1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kayu-kayu dari

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu-kayu dari hutan tanaman baik hutan tanaman industri (HTI) maupun
hutan rakyat diperkirakan akan mendominasi pasar kayu pada masa mendatang
seiring berkurangnya produktifitas dan kualitas tegakan hutan alam yang ada. Hal
ini tercermin dari cenderung meningkatnya permintaan akan jenis-jenis kayu yang
selama ini kurang dikenal sejak lima tahun terakhir. Sedangkan kayu-kayu
tersebut membutuhkan perlakuan-perlakuan tertentu sebelum digunakan karena
perbedaan karakteristik bila dibandingkan dengan kayu-kayu hutan alam. Kayu
hasil hutan tanaman pada umumnya lebih inferior khususnya dari segi kekuatan
dan keawetan (Shepard 1982).
Salah satu perlakuan yang telah diterapkan dalam rangka meningkatkan
kualitas dan sifat-sifat kayu tersebut adalah dengan densifikasi (densifying), baik
secara impregnasi (impregnation) maupun pengempaan (compression) karena
keduanya dapat memodifikasi sifat kayu sesuai dengan yang diinginkan
(Kollmann et al. 1975).
Densifikasi dengan cara impregnasi pada prinsipnya adalah memasukkan
bahan-bahan yang bersifat bulking seperti resin fenol formaldehida, larutan vinil,
resin alam cair, lilin, sulfur, dan logam ringan ke dalam kayu sehingga rongga
sel-sel penyusun kayu akan terisi, baik penuh atau pun sebagian.
Menurut
Haygreen dan Bowyer (1987), memperlakukan kayu dengan bahan-bahan
yang bersifat bulking merupakan salah satu pendekatan yang cukup berhasil
dalam mengatasi masalah ketidakstabilan dimensi kayu akibat perubahan
nilai kadar air.
Densifikasi dengan cara pengempaan juga dapat memodifikasi sifat-sifat
kayu bila dilakukan secara tepat (Stamm 1964). Proses yang dilakukan adalah
mengempa kayu pada suhu dan tekanan tertentu selama jangka waktu yang
ditentukan. Pengempaan mengakibatkan berkurangnya porositas kayu karena
dinding sel penyusun kayu merapat satu dengan lainnya akibat melunaknya lignin.
Penelitian mengenai densifikasi kayu telah banyak dilakukan, beberapa
diantaranya penelitian densifikasi dengan kompresi yang dilakukan oleh
1
Mc.Millan et al. 1977; Kubojimo et al. 1998; Dwianto 1999 dan Darwis 2008.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan beberapa sifat fisis dan
mekanis kayu secara signifikan. Berat jenis kayu meningkat hingga1.25-1.4 kali.
Densifikasi juga mengakibatkan terjadinya perubahan warna dan meningkatkan
kualitas permukaan kayu. Akibat dipadatkan, kayu menjadi lebih gelap dan lebih
atraktif, sementara permukaannya menjadi lebih halus dan mengkilat (Mc.Millan
et al. 1977; Kubojimo et al. 1998). Kayu daun jarum cenderung menghasilkan BJ
yang lebih tinggi setelah dipadatkan dibandingkan dengan kayu daun lebar
(Darwis 2008).
Menurut Dwianto (1999), peningkatan sifat-sifat kayu sebagaimana di atas
bergantung pada kondisi pengempaan yang diterapkan. Pengempaan pada suhu
180oC akan menghasilkan kayu yang paling stabil, karena pengempaan di bawah
180oC masih mengakibatkan kayu cenderung kembali ke ukuran asal (springback)
sedangkan di atas 180oC kayu akan rusak. Hasil penelitian Darwis (2008)
menunjukkan bahwa sel-sel penyusun kayu cenderung memipih setelah
dipadatkan. Semakin tinggi tingkat densifikasinya, maka jumlah sel-sel yang
terpadatkan akan semakin banyak.
Sedangkan hasil-hasil penelitian mengenai densifikasi kayu dengan
impregnasi yang telah dilakukan, menunjukkan adanya peningkatan beberapa
sifat fisis dan mekanis kayu secara signifikan. Gugus glycidyl dan sambungan
ikatan rangkap dalam glycidyl methacrylate (GMA) dapat bereaksi dengan
gugus hidroksil dari selulosa yang terdapat pada kayu sehingga dapat
meningkatkan sifat-sifatnya (Rashmi et al. 2003). Campuran monomer stirena
(ST) dan metil methacrylate (MMA) dapat meningkatkan kekuatan kompresi,
modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity ( MOE) dan ketahanan terhadap
jamur (Yildiz et al. 2005). Modifikasi kayu poplar dengan polystirena telah
meningkatkan kekerasan kekuatan lentur statis dan keuletan.
