Bab 8 Investasi

advertisement
Akuntansi Sektor Publik
Abdul Rohman, Se, MSi
Universitas Sriwijaya

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa
akan memahami perlakuan akuntansi atas
Investasi
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan
dapat:
 Memahami ruang lingkup investasi
 Memahami definisi Investasi dan Klasifikasi
Investasi
 Memahami Pengakuan Investasi
 Memahami Pengukuran Investasi
 Memahami Metode Penilaian Investasi
 Memahami Pengakuan Hasil Investasi
 Memahami Pelepasan dan Pemindahan
Investasi
 Memahami Pengungkapan Investasi


Pemerintah daerah pada saat ini sudah banyak yang
berfikir dan bertindak untuk menyisihkan dananya tidak
hanya untuk operasional semata tetapi juga untuk mulai
menginvestasikan sejumlah dana guna kepentingan yang
lebih jauh ke depannya.
Dana pada saat ini sudah banyak yang beredar di daerah
dan tidak lagi beredar hanya di pusat atau di jakarta.
Namun demikian pemerintah daerah harus berhati-hati
dan bijaksana dalam memutuskan untuk investasi. Hal ini
agar penggunaan dana benar-benar dapat digunakan
secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat.
Investasi - aset yang dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga,
dividen, dan royalti, atau manfaat sosial
sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Investasi pemerintah dibagi atas dua yaitu :
1.
investasi jangka
pendek - kelompok
aset lancar
2. investasi jangka
panjang kelompok aset
non-lancar
Investasi
jangka
pendek
pemerintah harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
 Dapat segera diperjual-belikan/
dicairkan
 Investasi tersebut ditujukan
dalam rangka manajemen kas,
artinya
manajemen
dapat
menjual
investasi
tersebut
apabila timbul kebutuhan kas.
 Berisiko rendah
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat
penanaman investasinya, yaitu:
1. Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan
2. non permanen adalah investasi jangka panjang
yang tidak termasuk dalam investasi permanen,
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan,
hanya
diperuntukan
pada
kepentingan dan kebutuhan yang orientasinya
tidak berkelanjutan.

Suatu pengeluaran kas atau
aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria :
 Kemungkinan manfaat
ekonomik dan manfaat
sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang
atas suatu investasi
tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
 Nilai perolehan atau nilai
wajar investasi dapat
diukur secara memadai
(reliable)

Pengeluaran untuk
jangka pendek:
perolehan
investasi
 diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan
 tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan
realisasi anggaran,

Pengeluaran untuk memperoleh investasi
jangka panjang:
 diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.

Sebagai ilustrasi missal pemerintah daerah kabupaten Muara
Sejahtera melaksnakan penyertaan dana kepada Bank
Pembangunan Daerah sejahtera sejumlah Rp 1 M maka
jurnalnya dalah sebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan
Rp 1M
Kas di kas daerah
Rp1M
Investasi jangka permanen- penyertaan modal Rp 1M
pemerintah daerah
Ekuitas dana Investasi-Diinvestasikan dalam
investasi jangka panjang
Rp1M

Investasi awal dan penambahan investasi
dicatat pada rekening penyertaan modal
(investasi) daerah,

Pengurangan penjualan,dan/atau pengalihan
investasi dicatat pada rekening penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan (divestasi
modal).
Untuk beberapa jenis investasi,
terdapat pasar aktif yang dapat
membentuk nilai pasar, dalam
hal investasi yang demikian nilai
pasar dipergunakan sebagai
dasar penerapan nilai wajar.
 Sedangkan untuk investasi yang
tidak memiliki pasar yang aktif
dapat dipergunakan nilai
nominal, nilai tercatat atau nilai
wajar lainya.




Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek, di catat sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan investasi meliputi :
 harga transaksi investasi itu sendiri di tambah
 komisi perantara jual beli,
 jasa bank dan
 biaya lainya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada
tanggal perolehanya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai
wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset
lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.


Investasi jangka pendek dalam bentuk non
saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka
pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito
tersebut.
Investasi jangka panjang yang bersifat
permanen misalnya penyertaan modal
pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehanya
meliputi harga transaksi investasi itu sendiri di
tambah biaya lain yang timbul dalam rangka
perolehan investasi tersebut.

Investasi non permanen misalnya:
 pembelian obligasi jangka panjang dan investasi
yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan dinilai sebesar nilai perolehanya.
 investasi dalam bentuk dana talangan untuk
penyehatan perbankan yang akan segera
dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan.

Investasi non permanen:
 bentuk penanaman modal di proyek-proyek
pembangunan pemerintah (seperti proyek PIR)
dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk
biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan
biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka
penyelesaian proyek sampai proyek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari
pertukaran aset pemerintah,
 maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah
adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehanya tidak ada.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing:
 harus dinyatakan dalam mata uang rupiah
 dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI)
yang berlaku pada tanggal transaksi.
Penilaian investasi pemerintah dilakukan
dengan tiga metode yaitu:
1. Metode biaya
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha/badan hukum yang terkait.
2. Metode ekuitas
 Dicatat - investasi awal sebesar biaya perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau
rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.
 Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang
diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan.
 Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan
untuk mengubah porsi kepemilikan investasi
pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul
akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset
tetap.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
 Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
digunakan terutama untuk kepemilikan yang
akan dilepas/dijual dalam jangka waktu
dekat.
Penggunaan metode tersebut, didasarkan pada
kriteria sebagai berikut :
 Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan
metode biaya
 Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan
kurang dari 20% tetap memiliki pengaruh yang
signifikan menggunakan metode ekuitas
 Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan
metode ekuitas
 Kepemilikan bersifat non permanen
menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.
20%
Metode Biaya
20%-50%
Metode Ekuitas
>=50%
Metode Ekuitas

Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya
prosentase kepemilikan saham bukan
merupakan faktor yang menentukan dalam
pemilihan metode penilaian investasi, tetapi
yang lebih menentukan adalah tingkat
pengaruh (the degree of influence) atau
pengendalian terhadap perusahaan investee.
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka
pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga
obligasi dan deviden tunai (cash devident) dicatat
sebagai pendapatan.
 Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh
dari penyertaan modal pemerintah yang
pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat
sebagai pendapatan hasil investasi.

Kas
Pendapatan Hasil Investasi ….
Rp
Rp


Sedangkan apabila menggunakan metode
ekuitas, bagian laba yang diperoleh oleh
pemerintah akan dicatat mengurangi nilai
investasi pemerintah dan tidak dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi.
Kecuali untuk deviden dalam bentuk saham
yang diterima akan menambah nilai investasi
pemerintah dan ekuitas dana yang
diinvestasikan dengan jumlah yang sama. Jurnal
pengakuan penambahan investasi seperti yang
sudah dibahas diatas kalau mengurangi tinggal
dibalik jurnalnya




Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan
pelepasan hak karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai
penerimaan kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan
dalam laporan realisasi anggaran,
Penerimaan dari pelepasan investasi jangka panjang diakui sebagai
penerimaan pembiayaan. Pelepasan sebagian dari investasi tertentu
yang dimiliki pemerintah dinilai dengan menggunakan nilai rata-rata
yang diperoleh dengan cara membagi total nilai investasi terhadap total
jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah.
Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi permanen
menjadi investasi jangka pendek, aset tetap, aset lain-lain dan
sebaliknya.
1
Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi
2
Jenis-jenis investasi permanen dan non permanen
3
Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang
4
Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut
5
Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapanya
6
Perubahan pos investasi.
Terimakasih Atas
Perhatiannya
Jangan lupa
mengerjakan
Tugas bab ini
Download