(Lycopersicum esculentum L. var commune) DAN

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TOMAT MERAH (Lycopersicum esculentum L.
var commune) DAN TOMAT UNGU (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose)
YANG DITANAM DENGAN TEKNIK HIDROPONIK
METODE DRIP IRRIGATION (IRIGASI TETES)
Risanti Dhaniaputri
Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan
(Email: [email protected])
Abstrak
Tomat merah (Lycopersicum esculentum, L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak
dikembangkan di Indonesia. Tomat biasa dikonsumsi dalam bentuk tomat buah maupun tomat
sayur. Proses penanamannya yang cenderung mudah menyebabkan tanaman ini banyak
ditanam dalam skala rumah tangga, sebagai hobi dan berpotensi sebagai peluang usaha. Tomat
merah memiliki varietas lain yaitu tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose).
Tomat ini merupakan hasil persilangan tomat merah dan blueberry, sehingga menghasilkan
warna keunguan sampai ke daging buahnya. Budidaya tanaman tomat selama ini
menggunakan teknik konvensional, yaitu pemupukan dengan media tanam berupa tanah. Pada
penelitian ini akan mencoba menggunakan alternatif penanaman secara hidroponik (dengan
media air) karena metode hidroponik dianggap lebih bersih dan lebih sehat karena tidak
bercampur dengan tanah bebas dan hasilnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu
kekurangan dari metode hidroponik ini adalah peralatannya lebih mahal tetapi peruntukannya
lebih lama dan awet. Jenis hidroponik yang dilakukan pada penelitian ini adalah sistem
fertigasi (irigasi tetes atau Drip irrigation). Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimen, dimana akan dilakukan pengamatan pertumbuhan kedua varietas tomat sejak
penyemaian biji sampai panen buah. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tinggi
tanaman, panjang batang, panjang dan lebar daun serta kecepatan pertumbuhan buah.
Pengamatan dilakukan kurang lebih selama 4 bulan, dimulai saat semai (hari ke-6 HST) dan
diakhiri pada hari ke-65 (HST). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan ditambahkan
dengan dokumentasi (foto). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman dengan teknik
hidroponik secara metode Drip Irrigation, pertumbuhan tinggi tanaman (tinggi batang),
panjang daun, lebar daun dan jumlah daun pada tomat merah (Lycopersicum esculentum L.
var commune) lebih tinggi dibandingkan tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo
rose).
Kata kunci: Tomat Merah, Tomat Ungu, Hidroponik Drip Irrigation
THE 5TH URECOL PROCEEDING
827
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkebun secara organik (pertanian
organik) merupakan salah satu alternatif
untuk menghindari konsumsi sayur dan
buah yang mengandung bahan-bahan
kimia perusak kesehatan. Saat ini sudah
seharusnya
dilakukan pengembangan
pertanian organik yang harus mengacu
kepada prinsip-prinsip organik yang
meliputi prinsip kesehatan, prinsip
ekologi, prinsip keadilan dan prinsip
perlindungan agar dapat mendpatkan hasil
pangan yang bermutu serta aman untuk
dikonsumsi. Pertanian organik diharapkan
ramah lingkungan dan dapat menjadi
andalan bagi masyarakat khususnya para
petani.
Maraknya kampanye pola hidup
sehat dan beralih ke budidaya tanaman
secara organik telah mempengaruhi
pemikiran sebagian besar masyarakat
Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya
gerakan Indonesia Berkebun di beberapa
daerah di Indonesia, Pertanian Organik,
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
yang digalakkan di daerah padat
penduduk, pengembangan tabulampot
(tanaman buah dalam pot), dan lain
sebagainya. Salah satu metode yang
mudah dan telah banyak dikembangkan
adalah pertanian organik menggunakan
sistem hidroponik yaitu sistem penanaman
menggunakan media air. Penanaman
menggunakan cara hidroponik mudah
dilakukan apalagi dengan media air yang
banyak tersedia di sekitar kita. Berkebun
atau bertani secara hidroponik diharapkan
dapat lebih bersih dan pengendalian hama
penyakit lebih terkontrol.
