27. Juknis Penyusunan Rancangan Penilaian Hasil Belajar _ISI

advertisement
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
DAFTAR ISI
A.
LATAR BELAKANG
12
B.
TUJUAN
12
C.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
12
D.
UNSUR YANG TERLIBAT
12
E.
REFERENSI
13
F.
PENGERTIAN DAN KONSEP
13
G.
URAIAN PROSEDUR KERJA
18
LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
20
LAMPIRAN 2 : CONTOH RAMBU-RAMBU RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
21
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
0
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
A.
Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 63 ayat 1 menyatakan penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh
pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah. Pasal 64 ayat 1 menyatakan penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
Selanjutnya, Pasal 64 ayat 2 menyatakan penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar; dan memperbaiki proses pembelajaran. Pasal 65 ayat 1 menyatakan bahwa
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Pasal 66 ayat 1 menyatakan penilaian
hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
(RSKM) atau Rintisan Sekolah Standar Nasional Pendidikan (RSSN), masih ditemukan satuan
pendidikan yang belum dapat membuat pedoman-pedoman sebagaimana tuntutan Standar
Pengelolaan (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007), di antaranya adalah sebagai berikut:
• Sebagian besar sekolah telah menyusun jadwal dan format–format penilaian, namun
belum terorganisir dengan baik dan belum lengkap.
• Panduan penilaian yang ada secara eksplisit belum menjelaskan tentang cara menyusun
rancangan penilaian.
Oleh karena itu, untuk memfasilitasi satuan pendidikan dalam melaksanakan penilaian
hasil belajar peserta didik secara kopmrehensif, maka Direktorat Pembinaan SMA
menyusun dan menerbitkan “Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan Penilaian Hasil
Belajar di SMA” sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan.
B.
Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi guru dan satuan
pendidikan dalam menyusun Rancangan Penilaian Hasil Belajar sesuai dengan Standar
Penilaian dan dapat dilaksanakan dengan baik.
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup Petunjuk teknis ini meliputi:
1. Penugasan dan pemberian arahan teknis pada wakasek kurikulum dan Guru/MGMP;
2. Penyusunan rencana kegiatan pengembangan rancangan penilaian hasil belajar;
3. Penyusunan rambu-rambu pengembangan rancangan penilaian hasil belajar;
4. Pembahasan dan penetapan rencana kegiatan rambu-rambu pengembangan rancangan
penilaian hasil belajar;
5. Penyiapan perangkat penilaian;
6. Pelaksanaan penilaian;
7. Pengolahan hasil penilaian.
D.
Unsur yang Terlibat
1.
Kepala sekolah,
2.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
3.
Guru/MGMP
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
12
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
E.
Referensi
1.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 35;.
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 1, Pasal 2, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 22, Pasal 24, Pasal 25,
Pasal 58, Pasal 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70 dan 71.
3.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Kompetensi Lulusan;
23 Tahun 2006 tentang Standar
5.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
16 Tahun 2007 tentang Standar
6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
7.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
8.
SK Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
12/C/KEP/TU/2008 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan laporan Hasil Belajar
Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
9.
Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas.
10. Model Penilaian Kelas SMA/MA yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas.
F.
Pengertian dan Konsep
1.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11).
2.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
3.
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah
kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
4.
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi.
5.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Pasal 25 ayat 1).
6.
Tes adalah suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat) atau atribut pendidikan atau
psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau
ketentuan yang dianggap benar.
7.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
13
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
kemampuan, yang dapat menggunakan tes dan non tes. Pengukuran dalam kegiatan
belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif (Guilford: 1982).
8.
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode
yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai
unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh berbagai
ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi
tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik.
9.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses dan hasil
pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik (Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 17).
10.
Pengujian (examination) adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pembenaran dari
suatu atribut, pengakuan, atau kualitas dari mutu barang, jasa, atau kompetensi.
11.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat
pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan
seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada tujuan yang telah dirumuskan.
12.
Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau
proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan
berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir
evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang
dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
13.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
14.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofoiio, dan penilaian diri.
15.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan oleh Pemerintah.
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 63 ayat 1).
16.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian pendidik digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan memperbaiki proses
pembelajaran (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 64 ayat 1 dan 2).
17.
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih. (Lampiran Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007).
18.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. (Lampiran Permendiknas RI
Nomor 20 Tahun 2007).
19.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
14
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
semester tersebut. (Lampiran Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007).
20.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut. (Lampiran Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007).
21.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. (Peraturan Pemerintah Nomor. 19
Tahun 2005 Pasal 65 ayat 1).
22.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian
nasional. Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. Ujian
nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali
dalam satu tahun pelajaran. (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 66
ayat 1, 2 dan 3).
23.
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. (Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
24.
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
portofolio, projek, produk, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar
teman. (Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas).
25.
Prosedur Penilaian merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan Pemerintah (Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan
dan kriteria penilaian pada awal semester
b. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang
sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
c. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan
teknik penilaian yang dipilih.
d. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
e. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik.
f. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
g. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
h. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta
didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
i. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil
penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian
peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik
26.
27.
Aspek kompetensi yang dinilai meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan
afektif, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 64
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
15
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
(Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan Direktorat Pembinaan SMA).
28.
Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal-soal, instrumen observasi berupa
lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar tugas projek atau produk,
instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat
berupa skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik, instrumen penilaian diri
dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian
antarteman berupa lembar penilaian antar teman. Setiap instrumen harus dilengkapi
dengan pedoman penskoran. (Rancangan Penilaian Hasil Belajar yang dikembangkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
29.
Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri,
perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan
digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. (Lihat instruksi
Kerja Penilaian Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif).
30.
Pengembangan instrumen dan pedoman pensekoran (Lihat Juknis Penilaian Kognitif,
Psikomotorik, dan Afektif).
31.
Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku
bangsa, dan jender;
d. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku;
h. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya (Lampiran Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007).
32.
Penilaian hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program (Mulyasa, 2002).
33.
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan
atau kompetensi tertentu, ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus
dijawab peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang
harus dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Penilaian
kelas berbasis kompetensi peserta didik yang mengikuti kompentensi atau hasil
belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompentensi. Jadi, penilaian kelas
merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompentensi.
(Depdiknas 2004:8).
34.
Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikat, yaitu pada setiap akhir semester dan
tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
16
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan
waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang
dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar yang (STTB).
35.
Benchmarking yaitu merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang
belajar, proses dan hasil belajar untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan.
Tingkat keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah atau nasional. Untuk
dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu
dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilakukan pada akhir satuan
pendidikan. (Mulyasa, 2002).
36.
Penilaian program penilaian kelas yaitu dilakukan secara berkala dan terus menerus
secara kontinyu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, serta dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan jaman. Pengembangan
sistem penilaian hasil kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi secara berurutan
yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator (Depdiknas 2003: 6).
37.
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai
suatu kompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu
pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. (Model Penilaian Kelas
SMA/MA: Puskur Balitbang Depdiknas).
38.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD)
ditetapkan antara 0% – 100%. Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian
sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik
itu telah menuntaskan indikator tersebut. Apabila semua indikator telah tuntas,
dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian,
peserta didik dapat diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. (Model
Penilaian Kelas SMA/MA: Puskur Balitbang Depdiknas).
39.
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. (Rancangan Penilaian Hasil Belajar: Dit PSMA, 2008).
40.
Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian
dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus
penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi yang ditentukan. Kompetensi yang harus dicapai pada tingkat
mata pelajaran, berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi yang harus dicapai peserta
didik untuk tingkat satuan pendidikan adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
(Rancangan Penilaian Hasil Belajar: Dit PSMA, 2008).
41.
Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai
peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila
peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus
pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia
harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal
yang ditetapkan. (Rancangan Penilaian Hasil Belajar: Dit PSMA, 2008).
