ANALISIS POTENSI PENGELOLAAN INDUSTRI CANNABIS MEDIS DENGAN SISTEM PENDAPATAN ISLAMI DI TATANAN MASYARAKAT ACEH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: MUHAMMAD SYAFRIZA KHOLILLULLAH NIM : 109046100208 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M KATA PENGANTAR Dengan Menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam semoga tetap selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat yang telah mengubah dunia dari masa kegelapan hingga masa yang terang menderang seperti sekarang dan para ummatnya yang setia menjalankan dan menjaga sunnahnya hingga yaumul akhir. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak saran dan motivasi dari berbagai pihak. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penyusunan ini tidak mungkin dapat terwujud. Oleh karena itu, kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Dede Rosyada, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Asep Saepuddin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seganap pembantu dekannya. 4. AM. Hasan Ali, MA., Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu mendorong serta mengnyemangati penulis didalam dan diluar kampus agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan segera. 5. Abdurrauf, Lc. MA., Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. 6. Dr. Muhammad Maksum, MA., Selaku dosen pembimbing skripsi penulis, yang tidak akan lelah dan selalu sabar dalam membimbing penulis serta menyarankan hal yang terbaik untuk karya tulis in, sehingga dapat menjadi manfaat dikemudian hari. Dan penulis selalu berdoa agar, beliau selalu dilindungi oleh Allah SWT selama menjalankan tugas belajar di Perancis hingga kembali ke tanah air dan mengabdikan dirinya sebagai Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum. 7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tanpa adanya pengajaran-pengajaran yang dilakukan mustahil, penulis akan menyeelesaikan skripsi ini. 8. Kedua orang tua penulis, Drs. Zulfan AR, MM. (alm), yang menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk segera mendapatkan gelar Sarjana Program Strata (S1) karena ketika penulisan ini dimulai beliau sedang berjuang melawan penyakitnya Sirosis Hepa (Pengerasan Hati) dan selesainya skripsi ini ditutup dengan wafatnya beliau pada tanggal 4 Oktober 2015 dan Dra. Afniwati yang selalu menjadi tanggungjawab penulis selaku anak untuk membanggakan beliau dunia dan akhirat. 9. Adikku tercinta, Muhammad Zulfianri Ramadhan yang selalu memberikan komentar-komentar kritis pada skripsi ini yang membuat penulis sangat berhati-hati dalam menulis dan menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabatku, Dhanni Azijaya, seorang sahabat yang ada pada saat penulis disituasi paling bawah dan tetap ada saat penulis kembali bangkit untuk berdiri disituasi normal. Penulis berjanji akan membantu sdr. Dhanni Azijaya untuk dapat menyelesaikan skripsinya dan meraih gelar yang sama dengan penulis. 11. Segenap jajaran pengurus Perpustakaan Pusat UIN syarif Hidayatullah Jakarta dan Perputakaan Fakultas Syariah dan Hukum, yang senantiasa memfasilitasi penulis untuk mendapatkan referensi ilmiah yang dibutuhkan untuk menguatkan argumen keilmuan pada skripsi ini. 12. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Bapak Budi Waseso, yang mempermudah penulis mendapatkan data yang dibutuhkan agar penelitian ini berjalan sebagaimana mestinya. 13. Sahabat-sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum (PMII KOMFAKSYAHUM) angkatan 2009 khususnya, Dhanni Azijaya, Izhar Helmi, S.Sy., S.H, Hary Restu Himawan, S.H., Fitroh Abdul Malik, S.E.Sy., Abdurrahman Zuhad, Duray Achmad, S.Sy., Farhan Subhi, S.Sy., S.H, Nurwandaru Ikhsan Budi Yoga, Muhammad Dermawan, S.E.Sy., yang sama-sama berjuang demi tegaknya panji-panji PMII di Fakultas Syariah dan Hukum. 14. Sahabat-sahabat Pengurus Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII KOMFAKSYAHUM) Masa Khidmat 2015 – 2016, Khususnya Ketua Umum Sahabat Brillian (Billy) yang membantu penulis dari ujian komprehensif hingga terselenggaranya ujian Munaqasyah di Prodi Muamalat. 15. Adik kelas yang penulis banggakan dan selalu rindukan Ishaq Shaqay, Omar Muhammad, Agus Nuryadi, Sufiyudin, Reza IH, Bagus SJS, Yudha Ardiyant, S.H., Muamar Khadafi serta Almas. Yang selalu membantu melepas kepenatan penulis dalam menyelesaikan skripsi. 16. Sahabat Pergerakan Muamalat, Afrizal fathoni, Dennis Eka, Abe, Rifki, Nimas, Almas, Kholidin, Lukman, Fahmi, Any, Dedat, Dimas, Deden, Irsyad, Kinoy, Ical, dan banyak lagi yang lainnya. 17. Ketua Lingkar Ganja Nusantara, Dhira Narayana, S.Psi., serta kawan-kawan perjuangan LGN Se-Nusantara Babeh KEPRI, Emilliani Bahy, I Putu Gera Wardhana, Andi Jogja, Eky Jogja, Raga Marsyal, Mas Agus Angkringan Brengos, Tomi Gumilang, S.H., Echa Bogor, Victor Andrean, Tio Molotov, Begajul Corong 420, Ivan Boim Aceh dan lain sebagainya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. 18. Kawan-kawan The Djakarta Vespa UIN (The DJAVU) khususnya Ketua Umum Zaki Mubaraq, Bagol, Fajar, Emil, Ijul, Haedar, Tocke, To Gardika, Idung, Aska, Andi, Tariq Muflikhun dan sebagainya yang selalu mendukung agar penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar di fakultas Syariah dan Hukum. 19. Seluruh Bangsa Indonesia yang secara khusus menjadi motivasi penulis meneliti cannabis agar dapat dimanfaatkan, demi tercapainya tatanan masyarakat adil makmur dan sentosa sesuai amanat Pancasila dan Preambul Undang-Undang Dasar 1945. 20. Semua Makhluk Allah yang membuat Penulis terinspirasi dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada Penulis, hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga senantiasa menerima kebaikan dan ketulusan mereta serta memberikan sebaik-baiknya balasan atas amal baik mereka. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah khazanah keilmuan kita. Amin. Jakarta, 28 September 2015 Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING i LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ii LEMBAR PERNYATAAN iii ABSTRAK iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah 7 D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 8 E. Tinjauan Kajian Terdahulu 10 F. Teknik Penulisan 11 G. Sistematika Penulisan 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Industri Cannabis 14 B. Relasi Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam dengan Cannabis C. Sumber Pendapatan Negara Dalam Islam 21 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 29 B. Jenis Penelitian 29 C. Teknik Pengumpulan data 30 D. Metode Analisis Data 31 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Potensi Ekonomi Pengelolaan Industri Cannabis Medis 34 B. Aspek Ekonomi Makro Islam dalam Pendapatan Industri Cannabis Medis 44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 50 B. Saran 51 DAFTAR PUSTAKA i LAMPIRAN – LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Data dan Wawancara 2. Surat Balasan BNN kepada LGN terkait penelitian tanaman Cannabis di Indonesia 3. Formulir Keterangan Informasi BNN 4. Formulir Keterangan LGN 5. Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) BNN 6. Hasil Wawancara dengan Pihak LGN dan Narasumber DAFTAR TABEL TABEL 4.1 35 TABEL 4.2 38 TABEL 4.3 41 TABEL 4.4 44 TABEL 4.5 48 DAFTAR TABEL BAGAN 29 GAMBAR 4.1 39 GAMBAR 4.2 40 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan cannabis untuk keperluan medis di negara bagian Amerika Serikat, Colorado, dengan sistem ekonomi makro konvensional melalui pajak, dapat meraup keuntungan yang besar. Dalam empat bulan pertama sejak dilegalkannya cannabis untuk keperluan medis, Colorado menerima pajak cannabis medis sebesar 10 juta Dollar Amerika ( ± ). Sesuai perjanjian awal bahwa 40 juta Dollar Amerika ( ± 400 miliar Rupiah) pertama yang dihasilkan dari pajak hasil penjualan Cannabis akan dialokasikan untuk dana pendidikan dan insfrastruktur serta edukasi tentang Narkotika pada generasi muda.1 Indonesia dalam dunia internasional, terkenal sebagai penghasil sumber daya industri cannabis medis, tepatnya di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Seperti diketahui, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau Serambi Mekkah adalah pengahsasil Cannabis terbaik di Dunia. Ternyata dalam literatur peradaban masyarakat Aceh, Cannabis merupakan pengobatan tradisional yang digunakan masyarakat. 2 Selain untuk kepentingan pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat Aceh, pemanfaatan Cannabis berkembang hingga ke industri tekstil. Layar kapal serta tali tambang kapal adalah bukti pamanfaatan Cannabis. Oleh 1 Dhira Narayana, Apa yang Terjadi Setelah 6 Bulan Ganja Legal di Colorado?, artikel ini diakses pada tanggal 16 Oktober 2014 oukul 18.02 WIB dari www. Legalisasiganja.com 2 Saifan Asnawi, Ganja: Lakoe Kupi Cerita Rakyat Aceh, artikel ini diakses dari http://www.legalisasiganja.com/lakoe-kupi-cerita-rakyat-aceh-tentang-ganja-sebagai-suamipohon-kopi/ 1 karena itu, penulis mencoba meneliti jika pengelolaan cannabis medis di Aceh dengan sistem ekonomi makro islam melaui zakat, jizyah dan kharaj, akan meraup keuntungan yang besar atau tidak. Hal tersebut didukung oleh perkembangan dunia kedokteran pada saat ini, memaksa dunia perekonomian untuk berinovasi dalam mengeluarkan produk atau sistem ekonomi demi tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa seperti yang tertera pada Preambul Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang diakui sebagai dasar hukum tertinggi di Negara ini. Pada saat ini, hasil riset kedokteran dibeberapa Negara dan Negara bagian di dunia barat mengungkapkan banyak hal mencenangkan, salah satunya adalah potensi Cannabis sebagai tanaman obat (medis) yang dikenal sebagai Cannabis Materia Medica. 