B. Tomat Merah (Lycopersicum
esculentum L. var commune)
Tomat merupakan tanaman asli dari
Amerika Tengah dan Selatan. Dahulu
nama
latinnya
adalah
Solanum
lycopersicum,
L.
Untuk
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
perkembangannya, tanaman ini cocok
ditanam pada suhu 20-270C, curah hujan
sekitar 750-1250 mg per tahun dan pada
ketinggian sekitar 0-1500 m dpl. Tomat
dapat dibudidayakan di perkebunan atau
lahan luas atau ditanam dalam pot sebagai
konsumsi pribadi atau bisnis skala kecil,
baik yang berupa tomat sayur maupun
tomat buah. Tanaman ini berbentuk perdu
atau semak dengan tinggi tanaman
mencapai 2 meter (Anonim, 2012).
Gambar 1 adalah gambar tomat merah.
Gambar 1. Tomat Merah (Lycopersicum
esculentum, L.) (Anonim, 2012)
Tomat memiliki komposisi zat gizi
yang baik dan cukup lengkap. Tomat
tergolong sayuran buah yang kaya vitamin
A, C, K, serat, asam folat dan potasium.
Kandungan vitamin A dan C yang tinggi
pada tomat dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, dimana kedua vitamin ini
tergolong senyawa antioksidan (Hendra &
Andoko, 2014).
Tomat merah merupakan salah satu
tanaman yang banyak dikonsumsi,
mengandung banyak vitamin dan mudah
dikembangbiakan. Tidak hanya secara
konvensional dengan media pupuk tanah,
tomat mulai dibudidayakan secara
hidroponik (Hendra & Andoko, 2014).
C.
Tomat
Ungu
(Lycopersicum
esculentum L. var indigo rose)
Tomat ungu indigo rose pertama
kali dibudidayakan oleh Dr. Jim Myers
dari Oregon State University pada tahun
1960-an. Tomat ungu merupakan hasil
persilangan antara tomat merah dan
828
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
blueberry, sehingga memiliki kandungan
antioksidan yang diperoleh dari blueberry.
Tomat ungu mengandung antosianin yang
sangat tinggi dan terbukti mengurangi
peradangan, stres dan perkembangan
kognitif. Tomat ungu merupakan varietas
tomat generasi terbaru, bertekstur padat,
berair, bijinya kecil dan tersebar ke seluruh
daging buah, serta memiliki kemampuan
terhadap penyakit jamur (Anonim, 2014).
Di Indonesia belum begitu banyak
dikembangkan tomat jenis ini sehingga
berpotensi untuk diteliti sehingga hasilnya
dapat dibagikan pada masyarakat luas.
Gambar tomat ungu dapat dilihat pada
gambar 2 berikut.
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
irigasi. Peralatan yang digunakan telah
diatur sedemikian rupa sehingga nutrisi
yang dialirkan optimal, tidak ada nutrisi
yang terbuang sehingga tanaman tidak
kekurangan kebutuhannya (Hendra &
Andoko, 2014). Berikut proses penanaman
dengan sistem hidroponik Drip Irrigation.
Gambar 3. Proses Hidroponik Metode
Drip Irrigation (Tirto, 2014)
Gambar 2. Tomat ungu (Lycopersicum
esculentum L. var indigo rose)
(Anonim, 2014).
D. Hidroponik Drip Irrigation
Hidroponik diperkirakan masuk ke
Indonesia pada awal tahun 1980-an. Jika
dibandingkan dengan cara konvensional,
bertanam secara hidroponik memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya dapat
menekan
pertumbuhan
cendawan,
serangan hama dan meminimalisir
penggunaan insektisida. Selain itu,
hidroponik juga lebih menghemat area
pertanaman, sehingga cocok untuk
kawasan urban dan perumahan padat
penduduk, kontrol air dan unsur haranya
lebih terukur, kualitas dan kuantitas panen
menjadi terjamin.
