Karya Ilmiah KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA

advertisement
Karya Ilmiah
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA
PERSAWAHAN SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
Oleh
Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
2015
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat RahmatNya sehingga Karya Ilmiah yang berjudul “Keanekaragaman jenis capung di areal
persawahan Subak Latu Abiansemal, Badung” dapat penulis rampungkan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari dengan sepenuhnya akan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, sehingga karya ilmiah ini
jauh dari sempurna. Oleh Karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis memohonkan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan karya ilmiah dimasa-masa mendatang.
Akhir kata penulis mohon maaf jika ada kesalahan tulisan maupun ejaan dan semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi semua pihak yang
berkepentingan dan semoga karya ilmiah ini berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Bukit Jimbaran, Desember 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..
BAB II BAHAN DAN METODE………………………………
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
4
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA PERSAWAHAN
SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG
Abstrak
Salah satu ekosistem yang terpenting didalam menunjang kehidupan manusia adalah
ekosistem sawah karena menghasilkan padi sumber bahan makanan pokok. Disamping
sebagai penghasil bahan makanan pokok, ekosistem sawah sebagai tempat berbagai macam
keanekaragaman serangga didalamya, termasuk capung (Odonata). Capung termasuk
serangga predator yang merupakan musuh alami bagi berbagai hama tanaman padi, salah
satunya adalah hama wereng.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis capung
yang berada di areal persawahan Subak Latu di Desa Abiansemal, Badung. Inventarisasi
jenis capung dilakukan dengan metode jelajah (field by field method) dan tangkap langsung
dengan jaring serangga (insect net).
Keanekaragaman jenis capung yang ditemukan pada areal penelitian adalah
sebanyak 4 jenis yaitu Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, dan
Agriocnemis pygmea. Seluruh jenis capung yang teramati tersebut terdiri dari 2 famili yaitu
Libellulidae dan Coenagrionidae. Empat jenis capung yang teridentifikasi tersebut juga
merupakan anggota 2 kelompok besar subordo yaitu Anisoptera (capung) dan Zygoptera
(capung jarum).
Kata kunci : capung, Odonata, inventarisasi, areal persawahan.
5
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA
PERSAWAHAN SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG
BAB I.
PENDAHULUAN
Areal persawahan dikatakan sebagai ekosistem buatan yang berfungsi sebagai
menjaga tanah dari erosi dan sebagai tempat pencagaran gen padi. Persawahan juga tempat
hidup dari berbagai jenis hewan, seperti serangga, moluska, cacing, burung dll. Salah satu
jenis serangga yang sering dijumpai di daerah persawahan adalah capung (Ordo Odonanta).
Capung adalah kelompok serangga berukuran sedang sampai besar dan berwarna
sangat menarik . Serangga ini sebagian besar hidupnya digunakan untuk terbang. Odonata
memiliki dua pasang sayap dengan ukuran tubuh yang langsing, dan memiliki pembuluh
darah jala. Capung juga memiliki antenna yang pendek berbentuk rambut, alat mulut tipe
pengunyah, mata majemuk yang besar, abdomen panjang dan langsing, Serta kaki
berkembang dengan baik (Borror et al, 1992). Capung merupakan serangga dengan
penyebaran luas, mulai dari hutan-hutan, kebun, sawah, sungai danau, dan lain-lain.
Keberadaan capung banyak dijumpai dari tepi pantai sampai ketinggian lebih dari 3.000 m
dpl. Pada beberapa jenis capung, memiliki kemampuan terbang yang baik dan memiliki daya
jelajah wilayah yang luas, dan beberapa jenis lainnya merupakan penerbang yang lemah dan
daya jelajahnya sempit.
Capung merupakan salah satu serangga predator, baik dewasa maupun dalam bentuk
nimfa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama
tanaman padi seperti, Chilo sp (penggerek batang padi), Nilaparvata lugens (wereng coklat),
Leptocorisa acuta (walang sangit) (Ansori, 2009). Capung memegang peranan yang sangat
penting pada ekosistem persawahan. Disamping itu juga, bagi manusia capung juga memiliki
peranan penting yaitu sebagai indikator pemantauan kualitas air disekitar lingkungan hidup.
