ban dalam jangka pendek yakni penentuan : (1) Tujuan jangka pendek. (2) Cara mencapat tujuan tersebut Manajemen Likuiditas Bank Pengelolaan likuiditas suatu bank mencangkup penentuan berapa besar alatalat likuid yang harus di sediakan guna menghadapi penagihan daripada nasabah yang sewaktu waktu menagihnya. 3.4 PENGATURAN BANK UMUM Bank umum merupakan lembaga kuangan yang sangat penting perandannya di dalam proses penciptaan kredit yang pada gilirannya besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi. Bank umum akan memenuhi misi semacam ini apabila mendapat kepercayaan dari masyarakat tentanf solvabilitas dan likuiditas baik bagi bank umum secara individual maupun keseluruhan 3.5 HUBUNGAN KORESPONDEN Suatu bank sering membuat penggaturan dengan bank umum lain ( dalam atau luar negeri ) dalam bentuk deposito pada bank lain tersebut. Deposito ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain : 3.5.1 untuk memudahkan check clearing. Artinya suatu bank dapat meminta bantuan bank korespodensi nya untuk membayar cek yang ditarik atas namanya atau menguangkan cek ( atas bank lain) dan di masukkan dalam deposito pada bank korespondensi tersebut. 3.5.2 untuk memudahkan melakukan oembayaran kedalam dan luar negeri. Suatu bamk dapat meminta bantuan bank korespodensinya di luar negeri untuk melakukan pembayaran dengan deposito yang ada di bank luar negeri tersebut. 3.5.3 untuk memudahkan melakukan transaksi-transaksi lain seperti misalnya mrmbeli suratsurat beharga atau memberi pinjaman dan sebagainya. 3 6. PENGGABUNGAN BANK/MERGER Beberapa alasan penggabungan bank-bank umum ini antara lain: Pertama, dari segi bank yang menggabung adanya diseconimies of scale yang tercerim dari rendahnya rentabilitas dan rendahnya likuiditas serta rendahnya kemungkinan untuk dapat menjual saham baru. Kedua, segi bank yang menetima gabungan adalah adanya economies of scale sehingga dapat menekan ongkos. Di samping ini bank tersebut dapat mendapatkan langganan baru serta memperbanyak distribusi lokasi bank. 3.7. PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA DI INDONESIA Bank-bank umum di Indonesia masih sebagian besar milik pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah bank, jumlah kantor serta besarnya kredit yg diberikan. Sejalan dengan pembangunan ekonomi, maka jumlah kredit yang diberikan menunjukkan kenaikan. Perkembangan yang cukup besar dialami oleh bank-bank umum, baik karena ada pendirian cabang baru maupun penggabungan (merger). Bank tabungan, baik jumlah bank maupun jumlah kantornya tidak banyak mengalami perubahan. BAB IV BANK SENTRAL 4.1 FUNGSI BANK SENTRAL Bank sentral pada dasarnya mempunyai tugas untuk memelihara supaya sistem moneter itu bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan kredit/uang beredar sesuai dengan yang di perlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan inflansi. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab yang kedua ini bank sentral mempunya tugas : 4.1.1 memperlancar lalu lintas pembayaran sehingga dappat cepat dan efisien.untuk memenuhi tujuan ini, bank sentral melakukan dua hal yakni. Pertama dengan menciptakan uang kertas. 4.1.2 sebagai pemegang kas pemerintah. Bank sentral memegang peranan yang penting dalam membantu memperlancar kegiatan keuangan ( penerimaan dan pembayaran ) pemerintah dengan cara - menerima pembayaran pajak - membantu melakukan pembayaran pemerintah ( dari pusat kepada pemerintah daerah, misalnya); - membantu penempatan serta pengedaran surat-surat beharga pemerintah 4.1.3. Mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memeriksa keuangan, membuat peraturan tentang pendirian serta penggabungan dan sebagainya. 4.1.4. Melakukan pengumpulan serta analisa data ekonomi nasional dan internasional. 4.2 NERACA BANK SENTRAL Dalam kaitannya dengan perumusan serta pelaksanaan kebijaksanaan moneter ( dan inilah tanggung jawab yang lebih penting ) perlu dijelaskan terlebih dahulu bentuk umum dari neraca bank sentral yang merupakan pencerminan dari kegiatannya. Secara singkat pospos/rekening utama adalah : 4.3. ALAT/INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER Kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang dilakaukan oleh oleh penguasa moneter ( biasanya bank sentral ) untuk mempenggaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan memperngaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. 4.4 BANK INDONESIA SEBAGIAN BANK SENTRAL Diatas telah diuraikan tugas / fungsi serta kebijaksanaan moneter bank sentral secara umum. maka sekarang tiba gilirannya untuk menguraikan Bank Indonesia sebagai bank sentral. Undang - Undang yang mengatur Bank Indonesia adalah UU No. 13 Tahun 1968. Dalam pasal 7 Undang - Undang ini disebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalam hal Dalam menjalankan Tugas pokok tersebut harus berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Dewan moneter ini terdiri atas 3 (tiga) orang anggota, yaitu menteri yang membidangi keuangan dan perekonomian serta Gubernur Bank Indonesia. perincian lebih lanjut kedua tugas pokok tersebut diatas terdapat dalam pasal 26 sampai dengan 40. 4.5 USAHA-USAHA BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai bank sentral, maka bamk indonesia ( Pasal 41 dan 43 ): (1) Memindahkan uang, dan penarikan atas saldo kredit yang ada pada koresponden dilakukan dilakukan secra telegram atau dengan wesel tunjuk. (2) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran (3) Membeli dan menjual - Wesel - Kertas pembendaharaan atas beban negara - Surat utang negara (4) Membeli dan menjual cek, surat-surat beharga, kertas dagang dll (5) Memberi jaminan bank ( bank-garansi ) dengan tanggungan yang cukup (6) Menyedialan tempat penyimpanan barang—barang beharga 4.6 SUSUNAN ORGANISASI BANK INDONESIA Dalam rangka mendukung Uu. No. 13 Tahun 1968 tersebut diatas, maka telah di susu organisasi yang terdiri dari - 8 bidang, 16 Urusan/biro yang membawahi 56 bagian. - 37 kantor cabang seluruh wilayah Republik Indonesia - 5 kantor perwakilan di luar negeri BAB V TEORI MONETER KLASIK 5.1 PENDAHULUAN Tiang utama dari teori moneter klasik adalah