Peningkatan
keuletan tergantung pada kandungan polimer sampai pada batas tertentu (Ibach et
al. 2005).
Perlakuan densifikasi yang diterapkan oleh para peneliti terdahulu pada
umumnya bersifat menyeluruh, bukan parsial. Akibatnya over weight dan over
density acap kali merupakan suatu masalah. Dengan densifikasi parsial
2
peningkatan sifat-sifat kayu yang diinginkan dapat diusahakan semaksimal
mungkin, sementara penurunan sifat-sifat kayu atau pun kerusakan pada
komponen sel-sel penyusun kayu dapat diminimalisir.
Meskipun proses densifikasi yang selama ini dilakukan pada umumnya
telah berhasil membuktikan adanya peningkatan beberapa sifat fisis, mekanis dan
fisik/keragaan kayu, penelitian-penelitian tersebut belum banyak menjelaskan
fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini akan lebih memfokuskan
pada fenomena yang terjadi pada kayu saat kayu dipadatkan khususnya yang
terkait dengan perubahan dalam hal penurunan higroskopisitas, kristalinitas,
komponen kimiawi dinding sel, dan distribusi (relokasi) lignin sebagai komponen
perekat antar dinding sel. Dengan mengetahui fenomena yang terjadi, kondisi
densifikasi dapat ditetapkan dengan lebih baik sehingga memberikan manfaat
yang lebih besar dimana kualitas kayu meningkat secara permanen tanpa
menimbulkan kerusakan yang berarti.
Target penelitian ini adalah memperoleh kayu terpadatkan yang sifat dan
kualitasnya minimal sama dengan kayu-kayu yang selama ini diminati sesuai
dengan peruntukannya sebagai bahan baku furniture tanpa merusak struktur sel
penyusun kayu dan tidak terlalu besar penambahan kerapatan kayu dan tidak
terlalu menambah berat kayu.
Perumusan Masalah
Beberapa akibat dari perlakuan densifikasi yang selama ini diterapkan
adalah cenderung pulihnya tebal kayu ke ukuran semula, rusaknya struktur sel-sel
penyusun kayu, bertambahnya kerapatan kayu, dan menurunnya beberapa sifat
kayu akibat kondisi densifikasi yang berlebihan. Untuk menghindari masalahmasalah tersebut, maka kondisi densifikasi optimal (loading polymer pada proses
densifikasi dengan cara impregnasi, serta tingkat densifikasi dan kombinasi antara
suhu kempa dan jangka waktu densifikasi untuk proses densifikasi dengan cara
pengempaan) perlu ditetapkan karena sangat menentukan keberhasilan proses.
Jenis kayu yang diteliti adalah Agatis (Agathis loranthifolia Salisb) yang
mewakili kelompok kayu daun jarum (softwood) dan Mangium (Acacia mangium
Willd) yang mewakil kelompok kayu daun lebar (hardwood), mengingat adanya
3
perbedaan struktur anatomi diantara keduanya. Komponen sel penyusun kayu
daun jarum cenderung homogen karena didominasi oleh sel trakeida, sedangkan
kayu daun lebar lebih heterogen dan memiliki sel pembuluh.
Proses densifikasi telah diketahui dapat meningkatkan sifat fisis, mekanis
dan keragaan kayu, namun faktor penyebab dan fenomena yang terjadi belum
diketahui. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk mempelajari dan
mengetahui faktor penyebab dan fenomena yang terjadi yang semuanya itu
diduga terkait dengan perubahan dalam hal komponen kimia penyusun kayu,
higroskopisitas dan kristalinitas akibat proses densifikasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena
terjadinya peningkatan mutu kayu setelah dipadatkan baik melalui impregnasi
maupun dengan pengempaan secara parsial. Sementara itu tujuan khusus yang
ingin dicapai adalah:
1.
Menganalisis beberapa akibat perlakuan densifikasi yang diterapkan terhadap
sifat fisis (kerapatan, berat jenis, stabilitas dimensi dan kadar air
keseimbangan) dan sifat mekanis (MOE, MOR dan kekerasan) pada 2 (dua)
jenis kayu cepat tumbuh yang mewakili kelompok softwood dan hardwood.
2.
