Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EMULSI MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH TERHADAP JAMUR KAYU Tazyinul Q. Alfauziah, Arif Budiman Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat ABSTRAK Indonesia merupakan eksportir kayu lapis terbesar di dunia. Namun, kondisinya yang tropis justru meningkatkan potensi jamur untuk tumbuh dan kayu pun mudah mengalami pelapukan. Hal ini dicegah dengan penggunaan antimikroba sintesis, yang kemudian timbul masalah karena bersifat toksik. Berdasarkan penelitian, cengkeh memiliki aktivitas antifungi spektrum luas, dan ekstraknya terbukti memberikan aktivitas terhadap cendawan kayu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat emulsi minyak atsiri cengkeh dan menguji aktivitas antifungi emulsi minyak atsiri cengkeh terhadap jamur kayu. Penelitian dimulai dengan melakukan determinasi tanaman cengkeh, skrining fitokimia, destilasi minyak atsiri cengkeh, isolasi jamur kayu, uji konsentrasi hambat minimum minyak atsiri cengkeh, formulasi sediaan emulsi minyak atsiri cengkeh dengan variasi emulgator, uji aktivitas sediaan, dan evaluasi fisik sediaan meliputi pengamatan organoleptis, pH, viskositas, uji tipe emulsi, dan uji homogenitas. Hasil menunjukkan bahwa minyak atsiri cengkeh dengan konsentrasi 1% memberikan aktivitas antijamur dengan zona hambat sebesar 1,12 cm. Formula A, dengan emulgator CMC 0,5%, merupakan formula paling baik dan memberikan aktivitas terhadap jamur kayu dengan diameter zona hambat sebesar 3 cm. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sediaan emulsi minyak atsiri memiliki aktivitas terhadap jamur kayu. Kata kunci: Minyak atsiri, cengkeh, PGA, CMC, jamur kayu 1 Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 2 ABSTRACT Indonesia was the largest exporter of plywood in the world. However, the climate could increase fungus potential growth and weathering susceptibility. Synthetic antimicrobial used as preventing agent, but it was toxic. Some research shown that clove extract has antifungal activity against wood fungus. This paper aims to make clove essential oil emulsions and antifungal activity test of clove oil emulsion wooden fungus. The methods began with clove determination, phytochemical screening, distilled clove oil, wooden fungus isolation, minimum inhibitory concentration test of clove oil, formulation of clove oil emulsion, antifungal activity test of emulsion, and physical evaluation of emulsion includes organoleptic, pH, viscosity, emulsion type and homogeneity test. Result showed that 1% clove oil inhibition zone was 1.12 cm. Formula A, with 0.5% CMC as emulsifier, was the best formula and had activity against wooden fungus with inhibition zone was 3 cm. So, clove oil emulsion has activity against wooden fungus. Key words: Essential oil, clove, PGA, CMC, wooden fungus mengalami pelapukan. Oleh karena itu, kayu PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan harus dilindungi bahan yang sering cadangan hutan alami terbesar di Asia dan antimikrobial. kedua terbesar di dunia. Pada tahun 2004, digunakan, di antaranya pentaklorofenol, Indonesia menjadi eksportir kayu lapis chrome arsenat, asam-asam ter (Nicholas, terbesar pun 1988). Namun, bahan tersebut diketahui menyumbang pendapatan yang besar bagi bersifat toksik sehingga untuk mengurangi negara setelah sektor tekstil (Williams, penggunaannya 2004). menggunakan bahan alami yang berfungsi di dunia. Sektor ini Kondisi tropis di Indonesia merupakan Bahan dengan adalah dengan sebagai antifungi. surga bagi jamur atau cendawan sehingga Minyak atsiri berbagai tumbuhan kayu akan sangat mudah terserang jamur dan diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi (Kalemba and Kunicka, 2003). Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 3 Salah satu tumbuhan dengan kandungan emulsi minyak atsiri cengkeh yang baik, minyak cengkeh stabil, efektif, dan aman. Cengkeh METODE atsiri (Syzygium tinggi adalah aromaticum). merupakan tanaman yang banyak ditanam di Alat Indonesia, Alat yang digunakan pada penelitian ini Sri Lanka, Madagaskar, Tanzania, dan Brazil. Menurut Chaieb et al., adalah mortir, stamper, neraca analitik, pH minyak cengkeh dari S. aromaticum dan meter digital (Mettler Toledo), dan eugenol viskometer Brookfield DV-E, dan alat-alat analgesik, memiliki dan aktivitas anastetik. antiseptik, Selain itu, lainnya yang umum digunakan di penelitian lain menunjukkan bahwa minyak laboratorium. atsiri cengkeh memiliki aktivitas antifungi Bahan terhadap jamur patogen manusia, seperti Bahan yang digunakan pada Candida dan Aspergillus, bahkan jamur peneltian ini adalah Bunga Cengkeh patogen tanaman (Chaieb et al., 2007; Cosic (Ciamis, Jawa Barat), Pulvis Gummi et al., 2010; Pinto et al., 2009). Arabicum Dengan demikian, penelitian (PGA) (Brataco), ini Carboxymethylselulosa (CMC) (Brataco), bertujuan untuk membuat sediaan emulsi Propilenglikol (Brataco), asam benzoat dari minyak atsiri cengkeh dan menguji (Brataco), akuades, jamur kayu, Media aktivitas sediaan terhadap jamur kayu. SDA (Sabouraud Dextrose Agar), NaCl Bentuk sediaan yang dipilih adalah emulsi fisiologis dan klorpirifos tipe minyak dalam air (m/a), karena zat aktif Prosedur yang digunakan berupa minyak dan pelarut Determinasi Tanaman. Cengkeh yang digunakan adalah air. Selain itu, emulsi yang memiliki penyebaran yang baik dan mudah dideterminasi di Herbarium Universitas dibilas dengan air. Hasil penelitian ini Padjadjaran. diharapkan dapat menghasilkan sediaan diperoleh Skrining dari kota Fitokimia. Ciamis, Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 4 golongan senyawa yang terkandung dalam menggunakan uji difusi agar, dengan bunga cengkeh. Golongan senyawa yang variasi konsentrasi minyak atsiri. Jamur uji diperiksa antara lain alkaloid, flavonoid, yang diambil sebanyak 1 mL, media yang kuinon, digunakan polifenol, saponin, tanin, adalah media Inkubasi triterpenoid, steroid, monoterpenoid dan dilakukan pada suhu ruangan selama 72 – sesquiterpenoid. 168 Destilasi Minyak Atsiri. Minyak jam. memiliki atsiri diperoleh dengan cara destilasi uap. Konsentrasi daya terkecil hambat yang kemudian digunakan untuk formulasi. Pertama, bunga cengkeh diletakan di atas Formulasi. Formula emulsi permukaan air dengan jarak tertentu di atas dibuat dengan cara memvariasikan jenis saringan. Selanjutnya uap dan air dalam emulgator (PGA dan CMC) (Tabel 1). wadah mengalir melalui bunga cengkeh Sediaan yang akan disuling dan membawa minyak mengembangkan emulgator dalam air atsiri ke kondensor. Hasil kondensasi yang kemudian digerus kuat dan cepat sampai terdiri dari campuran air dan minyak terbentuk ditampung pada suatu