42.
Fungsi penilaian dalam pembelajaran, yaitu (a) untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan serta keberhasilan peserta didik setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu; (b) untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program pembelajaran. pembelajaran sebagai suatu sistem terdiri atas
beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain; (c) untuk keperluan dalam
melayani kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam rangka bimbingan dan konseling;
dan (d) untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah. (Dr. Lely
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
17
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
Halimah,M.Pd. dkk, 2007).
G.
43.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai
(Bahrul Hayat, 2004).
44.
Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua
kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan pendidikan
(raport), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik
(Penyusunan Laporan Peserta Didik: Dit. PSMA, 2008).
45.
Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
(Penyusunan Laporan Peserta Didik: Dit. PSMA, 2008).
46.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari hasil
pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik
mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui ulangan
harian, ulangan tengah semerter, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas
(untuk semester genap) termasuk hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik
KTSP yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses pembelajaran berbasis
kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan penilaian
berkelanjutan (Penyusunan Laporan Peserta Didik: Dit. PSMA, 2008).
47.
Laporan Hasil Belajar (LHB) atau rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik
dalam kurun waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Nilai pada rapor merupakan gambaran pencapaian kemampuan
peserta didik dalam satu semestar. Nilai tersebut berasal dari nilai Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester. Oleh karena itu, kedudukan
atau bobot nilai Ulangan Harian sama atau lebih besar dari nilai Ulangan Tengah
Semester, dan Ulangan Akhir Semester (Model Penilaian Kelas SMA/MA: Puskur
Balitbang Depdiknas).
Uraian Prosedur Kerja
1.
Kepala sekolah menugaskan kepada wakasek kurikulum dan guru/MGMP untuk
mengembangkan rancangan penilaian hasil belajar;
2.
Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang rancangan penilaian hasil belajar
yang mencakup sekurang-kurangnya :
a. Tujuan yang ingin dicapai pada pengembangan rancangan penilaian hasil belajar
peserta didik
b. Manfaat pengembangan rancangan penilaian hasil belajar peserta didik
c. Hasil yang diharapkan dalam pengembangan rancangan penilaian hasil belajar
peserta didik
d. Mekanisme kerja dan unsur yang terlibat dalam pengembangan rancangan
penilaian hasil belajar peserta didik.
3.
Wakasek kurikulum menyusun rencana kegiatan yang memuat antara lain uraian
kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, jadwal pelaksanaan pengembangan rancangan
penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan ruang lingkup kegiatan.
4.
Wakasek kurikulum menyusun rambu-rambu yang akan digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rancangan penilaian hasil belajar. Rambu-rambu tersebut
mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. pelaksanaan ulangan harian;
b. pelaksanaan ulangan tengah semester;
c. pelaksanaan ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas;
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
18
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
d. pengolahan dan pelaporan hasil belajar peserta didik.
(seperti yang tertuang dalam lampiran 2)
5.
Kepala sekolah bersama wakasek kurikulum dan guru/MGMP membahas dan mereviu
rencana kegiatan dan rambu-rambu pengembangan rancangan penilaian hasil belajar.
6.
Kepala sekolah menetapkan dan menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu
tentang rancangan penilaian hasil belajar
7.
Wakasek kurikulum dan guru/MGMP menyiapkan perangkat penilaian untuk
pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester/
ulangan kenaikan kelas sesuai dengan rancangan penilaian;
8.
Wakasek kurikulum dan guru/MGMP melakukan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir
semester/ulangan kenaikan kelas sesuai dengan rambu-rambu dalam rancangan
penilaian;
9.
Wakasek kurikulum dan guru/MGMP melakukan pengolahan nilai hasil belajar peserta
didik yang meliputi: nilai harian,
nilai tengah semester, dan nilai akhir
semester/nilai kenaikan kelas untuk menentukan nilai pada laporan hasil belajar
(rapor).
