1 EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DI

advertisement
EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT
DI HUTAN PRODUKSI DESA KAINDI KECAMATAN LAINEA
KABUPATEN KONAWE SELATAN
Exploration of Medicinal Plant Species Diversity in Production Forest area in
Kaindi Village of Lainea District South Konawe
Hikmah, Faisal Danu Tuheteru dan Albasri
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat di
Hutan Produksi Desa Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016. Pengambilan sampel
dengan metode jelajah Cruise Method, Metode Participatiry Rural Appraisal dan
metode wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.Hasil
identifikasi jenis tumbuhan obat di Hutan Produksi Desa Kaindi Kecamatan
Lainea Kabupaten Konawe Selatan terdapat 30 jenis tumbuhan yang terdiri dari
22 famili. Family dengan jenis terbanyak adalah Asteraceae dan Euphorbiaceae
yaitu 3 jenis tumbuhan obat yang berfungsi sebagai obat yang dimanfaatkan oleh
masyarakat. Bagian (organ) tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat desa
kaindi kecamatan lainea kabupaten konawe selatan adalah akar, batang, daun,
kulit batang, rimpang, getah dan buah. Pengetahuan masyarakat tentang cara
pemakaian tumbuhan obat bervariasi tergantung jenis tumbuhan yang digunakan.
Cara pemakain tumbuhan obat yaitu direbus, dilumatkan, ditumbuk, di makan
langsung, di gigit langsung, dipotong-potong, dioles dan dibakar yang dapat
mengobati penyakit-penyakit tertentu.
Kata Kunci: Hutan Produksi, Tumbuhan Obat, Desa Kaindi. Kecamatan Lainea
, Asteraceae Euphorbiaceae.
ABSTRACT
This study aims to determine the types of medicinal plants in Production Forest
Area in Kaindi Village of Lainea District of South Konawe. This study was conducted
from May until July 2016. Sampling method was cruising by Cruise Method,
Participatiry Rural Appraisal Method and interviews, then analyzed by descriptively
qualitative.
The results of this study is there are 30 species from 22 famlies which Asteraceae and
Euphorbiaceae are the most families has found, that serves as a drug by the community.
Section (organs) of plants used by rural communities of kaindi village of Lainea districts
South Konawe are roots, stems, leaves, bark, rhizomes, sap and fruit. Community
knowledge of how to use medicinal plants is varies depending on the type of plants used.
How the usage of medicinal plants are namely boiled, pounded, eaten straight, direct
bitten, cut, smeared and burned to treat certain diseases.
Keywords: Production
Forests,
Euphorbiaceae.
Medicinal
1
Plants,
Kaindi
village.
Asteraceae
paling
banyak
disembuhkan
adalah
pengobatan luka. Bagian tumbuhan yang
digunakan untuk obat adalah daun, batang,
biji, rimpang, kulit batang, umbi, semua
bagian tanaman dan akar (Indrawati et al,
2014).
Studi identifikasi tumbuhan obat di
konawe selatan telah dilakukan pada
Masyarakat Bajo Desa Puupi Kabupaten
Konawe Selatan (Sinta, 2014), Masyarakat
Lapoa Kecamatan Tinanggea (Usman, 2015)
dan Masyarakat Bugis Desa Lere Kecamatan
Basala Konawe selatan (Tafsir, 2011).
Penelitian serupa pada hutan produksi masih
terbatas. Hutan produksi di desa Kaindi
merupakan komponen penting dari kesatuan
pengelolaan hutan (KPH) Gularaya. Secara
administrasi jumlah penduduk desa Kaindi
sekitar 423 jiwa. Menurut masyarakat desa
Kaindi potensi tanaman obat yang terdapat
dalam kawasan hutan produksi sangat
beragam mulai dari tumbuhan berkayu
sampai
anakan, hingga pada tingkat
tumbuhan jenis perdu. Berdasarkan hal
tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang
identifikasi tumbuhan obat di Desa Kaindi
Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe
Selatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat desa Kaindi
Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe
Selatan. Manfaat dari penelitian ini adalah
dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat
yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten
Konawe Selatan
PENDAHULUAN
Tumbuhan obat merupakan tumbuhan
yang bagian tumbuhannya (daun, batang,
atau akar) mempunyai khasiat sebagai obat
dan digunakan sebagai bahan mentah dalam
pembuatan obat modern dan obat tradisional
(Zuhud, 1991). Di Indonesia dilaporkan
sebanyak 1.260 jenis tumbuhan obat yang
ditemukan di hutan. Pemanfaatan tumbuhan
obat tersebut oleh masyarakat lokal
digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit seperti penyakit mata, patah
tulang,
perawatan
pasca
persalinan,
penyakit ginjal, sakit kuning dan penyakit
saluran pembuangan. Secara umum bagian
tanaman yang dimanfaatkan adalah daun,
rimpang, batang, akar, kulit batang, seluruh
bagian tanaman, biji, buah dan umbi (Zuhud
dan Haryanto, 1994).
Berdasarkan
hasil
penelitian
tumbuhan obat di Sulawesi Tenggara
dilaporkan sebanyak 204 jenis yang
tergolong dalam 40 famili dan tersebar di
berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.
Ditemukan 28 jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan suku Tolaki Kecamatan
Sampara Kabupaten Konawe (Sanusi,
2012), 54 jenis tumbuhan obat suku Buton
Kecamatan Betoambari Kota Bau-Bau
(Zainal, 2013), 21 jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan masyarakat Bugis Desa Lere
Konawe Selatan (Tafsir, 2011), 73 jenis
tumbuhan
obat
yang
dimanfaatkan
masyarakat lokal pulau Wawonii (Rahayu et
al., 2006), 25 jenis tanaman obat yang
dimanfaatkan masyarakat Taman Hutan
Raya Nipa-Nipa (Makati, 2014), 37 jenis
tumbuhan
obat
yang
dimanfaatkan
masyarakat Binongko Wakatobi (Hasmina,
2012) dan 61 jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan masyarakat lokal suku Muna
Kecamatan Wakarumba Kabupaten Muna
(Windadri et al., 2006). Masyarakat Lokal
Sulawesi Tenggara memanfaatkan bagian
obat tersebut untuk mengobati berbagai
penyakit diantaranya adalah penyakit ginjal,
pengobatan luka, penyakit kuning, saluran
pembuangan, saluran pernapasan, patah
tulang dan muntah darah. Penyakit yang
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan
Produksi di desa Kaindi Kecamatan Lainea
Kabupaten Konawe Selatan pada bulan MeiJuli 2016.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu semua jenis tumbuhan yang
berpotensi obat yang terdapat di lokasi
2
penelitian, buku petunjuk identifikasi
tumbuhan
obat,
lembaran
kuisioner,
Masyarakat Desa Kaindi Kecamatan Lainea
Kabupaten
Konawe
Selatan
sebagai
responden. Sedangkan alat yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain : GPS,
Kamera digital, alat tulis menulis, pita meter.
