2013 ACCESSORIES Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar Peta Jepang I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara 2. Pemilihan Produk 3. Profil Jepang II. Potensi Pasar Jepang 1. Ekspor Impor Aksesoris Jepang - Dunia 2. Potensi Pasar Ekspor Aksesoris di Jepang 3. Kebijakan Impor Aksesoris di Jepang 4. Saluran Distribusi Aksesoris di Jepang 5. Hambatan Lainnya III. Peluang dan Strategi 1. Peluang 2. Strategi IV. Informasi Penting 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia 2. Kamar Dagang Jepang 3. Asosiasi Aksesoris di Jepang 4. Daftar Pameran Aksesoris di Jepang 5. Perwakilan Indonesia di Jepang 6. Daftar Importir Aksesoris di Jepang Referensi 3 4 5 5 5 6 10 11 19 22 27 29 32 32 32 34 34 34 35 36 37 38 39 1 Daftar Tabel dan Gambar Tabel 1. Pembagian Kategori Perhiasan Berdasarkan Cakupan Produk Tabel 2. Negara Impor Perhiasan Utama di Jepang Tabel 3. Negara Impor Perhiasan (Emas) di Jepang Tabel 4. Negara Impor Perhiasan (Perak) di Jepang Tabel 5. Negara Impor Perhiasan (Platina) di Jepang Tabel 6. Negara Impor Batu Berwarna di Jepang Tabel 7. Negara Impor Semi-Precious Stones di Jepang Tabel 8. Negara Impor Aksesoris di Jepang Tabel 9. Negara Pengimpor Aksesoris berdasarkan kategori (2010, Value basis) Tabel 10. Tabel Perubahan Trend Impor untuk Logam Mulia dan Aksesoris di Jepang tahun 2006-2010 Tabel 11. Kebijakan Tarif untuk Logam Mulia dan Perhiasan Gambar 1. Peta Negara Jepang berdasarkan Pembagian Wilayah Gambar 2. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2010 Gambar 3. Populasi di Jepang didasarkan pada kota-kota di Jepang Gambar 4. Negara Impor Perhiasan Utama di Jepang Gambar 5. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Emas) di Jepang Gambar 6. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Perak) di Jepang Gambar 7. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Platina) di Jepang Gambar 8. Negara Impor Batu Berwarna di Jepang Gambar 9. Negara Pengimpor Semi-Precious Stones di Jepang Gambar 10. Negara Pengimpor Aksesoris di Jepang Gambar 11. Grafik Perubahan Trend Impor untuk Logam Mulia dan Aksesoris di Jepang Gambar 12. Label Pembungkus Produk untuk Perhiasan Gambar 13. Label Berdasarkan Kualitas Perhiasan Gambar 14. Label Berdasarkan Kualitas oleh Asosiasi Perhiasan di Jepang Gambar 15. Label Peringatan Pemakaian Perhiasan di Jepang Gambar 16. Alur Distribusi Produk Batu Mulia dan Perhiasan 10 11 12 13 13 14 15 16 17 22 30 4 7 7 11 12 13 13 14 15 16 20 25 25 26 27 29 2 KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: HS 7117 Aksesoris” untuk Edisi pada bulan Januari 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar komoditi Aksesoris di Jepang. Adapun isi dari MB ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, MB disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung MB ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Aksesoris Indonesia yang bersaing di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang. Osaka, Januari 2013 3 PETA JEPANG Gambar 1: Peta Negara Jepang berdasarkan pembagian wilayah Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. 4 BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non migas setelah China. Pada periode Januari –November 2011, menurut data yang diperoleh dari kementerian perdagangan RI, bahwa selama periode Januari-Nopember 2011 neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 15,02 miliar, meningkat 14,25% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 13,15 miliar. Total perdagangan periode Januari-Nopember 2011 tercatat sebesar US$ 46,94 miliar, atau meningkat 11,83% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 41,98 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 15,96 miliar, atau meningkat 10,72% dibanding periode yang sama tahun 2010, yaitu sebesar US$ 14,41 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,98 miliar, atau meningkat sebesar 12,40% dibanding periode yang sama tahun 2010, sebesar US$ 27,56 miliar. Berdasarkan data statistic Japan Customs, menyatakan bahwa nilai ekspor non migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar US $ 15,84 milyar dan impor non –migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 18,32 milyar, sehingga Jepang mengalami deficit sebesar US $2,48 milyar. Produk ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang adalah (1) copper ores and concentrates; (2) coal;briquettes;avoid and similar solid fuels manufactured from coal; (3) nickel; (4) natural rubber, (5) refined copper and copper alloys; (6) plywood; (7) paper and paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen dan (10) unwrought almunium. (kemendag) Sedangkan untuk produk dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk yaitu (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2) part accessories of motor vehicles; (3) self-propelled bulldozers , angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and cranks;bearing housings; (7) flat-rolled products of iron on non-alloy steel; (8) refined copper and copper alloys; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the machinery. (kemendag) 2. Pemilihan Produk Alasan penulis memilih produk accessories, khususnya berupa logam mulia dan perhiasan dikarenakan kedua jenis produk accesoris ini sangat digemari oleh seluruh masyarakat dunia, baik laki-laki ataupun perempuan termasuk Jepang. Selain karena 5 menarik, indah, dapat disesuikan dengan fashion, bisa digunakan kapan saja dan memiliki nilai investasi jangka panjang bagi pemiiknya. 3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto,Chubu, Kinki, Chugoku,Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo,Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabgi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri . Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per 1 Oktober 2010 mencapai 128.957.352 jiwa. Data ini relatif stabil, meningkat 0.2% dari data tahun 2005, atau mengalami peningkatan 0.05% secara anual. Angka ini merupakan peningkatan yang terendah sejak sensus penduduk dimulai pada tahun 1920. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 62.327.737 (48.7% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65,729,615 (51.3%). Populasi penduduk asing yang tinggal di Jepang pada tahun 2010 adalah 1.646.000 jiwa, meningkat 5.9% dari tahun 2005. Presentase penduduk yang berusia 65 tahun keatas meningkat dari 20.2% ke 23.0%. Populasi penduduk berusia 15 tahun adalah 16.803.000 (13.2% dari total populasi), mereka yang berusia 15-64 tahun berjumlah 63.8% dan mereka yang berusia 65 tahun keatas berjumlah 29.246.000 jiwa (23% dari total populasi). Populasi berusia 15 tahun berkurang sebanyak 718.000 jiwa (4.1%) dari tahun 2005, dan mereka yang berusia 15064 tahun menurun sebanyak 3.061.000 jiwa (3.6 %). Populasi mereka yang berusia 65 tahun keatas meningkat sebanyak 3.574.000 jiwa (13.9%). Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di Jepang merupakan tertinggi di dunia. 6 Gambar 2: Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2010 Source: Statistics Bureau of Japan (2010 Japan Census) Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Bahkan,sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Gambar 3: populasi di Jepang didasarkan pada kota-kota di Jepang Source: Statistics Bureau of Japan (2010 Japan Census) 7 Tokyo menduduki peringkat pertama dalam peningkatan populasi (4.6%), disusul oleh Kanagawa-ken (2.9%) dan Chiba-ken (2.6%). Tercatat 9 prefektur mengalami peningkatan populasi sejak tahun 2005 hingga 2010. Jumlah rumah tangga yang beranggotakan 1 orang berjumlah 16.785.000, merupakan kategori terbesar dalam pembagian populasi Jepang berdasarkan jumlah keluarga dalam satu rumah tangga. Jumlah total rumah tangga di Jepang sebanyak 51.950.504 per 1 Oktober 2010. Jumlah rumah tangga yang beranggotakan 3 orang dan kurang dari 3 orang meningkat, sedangkan jumlah rumah tangga yang beranggotakan 4 orang keatas menurun. Penduduk yang berusia 65 tahun keatas 1 per 10 pria hidup sendiri sedangkan 1 per 5 wanita hidup seorang diri. Jumlah persentasi penduduk berusia 65 tahun keatas dan tinggal sendiri meningkat. Sebesar 11.1% untuk pria dan 20.3% untuk wanita. Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energy di Jepang berasal dari minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9% tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Transportasi utama di jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport,dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport. 8 e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (Dibawah China) dan ketiga didunia (Selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Data dari PBB ditahun 2011, Jepang memiliki GDP perkapita $37,039 dan GNP perkapita $30.455, dengan demikian Jepang berada diurutan ke 21 negara dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produkproduk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya. 9 BAB II. POTENSI PASAR JEPANG Logam Mulia dan Perhiasan Logam mulia dan perhiasan, dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu perhiasan, batu berwarna dan aksesories. Perhiasan itu sendiri lebih merujuk kepada barang kepemilikan pribadi yang biasa terbuat dari emas, perak, maupun platinum. Ornamenornamen kecil dalam bentuk perhiasan dapat berupa cincin, kalung, gelang, anting,jepitan rambut, jepitan dasi maupun manset. Sedangkan untuk batu berwana, dapat dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu batu mulia dan semi batu mulia. Tidak ada definisi detail yang lebih menjelaskan mengenai kedua kategori tersebut. Namun batu rubi, sapphire, dan zamrud dikategorikan menjadi 3 batu mulia yang paling berharga/bernilai. Derajat ketebalan dan daya tahan batu tersebut biasanya mencapai 7 derajat atau kurang. Termasuk ke dalam golongan semi batu mulia adalah garnet, amethyst, pirus dan sebagainya. Aksesoris tidak termasuk ke dalam golongan batu mulia ataupun perhiasan. Mereka dibagi menjadi aksesoris dari logam bukan mulia yang terbuat dari titatium atau stainless steel. Aksesoris lainnnya dibuat oleh material selain logam yaitu plastik. Tabel 1: Pembagian kategori perhiasan berdasarkan cakupan produk 10 1. Ekspor Impor Logam Mulia dan Perhiasan Berdasarkan Kategorinya (Jepang-Dunia) Perhiasan Negara Jepang mengimpor perhiasan dari 50 negara di dunia atau bahkan lebih. Tiga negara pengimpor perhiasan ke Jepang adalah Amerika serikat karena memiliki design yang kuat dan merek ternama ( yaitu sekitar ¥31,6 milliar dengan nilai saham 27,7%). Negara terbesar kedua adalah Perancis (¥25,2 milliar dengan saham 22,1%), dan urutan ketiga ditempati oleh Itali yaitu sekitar (¥15,1 milliar dengan saham 13,2%) dengan total keseluruhan saham mencapai 63%. Perhiasan dari Amerika serikat dan Eropa didominasi platinum mewah bermerek atau produk emas yang unggul dalam desain yang moderen. Berikut 3 negara terbesar dengan mereknya yaitu Amerika Serikat (Tiffany), Perancis (Cartier), dan Itali (Bvlgari). Banyak dari barang-barang impor yang berasal dari Amerika serikat dan Eropa memiliki nilai tertinggi. Gambar 4: Negara impor perhiasan utama di Jepang Tabel 2: Negara impor perhiasan utama di Jepang 11 Gambar 5: Negara rekanan impor perhiasan (emas) di Jepang Tabel 3: Negara impor perhiasan (emas) di Jepang Perancis merupakan Negara pengekspor terbesar perhiasan emas ke Jepang, diikuti Italy dan Hongkong. Sedangkan Negara dari Asia Tenggara, Thailand menempati urutan ke 5 sebgai Negara pengekspor perhiasan emas terbesar di Jepang. Thailand menempati peringkat kedua Negara pengekspor perhiasan perak di Jepang, setelah Amerika Serikat, dan memiliki proporsi sebanyak 17.6% dari total impor perhiasan perak di Jepang. Untuk lebih detail lihat gambar 6 dan table 4. 12 Gambar 6: Negara rekanan impor perhiasan (perak) di Jepang Tabel 4: Negara impor perhiasan (perak) di Jepang Amerika Serikat menempati peringkat pertama dalam impor perhiasan (platina) di Jepang, diikuti Perancis dan Swiss. Thailand menempati peringkat ke 4 dalam impor perhiasan platina di Jepang sebanyak 5.5% dari total impor perhiasan platina di Jepang. Gambar 7: Negara rekanan impor perhiasan (platina) di Jepang Tabel 5: Negara impor perhiasan (platina) di Jepang 13 Batu Berwarna Negara penghasil batu berwarna kebanyakan berasal dari Asia dan Afrika. Pengimpor batu mulia terbesar di Jepang berasal dari Thailand denga hasil mencapai ¥ 1,06 milliar dengan saham 48,0%) pada tahun 2010. Thailand adalah negara urutan pertama untuk penghasil batu berwarna jenis rubi dan sapphire terbesar di dunia. Negara terbesar kedua pengekspor batu mulia terbesar ke Jepang adalah Colombia dengan hasil mencapai ¥340 juta dengan saham mencapai 15,3 % dengan produk utamanya adalah permata. Disusul Hongkong dengan hasil mencapai ¥300 juta dengan saham sekitar 13,3 % namun tidak berupa hasil dari produk batu berwarna itu sendiri, namun Hongkong terkenal dengan pengolahan dan juga distribusinya. Negara pekgekspor batu mulia ke Jepang adalah India dengan hasil mencapai ¥ 130 juta dengan saham sekitar 5,9% dan berikutnya adalah Sri lanka dengan hasil hasil mencapai ¥ 110 juta dengan saham sebanyak 