J.B. Say living fisher dan A Marshall. J.B Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand) artinya, bahwa suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau apa yang oleh malthus dinamakan underconsumption. pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment). namun demikian potensi output yang dapat dihasilkan tergantung dari pada tingkat teknologi dan banyaknya faktor produksi tenaga kerja makin tinggi tingkat teknologi Dan makin tinggi jumlah dan kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang dapat dihasilkan juga makin besar. Artinya, tingkat full employment output dapat menjadi lebih besar keadaan yang selalu pada full employment ini dapat tercapai melalui bekerjanya mekanisme pasar yang oleh Adam Smith disebut dengan invisible hand. 5.2 TEORI KLASIK TENTANG TINGKAT BUNGA Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. alasannya seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasi nya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). semakin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil. tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. 5.3 TEORI KUANTITAS UANG dari uraian di atas belum diperoleh penjelasan bagaimana peranan daripada uang. menurut paham klasik uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor riil tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga kesempatan kerja atau pendapatan nasional. pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas daripada tenaga kerja jumlah daripada modal yang dipakai serta teknologi. tanpa perubahan dari faktor-faktor produksi maka pendapatan nasional tidak akan berubah. (namun kaum neo klasik, yang kemudian sering disebut dengan moneterist tidak mempunyai pendapat yang ekstrem seperti di atas menurut mereka uang mempunyai pengaruh terhadap sektor riil terutama dalam keadaan belum full employment). uang pengaruhnya hanyalah terhadap harga-harga barang. bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja. jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. inilah yang sering disebut dengan classical dichotomy. merupakan pemisahan sektor moneter dengan sektor riil. sektor moneter tidak ada hubungan dengan sektor riil. uang hanya merupakan suatu tudung (“veil”) saja dalam perekonomian. teori kuantitas uang yang pada dasarnya menjadi tulang punggung adanya kesimpulan diatas. 5.3.1 Teori Irving fisher teori ini mendasarkan diri pada falsafah hukum Say tersebut di atas bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori nya dengan suatu persamaan: MV = PT dimana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang (Velocity) yakni beberapa kali suatu mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu P adalah harga barang dan T adalah volume barang yang menjadi objek transaksi. persamaan diatas merupakan suatu identitas (identiy) sebab selalu benar. artinya jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (nilai barang tersebut) harus sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya (total pengeluaran transaksi). Dengan kata lain total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang yang dibeli (PT). 5.3.2 Cambridge Marshall equation Marcel memandang persamaan lrving Fisher dengan sedikit berbeda. dia tidak menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam suatu periode melainkan pada bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. secara matematika sederhana teori Marshall dapat dituliskan sebagai berikut: M = k PY Di mana k proporsi dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas jadi besarnya sama dengan 1/v. Marcel tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output. tetapi diganti dengan Y (untuk menunjukkan GNP riil) jadi T pada umumnya lebih besar daripada Y sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi yang dihasilkan beberapa tahun yang lampau. sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang akhir dan jasa yang dihasilkan pada tahun tertentu saja. juga dalam GNP tidak termasuk barang setengah jadi menurut teori kuantitas uang perubahan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. artinya kalau jumlah uang naik dua kali maka harga akan naik dua kali juga. pandangan demikian didasarkan pada anggapan anggapan sebagai berikut: a. Dalam persamaan MV = PT, T dianggap tetap karena selalu berada dalam keadaan full employment (atas dasar hukum Say). b. Velocity juga dianggap tetap. velocity ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan dalam kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran seperti misalnya penggunaan alat-alat pembayaran baru akan mempengaruhi banyaknya transaksi yang dilakukan demikian juga kebiasaan pembayaran dengan kredit akan mendorong masyarakat lebih banyak melakukan transaksi sehingga velocity nya akan naik. biasanya perubahan dalam kebiasaan melakukan pembayaran ini berjalan lambat (dalam waktu yang relatif lama) sehingga dengan demikian velocity dapat pula dianggap tidak berubah. dalam persamaan Marshall maka sebagai konsekuensinya (karena k = 1/v) dapat pula dianggap tetap. implikasi dari kedua anggapan ini adalah bahwa jumlah uang beredar hanyalah mempengaruhi harga dan pengaruhnya proporsional. uang tidak dapat mempengaruhi output riil (Y). output riil ini hanya akan berubah kalau terdapat perubahan dalam jumlah dan kualitas dari faktor-faktor produksi. dengan demikian uang tidak dapat mempengaruhi sektor riil pengaruhnya terbatas pada sektor moneter saja. pemisahan pengaruh uang terhadap sektor riil dan moneter inilah yang sering disebut classical dichotomy. hubungan proporsional antara jumlah uang dengan harga dapatlah dijelaskan sebagai berikut: apabila V dan Y masing-masing tetap pada nilai 4 dan 100 maka dengan jumlah uang beredar (M) = 25, harga (P) = akan sama dengan 1 : MV = PT 25 * 4 = 1 * 100 Jika M naik dua kali menjadi 50 maka P akan naik dua kali 50 * 4 = 2 * 100. secara ringkas proses kenaikan harga ini dapat dijelaskan demikian. pada permulaannya masyarakat dalam keadaan keseimbangan portfolio nya. kemudian Bank sentral menambah jumlah uang beredar dua kali lipat. akibatnya masyarakat mengalami ketidakseimbangan dalam