3 Fakta penelitian ini dapat dibuktikan pada penderita AIDS, Kanker, Diabetes, Epilepsi Akut dan Pengerasan Hati (Sirosis Hepa). Menurut penulis, ini adalah sebuah alternatif sumber daya alam untuk bahan baku industri demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Di dalam Kata Sambutan buku Hikayat Pohon Ganja: 12000 tahun Menyuburkan Peradaban Manusia, Prof. Komaruddin Hidayat yang juga Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan bahwa pada dasarnya, manusia tidak memiliki hak untuk membunuh atau memusnahkan tanaman karena semua itu ciptaan Allah, kecuali dengan alasan yang dibenarkan. 4 Dengan kata lain, seharusnya manusia dapat 3 Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja: 12000 Menyuburkan Peradaban Manusia (Jakarta: PT. Gramedia, 2010),. 4 Dhira Narayan, Hikayat Pohon Ganja: 12000 Menyuburkan Peradaban Manusia (Jakarta: PT. Gramedia, 2010),. 2 memanfaatkan sebaik-baiknya segala nikmat, rahmat serta keberkahan yang diturunkan Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya. Terlepas dari banyaknya bukti hasil penelitian ilmiah dan literatur sejarah, pemakaian Cannabis dalam berbagai jenis pengobatan masih terus dihambat. Baik dari sisi hukum, izin riset, maupun pendanaan riset. Semuanya dengan alasan paranoid mengenai kemungkinan penyalahgunaan yang tidak terkontrol. 5 Faktanya adalah penyalahgunaan yang tidak terkontrol dari Cannabis tidak terbukti menyebabkan kematian.6 Ini berbeda dari efek penyalahgunaan (sengaja maupun tidak sengaja obat-obatan farmasi resmi, tembakau, alkohol atau zat legal lainya). Hal ini lah yang melatarbelakangi gerakan legalisasi Cannabis diberbagai Negara termasuk Indonesia. Negara-negara yang telah melegalkan Cannabis medis diantaranya adalah Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Filipina, Israel dll. Secara otomatis dengan legalnya Cannabis medis membuka industri baru. Dengan ini, maka pemasukan Negara akan meningkat serta lapangan pekerjaan baru bertambah, demi terciptanya tatanan masyarakat adil, makmur, sentosa atau tercapainya kesejahteraan umat. Namun, pemanfaatan tersebut tidak dapat dikembangkan karena Negara Indonesia mengikuti hasil Konvensi Tunggal PBB tahun 1961 tentang Narkoba. Dengan dasar hukum tersebut, Indonesia mengeluarkan peraturan tentang narkoba yang terangkum pada Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan 5 Ernest L. Abel, Marijuana: The First 12,000 Years (Amstedam: Plenum Press. 1980), 77. 6 B.E Green & C. Ritter, Marijuana Use and Depression (Berlin: Journal of Health and Social Behaviour, 2000), 240. 3 hal ini disokong oleh Fatwa Haram MUI tahun 1976, dimana fatwa tersebut menyebutkan bahwa haram hukumnya bagi seseorang yang menyalahgunakan narkotika dan semacamnya yang menimbulkan kemudharatan.7 Namun, MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh mengeluarkan Fatwa No. 01 Tahun 2014 yang memutuskan haram untuk memusnahkan barang illegal yang masih bisa dimanfaatkan secara islam. MPU Aceh dengan tegas mengatakan bahwa pemusnahan barang illegal yang masih dapat dimanfaatkan menurut Syariat Islam hukumnya haram.8 Indonesia memiliki ladang Cannabis seluas 542,95 hektar tahun 2012 di Aceh9, yang setiap tahunnya hanya dimusnahkan, secara islam Negara melakukan sebuah tindakan yang mubadzir dengan melakukan hal tersebut. Inilah yang tidak diinginkan oleh fatwa MPU Aceh No.01 Tahun 2014. Seharusnya Pemerintah, megelola pengolahan cannabis mejadi obat, agar masih dapat digunakan manfaatnya. Hal ini sangatlah memungkinkan terjadi di Aceh mengingat Fatwa MPU Aceh No. 01 Tahun 2014. Dengan berlakunya hukum syariah yang ada di Aceh, oleh karena itu pemasukan daerah Aceh dapat diambil melalui zakat penghasilan, jizyah serta kharaj yang didapat dari pengelolaan Cannabis medis dengan sistem ekonomi makro Islami. Dari kajian diatas, pengelolaan industri Cannabis medis di Indonesia harus dikontrol dengan sistem yang kuat. Dalam hal ini, Islam mengenal Sistem Ekonomi Islami yang mengatur ekonomi mikro hingga makro ssecara Islam. Untuk mempermudah memahami ekonomi Islam. Dawam Rahardjo, memilah 7 Fatwa MUI Tahun 1976 Tentang Penyalahgunaan Narkotika Fatwa MPU ACEH No. 1 Tahun 2014 Tentang Pemusnahan Barang Ilegal 9 Tim Badan Narkotika Nasional, Jurnal P4GN Tahun 2012 (Jakarta, BNN, 2013), 42. 8 4 istilah ekonomi Islam kedalam tiga bagian. Pertama, yang dimaksud ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau ajaran Islam. Kedua, ekonomi islam adalah suatu system menyangkut pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyrakat atau Negara berdasarkan suatu cara atau metode tertentu. Ketiga adalah ekonomi Islam dalam pengertian perekonomian umat Islam.10 Dari ketiga pilar ekonomi Islam tersebut, yang diantaranya adalah teori, system dan kegiatan ekonomi, diharapkan dapat membentuk sebuah sinergi. Dengan menggunakan sistem ekonomi makro Islam pemanfaatan Cannabis medis diharapkan tepat sasaran dan pengelolaan industri Cannabis medis mendapatkan keberkahan. Ekonomi Islam sendiri adalah sebuah sistem alternatif yang digunakan untuk mensejahterakan umat dan mendapatkan keberkahan disetiap kegaiatan ekonominya.11 Seperti yang kita ketahui, sistem ekonomi Islam memiliki sumber pendapatan Negara yang awam dikenal, diantranya adalah zakat, kharaj, ghanimah-khums dan jizyah. Hasil dari pengelolaan industry Cannabis medis dapat dihimppun dari Zakat, Kharaj dan Jizyah. 12 Jelas betapa besar potensi pertumbuhan ekonomi yang berkah, karena sumber pendapatan menurut ekonomi Islam bisa diaplikasikan pada pengelolaan industry Cannabis medis. Selain itu hal yang telah dijelaskan diatas, 5 permasalahan ekonomi yang diketahui sebagai penghambat pencapaian suatu Negara untuk mencapai tatanan 10 M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi social Ekonomi (Jakarta: LSAF, 1999), 106. 11 M. Nur Rianto Al-Arif, Teori Ekonomi Makro Islam: Konsep, Teori dan Analisis (Bandung: Alfabeta, 2010), 45. 121212 Ishaq Bachruny, Sumber-Sumber Pendapatan Negara Dalam Islam (Bagian Pertama), Artikel ini diakses dari http://poetrakaban.blogspot.com/2008/12/sumber-sumberpendapatan-negara-dalam.html 5 yang adil, makmur, sentosa serta mencapai kesejahteraan umat 13 juga dapat diselesaikan dengan potensi pengelolaan industri Cannabis medis. Permasalahan ekonomi yang dimaksud diantaranya masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga inflasi serta masalah neraca perdagangan-neraca pembayaran.14 Hal tersebut yang akan dibuktikan oleh penulis bahwa potensi pengelolaan Cannabis medis dengan system ekonomi makro Islami dapat menyelesaikan permasalahan ekonomi bagi tatanan masyarakat Aceh. Kedua hal tersebut yang mandasari penulis meneliti permasalahan diatas sebagai sebuah Karya Ilmiah berjudul Analisis Potensi Pengelolaan Industri Cannabis Medis dengan Sistem Pendapatan Daerah Islami Di Tatanan Masyarakat Aceh. B. Identifikasi Masalah Tema yang akan dikajinoleh penulis memiliki banyak factor yang terkait dan faktor – faktor yang terkait tersebut adalah : 1. Cannabis medis sebagai salah satu pengelolaan barang illegal yang masih dapat dimanfaatkan secara islam, sehingga mendapatkan manfaat dari penggunaan Zakat, Kharaj dan Jizyah sebagai sumber pendapatan secara islam di Provinsi Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam. 2. Potensi pemanfaatan Cannabis Medis yang memiliki nilai jual untuk pasar nasional dan internalisonal yang dapat menyelesaikan permasalahan13 M. Nur Rianto Al-Arif, Teori Makro Ekonomi Islam: Konsep, Teori dan Analisis, (Bandung: Alfabet, 2010), 89. 14 Sadono Sukirno, Pengantar Makro Ekonomi (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 98. 6 permasalahan ekonomi yang menghambat terciptanya sebuah tatanan ekonomi yang adil, makmur, sentosa serta mencapai kesejahteraan umat di tatanan masyarakat Aceh. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan judul yang diangkat, “ANALISIS POTENSI PENGELOLAAN INDUSTRI CANNABIS MEDIS DENGAN SISTEM PENDAPATAN DAERAH ISLAMI DI TATANAN MASYARAKAT ACEH”, maka dari itu penulis akan membatasi kajian masalahnya pada potensi pengelolaan industry Cannabis medis sebagai sumber pemasukan Provinsi Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam. 2. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain sebagai berikut: a. Bagaimanakah penerapan Zakat, Kharaj dan Jizyah atas potensi pengelolaan industry Cannabis medis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi makro yang ada di tatanan masyarakat Provinsi Nangroe Aceh Darussalam? 