tabung, selanjutnya masukkan campuran asam benzoat dalam dilakukan proses pemisahan minyak dan air propilenglikol dengan membuka kran tabung. homogenkan. Lalu tambahkan minyak ini emulsi dibuat corpus sedikit Kemudian demi atsiri dilakukan Terakhir tambahkan air sampai 100 mL. jamur kayu cengkeh, sedikit, Uji KHM Minyak Atsiri. Pengujian terhadap bunga emuls. dengan Tabel 1 Formula Sediaan emulsi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Jumlah zat (gram) Nama Zat A B C D 1 1 1 1 PGA - - 10 15 CMC 0,5 1 - - Minyak Atsiri Bunga Cengkeh homogenkan. Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 5 Propilenglikol 15 15 15 15 Asam Benzoat 0,2 0,2 0,2 0,2 add add add add 100 100 100 100 Aqua destilata Pemeriksaan organoleptik, pH, dan Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia viskositas. Pemeriksaan dilakukan pada No Golongan Senyawa Hasil waktu tertentu selama 28 hari. Pemeriksaan 1 Alkaloid - organoleptik meliputi warna, rasa, dan bau. 2 Flavonoid + 3 Polifenolat + 4 Tanin - 5 Saponin - 6 Kuinon + 7 Steroid + 8 Monoterpen/sesquiterpen + Uji Aktivitas Sediaan. Pengujian ini dilakukan menggunakan uji difusi terhadap jamur kayu. Jamur uji yang diambil sebanyak 1 mL, media yang digunakan adalah media SDA. Inkubasi dilakukan pada suhu ruangan selama 72 – 168 jam. HASIL Berdasarkan uji KHM minyak atsiri Hasil determinasi dari Herbarium cengkeh, pada konsentrasi 1% dihasilkan Universitas Padjadjaran menunjukan bahwa zona bening sebesar 1,12 cm. Evaluasi fisik tanaman yang sedang diteliti merupakan yang dilakukan pada emulsi minyak atsiri tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L) cengkeh ini di antaranya pengamatan Merr. & L.M. Perry). Sedangkan hasil organoleptis (Tabel 3), pH (Tabel 4), dan skrining fitokimia serbuk cengkeh dapat viskositas (Tabel 5). dilihat pada Tabel 2. Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 6 Tabel 3 Hasil pemeriksaan organoleptis Emulsi Minyak Atsiri Cengkeh Lama Pengamatan (Hari ke-) Formula Pemeriksaan 1 7 14 21 28 Konsistensi Cair Cair Cair Cair Cair Warna Putih Putih Putih Putih Putih Bau Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Konsistensi Cair Cair Cair Cair Cair Warna Putih Putih Putih Putih Putih Bau Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Konsistensi Cair Cair Cair Cair Cair Warna Coklat Coklat Coklat Tua Coklat Tua Coklat Tua Bau Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Konsistensi Cair Cair Cair Cair Cair Warna Coklat Coklat Coklat Tua Coklat Tua Coklat Tua Bau Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh Cengkeh A B C D Tabel 4 Hasil pemeriksaan pH Emulsi Minyak Atsiri Cengkeh Nilai pH pada hari keFormula Rata-rata 1 7 14 21 28 A 4,95 4,98 4,96 4,95 4,98 4,96 0,02 B 5,30 5,32 5,42 5,28 5,30 5,32 0,06 C 5,25 5,21 5,28 5,13 5,12 5,20 0,07 D 5,24 5,29 5,31 5,25 5,27 5,27 0,03 Tabel 5 Hasil pemeriksaan viskositas Emulsi Minyak Atsiri Cengkeh Nilai Viskositas pada hari ke- (cP) Formula Rata-rata 1 7 14 21 A 18,67 15,83 15,60 14,98 B 152,00 145,33 151,00 151,67 C 6,50 6,17 7,17 7,00 28 14,98 16,01 1,53 155,67 151,13 3,72 6,83 6,73 0,40 Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 7 D 23,00 20,00 18,77 18,83 18,17 19,75 1,93 Uji aktivitas sediaan emulsi minyak ergosterol – komponen penting dalam atsiri cengkeh (Tabel 6) terhadap jamur membran sel jamur – sehingga membran kayu dengan menggunakan formula A sel jamur rusak dan fungsinya menurun memberikan zona hambat sebesar 3,0 cm, (de Oliveira et al. 2013). Karena termasuk sedangkan senyawa zona hambat inovatornya lipofilik, eugenol mampu melakukan penetrasi terhadap membran sebesar 1,45 cm. Tabel 6 Hasil uji aktivitas Emulsi lipid bilayer yang tersusun dari rantai Minyak Atsiri Cengkeh asam lemak sehingga mengubah fluiditas Bahan Uji Diameter Zona dan permeabilitas membran sel (Braga et al., 2007). Hambat Inovator 1,5 cm Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formula 4 3,0 cm dengan konsentrasi yang kecil, yaitu 1%, minyak PEMBAHASAN atsiri cengkeh mampu Minyak atsiri cengkeh mengandung memberikan aktivitas terhadap jamur 72-90% senyawa eugenol, sisanya adalah kayu. Hal ini sejalan dengan penelitian -caryophyllene dan Pinto et al. (2009) yang menyatakan vanillin, asam krategolat, asam gallotanat, bahwa minyak atsiri cengkeh memiliki metil salisilat, dan flavonoid lainnya aktivitas antifungi dengan spektrum yang (Bhowmik et al., 2012). luas. asetil eugenol, Eugenol termasuk ke dalam golongan Hasil formulasi sediaan emulsi aktivitas minyak atsiri cengkeh dengan emulgator bakterisid PGA (Formula C dan D) menghasilkan tergantung dari konsentrasinya (Pelczar et sediaan dengan konsistensi cair, berwarna al., 1988; Dorman and Deans, 2008). coklat dan bau khas cengkeh. Sedangkan Eugenol menghambat biosintesis dari sediaan dengan emulgator CMC (Formula polifenolat bakteriostatik yang memiliki ataupun Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 8 A dan B) menghasilkan sediaan dengan dimana emulsi yang terbentuk berada pada konsistensi cair, berwarna putih, dan bau emulgator dengan konsentrasi tersebut. khas cengkeh. Emulgator termasuk surfaktan, Formula A memberikan hasil evaluasi senyawa yang memiliki gugus polar dan fisik yang baik dibandingkan dengan nonpolar, yang cenderung mengadsorpsi formula lainnya. Dilihat dari pengamatan permukaan di kedua fase sehingga gugus organoleptis selama 28 hari, formula A polar berada pada fase air dan gugus dan B tidak mengalami perubahan warna, nonpolar berada pada fase minyak. Saat bau, surfaktan dan konsistensi selama masa mengadsorpsi permukaan, pengamatan. Sedangkan formula C dan D tegangan permukaan di antara dua fase mengalami perubahan warna pada hari ke- menurun. Penurunan ini bergantung pada 14. Namun, dilihat dari pH dan viskositas, konsentrasi surfaktan berdasarkan hukum semua formula relatif stabil karena standar 8sotherm Gibbs (Urrutia, 2006). deviasi tidak lebih dari 6. Dengan Mekanisme surfaktan dalam demikian, dapat dikatakan bahwa pH dan stabilisasi suatu emulsi melalui dua cara, viskositas semua formula relatif stabil. yaitu stabilisasi sterik dan elektrostatik. Emulsi adalah sistem dispersi yang Stabilisasi sterik timbul dari barrier fisik terdiri dari dua fase tidak tercampurkan, yang biasanya fase minyak dan fase air. PGA koalesens. dan CMC termasuk ke dalam emulgator elektrostatik terjadi karena adanya gaya hidrofilik dan keduanya termasuk ke yang dalam aliran newton sehingga viskositas permukaan berubah (Urrutia, 2006). dengan Konsentrasi adanya PGA sebagai pemanasan. emulgator terhubung dan membentuk Sedangkan stabilisasi dihasilkan Asam akibat yang benzoat muatan saling di mendekat 0,2% digunakan sebesar 10-15% dan CMC sebesar 0,25- sebagai pengawet sedangkan propilenglikol 1%. Hal ini sesuai dengan pengamatan, 15% berfungsi pengawet. sebagai Pengawet kosolven digunakan dan untuk Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 mencegah kerusakan 9 emulsi karena mikroorganisme atau oksidasi. Pharmacognosy Uji aktivitas sediaan emulsi minyak atsiri cengkeh memberikan hasil yang positif, bahkan zona and its Health Benefits. Journal of hambat yang dan Phytochemistry. 