portfolionya. yakni kelebihan uang kas yang dipegang. mereka akan membelanjakan (membeli barang atau jasa) kelebihan uang kas tersebut. karena output total tidak bisa bertambah (dalam keadaan full employment dengan hukum Say) maka harga akan terdorong naik masyarakat akan terus membelanjakan kelebihan uang kasnya sampai total pengeluarannya naik dua kali lipat. hubungan yang proporsional antara jumlah uang dengan harga seperti di atas dapat pula dijelaskan dengan menggunakan persamaan Marshall misalnya, k = ¼ (berarti 1/4 bagian dari GNP diwujudkan dalam bentuk uang kas). apabila GNP (PY) Sama dengan Rp400 miliar maka keinginan masyarakat memegang uang kas sama dengan Rp100 miliar yakni M = k PY = ¼ * Rp400 miliar = Rp100 miliar Jika GNP naik menjadi Rp 500 miliar. maka besarnya uang kas yang diinginkan masyarakat menjadi Rp200 miliar. dengan demikian jelas bahwa persamaan Marshall dapat menunjukkan adanya keinginan akan uang kas. permintaan uang kas ini semata-mata untuk tujuan melakukan transaksi. besar kecilnya k dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti misalnya seseorang yang mendapatkan pembayaran gaji 4 kali sebulan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan orang yang gajinya dibayarkan sekali sebulan. demikian juga dengan makin majunya lalu lintas pembayaran (dengan adanya credit card) misalnya maka k akan cenderung makin kecil. Memandangpersamaan cash balance sebagai persamaan permintaan akan uang maka apabila jumlah uang naik dua kali harga juga akan naik dua kali sampai permintaan akan uang sama dengan jumlah uang. apabila jumlah uang naik dua kali maka masyarakat akan kelebihan uang yang dipegang mereka akan membelanjakan kelebihan uang ini sampai jumlah yang diinginkan untuk dipegang sama dengan jumlah uang yang ada. ini terjadi apabila GNP telah naik dua kali. keseimbangan (permintaan dan penawaran uang) ini dapat dilihat pula dari segi nilai riil uang. nilai riil uang adalah nilai nominal uang dibagi dengan harga ( M/P ). dalam persamaan cash balance di atas apabila M naik dua kali maka P juga naik dua kali. dengan demikian permintaan uang (dalam arti rill) akan tetap.jadi persamaan cash balance lebih mementingkan permintaan uang dalam arti rill bukan nilai nominal uang yang dipegangnya BAB VI TEORI KEYNES 6.1 PENDAHULUAN Keynes menyatakan tidak dapat secara otomatis menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Dia menyarankan adanya peranan/campur tangan pemerintah dalam perekonomian ( khususnya investasi yang lebih besar ). Dalam bukunya dia menyatakkan kapitalisme katanya, dalam banyak hal sangat memberatkan namun apabila di atur dengam bijaksana dapat membuat lebih efisien dalam mencapai tujuan ekonomi masyarakat. Dalam kaitannya ekonomi moneter dua karya keynes patut disebut di sini pertama buku yang berjudul “ A Track on Monetary Reform” (1923) dalam mana ia mengemukakakn pentingnya efek yang berbeda terhadap tiga golongan utama yakni : investor ( yang menginvestasikan tabungan, pengusaha/ interpreuner dan penerima upah). Secara umum inflasi akan menyulitkan golongan penduduk pertama dan deflasi akan menyulitkan golongan kedua dan ketiga. 6.2 KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL Dalam bukunya The General theory, keynes menjelaskan faktor-faktor yang menentukan pendapatan nasional. Menurut kaum klasik, pendapatan nasionala akan selalu dalam keadaan full employment dimana keinginan masyarakat untuk menabung sama dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi ( dalam arti ex ante). Dalam kenyataannya ( ex post ) tabungan selalu sama dengan investasi. Namun ex post tabungan sama dengan investasi bukanlah merupakan syarat adanya keseimbangan dalam pendapatan nasional yang selalu dalam keadaan full employment. Keynes membantah keadaan ini menyatakan bahwa pendapatan nasional yang seimbang dapat terjadi pada keadaan kurang dari full employment. Menurit keynes, apabila sektor perusahaan mengalami tambahan persediaan yang tidak diinginkan, pengusajan akan memooerkecil/mengurangi produksi. Output akan turun selama keinginan menabung lebih besar daripada keinginan untuk investasi ( dus, afa persediaan yang tidak diinginkan). Proses turun nya ouput itu akan terus berlangsung sampai keinginan menabung sama dengan keinginan investasi, dalam mana pendapatan nasional keseimbangn yang baru lebih rendah dari semula. Berapa besarnya penurunan pendapatan nasional.sebagai akibat keinginan menabung lebih besar. Daripada keinginan investasi untui menjelaskan ini keynes menciptakan fungsi konsumsi ( dilihat dari segi lain juga merupakan fungsi tabungan ). 6.3. KONSUMSI DAN PENETUAN PENDAPATAN NASIONAL ( GNP ) Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi ( C ) terutama tergantung dari pendapatan ( Y ) makin tinggi pendapatakn makin tinggi konsumsi. C = a + bY Koefisien b merupakan garis lereng tersebut yaktu menunjukan perubahan konsumsi per unit perubahan pendapatan marginal propensity to consume dan besarnya kurang dari satu misalnya , b = 0,6 berarti bahwa kenaikan pendapatan sebesar Rp1.000,00 akn menambah pengeluaran konsumsi sebesar Rp600,00 ( yang berarti pula tambahan tabungan sebesar Rp400,00).koefisien (konstanta) menunjukan besarnya konsumsi apabila pendapatan sama dengan nol, dan juga menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi C selain pendapatan. Perubahan nilai a akan menggeser garis C = a + bY. Sumbu vertikal menunjukan pengeluaran ( E ) sedang sumbu horisontal menunjukan tingkat produksi atau pendapatan nasional ( Y ). Garis pembantu yang membentuk sudut 45 derajat menujukan adanya kesamaan jarak pada masing-masing sumbu, yang berarti adanya kesamaan/keseimbangan pengeluaran ( E ) = pendapatan nasional ( Y ). Pengeluaran terdiri dari konsumsi dan investasi ( yang dianggap nya autonomis, yakni besar-nya tidak tergantung dari pendapatan). Untuk sementara pengeluaran pemerintah ditiadakan. Pendapatan nasional dalam keseimbangan apabila pengeluaran total (C+I) sama dengan produksi total ( Y). Keseimbangan di tunjukan dengan perpotongan garis E = C+I dengan garis pembantu E = Y, sehingga di peroleh Y ekuilibriun. Pada Y ekuilibrium ini maka keinginan menabung ( S) sama dengan investasi (I). Besar nya keinginan menabung di tunjukan dengan selisih antara pendapatan dan konsumsi ( S = Y – C ). 