KAJIAN ILMIAH TEMATIK BAPIN – ISMKI HARI KANKER SEDUNIA 4 FEBRUARI 2016 Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia. Kanker yang disebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C dan virus human papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam dua dekade berikutnya. Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker paru tidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun kanker paru juga memiliki persentase kasus baru cukup tinggi pada penduduk perempuan, yaitu sebesar 13,6% dan kematian akibat kanker paru sebesar 11,1%. Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 1 yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 orang. Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5%. Penyakit kanker dapat menyerang semua umur. Prevalensi penyakit kanker tertinggi berada pada kelompok umur 75 tahun ke atas, yaitu sebesar 5,0% dan prevalensi terendah pada anak kelompok umur 1-4 tahun dan 5-14 tahun sebesar 0,1%. Terlihat peningkatan prevalensi yang cukup tinggi pada kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun. Faktor perilaku dan pola makan memiliki peran penting terhadap timbulnya kanker. Kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun merupakan kelompok umur dengan prevalensi kanker yang cukup tinggi. Kelompok umur tersebut lebih berisiko terhadap kanker karena faktor perilaku dan pola makan yang tidak sehat. Kurangnya konsumsi sayur dan buah merupakan faktor risiko tertinggi pada semua kelompok umur. Proporsi penduduk yang merokok, obesitas, dan sering mengonsumsi makanan berlemak tertinggi pada kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun. Menurut Trachootham, 2006, kanker mucul dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal. Kanker juga ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali serta dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita sehingga merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor. Penyebab kanker sulit untuk mengetahui secara pasti karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan lingkungan. Namun sebenarnya ada faktor-faktor Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 2 yang diduga meningkatkan resiko terjadinya Penyakit Kanker, antara lain adalah : Faktor Keturunan (genetik) Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Faktor Kejiwaan, Emosional Stres yang berati dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Faktor Perilaku Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan. Faktor Makanan yang Mengandung Bahan Kimia Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Selain itu, minuman yang mengandung alkohol menyebabkan risiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan.. Zat pewarna makanan serta logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb, serta berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Penyakit kanker memiliki beberapa gejala dan tanda khusus, seperti: Luka yang Tidak Bisa Sembuh Luka pada bagian tubuh yang sulit sembuh, seperti luka pada kulit, vagina, atau rongga mulut, harus segera ditangani dan tidak boleh dibiarkan. Pendarahan atau Pembuangan yang Tidak Biasa Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 3 Setiap pendarahan yang tidak biasa dari lubang pada tubuh mungkin merupakan tanda dan gejala kanker. Darah dalam flegma bisa jadi merupakan tanda kanker paru-paru. Darah dalam tinja (atau tinja berwarna kehitaman atau kecoklatan) bisa jadi merupakan tanda kanker kolorektal. Pendarahan vagina yang tidak normal dapat mengindikasikan kanker rahim, ovarium, atau serviks. Keluarnya darah dari puting mungkin merupakan tanda kanker payudara. Penebalan Benjolan pada Payudara atau Bagian Lain pada Tubuh Banyak kanker yang dapat dirasakan melalui kulit, khususnya pada payudara, testikel, getah bening, dan jaringan lunak pada tubuh. Benjolan atau penebalan dapat menjadi tanda awal atau akhir kanker dan harus dilaporkan ke dokter. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar atau Fungsi Kandung Kemih Konstipasi kronis, diare, atau perubahan ukuran tinja dapat mengindikasikan kanker usus besar. Rasa sakit saat berkemih, darah dalam urin, atau perubahan fungsi kandung kemih (seperti lebih sering atau jarang berkemih) dapat berkaitan dengan kanker kandung kemih atau prostat. Setiap perubahan dalam fungsi kandung kemih atau buang air besar harus dilaporkan ke dokter. Batuk atau Suara Parau Batuk yang terus berlanjut bisa jadi merupakan tanda kanker paru-paru. Suara parau yang terus berlanjut bisa jadi merupakan tanda kanker laring (kotak suara) atau tiroid. Gangguan Pencernaan atau Sulit Menelan Meskipun gangguan pencernaan umumnya disebabkan oleh faktor lain, gejala ini dapat mengindikasikan kanker esofagus, perut, atau faring (tenggorokan). Perubahan Pada Bintil atau Tahi Lalat Setiap perubahan pada warna, bentuk, ukuran, atau hilangnya batas yang jelas pada bintil atau tahi lalat harus segera dilaporkan ke dokter. Ini bisa Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 4 saja merupakan tanda melanoma yang, jika dapat didiagnosis lebih awal, dapat disembuhkan. Penurunan Berat Badan atau Demam yang Tidak Dapat Dijelaskan Kehilangan berat badan sekitar 5 kg yang tidak dapat dijelaskan dapat menjadi tanda pertama kanker, khususnya kanker pankreas, perut, esofagus. atau paru-paru.Demam umumnya terlihat pada tahap