Laboratorium Sistem Elektronika

advertisement
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 1
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL I
SENSOR SUHU
1. Pendahuluan
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi
besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa metode
yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan
material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor suhu;

Mengetahui jenis sensor Exacon D-OS3;

Mendapatkan tegangan dari sensor suhu tersebut.

Mengetahui karakteristik dari sensor suhu tersebut.
3. Alat – Alat Praktikum
Alat praktikum meliputi :

Sensor suhu Exacon D-OS3;

Modul Pengolah Sinyal

Multimeter

Pemanas
4. Dasar Teori
Sensor suhu digunakan pada dunia instrumentasi dan kontrol untuk mendereksi
fenomena perubahan suhu. Pemilihan sensor suhu didasarkan pada kebutuhan atau
sistem yang telah diintegrasikan. Ada 4 jenis utama dari sensor suhu yaitu
Thermocouple, RTD, Thermistor, Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC). Dari ke-4 jenis
sensor suhu ini memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda dan juga mempunyai
dan kelebihan masing-masing. Yang kita bahas pada modul ini adalah jenis sensor
thermistor. Thermistor adalah salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien
temperatur yang sangat tinggi.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 2
Laboratorium Sistem Elektronika
Thermistor ini dibedakan dalam tiga jenis, yaitu thermistor yang mempunyai
koefisien temperatur negative yang biasa disingkat NTC (Negative Temperature
Coefficient), Thermistor yang mempunyai koefisien temperatur positif yang biasa
disingkat PTC (Positive Temperature Coefficient), dan thermistor yang mempunyai
tahanan temperature kritis yang biasa disingkat CTR (Critical Temperature Resistance).
Akan tetapi, pada umumnya, bila kita menyebut kata termistor, maka termistor yang
dimaksud adalah termistor NTC. Pada thermistor bisa menggunakan pembagi tegangan
dan jembatan wheatstone, karena karakteristiknya yakni resistansi yang berubah
terhadap waktu.
Gambar Grafik NTC dan PTC
Gambar Rangkaian Pembagi Tegangan
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 3
Laboratorium Sistem Elektronika
Keterangan :
TP1 adalah Tegangan Referensi
TP2 adalah Tegangan Output
Gambar Tampang Atas Modul
5. Prosedur Praktikum
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.
1. Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.
2. Siapkan pemanas untuk memanaskan objek yang akan diukur suhunya.
3. Tempel/Dekatkan sensor suhu tersebut ke objek yang dipanaskan, dan kemudian
ukur besar tegangan pada port output.
4. Bandingkan dengan hasil pada datasheet.
5. Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 4
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL II
SENSOR SUDUT
1. Pendahuluan
Sudut adalah suatu besaran yang dibangun oleh sinar yang diputar dengan pusat
perputaran suatu titik tertentu dari suatu posisi awal ke suatu posisi terminal. Kedua
sinar dinamakan kaki sudut dan pusat perputaran atau titik pertemuan kedua sinar
dinamakan titik sudut. Daerah bidang yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut dinamakan
daerah sudut.
Sensor sudut adalah sensor yang menentukan input berupa sudut seperti
potensiometer putar. Potensiometer putar ini merubah nilai hambatan dalam nilai
resistor tersebut dengan merubah atau memutar – mutar sudut dari potensiometer
tersebut.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor sudut;

Mengetahui jenis potensiometer;

Menentukan sudut yang akan diputar;

Mendapatkan data tegangan dari sudut potensiometer tersebut.
3. Alat – Alat Praktikum
Alat praktikum meliputi :

Modul

Sensor sudut potensiometer.