Drip Irrigation (Irigasi Tetes)
merupakan salah satu teknik penanaman
hidroponik yang disebut juga Fertigasi
(Irigasi Tetes). Prinsip dari teknik ini
adalah mengalirkan larutan nutrisi ke
daerah perakaran tanaman melalui selang
THE 5TH URECOL PROCEEDING
TUJUAN PENELITIAN
Mengamati perbedaan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tomat ungu
(Lycopersicum esculentum L. var indigo
rose) dan tomat merah (L. esculentum L.
var commune) pada metode penanaman
hidroponik Drip Irrigation (irigasi tetes).
MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan pengetahuan tentang
proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
budidaya,
sejak
perkecambahan
sampai
panen,
sehingga dapat digunakan sebagai
referensi pada mata kuliah Struktur dan
Perkembangan
Tumbuhan
serta
Fisiologi
Tumbuhan
(sebagai
komponen bahan ajar).
2. Memberikan informasi tentang proses
budidaya tanaman dengan teknik
hidroponik, sehingga dapat menjadi
alternatif di bidang budidaya tanaman
hortikultura dan sebagai peluang bisnis.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Damar
Farm Kebun Hidroponik yang terletak di
daerah Srumbung Magelang dan berjalan
829
ISBN 978-979-3812-42-7
kurang lebih 6 bulan. Parameter yang
diamati
adalah
laju
kecepatan
pertumbuhan kecambah, tinggi tanaman,
pertumbuhan helai daun, kecepatan
pertumbuhan buah dan waktu panen.
Pengamatan pertumbuhan tanaman
dimulai saat semai (hari ke-6 HST) dan
diakhiri pada hari ke-65 (HST). Analisis
data dilakukan secara deskriptif dan
ditambahkan dengan dokumentasi (foto).
Benih diletakkan diatas media semai
dan disiram air secara rutin supaya
memudahkan proses imbibisi, yaitu proses
masuknya air sebagai tahap awal dari
proses perkecambahan biji. Setelah bibit
tumbuh, maka siap dipindahkan ke pot dan
disambungkan dengan alat hidroponik.
Gambar 4 adalah semai benih tomat pada
hari ke-6 HST.
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
diukur. Analisis data dilakukan secara
deskriptif.
Pada HST ke-6 sampai dengan HST
ke-27 (kurang lebih 1 bulan), parameter
yang diukur adalah tinggi tanaman,
panjang daun, lebar daun dan jumlah daun.
Gambar 5-8 adalah grafik rata-rata tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar
daun yang dapat diamati sampai HST ke27.
Rata-Rata Tinggi Tanaman
(cm)
THE 5TH URECOL PROCEEDING
20
15
10
5
0
Tomat Merah
Tomat Ungu
HST
ke-6
1.71
1.14
HST
ke-12
3.42
2.65
HST
ke-16
7.51
6.8
HST
ke-27
12.64
14.63
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 5. Grafik Rata-Rata Tinggi
Tanaman Tomat Merah dan Tomat Ungu
Gambar 4. Semai hari ke-6 HST
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
(buah)
Rata-Rata Jumlah Daun
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini parameter yang
diukur adalah panjang batang, panjang dan
lebar daun, serta jumlah daun pada tiap
tangkai. Panjang dan lebar daun hanya
diukur sampai hari ke-6 HST atau saat
semai. Untuk tomat merah dan ungu
hidroponik, masing-masing ditanam pada
8 polibag. Pada data ini, akan disampaikan
tentang pertambahan tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun dan lebar daun,
sejak HST (Hari Setelah Tanam) ke-6
(tanggal 13 Mei 2016) sampai hari ke-65
HST (tanggal 11 Juni 2016) pada metode
hidroponik. Pengambilan data dilakukan
kurang lebih seminggu sekali untuk
melihat rata-rata dari parameter yang
THE 5TH URECOL PROCEEDING
10
8
6
4
2
0
Tomat Merah
Tomat Ungu
HST
ke-6
2
2
HST
ke-12
4
4
HST
ke-16
5.5
5.38
HST
ke-27
7
7.63
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 6. Grafik Rata-Rata Jumlah Daun
Tomat Merah dan Tomat Ungu
830
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
sudah sulit untuk diukur panjang dan
lebarnya. Gambar 9 dan 10 berikut
menjelaskan tentang rata-rata tinggi
tanaman dan jumlah daun pada tiap
tangkai.
