PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS EFEKTIF SAMPAI DENGAN 2015 Agenda 1. Standar Akuntansi di Indonesia 2. Perkembangan PSAK sd 2015 Standar Akuntansi • Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness) • Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun • Memudahkan auditor dalam mengaudit • Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. • Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Laporan perusahaan • • • • Laporan keuangan, Laporan Tahunan (Annual Reporting), Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting), Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Tripple bottom line 4 Laporan Keuangan Relevan dan Dapat Diandalkan Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Berkualitas Manajemen Corporate Governance Laporan Keuangan yang Relevan dan dapat Diandalkan Independen Standar Audit Kompeten Kualitas Audit • Pasar Modal yang efisien • Keputusan yang tepat Informasi yang berkualitas Dampak informasi assimetri 1. Adverse selection 2. Moral hazard Sejarah Standar Akuntansi Efektif 1 Januari 2012 Pra PAI 1973 PAI 1973 Konvergensi IFRS 20082012 Harmonisasi IAS 19942007 Efektif 1 Januari 2015 Konvergensi IFRS 20122015 8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global 6 Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik tidak signifikan. DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah 7 SAK ETAP • SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan • ETAP adalah entitas yang: – Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan – Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. • Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. • Lebih sederhana antara lain: – – – – Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas. Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan. • Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS atau PSAK-ETAP 8 PSAK SYARIAH • Basis transaksi • Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah • Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI • PSAK 100 – PSAK 110 • • • • • PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013 PSAK 103 Akuntansi Salam PSAK 104 Akuntansi Istishna PSAK 105 Akuntansi Mudharabah • • • • • PSAK 106 Akuntansi Musyarakah PSAK 107 Akuntansi Ijarah PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh PSAK 110 Akuntansi Sukuk 9 SAP • Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005 PP 71 tahun 2010 • Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan PP • Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD: – – – – instansi pemerintah pusat Instansi pemerintah daerah BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK, BUMN (sbg investasi pemerintah) menggunakan PSAK • Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45 untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP. 10 PSAK – IFRS BASED • Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. • Dapat diterapkan oleh entitas lainya. • Basis transaksi, bukan basis industri. • Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan • Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1 • Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015 11 IFRS - PSAK • Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru) • Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan. – Substansi / konseptual – Redaksional – Tanggal efektif • Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan. • Setelah konvergensi IFRS PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS 12 Mengapa IFRS • Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting standard. • Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum. • Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 : – “Strengthening Transparency and Accountability” • Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of high-quality global accounting standards.” 13 Manfaat IFRS • Meningkatkan daya banding laporan keuangan. • Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional • Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan. • Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis. • Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”. 14 Karakteristik Standar ?? Dinamis Lebih banyak Pengungkapan Principle Based : Judgment Fair Value 15 Karakteristik IFRS • IFRS menggunakan “Principles Base “ : – Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. – Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. – Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. • Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai • Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif • IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna. 16 “Judgment” • IFRS = Principles • Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan bentuk hukumnya. • Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi penting • Pengajaran dengan menggunakan kasus Ilustrasi PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut. 17 Dinamis • IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book. • Awareness terhadap standar akuntansi meningkat • Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan standar. • IFRS sering berubah – Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada perubahan – Perubahan lingkungan usaha • Contoh Pendapatan awalnya menggunakan konsep risk and reward, kemudian ditambahkan konsep present obligation. 