Rangkuman Antropologi Kelas X KESAMAAN DAN KERAGAMAN BUDAYA Kompetensi Dasar : 3.1. Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa 4.1. Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya Materi Pokok : Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa I. DASAR-DASAR ANTROPOLOGI A. Pengertian Antropologi Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata. B. Cabang Ilmu Antropologi Paleoantropologi Antropologi Fisik ANTROPOLOGI Somatologi Prehistori Etnolinguistik Antropologi Budaya Etnologi Etnopsikologi Rangkuman Antropologi Kelas X C. Konsep Antropologi 1. Kebudayaan (culture) Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut versi yang berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling esensial dalam antropologi budaya dan semua konsep-konsep yang lain dalam antropologi budaya pasti berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena itu konsep kebudayaan perlu mendapat perhatian khusus. 2. Unsur Kebudayaan Satuan terkecil dalam suatu kebudayaan disebut unsur kebudayaan atau ”trait”. Unsurunsur kebudayaan mungkin terdiri dari pola tingkah laku atau artefak. Tiap kebudayaan mungkin terdiri dari gabungan antara unsur-unsur yang dipinjam dari masyarakat lain dan yang ditemukan sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan. 3. Kompleks Kebudayaan Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu dengan lainnya disebut kompleks kebudayaan. Sistem perkawinan pada masyarakat indonesia adalah sebuah contoh kompleks kebudayaan. 4. Enkultrasi Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakatnya sendiri. 5. Daerah Kebudayaan (culture area) Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing) unsur-unsur dan kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama. 6. Difusi Kebudayaan Adalah proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke daerah kebudayaan lain. 7. Akulturasi Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang. 8. Etnosentrisme Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain. 9. Tradisi Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam kurun waktu yang panjang disebut dengan tradisi 10. Relativitas Kebudayaan Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain. 11. Ras dan Kelompok Etnik Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang Rangkuman Antropologi Kelas X merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya. D. Pendekatan Antropologi Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama antropologi adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3 macam pendekat utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi. 1. Pendekatan holistic Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan. 2. Pendekatan komparatif Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakatmasyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium bagi para ilmuwan antropologi. 3. Pendekatan historic Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi tertarik pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus. E. Fungsi dan Tujuan Antropologi Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan Antropologi. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis. 2. Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan penyebarannya. Rangkuman Antropologi Kelas X 3. Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai kehidupan diseluruh dunia. 4. Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari sukusuku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang. F. Teori Dalam Antropologi 1. Teori Evolusi Deterministrik Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti. 2. Teori Partikularisme Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori partikularisme historik. Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu prematur merumuskan teori yang universal. 3. Teori Fungsionalisme Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta (participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsurunsur tersebut terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsional atas kebudayaan menekankan bahwa setiap pola tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan. G. Metodologi Dalam Antropologi Banyak metode yang dipergunakan oleh ilmuwan antropologi untuk mengembangkan aturan konsep, generalisasi, dan teori, tetapi baru beberapa yang telah mempunyai aturan konsep, baku, sedangkan yang lainnya lebih bersifat tradisi-tradisi khusus. 