Penggolongan Obat-Obat SSP Obat-obat SSP banyak digunakan secara klinis adalah obat-obat yang menekan SSP secara selektif yang dibedakan atas jenis : Obat Analgesik – Antipiretik yang menekan hipothalamus dan pusat pengaturan suhu Obat Psikotropik yang menekan hipothalamus dan sistem retikuler Obat Narkotika –menekan Cortex, thalamus dan hipothalamus Obat Antikonvulsi yang menekan pusat rangsangan sehingga menimbulkan rasa lelah, kantuk dan kehilangan kesadaran Obat-obat yang tergolong menekan secara sistemik adalah obat Hipnotik dan obat Anestesi Obat Analgesik dan Antipiretik Obat analgesik dan obat anti piretik adalah obat simptomatik Obat analgesik adalah pengurang rasa nyeri yang disebabkan berbagai faktor Pada umumnya obat-obat ini banyak dijual bebas Obat analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri seperti antalgin, paracetamol dan aspirin Sebagian besar obat analgesik juga berfungsi sebagai obat antipiretik Nyeri Nyeri bukanlah penyakit melainkan peringatan adanya gangguan dalam tubuh Lebih kurang 30 % penduduk menderita nyeri di berbagai pelosok dunia Nyeri ada yang akut dan ada yang kronis .Nyeri akut relatif mudah ditanggulangi dibandingkan nyeri kronis . Nyeri kronis biasanya dirasakan lebih dari 3 bulan biasanya menyerang pinggang,wajah sesisi, ,saraf kejepit,kepala dan leher serta akibat proses peradangan Dalam tubuh reseptor nyeri berupa serabut saraf yang terletak didalam kulit dan jaringan Rangsangan terhadap reseptor nyeri dibedakan atas 3 macam jakni, mekanis, termal dan kimiawi Nyeri berkaitan dengan faktor fisiologis dan psikologis sehingga menanggulanginya harus mempertimbangkan kedua faktor tersebut Penanggulangan Nyeri Penanggulangan nyeri dapat dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya dengan obat tapi dapat juga dengan tindakan pembedahan atau mematikan saraf perasanya. Alat canggih untuk mematikan saraf perasa yang ada saat ini adalah RFTC N50 ( Radio Frequency Thermo Coagulation N-50 )yang didukung oleh ZD Computerized stereotactic untuk membidik saraf pada pusat nyeri di otak secara selektif Opium,morfin termasuk obat paling ampuh digunakan untuk mengatasi berbagai ragam kasus nyeri namun rawan menimbulkan adiksi Obat-obat analgesik non narkotik seperti aspirin,dan asetaminofen digunakan untuk mengurangi nyeri akibat radang . Cara kerjanya berbeda dengan opium atau morfin yakni mencegah perubahan arachidonic acid menjadi prostaglandin yang meningkatkan sensitifitas nyeri PSIKOTROPIKA Psikotropika adalah zat atau obat alami/sintetis bukan narkotik berkhasiat psikoaktif dapat menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku serta menimbulkan dependensi secara fisik dan psikis bila tanpa pengawasan Obat psikotropika dibedakan atas 2 macam yaitu : Neuroleptik : menekan fungsi syaraf tertentu (major tranqulizer) obat ini kadang disebut obat hipnotik atau antipsikotik Ataraktika atau anksiolitika atau minor tranqilizer digunakan untuk neuritis seperti gelisah, takut, stress Kadang obat ini juga disebut obat sedatif Penggolongan Obat Psikotropika Menurut UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika , penggolongan obat psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan : 1. 2. Golongan I adalah psikotropika yang belum mempunyai khasiat yang jelas yang bila disalahgunakan sangat merugikan kesehatan seseorang dan atau tata kehidupan masyarakat sehingga memerlukan pengawasan yang sangat ketat Contoh : Ekstasi MDA ( Methylendioxyamphetamine ), Ekstasi MDMA ( methylen dioxy methamphetamini ) dan Ekstasi MDEA ( Methylen dioxy ethylamphetamine ), meskalin, LSD , psilosibin Golongan II adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas yang apabila disalahgunakan merogikan kesehatan perorangan atau tata kehidupan masyarakat sehingga memerlukan pengawasan ketat contoh : Amfetamin , methamfetamin yang dikenal dengan nama Sabu-Sabu, deksamfetamin ,Fenetilin Penggolongan Obat Psikotropika 3. 4 Golongan III adalah psikotropika yang mempunyai kasiat pengobatan yang jelas dan apabila disalahgunakan merugikan kesehatan perorangan dan atau tata kehidupan masyarakat sehingga memerlukan pengawasan Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital , siklobarbital Golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan apabila disalahgunakan dapat merugikan kesehatan perorangan dan atau tata kehidupan masyarakat sehingga memerlukan pengawasan yang memadai Contoh : alpazolam, barbital, diazepam, khlordizepokside, lorazepam ,nitrazepam (pil BK) , meprobamat Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atu perubahan kesadaran ,hilangnya rasaa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapatr menimbulkan ketergantungan. ( UU no 22 Tahun 1997 tentang Narkotika ) Narkotika dibedakan atas golongan-golongan sbb : Golongan I Narkotika yang tidak digunakan untuk terapi dan mempunyai potensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan Contoh : Opium, Cocain , canabis (ganja) , Heroin Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan ,digunakan sebagai pilihan terakhir untuk terapi, berpotensi tinggi menyebabkan ketrgantungan Contoh : morfin, petidin, metadon, dihydromorfin dll Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk terapi, berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan Contoh : Codein, etil morfin, dextropropoksifen dll Obat yang merangsang SSP ( Stimulantia ) Obat stimulantia SSP dibedakan atas : 1. 2. 3. Obat Konvulsan Obat yang secara langsung menimbulkan rangsangan kesadaran seperti :Strychnin, pikrotoksin, pentilentetrazol, bemegrid dan nikethamide Obat Analeptik ( obat yang menimbulkan sulit tidur ) Efedrin, amfetamin, kokain, pipradol, kamfer dls Obat psychic Energizer ( obat penyegar ) Coffein, imipramin, amitriptilin dls