18 “Fair value” • IAS 41 Agriculture – Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan. Perubahan harga diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan. – Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama sebagai persediaan. • Fair value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Nilai wajar dapat menggunakan: Tingkat 1 harga kuotasi pasar Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi) Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar Perhitungan fair value : menentukan arus kas, tingkat suku bunga, Model opsi 19 Pengungkapan Lebih Banyak • • • • Ilustrasi laporan keuangan. Membaca dan membuat pengungkapan pengungkapan yang diinginkan oleh standar Judgment : apa yang perlu diungkapkan PSAK 60 – Instrumen keuangan Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko; tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua hal tersebut. Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya. 20 Roadmap IFRS di Indonesia FASE 1 Efektif < 2010 Efektif 2011 FASE 2 Efektif 2012 • 3 PSAK • 16 PSAK • 11 PSAK • 22 PSAK • 1 ISAK • 6 ISAK • 12 ISAK • 1 ISAK • 9 PPSAK • 1 PISAK • 1 PPSAK • 3 PPSAK • 2 PPSAK IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IAS 41 Agriculture b. IFRIC 21 Levies c. IFRS 9 Financial Instrument Efektif Efektif 2013 2014&2015 • • • • • 4 PSAK 9 Revisi PSAK 4 ISAK (2014) 1 PPSAK (2014) Penyesuan SAK Diskusi IFRS a. IFRS 4 Insurance Contract b. IFRS Revenue from Contract with Customers c. Leases d. Conceptual Framework – Reporting Entity 21 PSAK 2013 & 2014 NO IFRS STATUS 1 IFRS 10: Consolidated Financial Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015] 2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015] 3 IFRS 12: Disclosure of Interests in Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015] 4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015] 5 IFRIC 18: Transfer of Assets from Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014] 7 IFRIC 20: Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014] 22 PSAK 2013 & 2014 NO IFRS STATUS 1 IAS 1: Presentation of Financial Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015] 3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in Associates and Joint Ventures PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015] 5 IAS 32: Financial Instruments: Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments: Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi) PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 8 IFRS 7: Financial Instruments: Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 23 PSAK non IFRS • • • • • • • PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian; PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa; PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali; PSAK 34 Kontrak Konstruksi PSAK 44 Pendapatan Real Estate PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba; ISAK 25: Hak atas Tanah 24 Perkembangan Setelah 1 Januari 2015 IFRS terbaru: • IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018) • IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016) • IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1 Januari 2017) • IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan DSAK IAI • Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016) Pembahasan IASB: • Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts • IFRS on Leases • Amandemen dan penyesuaian IFRS lain 25 PSAK No 1 IFRS 1 2 3 4 5 IFRS 2 IFRS 3 IFRS 4 IFRS 5 6 IFRS 6 7 8 9 10 11 12 13 IFRS 7 IFRS 8 IFRS 9 IFRS 10 IFRS 11 IFRS 12 IFRS 13 IFRS First-time Adoption of International Financial Reporting Standards Share-Based Payment Business Combinations Insurance Contracts Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations PSAK PSAK 53 PSAK 22 PSAK 62 PSAK 58 Pembayaran Berbasis Saham (R2011) Kombinasi Bisnis (revisi 2010) Kontrak Asuransi (revisi 2011) Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (revisi 2009) Exploration for and Evaluation of Mineral Resources PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral (R2011) Financial Instruments : Disclosure Operating Segments Financial Instrument – Juli 2014 Consolidated Financial Statement Joint Arrangement Disclosure of Interest Entity Fair Value PSAK 60 PSAK 5 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2013) Segmen Operasi (revisi 2009) Belum diadopsi Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain Pengurkuran Nilai Wajar PSAK 65 PSAK 66 PSAK 67 PSAK 68 26 PSAK & ISAK No 1 IFRS Changes in Existing Decommissioning, Restoration and similar liabilities