RABU, 22 OKTOBER 2014 Terapi Target, Pengobatan Terbaru Kanker Payudara Pengobatan kanker payudara lewat teknik terapi target atau targeted therapy bisa menjadi pilihan bagi penderita kanker payudara yang tidak ingin melakukan operasi pembedahan ataupun kemoterapi. Pengobatan ini dilakukan dengan cara pasien hanya meminum obat. Oleh : Sasi Pujiati M enurut Dr Khoo Kei Siong, Senior Consultant Medical Oncology Gleneagles Hospital Singapura, teknologi perawatan kanker memang sudah canggih dengan adanya pengobatan terarah pada sel kanker (targeted therapy). “Pengobatan tersebut bisa mengurangi efek samping. Pengobatan kanker, baik dengan obat, operasi, kemoterapi maupun radioterapi, memang bisa membuat pasien mual, mulut kering, radang mulut, diare, konstipasi, dan dehidrasi. Namun dengan targeted therapy, bisa dikurangi. Selain itu, akan memperpanjang usia pasien dengan kualitas hidup yang lebih baik,” kata dia dalam “Breast Cancer Awareness Seminar” yang diadakan oleh Parkway Semarang di Ruang Amarta Grand Candi Semarang, beberapa hari lalu. Khoo memaparkan, targeted therapy merupakan obat target terapi antibodi monoklonal yang diberikan melalui oral ataupun intravena infus. Terapi ini ditujukan pada protein pemelopor pertumbuhan, yang dikenal dengan nama HER2. Diperkirakan sekitar 20% pasien kanker payudara adalah HER2 positif. “Kanker payudara HER2 positif ini cenderung tumbuh dan menyebar lebih agresif. Karena itu, perlu dicermati bahwa pada kasus yang sangat jarang, Trastuzumab dapat menyebabkan masalah pada jantung. Risiko masalah jantung lebih tinggi bila Trastuzumab diberikan dengan obat kemoterapi tertentu seperti doksorubisin (adriamisin) dan epirubicin (Ellence),” kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Gleneagles Singapura ini. Teknik pengobatan targeted therapy dilakukan dengan cara menentukan terlebih dulu jenis obat yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan gen pasien. Karena jenis obat yang diberikan kepada pasien berbeda-beda, meski memiliki penyakit yang sama, misalnya kanker payudara. Spesifiknya, pengobatan ini lebih fokus pada molekul yang menyebabkan perkembangan dan penyebaran sel kanker. Khoo menjelaskan, tubuh manusia terdiri atas sel-sel yang tumbuh, mati, dan membelah Bahaya Osteoporosis selepas Menopause Oleh F Suryadjaja MENOPAUSE merupakan bagian normal dalam perjalanan hidup wanita dan bukan penyakit yang perlu diterapi secara medis. Tetapi menopause merupakan faktor penting untuk osteoporosis. Sementara itu, semakin bertambahnya usia harapan hidup kaum wanita, maka hidup sehat semakin menjadi kebutuhan. Menopause merupakan masa transisi dari usia dewasa ke usia lanjut. Menopause adalah segmen proses penuaan alami pada kehidupan wanita. Secara fisiologis, masa ini ditandai dengan berhentinya haid sama sekali. Pada masa ini, indung telur memproduksi estrogen lebih sedikit dibanding masa kehidupan sebelumnya , sehingga menyebabkan penurunan kadar estrogen dalam sirkulasi darah. Penurunan kadar estrogen dalam darah adalah kontributor utama untuk perombakan tulang pada wanita menopause hingga osteoporosis. Semakin drastis penurunan kadar estrogen, semakin cepat laju perombakan tulang untuk jatuh ke kondisi osteoporosis. Pada masa kini, wanita dapat mencapai usia 80 tahun merupakan fakta yang umum dijumpai. Andaikan dikaitkan dengan masa menopause yang umumnya terjadi pada usia 50 tahun, maka sesudahnya, hidup masih 30 tahun lagi. Pada sisi lain, sekitar 80 persen kasus osteoporosis menghinggapi kaum wanita. Padahal lanjut usia di atas 60 tahun dan menopause sebelum usia 50 tahun, selain berat badan dan