TB SISKOM-Siti Haniah

advertisement
TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1
“VERY SMALL AVERTURE TERMINAL (VSAT) IP”
Disusun Oleh:
Siti Haniah (15101116)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan jaman, pertukaran informasi di kalangan
masyarakat semakin meningkat. Dimana kebutuhan komunikasi harus diiringi
dengan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang handal dan
dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia baik perkotaan maupun perdesaan.
Sistem komunikasi satelit merupakan salah satu sistem komunikasi
yang menggunakan satelit sebaga media transmisi dalam menyampaikan
informasi, dimana sistem ini dapat menjangkau seluruh daerah di dunia tanpa
melihat kondisi geografis. Sistem komunikasi satelit sangat cocok diterapkan di
Indonesia , mengingat Indonesia merupakan negara , yang terdiri dari ribuan
pulau dan memiliki wilayah yang sangat luas. Sistem komunikasi satelit terdiri
dari stasiun bumi pengirim, satelit, dan stasiun bumi penerima. Pada stasiun
bumi penerima biasanya berupa antena yang berfungsi untuk menerima sinyal
satelit.
Seiring berkembangnya teknologi di bidang telekomunikasi, berbagai
macam teknologipun diterapkan dalam sistem komunikasi agar lebih efektif dan
efisien dari berbagai sudut pandang. Salah satu jenis sistem komunikasi yang
digunakan adalah Very Small Avertur Antena Internet Protocol (VSAT IP).
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui permasalahannya adalah
bagaimana sebuah sistem komunikasi satelit digunakan untuk pertukaran
informasi dengan jumlah informasi yang begitu banyak dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengganggu satu sama lain.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuannya adalah agar semua konsumen dapat dilayani
tanpa memandang letak geografis dan dapat diterapkan semaksimal dan
seefisien mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM KOMUNIKASI SATELIT
Sistem komunikasi satelit adalah sebuah sistem komunikasi yang
menggunakan satelit sebagai media transmisinya. Ada dua elemen dasar yang
terdapat dalam sistem komunikasi satelit yaitu stasiun bumi (ground segment)
dan satelit (space segment).
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Komunikasi Satelit
Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem komunikasi satelit:
1) Stasiun bumi atau Ground Segmen
Stasiun bumi (ground segment) berupa antena, yaitu bagian pengirim
(transmitt) dan bagian penerima (recieve). Stasiun bumi dapat berupa
stasiun bumi kecil (SBK), stasiun bumi sedang (SBS), stasiuan bumi besar
(SBB), stasiun bumi mikro (VSAT) hingga stasiun pengendali utama (SPU).
Stasiun
bumi pengirim berfungsi untuk mengirimkan sinyal informasi ke
arah satelit dengan menggunakan frekuensi yang dinamakan frekuensi up
link. Sedangkan stasiun bumi penerima berfungsi menerima sinyal yang
diteruskan oleh satelit untuk dikirim ke tujuan dengan menggunakan
frekuensi down link.
2) Ruas Angkasa (Space Segment)
Ruas angkasa berupa satelit yang berfungsi sebagai repeater tunggal di
ruang angkasa. Satelit berfungsi untuk meneruskan sinyal informasi dari
stasiun bumi pengirim ke arah stasiun bumi penerima dengan menggunakan
frekuensi down link. Ruas angkasa terdiri dari perangkat (body) satelit yang
berada pada orbitnya.
Untuk dapat mengelilingi orbitnya dalam waktu yang telah ditentukan,
satelit harus beredar dalam kecepatan edar tertentu. Kecepatan edar satelit
dalam orbitnya ditentukan oleh ketinggian orbit satelit, sedangkan ketinggian
orbit satelit biasanya berpengaruh kepada umur satelit. Orbit sebuah Satelit
dapat dibedakan menjadi 3 macam jenis yaitu:
a. Orbit Stasioner
Merupakan sebuah orbit yang menempatkan satelit untuk terus tetap
berada pada posisinya mengacu pada sebuah titik atau lokasi. Satelit yang
ditempatkan pada orbit stasioner kebanyakan bergerak dari arah timur ke
barat mengikuti pergerakan rotasi bumi.