2012; 1 (1): 13-22. Braga PC, Sasso MD, Culici M, and Alfieri M. Eugenol and thymol, alone or in terbentuk lebih besar dibanding dengan combination, induce morphological innovator. Oleh karena itu, sediaan emulsi alterations in the envelope of Candida minyak atsiri cengkeh dapat dijadikan albicans. Fitoterapia. 2007; 78:396-400. sediaan baru yang berfungsi sebagai Chaieb, K., Hajlaoui, H., Zmantar, T., antijamur yang lebih ramah lingkungan. Kahla-Nakbi, A. B., Mahmoud, R., SIMPULAN Mahdouani, K. & Bakhrouf, A. The Berdasarkan hasil penelitian, minyak chemical composition and biological atsiri cengkeh dengan konsentrasi 1% activity of clove essential oil, Eugenia memberikan aktivitas antijamur dengan caryophyllata (Syzigium aromaticum L. zona hambat sebesar 1,12 cm. Emulsi Myrtaceae): a short review. Phytother dengan emulgator CMC 0,5% merupakan Res. 2007; 21: 501–506 formula paling baik dan memberikan Cosic, Jasenka, Karolina Vrandečić, Jelena aktivitas terhadap jamur kayu dengan zona Postić, Draženka Jurković, Marija Ravlić. hambat sebesar 2,9 cm. Dengan demikian, In vitro antifungal activity of essential dapat dikatakan bahwa sediaan emulsi oils on growth of phytopathogenic fungi. minyak atsiri memiliki aktivitas terhadap POLJOPRIVREDA. 2010; 16 (2): 25-28. DeOliveira Pereira, F., JM Mendes, and E de jamur kayu. DAFTAR PUSTAKA Oliveira Bhowmik D., KP Sampath Kumar, A. mechanism of antifungal activity of Yadav, S. Srivastava, S. paswan, A. S. eugenol against Trichophyton rubrum. Dutta. Medical Mycology. 2013; 51: 507-513. Recent Trends in Indian Traditional Herbs Syzygium aromaticum Lima. Investigation on Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 10 Dorman, HJD. and Deans SG. Antimicrobial agents from plants: antibacterial activity of plant volatile oils. Journal of Applied Microbiology. 2008; 8: 308-316. University of Calgary M. Sc. [Thesis] 2006. Williams, Felicity. Profil industri kayu Indonesia. [diakses pada 19 April 2016]. Kalemba, D. & Kunicka, A. Antibacterial Tersedia dari: and antifungal properties of essential oils. http://www.wwf.or.id/ruang_pers/berita_ Curr Med Chem. 2003; 10: 813–829. fakta/?6040/Profil...Kayu... Nicholas, D.D. Kemunduran (Deteriorasi) Kayu dan Perlakuan Pencegahannya Pengawetan. dengan Surabaya: Airlangga University Press; 1988. Pelczar, ML. Chan ECS, and Krieg NR. Control of microorganisms, the control of microorganisms by physical agents. In: Microbiology, New York: Mc Graw-Hill International; 1988. pp. 469-509. Pinto E, Vale-Silva L, Cavaleiro C, and Salgueiro L. Antifungal activity of the clove essential oil from Syzygium aromaticum on Candida, Aspergillus and dermatophyte species. Journal of Medical Microbiology. 2009; 58: 1454– 1462 Urrutia P.I. Predicting Water-In-Oil Emulsion Coalescence From Surface Pressure Isotherms. Department of Chemical and Petroleum Engineering,