5,1%. Dilihat dari segi nilai India memiliki nilai saham tertinggi dengan mencapai 21.9% atau sekitar 670 kilo karat dengan biaya batu berwarna terendah dengan harga rata-rata mencapai ¥195 per unitnya. Gambar 8: Negara impor batu berwarna di Jepang Tabel 6: Negara impor batu berwarna di Jepang Para pengekspor batu semi mulia ke Jepang adalah Hong Kong, mencapai 24,3% (¥ 1,00 miliar) dari total impor pada tahun 2010. Para eksportir terkemuka berikutnya adalah China (780 juta yen, 18,9%), Brasil (660 juta yen, 15,9%), India (570 juta yen, 13,7%), dan Thailand (320 juta yen, 7,7%). Semua negara-negara ini adalah produsen batu berwarna kecuali Hong Kong, yang biasanya peringkat tinggi sebagai tempat transit untuk polishing dan pengolahan batu permata. Dilihat dari volume, Brasil dan China bersama-sama memegang pangsa pasar yang sangat tinggi untuk saham impor 14 batu semi mulia di tahun 2010. China mencapai 52,3% (540.048 kilo-karat) dan Brasil sebesar 35,3% (364.135 kilo-karat).Ini adalah harga terendah dari batu semi mulia dengan harga satuan sebesar ¥ 1 atau ¥ 2. Brasil adalah produsen teratas batu berwarna seperti aquamarine, topaz, turmalin, garnet, amethyst, dan unam, dll dan menghasilkan 90% dari pasokan dunia terbesar dari semi batu mulia. Cina memproduksi aquamarine, batu giok, peridot, dan berbagai produk batu semi mulia lainnya. Mengenai berlian, Organisasi Pusat Jual berlian yaitu De Beers yang berkonsolidasi dengan Mines Ltd terletak di London adalah pemasok batu berlian alami yang bertugas untuk mendistribusikan ke seluruh bagian dunia. De Beers memegang hak mutlak dalam memproduksi dan menjual berlian, dan dikatakan memiliki sekitar 80% dari berlian alami yang diproduksi secara global. Batu-batu ini dipoles dan diproses di daerah terbatas (India, Israel, Belgia) dan kemudian diekspor. Titik distribusi untuk berlian biasanya tempat di mana mereka dipoles dan diproses. Akibatnya, Jepang mengimpor substansial jumlah berlian dari India, Israel, dan Belgia. Gambar 9: Negara pengimpor semi -precious stones di Jepang Tabel 7: Negara impor semi-precious stones di Jepang Aksesoris Negara pengekspor terbesar untuk aksesoris ke Jepang adalah China dengan hasil mencapai ¥9,3 milliar (saham 42,7%) dengan hasil peroduksi mencapai 1.521 ton (saham 73,0%) yang berarti memiliki pasar saham terbesar. Hal ini disebabkan pada umumnya China menjual barang dengan harga yang lebih murah apabila dibandingkan 15 dengan negara-negara lainnya di dunia, dengan harga hanya sekitar ¥6 per gram, dan mencapai volume tertinggi sebagai negara impor di Jepang. Negara Jepang banyak mengimpor aksesoris terbesar dari Asia dan Eropa. Untuk harga rata-rata perunit terendah berasal dari Asia, dan harga rata-rata tertinggi per unit berasal dari Eropa. Dimana Asia lebih memfokuskan kepada persaingan harga, Eropa lebih memfokuskan kepada model dengan merek-merek ternama yang sangat terkenal dan memiliki peminatan yang tinggi di Jepang. Gambar 10: Negara pengimpor aksesoris di Jepang Tabel 8: Negara impor aksesoris di Jepang Hampir 100% dari logam mulia dan perhiasan yang digunakan untuk perhiasan di Jepang diimpor. Merek-merek mewah memegang posisi terkemuka di pasar Jepang, dan dikatakan bahwa merek –merek untuk barang impor mencapai 20 sampai 30% (basis value) dari pasar perhiasan. Di antara merek-merek dunia, terutama Tiffany (AS), Cartier (Perancis), dan Bvlgari (Italia) yang dikenal sebagai "Tiga Besar industri perhiasan" dan memiliki nilai penjualan yang tinggi. Merek-merek kelas atas telah membuka toko di lokasi bergengsi seperti Marunouchi dan Ginza di pusat kota Tokyo, dan juga toko terletak di outlet Mall pinggiran kota, berusaha untuk memperluas penjualan. Namun, karena banyak dari produk merekadejual dengan harga yang relatif mahal, mereka sangat dipengaruhi oleh sikap konservatif dari konsumen dan pasar terhadap perhiasan mewah , maka peminatan untuk produk-produk dari merek-merek mewah tersebut menurun. 16 Tabel 9: Negara pengimpor accessories berdasarkan kategori (2010, valuebasis) Karena hampir 100% dari bahan untuk logam mulia dan perhiasan bergantung pada impor, volume impor sangat berfluktuasi tergantung pada permintaan konsumen. Logam mulia dan perhiasan adalah barang yang tidak penting yang dibeli dengan menggunakan pendapatan yang berlebih pada saat itu. Ketika dunia usaha mengalami keterpurukan, konsumen cenderung memiliki minat dan keinginan yang kurang untuk membeli logam mulia dan perhiasan. Karena tren ini, penurunan volume impor yang menonjol terutama dalam produk-produk mahal seperti perhiasan dan batu berwarna. Selain itu, tren baru-baru ini telah diperkirakan sebelumnya bahwa i logam mulia dan perhiasan sebagai fashion, bukannya menempatkan penekanan pada nilai dari properti tersebut. Harga logam mulia dan perhiasan yang terjangkau dalam dunia mode, semakin tidak relevan bagi dunia mode, karena tidak sesuai dengan fashion yang digunakan yang cenderung terkesan mewah dan elegan. Sehingga akan lebih mudah jika produk tersebut dapat disesuikan dengan dunia fashion yang saat ini bayak diminati oleh masyarakat dunia. Perhiasan yang digunakan untuk dekorasi diri sendiri, maka ada kesan yang kuat bahwa itu adalah produk mewah. Oleh karena itu sering terjadi bahwa konsumen membeli perhiasan ketika mereka memiliki uang ekstra, dan permintaan sangat rentan terhadap kondisi bisnis. Pasar perhiasan Jepang (pasar untuk logam mulia dan 17 perhiasan) mencapai semua ukuran-catatan waktu 2 triliun yen atau lebih pada tahun 1990 (secara harga eceran). Namun demikian, setelah runtuhnya ekonomi di awal 1990-an, maka minat masyarakat terhadap perhiasan mulai menurun tajam. Sekitar tahun 2005, dengan tanda-tanda ekonomi meningkat kembali maka berarti pemulihan juga dalam perjalanan pasar perhiasan. Namun, akibat krisis keuangan global 2008, konsumen membeli barang perhiasan dengan motif mengambil keuntungan lebih besar, dengan ukuran pasar pada tahun 2009 di ¥ 928.3milliar (menurut Asosiasi Perhiasan Jepang),menurun setengah dari ukuran puncaknya. Kecenderungan baru-baru ini adalah produk mahal tidak menjual di toko-toko ritel, karena motivasi konsumen yang rendah. Jumlah pembelian rata-rata per pelanggan berkurang, menyebabkan penurunan berkelanjutan dalam penjualan. Tokotoko eceran telah mencoba untuk melengkapi penurunan penjualan dengan menjual harga yang lebih rendah untuk produk seperti kelas rendah (kemurnian rendah pada produk, produk menggunakan batu semi mulia yang lebih kecil, dan produk menggunakan zirkonia kubik (batu buatan). Akibatnya, lingkaran dari jumlah pembelian