1. Kelangkaan metode yang baku Antropologi adalah ilmu yang relatif masih muda, sehingga belum berhasil mengembangkan metode-metode penelitian yang jelas dan sistematik. Dalam tulisantulisan etnografis dapat dilihat terlalu sedikitnya perhatian para penulis pada metode penelitian. 2. Participant observation Jika seorang ilmuwan antropologi sedang melakukan penelitian tentang suatu kebudayaan, maka ia hidup bersama orang-orang pemilik kebudayaan tersebut, mempelajari bahasa mereka, ikut aktif ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari masyarakat (komunitas) tersebut. Rangkuman Antropologi Kelas X 3. Indepth interview (wawancara mendalam) Wawancara mendalam (indepth interview) biasanya dipergunakan bersama-sama (kombinasi) dengan observasi mendalam berperanserta. Wawancara dilakukan secara informal dan non-sistematik. Jika ilmuwan sosiologi memilih secara acak (random) subyek yang diwawancarai, maka ilmuwan antropologi mewawancarai orang-orang yang telah kenal baik dan mempercayainya, atau oran-orang yang ia pandang dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang berbagai aspek kebudayaan yang diteliti. 4. Upaya memperkecil kesalahan Informasi yang ia peroleh dari berbagai subyek seringkali berbeda-beda atau bahkan saling bertentangan. Para ilmuwan antropologi berusaha meminimalkan kesalahan pada data mereka dengan jalan mengulang-ulang observasi atau wawancara, dan dengan melakukan ’cross-check’ dengan informan lain apabila mereka menemukan informasi yang bertentangan. 5. Kecendrungan menggunakan metode tradisional Para ilmuwan antropologi hanya sedikit menggunakan kuesioner tertulis, terutama karena sebagian besar subjek mereka buta aksara. Walaupun para ilmuwan antropologi semakin banyak mempelajari kelompok-kelompok masyarakat modern, tetapi mereka cenderung tetap menggunakan metode-metode antropologi tradisional. II. KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI, TRADISI DAN BAHASA DI INDONESIA A. Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Keberagaman kebudayaan Indonesia : ‘Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199’ Penjelasan lebih lanjut di http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia B. Agama Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Rangkuman Antropologi Kelas X Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Agama di Indonesia : Penjelasan lebih lanjut di http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia C. Tradisi Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Contoh Tradisi di Indonesia : Tradisi Ma’ Nene’ (Mengganti pakaian orang yang sudah meninggal) Tradisi Nyongkolan (Mengiringi Pengantin menuju Pengantin Perempuan) Rangkuman Antropologi Kelas X D. Bahasa Tercatat ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam Kongres Bahasa ke-9 yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu, jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa. Hasil tersebut belum selesai dan besar kemungkinan akan bertambah karena penelitian sedang dilaksanakan. Ingin mengetahui agama-agama di Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia III. PERAN ANTROPOLOGI DALAM MENGKAJI KEUNIKAN, KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI/KEPERCAYAAN, TRADISI, DAN BAHASA A. Paleoantropologi Yaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu. Proses pengangkatan fosil Dengan penelitian tentang sisa-sisa tubuh manusia dan berbagai alat yang ada pada saat era manusia pra sejarah, maka kita mampu menganalisa perbedaan cara dan pola hidup manusia. Perkembangan pola hidup tersebut ditunjukkan dengan bentuk dan bahan dari pealatan yang dipergunakan hingga saat ini. Evolusi/ perubahan pola hidup menunjukkan kemampuan manusia mengikuti era/ perkembangan jaman, seiring dengan tuntutan social masyarakat dari yang paling sederhana hingga tuntutan hidup yang semakin kompleks pada zaman sekarang. Dengan penelitian tersebut, maka diharapkan antropologi dapat menjelaskan kepada seluruh manusia bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama, atau berasal dari masyarakat yang hidup dengan pola hidup paling sederhana, yaitu berburu dan meramu. B. Somantologi Yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik. Secara Garis besar, ras penduduk di dunia terbagi atas 3 ras (suku bangsa) yaitu Mongoloid, Negroid, Kaukasoid. Rangkuman Antropologi Kelas X 1. Mongoloid Ciri khas utama yang dilihat pada ras ini adalah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat lahir, dan kelopak mata yang unik yang disebut dengan istilah mata sipit. Selain itu, perawakannya seringkali berukuran lebih kecil dan pendek 2. Negroid Ciri khas utama anggota ras Negroid adalah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meskipun anggota ras Khoisan dan ras Australoid juga berfenotipe kulit hitam dan rambut keriting, mereka tidak dianggap termasuk ras Negroid. 