Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016 PEMBAHASAN TENTIR UTS HATAH 2016 1. Apakah fungsi dari Hukum Antar Tata Hukum? Untuk mengetahui stelsel hukum apakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum. 2. Jelaskan perbedaan antara HATAH Intern dan HATAH Ekstern! HATAH Intern; berlakunya dua sistem hukum dalam sutu negara tanpa hukum asing. Contohnya meliputi Hukum Antar Wewenang, Hukum Antar Tempat, Hukum Antar Golongan dan hukum Antar Agama (dulunya). HATAH Ekstern; melibatkan dua sistem hukum dalam suatu negara dan salah satunya sistem hukum asing. 3. Jelaskan Prinsip Nasionalistis dan Prinsip Internasionalistis beserta tokoh-tokoh masing-masing prinsip tersebut! a. Prinsip Nasionalistis adalah prinsip yang menyatakan bahwa tiap-tiap negara yang merdeka dan berdaulat memiliki prinsip HPI nya sendiri. Tidak bersumber kepada Hukum Perdata Internasional yang bersifat supra nasional tetapi bersumber kepada hukum nasional negara itu sendiri. Tokoh: Wolff, Van Brakel, Niboyet, Sudargo Gautama b. Prinsip Internasionalistis adalah prinsip yang menyatakan bahwa kaidah HPI bersifat supra nasional dan sumber-sumber hukum supra nasional berarti ada satu sistem Hukum Perdata Internasional untuk semua negara-negara di dunia. Sistem Hukum Perdata Internasional itu kedudukannya berada diatas seluruh HPI tiap tiap negara. Semua negara-negara di dunia harus tunduk dibawah satu macam sistem hukum HPI. Tokoh: Asser, mancini, Von Savigny Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016 4. Mengapa istilah Hukum Perselisihan kurang tepat untuk digunakan dan digantikan dengan istilah Hukum Antar Tata Hukum? Hukum Perselisihan (Conflicten Recht/ Conflict of Law) hanya terbatas pada masalah hukum yang di perlakukan, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa istilah ini seolaholah menggambarkan kedaulatan negara yang sedang berkonflik hingga para hakim dalam memilih hukum yang harus dipakainya ini terpengaruh untuk selalu memakai hukum nya sendiri. Istilah Hukum Perselisihan juga dianggap kurang cukup baik dalam menggambarkan permasalahan HPI karena masalah nasionalitas dan status orang asing itu adalah di luar maslaah “hukum mana yang berlaku” saja. Alasan terakhir adalah Hukum Perselisihan dinilai negative karena sering diasosiasikan dengan bentrokan atau pertikaian. 5. Apa fungsi dari titik pertalian primer? 1) Alat pertama untuk pelaksanaan hukum untuk mengetahui apakah sesuatu “perselisihan” hukum merupakan permasalahan HATAH. 2) Melahirkan atau menciptakan hubungan HATAH. 3) Sebagai titik taut pembeda. 6. Jelaskan faktor apa saja yang bisa menentukan hukum mana yang dipilih dalam titik pertalian sekunder! Faktor-faktor yang bisa menentukan hukum mana yang dipilih, yaitu: 1) Pilihan hukum sebagai titik pertalian primer: - Pilihan hukum dalam hubungan intern - 2 atau lebih subjek hukum yang berasal dari golongan rakyat yang sama, melakukan hubungan hukum yang terhadapnya berlaku hukum bagi golongan rakyat lainnya. Pilihan hukum sebagai titik pertalian sekunder: - Pilihan hukum antar golongan Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016 - 2 atau lebih subjek hukum yang berasal dari golongan rakyat yang berbeda, melakukan hubungan hukum yang terhadapnya berlaku hukum dari salah satu golongan rakyat. 2) Maksud para pihak yang dapat berupa: - Dinyatakan secara tegas di dalam perjanjian untuk tunduk pada hukum tertentu - Dengan sekian banyak perkataan atau membuat syarat tertentu di dalam perjanjiannya - Secara diam-diam 3) Milieu, yaitu apabila seseorang telah tinggal atau menetap di lingkungan golongan penduduk yang berdeda dengannya. Ini akan menetukan keberlakuan suatu hukum. 4) Apabila seseorang dari satu golongan hukum masuk ke dalam suasana hukum pihak lain yang berbeda untuk melakukan perbuatan hukum, sehingga akan mentukan keberlakuan hukum yang berlaku. 7. Sebutkan aneka titik pertalian primer (HPI)! Aneka titik pertalian primer HPI: - Kewarganegaraan, apabila dua orang yang berbeda kewarganegaraan melakukan hubungan hukum - Bendera kapal - Tanda kebangsaan pesawat udara - Domisili - Tempat kedudukan - Tempat kediaman - Tempat objek berada. Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016 8. Bagaimana ketentuan negara Indonesia mengenai status personal subjek hukumnya? Berdasarkan Pasal 16 AB, Indonesia menganut prinsip nasionalitas seperti yang dianut pula oleh sebagian besar negara-negara Civil Law. 9. Apakah Indonesia menganut asas dwikewarganegaraan? Jelaskan! Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, Indonesia menganut asas kewarganegaraan ganda terbatas, sebab hanya kepada anak yang terlahir dari perkawinan campuran saja yang dapat memiliki dwikewarganegaraan. Ia baru diwajibkan memilih salah satu kewarganegaraan saat berusia 18 tahun dengan jangka waktu untuk memilih yang terbatas yaitu hanya sampai pada usia 21 tahun (3 tahun waktu untuk memilih). 10. Menurut skema di atas, bilamana X menunjuk Y dan Y menunjuk X kembali, sistem hukum mana yang kemudian akan berlaku? Melihat kepada skema di atas, sistem hukum yang berlaku tergantung kepada X apakah ia akan menerima penunjukan kembali yang dilakukan Y atau tidak, namun jika dikembalikan lagi kepada Y maka tidak akan ada suatu penyelesaian karena terus menerus seperti permainan “pingpong” yang tak akan terputus dan hilir mudik. Menurut Prof. Sudargo Gautama, dalam hal seperti ini, saat X menerima kembali penunjukan yang dilakukan oleh Y maka X harus Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016 menerimanya agar permainan “pingpong” tersebut dapat terhenti dan terdapat pula kepastian hukum. 11. Bagaimanakah hubungan Renvoi dengan HPI jika HPI dianggap bersifat supra nasional? Apakah dapat terjadi konflik dalam sistem-sistem hukum pada suatu peristiwa tertentu? Jika HPI dianggap bersifat supra nasional, tentu tidak terdapat tempat untuk Renvoi. Kaidah-kaidah HPI yang termasuk dalam sistem tata tertib supra nasional memiliki kekuatan hukum yang tidak menghiraukan pembuat UU Nasional mengoper atau menolak Renvoi. Kaidah-kaidah HPI menurut pandangan ini berasal dari tata tertib hukum yang lebih tinggi daripada tata tertib pembuat UU Nasional, sehinga HPI yang bersifat supra nasional yang akan selalu berlaku. Konflik dalam sistem-sistem hukum pada suatu peristiwa tertentu tidak akan terjadi sebab untuk suatu peristiwa tertentu tidak dapat berlaku dua macam kaidah HPI yang bertentangan satu sama lain. Hanya salah satu kaidah HPI yang benar adanya yaitu yang bersifat supra nasional dan ini yang harus diberlakukan.