rata-rata menurun ke tingkat yang lebih rendah telah terjadi. Selain itu, permintaan untuk perhiasan pengantin seperti cincin pertunangan dan cincin kawin, dianggap membuat 20% dari pasar perhiasan, juga menyusut karena tren terbaru dalam penurunan pernikahan karena pasangan yang akan menikah pada tahap berikutnya atau tidak sama semua. Selain itu, ada kasus di mana pasangan hanya membeli cincin pernikahan dan tidak cincin pertunangan sehingga mereka dapat mengurangi biaya pernikahan. Meskipun demikian, dikatakan bahwa pasar perhiasan mengalami penurunan pada posisi terendah yaitu pada tahun 2009 dan menunjukkan sedikit pemulihan di tahun 2010, dengan kondisi ekonomi yang berada pada tren parsial. Terutama di kalangan generasi muda,dimana konsumen tidak terlalu mementingkan pada bahan yang digunakan dalam perhiasan meningkat. Untuk "perhiasan fashion" di mana konsumen menikmati perhiasan sebagai busana murah dalam kisaran harga yang lebih rendah dari beberapa puluh ribu yen, mereka hanya perlu puas dengan faktor-faktor seperti desain. Mereka tidak mencari bahan bernilai tinggi seperti emas atau platinum, dan tidak banyak peduli tentang kemurnian dari produk yang dihasilkan. Faktor terpenting disni adalah berapa banyak mereka dapat menikmati dan puas dengan produk, yang biasanya berarti faktor-faktor seperti desain, tren, dan bagaimana dengan mudah dapat dikoordinasikan dengan busana sehari-hari. Salah satu contoh dari produk yang populer adalah perhiasan yang dibuat dengan kubik zirkonia (Batu buatan). Cubic zirkonia adalah batu buatan yang sangat sulit untuk dibedakan dari berlian dikarenakan penampilan. Ini adalah materi yang cukup untuk berkoordinasi dan beradaptasi dengan pakaian dan gaya seseorang. Dengan demikian, konsumen lebih peduli tentang kemudahan koordinasi, bukan nilai aset dari produk. Karena ada sejumlah besar produk-produk praktis dengan harrga yang cukup murah di pasar, dan produk tersbeut harus dibedakan dari produk lain dengan memberikan 18 makna terhadap konsep produk atau desain, atau membuat cerita dari produk untuk menarik konsumen. Di pasar perhiasan, wanita memainkan peran penting. Sebuah tren baru-baru ini patut dicatat di Jepang adalah "hadiah untuk diri saya sendiri" dimana trend pembelian seperti ini mengalami peningkatan di daerah metropolitan. Pola yang paling menonjol adalah terdapat pada wanita bekerja yang merasa bahwa mereka ingin menghadiahi dirinya sendiri atas hasil dari kerja keras mereka dengan membeli perhiasan untuk diri mereka sendiri. Jenis perhiasan yang mereka akan beli berbeda dari "fashion perhiasan" yang biasanya mereka beli. Mereka akan memilih barangbarang perhiasan sederhana namun berkualitas tinggi yang dapat dikenakan ke kantor, dengan kisaran harga sekitar ¥ 200,000-300,000 sebagai "hadiah." Dalam banyak kasus seperti ini, konsumen akan memilih produk yang menempatkan bahwa bahan yang digunakan lebih penting. Berlian adalah perhiasan terkenal dari Afrika. Ada beberapa toko yang menjual perhiasan berlian dari Afrika dengan menggunakan dan mempromosikan konsep merek terkenal batu lainnya dari Afrika termasuk "tanzanite," yang menjadi terkenal karena Tiffany menggunakan perhiasan batu, dan "garnet hijau" dari Kenya. 2. Ekspor dan Impor Logam Mulia dan Perhiasan Jepang Batu mulia dan perhiasan memiliki nilai yang tinggi bagi setiap pemiliknya, dikarenakan terdapat trend tersendiri bagi pemiliknya karena dapat mencegah mereka dari keterpurukan ekonomi pada saat perekonomian sedang mengalami resesi, yang tidak hanya terjadi di Jepang melainkan juga seluruh dunia. Pada masa ini, masyarakat lebih memiliki minat yang sangat tinggi terhadap logam mulia dan perhiasan untuk mengantisipasi resesi ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1990 an. Pada tahun 2005, ketika ekonomi sudah mulai menunjukkan adanya perbaikan, minat masyarakat terhadap batu mulia dan perhiasan menurun. Namun, pada tahun 2008 permintaan terhadap batu mulia semakin terpuruk karena adanya inflasi. Namun, keadaan semakin mebaik memasuk era tahun 2010, dimana perekonomian sudah semakin stabil, sehingga mengakibatkan minat masyarkat jepang untuk memiliki batu mulia dan perhiasan semakin meningkat. Hal ini membuat pemerintah Jepang semakin giat untuk mengimpor batu mulia dan perhiasan dari negara-negara penghasil kedua jenis produk tersebut dan turunannya untuk memasuki pasar Jepang. 19 Gambar 11: Grafik perubahan trend impor untuk logam mulia dan aksesories di Jepang Perhiasan Perhiasan impor mengalami penurunan di Jepang pada akhir tahun 2009, namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga mencapai ¥ 114 milliar (meningkat hingga 109% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya), dengan basis jumlah produk dapat mencapai hingga 26 ton (meningkat hingga 112% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Dilihat berdasarkan golongannya, impor perhiasan emas dapat mencapai ¥ 58,5 milliar (meningkat hingga 110% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 20 ton (meningkat hingga 114% dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Impor platinum mencapai ¥38,2 milliar (meningkat hingga mencapai 114% dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 6 ton (meningkat sekitar 109% dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Kedua produk turunan dari perhiasan impor yaitu emas dan platinum, masing-masing mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sementara untuk perhiasan perak justru mengalami penurunan dikarenakan produk dari perak tersebut kurang diminati oleh masyarakat , sehingga produk perhiasan yang terbuat dari perak tersebut mengalami penurunan sebanyak ¥ 17,3milliar (menurun hingga 95% dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 110 ton (menurun sekitar 85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Batu Berwarna Pada tahun 2010, impor batu berwarna dapat mencapai hingga ¥6,3 milliar mengalami penurunan hingga 91% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah produk hanya mencapai 1.035 ton (menurun hingga 89% dibandingkan 20 dengan tahun sebelumnya). Untuk hasil turunan dari produk impor batu warna seperti batu mulia hanya sekitar ¥2,2 milliar dengan jumlah produk sekitar 3 ton, dan semi batu mulia hanya mampu mencapai ¥ 4,1 milliar dengan jumlah produk hanya mencapai 1.032 ton. Rasio batu mulia terhadap batu semi mulia bervariasi antara basis nilai dan basis volume. Meskipun batu mulia mencapai 34,9% dari batu-batu berwarna namun dilihat dari segi nilai, angka tersebut termasuk kecil hanya 0,3% dalam hal volume. Hal ini karena