PENGINJILAN PRIBADI Oleh J. C. MACAULAY, A.B., D.D. dan ROBERT H. BELTON, Th.B., B.D., Th.M., D.D. MOODY PRESS CHICAGO Copyright c, 1956, oleh THE MOODY BIBLE INSTITUTE OF CHICAGO Cetakan ke-enambelas ISBN: 0-8024-6495-5 Dicetak di Amerika Serikat Kata Pengantar Ketika saya mengadakan persiapan untuk menyediakan sebuah buku teks mengenai Penginjilan Perorangan, saya memiliki tanggungjawab semata-mata untuk mengajarkan pelajaran ini di sekolah Moody Bible Institute. Waktu itu bagian Administrasi mengemukakan bahwa pengikut kelas terlalu besar, oleh karena itu setelah diadakan pencarian yang disertai dengan penuh doa seorang pria didapatkan untuk turut ambil bagian dalam tugas tersebut. Dr. Robert Belton datang dari kota Kansas, cukup diperlengkapi untuk menerima tanggungjawab ini. Segera saya merasakan bahwa, jika pengajaran akan dibagikan, maka persiapan penyediaan buku teks harus diadakan. Saya meminta Dr. Belton untuk bekerja sama dengan saya dalam melaksanakan hal ini, dan dengan senang hati beliau memusatkan perhatian untuk menulis Pelajaran 16 sampai 20, yang berhubungan dengan jenis-jenis kasus tertentu yang ditemui dalam pekerjaan perorangan. Dalam arti yang sesungguhnya ini merupakan jantung dari keseluruhan buku ini, dan saya merasa senang mendapat bagian dalam pekerjaan ini dengan bantuan seorang yang sangat berpengalaman dan memiliki karakter yang sangat ramah. Literatur mengenai materi penginjilan ini sangat luas, dan keberanian kami dalam menambahkannya hanya dapat dinilai oleh apa yang kami harapkan sebagai suatu kesegaran dalam pendekatan dan penyajian. Adalah merupakan keyakinan kami yang tulus bahwa di samping kami para pembaca boleh mendapatkan manfaat dari buku ini sebagai suatu pertolongan dalam menyajikan tugas penginjilan perorangan yang besar ini kepada orang-orang muda yang berdedikasi. Adapun bentuk tulisan yang disajikan dalam buku ini diharapkan akan membantu bagi para pembaca Kristen umumnya yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kelas evangelisasi. Di atas semuanya itu, semoga buku ini membawa hormat kepada Dia satu-satunya yang hidup abadi dan sejati yang layak menerimanya. -J. C. MACAULAY Moody Bible Institute Maret, 1956. Berikan Kami Suatu Semboyan Berikan kami suatu semboyan saat ini, Sebuah kata yang menggetarkan hati, sebuah kata yang mengandung kekuataan, Sebuah tangisan peperangan, sebuah nafas yang menyala Yang memanggil untuk menang atau mati. Sebuah kata untuk membangkitkan Gereja dari tidur lelapnya, Untuk memperhatikan perintah agung Sang Panglima Surgawi, Panggilan itu sedang diberikan, Hai kamu sekalian, bangkitlah, Semboyan kita ialah, menginjil. Penginjil yang bersukacita sekarang sedang bekerja, Kepada seluruh bangsa, dalam nama Yesus; Suaranya menggema di tengah-tengah langit; Menginjil! Menginjil! Kepada orang-orang yang tak berdaya, suatu umat yang jatuh, Siarkanlah kasih karunia Injil; Kepada dunia yang saat ini sedang dalam kegelapan, Menginjil! Menginjil! -OSWALD J. SMITH Digunakan atas ijin dari penulis. Daftar Isi PELAJARAN HALAMAN 1. Apakah Evangelisasi atau Penginjilan itu? ………. 2. Pekabaran Penginjilan……………………………………………… 3. Kritisisme dan Sifat Penginjilan……………………………………... 4. Bentuk-bentuk Penginjilan……………………………………………… 5. Tempat Penginjilan Pribadi…………………………………….. 6. Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi…………………… 7. Sanksi-sanksi Penginjilan Pribadi……………………………. 8. Kualifikasi Pemenang-Jiwa…….. 9. Kendala-kendala Dalam Penginjilan Pribadi……… 10. Pahala Memenangkan-Jiwa……… 11. Persiapan Penginjilan Pribadi……….. 12. Pendekatan………. 13. Pelaksanaan……….. 14. Pelajaran-pelajaran Dari Injil Yohanes………. 15. Roh Kudus dalam Memenangkan-Jiwa……….. 16. Berhubungan Dengan Pencari……… 17. Berhubungan Dengan Orang yang Merasa Diri-Benar…… 18. Berhubungan Dengan Orang yang Suka Menunda………. 19. Berhubungan Dengan Orang yang Takut………. 20. Keberatan-keberatan Kecil………. 21. Sekte-sekte Agama……….. 22. Bagaimana Berhubungan Dengan Roma Katolik………… 23. Orang Yahudi…………. 24. Hal-hal Khusus Dalam Penginjilan Pribadi…… Appendiks A……………… Bibliografi ……………….. Referensi-referensi tambahan…………… Penghargaan Kami sangat berhutang budi kepada para penerbit dan para penulis berikut ini atas ijin yang diberikan kepada kami untuk menggunakan pokok-pokok yang dimasukkan dalam buku ini: Dr. Oswald J. Smith, untuk moto sajak, “Berikan Kami Suatu Semboyan,” halaman 6. Mr. Norman P. Grubb, yang telah memeriksa kebenaran peristiwa mengenai Mr. Studd yang berhubungan dengan pasal 8. The Sunday School Times, atas kutipan dari Mr. Morman Baker pada halaman 23, dan atas informasi mengenai Mr. Gordon Forlong pada halaman 117. The Bethany Press (St. Louis 3, Mo.), atas kutipan dari Mr. Cartwright pada halaman 21. Hodder dan Stoughton (London), atas kutipan dari Sister Eva of Friedenshort, pada halaman 241, F. H. Revell Co. (Westwood, N.J.), atas kutipan dari C. H. Spurgeon pada halaman 69. Moody Press, atas peristiwa mengenai Dad Hall pada halaman 54, dan kutipan dari The Life and Diary of David Brainerd, halaman 74. PELAJARAN 1 Apakah Evangelisasi Atau Penginjilan itu? Karena Penginjilan Perorangan itu adalah sebuah departemen penginjilan, penyelidikan kita yang pertama haruslah pada bidang yang lebih umum. A. ASAL USUL KATA EVANGELISASI. Kata tersebut muncul dari bahasa Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kata Latinnya ialah evangelium, berasal dari dua kata Yunani—eu, yang artinya “baik/sehat,” dan aggelos (dibaca angelos), yang artinya “utusan.” 1. Penggunaan Kata Aggelos. Kata ini, seperti yang sungguh-sungguh nyata, adalah kata yang kita kenal sebagai angel atau malaikat. Itu adalah sebuah kata yang umum dalam Perjanjian Baru, dan pemakaiannya digunakan secara bervariasi dan untuk kepentingan yang besar. a) Itu digunakan untuk malaikat-malaikat Allah, mahluk-mahluk surgawi yang mulia.1 b) Itu digunakan untuk para malaikat yang telah jatuh, mahluk-mahluk surgawi yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya, dan yang masih menentang Kerajaan dan Kehendak Allah.2 c) Itu digunakan untuk orang-orang, seperti Yohanes Pembaptis,3 utusanutusan Yohanes kepada Tuhan Yesus,4 mereka yang Yesus utus sebelum Dia dalam perjalanan mereka ke Yerusalem,5 para pengintai yang disembunyikan oleh Rahab,6 dan para pendeta jemaat.7 Yang terahir ini dipertanyakan oleh beberapa orang, namun si penulis memberikan pendapatnya. d) Itu digunakan untuk roh-roh manusia.8 e) Itu digunakan untuk Tuhan Yesus.9 1 Matius 1:20; 4:11; Lukas 2:9-15; Ibrani 1:4-7,13,14. Matius 25:41; 1 Kor. 6:3; 2 Pet.2:4; Yudas 6. 3 Matius 11:10. 4 Lukas 7:24. 5 Lukas 9:52. 6 Yakobus 2:25. 7 Wahyu 1:20. 8 Kisah 12:15. 2 9 Wahyu 8:3-5. f) Itu digunakan untuk “duri dalam daging” Paulus, yang ia namakan “utusan Setan.”10 2. Arti Kata Utusan. Seorang utusan adalah seorang yang membawakan pekabaran. Pekabaran tersebut mungkin mengenai sukacita maupun dukacita. Sifat dari pekabaran itu tidak mempengaruhi keadaan. Sebagai seorang utusan, ia harus menyampaikan pekabaran tersebut, baik ataupun buruk. Namun orang Yunani sama dengan orang lain dalam menggunakan kata tersebut untuk kata kabar baik, dan mereka memperkenalkan awalan kata eu untuk membedakan membawakan kabar baik dari tugas-tugas yang kurang menyenangkan bagi seorang utusan. Dengan demikian euaggelidzo artinya “membawakan suatu kabar baik,” “menceritakan kabar baik.” Dengan mengubah dari u dalam eu menjadi a v, sebagaimana dalam bahasa Latin Evangelium, kita mendapati kata evangelize (menginjil), tindakan menceritakan kabar baik; evanggelist (penginjil), seorang yang membawakan kabar baik; evangelism (penginjilan), seluruh proses dalam mengabarkan kabar baik, dan sebagainya. Secara sangat sederhana, kemudian, pembahasan kita di luar asal-usul kata tersebut memberitahu kita bahwa evangelisasi ialah menceritakan kabar baik. Sejauh kata itu sendiri berdiri, itu bisa jadi suatu jenis kabar baik. Dalam arti yang utama ini, menceritakan seorang murid yang telah mencapai nilai A, atau menceritakan seorang suami muda yang gugup bahwa istrinya telah melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat adalah evangelisasi. Namun, kata kita, telah tiba kepada sebuah makna yang lebih khusus. Kita berpikir mengenai evangelisasi dalam istilah suatu bidang khusus mengenai kabar baik, yang kita namakan Injil. B. DEFINISI INJIL. Dalam pelajaran berikutnya kita akan mempelajari isi Injil. Untuk saat ini, pikirkanlah mengenai arti yang indah dari kata itu sendiri. Kata itu berasal dari bahasa Anglo-Saxon godspell, yang berarti God’s spell (kisah), atau good spell. Injil adalah kabar baik mengenai Allah bagi manusia yang berdosa. Dengan demikian evangelisasi, sebagaimana kita memahaminya, adalah menceritakan kabar baik Allah, atau Injil. Kita masih harus lebih dekat dalam definisi mengenai pelajaran kita ini. Injil ialah suatu tema yang sangat luas, dan meliputi segala sesuatu yang Allah lakukan bagi manusia dalam seluruh skema penebusan. Kisah mengenai bagaimana Allah menyelamatkan orang-orang berdosa dan membawa mereka ke dalam hubungan yang sejati dengan Diri-Nya adalah Injil. Metoda Allah dalam menyempurnakan orangorang saleh dan pada ahirnya menghadirkan mereka “dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya”11 adalah Injil. Pekabaran mengenai 10 11 2 Korintus 12:7. Yudas 24. pengharapan yang membahagiakan adalah Injil. Bagaimana Allah mengubah tingkah laku kita, pekerjaan, dan pencobaan kepada “mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya”12 adalah Injil. C. DEFINISI KHUSUS EVANGELISASI. Sejauh ini sesuai dengan definisi kita, menceritakan sebagian dari semua kabar baik ini akan merupakan evangelisasi. Namun, kita hidup dalam zaman spesialisasi, dan kita biasanya membatasi penggunaan kita akan kata evangelisasi kepada suatu tindakan menceritakan bagian Injil itu yang memiliki referensi khusus kepada mereka yang belum diselamatkan. Kita beranjak lebih jauh. Evangelisasi bukanlah sejenis pengucapan. Seseorang mungkin bisa menghafalkan Injil dalam keadaan yang tidak percaya, dalam penghujatan, atau sebagai sebuah pembagian akademis, dan, sementara Allah mungkin bahkan menggunakan hal itu untuk membangunkan dan menerangi jiwa yang tidak berdaya, kita hampir tidak dapat menyebutnya evangelisasi. Di sinilah saya senang untuk meminjam sebuah frase yang berasal dari Katolik Roma. Dalam gereja Roma anugrah dikaruniakan melalui sakramen-sakramen, namun agar rahmat dianugrahkan, imam harus mengatur sakramen “dengan suatu tujuan.” Frase dengan suatu tujuan ini sejalan dengan sistem Roma yang banyak jumlahnya. Kita dapat menggunakannya di sini. Itu adalah satu-satunya evangelisasi sejati yang menampilkan kabar baik Allah “dengan suatu tujuan.” Untuk menyatakannya secara khusus, evangelisasi ialah menceeritakan Injil kepada orang berdosa dengan maksud membawa mereka kepada suatu pengetahuan akan Kristus yang menyelamatkan. Evangelisasi bukanlah pekerjaan seseorang. Itu adalah satu-satunya pekerjaan mereka dimana mereka sendiri yang pertama-tama diinjili, dan yang oleh kasih karunia Allah, telah digabungkan ke dalam kumpulan orang-orang yang telah ditebus. Mereka ini adalah satu kumpulan, satu tubuh, yaitu jemaat. Evangelisasi adalah pekerjaan jemaat. Ketika evangelisasi dibawakan dalam cara yang benar-benar terpisah dari Tubuh itu, hal itu cenderung menurunkan keadaan menjadi suatu pemisahan yang sifatnya tidak sehat. Adalah sebagai anggota-anggota dari Tubuh itu sehingga kita menerima kehidupan dari Kepala, dan adalah sebagai anggota-anggota dari Tubuh itu sehingga kita melayani Kepala. Dengan demikian kita telah tiba kepada definisi ahir kita. Evangelisasi ialah aktifitas jemaat dalam menceritakan Injil kepada orang-orang berdosa dengan tujuan membawa mereka kepada suatu pengetahuan akan Kristus yang menyelamatkan. 12 2 Korintus 4:17. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Apakah asal-usul kata evangelisasi itu? 2. Dalam arti apakah kata aggelos digunakan dalam Perjanjian Baru? Berikan beberapa contoh! 3. Berikan pengertian yang paling sederhana dari kata evangelisasi, yang berasal dari asal-usul katanya. 4. Darimanakah asal kata Injil? 5. Berikan sebuah definisi lengkap mengenai evangelisasi. PELAJARAN 2 Pekabaran Penginjilan Kabar baik ialah baik dalam ukuran sebagaimana hal itu menjawab suatu keadaan yang buruk. Seandainya saya seorang jutawan, dan diberitahukan bahwa sebuah warisan seharga seribu dolar diwariskan kepada saya, barangkali saya hanya tersenyum saja. Namun seandainya itu terjadi enam bulan yang lalu ketika saya punya hutang untuk membayar sewaan, tidak punya sumber-sumber yang bisa ditarik, dan baru saja menerima surat pengusiran, maka kabar yang sama akan benar-benar menjadi kabar yang istimewa bagi saya. Injil adalah kabar baik, karena itu menjawab suatu situasi yang buruk sekalipun, dan kita tidak bisa memahami atau menghargai Injil terpisah dari latar belakang dari kebutuhan yang diperlukannya. Kita harus melihat, pada situasi manusia yang membutuhkan campur tangan Allah yang menyelamatkan, dan ke dalam mana kita harus menyisipkan kabar baik. A. KEBUTUHAN MANUSIA AKAN KESELAMATAN. 1. Perasaan Bersalah Manusia. “Karena semua orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan 1 Allah.” “Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”2 “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh; yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.”3 Perbuatan salah dalam diri manusia melibatkan perasaan bersalah, sebab manusia adalah seorang agen moral. Dosa bukan hanya sekadar kesalahan. Itu bukanlah suatu kebutuhan moral. Itu adalah kesalahan karena melanggar hukum Allah, dan merupakan noda yang mengakibatkan perasaan bersalah setiap manusia atas semua dosa-dosanya. 2. Kemerosotan Manusia. Kita tidak dapat mempelajari hal ini sementara kita akan berada dalam buku teks teologi, namun beberapa ayat dalam Alkitab akan memberikan penjelasan bahwa kita adalah orang-orang berdosa, bukan hanya dalam arti telah berdosa, namun juga dalam pengertian sebagai mahluk ciptaan yang berdosa, yang memiliki suatu sifat yang cenderung untuk melakukan kejahatan. Mengenai generasi yang hidup sesaat sebelum peristiwa air bah, kita membaca, “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa 1 Roma 3:23. Mazmur 14:3. 3 Pengkhotbah 7:20. 2 kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”4 Tuhan kita sendiri telah menggambarkan keadaan hati manusia: “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.”5 Itu bukanlah suatu gambaran yang baik. Pasal pertama buku Roma berisikan suatu gambaran yang demikian mengenai keadaan manusia yang telah terpisah dari Allah sehingga hal itu cukup untuk membuat kita gemetar.6 Pernah saya mendengar seorang misionaris mengatakan bagaimana ia telah membaca bagian Alkitab ini kepada sebuah kelompok di China. Seorang China berdiri dan berkata: “Anda tidak sedang membacakan hal itu dari kitab suci anda. Seseorang telah mengatakannya kepada anda segala sesuatu tentang keadaan kami di desa ini, dan anda telah datang ke sini untuk mempermalukan kami dengan cara mengumumkan semua dosa kami.” Cermin Firman sangat baik dipelihara pada saat itu! Kemerosotan manusia ini tidak berarti bahwa setiap orang sejahat yang dapat dia lakukan, atau bahwa setiap orang telah melakukan semua kejahatannya dalam katalog. Itu benar-benar berarti bahwa setiap manusia memiliki sifat dosa ini di dalam dirinya, dan bahwa setiap orang membawakan benih-benih dosa dalam segala cara di dalam hatinya yang sudah dibengkokkan oleh dosa. Tentu, beberapa diantaranya dikendalikan oleh budaya masyarakat, oleh latihan keagamaan, oleh prinsip-prinsip etika, oleh pengaruh-pengaruh yang ramah dari satu jenis atau jenis yang lain dari tindakan-tindakan aksar, namun tidak ada orang yang dapat mengatakan bahwa ada tindakan dosa yang tidak dapat dilakukan. 3. Permusuhan Manusia. Sebagai suatu hasil dari dua kondisi yang terdahulu, manusia bermusuhan dengan Allah. Permusuhan ini mengandung dua sisi. Itu muncul dari sikap orang berdosa kepada Allah, dan sikap Allah kepada orang berdosa. a). Paulus membicarakan keadaan kita yang tidak berubah sebagai “ketika masih seteru,”7 dan menggambarkan keadaan kita sebagai “juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat”8 Yakobus membicarakan mengenai dunia sebagai seteru atau musuh Allah, sehingga “barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikannya musuh Allah.”9 dan hal itu tentu mencakup semua orang yang tidak selamat. 