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini antara lain sebagai berikut : a) Memperoleh perhitungan pasti dari analisis potensi pengelolaan cannabis medis untuk Negara dengan system ekonomi makro Islami. b) Menentukan strategi fungsional pengelolaan insdustri cannabis medis berbasis ekonomi Islam agar pemanfaatan cannabis medis tepat sasaran untuk yang membutuhkan. Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini dibagi dalam 3 manfaat sesuai subjeknya, diantaranya adalah : a) Manfaat Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di Fakultas Syari’ah dan Hukum pada program studi Perbankan Syariah dan penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi referansi untuk penelitian serupa selanjutnya. b) Manfaat Bagi Praktisi 8 Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sebuah analisis yang berarti bagi lembaga-lembaga keuangan ataupun perorangan dalam melakukan investasi khususnya dalam industry cannabis medis dan sekaligus dapat memberi penjelasan tentang bagaimana seharusnya pengelolaan industry cannabis medis dengan system ekonomi makro Islam agar dapat meraup keuntungan yang berkah disetiap transaksinya. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sumber pemasukan alternative bagi Negara. LSM Lingkar Ganja Nusantara juga akan menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk disegerakan riset cannabis medis kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. c) Manfaat Bagi Masyarakat Khususnya Tatanan Masyarakat Aceh Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan bagi masyarakat Aceh, terutama para pengusaha kecil dan menengah agar tergerak untuk ikut serta dalam mengembangkan pengelolaan industry cannabis medis dengan system ekonomi Islam sert meningkatkan pendapatan Provinsi Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam agar terciptanya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa yang berkah serta tercapainya kesejahteraan umat di Provinsi tersebut. Sehingga dapat menjadi contoh agar di Provinsi-Provinsi lain di Indonesia, demi meratanya tatanan 9 masyarakat yang adil, makmur , sentosa yang berkah serta tercapainya kesejahteraan umat. E. Tinjauan Kajian Terdahulu Dalam studi pendahuluan ini, penulis mencoba mengeksplorasi beberapa skripsi yang membahas analisis industry cannabis dan analisi tentang pelegalan cannabis di Indonesia. Berikut ulasan beberapa karya tulis yang dimaksud : 1. Victor Andrean Santoso, Perjuangan LGN dalam proses legalisasi ganja di Indonesia. (Program Sarjana, Konsentrasi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik, Univesitas Gadjah Mada, Tahun 2014). Pada skripsi ini, penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan apa saja kekuatan dan kelemahan pola komunikasi ataupun gerakan yang dilakukan oleh LSM Lingkar Ganja Nusantara demi tercapainya legalisasi cannabis di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh sdr, Victor memliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dimana sdr. Victor mengungkapkan beberapa hasil penelitian yang mengatakan pemanfaatan cannabis sangat mungkin untuk dikelola yang bersumber pada LSM Lingkar Ganja Nusantara, Namun jelas pada penelitian penulis, memberikan perhitungan pasti bahwa jika cannabis dimanfaatkan, Indonesia dapat mencapai tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa yang berkah serta kesejahteraan umat. 10 2. Muhammad Taufan Perdana Putra, Kebijakan Pendayaguna Hemp (Ganja Industri) untuk kepentingan Industri di Indonesia. (Program Pasca Sarjana, Konsentrasi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, Tahun 2014). Pada skripsi ini, penelitian dilakukan untuk menjelaskan bagaimana cannabis digunakan sebagai bahan baku industry dan membuat suatu proyeksi kebijakan yang efektif serta efisien agar dapat berlaku pemanfaatan cannabis di Indonesia. Hal tersebut pada prinsipnya sama dengan yang dilakukan oleh penulis. Penulis dan sdr. M. Taufan menggunkan dasar bahwa industry cannabis merupakan industry yang menguntungkan Negara jika dapat dikelola dengan benar. Namun, perlu di pahami penulis dan sdr. M. Taufan menganalisis hal tersebut menggunakan prinsip ilmu yg berbeda, yaitu hokum dan ekonomi Islam. F. Teknik Penulisan Dalam penyusunannya secara teknis penulisan, semua berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibuktikan dalam pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2012. 11 G. Sistematika Penulisan Untuk sistematika penulisan, seluruh skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan diurai tentang pengertian industry cannabis, hubungan antara masyarakat Aceh dengan cannabis dan sumber penadapatan Negara secara Islam. BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan tentang pendekatan penelitian, jenis penelitian, sumber data, dan teknik pengumpulan data serta metode analisis data. 12 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang bagaimana potensi pengelolaan industry cannabis medis secara Islami terhadap pendapatan Negara. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada para pihak yang berkepentingan dengan tema yang diteliti. 13 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Industri Cannabis Perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia, sebenarnya menggunakan pendekatan stategi industrialisasi. Dimana strategi tersebut digunakan karena berdasarkan dua hal. Pertama, pembangunan ekonomi global saat Indonesia memilih stategi tersebut juga mengerjakan proyek industrialisasi di negaranya masing-masing. Kedua, sejarah Negara maju di Dunia selalu melewati tahap indusrtialisasi pada proses pembangunannya. Strategi Industrialisasi di Indonesia telah terencana untuk mulai digunakan sejak tahun 1969.15 Banyak para ahli ekonomi yang berpendapat salah satunya adalah Rajesh Candra, bahwa strategi industialisasi merupakan sesuatu yang penting karena ia memiliki keuntungan-keuntungan objektif. 16 Bagi Gunar Myrdal, ekonom madzhab kelembagaan, mengungkapkan bahwa industialisasi uang iwujudkan dengan pedirian pabrik-pabrik besar dan modern, bagi politisi dan negarawan merupakan ungkapan kemajuan dan keberhasilan pembangunan. Dalam kerangka teoritiknya, sesungguhnya definisi industri itu sendiri adalah kegiatan memproses dan mengolah barang dengan menggunakan sarana peralatan.17Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri 15 Mustofa dan Suratman, Penggunaan Hak Atas Tanah untuk Industri (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 65. 16 Rajesh Candra, Industrialization and Development in The Third World (New York: Chapman and Hall, 1992), 80. 17 Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, Kamus Beasar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 365. 14 adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Bagi penulis sendiri Industri adalah suatu rangkaian proses demi mengubah bahan baku menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Industri dengan teknonologi adalah dua hal yang saling mendukung. Teknologi sendiri ada karena perubahan pola fikir manusia yang akhirnya menciptakan atau memodifikasi suatu ciptaan terdahulu untuk memenuhi kebutuhannya. Dan berdasarkan pengertian yang telah dijawabarkan diatas, industri memliki kesamaan dalam hal memenuhi kebutuhan manusia dengan teknologi. Sehingga seharusnya, teknologi dan industri merupakan hal yang berkaitan. Konsep pembangunan ekonomi menggunaan strategi industrialisasi dibidang agriculture atau pertanian merupakan salah satu hal yang sangat mendukung untuk dilakukan sejak dini seharusnya. Seperti yang telah diketahui oleh umum, berapa persen masyarakat Indonesia yang megantungkan hidup mereka di bidang, pertanian, perikanan dan peternakan. Dengan memaksimal pengelolaan potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia seharusnya bisa diwujudkan seiiring dengan perkembangan teknologi yang masuk ke Indonesia. Bicara indutri yang ada di Indonesia, saya melihat banyak sekali perusahaan yang hanya mengeruk isi bumi Tanah Air kita. Sedangkan, mereka sangat mengetahui bahwa recovery dalam bidang pertambangan adalah hal yang mustahil. Perusahaan yang mengetahui bagaimana potensi isi bumi Indonesia 15 hanya mengeksploitasi dengan serakah. Hal ini bukan tanpa bukti, berapa bekas petambangan yang ditinggalkan oleh pemiliknya yang merupakan pencemaran sumber daya laut yang dimiliki Tanah Air ini, lalu Sidoarjo sampai saat ini bukti keserakahaan yang dilakukan makhluk Allah, yang memanfaatkan keberkahaan tanpa syariah, tanpa menggunakaan akhlak terhadap lingkungan. Hal-hal ini lah yang seharusnya dipertimbangkan oleh pemerintah sejak awal dalam bentuk regulasi serius, agar keserakahan terhadap eksploitasi sumber daya alam terutama yang dekat dengan masyarakat menyisakan sampah industri yang merusak alam dan menyusahkan pemukiman masyarakat. Cannabis atau istilah Indonesianya adalah Ganja, merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat,namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,tetrahidrokanabinol (THC,tetra-hydro-cannabinol ) yang dapat membuat pemakainya mengalamieuforia(rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).18 Manurut Pandji Pragiwaksono, cannabis adalah tanaman yang paling sering dimanfaatkan oleh manusia hingga tahun 1930.19 Pengertian lain dari Cannabis adalah bunga kering pada ujung tanaman rami.20 Dalam kamus kedokteran yang ditulis oleh Dorlan, cannabis dijelaskan sebagai genus tanaman obat berbunga, tanaman berbunga yang pucuk tanaman ini mengandung zat euforik ∆ -3, 4-trans dan ∆ -3,4-trans tetrahidrocannabinol selain zat cannabinol dan cannabinoid. 