ada kesenjangan yang besar dalam kisaran harga antara batu mulia dan batu semi mulia, dengan biaya rata-rata sebelumnya yaitu mencapai 723 yen per karat dan terakhir biaya menurun hingga hanya sekitar 4 yen untuk volume yang sama. Impor batu berwarna telah terus menurun dan jumlah impor untuk tahun 2010 telah menurun menjadi setengah dari tahun 2006. Kurangnya tren permintaan dalam perhiasan dengan menggunakan batu-batu berwarna adalah sebagai berikut: popularitas batu berwarna berkurang, tidak ada pertumbuhan yang berarti dalam penjualan produk mahal, adanya konsumen yang memilih untuk membeli produk murah dengan bahan produksi menjadi nomor sekian dan banyak konsumen yang lebih memilih untuk menggunakan batu-batu berwarna yang kecil dan murah. Aksesories Diantara barang-barang impor seperti logam dan perhiasan, aksesoris memiliki jumlah tertinggi hingga mencapai ¥21,8 milliar jika dilihat dari segi nilai (meningkat sekitar 108% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 2.085 ton (meningkat sekitar 97% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Dari total keseluruhan nilai aksesories yaitu ¥ 21,8 milliar, ¥ 14,5 milliar dintaranya (sekitar 70 %) adalah perhiasan yang berasal dari logam seperti titanium dan stainless steel ("Aksesori dari logam mulia" atau "aksesori dari logam tidak mulia (disepuh dengan logam mulia)" dalam tabel di bawah). Selain itu, aksesoris yang dibuat dengan plastik ("aksesoris plastik") dan aksesoris yang dibuat dengan menggabungkan berbagai bahan seperti kayu dan kaca, kerang dan plastik ("aksesoris kombinasi") juga telah diterima dengan baik. Alasan mengapa aksesoris tersebut diatas disukai adalah karena konsumen cenderung memilih produk modis dengan harga yang wajar, bahan yang digunakan menjadi nomor sekian. 21 Tabel 10: Tabel perubahan trend impor untuk logam mulia dan aksesoris di Jepang tahun 2006-2010 3. Kebijakan impor Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang 1) Undang-undang Impor dan Prosedur Pada prinsipnya, tidak ada pembatasan hukum khusus pada impor perhiasan dan aksesoris. Namun, produk yang menggunakan spesies tertentu seperti fauna liar dan flora (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau dilarang berdasarkan ketentuan dari (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, CITES). Pemasukan berlian alami tunduk pada ketentuan Undang-undang Devisa dan Perdagangan Luar Negeri di bawah international Kimberley Process Certificate program. Selain itu, Customs Tariff Act melarang mengimpor barang-barang palsu dengan menggunakan namamerek produk dan salinan tiruan, dan barang-barang tersebut dapat disita atau dimusnahkan di pabean berdasarkan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan. Importir bahkan dapat dikenakan hukuman pidana, termasuk denda dan hukuman penjara. 22 Dari spesies tertentu (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau dilarang oleh ketentuan Undang-Undang tentang Konservasi Spesies Terancam Punah Fauna dan Flora Liar. Selain ini, pintu-ke-pintu penjualan, penjualan mail order, rantai penjualan, dan transaksi komersial lainnya yang ditentukan tunduk pada ketentuan UU Transaksi Komersial Ditentukan. Wadah dan kemasan juga dapat dikenakan pelabelan identifier ketentuan UU pada Promosi Pemanfaatan Efektif Sumber Daya, dan daur ulang ketentuan UU pada Promosi Garbage Collection Diurutkan dan Daur Ulang Wadah dan Kemasan (tertentu skala kecil penyedia dikecualikan dari regulasi). Berdasarkan ketentuan dari Konvensi Washington, Bursa Asing dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri mengatur mengimpor spesies fauna liar dan flora yang tercantum dalam Lampiran pada Konvensi. Ini mencakup tidak hanya fauna dan flora liar sendiri, tetapi juga produk yang dibuat seluruhnya atau sebagian dari mereka. Konvensi Washington berlaku untuk tiga spesies, untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Trade Licensing Division, Trade and Control Department, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry. A: Lampiran I (Semua spesies terancam punah) Lalu lintas komersial dalam spesies atau produk yang terbuat dari spesies tersebut dilarang. Perdagangan diperbolehkan dalam kasus-kasus khusus seperti untuk tujuan akademis.harus melalui izin ekspor yang dikeluarkan oleh pemerintah pengekspor dan persetujuan impor oleh Minister of Economy, Trade and Industry diperlukan. Contoh: gajah Asia (gajah India), gajah Afrika (tidak termasuk mereka yang berasal dari Botswana, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe, yang disebutkan dalam Lampiran II) B: Lampiran II (Semua spesies yang membutuhkan regulasi internasional yang ketat untuk mencegah bahaya kepunahan) Importir dari setiap spesies atau produk yang dibuat dari anggota spesies tersebut harus hadir untuk sertifikat ekspor pihak pabean Jepang atau reekspor sertifikat dari otoritas pengelolaan negara pengekspor. Beberapa spesies membutuhkan konfirmasi terlebih dahulu oleh Minister of Economy, Trade and Industry Contoh: gajah Afrika (terbatas pada mereka yang berasal dari Botswana, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe),Semua jenis Antipatharia (karang hitam), helioporidae (karang biru), Scleractinia (berbatu karang), tubiporidae (organ-pipe karang), milleporidae (api karang), dan stylasteridae (karang renda) 23 C: Lampiran III (Semua spesies yang diidentifikasi sebagai species yang terancam punah yang berasal dari pihak manapun harus tunduk pada peraturan dan membutuhkan kerja sama dari pihak lain dalam pengendalian perdagangan) Importir dari setiap spesies atau produk yang dibuat dari anggota spesies tersebut untuk tujuan komersial harus hadir untuk memperoleh sertifikat ekspor dari negara Jepang dan sertifikat asal barang tersebut yang dikeluarkan oleh otoritas manajemen negara pengekspor, atau sertifikat yang diberikan oleh otoritas manajemen negara re-ekspor spesimen tersebut yang diolah di negara itu. Beberapa spesies membutuhkan konfirmasi terlebih dahulu oleh Minister of Economy, Trade and Industry Contoh: Corallium elatius (karang merah muda), Corallium japonicum (karang merah), Corallium konojoi (karang putih), dan secundum Corallium (karang mentah) dari China Bahan dapat dibesarkan di penangkaran untuk tujuan komersial, atau yang diperoleh sebelum memperoleh ketenuan dari Konvensi asalkan memperoleh jaminan sertifikat dari otoritas manajemen negara pengekspor. Hal ini lebih baik ketika mengimpor logam mulia dan Perhiasan mengandung gading, karang dan spesies tertentu lainnya yang tercantum di dalam faktur. 