4 Kejadian 6:5. Markus 7:21,22. 6 Roma 1:21-32. 7 Roma 5:10. 8 Kolose 1:21. 9 Yakobus 4:4. 5 Adalah benar bahwa manusia yang berasal dari dunia ini sering menunjukkan suatu penghormatan tertentu bagi Allah. Mereka adalah orang-orang yang bernoral, yang tidak akan menghujat Allah. Bahkan mereka akan menyebut Allah di hadapan publik dan memohon kepada-Nya dalam cara-cara yang benar yang telah mereka tunjukkan. Namun hal itu adalah penghormatan dari jauh. Biarlah Allah menarik dekat, dan mereka akan menjadi tidak dihibur. Biarlah Dia menaruh jari-Nya di atas urusanurusan mereka, dan kemarahan serta pemberontakan mereka akan muncul dengan segera. Selama Allah “tinggal di hadirat-Nya” mereka akan tunduk mengakui kebesaran-Nya, namun biarkan Dia tidak menyentuh kebebasan pribadi mereka! b). Sisi lain dari keterpisahan ini ialah sikap Allah kepada orang berdosa, sepanjang ia tinggal di dalam dosanya. Bagaimanapun manusia bisa beralasan, kita tidak bisa meluputkan diri dari realitas yang mengerikan dari murka Allah dalam Alkitab. Adalah mustahil bagi Allah yang Kudus yang tidak terbatas itu merasa puas dengan kehadiran dosa. Dia harus mengungkapkan kebencian-Nya terhadap dosa. Manusia dalam keberdosaannya tidak dapat berdiri di hadapan Allah. Ia terhalang dari hadapan-Nya. Ia berada di bawah murka-Nya. James Denny10 telah memberikan tiga ungkapan murka Allah sebagaimana diberikan dalam Perjanjian Baru. 1. Tiga kali dalam pasal pertama buku Roma frase itu muncul, “Allah menyerahkan mereka,.”11 Hal ini merujuk keapda suatu hukum rohani, yaitu ketika manusia dengan bebasnya memilih untuk melakukan kejahatan, tindakan kejahatan itu diijinkan sampai tiba kepada puncak kejahatannya. Operasi dari hukum ini adalah merupakan tindakan Allah, suatu ungkapan dari murka-Nya. Manusia yang diserahkan kepada kecemaran, kepada hawa nafsu yang merendahkan, kepada pikiran yang jahat sedang menderita buah alami dari jalan-jalan mereka sendiri, dan juga mengalami murka Allah. 2. Dalam ayat terahir pada pasal yang sama, rasul itu mengatakan keapda kita bahwa mereka yang melakukan praktik-praktik yang demikian sebagaimana yang ia telah daftarkan pada ayat-ayat sebelumnya tahu betul bahwa mereka itu bersalah, sehingga penghakiman Allah terhadap mereka adalah kematian atau maut. Ini adalah saksi dari hati nurani kepada murka Allah. Dengan demikian orang-orang berdosa memikul di dalam diri mereka pengertian akan penghakiman ini. Mereka secara sadar sedang hidup di bawah murka Allah. Mereka boleh menahannya, dan berusaha menekannya oleh menyangkal Allah atau lebih jauh menjerumuskan diri mereka ke dalam kejahatan, namun penghakiman itu masih melekat di sana. 3. Ahirnya ada “murka yang akan datang,” hari penghakiman, ketika manusia akan dibawa kepada peristiwa ahir, dan murka Allah akan menimbulkan hukuman 10 James Denny, The Christian Doctrine of Reconciliation (London: Hoder and Stoughton), 11 Roma 1:24,26,28. hal.144. “kehancuran kekal dari hadirat Tuhan”12 bagi semua orang yang telah terusmenerus melakukan dosa. 4. Penghakiman Manusia. Hal ini telah disinggung dalam poin yang ketiga penjelasan Denny mengenai murka Allah. Terkadang dilupakan bahwa kita adalah suatu umat yang dihakimi. Adam pada mulanya berada dalam masa percobaan, sampai ia berdosa. Kita bukan berada dalam masa percobaan. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”13 Kita adalah umat berdosa, yang sudah terhukum. Penghakiman zaman ahir bukanlah untuk menentukan dimana kita akan mengalami masa kekekalan (di atas dasar keseimbangan antara perbuatanperbuatan baik kita dan perbuatan-perbuatan buruk kita). Penghakiman tersebut adalah untuk peragaan kebenaran Allah secara universal, dan untuk melaksanakan hukuman yang sudah diputuskan. Orang-orang benar, yang telah ditebus melalui iman di dalam Yesus, tidak akan tiba kepada penghukuman,14 karena keputusan besar telah dibuat di Kalvari. 5. Ketidakberdayaan Manusia. Manusia bukan hanya berada dalam keadaan merasa bersalah, melainkan ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menanggalkan perasaan bersalahnya. Ia bukan hanya memiliki keadaan yang merosot, melainkan ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk memulihkan tabiatnya yang sudah jatuh. Ia bukan hanya berada dalam keadaan bermusuhan dengan Allah, tetapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa untuk mengadakan pendamaian. IA bukan hanya berada dalam keadaan dihakimi, namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengelak dari penghakiman. Jika keadaan manusia yang mengecawakan itu pernah diringankan, itu harus melalui suatu tindakan Allah yang penuh rahmat dan yang berdaulat .15 B. PERSEDIAAN ALLAH BAGI KEPERLUAN MANUSIA. Sekarang pekabaran evangelisasi ialah bahwa Allah telah bertindak untuk mengubah kondisi yang menakutkan ini, bahwa Dia telah menyediakan, dan sekarang sedang menyediakan, suatu keselamatan yang penuh dan agung serta cuma-cuma. 1. Sumber dari keselamatan ini ialah kasih Allah.16 Bagi beberapa orang kasih Allah dan murka Allah nampaknya dapat dipertukarkan, namun hal ini bukanlah demikian adanya ketika kita mengetahui sifat yang sebenarnya dari keduanya. Kasih Allah bukanlah sentimentalisme halus, demikian pula murka Allah bukanlah 12 2 Tesalonika 1:9. Roma 5:12. 14 Yohanes 5:24. 15 Roma 5:6,16. 16 Yohanes 3:16; Roma 5:8. 13 kemarahan yang sifatnya mendendam. Murka Allah bisa diartikan sebagai reaksi kesucian yang perlu bagi semua kejahatan moral, yang dimunculkan dalam penghakiman orang benar. Kasih-Nya menggerakkan Dia untuk berurusan dengan masalah dosa dalam cara yang demikian sehingga dengan benar Dia dapat mengampuni orang berdosa. Baik kasih maupun murka-Nya adalah suci, murni, mulia, dan kuat. Hal itu menyala dengan intensitas yang sama, dan sungguhsungguh merupakan bagian dari satu dengan yang lainnya. Hal itu tidak dapat muncul tanpa keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal itu merupakan dua ekspresi dari keinginan suci yang sama. 2. Pengantara dari keselamatan ini ialah Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus.17 Dialah yang telah menjadi manusia melalui inkarnasi, dan sebagai Allah-Manusia, mengerjakan bagi Allah dan manusia dalam pengorbanan diri-Nya sendiri, dengan demikian memiliki penebusan kekal.18 Dialah yang muncl di hadapan wajag Allah bagi kita, melalui siapa kita sendiri ditarik dekat kepada Allah. Allah adalah Juruselamat kita, namun semua berkat keselamatan itu dianugrahkan “melalui Yesus Kristus Juruselamat kita.”19 Tidak ada jalan lain. 3. Isi dari keselamatan ini ialah berlipat ganda. Di dalamnya ada suatu jawaban yang cukup bagi seluruh keadaan manusia yang hilang. a. Untuk Mengatasi Perasaan Bersalah Kita Tersedia Pengampunan,20 Penyucian,21 dan Pembenaran.22 Pengampunan mengamankan pemulihan kita kepada tempat belas kasihan; penyucian membersihkan kekotoran; dan pembenaran memberikan kita suatu sikap positif dalam kebenaran di hadapan Dia. Jadi perasaan bersalah kita secara menyeluruh telah diperjuangkan. b. Untuk Mengatasi Kemerosotan Kita Tersedia Pertobatan.23 Pertobatan artinya suatu kelahiran baru, dari atas, dari Allah, menjadikan ciptaan baru, para pemilik dari suatu tabiat baru “yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”24 Sementara hal ini bukan mengambil sifat lama kita, hal itu membangun sebuah tindakan pencegahan yang efektif terhadap hal itu. Kemudian, karena pertobatan disertai dengan tinggalnya Roh Kudus, kita memiliki kuasa Allah yang luar biasa untuk menyerahkan sifat lama kita yang sulit diatasi dengan sifat baru yang berdaya guna. Dengan 17 1 Timotius 2:5; Ibrani 12:24; Yohanes 14:6; Kisah 4:12. Ibrani 9:12. 19 Titus 3:5,6. 20 Efesus 4:32; Kolose 2:3; 1 Yohanes 2:12; Kisah 5:31; 13:38; 26:18. 21 Yesaya 1:18; 1 Yohanes 1:7; Wahyu 7:4. 22 Kisah 13:39; Roma 3:24; 8:30; Titus 3:7. 23 Yohanes 3:6,7; 1 Petrus 1:22,23; 2 Korintus 5:17; Yohanes 1:12.,13. 24 Efesus 4:24. 18 demikian alasan kita, emosi kita, dan kehendak kita semuanya diserahkan dari perbudakan sifat yang merosot, dan dibebaskan untuk melayani Allah. c. Untuk Mengatasi Permusuhan Kita Tersedia Pendamaian.25 Melalui salib Kristus, Allah ditempatkan dalam suatu situasi baru dengan perhatian kepada orang berdosa. Sekarang Dia bebas menerima orang berdosa, bukan dalam dosanya, tetapi lepas daripadanya. Orang berdosa yang mau memperhatikan panggilan, “berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah,”26 menanggalkan pedang pemberontakannya dan berbaik dalam pertobatan kepada Juruselamat, akan menemukan tangan Allah terbuka untuk menerima dia ke dalam kesempatan yang penuh menjadi anak Allah. d. Untuk Mengatasi Penghukuman Kita Tersedia Karunia Hidup Kekal.27 Karena hukuman adalah maut, kehidupan kekal ialah sebaliknya. Karena sekarang berada “di dalam Kristus,” orang percaya “tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”28 4. Metode Keselamatan Ilahi Rangkaptiga: a. Melalui Anugerah.29 Hal ini menjadikannya suatu tindakan Allah yang berdaulat, demikian pula terpisah dari jasa atau usaha manusia. b. Melalui Darah.30 Hal ini menunjukkan pengorbanan Kristus, Hidup-Nya yang telah dikaruniakan sebagai suatu penebusan bagi dosa. Anugrah tanpa darah akan berarti meruntuhkan semua nilai moral. c. Melalui Iman.31 Iman bukanlah suatu tindakan erjasa yang membuat orang berdosa layak untuk menerima keselamatan, melainkan itu adalah suatu penerimaan sederhana akan penebusan yang telah disediakan. Itu melibatkan pertobatan, sebab sifat dari keselamatan ialah bahwa orang berdosa yang tidak bertobat tidak dapat menerimanya. 25 Kolose 1:19-22; Efesus 2:13-18; Roma 5:10,11. 2 Korintus 5:20. 27 Yohanes 3:14-16; 10:27,28; 1 Yohanes 5:11,12. 28 Yohanes 5:24. 29 Efesus 2:8,9; Titus 2:11; 3:4-7; Roma 3:24. 30 Roma 5:9; Wahyu 1:5,6; 1 Petrus 1:18,19. 31 Roma 5:1; Yohanes 20:31; kisah 20:21. 26 PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Daftarkan lima aspek panggilan keadaan manusia terhadap cmpur tangan Allah dalam keselamatan! 2. Nyatakan dengan jelas arti kemerosotan umat manusia! 3. Apakah dua aspek permusuhan antara manusia dan Allah? 4. Apakah tiga ungkapan dari murka Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Baru? Berikan referensinya! 5. Apakah keadaan khusus manusia yang dipenuhi melalui (a) pengampunan? (b) pertobtan? (c) pendamaian? (d) hidup kekal? 6. Dalam tiga frase singkat gambarkan metode keselamatan Allah! PELAJARAN 3 Kritisisme dan Sifat Penginjilan Banyak yang telah meletakkan tuduhan terhadap penginjilan. Kita tidak merasa heran bahwa para musuh Injil akan mencari setiap kelemahan yang dapat ditemukan dalam praktik penginjilan dan mengubahnya menjadi tuduhan yang dibesar-besarkan terhadap penginjilan itu sendiri. Namun banyak para sahabat Injil telah berada di antara para pengkritik penginjilan, dimana faktanya menjadikannya lebih bersifat perintah sehingga kita mengambil persediaan diri kita sendiri dan melihat bahwa kita mungkin telah memberikan sekadar alasan bagi kritikan. A. KURANGNYA NILAI-NILAI ETIKA. Satu tuduhan yang dilontarkan terhadap penginjilan mengakibatkan kurangnya nilai-nilai etika. Terus terang saja, hal itu tidak membuahkan sifat yang sejati di dalam diri mereka yang dimenangkan kepada Kristus melalui agen-agennya. Lin Cartwright telah menyatakan, dengan terus terang: “Kegagalan gereja ini yang membuahkan sifat orang Kristen di dalam kehidupan mereka yang telah dijangkau melalui penginjilan telah menyebabkan kerusakan moral seluruh lingkungan Kristen.”1 Jika hal ini benar demikian adanya, kita menghadapi suatu dakwaan yang serius. Akan tetapi benarkah demikian? 1. Emosionalisme. Memang benar hal itu terjadi demikian terhadap beberapa penginjilan, kita harus mengakuinya. Ada penginjilan mengenai suatu jenis emosional yang populer dan menggebu-nggebu yang hampir menghipnotis orang ke dalam “keputusan,” namun tidak memberikan mereka dasar iman yang kuat, mengakibatkan mereka tertegun dalam ketidakmenentuan, dan ahirnya kembali menjadi “normal” dimana bagi mereka itu artinya kehidupan lama. Perubahan satu-satunya yang dihasilkan dalam diri mereka ialah suatu keputusan bukan untuk “ditangkap” lagi. Kasus mereka selanjutnya lebih buruk daripasa sebelumnya. 2. Pertunjukan. Ada juga suatu kecenderungan moderen untuk menjadikan penginjilan sebagai suatu hal pertunjukan. Orang berdosa dipikat kepada pertemuan evangelisasi selama “waktu yang panjang” yaitu waktu yang dijanjikan, dan alat-alat hiburan yang bersifat duniawi dengan terang-terangan diperkenalkan. Panggilan untuk membuat keputusan dengan berat menekan getaran hati kehidupan orang Kristen. Orang-orang muda yang berjiwa moderen diajarkan untuk bersaksi bahwa mereka begitu gembira, sehingga 1 Lin D. Cartwright, Evangelism fo Today (St. Louis: The Bethany Press, 1934), hal. 13. Digunakan atas ijin. menjadi seorang Kristen adalah seorang yang memiliki jiwa yang besar. Dengan demikian, dalam suatu lingkungan yang berbau pertunjukan, dan dengan suatu gambaran kehidupan orang Kristen bersisi satu yang ditampilkan, ada suatu tanggapan yang besar. Pertanyaan dosa telah dengan cerdik disembunyikan, dengan begitu alami orang muda yang bertobat tidak terlalu banyak memperhatikan keterlibatan etika sebagai seorang Kristen. 3. Paham Kepercayaan. Lagi-lagi, terlalu sering suatu pandangan mengenai “kepercayaan” yang direkayasa telah diijinkan lewat terhadap iman yang menyelamatkan. Banyak yang bersedia untuk berketetapan bahwa mereka percaya kepada Yesus Kristus ketika semua yang mereka maskudkan ialah bahwa mereka bukanlah pengikut agama Hindu, atau pengikut Nabi Muhammad, atau pengikut agama Yahudi. Mereka memberikan persetujuan mental kepada ajaran Kristen. Mereka memiliki suatu kepercayaan historis, namun bukan kepercayan pribadi, bukan penyerahan diri pribadi. Kepercayaan mereka tidak disertai dengan pertobatan, tidak ada pengakuan Yesus sebagai Tuhan. Namun di atas kekuatan ayat berikut ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,”2 mereka didorong untuk mempercayai bahwa mereka telah diselamatkan, dan oleh kebaikan dari kesanggupan mereka untuk mengutip ayat tersebut diterima ke dalam gereja. Itu adalah kesesatan dari “paham kepercayaan,” dan penginjilan yang mengoperasikan di atas dasar itu tentunya tidak akan berbuah dalam bidang karakter orang Kristen. Penginjilan yang demikian boleh berjalan di bawah panji-panji “Injil yang sederhana,” namun para pelaku utamanya harus diingatkan bahwa tidak ada “umat percaya” yang lebih kuat daripada para iblis,3 walaupun kepercayaan mereka tidak dapat disebut iman yang menyelamatkan. Semua hal ini, bagaimanapun juga, adalah penginjilan yang palsu, dan penginjilan yang sejati tidak harus diadakan bertanggungjawab atas kepalsuankepalsuannya, lebih daripada mata uang yang sejati yang dapat dipersalahkan atas mata uang dolar yang palsu. 4. Pekerjaan Tindak-Lanjut yang Tidak Memadai. Ada banyak penginjilan sejati yang tidak dibawakan kepada hasil yang penuh karena cacat dalam pengorganisasian, atau karena ketidaksanggupan pada bagian gereja-gereja untuk menindak-lanjuti pekerjaan penginjilan dengan petunjuk dan pertolongan yang tepat. Tn. Norman Baker, dari London, melaporkan mengenai kegiatan Billy Graham pada sebuah perkumpulan 2400 pengerja menjelang bagian ahir perjuangannya yang besar tahun 1954, mengutip perkataan penginjil kesohor itu demikian: “Mengenai mereka yang ditolong di Harringay adalah mungkin bahwa 10.000 benar-benar tidak akan ditindak-lanjuti karena kekurangan para penasihat dan juga pertolongan langsung lainnya.”4 Tidak diragukan lagi bahwa komite itu melakukan suatu jenis pekerjaan 2 Kisah 26:31. Yakobus 2:19. 4 Sunday School Times (Philadelphia), 10 Juli, 1954, hal. 574. 