Berdasarkan Ketinggianya orbit stasioner ini dibedakan menjadi:
1) Low Earth Orbit (LEO)
Satelit jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 320 –
800 km di atas permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat dekat
dengan bumi, satelit LEO harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi
supaya tidak terlempar ke atmosfer. Kecepatan edar satelit LEO mencapai
27.359 Km/h untuk mengitari bumi dalam waktu 90 menit. Aplikasi dari
satelit jenis LEO ini biasanya dipakai pada sistem Remote Sensing dan
Peramalan Cuaca karena jarak mereka dengan permukaan bumi yang tidak
terlalu jauh. Pada masa sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan
untuk aplikasi komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan
biaya yang murah, satelit LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai
macam aplikasi. Akibatnya bahwa jumlah satelit LEO sudah sangat padat,
tercatat sekarang ada 8000 lebih satelit yang mengitari bumi pada orbit LEO
2) Medium Earth Orbit (MEO)
Satelit pada orbit ini merupakan satelit yang mempunyai ketinggian di
atas 10.000 km dengan aplikasi dan jenis yang sama seperti orbit LEO.
Namun karena jarak yang sudah cukup jauh jumlah satelit pada orbit MEO
tidaklah sebanyak satelit pada orbit LEO.
3) Geostationary Earth Orbit (GEO)
Satelit GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit
yang posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi. Karena mempunyai
posisi yang tetap maka waktu edarnyapun sama dengan waktu rotasi bumi.
Posisi orbit satelit GEO sejajar dengan garis khatulistiwa atau mempunyai
titik lintang nol derajat. Satelit GEO mempunyai jarak sebesar 35786 Km
dari permukaan bumi.
Keuntungan satelit orbit GEO ini salah satunya
adalah dalam men-track-ing antena pengendalian dari suatu stasiun bumi
tidak perlu mengikuti pergerakan satelit karena satelit tersebut sama
periodenya dengan rotasi bumi. Bandingkan dengan tracking antena pada
satelit LEO yang harus mengikuti pergerakan satelitnya yang tidak sama
dengan periode bumi berputar. Kerugian dari satelit orbit GEO adalah
karena jarak yang sangat jauh dari permukaan bumi maka daya pancar
sinyal haruslah tinggi dan sering terjadi delay yang cukup signifikan.
Cakupan satelit GEO pun sebenarnya tidak mencakup semua posisi di
permukaan bumi.
Gambar 2.2 Orbit LEO, MEO dan GEO
b. Orbit Polar
Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang
mempunyai inklinasi (penyimpangan) sebesar 90 dari orbit geostationer.
Atau boleh dikatakan bahwa satelit ini mengitari bumi dari arah selatan ke
utara. Karena arah perputaranya yang tidak sinkron dengan arah rotasi
bumi maka satelit jenis polar ini jarang digunakan.
Gambar 2.3 Orbit Satelit Jenis Polar
c. Orbit Eliptical
Satelit dengan orbit elips merupakan satelit yang mengorbit dengan
bentuk orbit yang elips terhadap bumi. Dengan bentuk orbit yang ellips
tersebut maka menghasilkan suatu jarak yang tidak sama (sinkron) pada
setiap posisi dengan permukaan bumi.
Gambar 2.4 Orbit Eliptical
B. PENGERTIAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL (VSAT) IP
Vesy Small Aperture Terminal (VSAT) merupakan terminal-terminal
stasiun bumi dengan diameter kecil dan diletakkan pada site pelanggan. VSAT
menggunakan satelit sebagai media transmisinya. VSAT IP adalah layanan
komunikasi satelit yang menggunakan stasiun bumi kecil dilebtakkan di site
pelanggan yang
berbasis internet protocol (IP). Teknologi yang digunakan
adalah teknologi TDMA (Time Division Multiple Access dimana kanal frekuensi
digunakan secara bersama-sama menggunakan.
Topologi yang digunakan dalam VSAT IP menggunakan topologi star atau
mesh dengan satu sistem HUB dan sejumlah remote. HUB atau stasiun bumi
VSAT-IP berkomunikasi dengan lokasi remote menggunkan kanal TDM
sedangkan lokasi remote mengirimkan data ke HUB VSAT-IP menggunakan
kanal TDMA.