2) Undang-undang dan Prosedur Waktu Penjualan Import Trade Control Order of the Foreign Exchange and Foreign Trade Act (Under the Kimberley Process Certificate System) Penjualan logam mulia dan Perhiasan harus tunduk pada provisions of the Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations. Berbagai Undangundang properti intelektual (UU Merek, Desain Act, Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat, dll) mengatur produk yang melanggar merek dagang, hak desain dan hak kekayaan intelektual. Ini termasuk salinan tiruan, nama dagang menyesatkan, dan penggunaan yang tidak sah dari karakter dalam iklan. Calon importir harus menyadari pertimbangan, sebagai pemegang hak dapat memulai tindakan hukum. Produk dari spesies tertentu (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau dilarang oleh ketentuan (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, CITES). Selain ini, penjualan dari pintu ke pintu, penjualan melalui email, rantai penjualan, dan transaksi komersial lainnya yang ditentukan harus tunduk pada ketentuan yang terdapat di dalam provisions of the Act on Specified Commercial Transactions. Wadah dan kemasan juga dapat dikenakan pelabelan yang didasrakan pada ketentuan yang berlaku di dalam UU Promosi Pemanfaatan Efektif 24 Sumber Daya, dan daur ulang dan UU untuk daur ulang, namun untuk dikecualikan dari regulasi). skala kecil 3) Pelabelan (1) Pelabelan bawah Peraturan Hukum Berdasarkan UU Pemanfaatan Sumber daya Promosi , wadah khusus dan kemasan tunduk pada identifier ketentuan pelabelan, dalam rangka untuk mempromosikan koleksi terpilih. Ketika kertas atau plastik digunakan sebagai bahan kemasan pembungkus produk, atau untuk label, kemasan eksternal atau tempat lain, tanda pengenal materi harus ditampilkan setidaknya berada di satu tempat di sisi wadah dengan informasi di mana bahan tersebut digunakan. Contoh: Gambar 12: Label pembungkus produk untuk perhiasan (2) Labeling under Industry-level Voluntary Restraint Hallmark oleh Jepang Mint The Japan Mint melakukan tes kualitas produk logam mulia di bawah gradasi sistem verifikasi atas permintaan dari produsen produk logam dan distributor. Sebuah kode sertifikasi, disebut sebagai "Hallmark," dicap pada produk lulus tes untuk menunjukkan tingkat kemurnian logam yang digunakan. Sistem ini bersifat sukarela, tetapi menandai perhiasan di Jepang dengan cara ini memiliki lebih atau kurang menjadi praktek standar. Perhiasan yang terbuat di negara lain juga dikenakan semacam tanda logam konten, tetapi tidak konsisten untuk standar yang diakui secara internasional mengenai logam mulia atau sesuai dengan standar kualitas dari pelabelan. 25 Contact: Operations Management Dept., Tokyo Branch, Japan Mint TEL: +81-3-3987-3136 http://www.mint.go.jp Gambar 13: Label berdasarkan kualitas perhiasan (3) Tanda Kualitas oleh Asosiasi Perhiasan Jepang Asosiasi Perhiasan Jepang telah menerapkan sistem tanda untuk produk berkualitas. Hal ini menjamin kualitas (isi logam mulia) dari logam mulia. Di bawah sistem ini, tanggung jawab Labeler (anggota Asosiasi) didefinisikan secara jelas oleh stamping merek dagang terdaftar dan tanda Labeler identifikasi. Tanda kualitas ditampilkan secara sukarela oleh labelers yang terdaftar di bawah komite menandai kualitas dari Asosiasi Perhiasan Jepang. Contact: Japan Jewellery Association TEL: +81-3-3835-8567 http://www.jja.ne.jp Contoh: Gambar 14: Label berdasarkan kualitas oleh asosiasi perhiasan di Jepang (4) Standar Penilaian Sukarela Asosiasi Gemological Laboratories Jepang (AGL) dan Perhiasan Asosiasi Jepang (JJA) telah mendirikan "Aturan untuk definisi dan metode penamaan batu permata dan bahan yang digunakan untuk aksesori fashion," dan memberikan item nama mineral, nama materi, dan nama batu permata yang akan dijelaskan dalam penilaian mereka (pernyataan tertulis pendapat gemologist). Dalam hal itu, mereka membuat keterbukaan informasi sesuai dengan "komentar pengungkapan" untuk menginformasikan konsumen mengenai fakta perbaikan dan perubahan pada warna dan penampilan selain memotong dan polishing. Anggota Asosiasi Perhiasan Jepang perlu untuk menggambarkan informasi bahwa dalam surat jaminan. pegawai Penjualan 26 juga diwajibkan untuk menginformasikan kepada pelanggan tentang fakta-fakta saat menjelaskan produk untuk tujuan penjualan. Selain itu, Asosiasi Perhiasan Jepang telah menetapkan pedoman etika tentang transaksi dalam industri. Contact: Japan Jewellery Association TEL: +81-3-3835-8567 http://www.jja.ne.jp The Association of Gemological Laboratories Japan TEL: +81-3-3835-8267 http://www.agl.jp (5) Petunjuk Peringatan yang Dikeluarkan Oleh Japan Jewelery Association Di Jepang, UU Kewajiban Produk (PL) telah disahkan dalam rangka menetapkan kewajiban untuk kompensasi dari produsen lain dalam kasus kerusakan bagi kehidupan manusia, tubuh atau properti yang diakibatkan adanya cacat pada barang-barang manufaktur. Importir bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh produk impor. Dalam industri perhiasan, potensi risiko mungkin termasuk alergi kulit yang disebabkan oleh aksesoris logam. Importir perlu mengambil tindakan hati-hati dalam mempersiapkan manual instruksi dan indikasi peringatan. Asosiasi Perhiasan Jepang mempersiapkan "kartu peringatan" untuk konsumen yang alergi terhadap produk tersebut sebagai tindak lanjut dari UU PL. Gambar 15: Label peringatan pemakaian perhiasan di Jepang 4. Alur Distribusi Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang Di masa lalu, kontrak konsinyasi disebut dengan "metode penjualan pembelian" yang umum bagi sebagian besar kalangan pengecer lokal. Ini adalah sistem di mana pengecer melakukan pembayaran kepada pemasok sesuai dengan apa yang dijual sebenarnya. Dengan metode ini, toko-toko ritel mampu mengurangi risiko membeli produk yang tidak terjual. Namun dalam beberapa tahun terakhir dengan persaingan harga yang semakit sengit, tren ini condong ke arah "metode pembelian," di mana toko pengecer sangat besar rantai distribusinya dan mampu untuk mendapatkan produk dengan biaya yang relatif rendah. Pembayaran biasanya dilakukan secara tunai atau dengan surat perjanjan dengan tanggal jatuh tempo berkisar dari 90 sampai 150 hari. Karena bahan-bahan alami seperti logam mulia dan perhiasan yang digunakan untuk membuat perhiasan, produksi massal dan standardisasi sulit, Oleh karena itu, 27 tidak ada pemain kunci yang mendominasi pasar, dan seluruh rantai pasokan termasuk produsen, grosir, dan pengecer didasari oleh usaha kecil dan menengah. Ini adalah salah satu karakteristik dari industri perhiasan. Akibatnya, struktur