21 Dalam kamus tersebut dijelaskan pula, Cannabis Sativa yang mayoritas tumbuh di 18 Dian Saputra, Narkoba Menurut Definisi Ksehatan, artikel ini diakses pada tanggal 24 Juni 2015 pukul 01.10 WIB dari http://www.scribd.com/doc/34404158/Narkoba-MenurutDefinisi-Kesehatan#scribd 19 Pandji Pragiwaksono, Bukan Cuma Masalah Giting, artikel ini diakses pada tangal 24 Juni 2015 pukul 01.17 dari http://pandji.com/ganja/ 20 Arum Gayatri, Kamus Kesehatan (Jakarta: Arcan, 1990), 34. 21 Dorlan, Kamus Kedokteran Dorlan (Jakarta: EGC, 2010), 92. 16 Indonesia merupakan tanaman yang banyak digunakan untuk membuat tali dan serat; daun dan bunganya sering digunakan untuk obat dan dikeringkan. Cannabis biasa dibudidayakan didaerah iklim sedang ataupun iklim panas. Di daerah iklim sedang dibudidayakan untuk mendapatkan serat kulit dan mendapatkan minyak yang dihasilkan dari biji.22 Dalam buku yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Cannabis di jelaskan memiliki sedikitnya manfaat, yaitu sebagai tanaman penghasil serat, tanaman penghasil minyak serta tanaman yang berguna untuk keperluan medis atau bahasa lainnya sebagai bahan penyegar. Nama lain dari cannabis adalah hennep, chanvre, hanf dan Hemp. Di Tanah Air, tumbuhan cannabis dikenal dari jaman penjajahan Belanda. Bahkan, pada jaman penajajahan tersebut sebenarnya telah dilakukan penelitian pertama kali untuk keperluan industri, hasil penelitian tersebut di kemukakan oleh Komite Induk Pertanian dalam laporan tanggal 31 Maret 1828 (Bataviasche Courant van 24 April 1828), sayangnya penelitian yang dimulai pada tahun 1826 tidak lagi dilanjutkan tanpa alasan yang jelas.23 Industri Cannabis atau yang dikenal dengan Industri Hemp adalah suatu proses mengolah bahan baku ganja/hemp/cannabis demi memenuhi kebutuhan manusia akan barang yang ramah lingkungan serta obat-obatan untuk penyait tertentu. 22 K. Heyne, Tumbuhan Berguna Indonesia diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan Jakarta (Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya, 1987), 271. 23 K. Heyne, Tumbuhan Berguna Indonesia diterjemakan oleh Badan Litbang Kehutanan Jakarta (Jakarta: Yayasan Saran Wana Jaya, 1987), 271. 17 Pengolahan cannabis di Indonesia merupakan hal yang sangat dekat kaitannya dengan budaya bangsa Aceh. Dari seorang sumber yang tidak dapat disebutkan jati dirinya, sampai saat ini pengolahan serat cannabis di Aceh tetap dilakukan, walau hanya sekedar gelang sederhana namun itu sangat ekonomis. “Saya masih sering bang buat-buat gelang, lalu saya jualin ke teman saya yang di Jakarta atau saya jual ke anak-anak muda di sini. Lumayan bang, per gelang aja saya jual 75 ribu kalo ambil dua saya diskon jadi 100 ribu aja bang. Lumayan buat ganti beli wanteknya bang”, ujar seorang penjual gelang cannabis di Banda Aceh. Jusuf Kalla didalam suatu kesempatan menuturkan pendapatnya mengenai industry cannabis, beliau mengatakan sebenarnya pemanfaatan cannabis oleh masyarakat luas di beberapa daerah sudah diperbolehkan. Sebab bahan narkoba itu secara tradisional merupakan bagian dari bumbu masakan khas daerah bersangkutan namun tidak digunakan untuk rekreasional.24 Di daratan Eropa, industri cannabis dibidang manufaktur mobil sudah memakai serat alami untuk memperkuat panel pintu, dek belakang penumpang, rangka bagasi serta pilar-pilar.25 Tahun 1999, sebanyak 20 ribu ton serat alami dipakai oleh industri manufaktur mobil Eropa dan 2000 ton di antaranya adalah serat cannabis/hemp/tanaman ganja.26 Bahkan seorang Hendry Ford mengatakan, “Semua yang dapat dibuat dari hidrokarbon dapat dibuat dari karbohdrat, mengapa menghabiskan hutan yang tumbuh dalam waktu ratusan tahun dan 24 Tim Detik.Com News, Jusuf Kalla Dukung Ganja Untuk Industri, Artikel ini diakses pada tanggal 24 Juni 2015 pukul 00.29 WIB dari http://news.detik.com/berita/799343/kalladukung-ganja-untuk-industri 25 Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja: 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban Manusia (Jakarta: PT. Gramedia, 2010),. 26 Gary Newman, 2008, European Decortication & Fibre Market Bio-materials-Back to the Future, (Berlin: Plant Fibre Technology, 2008), 57. 18 barang-barang tambang yang butuh waktu berabad-abad untuk terbentuk, bila kita bisa mendapatkan ekuivalen yang sama dengan hasil hutan dan barang mineral dari produksi tahunan ladang pertanian?”27 Diantara manfaat yang hasilnya mencenangkan khalayak ramai, bukan berarti cannabis tidak memiliki sisi kemudharatan. Pada film WEED karya DR. Sanjay Gupta pada alamat internet youtube.com, mengemukakan hasil kemudharatan yang membantu kita untuk bisa mengawasi penggunaan cannabis medis. Di Denver, Colorado, Amerika Serikat, seorang anak berumur 13 tahun mengalami kecanduan akut pada psikologisnya. Pemuda tersebut merasakan relaxasi yang berlebih pada dirinya dan menimbulkan sifat malas yang parah. Bahkan, untuk keluar kamar ia enggan melakukannya.28 Seorang ahli perkembangan otak anak di Denver, Colorado, Amerika Serikat mengatakan, cannabis sangat tidak cocok untuk anak berumur dibawah 21 tahun, dikhawatirkan hal tersebut akan terjadi pada anak-anak lain. Jika pasien cannabis medis adalah seorang anak balita atau remaja dibawah 21 tahun, maka penggunaan produk cannabis medis tidak boleh lebih dari 3 bulan berturut-turut dan baru boleh melakukan therapy menggunakan cannabis medis lagi setelah 1 bulan. 27 Hendry ford, HEMPTECH, (Los Angeles: Industrial Hemp Informastion Network, 1996), 89. 28 HDCOLORS, WEED - A CNN Special Report by Dr. Sanjay Gupta (Full HD 1080p 2013 Documentary), video ini diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=hrVXRZY1_x0 pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 10.54 WIB. 19 Perlu diingat mengenai kecanduan, apapun yang bersift duniawi pasti kan menimbulkan kecendurungan untuk di sukai dan menimbulkan ketagihan pada manusia, hal ini tidaklah beda pada kecanduaannya manusia pada nasi, gula, handphone dan lain sebagainya. Dalam buku Hikayat Pohon Ganja yang ditulis Tim LGN, dikatakan seorang akan mengalami overdosis cannabis apabila seseorang tersebut menghisap atau mengkonsumsi cannabis sebanyak 900 linting secara bersamaan. Hal tersebut merupakan yang mustahil, kemampuan mulut untuk menampung lintingannya saja tanpa menghisapnya sangat kesulitan apalagi jika diharuskan dibakar dan dihisap. Selain itu, cerita rakyat yang berkembang pada masyarakat Aceh. Pengguna ganja akan mengalami gangguan jiwa. Hal ini bukan sekedar omong kosong belaka. Sama layaknya obat sakit jiwa yang berasal dari kimia, cannabis pun memiliki kencenderungan yang sama jika digunakan tanpa aturan atau penggunaannya tanpa pengawasan dosis yang baik. Pada masyarakat aceh pada umumnya, menggunakan cannabis secara sembunyi-sembunyi dilarang. Karena dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Namun pihak pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Badan Narkotika Nasional, sama sekali belum melakukan penelitian lanjutan mengenai cannabis. Hal tersebut tertulis pada surat balasan Badan Narkotika Nasional pada Ketua LSM Lingkar Ganja Nusantara. Selebihnya pemerintah melarang peredaran cannabis di Indonesia hanya mengikuti hasil Konvensi Tunggal PBB tahun 1961 20 dan menyalahi Undang-Undang terkait dengan Pancasila sebagai Hukum Tertinggi yang dipakai oleh Negara. B. Relasi Masyarakat Nangroe Aceh Darussalam dengan Cannabis Provinsi Nangroe Aceh Darussalam memang terkenal penghasil terbesar cannabis di Indonesia. Hal tersebut bukan karena rekayasa manusia yang sengaja menanam atau bahkan menyebarkan benih-benih cannabis di Aceh. Salah satu guru besar Universitas Syekh Kuala Banda Aceh mengatakan, penyebaran cannabis di Aceh dilakukan oleh burung yang memakan biji-biji cannabis, sehingga dikotoran burung tersebutlah menyisakan biji-biji cannabis yang masih dapat tumbuh. Kualitas cannabis Aceh sangatlah mendunia, Cannabis Sativa yang tumbuh di Aceh mendapat julukan oleh masyrakat Internasional dengan sebutan Legendary Atjeh Haze atau artinya Ganja Atjeh yang melegenda. Dalam kehidupan bermasyarakat, cannabis sering sekali digunakan untuk kehidupan bermasyarakat. Kebiasaan masyarakat melayu pada umumnya adalah mengkonsumi sirih dan menghisap zat-zat yang memabukkan. 