lanjutan dari penyakit. Jika kanker telah menyebar dari titik asalnya ke bagian lain pada tubuh, hampir semua pasien dengan kanker akan mengalami demam pada beberapa tahap, khususnya jika kanker atau pengobatannya memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi ketahahan terhadap infeksi. Pengobatan kanker bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita, darimana asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan, misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali ketiga cara pengobatan tersebut di atas digunakan. Jenis-jenis pengobatan kanker di kategorikan sebagai berikut: 1. Operasi/Pembedahan Pembedahan atau operasi merupakan salah satu jenis pengobatan tertua untuk kanker. Operasi biasanya dilakukan untuk mencegah sel kanker menyebar ke bagian tubuh yang lain. Namun jika memang kanker telah menyebar terlalu luas/metastasis ke organ organ vital tubuh kemungkinan sudah tidak bisa lagi menggunakan atau menyembuhkan pasien dengan cara operasi. Operasi pengangkatan kanker ini biasanya sering dilakukan pada jenis-jenis kanker seperti kanker prostat, kanker payudara atau kanker testis. Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 5 2. Radioterapi Radioterapi merupakan metode pengobatan kanker dengan radiasi yang berfungsi untuk menghancurkan sel kanker dengan cara memfokuskan sinar gamma-ray berenergi tinggi pada sel-sel kanker. Hal ini menyebabkan kerusakan pada molekul yang membentuk sel-sel kanker sehingga sel-sel tersebut mati. Radioterapi yang menggunakan gamma-ray energi tinggi dipancarkan dari logam seperti radium. Akan tetapi, radiasi menyebabkan efek samping yang berat karena energi tersebut juga bisa merusak sel-sel normal dan jaringan sehat lainnya. 3. Kemoterapi Kemoterapi adalah teknik pengobatan kanker dengan menggunakan bahan kimia yang dapat mengganggu proses pembelahan sel dengan merusak protein atau DNA sehingga sel-sel kanker akan mati dengan sendirinya. Perawatan ini menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat. Efek samping yang umum ditemukan dengan metode kemoterapi ialah rambut rontok, mual, kelelahan, dan muntah. 4. Imunoterapi Imunoterapi bertujuan untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan tumor. Terdapat dua cara untuk melakukan imunoterapi, yakni imunoterapi lokal dengan cara menyuntikkan pengobatan ke daerah tertentu agar menyebabkan tumor menyusut, serta imunoterapi sistemik yang dikakukan ke seluruh tubuh dengan pemberian agen seperti interferon alfa protein yang dapat mengecilkan tumor. Imunoterapi juga dapat meningkatkan kemampuan tubuh melawan kanker dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan sehingga dapat menghancurkan sel-sel kanker. 5. Terapi Gen Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 6 Tujuan dari terapi gen adalah untuk menggantikan gen yang rusak dengan orang-orang yang bekerja untuk mengatasi akar penyebab kanker yaitu kerusakan DNA, lebih fokus pada DNA sel kanker. Terapi gen juga termasuk prinsip pengobatan yang tergolong sangat baru dan masih dalam proses penelitian. Kanker dapat dicegah dengan menghindari penyebab dan faktor risiko serta berperilaku hidup sehat. Cara hidup sehat yang dapat menurunkan risiko kanker diantaranya adalah mengurangi makan makanan berlemak, diet seimbang dan olahraga teratur, mengurangi makan makanan yang diawetkan, membatasi minum minuman mengandung alkohol, lebih banyak makan makanan berserat, lebih banyak makan makanan yang segar, hindari kebiasaan merokok, olahraga teratur (4x/minggu, 30-60 menit), upayakan hindari stres dengan bersantai bersama keluarga dan melakukan hobi. Selain itu, kanker juga dapat dicegah dengan periksakan kesehatan secara teratur, diantaranya vaksinasi (Vaksinasi untuk Hepatitis dan HPV), deteksi dini kanker, serta ketrampilan untuk memeriksa diri sendiri seperti: SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Kanker akan mudah diobati jika ditemukan dalam stadium dini sehingga harus dicegah sebagai upaya agar tidak masuk ke dalam fase lanjut yang lebih parah dan membutuhkan perwatan yang lebih sulit. Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 7 REFERENSI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi: Stop Kanker [Internet PDF]. 2015. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf Trachootham et al. Selective killing of oncogenically transformed cells through a ROSmediated mechanism by beta-phenylethyl isothiocyanate. Cancer Cell 2006; 10 (3), 241–252. Parkway Cancer Centre. Tanda-Tanda Kanker [Internet]. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.parkwaycancercentre.com/id/informasikanker/tentang-kanker/tanda-tanda-kanker/ Cancerhelps.com. Pencegahan Kanker [Internet]. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.cancerhelps.com/penyebab-kanker.htm Rumah Sakit Medistra. Penatalaksanaan Terpadu pada Kanker [Internet]. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=110 Idmedis. Mengenal Lebih Jauh Tentang Cara Pengobatan Kanker Dalam Dunia Medis Secara Lengkap [Internet]. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.idmedis.com/2014/11/mengenal-lebih-jauh-tentang-cara.html Rumah Sakit Nasional Dharmais. Pencegahan Kanker [Internet]. [disitasi pada tanggal 1 Februari 2016]. Tersedia di laman http://www.dharmais.co.id/index.php/pencegahan.html Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 8