6.4 PERUBAHAN PENDAPATAN TOTAL Diatas telah dijelaskan bahwa perubahan di dalam pengeluaran ( C dan I ) akan menyebabkan perubahan dalam GNP. Perubahan dalam pengeluaran disini dalam arti perubahan yang sifatnya autonomous ( independent atau tidak tergantung daripada GNP ) tetapi daalam proses multiplier bahwa pengeluaran yang sifatnya autonomous ini selanjutnya mengakibatkan adanya perubahan pengeluaran yang disebut dengan induced ( yang dalam contoh proses multiplier di atas berupa perubahan pengeluaran konsumsi). Makin besar MPC, makin besar pula perubahan GNP Sehubungan dengan ini, Keynes membagi sifat pengeluaran ini ke dallam autonomous dan induced. Dia berkeyakinan bahwa pada dasarnya pengeluaran konsumsi itu sifatnya induced ( tergantung dari pendapatan). Sedang pengeluaran investasi itu sifatnya autonomous tidak tergantung dari pendapatan, tetapi tergantung pada tingkat bungan dan keuntungan yang diharapkan). 6.5 PERANAN PEMERINTAH Apabila pengeluaran investasi swasta tidak cukup mendorong keinakan GNP ( dengan sendirinya juga tidak cukup menciptakan kesempatan kerja), maka pengeluaran pemerintah dapat menggantikannya. Menambahkan pengeluaran pemerintaj serja pajak, ke dalam model di atas tidaklah sukar. Pengeluaran, sekarang meliputi pengeluaran konsumsi ( C ), Investasi (I) dan pemerintah ( G ) C+I+G=Y Apabila Y0 adalah tingkat pendapatan pada keadaan full employement maka adanya G akan menimbulkan adanya gejalan inflansi ( inflationary gap ) oleh karena itu pemerintah biasanya membelanjai pengeluaran ( tidak seperti I atau G ), tetapi akan mempengaruhi pendapatan konsumen yang siap untuk di belanjakan ( disposable income ) yang didefinikan sebagai GNP dikurangi pajak ( T ) sehingga fungsi konsumsi setelah adanya pajak menjadi : C = a + b (Y - T) atau C = a + bY – bT 6.6. PASAR UANG DAN TINGKAT BUNGA Teori Keynes tentang Tingkat Bunga Permintaan akan uang mempunyai.hubungan negatif dengan tingkat bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat bunga dapat di jelaskan sebagai berikut. Pertama, menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal ( jadi mereka yakin bahwa tingkat bunga akan naik di waktu yang akan datang ). Jika mereka memegang surat beharga pada waktu tingkat bunga naik ( dus, harganya turun ) mereka akan menderita kerugian capital loss). Mereka akan menghindari kerugian ini dengam cara mengurangi surat beharga yang di pegangnya. Dan dengan sendirinya menambah uang kas yang di pegang, pada waktu tingkat bunga naik. Hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang kas sebab mereka melakukan spekulasi tentang harga surat beharga di masa yang akan datang. Kedua, berkaitan dengan ongkos memegang uang kas ( opportunity cost holding money ). Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula ongkos memegang uang kas ( dalam bentuk tingkat bunga yang tidak di peroleh karena kekayaan yang di wujudkan daalam bentuk uang kas ) sehingga keinginan memgang uang kas juga turun. sebaliknya, apabila tingkat bunga turum berarti ongkos memgang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas naik. 6.7. KEBIJAKAN MONETER Dari gambar 6.7 jelas bahwa tingkat bunga akan berubah apabila terdapat perubahan dalam permintaan dan atau penawaran uang. Untuk sementara, anggap dulu bahwa permintaan uang tidak berubah, lalu kita analisa bagaimana pengaruh perubahan uang terhadap tingkat bungan dan kegiatan ekonomi ( yang di ukut dengan GNP) Kita mulai dengan jumlah uang yang beredar sebanyak Rp 6 triliun. Penambahan jumlah usng sebesar Rp 1 triliun ( menjadi Rp 7 triliun ) mengakibatkan bahwa tingkat bunga mulamula (R6) masyarakat mempunyai kelebihan uang yang di pegannya ( lebih besa daripada yang diinginkan untuk di pegang ) oleh karena itu mereka berusaha untuk membuang kelebihan uang kas yang di pegangnya ini dengan cara membeli surat beharga. Akibatnya harga surat beharha naik ( tingkat bunga turun) sampai keinginan memegang uang samma dengan jumlah uang dan ini terjadi setelah tingkat bunga turun menjadi r7 dimana permintaan uang sama dengan jumlah uang yang ada 6.8. PERMINTAAN UANG UNTUK TRANSAKSI Adanya motif menyimpan uang pertama-tama di kemukakan oleh keynes. Sebelum itu kaum klasik lebih menekankan pada motif transaksi ( dan berjaga jaga ) yang besarnya tergantung pada GNP. Kenaikan GNP akan mendorong adanya permintaan uang untuk transaksi naik, sebab msyarakat menginginkan uang kas yang lebih banyak untuk melakukan jumlah transaksi yang lebih besar. Keynes mengakui adanya motif transaksi imi tetap tidak dipandang nya penting. Implikasi dari kergantungan permintaan uang atas GNP ini adalah bahwa tingkat bungan akan berubah manakala terjadi perubahan GNP. Sebab perubahan GNP akan mempengaruhi permintaan uang dengan jumlah yang tetap. Berubahnya permintaan uang akan menyebabkan perubahan tingkat bunga. 6.9. ANALISIS KEBIJAKSANAAN Model keynes di tas belum lah dapat di pergunakan untuk menganalisa efek atau kebijaksanaan ( moneter atau fiskal) terdapat tingkat bunga dan pendapatan nasional. Oleh kkarena itu kemudian oleh ahli ekonomi yang namanya J.Hicks dan A. Hansen di perkembagkan alat analisa kebijaksanaan berdasarkan ekonomi keynes di atas, berupa satu kurva yang di beri nama IS dan LM. Kurva IS Alat analisa ini disusun dari ekonomi keynes yang berupa suatu keseimbangan dalam pasar barang ( sektor rill ): Y = C + I + G atau S +T = I +G. Kurva LM Berbeda dengan IS yang menggambarkan adanya keseimbangan dalam pasar barang, maka kurva LM menggambarkan adanya kesimbangan dalam pasar uang ( permintaan uang sama dengan jumlah uang beredar). 6.10. KESEIMBANGAN DALAM PASAR BARANG DAN UANG Keseimbangan pendapatan (Y) dan tingkat bunga (r) haruslah memenuhi pula adanya keseimbangan baik dalam pasar uang ( MS = Md ) dan pasar barang ( S + T =I +G ) hal ini ditunjukan dengan titik perpotongan antara kurva IS dengan LM. Hanya pada titik E saja tersapat keseimbangan di kedua pasar ( Md = Ms daan juga I + G = S + T) 6.11. EFEKTIFITAS KEBIJAKSANAAN MONETER DAN FISKAL Efektifitas kebijaksanaan moneter dan fiskal di ukur dengan besarnya kensikan pendapatan sebagai akibat kebijaksanaan tersebut. Makin besar kenaikan pendapatan sebagai akibat misalkan kenaikan sejumlah tertentu unndang berarti.kebijaksanaan moneter makin efektif. 