29 Cannabis biasanya menjadi bahan campuran sirih yang kemudian di kunyah. Nyirih merupakan suatu kegiatan wajib yang harus dilakukan ketika bertamu, apabila sang tuan rumah menghidangkannya. Dari raja hingga rakyat jelata, melakukan hal tersebut. Bahkan, masyarakat percaya bahwa dengan nyirih mempertahan kualitas gigi mereka agar tetap kuat dan putih, namun tidak sedikit fakta yang 29 William Marsden, Sejarah Sumatra (Jakarta: Komunitas Bambu, 2008), 257. 21 terjadi pada anak kecil melayu yang giginya rusak karena kebiasaan mengkonsumsi sirih. Selain itu, masyarakat melayu pada umumnya dan Aceh pada khususnya sangat menggemari kegiatan me”rokok”. Masyarakat Aceh pada umumnya, memanen daun-daunan yang digunakan untuk merokok dan dicampur dengan cannabis. Tembakau merupakan daun yang biasanya digunakan untuk mencapur “rokok” lintingan khas Sumatra tersebut. Biasanya, daun serta cannabis dikeringkan terlebih dahulu sebelum nantinya dilinting menggunakan daun tipis dari pohon.30 Selain untuk campuran mengkonsumsi sirih dan menghisap rokok, cannabis juga dikenal sebagai salah satu rempah-rempah khas yang selalu digunakan masyarakat mengelompokkan Aceh. cannabis Dalam kedalam bukunya, rempah-rempah William yang Marsden biasanya di budidayakan masyarakat Aceh, dan diambil bunga atau bang lalu dikeringkan dan digunakan untuk memasak dan campuran rokok. Selain itu, cannabis memnang di budidayakan untuk menjadi komoditas pasar yang dijual ke luar Aceh ataupun ke luar Sumatra. Pada masa perang, para raja mengkonsumsi tanaman-tanaman sedatif bertujuan untuk menjaga wibawa didepan rakyat dan lawan. Tidak hanya raja, para prajurit kerajaan-kerajaan melayu termasuk Aceh didalamnya, diberikan campuran tanaman-tanaman sedatif yang telah diolah menjadi maddat atau yang hari ini dikenal sebagai hasis. Campuran daun opium yang didatangkan dari 30 William Marsden, Sejarah Sumatra (Jakarta: Komunitas Bambu, 2008), 258. 22 Benggala, cannabis dan tembakau yang direbus secara bertahap menghasilkan suatu bulatan padat yang dikonsumsi menggunakan pipa khusus. 31 Para prajurit mengkonsumsi ini pada saat perang untuk meredakan ketegangan akan peperangan dan meningkatkan keberanian. Selain itu, mengkonsumsi campuran tersebut dipercaya untuk menjaga stamina para prajuri agar terus terjaga pada saat jaga malam. Menurut Paus, Homer-lah yang menemukan ramuan tersebut, ketika ia mendesain obat untuk Helen. Nepenthe merupakan nama obat tersebut yang dapat menenangkan jiwa hingga sangat tenang dan terkesan bahwa jiwa keluar dari tubuh, sehingga membuat fikiran terbebas dari pengaruh musuh. Saat ini, banyak digunakan untuk obat penenang yang mengalami gangguan kejiwaan ataupun bagi mereka yang mengidap kejang-kejang dan stress berat. C. Sumber Pendapatan Negara dalam Islam Pemerintahan Islam di Madina pada tahun pertama Hijriah, belum mengenal pendapatan Negara bahkan pengeluaran Negara. Rasulullah adalah penanggung jawab admintistrasi segala aspek kenegaraan serta segala hal yang menyangkut hokum, beliau hanya menerima hadiah kecil yg biasanya makanan dari masyarakat. Tahun kedua Hijriah tepatnya ketika surat Al-Anfal turun yang memerintakan untuk mengambil harta rampasan perang (ghanimah), barulah 31 William Marsden, Sejarah Sumatra (Jakarta: Komunitas Bambu, 2008), 254. 23 Negara menerima pendapatan Negara, yang biasanya disebut Khums pemerintahan Negara (seperlima).32 Berkembangnya islam dalam menjalankan melahirkan beberapa penetapan tentang sumber-sumber pendapatan Negara dalam islam yang dikumpulkan di baitul mal adalah sebagai berikut:33 a. Zakat Pada tahun kedua Hijriah, pendapatan Negara melalui Zakat hanya melalui Zakat Fitrah, baru pada tahun ke Sembilan Hijriah lah Zakat Mal berjalan. Sebenarnya, Zakat telah diwajibkan ketika Rasulullah masih berada di Mekkah, namun nishabnya serta ketentuan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan Zakat, baru ditetapkan ketika Rasulullah hijrah ke Madinah. Zakat merupakn tonggak dari sistem perpajakan dalam Negara islam. Itu merupakan pajak yang wajib dikeluarkan oleh orang-orang kaya yang menjadi anggota masyrakat muslim.34 b. Harta Fai’ dan Ghanimah Fai’ merupakan harta kekayaan dari Non-Muslim yang diambil oleh Muslim dengan jalan damai dan tanpa perang.35 Harta fai’ menurut Ibnu Taimiyah adalah selain ghanimah dan zakat, segala penerimaan Negara masuk ke dalam fai’ serta 32 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 47. 33 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 108. 34 A.A Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), 266. 35 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 108. 24 penerimaan Negara yang diperoleh tanpa melalui peperangan dan bukan zakat juga termasuk fai’. Pendapat lain tentang fai’ adalah harta peninggalan suku Bani Nahdhir, suku bangsa Yahudi yang tinggal di pinggiran kota Madinah. 36 Harta yang mereka tinggalkan tidak disebut Ghanimah, melainkan dijakdikan sebagai fai’, yang kemudian Rasulullah bagikan sesuai ketentuan Allah dan QS Al-Hasyr (59):6. Ghanimah merupakan jenis barang bergerak yang bisa dipindahkan, harta ini diperoleh dalam peperangan melawan musuh.37 Harta ghanimah adalah tawanan perang, peralatan perang ataupun tanah kekuasaan. Diluar pembagian tanah, harta ghanimah dibagikan kepada seluruh orang-orang yang ikut dalam perang, kecuali seperlimanya yang merupakan hak Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil. Allah telah menghalalkan harta ghanimah bagi RasulNya.38 c. Jizyah Jaza (balasan) merupakan dasar kata dari JIzyah, yang berarti Harta yg wajib dibayarkan oleh Non-Muslim yang tinggal di wiliyah Muslim setelah melakukan perjanjian untuk beberapa peraturan dengan pemerintah setempat. Dengan 36 Adi Warman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), 41. 37 M. Nur Rianto Al-Arif, Teori Makroekonomi Islam: Konsep, Teori dan Analisis (Bandung: Alfabeta, 2010), 160. 38 Muhammad Shadiq Afifi, Al-Mutjama’ Al-Islami wa Falsafatuhu Al-Maliyah (Kairo: Maktabah Al-Khanji, 1980), 390. 25 membayar jizyah, kaum Non-Muslim berhak atas stabilitas keamanan hidup mereka.39 Rasulullah mewajibkan Jizyah kepada para ahli kitab Non-Muslim, demi terlindunginya jiwa, property, ibadah, bebas dari nilai dan tidak wajib militer. Ketetapan besaran jizyah yang dibayarkan pada zaman Rasulullah adalah satu Dinar untuk orang dewasa yng mampu membayarnya, sesuai dengan ketetapan Allah dalam QS At-Taubah (9):29. d. Kharaj Kharaj merupakan pajak atas tanah yang dipungut kepada Non-Muslim ketika Khaibar ditaklukkan, pada tahun ketujuh Hijriyah. Jumlah Kharaj yang harus dibayarkan besarannya tetap, yaitu setengah dari hasil produksi.40 Kharaj ditetapkan pertama kali pada masa Khalifah Umar bin Khattab Ra atas tanah yang berhasil dikuasai oleh kaum Muslimin. Dan terdapat tiga poin yang dapat kita pahami dari kharaj, diantaranya:41 1. Memberikan kebebasan kepada pemilik untuk memanfaatkan tanah yang ada. 2. Sebagai persediaan pangan bagi kaum Muslimin, dan tentara bisa tetap berlatiih untuk meningkatkan kekuatan dengan tidak sibuk terhadap penggarapan tanah. 39 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Islam (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 110. 40 Adi Warman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Grafindo Persada: 2004), 44. 41 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 111. 26 3. Proses pemerataan harta kekayaan agar tidak hanya dikuasai oleh kaum Muslimin. Kharaj hakikatnya dikenakan kepada tanah yang subur saja, masalah nantinya akan memperoleh hasil atau tidak, tak dipersoalkan.42 e. ‘Usr Umar bin Khattab mewajibkan setiap transaksi perdagangan yang berada di wilayah kekuaasaan Islam wajib ditarik biaya-biaya tambahan yang diperuntukkan kepada Negara. Saat ini aplikasi ‘usr pada ekonomi konvensional lebih dikenal dengan biaya ekspor-impor atau bea cukai. Selain itu pada zaman Rasulullah sebenarnya telah mengambil ‘usr pada hasil pertanian termasuk buah-buahan, namun pada zaman itu Rasullullah masih menggunakan istilah zakat mal.43 Berbeda dengan kharaj. ‘usr dikenakan hanya untuk hasil panennya saja, sedangkan untuk peggunaan tanhnya dikenakan kharaj.44 f. Shadaqah dan Infaq Shadaqah merupakan amal atas harta benda yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.45 Besarnya amal tersebut tidak ditentukan, 42 A.A Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), 271. Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 51. 44 A.A Islahi, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), 271. 45 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 113. 43 27 tetapi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, keinginan dan kebutuhan individu serta masyarakat dalah mendekatkan diri kepada Allah. Negara berhak mewajibkan orang kaya untuk mengeluarkan shadaqah apabila keuangan di baitul mal tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar masayarakat, sekalipun sifat dari shadaqah adalah sosial (charity). BAGAN Sumber Pendapatan Negara Berdasarkan Sumbernya Di Masa Pemerintahan Rasulullah SAW BERDASARKAN SUMBERNYA MUSLIM NON-MUSLIM UMUM ZAKAT JIZYAH GHANIMAH ‘USR KHARAJ ZAKAT FITRAH ‘USR (5 %) WAQAF AMWAL FADHILA FAI’ UANG TEBUSAN PINJAMAN DARI MUSLIM ATAU NON-MUSLIM HADIAH DARI PEMIMPIM ATAU PEMERINTAH NAWAIB SHADAQAH 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan mendeskripsikan berbagai dokumen dan data informasi yang aktual. 