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
19
JUKNIS PENILAIAN HASIL BELAJAR
Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Rancangan Penilaian Hasil Belajar
PROSES
INPUT
OUTPUT
KEPALA SEKOLAH
1. PP 19 Tahun 2005
2. Permendiknas 22
Tahun 2006
3. Permendiknas 23
Tahun 2006
4. Permendiknas 19
Tahun 2007
5. Permendiknas 20
Tahun 2007
6. SK Dirjen No. 12 Tahun
2008
7. Panduan
Pengembangan
Rancangan Penilaian
Menugaskan Wakasek
Kurikulum dan guru/ MGMP
mengembangkan rancangan
penilaian hasil belajar
Memberikan arahan teknis
tentang rancangan penilaian
hasil belajar
WAKASEK KURIKULUM
GURU/MGMP
Menyusun rencana
kegiatan dan ramburambu tentang rancangan
penilaian hasil belajar
Membahas rencana kegiatan dan rambu-rambu tentang rancangan penilaian hasil belajar
tidak
layak
ya
`Menetapkan dan menandatangani rencana kegiatan dan
rambu-rambu tentang rancangan
penilaian hasil belajar
Menyiapkan perangkat penilaian (UH, UTS dan UAS/UKK)
Melakukan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik melalui
UH, UTS dan UAS/UKK
Melakukan pengolahan nilai (NH, NTS dan NAS/NKK)
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
Nilai Hasil
Belajar Peserta
Didik
20
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
Lampiran 2 : Contoh Rambu-rambu Rancangan Penilaian Hasil Belajar
I.
ULANGAN HARIAN
A. Pengertian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih
B.
Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan ulangan harian adalah
1. mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada satu atau lebih KD
2. memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran satu atau lebih KD
3. melakukan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum mencapai ketuntasan
4. menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada satu atau lebih KD sebagai dasar
pelaksanaan remedial dan pengayaan.
C. Cakupan
1. Meliputi semua indikator yang ada pada KD yang dinilai atau terbatas pada indikatorindikator yang belum dilakukan penilaian pada penilaian proses.
2. Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan setiap indikator pada KD yang bersangkutan
D. Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan
1. Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat
mengembangkan silabus
2. Teknik penilaian yang dapat digunakan:
a. non tes
b. tes baik berupa tes tertulis, tes lisan atau tes perbuatan
c. gabungan keduanya dengan memetakan indikator yang akan diukur dengan tes dan
indikator yang akan diukur dengan non tes
3. Bentuk tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda atau uraian.
4. Dilaksanakan oleh guru mata pelajaran masing-masing dengan mengembangkan
instrumen penilaian.
E.
Pengolahan Hasil
Hasil pengukuran pencapaian setiap indikator yang diperoleh dari pelaksanaan ulangan
harian baik melalui tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan (unjuk kerja) dan non tes
(observasi, dll) dikelola oleh guru mata pelajaran untuk menghasilkan Nilai Harian (NH)
setiap kompetesi dasar.
Contoh : Mata Pelajaran Fisika Kelas X Semester I mempunyai 5(lima) KD.
No
Nama Peserta Didik
KD 1
NILAI HARIAN
KD2
KD3
KD4
KD5
Rata-Rata
(NH)
Catatan : Nilai Harian setiap KD, sudah merupakan kumulatif dari hasil ulangan
harian dan nilai penugasan pada KD yang bersangkutan
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
21
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
II. ULANGAN TENGAH SEMESTER
A.
Pengertian
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut
B.
Tujuan
1. mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah proses pembelajaran 8 -9
minggu
2. memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran 8 -9 minggu
3. menentukan nilai hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran beberapa KD
4. melakukan perbaikan pembelajaran pada tengah semester berikutnya
C.
Cakupan
1. Meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode 8 – 9
minggu.
2. Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan setiap indikator-indikator pada KD yang
bersangkutan
D. Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan
1. Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat
mengembangkan silabus
2. Teknik penilaian yang digunakan lebih cenderung pada tes baik tes tertulis atau tes
perbuatan
a. Jika menggunakan tes tertulis, dapat diuji dengan tes bentuk objektif (pilihan
ganda) dan atau tes bentuk uraian.
b. Jika menggunakan tes perbuatan, dapat diuji dengan kinerja dan atau produk.
3. Dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan pendidikan, sehingga biasanya
dilaksanakan secara bersama dan terjadwal.
5. Dilaksanakan dengan terlebih dahulu menyusun instrumen penilaian.
Contoh : Mata Pelajaran Fisika Kelas X Semester I mempunyai 5(lima) KD
Setelah proses pembelajaran 9 minggu, guru telah menyelesaikan 3 KD
yaitu KD1, KD2 dan KD3.
Maka guru mengembangkan instrumen penilaian yang meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD1, KD2 dan KD3.
E.
Pengolahan Hasil
Hasil pencapaian kompetensi peserta didik untuk beberapa kompetensi dasar yang
diperoleh dari pelaksanaan ulangan tengah semester dikoreksi/diperiksa oleh guru mata
pelajaran untuk menghasilkan satu nilai yaitu Nilai Tengah Semester (NTS)
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
22
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
III. ULANGAN AKHIR SEMESTER DAN ULANGAN KENAIKAN KELAS
A. Pengertian
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap
pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.
B. Tujuan
1. mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester dan di akhir tahun
pelajaran
2. memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran 1 semester
3. menentukan nilai hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran 1 semester
baik semester ganjil maupun semester genap
4. melakukan perbaikan pembelajaran pada semester berikutnya atau tahun pelajaran
berikutnya.
C. Cakupan
1. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
2. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD
pada semester tersebut.
3. Dalam memilih Indikator yang akan menjadi cakupan ulangan akhir semester dan
ulangan kenaikan kelas hendaknya memperhatikan:
a. Urgensi: indikator yang secara teoretis, mutlak harus dikuasai oleh siswa.
b. Kontinuitas: indikator lanjutan yang merupakan pendalaman indikator sebelumnya.
c. Relevansi: indikator yang diperlukan untuk mempelajari dalam mata pelajaran
lain.
d. Keterpakaian: indikator yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan seharihari.
D. Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan
1. Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat
mengembangkan silabus.
2. Teknik penilaian yang dapat digunakan lebih cenderung pada bentuk tes tertulis
dengan menggunakan bentuk tes objektif dan atau tes bentuk uraian.
3. Dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan pendidikan, sehingga biasanya
dilaksanakan secara bersama dan terjadwal.
4. Instrumen penilaian yang dikembangkan mengacu pada jenis dan bentuk yang ada pada
silabus.
E.
Pengolahan dan Hasil
Hasil pencapaian kompetensi peserta didik untuk semua kompetensi dasar
diperoleh dari pelaksanaan ulangan akhir semester dikoreksi/diperiksa oleh guru
pelajaran untuk menghasilkan satu nilai yaitu Nilai Akhir Semester (NAS).
Hasil pencapaian kompetensi peserta didik untuk semua kompetensi dasar
diperoleh dari pelaksanaan ulangan kenaikan kelas dikoreksi/diperiksa oleh guru
pelajaran untuk menghasilkan satu nilai yaitu Nilai Ulangan Kenaikan Kelas (NKK)
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
yang
mata
yang
mata
23
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
IV. PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Pengertian
Pengolahan adalah rangkaian kegiatan untuk mengolah semua hasil belajar peserta
didik untuk menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka
manajemen berbasis sekolah.
Pelaporan hasil belajar yang dilakukan oleh guru atas perkembangan pembelajaran
siswa berupa rapor.
LHB (rapor) adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu
semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
Pelaporan hasil belajar hendaknya merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik
Laporan kemajuan belajar peserta didik disajikan dalam data kuantitatif maupun
kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (0-100) untuk setiap mata pelajaran,
sedangkan data kualitatif berupa ketercapaian Kompetensi yang berisi deskripsi yang
menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi utuh peserta didik untuk setiap mata
pelajaran.
Penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan secara periodik melalui:
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan
kenaikan kelas.
Cakupan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester/
ulangan kenaikan kelas berdasarkan bagian F No. 16 – 19, menunjukkan bahwa nilai
yang diperoleh dari ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester/ulangan kenaikan kelas dapat memiliki kedudukan yang sama karena
semuanya mencakup indikator yang representatif.
B. Tujuan
Tujuan dari hasil penilaian atau pelaporan hasil belajar peserta didik adalah:
1. Menjadi informasi pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan yang bermanfaat bagi pengembangan atau kemajuan hasil belajar peserta didik.
2. Menjadi dasar bagi guru yang digunakan untuk perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran.
3. Menjadi data bagi Kepala sekolah yang digunakan untuk menilai kinerja guru dan
tingkat keberhasilan siswa
4. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar
C. Cakupan
1. Nilai Harian (kumulatif dari hasil nilai ulangan harian dan nilai penugasan)
2. Nilai Ulangan Tengah Semester
3. Nilai Ulangan Akhir Semester atau Nilai Ulangan
D. Rambu-rambu
Nilai pada rapor merupakan gambaran pencapaian kemampuan peserta didik dalam satu
semestar. Nilai tersebut berasal dari nilai Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester,
dan Ulangan Akhir Semester.
Kedudukan atau bobot nilai Ulangan Harian, Nilai Ulangan Tengah Semester, dan
Ulangan Akhir Semester/Nilai Ulangan Kenaikan Kelas merupakan kebijakan satuan
pendidikan yang dirumuskan bersama dengan dewan guru.
Hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi satuan pendidikan dalam menentukan
kedudukan atau bobot adalah cakupan indikator yang diukur, konsistensi dan kontinuitas
pengukuran pencapaian kompetensi sehingga kedudukan atau bobot nilai Ulangan Harian
sama atau lebih besar nilai Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester/Nilai
Ulangan Kenaikan kelas
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
24
JUKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SMA
Dengan demikian, untuk memperoleh nilai hasil belajar (Nilai LHB) dapat dirumuskan:
Nilai LHB = x NH + y NTS + z (NAS/NKK)
Keterangan :
Nilai LHB :
NH
:
NTS
:
NAS
:
x, y, z
:
Nilai Laporan Hasil Belajar (Rapor) per Mata Pelajaran
Nilai Harian
Nilai Ulangan Tengah Semester
Nilai Ulangan Akhir Semester/Nilai Ulangan Kenaikan Kelas
Pembobotan masing-masing nilai
Contoh 1. Pembobotan nilai Ulangan Harian lebih besar dari Ulangan Tengah Semester dan
Ulangan Akhir Semester, misal: 50% - 25% - 25%
Mata Pelajaran Sosiologi :
Nilai Ulangan Harian = 75
Nilai Ulangan Tengah Semester = 70
Nilai Ulangan Akhir Semester = 60
Jadi Nilai pada rapor = (50% x 75) + (25% x 70) + (25% x 60)
= 37,5 + 17,5 + 15
= 70
Contoh 2. Pembobotan nilai Ulangan Harian sama dengan Ulangan Tengah Semester dan
Ulangan Akhir Semester.
Mata Pelajaran Pendidikan Seni:
Nilai Ulangan Harian = 75
Nilai Ulangan Tengah Semester = 70
Nilai Ulangan Akhir Semester = 65
Jadi Nilai pada rapor = (75 + 70 + 65)/3
= 70
Contoh 3. dan lain sebagainya (pembobotan lainnya yang ditentukan oleh satuan
pendidikan)
F. Contoh Format Pengolahan Nilai LHB
DAFTAR PENGOLAHAN NILAI SEMESTER
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester : X- .../I
Tahun Pelajaran :
No
Nama
Peserta
Didik
©2010-Direktorat Pembinaan SMA
NILAI HARIAN
KD1
KD2
KD3
KD4
KD5
Rata2
(NH)
NTS
NAS/NKK
Nilai
LHB
25
Download