lapangan yaitu observasi dan wawancara,
dengan cara indentifikasi tumbuhan obat dan
mewancarai responden tentang pemanfaatan
tumbuhan obat sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak
lain baik dari studi pustaka maupun dari
perorangan, instansi/ dinas/ lembaga yang
berhubungan dengan tujuan penelitian yaitu
letak geografis dan administrasi desa, iklim,
diperoleh dari Badan Pusat Statistik, peta
kawasan diperoleh dari Balai inventarisasi
pemetaan hutan, jumlah penduduk dan
Keadaan sosial diperoleh dari Kantor Badan
Pusat Statistik (BPS).
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua jenis tumbuhan obat yang terdapat
pada Hutan Produksi dan masyarakat desa
Kaindi Kecamatan Lainea Kabupaten
Konawe Selatan. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah keseluruhan jenis
tumbuhan obat yang ditemukan pada saat
penelitian dengan luas 18 ha dimana jumlah
responden yaitu 20 % dari jumlah
keseluruhan KK desa kaindi atau 84
responden
masyarakat
desa
Kaindi
Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe
Selatan dengan jumlah kepala keluarga (KK)
423 menurut data Desa Kaindi Kecamatan
Lainea
KabupatenKonawe Selatan (Arikunto, 2011).
D. Jenis dan Sumber Data
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan beberapa
tahapan diantaranya: 1) tahapan persiapan
dan pengumpulan data sekunder, 2) tahapan
observasi, 3) pengumpulan data primer, 4)
teknik identifikasi.
F. Variabel Penelitian
Variabel
yang
diamati
dalam
peneliitian ini adalah jenis-jenis tumbuhan
obat yang terdapat di Desa Kaindi
Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe
Selatan. Penelitian identifikasi jenis-jenis
didasarkan pada karakteristik morfologi
tumbuhan daun, batang, bunga, biji, buah
dan lain sebagainya, sedangkan data
penunjang adalah khasiat jenis tumbuhan
obat yang digunakan, bagian yang
dimanfaatkan sebagai obat dan cara
pengolahan bagian tanaman yang digunakan
oleh masyarakat Desa Kaindi Kecamatan
Lainea Kabupaten Konawe Selatan.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini ada 2 yaitu kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data
informasi yang berupa simbol atau bilangan.
Perhitungan
secara
kuantitatif
dapat
dilakukan untuk menghasilkan suatu
kesimpulan yang berlaku umum didalam
suatu parameter. Dalam penelitian ini jenis
data kuantitatif yaitu berupa tinggi pohon,
panjang daun dan lebar daun. Sedangkan
data kualitatif lebih banyak membutuhkan
waktu dan sulit dikerjakan karena harus
melakukan wawancara, observasi diskusi
atau pengamatan . Dalam penelitian ini data
kualitatif dilakukan dengan pengamatan
tumbuhan
obat
dan
mewawancarai
responden yang berada di Desa Kaindi
Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe
Selatan.
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder . Data primer adalah data yang
diperoleh dari pengamatan langsung di
G. Teknik Analisis Data
Data
yang
telah
dikumpulkan
kemudian dianalisis secara deskriptif
kualitatif yakni mendeskripsikan ciri-ciri
morfologi dan jenis tumbuhan yang dijumpai
di lokasi penelitian. Setiap jenis tumbuha
obat yang ditemukan diuraikan hirarki
taksonominya dengan berpedoman pada
buku identifikasi tumbuhan obat. Selain itu,
untuk mengetahui nama spesies pada setiap
jenis tumbuhan dapat dibuatkan kunci
determinasi, selain itu pula dideskripsikan
3
tentang kegunaan tumbuhan obat yang
dijumpai di lokasi penelitian yakni:
1. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat
2. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai
obat apa
3. Cara penggunaan tumbuhan obat tersebut.
habitus
yakni
terna/herba,
pohon,
perdu,semak, rumput, epifit dan
liana. Pohon merupakan habitus yang paling
banyak dengan presentase 26.67% dan
habitus yang paling sedikit yaitu epifit dan
liana (3.33%). Kelompok tumbuhan obat
berdasarkan habitus disajikan pada Tabel 6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6. Komposis Jenis Tumbuhan Obat
berdasarkan Habitus
A. Hasil Penelitian
1
Habitus
(LifeFrom)
Pohon
2
Perdu
3
Herba
4
Semak
No
1. Komposisi Jenis Tumbuhan Obat
Berdasarkan Famili, Habitus, Bagian
Tumbuhan yang digunakan dan
Kelompok Penyakit
Data keanekagaman jenis tumbuhan
obat berdasarkan famili disajikan pada Tabel
5. Tabel 5 menunjukkan bahwa ditemukan
30 jenis tumbuhan obat yang tergolong
dalam 22 famili. Famili Asteraceae dan
Euphorbiaceae merupakan famili yang
memiliki jenis paling banyak (3 jenis)
dibandingkan dengan famili yang lain.
Tumbuhan Obat
Spesies
1. Pulai
2. Asam
3. Mahoni
4. Jambu batu
5. Ketapang
6. Jati
7. Jambu mente
8. Pinang
1. Ketepeng cina
2. Mengkudu
3. Kumis kucing
4. Putri malu
5. Karamunting
6. Sembung
1. Pecut kuda
2.Sawi langit
3. Bandotan
4. Tahi ayam
5. Patikan kebo
6. Paku laut
7. Pepaya
1. Buta-buta lalat
Jumlah spesies
8
Presentase (%)
26,67
6
20,00
7
23,33
5
16,67
2
6,67
1
1
3,33
3,33
2. Lengkuas
3. Kunyit
4. Meniran
5. Terong pipit
Tabel 5. Komposisi Jenis Tumbuhan
Obat Berdasarkan Famili
5
Rumput
6
7
Liana
Epifit
1. Alang-alang
2. Serai
1. Paku hata
1. Paku udang
Total
30
100
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan bagian tumbuhan obat
yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa
Kaindi, maka bagian tumbuhan yang
digunakan dikelompokkan kedalam 7
kelompok diantaranya akar, buah, daun,
rimpang, batang, kulit batang dan getah.