3. Kaukasoid Sebagian besar penghuni Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India Utara.[2] Keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru. Anggota "ras Kaukasoid" biasa disebut "berkulit putih". Dengan penelitian tersebut diharapkan siswa akan mampu memahami bahwa ada kemungkinan bahwa manusia berasal dari ras yang sama, sehingga perbedaan yang terjadi tidak berdampak buruk bagi masyarakat dengan cara menyadari hal tersebut. C. Prehistori Prehistori adalah ilmu yang mempelajari zaman prasejarah. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah Rangkuman Antropologi Kelas X adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. D. Etnolinguistik Etnolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Humboldt bahwa perbedaan persepsi kognitif dan perbedaan pandangan dunia dari suatu masyarakat dapat dilihat dari bahasanya. Dikatakan bahwa “each language...contains a characteristics worldview” (Wierzbicka, 1992: 3). Dalam pandangan etnolinguistik, terdapat keterkaitan antara bahasa dengan pandangan dunia penuturnya. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etnolinguistik merupakan cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan. E. Etnologi Etnografi berasal dari dua kata yaitu ethnos artinya bangsa, dan graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi, etnografi adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu tempat dan di suatu waktu. Gambaran bangsa-bangsa tersebut meliputi adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang digunakan, aktivitas ekonomi, dan gambaran fisik bangsa tersebut, misalnya warna kulit, tinggi badan, rambut, bentuk muka, dan sebagainya. Etnologi adalah ilmu bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meneliti seperangkat pola kebudayaan suku bangsa yang menyebar diseluruh dunia. Jadi, ada beberapa objek yang menjadi kajian etnologi yaitu: 1. Mempelajari pola-pola kelakuan masyarakat seperti adat-istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem ekonomi dan politik, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik, serta perbedaan pola tersebut dalam kehidupan masyarakat sekarang. 2. Mempelajari dinamika kebudayaan seperti perubahan dan perkembangan kebudayaan serta bagaimana suatu kebudayaan mempengaruhi kebudayaan lain, termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan mekanisme pelaksanaannya dalam suatu kebudayaan serta dampaknya bagi kepribadian seseorang. Rangkuman Antropologi Kelas X Dalam perkembangannya, subilmu etnologi terbagi menjadi dua golongan penelitian, yakni golongan yang memberi perhatian khusus pada bidang diakronik atau sering disebut descriptive integration, dan golongan yang lebih menekankan pada penelitian bidang sinkronik atau generalizing approach. Untuk penelitian-penelitian bidang diakronik selalu digunakan istilah ethnology atau etnologi dalam pengertian khusus, sedangkan penelitian-penelitian sinkronik sering disebut sebagai social anthropology atau antropologi sosial (Koentjaraningrat, 1992:4). Etnologi sebagai suatu penelitian bidang diakronik mencoba mengolah dan menyatukan hasil-hasil penelitian dari antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu prehistori (prasejarah), dan etnografi, sedangkan antropologi sosial dalam kajian etnologi berperan dalam mencari berbagai prinsip persamaan dalam aneka warna dari beribu-ribu masyarakat kebudayaan. F. Etnopsikologi Deskripsi-deskripsi tentang kepribadian suatu bangsa dalam karangan-karangan etnografi zaman lampau itu biasanya mempergunakan konsep-konsep dan istilah-istilah yang tak cermat dan kasar. Ciri-ciri kepribadian yang negatif, tiap konsep yang dipakai dalam pelukisan seperti itu pun tidak cermat di pandang dari sudut ilmu psikologi. Sadar akan kekurangan ini, ada beberapa ahli antropologi sekitar tahun 1920, yang berhasrat mendeskripsikan kepribadian bangsa dengan lebih cermat. Kecuali mereka juga mempersoal-kan secara ilmiah, apakah konsep “kepribadian bangsa” itu benarbenar ada. Suatu ciri bangsa atau suku bangsa dan sampai berapa jauhkah terkecualian terhadap kepribadian para individu tertentu sebagai warga bangsa itu mengkin. Untuk seorang ahli antropologi tentu perlu mengetahui banyak tentang ilmu psikologi serta konsep-konsep dan teoriteori yang dikembangkan di