Sistem pengiriman data atau informasi pada VSAT IP menggunakan
metode broadcast yang berarti alamat IP di broadcast untuk mengirim pesan ke
semua host yang berada di dalam jaringan lokal. Pada VSAT IP ada yang
dinamakan dengan IP Gateway. IP Gateway pada VSAT IP berfungsi untuk
meneruskan informasi atau pesan ke level berikutnya sesuai dengan IP Network
address tujuan.
C. PENGERTIAN TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS (TDMA)
Multiple access dalam sistem komunikasi satelit merupakan kemampuan
dari sejumlah besar stasiun bumi untuk saling berhubungan secara serentak
dalam komunikasi voice, data maupun video melalui satelit sebagai media
transmisinya. Teknik multiple access mempengaruhi semua elemen sistem,
menentukan kapasitas dan fleksibilitas sistem, dan mempunyai pengaruh kuat
terhadap cost. Problema mendasar dalam multiple access adalah bagaimana
cara untuk mengoptimalkan kapasitas satelit, utilitas spektrum, satelit power,
cost, user acceptability, flexibility dan adaptybility terhadap skenario trafik. Salah
satu teknik multiple access adalah Time Division Multiple Access (TDMA).
TDMA adalah salah satu teknik multiple access dimana frekuensi digunakan
secara bersamaan, dan dibedakan berdasarkan waktunya. Keuntungan teknik
TDMA antara lain:
1. Dapat mengoptimalkan daya satelit yang tersedia.
2. Dapat menghemat alokasi frekuensi yang tersedia.
3. Adanya keterbatasan frekuensi, TDMA dapat meningkatkan pengiriman
informasi dengan menggunakan skema modulasi digital.
4. Daya satelit yang terbatas, teknik Foward Error Correction (FEC) dapat
digunakan untuk menaikan kapasitas dan atau memperbaiki BER.
Kerugian dari teknik TDMA ini adalah tidak efisien untuk stasiun bumi
yang mempunyai trafik rendah.
D. Konfigurasi VSAT IP
Gambar 2.1 Konfigurasi VSAT IP
Antena VSAT IP menggunakan antena dengan diameter kecil (1.2
meter s/d 1.8 meter). VSAT IP dapat dikonfigurasi point-to-point atau point to
multi point dengan Teknologi berbasis IP.
E. Protocol layer OSI yang digunakan VSAT IP
1. Physical Layer
Lapisan ke-1 berfungsi mendefinisikan media transmisi jaringan, sinkronisasi
bit,
metode
pensinyalan,
arsitektur
jaringan,
topologi
jaringan
dan
bit-bit
data
pengkabelan.
Pada layer ini tidak mempunyai protocol yang spesifik,
2. Data-Link Layer
Lapisan
ke-2
berfungsi
untuk
menentukan
bagaimana
dikelompokan menjadi format yang disebut sebagai frame. Pada level ini
terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti
MAC Address, dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan
seperti hub, bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi. Protocol yang
berada pada lapisan ini:
a. PPP (Point to point protocol)
Protokol yang digunakan untuk point to point pada suatu jaringan.
b. SLIP (Serial Line Internet Protocol)
Protokol yang digunakan untuk menyambung serial.
3. Network Layer
Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
Protokol yang ada pada layer ini:
a. IP (internetworking Protocol)
Mekanisme transmisi yang digunakan untuk mentransportasikan data
dalam paket yang disebut datagram.
b. ARP (Address Resulotion Protocol)
Protokol yang digunakan untuk mengetahui alamat IP berdasarkan
alamat fisik dari sebuah komputer
c. RARP (Reverse Address Resulotion Protocol)
Protokol yang digunakan untuk mengetahui alamat fisik melalui IP
komputer.
d. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host untuk mengirim notifikasi
datagram yang mengalami
e. IGMP (Internet Group Message Protocol)asalah pada hostnya.
Protokol yang digunakan untuk memberi fasilitas message yang simultan
kepada group penerima.