(cm)
Rata-Rata Panjang Daun
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Tomat Merah
Tomat Ungu
HST
ke-6
1.19
1.16
HST
ke-12
1.85
1.59
HST
ke-16
2.39
2.22
UAD, Yogyakarta
HST
ke-27
2.92
2.94
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 7. Grafik Rata-Rata Panjang
Daun Tomat Merah dan Tomat Ungu
Rata-Rata Lebar Daun
Tomat Merah
Tomat Ungu
HST
ke-6
0.33
0.32
HST
ke-12
0.77
0.57
HST
ke-16
1.05
0.93
HST
ke-27
1.29
1.16
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 8. Grafik Rata-Rata Lebar Daun
Tomat Merah dan Tomat Ungu
Untuk tinggi tanaman dan jumlah
daun sampai HST ke-27, tomat ungu lebih
tinggi dari tomat merah. Tetapi untuk
panjang dan lebar daun pada tomat merah
sedikit lebih tinggi dari tomat ungu.
Kondisi ini dapat berubah sebab pada umur
ini masih terjadi proses pertumbuhan
(penambahan jumlah dan ukuran sel) di
daerah akar, batang dan daun.
Pengamatan dilanjutkan sampai
HST ke-65, pengukuran hanya dilakukan
pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal
ini disebabkan tanaman sudah mengalami
pertumbuhan
sekunder
sehingga
pengukuran daun pertama, kedua dan
ketiga sudah tidak bisa karena sudah
rontok, batang sudah bercabang-cabang,
jumlah daun banyak dan bentuk daun
THE 5TH URECOL PROCEEDING
(cm)
(cm)
Rata-rata Tinggi Tanaman
1.5
1
0.5
0
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
HST HST HST
ke-6 ke-12 ke-16
Tomat Merah 1.71 3.42 7.51
Tomat Ungu 1.14 2.65 6.8
HST HST HST HST HST
ke-27 ke-35 ke-42 ke-47 ke-65
12.64 16.29 28.58 37.66 88.26
14.63 18.4 30.01 39.28 61.18
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 9. Grafik Rata-Rata Tinggi
Tanaman Tomat Merah dan Tomat Ungu
pada Berbagai Umur
831
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
(Buah)
Rata-rata Jumlah Daun Pada Tiap Tangkai
16
14
12
10
8
6
4
2
0
HST HST HST HST HST HST HST
ke-6 ke-12 ke-16 ke-27 ke-35 ke-42 ke-47
Tomat Merah
2
4
5.5 5.38 4.7 7.52 8.2
Tomat Ungu
2
4
5.38 7.63 7.52 5.6 6.34
Gambar 12. Tomat Ungu
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
HST = Hari Setelah Tanam
Gambar 10. Grafik Rata-Rata Jumlah
Daun pada Tiap Tangkai Tomat Merah
dan Tomat Ungu pada Berbagai Umur
Untuk rata-rata jumlah daun yang
tumbuh di tiap tangkai, di awal
pertumbuhan tomat merah dan tomat ungu
tumbuh hampir bersamaan (sampai dengan
HST ke-16), kemudian tomat ungu
mengalami pertumbuhan pesat sampai
dengan HST ke-35 untuk selanjutnya
tomat merah berkembang lebih cepat
(mulai HST ke-42).