densitas tulang yang kurang, merupakan risiko tinggi untuk terserang osteoporosis. Memang 25 persen wanita masa ini yang mengalami osteoporosis. Tetapi pengaruh osteoporosis pada wanita terkait dengan masa menopause sangat dramatis. Sekitar 75 persen kasus patah tulang belakang dan 50 persen kasus patah tulang pinggul terkait dengan osteoporosis pada masa tersebut. Periode pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelahnya, yang cenderung terjadi pada rentang usia 45-53 tahun. Selepas usia 53 tahun, terdapat kecenderungan lebih mengalami kanker, baik indung telur maupun kanker endometrium. Kanker merupakan faktor risiko untuk kejadian osteoporosis. Imbas osteoporosis terhadap fisik tidak semata sebagai penyakit yang belum ada obatnya. Depresi sering melanda pada penyandang osteoporosis, andaikata seba- gai penyakit yang memiliki stigmatisasi negatif. Depresi cenderung membuat seseorang memilih berdiam sendiri di rumah dan kurang gerak fisik. Pada sejumlah kasus, wanita pascamenopause yang hidup sendirian dan tidak menerima asupan makanan secara adekuat, sehingga memperparah defisiensi asupan kalsium dan vitamin D. Pada depresi yang parah, kecenderungan bunuh diri meningkat secara signifikan. Kualitas Hidup Hidup sehat dalam dunia modern adalah sangat penting, tetapi sangat sulit untuk diraih. Jutaan orang ingin beroleh hidup sehat dan bugar sepanjang hidup mereka. Masalah yang mengedepan adalah benturan antara kesibukan hidup dengan ketersediaan waktu untuk menjalani pola hidup sehat. Juga skedul pekerjaan yang sangat sibuk, keterbatasan finansial, dan sulitnya mengusir hantu kemalasan. Dengan demikian menjadikan sekian persen saja dari jutaan orang yang sungguh meraih kondisi sehat lewat menjalani pola hidup sehat secara konsisten pada usia muda. Pada sisi lain, kemajuan teknologi dan dunia medis ternyata tidak serta merta memberikan hidup sehat pada populasi manusia. Rata-rata kalangan luas telah mengetahui apa yang perlu dikonsumsi untuk beroleh hidup sehat lewat menu makanan. Juga telah mengetahui, olahraga yang rutin memberikan manfaat kebugaran tubuh dan pencegahan sederetan penyakit, termasuk osteoporosis. Tambahan pula, selepas usia 30 tahun, tubuh sudah mengalami proses degenerasi yang menjadikan organ tubuh mengalami kemunduran fungsi. Tubuh menjadi cepat lelah bila beraktivitas ringan sekalipun, sehingga orang memilih untuk kurang gerak. Padahal, kondisi tubuh yang lebih aktif pada usia muda merupakan investasi untuk kesehatan tulang pada masa menopause bahkan hingga lanjut usia. Osteoporosis merupakan penyakit dengan rentang manifestasi klinis yang luas. Mulai dari asimtomatis hingga pasien hanya bisa terbaring di tempat tidur. Yang sangat parah, pergerakan tubuh dari posisi terletang ke posisi tengkurap saja sudah cukup menimbulkan patah tulang. Disamping itu, juga merampas kualitas hidup seseorang dalam derajat yang berbe- da-beda. Hidup yang lebih banyak tinggal di rumah lantaran menderita penyakit osteoporosis, selain gejala tak nyaman yang menggerogoti fisik, juga terlanda ketidakseimbangan emosional. Secara lebih terinci, efek terhadap kualitas hidup adalah kecemasan dan depresi, merubah kepercayaan diri lantaran postur tubuh bungkuk, keterbatasan kemampuan beraktivitas dan menikmati waktu istirahat, serangan nyeri akut dan kronis, kesulitan untuk melakukan aktivitas keseharian, tidak mandiri, dan perubahan pada relasi dengan keluarga serta handai taulan. Memelihara keseimbangan tubuh di usia lanjut adalah vital. Banyak lanjut usia yang mengalami masalah keseimbangan tubuh, dan terjatuh merupakan salah satu penyebab utama untuk