Nimfa capung pada air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya tidak akan
bisa hidup, jadi keberadaan capung secara tidak langsung dapat menandakan perairan
sekitarnya masih bersih (Susanti, 1998).
6
Perairan seperti sawah, sungai, danau, kolam, atau rawa merupakan habitat hidup dari
capung (Sachran dkk, 2012). Capung sebagian besar beraktivitas dan sangat sulit di dekati
pada siang hari karena capung terbang sangat lincah dibandingkan pada dini hari maupun
sore hari.
Suhu, pH, kelembaban udara, serta makanan dan ketersediaan air yang sesuai pada
suatu habitat/ekosistem merupakan faktor lingkungan yang sangat diperlukan oleh capung
untuk dapat mejalankan kehidupannya. Menurut Ansori 2009 pengaruh kualitas lingkungan
suatu habitat, seperti: suhu, pH, kelembaban udara, ketersediaan makanan dan kondisi faktor
kimia sebagai penyebab perbedaan jumlah individu odonata pada suatu daerah. Berdasarkan
hal tersebut, maka tentu terdapat perbedaan faktor lingkungan pada ekosistem sawah dengan
ekosistem ekosistem lainnya, yang memungkinkan terdapat perbedaan jenis capung yang
hidup didalamnya, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian mengenai inventarisasi
keanekaragaman jenis capung yang terdapat pada ekosistem sawah perlu dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman-jenis capung yang hidup pada areal
ekosistem persawahan
BAB II. BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Mei 2014. Lokasi penelitian pada
areal persawahan yang terletak di Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Badung, sampel capung didentifikasi di Laboratorium taksonomi Hewan jurusan biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu jaring serangga
(insect net), alat tulis, alat petunjuk waktu, buku panduan lapangan capung, dan kamera
DSLR (Nikon D3100) dengan lensa AF-S Nikkor (55-00mm f/4.5-5.6G ED VR).
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode jelajah (field by field method)
pada lokasi yang telah ditentukan dan pendataan jenis capung dilakukan dengan metode
tangkap langsung capung yang dijumpai, diamati ciri-ciri morfologinya dan di identifikasi
secara langsung.
Pengambilan data capung dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00-10.00 WIB dan
sore hari pada pukul 15.30-17.30 WIB. Pengambilan gambar menggunakan kamera digital
dilakukan pada semua capung yang dijumpai di lokasi penelitian agar lebih memudahkan
7
dalam mengidentifikasi apabila terdapat capung yang belum diketahui nama jenisnya.
Identifikasi jenis capung dilakukan dengan memperhatikan warna, bentuk tubuh, bentuk dan
posisi sayap, serta perilaku terbang (Sigit et al, 2013). Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan bantuan buku panduan lapangan capung dan buku-buku lain yang mendukung
identifikasi.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan di areal persawahan desa Abiansemal kecamatan
Abiansemal kabupaten Badung menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, dan Agriocnemis pygmea, yang
termasuk 2 famili yaitu famili Coenagrionidae dan Libellulidae. Adapun spesies yang
teramati disajikan dalam Tabel 1., dimana dapat diketahui bahwa jenis-jenis odonata yang
terdapat di ekosistem sawah merupakan anggota dari 2 kelompok besar odonata yaitu
termasuk pada subordo Anisoptera (capung) dan Zygoptera (capung jarum).
Tabel 1. Jenis-jenis capung yang teramati di areal persawahan desa Abiansemal
No
Famili
1
2
Libellulidae
3
4
Coenagrionidae
Genus
Nama ilmiah
Orthetrum
Orthetrum sabina
Crocothemis
Crocothemis servilia
Pantala
Pantala flavescens
Agriocnemis
Agriocnemis pygmea
Keempat jenis odonata yang dijumpai merupakan jenis odonata yang lazim dijumpai
di areal persawahan, sebagaimana dijelaskan oleh Saputri et al, (2013) bahwa pada
penelitiannya ditemukan 4 jenis odonata yang merupakan anggota dari famili Libellulidae
dan Coenagrionidae yang terdapat di persawahan masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan
Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang. Ansori (2009) juga mengemukakan ada 3 jenis
odonata pada penelitiannya di areal persawahan di Bandung.
