LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS KELOMPOK R4 Erizka Ramdhiani Syifa Lutfia Annisa Hario Sigit Pratama Gina Fairuz 1506675421 1506675491 1506675554 1606950970 Tanggal Praktikum : 8 April 2018 Nama Asisten Praktikum : Winas Tanggal Disetujui Laporan : Nilai Laporan : Paraf Asisten : LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2018 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (PB – 0201 – 76) (AASHTO T – 27 – 82) (ASTM C – 136 – 04) A. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan distribusi atau prosentase butiran baik agregat halus dan agregat kasar yang akan digunakan dalam campuran beton. B. DASAR TEORI Menurut SNI 03-1737-1989, Lapis Aspal Beton (Laston) adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun hasil buatan. Gradasi menerus adalah suatu komposisi yang menunjukkan pembagian butir yang merata mulai dari ukuran yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan spesifik material yang akan digunakan dalam penelitian. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Analisa Ayak/Saringan untuk Agregat Halus (Sieve Analysis) menggunakan standar AASGTO T-27-82 dan ASTM C-136-04. Pemerikasaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dengan menggunakan saringan. Gradasi ini diketaui dengan melakukan penyaringan terhadap agregat kemudian akan diperoleh berat agregat yang tertahan dalam setiap saringan. Dari berat dapat dibuatkan grafik gradasi agreagt dengan menghitung persen agregat yang lolos terhadap saringan. Selain itu juga akan diperoleh nilai modulus kehalusan agregat (Fineness Modulus), yaitu angka kehalusan menurut Abraham yang dihitung dari jumlah presentase kumulatif tertinggal/tertahan pada saringan. Dan untuk susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 1,50 – 3,80 (Menurut SII No 52 tahun 1980). C. PERALATAN 1. Neraca dan timbangan dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji. 2. Satu set saringan 76,2 mm (3”); 63,5 mm (2 ½”); 50,8 mm (2”); 33,1mm (1 ½”); 25,4 mm (1”); 19,2 mm (¾”); 12,7 mm (½”); 9,5 mm (¼”); 6,4 mm (0,25”); No.4; No.8; No.16; No.30; No.50; No.100; No.200 (Standar ASTM). 3. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5) oC. 4. Alat pemisah contoh [Sample Splitter]. 5. Mesin penggetar saringan. 6. Talam, Kuas, sikat kuning, sendok, dan alat-alat lainnya. D. BAHAN Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak: a. Agregat halus: • Ukuran maksimum No.4 ; berat minimum 500 gram • Ukuran maksimum No.8; berat minimum 100 gram b. Agregat kasar • Ukuran maksimum 3,5” ; berat minimum 35 kg • Ukuran maksimum 3” ; berat minimum 30 kg • Ukuran maksimum 2,5” ; berat minimum 25 kg • Ukuran maksimum 2” ; berat minimum 20 kg • Ukuran maksimum 1,5” ; berat minimum 15 kg • Ukuran maksimum 1” ; berat minimum 10 kg • Ukuran maksimum ¾“ ; berat minimum 5 kg • Ukuran maksimum ½” ; berat minimum 2,5 kg • Ukuran maksimum ¼” ; berat minimum 1 kg Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4. Selanjutnya agregat halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas. Benda uji disiapkan sesuai dengan prosedur, kecuali apabila butiran yang melalui saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian. E. PROSEDUR 1. Menyiapkan agregat halus yang diperlukan dalam pengujian. 2. Menimbang agregat halus setelah di oven (±500gr) A. Mengeringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 + 5) oC, sampai berat tetap. B. Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran paling besar ditempatkan di paling atas. Saringan digetarkan dengan mesin penggetar selama 15 menit. C. Mencatat berat pasir yang tertahan saringan. F. DATAPRAKTIKUM Berat pasir awal = 1000 gram Table.1 Data Pratikum Sampel Agregat Halus Sampel Saringan Berat Tertahan Saringan (gram) No.4 11 No. 8 186,5 No. 16 182,5 No. 30 204,4 No. 50 104,8 No. 100 155,5 No. 200 67,8 Pan 84,5 Table.2 Data Praktikum Sampel Agregat Sedang Sampel Saringan Berat Tertahan Saringan (gram) No. 3/8 984,8 No. 4 965 No. 8 31,9 No. 30 0 Pan 14,2 Table 3. Data Praktikum Sampel Agregat Kasar Sampel Saringan Berat Tertahan Saringan (gram) No. ¾ 307,4 No. ½ 1136,1 No. 3/8 438 No. 4 103,7 Pan 13 G. PENGOLAHAN DATA Berdasarkan data-data dari percobaan, diketahui bahwa berat uji: Table 