Secara umum, tumbuhan akan
mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam siklus hidupnya
(Growth and Development). Pertumbuhan
adalah mekanisme pertambahan jumlah
dan ukuran sel-sel penyusun tubuhnya.
Pertambahan jumlah sel-sel ini terjadi pada
meristem apikal, sebab pada jaringan ini
sel-selnya masih aktif membelah.
Meristem apikal adalah jaringan
embrional yang terdapat pada daerah ujung
akar dan ujung batang, aktif membelah
sehingga menghasilkan sel-sel baru di
daerah belakang meristem tersebut (Starr
dkk., 2013).
Setelah HST ke-65 sampai panen
(kurang lebih 2 bulan), pengamatan
dengan menggunakan analisis deskriptif
melalui foto (dokumentasi).
Gambar 11. Tomat Merah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
THE 5TH URECOL PROCEEDING
832
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang didapatkan dari
penelitian ini adalah pada penanaman
teknik hidroponik secara metode Drip
Irrigation, pertumbuhan tinggi tanaman,
panjang daun, lebar daun dan jumlah daun
yang tumbuh pada tanaman tomat merah
(Lycopersicum esculentum L. var
commune) lebih tinggi dibandingkan tomat
ungu (Lycopersicum esculentum L. var
indigo rose).
Saran
Gambar 13. Penampang Melintang Akar,
Batang dan Daun (Taiz et al., 2015)
Dari keenam parameter pengukuran
diatas, pada umur dewasa (HST ke-65)
pertumbuhan tinggi batang dan jumlah
daun pada tomat merah lebih cepat
daripada tomat ungu. Sedangkan
pertumbuhan tomat ungu lebih cepat saat
umur tanaman masih muda (HST ke-27).
Proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal, diantaranya kualitas sel-sel
penyusun jaringan, hormon, gen, unsur
hara mineral, faktor lingkungan seperti
kelembaban
udara,
cahaya,
pH,
temperatur udara dan sebagainya.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Saran yang dapat diberikan dari
hasil penelitian ini adalah:
Meskipun
secara
morfologi
pertumbuhan tomat ungu lebih rendah
daripada tomat merah, namun tetap perlu
dilakukan pengamatan lebih lanjut secara
anatomi, supaya dapat dilihat apakah
terdapat perbedaan pertumbuhan diantara
kedua jenis tomat. Hal ini disebabkan
belum banyak literatur yang mengkaji
lebih dalam tentang tomat ungu, sehingga
hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi masyarakat luas.
Ucapan Terimakasih:
Ucapan terimakasih disampaikan
kepada Kemenristekdikti, atas pendanaan
hibah skim Penelitian Dosen Pemula
(PDP) tahun 2016.
833
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
REFERENSI
Anonim.
2012.
Solanum
lycopersicum (Tomato)
(Lycopersicon
esculentum).
http://www.uniprot.org/taxonomy
/4081. Diakses 13 April 2015.
Anonim. 2014. Lycopersicon esculentum
‘Indigo
Rose
Grafted’.
http://www.ebertsgreenhouse.com
. Diakses 25 Desember 2014.
Hendra, H.A dan Andoko, A. 2014.
Bertanam Sayuran Hidroponik
Ala Pak Tani Hydrofarm. Edisi 1.
Penerbit Agromedia, Jakarta
Selatan.
Starr, C., Taggart, R. Evers, C & Starr, L.
2013. Biologi: Kesatuan dan
Keragaman Makhluk Hidup. Edisi
12, Buku ke-2. Penerbit Salemba
Teknika, Jakarta.
Taiz, L., Zeiger, E., Moller., I.A &
Murphy,
A.
2015.
Plant
Physiology and Development. 6th
ed. Sinauer Associates Inc. USA.
Tirto, K. 2014. Seputar Hidroponik:
Sistem
Tetes
(Drip).
http://www.hidroponiq.com
Diakses 11 April 2015.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
834
ISBN 978-979-3812-42-7
Download