46 Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.47 Penggunaan pendekatan kualitatif ini dikarenakan peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial, menemukan pola, hipotesis dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan dan menganalisa jurnal laporan Badan Narkotika Nasional yang berkaitan dengan jumlah barang bukti cannabis yang disita Negara yang telah dilakukan Badan Narkotika Nasional guna mengetahui jumlah bahan baku dan kisaran harga cannabis yang akan dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitia yang menghasilkan data berupa kata-kata 46 47 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 1999), h.209 Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.9 29 tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Karena penelitian ini menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana mestinya.48 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap sumber daya alam untuk industri medis, cannabis yang seharusnya dimanfaatkan dan diambil keuntungannya dengan sistem ekonomi makro islam untuk pendapatan daerah Provinsi Aceh Darussalam sesuai fatwa MPU Aceh No. 1 Tahun 2014. Variabel dalam penelitian ini yaitu jumlah barang bukti cannabis yang disita Negara yang seharusnya dimanfaatkan oleh Negara sesuai dengan fatwa MPU Aceh No. 1 Tahun 2014. Untuk memudahkan pembahasan tersebut, peneliti akan melakukan pengumpulan data-data terkait melalui wawancara, studi kepustakaan, observasi dan dokumentasi. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Primer Data primer dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara yang akan dilakukan pimpinan atau staff yang dapat mewakili objek yang diteliti. Pertanyaan wawancara bersifat terbuka dan secara garis besar adalah terkait dengan sumber daya alam untuk industri medis, cannabis yang seharusnya dimanfaatkan. Adapun pertanyaan yang bersifat tambahan mengenai harga jual produk cannabis medis yang 48 Lexy J.Meolong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) h. 4 30 telah berjalan di luar negeri, kendala-kendala yang dihadapi dalam mengolah cannabis medis serta penyediaan bahan baku industri. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung dari subyek penelitian, tetapi diperoleh studi kepustakaan dan dokumen. Adapun teknik pengumpulan data ini adalah : a. Studi Kepustakaan Peneliti mengumpulkan artikel, jurnal, majalah yang bertkaitan dengan bahan baku dan industri cannabis medis. b. Dokumentasi Peneliti mengutip data dengan cara mengutip langsung dari lembaga terkait dengan objek yang akan diteliti D. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil penelitian maka peneliti menggunakan metode analisis data sebagai berikut: 1. Tahap Pertama Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data dan informasi yang terkait dengan penelitian ini. Semua data akan dirangkum dan dikumpulkan terlebih dahulu yaitu berupa laporan kegiatan yang menyajikan data yang berkaitan dengan jumlah bahan baku cannabis yang disita Negara pertahunnya oleh BNN dan juga mengenai pengolahan cannabis hingga menjadi produk yang memiliki nilai jual 31 serta hasil wawancara dengan pimpinan atau staff yang dapat mewakili dalam memberikan informasi atau data mengenai objek yang diteliti. 2. Tahap Kedua Pada tahap kedua, setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka peneliti melakukan verifikasi data-data dengan teori-teori dan hokum yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hal tersebut yang dilakukan guna menguji validitas data-data dan informasi yang telah diterima dan dikumpulkan oleh peneliti. 3. Tahap Ketiga Langkah selanjutnya dalah analisis data. Peneliti akan menganalisis dari data yang telah diverivikasi sebelumnya. Apakah dari data-data yang telah diperoleh dapat memberikan kesimpulan cannabis medis yang menjadi objek penelitian dapat dijadikan salah satu industri potensial yang dikelola pemerintah demi tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa serta mendapatkan keberkahan didalamnya atau tidak. Adapun kriteria dimana cannabis medis dikatakan industri potensial yang dikelola pemerintah atau tidak demi tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa serta mendapatkan keberkahan didalamnya sebagai sumber pendapatan daerah, adalah sebagai berikut: 32 a. Jumlah bahan baku industri cannabis medis yang disita oleh Negara melalui BNN. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh industry cannabis medis maka harus diketahui terlebih dahulu yaitu berapa jumlah bahan baku cannabis yang disita oleh Negara melalui BNN. Dengan demikian, maka akan terlihat berapa kerugian Negara dengan menyia-nyiakan potensi barang illegal yang masih dapat dimanfaatkan secara Islam. b. Bagaimana potensi industri cannabis medis yang dikelola pemerintah dalam memberikan pendapatan daerah demi tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa serta mendapatkan keberkahan didalamnya. Setelah menegetahui jumlah bahan baku industri cannabis medis yang disita oleh Negara melalui BNN, maka selanjutnya peneliti akan menghitung keuntungan yang dapat diambil melalui sistem ekonomi makro Islami yang digunakan untuk mencipatakan tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa serta mendapatkan keberkahan didalamnya. Lalu akan muncul grafik yang menunjukan potensi industri cannabis medis dalam memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setiap tahunnya, apakah dari grafik tersebut terlihat potensi atau meningkatnya pendapatan daerah setiap tahunnya atau industri cannabis medis tidak berpotensi dalam memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setiap tahunnya atau bahkan pemerintah mengalami penurunan pendapatan daerah setiap tahunnya. 33 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Potensi Ekonomi Pengelolaan Industri Cannabis Medis Provinsi Nangroe Aceh Darussalam merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki alam yang subur untuk komoditi perkebunan dan pertanian, termasuk cannabis. Karena berdasarkan data yang penulis miliki dari Badan Narkotika Nasional (BNN), menunjukkan barang bukti cannabis yang berhasil disita oleh Negara paling banyak didapat dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Namun, mengenai penelitian lanjut terhadap potensi medis yang dimiliki oleh tanaman cannabis di Indoesia, pihak BNN mengakui bahwa belum ada, hal tersebut tercantum pada surat balasan kepada Ketua LSM Lingkar Ganja Nusantara terkait data penelitian tanaman cannabis. Oleh karena itu, penulis menggunakan literatur medis dari luar negeri yang didapat dari sumber-sumber media elektronik dan pada latar belakang penelitian ini. Selanjutnya kita bisa mulai melihat dahulu berapakah jumlah seluruh barang bukti yang disita dan dimusnahkan oleh Negara melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui data dibawah ini.49 49 Badan Narkotika Nasiona, Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2014 : Edisi Tahun 2015 (Jakarta : BNN, 2015), h. 181 34 Tabel : 4.1 Data Jumlah Barang Bukti Cannabis yang Disita Tahun 2010-2014 TAHUN BARANG NO. BUKTI 2010 2011 2012 2013 2014 22.689.916,05 23.891.244,25 22.335.281,98 17.777.141,76 68.541.872,75 449.618,00 1.839.664,00 341.395,00 534.829 92.481 178,40 305,83 89,50 119,9 14 750,00 4,38 284,91 12 378,33 Daun Ganja 1 (Gr) Pohon Ganja 2 (Btg) Luas Area 3 (Ha) Biji Ganja 4 (Gr) Sumber: Polri dan BNN, Maret 2015 Berdasarkan tabel 4.1 diatas bila dijabarkan dari tahun 2010 hingga tahun 2014, Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapatkan hasil sitaan daun ganja yang merupakan bahan baku pengolahan industri cannabis medis dalam jumlah yang besar. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut: 1. Badan Narkotika Nasional pada tahun 2010 berhasil menyita barang bukti cannabis sejumlah 22.689.916,05 gr dalam bentuk daun ganja yang merupakan bahan baku pengolahan industri cannabis medis. 2. Tahun 2011 Badan Narkotika Nasional mengalami peningkatan dalam keberhasilan menyita barang bukti cannabis yaitu sejumlah 23.891.244,25 gr daun ganja. 35 3. Tahun 2012 barang bukti cannabis yang berhasil disita oleh Badan Narkotika Nasional mengalami penurunan yaitu sejumlah 22.335.281,98 gr daun ganja. 