Members’ Share in Co-operative Entities and Similar Instruments Determining whether an arrangement contains a ISAK 24 Lease Rights to Interests arising from Decommissioning, Restoration and Environmental rehabilitation Funds Liabilities arising from Participating in a Specific Market – Water electrical and Electronic Equipment Applying the Restatement Approach under IAS 29 ISAK 19 IFRIC 1 2 IFRIC 2 3 IFRIC 4 4 IFRIC 5 5 IFRIC 6 6 IFRIC 7 7 IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment 8 9 IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments IFRIC 20 Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining IFRIC 12 Service Concession Arrangements IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes PSAK Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang mengandung Bentuk Legal Sewa Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas ISAK 29 ISAK 16 PSAK 10 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka, Perjanjian Konsesi Jasa Program Loyalitas Pelanggan 27 PSAK & ISAK No 1 IAS 1 2 IAS 2 Inventories PSAK 14 PSAK Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) Revisi 2013 Persediaan (revisi 2008) 3 IAS 7 Statement of Cash Flows PSAK 2 Laporan Arus Kas (revisi 2009) 4 IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors Event after the reporting Period PSAK 25 Construction Contracts Income Taxes Property, Plant and Equipment Leases Revenue Employee Benefits Accounting for Governance Grants and Disclosure of Government Assistance PSAK 36 PSAK 46 PSAK 16 PSAK 30 PSAK 23 PSAK 24 PSAK 61 Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (revisi 2009) Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi 2010) Kontrak Konstruksi (revisi 2011) Pajak Penghasilan - (revisi 2013) Aset Tetap(revisi 2007) Sewa (revisi 2007) Pendapatan (revisi 2010) Imbalan Kerja (revisi 2010) Revisi 2013 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah(revisi 2011) 5 IAS 10 6 7 8 9 10 11 12 IAS 11 IAS 12 IAS 16 IAS 17 IAS 18 IAS 19 IAS 20 IFRS Presentation of Financial Statements PSAK 1 PSAK 8 28 PSAK & ISAK No IFRS PSAK 13 IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange PSAK 10 Rates Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010) 14 IAS 23 Borrowing Costs PSAK 26 Biaya Pinjaman (revisi 2009) 15 IAS 24 Related Party Disclosures PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009) 16 IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011) 17 IAS 27 Consolidated and Separate Financial Statement PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (revisi 2009) Revisi 2013 Laporan Keuangan Tersendiri 18 IAS 28 Investment in Associates PSAK 15 Investasi Asosiasi (revisi 2009) Revisi 2013 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama 19 IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi 2010) 20 IAS 31 Interests in Joint Ventures PSAK 12 Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009) 21 IAS 32 Financial Instruments: Presentation PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2013) 22 IAS 33 Earnings per Share PSAK 56 Laba per Saham (revisi 2009) 23 IAS 34 Interim Financial Reporting PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (revisi 2010) 24 IAS 36 Impairment of Assets PSAK 48 Penurunan Nilai - (revisi 2013) 29 PSAK & ISAK No 25 IAS 37 IFRS PSAK Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi 2009) 26 IAS 38 Intangible Assets PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (revisi 2010) 27 IAS 39 PSAK 55 28 IAS 40 Financial Instruments: Recognition and Measurement Investment Property Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2013) Properti Investasi (revisi 2007) 29 IAS 41 Agriculture 30 SIC 12 31 SIC 13 Consolidation – Special Purpose Entities Jointly Controlled Interest – non Monetary Contribution by Ventures Operating Leases – Incentives Income Taxes – Recovery of Revalued non Depreciable Assets Evaluating the Substance Transaction in the Legal Form of Lease Intangible Assets – Website Costs 32 SIC 15 33 SIC 21 34 SIC 27 35 SIC 32 36 PSAK 13 ISAK 7 ISAK 11 ISAK 19 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009) Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer Sewa Operasi – Insentif ISAK 8 Transaksi Mengandung Sewa ISAK 14 ISAK 21 Biaya Situs Web Perjanjian Konstruksi Real Estate 30 Perkembangan Setelah 1 Januari 2015 IFRS terbaru: • IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018) • IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016) • IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1 Januari 2017) • IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan DSAK IAI • Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016) Pembahasan IASB: • Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts • IFRS on Leases • Amandemen dan penyesuaian IFRS lain 31 TERIMA KASIH Profesi untuk Mengabdi padamu Negeri Dwi Martani 081318227080 [email protected] atau [email protected] http://staff.blog.ui.ac.id/martani/