patah tulang pangkal paha dan fraktur tulang lainnya. Tulang bukanlah organ tubuh yang terdiri dari sel yang telah mati. Organ tulang memiliki osteoblast yang sebagian berkembang menjadi osteosit yang menyusun densitas tulang. Osteosit merupakan sel yang berespons positif terhadap beban mekanis, seperti pada gerak fisik (exercise) yang menggunakan berat tubuh seperti seperti senam aerobik, mendaki gunung, jalan kaki, naik tangga, berkebun, latihan fisik dengan beban, tenis, dan menari. Juga treadmill, sepeda statis, dan lari. Bila aktivitas osteosit lebih dominan ketimbang osteklast maka meningkatkan kecepatan pembentukan tulang baru, khususnya setelah patah tulang. Osteoporosis terkait dengan menopause merupakan multidisiplin dalam khasanah penanganan medis. Dokter yang terlibat dalam penanganan osteoporosis adalah dokter keluarga, spesialis penyakit dalam, endokrinologis, geriatrisian, ginekologis, bedah ortopedi, reumatologis, dan psikiater. Juga dokter spesialis rehabilitasi medis, serta perawat kesehatan. Selain akses pelayanan dokter untuk pencegahan atau penemuan osteoporosis lebih dini, kendalikan stres, berpotensi besar untuk memperbaiki kualitas hidup bagi penyandang osteoporosis di masa menopause dan lanjut usia. Akhirnya, tidak dapat diabaikan, efek osteoporosis terhadap fungsi tubuh sekaligus terhadap aspek sosial. Contohnya, jika merasa khawatir akan patah tulang akibat terjatuh di tempat keramaian, seperti di supermarket atau bioskop, maka solusinya adalah duduk dan istirahatlah bila tubuh telah merasa lelah. (11) untuk membuat sel baru. Sel yang tua akan mati, sel baru akan menggantikannya. Pada kanker telah terjadi perubahan dalam proses normal pembentukan sel. Pada formasi sel kanker, terlalu banyak sel baru yang dibentuk, sedangkan sel yang lama tidak mati sebagaimana semestinya. Grup dari sel ekstra ini akan berkumpul di satu tempat menjadi tumor. Tumor ini yang berkembang menjadi kanker. “Terapi target bisa dipakai untuk seluruh penyakit kanker. Namun setiap penyakit yang diderita pasien memerlukan penanganan berbeda. Misalnya kanker payudara, obat yang diminum pasien A bisa berbeda dari pasien B, meski penyakitnya sama. Kita harus cek dahulu karakteristik molekular yang ada, sehingga bisa diberikan obat yang lebih spesifik.” Menurut Khoo, secara garis besar cara kerja terapi target yakni menghentikan protein yang memberi sinyal pada sel kanker, sehingga tumbuh dan membelah secara tak terkontrol. Ketika sinyal itu terhenti maka sel kanker akan mati. Konservasi Payudara Sementara itu, bagi perempuan yang divonis menderita kanker payudara dan harus melakukan operasi pembedahan, tidak perlu khawatir dengan perubahan fisik tubuhnya. Sebab, mereka tetap memiliki dan bisa mengembalikan lagi bentuk payudaranya bahkan menjadi lebih indah dari sebelumnya. Teknik pembedahan terbaru ini berupa operasi konservasi payudara (Breast Conserving Surgery/BCS). “Operasi konservasi payudara ini dilakukan dengan cara menghilangkan sel kanker tanpa harus mengangkat seluruh payudara. Teknik pengobatan ini dapat menyisakan bagian payudara, sehingga bisa menjadi alternatif pilihan sebelum menjalankan mastektomi (penghapusan payudara total),” ungkap Dr Esther Chuwa, Senior Consultant Breast Surgeon Gleneagles Hospital Singapore, di Ruang Amarta Grand Candi Hotel, Semarang. Dr Chuwa menjelaskan, BCS dilakukan dengan cara penghapusan kanker secara menyeluruh namun tetap menjaga bentuk alami dari payudara. Memang sulit, karena operasi tergantung pada seberapa besar sel kanker yang harus dihilangkan dan memastikan semua sel kanker tersebut terangkat. Ahli bedah