4. Tahun 2013 barang bukti cannabis yang berhasil disita oleh Badan Narkotika Nasional mengalami penurunan yang signifikan. Barang bukti yang disita cannabis dalam bentuk daun ganja sejumlah 17.777.141,76 gr. 5. Tahun 2014 dapat dikatakan tahun keberhasilan Badan Narkotika Nasional pada kurun 5 tahun terakhir dalam menyita barang bukti cannabis, yaitu sejumlah 68.541.872,75 gr daun ganja. Secara keseluruhan data barang bukti cannabis yang disita Negara melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) dari tahun 2010-2014 mendapatkan jumlah total sebanyak 155.235.457 gr daun ganja yang menunjukkan bahwa betapa besar potensi jika dimanfaatkan oleh Negara khususnya pemerintah daerah Aceh sesuai fatwa MPU No. 01 Tahun 2014 dibanding jika barang bukti tersebut dimusnahkan. Seperti pada menunjukkan prestasi yang tahun cukup terakhir, Badan gemilang. BNN Narkotika Nasional berhasil menyita 68.541.872,75 gr daun ganja, yang dapat membantu perekonomian daerah Aceh demi tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur sentosa sesuai amanah Pancasila dan Undang-Undang Dasar yang menjadi landasan hukum BNN bekerja untuk Negara. Dengan data barang bukti yang disita Negara melalui BNN, dapat penulis kaitkan dengan produksi pembuatan produk cannabis medis yang kemudian dapat 36 dihitung berapa banyak produk cannabis medis siap jual yang dapat dihasilkan Negara dalam kurun 5 tahun. Berikut adalah data yang penulis dapat mengenai produk cannabis medis yang sudah berkembang melalui pasar gelap dengan bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi produk cannabis medis. Dikarenakan cannabis sampai hari ini masih illegal di Indonesia, maka narasumber dirahasiakan sesuai permintaan narasumber. Tabel. 4.2 Daftar Produk Cannabis Medis yang dihasilkan dengan Barang Bahan Baku yang Disita Negara No. Banyak Bahan Baku yang Banyak Produk yang dibutuhkan dihasilkan Nama Produk 1 Ektrak Cannabis 1000 gr Daun Cannabis 100 gr 2 Tincure Cannabis 1000 gr Daun Cannabis 1000 ml 3 Akar Cannabis 1 Pohon Cannabis 1 buah 1000 gr Daun Cannabis 1000 ml Olive Oil 4 Cannabis Sumber: rahasia (tidak dapat disebutkan sesuai permintaan narasumber) Berdasarkan tabel 4.2 diatas apabila dijabarkan setelah mengolah barang bukti yang disita negara oleh BNN per tahun dan dikaitkan dengan harga sesuai tabel 4.2 dan sebagai berikut :50 50 wawancara dengan sdr. XXX (identitas disamarkan) tanggal 17 September 2015 di Jakarta 37 1. Pada Tahun 2010 Negara berhasil menyita 22.689,916 kg daun cannabis dan 449.618 pohon cannabis. Dalam 1 kg atau 1000 gr daun cannabis akan menghasilkan 100 gr ektrak cannabis dan dalam 1 pohon cannabis menghasilkan 1 buah akar cannabis. Maka pada tahun 2010 ektrak cannabis yang dihasilkan adalah sebanyak 2.268.991,6 gr dan 449.618 buah akar cannabis. 2. Tahun 2011 Negara menyita 23.891,244 kg daun cannabis dan 1.839.664 pohon cannabis. Ektrak cannabis yang dihasilkan adalah sebanyak 2.389.124,4 gr dan 1.839.664 buah akar cannabis. 3. Tahun 2012 Negara menyita 22.335,282 kg daun cannabis dan 341.395 pohon cannabis. Ektrak cannabis yang dihasilkan adalah sebanyak 2.233.528,2 gr dan 341.395 buah akar cannabis. 4. Tahun 2013 negara menyita 17.777,142 kg daun cannabis dan 534.829 pohon cannabis. Ektrak yang dihasilkan adalah sebanyak 1.777.714,1 gr dan 534.829 buah akar cannabis. 5. Tahun 2014 Negara menyita 68.541,873 kg daun cannabis dan 92.481 pohon cannabis. Ektrak yang dihasilkan adalah 6.854.187,3 gr dan 92.481 buah akar cannabis. 38 Grafik 4.1 Jumlah Daun Cannabis dan Jumlah Ektrak Cannabis Medis 80000000 70000000 60000000 50000000 Daun Cannabis (gr) 40000000 Ektrak Cannabis (gr) 30000000 20000000 10000000 0 Grafik 4.2 2010 2011 2012 2013 2014 Grafik 4.2 Jumlah Pohon Cannabis dan Jumlah Akar Cannabis Medis 2000000 1800000 1600000 1400000 1200000 Pohon Cannabis 1000000 Akar Cannabis 800000 600000 400000 200000 0 2010 2011 2012 2013 2014 39 Secara keseluruhan produk cannabis medis yang dihasilkan negara tiap tahun mengikuti bahan baku yang dibutuhkan, dalam hal ini barang bukti yang disita Negara melalui BNN. Seperti pada tahun 2014 Negara mendapatkan hasil yang signifikan yaitu sebesar 68.541,873 kg daun cannabis dibanding tahun sebelumnya sebesar 17.777,142 kg daun cannabis sedangkan pada tahun 2014 pencapaian untuk akar cannabis hanya sebanyak 92.481 buah akar cannabis padahal pada tahun 2013 Negara mendapatkan 534.829 buah akar cannabis. Berdasarakan data pada grafik 4.1 dan grafik 4.2, terlihat jelas bahwa banyak produk cannabis medis yang dihasilkan negara mengikuti kinerja Badan Narkotika Nasional. Jadi belum bisa disimpulkan jika tahun ini negara berhasil menghasilkan banyak produk cannabis medis belum dapat dipastikan tahun depan produksi negara akan lebih meningkat. Memang banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut selain kinerja BNN, salah satunya adalah para pemain pasar gelap yang menggunakan modus yang berbeda setiap tahunnya dalam mengedarkan atau menanam narkotika jenis cannabis pada khususnya. Akan tetapi terlepas dari segala faktor yang mempengaruhi pencapaian Badan Narkotika Nasional dalam menyita barang bukti cannabis. Dilihat banyaknya barang bukti yang disita dan pengolahan barang bukti menjadi produk cannabis medis maka dihitung pendapatan yang diterima provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pendapatan tersebut akan dihitung berdasarkan jenis produknya dengan harga yang penulis dapat dari para pelaku pasar gelap cannabis medis. 40 Tabel 4.3 Daftar Harga Produk Cannabis Medis Berdasarkan Pelaku Pasar Gelap No. Nama Produk Satuan Harga (Rp) 1 Ektrak Cannabis 1 gr 300.000,- 2 Akar Cannabis 1 bh 10.000,- Sumber: Rahasia (tidak dapat dicantumkan sesuai permintan narasumber) a. Ektrak Cannabis Ektrak cannabis merupakan ektraksi daun cannabis dan bunga cannabis dengan cara memanaskan pada suhu tertentu dengan ethanol atau glycerin sebagai pelarut zat yang terkandung dalam bahan baku cannabis tersebut. Ektrak cannabis dapat digunakan untuk penderita Hepatitis C, HIV/AIDS, Kanker Payudara, Kanker Kelenjar Getah Bening dan Asma.51 Berdasarkan data yang didapat penulis dari pelaku pasar gelap, harga per gram adalah Rp 300.000,-. Maka dapat dihitung Bruto pengolahan produk cannabis medis dengan cara mengalikan jumlah ektrak cannabis dengan harga per gram. Bruto pengolahan = Jumlah ektrak cannabis (gr) x Harga pergram (Rp) 51 wawancara dengan Dhira Narayana (Ketua LGN) Tanggal 23 September 2015 pukul 14.20 WIB di Rumah Hijau LGN, Tangerang Selatan. 41 Bruto Tahun 2010 = 2.268.991,6 x 300.000 = Rp 680.697.480.000 Bruto Tahun 2011 = 2.389.124,4 x 300.000 = Rp 716.917.320.000 Bruto Tahun 2012 = 2.233.528,2 x 300.000 = Rp 670.058.460.000 Bruto Tahun 2013 = 1.777.714,1 x 300.000 = Rp 533.314.230.000 Bruto Tahun 2014 = 6.854.187,3 x 300.000 = Rp 2.056.256.190.000 b. Akar Cannabis Akar cannabis merupakan bagian fundamental dari pohon cannabis. Dari setiap pohon biasanya ditemukan satu bongka atau yang biasanya disebut satu buah akar. Hal ini tidak berbeda dengan pohon cannabis yang memang pada dasarnya memiliki bagian tubuh yang sama dengan pohon lainnya. Masyarakat pada umumnya menggunakan akar cannabis. Berdasarkan data yang penulis terima dari pelaku pasar gelap, harga per buah akar cannabis dihargai Rp 10.000,-. Maka dapat dihitung Bruto Penjualan akar cannabis dengan cara mengalikan jumlah akar cannabis dengan harga per buahnya. 42 Bruto penjualan = Jumlah akar cannabis (bh) x Harga perbuah (Rp) Bruto Tahun 2010 = 449.618 x 10.000 = Rp 4.496.180.000 Bruto Tahun 2011 = 1.839.664 x 10.000 = Rp 18.396.640.000 Bruto Tahun 2012 = 341.395 x 10.000 = Rp 3.413.950.000 Bruto Tahun 2013 = 534.829 x 10.000 = Rp 5.348.290.000 Bruto Tahun 2014 = 92.481 x 10.000 = Rp 924.810.000 Pada penjabaran diatas, angka-angka yang didapat merupakan hasil bruto pengelolaan industri cannabis medis. Produksi pengolahan industri cannabis medis menggunakaan barang bukti sitaan negara melalui lembaga berwajibnya dalam hal ini Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun pendapatan pengelolaan industri cannabis medis tersebut belum menggunakan analisis aspek ekonomi makros islam. 43 B. Aspek Ekonomi Makro Islam dalam Pendapatan Industri Cannabis Medis Dalam menganalisis aspek ekonomi makro islami pada penarikan keuntungan produksi pengelolaan industri cannabis medis, penulis perlu mengkaji barang bukti sitaan negara dari beberapa aspek ekonomi islam, diantaranya; Latar belakang agama pelaku yang ditangkap, teknis penyitaan barang bukti industri cannabis medis, jenis barang bukti yang disita dan proses penyitaan barang bukti melalui perang atau tidak. Aspek-aspek ekonomi islam diatas merupakan faktor terpenting dalam mengategorikan keuntungan yang diraup oleh Pemerintah adalah ghanimah, fai’, kharaj atau sumber pendapatkan ekonomi islam yang lain. Pertama, penulis menganalisis berapa banyak pelaku pasar gelap berdasarkan agama. Tabel 4.4 Jumlah Pelaku Pasar Gelap Berdasarkan Agama JENIS KELAMIN NO. STATUS JUMLAH LAKI-LAKI 1 Islam 2 PEREMPUAN 2.090 176 2.266 Kristen 396 33 429 3 Katolik 115 3 118 4 Hindu 25 - 25 5 Budha 27 - 27 6 Khonghucu - - - 2.653 212 2.865 JUMLAH Sumber: Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Maret 2015 44 Dalam tabel diatas dapat penulis jabarkan bahwa jumlah pelaku pasar gelap yang beragama Islam memiliki jumlah yang sangat signifikan dibanding agama lain yang ada di Indonesia. Dengan jumlah yang signifikan tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa pelaku pasar gelap yang barang bukti nya disita negara melalui lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak hanya mereka yang beragama Islam. Kedua, barang bukti cannabis yang disita oleh Badan Narkotika Nasional didapat melalui penggrebekan para bandar, pemilik lahan dan penyalahgunaan cannabis dan barang bukti tersebut ada yang didapat melalui pengembangan dari keterangan para pelaku serta sikap kooperatif para pelaku. Hal ini penulis pahami berdasarkan berita-berita bahkan tayangan televisi yang menjajakan informasi tentang penangkapan para pelaku tidak pidana narkotika.52 Jika dengan teknis yang demikian, menurut penulis barang bukti tersebut tidak sepenuhnya dengan cara paksaan yang melibatkan kekerasan didalamnya karena melalui sikap kooperatif pemerintah juga berhasil mendapatkan informasi barang bukti yang akan disiita. Ketiga, untuk dapat menganalisis keuntungan pengelolaan industri cannabis medis, penulis harus dapat memahami bahwa produk industri cannabis medis menggunakan bahan baku yang termasuk jenis barang dasar bahan mentah yang tidak bergerak. 