Berdasarkan
hasil
identifikasi,
daun
merupakan bagian tumbuhan yang paling
banyak digunakan sebagai obat sedangkan
tunas, batang dan getah merupakan bagian
yang paling sedikit digunakan. Kelompok
tumbuhan obat berdasarkan bagian yang
digunakan disajikan pada Tabel 7.
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Tabel 7. Komposisi Jenis Tumbuhan Obat
Berdasarkan
Bagian
yang
digunakan
Ditinjau dari segi habitusnya, spesies
tumbuhan obat yang terdapat di desa Kaindi
Kecamatan Lainea kabupaten Konawe
Selatan dapat dikelompokkan kedalam 7
No
4
Tumbuhan Obat
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Bagian
Tumbuhan
yang
digunakan
Sebagai
Obat
1
Daun
Spesies
Sawi langit
Jumlah
Spesies
Presentase
(%)
18
45
Berdasarkan kelompok penyakit,
spesies tumbuhan obat di desa Kaindi dapat
di kelompokkan ke dalam 13 kolompok
penyakit . Kelompok penyakit yang paling
banyak menggunakan tumbuhan obat adalah
penyakit saluran pembuangan (6 spesies)
sedangkan yang paling sedikit disembuhkan
yaitu patah tulang, penyakit mata dan
perawatan persalinan dan kehamilan.
Tabel 9. Keanekaragaman Tumbuhan Obat
Berdasarkan Kelompok Penyakit
Bandotan
Paku hata
Sembung
Karamunting
Tahi ayam
Buta-buta lalat
Mengkudu
Ketepeng cina
Tumbuhan Obat
Kumis kucing
No
Kelompok Penyakit
Jambu batu
Spesies
Jumlah
Spesies
Patikan kebo
Jati
1
Patah tulang
1. Serai
1
2
Pengobatan luka
3
3
Penyakit khusus wanita
1. Jambu mente
2. Putri malu
3. Paku hata
1. Pecut kuda
Serai
Meniran
2
2. Sembung
Jambu mente
4
Penyakit kulit
5
Penyakit Malaria
6
7
Penyakit mata
Penyakit mulut
8
Penyakit saluran
pembuangan
Terong pipit
Paku udang
2
Rimpang
Lengkuas
3
7,5
Kunyit
Alang-alang
3
Akar
Ketapang
9
22,5
Paku laut
Papaya
Pecut kuda
9
Penyakit saluran
pernafasan
Sembung
Karamunting
Tahi ayam
Batang
Sawi langit
1
2,5
Buah
Jambu batu
5
12,5
Asam
6
1. Tahi ayam
4
Perawatan persalinan
dan kehamilan
1. Kunyit
1
11
Sakit kepala dan demam
1. Sembung
3
12
Hipertensi
13
Liver
3. Alang-alang
1. Meniran
2. Pinang
3. Mengkudu
4. Terong pipit
1. Putri malu
2. Bandotan
Sumber :
Pinang
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Terong pipit
Getah
Paku hata
1
2,5
Kulit batang
Pulai
3
7,5
Mahoni
Jambu batu
Total
1. Kumis kucing
2. Pepaya
Mengkudu
7
1
4
10
Serai
6
1. Terong pipit
1. Tahi ayam
2. Mengkudu
3. Jati
4. Paku laut
3
2. Buta-buta lalat
3. Asam
4. Patikan kebo
Putri malu
5
5
2. buta-buta lalat
3. Ketapang
4. Jambu batu
5. Paku udang
6. Sembung
Lanjutan..
4
1. Lengkuas
2. Sawi langit
3. Tahi ayam
4. Ketepeng cina
5. Karamunting
1. Mahoni
2. Pulai
3. Pepaya
40
100
Sumber
5
4
2
Buah
Manfaat
2.
Deskripsi Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
di Kelurahan Tobimeita Kecamatan
Abeli Kota Kendari
1. Pulai (Alstonia scholaris L.)
tunggal dan rasanya pahit.
Kulit batang mahoni bisa
menyembuhkan penyakit
malaria.
4. Jambu batu (Psidium guajava L)
Gambar 2. Morfologi Jenis Pulai (Alstonia scholaris
L.) (keterangan a. daun dan b.
batang)
Deskripsi
umum
Daun
Batang
Manfaat
Perawakan pohon tinggi mencapai 4 m
dengan
Famili Apocinaceae.
Tipe daun majemuk, pangkal daun bulat,
tepi daun tidak rata, tulang daun menyirip,
ujung
daun tumpul, panjang daun 14.7 cm dan
lebar 4,6 cm.
bulat, keras, berwarna coklat dan memilki
bercak-bercak putih di setiap batangnya
Kulit batang pulai dapat menyembuhkan
penyakit malaria.
Gambar 5. Mofologi jenis Jambu batu (Psidium
gujava L.) (Keterangan a. daun b. batang)
Deskripsi umum
Daun
3. Mahoni (Swietenia macrophyla)
Batang
Bunga
Manfaat
Gambar 4. Morfologi Jenis Mahoni
(Swietenia
macrophyla)
(keterangan a. daun b.
batang)
Deskripsi
umum
Daun
Batang
Perawakan pohon tinggi
mencapai 8 m dengan
nama famili Meliaceae.
tunggal, panjang daun
12,4 cm dan lebar 7 cm,
halus, pangkal daun bulat
tepi daun rata, ujung daun
runcing,
tulang daun
menyirip.
tegak lurus dan terkelupas
jika umur sudah tua.
6
Perawakan pohon tinggi
mencapai 5 m dengan nama
Famili Myrtaceae
Mengumpul secara spiral,
agak halus, pangkal daun
tumpul, tepi daun tidak rata,
pertulangan daun menyirip,
ujung daun runcing,
panjang daun 8,4 cm dan
lebar 4,2 cm.
tegak, terkelupas dan licin
berwarna putih dan
buahnya bulat berbiji.
Daun dan buah jambu batu
bisa
menyembuhkan
penyakit
saluran
pembuangan.
5. Ketapang (Terminalia catapa L.)
6. Jati (Tectona grandis L.
Gambar 7. Morfologi Jenis Jati Lokal
(Tectona garndis L.) (keseluruhan bagian
tumbuhan)
Gambar 6. Morfologi Jenis Ketapang
(Terminalia
catapa
L.)
(keterangan a. daun, b. batang)
Deskripsi umum
Daun
Batang
Buah
Manfaat
Deskripsi
umum
Perawakan pohon
tinggi mencapai 7
m dengan nama
Famili
Combretaceae
Tunggal,
lebar
daun 5,3 cm dan
panjang 13,7 cm,
halus,
pangkal
daun bulat, tepi
daun tidak rata,
tulang
daun
menyirip, ujung
daun bulat
Bulat bercabang,
dan
berantingranting
Berbentuk lonjong
berwarna
hijau
jika sudah masak
buahnya
bisa
dimakan
Akar dari pohon
ketapang ini bisa
menyembuhkan
penyakit saluran
pembuangan
Daun
Batang
Buah
Bunga
Manfaat
Perawakan pohon tinggi
mencapai 4 m dengan nama
Famili Lamiaceae
Tunggal, bagian atas daun
kasar, bagian bawah kasar
dan berbulu, pangkal daun
tumpul, dan bulat, tepi daun
tidak rata, pertulangan daun
berseri, ujung daun runcing,
panjang daun 46,7 cm dan
lebar 23,3 cm
kulit batang dari jati kasar dan
mudah terkelupas
Bulat berwarna coklat
majemuk terpisah pisah
Daun
jati
ini
bisa
menyembuhkan
penyakit
mulut
7. Jambu mente (Anacardium occidentale L.)
Gambar 8. Morfologi Jenis Jambu mente
(Anacardium occidentale L.)
(Keseluruhan bagian tumbuhan)
Deskripsi
Perawakan pohon tinggi
umum
mencapai 50,6 cm Family
Anacardiaceae
Daun
tunggal, agak halus,
pangkal daun tumpul, tepi
daun rata, pertulangan
7
Batang
Manfaat
daun menyirip, ujung daun
bulat, lebar daun 3,2 cm
dan panjang 6,7 cm
batang berkayu, bentuk
bulat bergetah dan
berwarna putih kotor
Daun jambu mente dapat
mengobati luka.
9. Ketepeng cina (Cassia alata L.)
Gambar 10. Morfologi Jenis Ketepeng cina
(Cassia alata L.) (Keterangan
a. Bunga, b. daun)
Deskripsi
Perawakan perdu berukuran
umum
kecil tinggi mencapai 1 m
yang tergolong dalam famili
Caesalpinaceae
Batang
berlekuk, berkayu bulat,
percabangan simpodial
berwarna coklat kotor
Daun
majemuk, panjang 10 cm
dan lebar 4 cm, letak daun
berhadapan, permukaan atas
kasar, bawah agak kasar,
pangkal membulat, tepi
rata, pertulangan menyirip,
dan ujung daun tumpul
Bunga
majemuk, tampak samping
panjang,/bentuk tandan,
bagian dalam halus
Manfaat
daun ketepeng cina dapat
mengobati penyakit kulit.
8. Pinang (Areca catechu L)
Gambar 9. Morfologi Jenis Pinang (Areca
catechu L) (keterangan a.
daun, b. batang)
Deskripsi umum
Daun
Batang
Manfaat
Perawakan pohon
dengan tinggi 1 m,
dengan nama
Family Arecaceae
mengumpul dan
menyirip, halus,
pangkal daun
tumpul, tepi daun
tidak rata,
pertulangan daun
menyirip, ujung
daun bergerigi,
panjang daun 20
cm dan lebar 15
cm
berkayu silindris
dan tidak
bercabang
Buah pinang dapat
mengobati
penyakit
hipertensi.
10. Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Gambar 11. Morfologi Jenis Mengkudu
(Morinda
citrifolia
L)
(keterangan
a. daun b.
batang)
Deskripsi
Perawakan perdu tinggi
umum
mencapai 2 m dengan
nama Famili Rubiaceae
8
Daun
Batang
Buah
Manfaat
tunggal, lebar daun 6,4 cm
daan panjang 16,2 cm,
halus,
pangkal
daun
tumpul, tepi daun tidak
rata, tulang daun menyirip,
ujung daun runcing
bercabang dan ranting
berbentuk segi empat
berbintik-bintik hitam dan
bulat
Daun dan buah mengkudu
dapat mengobati penyakit
penyakit
mulut
dan
hipertensi
12. Putri Malu (Mimosa pudica L)
Gambar 13. Morfologi Jenis Putri malu
(Mimosa
pudica
L.)
(Keterangan
a. Daun
dan
batang b. Bunga)
Deskripsi
umum
11. Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
Daun
Batang
Bunga
Manfaat
Perawakan
liana
atau
tumbuhan menjalar dengan
panjang mencapai 1 m yang
tergolong kedalam Family
Mimosaceae
Majemuk, halus, pangkal
daun tumpul, tepi daun halus,
pertulangan daun berseri,
ujung daun lancip, lebar daun
1,5 cm dan panjang 4,8 cm
bulat, berduri, berbulu, dan
menjalar
bulat, halus serta bagian
dalam bunga halus
Akar putri malu dapat
menyembuhkan
penyakit
liver.
13.
Karamunting
malabathricum Linn.)
Gambar 12. Morfologi Jenis Kumis
kucing
(Orthosiphon
aristatus)
(keterangan a. keseluruhan bagian
tumbuhan, b. daun)
Deskripsi Perawakan perdu tinggi
umum
mencapai 20,4 cm dengan
nama Family dari Lamiaceae
Daun
Tunggal, halus, pangkal daun
runcing, tepi daun bergerigi,
tulang daun menyirip, ujung
daun runcing, panjang daun
4,6 cm dan lebar 2,3 cm
Batang
memiliki banyak cabang
memiliki
Bunga
berwarna putih dan bunganya
halus
dan
bentuknya
menyerupai kumis kucing
Manfaat Daun kumis kucing dapat
menyembuhkan
penyakit
saluran pembuangan.
(
Melastoma
Gambar 14. Morfologi Jenis Karamunting
(Melastoma malabathricum
Linn.)
(keterangan: a.
bunga, b. batang)
Deskripsi
umum
9
Perawakan perdu dengan
tinggi mencapai 1 m, nama
Famili Melastomataceae
Daun
Batang
Bunga
Biji
Manfaat
tunggal dan tebal, kasar,
pangkal daun bulat, tepi daun
rata,
pertulangan
daun
memanjang,
daun
meruncing, lebar daun 3,5
cm dan panjang 6,4 cm
memiliki banyak cabang
berwarna ungu putih, bulat
Kecil
Daun dan akar karamunting
dapat
menyembuhkan
penyakit kulit.
15. Pecut kuda (Stachytarpeta jamaicensis
(L.) Vahl
Gambar 16. Morfologi jenis Pecut kuda
(Stachytarpeta
jamaicensis
(L.) Vahl (Keterangan. a.
Daun b. Batang)
Deskripsi
Perawakan herba berukuran
umum
kecil tinggi 110,12 cm
dengan
nama
Famili
Verbenaceae
Daun
Letak daun berlawanan,
daunnya kasar dan memiliki
banyak guratan pangkal
bulat,
bergerigi
ujung
meruncing dan
pertulangan
C
daunnya menyirip serta
lekukan daunnya jelas
Bunga
Majemuk, bulat bentuk
corong dan halus berwarna
ungu putih
Batang
Halus,bulat dan berwarna
hijau dan batang tuanya
berwarna coklat kehitaman
Manfaat
Akar pecut kuda dapat
mengobati penyakit khusus
wanita.
14. Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.
Gambar 15. Morfologi Jenis Sembung
(Blumea balsamifera (L.)
DC.) (Keterangan a. daun, b.
keseluruhan
bagian
tumbuhan, c. batang)
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
Biji
Manfaat
Perawakan perdu tinggi
mencapai 24,4 cm dengan
nama Famili Compositae
Berseling, kasar berbulu,
pangkal daun lancip, tepi
daun bergerigi, pertulangan
daun berseri ujung daun
lancip, panjang daun 11,6
cm dan lebar 4 cm
Majemuk
Kotak, silindris
Kecil
Daun dan akar sembung
dapat mengobati penyakit
khusus wanita, saluran
pembuangan dan sakit
kepala dan demam.
10
16. Sawi langit (Vernonia cinera)
umum
A
Daun
Bunga
Batang
Gambar 17. Morfologi Jenis Sawi langit
(Vernonia cinera) (Keterangan.
a. bunga b. Daun c. batang)
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
Batang
Manfaat
Manfaat
Perawakan herba berukuran
kecil, tinggi mencapai 74,3
cm dengan nama Famili
Asteraceae
Tungkai, kasar, pangkal
bulat, tepi daun bergerigi,
pertulangan daun menyirip,
ujung daun tumpul
Bulat pipih, halus letaknya
diketiak daun,bagian dalam
bunga halus
bulat lonjong
tegak bulat dan halus
Daun dan batang sawi langit
dapat
menyembuhkan
penyakit kulit.
mencapai 1 m yang tergolong
dalam Famili Asteraceae
Tunggal berseling pangkal daun
bulat, tepi daun bergerigi,
tulang daun menyirip tidak
beraturan, ujung daun runcing
Berbentuk bulat, berserabut
tegak dan memiliki banyak
cabang-cabang. Batang tegak
dan berbulu halus . batang
C
mudanya berwarna
hijau muda
sedangkan
batang
tuanya
berwarna hijau kecoklatan
Daun
bandotan
dapat
menyembukan penyakit liver.
18. Tahi ayam ( Lantana Camara L)
Gambar 19. Morfologi Jenis Tahi ayam
(Lantana camara L.) (Keterangan
a. Bunga, b. Daun)
Deskripsi
umum
Daun
17.Bandotan (Ageratum conyzoides)
Batang
Bunga
Buah
Manfaat
Gambar18. Morfologi Jenis Bandotan
(Agreatum
conyzoides)
(Keteranagn a. daun b. bunga c.
Batang)
Deskripsi
Perawakan herba dengan tinggi
11
Perawakan herba berukuran
kecil, tinggi 68 cm dengan
nama Famili Verbenacee
tunggal, kasar, pangkal daun
lancip, tepi daun bergerigi,
pertulangan daun menyirip,
B
ujung daun runcing, lebar 4,6
cm dan panjang 6,2 cm
berbulu dan berduri serta
bulat dan berdiri tegak
majemuk, berambut halus dan
bagian dalam bunganya halus
bergerombol dan bulat
Daun dan akar tahi ayam
dapat
menyembuhkan
C
penyakit kulit, penyakit mulut
dan
penyakit
saluran
pernapasan.
19. Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)
Batang
Manfaat
1 tulang daun, ujung daun
tumpul. Tidak memiliki buah
dan bunga
halus dan bulat licin
Akar paku laut dapat
menyembuhkan
penyakit
mulut.
21. Pepaya (Carica papaya L.)
Gambar 20. Morfologi Jenis Patikan
Kebo (Euphorbia hirta L.)
(keterangan a. batang dan
bunga, b. daun)
Deskripsi
Perawakan herba dengan
umum
tinggi mencapai 23,4 cm
dengan
nama
Family
Euphorbiaceae
Daun
tunggal,
agak
halus,
pangkal daun bundar, tepi
daun tidak rata, tulang daun
berseri, ujung daun runcing
dan tajam, panjang daun 6
cm dan lebar 3,2 cm
Batang
Tegak dan berambut
Bunga
berwarna putih dan halus
dan berada di ketiak daun
Manfaat
Daun patikan kebo dapat
menyembuhkan penyakit
saluran pernapasan.
Gambar
22. Morfologi Jenis Pepaya
(Carica
papaya
L.)
(keterangan a. daun b. batang)
Deskripsi
Perawakan herba tinggi
umum
mencapai 4 m dengan nama
Family Caricaceae
Daun
tunggal
dan
memiliki
cabang-cabang, lebar daun
13,3 cm dan panjang 15 cm,
tulang daun tidak beraturan,
tepi daun bergerigi, ujung
daun runcing
Batang
tegak dan licin
Manfaat
Akar
pepaya
dapat
menyembuhkan
penyakit
malaria dan sakit kepala.
20. Paku laut (Acrostichum aureum L.)
22. Buta-buta lalat (Homalanthus populneus
(Geiseler) Pax)
Gambar 21. Morfologi Jenis Paku laut
(Acrostichum aureum L.)
(keterangan
a. daun b.
batang)
Deskripsi
Perawakan herba tinggi
umum
mencapai 40 cm dengan
nama Famili Pteridaceae
Daun
tunggal, lebar daun 1,8 cm
dan panjang 7 cm, halus dan
licin, pangkal daun tumpul,
tepi daun tidak rata, terdapat
Gambar 23. Morfologi Jenis buta-buta
lalat
(Homalanthus
populneus (Geiseler) Pax)
(Keterangan
a. daun b.
bunga).
12
24. Kunyit (Curcuma domestica valeton)
Deskripsi
umum
Daun
Batang
Bunga
Manfaat
Perawakan semak tinggi
mencapai 1 m dengan
nama Famili Sapotaceae
tunggal, halus, tepi daun
rata, pangkal daun tumpul,
pertulangan daun menyirip,
ujung daun runcing, lebar
daun 9,4 cm dan panjang
daun 11,6 cm
batang kayu beralur- alur
berwarna merah muda dan
berambut halus serta
menjulur kebawah
Daun buta-buta lalat dapat
menyembuhkan penyakit
saluran pembuangan dan
saluran pernapasan.
Gambar
25. Morfologi Jenis Kunyit
(Curcuma domestica valeton)
(keterangan a. keseluruhan
bagian tumbuhan, b. bunga, c.
daun)
Deskripsi
Perawakan semak tinggi
umum
mencapai 1 m dengan nama
Famili Zingiberaceae
Daun
Tunggal, kasar, pangkal daun
tumpul, tepi daun tidak rata,
pertulangan daun menyirip,
ujung
daun
meruncing,
panjang daun 37,4 cm dan
lebar 9,6 cm
Batang
Berupa pelepah tidak berbuah
Buah
bulat berwarna kuning
B putih halus
Bunga
berwarna kuning
Manfaat
Rimpang
kunyit
dapat
digunakan untuk perawatan
persalinan dan kehamilan.
25. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
23. Lengkuas (Alpinia galangal) (L.) Sw.
Gambar 24. Morfologi Jenis lengkuas
(Alpinia galangal) (L.) Sw.
(keterangan a. batang, b.
daun)
Deskripsi
Perawakan semak tinggi
umum
mencapai 1,24 m dengan
nama Family
Zingiberaceae
Daun
Tunggal, berpelepah, tepi
daun tidak rata,
pertulangan daun
menyirip, ujung daun
runcing, panjang daun 26.4
cm dan lebar 4 cm
Batang
Batang dari lengkuas ini
beralur-alur, sama dengan
tumbuhan kunyit
Manfaat
Rimpang lengkuas dapat
menyembuhkan penyakit
kulit.
Gambar 26. Morfologi Jenis Meniran
(Phyllanthus niruri L.)
(Keterangan a. daun, b.
batang)
Deskripsi
Perawakan semak tinggi
umum
mencapai 25 cm dengan
nama Famili
Euphorbiaceae
Daun
majemuk, halus, pangkal
13
Batang
Buah
Manfaat
daun bulat, tepi daun rata,
serta terdapat 1
pertulangan daun dan
memiliki ujung daun yang
bulat, lebar daun 0,7 cm
dan panjang 1 cm
batang agak lcin dan
memiliki banyak cabangcabang
Bulat dan lonjong dan
terdapat dibagian bawah
daun
Daun
meniran
dapat
menyembuhkan penyakit
hipertensi.
27. Alang-alang (Imperata cylindrical (L.)
Raeusch)
Gambar 28. Morfologi Jenis Alang-alang
(Imperata cylindrica (L.)
Raeusch.)
(Keselurahan
bagian tumbuhan)
Deskripsi
umum
26. Terong pipit (Solanum torvumv)
Daun
Manfaat
Gambar 27. Morfologi Jenis Terong pipit
(keterangan
a. daun b.
batang)
Deskripsi
Perawakan semak tinggi
umum
mencapai 1 m dengan
nama famili Solanaceae
Daun
kasar berbulu, panjang
daun 13,2 cm dan lebar 9,4
cm,
pangkal daun
bulat,tepi daun bergerigi
pertulangan daun menyirip
beraturan dan ujung daun
bergerigi
Batang
halus berbulu dan berduri
Buah
bulat menyerupai terong
dan berwarna hijau dan
biasa di jadikan sayur
Manfaat
Daun dan buahnya dapat
mengobati penyakit mata
dan hipertensi.
Perawakan rumput
tinggi
mencapai
40 cm dengan
nama Famili Poaceae
Tunggal, lebar daun 1,4 cm
dan panjang 36 cm, tepi daun
tidak rata, pangkal daun bulat,
ujung daun runcing. Memiliki
pelepah daun dan daunnya
kasar.
Rimpangnya
dapat
menyembuhkan sakit kepala
dan demam.
28. Serai (Cympobogon citarus (DC) Stapf)
Gambar
29. Morfologi Jenis Serai
(Cympobogon citarus (DC)
Stapf) (Keterangan. a. daun
b. rimpang)
Deskripsi
Perawakan rumput tinggi
umum
mencapai 40 cm dengan
nama Famili Poaceae
Daun
berpelepah, daun bagian tas
kasar, bagian bawah kasar,
pangkal daun tumpul, tepi
daun
tidak
rata,
pertulangan daunnya hanya
terdapat 1, ujung daun
runcing, lebar daun 1 cm
14
Batang
Manfaat
dan panjang daun 33 cm
berubah pelepah tidak
memiliki
buah
tetapi
berupa rimpang
Daun dan akarnya dapat
menyembuhkan penyakit
patah tulang.
30. Paku Udang (Polypodiaceae Bedd.)
Gambar 31. Morfologi Jenis Paku udang
(Polypodiaceae
Bedd.)
(Keterangan a. Batang, b.
Daun)
Deskripsi
Perawakan
epifit
tinggi
umum
mencapai 5 cm dengan nama
Famili Polypodiaceae
Daun
Majemuk,
agak
kasar,
pangkal daunB tumpul, tepi
daun tidak rata, terdapat 1
tulang daun, ujung daun
runcing, panjang daun 4 cm
dan lebar 2 cm
Batang
Tegak
Manfaat
Daunnya
dapat
menyembuhkan
penyakit
saluran pembuangan.
29. Paku Hata ( Lygodium circinatum
(Burn.)Sw.
Gambar 30. Morfologi Jenis Paku hata
(Lygodium
circinatum
(Burm.) Sw.) (Ket. a. daun b.
keseluruhan
bagian
tumbuhan)
Deskripsi
Perawakan perdu dengan
umum
tinggi mencapai 21,5 cm
dengan
nama
Famili
Lygodiaceae
Daun
Tunggal,
agak
kasar,
pangkal tumpul, tepi daun
rata, pertulangan daun
terdapat 1 tulang daun,
ujung
daun
runcing,
panjang daun 8 cm dan
lebar daun 2,3 cm. Pada
tanaman ini tidak memiliki
bunga buah dan biji yang
lengkap.
Tunas
Tunasnya tegak lurus dan
pada ujungnya melilit
Manfaat
Daun dan getahnya dapat
menyembuhkan luka.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah di lakukan di desa Kaindi Kecamatan
Lainea
Kabupaten
Konawe
Selatan
ditemukan 30 jenis tumbuhan yang
berkhasiat obat dan dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar kawasan hutan produksi
desa kaindi. 30 jenis tumbuhan obat tersebut
terdiri dari 22 famili, 7 habitus, 10 bagian
tumbuhan yang di gunakan dan 13 kelompok
penyakit. Berdasarkan 22
jenis famili
tersebut bahwa famili Asteraceae dan
Euphorbiaceae
merupakan famili yang
memiliki jenis paling banyak. Famili
Asteraceae yaitu sawi langit (Vernonia
cinera), bandotan (Ageratum conyzoides)
dan sembung (Blumea balsamifera (L.) DC
sedangkan yang termaksut kedalam famili
Euphorbiaceae
yaitu
buta-buta
lalat
(Homalanthus populneus (Geiseler) Pax),
meniran (Phyllanthus niruri L.) dan patikan
kebo (Euphorbia hirta L.).
15
Di Sulawesi Tenggara tercatat 204
jenis tumbuhan obat yang tersebar dan
tergolong kedalam 40 famili dimana famili
Fabaceae merupakan famili paling banyak
kemudian famili Asteraceae. Adapun ciri-ciri
jenis dari famili Asteraceae ini yaitu jenisnya
tergolong dalam habitus herba. Batang, daun
dan bunganya berambut halus serta tumbuh
secara liar. Jenis-jenis tumbuhan obat
mengandung berbagai zat-zat kimia yang
dapat di gunakan untuk mengobati penyakit,
misalnya sembung mengandung zat kimia
antara lain borneol, limonene, dimethyl eter
phloroacetophenone ( Kinho et al, 2011).
Sedangkan famili Euphorbiaceae terdiri atas
pohon, perdu, semak, dan sebagian besar
merupakan tumbuhan bergetah. Jenis-jenis
tumbuhan yang termasuk dalam family
Euphorbiaceae misalnya tumbuhan yang
mengandung zat-zat kimia antara lain
tumbuhan meniran mengandung filantin,
kalium, mineral dan damar (Arisandi dan
Andriani, 2011).
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan terdapat 30 jenis tumbuhan obat
yang tergolong dalam 7 habitus yaitu herba,
semak, perdu, pohon, rumput, epifit dan
liana. Pohon merupakan jenis yang paling
banyak ditemukan seperti pohon mahoni,
jambu batu, ketapang, jati, jambu mente,
pinang, pulai, asam sedangkan habitus yang
paling sedikit yaitu habitus epifit dan liana
seperti paku udang dan paku hata.
Berdasarkan data yang dilaporkan di
Sulawesi Tenggara, pohon juga merupakan
habitus yang paling banyak digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit bahkan di
Indonesia juga pohon menduduki urutan
pertama yang paling banyak digunakan
dibandingkan dengan habitus herba, semak,
perdu, epifit dan liana (Anggana, 2011).
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan terdapat 30 jenis tumbuhan obat
yang tergolong dalam 7 habitus yaitu herba,
semak, perdu, pohon, rumput, epifit dan
liana. Daun merupakan bagian yang paling
sering digunakan. Tumbuhan yang daunnya
dimanfaatkan sebagai obat yaitu sawi langit,
bandotan, paku hata, sembung, tahi ayam,
buta-buta lalat, jati, serai, meniran, jambu
mente, kumis kucing, patikan kebo paku laut,
mengkudu dan ketepeng cina sedangkan
yang paling sedikit digunakan yaitu pada
bagian batang dan getah seperti pada
tanaman sawi langit dan paku hata. Di
Sulawesi tenggara dilaporkan bagian
tanaman yang sering digunakan untuk obat
yaitu pada bagian daun mencapai 41,53%.
Secara alami kandungan alkaloid berkhasiat
obat kebanyakan terakumulasi pada bagian
daun. Daun merupakan tanaman yang paling
sering digunakan karena daun termasuk
tempat pengolahan makanan yang berfungsi
sebagai obat. Daun juga sangat mudah
diperoleh dan mudah dibuat serta diramu
sebagai obat dibandingkan dengan bagian
tanaman yang lain (Darsini, 2013).
Kelompok
tumbuhan
obat
berdasarkan
kelompok
penyakitnya
menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis
penyakit yang bisa disembuhkan dengan
menggunakan tumbuhan obat.
Jenis
penyakit yang paling banyak disembuhkan
yaitu
penyakit
saluran
pembuangan
sedangkan yang paling sedikit yaitu
perawatan pasca persalinan dan kehamilan.
Menurut data yang ada di Sulawesi Tenggara
penyakit
gangguan
peredaran
darah
merupakan penyakit yang paling banyak
disembuhkan dan penyakit khusus wanita
merupakan penyakit yang paling sedikit
disembuhkan.
Berdasarkan
hasil
rekapitulasi
ditemukan 204 jenis tumbuhan obat yang
tersebar di Sulawesi Tenggara dan
dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat
lokal. Hasil penelitian 30 jenis yang
ditemukan pada penelitian ini tidak
menambah jumlah jenis tumbuhan obat di
Sulawesi Tenggara dari 204 jenis yang
pernah dilaporkan sebelumnya.
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Terdapat 30 jenis tumbuhan obat di
hutan produksi di Desa Kaindi Kecamatan
Lainea Kabupaten Konawe Selatan yang
16
didominasi
famili
Asteraceae
dan
Euphorbiaceae dimana famili Asteraceae
yaitu sawi langit (Vernonia cinera),
bandotan (Ageratum conyzoides), sembung
(Blumea balsamifera (L.) DC dan famili
Euphorbiaceae
yaitu
buta-buta
lalat
(Homalanthus populneus (Geiseler) Pax),
meniran (Phyllanthus niruri L.) dan patikan
kebo (Euphorbia hirta L.) dengan habitus
pohon. Daun merupakan bagian tanaman
yang umum digunakan dan Jenis-jenis yang
ditemukan berpotensi mengobati 13 jenis
penyakit.
Salurran Kencing Di Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli
Provinsi Bali. Jurusan Biologi
Fakultas Mipa Universitas
Udayana.
Harianti. 2015. Pemanfaatan Jenis-Jensi
Tumbuhan Obat Hutan Oleh
Masyarakat Kawasan Taman
Hutan Raya Nipa-Nipa di
kelurahan Mangga Dua
Kecamatan Kendari [Skripsi].
Jurusan Kehutanan Fakultas
Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo. Kendari.
6.2. Saran
Hartati S. 2011. Gulma dan Rempah
Berkhasiat Obat. IPB Press.
Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan,
maka
penulis
menyampaikan saran
yaitu Jenis-jenis
tumbuhan obat sebaiknya dibudidayakan
agar
pengambilannya
lebih
mudah
didapatkan dan perlu di lakukan penelitian
selanjutnya mengenai tumbuhan obat agar
masyarakat lebih mengetahui manfaat dari
tanaman obat itu sendiri serta mengetahui
lokasi terdapatnya jenis tumbuhan obat bila
di butuhkan.
Hasmina., 2012. Tumbuhan Berkhasiat Obat
Bagi Masyarakat Pulau
Binongko Kabupaten Wakatobi
Sulawesi Tenggara. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Penddikan
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Indrawati, Sabilu. Y, Ompo. A., 2014.
Pengetahuan dan Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Tradisional
Masyarakat susku Moronene di
Desa Rau-Rau Sulawesi
Tenggara. Jurusan Biologi,
FMIPA Universitas Halu Oleo
Kendari Sulawesi Tengggra dan
Laboratorium Biologi
Universitas Halu Oleo Kendari
Sukawesi Tenggara. Kendari.
DAFTAR PUSTAKA
Anggana A. F, 2011. Kajian Etnobotani
Masyarakat di Sekitar Taman
Nasional Gunung Merapi
[Skripsi]. Fakultas Pertanian
Istitut Pertanian Bogor. Bogor.
Arisandi. Y.,Y. Andriyani. 2011. Khasiat
Berbagai Tanaman Untuk
Pengobatan. Jakarta: PT. Eksa
medika.
Jaya U. 2014. Pelestarian Tanaman Obat
Berkayu Oleh Masyarakat Pada
Kawasan Tahura Nipa-Nipa
[Skripsi]. Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas
Halu Oleo. Sulawesi Tenggara.
Dalimartha S. dr. 1999. Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia. Trubus
Agriwidya. Jakarta.
Kabangnga Y, Purwanto E, dan Sugiharta A.
2012. Tumbuhan Obat Taman
Nasional Kutai. Balai Taman
Nasional Kutai. Kalimantan
Timur.
Darsini, N., 2013. Analisis Keanekaragaman
Jenis Tumbuhan Obat
Tradisional
Berkkhasiat Untuk Pengobatan
17
Kinho J. Arini D.I.D. Tabba S. Kama H.
Kafier Y. Shabri S. dan
Karundeng C.M. 2011.
Tumbuhan Obat Tradisional di
Sulawesi Utara Jilid I. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Kementrian
Kehutanan. Manado.
Lemabaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Bogor.
Rahayu M. Prawiroatmodjo S. 2004.
Tumbuhan Obat Pulau Wawonii
Sulawesi Tenggara.
Rijai, L., 2003. Bioprospeksi suatu
saradigma baru dalam
pengelolaan hutan
berkelanjutan. Bogor program
pascasarjana S3, Institut
Pertanian Bogor
Kinho J. Arini D.I.D. Tabba S. Kama H.
Kafier Y. Shabri S. dan
Karundeng C.M. 2011.
Tumbuhan Obat Tradisional di
Sulawesi Utara Jilid II. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Kementrian
Kehutanan. Manado.
Lucas, K., and D. Maxey, 2006. Field test of
the Area Tree Cruise
Method.Http/www. Island.net –
kiles.
Sanusi. M. R., 2012. Tumbuhan Berkhasiat
Obat Bagi Masyarakat Etnis
Tolaki Kecamatan Sampara
Kabupaten Konawe. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Penddikan
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Setiawan. H, Qiptiyah. M., 2014. Kajian
Etnobotani Masyarakat Adat
Suku Moronene Di Taman
Nasional Rawa Aopa
Watumohai. Balai Penelitian
Kehutanan Makassar dan Balai
Besar Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Makassar.
Makati, Y., 2014. Studi Manfaat Tanaman
Obat Hutan Oleh Masyarakat
Sekitar Kawasan Hutan Raya
Nipa – Nipa. Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas
Halu Oleo. Kendari.
Martin, H., 1995. Instrumen Penelitian.
Bandung: Universitas Padjajaran
Sinta. D., 2014. Tumbuhan Berkhasiat Obat
Bagi Masyarakat Desa Puupi
Kecamatan Kolono Kabupaten
Konawe Selatan Sulawesi
Tenggara. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Penddikan Universitas
Halu Oleo. Kendari.
Nasir, M., 1999. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Noorcahyati S,Hut. 2012. Tumbuhan
Berkhasiat Obat Etnis Asli
Kalimantan. Balai Penelitian
Teknologi Konservasi Sumber
Daya Alam. Kalimantan Timur.
Tafsir., 2011. Identifikasi Tanaman Obat
yang digunakan Oleh
Masyarakat Bugis di Desa Lere
Kecamatan Basala Kabupaten
Konsel. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Penddikan Universitas Halu
Oleo. Kendari.
Rahayu.M, Sunarti. S, Sulistiarini. D,
Prawiroatmodjo. S., 2006.
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Secara Tradisional Oleh
Masyarakat Lokal di Pulau
Wawonii, Sulawesi Tenggara.
Herbarium Bogoriense, Bitang
Botani, Pusat Penelitian Biologi,
Usman. Y. M., 2015. Tumbuhan Berkhasiat
Obat yang di Gunakan
Masyarakat Di Desa Lapoa
Kecamatan Tinanggea
Kabupaten Konawe Selatan.
18
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Penddikan Universitas Halu
Oleo. Kendari.
Windadri. F. I., Rahayu.M, Uji. T, Rustiami.
H., 2006. Pemanfaatan
Tumbuhan Sebagai Bahan Obat
Oleh Masyarakat Lokal Suku
Muna di Kecamatan
Wakarumba, Kabupaten Muna
Sulawesi Tenggara. Bidang
Botani, Pusat Penelitian Biologi,
LIPI. Bogor.Kendari.
Zainal, P. F., 2013. Keaneragaman Dan
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Tradisional Oleh Suku Buton Di
Kelurahan Lipu Kecamatan
Betoambari Kota Bau – Bau
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Halu Oleo Kendari.
Zuraida, Lelana. A, Nuroniah, H.S, 2009.
Perkembangan Biofarmaka
Kehutanan. Pusat Litbang Hutan
Tanaman dan Fakultas
Kedokteran Hewan. Bogor.
Zuhud dan Siswoyo. 2001. Rancangan
strategi konservasi tumbuhan
obat Indonesia. Kerjasama pusat
pengendalian kerusakan
keanekaragaman hayati
BAPEDAL dengan fakultas
kehutanan IPB. Jakarta.
19
Download