6.11.1. Kebijaksanaan Moneter Efektivitas kebijaksanaan moneter pada dassarnya ditentukan oleh : Lereng dan Kurva IS Yakni elastisitas pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga. Makim datar Kurva IS (makin elastis pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga) kebijaksanaan moneter makin efektif. Lereng Kurva LM Yakni, elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga. Makin datar kurva LM ( makin elastis permintaan uang terhadap tingkat bunga), kebijakan moneter makin tidak efektif. 6.11.2. Kebijaksanaan Fiskal Efektivitas kebijaksanaan fiskal pada dasarnya di tentukan oleh : Lereng Kurva IS Makin tegak kurva IS kebijaksanaan fiskal makin efektif. Sebaliknya makin datar kurva IS makin tidak efektif. 6Lereng Kurva LM Makin datar kurva LM, kebijaksanaan fiskal akan makij efektif. Sebaliknya makin tegak kurva LM makin tidak efektif. BAB VII PERMINTAAN AKAN UANG 7. 1 TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK Teori permintaan uang klasik tercermin dalan teori kuantitas uang. Pada awal mulanya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seorang/masyarakat menyimpan uang kas, tetapi.lebih pada peranan daripada uang. Dengan sederhana Lrving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut : MV = PT Di mana : M = Jumlah yang beredar V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dari satu periode P = Harga Barang V = Volume barang yang di perdagangkan Beberapa versi teori ini adalah : Pertama, dengan mengganti volume barang yang di perdagangkan ( T) dengan ouput rill ( O ), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi : MV = PO = Y Di mana : Y = PO = GNP nominal. V = Tingkat perputaran pendapatan ( income velocity of money ) Kedua, versi yang di kemukakan oleh Marshall dari universitas Cambridge dengan formulasi sebagai berikut : M = kPO = kY di mana k = 1/V Dengan formulai tersebut teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan uang. Teori ini masih sangat sederhana, terkandung di dalamnya beberapa.kelemahan ( yang kemudian atas dasar kelemahan-kelemahan ini allu sempurnakan oleh teori berikutnya). 7.2 TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES Keynes, dalam teorinya tentang permintaan akan uang uang kas, membedakan antara motif transaksi ( dan berjaga-jaga ) serta spekulasi. Jadi dia juga mengaku adanya motif transaksi, hanya saja yg lebih penting ( dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi ) adalah motif spekulasi. 7 2.1 Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membelanjai transaksi karena mereka pikir bahwa pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu dari uang masuk (dari pendapatannya). Pengeluaran ini seringkali tidak bisa diperkirakan terlebih dahuli, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas ditangan. 7.2.2. Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi Keynes juga memyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk yang paling lancar ( uang kas). Uang kas yang disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan ( store-of-value). Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut keyne ditentukan oleh tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan / motif spekulasi. 7.3 PERKEMBANGAN SELANJUTNYA DARIPADA TEORI KEYNES Teori permintaan uang keynes mendasarkan pada adanya dua motif memegang uang kas, yakni motif transaksi dan spekulasi. Motif transaksi tergantung dari pendapatan sedang motif spekulasi tergantyng dari tingkat bunga. Perkembangan iselanjutnya dari teori keynes ini didasarkan atas dua pembagian tersebut yang masing-masing di lakukan oleh William J. Baumol dan James Tobin. Dalam menganalisa permintaan uang, keduanya menggunakan pendekatan yang berbeda, sehingga implikadi kebijaksanaanya pun juga berbeda. 7.3.1 Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi Teori ini di perkembangkan oleh baumol 1952 dan juga tobin 1956 yang masingmasing ini menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk tujuan transaksi a. Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang yang biasa dipakai dalam dunia perusahaan menganalisa tingkat laku individu rumah tangga atau perusahaan dan menganggap bahwa pendapatan mereka diterima sekali misalnya tiap bulan namun individu tersebut harus membelanjakannya sepanjang waktu 1 bulan untuk menyederhanakannya analisanya bahwa menganggap bahwa penghasilan tadi dibelanjakan merata setiap saat selama periode pendapatannya 1 bulan masalahnya adalah penentuan berapa besarnya uang kas yang harus dipegang setiap saat dalam mana ongkos biayanya paling rendah hal ini mengingat bahwa kekayaan individu tersebut selain berupa uang kas dapat berupa surat berharga yang menghasilkan bungaserta adanya ongkos untuk menukarkan surat berharga tersebut dengan uang kas b. Elastissitas Permintaan Uang Kas untuk Tujuan Transaksi Terhadap Tingkat Bunga Baumol telah menunjukkan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi itu tergantung juga terhadap tingkat bunga dengan cara yang lain James tobin ketergantungan ini menurut dia ketidakbersamaan antara pengeluaran dengan penerimaan penghasilan memaksa individu untuk menyediakan alat pembayar guna membiayai transaksi nya namun tidak berarti bahwa alat pembayar ini harus berupa uang kas dapat sebagian berupa surat berharga yang memberikan bunga tetapi kerugiannya individu tersebut harus mengeluarkan biaya untuk transaksi menukarkan surat berharga manakah alat pembayaran yang berupa uang kas habis berapa besarnya alat pembayar yang diwujudkan uang kas hal ini tergantung besarnya tingkat bunga surat berharga serta biaya transaksi untuk menukarkan surat berharga tersebut. 7.4 FAKTOR- FAKTOR LAIN ( SELAIN PENDAPATAN, HARGA/ TINGKST BUNGA, DAN SELERA) YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG a. Kekayaan dari Masyarakat b. Tersediannya Fasilitas Kredit c. Kepastian tentang pendapatan yang di Diharapkan d. Harapan tentang Harga e. Tersedianya beberapa Alternatif Bentuk kekayaan f. Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku BAB VIII JUMLAH UANG BEREDAR Perubahan jumlah uang beredar ditentukan oleh hasil interaksi antara masyarakat, lembaga keuangan, serta bank sentral. Proses bagaimana interaksi ini berjalan, dibawah ini akan dijelaskan mulai dari proses sederhana hingga yang lebih kompleks ( lebih realistis). 8.1. Proses Sederhana Guna mengetahui proses yang sederhana tentang penciptaan kredit ( dus juga proses perubahan jumlah uang beredar ) maka perlu dilakukan penyederhanaan keadaan yang nyata terjadi melalui penggunaan beberapa anggapan. Anggapan ini tentu tidak realistis. Namun, apabila proses yang sederhana ini sudah diahami, dengan menanggalkan / mengubah anggapan-anggapan tersebut bisa dipahami proses yang lebih kompleks tanpa kehilangan jejak. 8.3 Modifikasi Anggapan 3 : Adanya Kelebihan Cadangan Anggapan ketiga adalah tidak adanya kelebihan cadangan. Semua kelebihan ini oleh bank dipinjamkan semuanya. Tentu saja ini tidak realistis. Beberapa bank ( biasanya yang kecil ) sering menahan sejumlah tertentu kelebihan cadangan untuk berjaga-jaga menghadapi adanya kemungkinan kekurangan cadangan. Adanya perubahan anggapan ini tidak mengubah proses penciptaan uang seperti pada modifasi anggapan kedua. Seperti halnya tingkah laku nasabah dalam menahan uang kas, di sinibank juga dianggap menahan kelebihan cadangan dalam proporsi tertentu terhadap doposito. Secara formula dapat ditunjukkan sebagai berikut : BAB IX DASAR-DASAR TEORI TINGKAT BUNGA Pengertian Dasar Dalam perekonomian yang mendasarkan diri pada mekanisme pasar, maka keputusan ekonomi didasarkan atas pertimbangan pasar yang artinya sistem ekonomi diatur melalui bekerjanya mekanisme pasaryakni pasar untuk berbagai barang dan jasa yang berbedabeda.beberapa banyaknya sesuatu barang akan di produser , ditentukan oleh pasar, yakni permintaan akan barang tersebut. Misalnya, apabila masyarakat lebih menyukai kopi dari pada teh, maka mereka akan membeli kopi dan bukan teh ditoko. Toko tersebut kemudian akan membeli kopi dari para produsen, yang selanjutnya akan mendorong produsen ini memprodusir kopi lebih banyak dibandingkan dengan teh. Dalam contoh ini konsumen yang menentukan berapa banyak suatu barang yang dihasilkan. Mekanisme pasar ini berfungsi melalui apa yang disebut dengan harga. Harga mempunyai fungsi alokasi faktor produksi ke arah produksi barang-barang yang lebih disukai oleh masyarakat dari produksi barang yang tidak disukainya. Dengan menurutkan contoh diatas, ternyata produsen/petani tidak begitu mudah mengubah produksi daro teh ke kopi. Oleh karena itu, produsen kopi akan meminta harga yang lebih tinggi dan apabila konsumen mau membayar tentu saja mereka akan dapat memperoleh kopi. Kenaika harga ini dapat pula dipandang sebagai ongkos ganti penggunaan faktor produksi sari produksi teh ke kopi. Fungsi Tingkat Bunga dalam Perekonomian Dua masalah pokok yang harus dipecahkan oleh setiap sistem ekonomi adalah, pertama, berapa banyak faktor produksi yang harus digunakan/dialokasikan untuk menghasilkan beberapa barang yang berbeda pada waktu/saat yang bersamaan. Misalnya, kayu jati gelondongan itu dapat untuk kayu gergajianm meja, kursi, almari, atau pintu. Dalam sistem ekonomi pasar, alokasi penggunaan kayu gelondongan tersebut ditentukan oleh harga meja, kursi, almari, pintu atau kayu gergaji. Kedua, adalah masalah alokasi penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan barang yang akan digunakan sekarang atau kemudian hari. Fungsi yang kedua inilah yang antara lain dilakukan oleh tingkat bunga, yakni alokasi faktor produksi. PERTANYAAN KELOMPOK Daftar Pertanyaan dari Presentasi. KELOMPOK 1 Materi BAB 1 Nama Anggota kelompok : WURI ROMARIA OLIVIA MELATI SAPUTRI ANAYA ASTYLIA KARINA SUNDARI RENY RAHMAWATI Pertanyaan 1 : Peranan lembaga asuransi dalam masyarakat ? Jawaban : Asuransi adalah perjanjian antara seseorang penanggung yang mengikat diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi dan memberi pengganti senilai yang diasuransikan kepada penanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan akibat peristiwa yang tidak terentu. Lembaga asuransi memiliki peran ganda yaitu pelimpahan resiko dan sebagai lembaga penyerap dana dari masyarakat Penanya : Chindy Pertanyaan 2 Bagaimana cara ukur mata uang dalam metode index biaya hidup ? Jawaban : Sebenarnya tidak ada indeks biaya resmi yang dibuat atau dilaporkan oleh pemerintah jadi indeks tersebut secara dasar seperti mengukur biaya hidup yang sebenarnya diwilayah manapun. Penanya : Dori Pertanyaan 3 Apakah perusahaan sekuritas termasuk dalam lembaga keuangan jika ya atau tidak, jelaskan ? Jawaban : Perusahaan sekuritas adalah sebuah perusahaan yang merupakan anggota bursa efek yang bergerak dalam bidang transaksi sekuritas (jual beli efek) dan termasuk dalam lembaga keuangan KELOMPOK 2 Materi BAB 3 & 4 Nama Anggota Kelompok : NAYLA DWI WULANDARI DELIA ALIFA CHINDY W AULIA F WENNY MUJIONO Pertanyaan 1 : Apa yang dimaksud dengan Lender Of The Resort ? Jawaban : LTR adalah bentuk pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank yang sedang mengalami krisis keuangan sistemtik didunia perbankan. Penanya : Dwiki Penjawab : Nayla Pertanyaan 2 Tugas dan fungsi OJK ( Otoritas Jasa Keuangan )? Jawaban : Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Penanya : Penjawab : Delia Pertanyaan 3 Apa saja persyaratan dalam mendirikan bank dan izin usahanya ? Jawaban : a. Persetujuan Prinsip b. Izin Usaha Penanya : Ikhsan Penjawab : Wenny KELOMPOK 3 Materi BAB 3 & 4 ANAH SUSI RAHMA MAWAR REGA W FACHRIZAL RAYDATUL Pertanyaan : 1. Faktor yang mempengaruhi uang kuasi penanya ? Penanya : Anisa Penjawab : Fachrizal Maulana 2. Apa faktor yang mempengaruhi naik turunnya uang dan hal apa yang dilakukan untuk menjaga kestabila uang ? Penanya : Kristin Indah Penjawab : Raudatul 3. Apakah rupiah dicetak atau diedarkan tanpa jaminan tertentu ? Penanya : Reni Penjawab : Rahma Mawar Jawaban : 1. Faktor yang paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang kuasi antara lain pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga. Berikut disajikan data tentang perkembangan pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat bunga dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. 