52 Net Tv, Program 86 pukul 21.00 WIB, Hari Senin – Minggu di Jakarta. 45 Dikarena kan hal tersebut penulis mengategorikan cannabis dalam jenis barang dasar dan bahan mentah yang harus dioleh untuk mendapat nilai jual lebih dan bukan faktor produksi seperti mesin, kendaraan ataupun alat-alat pabrik. Keempat, Indonesia pada saat ini menjadikan pelaku pasar gelap narkotika adalah musuh negara yang diperangi demi menyelamatkan bangsa dari penyalahgunaan Narkotika. Data-data yang dipaparkan penulis merupakan bukti nyata betapa seriusnya Indonesia dengan penyataan Perang Terhadap Narkotika sejak Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika diberlakukan untuk landasan hukum pidana pada penindakan tindak kejahatan Narkotika. Penulis menyimpulkan data barang bukti yang disita negara sejak tahun 2010 hingga 2014 yang penulis jadikan bahan analisi merupakan bahan baku yang disita negara ketika perang terhadap narkoba sedang berjalan. Ciri-ciri harta ghanimah pada bab sebelumnya yang penulis kemukanaan adalah harta yang dirampas bukan didapat dari mereka yang islam, jika beragama islam namun mereka malakukan pemberontakan hartanya berkah dirampas, harta rampasan yang disita didapat melalui perampasan bukan diberikan atau diserahkan oleh musuh, barang rampasan merupakan jenis barang bergerakan yang dapat dimanfaatkan kembali seperti; tawanan perang, peralatan perang ataupun tanah kekuasaan53 dan harta tersebut merupakan dirampas karena musuh kalah perang. 53 Muhammad Shadiq Afifi, Al-Mutjama’ Al-Islami wa Falsafatuhu Al-Maliyah (Kairo: Maktabah Al-Khanji, 1980), 390. 46 Sedangkan ciri-ciri harta fai’ diapat dari mereka yang bukan islam atau kafir, harta tersebut juga diberikan atau ditinggalkan para pemiliknya tanpa ada paksaan dari pihak negara54, jenis barang dalam harta fai’ lebih luas tidak hanya barang-barang yang bergerak melainkan segala barang yang didapat dengan jalan damai dan tanpa perang 55 , harta fai’ juga merupakan harta yang didapat oleh merka yang bukan Islam, yang paling penting dalam pengambilan harta fai’ yaitu bukan harta yang didapat melalui proses peperangan. Kharaj merupakan pajak yang diambl dari para kaum kafir yang daerah kekuasaannya telah ditaklukan. Karena dalam perkembangannya, kharaj tetap dapat diolah dengan beberpa ketentuan yang diberikan pihak pemerintah, diantaranya : 1. Pihak pengelolaa berhak atas perencanaan penggarapan lahan yang diberikan pemerintah. 2. Jika diperlukan untuk persediaan pangan bagi ummat dan media latihan para tentara hal ini diijinkan dilakukan pada lahan-lahan non muslim yang diambil kharaj –nya. 3. Hasil dari lahan yang dikelola tidak hanya untuk pihak muslim saja. Hal yang pating terpenting pada kharaj adalah kesuburan lahan tersebut demi memperoleh hasil yang maksimal. Dari penjelesan aspek indikator pengambilan pendapatan dengan sistem ekonomi makro islami diatas, maka jika analisis berdasarkan latarbelakang 54 Adi Warman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), 41. 55 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Ditengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 108. 47 religius asal-usul pemilik bahan baku sebelum kemudian milik negara, cara mendapatkan bahan baku, jenis barang berdasarkan segi manfaat bahan baku untuk produksifitas serta situasi kstabilan politik ketika bahan baku didapatkan. Untuk lebih mudah menyimpulkan penulis menggunakan metode tabulasi seperti dibawah ini. Tabel 4.5 Kesesuaian Cannabis Dengan Ciri-Ciri Sumber Pendapatan Sistem Ekonomi Makro Islami Ciri-ciri Sumber Pendapatan Ekonomi Makro Islami √/X Cannabis yang didapat oleh Negara Ghanimah 1. √ Non Muslim / Muslim yang memberontak kepada negara 2. Barang rampasan merupakan √ berjenis faktor produksi 3. Didapat ketika perang 4. Barang yang didapatkan melalui √ √ perampasan 1. kepada dengan menolak patuh pada undang-undang 2. Non Muslim 2. Tidak ada spesifikasi jenis barang 3. Didapat tanpa perang atau dengan 3. Barang didapatkan dengan cara ditinggalkan/dibiarkan dengan kata Negara menyatakan perang terhadapa narkoba sejak amandemen undang-undang ke UU No.35 Thn 2009 maka dari 2010 X sudah berjalan perang X 4. √ cara damai 4. Merupakan salah satu faktor produksi yaitu bahan baku Fai’ 1. Non Muslim / Muslim yang memberontak Bahan bukti didapat melalui paksaan (rampasan) dan kooperatif (damai) 5. Hak milik dan Hak guna adalah milik Negara X 6. Hasilnya untuk Muslim dan Non Muslim lain tanpa paksaan 48 Kharaj 1. Non Muslim 2. Tanpa ketentuan pemanfaattan X √ barang 3. Hak milik adalah negara sedangkan X hak guna dapat diberikan pada pemilik sebelumnya 4. Hasilnya untuk Muslim dan Non Muslim 5. Harus produktif √ √ Dalam tabel 4.5 diatas, penulis mengelompokkan beberapa sumber pendapatan sistem ekonomi islami melalui ciri-ciri yang memiliki benang merah terhadap ciri-ciri sumber pendapatan negara sistem ekonomi makro islami. Analisis yang penulis lakukan menyimpulkan bahwa pendapatan yang didapat melalui pengelolaan industri cannabis medis menggunakan ghanimah sebagai aplikasi untuk menarik keuntungan terhadap pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Karena analisis terhadap latar belakang asal-usul bahan baku industry tersebut lebih memeliki benang merah yang sangat berkaitan dengan ghanimah. 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisa yang berhubungan dengan potensi pengelolaan industri cannabis medis dengan sistem ekonomi makro islami ditatanan masyarakat Aceh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pengelolaan industry cannabis medis dengan sistem ekonomi makro islami dengan bahan baku yang didapat dari barang bukti yang disita Negara melalui Badan Narkotika Nasional menghasilkan pendapatan negara paling berpotensi pada setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun kebelakang dan pada tahun 2014 sebesar Rp 2.056.256.190.000 dianggap tahun yang paling potensial untuk menambah pendapatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Selain itu, penggunaan zakat, kharaj dan jizyah untuk mendapatkan pendapatan secara ekonomi islami pada perjalanan analisis penelitian ini, dianggap tidak perlu. Hal ini dikarenakan analisis terhadap produk industri cannabis medis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam lebih memenuhi ciri-ciri untuk dapat dikatakan ghanimah, hal ini diperkuat dengan pernyataan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mewakili Pemerintah yaitu “Menyatakan Perang Dengan Pasar Gelap Narkotika”. Dengan indikator tersebut dianggap cukup menjawab hipotesis yang diinginkan peneliti, bahwa pengelolaan industri cannabis medis sangat berpotensi untuk dijadikan sumber pendapatan daerah 50 dengan sistem ekonomi makro islami, khususnya Provinsi Nanggoroe Aceh Darussalam. B. Saran Dari penelitian yang dilakukan, peneliti ingin memberi saran kepada lembaga-lembaga yang terkait dalam penelitian ini, seperti Badan Narkotika Nasional, Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan LSM Lingkar Ganja Nusantara. Diantara sebagai berikut: 1. Hendaknya barang bukti yang disita oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) diolah dan dikelola demi mendapatkan pemasukan negara demi terciptanya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa sesuai cita-cita Preambul Undang-Undang Dasar 1945. 2. Pemerintah Provinsi Daerah Aceh baiknya menggunakan sistem ekonomi islami juga jangan hanya menggunakan sistem hukum islam saja, demi terciptanya tatanan masyarakat yang adil, makmur, sentosa yang mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 3. Realisasikan Fatwa No. 1 tahun 2014 mengenai barang illegal yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dalam segala bidang. Dan tetap menjadi penjaga sistem ekonomi islami maupun sistem hukum islami agar berjalan sebagaimana harusnya. 51 4. Dengan penelitian yang saya lakukan ini, Lingkar Ganja Nusantara harus lebih percaya diri untuk memanfaatkan tanaman cannabis untuk kepentingan bangsa dan negara khususnya pemanfaatan tanaman cannabis medis. Demi menyelesaikan permasalahan ekonomi dalam hal pemenuhan kebutuhan pengobatan di Tanah Air Indonesia. 52