EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DI HUTAN PRODUKSI DESA KAINDI KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN Exploration of Medicinal Plant Species Diversity in Production Forest area in Kaindi Village of Lainea District South Konawe Hikmah, Faisal Danu Tuheteru dan Albasri Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat di Hutan Produksi Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016. Pengambilan sampel dengan metode jelajah Cruise Method, Metode Participatiry Rural Appraisal dan metode wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.Hasil identifikasi jenis tumbuhan obat di Hutan Produksi Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan terdapat 30 jenis tumbuhan yang terdiri dari 22 famili. Family dengan jenis terbanyak adalah Asteraceae dan Euphorbiaceae yaitu 3 jenis tumbuhan obat yang berfungsi sebagai obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Bagian (organ) tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat desa kaindi kecamatan lainea kabupaten konawe selatan adalah akar, batang, daun, kulit batang, rimpang, getah dan buah. Pengetahuan masyarakat tentang cara pemakaian tumbuhan obat bervariasi tergantung jenis tumbuhan yang digunakan. Cara pemakain tumbuhan obat yaitu direbus, dilumatkan, ditumbuk, di makan langsung, di gigit langsung, dipotong-potong, dioles dan dibakar yang dapat mengobati penyakit-penyakit tertentu. Kata Kunci: Hutan Produksi, Tumbuhan Obat, Desa Kaindi. Kecamatan Lainea , Asteraceae Euphorbiaceae. ABSTRACT This study aims to determine the types of medicinal plants in Production Forest Area in Kaindi Village of Lainea District of South Konawe. This study was conducted from May until July 2016. Sampling method was cruising by Cruise Method, Participatiry Rural Appraisal Method and interviews, then analyzed by descriptively qualitative. The results of this study is there are 30 species from 22 famlies which Asteraceae and Euphorbiaceae are the most families has found, that serves as a drug by the community. Section (organs) of plants used by rural communities of kaindi village of Lainea districts South Konawe are roots, stems, leaves, bark, rhizomes, sap and fruit. Community knowledge of how to use medicinal plants is varies depending on the type of plants used. How the usage of medicinal plants are namely boiled, pounded, eaten straight, direct bitten, cut, smeared and burned to treat certain diseases. Keywords: Production Forests, Euphorbiaceae. Medicinal 1 Plants, Kaindi village. Asteraceae paling banyak disembuhkan adalah pengobatan luka. Bagian tumbuhan yang digunakan untuk obat adalah daun, batang, biji, rimpang, kulit batang, umbi, semua bagian tanaman dan akar (Indrawati et al, 2014). Studi identifikasi tumbuhan obat di konawe selatan telah dilakukan pada Masyarakat Bajo Desa Puupi Kabupaten Konawe Selatan (Sinta, 2014), Masyarakat Lapoa Kecamatan Tinanggea (Usman, 2015) dan Masyarakat Bugis Desa Lere Kecamatan Basala Konawe selatan (Tafsir, 2011). Penelitian serupa pada hutan produksi masih terbatas. Hutan produksi di desa Kaindi merupakan komponen penting dari kesatuan pengelolaan hutan (KPH) Gularaya. Secara administrasi jumlah penduduk desa Kaindi sekitar 423 jiwa. Menurut masyarakat desa Kaindi potensi tanaman obat yang terdapat dalam kawasan hutan produksi sangat beragam mulai dari tumbuhan berkayu sampai anakan, hingga pada tingkat tumbuhan jenis perdu. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi tumbuhan obat di Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan PENDAHULUAN Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang bagian tumbuhannya (daun, batang, atau akar) mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern dan obat tradisional (Zuhud, 1991). Di Indonesia dilaporkan sebanyak 1.260 jenis tumbuhan obat yang ditemukan di hutan. Pemanfaatan tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat lokal digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti penyakit mata, patah tulang, perawatan pasca persalinan, penyakit ginjal, sakit kuning dan penyakit saluran pembuangan. Secara umum bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah daun, rimpang, batang, akar, kulit batang, seluruh bagian tanaman, biji, buah dan umbi (Zuhud dan Haryanto, 1994). Berdasarkan hasil penelitian tumbuhan obat di Sulawesi Tenggara dilaporkan sebanyak 204 jenis yang tergolong dalam 40 famili dan tersebar di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara. Ditemukan 28 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan suku Tolaki Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe (Sanusi, 2012), 54 jenis tumbuhan obat suku Buton Kecamatan Betoambari Kota Bau-Bau (Zainal, 2013), 21 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Bugis Desa Lere Konawe Selatan (Tafsir, 2011), 73 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat lokal pulau Wawonii (Rahayu et al., 2006), 25 jenis tanaman obat yang dimanfaatkan masyarakat Taman Hutan Raya Nipa-Nipa (Makati, 2014), 37 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Binongko Wakatobi (Hasmina, 2012) dan 61 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat lokal suku Muna Kecamatan Wakarumba Kabupaten Muna (Windadri et al., 2006). Masyarakat Lokal Sulawesi Tenggara memanfaatkan bagian obat tersebut untuk mengobati berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit ginjal, pengobatan luka, penyakit kuning, saluran pembuangan, saluran pernapasan, patah tulang dan muntah darah. Penyakit yang METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Produksi di desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan pada bulan MeiJuli 2016. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu semua jenis tumbuhan yang berpotensi obat yang terdapat di lokasi 2 penelitian, buku petunjuk identifikasi tumbuhan obat, lembaran kuisioner, Masyarakat Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan sebagai responden. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : GPS, Kamera digital, alat tulis menulis, pita meter. lapangan yaitu observasi dan wawancara, dengan cara indentifikasi tumbuhan obat dan mewancarai responden tentang pemanfaatan tumbuhan obat sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain baik dari studi pustaka maupun dari perorangan, instansi/ dinas/ lembaga yang berhubungan dengan tujuan penelitian yaitu letak geografis dan administrasi desa, iklim, diperoleh dari Badan Pusat Statistik, peta kawasan diperoleh dari Balai inventarisasi pemetaan hutan, jumlah penduduk dan Keadaan sosial diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS). C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan obat yang terdapat pada Hutan Produksi dan masyarakat desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan jenis tumbuhan obat yang ditemukan pada saat penelitian dengan luas 18 ha dimana jumlah responden yaitu 20 % dari jumlah keseluruhan KK desa kaindi atau 84 responden masyarakat desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan dengan jumlah kepala keluarga (KK) 423 menurut data Desa Kaindi Kecamatan Lainea KabupatenKonawe Selatan (Arikunto, 2011). D. Jenis dan Sumber Data E. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya: 1) tahapan persiapan dan pengumpulan data sekunder, 2) tahapan observasi, 3) pengumpulan data primer, 4) teknik identifikasi. F. Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam peneliitian ini adalah jenis-jenis tumbuhan obat yang terdapat di Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian identifikasi jenis-jenis didasarkan pada karakteristik morfologi tumbuhan daun, batang, bunga, biji, buah dan lain sebagainya, sedangkan data penunjang adalah khasiat jenis tumbuhan obat yang digunakan, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat dan cara pengolahan bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol atau bilangan. Perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum didalam suatu parameter. Dalam penelitian ini jenis data kuantitatif yaitu berupa tinggi pohon, panjang daun dan lebar daun. Sedangkan data kualitatif lebih banyak membutuhkan waktu dan sulit dikerjakan karena harus melakukan wawancara, observasi diskusi atau pengamatan . Dalam penelitian ini data kualitatif dilakukan dengan pengamatan tumbuhan obat dan mewawancarai responden yang berada di Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder . Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung di G. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yakni mendeskripsikan ciri-ciri morfologi dan jenis tumbuhan yang dijumpai di lokasi penelitian. Setiap jenis tumbuha obat yang ditemukan diuraikan hirarki taksonominya dengan berpedoman pada buku identifikasi tumbuhan obat. Selain itu, untuk mengetahui nama spesies pada setiap jenis tumbuhan dapat dibuatkan kunci determinasi, selain itu pula dideskripsikan 3 tentang kegunaan tumbuhan obat yang dijumpai di lokasi penelitian yakni: 1. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat 2. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai obat apa 3. Cara penggunaan tumbuhan obat tersebut. habitus yakni terna/herba, pohon, perdu,semak, rumput, epifit dan liana. Pohon merupakan habitus yang paling banyak dengan presentase 26.67% dan habitus yang paling sedikit yaitu epifit dan liana (3.33%). Kelompok tumbuhan obat berdasarkan habitus disajikan pada Tabel 6. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Komposis Jenis Tumbuhan Obat berdasarkan Habitus A. Hasil Penelitian 1 Habitus (LifeFrom) Pohon 2 Perdu 3 Herba 4 Semak No 1. Komposisi Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili, Habitus, Bagian Tumbuhan yang digunakan dan Kelompok Penyakit Data keanekagaman jenis tumbuhan obat berdasarkan famili disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa ditemukan 30 jenis tumbuhan obat yang tergolong dalam 22 famili. Famili Asteraceae dan Euphorbiaceae merupakan famili yang memiliki jenis paling banyak (3 jenis) dibandingkan dengan famili yang lain. Tumbuhan Obat Spesies 1. Pulai 2. Asam 3. Mahoni 4. Jambu batu 5. Ketapang 6. Jati 7. Jambu mente 8. Pinang 1. Ketepeng cina 2. Mengkudu 3. Kumis kucing 4. Putri malu 5. Karamunting 6. Sembung 1. Pecut kuda 2.Sawi langit 3. Bandotan 4. Tahi ayam 5. Patikan kebo 6. Paku laut 7. Pepaya 1. Buta-buta lalat Jumlah spesies 8 Presentase (%) 26,67 6 20,00 7 23,33 5 16,67 2 6,67 1 1 3,33 3,33 2. Lengkuas 3. Kunyit 4. Meniran 5. Terong pipit Tabel 5. Komposisi Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili 5 Rumput 6 7 Liana Epifit 1. Alang-alang 2. Serai 1. Paku hata 1. Paku udang Total 30 100 Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa Kaindi, maka bagian tumbuhan yang digunakan dikelompokkan kedalam 7 kelompok diantaranya akar, buah, daun, rimpang, batang, kulit batang dan getah. Berdasarkan hasil identifikasi, daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat sedangkan tunas, batang dan getah merupakan bagian yang paling sedikit digunakan. Kelompok tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan disajikan pada Tabel 7. Sumber : Data Primer diolah, 2016 Tabel 7. Komposisi Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan Bagian yang digunakan Ditinjau dari segi habitusnya, spesies tumbuhan obat yang terdapat di desa Kaindi Kecamatan Lainea kabupaten Konawe Selatan dapat dikelompokkan kedalam 7 No 4 Tumbuhan Obat Sumber : Data Primer diolah, 2016 Bagian Tumbuhan yang digunakan Sebagai Obat 1 Daun Spesies Sawi langit Jumlah Spesies Presentase (%) 18 45 Berdasarkan kelompok penyakit, spesies tumbuhan obat di desa Kaindi dapat di kelompokkan ke dalam 13 kolompok penyakit . Kelompok penyakit yang paling banyak menggunakan tumbuhan obat adalah penyakit saluran pembuangan (6 spesies) sedangkan yang paling sedikit disembuhkan yaitu patah tulang, penyakit mata dan perawatan persalinan dan kehamilan. Tabel 9. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Penyakit Bandotan Paku hata Sembung Karamunting Tahi ayam Buta-buta lalat Mengkudu Ketepeng cina Tumbuhan Obat Kumis kucing No Kelompok Penyakit Jambu batu Spesies Jumlah Spesies Patikan kebo Jati 1 Patah tulang 1. Serai 1 2 Pengobatan luka 3 3 Penyakit khusus wanita 1. Jambu mente 2. Putri malu 3. Paku hata 1. Pecut kuda Serai Meniran 2 2. Sembung Jambu mente 4 Penyakit kulit 5 Penyakit Malaria 6 7 Penyakit mata Penyakit mulut 8 Penyakit saluran pembuangan Terong pipit Paku udang 2 Rimpang Lengkuas 3 7,5 Kunyit Alang-alang 3 Akar Ketapang 9 22,5 Paku laut Papaya Pecut kuda 9 Penyakit saluran pernafasan Sembung Karamunting Tahi ayam Batang Sawi langit 1 2,5 Buah Jambu batu 5 12,5 Asam 6 1. Tahi ayam 4 Perawatan persalinan dan kehamilan 1. Kunyit 1 11 Sakit kepala dan demam 1. Sembung 3 12 Hipertensi 13 Liver 3. Alang-alang 1. Meniran 2. Pinang 3. Mengkudu 4. Terong pipit 1. Putri malu 2. Bandotan Sumber : Pinang Sumber : Data Primer diolah, 2016 Terong pipit Getah Paku hata 1 2,5 Kulit batang Pulai 3 7,5 Mahoni Jambu batu Total 1. Kumis kucing 2. Pepaya Mengkudu 7 1 4 10 Serai 6 1. Terong pipit 1. Tahi ayam 2. Mengkudu 3. Jati 4. Paku laut 3 2. Buta-buta lalat 3. Asam 4. Patikan kebo Putri malu 5 5 2. buta-buta lalat 3. Ketapang 4. Jambu batu 5. Paku udang 6. Sembung Lanjutan.. 4 1. Lengkuas 2. Sawi langit 3. Tahi ayam 4. Ketepeng cina 5. Karamunting 1. Mahoni 2. Pulai 3. Pepaya 40 100 Sumber 5 4 2 Buah Manfaat 2. Deskripsi Jenis-Jenis Tumbuhan Obat di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Abeli Kota Kendari 1. Pulai (Alstonia scholaris L.) tunggal dan rasanya pahit. Kulit batang mahoni bisa menyembuhkan penyakit malaria. 4. Jambu batu (Psidium guajava L) Gambar 2. Morfologi Jenis Pulai (Alstonia scholaris L.) (keterangan a. daun dan b. batang) Deskripsi umum Daun Batang Manfaat Perawakan pohon tinggi mencapai 4 m dengan Famili Apocinaceae. Tipe daun majemuk, pangkal daun bulat, tepi daun tidak rata, tulang daun menyirip, ujung daun tumpul, panjang daun 14.7 cm dan lebar 4,6 cm. bulat, keras, berwarna coklat dan memilki bercak-bercak putih di setiap batangnya Kulit batang pulai dapat menyembuhkan penyakit malaria. Gambar 5. Mofologi jenis Jambu batu (Psidium gujava L.) (Keterangan a. daun b. batang) Deskripsi umum Daun 3. Mahoni (Swietenia macrophyla) Batang Bunga Manfaat Gambar 4. Morfologi Jenis Mahoni (Swietenia macrophyla) (keterangan a. daun b. batang) Deskripsi umum Daun Batang Perawakan pohon tinggi mencapai 8 m dengan nama famili Meliaceae. tunggal, panjang daun 12,4 cm dan lebar 7 cm, halus, pangkal daun bulat tepi daun rata, ujung daun runcing, tulang daun menyirip. tegak lurus dan terkelupas jika umur sudah tua. 6 Perawakan pohon tinggi mencapai 5 m dengan nama Famili Myrtaceae Mengumpul secara spiral, agak halus, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, pertulangan daun menyirip, ujung daun runcing, panjang daun 8,4 cm dan lebar 4,2 cm. tegak, terkelupas dan licin berwarna putih dan buahnya bulat berbiji. Daun dan buah jambu batu bisa menyembuhkan penyakit saluran pembuangan. 