Tingkat hidup yang sangat aktif pada serangga, pada proses peneluran dan stadium
larva perlu ditopang oleh makanan. Kehidupan relatif pendek pada stadium imago, sehingga
8
porsinya menjadi sangat apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Dinamika
serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam
proses perkembangbiakan keturunannya sangat erat kaitannya dengan kesesuaian makanan
(Yayuk et. al., 1990 dalam Yasin, 2009).
Serangga dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Di luar kisaran tersebut serangga
akan mati karena kepanasan dan kedinginan. Proses fisiologi serangga sangat dipengaruhi
oleh suhu. Pada suhu tertentu aktivitas serangga berkurang (menurun), akan tetapi pada suhu
yang lain tinggi. Pada umumnya suhu yang efektif untuk capung sebagai berikut: suhu suhu
maksimum 45 oC, suhu optimum 250C, dan minimum 15 oC (Jumar, 2000). Sejumlah spesies
capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh
dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung
untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna.
Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi (Hidayah,
2008). Kelembaban udara, hal ini merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi
distribusi kegiatan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai, serangga biasanya lebih tahan
terhadap suhu 18oC dengan kelembaban 70% (Jumar, 2000).
Capung dewasa sering terlihat di perairan tempat untuk berbiak dan berburu makanan
serta ditempat tempat terbuka. Capung sebagian besar hinggap pada perdu, pucuk rumput dan
tanaman yang tumbuh di sekitar sungai, kolam, parit atau genangan-genangan air lainnya.
Ketika sinar matahari bersinar capung mulai melakukan kegiatan. Jika cuaca cerah, capung
akan terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada saat matahari terbenam, dini hari,
senja hari, capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).
Orthetrum sabina adalah jenis capung yang termasuk ke dalam kelompok Anisoptera.
Ciri-ciri O. sabina yaitu memiliki toraks berwarna hijau dengan garis corak berwarna hitam,
ekor yang berwarna hitam dengan corak warna putih, abdomennya ramping, kaki berwarna
hitam dan sayapnya yang berwarna hitam dan memiliki corak berwarna kuning pada bagian
synthoraks. Panjang keseluruhan tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung ekor adalah 5.5
cm dan memiliki rentang sayap 4 cm. Hal ini didukung oleh Watson et al., (1991, dalam
Saputri et al., 2013) yang menyatakan bahwa ciri umum dari Orthetrum sabina adalah
mempunyai abdomen yang ramping, tubuh berwarna hijau kekuningan dan hitam, pada
bagian samping synthoraks memiliki warna hitam dan kuning.
Crocothemis servillia memiliki ukuran tubuh yang tergolong besar, yaitu memiliki
panjang keseluruhan tubuhnya adalah 4.8 cm dan memiliki rentang sayap 3.8 cm. Ciri-ciri
9
lain yang dimiliki C. servillia yaitu memiliki warna yang mencolok, yaitu kuning atau merah
di seluruh bagian tubuh kecuali sayapnya yang berwarna transparan dengan garis berwarna
hitam pada sepanjang ruas-ruas ekor bagian atas. Jika dilihat dari atas, maka tubuh dan
abdomen C. servilliaakan terlihat melebar. Sayap capung jenis ini transparan dengan bagian
pangkal yang memiliki corak berwarna kuning dan bagian stigma berwarna kuning
kecoklatan. Menurut Sigit et al., (2013), bahwa C. servillia jantan memiliki warna merah
hingga jingga di seluruh bagian tubuhnya dengan bagian pangkal sayap belakangnya
berwarna kuning dan pterostigma kedua sayap berwarna cokelat kekuningan, betina memiliki
warana cokelat kekuningan pada seluruh bagian tubuhnya dan sisi atas abdomennya tampak
lebih terang dengan garis hitam.