3 yang luar biasa dalam mengorganisir para pekerja perorangan, namun perjuangannya benar-benar terlalu besar bagi sumberdaya mereka, dan hasilnya di luar perhitungan mereka. Hal itu barangkali, juga, bahwa keadaan rohani gereja-gereja di London mempunyai sesuatu yang ada kaitannya dengan persediaan yang tidak cukup para penasihat yang terampil. Billy Sunday pada zamannya dikecam dengan keras karena meninggalkan di belakangnya para petobat yang jatuh di samping jalan, gagal menyatakan perubahan sikap. Dia akan menjawab, “Letakkan seorang bayi yang baru lahir dalam sebuah kotak es dan lihatlah apa yang terjadi!” Sering kegagalan untuk menghasilkan sifat orang Kristen tidak bercabang dari penginjilan, melainkan dari kurangnya perhatian sesudahnya. Permulaan abad kita menyaksikan peristiwa darurat mengenai apa yang menjadi terkenal sebagai penginjilan “baru.” Hal itu mengusulkan untuk memperbaiki defisit penginjilan ortodoks oleh meletakkan penekanan besar pada nilai-nilai etis, pembangunan-tabiat, dan yang serupa dengan itu. Namun demikian, hal itu, memiliki suatu kelemahan yang fatal. Malah hal itu diabaikan, atau ditinggalkan, atau mengurangi pekerjaan penebusan Kristus, yang merupakan jantung Injil. Penginjilan yang demikian mempunyai suatu panggilan kepada suatu budaya dan peradaban, namun tanpa salib hal itu akan kehilangan apa yang dengan sendirinya dapat menghasilkan tabiat orang Kristen. Penginjilan yang demikian tidak memiliki pekabaran bagi Skid Row dan Bowery. Hal itu tidak memiliki jawaban yang cukup atas seruan penjaga penjara Filipi, “Apa yang harus saya lakukan supaya selamat?”5 Sebuah contoh yang terkenal mengenai penginjilan yang baru ialah Henry Drummond. Dia sendiri adalah salah seorang pengikut Yesus yang paling murah hati yang membuka bibirnya di Skotlandia, namun demikian dia menggambarkan suatu pergerekan yang membuktikan ketidakcukupan yang lengkap. W.M Clow, tentunya bukan mengkritik, menulis: “Beberapa tahun yang lalu Henry Dummond sendiri, sebuah nama yag senantiasa dikenang, adalah seorang percaya yang berkonsentrasi penuh, telah mengkhotbahkan Injil yang tidak berfokus pada salib. Karunia-karunianya yang brilian dan kepribadiannya yang sangat menarik memberikan pekabarannya suatu pesona yang berpotensi. Orang-orang muda berkumpul dalam pertemuan yang diadakannya. Pergerakan itu sudah berlalu, dan sedikit lebih dari sebuah kenangan yang lembut. Perjanjian Baru tidak mengetahui Injil kecuali penginjil yang dicaci maki itu.6 Catatan itu penuh dan menyakinkan. Penginjilan, penginjilan evangelikal, penginjilan salib, perbuatan-perbuatan. Itu menghasilkan tabiat, itu mengupayakan nilai-nilai etika, itu bukan berkompromi dengan dosa. “Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Ialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”7 5 Kisah 16:30. W.M. Clow, The Cross in christian Experience, hal. 8. 7 Matius 1:21. 6 B. KURANGNYA MUATAN SOSIAL. Sementara beberapa orang menuduh evangelisasi kurang terhadap isi etika, yang lain menuduhnya sebagai tidak memiliki muatan sosial. Anda begitu giat dalam mencari jiwa-jiwa untuk diselamatkan, mereka berkata demikian keapda kami, sehingga anda anda tidak mempunyai perhatian dalam kesejahteraan masyarakat. Jadi penginjilan berdiri sebagai tiang-tiang ketika gagal untuk mempengaruhi masyarakat sebagai suatu keseluruhan, atau untuk mejanah ketidakteraturan sosial yang mengikat. Untuk mengatasi cacat ini dalam penginjilan tradisional, Injil sosial telah dikemukakan pada abad kesembilanbelas, mendapatkan peredaran yang luas melalui tulisan-tulisan Walter Rauschenbusch. Sekarang kita akan mengakui dengan terus terang, atau menegaskan, bahwa penginjilan itu bukanlah reformasi sosial, bukan pula itu bertujuan secara langsung pada reformasi sosial. Itu cukup bersifat perorangan. Itu mengalamatkan sendiri kepada perorangan, mengenai kehidupannya sendiri, tindakannya sendiri, keselamatannya sendiri, hubungannya sendiri dengan Allah, nasib kekalnya sendiri. C. REFORMASI SOSIAL DAN FIRMAN ALLAH. 1. Reformasi Sosial Di Dalam Injil. Namun demikian apakah ada implikasi sosial dalam semuanya ini? Apakah regenerasi sama sekali tidak mempengaruhi hubungan sosial seseorang? Jika keselamatan tidak membuat seseorang menjadi suami yang lebih baik, seorang ayah yang lebih baik, seorang pekerja yang lebih baik, seorang pegawai yang lebih baik, seorang warga negara yang lebih baik, seorang tetangga yang lebih baik, itu bukanlah keselamatan. Apakah artinya reformasi sosial jika hal itu bukanlah orang-orang yang memperlakukan satu dengan yang lain dengan lebih baik? Maka biarlah penginjilan itu melakukan tugasnya, dan anda akan memiliki orang-orang yang tersebar di seluruh masyarakat yang sedang memperlakukan sahabat-sahabat mereka lebih baik, bukan karena suatu legislasi baru atau suatu pola sosial yang baru, melainkan karena suatu roh dan semangat yang baru ada dalam diri mereka. Orang-orang yang sama ini menjadi suatu standar tindakan bagi mereka di sekitar lingkungan mereka. Hati nurani mereka dalam suatu cara yang bijaksana menjadi hati nurani kelompok, dan kelompok tersebut menjadi tidak puas dengan syarat-syarat yang lama, menangkap sekilas cara-cara yang lebih baik, dan bergerak ke arah perbaikan. Bahkan mereka yang tidak menerima Injil mengambil bagian dari keuntungan itu. 2. Reformasi Sosial Sesudah Pentakosta. Gelombang penginjilan besar yang pertama dalam zaman Kekristenan kita segera diikuti oleh suatu pergerakan sosial. Beribu-ribu yang berpaling kepada Kristus pada Hari Pentakosta dan sesudahnya segera menjadi sadar akan tanggungjawab sosial mereka. “Dan semua orang yang telah menjadi percayatetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada seua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.”8 Tidak seorangpun yang mengatakan keapda mereka mengenai hal ini. Pada waktu itu tidak ada badan sosial. Semuanya itu dengan sempurna dilakukan secara sukarela dan spontanitas, dan sementara metode itu membuktikan ketidakpuasan bagi adopsi permanen, prinsipnya telah dilembagakan bagi segala zaman. Penginjilan, penekanannya bukan pada metode sosial itu sendiri, melainkan itu benar-benar menghasilkan tindakan sosial dengan sendirinya. 3. Reformasi Sosial Sesudah Kebangkitan Pengikut Wesley. Era reformasi sosial terbesar dalam seluruh sejarah bertumbuh dan berkembang, salah satu pergerakan penginjilan terbesar dalam seluruh sejarah. Kebangkitan para pengikut Wesley adalah suatu kebangunan evangelisasi. Kaum Wesley sebenarnya adalah para penginjil. Namun mereka memperkenalkan implikasi-implikasi sosial dari Injil, dan mendorong umat percaya di mana saja untuk melaksanakan kewajiban sosial mereka. Kebangunan ini adalah merupakan mata air dari mana mengalir suatu sungai reformasi yang luas, mempengaruhi baik Inggris maupun Amerika. Perbudakan, mempekerjakan-anak, kondisi kerja yang tidak sehat, hukum kriminal yang tidak manusiawi, dan banyak penyalahgunaan lainnya menjadi hal-hal yang pertama dalam hati nurani orang-orang Kristen, kemudian hati nurani umum, dan juga tindakan legislatif. Pengaruh dari evangelisasi kaum Wesley di atas semuanya ini telah diperkenalkan tanpa adanya pertentangan oleh J. Wesley Bready dalam dua karyanya, England Before and After Wesey,9 dan This Freedom Whence?10 4. Reformasi Sosial Diikuti Usaha-usaha Misionari. Hampir tidak akan disangkal bahwa pergerakan-pergerakan misionari evangelikal besar, sementara bukan sosial penekannya, telah menghasilkan tindakan sosial. Penyalahgunaan usia-panjang, praktik-praktik sosial dari jenis yang paling rendah, telah dibawa kepada suatu pemecahannya sebagai suatu hasil dari pengumandangan Injil. Para misionaris kita secara sederhana belum berkata, “Jadilah hangat dan berilah makan,” melainkan telah mendirikan panti asuhan, kelompok penderita kusta, rumash sakit, sekolah, dan sebgainya. Namun evangelisasi mereka telah menjadi jenis penginjilan perorangan dimana Petrus dan Filipus dan Paulus serta Silas telah mempraktikkannya pada abad-abad pertama. Tidak ada doktrin, tidak ada sistem yang telah menjadi begitu reformatif dalam pengaruhnya seperti Injil Yesus Kristus, secara sederhana hal itu disebabkan karena memiliki sifat kelahiran kembali. Itu membuat manusia-manusia baru, dan manusia baru memnciptakan kondisi yang baru. Komunisme sedang mencoba mendirikan kondisi baru tanpa mengubah manusianya, dan itu sedang menggunakan instrumen kebencian, ketakutan, pembunuhan, dusta, tekanan, dan kekuatan. Hal yang demikian akan mengalami kegagalan. Sebaliknya beberapa perubahan yang direkayasa, merampok manusia dari kebebasan, dari hati nurani, dari hak-hak pribadi. Dengan kata 8 Kisah 2:44,45. J. Wesley Bready, England Before and After Wesley (London: Hodder & Stoughton). 10 Bready, This Freedom Whence? (New York: American Tract Society). (Abridgment and a revision of his England, etc.). 9 lain, Injil membuat manusia-manusia baru yang menyerap ke dalam aliran sosial unsurunsur kasih, belas kasihan, dan tanggungjawab pribadi. Proses reformasi sosial bisa nampak lambat bagi jiwa-jiwa yang tidak sabar,namun kita hanya perlu melihat pada kebebasan besar kita, kehormatan yang disesuaikan dengan kebutuhan kaum wanita, perhatian yang dianugrahkan kepada anak-anak, persediaan yang dibuat untuk yang berkekurangan, hak suara kita, dan membandingkan hal ini dengan negeri-negeri dimana Injil belum dikenal atau telah ditolak karena humanisme materialistis, dan kita akan melihat betapa jauhnya kita telah tiba. Kita tidak membutuhkan Injil yang lain, bukan penginjilan yang baru, melainkan kuasa pertumbuhan yang sehat, penginjilan yang dipenuhi-Roh, jelas, dan kita akan menyaksikan nilai-nilai sosial dan etisnya dengan lebih melimpah lagi. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Apakah dua tuduhan yang dilontarkan terhadap penginjilan? 2. Apakah kecenderungan dalam penginjilan yang dapat mengurangi kualitas etika pertobatan? 3. Apa yang W.M. Clow harus katakan mengenai penginjilan Henry Drummond? 4. Siapakah tokoh utama dalam penginjilan sosial? 5. Apakah pergerakan evangelistis memulaikan suatu arus reformasi sosial yang mengubah wajah sejarah? Diskusikan! PELAJARAN 4 Bentuk-bentuk Penginjilan Penginjilan dijalankan dalam begitu banyak cara sehingga hal itu akan menjadi hal mustahil untuk menghitung semuanya. Kita harus merasa puas dengan suatu pertimbangan mengenai bentuk-bentuk yang representatif. Bentuk-bentuk penginjilan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yang berhubungan dengan pribadi-pribadi dan metode-metode yang diupaayakan. Biasanya hal itu akan saling melengkapi. A. PRIBADI-PRIBADI DIJANGKAU. 1. Penginjilan Massa. Penekanannya di sini ialah pada berkumpul bersama sebanyak mungkin dalam satu tempat untuk mendengarkan Injil. Penginjilan massa pernah mengalami masa jaya, dan masa ketika mengalami kelesuan. Nama-nama seperti Wesley, Whitefield, Finney, dan Moody terkenal dalam penginjilan massa sejarah moderen. Sesudah Billy Sunday, bagaimanapun, bentuk penginjilan ini jatuh di atas hari-hari yang jahat. Hal itu dinyatakan dengan cuma-cuma sehingga hari-hari penginjilan massa sudah berahir. Para guru propetik menunjukkan alasan-alasan dispensasional bagi berlalunya penginjilan itu, sementara yang lain menyebutnya sebagai roh zaman dan mengajukan bentuk-bentuk yang lain dan membuat pendekatan untuk mencari penyelesaian terhadap lingkungan yang berubah. Namun demikian, ada beberapa orang yang kuat bertahan yang percaya bahwa kemunduran itu hanya bersifat sementara, dan bahwa hal itu hanya memerlukan visi yang baru dan iman serta keberanian pada bagian umat Allah untuk membawakan hal itu kembali dengan daya keberhasilan yang lebih besar daripada yang pernah ada. Orang-orang yang bertahan kuat itu benar adanya dalam pandangan mereka, dan kita telah menyaksikan suatu kebangkitan penginjilan massa yang tidak dijadikan teladan dalam seluruh sejarah gereja. 2. Penginjilan Kelompok-Usia. Di sini yang ditekankan ialah tentang penjangkauan mereka yang berada dalam golongan usia tertentu. Teknik-teknik yang khusus dikembangkan untuk membawa Injil kepada orang-orang muda, kepada usia-usia belasan tahun, atau kepada orang muda pada umumnya. Bentuk penginjilan ini diperkenalkan melalui pergerakanpergerakan seperti Children’s Special Service Mission of Great Britain,1 (Misi 1 Penyebutan organisasi-organisasi di sini tidak dimaksudkan untuk menampilkan mereka sebagai yang unggul daripada yang lain dalam ladang yang sama, melainkan secara sederhana sebagai Pelayanan Khusus Anak-anak Britania Raya), The Canadian Sunday School Mission (Misi Sekolah Minggu Kanada), Child Evangelism Fellowship (Persekutuan Penginjilan Anak), Young Life Campaign (Kampanye Kehidupan Orang Muda), The Rural Bible Crusade (Kampanye Alkitab Di Pedalaman), dan Youth for Christ (Orang Muda Bagi Kristus). Hubungan saya yang pertama dengan penginjilan kelompok-usia adalah yang pertama disebutkan di sini, pada umumnya dikenal sebagai C.S.S.M. Para penginjil dari organisasi ini secara khusus aktif pada tempat wisata di pinggiran pantaiInggris pada musim panas. Di sanalah mereka berbaur dengan orang-orang muda yang memadati pantai-pantai, yang membentuk kontes-kontes pembangunan-pasir, bergabung dalam kebahagiaan, menciptakan persahabatan, dan dan mengadakan pelaayanan mereka yang membahagiakan tepat di atas pasir di pantai. Saya baru saja mendapatkan satu kritikan mengenai penginjilan kelompok-usia. Hal itu tidak cukup inklusif. Mengapa begitu banyak membatasi diri kepada kaum muda? Ada juga kelompok-usia lain yang memerlukan Injil. Bagaimana dengan orangorang yang sudah lanjut usia? Mereka adalah orang-orang yang paling dilalaikan dari semuanya. Beberapa nampaknya memperhatikan keadaan rohani mereka. Namun mereka begitu sukar untuk dijangkau! Dan mereka tidak memiliki kehidupan pelayanan untuk dipersembahkan kepada Tuhan! Siapa yang telah berkata bahwa kita harus berkonsentrasi pada mereka yang mempunyai kehidupan menyeluruh untuk diberikan? Berapa lama pencuri yang berada di atas kayu salib itu harus hidup dan melayani Sang Guru? Namun Tuhan kita, di tengah-tengah penderitaan-Nya, memberian pengharapan bagi pelaku kejahatan yang sedang sekarat itu, dan memberikan jaminan keselamatan kepadanya. Dan apakah orang-orang yang sudah lanjut usianya begitu sulit untuk dijangkau? Bagaimana jika mereka? Sehingga tidak memberikan alasan bagi kita. Mereka tidak berada di luar jangkauan kita. Gypsy Smith dan dua saudaranya yang baru ditobatkan menuntun ayah dan ibu mereka, berusia tujuh puluh tahun, kepada Tuhan, dan seorang paman, berusia sembila puluh sembilan tahun!2 Saya secara pribadi pernah mengalami kesempatan untuk melihat terang yang merekah pada wajah-wajah mereka yang sudah berusia lanjut, salah satunya ialah seorang pria yang sudah berumur delapan puluh empat tahun. Saya sebenarnya suka melihat “penginjilan usia-lanjut,” dengan penekanan khusus pada kebaikan atau kebajikan. 3. Penginjilan Kelompok-Suku. Di sini usahanya dipusatkan pada penjangkauan mereka dari suatu suku atau kaum tertentu. Dalam misi-misi Yahudi lapangan ini adalah merupakan suatu aktifitas yang tinggi yang dikhususkan, melibatkan suatu agama demikian juga suatu keadaan ras. Kedua hal ini biasanya saling mengisi. Misalnya, pekerjaan di antara orang-orang Kanada Perancis melibatkan suatu pertentangan dengan Romanisme; pekerjaan dengan orang-orang Indian Amerika membawa persatuan melawan paham kekafiran suku kuno; pekerjaan dengan orang-orang Cina menghadapi kendala Konfusianisme dan teladan pekerjaan dengan mana penulis lebih akrab. Kami tidak melakukan pembuatan daftar yang lengkap. 2 Gypsy Smith, Gypsy Smith , His Life and Work (London: Law), hal. 58. Budisme. Seluruh kejeniusan penginjilan kelompok suku atau ras tersebut merupakan suatu pemahaman tentang psikologi dan latar belakang agama, dan suatu pendekatan simpatik. 