distribusi tumbuh lebih kompleks karena tidak adanya perusahaan terkemuka di pasar. Aliran dasar distribusi dari importir melalui produsen (materi), produsen (produk), grosir primer / manufaktur grosir, grosir sekunder, ke pengecer. Pada kenyataannya, ada volume perdagangan yang adil antara grosir dan antara pengecer, sehingga membuat struktur pemasaran menjadi berlapis-lapis. Pengecer memiliki berbagai jenis usaha. Angka untuk toko ritel hampir mendekati angka 20.000 termasuk toko yang tidak hanya menjual perhiasan tercatat tetapi juga kacamata, dan aksesoris mode lainnya. Saluran eceran termasuk department store, butik, pengecer massal, penjualan mail order, dan penjualan dari pintu-ke-pintu. perusahaan pembuat Pakaian dan tirai juga membuat langkah untuk memasuki pasar. Kecenderungan baru-baru ini untuk departemen store dan pengecer utama untuk beralih ke bentuk bisnis seperti SPA (Specialty store retailer of Private label Apparel) di mana perencanaan, manufaktur dan penjualan fungsi yang terintegrasi. Mereka juga membeli perhiasan langsung dari pemasok luar negeri tanpa melalui grosir, dan berusaha untuk menyediakan produk dengan biaya lebih rendah dengan memotong saluran distribusi pendek dan mengurangi margin. Akhir-akhir ini juga telah melihat pertumbuhan penjualan mail order, terutama melalui internet. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa konsumen, terutama generasi muda, umumnya menjadi lebih terbuka untuk belanja online. Produk yang dibeli secara online berada di kisaran harga beberapa ribu yen hingga sekitar sepuluh ribu yen, dan umumnya lebih murah daripada produk yang dibeli di toko-toko. Importir dalam negeri biasanya membeli logam mulia dan perhiasan langsung dari negara produsen atau di pusat-pusat perdagangan perhiasan. Menurut statistik perdagangan telah disebutkan, volume logam mulia dan perhiasan langsung yang diimpor ke Jepang dari Afrika kecil jumlahnya, bahkan tidak membuat sebuah peningkatan yang berarti di dalam persentase beberapa saham. Sebagian besar logam mulia dan perhiasan diproduksi di Afrika dikirim ke Jepang melalui polishing dan pengolahan pusat di Hong Kong atau Thailand. negara-negara lainnya (terutama Barat) terutama untuk perusahaan dengan namamerek ternama tidak pergi melalui rute distribusi yang disebutkan di atas. Produsen atau importir resmi biasanya menjual langsung kepada konsumen melalui outlet langsung. 28 Gambar 16: Alur Distribusi Produk Batu Mulia dan Perhiasan 5. Hambatan lainnya 1) Kebijakan Tarif Dalam rangka mengajukan permohonan untuk tingkat tarif istimewa untuk barang yang diimpor dari negara-negara perlakuan istimewa, importir harus menyerahkan sertifikat negara asal barang preferensial dikeluarkan oleh pabean atau lembaga penerbit lainnya di negara pengekspor (tidak diperlukan jika nilai kena pajak total artikel tidak lebih dari ¥ 200.000). Untuk lebih jelasnya, Anda dapat menghubungi Biro Tarif dan pabean Departemen Keuangan. Untuk mengkonfirmasikan klasifikasi tarif atau tingkat tarif yang berlaku, akan lebih mudah untuk menggunakan penyelidikan secara lisan kepada bagian kepabeanan, atau melalui dokumen atau email, Untuk perhiasan impor sebagai konsinyasi atau karena impor diantisipasi, diperbolehkan untuk meminta mengembalikan tugas tarif dibayar pada saat impor setelah re-ekspor (pada prinsipnya, dalam waktu satu tahun setelah izin impor) dengan menggunakan sistem yang disebut "Refund pada ekspor barang yang sifat dan bentuknya tidak berubah pada saat mereka impor "(Pasal 19-3 UU Kepabeanan). 29 Tabel 11: Kebijakan tarif untuk logam mulia dan perhiasan Consumption tax adalah: (CIF + Tariff duties) 5% 2) Reputasi Pesaing Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Jepang banyak mengimpor produk-produk yang berasal dari Amerika Serikat, Perancis dan Italia untuk jenis produk perhiasan, batu berasal berasal dari asia dan Afrika, sednagkan untuk aksesori didominasi oleh China. China menjadi negara impor untuk produk aksesoris dikarena mereka berani mennjual harga yang lebih murah dibandingkan dengan negara-negra pesaing lainnya, walaupun untuk mutu masih kurang diperhatikan oleh mereka. Hal ini tentunya menguntungkan bagi konsumen Jepang yang memiliki penghasilan kecil 30 namun mereka juga ingin memiliki penampilan yang terbaik, tidak kalah dengan mereka yang berpenghasilan tinggi. 3) Promosi dan Pemasaran Peningkatan promosi dan pemasaran. Promosi dan pemasaran menjadi bagian paing penting di dalam perkebangan industry batu mulia dan perhiasan di dunia. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana negara pengimpor paham akan minat dari masyarakat dari negara yang akan dituju sebagai produsen utama.Di Jepang untuk mengetahui produk berupa perhiasan dan aksesoris, pada umumnya, masyarakat mengenal produk tersebut melalui majalah ,media online, media elektronik , exhibition dan lainnya. 31 BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Poin-poin berikut perlu dipertimbangkan dalam melakukan perdagangan logam mulia dan perhiasan untuk memasuki pasar Jepang. 1) Adanya praktik bisnis internasional yang dilakukan secara informal Perdagangan komersial di logam mulia dan perhiasan secara historis telah dicatat untuk mengandalkan pengaturan usaha informal berdasarkan saling percaya, di mana pihak beroperasi di bawah kontrak pembebasan bersyarat tanpa dokumen kontrak tertulis. Meskipun mungkin tidak ada perjanjian tertulis, orang-orang di industri ini masih mengharapkan kepatuhan yang ketat untuk pengembalian produk dan perjanjian pembayaran. 2) Bonding Procedure Perhiasan transaksi impor yang unik dalam arti bahwa pembeli dapat memeriksa produk yang sebenarnya sebelum membeli. Ada kasus di mana pembeli Jepang bepergian ke luar negeri untuk membeli produk, dan juga kasus di mana pemasok luar negeri membawa produk mereka ke Jepang. Dalam kedua kasus, pembeli Jepang dapat memeriksa produk sebelum membeli. Produk impor biasanya pergi melalui prosedur "aplikasi untuk impor dan pemeriksaan pabean," "kliring kebiasaan," dan "menerima izin impor" Karena perhiasan yang dibeli hanya setelah memeriksa produk yang sebenarnya., Ada kemungkinan bahwa produk akan kembali -diekspor dalam negosiasi bisnis kasus belum disepakati pada prosedur izin impor. Ini akan menyebabkan prosedur rumit termasuk prosedur impor dan re-ekspor prosedur. Dalam rangka untuk menyingkirkan prosedur rumit, importir perhiasan diperbolehkan untuk menggunakan prosedur ikatan yang memungkinkan mereka untuk melakukan inspeksi produk di kawasan berikat. Transaksi saat ini berlangsung di Trade Jewelry