5. Ketapang (Terminalia catapa L.) 6. Jati (Tectona grandis L. Gambar 7. Morfologi Jenis Jati Lokal (Tectona garndis L.) (keseluruhan bagian tumbuhan) Gambar 6. Morfologi Jenis Ketapang (Terminalia catapa L.) (keterangan a. daun, b. batang) Deskripsi umum Daun Batang Buah Manfaat Deskripsi umum Perawakan pohon tinggi mencapai 7 m dengan nama Famili Combretaceae Tunggal, lebar daun 5,3 cm dan panjang 13,7 cm, halus, pangkal daun bulat, tepi daun tidak rata, tulang daun menyirip, ujung daun bulat Bulat bercabang, dan berantingranting Berbentuk lonjong berwarna hijau jika sudah masak buahnya bisa dimakan Akar dari pohon ketapang ini bisa menyembuhkan penyakit saluran pembuangan Daun Batang Buah Bunga Manfaat Perawakan pohon tinggi mencapai 4 m dengan nama Famili Lamiaceae Tunggal, bagian atas daun kasar, bagian bawah kasar dan berbulu, pangkal daun tumpul, dan bulat, tepi daun tidak rata, pertulangan daun berseri, ujung daun runcing, panjang daun 46,7 cm dan lebar 23,3 cm kulit batang dari jati kasar dan mudah terkelupas Bulat berwarna coklat majemuk terpisah pisah Daun jati ini bisa menyembuhkan penyakit mulut 7. Jambu mente (Anacardium occidentale L.) Gambar 8. Morfologi Jenis Jambu mente (Anacardium occidentale L.) (Keseluruhan bagian tumbuhan) Deskripsi Perawakan pohon tinggi umum mencapai 50,6 cm Family Anacardiaceae Daun tunggal, agak halus, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, pertulangan 7 Batang Manfaat daun menyirip, ujung daun bulat, lebar daun 3,2 cm dan panjang 6,7 cm batang berkayu, bentuk bulat bergetah dan berwarna putih kotor Daun jambu mente dapat mengobati luka. 9. Ketepeng cina (Cassia alata L.) Gambar 10. Morfologi Jenis Ketepeng cina (Cassia alata L.) (Keterangan a. Bunga, b. daun) Deskripsi Perawakan perdu berukuran umum kecil tinggi mencapai 1 m yang tergolong dalam famili Caesalpinaceae Batang berlekuk, berkayu bulat, percabangan simpodial berwarna coklat kotor Daun majemuk, panjang 10 cm dan lebar 4 cm, letak daun berhadapan, permukaan atas kasar, bawah agak kasar, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, dan ujung daun tumpul Bunga majemuk, tampak samping panjang,/bentuk tandan, bagian dalam halus Manfaat daun ketepeng cina dapat mengobati penyakit kulit. 8. Pinang (Areca catechu L) Gambar 9. Morfologi Jenis Pinang (Areca catechu L) (keterangan a. daun, b. batang) Deskripsi umum Daun Batang Manfaat Perawakan pohon dengan tinggi 1 m, dengan nama Family Arecaceae mengumpul dan menyirip, halus, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, pertulangan daun menyirip, ujung daun bergerigi, panjang daun 20 cm dan lebar 15 cm berkayu silindris dan tidak bercabang Buah pinang dapat mengobati penyakit hipertensi. 10. Mengkudu (Morinda citrifolia L) Gambar 11. Morfologi Jenis Mengkudu (Morinda citrifolia L) (keterangan a. daun b. batang) Deskripsi Perawakan perdu tinggi umum mencapai 2 m dengan nama Famili Rubiaceae 8 Daun Batang Buah Manfaat tunggal, lebar daun 6,4 cm daan panjang 16,2 cm, halus, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, tulang daun menyirip, ujung daun runcing bercabang dan ranting berbentuk segi empat berbintik-bintik hitam dan bulat Daun dan buah mengkudu dapat mengobati penyakit penyakit mulut dan hipertensi 12. Putri Malu (Mimosa pudica L) Gambar 13. Morfologi Jenis Putri malu (Mimosa pudica L.) (Keterangan a. Daun dan batang b. Bunga) Deskripsi umum 11. Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Daun Batang Bunga Manfaat Perawakan liana atau tumbuhan menjalar dengan panjang mencapai 1 m yang tergolong kedalam Family Mimosaceae Majemuk, halus, pangkal daun tumpul, tepi daun halus, pertulangan daun berseri, ujung daun lancip, lebar daun 1,5 cm dan panjang 4,8 cm bulat, berduri, berbulu, dan menjalar bulat, halus serta bagian dalam bunga halus Akar putri malu dapat menyembuhkan penyakit liver. 13. Karamunting malabathricum Linn.) Gambar 12. Morfologi Jenis Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) (keterangan a. keseluruhan bagian tumbuhan, b. daun) Deskripsi Perawakan perdu tinggi umum mencapai 20,4 cm dengan nama Family dari Lamiaceae Daun Tunggal, halus, pangkal daun runcing, tepi daun bergerigi, tulang daun menyirip, ujung daun runcing, panjang daun 4,6 cm dan lebar 2,3 cm Batang memiliki banyak cabang memiliki Bunga berwarna putih dan bunganya halus dan bentuknya menyerupai kumis kucing Manfaat Daun kumis kucing dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan. ( Melastoma Gambar 14. Morfologi Jenis Karamunting (Melastoma malabathricum Linn.) (keterangan: a. bunga, b. batang) Deskripsi umum 9 Perawakan perdu dengan tinggi mencapai 1 m, nama Famili Melastomataceae Daun Batang Bunga Biji Manfaat tunggal dan tebal, kasar, pangkal daun bulat, tepi daun rata, pertulangan daun memanjang, daun meruncing, lebar daun 3,5 cm dan panjang 6,4 cm memiliki banyak cabang berwarna ungu putih, bulat Kecil Daun dan akar karamunting dapat menyembuhkan penyakit kulit. 