4. Penginjilan Kelompok-Pekerjaan. Di sni penekanannya ialah pada penjangkauan mereka yang terlibat dalam suatu pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaan menampilkan suatu tantangan yang khas, atau suatu kesulitan yang khas, atau suatu kesempatan yang khas. Hal tersebut menuntut tindakan. Misalnya, para pria yang pergi keluar untuk menambang atau pergi ke hutan Kanada tinggal dalam “pondok” yang disediakan oleh perusahaan gantinya di asramaasrama yang bersahaja, terpisah dari keluarga mereka dan dari penghiburan rumah tangga selama periode yang ditentukan, misalnya selama musim penebangan kayu. Mereka dihadapkan dengan banyak pencoban, dan memiliki malam-malam yang panjang . Beberapa pria Kristen menangkap visi itu, dan Shantymen’s Christian Association (Asosiasi Pria Kristen yang Tinggal Di Pondokan) dibentuk untuk melayani para pria ini. Para misionaris dari asosiasi ini adalah para pria yang tegar (beberapa wanita dierbantukan), dipersiapkan untuk tantangan yang berat dan pengorbanan. Rumah kita di Sault Ste Marie, Kanada,dulu digunakan menjadi tempat persinggahan bagi beberapa di antara mereka dalam dalam perjalanan mereka ke dan dari ladang-ladang mereka, dan kita mengetahui segala sesuatu mengenai kehidupan mereka yang memerlukan pertolongan. Akan tetapi para pekerja yang kasar itu jauh di dalam semak belukar mengetahui bahwa ada seseorang yang peduli, dan banyak yang telah dimenangkan bagi Tuhan. Selama bertahun-tahun telah ada pekerjaan yang luar biasa yang dibawakan di antara para polisi dan petugas rel kereta api di Inggris, di atas prinsip infiltrasi. Setiap poisi Kristen atau petugas rel kereta api diharapkan menjadi suatu “agen,” dan persediaan telah dibuat untuk persekutuan mereka dan kelompok bersaksi. Yang terahir saya mengunjungi Ten Hall in Glasgow (salah satu dari misis terbesar di kota itu, saya membagikan program dengan satu tim polisi Kristen dari Belfast, Irlandia Utara. Mereka adalah sebuah kelompok yang antusias. Pekerjaan di antara para pelayan bukanlah hal yang baru. Para kepala kerohanian telah lama dikenal merupakan satu bagian dari angkatan bersenjata dari berbagai negara, namun sebagai tambahan kepada persediaan resmi ini, asosiasi para tentara dan para pelaut juga penerbang, pusat-pusat pelayanan dan rumah tangga telah berkembang dalam banyak bagian di dunia. The Inter-Varsity Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Inter-Varsity) harus dilibatkan di sini, karena hal itu dipandang, bukan karena begitu banyaknya sebuah kelompok usia misalnya, melainkan karena sebuah kelompok-pekerjaan, para pria dan wanita secara sementara menduduki sebagai para murid dalam institusiinstitusi pembelajaran yang lebih tinggi. Dalam hal ini ada suatu keseragaman tertentu mengenai keterlibatan usia, dan fakta bahwa para pria dan wanita yang di dalamnya merupakan penjangkauan dari kesaksian yang khusus ini selama suatu waktu yang terbatas memberikan urgensi yang lebih besar dan konsentrasi kepada pekerjaan Persekutuan. The Inter-Varsity Fellowship lahir di Inggris, dan dijalankan di sana selama beberapa waktu sebelum hal itu menyebar ke Kanada, dan kemudian ke Amerika Serikat. Dalam tahun-tahun belakangan ini kelompok persekutuan tersebut telah berkembang dengan pesat, sampai sekarang hal itu aktif dimana lebih dari tujuh ratus kampus ada dalam negeri itu sendiri.3 Pekerjaan itu sekarang bertaraf internasional, sedang dilaksanakan di banyak tempat di Eropa, Asia, Australia, Afrika Selatan, dan Amerika Latin. Sementara tidak ada arahan dunia secara menyeluruh, berbagai kelompok nasional memiliki suatu ikatan yang umum dalam International Fellowship of Evanglical Students (IFES). 5. Penginjilan Kebutuhan-Khusus. Dalam hal ini perhatian difokuskan kepada mereka yang berada dalam berbagai jenis kesukaran. Misi penyelamatan adalah merupakan suatu teladan yang terkenal. Di sini orang yang terlantar disambut, kebutuhan-kebutuhan fisik langsung mereka diperhatikan, dan Injil ditampilkan oleh pria dan wanita yang mengerti dan memahami. Itu adalah pekerjaan yang tidak mudah, dan sering merupakan pekerjaan yang tidak mendapat penghargaan, namun upahnya besar dalam memperhatikan “tembikar yang pecah” ini yang dibentuk kembali oleh perubahan dan kuasa Roh Kudus yang menyucikan. Bala Keselamatan telah menampilkan pelayanan yang berbeda dalam hal ini, sebuah keterangan dari mana diberikan dalam Harold Begbie’s Twice-Born Men.4 The Pacific Garden Mission of Chicago, the Water Street Mission of New York, dan the Mel Trotter Missin of Grand Rapids, Michigan, adalah perwakilan-perwakilan yang patut dipertimbangkan dari ratusan usaha untuk “menyelamatkan yang hilang.” Penjara-penjara, rumah sakit-rumah sakit dan lembaga-lembaga yang lain menyediakan ladang khusus penginjilan. Perasaan bersalah yang merupakan beban, penyakit, kemiskinan dan masalah usia menuntut simpati dan kerja sama yang hatihati. 6. Penginjilan Perorangan—Pekerjaan Individu. Di sini penekanannya ialah dalam menjangkau perorangan. Moto H. Clay Trumbull ialah, “Pekerjaan individu untuk individu-individu.” Dalam usaha yang lama, setiap bentuk lain yang kita telah sebutkan mengurangi sendiri kepada usaha ini. Apapun sifat kelompok dengan siapa kita sedang bekerja, tujuan kita ialah memenangkan individu. Kita bukanlah mencari orang banyak melainkan orang-orang atau pribadi-pribadi yang mengejar atau mencari orang banyak. Kita tidak tertarik dengan murid misalnya, dengan petugas rel kereta api, dengan orang muda, dengan orang yang terlantar, melainkan kita sedang mencari orang yang kebetulan sebagai 3 The U.S.A. Directory for June 30, 1954 memberikan nomor sebagai 708, termasuk bab-bab reguler dan kelompok-kelompok informal, di universitas-universitas, perguruan tinggi-perguruan tinggi, dan sekolah perawat. 4 Harold Begbie, Twice-Born Men (Westwood, N. J.: Revell). murid, petugas rel kereta api, orang muda, atau orang yang terlantar. Mereka semuanya hilang. Mereka semuanya berharga. Kristus telah mati bagi mereka semua. Kita memandang mereka semuanya sebagai jiwa-jiwa, sebagai pribadi-pribadi. Orang-orang yang demikian harus kita cari. B. METODE-METODE YANG DIUPAYAKAN. 1. Pertemuan-pertemuan Umum. Ini adalah metode yang secara alami menjawab penginjilan mass,dan yang telah digunakan di seluruh zaman Injil. Ada sesuatu yang mengilhami dan dan memberi keyakinan mengenai sekelompok besar orang. Sementara kita tidak harus menaruh kepercayaan kita dalam psikoogi massa untuk hasil-hasil yang menyelamatkan, kita tidak boleh lupa bahwa hal itu benar-benar memiliki suatu bagian untuk diperankan. Bukankah perintah Allah, benar-benar dapat diselewengkan kepada hal-hal yang jahat, namun dapat juga digunakan bagi Allah dan oleh Allah? Ketika orang berdosa dibawa ke dalam suatu perkumpulan Injil yang besar dimana ada semangat yang sehat, dia tidak dapat berbuat apa-apa selain dikendalikan. Kepuasan akan dirinya sendiri akan digoyangkan, jaminan akan dirinya sendiri digoncangkan. Dia bisa saja menolak, namun dia tidak akan sama. Dia telah ditarik keapda Injil. Dia teah berada dimana Allah hadir dan bekerja melalui Firman-Nya. Ketika bentuk penginjilan ini diusahakan, setiap usaha harus diperhatikan. Suatu pertemuan evangelisasi tanpa orang-orang berdosa adalah bagaikan suatu pernikahan tanpa mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Dengan kata lain, pertemuan evangelisasi yang tidak didukung dengan baik oleh orang-orang kudus akan memberi kesan yang kurang baik terhadap pentingnya keselamatan. Memang benar, Allah dapat bekerja dalam perkumpulan-perkumpulan yang kecil sekalipun, sebagaimana Dia telah melakukan pada hari yang berangin keras itu ketika Dia menyelamatkan Spurgeon muda di sebuah gereja Metodis Primitif, tetapi biasanya Allah bekerja dengan umat-umat-Nya, dan ketika mereka dikendalikan untuk bertindak dan membawa orang-orang berdosa kepada pengenalan akan Injil, hasil-hasil yang demikianlah yang diharapkan. 2. Radio. Ini adalah suatu perkembangan abad keduapuluh yang telah menjadi salah satu instrumen yang paling efektif untuk memajukan Injil. Jaringan kerja yang besar pada masa kini membawakan pekabaran itu. Perintis jaringan kerja penyiaran Injil adalah Charles E. Fuller, yang telah memulaikan penyiaran melalui sebuah stasiun tunggal pada bulan Januari, 1926, namun saat ini mengirimkan “Old Fashioned Revival Hour” (Saat Kebangunan Bergaya Kuno) lebih dari enam ratus stasiun, dengan perkiraan jumlah pendengar sepuluh juta.5 Demikian pula Billy Graham dengan “Hour of Decision” (Saat Keputusan), saat ini menggunakan dua jaringan kerja nasional, the 5 Moody Monthly (chicago 10), Januari, 1955,, hal. 21. Lutheran Hour (Saatnya bagi Lutheran), the “Back to God” (Kembali kepada Allah) adalah penyiaran-penyiaran Gereja Reformasi Kristen, dan anda lihat bagaimana Injil sedang menerima pendengaran yang belum terjadi sebelumnya. Ada stasiun-stasiun yang secara keseluruhan diabdikan kepada pekerjaan Injil, seperti WMBI dari Chicago; HCJB dari Quito; Ekuador; ELWA dari Liberia, Afrika Barat; DZAS dari Manila; TIFC dari San Jose, Costa Rica; TGNA dari Guatemala City. Dengan demikian ladangladang misi, termasuk daerah-daerah tertutup, sedang dimasuki dengan pekabaran melalui radio. Ini adalah suatu pemandangan yang menakjubkan. Namun itu bukanlah hal yang mudah. Penginjilan melalui radio menuntut ketrampilan khusus dan teknik-teknik. Dalam pertemuan umum sang pengkhotbah memiliki keuntungan dalam kehadiran secara pribadi. Seluruh kepribadiannya berperan. Ia bisa merasakan sikap dari para hadirin dan berbuat sesuai dengan hal itu. Di radio ia kehilangan semua kepribadiannya kecuali apa yang dapat ia bicarakan, dan ia tidak bisa mengubah taktik untuk menjawab reaksi pendengar—sampai surat-surat mulai berdatangan! Orang yang suaranya kehilangan kepribadian adalah menjadi masalah besar di radio, dan orang-orang tidak diminta untuk “duduk” mendengarkan khotbah. Pikirkanlah keberhasilan para penyiar radio. Mereka memiliki kepribadian dalam suara mereka. Ambil saja dua contoh yang sudah disebutkan: suara dari Charles E. Fuller adalah lembut, halus, dan persuasif, sementara Billy Graham suaranya dinamis dan mengandung perintah. 3. Televisi. Bentuk penginjilan ini, sama seperti televisi itu sendiri, hanya dalam masa pertumbuhannya, namun itu akan bertumbuh. Itu mahal, namun akan meningkat. Ada potensi luar biasa di sini bagi penginjilan. Namun, sementara itu digolongkan secara uum dengan radio, kesulitan utamanya terletak pada arah yang berlawanana. Kita perhatikan bahwa di radio ada suatu kehilangan kepribadian yang harus dikompensasikan atau digantikan melalui suara. Di televisi seluruh kepribadian dipulihkan, namun sekarang diperlihatkan kepada lebih banyak perhatian yang kritis daripada ketika berada di atas mimbar. Orang-orang yang telah berhasil dengan baik di radio, karena suara khasnya, bisa menemukan diri mereka memainkan peranan yang kecil di televisi karena kepribadian umum yang tidak cocok dengan layar. Saya dan istri saya dulu mendengarkan suatu program komersial di radio. Si pembawa acara punya suara yang enak didengar, suara yang berbudaya yang telah membuat bahkan iklan rutinnya sama sekali disukai. Suatu hari kami mengunjungi para sahabat yang memiliki televisi, dan program yang sama ,uncul. Kami tidak pernah mendengarkannya lagi. Kepribadian dari si pembicara hambar dan agak kewanita-wanitaan. Panggilan sudah berlalu. Jadi sekali lagi, keahlian-keahlian yang baru, teknik-teknik baru harus dikembangkan bagi penginjilan melalui televisi ini. Kejanggalan-kejanggalan harus dihilangkan sehingga akan menjadi sedikit diperhatikan di atas mimbar, dan tidak terlihat sama sekali di radio, dan bilamana hal itu diperhatikan akan berkumandang kemana-mana melalui siaran televisi. 4. Literatur. Hal ini termasuk Alkitab, bagian-bagian Alkitab, traktat, majalah, dan buku. Dengan pertumbuhan bacaan dalam suatu jumlah yang luar biasa dalam bagian-bagian bumi, instrumen evangelisasi ini perlu ditingkatkan lebih pesat lagi. Terlalu sering kita mengijinkan sekte-sekte palsu menggeser kita dalam ladang ini. Bukan hanya bahan bacaan yang berkembang di Afrika dan Asia, melainkan juga kebangunan agamadalam ladang kita sendiri menuntut suatu program percepatan yang besar dari produksi dan distribusi bahan-bahan bacaan. a) Para penerjemah Wycliffe dan Bible Societies sedang melakukan pekerjaan raksasa dalam mempersiapkan Alkitab dalam berbagai bahasa manusia di dunia. Dan banyak agen, seperti the Gideons, the Pocket Testament League, dan the Scripture Gift Mission, secara meluas sedang mendistribusikan Alkitab—seluruh Alkitab dan bagian-bagiannya. b) Traktat Alkitab telah meningkat secara besar-besaran tahun-tahun belakangan ini, khususnya sejak Mr. Clyde Dennis menangkap visi dalam menggunakan teknik-teknik moderen dalam mencetak ladang ini. Sebelum itu, banyak traktat Injil begitu murah dan tidak menarik perhatian sehingga akan merasa malu dalam menggunakannya. Masih ada ruangan untuk perbaikan, namun, dalam hal materi atau bahan yang digunakan. Ada beberapa traktat yang bagus, namun banyak pula traktat yang kurang bagus. Sering pendekatannya kurang kena kepada sasaran, atau ada suatu kekurangan dalam tantangan, atau bahasa Inggrisnya tidak bagus, atau bahasa sangat asing bagi mereka yang kita harapkan akan dijangkau, atau hal itu gagal dalam membuat tujuan. Kita memerlukan para penulis Injil yang cakap, para penulis yang tidak hanya memiliki kebenaran dan semangat serta anugrah, melainkan yang berpikir dengan jelas dan menulis dengan jelas. c) Ketika tiba kepada pekerjaan yang lebih besar, kita mengalami kelangkaan bahan yang mengerikan terhadap terang yang berharga bagi yang belum diselamatkan. Salah satu fenomena dari zaman kita ialah frekuensi dengan mana buku-buku agama melejit ke dalam kelas penjualan-terbaik, dan hal ini meletakkan pola bagi iman orang banyak. Namun berapa seringkah kebenaran pekerjaan penginjilan yang sehat ini, apakah bersifat fiktif ataukah non-fiktif? Buku Billy graham, Peace with God, 6 naik daun, namun sebagai tambahan kepada kehebatan buku itu sendiri, di samping juga buku itu merupakan penerbitan yang luar biasa dari kampanyenya yang hebat dan program jaringan radionya. Inilah yang disebut ladang yang terbuka luas bagi para pria yang punya nyali dan imajinasi serta iman, yaitu mereka yang pada saat yang sama adalah manusia-manusia tulisan. Untuk satu hal kita dapat bersyukur. Alkitab itu sendiri adalah best seller. Itu masih terus berlangsung berjuta-juta setiap tahunnya, dan kita mempunyai janji Ilahi bahwa “ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia.”7 6 7 Billy Graham, Peace with God (Westwood, N. J.: Revell). Yesaya 55:11. d) Suatu perkembangan baru dalam suasana ini adalah korespondensi. Korespondensi itu sendiri bukanlah hal yang baru, melainkan telah lahir sesuai dengan petunjuk bagi orang-orang Kristen. Gaya yang baru ialah dalam menggunakannya sebagai sebuah alat penginjilan. Kebutuhan dan permintaan menuntutnya agar menjadi hal yang demikian. Tujuannya ialah untuk menghadirkan elemen-elemen iman orang Kristen dengan begitu jelas dan sederhana sehingga orang yang belum diselamatkan, yang belum diajar Alkitab, akan dituntun ssetahap demi setahap kepada pengetahuan akan Jalan itu. Salah satu pernyataan yang paling jelas mengenai jalan keselamatan yang pernah saya dengar, dalam bentuk korespondensi yang teratur, dengan pertanyaanpertanyaan yang dicantumkan pada setiap pelajaran ialah The Good News. The Correspondence School of Moody Bible Institute punya program ini. 5. Catatan-catatan Fonograf. Kita bukanlah yang pertama dalam hal ini. Saksi Yehovah telah melaksanakannya sebelum kita. Terpisah dari catatan-catatan musik Injil, metode penginjilan ini belum begitu banyak berperan dalam dunia percakapan bahasa Inggris, namun hal itu berkembang dengan pesat sebagai sebuah alat usaha penginjilan. Gospel Recordings dari Los Angeles telah merintis dalam ladang ini, dan saat ini sedang mendistribusikan catatan-catatan dalam seribu bahasa dan dialek.8 6. Pesta-Rumah. The Oxford Group Movement adalah ahlinya dalam metode ini, namun itu juga telah menghasilkan lingkaran penginjilan yang baik. Itu adalah suatu rencana orangorang Eropa yang berbeda. Mr. Tom Rees, dari Inggris, telah berhasil secara luar biasa dengan hal itu. Beberapa tahun yang lalu saya ikut dalam pelayanan di pusat konferensinya, Hildenborough Hall, dengan sebuah kelompok sekitar seratus lima puluh orang muda. Itu bukanlah sebuah kemah, melainkan sebuah pesta-rumah. Rumah tersebut adalah merupakan sebuah gedung yang besar dengan tanah yang luas. Sementara para tamu tidak diharapkan memakai pakaian resmi untuk makan malam, Tuan dan Nyonya Rees pun melakukan hal yang sama, dan hal itu menambah sentuhan budaya Inggris dalam pemandangan. Tentu rekreasi, disediakan, misalnya berkuda, tenis, dan lain sebagainya, sementara pada sore hari mengadakan darmawisata dengan menggunakan bis ke Canterbury dan London bagi mereka yang ingin menjelajah daerah-daerah yang belum diketahui. Namun segala sesuatu dipusatkan pada tujuan rohani. Kelas-kelas diadakan, dan ada periode-periode untuk konseling, waktu yang teduh, dan jam-jam persekutuan yang menggembirakan. Itu bukanlah hal yang mudahuntuk membawakan tekanan yang tidak tepat kepada seseorang. Barangkali kita dapat menggali metode ini lebih dari yang telah kita lakukan. 