Center, Inc, di bawah pengawasan Kantor Bea Tokyo. Manfaat dari Bonding Procedure adalah sebagai berikut: Menyederhanakan pembayaran pajak oleh orang asing Pemasok dari negara lain dibebaskan dari proses merepotkan karena harus membayar bea tarif dan pajak konsumsi pada barang dagangan yang dibawa ke Jepang untuk pemeriksaan, kemudian harus mendapatkan pengembalian pajak pada barang dagangan yang tidak terjual. Setelah negosiasi selesai, pembeli Jepang dapat membayar pajak terutang pada barang yang dibeli saja. Inspeksi awal Pembeli Jepang memiliki kesempatan untuk memeriksa barang dagangan memerintahkan setelah tiba di Jepang, tetapi sebelum mereka harus menyerahkan pemberitahuan impor. Ini menyederhanakan proses jika barang 32 apapun harus dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau karena cacat. Transaksi berdasarkan pemeriksaan Proses bonding memberikan pembeli kesempatan untuk mengimpor hanya barang-barang yang mereka sukai dan mengirim kembali sisanya. Hal ini menghemat waktu dan uang yang dihabiskan bepergian ke luar negeri untuk memeriksa dan membeli perhiasan. 3) Contoh Produk Negara Berkembang di Jepang Batu murni dll dari negara-negara berkembang biasanya diimpor melalui pusat distribusi. Thailand adalah salah satu pusat distribusi, dan juga salah satu eksportir terkemuka logam mulia dan perhiasan untuk pasar Jepang. Negara ini memproduksi batu dipotong, dan juga pusat sebagai polishing dan lokasi pengolahan di seluruh dunia. Pemerintah Thailand dan asosiasi industri swasta bekerja sama untuk mencapai fokus nasional pada industri perhiasan. Sebagai contoh, Thailand memegang Gems Bangkok & Pameran Perhiasan, yang pada skala terbesar di Asia, dua kali setahun, disponsori oleh Departemen Promosi Ekspor, Kementerian Perdagangan, Pemerintah Kerajaan Thailand (DEP), dan Thai Gem and Jewelry Traders Association (TGJTA). Negara ini juga aktif di Jepang dan telah mengadakan seminar yang disebut " “Thailand and Japan Color Stone Education Program" selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010. Seminar ini, yang ditargetkan karyawan toko ritel, dikoordinasi oleh asosiasi industri perhiasan Jepang, DEP (Departemen Promosi Ekspor, Thailand) dan TGJTA (dan Thai Gem and Jewelry Traders Association). Tujuan dari seminar ini adalah untuk memperdalam pengetahuan pengecer batu tentang berwarna, dalam rangka memperluas penjualan. 4) Promosi Kegiatan Produk Impor The Japan Jewellery Association mengadakan International Jewellery Tokyo and Japan Jewellery Fair. Peristiwa ini terdiri dari pameran yang mengarah ke pertemuan bisnis. Mereka juga bertujuan untuk mempromosikan perhiasan untuk konsumen umum dengan memilih selebriti sebagai pemenang Awards Dresser Terbaik, dan memegang upacara penghargaan dan fashion show. Perusahaan dari negara / wilayah seperti Italia, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Jerman, dan Hong Kong juga mengikuti pameran didalam acara pameran tersebut. Logam mulia dan permata lainnya yang berhubungan dengan kegiatan juga diadakan. Jepang telah menetapkan 11 November hari peringatan di mana unit "karat" resmi didirikan di Jepang, sebagai "Hari Perhiasan." Asosiasi Perhiasan Jepang melakukan kampanye untuk mempromosikan kebiasaan memakai perhiasan dan memberikan hadiah perhiasan. Salah satu contoh adalah kegiatan penggalangan dana yang disebut " Jewelry Day Charity Campaign.” 33 BAB IV. INFORMASI PENTING 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007 2. Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066 Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E: [email protected] Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E: [email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E: [email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E: [email protected] 34 3. Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T : (817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E: [email protected] Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E: [email protected] Asosiasi Terkait Dengan Produk Batu Mulia dan Perhiasan 35 4. 5. Daftar Pameran Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang Informasi Terkait Dengan Pihak Berwenang Untuk Produk Batu Mulia dan Perhiasan 36 6. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Muhammad Lutfi Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku, Tokyo-to, 141-0022, Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email : [email protected] Website : www.indonesianembassy.jp ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email : [email protected] Website : www.itpc.or.jp KJRI Osaka Konsul Jenderal : Ibnu Hadi Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (+81-6) 6252-9826 Fax : (+81-6) 6252-9872 Email : [email protected] Website : www.indonesia-osaka.org 37 7. Daftar Importir Aksesoris di Jepang No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Perusahaan Accessory Marutaka Co.,Ltd Accessory Takahashi Co.,Ltd Asahi Pearl Co.,Ltd Alamat Telepon/Fax E-mail/Situs 1-8-10 Honjo Sumida-Ku, 130-0004 Tokyo T: 03-36251587 F: 03-36237926 1-1-1 Yanagibashi, TaitoKu 111-0052 Tokyo T: 03-38637441 F: 03-38637444 www.acmarutaka.co.j p www.atltd.co.jp 4-8-7 Taito,Taito-Ku 1100016 Tokyo T: 03-58125531 F: 03-58125550 www.asahipearl.co.jp Hayakawa Silver Corporation Ishifuku Jewelry Parts Co.,Ltd Matsumura Gold & Silver Co.,Ltd Mikimoto Jewelry Mfg Co.,Ltd Murao Co.,Ltd 2-6-43 Suido-Cho, Tsubame 959-1262 Niigata 5-22-6 Ueno, Taito-Ku 110-0005, Tokyo T: 0256-634741 F: 0256-642674 www.hayakaw asilver.co.jp T: 03-38325241 F: 03-38362063 www.ishifukuj p.co.jp 3-8-4 Higashitateishi, Katsushika-ku 124-0013 Tokyo T: 03-36940173 F: 03-36914601 www.kingin.co .jp 3-20-8 Aobadai, Meguroku 153-0042 Tokyo T: 03-34639221 F: 03-34960829 www.mikomot o-jf.co.jp 4-13-13 Tatekawa, Sumida-ku 130-0023 Tokyo 1-15-3 Ueno, Taito-ku 110-8546 Tokyo 4-24-26 Chuo Warabi 335-0004 Saitama T: 03-56008260 F: 03-56008261 www.murao.c om T: 03-38328266 F: 03-38328270 T: 04-84315111 F: 04-84461666 www.nagahori .co.jp www.tsutsumi .co.jp Nagahori Corporation Tsutsumi Jewelry 38 REFERENSI 1. Guidebook for Export to Japan 2011 Precious Metal and Jewelry, Report March 2011 by JETRO, http://www.jetro.go.jp/ 2. Customs and Tariff Bureau, Ministry of Finance; http://www.mof.go.jp/english/ 3. Labelling http://www.mint.go.jp 4. Japan Jewelery Association http://www.jja.ne.jp 5. The Association of Gemological Laboratories Japan, http://www.agl.jp 6. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp 7. http://ekonomi..kompasiana.com 8. http://www.wikipedia.com 39