harus benar-benar menjaga jaringan payudara yang tersisa untuk memungkinkan merekonstruksi payudara secara alami. Karena itu, sebagai penunjangnya kemudian dikembangkan teknik operasi payudara untuk menyempurnakan BCS melalui operasi konservasi payudara oncoplastic (Oncoplastic Breast Conserving Surgery/OBCS). OBCS diyakini dapat mengoptimalisasi volume reseksi untuk memperoleh hasil pembedahan sel kanker yang lebih bersih tanpa menghapus jaringan payudara yang masih sehat untuk mendapatkan bentuk payudara normal. Dengan mengintegrasikan teknik operasi plastik untuk merekonstruksi payudara pasca hilangnya sel kanker, OBCS menjadi pilihan bagi perempuan yang merasa bahwa mastektomi merupakan pilihan terakhir. Ini terjadi di mana pembersihan kanker yang memadai tidak dapat dicapai tanpa menghapus lebih dari 20% dari jaringan payudara dan kanker terletak jauh di dalam relung payudara. Chuwa memaparkan, OBCS merupakan konsep baru untuk meningkatkan hasil pembedahan yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan BCS. Tidak hanya membantu mengobati kanker, OBCS juga membantu para wanita dengan kanker untuk tetap mempertahankan payudara sebagai salah satu aspek penting dari tubuhnya.(11) ’’Ice Bucket Challenge’’dalam Fisioterapi Oleh Hilmi ZF Soen ”ICE Bucket Challengeí” merupakan fenomena yang saat ini berkembang populer dan menjadi trending topic di semua jejaring sosial seluruh dunia. Fenomena tersebut telah berhasil secara mengesankan meningkatkan jumlah donasi uang dan kesadaran masyarakat dunia terhadap penyakit neuron motorik seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (Penyakit Lou Gehrig). Hanya dalam satu bulan, Asosiasi ALS telah menerima $ 80 juta sumbangan. Ironis di tengah-tengah hingar bingar semangat untuk kampanye penggalangan dana tersebut kembali kita harus menghadapi ujian luar biasa, kematian tragis seorang remaja Skotlandia mengungkapkan bahwa Ice Bucket Challenge berbahaya dan berpotensi mematikan. Ketika membayangkan bahaya air dingin, mungkin yang terlintas hipotermia. Bila terkena suhu dingin, tubuh akan mulai kehilangan panas lebih cepat daripada panas yang mampu diproduksi. Terlalu lama dingin akhirnya energi yang tersimpan tubuh berkurang. Hasilnya adalah hipotermia, atau suhu tubuh abnormal rendah. Suhu tubuh yang terlalu rendah mempengaruhi otak, membuat korban tidak dapat berpikir jernih atau bergerak dengan baik. Hal ini membuat hipotermia sangat berbahaya karena seseorang mungkin tidak tahu itu terjadi dan tidak akan mampu berbuat apa-apa. Hipotermia kemungkinan besar pada suhu yang sangat dingin, tetapi dapat terjadi bahkan pada suhu dingin (di atas 40 ∞ F) jika seseorang menjadi dingin dari hujan, keringat, atau perendaman dalam air dingin. Hipotermia akan berakibat fatal lewat serangkaian proses yang membutuhkan waktu yang relatif lama mulai dari 37 ∫ C / 99∫F, dibutuhkan setengah jam untuk suhu tubuh inti jatuh di bawah 35∫C / 95∫F. Sebagian besar kematian di perairan terbuka terjadi dalam beberapa menit, 2/3 dari korban tenggelam adalah perenang yang baik dan lebih 1/2 mati dalam 10 kaki dari batas yang aman. Para penantang Ice Bucket Challenge pertama, mereka yang memiliki pengalaman tenggelam dalam air dingin disebabkan karena terjadinya penurunan tibatiba suhu kulit, yang memicu refleks yang disebut respon kejutan dingin. Respon tak siap untuk adaptasi dengan udara dan inhalasi benar-benar akan cepat menghancurkan kemampuan untuk menahan napas. Bahkan jika seseorang biasanya dapat menahan napas selama satu menit di dalam bak mandi, ia hanya akan bertahan beberapa detik dalam air dingin. Ratarata volume