7. Perkemahan Alkitab. Ini adalah gaya Amerika. Konsentrasi usaha yang digabungkan kepada relaksasi kehidupan berkemah. Lingkungan yang bebas dan mudah cenderung melepaskan 8 Moody Monthly (Chicago 10), Maret, 1955, hal. 87. segala beban dan meningkatkan diskusi yang terbuka. Sebagaimana dalam pestarumah, Perkemahan Alkitab menyajikan suatu tantangan nyata kepada para pemimpin dan orang-orang Kristen yang hadir, sebab kecuali kebersamaan yang hidup kepada ajaran, pengaruh kepada non Kristen akan menjadi bencana. Harus ada banyak percakapan di antara orang muda Amerika setiap musim panas sebagai suatu hasil dari angka perkemahan yang diadakan dalam setiap seksi di daerah itu. Saya harap statistik itu tersedia. 8. Film. Ini adalah penemuan abad keduapuluh lainnya yang telah ditekan ke dalam pelayanan Injil. Film-film Kristen mauk dalam dua kategori—doumentari dan dramatis. Pada awalnya, tidak ada akting, dalam arti teknikal. Kemudian pada ahirnya, akting adalah alat yang utama. a) Ada sedikit prasangka dengan memperhatikan film dokumen.Film-film ilmu pengetahuan injil Moody Institute of Science, contohnya, pada umumnya diterima, dan digunakan di banyak negara, dan telah diterjemahkan ke dalam empat belas bahasa. Film-film tersebut juga digunakan dalam pelayananpelayanan militer, di sekolah-seklah, di pabrik-pabrik, dan memiliki jalan masuk dimana agen-agen Injil lainnya tidak menerima. Kegunaan film-film tersebut sebagai alat penginjilan adalah di luar pertentangan. b) Ketika hal itu tiba kepada film dramatis, bagaimanapun juga, ada suatu pembagian pendapat yang tajam. Sementara saya menulis, saya mempunya sebuah artikel di hadapan saya9 oleh Walter Smyth, yang mengepalai film-film evangelistis Billy Graham, Inc. Sebenarnya dia berjuang bagi film dramatis sebagai sebuah senjata penginjilan, dan mengarahkan kepada lebih dari sepertiga juta keputusanyang dicatat yang dihasilkan dari menunjukkan filmfilm Billy Graham, baik dokumentari maupun dramatis. Dengan kata lain, banyak pemimpin Kristen tidak terkesan dengan gaya ini. Mereka menduga bahwa keputusan-keputusan yang dibuat di bawah pengaruh panggilan emosional yang demikian tinggi pada ahirnya bisa memilii suatu pengaruh yang merusak pada gereja secara menyeluruh. Dalam menentang kebijakan dalam penggunaan setiap alat yang tersedia, kita mempunyai filosofi yang lain bahwa kita akan menjadi penyelamat dengan menggunakan metodemetode Alkitabiah, dengan keyakinan akan tuntunan Roh Kudus. Ambil hal ini dari A. W. Tozer,10 dalam sebuah amanat yang diberikan pada Konferensi Keswick Amerika-Tengah bulan Oktober 1954: “Kembali, harus ada pembalikan kepada metode-metode dalam Perjanjian Baru. Beberapa orang berkata, ‘Kami percaya kepada pekabaran Alkitab, namun kami percaya kepada metode-mtode moderen.’ Saudara-saudaraku, gereja sedang sibuk saat ini, sektor-sektor tertentu daripadanya, mengkhotbahkan pekabaran Alkitab kemudian menunda semua kebaikan yang mereka lakukan dengan metode9 The King’s Business (Los Angeles), Desember, 1954, hal. 26. Moody Monthly (Chicago 10), Januari, 1955, hal. 17. 10 metode yang mereka gunakan untuk meningkatkan pekabaran itu. Kita harus pergi kepada Alkitab bagi metode-metode kita demikian pula dengan pekabaran kita.” Bukan pengalaman yang meragukan yang akan mengajar kita apakah pengaruh film dramatis yang bersifat agama, apakah alami atau rohani, sementara atau tetap; apakah Roh Kudus sedang menggunakannya, atau apakah itu adalah pengganti bagi Roh Kudus; apakah itu suatu persediaan Ilahi bagi zaman kita, atau apakah kita sedang mencoba melakukan pekerjaan rohani dengan cara-cara duniawi. Bukan respons langsung, melainkan pengaruh tinggi ke atas gereja, yang akan menjadi ujian. 9. Kelas Alkitab. Sekarang kita tidak berpikir mengenai kelas-kelas Alkitab yang membentuk departemen Sekolah Minggu dewasa. Catatan penginjilan tidak boleh diabaikan. Namun apa yang kita pikirkan adalah pergerakan langsung yang teah datang menjadi kenyataan pada tahun-tahun belakangan ini. Adalah hal yang sangat tenang dan rendah hati, yang lebih baik dipertahankan demikian. Lagi pula, itu benar-benar tidak resmi. Dalam suatu masyarakat tertentu ada sebuah rumah tangga Kristen yang dikelilingi oleh rumah tangga-rumah tangga yang non-Kristen. Orang-orang Kristen adalah orangorang yang bersahabat dan hidup bertetangga dengan baik dan punya beban bagi tetangga mereka. Suatu malam mereka mengundang enam pasangan keluarga ke rumah mereka dan memberikan waktu yang menyenangkan, sementara pada saat yang sama menjaga percakapan agar tetap terkendali. Sesudah beberapa saat, topik-topik seperti situasi dunia, perhatian agama baru, dan suatu pembalikan nasional kepada Alkitab didiskusikan. Suatu perhatian adalah gambarannya. Orang-orang Kristen (atau mungkin beberapa non-Kristen) mengusulkan untuk berkumpul bersama untuk belajar Alkitab. Apakah ada orang yang akan menjadi guru kita atau menuntun diskusi kita? Tentu tuan rumah atau nyonya rumah mengenal seseorang! Umumnya itu lebih baik bahwa seseorang bukan menjadi guru. Waktu ditentukan, dan sifatnya tidak resmi melainkan pembelajaran yang dituntun dimulai. Rencana Allah yang besar yang terhampar di hadapan mereka mulai diraih. Beberapa orang mungkin mengundurkan diri, namun yang lain datang, yang diundang oleh anggota-anggota kelas. Sesudah beberapa waktu beberapa dari kelompok ini mulai membicarakan bahasa Kristen, dan pengakuan-pengakuan ajaib mengenai iman dibuat. Itu sebenarnya terjadi di banyak kota dan desa, biasanya dalam masyarakat yang “lebih baik.” Dalam keadaan yang demikian penting untuk memelihara unsur persahabatan pribadi, untuk menghindari teknik-teknik “pertemuan,” dan untuk mencegah diskusi sektarian (kelompok sekte). Guru tidak memberikan kuliah, melainkan menuntun, menjelaskan, menolong. 10. Penginjilan Perorangan—Metode-metode yang Dijalankan. Kita memasukkan hal ini di bawah bentuk-bentuk dengan menghargai pribadipribadi yang akan dijangkau. Sekarang kita mempertimbangkannya sebagai sebuah metode yang dijalankan. Pada ahirnya semua pneginjilan adalah bersifat pribadi. Roh Kudus berhubungan dengan pribadi-pribadi, dan semua metode kita harus bertujuan pada pribadi. Jika metode penginjilan perorangan adalah metode Ilahi, hal itu harus benar-benar menjadi metode kita juga. Seseorang berhadapan muka dengan muka dengan seseorang dalam mempertemukan bagi Allah—anda tidak bisa membayangkan lebih banyak lagi dramatis, suatu situasi yang lebih berkuasa lagi. Itulah Penginjilan Perorangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi itu mungkin merupakan variasi yang tidak terbatas, namun ada inti sari yang tidak bervariasi mengenai hal itu—seseorang berhadapan muka dengan muka dengan seseorang dalam mempertemukan bagi Allah. Itulah tema di sepanjang pembelajaran kita PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Ke dalam dua kategori apa variasi bentuk penginjilan dapat dibagi? 2. Daftarkan semua bentuk penginjilan yang dapat anda pikirkan dengan penghargaan kepada orang-orang yang dijangkau, tidak membatasi diri anda kepada mereka yang dihubungkan dengan buku ini. 3. Sebagai suatu proyek peneltian temukan nama-nama terkenal dalam penginjilan massa dalam tiga abad yang lalu (dua tau tiga bagi masing-masing abad), dan tuliskan gambaran singkat mengenai pekerjaan masing-masing. Anda tidak perluterbatas pada dunia percakapan-bahasa Inggris. 4. Tuliskan peristiwa-peristiwa singkat mengenai beberapa usaha penginjilankelompok dimana anda mengenal secara pribadi. 5. Bandingkan penginjian melalui radio dan televisi, dan indikasikan keuntungankeuntungan dan problem masing-masing. 6. Bandingkan pesta-rumah dengan perkemahan Alkitab sebagai metode-metode penginjilan. 7. Diskusikan pro dan kontra mengenai film-film sebagai suatu instrumen atau alat penginjilan. PELAJARAN 5 Tempat Penginjilan Perorangan Dalam pekerjaannya yang sangat menolong, The Effective Evangelist, Fletcher membuat pernyataan ini: “Dari pengalaman saya sendiri saya terpaksa mengakui bahwa berkhotbah kepada orang banyak harus diikuti oleh percakapan dengan para individu, sebab adalah dalam berhubungan secara langsung dengan para individu sehingga pekerjaan yang terpenting dilaksanakan. Beberapa orang mungkin dikendalikan dalam suatu pertemuan besar; namun jarang orang yang sungguhsungguh datang ke dalam terang sampai ia dituntun di sana oleh instruksi individu. Berada dalam suatu kumpulan orang banyak, hanyalah merupakan suatu alat bagi sebuah ahir—ahir itu menjadi suatu hubungan langsung sesudahnya dengan individuindividu; sehingga dapat dilakukan juga dalam cara yang lain, bahkan jika orang banyak tidak pernah berkumpul.”1 Suatu ujian terhadap pernyataan ini menunjukkan bahwa penginjilan perorangan itu dapat digunakan dalam dua cara—dalam hubungannya dengan bentukbentuk penginjilan yang lain, dan bebas dari bentuk-bentuk yang lain. Fletcher mendesak bahwa perkumpulan orang banyak ialah untuk memisahkan individuindividu yang kurang berada dan berhubungan secara pribadi dengan mereka, kemudian menyarankan bahwa pemisahan dari individu-individu tersebut untuk hubungan pribadi dapat dilakukan tanpa mengumpulkan orang banyak. Dalam pelajaran ini kita akan melihat pada penginjilan perorangan dari dua sudut ini. A. DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BENTUK-BENTUK LAIN Adalah sering dinyatakan bahwa khotbah Petrus pada hari Pentakosta telah mengakibatkan keselamatan kepada tiga ribu orang. Hal ini benar, namun itu tidak semuanya benar. Kita harus ingat bahwa Petrus memiliki dukungan seratus dua puluh orang yang memberikan kesaksian mereka sendiri.2 Tidak diragukan lagi bahwa mereka telah menyatu/berbaur dengan orang banyak sehingga khotbah mereka dikuatkan oleh banyaknya percakapan pribadi. Kita tidak diberitahu mengenai organsisasi yang diam-diam dari seratus dua puluh orang itu, dan, sungguh, dalam situasi itu organisasi yang demikian adalah di luar pertanyaan. Namun demikian, Pentakosta telah meletakkan pola bagi semua penginjilan yang kemudian, yaitu, penyampaian khotbah yang didukung oleh pekerjaan perorangan. 1. Melengkapi Kampanye Penginjilan. 1 2 Lionel B. Fletcher, The Effektive Evangelist, hal. 167. Kisah 2:4-8. Dewasa ini para penginjil yang terbaik mendesakkan suatu pasukan pekerja perorangan yang terlatih. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dimana hal ini mengalami kekurangan hasil-hasil ahir dari kampanye penginjilan maka suatu kelemahan yang besar akan nampak. Dalam pertmeuan-pertemuan besar dari Chapman-Alexander Team, pelatihan para pekerja perorangan adalah merupakan suatu bagian utama dari seluruh upaya. Banyak perhatian diambil dalam menyaring para pelamar, dan seluruh program yang menyangkut perorangan diawasi, tidak satupun yang diijinkan untuk mengambil bagian dalam pekerjaan kecuali dia dapat menunjukkan lencana pengenalnya. Itu adalah satu hal mengenai pengetahuan umum sehingga persiapan para penasihat bagi kampanye Billy Graham dimulai lama sebelum kedatangan penginjil di ladang. Saya telah mengenal para penginjil yang telah mendesak dalam melakukan semua pekerjaan pribadi mereka sendiri. Dalam kasus-kasus yang demikian mereka dilibatkan dalam kampanye-kampanye yang lebih kecil dalam gereja-gereja individu yang tidak dapat menyediakan pria dan wanita sanggup dalam pekerjaan yang baik, dan dalam kekecewaan penginjil melakukannya sendiri. Hal ini, tentunya, meletekkan suatu beban yang menakutkan bagi penginjil, dan sedikit yang dapat berdiri dalam pekerjaan ini dalam jangka waktu yang lama. Namun apakah dilakukan sendiri atau oleh orang lain penginjil yang sejati mendesak kepada pekerjaan pribadi. 2. Melengkapi Penginjilan Radio. Semakin bentuk penginjilan perorangan dilibatkan, semakin mendesak akan terbuka saluran-saluran bagi hubungan perseorangan. Tidak ada bentuk penginjilan yang lebih bersifat pribadi daripada radio. Beberapa cara harus ditemukan untuk menggantikan hal ini. Saya ingat ketika sedang berbicara dengan seorang kawan baik saya yang memiliki pengalaman lama dalam pekerjaan radio, mengenai kesukaran saya dalam penyiaran dari studio radio. Sekeping metal yang saya gunakan untuk bicara tidak memberikan inspirasi bagi saya. Sahabat saya dengan bijaksana tidak menceritakan kepada saya agar berpikir mengenai orang banyak yang sedang mendengarkan, namun dia berkata, “Pikirkanlah mengenai satu orang, barangkali seorang wanita lanjut sedang duduk di samping pesawat radionya di sebuah pondok kecil di luar kota, atau seorang pelancong yang sedang mengendarai kendaraan di dalam mobilnya sedang memutar dan menyalakan radionya, dan berbicara kepada orang yang satu itu.” Itu adalah nasihat yang baik. Jika hak itu diikuti akan ada catatan pribadi dalam bentuk pelayanan yang paling bersifat pribadi. Para pengerja radio yang baik juga memberikan semangat korespondensi dari para pendengar mereka, bukan sekadar untuk dukungan finansial mereka bagi penyiaran mereka, melainkan juga untuk menindak-lanjuti pelayanan jarak-jauh mereka dengan kontak yang lebih bersifat pribadi. Tentu, adalah merupakan peristiwa bahwa pengkhotbah radio itu sendiri tidak dapat mengunjungi semua yang menulis surat kepdanya. Dalam kasus yang seperti itu adalah baik bagi dia untuk berhubungan dengan para pendeta penginjil di seluruh ladang radionya agar dia dapat melanjutkan bagi mereka korespondensi yang demikian sebagai panggilan bagi kontak pribadi. Dalam hal ini dia bukan hanya mengamankan atau memenuhi pertolongkan yang dibutuhkan, melainkan menempatkan dia ke dalam perhatian gereja lokal. Pada beberapa kesempatan, ketika saya menjadi pendeta di Wheaton, Illinois, seorang direktur stasiun radio memberikan tanggungjawab yang demikian kepada saya, dan hasilnya sangat menggembirakan. 3. Melengkapi Perkemahan Alkitab. Sebagaimana contoh lain dari nilai pekerjaan pribadi dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk penginjilan, kita dapat berpikir mengenai berkat istimewanya dalam perkemahan Alkitab. Betapapun efektifnya para pengerja yang lain dalam perkemahan, sang direktur dan para pembantunya bersandar sangat kuat kepada jamahan pribadi. Tugas utama dari para penasihat adalah untuk menyaksikan orangorang muda melihat kesan-kesan apa yang sedang dibuat, dan dengan banyak berdoa melangkah dengan petunjuk pribadi dan memberikan semangat pada momen yang utama. Tidak terlalu banyak dikatakan bahwa apapun bentuk penginjilan yang sedang dilibatkan, pekerjaan pribadi bukan hanya banyak membantu akan tetapi merupakan suatu suplemen yang perlu. B. BEBAS DARI BENTUK-BENTUK LAIN Filipus adalah seorang penginjil—seorang penginjil yang berhasil. Dia terlibat dalam salah satu kampanye yang paling menggetarkan dalam seluruh kehidupannya ketika Roh Allah mengatakan kepadanya agar meninggalkan Samaria, pemandangan dari usahanya yang sangat berhasil, dan pergi ke padang pasir untuk menemui seorang pria.3 Jadi kita mendapati Filipus berangkat dari sebuah mimbar, dengan kumpulan orang banyak yang sedang mendengarkan khotbahnya, menuju ke kereta kuda, dengan seorang yang asing bagi seorang pendengar. Tidak semua orang dapat menyesuiakan diri mereka kepada perubahan yang demikian, namun Filipus adalah sama suksesnya dalam penginjilan perorangan dengan penginjilan massa, dengan hasil bahwa orang asingtersebut, bendahara pribadi dari ratu Etiopia, kembali ke negerinya sendiri dalam suatu sukacita, dan tak diragukan lagi, ia menjadi seorang Kristen yang bersaksi. Kita telah melihat bahwa Petrus, sang pengkhotbah, memiliki dukungan seratus dua puluh orang saksi pribadi, namun tidak ada indikasi bahwa orang Etiopia itu harus menghadiri suatu pelayanan umum agar pekerjaan diselesaikan yang telah dimulai oleh Filipus. Itu secara umum akan disetujui bahwa penginjilan perorangan lebih bersifat dapat berdiri sendiri daripada bentuk-bentuk evangelisasi lainnya, dan tidak memerlukan dukungan sebanyak yang mereka perlukan. Barangkali hal itu bahkan merupakan suatu pernyataan yang penting. Umumnya itu adalah suatu bentuk penginjilan yang sebenarnya. Penginjilan pribadi dapat dibawakan dalam berbagai cara. 1. Penginjilan perorangan tak direncanakan (Kebetulan). 