4. Pengolahan Data Agregat Halus No. Berat Berat Berat tertahan Berat lolos Saringan tersaring (gr) Tertahan (%) komulatif (%) Komulatif (%) No.4 11 1,10 1,10 98,90 No. 8 186,5 18,71 19,81 80,19 No. 16 182,5 18,30 38,11 61,89 No. 30 204,4 20,50 58,62 41,38 No. 50 104,8 10,51 69,13 30,87 No. 100 155,5 15,60 84,72 15,28 No. 200 67,8 6,80 91,52 8,48 Pan 84,5 8,48 100,00 0,00 Σ 997 100 Table 02. Pengolahan Data Agregat Sedang No. Berat Berat Berat tertahan Berat lolos Saringan tersaring (gr) Tertahan (%) komulatif (%) Komulatif (%) 3/8 984,8 49,34 49,34 50,66 4 965 48,35 97,69 2,31 8 31,9 1,60 99,29 0,71 No. Berat Berat Berat tertahan Berat lolos Saringan tersaring (gr) Tertahan (%) komulatif (%) Komulatif (%) 30 0 0 99,29 0,71 pan 14,2 0,71 100,00 0,00 Σ 1995,9 100 Table 03. Pengolahan Data Agregat Kasar No. Berat Berat Berat tertahan Berat lolos Saringan tersaring (gr) Tertahan (%) komulatif (%) Komulatif (%) ¾ 307,4 15,38 15,38 84,62 ½ 1136,1 56,86 72,24 27,76 3/8 438 21,92 94,16 5,84 4 103,7 5,19 99,35 0,65 Pan 13 0,65 100,00 0,00 Σ 1998,2 100 Dengan begitu dapat dicari Fineness Modulus Agregat Halus Jumlah dari % tertahan komulatif (no. 4 − no. 100) 100 1,1 + 19,8 + 38,11 + 58,6 + 69,1 + 84,7 𝐹𝑀 = 100 𝐹𝑀 = FM = 2,71 Fineness Modulus Agregat Sedang 𝐹𝑀 = 𝐹𝑀 = 3 Jumlah dari % tertahan komulatif (no. 8 − no. 30) 100 49,34 + 97,69 + 99,29 100 FM = 2,5 Fineness Modulus Agregat Kasar Jumlah dari % tertahan komulatif (no. 1 − no. 4) 100 15,38 + 72,2 + 94,16 + 99,35 𝐹𝑀 = 100 𝐹𝑀 = FM = 2,8 Grafik Gradasi Agregat 120,00 % Kumulatif Terlewat 100,00 80,00 60,00 Agregat Halus 40,00 Agregat Sedang Agregat Kasar 20,00 0,00 0 -20,00 5 10 15 20 Diameter Saringan (mm) Gambar 1. Grafik Gradasi Agregat H. ANALISIS Analisis Percobaan Pada praktikum analisa saringan agregat ini, praktikan mempersiapkan bahan sampel agregat halus, sedang dan kasar. Sampel agregat halus yang diambil adalah yang tertahan saringan no.4 yang telah di keringkan dalam oven, sampel agregat sedang diambil dari yang tertahan saringan no.3/8 dan sampel agregat kasar diambil dari yang tertahan saringan no.3/4. Tujuan dari pengeringan oven ini adalah untuk memperoleh sample agregat yang benarbenar kering baik di luar maupun di dalamnya. Pada saat praktikum, saringan disusun di mulai dari ukuran saringan yang terbesar yaitu untuk sampel agregat halus no.4 diletakkan paling atas hingga sampai ukuran saringan yang paling kecil yaitu no.200 dan pada bagian bawah dipasang pan atau wadah penampung sisa dari agregat halus yang tidak tertahan oleh susunan saringan tersebut. Untuk susunan sampel agregat sedang no.3/8 diletakkan paling atas dan yang paling bawah no.8. Susunan saringan sampel agregat kasar no.3/4 diletakkan paling atas dan yang paling bawah no.4 Kemudian praktikan memasukkan sample agregat halus yang telah dipersiapkan sebelumnya sebanyak 1000 gram ke dalam susunan sairngan tersebut, sampel agregat sedang 2000 gram dan sampel agregat kasar 2000 gram. Lalu menutup atas dari susunan saringan ini dan diletakkan pada shieve shaker. Penggetaran dilakukan selama 15 menit. Setelah diayak dengan alat shieve shaker, berat tiap-tiap agregat yang tertahan pada tiaptiap saringan di timbang. Pada saat penimbangan, untuk efisiensi perhitungan, praktikan melakukan pengukuran tiap-tiap agregat tertahan dengan meletakkan wadah penampung di atas neraca penimbang lalu di kalibrasikan sehingga berat dari wadah penampung tidak terhitung, dengan kata lain penimbangan langsung terhadap berat dari tiap-tiap agregat tertahan. Setelah dilakukan penimbangan didapatlah data persebaran berat (gradasi) dari sample. Analisis Hasil Dari praktikum saringan agregat yang dilakukan, didapatkan pesebaran agregat bedasarkan ukuran saringan yang selanjutnya ditimbang. Untuk menghitung presentase tertahan digunakan rumus 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100 pada setiap saringan. Lalu dihitung cumulative retained (kumulatif tertahan) dengan cara menjumlahkan nilai persen tertahan pada saringan tersebut dengan jumlah nilai persen tertahan sebelumnya. Sedangkan untuk cumulative passed (kumulatif lewat) cukup dengan 100 % − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 (%) untuk tiap nomor saringannya. Untuk fine aggregates (agregat