15. Pecut kuda (Stachytarpeta jamaicensis (L.) Vahl Gambar 16. Morfologi jenis Pecut kuda (Stachytarpeta jamaicensis (L.) Vahl (Keterangan. a. Daun b. Batang) Deskripsi Perawakan herba berukuran umum kecil tinggi 110,12 cm dengan nama Famili Verbenaceae Daun Letak daun berlawanan, daunnya kasar dan memiliki banyak guratan pangkal bulat, bergerigi ujung meruncing dan pertulangan C daunnya menyirip serta lekukan daunnya jelas Bunga Majemuk, bulat bentuk corong dan halus berwarna ungu putih Batang Halus,bulat dan berwarna hijau dan batang tuanya berwarna coklat kehitaman Manfaat Akar pecut kuda dapat mengobati penyakit khusus wanita. 14. Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC. Gambar 15. Morfologi Jenis Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) (Keterangan a. daun, b. keseluruhan bagian tumbuhan, c. batang) Deskripsi umum Daun Bunga Buah Biji Manfaat Perawakan perdu tinggi mencapai 24,4 cm dengan nama Famili Compositae Berseling, kasar berbulu, pangkal daun lancip, tepi daun bergerigi, pertulangan daun berseri ujung daun lancip, panjang daun 11,6 cm dan lebar 4 cm Majemuk Kotak, silindris Kecil Daun dan akar sembung dapat mengobati penyakit khusus wanita, saluran pembuangan dan sakit kepala dan demam. 10 16. Sawi langit (Vernonia cinera) umum A Daun Bunga Batang Gambar 17. Morfologi Jenis Sawi langit (Vernonia cinera) (Keterangan. a. bunga b. Daun c. batang) Deskripsi umum Daun Bunga Buah Batang Manfaat Manfaat Perawakan herba berukuran kecil, tinggi mencapai 74,3 cm dengan nama Famili Asteraceae Tungkai, kasar, pangkal bulat, tepi daun bergerigi, pertulangan daun menyirip, ujung daun tumpul Bulat pipih, halus letaknya diketiak daun,bagian dalam bunga halus bulat lonjong tegak bulat dan halus Daun dan batang sawi langit dapat menyembuhkan penyakit kulit. mencapai 1 m yang tergolong dalam Famili Asteraceae Tunggal berseling pangkal daun bulat, tepi daun bergerigi, tulang daun menyirip tidak beraturan, ujung daun runcing Berbentuk bulat, berserabut tegak dan memiliki banyak cabang-cabang. Batang tegak dan berbulu halus . batang C mudanya berwarna hijau muda sedangkan batang tuanya berwarna hijau kecoklatan Daun bandotan dapat menyembukan penyakit liver. 18. Tahi ayam ( Lantana Camara L) Gambar 19. Morfologi Jenis Tahi ayam (Lantana camara L.) (Keterangan a. Bunga, b. Daun) Deskripsi umum Daun 17.Bandotan (Ageratum conyzoides) Batang Bunga Buah Manfaat Gambar18. Morfologi Jenis Bandotan (Agreatum conyzoides) (Keteranagn a. daun b. bunga c. Batang) Deskripsi Perawakan herba dengan tinggi 11 Perawakan herba berukuran kecil, tinggi 68 cm dengan nama Famili Verbenacee tunggal, kasar, pangkal daun lancip, tepi daun bergerigi, pertulangan daun menyirip, B ujung daun runcing, lebar 4,6 cm dan panjang 6,2 cm berbulu dan berduri serta bulat dan berdiri tegak majemuk, berambut halus dan bagian dalam bunganya halus bergerombol dan bulat Daun dan akar tahi ayam dapat menyembuhkan C penyakit kulit, penyakit mulut dan penyakit saluran pernapasan. 19. Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Batang Manfaat 1 tulang daun, ujung daun tumpul. Tidak memiliki buah dan bunga halus dan bulat licin Akar paku laut dapat menyembuhkan penyakit mulut. 21. Pepaya (Carica papaya L.) Gambar 20. Morfologi Jenis Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) (keterangan a. batang dan bunga, b. daun) Deskripsi Perawakan herba dengan umum tinggi mencapai 23,4 cm dengan nama Family Euphorbiaceae Daun tunggal, agak halus, pangkal daun bundar, tepi daun tidak rata, tulang daun berseri, ujung daun runcing dan tajam, panjang daun 6 cm dan lebar 3,2 cm Batang Tegak dan berambut Bunga berwarna putih dan halus dan berada di ketiak daun Manfaat Daun patikan kebo dapat menyembuhkan penyakit saluran pernapasan. Gambar 22. Morfologi Jenis Pepaya (Carica papaya L.) (keterangan a. daun b. batang) Deskripsi Perawakan herba tinggi umum mencapai 4 m dengan nama Family Caricaceae Daun tunggal dan memiliki cabang-cabang, lebar daun 13,3 cm dan panjang 15 cm, tulang daun tidak beraturan, tepi daun bergerigi, ujung daun runcing Batang tegak dan licin Manfaat Akar pepaya dapat menyembuhkan penyakit malaria dan sakit kepala. 20. Paku laut (Acrostichum aureum L.) 22. Buta-buta lalat (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) Gambar 21. Morfologi Jenis Paku laut (Acrostichum aureum L.) (keterangan a. daun b. batang) Deskripsi Perawakan herba tinggi umum mencapai 40 cm dengan nama Famili Pteridaceae Daun tunggal, lebar daun 1,8 cm dan panjang 7 cm, halus dan licin, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, terdapat Gambar 23. Morfologi Jenis buta-buta lalat (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) (Keterangan a. daun b. bunga). 