3 Kisah 8:26-39. Melalui hal ini saya tidak bermaksud bahwa penginjilan perorangan dilakukan sekali waktu, melainkan sebagai kesempatan yang muncul. Contoh yang baik mengenai hal ini ialah “kesempatan” pertemuan di atas sebuah kereta api. Saya tidak akan mengatakan bahwa seorang yang pulang pergi dengan menggunakan kereta api menyediakan kesempatan yang paling banyak mengundang bagi kesaksian pribadi. Pengalaman saya adalah bahwa banyak orang yang begitu terpikat dengan surat kabar mereka, atau begitu mengantuk, sehingga percakapan merupakan pengecualian gantinya peraturan. Namun demikian, seorang Kristen yang siaga akan terlibat dalam suatu pembicaraan di sini dan di sana. Perjalanan yang panjang mengundang percakapan, jika bukan untuk alasan lain daripada untuk melepaskan kebosanan, maka orang Kristen punya kesempatan, khususnya jika ia telah dengan banyak berdoa menyiapkan hatinya sendiri. Pada satu kesempatan saya mengadakan perjalanan dari Buffalo ke Cleveland. Duduk di sebuah kursi yang kosong di Buffalo, dengan diam-diam saya berdoa agar Tuhan akan mengirimkan seseorang yang duduk di samping saya untuk siapa saya akan bersaksi. Seorang pria muda datang dan duduk di sebelah saya. Secepat dia berbicara saya bisa mengetahui bahwa dia adalah seorang berkebangsaan Irlandia, dan saya beranggapan bahwa sesegera saya akan berbicara dia akan mengetahui bahwa saya adalah seorang Skotlandia. Percakapan itu adalah hal yang mudah, dan lama sebelumnya kami telah memutuskan untuk membicarakan mengenai hal-hal rohani. Saya pelajari bahwa kedua orang tuanya adalah orang Kristen dan dia sedang dalam perjalanan menuju ke Claveland untuk reuni keluarga. Dia tidak menyerah kepada Tuhan, namun ketika ia tahu bahwa saya menggembalakan sebuah jemaat di Claveland dia menyatakan bahwa dia akan membawa seluruh keluarganya untuk mendengarkan saya berkhotbah pada Minggu malam berikutnya. Saya mengharapkan yang terbaik. Pelayanan Minggu malam itu terbuka dengan tidak ada tanda dari sahabat saya orang Irlandia itu, dan sementara menit-menit berlalu tanpa menampakkan tanda-tanda, saya memutuskan bahwa itu telah menjadi sekadar salah satu dari janji-janji lain yang tidak tulus itu. Namun, sementara kami menyanyikan lagu pujian yang mendahului khotbah, sekitar dua belas orang maju ke depan, dipimpin oleh sahabat muda saya. Seorang untuk siapa saya berbicara di atas kereta api itu belum menerima Kristus pada hari itu, namun salah seorang dari saudara-saudaranya terus menghadiri acara gereja dan beberapa minggu kemudian datang kepada saya pada ahir acara dan berkata, “Pendeta, saya ingin menerima undangan anda untuk datang kepada Yesus.” Dia menjadi seorang Kristen yang bersukacita, telah dilatih bagi Pelayanan Kristen, dan pergi sebagai seorang misionaris ke Afrika dimana ia saat ini telah memberikan pelayanan yang sangat membuahkan hasil. Ada beberapa pelajaran bagi kita dalam peristiwa ini: Kita harus tetap mempersiapkan hati kita. Jangan mudah menyerah. Seorang untuk siapa kita pertama-tama berbicara mungkin menjadi penghubung kepada seseorang yang akan kita menangkan bagi Kristus. Tentu, kesaksian yang sifatnya kebetulan itu, tidaklah dibatasi hanya bisa dilakukan di atas kereta api. Sementara kita pergi dari hari ke sehari kita harus melihat pada kesempatankesempatan seperti itu. 2. Penginjilan perorangan yang direncanakan. Ini bisa merupakan kerjasama dengan program gereja setempat. Selama suatu kampanye kunjungan pada orang-orang yang tidak bergereja di Wheaton istri saya mengunjungi seorang wanita kaya dan beradab. Percakapan menemukan bahwa tahuntahun sebelumnya dia telah memiliki suatu hubungan dengan wanita lain yang sekarang adalah seorang Kristen yang aktif di gereja. Istri saya, meyakini bahwa strategi yang terbaik dalam hal ini ialah membawa kedua wanita ini berkumpul kembali, melaporkan masalah ini kepada wanita Kristen tersebut, yang dengan segera mengundang sahabat terdahulunya ke rumahnya. Saat ini dalam keluarga ini sebuah kelas Alkitab diadakan sebagai sifat dari apa yang kita gambarkan dalam pelajaran ini mengenai bentuk-bentuk penginjilan. Wanita yang mencintai dunia itu menjadi tertarik, menghadiri kelas Alkitab, dan setelah penyelidikan yang cukup serius dia membuka hatinya kepada Juruselamat. Saat ini dia bersama Tuhan, demikian pula dengan suaminya, yang tadinya tidak tertarik, namun kemudian mencari jalan keselamatan. Ada rencana-rencana terbatas lainnya di samping program kunjungan dari rumah-ke rumah. Seorang pria Kristen dalam sebuah kantor atau pabrik memiliki ladang misi yang semuanya dipersiapkan bagi dia. Dengan kehidupan yang penuh doa dia dapat meletakkan pandangannya untuk satu orang di atas yang lainya, dan mencari tuntunan Roh Kudus, mengikuti tuntunan yang diberikan kepadanya dalam suatu usaha untuk memenangkan para rekan pekerjanya satu demi satu. Adalah melalui alat yang demikian sehingga William Caret dimenangkan kepada Kristus—melalui kesaksian yang teguh dan tetap dari seorang sahabat yang sedang magang di perusahaan, William Warr.4 Saya percaya banyak pria Kristen gagal dalam situasi yang menguntungkan tersebut oleh mencoba bersaksi keapda semua orang dengan cara yang umum gantinya memusatkan pada satu cara pada suatu saat. Sebuah rencana yang terbatas, yang diletakkan dengan kehidupan yang penuh dengan doa, akan lebih efektif daripada bergantung kepada kesempatan yang banyak tapi tidak efektif. SARAN-SARAN MENDASAR BAGI PENGINJILAN. 1. Gunakan Akal Sehat. Haruskah kita menginjil kepada setiap orang yang kita temuai? Jawabannya akan dimulai dengan definisi-definisi. Apa yang kita maksudkan dengan bertemu, dan apa yang kita maksudkan dengan menginjil? Adalah cukup menjadi bukti bahwa jika kita sedang berjalan-jalan di State Street, Chicago, atau Fifth Avenue, New York, itu akan menjadi suatu ketidakmungkinan fisik untuk menampilkan kepada setiap orang yang kita temui di jalan lalu lintas yang sangat ramai suatu pernyataan pribadi dan 4 F.D. Walker, William Carey (Chicago 10: Moody Press), hal. 31,31. lengkap tentang Injil. Oleh sebab itu, seseorang harus memutuskan, jenis pertemuan apa yang akan diterapkan baginya sebuah tanggungjawab untuk bersaksi, dan dia juga harus bisa membedakan antara tugas untuk memberikan perkataan kesaksian dan tuntutan untuk melaksanakan penyajian kebenaran yang lebih lengkap. 2. Gunakan Etika. Pertanyaaan etika boleh masuk ke dalam penginjilan pribadi. Misalnya, kita tidak punya hak untuk merampok waktu karyawan kita yang telah kita kontrak untuk bekerja. Jika dua orang sedang bekerja secara berdampingan pada sebuah pekerjaan mekanis baik yang lebih besar maupun yang lebih kecil yang diijinkan untuk bercakapcakap tanpa mencampuri urusan pekerjaan masing-masing, maka orang Kristen bisa bersaksi kepada orang yang non-Kristen dalam situasi yang demikian, namun dimana hubungan pribadi yang demikian menuntut pemberhentian kerja maka waktu yang lain harus dipilih. 3. Hindari Hal-hal yang Memalukan. Bersaksi dalam keadaan dimana akan menyebabkan hal-hal yang memalukan kepada pihak lain adalah tidak bijaksana dan tidak membuahkan hasil. 4. Mengetahui Kapan Berhenti. Desakan kepada seseorang untuk menerima keselamatan dimana cukup jelas bahwa pihak tesebut tidak mengharapkan untuk mengadakan pembicaraan hal-hal yang demikian adalah seperti membuat orang berdosa untuk lebih memutuskan tidak memiliki urusan lagi dengan Injil. 5. Gunakan kesempatan yang ada. Dengan menjadikan semua hal ini melekat dalam pikiran, seseorang harus memperhatikan dengan siapa dia memiliki hubungan yang cukup untuk membuat hubungan pribadi yang mungkin dengan pendengar Injil yang berpotensi, dan carilah tuntunan dari Roh Kudus dalam membuka percakapan. H. Clay Trumbul, pengarang Individual Work for Individuals,5 meletakkannya sebagai suatu prinsip yang harus diikuti, agar ketika arah dari suatu pembicaraan yang berada dalam pengendaliannya dia akan membelokkannya kepada hal-hal mengenai Allah. 6. Taati Roh Kudus. Kita harus belajar menjadi taat baik terhadap desakan-desakan maupun terhadap penolakan-penolakan Roh Kudus, sama seperti Paulus menuruti penolakan Roh Kudus dengan perhatian untuk mengkhotbahkan Injil di Asia dan Bitinia,6 namun mentaati desakan untuk menginjil dalam sinagog-sinagog dan di tempat-tempat umum di kota Atena.7 7. Bersiaplah. Jawaban ahir ialah kesiapan pribadi, dengan hikmat dan penyesuaian yang diberikan oleh Roh Kudus. 5 H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 23. Kisah 16:7-10. 7 Kisah 17:16. 6 PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Dalam dua cara apakah penginjilan pribadi dapat dipraktikkan? 2. Bagaimana khotbah Petrus pada hari Pentakosta didukung? 3. Bagian apa yang dimainkan penginjilan pribadi dalam kampanye-kampanye seperti yang dilakukan oleh Billy Graham? 4. Diskusikan pernyataan: “Semakin bersifat pribadi bentuk penginjilan yang dilibatkan, semakin baik yaitu untuk membuka saluran-saluran bagi hubungan pribadi.” Berikan beberapa contoh. 5. Berikan sebuah peristiwa dari seorang penginjil yang sukses dalam Perjanjian Baru yang beralih kepada pekerjaan pribadi. 6. Apa yang tidak kita maksudkan, dan apa yang kita maksudkan, melalui penginjilan pribadi yang tidak direncanakan (kebetulan)? Berikan sebuah contoh dari pengalaman anda sendiri. 7. Diskusikan pertanyaan, “Haruskah kita menginjil keapda setiap orang yang kita temui?" PELAJARAN 6 Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi Sampai berapa jauh anda akan sependapat dengan pernyataan H. Clay Trumbull berikut ini: “ Sebagai suatu peraturan, intensitas dari panggilan berada dalam proporsi sebaliknya daripada area yang dilingkupi; dengan kata lain, semakin besar pendengar anda, semakin kecil kemungkinan panggilan anda untuk pulang ke rumah kepada mereka daripada panggilan kepada seorang diri.”?1 Jika kita benar-benar percaya bahwa, kita tidak seharusnya terlalu bernafsu membangun gereja-gereja yang besar, melainkan kita harus berusaha untuk membatasi ukuran mereka oleh meningkatkan jumlah mereka. Namun mereka yang cenderung menuduh Tuan Trumbull karena terlalu berlebihan di sini akan segera mengakui kebenaran bahwa dia sedang mencoba mencetak rumah, sehingga penginjilan pribadi pada ahirnya akan terbukti adalah yang paling efektif dari semuanya. Keuntungannya banyak. Beberapa dari antaranya kita akan pelajari sekarang. A. Semua Dapat Melakukannya. Tentu yang dimaksudkan semuanya adalah semua orang Kristen. Sekarang saya tidak tahu mengenai bentuk penginjilan lain yang hal ini dapat katakan. Tidak semua orang dapat berkhotbah, tidak semua dapat menulis, tidak semua dapat menyanyi, tidak semua dapat berakting, tidak semua dapat mengorganisasikan suatu perkemahan, tidak semua dapat mengajar di kelas, namun semua, tidak memandang usia, jenis kelamin, atau kemampuan, dapat melakukan pekerjaan pribadi. Hal ini bukan berarti bahwa semua akan berada dalam kahlian yang setaraf atau keberhasilan yang sama. Kita tidak dapat menyangkal bahwa beberapa orang secara khusus dikaruniai untuk jenis pekerjaan ini. Sangat sedikit bisa persis seperti Uncle John Vassar, contohnya. Sebagai seorang pemenang-jiwa pribadi dia memiliki sebuah lingkaran/golongan terpilih. Beberapa orang memang telah menegaskan bawha semua yang kita butuhkan ialah doa yang cukup dan kesetiaan yang cukup serta kepenuhan Roh Kudus untuk membuat setiap orang dari kita setaraf keapeda hal yang terbaik. Akan tetapi hal itu melupakan kedaulatan Roh Kudus dalam mendistribusikan kasrunia-karunia.2 Allah menaruh Roh Kudus-Nya ke atas Bezaleel3 untuk membuat perlengkapan bait suci, namun itu tidak berarti bahwa jika dia telah memiliki iman yang cukup dan doa yang cukup dia dapat menjadi seorang pemimpin sebesar Musa— tidak lebih dari doa dan kesetiaan yang dapat menjadikan Musa seorang seniman dalam 1 H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 3. 1 Korintus 12:11. 3 Keluaran 31:1-5. 2 bidang emas dan perak dan tembaga serta kayu. Kita harus mengakui karunia-karunia khusus dari Roh Kudus demikian pula sesuatu yang terkait dengan Roh Kudus. Kita masih mengulangi: ini adalah satu pekerjaan dimana semua dapat mengerjakannya, masing-masing dalam ukurannya sendiri, dan tak diragukan lebih banyak doa dan lebih banyak iman akan menjadikan kita semua lebih sanggup dan lebih efektf. Banyak yang telah digunakan Allah dalam lapisan ini kendatipun dalam rintangan yang serius. Memang kendala dari beberapa orang telah memutuskan bentuk pelayanan mereka. “Dad Hall,”4 benar-benar dikenal sebagai “Bishop of Wall Street,” telah meresmikan pelayanan telepon internasional masa kini pada usia tujuh puluh lima tahun, ketia ia baru saja sembuh dari penyakit stroke yang melumpuhkan badan sebelah kirinya. Sebuah nomor yang “salah” dimulaikan pada mulanya, mengakibatkan limabelas panggilan pada hari itu, dan hal itu tetap meningkat sampai tiga telepon dan beberapa pembantu menjadi sibuk. Kakak perempuan saya yang tertua, saat ini bersama dengan Tuhan, menjadi cacat karena penyakit jantung selama beberapa tahun. Dulu ia mendengar kolom kemasyarakatan dalam surat kabar. Suatu hari dia terbawa kepada suatu perasaan tanggungjawab bagi mereka dengan siapa ia sedang membaca. Sesudah banyak berdoa, dia mulai menuliskan beberapa surat kepada mereka—surat-surat ucapan selamat yang sangat ramah ataupun ucapan belasungkawa, sebagaimana situasi yang diinginkan, dan selalu menjadi saksi bagi Kristus. Keefektifan dari pelayanannya yng rendah hati nampak dalam beberapa tanggapan mereka. B. PELUANG-PELUANG YANG MELIMPAH. Ketentuan itu tidaklah benar untuk bentuk penginjilan yang lain. Banyak orang akan mencari dengan sia-sia bagi sebuah kessempatan tampil di mimbar, muncul di televisi, berbicara di radio, atau menerbitkan sebuah buku, namun kita setiap hari dikelilingi dengan peluang-peluang untuk bersaksi bagi Kristus. Kesulitan kita ialah gagal untuk mengorganisir mereka, atau jika kita mengenal mereka, memenangkan mereka. Jika secara menyeluruh penuh dengan kebenaran, kita harus mengakui bahwa terkadang kita mencoba tidak mengenal mereka. Adalah tersurat mengenai Adoniram Judson bahwa “setiap hubungan sosial merupakan sebuah tali oleh mana para pria ditarik ke surga.”5 Dalam pasal pertama Injil Yohanes, tiga hubungan sosial yang berbeda nampak sebagai lapisan-lapisan bersaksi—pemuridan, kekerabatan, dan persahabatan. Yohanes pembaptis berbicara kepada murid-muridnya,6 Andreas berbicara kepada saudaranya,7 4 Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal. 116. Edwadr Judson, The Life of Adoniram Judson (New York: Anson Randolph & Co.), hal. 311. 6 Yohanes 1:35-37. 7 Yohanes 1:40-42. 5 dan Filipus berbicara kepada sahabat-sahabatnya.8 Rumah, kantor, pabrik, sekolah, tempat rekreasi, semua menjadi lapisan-lapisan bersaksi bagi pemenang-jiwa. C. ITU MEMUSATKAN PERHATIAN PADA INDIVIDU. Para ahli ilmu jiwa mengatakan kepada kita bahwa ada sesuatu naluri penggembalaan di dalam diri kita semua. Namun ada sesuatu yang lain juga. Kita semua sangat sadar akan diri kita sebagai individu-individu, dan kita menyukai perhatian, bukan semata-mata sebagai anggota-anggota dari gembala, melainkan sebagai individu-individu. Bahkan mereka yang nampaknya menyusut paling banyak dari perhatian memahatkannya. Kita mengetahui bagaimana perasaan “yang tidak diinginkan” telah menuntun banyak orang kepada kekecewaan dan kehancuran-diri. Faktanya ialah, kita adalah merupakan suatu ikatan dari pertentanganpertentangan. Gadis-gadis kita, misalnya, ingin bergaya dan berpakaian sesuai dengan mode masa kini, namun jika mereka melihat orang lain berpakaian sama dengan mereka, pakaian itu akan dengan segera disingkirkan. Harus ada penyesuaian dan perbedaan! Jadi setiap orang ingin menjadi seperti kawan-kawannya, namun merasa bahwa dia harus tampil beda. Setiap orang merasa istimewa menurut pandangannya. Allah telah menjadikannya demikian. Sebab semua keserupaan yang mendasar tidak ada orang yang sama persis.Jika demikian dalam hal kepingan-kepingan salju, adalah demikian dalam hal manusia dikarunia dengan karunia kepribadian yang berharga. Kita semua seperti dalam kenyataan sifat keberdosaan kita dan kebutuhan kita akan keselamata, dan keselamtan yang sama dapat diterima dan cukup bagi setiap kebutuhan manusia, namun kesemrawutan individu akan setiap sifat manusia akan menentukan cara datangnya ia kepada Allah. Sekarang semakin banyak bentuk-bentuk penginjilan umum bisa menjangkau seorang pria sebagai anggota dari kawanan yang digembalakan, namun penginjilan pribadi akan menjamah perasaan ketersendirian itu. Suara dari si pengkhotbah akan menceritakan keapdanya bahwa “begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,”9 namun jika seseorang cukup memperhatikan mendekati dia secara pribadi, itu akan lebih mudah bagi dia untuk percaya bahwa “Anak Allah… mengasihi saya, dan memberikan diri-Nya sendiri bagi saya.”10 Pekerja pribadi bisa menjadi peragaan yang hidup terhadap apa yang dirindukan oleh orang berdosa untuk diketahui, sehingga “Tuhan memperhatikan aku.”11 D. ITU MENYANGGUPKAN SESEORANG UNTUK BERURUSAN DENGAN MASALAH-MASALAH INDIVIDU. 