Busur

Multimeter
4. Dasar Teori
Potensiometer adalah resistor listrik manual adjustable yang menggunakan tiga
terminal. Dalam perangkat listrik banyak, potensiometer adalah apa yang menentukan
tingkat output. Sebagai contoh, di pengeras suara, potensiometer digunakan untuk
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 5
Laboratorium Sistem Elektronika
mengatur volume. Pada dimmer televisi, monitor komputer atau cahaya, dapat
digunakan untuk mengontrol kecerahan layar atau bola lampu.
Potensiometer juga dapat digunakan untuk mengontrol beda potensial, atau
tegangan, di sirkuit. Prinsipnya yang digunakan adalah sebagai resistor variable yang
dikonfigurasikan dalam rangkaian pembagi tegangan ataupun jembatan wheatstone.
Pada praktikum kali ini potensiometer yang digunakan adalah potensiometer putar.
Pada potensiometer putar diketahui bahwa nilai maksimum resistansi yang terukur
di terminal adalah sudut maksimumnya (0 º), sedangkan nilai minimum (360 º) atau
sebaliknya. Dengan demikian diperoleh hubungan sudut dan nilai resistansi. Prinsip
inilah yang digunakan pada praktikum kali ini.
Gambar Rangkaian Pembagi Tegangan
dengan Potensiometer
5. Prosedur Praktikum
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.
1. Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.
2. Siapkan multimeter untuk mengukur tegangan keluar dari modul.
3. Siapkan busur sebagai referensi untuk mengetahui nilai sudut.
4. Putar potensiometer sesuai arah putaran jarum jam.
5. Catat nilai tegangannya.
6. Ulangi untuk arah yang berlawan
7. Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 6
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL III
SENSOR TEKANAN
1. Pendahuluan
Sensor merupakan suatu peranti yang mengubah besaran nilai (energi) menjadi
satuan listrik sehingga dapat diukur dan ditentukan nilainya sesuai dengan data satuan
yang diterima pada sensor.
Kebanyakan sensor bekerja dengan mengubah beberapa parameter fisik seperti
temparatur atau posisi ke dalam sinyal listrik. Ini sebabnya mengapa sensor juga dikenal
sebagai transduser yaitu suatu peralatan yang mengubah energi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.
Sensor tekanan dapat diklasifikasikan dalam hal rentang ukur tekanan, rentang suhu
operasi, dan yang paling penting adalah jenis objek yang diukur. Konfigurasi dasar
pengukuran sensor tekanan ada tiga, yaitu tekanan mutlak (absolute), tekanan
diferensial, dan tekanan gauge. Sensor tekanan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah jenis MPX5100DP.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor tekanan;

Mengetahui jenis sensor MPX 5100 DP;

Mendapatkan data tegangan tekanan tersebut.
3. Alat – Alat Praktikum
Alat praktikum meliputi :

Modul

Sensor MPX 5100 DP

Multimeter

4. Dasar Teori
MPX5100DP memiliki rentang tekanan antara 0 kPa sampai 100 kPa. Konsumsi
arus sensor cukup rendah yaitu 10 mA (maksimum), dengan akurasi ±2.5 % V FSS (skala
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 7
Laboratorium Sistem Elektronika
maksimum span sebesar 4.5 volt), sensitifitas 45 mV/kPa dan stabilitas offset ±0.5 %
VFSS. Sensor MPX5100DP merupakan model sensor MPX5100 dengan tipe diferensial
dengan 2 port masukan tekanan, yakni port pertama untuk masukan tekanan objek ukur
dan port kedua untuk masukan tekanan referensi dan 6 pin.
Gambar Deskripsi Penggunaan Pin MPX5100DP
Deskripsi penggunaan pin pada MPX5100DP ditunjukkan oleh Gambar diatas. Pin 1
untuk tegangan keluaran, pin 2 untuk tegangan refrensi ground, pin 3 untuk tegangan
refrensi 5 volt, sedangkan pin 4,5 dan 6 tidak digunakan.
Seperti sensor takanan pada umumnya, sensor tekanan ini akan mengubah tekanan
menjadi tegangan. Semakin besar tekanan yang dihasilkan, semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan. Tegangan yang dihasilkan sensor ini masih berupa tegangan dengan
orde mV. Namun, karena sensor ini dilengkapi chip signal conditioned maka keluaran
dari sensor ini tidak perlu dikuatkan lagi.
5. Prosedur Praktikum
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.
1. Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.
2. Siapkan multimeter untuk mengukur tegangan keluar dari modul.
3. Siapkan objek sebagai input dari tekanan.
4. Perlakukan objek sedemikian rupa untuk mendapatkan variasi nilai tekanan.
5. Catat nilai tegangannya.
6. Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 8
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL IV
SENSOR BEBAN
1. Pendahuluan
Sensor berat adalah suatu alat yang dapat mendeteksi berat dan kemudian diubah
menjadi sinyal-sinyal listrik. Sensor berat ini termasuk bagian dari sensor mekanis.
Berbagai macam sensor saat ini telah banyak berkembang, yang mana seiring
perkembangan tersebut sensor menjadi suatu komponen penting dalam bidang
elektronika.
Tidak hanya elektonika, sensor juga berkembang di bidang lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Salah satu sensor yang sedang berkembang saat
ini adalah sensor gaya, dan lebih spesifiknya adalah flexiforce.
Prinsip kerja dari sensor ini tentu sesuai dengan namanya, yaitu untuk deteksi
adanya gaya yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan yang masuk dalam suatu alat.
Gaya itu sendiri menyebabkan terjadinya tegangan yang nantinya akan menimbulkan
suatu sinyal tertentu.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor beban;

Mengetahui jenis sensor flexi force;

Mendapatkan data tegangan dari sensor beban tersebut.
3. Alat – alat percobaan
Alat percobaan meliputi :