halus), kita dapat menetukan nilai fineness modulus-nya dengan rumus Jumlah kumulatif tertahan dari saringan no.4 hingga no.100 dibagi 100 dan didapatkan nilai fineness modulus agregat halus sebesar 2,71. Analisis Grafik Dari praktikum saringan agregat yang dilakukan, didapatkan gambar grafik pesebaran agregat halus, sedang dan kasar. Dari masing-masing agregat tersebut jika dilihat dari jenis pesebarannya menurut Gambar 2 yaitu Jenis Pesebaran Agregat, maka dihasilkan bahwa agregat halus adalah jenis uniform, agregat sedang adalah jenis well graded dan agregat kasar adalah jenis well graded. Gambar 2. Jenis Pesebaran Agregat Analisis K3 Dalam melakukan praktikum harus diperhatikan mengenai penerapan K3 oleh praktikan. Dan beberapa analisa mengenai penerapan K3 selama praktikum Analisa Saringan Agregat Halus seperti: a. Penggunaan jas laboratorium Penggunaan jas labaoratorium ini bertujuan untuk menjaga kebersihan pakaian praktikan dari kotoran bahan atau tumpahan cairan. b. Penggunaan alat bantu pengambil bahan Alat bantu pengambil bahan ini seperti skop atau sendok bertujuan untuk memudahkan dan melindungi tangan dari bahan yang tajam. c. Penggunaan masker/penutup hidung Penggunaan masker pada saat uji analisa saringan agregat halus tidak diwajibkan, namun disarankan untuk praktikan yang mempunyai penyakit alergi terhadap debu karena ukuran agregat yang sangat halus berpotensi terhirup pada saat proses pengayakan. d. Memerhatikan mesin penggetar saringan Mesin penggetar saringan yang berfungsi apabila diberi arus listrik harus diperhatikan dengan baik oleh praktikan. Kondisi tangan harus dalam keadaan kering pada saat mencolokkan kabel listrik. Analisis Kesalahan Berdasarkan hasil pengolahan data, ada beberapa kesalahan yang bisa terjadi yaitu: a. Kesalahan penimbangan Kesalahan pada saat menimbang, untuk berat yang didapatkan bisa kurang atau berlebih. b. Kesalahan penyaringan Kesalahan saat menggetarkan saringan, dimana penyaringan tidak sempurna dalam menyaring sehingga ada agregat yang seharusnya lolos malah tertahan. Akibat gesekan pada saat mesin digetarkan menyebabkan gerusan pada agregat sehingga agregat yang lolos. c. Kesalahan pengeringan Kesalahan pengeringan yang tidak sempurna bisa menahan air tertahan di agregat. d. Kesalahan pemindahan benda uji Kesalahan pemindahan agregat ini bisa menyebabkan agregat menempel di wadah atau juga di saringan sehingga tidak terhitung sempurna pada saat penimbangan. Kesalahan yang terjadi ketika praktikum dilakukan dapat menyebabkan persen lolos kumulatif agregat tidak sesuai dengan spesifikasi. I. APLIKASI Campuran agregat dapat digunakan sebagai campuran Lataston, yaitu campuran aspal padat dengan gradasi tidak menerus untuk jalan yang lalulintasnya ringan, diletakkan sebagai lapis permukaan di atas tanah dasar yang dipersiapkan dari permukaan perkerasan yang direkonstruksi. J. KESIMPULAN Dari hasil praktikum diperoleh pembagian butir (Gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan, lalu diketahui berat tertahan masing-masing saringan sehingga dapat diketahui besarnya nilai FM (fineness modulus) agregat halus adalah 2,7. Syarat angka kehalusan menurut SII No.52 tahun 1980 yaitu 1.5 – 3.8, maka agregat telah memenuhi syarat. Dilihat dari jenis pesebaran agregat didapatkan bahwa agregat halus adalah jenis uniform, agregat sedang adalah jenis well graded dan agregat kasar adalah jenis well graded. K. REFERENSI American Society for Testing and Materials. “Standards Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate”, No. ASTM C 136-04. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02. Badan Standardisasi Nasional. “Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar”, SNI 03-1968-1990. American Society for Testing and Materials. “Standard Specifications for Concrete Aggregates”, No. ASTM C 33. Annual Book of ASTM Standards. Pedoman Praktikum. “Pemerikasaan Bahan Beton dan Mutu Beton”, Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia L. LAMPIRAN Gambar 1. Sampel agregat halus, sedang dan Gambar 2. Praktikan memasukkan agregat kasar kedalam saringan Gambar 3. Praktikan meletakkan saringan ke Gambar 4. Praktikan menimbang agregat alat shieve shaker yang tertinggal pada masing-masing saringan