Mengevaluasi kualitas kayu terpadatkan dengan mengamati perubahan
fisik/keragaan kayu khususnya kehalusan permukaan dan perubahan warna
melalui analisis komponen kimia penyusun kayu.
3.
Menjelaskan fenomena yang terjadi akibat proses densifikasi melalui analisis
a) gradasi kerapatan kayu, b) perubahan struktur selluler kayu (gradasi
kristalinitas, sudut mikrofibril (MFA), preferred orientation), c) gradasi
perubahan komponen kimiawi penyusun kayu (relokasi atau penyebaran
lignin, degradasi selulosa, hemiselulosa serta zat ekstraktif).
4.
Menganalisis kualitas ketahanan kayu terpadatkan melalui uji biodeteriorasi
khususnya terhadap serangan rayap kayu kering.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
4
1.
Memberikan data dan informasi tentang peningkatan mutu kayu melalui
perlakuan densifikasi khususnya pada jenis softwood dan hardwood kayu
cepat tumbuh Indonesia.
2.
Memberikan alternatif metode yang dapat meningkatkan mutu kayu-kayu
cepat tumbuh Indonesia dengan perlakuan impregnasi dan densifikasi dengan
pengempaan parsial.
3.
Memberikan kontribusi dalam teknologi kayu, terutama peningkatan mutu
kayu berkerapatan rendah sebagai bahan baku industri yang mampu
menggantikan peran kayu berkerapatan tinggi yang sudah mulai langka.
Hipotesis Penelitian
1.
Densifikasi pada jenis kayu softwood dan hardwood yang merupakan jenis
kayu cepat tumbuh dengan impregnasi dan pengempaan parsial diduga akan
mampu meningkatkan sifat fisis dan mekanis dan kerusakan hanya terjadi
pada lapisan permukaan.
2.
Densifikasi secara parsial akan mampu meningkatkan kerapatan kayu hanya
pada bagian permukaan sehingga mengakibatkan pengurangan sedikit
volume dan sedikit penambahan berat kayu.
3.
Perlakuan pendahuluan pemanasan akan berpengaruh terhadap plastisasi dan
kedalaman gradasi yang terjadi (pada kasus densifikasi dengan pengempaan),
dan polymer loading berpengaruh pada kualitas kayu terpadatkan yang
dihasilkan (pada kasus impregnasi).
4.
Terjadinya densifikasi pada kayu diduga akan menyebabkan perubahan
komponen kimia penyusun kayu pada bagian permukaan dan kedalaman
tertentu diantaranya relokasi lignin, degradasi hemiselulosa, selulosa dan
perubahan bentuk sel-sel penyusun kayu.
5.
Degradasi komponen kimia pada kayu terpadatkan dan perubahan bentuk selsel penyusun kayu diduga berpengaruh terhadap katahanan kayu pada rayap
kayu kering.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan kerangka pemikiran seperti
tersaji pada Gambar 1.
5
1. BAHAN BAKU
2. PROSES
Kayu Cepat Tumbuh
PENELITIAN I
Densifying by Compression
PENELITIAN II
Densifying by Impregnation
Latar Belakang
Softwood
Hardwood
(Agathis loranthifolia )
(Acacia mangium)
- BJ rendah
- Dimensi stabil
- Warna kayu pucat
-
BJ rendah-sedang
Dimensi kurang stabil
- Dampak pemadatan maksimum dari kayu sehingga
terjadi beberapa penurunan sifat-sifat kayu.
- Bagaimana fenomena yang terjadi akibat proses
densifikasi kayu
Teknik
Densifikasi Parsial
Peningkatan Mutu
Kayu melalui
Densifikasi
Densifying by
Compression
Peningkatan sifat fisis, mekanis, fisik/keragaan kayu
Densifying by
impregnation
Peningkatan mutu kayu
- Sifat fisis kayu
- Sifat Mekanis kayu
- Fisik/keragaan kayu
Densifikasi parsial dapat meningkatkan sifat fisis, mekanis &
fisik/keragaan kayu tanpa merusak struktur sel kayu.
Pengamatan fenomena yang
terjadi melalui analisis :
- Gradasi kerapatan kayu
- Gradasi kristalinitas
- Perubahan MFA
- Relokasi lignin,
degradasi selulosa,
hemiselulosa & zat
ektraktif
- Perubahan Struktur sel
- Biodeteriorasi kayu
Permasalahan
Hipotesis
Pemecahan
Masalah
Tujuan
Mengetahui fenomena yang terjadi akibat densifikasi kayu
Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran
6
Download