Pantala flavescens merupakan jenis capung anggota kelompok Anisoptera. Capung
jenis ini memiliki tubuh berukuran besar dengan panjang abdomen antara 29-35 mm. Ciri lain
P. flavescens adalah memiliki tubuh dengan warna dominan kuning pada seluruh tubuhnya
dengan corak-corak keputihan pada seluruh tubuh, kaki berwarna hitam dan memiliki corak
berwarna hitam pada ruas-ruas ekornya. Ciri spesifik yang menjadi ciri khas dari P.
flavescens adalah sayap belakangnya yang berlekuk pada bagian pangkalnya dan
memiliki ukuran yang lebih lebar dari pada sayap depannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sigit et al., (2013) yang menyatakan bahwa Pantala flavescens memiliki warna tubuh
dominan kuning kemerahan dan terdapat garis berwarna hitam dan melebar membentuk
bercak di ruas 8-9, memiliki sayap transparan dengan pterostigma merah kecoklatan, warna
tubuh merah pada jantan dan kuning pada betinanya. Capung ini memiliki kebiasaan terbang
yang lebih tinggi daripada anggota famili Libellulidae lainnya.
Agriocnemis pygmea merupakan jenis capung yang masuk dalam anggota kelompok
Zygopera. Ciri-ciri yang dimiliki oleh A. pygmea adalah ukuran tubuh yang kecil, warna
tubuh hijau muda dengan warna hitam pada bagian atas abdomennya, memiliki garis hitam
pada ruas-ruas ekornya, kaki yang berwarna putih, bagian embelannya berwarna oranye dan
memiliki matayang menonjol besar pada bagian depan kepalanya, sepintas terlihat lebih besar
daripada tubuhnya. Sigit et al., (2013) menyatakan bahwa A. pygmea merupakan anggota
famili Coenagrionidae yang memiliki warna hijau pucat dengan garis-garis hitam tebal di sisi
atas, panjang abdomen 17,5 mm dan panjang sayap belakang 17,5 mm, sering itemukan
hinggap diantara tanaman-tanaman seperti kangkungan dan padi.
10
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Jenis-jenis capung yang dijumpai pada lokasi penelitian di areal sawah Desa Abiansemal,
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung sebanyak 4 jenis yang merupakan anggota dari 2
famili yaitu famili Libellulidae dan famili Coenagrionidae. Kelima jenis capung yang
dijumpai pada lokasi penelitian adalah Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala
flavescens, dan Agriocnemis pygmea.
Pada kesempatan ini dapat disarankan untuk melaksanakan penelitian pada musim
tanam dan musim pasca panen
REFERENCE
Ansori. 2009. Kelimpahan dan Dinamika Populasi Odonata Berdasarkan Hubungannya
Dengan Fenologi Padi di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung, Jawa Barat. Jurnal
Exacta. Vol. VII. No. 2.Desember 2009.
Borror, D. J., Triplehorn. C. A dan Johnson, N. F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga,
Edisi ke-enam. Terjemahan oleh Partosoedjono.UGM Press.Yogyakarta.
Hidayah, S. N. I. 2008. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo: Odonata) di Kebun
Raya Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian: Bogor.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta.
Saputri, D., Dahelmi dan Elza, S. 2013.Jenis-Jenis Capung (Odonata) di Persawahan
Masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
Padang.Jurnal mahasiswa pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera
Barat.Vol.2.No. 2. 2013.
Schran, Andes, Musdalifah, Widyamurti, Pratiwi, dan Singgih. 2012. Jenis-jenis Capung Sekitar
Sungai Tadah Angin Cagar Alam dan Taman Wisata Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal
Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Jakarta.
Sigit, W., Feriwibisono, B., Nugrahani, M. P.,Putri, B. dan Makitan, T. 2013. Naga Terbang
Wendit : Keanekaragaman Capung Perairan Wendit, Malang. Indonesia Dragonfly
Society. Malang.
Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.
Yasin, M. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan Faktor
Fisikokimia Yang Mempengaruhinya. Balai Penelitian Tanaman Proseding Seminar
Nasional Serealia. ISBN:978-979-8940-27-9.
11
Download