dewasa menghirup adalah 2-3 liter, dan dosis yang mematikan untuk tenggelam adalah 1,5 liter air laut atau 3 liter air tawar. Terapi Sebagian besar peserta tantangan ìice bucketî tidak menenggelamkan diri mereka sendiri ke dalam air dingin, jadi bagaimana bisa perendaman dengan air dingin berbahaya bagi mereka? Masalah terjadi ketika seseorang menahan napas dan wajah basah. Membenamkan diri dalam air dingin memicu dua tanggapan fisiologis yang kuat, cold shock dan refleks lain, respon menyelam. Air dingin menjadi sangat berbahaya ketika berada pada dua kondisi yang bersamaan. Cold Therapy juga merupakan modalitas fisioterapi untuk pengelolaan nyeri memanfaatkan air dingin atau es. Bagi Fisioterapi modalitas terapi harus selalu dianggap sebagai tambahan untuk program terapi aktif dalam pengelolaan nyeri. Modalitas fisioterapi tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya metode pengobatan. Resep fisioterapi harus terlebih dahulu menyadari semua indikasi dan kontraindikasi untuk modalitas yang ditentukan dan memiliki pemahaman yang jelas sesuai kondisi pasien. Cryotherapy umumnya lebih efektif dalam hal kedalaman penetrasi dari modalitas termal dangkal yang lainnya. Suhu Intramuscular sebenarnya dapat dikurangi sekitar 3-7 derajat Celcius. Kondisi ini sangat membantu dalam mengurangi metabolisme lokal, peradangan, dan nyeri. Efek analgesik hasil es dari kecepatan konduksi saraf menurun sepanjang syaraf yang menstimulasi nyeri dan pengurangan aktivitas otot spindle yang bertanggung jawab untuk mediasi otot lokal. Hal ini biasanya paling efektif dalam fase akut, meskipun pasien dapat menggunakannya setelah terapi fisik atau program latihan di rumah untuk mengurangi rasa sakit dan respon inflamasi. Hal ini diterapkan di area selama 15-20 menit, 3-4 kali per hari pada awalnya dan kemudian disesuaikan dengan yang dibutuhkan. Cedera saraf perifer dan radang lokal akibat dingin yang sekunder untuk penggunaan cryotherapy berkepanjangan telah dijelaskan sebelumnya, menekankan perlunya pemantauan penggunaan cryotherapy dengan cermat. Terapi dingin digunakan untuk menyebabkan vasokonstriksi (pembuluh darah menyempit atau mengurangi diameter) untuk mengurangi jumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam ruang jaringan (pembengkakan) dalam menanggapi cedera jaringan. Es atau dingin biasanya digunakan dalam cedera akut, tetapi juga pereda nyeri yang efektif bahkan rasa sakit yang paling kronis. Terapi dingin dapat diberikan dengan menggunakan kompres dingin atau rendaman es. Profesor Mike Tipton mengatakan untuk meminimalkan kemungkinan serangan jantung dalam ice bucket sangat mudah, pertama letakkan dagu ke arah dada menempel pada dada sehingga wajah Anda tetap kering, kedua jangan menahan napas untuk jangka waktu yang lebih lama dari yang diperlukan. Peserta juga harus menghindari perendaman total dengan air dingin . “Jika Anda merendam dalam air dingin maka respon fisiologis akan jauh lebih mendalam dan berkepanjangan daripada jika hanya menggunaka ember air dingin yang disiramkan di atas kepala,” saran Tipton. Syok karena air es yang dingin mungkin tidak baik bagi kesehatan beberapa orang dengan gangguan tertentu. Di Asia, di mana tantangan ini mendapatkan momentum yang luar biasa, Medical Association Hong Kong mengeluarkan peringatan kepada ibu hamil, orang tua dan orang dengan kondisi jantung, mengatakan ada peningkatan risiko cedera jika mereka mengambil bagian dalam tantangan ini. (11) –– Hilmi ZF Soen SSt FT MSc , dosen Fisioterapi Manajemen Bencana dan Gawat Darurat Program Studi Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta