BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrika merupakan benua yang hampir keseluruhan negara-negaranya mencapai kemerdekaan dengan upaya dekolonisasi, atau dengan kata lain kemerdekaan tersebut dicapai dengan perjuangan keras mengusir penjajah dari negaranya. Puncak dari proses dekolonisasi tersebut terjadi pada tahun 1960-an. Dimana kondisi negara-negara Afrika pada saat itu masih sangat memperihatinkan. Pasca dekolonisasi masih menyisakan masalah bagi negaranegara di Afrika, masalah tersebut, diantaranya ketidakstabilan politik yang mengakibatkan ketidakjelasan pemerintahan, ketidaksetaraan rasial yang mengakibatkan perang sipil, dan yang paling parah terjadinya kelaparan dan kekeringan yang mengakibatkan kemiskinan. Dengan kondisi seperti yang dijelaskan pada paragraf di atas, negaranegara Afrika tersebut membutuhkan peran aktif dari dunia internasional untuk memberikan bantuan, sehingga dapat menjadi negara yang mandiri dan sejahtera. Dalam kasus ini, lembaga Internasional yang akan berperan aktif yaitu International Monetary Found (IMF).Oleh karena itu, dalam proposal ini penulis mencoba menjelaskan peran dari IMF di beberapa negara Afrika dalam upaya meningkatakan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.Negara miskin di Afrika pasca dekolonisasi sebagian besar berada 1 di Kawasan Sub-Sahara yaitu negara-negara di luar kawasan Afrika Utara. Beberapa negara miskin tersebut, yaitu; Ethiopia, Ghana, Kenya, Madagaskar, Rwanda, Tanzania, Niger, Senegal, Uganda, Zambia, Republik Demokratik Kongo, Mali, Malawi, Mozambik, Benin, dan Burkina Faso. Setelah mencapai kemerdekaanya pada tahun 60-an, negara-negara Afrika mulai membenahi dirinya dengan melakukan pembenahan disegala lini. Usaha ini belum bisa mencapai tahap maximal, karena memang kenyataannya negara- negara Afrika masih membutuhkan bantuan dari luar dalam bentuk bantuan pemerintahan, bantuan ekonomi, dan bantuan militer. Dalam hal perbaikan ekonomi, usaha tersebut ditandai dengan masuknya Negara- negara Afrika ke dalam keanggotaan IMF pada tahun 1990-an, seperti ; Nigeria, Gambia, Mauritania, Sierra Leone, Afrika Selatan, Zimbabwe, Angola, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Rwanda, Republik Kongo, Tanzania, dan Uganda serta secara bertahap diikuti negara- negara Afrika lainnya. Dalam masalah perekonomian, “Internatinal Monetary Found (IMF) mulai melakukan observasi dan penelitian di beberapa negara angggotanya di Afrika, terutama di Zimbabwe.Republik Zimbabwe (GDP perkapita senilai $500), pada tahun 2008 mengalami hiperinflasi”. 1 Hal ini berimbas pada 1 IMF. 2010. Poor in Africa .http://www.imf.org/external/np/exr/facts/poor.htm. Diakses pada tanggal 22 Maret 2011, pukul 21.09 wita. 2 kehidupan sosial masyarakat. Dimana, sebagian besar masyarakat mengalami kelaparan dan terlalu miskin untuk membeli sepatu maupun kemeja sendiri. Bahkan, sejumlah masyarakat mengalami kelaparan. Republik Zimbabwe yang terletak antara sungai Limpopo dan sungai Zambesi di bagian selatan Afrika hancur akibat presiden (Robert Mugabe). Negara yang mengalami perlambatan ekonomi akibat kekurangan pasokan, naiknya inflasi, dan kekurangan devisa. Zimbabwe dinyatakan terlibat dalam miskinnya Republik Demokrasi Kongo yang kini ekonominya rapuh.”Akibat hiperinflasi pada tahun 2008, pengangangguran di Zimbabwe dinyatakan setinggi 80% dan harga- harga barang (sembako) meningkat, bahkan tiap hari.”2 Zimbabwe, suatu negara di Afrika bagian selatan yang dahulu diketahui sebagai Rhodesia Selatan, dan kemudian Rhodesia. Zimbabwe memiliki kekayaan alam yang memungkinkan produksi gula, buah-buahan, jagung, tembakau, serta berbagai ternak. Populasi Zimbabwe terbagi ke dalam 2 induk bahasa dan kelompok etnik : Shona dan Ndebele. Shona terbagi dalam beberapa sub-etnik, seperti Tavara, Korekore, dan Manyika, dan secara tradisional dibedakan oleh wilayah dan dialek Shona. Sekitar 62% dari 2 Robert Mugabe Jadi Penguasa Zimbabwe. http://dunia.vivanews.com/news/read/207655-robertmugabe-jadi-penguasa-zimbabwe. Diakses pada tanggal 21 Maret 2011, pukul 21.01 wita. 3 populasi menganut agama Kristen atau kepercayaan Sinkretisme (akulturasi kepercayaan Kristen dan indigenous).3 B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini membahas pengaruh luar negeri di zimbabwe, dan perkembangan perekonomian selama lima tahun terkhir (2007-2011) sedangkan zimbabwe mengalami hipeinflasi tepatnya pada tahun 2008. Mencermati fenomena yang dialami Zimbabwe sehubungan dengan hiperinflasi, maka untuk mencari dan menemukan akar permasalahan yang dialami tersebut, maka penulis merumuskan tiga bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apa saja yang menjadi faktor pendorong utang luar negeri di Zimbabwe tahun 2007-2011?. 2. Bagaimana pengaruh utang luar negeri terhadap hiperinflasi di Zimbabwe tahun 2007-2011?. 3. Bagaimana strategi pemerintah setempat dalam mengatasi hiperinflasi di Zimbabwe tahun 2007-2011?. 3 Dyah Ayu Aprilina. 2012.http://www.search-document.com/doc/1/8/penyebab-inflasizimbabwe.html#. Diakses pada 12 Januari 2012 pukul 11:10 wita. 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendorong utang luar negeri di Zimbabwe dari tahun 2007-2011. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh daripada utang luar negeri yang diberikan kepada Zimbabwe demi mengatasi hiperinflasi yang dialami negara tersebut pada tahun 2007-2011. c. Untuk mengetahui dan menjelaskanstrategi daripada pemerintah setempat dalam mengatasi hiperinflasi yang dialami Zimbabwe tahun 2007-2011. 2. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuannya, maka penelitian ini: a. Diharapkan sebagai bahan informasi mengenaijenis utang luar negeri yang diberikan kepada Zimbabwe dan tindakan daripada pemerintah setempat guna memerangi hiperinflasi tersebut serta dapat menjadi sumbangan penelitian terhadap permasalahan yang 5 sama di Indonesia serta sebagai bahan referensi bagi rekan- rekan sesama mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional maupun jurusan terkait. b. Diharapkan sebagai bahan kajian lebih lanjut dan sumber informasi bagi studi Ilmu Hubungan Internasional maupun pemerhati masalah Internasional khususnya dalam penataan ekonomi politik Internasional. D. Kerangka Konseptual Mohtar Mas’oed menyatakan, bahwa “ekonomi politik internasional sudah memiliki legitimasi intelektual yang meluas namun jangan lupa bahwa paling tidak sejak awal 1920- 1960, ilmu sosial mengenai interaksi antara fenomena politik dan ekonomi sebagai bidang garap. Perhatian mengenai interaksi antara fenomena politik sejak lama mewarnai studi hubungan internasional. Mohtar Mas’oed mendefinisikan ekonomi politik internasional adalah memusatkan perhatian pada persoalan distribusinilai- nilai seperti kekayaan dan kebutuhan materiil, keamanan dan ketertiban serta keadilan dan kebebasan”.4 4 Mohtar Mas’oed. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Hal. 4. 6 Menurut Balaam dan Veseth, Ekonomi Politik adalah : Disiplin intelektual yang menyelidiki hubungan yang tinggi antara ekonomi dan politik. Ekonomi politik internasional adalah kelanjutan dari penyelidikan di tingkat internasional. Ekonomi politik jelas bukan hanya cara mempelajari atau memahami, ekonomi politik juga merupakan studi ketegangan antara market (pasar) dimana individu terlibat dalam kegiatan untuk kepentingan sendiri dan Negara dimana individu yang sama melakukan tindakan kolektif yang berlaku demi kepentingan nasional atau kepentingan yang lebih luas yang didefinisikan masyarakat.5 Aktualisasi ekonomi politik dewasa ini semakin kuat, karena pada kenyataannya kehidupan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan politik. Demikian pula sebaliknya, keputusan politik banyak yang berlatar belakang kepentingan ekonomi. Rudi menyatakan bahwa: Tujuan dari ekonomi internasional adalah kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Pelaksanaan ekonomi internasional merupakan kerjasama bantu-membantu antar bangsa-bangsa atau negara-negara. Dengan adanya kerjasama ini, maka kebutuhan yang tidak terpenuhi akan terpenuhi oleh negara lain.6 Menurut Hady, bahwa aktivitas ekonomi internasional selama ini dilaksanakan dalam skala dan intensitas yang sangat besar. Ekonomi internasional pada umumnya diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi 5 David N. Balaam and Michael Veseth, 1997. Introduction to International Political Economy. Prentice Hall : New Jersey. Hal. 44. 6 T. May Rudi. 1993. Etika dan Kebijakan Nasional. Angkasa : Bandung. Hal. 117. 7 internasional yang meliputi perdagangan dan keuangan moneter serta organisasi (swasta atau pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara (internation).7 Ekonomi politik internasional menganut pula aspek utang luar negeri. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa, utang luar negeri atau pinjaman luar negeri adalah : Sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.8 Melalui gagasan dasarnya berupa upaya renegosiasi tersebut, dapat diharapkan masa pembayaran utang akan diperpanjang dan suku bunganya direndahkan. Sebelum bank internasional bersedia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan tersebut, IMF menuntut agar negara pengutang secara terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Selanjutnya, IMF baru bersedia memberikan rekomendasi dan bantuan berupa bantuan finansialnya 7 Hamdy Hady. 2004. Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Ghalia Indonesia : Jakarta. Hal. 11. 8 Pratama Rus Ramadhani. 2010. Pengertian Utang Luar Negeri atau Pinjaman Luar Negeri. http://matakuliahekonomis.com/2010/10/22/pengertian-utang-luar-negeri-atau-pinjaman-luarnegeri/. Diakses pada tanggal 15 April 2011, pukul 10:05 wita. 8 (utang luar negeri) apabila negara- negara berkembang tersebut sebelumnya menjalankan ketentuan- ketentuan untuk memperbaiki perekonomian dan kondisi pembayaran mereka, yakni dengan melaksanakan kebijakankebijakan stabilisasi. Mencermati permasalahan yang dialami Zimbabwe, yakni hiperinflasi yang berimbas pada kenaikan harga barang (sembako), yang ujung- ujungnya menimbulkan kelaparan. Hal ini bersesuaian dengan definisi dari inflasi itu sendiri. Inflasi didefinisikan sebagai, “kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara.”9 Hubungan bilateral yang dijalin antar dua Negara tidak terlepas dari kepentingan nasional masing- masing negara yang mendasarinya untuk melakukan kerjasama. Setiap negara mengandalkan dirinya pada kekuatan nasional untuk menyelenggarakan politik luar negeri yang mengabdi pada kepentingan nasional. Kepentingan nasional adalah sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. 10 Politik luar negeri tersebut menjadi manifestasi utama suatu 9 Badan Pusat Statistik. 2010. Konsep dan Definisi Inflasi. http://babel.bps.go.id/index.php/20100118339/Inflasi/kondepinflasi.html . Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 12:30 wita. 10 Anak Agung Banyu Perwita danYanyan M. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : Rosdakarya, hal. 35. 9 negara dari perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain. Jika beberapa negara memiliki keselarasan dalam kepentingan nasional yang diperjuangkan masing-masing, baik itu alasan ideologis maupun pragmastis maka negara-negara tersebut dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dan sangat kooperatif satu sama lain. Miroslav Nincic menyatakan tiga asumsi dasar dalam mendefinisikan kepentingan nasional, yaitu : Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional harus melampaui kepentingan yang bersifat partikularistik dari individu, kelompok atau lembaga pemerintahan sehingga menjadi kepedulian masyarakat secara keseluruhan.11 Definisi tersebut mengemukakan bahwa kepentingan nasional yang bersifat vital bagi suatu negara, yakni mengenai eksistensi kedaulatan dan yurisdiksi suatu wilayah. Upaya dalam mencapai kepentingan yang bersifat vital ini menggunakan instrument kekuatan militer (hard power) sedangkan kepentingan yang bersifat sekunder diperjuangkan dalam kebijakan luar negeri melalui pertukaran kebudayaan, kerjasama dan instrument soft power 11 Aleksius Jermadu. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 67. 10 lainnya. Sehingga dalam upaya pencapaian tujuan nasional tidak hanya melibatkan aktor negara melainkan para aktor non-negara lainnya yang telah didelegasikan guna mensinergikan segenap potensi kekuatan yang ada pada dataran domestik agar tujuan nasional dapat dicapai. Kepentingan nasional suatu bangsa dengan sendirinya perlu mempertimbangkan berbagai nilai yang berkembang dan menjadi cirri khas suatu negara. Adapun pengaplikasian kepentingan nasional tentunya tidak hanya berkaitan mengenai aspek perpolitikan, militer pertahanan keamanan wilayah tetapi juga mencakup beragam aspek kehidupan masyarakat lebih dekat, yakni kehidupan ekonomi untuk kesejahteraan hidup masyarakat juga aspek sosial budaya melalui diplomasi. Kepentingan nasional kini juga bersifat dimensional dan masing- masing dimensi berkaitan secara sistematik dan aplikasinya. Aspek kebudayaan yang dilmiliki masing-masing negara tentunya mempunyai karakteristik tersendiri. James N Rossenau mengatakan bahwa kepentingan nasional memiliki dua kegunaan, yakni : Pertama, sebagai analitis untuk menggambarkan, menjelaskan atau mengevaluasi politik luar negeri. Dan kedua, sebagai alat tindakan politik sebagai sarana untuk 11 membenarkan, kebijaksanaan.12 mengecam atau mengusulkan Kepentingan nasional perlu mencerminkan kepentingan negara secara keseluruhan. Karena sebagai dasar politik luar negeri suatu negara, kepentingan nasional menjadi central point dalam upaya menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku suatu negara dalam perpolitikan internasional. Dalam kegiatan diplomatik pun sebagai bentuk kebijakan luar negeri didukung oleh kepentingan nasional. Pengaplikasian untuk mencapai kepentingan nasional juga dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan nasional yang mana salah satu unsure kekuatan nasional adalah kualitas diplomasi. Jelas bahwa kepentingan nasional selalu menjadi landasan sekaligus tujuan bagi suatu bangsa dan negara dalam menyusun kebijaksanaan serta strategi yang digunakan dalam pergaulannya di fora internasional. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Morgenthau, bahwa “kepentingan nasional suatu bangsa bukan hanya menyadari kepentingannya sendiri tetapi juga menyadari kepentingan negara lain”. 13 Dengan demikian, kepentingan nasional merupakan prinsip fundamental dalam kerangka politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum, tetapi juga Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES. Hal. 140. 13 Sumpema Prawira Saputera. 2006. Politik Luar Negeri RI : Kerangka Studi Analisis. Jakarta : Bina cipta. Hal. 33. 12 12 merupakan unsur yang menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi negara. Unsur tersebut meliputi kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, kesejahteraan ekonomi serta peningkatan dan pertumbuhan demokrasi pada negara tersebut. E. Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang optimal mengenai permasalahan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan, menganalisa, menelaah, dan menjelaskan Peranan Utang Luar Negeri dalam penataan ekonomi Zimbabwe saat mengalami hipeinflasi pada tahun 2007-2011. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah telaah pustaka (library research), yaitu pengumpulan data-data dan literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan berupa: buku-buku, makalah, laporan, jurnal, dokumen, surat kabar, dan situs internetterkait masalah yang diteliti. Adapun tempat-tempat yang penulis kunjungi dalam rangka mencari dan mengumpulkan data, antara lain : 13 1) Perpustakaan pusat Universitas Hasanuddin di Makassar. 2) Perpustakaan Fisip Universitas Hasanuddin di Makassar. 3) Perpustakaan Universitas Fajar di Makassar. 4) Perpustakaan Bank Indonesia (BI) di Jakarta Pusat. 5) Pepustakaan Kementerian Luar Negeri di Jakarta Pusat. 6) Center of Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta Barat. 7) Freedom Institut di Jakarta Pusat. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan penulis adalah data sekunder. Dimana data dari literatur dan hasil olahan yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, diantaranya : gambaran umum masyarakat Zimbabwe saat terjadihiperinflasi (20072011) dan seputaran data mengenai utang luar negeri yang berasal dari IMF. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dengan menganalisis secara kualitatif maka penulis akan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang diperoleh sedangkan, data yang bersifat kuantitatif digunakan untuk memperkuat analisis kualitatif. 14 5. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode deduktif. Dimana penulis terlebih dahulu menggambarkan masalah secara umum, kemudian menarik kesimpulan secara khusus. Hal- hal yang sifatnya umum yakni mengenai Utang Luar Negeri dalam hal ini yang berasal dari IMF, kemudian secara khusus mengenai pengaruh dari utang luar negeri tersebut terhadap hiperinflasi yang dialami Zimbabwe. 15 BAB II TELAAH PUSTAKA Untuk menjawab rumusan permasalahan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dan menjelaskan serta menggambarkan fenomena konflik ekonomi politik di Zimbabwe, maka penulis menggunakan teori. Teori yaitu pekerjaan yang mendeskriptifkan apa yang terjadi, menjelaskan apa yang terjadi, dan meramalkan kemungkinan berulangnya kejadian itu dimasa depan. Adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut : A. Ekonomi Politik Internasional Ekonomi politik merupakan disiplin teoritis, ilmu mengenai dalil-dalil ekonomi dan politik yang berhubungan satu sama lain. Dalil ekonomi berupa: koneksi-koneksi atau hubungan-hubungan yang acap-kali berulang dari tindakan-tindakan manusia yang kompleks, secara temporer juga terjadi karena perkembangan sejarah sesuatu masyarakat, sehingga kegiatan tersebut berulang-ulang dengan cara yang khas dan memiliki pola ketertibannya sendiri. Ini berkenaan dengan penyelidikan atas hubungan-hubungan yang teratur dan berulang-ulang antara unsur-unsur sistemik dalam proses ekonomi dan politik.14 14 Yanuar Ikbar. 2007. Ekonomi Politik Internasional 2, implementasi Konsep dan Teori.. Bandung : PT. Refika Aditama . Hal. 115 16 Mohtar Mas’oed menyatakan, bahwa “ekonomi politik internasional sudah memiliki legitimasi intelektual yang meluas namun jangan lupa bahwa paling tidak sejak awal 1920- 1960, ilmu sosial mengenai interaksi antara fenomena politik dan ekonomi sebagai bidang garap. Perhatian mengenai interaksi antara fenomena politik sejak lama mewarnai studi hubungan internasional. Mohtar Mas’oed mendefinisikan ekonomi politik internasional adalah memusatkan perhatian pada persoalan distribusinilai- nilai seperti kekayaan dan kebutuhan materiil, keamanan dan ketertiban serta keadilan dan kebebasan”.15 Balaam dan Veseth menyatakan, bahwa ekonomi politik adalah disiplin intelektual yang menyelidiki hubungan yang tinggi antara ekonomi dan politik. Ekonomi politik internasional adalah kelanjutan dari penyelidikan di tingkat internasional. Ekonomi politik jelas bukan hanya cara mempelajari atau memahami, ekonomi politik juga merupakan studi ketegangan antara market (pasar) dimana individu terlibat dalam kegiatan untuk kepentingan sendiri dan Negara dimana individu yang sama melakukan tindakan kolektif yang berlaku demi kepentingan nasional atau kepentingan yang lebih luas yang didefinisikan masyarakat.16 15 16 Mohtar Mas’oed. Loc. Cit. David N. Balaam and Michael Veseth. Loc. Cit. 17 Konsep-konsep dan teori-teori dalam Ekonomi Politik dirumuskan oleh adanya dalil-dalil ekonomi dan politik secara substansial dan kontekstual. Secara substansial menyangkut kontensi atau isi yang terkandung dalam studi ataupun pengetahuan yang berkaitan tentang: apa yang dipelajari, untuk apa manfaatnya, sejauh mana wilayah keilmuannya dan kemudian menyangkut pula metode bekerjanya, sifat-sifat dasar filosofis dari hubunganhubungannya berupa kausalitas, korelasi dan perkaitan secara timbal balik, sejajar atau saling mencoba mendominasi diantara proses ekonomi dan politik. Secara kontekstual adalah berkaitan dengan ruang dan waktu: kapan dan bilamana ekonomi politik itu berlaku, dimana dan sejauhmana jangka waktu bertahannya dalam sejarah. Dalam penggunaan kedua unsur menyangkut proses keilmuan dan teorisasi ekonomi politik itu akan menimbulkan implikasi tertentu seperti efek atau pengimbasan, pengaruh dan dampak, peran dan fungsi serta lain-lainnya. Ekonomi politik juga merupakan studi dan penyelidikan atas aspekaspek proses ekonomi yang terwujud dalam teori-teori ekonomi dan poltik yang teoretis, namun bukan sekadar sejarah ekonomi, ataupun ekonomi deskriptif. Dalam implikasinya, ekonomi politik mempelajari proses-proses ekonomi konkret dan/atau terapan/perpakai yang dapat diimplementasikan pada waktu-waktu tertentu dan situasi maupun kondisi tertentu.Ekonomi politik tidak semata-mata mempelajari perumusan ekonomi deskriptif secara 18 kuantitatif berupa statistik ekonomi ataupun studi tentang pembagian ekonomi deskriptif dalam bentuk geografi ekonomi dan konvensional. Namun, masingmasing dari disiplin itu merupakan elemen penunjang dan sekaligus sebagai sumber masukan dari ilmu ekonomi konkret yang diperlukannya karena generalisasi-generalisasi dari ekonomi akan mungkin mencerminkan realitas. Ekonomi politik dalam makna teoritis, juga tidak terpisahkan (berkombinasi) dengan ekonomi terapan (applied economic) karena berkaitan dengan pembahasan/penyelidikan mengenai proses-proses ekonomi secara komprehensif yang bagian-bagiannya dihubungkan satu sama lain dengan hukum-hukum atau teori-teori ekonomi. 17 Baik substansi maupun kontektualitas dari ekonomi politik yang sehari-hari dikenal sebagai ilmu terpakai dari segenap aktivitas faktor ekonomi dan politik yang saling bersentuhan bagai dua sisi dari satu mata uang, antara lain yaitu politik ekonomi. Sebagian orang menulis ekonomi politik dalam istilah yang disamakan dengan sebutan Politik Ekonomi. Sesungguhnya istilah ekonomi politik memiliki perbedaan pemahaman. Politik ekonomi merupakan unsur dari ekonomi politik dalam makna yang praktis atau terapan (applied economic), biasanya merupakan aplikasi dari sebagian tugas dan fungsi pemerintah dalam melaksanakan kegiatan ekonomi berbentuk strategi (strategy) dan/atau kebijakan (policy). Politik ekonomi umumnya dirancang melalui lembaga formal kenegaraan untuk kepentingan 17 Yanuar Ikbar. Op. Cit. Hal. 112 19 bangsa dan negara sesuai dengan temporarisasinya. Dalam hal ini, pemerintah dapat melibatkan diri (intervensi) secara langsung dan tidak langsung untuk “mengatur” sirkulasi maupun gerak perekonomian nasional secara menyeluruh hingga ke mekanisme pasar.18 B. Utang Luar Negeri (ULN) Instrumen imperialisme dalam identifikasi umum mengambil dua wujud, yakni ULN (Utang Luar Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing). Negara-negara maju melalui kerja sama bilateral maupun lembaga multilateral (IMF dan World Bank) mengucurkan dana (utang) dalam jumlah yang cukup besar ke negara berkembang dengan kedok “bantuan”. Negara berkembang sendiri menerima utang tersebut dengan senang hati karena utang itu memang memilki tingkat bunga rendah dan masa pengembalian (gestation period) yang lama. Dibanding dengan mendapatkan dana dari lembaga swasta (perbankan) asing maupun domestik, jelas ULN mempunyai keunggulan dalam aspek itu.Langsung saja ULN menjadi instrumen yang populer dan diterima sebagai jalan alternatif untuk mengatasi persoalan “saving-investment gap” di negara berkembang.19 18 Yanuar Ikbar. Op. Cit Hal. 118 Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik : Kajian Teoretis dan Analisis Empiris. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 121 19 20 Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa, utang luar negeri atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.20 Melalui gagasan dasarnya berupa upaya renegosiasi tersebut, dapat diharapkan masa pembayaran utang akan diperpanjang dan suku bunganya direndahkan. Sebelum bank internasional bersedia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan tersebut, IMF menuntut agar negara pengutang secara terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Selanjutnya, IMF baru bersedia memberikan rekomendasi dan bantuan berupa bantuan finansialnya (utang luar negeri) apabila negara- negara berkembang tersebut sebelumnya menjalankan ketentuan- ketentuan untuk memperbaiki perekonomian dan kondisi pembayaran mereka, yakni dengan melaksanakan kebijakankebijakan stabilisasi. Sobhan menyatakan, bahwa filosofi dari ULN merupakan komitmen dari negara maju untuk mengisi kesenjangan sumber daya (resource graps) 20 Pratama Rus Ramadhani. Loc.it 21 dalam ekonomi makro negara berkembang. 21 Dalam konteks ini, efektivitas pemanfaatan ULN didesain untuk menjembatani kesenjangan tabungan/investasi dan ketimpangan neraca pembayaran (balance of payments) di negara berkembang dan meletakkannya sebagai jalur untuk membantu negara berkembang mengerjakan pembangunan yang mandiri (selfsustaining development). Dengan begitu, untuk menutupi kekurangan modal tersebut negara maju memberikan bantuan pembangunan (Official Development Assistance/ODA) dalam wujud proyek ULN yang didesain untuk mengembangkan infrastruktur negara berkembang. Melalui langkah seperti itu, secara akademik agenda kebijakan ULN mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari komunitas bisnis dari negara-negara donor yang memiliki pretense untuk menanamkan modalnya dalam jumlah yang besar bagi proyek-proyek pembangunan di negara berkembang.22 Dalam proses implementasinya, kasus ULN juga menjadi menarik untuk ditelaah secara lebih jernih. Setidaknya terdapat dua kerangka teoretis yang bisa diajukan untuk menunjukkan bahwa skema ULN dapat berpotensi besar untuk menenggelamkan negara-negara berkembang. Pertama, secara implisit bisa dikatakan bahwa ketika ULN sudah diberikan berarti antara negara donor dan negara penerima (recipient) telah sepakat terhadap segala hal menyangkut tujuan dan proses untuk mencapai 21 Rehman Sobhan dalam Ahmad Erani Yustika. Op. Cit. Hal. 122 Ibid. Hal. 123 22 22 tujuan dari ULN tersebut. Persoalannya, tujuan dari negara donor dan negara penerima tidak selalu sama, bahkan mungkin bertentangan karena masingmasing memiliki disembunyikan). agenda Bahkan (baik bila yang tujuannya diungkapkan sama maupun sekalipun, yang misalnya mengurangi kemiskinan, belum tentu cara yang dipakai sama. Negara donor mungkin ingin upaya pengurangan kemiskinan dilakukan dengan mengonsentrasikan pada kaum miskin di perkotaan, sebaliknya negara penerima ingin cara itu ditempuh dengan memfokuskan kepada para petani wilayah pedesaan. 23 Kedua, sangat mungkin terjadi kelompok-kelompok kepentingan di negara penerima utang memiliki preferensi yang berbeda dengan negara donor.Singkatnya, hampir bisa dipastikan ada kelompok kepentingan yang setuju dengan agenda negara donor, tetapi pasti juga ada kelompok kepentingan yang menolak agenda negara donor.Pada titik inilah konflik (politik, sosial) bisa muncul. Pertanyaannya, apakah negara donor akan bertanggung jawab bila terjadi persoalan konflik tersebut?. Jawabannya tentu tidak sederhana, karena pada arah ini ULN tidak saja memiliki aspek objektif, tetapi juga justifikasi etis/moral.24 23 Ibid. Hal. 124 Ibid. Hal. 125 24 23 Secara operasional, utang haram (illegitimate debt) tersebut bisa dipecah dalam empat kategori berikut, yang kemudian dapat menjadi dasar penolakan negara penerima pinjaman untuk membayar utang. Pertama, pinjaman yang tidak bisa diterima (unacceptable loans), misalnya utang najis (odious debt) yang diberikan kepada pemimpin-pemimpin diktator dan pemerintah Apartheid di Afrika Selatan. Kedua, persyaratan-persyaratan yang tidak dapat diterima (unacceptable conditions), yakni riba (usury) dan persyaratan-persyaratan lain yang melanggar hukum nasional. Ketiga, utang yang tidak pantas/tepat (inappropriate loans), yakni utang ke negara miskin yang digunakan untuk kegiatan konsumsi. Pada dasarnya, utang ini diberikan secara tidak hati-hati (inprudent) sehingga membuat negara penerima utang tidak memiliki kesempatan/kemampuan untuk membayar utang tersebut. Keempat, persyaratan- persyaratan utang yang tidak pantas/tepat (inappropriate conditions), yakni persyaratan-persyaratan dari lembaga donor (khususnya IMF) yang menciptakan kondisi bgi negara penerima tidak mungkin bisa mengembalikan utang. Melalui empat kategori inilah setiap negara penerima utang bisa melakukan kalkulasi proporsi ‘utang haram’yang diterimanya, sehingga jumlah tersebut tidak perlu dibayar.25 25 Ibid. Hal. 128 24 Mengapa negara donor mau meminjamkan utang pada negara-negara berkembang?. Ada dua hal yang memotivasi mengalirnya bantuan luar negeri ke Negara-negara berkembang, yaitu motivasi politik dan motivasi ekonomi.26 Motivasi Politik. Motivasi politik dan ekonomi sesungguhnya sukar untuk dipisahkan, karena saling berkaitan satu sama lain. Namun apabila pemilahan itu terjadi, pada dasarnya karena ada latar belakang tertentu negara/lembaga pemberi bantuan terhadap negara-negara yang diberi bantuan baik atas dasar kesejarahan maupun pertimbangan-pertimbangan lainnya. Sebagai contoh, Amerika Serikat dan Uni Soviet memberikan bantuan kepada negara-negara yang sepaham dengan ideologinya, atau karena aliansi atau pertimbangan politik dan strategi lain yang dianggap menguntungkan peranan internasional mereka untuk memperoleh keuntungan politik domestiknya. Bantuan Marhall Plan Amerika Serikat, menjelang akhir tahun 1940-an selain membantu pemulihan ekonomi dan pembangunan Eropa Barat. Sedangkan Uni Soviet banyak membantu negara satelitnya, baik di Eropa Timur, Asia maupun Amerika Latin dengan imbal-balik pendirian pangkalanpangkalan militer seperti terjadi di Vietnam, dan beberapa negara Afrika. Dengan demikian, bantuan luar negeri dapat saja dipandang sebagai 26 Basri dan Subri dalam Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga. Hal. 183 25 perpanjangan tangan kepentingan negara-negara donor (meskipun kadar atau ukurannya tidak menentu).27 Motivasi Ekonomi. Motif ekonomi merupakan pembenaran yang paling rasional untuk pemberian bantuan, baik bagi negara donor maupun negara penerima bantuan. Namun demikian, argumentasi yang esensial dari bantuan luar negeri yang secara mendasar dapat dipahami dari beberapa konsep, sebagai berikut.28 Pertama, sumber daya dan kapabilitas keuangan dari luar (untuk pinjaman dan hibah) sebenarnya dapat memainkan peran yang rasional dalam rangka kepentingan timbal-balik ekonomi seperti harapan untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan energi dari negara yang dibantu. Oleh karena itu, kebanyakan pinjaman luar negeri dikaitkan dengan konsepsi lainnya seperti kerjasama perdagangan yang lebih besar antara debitor dan kreditor. Kedua, bantuan luar negeri kebanyakan diberikan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan di negara-negara yang diberi bantuan, dengan harapan bahwa tingkat daya beli masyarakatnya kian tinggi sehingga mampu membeli produk-produk industri negara donor. Kalau negara atau rakyat negara yang diberi bantuan tidak sanggup melakukan (mengefektifkan) daya 27 Yanuar Ikbar. Op. Cit. Hal. 190 Ibid. Hal. 191 28 26 beli, itu berarti pemasaran produk industri mereka menghadapi hambatan besar. Ketiga, bantuan luar negeri atau hibah pada umumnya tidak hanya berbentuk modal, tetapi juga tenaga ahli dan menejemen serta ahli teknologi. Secara ekonomis, bantuan luar negeri memberikan imbal-balik yang lebih besar bagi para tenaga asing (dari negara donor) yang bekerja/menjadi teknisi ahli di negara kreditor. Mereka ini disamping telah menjadi bagian dari capital flight dari devisa negara, juga memberikan masukan atas sebagian dari sumber pendapatan devisa melalui pajak pendapatan. Dengan demikian terjadi arus balik pendapatan (imbal-balik modal). Keempat, pengalihan investasi untuk tujuan mendekati pasar, perluasan industrialisasi internasional di luar negara pemberi bantuan dan pengalihan industri senja dimana negara-negara donor sudah tidak melakukan produksi dengan penggunaan teknologi karena kemajuan yang mereka capai dalam teknologi baru. Teknologi senja ini dapat menjadi hambatan nasional karena tidak mampu lagi bangkit dan mengembangkan produktivitas (kalah bersaing). Untuk itu, dilakukan pengalihan kapital dan transfer teknologi ke negara-negara lain baik sebagai rekanan maupun sebagai pemasok/alih teknologi dengan imbalan kemudahan-kemudahan impor dan kerjasama substitusi industri. 27 Berbagai alasan ekonomi atas nama bantuan luar negeri sebagai suatu alat pemecahan kendala-kendala dalam pembangunan negara-negara Dunia Ketiga, dalam realitasnya lebih banyak menguntungkan negara-negara pemberi dana. Bahkan dalam sejumlah kasus, bantuan luar negeri menjadi sumber penting bagi negara-negara donor untuk menghidupkan sumber perbankan dan moneter mereka. Bantuan berupa pinjaman luar negeri yang dipergunakan negara-negara berkembang tidak jarang akhirnya menjadi bantu sandungan karena ketatnya bunga pinjaman yang barus dibayar oleh negara debitor. Bantuan luar negeri bagi negara yang sedang berkembang dalam banyak hal malahan menjadi beban nasional atau bahkan berimplikasi menjadi krisis terhadap pembangunan. Brasil, Argentina, dan bahkan negara Amerika Latin lainnya yang terjerat utang luar negeri, mengalami situasi yang amat kritis. Bisa jadi benar, apa yang dikatakan bahwa pinjaman pokok mereka yang besar sudah sukar untuk dilunasi, namun bunga dan cicilan yang sudah dibayarkan sesungguhnya telah melampaui jumlah pinjaman sebenarnya. Tetapi, negara-negara kreditor tetap saja tidak memberikan prospek baik bagi keringanan, terlebih lagi untuk pemutihan pinjaman pokoknya.29 29 Ibid. Hal. 192 28 C. Teori Inflasi Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan disamping masalah pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia. Sejarah menunjukkan bahwa salah satu negara yang ditandai dengan kenaikan harga secara cepat adalah Mesir di sekitar tahun 330 sebelum Masehi pada waktu pemerintah Alexander Agung menyerbu Persia dengan membawa emas (hasil rampasan) ke Mesir dan juga negara Jerman mengalami “hyper-inflation”, pada awal tahun 1990-an dimana laju inflasi mencapai beberapa ratus persen per tahunnya.30 Ackley mendefinisikan bahwa inflasi adalah suatu kenaikan harga yang terus-menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). Hal ini berakibat pada menurunnya nilai mata uang. Pengalaman di berbagai negara yang mengalami inflasi menunjukkan bahwa beberapa penyebab inflasi adalah upah, krisis energi, , kekeringan, dan defisit anggaran.Akan tetapi, tidak satupun dari faktor tersebut mampu menjelaskan inflasi secara konsisten sepanjang waktu.31 “Price Theoritical Explanation” merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis inflasi. Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada peranan yang menyangkut anggaran dan paket kebijaksanaan yang bekait dengan sebab akibat inflasi dalam perekonomian. 30 Iswardono. 1997. Uang dan Bank . : Yogyakarta : BPFE. Hal.213 Ibid. Hal. 214 31 29 Proses perubahan harga relatif dipandang sebagai faktor utama penyebab inflasi. Pendekatan ini didukung oleh tiga kelompok yang menamakan dirinya sebagai kelompok Fiscal, kelompok Wicksell, dan kelompok Moneter. Dimana ketiganya memiliki perbedaan lokasi dan latar belakang. Kelompok Fiscal dan Wicksell memusatkan perhatiannya pada hal yang bersifat “non-objects”. Sementara itu, kelompok Moneter menempatkan perilaku uang sebagai penyebabnya. Kelompok Fiskal mengatakan bahwa pada umumnya inflasi merupakan hasil dari pengeluaran pemerintah, struktur pajak, dan si wajib pajaknya serta model anggaran belanja devisit dan juga beberapa kebijakan fiscal lainnya. Kelompk Wicksell memusatkan penjelasannya pada antisipasi produsen atas keuntungan riilnya, dimana antisipasi yang konstan akan menggeser kurva permintaan ke kanan sebagai akibatnya terjadi perubahan juga pada keuntungan riilnya yang mengakibatkan adanya kecenderungan kenaikan harga. Sedangkan kelompok Moneter menempatkan segala moneter yang diukur dengan perubahan relatif JUB sebagai penyebab utama inflasi beserta akseleratornya. Ada pula teori inflasi yang bersifat elektrik yang dikemukakan oleh Keynes yang mengatakan bahwa kenaikan pengeluaran di atas nilai output pada harga tertentu akan menyebabkan inflasi. Begitu inflasi muncul, aparat kelembagaan akan menentukan perilaku serta daya tahan inflasi. Pendekatan ini pada dasarnya menganggap bahwa inflasi merupakan masalah ekoonomi 30 dan gejala ekonomi yang disebabkan karena berbagai isu yang berinteraksi secara luas. Menurut teori ini, tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa perubahan luar (exogenous variables), dimana hubungan antara perubahan harga dengan perubahan luar ini tidak stabil, variasi perubahan luar berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lain.32 Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi. Dijelaskan banyak pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Inflasi menurut A.P. Lehner adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. 32 Ibid. Hal. 215 31 Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses menurunnya nilaimata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan salingpengaruhmempengaruhi. Berdasarkan pada tingkat kelajuan kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan :33 1. Inflasi merayap 2. Inflasi sederhana 3. Hiperinflasi Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang di golongkan ke dalam inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya dibawah 10% pertahun. Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap diperlukan untuk menggalakkan 33 Samuel Son dalam F. Aprilta. 2011. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53529/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pd f. Diakses pada 17 Februari 2013, pukul 22:01. 32 perkembangan ekonomi. Sedangkan inflasi sederhana, yakni apabila kenaikan harga-harga antara 10% - 30% pertahun. Harga barang pada umumnya naik dengan tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah. Maka dalam inflasi merayap upah tidak berubah atau naik dengan tingkat yang lebih rendah dari inflasi. Sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang berlaku terutama mengakibatkan pertumbuhan dalam keuntungan perusahaanperusahaan. Untung yang sangat besar akan menggalakkan pertambahan investasi.34 Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat , yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di Indonesia sebagi contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. inflasi seperti ini di golongkan sebagai hiperinflasi, yakni apabila tingkat inflasi mencapai 100% keatas tiap tahunnya.35 Hiperinflasi seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang mengalami perang atau kekacauan politik dalam negaranya. Dalam masamasa seperti ini pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi pajak yang di pungutnya. Salah satu caranya adalah meminjam dari bank sentral atau mewajibkan bank sentral mencetak lebih banyak uang 34 35 Ibid Ibid 33 pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut mempercepat pertambahan pengeluaran agregat. Pada umumnya sektor perusahaan tidak akan mapu menghadapi kenaikan pengeluaran yang sangat berlebihan , dan sebagai akibatnya harga-harga akan naik dengan cepat. Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan terus menerus, tingkat kegiatan ekonomi akan semakin menurun dan ini menyebabkan pendapatan nasional mengalami kemunduran dan pengangugran semakin meningkat . Ini berarti hiperinflasi cenderung mewujudkan stagfasi. Adapun efek buruk inflasi, yakni kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan bebrapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi , tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat. D. Konsep Kepentingan Nasional Kepentingan Nasional (National Interests) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini, yaitu keamanan (security) dari 34 kesejahteraan (prosperity), merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi setiap negara. Hubungan bilateral yang dijalin antar dua Negara tidak terlepas dari kepentingan nasional masing- masing negara yang mendasarinya untuk melakukan kerjasama. Setiap negara mengandalkan dirinya pada kekuatan nasional untuk menyelenggarakan politik luar negeri yang mengabdi pada kepentingan nasional. Kepentingan nasional adalah sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya.Politik luar negeri tersebut menjadi manifestasi utama suatu negara dari perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain. Jika beberapa negara memiliki keselarasan dalam kepentingan nasional yang diperjuangkan masing- masing baik itu alasan ideologis maupun pragmastis maka negara- negara tersebut dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dan sangat kooperatif satu sama lain.36 Miroslav Nincic menyatakan tiga asumsi dasar dalam mendefinisikan kepentingan nasional, yaitu :Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. 36 Anak Agung Banyu Perwita danYanyan M. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : Rosdakarya. Hal. 35 35 Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional harus melampaui kepentingan yang bersifat partikularistik dari individu, kelompok atau lembaga pemerintahan sehingga menjadi kepedulian masyarakat secara keseluruhan.37 Definisi tersebut mengemukakan bahwa kepentingan nasional yang bersifat vital bagi suatu negara, yakni mengenai eksistensi kedaulatan dan yurisdiksi suatu wilayah.Upaya dalam mencapai kepentingan yang bersifat vital ini menggunakan instrument kekuatan militer (hard power) sedangkan kepentingan yang bersifat sekunder diperjuangkan dalam kebijakan luar negeri melalui pertukaran kebudayaan, kerjasama dan instrument soft power lainnya. Sehingga dalam upaya pencapaian tujuan nasional tidak hanya melibatkan aktor negara melainkan para aktor non-negara lainnya yang telah didelegasikan guna mensinergikan segenap potensi kekuatan yang ada pada dataran domestic agar tujuan nasional dapat dicapai. Kepentingan nasional suatu bangsa dengan sendirinya perlu mempertimbangkan berbagai nilai yang berkembang dan menjadi ciri khas suatu negara.Adapun pengaplikasian kepentingan nasional tentunya tidak hanya berkaitan mengenai aspek perpolitikan, militer pertahanan keamanan wilayah tetapi juga mencakup beragam aspek kehidupan masyarakat lebih 37 Aleksius Jermadu. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 67 36 dekat, yakni kehidupan ekonomi untuk kesejahteraan hidup masyarakat juga aspek sosial budaya melalui diplomasi.Kepentingan nasional kini juga bersifat dimensional dan masing- masing dimensi berkaitan secara sistematik dan aplikasinya.Aspek kebudayaan yang dilmiliki masing-masing negara tentunya mempunyai karakteristik tersendiri. James N Rossenau mengatakan bahwa kepentingan nasional memiliki dua kegunaan, yakni :Pertama, sebagai analitis untuk menggambarkan, menjelaskan atau mengevaluasi politik luar negeri. Kedua, sebagai alat tindakan politik dan sarana untuk membenarkan, mengecam atau mengusulkan kebijaksanaan.38 Kepentingan nasional perlu mencerminkan kepentingan negara secara keseluruhan.Karena sebagai dasar politik luar negeri suatu negara, kepentingan nasional menjadi central point dalam upaya menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku suatu negara dalam perpolitikan internasional. Dalam kegiatan diplomatik pun sebagai bentuk kebijakan luar negeri didukung oleh kepentingan nasional. Pengaplikasian untuk mencapai kepentingan nasional juga dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan nasional yang mana salah satu unsure kekuatan nasional adalah kualitas diplomasi. Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES. Hal. 140 38 37 Hal ini menjadi jelas bahwa kepentingan nasional selalu menjadi landasan sekaligus tujuan bagi suatu bangsa dan negara dalam menyusun kebijaksanaan serta strategi yang digunakan dalam pergaulannya di fora internasional. Sebagaimana dikatakan oleh Morgenthau, bahwa “kepentingan nasional suatu bangsa bukan hanya menyadari kepentingannya sendiri tetapi juga menyadari kepentingan negara lain”. Dengan demikian, kepentingan nasional merupakan prinsip fundamental dalam kerangka politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum, tetapi juga merupakan unsur yang menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi negara. Unsur tersebut meliputi kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, kesejahteraan ekonomi serta peningkatan dan pertumbuhan demokrasi pada negara tersebut.39 39 Sumpema Prawira Saputera. 2006. Politik Luar Negeri RI : Kerangka Studi Analisis. Jakarta : Bina cipta. Hal. 33 38 BAB III GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN ZIMBABWE (2007-2011) A. Republik Zimbabwe Sebelumnya Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia selatan, yangdikelola oleh British South African Company, berdasarkan Piagam Kerajaan Inggris tahun 1899. Pengaturan ini berakhir 1923 ketika Inggris menganeksasinya menjadi bagian dari Kerajaan. Meskipun hasil referendum pada Juli 1961 untuk mengesahkan UUD baru, yang diikuti hampir seluruhnya penduduk kulit putih, telah disetujui Kerajaan Inggris, namun MU-PBB tahun 1962 menyatakan bahwa Rhodesia Selatan merupakan wilayah yang tidak berpemerintahan sendiri sesuai Bab XI Piagam PBB.40 Selama beberapa tahun MU-PBB meminta Inggris sebagai Penguasa Administrasi agar menunda UUD 1961 dan merumuskan UUD baru atas prinsip satu orang satu suara dan menyerukan pada Inggris untuk tidak memberikan kemerdekaan sampai pemerintahan mayoritas terbentuk atas dasar hak memilih universal. Sebaliknya Inggris mengannggap bahwa sejak 1923 Rhodesia Selatan merupakan koloni yang telah memiliki pemerintahan sendiri dan menganggap PBB melakukan campur tangan urusan dalam negeri wilayah itu. 40 Abdul Hadi Adnan. 2008. Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika. Bandung:CV.Angkasa. Hal. 99 39 Pada 1965 rezim minoritas Rhodesia Selatan yang dipimpin Ian Smith memproklamasikan kemerdekaan secara sepihak (Unilateral Declaration of Independence/UDI). Namun Inggris menolak pernyataan itu. Pada 1969, rezim tersebut menetapkan UUD baru dengan membuka partisipasi minoritas Afrika di parlemen dan menyatakan pemutusan hubungan dengan Inggris. Pada 1 Maret 1970 Ian Smith memproklamasikan kembali Rhodesia Selatan sebagai republik. DK-PBB menyatakan hal itu tidak sah. Pada 1971, wakil Inggris memberitahukan pada DK-PBB tentang penyelesaian masalah Rhodesia Selatan dengan memasukkan hak-hak bangsa Afrika dalam perubahan UUD, masalah penghapusan diskriminasi rasial, pemberian status tanah dan pembangunan. Namun, MU-PBB menolak hal tersebut pada 1971. 41 DK-PBB meningkatkan sanksinya terhadap Rhodesia Selatan pada 1977. Pada akhir 1979 tercapai gencatan senjata dengan Front Pembebasan Zimbabwe. Serangkaian pembicaraan di London menghasilkan persetujuan yang ditandatangani 21 Desember 1979. Mugabe kembali ke Zimbabwe Januari 1980, hampir lima tahun setelah ia mengasingkan diri ke luar negeri.42 Republik Zimbabwe lahir sebagai negara merdeka pada 18 April 1980. Banyak harapan diberikan kepada Robert Gabriel Mugabe, yang awalnya menepati janji untuk terus bekerjasama dengan mantan lawannya yang berkulit putih. Mugabe menunjuk dua menteri dari kelompok kulit putih. 41 42 Ibid hal. 100 Ibid hal. 102 40 Bahkan ia mempertahankan panglima angkatan perangnya, Jenderal Peter Walls. Malah ia menunjuk kepala intelijen Ken Flower, yang pernah melakukan percobaan pembunuhan atas Mugabe. Bukan hanya itu, Mugabe bahkan memelihara hubungan baik dengan mantan penguasa Rhodesia Selatan, Ian Smith. Mugabe memberi keyakinan pada kalangan pebisnis mengenai pentingnya investasi asing dan perlunya melaksanakan pembangunan berdasarkan kapitalisme dan kemudian bergerak kea rah sosialisme. Mugabe ingin membawa perubahan dengan cara realistis. Ia menyadari bahwa struktur ekonomi Zimbabwe didasarkan pada kapitalisme. Modifiikasi hanya akan terjadi dengan cara bertahap. Mugabe ingin pula memperoleh kepercayaan petani kulit putih, yang jumlahnya hanya 6.000 orang namun memiliki 40% tanah pertanian dan dua pertiga tanah terbaik. 43 Peranan warga kulit putih menentukan bagi kemakmuran ekonomi Zimbabwe karena merupakan tiga perempat hasil industri pertanian dan menghasilkan banyak komoditas dengan menggunakan teknik dan peralatan canggih. Mereka menghasilkan 90% jagung yang dipasarkan sebagai makanan utama, 90% kapas serta hampir seluruh tembakau dan hasil tanaman yang diekspor, termasuk gandum, kopi, teh, dan gula yang 43 Ibid 41 merupakansepertiga total ekspor. Mereka mempekerjakan sepertiga buruh yang diupah, berjumlah 271.000 orang pada 1980.44 Selama dua tahun pertama, kemerdekaan berjalan dengan baik. Para petani kulit putih menikmati keuntungan besar karena iklim dan curah hujan yang memadai menyebabkan hasil pertanian mencatat rekor pertumbuhan sebesar 24% dalam dua tahun itu. Belum lagi bantuan barat banyak mengalir : hampir 900 juta euro diberikan pada tahun pertama kemerdekaan, yang memungkinkan Mugabe memulai program di bidang pendidikan dan kesehatan yang menjangkau seluruh penduduk dan untuk membiayai redistribusi tanah. 45 Land reform (proses politik pangan di Zimbabwe dimulai dengan pengambil-alihan seluruh tanah-tanah pertanian yang selama ini dikuasai oleh para tuan tanah dari kalangan kulit putih warga negara-negara Eropa. Selanjutnya, tanah-tanah tersebut dibagikan secara merata kepada petanipetani penduduk asli Zimbabwe utnuk digarap dalam rangka menghasilkan produk pangan lokal berbasis pertanian lokal) menjadi isu yang menonjol. Empat juta petani hidup di tanah komunal yang amat padat dan terlalu banyak dimanfaatkan sehingga kesuburan tanah merosot. Tiga perempat petani menggarap tanah yang dalam keadaan normal pun sering kekurangan air 44 Ibid Ibid 45 42 shujan sehingga menyulitkan mereka. Kepadatan penduduk di kalangan kulit hitam tiga kali lipat dibandingkan di lingkungan kulit putih. Zimbabwe, suatu negara di Afrika bagian selatanyang dahulu diketahui sebagai Rhodesia Selatan, dan kemudian Rhodesia. Zimbabwe memiliki kekayaan alam yang memungkinkan produksi gula, buah-buahan, jagung, tembakau, serta berbagai ternak. Populasi Zimbabwe terbagi ke dalam 2 induk bahasa dan kelompok etnik : Shona dan Ndebele. Shona terbagi dalam beberapa sub-etnik, seperti Tavara, Korekore, dan Manyika, dan secara tradisional dibedakan oleh wilayah dan dialek Shona. Sekitar 62% dari populasi menganut agama Kristen atau kepercayaan Sinkretisme (akulturasi kepercayaan Kristen dan indigenous).46 B. IMF (International Monetary Fund) IMF dibentuk menjelang akhir Perang Dunia Kedua. Pembetukan IMF dimaksudkan sebagai bagian dari upaya untuk membangun suatu sistem perekonomian internasional baru yang lebih stabil dan menghindari kesalahan yang mahal pada dekade sebelumnya. Sejak awalnya, IMF telah dibentuk oleh sejarah dan diberi pola oleh gagasan-gagasan politik dan ekonomi dari waktu ke waktu. 46 Dyah Ayu Aprilina. 2012. Penyebab Inflasi Zimbabwe. http://www.searchdocument.com/doc/1/8/penyebab-inflasi-zimbabwe.html#. Diakses pada 12 Januari 2012 pukul 11:10 wita. 43 Pada waktu para delegasi dari 44 negara bertemu di Bretton Woods, New Hampshire, pada bulan Juli 1944, untuk menetapkan lembaga-lembaga yang akan mengatur hubungan ekonomi internasional. Pembentukan sebuah Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan diharapkan akan membantu memulihkan kegiatan ekonomi, sedangkan pembentukan sebuah IMF diharapkan akan membantu memulihkan konvertibilitas mata uang dan perdagangan multilateral. Bagi John Maynard Keynes, ekonom yang mengepalai Delegasi Inggris, dan Harry Dexter White, perancang utama piagam IMF yang mewakili Delegasi AS, prinsip yang memotivasi untuk menciptakan IMF adalah untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi paskaperang dengan mendirikan sebuah lembaga yang diharapkan akan mencegah kemunduran ke dalam autarki dan proteksionisme, bukan hanya untuk menghindari terulangnya Depresi Besar.47 IMFadalah organisasi dari 186 negara, ; 48 yang bekerja untuk Membangun kerjasama moneter global, stabilitas keuangan aman, memfasilitasi perdagangan Internasional, mempromosikan kerja tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi kemiskinan di seluruh dunia. 47 IMF (Internasional Monetary Fund). 2006. IMF Dalam Fokus. Washington, D.C : IMF. Hal. 12 IMF. 2010. IMF-International Monetary Found. http://id.reingex.com/IMF-International-MonetaryFund.shtml. Diakses pada 23 november 2012, pukul 15:38 wita. 48 44 Dengan keanggotaannya dari 186 negara, International Monetary Fund (IMF) ditempatkan untuk membantu pemerintah negara anggota mengambil keuntungan dari peluangdan mengelola tantanganyang diakibatkan oleh globalisasi dan pembangunan ekonomi secara lebih umum. IMF melacak tren ekonomi global dan kinerja, mengingatkan negara-negara anggotanya ketika melihat masalah di cakrawala, menyediakan forum dialog kebijakan, dan menyampaikan pengetahuan kepada pemerintah tentang bagaimana mengatasi kesulitan ekonomi.Membantu manfaat negara dari globalisasi sambil menghindari kerugian potensial adalah tugas penting bagi IMF. Krisis ekonomi global telah menyoroti betapa negara-negara yang saling berhubungan telah menjadi dalam perekonomian dunia saat ini.SDR (Special Drawing Rights) merupakan aset cadangan internasional, yang diciptakan oleh IMF pada tahun 1969 tambahan cadangan devisa negaranegara anggota. Nilainya didasarkan pada sekeranjang mata uang internasional empat kunci, dan SDR dapat ditukar dengan mata uang yang dapat digunakan secara bebas. Tiga cara IMF memberikan pinjaman yang penulis rangkum dalam bentuk tabel, sebagai berikut:49 49 IMF (Internasional Monetary Fund). Op. Cit. Hal 15 45 Tabel 3.1 Pinjaman untuk berjaga-jaga dan fasilitas perpanjangan dana Fasilitas pinjaman untuk berjaga-jaga Makna Batas Akses Fasilitas Perpanjangan Dana Mengatasi kesulitankesulitan neraca pembayaran yang bersifat jangka pendek. Rencana ini biasanya 12-18 bulan dengan jangka waktu maksimum yang sah selama 3 tahun Tahunan: 100 persen dari kuota; kumulatif: 300 persen dari kuota untuk semua penggunaan sumber daya IMF dalam Rekening Sumber Daya Umum Menyediakan bantuan yang lebih berjangka panjang untuk mendukung reformasi struktural yang akan mengatasi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran yang lebih berjangka panjang 21/4-4 tahun/31/4-5 tahun 41/2-7 tahun/41/2-10 tahun Tahunan: 100 persen dari kuota; kumulatif: 300 persen dari kuota untuk semua penggunaan sumber daya IMF dalam Rekening Sumber Daya Umum. Jatuh Tempo Biaya Tingkat biaya dasar + Tingkat biaya dasar + biaya biaya tambahan sebesar tambahan sebesar 100 basis 100 basis poin untuk poin untuk jumlah di atas 200 jumlah di atas 200 persen persen dari kuota dan 200 basis dari kuota dan 200 basis poin untuk 300 persen dari poin untuk 300 persen dari kuota. kuota Syarat Anggota menerima dan Anggota menerima dan menerapkan kebijakan menerapkan program 3-tahun, yang memberikan dengan agenda struktural, dan kepastian bahwa menyediakan pernyataan kesulitan-kesulitan neraca terperinci tahunan mengenai pembayarannya akan kebijakan untuk 12 bulan diatasi dalam suatu jangka berikutnya. waktu yang wajar. Pentahapan/ Pencairan pinjaman Pencairan pinjaman triwulanan triwulanan bergantung atau semesteran bergantung Pemantauan pada kepatuhan pada kepatuhan kepada kriteria kepada kriteria kinerja dan kinerja dan syarat-syarat lain. syarat-syarat lain. Sumber : diolah dari Dokumen IMF (IMF dalam Fokus 46 Tabel 3.2 Pinjaman Khusus Makna Batas Akses Jatuh Tempo Fasilitas Cadangan Pelengkap Menyediakan bantuan jangka pendek bagi para anggota untuk mengatasi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran yang berkaitan dengan hilangnya kepercayaan pasar secara tiba-tiba. Tersedia hanya sebagai pelengkap untuk fasilitas reguler. Tidak ada; fasilitas ini tersedia hanya apabila akses dana dalam fasilitas reguler mungkin melampaui batas tahunan atau kumulatif 2-21/2 tahun/21/2-3 tahun. Fasilitas Pembiayaan Kompensasi Menutupi kekurangan dalam pendapatan ekspor dan penerimaan jasa anggota atau kelebihan dalam biaya impor produk padi-padian yang bersifat sementara dan timbul dari kejadiankejadian di luar kendali anggota tersebut. Maksimum 45 persen dari kuota untuk setiap elemen, kekurangan ekspor, dan kelebihan biaya impor produk padipadian, dan 55 persen dari kuota untuk gabungan kedua elemen di atas. 21/4-4 tahun/31/4-5 tahun Biaya Tingkat biaya dasar + 300 basis poin dengan maksimum 500 basis poin setelah 21/2 tahun. Tingkat biaya dasar; tidak dikenai biaya tambahan Syarat Program sesuai dengan fasilitas regular yang terkait, dengan kebijakan yang dimantapkan untuk mengatasi hilangnya kepercayaan pasar. Biasanya tersedia hanya apabila anggota telah mempunyai suatu Fasilitas Pinjaman Berjaga-jaga atau apabila posisi neraca pembayarannya,terlepas dari kekurangan ekspor atau kelebihan impornya,sebenarnya memuaskan. Pentahap an/ Pemantau an Fasilitas tersedia untuk satu tahun; sebagian besar pencairan dilakukan pada tahap awal (front-loaded) dengan pencairan dana dilakukan dalam dua tahap atau lebih. Biasanya dicairkan selama minimum enam bulan dan disesuaikan dengan tahapan dalam kesepakatan. Bantuan Darurat Bencana Alam dan Pascakonflik 25 persen dari kuota, walaupun jumlah yang lebih besar dapat tersedia dalam kasus-kasus luar biasa. Tidak diperkirakan pembayaran kembali secara dini/31/4-5 tahun. Tingkat biaya dasar, tidak dikenai biaya tambahan, kemungkinan adanya subsidi bunga untuk negara-negara berpenghasilan rendah bila sumber daya tersedia. Upaya-upaya yang wajar untuk mengatasi kesulitankesulitan neraca pembayaran dan berfokus pada pembinaan kapasitas administratif maupun kelembagaan untuk merintis jalan mendapatkan fasilitas golongan kredit tinggi (upper credit tranche arrangement) atau kesepakatan berdasarkan Fasilitas Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan. Biasanya tidak ada Sumber : diolah dari Dokumen IMF (IMF dalam Fokus) 47 Tabel 3.3Pinjaman untuk anggota-anggota berpenghasilan rendah Makna Batas Akses Fasilitas Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan (PRGF) Menyediakan bantuan yang lebih berjangka panjang untuk kesulitan-kesulitan structural neraca pembayaran yang mendalam; yang ditujukan untuk pertumbuhan berkesinambungan yang mengurangi kemiskinan. Fasilitas untuk Kejutan Eksternal (ESF) Disetujui tetapi masih belum sepenuhnya didanai. Menyediakan dukungan terhadap kebijakan dan bantuan keuangan bagi negara-negara berpenghasilan rendah yang menghadapi kejutan-kejutan eksternal (seperti: perubahan-perubahan harga komoditas, bencana alam, dan gangguan perdagangan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian di negara tetangga). Tersedia bagi negara-negara yang berhak mendapatkan PRGF tetapi tidak sedang didukung oleh PRGF program; program-program ESF berdurasi satu sampai dua tahun. 25 persen dari kuota; batas akses kumulatif sebesar 50 persen dari kuota. Tidak diperkirakan pembayaran kembali secara dini/51/2-10 tahun 140 persen dari kuota; maksimum 185 persen. Tidak diperkirakan pembayaran Jatuh kembali secara dini/51/2-10 Tempo tahun. Suku bunga lunak: 1/2 dari 1 1/2 dari 1 persen setahun, tidak persen dikenai Biaya Setahun, tidak dikenai biaya biaya tambahan. tambahan. Berdasarkan suatu Dokumen Strategi pengurangan kemiskinan Strategi Pengurangan harus Kemiskinan yang dipersiapkan disiapkan, dan program ekonomi oleh negara dalam suatu proses lengkap harus dirumuskan. Syarat partisipatif, dan mengintegrasikan kebijakankebijakan ekonomi makro,struktural, dan pengurangan kemiskinan. Pentahapan/ Pencairan pinjaman semesteran Pencairan pinjaman semesteran atau Pemantauan (atau sesekali triwulanan) triwulanan bergantung pada kepatuhan bergantung pada kepatuhan kepada kriteria kinerja dan pada kepada criteria kinerja dan kebanyakan kasus, bergantung pada penyelesaian tinjauan. penyelesaian tinjauan. Sumber : diolah dari Dokumen IMF (IMF dalam Fokus) 48 C. Perkembangan Utang Luar Negeri Zimbabwe (2007-2011) Zimbabwe merupakan negara yang memiliki utang luar negeri pada negara-negara sahabat maupun organisasi internasional. Namun, yang dibahas dalam skripsi ini pada organisasi internasional, diantaranya ; Paris Club, NonParis Club, IMF, AfDB, WB, EIB, dan lain-lain (organisasi internasional yang tak disebut). Adapun yang lebih fokusnya hanya pada IMF. Berikut daftar utang luar negeri Zimbabwe tahun 2007-2011 dipaparkan dalam bentuk tabel sebaga berikut ;50 Tabel 3.4 Total Utang Luar Negeri Zimbabwe Jumlah Utang dalam Jutaan USD (2007) Jumlah Utang dalam Jutaan USD (2008) Jumlah Utang dalam Jutaan USD (2009) Jumlah Utang dalam Jutaan USD (2010) Jumlah Utang dalam Jutaan USD (2011) No . Organisasi Internasio nal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. IMF AfDB WB EIB Paris Club Non-Paris Club Lain-lain - - - 133 582 1.279 305 2.680 427 388 138 645 1.336 305 3.311 2.758 404 Total - - - 5.794 8.897 Sumber : Laporan tahunan International Monetary Fund Konsultasi IV untuk Zimbabwe tahun 2012. pada Artikel 50 IMF and Zimbabwe. 2012. Article IV Consultation- Debt Sustainability Analysis. www.imf.org/external/pubs/ft/dsa/pdf/2012/dsacr12279.pdf. Diakses pada 12 Januari 2013, pukul 15: 39 witta. 49 Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2007-2009 lembaga-lembaga internasional menghentikan pemberian utang luar negeri. Hal ini dikarenakan padad tahun-tahun tersebut Zimbabwe mulai mengalami Hiperinflasi sehingga tak diberi utang oleh lembaga-lembaga internasional. Namun, mulai tahun 2010 Zimbabwe kembali diberi utang luar negeri. Diketahui bahwa utang luar negeri Zimbabwe tahun 2011 di berbagai organisasi internasional adalah 138 USD pada IMF, 645 USD pada AfDB, 1.336 USD pada WB, 305 USD pada EIB, 3.311 USD pada Paris Club, 2.758 USD pada Non-Paris Club, dan 404 USD pada lain-lain (organisasi internasional lain yang tak disebut). Dari tabel 1 diatas dilihat bahwa total utang luar negeri Zimbabwe pada tahun 2010 senilai 5.794 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 8.897. Pada tanggal 21 September 2012, Dewan Eksekutif International Monetary Found (IMF) menyatakan bahwa setelah krisis ekonomi dan stabilisasi politik, ekonomi Zimbabwe mengalami pemulihan pada tahun 2009 setelah mengalami hiperinflasi tertinggi di dunia pada tahun 2008. Hal ini didukung oleh pembentukan pemerintahan koalisi, lingkungan eksternal yang kondusif, penerapan sistem multicurrency(berbagai mata uang yang beredar di Zimbabwe diantaranya dollar Amerika, Euro, Rand)dan penganggaran kas serta penghentian kuasi-fiskal oleh Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ).51 51 IMF business. 2011. Business in Zimbabwe. http://www.newzimbabwe.com/business-9164Zimbabwe%E2%80%99s%20debt%20reaches%20US$11bln%20IMF/business.aspx. Diakses pada 13 Januari 2013, pukul 16:36 wita 50 Zimbabwe tetap dalam kesulitan utang dengan utang luar negeri dari berbagai organisasi internasional maupun non-organisasi internasional. Keuangan publik berada di bawah tekanan pada tahun 2011. Meskipun lebih baik dari perkiraan kinerja pendapatan, operasi pemerintah pusat mencatat defisit kas 0,6 persen dari PDB pada tahun 2011. Hal tersebut terjadi dikarenakan kenaikan gaji yang menaikkan biaya tenaga kerja sebesar 22 persen, dan investasi modal. Pengaruh kenaikan gaji diperparah pada awal2012 dengan peningkatan tunjangan karyawan dan perekrutan dianggarkan.52 D. Kondisi Perekonomian Zimbabwe (2007-2011) Perekonomian Zimbabwe terus tumbuh meskipun ketidakpastianpolitik.Setelah satu dekade kontraksi dari 1998 sampai 2008, ekonomi Zimbabwe mencatat pertumbuhan riil lebih dari 9% per tahun pada 2010-2011, sebelum melambat menjadi 5% pada tahun 2012, sebagian karena panen yang menurun dan pendapatan berlian yang rendah. Dolarisasi pada awal 2009 yang memungkinkan mata uang seperti pula Botswana, Afrika Selatan rand, dan dolar AS yang akan digunakan secara lokal berakhir hiperinflasi dan stabilitas harga dipulihkan namun terkena kelemahan struktural yang terus menghambat pertumbuhan berbasis luas. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari ekspor-impor, GDP, dan 52 ibid 51 Produk lokal yang dihasilkan. GDP zimbabwe per kapita/ tahun senilai ; 500 USD dari tahun 2010 hingga 2012. Produk Zimbabwe dibagi menjadi produk industri dan produk pertanian. Produk industri, diantaranya ; pertambangan (batubara, emas, platinum, tembaga, nikel, timah, intan, tanah liat, bijih logam dan bukan logam banyak), baja, produk kayu, semen, kimia, pupuk, pakaian dan alas kaki, bahan makanan serta minuman. Produk pertanian meliputi jagung, kapas, tembakau, gandum, kopi, tebu, kacang, domba, kambing, dan babi. Berikut diuraikan produk ekspor Zimbabwe ke negara mitra kerja.53 Tabel 3.5 Persentase Produk Ekspor-Impor Zimbabwe Produk Ekpor Diekspor ke Negara (%) Produk Impor Platinum dan emas (produk industri). tekstil, kapas, dan tembakau (produk pertanian) Total Ekspor Afrika Selatan 17,3 RRC 16,9 Kongo Bostwana Italia 11,7 10,5 6,1 mesin dan peralatan transportasi, manufaktur, bahan kimia, bahan bakar, produk makanan 62,5 Diimpor ke Negara (%) Afrika Selatan 55,4 RRC 9,2 Total Impor 64,4 Sumber : diolah dari dokumen CIA-The World Factbook 53 CIA-The World Factbook. 2013. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/zi.html.Diakses pada 10 februari 2013, pukul 15:28 wita. 52 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ekspor Zimbabwe, diantaranya ; platinum, emas, tekstil/pakaian (produk industri) dan kapas, tembakau (produk pertanian). Adapun produk ekspor Zimbabwe dikirim ke negara mitra kerja seperti Afrika Selatan 17,3%, RRC 16,9%, Republik Demokratik Kongo 11,7%, 10,5% Botswana, Italia 6,1% hingga tahun 2011. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Zimbabwe mengimpor mesin dan peralatan transportasi, manufaktur, bahan kimia, bahan bakar, produk makanan yang berasal dari Afrika Selatan 55,4%, China 9,2% hingga tahun 2011. Perekonomian Zimbabwe dinyatakan mengalami hiperinflasi sesuai Bank Sentral Zimbabwe yang menyatakan inflasi Zimbabwe mencapai 150.000 persen pada tahun 2008.Dalam pengumuman pertama mengenai inflasi empat bulanannya, Gubernur Reserve Bank Gideon Gono mengatakan, inflasi yang merupakan 'ketidakseimbangan makro ekonomi yang paling menghancurkan di dalam negeri' ini berdampak pada semua sektor masyarakat. Kantor pusat statistik negara setempat sebenarnya sudah menyatakan inflasi hanya di bawah 8.000 persen pada tahun 2007.54 Pada tahun 2009, Zimbabwebahkan mencetakmata uang dengan denominasi 100 triliun dolar, yang sebenarnya hanya setara dengan US$ 300 atau sekitar Rp 3,3 juta. Bank Sentral Zimbabwe juga memperkenalkan tiga 54 Istik.2008.http://finance.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/03/time/164057/idn ews/888471/idkanal/4. Diakses 17 januari 2013 pukul 15:30 wita. 53 mata uang dengan denominasi 10,20 dan 50 triliun dolar.55Seiring terjadinya hiperinflasi, nilai tukar mata uang Zimbabwe memang turun sangat sangat tajam. Mata uang yang dikeluarkan sebelumnya dalam denominasi jutaan dan miliaran ternyata tak cukup untuk mengatasi hiperinflasi yang melanda Zimbabwe. Keluarnya mata uang dalam denominasi triliunan dolar itu terjadi hanya sepekan setelah Bank Sentral Zimbabwe mengeluarkan mata uang dalam denominasi miliaran yakni 10,20 dan 50 miliar dolar. Sayangnya, mata uang berdenominasi miliar hiperinflasi.Perekonomian itu, tak Zimbabwe cukup mengalami untuk bisa hiperinflasi menahan karena disebabkan berbagai hal, diantaranya: 1. Konflik Politik ( Rezim presiden Robert G. Mugabe) Selama ini, Zimbabwe dibawah pemerintahan Presiden Robert Mugabe yang berkuasa hampir tiga dekade. Yang kian lama dalam kepemimpinannya semakin terlihat sebuah tatanan yang jauh dari konsep negara tersebut dibentuk. Namun kian lamanya Mugabe berkuasa tatanan negara tersebut kian tidak tercermin dalam efisiensi kepemimpinannya. Selama 28 tahun kepemimpinan Robert Mugabe yaitu sejak tahun 1980- 55 KB Finance. 2009. Zimbabwe Luncurkan Uang dengan Nilai Triliun. http://www.kilasberita.com/ekonomi-moneter/zimbabwe-luncurkan-uang-dengan-nilai-triliun. diakses pada 19 Januari 2013 pukul 16:30 wita. 54 2008.56 Negeri tersebut mengalami bencana kelaparan. Jutaan orang terpaksa mengungsi. Bahkan, tingkat inflasi Zimbabwe merupakan tertinggi di dunia. Zimbabwe adalah negara berbentuk republik dengan sistem pemerintahan semi presidensial, dimana presiden merupakan Kepala Negara dan juga sebagai Kepala Pemerintahan. Dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh pemerintah dan kekuasaan legislatif dibagi antara pemerintah dan perlemen. Mugabe terpilih kembali pada tahun 1990 setelah peleburan dua partai politik terkemuka Zimbabwe African National Union (ZANU) pimpinan Robert Mugabe dan the Zimbabwe African People's Union (ZAPU) pimpinan Joshua Nkomo pada tahun 1988 yang kini dikenal sebagai ZANU-PF (Zimbabwe African NationalUnion – Patriotic Front).57 Robert Mugabe selalu memenangi pemilihan yang diadakan di Zimbabwe. Seperti pada pemilu yang diadakan pada tahun 1990 dimana Mugabe menang telak dengan memperoleh 117 kursi parlemen dari 120 kursi yang ada menang telak dari pesaingnya Edgar Tekere yang mewakili Zimbabwe Unity Movement, dimana Edgar Tekere bersama ZUM hanya memenangi 16% suara. 58 Meski pengamat pemilu mengatakan pemilu tersebut sarat dengan kecurangan. Pemilu pada Maret 2000 juga dimenangkan Mugabe meskipun diprotes kalangan pengamat dan dunia internasional karena banyaknya 56 Stephen Chan . 2003. Robert Mugabe: A Life of Power and Violence. Hal. 123 Grolier Intenational, Inc. 1988. Negara dan Bangsa jilid 2. Jakarta: PT Widyadara. Hal 126 58 Ibid 57 55 manipulasi dalam pemilu tersebut. Morgan Tsvangirai yang menjadi calon oposisi hanya memperoleh 1.185.793 (41%), sementara Robert Mugabe meraih 1.637.642 (56%) suara pemilih.59 Penantian rakyat Zimbabwe guna melengserkan dominasi kepemimpinan Presiden Robert Mugabe selama ini seolah mendapati jalan terang sebab Zimbabwe akan mengadakan pemilihan umum. Pemilihan Umum tersebut dilaksanakan pada Maret 2008. Pemilihan presiden tersebut memiliki tiga calon utama pemilihan yang terdiri dari, Robert Mugabe yang mewakili Partai Zimbabwe African National Union - Patriotic Front (ZANUPF), Morgan Tsvangirai dari Partai Movement for Democratic Change (MDC) adalah kelompok oposisi terbesar di Zimbabwe, dan Simba Makoni yang merupakan calon individu. Hampir enam juta pemilih memberikan suara pada pemilu terbesar dan mungkin terpenting sejak kemerdekaan Zimbabwe. Pelaksanaan pemilu di Zimbabwe yang dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Maret 2008, secara umum dinilai berlangsung damai, walau pemantau internasional memprihatinkan lambannya pemungutan suara. Dimana dalam pemilu putaran pertama tersebut Morgan Tsvangirai didapati sebagai pemenangnya. Dimana hasil suara yang didapat Morgan Tsvangirai memperoleh 47.9% suara dan Mugabe memenangkan 43.2% 60 .Dikarenakan perolehan suara masing-masing calon 59 60 Ibid Ibid 56 presiden belum mencapai ketentuan yang ditetapkan oleh komisi pemilihan umum atau yang bernama Zimbabwe Electoral Commission (ZEC) yaitu belum mampu melampaui batas minimal 50% suara. Maka ZEC menggelar pemilihan putaran kedua guna menentukan siapa yang berhak menjabat sebagai presiden Zimbabwe. Peta persaingan kandidat pemimpin di negara tersebut berkutub kepada persaingan Robert Mugabe dan Morgan Tsvangirai. Pemilu putaran kedua dilaksanakan pada Juni 2008. Presiden Robert Mugabe mempersiapkan diri untuk menghadapi pemilihan ulang dengan mengadakan kampanye teror. Mugabe memberikan teror baik secara fisik ataupun spiritual kepada warga yang memberikan suara kepada MDC. Morgan Tsvangirai adalah seorang tokoh oposisi yang ingin menyampaikan perubahan di Zimbabwe menjadi sebuah negara yang lebih demokratis. Namun pemilu presiden putaran keduapun terancam tidak akan dilaksanakan. Hal ini diakibatkan banyaknya teror-teror yang dilakukan Mugabe bersama para pengikutnya. Seperti penangkapan para aktivis MDC. Sejak pemilihan tahap awal, pemerintahan Robert Mugabe melancarkan aksi teror terhadap simpatisan oposisi lebih dari 200 orang tewas, 10 ribu orang cedera, 200 ribu orang terpaksa bersembunyi dan 20 ribu rumah hancur.61 61 Ibid 57 Beberapa aksi protes masyarakat terhadap pemerintah di Zimbabwe diuraikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut. Tabel 3.6 Kasus protes terhadap Mugabe Korban Intensitas Luas Penyebab Aspek 1996 Protes rakyat Zimbabwe terhadap kecurangan Mugabe dalam Pilpres 16 Maret 1996. 2002 Protes rakyat terhadap kecurangan Mugabe dalam pilpres Maret 2002 dan melakukan intimidasi terhadap lawan-lawan politiknya. 2008 Protes mayoritas rakyat Zimbabwe terhadap kecurangan yang dilakukan Mugabe pada Pilpres Juni 2008. Yang dimenangkan oleh Morgan Tsvangirai. Namun Mugabe tidak Mengakui kemenangan tersebut. Terjadi aksi protes massal di Harare yang melibatkan kalangan guru, pekerja, dan mahasiswa. Aksi protes terjadi pada 20 Maret 1996. Aksi protes hanya terjadi di daerah-daerah yang merupakan basis partai MDC. Aksi protes meluas hingga seluruh Zimbabwe baik dari perkotaan hingga ke pedesaan. Tidak banyak terjadi aksi prote dikarenakan rakyat Zimbabwe yang takut akan intimidasi Mugabe. 50 orang meninggal, dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Aksi protes terjadi selama kurun waktu bulan Juni bulan Agustus. Ribuan orang luka-luka Lebih dari 200 orang meninggal, hampir 10.000 orang luka-luka dan 20 ribu lebih rumah hancur. Sumber : diolah dari : http://www.nytimes.com/1996/03/16/world/zimbabwepresident-s- last-rival-withdraws- fromelection. html http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/3237327.stm. Was Zimbabwe's election fair? Tabel diatas merupakan bukti bahwa rakyat Zimbabwe sudah tidak lagi mendukung Mugabe dalam kurun waktu yang lama. Namun Mugabe tetap saja memaksakan kehendaknya untuk menguasai pemerintahan di 58 Zimbabwe. Oleh karenanya, berbagai lapisan masyarakat Zimbabwe tak hentinya memperjuangkan hak merekasebagai warga negara. 2. Penurunan Mata Uang Nasional (Dollar Zimbabwe) Kekeringan yang melanda Afrika bagian selatan, mungkin bisa disebut yang terburuk di abad ini, sangat mempengaruhi Zimbabwe dan dinyatakan sebagai bencana nasional. Bantuan IMF justru menambah kesulitan yang mendalam. Dengan implementasi majority rule, kulit putih memegang peran dominan dalam ekonomi bangsa. Dengan jumlah populasi sekitar 1% dari seluruh populasi penduduk Zimbabwe, kulit putih memegang sekitar 70% tanah yang subur, dan 82% diantaranya dibeli setelah kemerdekaan Zimbabwe. Namun, orang kulit putih tidak punya kekuatan politik. Redistribusi tanah dari kulit putih muncul kembali sebagai isu politik pada permulaan tahun 1999.62 Pembersihan petani kulit putih menyebabkan kenaikan harga yang sangat tajam pada komoditas pertanian seperti jagung dan padi, serta runtuhnya ekonomi Zimbabwe. Padahal semula Zimbabwe merupakan eksportir pangan yang penting di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena kebijakan land reform Mugabe, yang mendistribusikan tanah untuk para pendukung politiknya yang tidak memiliki tanah yang efisien. Hal yang 62 Stephen Chan. Op. Cit. Hal. 127 59 terjadi selanjutnya adalah jatuhnya produktivitas, meningkatnya jumlah pengangguran serta tingkat inflasi yang meningkat sangat tajam (1000% pada Mei 2006). Karena kebijakan land reform-nya, status Zimbabwe harus digantungkan dari keanggotaannya dalam the Commonwealth of Nations pada 7 Desember 2003, dengan tuntutan pelanggaran HAM serta kecurangan dalam Pemilu 2002.63 Pasca-Pemilu 2005, pemerintah memulai Operasi Murambatsvina atau “Pembersihan dari Sampah”, yaitu suatu usaha yang menindak keras pasar dan pemukiman ilegal, termasuk pemukiman kumuh yang tidak pantas untuk tempat tinggal. Tindakan ini ditentang keras oleh golongan oposisi dan tokoh internasional, karena justru menambah jumlah tunawisma. PBB memperkirakan ada sekitar 700.000 orang yang kehilangan tempat tinggal karena program Mugabe ini. Pemerintah berusaha membuat program kontruksi pemukiman baru, Operasi Garikai, tetapi ini tidak cukup mengatasi masalah.64 Isu terbaru yang timbul di Zimbabwe adalah pergantian mata uang Zimbabwe yang dimulai sejak Agustus 2006. Pergantian itu terletak pada penghilangan 3 angka nol (ribuan) pada setiap nominal atau dikenal dengan istilah redenominasi. Misalkan semula ada uang bernilai 85.000 maka pada 63 64 Ibid. Hal. 130 Ibid 60 mata uang yang baru bernilai 85. Pergantian mata uang ini dimaksudkan untuk membantu menghentikan laju tingkat inflasi yang semakin tidak terkendali. Penduduk Zimbabwe diberi waktu 21 hari untuk menukarkan uangnya dengan mata uang yang baru sampai 21 Agustus 2006.65 Pemerintah mengadakan program Roadblocks, yang digunakan untuk menangkap “unpatriotic”, orang–orang Zimbabwe yang membawa uang di atas batas legal $100 juta (mata uang lama), menunggu investigasi Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mengenai sumber uang tersebut. Gerakan Sokwanele menyebut pergantian mata uang ini sebagai Murambatsvina part 2.Zimbabwe menjadi anggota PBB, the Commonwealth of Nations, dan the Organization of African Unity (OAU). Negara ini juga membantu mendirikan the Southern African Development Coordination Conference (sekarang the Southern African Development Community), suatu organisasi untuk kerjasama ekonomi antara negara-negara Afrika bagian selatan. Perekonomian Zimbabwe telah berjuang sejak tahun 2000. Kekurangan barang dasar seperti bahan bakar dan Roti sering dilaporkan. Efek negatif dari HIV / AIDS memperburuk masalah ini. Krisis ini dipandang sebagai hasil dari kombinasi faktor : kebijakan ekonomi, pemeliharaan nilai tukar tetap, dan peraturan meningkat dan intervensi pemerintah. Faktor-faktor ini dapat dicirikan oleh contoh-contoh spesifik berikut yang memiliki merusak 65 Ibid 61 perekonomian Zimbabwe 1998-2002 keterlibatannya dalam perang di Republik Demokratik Kongo dikeringkan ratusan juta dolar dari perekonomian. 66 Meskipun langkah-langkah intervensi yang dilakukan oleh berbagai Pemerintahmelalui Bank Sentral Zimbabwe, aktivitas ekonomi terus menurun secara progresif dengan inflasi memuncak pada 231 juta persen pada Juli 2008.67 Hiperinflasi yang terjadi di Zimbabwe sangat meresahkan masyarakat sipil. Masyarakat Zimbabwe diperhadapkan pada lonjakan harga kebutuhan pokok yang jauh melampaui daya beli publik.Harga sekaleng Cola mencapai 15 miliar. Harga dua kilo gula pasir mencapai 20 miliar. Kertas tissue, toilet paper, sabun, dan sikat gigi, harganya miliaran. Dan harga tersebut dalam satu hari bisa meningkat dua kali lipat.68 Bank Sentral Zimbabwe juga telah mengeluarkan izin kepada tokotokomenjual barang dalam mata uang asing, dengan tujuan menghindaripebisnis kekurangan mata uang asing yang dibutuhkannya untuk mengimporbarang-barang. Bagi penjual yang tetap bertransaksi dalam mata uang asing sementara belum mendapatkan izin, akan ditangkap.Dengan 66 Bekezela Ncube, Khetiwe Richards, Joshua Yau. 2012. Republik Zimbabwe, Pernyataan Kebijakan Moneter. Harare : Reserve Bank of Zimbabwe. Hal. 4 67 Ibid. Hal. 11. 68 Junanto. 