8 Yohanes 1:45, 46. Yohanes 3:16. 10 Galatia 2:20. 11 Mazmur 40:18. 9 Barangkali inilah alasan mengapa beberapa dari kita mengelak untuk menjangkau individu. Kita merasa takut bahwa kita akan dihujani dengan pertanyaanpertanyaan yang tidak bisa kita jawab, dan menghadapi masalah untuk mana kita tidak punya solusi. Dalam suatu percakapan umum kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut—untuk mana kita memiliki jawabannya, atau berpikir kita memilikinya. Namun dalam pekerjaan pribadi pihak lain memiliki pertanyaan, dan alangkah memalukan jika kita tidak dapat memberikan jawabannya! Itu adalah sikap yang salah, betapapun manusiawi dan alami sekalipun. Siapa yang berkata bahwa kita memiliki semua jawaban? Kita adalah para saksi, bukan para pendebat. Lagi pula, kasusnya tidak tergantung kepada kesanggupan kita untuk memecahkan masalah, melainkan berdasarkan kesaksian Roh yang ada bersama kita dan melalui kita. Namun apakah kita punya atau tidak punya semua jawabannya, kita pasti punya jawabannya, dan dalam percakapan pribadi adalah merupakan kesempatan kita untuk menunjukkan bagaimana Than Yesus adalah jawaban keapda setiap kebutuhan manusia. Di belakang semua pertanyaan yang ditanyakan ada suatu kerinduan untuk diyakinkan kepada fakta tersebut. Saudara yang berdiri di atas mimbar boleh mengatakan hal yang demikian dalam istilah-istilah yang umum, namun dalam pertmeuan pribadi kita dapat membuatnya definitif, dan mengarahkan kepada jalan satu-satunya. Pertanyaan-pertanyaan dari seorang pengejek mungkin muncul di luar pengetahuan kita, akan tetapi pertanyaan-pertanyaan dari seorang penyelidik memiliki jawaban pada saat itu juga—dalam Alkitab. Saya telah sering menemukan bahwa pertanyaan-pertanyaan hangat yang ditanyakan benar-benar tidak begitu penting seperti yang mereka tanyakan. Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi rintangan karena ia tidak dapat melihat di balik mereka; namun ketika Tuhan Yesus ditampilkan, halangan yang tak dapat diatasi nampaknya berlalu dan terlupakan. Akan tetapi dia telah memiliki kesempatan untuk menanyakan pertanyaannya, dan Sang Juruselamat dinyatakan dalam hubungannya dengan kesukarannya sendiri, dan ia dipuaskan. Ketika Roh Kudus sedang bekerja, masalah-masalah memiliki jalan penyelesaiannya sendiri. E. ITU MELEPASKAN DIRI DARI GAGASAN PROFESIONAL. Ketika seorang ibu rumah tangga melihat seorang salesman datang, penolakannya melanda dalam dirinya. Jika ia membuka pintu, adalah dengan suatu keputusan untuk tidak “terpengaruh” oleh pembicaraan yang berhubungan dengan penjualan. Pria ini secara profesional menyajikan barang-barangnya, yang artinya bahwa apa yang ia katakan harus diabaikan paling sedikit lima puluh persen! Benar atau salah, itu adalah sikap dari kebanyakan salesman profesional. Sekarang jika seorang tetangga datang ke rumah ibu rumah tangga yang sama, menunjukkan artikel yang sama, membayarkan upeti sebagai hal yang terbaik yang pernah ia temukan dalam bidangnya, reaksinya barangkali akan sangat berbeda. Menjadikan pelanggan merasa puas adalah salesman yang terbaik. Itu sebabnya mengapa perusahaan- perusahaan dagang dengan was-was mencari kesaksian pribadi bagi produk-produk mereka. Sementara penginjilan itu lebih daripada sesuatu yang berhubungan dengan penjualan, namun prinsip yang sama ini terdapat. Seorang pengerja tidak selalu berada dalam situasi yang terbaik dalam bersaksi. Banyak yang memperhatikannya sebagai seorang yang “profesional,” dan karena itu dianggap lalu saja. Namun seorang “pelanggan yang merasa puas,” atau tetangga, sahabat, yang telah menemukan realitas dan harga dari Kristus, yang seluruh kehidupannya memperagakan kenyataan, adalah tempat yang menguntungkan bagi kesaksian pribadi. Harus diakui bahwa seorang pengerja yang sejati melalui ketulusannya dan menggambarkan kelemahlembutan akan mengalami kemenangan, namun fakta yang masih tetap tinggal yaitu ia memiliki rintangan ekstra yang harus diatasi. Tentunya sang pengerja yang membatasi kesaksiannya kepada mimbar tidak akan menang—dia adalah seorang yang profesional. Namun pengerja yang menggabungkan tingkat para pelanggan yang merasa puas dan terlibat dalam penginjilan pribadi akan dikenal sebagai seorang yang menaruh perhatian, dan baginya orang-orang akan mendengarkannya. Orang Kristen yang hanya namanya saja, yang tidak maju secara alami menyatakan bahwa memenangkan jiwa adalah bisnis pendeta/pengerja. Begitulah yang dikatakan oleh seorang pria muda kepada saya ketika saya sedang mendesakkan kepadanya untuk menuntun orang lain kepada Kristus. Dia pergi sejauh untuk menyatakan bahwa dia akan marah kepada seseorang daripada seorang pengerja mendekati dia untuk pelajaran yang demikian. Adalah cukup jelas bahwa dia sedang menaruh pembelaan atas kelalaiannya sendiri terhadap tugas suci dan kesempatan yang diberkati yang dipercayakan kepada semua orang Kristen. F. JAMAHAN PRIBADI BERHASIL BILAMANA METODE-METODE YANG LAIN GAGAL. Wanita Sunem yang telah membangun sebuah kamar bagi nabi Elisa datang kepadanya pada suatu hari dengan kabar buruk bahwa anak lelakinya meninggal dunia. Nabi itu segera mengirimkan hambanya Gehazi agar meletakkan tongkat ke atas wajah anak yang sudah mati itu, namun tidak ada respons. Itu terjadi tepat seperti yang ibu itu harapkan, sebab ia menolak untuk kembali ke rumah dengan hamba tersebut, namun mendesak Elisa sendiri untuk mengantarnya pulang. Setelah mereka sampai di rumah nabi itu mengunci dirinya di dalam kamar dengan anak tersebut, dan sesudah berdoa, ia merentangkan dirinya ke atas tubuh anak yang sudah mati itu. Hal itu dia lakukan dua kali, dan anak itu menunjukkan tanda-tanda kehidupan—ia bersin tujuh kali!12 Apa yang dijamah oleh tongkat itu tidak dapat melakukan apa-apa, kontak pribadi yang dijalankan, melalui kuasa Allah. Tongkat tersebut sangat baik dalam penggunaannya, untuk memisahkan air dan memukul batu, namun itu tidak mengambil tempat jamahan manusia. 12 2 Raja-raja 4:18-37. Suatu hari Yohanes pembaptis, di tengah-tengah para pekerjanya, melihat Yesus, dan berseru: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa dunia.” Konteks tersebut menyarankan bahwa kata-kata ini diucapkan kepada orang banyak. Keesokan harinya Yohanes berbicara dengan dua orang dari pengikutnya ketika ia melihat Yesus lagi. Menunjuk kepada Dia dia berkata kepada dua orang tersebut, “Lihatlah Anak Domba Allah.” Sekarang semakin banyak dan semakin umum pernyataan pada hari pertama tidak nampak mengarahkan orang untuk datang kepada Yesus, namun perkataan pribadi, yang sederhana itu keapda dua orang muridnya memberikan nada baru dalam hati mereka, dan “mereka mengikut Yesus.”13 Sebagai seorang yang telah berkhotbah selama bertahun-tahun, saaya merasa ragu-ragu untuk menyetujui bahwa berkhotbah bukanlah instrumen yang efektif dalam memenangkan-jiwa, khususnya ketika Alkitab mengatakannya demikian.14 Saya mengakui bahwa pernyataan dengan mana kita membuka pasal ini agak melukai. Namun saya dengan bebas mengakui bahwa saya telah mengkhotbahkan/mencurahkan hati saya kepada orang tertentu dengan respons yang tidak nampak, hanya untuk menemukan mereka terbuka dan siap ketika saya menempatkan diri saya untuk melihat mereka secara pribadi. Ada seorang sahabat yang berasal dari Scotlandia namanya adalah Johanes. Dia mulai datang ke gereja saya, saya mengira, karena kami adalah dari bagian Skotlandia yang sama. Dia benar-benar memerlukan Tuhan, dan saya berkhotbah kepadanya seolah-olah tidak ada orang lain di dalam jemaat itu. Suatu hari saya pergi untuk melihat dia, tidak mengetahui bagaimana saya akan diterima. Dia tertidur, karena dia sedang mengambil shift malam. Saya meninggalkan catatan baginya, menuliskan di atas traktat yang berjudul, Old John is Dead, I am New John (Yohanes yang lama sudah mati, saya adalah Yohanes yang baru). Satu hari atau dua hari kemudian saya menerima sepucuk surat. Membuka amplop, saya melihat traktat saya dikemblikan. Hati saya tenggelam. Tapi saya lihat kembali dan menemukan sepucuk kertas dimana tertulis: Oh Yesus, telah berjanji Untuk melayani Engkau sampai kepada ahirnya. Biarlah Engkau senantiasa dekat kepadaku, Pemimpinku dan Sahabatku. Aku tidak akan takut peperangan, Jika engkau berada di sisiku, Tidak juga aku akan tersesat dari jalanku, Jika engkau menjadi Penuntunku. Oh, berikanlah aku rahmatmu untuk mengikut Jurusalamatku dan Sahabatku 13 14 Yohanes 1:29-37. 1 Korintus 1:21. Sahabat lama, Yohanes Baru. Itu bukanlah khotbah, melainkan sentuhan pribadi yang memenangkan dia. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Siapa yang membuat pernyataan bahwa “intensitas panggilan berada dalam proporsi yang sebaliknya daripada area yang dilingkupinya”? 2. Diskusikan pernyataan bahwa semua dapat terlibat dalam penginjilan pribadi. 3. Siapa yang mengatakan bahwa “setiap hubungan sosial adalah merupakan tali oleh mana para pria boleh ditarik kepada Kristus”? 4. Apakah dua pahatan yang bertentangan yang hadir dalam diri kita semua, yang harus diperhitungkan dalam penginjilan? 5. Daftarkan keuntungan-keuntungan dari penginjilan pribadi yang diberikan dalam pelajaran ini, dan tambahkan lainnya yang dapat anda sarankan. PELAJARAN 7 Sanksi-sanksi Pengijilan Perorangan Sanksi adalah suatu pertimbangan yang mendorong atau mendesak kepatuhan kepada suatu peraturan dalam tindakan. Suatu hukuman yang dijatuhkan terhadap pelanggaran hukum disebut sanksi. Suatu upah yang dianugrahkan bagi pemenuhan tugas adalah sanksi. Suatu nama otoritas yang diberikan kepada suatu panggilan adalah sanksi. Kata itu juga memiliki konotasi ijin, namun itu adalah arti yang kedua. Pertimbangan-pertimbangan apa yang ada, untuk menegakkan tugas bersaksi bagi Kristus secara pribadi? A. Berhutang. “Aku berhutang,” kata rasul Paulus, baik keapda orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani; baik keapda orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.”1 Sekarang tidak ada keraguan bahwa Paulus, sebagai Saulus dari Tarsus, telah mendapatkan beberapa keuntungan intelektual dan budaya dari dunia Yunani, sehingga dia berada dalam suatu situasi orang yang berhutang kepada orang Yunani. Namun apa yang dia pernah peroleh dari orang-orang yang bukan yahudi sehingga ia harus berhutang sesuatu kepada mereka? Hutang datang dalam cara yang lain daripada oleh keuntungan-keuntungan yang diterima dari pihak yang terlibat. Dalam profesi pengobatan, seorang yang menemukan sesuatu yang akan menyumbangkan kepada penyembuhan dari suatu penyakit dituntut oleh etika dari profesinya untuk membuatnya diketahui. Dia dipandang sebagai seorang yang berhutang kepada semua manusia dengan penghormatan atas penemuan itu. Kewajiban ini didasarkan atas kesatuan dan solidaritas umat manusia. “Tidak seorangpun dari kita yang hidup untuk dirinya,”2 demikian kata Alkitab, dan dunia pengobatan, sedikitnya atas perkembangan ini, mengenal prinsip ini. Ada di hadapan saya suatu dunia yang membutuhkan; di sini di tangan saya adalah penyembuhan, atau sedikitnya untuk meredakan. Dengan cara itu saya menjadi seorang yang terhutang. Sebenarnya itulah sifat dari keberhutangan Paulus, dan kita satu dengan dia. Di sekitar kita adalah suatu dunia orang-orang berdosa, hilang dan belum dikerjakan. Kita memiliki jawabannya: Injil Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini kita adalah orangorang yang berhutang kepada setiap orang yang tidak mengenal Yesus Kristus. 1 2 Roma 1:14. Roma 14:7. Empat orang yang sakit lepra memeluk dinding-dinding Samaria yang dikepung memutuskan untuk memohon belas kasihan kepada tentara Siria sebagai satu-satunya pengharapan untuk bertahan hidup. Ketika mereka sampai di perkemahan orang banyak yang sedang berinvasi, tidak ada orang-orang Siria yang kelihatan. Suara pasukan tentara yang mendekat telah mengirim mereka dengan segera atas kehidupan mereka. Orang-orang lepra yang keheran-heranan itu mulai merampas, dan memuaskan lapar mereka dari persediaan yang tertinggal itu. Kemudian mereka datang kepada mereka sendiri dan mengingat bahwa penemuan dari kelimpahan berkat itu menjadikan mereka terhutang kepada para penduduk kota yang sedang kelaparan. Jadi mereka cepat-cepat kembali untuk menyampaikan kabar baik kepada penjaga pintu gerbang.3 Kita yang telah “mengecap kebaikan Tuhan”4 punya hutang yang harus dibayar. Kita berhutang kabar baik kepada para sahabat kita dan tetangga kita. B. Perintah. Perintah ahir yang dicatat dari Juruselamat yang sudah bangkit itu kepada kelompok pengikut-Nya pada peristiwa kenaikan-Nya kepada kemuliaan ialah: “Pergilah ke seluruh dunia, dan kabarkanlah Injil kepada segala mahluk.”5 Tidak ada keraguan bahwa itu adalah perintah yang khusus dan representatif, menunjukkan kehendak-Nya bagi semua yang mau mengambil nama-Nya ke atas mereka. Adalah sangat jelas bahwa tidak ada seorang pun, atau semua dari kelompok kecil untuk siapa Tuhan mengatakan perkataan-perkataan ini, dapat menjangkau “setiap mahluk.” Maka setiap orang percaya, mengambil bagian dalam tanggungjawab membawakan perintah Tuhan selama ada satu mahluk yang belum mendengar kabar baik. Ada banyak cara dimana kita boleh membagikan tugas. Kita boleh memberikan harta kita, kita boleh mendoakan, kita boleh menguatkan mereka yang pergi ke daerahdaerah yang jauh, kita boleh melayani dalam lembaga-lembaga Kristiani dan membantu melatih para pengerja dan misionaris, namun semuanya itu tidak membebaskan kita dari tanggungjawab kita dalam bersaksi. Tak seorangpun dapat pergi ke seluruh dunia, namun masing-masing dapat pergi ke suatu bagian dunia, walaupun hanya kepada tetangga yang ada di samping rumah kita atau di sekitar kita. Perintah untuk bersaksi tidak harus meninggalkan rumah menuju ke tempattempat yang jauh diperjelas dalam salah satu dari peristiwa-peristiwa Injil yang dinyatakan. Orang yang kerasukan setan di Gadara, untuk siapa Yesus telah mengusir roh jahat dari tubuhnya, memohon dengan sangat ingin menemani Yesus dalam pelayanan keliling-Nya. Barangkali ia ingin jauh dari bagian negeri itu yang dikaitkan dengan belenggu mengerikan yang mengikat dia sebelumnya; barangkali ia merasa malu akan kehidupannya yang lama sehingga ia merasa tersisih dari kehidupan di antara orang banyak yang mengenal dia; atau barangkali ia hanya merasa perlu akan 3 2 Raja-raja 7. 1 Petrus 2:3. 5 Markus 16:15. 