Modul

Sensor beban flexi force ;

Alat pengukur beban (flexi force)

Multimeter
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 9
Laboratorium Sistem Elektronika
4. Dasar Teori
Sensor flexiforce sebagai sensor gaya sebagaimana telah disebutkan di atas
berbentuk printed circuit yang sangat tipis dan fleksibel. Sensor flexiforce sangat mudah
diimplementasikan untuk mengukur gaya tekan antara 2 permukaan dalam berbagai
aplikasi. Sensor flexiforce bersifat resistif dan nilai konduktansinya berbanding lurus
dengan gaya/beban yang diterimanya. Semakin besar beban yang diterima sensor
flexiforce maka nilai hambatan output-nya akan semakin menurun. Pada keadaan tanpa
beban, resistansi sensor ini sebesar kurang lebih 20M ohm. Ketika diberi beban
maksimum, resistansi sensor akan turun hingga kurang lebih 20K ohm.
Perubahan resistansi yang ditimbulkan oleh flexiforce tersebut akan menyebabkan
munculnya sinyal seperti yang telah disebutkan di atas. Untuk memonitor perubahan
resistansi maka diperlukan rangkaian pembagi tegangan ataupun jembatan wheatstone.
Gambar Rangkaian Modul Flexiforce
Gambar Grafik Resistiansi, Konduktansi dan Force (Beban)
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 10
Laboratorium Sistem Elektronika
5. Prosedur Praktikum
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.
1. Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.
2. Siapkan multimeter untuk mengukur tegangan keluar dari modul.
3. Siapkan objek sebagai input dari berat atau beban.
4. Letakkan objek diatas flexiforce.
5. Catat nilai tegangannya.
6. Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 11
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL V
SENCOR CAHAYA
1. Pendahuluan
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton
menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor
cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu yang paling populer adalah kamera
digital. Pada saat ini sudah ada alat yang digunakan untuk mengukur cahaya yang
mempunyai 1 buah foton saja.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor cahaya (LDR);

Mengetahui jenis sensor cahaya;

Mendapatkan data ADC dan tegangan dari beban tersebut.
3. Alat – alat Praktikum
Alat percobaan meliputi :

Sensor cahaya (LDR) ;

Penghalang cahaya.

Sumber Cahaya
4. Dasar Teori
Sensor
cahaya
berfungsi
untuk
mengubah
intensitas
sinar/cahaya
menjadi
konduktivitas/arus litrik. Jenis-jenis sensor cahaya:
a) Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)
Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang
dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell.
Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin
besar. Simbol Solar Cell:
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 12
Laboratorium Sistem Elektronika
Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium arsenide
danselenium.
Gambar penampang solar cell
Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N.
Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang dan
elektron berpindah melalui hubungan “pn”. Besarnya arus yang mengalir sebanding
dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.
b) Fotoconductivity
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas.
Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulfide.
Tipe-tipe Fotoconductiv:

LDR (Light Dependent Resistor)
Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin
banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin besar

Fotodiode
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda.
Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini
adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada
pertemuan ”pn”.
Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn”
menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 13
Laboratorium Sistem Elektronika
berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga membangkitkan
pasangan elektron bebas dan hole.

Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor.
Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada fototransistor
dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan ”pn”.
5. Prosedur Praktikum
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.
1. Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.
2. Siapkan multimeter untuk mengukur tegangan keluar dari modul.
3. Siapkan objek sebagai input dari cahaya
4. Siapkan penghalang cahaya.
5. Letakkan objek diatas LDR
6. Catat nilai tegangannya.
7. Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 14
Laboratorium Sistem Elektronika
MODUL VI
SENSOR ARUS
1. Pendahuluan
Secara konvensional kuat arus dapat diukur dengan menghubungkan alat secara seri
pada rangkaian. Cara ini memiliki kelemahan karena mengganggu aliran arus yang akan
diukur. Kemajuan teknologi digital meningkatkan kemampuan alat ukur. Ukuran yang
semakin kecil sehingga mudah digunakan disamping harga yang semakin murah juga
didukung oleh kemajuan teknologi digital. Kemajuan ini menyebabkan penelitianpenelitian dapat dilakukan dengan lebih baik dan cepat.
Alat ukur dapat tersusun atas bagian digital dan analog. Ada tiga bagian utama
dalam suatu alat ukur, yaitu sensor, pengolah data dan penampil data. Alat ukur dengan
penampil digital memberikan banyak kemudahan seperti pembacaan yang lebih teliti
dan mudah dibaca karena tidak ada paralaks. Pengolahan data juga lebih mudah
dilakukan secara digital, walaupun ada beberapa bagian yang memang tidak bisa
mengabaikan kemampuan suatu rangkaian analog. Ada beberapa alat untuk mengukur
arus yang sering disebut sensor arus.
2. Tujuan
Tujuan praktikum modul ini adalah sebagai berikut :

Memahami cara kerja sensor arus.

Mengetahui jenis sensor arus;

Mendapatkan data tegangan dari rangkaian sensor arus tersebut

Mengetahui karakteristik dari sensor arus.
3. Alat-Alat Praktikum
Alat percobaan meliputi :

Sensor Arus ;

Resistor Beban.

Multimeter.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 15
Laboratorium Sistem Elektronika
4. Dasar Teori
Dalam industri ada beberapa sensor arus yang sering digunakan, macam sensor arus
antara lain:

Sensor magnetic fluxgate
Dengan menggunakan sensor magnetik, arus dapat diukur tanpa harus mengganggu
aliran arus, karena yang diukur hanya kuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus
yang akan diukur. Dalam tulisan ini akan ditunjukkan penggunaan sensor magnetik
fluxgate untuk mengukur kuat arus. Dari hasil penelitian terlihat bahwa sensor magnetik
fluxgate yang digunakan dapat mengukur kuat arus dalam daerah pengukuran yang
cukup lebar dan dengan ketelitian ≤ 2 %.
Ada cukup banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik,
beberapa diantaranya adalah metode shunt resistif, transformator arus, dan sensor
magnetik. Pada praktikum modul kali ini hanya membahas sensor efek hall saja.

Sensor efek hall atau hall effect sensor
Sensor efek hall dapat digunakan karena sensor efek hall merespon medan magnet,
sedangkan medan magnet yang ditimbulkan arus selalu sebanding dengan besar
arusnya. Ini membuat sensor efek hall baik digunakan sebagai sensor arus. Sekedar
mengingat, Efek hall adalah suatu peristiwa berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam
pelat konduktor karena adanya pengaruh medan magnet. Ketika ada arus listrik yang
mengalir pada devais efek hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya
tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi
dan menghasilkan medan listrik. Medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz
yang bekerja pada partikel menjadi sama dengan nol.
Sensor efek hall adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet.
Hasil keluaran dari sensor efek hall ini akan menghasilkan sebuah tegangan yang
proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh sensor efek hall.
Sensor efek hall ini terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi untuk mengalirkan
arus listrik.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 16
Laboratorium Sistem Elektronika
Gambar Sensor Efek Hall
Sensor efek hall yang tampak seperti pada gambar diatas yang hanya terdiri dari
sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing – masing sisi dari lapisan
silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan ketika lapisan silikon ini dialiri
arus listrik. Bila tidak ada medan magnet yang dideteksi maka arah arus listrik yang
mengalir pada silikon tersebut akan tepat ditengah – tengah lapisan silikon dan akan
menghasilkan tegangan 0 Volt karena tidak ada beda tegangan antara elektroda sebelah
kiri dan elektroda sebelah kanan.
Bila ada medan magnet yang terdeteksi oleh sensor efek hall maka arah arus listrik
yang mengalir pada lapisan silikon akan berbelok mendekati atau menjauhi sisi
elektroda yang dipengaruhi oleh medan magnet. Ketika arus yang melalui lapisan
silikon tersebut mendekati sisi elektroda sebelah kiri maka akan terjadi beda potensial
pada hasil keluarannya. Semakin besar kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh
sensor efek hall akan menyebabkan pembelokan arah arus listrik pada lapisan silikon
tersebut juga akan semakin besar dan beda potensial yang dihasilkan di antara kedua sisi
elektroda pada lapisan silikon sensor efek hall juga akan semakin besar.
Arah pembelokan arus listrik pada lapisan silikon ini dapat digunakan untuk
mengetahui atau mengidentifikasi polaritas atau kutub medan magnet pada sensor efek
hall. Sensor efek hall ini dapat bekerja jika hanya salah satu sisi elektroda pada sensor
efek hall dipengaruhi oleh medan magnet. Jika kedua sisi silikon dipengaruhi oleh
medan magnet maka arah arus listrik pada lapisan silikon tidak akan mengalami
pembelokan.
Modul Praktikum Teknik Pengukuran 17
Laboratorium Sistem Elektronika
5. Prosedur Percobaan
Cara untuk mendapatkan data Voltage adalah sebagai berikut.

Sambungkan Catu Daya 5 Volt pada kutub positif dan negatif dari
rangkaian/modul praktikum.

Siapkan multimeter untuk mengukur tegangan keluar dari modul.

Siapkan multimeter untuk mengukur arus yang keluar dari rangkaian.

LetCatat nilai-nilainya.

Tulislah hasil analisis pada jurnal dan buatlah kesimpulan dari praktikum ini.
Download