2009. Sekaleng Cola Seharga 15 Milyar http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/01/27/sekaleng-cola-seharga-15-milyar-3380.html. Diakses pada 2 Januari, pukul 15:33 wita. 62 kondisi tersebut, hampir 80% masyarakat Zimbabwe hidup dalam kemiskinan.69 Penyebab hal ini adalah pengelolaan ekonomi yang buruk oleh Presiden Mugabe. Gejolak politik dan sosial telah mengacaukan Zimbabwe. Hal yang dilakukan oleh pemerintahan Mugabe untuk mempertahankan kekuasaannya adalah mencetak uang secara besar-besaran. Uang dipakai untuk membayar gaji pegawai, tentara, dan belanja pemerintah. Uang beredarpun tumbuh tak terkendali menjadi akar dari hiperinflasi. Menghadapi masalah yang timbul, Mugabe justru memerintahkan bank sentral Zimbabwe untuk terus mencetak uang. Bank Sentral Zimbabwe adalah kementrian yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, Dr Gideon Gono, dengan sendirinya patuh pada perintah Mugabe. Dengan uang beredar yang meningkat berkali lipat, inflasi terus menanjak.70 Kemerosotan ekonomiini merupakan gambaran dari runtuhnya sendi utama ekonomi di bidang pertanian. Hal itu terjadi menyusul maraknya perampasan ladang pertanian dari sejumlah warga kulit putih. Mugabe mengklaim perampasan ladang pertanian yang dimulai tahun 2002 itu untuk menyejahterahkan warga kulit hitam yang miskin. Namun, kenyataannya sebagian besar ladang yang dirampas diserahkan ke kalangan loyalis Mugabe. 69 Herdiawan. 2009. ejournal-unisma.net/ojs/index.php/jrak/article/download/62/60. Diakses pada 24 Januari 2013 pukul 17:27 wita. 70 Ibid 20 63 BAB IV PENGARUH UTANG LUAR NEGERI TERHADAP HIPERINFLASI DI ZIMBABWE A. Faktor Pendorong Utang Luar Negeri di Zimbabwe (2007-2011) 1. Kas Negara Mengalami Defisit Defisit anggaran merupakan akibat dari pengeluaran yang berlebihan serta tak terkendali.Dapat dilihat pada tabel ekspor-impor (tabel 3.2) Zimbabwe yang secara umum mengalami defisit, dimana jumlah impor lebih tinggi dibanding jumlah ekspor produk Zimbabwe. Maka pengeluaran negara lebih besar dari pendapatan. Adapun pendapatan pemerintah dari pajak seringkali tidak cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Hal ini berimbas pada kas negara. Maka untuk menutupi defisit ini, pemerintah terpaksa melakukan pinjaman (utang) luar negeri.Utang luar negeri menjadi instrumen penerimaan negara untuk mengatasi defisit. Karena Zimbabwe tidak mengandalkan sektor penerimaan pajak disaat kondisi kesadaran pajak masyarakat masih rendah. Penyebab hal ini adalah pengelolaan ekonomi yang buruk oleh Presiden Mugabe. Gejolak politik dan sosial telah mengacaukan Zimbabwe. Hal yang dilakukan oleh pemerintahan Mugabe untuk mempertahankan kekuasaannya adalah mencetak uang secara besar-besaran. Uang dipakai untuk membayar gaji pegawai negeri sipil, tentara, dan belanja pemerintah. 64 Uang yang beredarpun tak terkendali menjadi akar dari hiperinflasi. Menghadapi masalah yang timbul, Mugabe justru memerintahkan bank sentral Zimbabwe untuk terus mencetak uang. Bank Sentral Zimbabwe adalah kementrian yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, Dr Gideon Gono, dengan sendirinya patuh pada perintah Mugabe. Dengan uang beredar yang meningkat berkali lipat, inflasi terus menanjak. Sehingga mengharuskan pemerintah untuk melakukan pinjaman (utang) luar negeri. Zimbabwe merupakan negara miskin yang kekurangan modal untuk membangun dan mengejar ketertinggalan. Maka untuk membangun dan mengejar ketertinggalan ini, Zimbabwe memerlukan modal yang sangat banyak. Infarastruktur harus dibangun, sistem pendidikan harus dikembangkan dan kegiatan pemerintahan harus diperluas serta sektor kegiatan swasta memerlukan modal yang sangat banyak untuk mewujudkan modernisasi di berbagai kegiatan ekonomi. Salah satu modal tersebut adalah utang luar negeri. Alasan mendasar dibutuhkannya utang luar negeri adalah karena tabungan domestik tidak mencukupi, yang menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk memobilisasi dana domestik tidak pernah mengimbangi besarnya kebutuhan dana dalam negeri. Kesenjangan antara tabungan dalam 65 negeri menyebabkan utang luar negeri dan PMA (Penanaman Modal Asing)merupakan suatu keharusan bagi pembiayaan investasi. Ketika pemerintah menunjukkan ketidakmampuan untuk membayar utang atau defaultpada perjanjian pinjaman, maka hasilnya adalah pemicu dari krisis keuangan di pasar modal. Sebuah pertumbuhan ekonomi tertekan dan pasar saham yang lemah, membuat lebih sulit untuk meningkatkan modal di pasar internasional dan bahkan lebih menantang untuk memenuhi pinjaman. 2. Cadangan Devisa Menurun Setiap negara memiliki cara untuk mempertahankan maupun meningkatkan ekonomi dalam negeri. Salah satu cara yang dapat ditempuh, yakni dengan melakukan ekspor produk dalam negeri ke negara lain. Hasil dari produk ekspor ini berupa devisa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dapat dilihat pada tabel 3.2 (Persentase Produk Ekspor-Impor Zimbabwe. Dimana ekspor produk zimbabwe ke negara lain mencapai 62,5%, sedangkan impor senilai 64,4%. Impor produk Zimbabwe ternyata lebih besar daripada ekspor produk ke luar negeri. Hal ini berimbas pada penurunan devisa negara Zimbabwe. 66 3. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan pendapatan penduduk yang berimbas pada ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diihat dari GDP perkapita pertahun.GDP perkapita zimbabwe dari tahun 2010-2012. Namun stagnasi bahkan sempat mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2008. Adapun GDP perkapita yaitu 500 USD per tahun.71 Perekonomian Zimbabwe terus mengalami pertumbuhan meskipun ketidakpastianpolitik.Ekonomi Zimbabwe mencatat pertumbuhan riil lebih dari 9% per tahun pada 2010-2011, sebelum melambat menjadi 5% pada tahun 2012. Hal ini disebabkan karena panen yang menurun dan pendapatan berlian yang rendah. Dolarisasi pada awal 2009 yang memungkinkan mata uang seperti pula Botswana, Afrika Selatan rand, dan dolar AS yang akan digunakan secara lokal berakhir hiperinflasi dan stabilitas harga dipulihkan namun terkena kelemahan struktural yang terus menghambat pertumbuhan berbasis luas.72 4. Menurunnya Daya Beli Masyarakat Menurunnnya daya beli masyarakat dalam hal ini dimaksudkan pada kuranngnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari 71 CIA. Loc. It. Ibid 72 67 dikarenakan harga kebutuhan tersebut jauh dari jangkauan ekonomi masyarakat.Masyarakat Zimbabwe dari tahun 2007-2011 mengalami kesulitan dalam berbagai hal, terutama dalam pemenuhan kebutuhan keseharian. Daya beli masyarakat mengalami penurunan. Ha ini dikarenakan meningkatnya harga secara tidak wajar. Dalam hal ini, tiap hari mengalami peningkatan dalam harga. Hiperinflasi yang terjadi di Zimbabwe sangat meresahkan masyarakat sipil. Masyarakat Zimbabwe diperhadapkan pada lonjakan harga kebutuhan pokok yang jauh melampaui daya beli publik.Harga sekaleng Cola mencapai 15 miliar. Harga dua kilo gula pasir mencapai 20 miliar. Kertas tissue, toilet paper, sabun, dan sikat gigi, harganya miliaran. Dan harga tersebut dalam satu hari bisa meningkat dua kali lipat.73 5. Zimbabwe Mengalami Hiperinflasi Faktor yang mendorong Republik Zimbabwe berutang pada berbagai lembaga internasional, khususnya IMF karena negara Zimbabwe mengalami hiperinflasi yang dapat dilihat dari kenaikan harga barang dan jasa yang terusmenerus secara umum. Hal ini sejalan dengan dengan konsep inflasi. Faktor pendorong lainnya, yakni ketidakmampuan pemerintah membayar gaji para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah besar. Selain itu, karena sumber- 73 Junanto. Loc. It 68 sumber dana dalam negeri tidak mampu membiayai seluruh pembiayaan pembangunan, terutama masih rendahnya tabungan pemerintah. Seperti yang diketahui, perekonomian Zimbabwe terus mengerucut setiap tahunnya dalam satu dekade terakhir. Hal tersebut disebabkan adanya pengambil-alihan lahan pertanian oleh Presiden Robert Mugabe yang dimiliki oleh warga asing kulit putih di negara itu. Hal ini disebabkan karena kebijakan land reform Mugabe, yang mendistribusikan tanah untuk para pendukung politiknya yang tidak memiliki tanah yang efisien. Pada akhirnya, kondisi itu menyebabkan pasokan bahan pangan dan kenaikan harga yang sangat tajam pada komoditas pertanian sehingga mengakibatkan pertukaran mata uang asing kian menyusut. Hal yang terjadi selanjutnya adalah jatuhnya produktivitas, meningkatnya jumlah pengangguran serta tingkat inflasi yang meningkat. Pada tahun 2009, Mugabe akhirnya menyetujui untuk berbagi kekuasaan dengan kelompok oposisi Movement for Democratic Change(MDC). Tingkat inflasi di Zimbabwe mengalami perlambatan pada tahun 2009. Hal ini terjadi setelah negara tersebut tidak lagi menggunakan dollar Zimbabwe dan menggantikannya dengan mata uang Afrika Selatan (rand) dan dollar AS. Zimbabwe lebih membuka diri dan mulai melakukan negosiasi dengan IMF dan badan dana dunia lainnya untuk mendapatkan pinjaman. Oleh sebab itu, pada tahun 2009, IMF mencabut suspensi 69 pemberian bantuan teknis kepada Zimbabwe. Namun membantu negara tersebut dengan sejumlah nasihat terkait kebijakan pajak, sistem pembayaran dan supervisi perbankan. Dengan demikian, pada tahun 2007, perekonomian negara tersebut menurun hingga 40%. Sementara tingkat inflasi berada pada rekor tertinggi pada tahun 2008 sebesar 231 juta persen. 74 Meski demikian, perekonomian Zimbabwe mengalami rebound tahun 2009, dengan kenaikan sebesar 2,8%. Pada tahun 2010 inflasi Zimbabwe mengalami perlambatan hingga 2011.75 B. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Hiperinflasi di Zimbabwe a. Pengaruh Internal : 1. Membantu Pemerintah dalam Menjalankan Roda Pemerintahan Utang luar negeri Zimbabwe yang tercatat pada IMF, sejumlah 138 USD hingga pada tahun 2011 (lihat tabel 3.4, pada halaman 43). Adapun Utang luar negeri tersebut digunakan oleh Zimbabwe guna memenuhi pembiayaan dalam negeri, seperti untuk membayar gaji pegawai negeri sipil beserta aparatur pemerintah lainnya. Hal ini sedikit membantu pemerintah 74 Bekezela Ncube, Khetiwe Richards, dan Joshua Yau. Loc.Cit Barratut Taqiyyah.2009. http://internasional.kontan.co.id/news/imf-perekonomian-zimbabwe-bakalrebound-tahun-ini. Diakses pada 20 november 2012, pukul 16:22 wita 75 70 setempat demi membiayai kelangsungan hidup masyarakat. Namun dalam perspektif lain, malah menambah beban negara. Di lain hal, pinjaman luar negeri digunakan untuk mengimpor produk dari luar negeri. Hal ini dilakukan karena tidak adanya produk dalam negeri yang dibutuhkan masyarakat, sehinggga pemerintah terpaksa mengimpor produk dari luar. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Zimbabwe mengimpor mesin dan peralatan transportasi, manufaktur, bahan kimia, bahan bakar, produk makanan yang berasal dari Afrika Selatan 55,4%, China 9,2% hingga tahun 2011. 76 Seperti yang dicantumkan pada tabel 3.2 (Persentase Produk Ekspor-Impor Zimbabwe) pada halaman 46. Utang luar negeri yang diberikan IMF pada zimbabwe termasuk dalam kategori ketiga, yakni pinjaman untuk anggota-anggota berpenghasilan rendah, termasuk dalam Fasilitas Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan (PRGF). Dimana PRGF ini menyediakan bantuan berjangka panjang untuk kesulitan-kesulitan struktural neraca pembayaran yang ditujukan untuk pertumbuhan berkesinambunganyang mengurangi kemiskinan (lihat tabel 3.3, halaman 42). Pembayaran pada IMF, dengan jatuh tempo tidak diperkirakan (pembayaran kembali) secara dini 5 ½ sampai 10 tahun, dengan suku bunga lunak ½ dari 1 persen setahun dan tidak dikenakan biaya tambahan. Adapun syaratnya, yaitu berdasarkan suatu dokumen strategi pengurangan kemiskinan 76 CIA-The World Factbook. Loc. It. 71 yang dipersiapkan oleh negara dalam suatu proses partisipatif dan mengintegrasikan kebijakan-kebijakan ekonomi makro, struktural, dan pengurangan kemiskinan. Adapun pentahapan/pemantauannya yaitu pencairan pinjaman semesteran atau sesekali triwulan bergantung kepada kepatuhan pada kriteria kinerja dan penyelesaian tinjauan (lihat tabel 3.3, halaman 42). 2. Mengurangi kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dimana pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi guna memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat hidup pada garis kemiskinan. Hiperinflasi yang terjadi di Zimbabwe memberi pengaruh yang buruk pada sebagian besar lini kehidupan masyarakat Zimbabwe. Mulai dari pemerintahan yang tak mampu menjalankan peranannya secara maksimal dikarenakan minimnya dana dalam negeri. Selain itu, hal real yang dapat dicermati, yakni kemiskinan yang dialami oleh masyarakat Zimbabwe. Dengan adanya pinjaman (utang) yang berasal dari berbagai organisasi internasional, terutama IMF maka Zimbabwe dapat menjalankan roda pemerintahan dan dapat memenuhi kebutuhan penduduk dalam negeri. Adapun pinjaman berupa utang tersebut dikelola oleh pemerintah terutama untuk mengimpor produk dari luar negeri guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan sebagian digunakan sebagai modal untuk mengembangkan 72 produk dalam negeri. Dengan begitu, secara langsung dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan kelaparan masyarakat Zimbabwe. b. Pengaruh Eksternal : 1. Ketergantungan dan Bargaining Position Lemah Salah satu cara sebuah negara untuk mempertahankan keeksistensiannya, yakni dengan membuka diri pada negara dan organisasi internasional lainnya untuk kemudian menarik simpati dari negara dan organisasi lainnya. Langkah inilah yang dilakukan agar nantinya dengan mudah dapat memperoleh pinjaman (Utang). Salah satu tempat Zimbabwe memperoleh utang, yakni dari IMF. Tidak dapat dipungkiri bahwa utang yang diberikan oleh IMF kepada Zimbabwe tida serta merta memberi efek positif. Disamping itu pula, memberi efek negatif. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung, Zimbabwe mengalami ketergantungan pada utang dari IMF. Dimana IMF tidak menuntut Zimbabwe dalam pelunasan utang ini. Namun, dalam periode tertentu, utang tersebut berbunga dan berbunga. Hingga suatu waktu, bunga melebihi utang pokok sehingga sulit bagi Zimbabwe untuk melunasinya dan jadilah negara Zimbabwe mengalami “ketergantungan” pada utang dari IMF. Dengan ketergantungan Zimbabwe pada utang yang diberikan IMF, maka secara tidak langsung menjadikan Bargaining Position Zimbabwe 73 menjadi lemah di mata negara lain. Hal ini berdampak pada melemahnya nilai tawar-menawar Zimbabwe. Dimana hal ini menjadikan peranan Zimbabwe tidak terlalu dipentingkan dalam pengambilan keputusan pada organisasi internasional dimana Zimbabwe menjadi salah satu anggota, seperti pada African Union. C. Strategi Pemerintah Zimbabwe untuk Mengatasi Hiperinflasi (20072011) a. Strategi Internal : 1. Menjalankan Kebijakan Dolarisasi Zimbabwe resmi menjalankan kebijakan"dolarisasi" dengan membayar tentara dan pegawai negeri dengan dolar AS pada tahun 2009. Langkah ini dilakukan karena tahun 2008 inflasi mencapai 231 juta persen. Kebijakan dolarisasi ini dilakukan pemerintah Zimbabwe sebagai langkah pertama untuk mengatasi masalah di bidang ekonomi. Bahkan, sekitar 130 ribu aparatur pemerintah akan menerima gaji dalam bentuk dolar AS.77 Pemerintah Zimbabwe menghapus keharusan toko meminta izin untuk berbisnis dalam dolar AS. Dengan langkah ini, maka dolar AS dan rand (mata uang Afrika Selatan yang cukup kuat pengaruhnya) akan dipakai toko-toko. 77 Nurkhoiri. 2009. http://www.tempo.co/read/news/2009/02/19/119160931/Lawan-Inflasi-ZimbabweLakukan-Dolarisasi. Diakses pada 17 januari 2013, pukul 13:03 wita 74 Sebelum kebijakan ini muncul, warga Zimbabwe sudah tidak ingin menggunakan mata uang lokal. Sopir bus misalnya, menuntut karcis dibayar dengan dolar AS atau rand. Bahkan Koran Harian Herald (koran zimbabwe yang dikendalikan oleh pemerintah) sudah mencetak tulisan "harga US$1" di halaman depannya. 2. Pemanfaatan Utang Secara Efektif Pemerintah Zimbabwe berusaha untuk mengefisiensikan pinjaman dana (utang luar negeri) dengan penggunaan yang fokus dan efektif untuk mendanai belanja produktif pemerintah yang memiliki efek stimulus terhadap laju perekonomian. Alokasi untuk belanja modal merupakan prioritas yang tidak dapat ditawar lagi. Utang yang dibayar mahal dari uang pembayar pajak akan menjadi percuma jika hanya disirkulasikan untuk gaji pegawai negeri sipil yang tinggi ataupun subsidi, apalagi kalau sampai diselewengkan (korupsi). Pemanfaatan utang secara efektif juga berarti ditandai dengan serapan yang optimal oleh penggunanya karena setiap sen utang yang tidak dimanfaatkan akan tetap membebani anggaran dengan bunga yang terus berjalan. Pengawasan terhadap penggunaan utang dilakukan secara efisien. Jika dulu tidak pernah jelas jumlah dan penggunaannya, saat ini anggaran yang ada diawasi oleh internal auditor independen (pemerintah), masyarakat, LSM, pengamat pun bebas mengontrol dan mengetahui penggunaan utang yang 75 selalu diupdate dalam website, dengan kata lain adanya transparansi dalam pemakaiannya.Sehingga utang yang dimiliki bisa digunakan untuk membangun berbagai hal yang mempunyai manfaat ekonomi yang lebih besar dari nilai utang. Strategi jangka panjang kebijakan pengelolaan utang pemerintah sendiri menggariskan bahwa pembiayaan pembangunan akan semakin mandiri karena lebih dependen kepada kekuatan ekonomi domestik. diperlukan strategi pengelolaan utang yang tepat, bertanggung jawab, dapat dilaksanakan, dan terukur yang dijabarkan dalam strategi pengelolaan utang jangka menengah dan program pembiayaan tahunan serta diikuti oleh pengukuran kinerja yang tepat. Bagaimanapun, saat ini utang memiliki peran yang cukup besar dalam penyusunan anggaran negara akibat banyaknya keterkaitan utang. Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan utang yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pembiayaan anggaran negara dengan biaya yang rendah dan risiko yang terkendali untuk mendukung kesinambungan fiskal (fiscal sustainability). b. Strategi eksternal : 1. Mengutang Pada Lembaga Nasional dan Internasional Zimbabwe merupakan negara yang memiliki utang luar negeri pada negara-negara sahabat maupun organisasi internasional. Lembaga nasional 76 yang memberi uatng pada Zimbabwe, yakni AfDB. AfDB (African Development Bank) merupakan Bank yang didirikan oleh negara-negara Afrika yang dimaksudkan untuk membantu negara-negara Afrika yang mengalami kesulitan dalam ekonomi. Adapun anggotanya merupakan negaranegara Afrika secara keseluruhan. Adapun lembaga internasional yang memberikan utang pada Zimbabwe. diantaranya ; Paris Club, Non-Paris Club, IMF, WB, EIB, dan lain-lai). Adapun yang lebih fokusnya yakni pada IMF. Hal ini dikarenakan IMF memiliki prosedur-prosedur yang lebih rinci dalam memberi utang pada negara yang membutuhkan. Mulai dari jenis utang yang diberikan hingga batas periode pengembalian/pembayaran utang tersebut. Adapun jenis utang untuk negara Zimbabwe, yakni jatuh tempo tidak diperkirakan (pembayaran kembali) secara dini 5 ½ sampai 10 tahun, dengan suku bunga lunak ½ dari 1 persen setahun dan tidak dikenakan biaya tambahan. Adapun syaratnya, yaitu berdasarkan suatu dokumen strategi pengurangan kemiskinan yang dipersiapkan oleh negara dalam suatu proses partisipatif dan mengintegrasikan kebijakan-kebijakan ekonomi makro, struktural, dan pengurangan kemiskinan. Adapun pentahapan/pemantauannya yaitu pencairan pinjaman semesteran atau sesekali triwulan bergantung kepada kepatuhan pada kriteria kinerja dan penyelesaian tinjauan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2, 3.3 pada halaman 41-43. 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor pendorong utang luar negeri di Zimbabwe dikarenakan kas negara mengalami defisit, dimana jumlah impor lebih tinggi dibanding ekspor. Maka pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatan. Maka untuk menutupi defisit ini, pemerintah melakukan pinjaman(utang) luar negeri. Selain itu, dikarenakan pengelolaan ekonomi yang buruk oleh pemerintah. Hal yang dilakukan adalah mencetak uang secara besar-besaran. Adapun uang yang dicetak digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri sipil, tentara, dan belanja pemerintah. 2. Pengaruh utang luar negeri terhadap hiperinflasi di Zimbabwe dibagi menjadi pengaruh internal dan eksternal. Pengaruh internal, yakni mengurangi kemiskinan masyarakat Zimbabwe dan membantu pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun dalam perspektif lain, malah menambah beban negara. Selain itu, jenis utang yang diberikan oleh IMF termasuk pinjaman untuk anggota-anggota berpenghasilan rendah, termasuk dalam Fasilitas Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan (PRGF). Dimana PRGF ini menyediakan bantuan berjangka panjang yang ditujukan untuk pertumbuhan berkesinambungan yang 78 mengurangi kemiskinan. Adapun pengaruh Eksternal dari utang tersebut, yakni menjadikan Zimbabwe menjadi negara yang mengalami ketergantungan pada utang dari IMF dan menjadikan Bargaining Position Zimbabwe lemah di mata negara lain. 3. Strategi Pemerintah Zimbabwe untuk mengatasi hiperinflasi terbagi menjadi strategi internal dan eksternal. Strategi internal, yakni menjalankan kebijakan dolarisasi dengan menggunakan mata uang dolar AS mengijinkan masyarakat untuk memudahkan dalam bertransaksi. Selain itu, pemerintah melakukan pemanfaatan utang secara efektif. Dalam hal ini, pemerintah berusaha untuk mengefisiensikan pinjaman (utang) luar negeri dengan penggunaan yang fokus dan efektif untuk kebutuhan negara serta jajaran masyarakat. Di lain hal, pemerintah melakukan pengawasan terhadap penggunaan utang secara efisien yang diawasi oleh internal auditor pemerintah yang diupdate. Adapun strategi eksternal, yakni mengutang pada lembaga nasional dan internasional. 79 B. Saran 1. Pemerintah Zimbabwe perlu meningkatkan pelaporan data, lebih memperkuat kebijakan ekonomi makro, dan terus menggalang dukungan dari masyarakat maupun organisasi internasional. 2. Sebaiknya negara Zimbabwe mengurangi keinginan untuk berutang pada organisasi internasional terutama IMF. Tetapi berusaha untuk memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri yang melimpah, seperti berlian, emas, dan produk tambang lainnya. Kesemuanya itu dapat diolah sebijak mungkin hingga dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi hingga dapat menambah kas negara. Namun untuk mengolah SDA diperlukan tenaga ahli yang profesional di bidang tersebut. 3. Diperlukan kesadaran tersendiri dari masyarakat pada umumnya dan aparatur pemerintah pada khususnya agar senantiasa bertindak guna menciptakan kehidupan zimbabwe yang sejahtera dan terbebas dari hiperinflasi. 80 DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdul Hadi Adnan. 2008. Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika. Bandung : CV.Angkasa. Aleksius Jermadu. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik : Kajian Teoretis dan Analisis Empiris. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Anak Agung Banyu Perwita danYanyan M. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : Rosdakarya. David N. Balaam and Michael Veseth. 1997. Introduction to International Political Economy. Prentice Hall : New Jersey Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga. Grolier Intenational, Inc. 1988. Negara dan Bangsa jilid 2. Jakarta: PT Widyadara. Hamdy Hady. 2004. Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Jakarta :Ghalia Indonesia. Iswardono. 1997. Uang dan Bank . : Yogyakarta : BPFE Mohtar Mas’oed. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES. Stephen Chan. 2003. Robert Mugabe: A Life of Power and Violence. T. May Rudi. 1993. Etika dan Kebijakan Nasional. Bandung : Angkasa. Yanuar Ikbar. 2007. Ekonomi Politik Internasional 2, implementasi Konsep dan Teori.. Bandung : PT. Refika Aditama 81 DOKUMEN IMF, Zimbabwe staff report for the 2012 article IV consultation- debt sustainability analysis.2012. www.imf.org/external/pubs/ft/dsa/pdf/2012/dsacr12279.pdf. Diakses pada 12 Januari 2013, pukul 15: 39 wita Bekezela Ncube, Khetiwe Richards, Joshua Yau, DR.G.Gono. 2012. Republik Zimbabwe, Pernyataan Kebijakan Moneter. Harare : Reserve Bank of Zimbabwe Dyah Ayu Aprilina. 2012. Penyebab Inflasi Zimbabwe. http://www.searchdocument.com/doc/1/8/penyebab-inflasi-zimbabwe.html#. Diakses pada 12 Januari 2012 pukul 11:10 wita. Samuel Son dalam F. Aprilta. 2011. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53529/BAB%20II%20Tinjaua n%20Pustaka.pdf. Diakses pada 17 Februari 2013, pukul 22:01. JURNAL IMF (Internasional Monetary Fund). 2006. IMF Dalam Fokus. Washington, D.C : IMF. Herdiawan.2009.http://www.ejournal.unisma.net/ojs/index.php/jrak/article/download /62/60.pdf. Diakses pada 24 Januari 2013 pukul 17:27 wita INTERNET BarratutTaqiyyah.2009.http://internasional.kontan.co.id/news/imf-perekonomianzimbabwe-bakal-rebound-tahun-ini. Diakses pada 20 november 2012, pukul 16:22 wita. BBC.2010. Was Zimbabwe’s ElectionFair?.http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/3237327.stm. Was Zimbabwe's election fair?. Diakses pada 12 November 2012 pukul 16:30 wita BPS.2010.KonsepdanDefinisi Inflasi.http://babel.bps.go.id/index.php/20100118339/Inflasi/kondepinflasi.ht ml.Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 12:30 wita. 82 CIA-The World Factbook. 2013. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/zi.html. Diakses pada 10 februari 2013, pukul 15:28 wita. IMF-International Monetary Found. http://id.reingex.com/IMF-InternationalMonetary-Fund.shtml. Diakses pada 23 november 2012, pukul 15:38 wita. IMF. 2010. Poor in Africa. http://www.imf.org/external/np/exr/facts/poor.htm. Diakses pada tanggal22 Maret 2011, pukul 21.09 wita. Istik.2008.http://finance.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/03/ti me/164057/idnews/888471/idkanal/4. Diakses 17 januari 2013 pukul 15:30 wita. Junanto.2009.http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/01/27/sekalengcolaseharga-15-milyar-3380.html. diakses pada 2 Januari pukul 15:33 wita KBFinance.2009.http://www.kilasberita.com/ekonomi-moneter/zimbabwe-luncurkanuang-dengan-nilai-triliun. Diakses pada 19 Januari 2013 pukul 16:30 wita. New York Times. 2009. Zimbabwe Presidents last Rival Withdraws from Election. http://www.nytimes.com/1996/03/16/world/zimbabwe-president-s-last-rivalwithdraws- fromelection. html. Diakses pada 12 November 2012 pukul 16:27 wita Pratama Rus Ramadhani. 2010. Pengertian Utang Luar Negeri atau Pinjaman Luar Negeri.http://matakuliahekonomi.com/2010/10/22/pengertian-utang-luarnegeri-atau-pinjaman-luar-negeri/. Diaksespada tanggal 15 April 2011, pukul 10:05 wita. Robert Mugabe Jadi Penguasa Zimbabwe.http://dunia.vivanews.com/news/read/207655-robert-mugabejadi-penguasa-zimbabwe. Diakses pada tanggal 21 Maret 2011, pukul 21.01 wita. Zimbabwe president election. 2008.www.wikipedia.com/zimbabwe president election 2008. Diakses pada 27 November 2012 pukul 12.30 wita 83