2. Faktor inflasi dan kurs. 3. Tugas dari bank sentral ini seperti yang diketahui adalah mencetak mata uang bagi suatu Negara dan mengawasi aliran uang yang ada sehingga bisa “mempermainkan” inflasi. KELOMPOK 4 Materi BAB 3 & 4 Nama Anggota Kelompok : IKHSAN YUSUF KHALIQ TEDDY LESMANA Pertanyaan : 1. Bagaimana Bank Sentral Menstabilkan nilai tukar?(wuri) Jawab Dalam menjaga besaran inflasi yang perlu dijaga dari harga pangan dan kebutuhan lainnya, BI berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Daerah. Selain itu, jumlah pasokanjuga harus dipastikan kecukupannya sehingga tidak menimbulkan kelangkaan yang menyebabkan kenaikan harga. Menjaga kestabilan nilai tukar rupiah juga dilakukan dengan penggunaan valuta asing dalam hal ini ekspor, impor, hingga permodalan asing yang masuk ke Indonesia. Semakin banyaknya dana asing masuk ke Indonesia bisa membuat nilai tukar rupiah semakin perkasa.(Ikhsan) 2. Apa sifat jasa yang diberikan bank umum?(anah) Jawab a. Kiriman Uang (Transfer) Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota atau luar negri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negri harus menggunakan bank devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan. Pertimbangannya adalah nasabah bank yang bersangkutan (memiliki rekening di bank yang bersangkutan) atau bukan. Kemudian jarak pengiriman antar bank tersebut. b. Kliring (Clearing) Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya memakan waktu 1 (satu) hari. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan. c. Inkaso (Collection) Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasanya memakan waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak serta perbandingan lainnya. d. Save Deposit Box Save Deposit Boxnatau dikenal dengan istilah safe loket. Jasa pelayanan ini memberikan layanan penyewaan box atau kotak pengaman tempat menyimpan surat-surat berharga atau barang-barang berharga yang disimpan dalam box tersebut aman dari pencurian dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa box dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.(Teddy) KELOMPOK 5 Materi BAB 5 Nama Anggota Kelompok : ORIES LITA DWI SUKMA AFWAN FEDERICO Pertanyaan : 1. Pertanyaan Aulia Fitriani : Apakah dampak dari peningkatan kuantitas uang ? 2. Pertanyaan Naila : Apa maksud dari tingkat bunga dan pendapatan itu searah ? 3. Pertanyaan Ana : Apa yang dimaksud dengan sector riil ? Jawaban : 1. Banyaknya uang yang beredar akan mengakibatkan inflasi atau nilai mata uang menjadi tidak berharga Penjawab : Ories 2. Dari segi bunga tabungan, apabila nasabah menabung uang dengan tingkat bunga yang tinggi maka pendapatan dari bunga juga akan tinggi Penjawab : Lita 3. Sektor-sektor yang secara nyata menghasilkan suatu produk dan jasa Penjawab : Dwi Sukma KELOMPOK 6 Materi BAB 6 Nama Anggota Kelompok : SANTI RAHMAD EDWARD ANISA FACHRIAL 1. Pertanyaan wenny - jelaskan apa karakteristik teori keynes? Jawab : Nursanti - Keynesian atau Teori keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom inggris adad ke- 20 teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran dimana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Dalam buku The General Theory of employment, interest and money karangan J.M Keynes menitik beratkan pada usaha- usaha menanggulangi situati ekonomi depresi ketika tingkat pengangguran tinggi. Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonimian yg sedang lesu. 2. Pertanyaan Karina : tujuan fungsi Konsumsi menurut Keynes dalam pendapatan Nasional? Penjawab Edward abraham : Tujuan nya adalah menjelaskan bahwa Konsumsi seseorang atau masyarakat secara Absolut di tentukan oleh Tingkat pendapatan. KELOMPOK 7 Materi BAB 7 Nama Anggota kelompok : DORI KARNOVAL J.E (1601025233) HENDRI (1601025134) JHON KINGMEN SILABAN (1601025178) M. RIFALDY ARYAPUTRA (1601025075) REZHA MIRANDA (1601025043) Pertanyaan no.1 : Apa yang terjadi dengan permintaan uang rill jika suatu perekonomian negara tumbuh dan terjadinya inovasi di bidang teknologi ? Jawaban : Dampaknya permintaan uang rill akan menurun, secara teoritis disebabkan karena masyarakat lebih banyak menggunakan uang elektronik akibat dari inovasi di bidang teknologi tersebut. Dampak lainnya antara lain tingkat suku bunga pun meningkat. Penanya : Raida kelompok 10 Penjawab : Reza Mirandha Pertanyaan no.2 : Apa hubungan dari pendapatan jumlah uang dan tingkat bunga dalam permintaan akan uang? Jawaban : Dalam teori permintaan uang untuk tujuan tranksaksi Keynes makin tinggi pendapatan maka semakin tinggi tranksaksi, dan semakin tinggi jumlah uang maka semakin tinggi juga tranksaksi, tetapi semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan motif spekulasi. Penanya : Wuri Olivia kelompok 1 Penjawab : Jhon Kingmen Silaban Pertanyaan no.3 : Apa penekanan teori cash balance Cambridge ? Jawaban : Teori Cambridge menekankan faktor- faktor perilaku (pertimbangan untung rugi) yang menghubungkan antara permintaan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Penanya : Anisa kelompok 6 Penjawab : Dori Karnoval J.E Pertanyaan no.4 : Jelaskan permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi? Jawaban : Permintaan uang untuk transaksi yaitu Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak di bandingkan seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah. Sedangkan Permintaan uang untuk spekulasi yaitu Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan/motif spekulasi. Penanya :Fahrizal kelompok 10 Penjawab : Hendri Pertanyaan no.5 : Apa saja faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi permintaan uang ? Jawaban : a) Tingkat suku bunga. b) Tingkat harga c) Terjadinya penambahan atau peningkatan produksi barang dan jasa d) Ekspektasi atau ramalan. e) Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional. f) Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. g) Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. Penanya : Audry kelompok 9 Penjawab : M.Rifaldy A KELOMPOK 8 Materi BAB 8 Nama Anggota Kelompok : MOCHAMMAD ARIF BUDIONO AGUNG PRIBADI RIZKY KIRANA KARTIKA KIRANA 1. Pertanyaan : Bagaimana lingkungan mempengaruhi uang beredar ? (F. Maulana) Jawaban (Fahreza) : Lingkungan merupakan salah satu faktor lain yang ikut berkontribusi terhadap jumlah uang yang beredar. Dilingkungan kota-kota besar, kawasan industri, jumlah uang yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi relatif lebih banyak. Hal ini dapat disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang tinggal dikota atau kawasan industri cenderung konsumtif, atau dapat dikatakan di lingkungan perkotaan dan industri lebih cenderung suka membeli. Hal yang berbeda terjadi dengan masyarakat yang tinggal dipedesaan. Pada umumnya kebutuhan dapat dicukupi secara mandiri. Masyarakat pedesaan jika membutuhkan sayuran tidak harus membeli, tetapi cukup memetik di ladang/sawah. Sehingga tingkat peredaran uang didesa relatif lebih lambat daripada di perkotaan. 2. Pertanyaan : Apakah ada hubungan antara ketiga pelaku dalam peciptaan uang ? (Ana) Jawaban (Fahreza) : Dalam mekanisme penciptaan Uang terdapat tiga pelaku penciptaan uang : Otoritas Moneter, Bank Umum, Sektor Swasta Domestik. Ketiga pelaku tersebut saling bersinergi sehingga Deman dan Suplay berada pada keseimbangan yang diinginkan dimana Otoritas moneter sebagai pencetak uang kartal, Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor swasta domestik sebagai pengguna daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter dan bank umum. Otoritas moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga independen mengatur peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral uang kartal di ciptakan yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum dalam bentuk uang kartal, oleh bank umum di ubah lagi bentuk unag kartal tersebut menajdi uang giral yang berbentuk tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut yang nantinya akan di salurkan ke sektor sawasta domestik. Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut dengan uang inti atau uang primer, dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal yang dipegang bank umum dan masyarakat umum ditambahkan dengan saldo rekening giro milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia. Jika dilihat dari neraca otoritas moneter dapat dilihat bahwa sisi pasiva adalah jumlah uanga primer yang beredar dan sebelah aktiva adalah faktor-faktor yang mempengarui uang beredar. Penciptaan Uang oleh bank umum hanya dalam bentuk uang giral dan kuasi, karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral itu sendiri. 3. Pertanyaan : Jelaskan keterkaitan jumlah uang beredar dengan tingkat harga ? (Rahmawati) Jawaban (yusran) : Teori keseimbangan uang : jumlah uang yang beredar di masyarakat harus disesuaikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Jika jumlah uang yang beredar melampaui jumlah barang dan jasa yang tersedia maka akan terjadi inflasi yaitu penurunan nilai mata uang. Inflasi dalam skala kecil sebenarnya baik untuk pertumbuhan ekonomi karena memicu kegiatan produksi dan tingkat suku bunga yang tinggi membuat orang lebih giat menabung. Namun inflasi dalam skala menengah dan besar bisa menghancurkan perekonomian negara. Kegiatan perekonomian menjadi lesu dan harga-harga barang/jasa melonjak drastis. Jika jumlah uang yang beredar lebih sedikit dari barang dan jasa maka terjadi deflasi. Hal ini bisa menghambat roda perekonomian dan membawa kesulitan-kesulitan bagi masyarakat. KELOMPOK 9 Materi BAB 9 Nama Anggota Kelompok : NURI AMELIA DWIKI YULIANA Pertanyaan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga? Jawab: 1) Kebutuhan dana 2) Persaingan 3) Kebijakan pemerintah 4) Harga laba yang di inginkan 5) Jangka waktu 6) Kualitas jaminan 7) Reputasi perusahaan 8) Produk yang kompetitif 9) Hubungan baik 10) Jaminan pihak ketiga Penanyak (jhon) Penjawab (nuri) 2. Penanyak (Rifaldi) apa yang dimaksud dengan jaminan pihak ke 3? Jawab: Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit, biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang di bebankan berbeda. Penanyak (Rifaldi) Penjawab (audry) 3. Apa dampak adanya suku bunga terhadap perekonomian? Jawab: Fluktuasi suku bunga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjamkan uang di bank. Secara teoristis, makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi keinginan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Artinya, pada tingkat suku bunga rendah maka masyarakat akan lebih terdorong untuk meminjam di bank untuk memenuhi kebutuhan maupun untuk melakukan ekspansi usaha. Sebaliknya, saat suku bunga tinggi, maka masyarakat akan lebih cenderung menyimpan uang di bank daripada menggunakannya untuk berbelanja dan memperluas bisnis.dalam konteks perekonomian internasional, perubahan suku bunga juga dapat mempengaruhi persepsi dan minat investor asing untuk membawa dananya masuk ke suatu Negara. Umpama suku bunga di Indonesia lebih tinggi di bandingkan Negara asia tenggara lainnya, maka investor asing akan lebih tertarik untuk menanamkan dana di Indonesia dengan harapan dapat memperoleh imbal hasil lebing tinggi. Sedangkan jika suku bunga di Indonesia lebih rendah, maka investor asing akan makin kurang tertarik untuk menanamkan modal di sini. Malah, jika suku bunga terlalu rendah, salah-salah investor domestic bias ikut-ikutan malarikan dananya ke luar negeri. Penanyak (wuri) Penjawab (yuliana) 4. Apakah hubungan tingkat suku bunga dengan inflasi? Jawab: inflasi dan suku bunga saling berkaitan, ketika suku bunga rendah, pengaruh yang timbul adalah makin banyak orang meminjam uang. Akibatnya konsumsi bertambah karena uang beredar lebih banyak, eonomi mulai tumbuh, dan efek lanjutannya adalah inflasi naik. Dampak sebaliknya juga berlaku, jika suku bunga tinggi, peminjam uang makin sedikit. Hasilnya lebih banyak orang menahan belanja, mereka memilih menabung yang terjadi tingkat konsumsi turun. Inflasi pun turun. Penanyak (nurna ningsih) Penjawab (Amelia annisa)