12 24. Kunyit (Curcuma domestica valeton) Deskripsi umum Daun Batang Bunga Manfaat Perawakan semak tinggi mencapai 1 m dengan nama Famili Sapotaceae tunggal, halus, tepi daun rata, pangkal daun tumpul, pertulangan daun menyirip, ujung daun runcing, lebar daun 9,4 cm dan panjang daun 11,6 cm batang kayu beralur- alur berwarna merah muda dan berambut halus serta menjulur kebawah Daun buta-buta lalat dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan dan saluran pernapasan. Gambar 25. Morfologi Jenis Kunyit (Curcuma domestica valeton) (keterangan a. keseluruhan bagian tumbuhan, b. bunga, c. daun) Deskripsi Perawakan semak tinggi umum mencapai 1 m dengan nama Famili Zingiberaceae Daun Tunggal, kasar, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, pertulangan daun menyirip, ujung daun meruncing, panjang daun 37,4 cm dan lebar 9,6 cm Batang Berupa pelepah tidak berbuah Buah bulat berwarna kuning B putih halus Bunga berwarna kuning Manfaat Rimpang kunyit dapat digunakan untuk perawatan persalinan dan kehamilan. 25. Meniran (Phyllanthus niruri L.) 23. Lengkuas (Alpinia galangal) (L.) Sw. Gambar 24. Morfologi Jenis lengkuas (Alpinia galangal) (L.) Sw. (keterangan a. batang, b. daun) Deskripsi Perawakan semak tinggi umum mencapai 1,24 m dengan nama Family Zingiberaceae Daun Tunggal, berpelepah, tepi daun tidak rata, pertulangan daun menyirip, ujung daun runcing, panjang daun 26.4 cm dan lebar 4 cm Batang Batang dari lengkuas ini beralur-alur, sama dengan tumbuhan kunyit Manfaat Rimpang lengkuas dapat menyembuhkan penyakit kulit. Gambar 26. Morfologi Jenis Meniran (Phyllanthus niruri L.) (Keterangan a. daun, b. batang) Deskripsi Perawakan semak tinggi umum mencapai 25 cm dengan nama Famili Euphorbiaceae Daun majemuk, halus, pangkal 13 Batang Buah Manfaat daun bulat, tepi daun rata, serta terdapat 1 pertulangan daun dan memiliki ujung daun yang bulat, lebar daun 0,7 cm dan panjang 1 cm batang agak lcin dan memiliki banyak cabangcabang Bulat dan lonjong dan terdapat dibagian bawah daun Daun meniran dapat menyembuhkan penyakit hipertensi. 27. Alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Raeusch) Gambar 28. Morfologi Jenis Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Raeusch.) (Keselurahan bagian tumbuhan) Deskripsi umum 26. Terong pipit (Solanum torvumv) Daun Manfaat Gambar 27. Morfologi Jenis Terong pipit (keterangan a. daun b. batang) Deskripsi Perawakan semak tinggi umum mencapai 1 m dengan nama famili Solanaceae Daun kasar berbulu, panjang daun 13,2 cm dan lebar 9,4 cm, pangkal daun bulat,tepi daun bergerigi pertulangan daun menyirip beraturan dan ujung daun bergerigi Batang halus berbulu dan berduri Buah bulat menyerupai terong dan berwarna hijau dan biasa di jadikan sayur Manfaat Daun dan buahnya dapat mengobati penyakit mata dan hipertensi. Perawakan rumput tinggi mencapai 40 cm dengan nama Famili Poaceae Tunggal, lebar daun 1,4 cm dan panjang 36 cm, tepi daun tidak rata, pangkal daun bulat, ujung daun runcing. Memiliki pelepah daun dan daunnya kasar. Rimpangnya dapat menyembuhkan sakit kepala dan demam. 28. Serai (Cympobogon citarus (DC) Stapf) Gambar 29. Morfologi Jenis Serai (Cympobogon citarus (DC) Stapf) (Keterangan. a. daun b. rimpang) Deskripsi Perawakan rumput tinggi umum mencapai 40 cm dengan nama Famili Poaceae Daun berpelepah, daun bagian tas kasar, bagian bawah kasar, pangkal daun tumpul, tepi daun tidak rata, pertulangan daunnya hanya terdapat 1, ujung daun runcing, lebar daun 1 cm 14 Batang Manfaat dan panjang daun 33 cm berubah pelepah tidak memiliki buah tetapi berupa rimpang Daun dan akarnya dapat menyembuhkan penyakit patah tulang. 30. Paku Udang (Polypodiaceae Bedd.) Gambar 31. Morfologi Jenis Paku udang (Polypodiaceae Bedd.) (Keterangan a. Batang, b. Daun) Deskripsi Perawakan epifit tinggi umum mencapai 5 cm dengan nama Famili Polypodiaceae Daun Majemuk, agak kasar, pangkal daunB tumpul, tepi daun tidak rata, terdapat 1 tulang daun, ujung daun runcing, panjang daun 4 cm dan lebar 2 cm Batang Tegak Manfaat Daunnya dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan. 29. Paku Hata ( Lygodium circinatum (Burn.)Sw. Gambar 30. Morfologi Jenis Paku hata (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.) (Ket. a. daun b. keseluruhan bagian tumbuhan) Deskripsi Perawakan perdu dengan umum tinggi mencapai 21,5 cm dengan nama Famili Lygodiaceae Daun Tunggal, agak kasar, pangkal tumpul, tepi daun rata, pertulangan daun terdapat 1 tulang daun, ujung daun runcing, panjang daun 8 cm dan lebar daun 2,3 cm. Pada tanaman ini tidak memiliki bunga buah dan biji yang lengkap. Tunas Tunasnya tegak lurus dan pada ujungnya melilit Manfaat Daun dan getahnya dapat menyembuhkan luka. 5.2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan ditemukan 30 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan produksi desa kaindi. 