dalamnya. Penyimpangan oleh individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang patuh terhadap adat itulah yang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan. Perhatian terhadap tindakan yang menyimpang dari tindakan umum inilah yang menyebabkan bahwa para ahli antropolgi kemudian menaruh perhatian terhadap konsepkonsep dan teori-teori psikologi, karena seluk-beluk kelakuan dan tindakan individu itu hanya dapat dipelajari dan dipahami melalui ilmu psikologi. Jadi etnopsikologi dapat dikatakan studi antropologi yang menggunakan ilmu psikologi dan menjadi ilmu bagian antropologi yang mempelajari tentang kepribadian suku bangsa. Rangkuman Antropologi Kelas X ISTILAH – ISTILAH UMUM DALAM ANTROPOLOGI G. Etnografi Adalah analisis perbandingan pola budaya untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan di antara masyarakat. Misalnya : Terdapat kesamaan pola menanam masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena iklim di Indonesia yang relatif sama. Yang membedakan adalah kondisi tanah dan topografi daerah masing-masing. H. Ekspansi Budaya Ekspansi dapat diartikan masuknya bangsa asing ke negara lain dengan tujuan ingin menjajah dan menguasai negara tersebut. Negara yang pernah berekspansi ke Indonesia yaitu Belanda, Spanyol, Portugis dan Jepang. Ekspansi Budaya artinya ikutnya pengaruh perubahan budaya akibat dari terjadinya ekspansi bangsa barat di negara yang lebih lemah. Dampak dari Ekspansi budaya tentu dapat berpengaruh positif dan negatif bagi kebudayaan asli dari bangsa yang dijajah. I. Penetrasi Budaya Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara: 1. Penetration pasipique Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli. Rangkuman Antropologi Kelas X 2. J. Penetration violante Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Amalgamasi Amalgamasi adalah istilah kuno sekarang sebagian besar untuk perkawinan dan antar pembiakan dari etnik yang berbeda atau ras. Di dunia berbahasa Inggris, istilah ini digunakan dalam abad kedua puluh. Di Amerika Serikat, sebagian diganti setelah 1863 dengan istilah perkawinan antara suku atau bangsa. Sementara itu, istilah amalgamasi bisa mengacu pada antar pembiakan yang berbeda putih maupun etnis non-putih, istilah perkawinan antara suku atau bangsa dimaksud antar pembiakan khusus untuk kulit putih dan non-putih, terutama AfrikaAmerika K. Asimilasi Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut: Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri Rangkuman Antropologi Kelas X L. Etnopolitic Etnopolitik atau politik etnis dapat diasumsikan sebagai politik yang memfokuskan pembedaan sebagai kategori utamanya yang menjanjikan kebebasan dan toleransi walaupunmemunculkan pola-pola intoleransi, kekerasan dan pertentangan etnis.Sedangkan munculnya politik etnis diawali tumbuhnya kesadaran orang yang mengidentikan diri mereka ke dalamsalah satu kelompok etnis tertentu, yang kesadaran itu memunculkan solidaritas kelompok M. Psikologi Lintas Budaya 1. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya Psikologi Lintas Budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran ekuivalen, untuk menentukan batasan yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal (Triandis, Malpass, dan Davidson; 1972). Brislin, Lonner, dan Thorndike (1973), berpendapat bahwa Psikologi Lintas Budaya adalah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang memiliki perbedaan pengalaman, kemudian dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan. Dalam arti luas Matsumoto (2004) menjelaskan bahwa, Psikologi Lintas Budaya terkait dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture specific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu). Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku yang terjadi. 2. Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya Dari teori beberapa tokoh didapati kesimpulan bahwa tujuan dari Psikologi Lintas Budaya yaitu untuk membantu manusia melihat sekaligus memahami keragaman budaya dan juga mengerti bagaimana perilaku manusia (individu) dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor budaya dimana kita melihat persamaan ataupun perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis. Rangkuman Antropologi Kelas X Kompetensi Dasar : 3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam memahami keberagaman budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat Materi Pokok : Budaya, perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya A. BUDAYA (PENGERTIAN) Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Soemardjan & Soelaiman Soemardi) B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN Wujud kebudayaan menurut J.J. HOENIGMAN, adalah : 1. Gagasan (wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut Lontar sebagai salah satu bukti pembentukan gagasan masyakarat Rangkuman Antropologi Kelas X 2. Aktivitas (Tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Gotong royong sebagai wujud terbentuknya sistem sosial 3. Artefak (Karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Perahu ditemukan masyarakat sebagai wujud dari ide dan aktivitas Rangkuman Antropologi Kelas X 4. UNSUR KEBUDAYAAN Unsur pembentuk kebudayaan meliputi : a. Sistem Religi Meliputi Sistem kepercayaan, nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan atau Upacara Keagamaan. b. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial Meliputi Sistem Kekerabatan, asosiasi, kenegaraan dan kesatuan hidup c. Sistem Pengetahuan Meliputi pengetahuan tentang flora & fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia Rangkuman Antropologi Kelas X d. Sistem Bahasa Meliputi Bahasa Lisan dan Tulisan e. Seni Meliputi Seni Rupa, Seni Sastra dan Seni Pertunjukan f. Sistem Ekonomi/ Mata Pencaharian Seperti Berburu, Bercocok Tanam, Peternakan dll g. Sistem Produksi Seperti Distribusi, Transportasi, Komunikasi dan Peralatan Sehari-hari Rangkuman Antropologi Kelas X 5. ISI DAN SUBSTANSI BUDAYA Adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan a. Sistem Pengetahuan Manusia mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara belajar. Adapun substansi dari Sistem Pengatahuan, terdiri dari : 1) Alam sekitar Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan alam yang ada di sekitarnya. 2) Flora Fauna Manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora dan fauna yang ada di sekitarnya 3) Zat-Zat Manusia mempercayai adanya hal-hal ghaib sehingga memunculkan kepercayaan tertentu (animisme, dinamisme, politheisme, totemisme, monotheisme) 4) Sifat Tingkah Laku Tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan motivasi, perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang lain 5) Ruang dan Waktu Manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan mengetahui pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian di masa lampau. b. Pandangan Hidup Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. c. Kepercayaan Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenarankebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas : 1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kepercayaan Kepada Orang Lain Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”. Rangkuman Antropologi Kelas X 3. Kepercayaan Kepada Pemerintah Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah. 4. Kepercayaan Kepada Tuhan Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan. d. Persepsi Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar Rangkuman Antropologi Kelas X melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut. Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005). Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukanmasukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. e. Etos Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak (dari luar). Contoh etos antara lain, gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil budaya yang khas. Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk ke dalam cakupan etos adalah moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang terhadap seni dan keindahan. Berikut ini contoh etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh ketenangan dan kepasrahan diri. Disamping itu, pada pribadi orang Jawa terpancar adanya keselarasan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima keadaan sebagaimana adanya. 6. NILAI BUDAYA Menurut Theodorson dalam Pelly (1994) : a. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. b. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. c. Nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri Nilai budaya terdiri atas : a. Simbol-simbol Budaya Yaitu slogan yang terlihat kasat mata (jelas) Contoh : “Tatas Tuhu Trasna” b. Sikap Yaitu tingkah laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut. Contoh : Dengan slogan “Tatas Tuhu Trasna”, orang Lombok harus memiliki sifat mampu patuh terhadap aturan yang ada c. Kepercayaan Kepercayaan yang tertanam, mengakar & menjadi acuan dalam berperilaku (tidak terlihat) Rangkuman Antropologi Kelas X