4. Transport Layer
Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecahs data ke dalam paket-paket data
serta memberikan nomor urut paket-paket tersebut sehingga dapat disusun
kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Pada level ini juga membuat tanda
bahwa paket diterima dengan sukses dan mentransmisikan ulang terhadap
paket-paket yang hilang di tengah jalan.
Protokol yang berada dalam lapisan ini:.
a. TCP (Tranmission Control Protocol)
Protokol yang menyediakan layanan penuh lapisan transport untuk
aplikasi.
b. UDP (User Datagram Protocol)
Protokol connection dan proses to proses yang hanya menambahkan
alamat port, cheksun error control dan panjang data pada layer di atasnya.
5. Session Layer
Lapisan ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, atau dihancurkan.
Protokol yang ada pada layer ini:
a. NETBIOS
Berfungsi sebagai penyiaran pesan. Memungkinkan user mengirim pesan
tunggal secara serempak ke komputer lain yang terkoneksi.
b. NETBEUI (NETBIOS Extended User Interface)
Fungsinya sama dengan NETBIOS. Pada NETBEUI dikembangkan lagi
dengan menabmah fungsi yang memungkinkan bekerja dengan beragam
perangkat keras dan perangkat lunak
c. ADSP (Apple Talk Data Stream Protocol)
Berfungsi memantau aliran data diantara dua komputer dan untuk
memeriksa aliran data tersebut tidak terputus
d. PAP (Printer Access Protocol)
Berfungsi mendukung hubungan antara dua session service user.
e. SPDU (Session Protocol Data Unit)
f. RCP
6. Presentation Layer
Lapisan ini berfungsi untuk mentranslasikan data yang akan ditransmisikan
oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
Protokol pada level ini:
a. TELNET
Protokol yang digunakan untuk akses remote masuk ke suatu host, data
berjalan secara lain teks.
b. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
Protokol yang digunakan dalam pengiriman e-mail di internet atau untuk
mengirimkan data dari komputer pengirim e-mail ke server e-mail
penerima.
c. SNMP (Simple Network Management Protocol)
Protokol yang digunakan dalam suatu manajemen jaringan.
7. Aplication Layer
Lapisan ini menjelaskan spesifikasi untuk lingkup dimana aplikasi jaringan
berkomunikasi dengan layanan jaringan. Menyediakan jasa untuk aplikasi
pengguna. Layer ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara
program komputer. Berfungsi juga sebagai antarmuka dengan aplikasi
dengan fungsionalitas
jaringan,
mengatur
bagaimana
aplikasi
mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.
Protokol pada layer ini:
a. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)
b. FTP (File Transfer Protocol)
c. NFS (Network File System)
d. DNS (Domain Name System)
e. POP3 (Post Office Protocol)
f. MIME (Multipurpose Internet Mail Exensiion)
g. SMB (Server Message Block)
h. NNTP (Network News Transfer Protocol)
i.
DHCP (Dynamic Configuration Protocol)
dapat
F. APLIKASI VSAT IP
1. File transfer
2. Videoconferencing
3. Video / Audio Streaming
4. Multicasting dan Webcasting
5. IP VPN
6. Voice and Fax Over IP
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. VSAT IP menyatukan teknologi vsat dengan internet protocol.
b. VSAT IP yang menggunakan teknik TDMA sangat efisien untuk
memaksimalkan keterbatasan frekuensi yang tersedia.
c. VSAT IP dengan menggunakan teknik TDMA kurang efisien jika
digunakan oleh stasiun bumi yang memiliki trafik rendah.
d. VSAT IP menjamin keandalan (availability) pengiriman data dan suara.
B. DAFTAR PUSTAKA
[1] MPB Imam, Pamungkas wahyu.2014. Sistem Komunikasi Satelit [Teori
dan Praktik]. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[2] Annonymous, 2016, Apa itu VSAT,
http://www.vsat-systems.com/broadband-satellite-internet/
diakses
tanggal 01 Januari 2016.
[3] Maral Gerard.. VSAT Networks Second Edition.1995 & 2003.England:
Wiley John & Sons,Ltd
[4] Annonymous, 2016, Layer OSSI,
http://www.cisco.com/cpress/cc/td/cpress/fund/ith/ith01gb.htm#xtoci
d1668410
Download