30 jenis tumbuhan obat tersebut terdiri dari 22 famili, 7 habitus, 10 bagian tumbuhan yang di gunakan dan 13 kelompok penyakit. Berdasarkan 22 jenis famili tersebut bahwa famili Asteraceae dan Euphorbiaceae merupakan famili yang memiliki jenis paling banyak. Famili Asteraceae yaitu sawi langit (Vernonia cinera), bandotan (Ageratum conyzoides) dan sembung (Blumea balsamifera (L.) DC sedangkan yang termaksut kedalam famili Euphorbiaceae yaitu buta-buta lalat (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax), meniran (Phyllanthus niruri L.) dan patikan kebo (Euphorbia hirta L.). 15 Di Sulawesi Tenggara tercatat 204 jenis tumbuhan obat yang tersebar dan tergolong kedalam 40 famili dimana famili Fabaceae merupakan famili paling banyak kemudian famili Asteraceae. Adapun ciri-ciri jenis dari famili Asteraceae ini yaitu jenisnya tergolong dalam habitus herba. Batang, daun dan bunganya berambut halus serta tumbuh secara liar. Jenis-jenis tumbuhan obat mengandung berbagai zat-zat kimia yang dapat di gunakan untuk mengobati penyakit, misalnya sembung mengandung zat kimia antara lain borneol, limonene, dimethyl eter phloroacetophenone ( Kinho et al, 2011). Sedangkan famili Euphorbiaceae terdiri atas pohon, perdu, semak, dan sebagian besar merupakan tumbuhan bergetah. Jenis-jenis tumbuhan yang termasuk dalam family Euphorbiaceae misalnya tumbuhan yang mengandung zat-zat kimia antara lain tumbuhan meniran mengandung filantin, kalium, mineral dan damar (Arisandi dan Andriani, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 30 jenis tumbuhan obat yang tergolong dalam 7 habitus yaitu herba, semak, perdu, pohon, rumput, epifit dan liana. Pohon merupakan jenis yang paling banyak ditemukan seperti pohon mahoni, jambu batu, ketapang, jati, jambu mente, pinang, pulai, asam sedangkan habitus yang paling sedikit yaitu habitus epifit dan liana seperti paku udang dan paku hata. Berdasarkan data yang dilaporkan di Sulawesi Tenggara, pohon juga merupakan habitus yang paling banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit bahkan di Indonesia juga pohon menduduki urutan pertama yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan habitus herba, semak, perdu, epifit dan liana (Anggana, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 30 jenis tumbuhan obat yang tergolong dalam 7 habitus yaitu herba, semak, perdu, pohon, rumput, epifit dan liana. Daun merupakan bagian yang paling sering digunakan. Tumbuhan yang daunnya dimanfaatkan sebagai obat yaitu sawi langit, bandotan, paku hata, sembung, tahi ayam, buta-buta lalat, jati, serai, meniran, jambu mente, kumis kucing, patikan kebo paku laut, mengkudu dan ketepeng cina sedangkan yang paling sedikit digunakan yaitu pada bagian batang dan getah seperti pada tanaman sawi langit dan paku hata. Di Sulawesi tenggara dilaporkan bagian tanaman yang sering digunakan untuk obat yaitu pada bagian daun mencapai 41,53%. Secara alami kandungan alkaloid berkhasiat obat kebanyakan terakumulasi pada bagian daun. Daun merupakan tanaman yang paling sering digunakan karena daun termasuk tempat pengolahan makanan yang berfungsi sebagai obat. Daun juga sangat mudah diperoleh dan mudah dibuat serta diramu sebagai obat dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Darsini, 2013). Kelompok tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakitnya menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan menggunakan tumbuhan obat. Jenis penyakit yang paling banyak disembuhkan yaitu penyakit saluran pembuangan sedangkan yang paling sedikit yaitu perawatan pasca persalinan dan kehamilan. Menurut data yang ada di Sulawesi Tenggara penyakit gangguan peredaran darah merupakan penyakit yang paling banyak disembuhkan dan penyakit khusus wanita merupakan penyakit yang paling sedikit disembuhkan. Berdasarkan hasil rekapitulasi ditemukan 204 jenis tumbuhan obat yang tersebar di Sulawesi Tenggara dan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat lokal. Hasil penelitian 30 jenis yang ditemukan pada penelitian ini tidak menambah jumlah jenis tumbuhan obat di Sulawesi Tenggara dari 204 jenis yang pernah dilaporkan sebelumnya. VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Terdapat 30 jenis tumbuhan obat di hutan produksi di Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan yang 16 didominasi famili Asteraceae dan Euphorbiaceae dimana famili Asteraceae yaitu sawi langit (Vernonia cinera), bandotan (Ageratum conyzoides), sembung (Blumea balsamifera (L.) DC dan famili Euphorbiaceae yaitu buta-buta lalat (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax), meniran (Phyllanthus niruri L.) dan patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dengan habitus pohon. Daun merupakan bagian tanaman yang umum digunakan dan Jenis-jenis yang ditemukan berpotensi mengobati 13 jenis penyakit. Salurran Kencing Di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Jurusan Biologi Fakultas Mipa Universitas Udayana. Harianti. 2015. Pemanfaatan Jenis-Jensi Tumbuhan Obat Hutan Oleh Masyarakat Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa di kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari [Skripsi]. Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. Kendari. 6.2. Saran Hartati S. 2011. Gulma dan Rempah Berkhasiat Obat. IPB Press. Bogor. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan saran yaitu Jenis-jenis tumbuhan obat sebaiknya dibudidayakan agar pengambilannya lebih mudah didapatkan dan perlu di lakukan penelitian selanjutnya mengenai tumbuhan obat agar masyarakat lebih mengetahui manfaat dari tanaman obat itu sendiri serta mengetahui lokasi terdapatnya jenis tumbuhan obat bila di butuhkan. Hasmina., 2012. Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Pulau Binongko Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Halu Oleo. Kendari. Indrawati, Sabilu. Y, Ompo. A., 2014. Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Masyarakat susku Moronene di Desa Rau-Rau Sulawesi Tenggara. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tengggra dan Laboratorium Biologi Universitas Halu Oleo Kendari Sukawesi Tenggara. Kendari. DAFTAR PUSTAKA Anggana A. F, 2011. Kajian Etnobotani Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Gunung Merapi [Skripsi]. Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor. Bogor. Arisandi. Y.,Y. Andriyani. 2011. Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan. Jakarta: PT. Eksa medika. Jaya U. 2014. Pelestarian Tanaman Obat Berkayu Oleh Masyarakat Pada Kawasan Tahura Nipa-Nipa [Skripsi]. Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Halu Oleo. Sulawesi Tenggara. Dalimartha S. dr. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta. Kabangnga Y, Purwanto E, dan Sugiharta A. 2012. Tumbuhan Obat Taman Nasional Kutai. Balai Taman Nasional Kutai. Kalimantan Timur. Darsini, N., 2013. Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Berkkhasiat Untuk Pengobatan 17 Kinho J. Arini D.I.D. Tabba S. Kama H. Kafier Y. Shabri S. dan Karundeng C.M. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan. Manado. Lemabaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Rahayu M. Prawiroatmodjo S. 2004. Tumbuhan Obat Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara. Rijai, L., 2003. Bioprospeksi suatu saradigma baru dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Bogor program pascasarjana S3, Institut Pertanian Bogor Kinho J. Arini D.I.D. Tabba S. Kama H. Kafier Y. Shabri S. dan Karundeng C.M. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan. Manado. Lucas, K., and D. Maxey, 2006. Field test of the Area Tree Cruise Method.Http/www. Island.net – kiles. Sanusi. M. R., 2012. Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Etnis Tolaki Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe. Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Halu Oleo. Kendari. Setiawan. H, Qiptiyah. M., 2014. Kajian Etnobotani Masyarakat Adat Suku Moronene Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Balai Penelitian Kehutanan Makassar dan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Makassar. Makati, Y., 2014. Studi Manfaat Tanaman Obat Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Raya Nipa – Nipa. Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Halu Oleo. Kendari. Martin, H., 1995. Instrumen Penelitian. Bandung: Universitas Padjajaran Sinta. D., 2014. Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Desa Puupi Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Halu Oleo. Kendari. Nasir, M., 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Noorcahyati S,Hut. 2012. Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Kalimantan Timur. Tafsir., 2011. Identifikasi Tanaman Obat yang digunakan Oleh Masyarakat Bugis di Desa Lere Kecamatan Basala Kabupaten Konsel. Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Halu Oleo. Kendari. Rahayu.M, Sunarti. S, Sulistiarini. D, Prawiroatmodjo. S., 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Tradisional Oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Herbarium Bogoriense, Bitang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Usman. Y. M., 2015. Tumbuhan Berkhasiat Obat yang di Gunakan Masyarakat Di Desa Lapoa Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. 18 Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Halu Oleo. Kendari. Windadri. F. I., Rahayu.M, Uji. T, Rustiami. H., 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat Lokal Suku Muna di Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Bogor.Kendari. Zainal, P. F., 2013. Keaneragaman Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Oleh Suku Buton Di Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota Bau – Bau Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo Kendari. Zuraida, Lelana. A, Nuroniah, H.S, 2009. Perkembangan Biofarmaka Kehutanan. Pusat Litbang Hutan Tanaman dan Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor. Zuhud dan Siswoyo. 2001. Rancangan strategi konservasi tumbuhan obat Indonesia. Kerjasama pusat pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati BAPEDAL dengan fakultas kehutanan IPB. Jakarta. 19