4 kehadiran Yesus sebagai kepastian keamanan terhadap kemungkinan datangnya roh jahat itu kembali ke dalam dirinya. Apappun motifnya, permintaannya ditolak. Gantinya, kepadanya diperintahkan oleh Yesus: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau.”6 Tak diragukan itu akan menjadi lebih mudah bagi dia untuk pergi ke dalam pekerjaan “secara profesional,” akan tetapi perintah itu berarti bagi dia agar tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan pribadi. Teritorial rumah tangga adalah tempat yang paling baik bagi orang Kristen. C. Pengangkatan. Para pedagang Inggris dan para pengusaha pabrik menganggapnya sebagai suatu penghormatan besar untuk dapat menghiasi dengan huruf timbul kepala surat mereka dengan kata-kata, dengan pengangkatan. Cara ini, tentunya, yaitu produk mereka yang telah diterima untuk kepentingan kerajaan, mereka buat barang-barang mereka untuk raja atau untuk ratu. Baru-baru ini saya melihat tulisan pada sebuah bulibuli yang berisi sele jeruk dari Skotlandia dengan kata-kata sebagai berikut, “Dengan pengangkatan, para pengusaha pabrik pengawetan kepada Yang Mulia Raja George VI.” Bahkan kenangan penghargaan masa lalu diabadikan. Kita lebih dihormati daripada para pedagang itu. Seorang Raja di atas segala raja yang paling agung telah mengangkat kita agar melayani Dia. Kata-kata-Nya sendiri, yang ditujukan utamanya kepada keumpulan kerasulan itu, namun termasuk kepada setiap umat percaya, adalah: “Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”7 saat ini sementara saya percaya bahwa buah dari tabiat yang beriman terlihat di sini,8 saya benar-benar yakin bahwa buah “reproduksi” melalui iman dan kesaksian yang efektif tidak berada di luar penglihatan. Perintah ilahi yang demikian harus memberikan kita semangat dan suatu keberanian yang suci. Saya belum pernah mendengar seorang pedagang Inggris menjadi malu atas pengangkatan yang dilakukan raja, atau menolaknya. Mereka akan menghiasi lambang raja itu di atas tempat usaha mereka, dan menerima pengangkatan sebagai suatu sinyal untuk pergi dan menghasilkan yang terbaik dalam ladang mereka. Jadi pengangkatan kita oleh Kristus harus menjadi suatu insentif bagi kita untuk memenuhi perintah agung itu dalam gaya yang demikian sehingga Dia akan berkata, “Selamat.” D. Teladan. 6 Markus 5:17-19. Yohanes 15:16. 8 Lihat Galatia 5:22,23. 7 Penginjilan pribadi bukanlah penemuan abad kedua puluh. Itu benar-benar terjadi setelah aturan Perjanjian baru. Dari sana kita tidak menemukan pekerjaan bersaksi yang terbatas kepada para rasul, atau “klergi” jika anda mau. Itu adalah tugas dimana kita semua diharapkan terlibat. Buku Kisah Para rasul menceritakan kepada kita suatu angin topan penganiayaan yang benar-benar terjadi yang menyerang gereja. Nampaknya Saul dari Tarsis, seorang Farisi yang masih sangat muda dan kejam, adalah seorang penggerak utama, atau sedikitnya seorang agen kepala, dalam penganiayaan itu. Begitu kejam penganiayaan itu terjadi terhadap jemaat di Yerusalem, sehingga “mereka semua tersebar ke seluruh daerah Yudea dan samaria, kecuali rasul-rasul.”9 Perhatikan frase, kecuali rasul-rasul. Para rasul “mengadapinya,” namun sekelompok umat percaya meninggalkan kota. Sekarang kita lihat ayat 4 pada pasal yang sama: “Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Kita jangan salah dengan kata mengkhotbahkan itu. Itu tidak berarti menyampaikan khotbah-khotbah— bahkan bukan berdiri di hadapan seklompok orang. Itu sama dengan menceritakan kepada seseorang, dan tidak diragukan bahwa ada jauh lebih banyak yang telah dilakukan melalui penganiayaan ini, orang-orang Kristen yang tersebar dariada khotbah formal. Adalah menarik untuk mengikuti perkembangan dari kesaksian yang tidak formal itu. Kita kembali ke Kisah 11:19, dan kita melihat orang-orang Kristen yang tersebar itu menjelajah sejauh Phonesia, dan Siprus, serta Antiokhia.” Mereka yang menjangkau Antiokhia (Antiokhia di Siria) tidak bisa menahan diri mereka untuk bersaksi kepada orang-orang Yunani di sana, dengan hasi bahwa mereka tiba-tiba menemukan diri mereka bersama-sama dengan sebuah gereja dari orang-orang kafir yang bertobat! Pada waktu itu Petrus, di bawah petunjuk dari Tuhan, telah memberikan Firman Kornelius orang Roma,10 namun kesaksian itu belum sungguh-sungguh membakar orang-orang Yahudi yang berada di pinggiran kota untuk menggoncang dunia orang kafir. Instrumen pergerakan yang lebih besar adalah para pengungsi yang telah dianiaya ini. Paulus telah membunuh ribuan orang Kristen, namun berpuluhpuluh ribu orang menjadi Kristen. Tentu hal-hal ini adalah merupakan teladan bagi kita. Mengapa Allah membiarkan umat-Nya tersebar ke seluruh dunia gantinya mengunci diri dalam suatu komunitas idaman? Hanya karena Dia menghendaki para saksi ada di mana-mana. Setiap orang Kristen adalah suatu “sel” untuk mempropagandakan Inkil di tengahtengah masyarakat non-Kristen. Pekerjaan itu tidak akan selesai oleh “para profesional,” para rasul, atau para pendeta, melainkan oleh mempercayakan para pria dan wanita—“anda pada sudut kecil anda, dan saya juga.” E. Kasih. 9 Kisah 8:1. Kisah pasal 10. 10 Ini adalah yang terbesar dari semua sanksi. “Kasih Kristus yang menguasai kami,” kata rasul Paulus, dan saya suka menyimpan penjelasan David Livingstone mengenai kemauannya untuk mengalami bahaya-bahaya di Afrika dan kesusahan dan penyakit dan kesukaran dan kekecewaan ketika dia harus tinggal di rumah dan menikmati penghargaan dimana orang-orang siap untuk memberikan hal itu kepadanya. Menggemakan kata-kata rasul itu, ia menjawab, “Kasih Kristus yang mengajak aku.” Kata –kata ini tertulis di bawah salib yang dibuat dari kayu di bawah jantung David Livingstone yang di kubur di Afrika, dan dibangun tempat suci dari National Livingstone Memorial di Blantyre, Skotlandia. Itu adalah salah satu hal yang paling indah dalam seluruh kenangan. Kasih adalah kuasa yang mengajak. Kita boleh mengakui hutang kita, mengenali perintah itu, menerima pengangkatan, dan mengakui teladan yang diberikan kepada kita, dan masih terdiam. Namun jika kasih mengambil alih, akan ada suatu pengendalian batin yang akan kita dapatkan yang tidak dapat kita tolak—kita tidak mau menolaknya. Atau itu adalah mungkin untuk bertindak dari perasaan hutang, dalam penurutan kepada perintah itu, di bawah istilah pengangkatan, dan dalam memelihara teladan itu, dan masih melakukan semuanya tanpa kasih. Dalam hal yang demikian kesaksian kita akan bersifat formal saja, karena paksaan, dingin, dan hasilnya akan menjadi sedikit. Kita barangkali dikaruniai dalam mendekati orang lain, mampu memberikan presentasi, semangat , tapi kekurangan kasih akan menunda talenta-talenta kita dan meninggalkan kita dengan tidak efektif. “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”12 Kasih adalah basis yang sejati dari semua pelayanan yang benar. Kita ingat bahwa dalam kenangan Petrus akan kerasulannya setelah penolakan tragisnya kepada Tuhan, pemberian tugas kembali tiga kali didasarkan atas tiga kali pengakuan kasih.13 “Apakah engkau mengasihi Aku?… Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Itu adalah perintah, dan perintah yang sama untuk pergi mencari domba yang hilang. Harus diakui kita tidak memiliki kasih ini secara alami. Kita boleh memiliki belas kasihan alami dan kebaikan alami dan keberanian alami serta semangat alami, namun apapun kasih alami yang kita miliki bukanlah kasih yang diperhitungkan dalam semua pelayanan yang terbesar ini. Akan tetapi itu tersedia. “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”14 11 11 2 Korintus 5:14. 1 Korintus 13:1. 13 Yohanes 21:15-17. 14 Roma 5:5. 12 PERTANYAN DAN LATIHAN 1. Apa yang dimaksud dengan sanksi? 2. Daftarkan dan jelaskan lima sanksi penginjilan pribadi. 3. Diskusikan arti yang berbeda dalam mana kita menjadi orang-orang yang berhutang, dan tempatkan kepada pekerjaan penginjilan. 4. Evaluasilah pernyataan: Wilayah rumah tangga adalah wilayah yang terbukti paling baik bagi orang Kristen dalam enginjilan pribadi. 5. Dimana dalam Perjanjian baru kita memiliki teladan yang dapat diperhatikan dalam bersaksi secara luas pada bagian tingkat dan kelompok gereja? 6. Manakah sanksi yang paling berkuasa di antara semuanya, dan bagaimana kita boleh mengetahui kuasanya yang mengajak kita? PELAJARAN 8 Kualifikasi Pemenang-Jiwa Dalam pelajaran mengenai “Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi” kami mengemukakan bahwa setiap orang bisa melakukannya. Pernyataan itu sekarang memerlukan modifikasi. Sementara semua orang Kristen bisa melakukannya dalam arti menjangkau semua orang, ada kualifikasi-kualifikasi tertentu yang seseorang harus miliki sebelum ia diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan ini sebagaimana hal itu harus dilakukan. Kita harus akui bahwa banyak orang Kristen tidak memiliki kualifikasi-kualifikasi tersebut, namun, dengan kata lain, kualifikasi-kualifikasi ini bisa diperoleh oleh semua orang, melalui kasih karunia Allah, dan dalam ukuran sebagaimana mereka memperolehnya, keefektifan seseorang akan meningkat. C.H. Spurgeon bukan hanya seorang pengkhotbah hebat, melainkan seorang pemenang-jiwa yang luar biasa. Dia telah menyediakan kita saran-sarannya1 mengenai kualifikasi-kualifikasi bagi tugas yang suci ini, membaginya ke dalam dua kategori— Keallahan dan Kemanusiaan: 1. Keallahan 2. Kemanusiaan Kesucian tabiat Pengetahuan Kehidupan rohani Ketulusan Kerendahan hati Kesungguh-sungguhan yang nyata Iman yang hidup Kasih Kesungguh-sungguhan Tidak cinta diri Kesederhanaan hati Keseriusan Penyerahan total Kelemahlembutan Akan sangat menguntungkan untuk merenungkan semua kualifikasi tersebut, dan kita boleh memiliki itu semua. Saya pikir, bagaimanapun juga, bahwa kualifikasikualifikasi tersebut dapat digolongkan dalam lima pandangan utama. A. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Manusia Bertabiat. Rasul Paulus adalah orang yang paling mendesak ke atas tabiat pribadi dari pelayan Allah, dan dalam surat-suratnya kepada Timotius dia menekankan hal itu lagi dan lagi. Kepada Timotius sendiri dia berkata dengan penekanan yang besar dan dengan kesunguh-sungguhan, “Awasilah dirimu sendiri.”2 Kondisi rohani adalah faktor yang sangat menentukan dalam tanggapan pendengar sehingga itu menjadi suatu hal yang sangat penting. Adalah orang yang berhati-hati agar tidak memiliki noda ke 1 2 C. H. Spurgeon, The Soul-Winner (Westwood, N. J.: Revell), hal. 39,65. 1 Timotius 4:16. atas tabiatnya sehingga “ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”3 Allah, yang adalah suci, menggunakan perabot yang suci untuk maksudmaskud yang suci. Penyucian dari para imam pada masa lalu, dituntut dari mereka sebelum memegang perabot dalam bait suci, adalah merupakan perumpamaan terhadap kemurnian moral yang Allah inginkan dari mereka yang mau memegang Injil-nya yang suci. Ada beberapa tugas di mana Allah menggunakan alat-alat yang aneh. Dia menggunakan seekor kuda yang dungu untuk menegur seorang nabi yang berambisi.4 Dia menggunakan raja yang fasik untuk memecut umat-Nya yang bandel lagi dan lagi. Dia menggunakan Iblis, menggantikan rancangan-rancangan dari musuh kepada caracara dalam menyelsaikan kehendak-Nya sendiri. Namun Dia tidak mempercayakan hal-hal yang suci ke dalam tangan binatang-binatang, para iblis, atau orang-orang yang berdosa. Sebaliknya hal tersebut Dia serahkan kepada tangan-tangan yang bersih, dan jika memegang hal itu dengan jari-jari yang kotor, janganlah kita terkejut jika murkaNya datang kepada kita. Saya pernah mendengar seorang penginjil dalam sebuah khotbah mengenai memenagkan jiwa menanyakan pertanyaan: “Haruskah seorang Kristen mencoba memenangkan jiwa-jiwa jika kehidupannya tidak benar?” Kesimpulannya ialah: “Saya pikir Allah akan mengampuni anda karena mencoba memenangkan jiwa-jiwa bahkan jika anda bukanlah apa yang seharusnya anda lakukan.” Saya hanya dapat berharap bahwa hal tersebut dikatakan demikian dalam suasana yang hangat, dan tidak benarbenar menggambarkan konsep pemikiran penginjil yang sejati. Apa yang seharusnya dikatakan ialah: Tugas pertama orang Kristen ialah memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan manusia, dan kemudian, menghidupkan kehidupan yang bersinar, pergi sebagai sebuah perabot/bejana yang bersih, “yang dipersiapkan kepada setiap pekerjaan yang baik.”5 Kita harus ingat bahwa Injil lebih daripada suatu pengampuan dan suatu janji surga. “Engkau akan menamai Dia Yesus: sebab Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”6 Seseorang yang hidup dalam dosa tidak dapat mengumandangkan Injil itu. Bagaiama kita dapat menawarkan kepada orang lain apa yang belum menjadi kenyataan bagi diri kita sendiri? Itu adalah kemunafikan. Dan tdak adasatupun yang menjijikkan manusia kecuali “kesaksian” dari seorang yang munafik. Tentu seseorang boleh melakukan kesaksiannya dimana ia tidak dikenal, namun itu akan mengurangi bunyi keyakinan, dan itu akan mengurangi kuasa Roh Kudus; dan bahkan jika suatu cara yang sopan nampaknya memberikan dia suatu ukuran keberhasilan untuk sementara, kebenaran akan keluar, dan pekerjaan Injil akan menderita. 3 2 Timotius 2:21. Bilangan 22:21-34. 5 2 Timotius 2:21. 6 Matius 1:21 (huruf miring ditambahkan). 4 Dengan kata lain, suatu tabiat seperti Kristus adalah suatu argumen terhadap mana tidak ada jawaban. Itu adalah kesaksian yang paling menyakinkan yang dapat diberikan. Di Sault Ste Marie, Canada, ada seorang pengerja imigrasi7 yang kehidupannya memancarkan kenyataan hidup Yesus Kristus. Suatu hari dia menelpn saya dan mengatakan bahwa dia sedang membawakan dua orang laki-laki yang ingin bertemu dengan saya. Pada waktu mereka sampai saya pelajari bahwa mereka baru saja menerima Tuhan Yesus. Ketika saya bertanya kepada mereka apa yang menyebabkan mereka mengambil langkah tersebut, salah seorang menjawab dengan tegas; “Saya telah menyaksikan orang ini (sambil menunjuk kepada sahabat say) selama berbulanbulan, dan kehidupannya meyakinkan saya bahwa saya memerlukan apa yang dia hidupkan.” Itulah apa yang dimaksudkan. Tabiat yang melayakkan seseorang untu memenangkan jiwa adalah sesuatu yang lebih dari standar tingkah laku moral, sesuatu yang lebih dari menghindari dari pencurian, berdusta, berzinah, dan sebagainya. Pada dasarnya itu adalah keserupaan dengan Kristus, terwujud dalam kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan yang sesungguhnya, dalam semuanya itu sehingga rasul Paulus menyebutnya sebagai “buah Roh.”8 Hal tersebut bukan berarti bahwa kita harus menunggu kesempurnaan tanpa dosa sebelum kita memuliakan penginjilan pribadi. Jika kita menunggu hal itu, kita akan menunggu sampai tidak ada lagi penginjilan bagi kita untuk terlibat di dalamnya. Namun itu benar-benar berarti bahwa kita tidak akan mengijinkan dosa dalam kehidupan kita, sehingga kita akan menyerahkan diri kita kepada disiplin Roh Kudus untuk menyesuaikan jalan-jalan kita kepada kehendak Allah, dan kita akan menantikan kehadiran Tuhan kita sampai kita pergi dengan sesuatu keindahan-Nya ke atas diri kita. Biarlah keindahan Yesus nampak dalam diri saya. Semua kegemaran dan kemurnian-Nya yang ajaib, Oh Engkaulah Roh Ilahi, isilah kaabah ini dengan kuasa-Mu,9 Hingga keindahan Yesus nyata dalam diri saya. --ALBERT OSBORN B. Pemenang-Jiwa Harus Memiliki Semangat Total. Kita telah mendengar semangat bagi jiwa-jiwa, dan kita umumnya menghubungkan frase itu dengan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk menyaksikan orang-orang berdosa bertobat. Sebenarnya, itu hanyalah semangat yang 7 Saya yakin itu akan pada tempatnya untuk menyebutkan nama orang ini. Dia dalah David Lynn, sekarang dia bersama dengan Tuhan. Kesaksiannya yang cukup cemerlang dalam hidupnya membawa banyak orang kepada Kristus. 8 Galatia 5:22,23. 9 Baris ketiga telah diubah oleh Homer Hammontree. setengah-setengah bagi jiwa-jiwa. Yang setengahnya lagi adalah perhatian yang setaraf untuk menyaksikan orang-orang saleh, orang-orang yang ditobatkan, menjadi sempurna di dalam Yesus. Apa yang anda pikirkan mengenai pasangan muda yang sangat merindukan anak-anak, namun tidak memberikan pikiran kepada perkembangan anak-anak setelah mereka hadir dalam keluarga mereka? Jadi adalah tidak cukup untuk memperjuangkan keselamatan bagi yang tersesat. Kita juga harus mengusahakan penyucian dan pertumbuhan dari orang-orang yang telah ditobatkan. Keduanya secara bersama-sama membuat suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Yang pertama tanpa yang kedua adalah ibarat menghasilkan pekerjaan yang dangkal. Yang kedua tanpa yang pertama dapat mengeringkan mata ait penginjilan. Paulus memiliki suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Dia menjangkau yang belum ditobatkan, demikian pula kepada orang-orang saleh. Dengarkan seruan hatinya bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan Yesus: “Aku mengatakan dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sngat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.”10 Tetapi perhatiannya kepada orang-orang saleh (orang-orang sebangsanya) hanyalah sebgai semangat saja. Dia sebenarnya menderita karena orang-orang Kristen Galatia, kepada siapa ia menuliskan: “Hai anak-anakku, karena kamu akau menderitasakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.”11 Marilah kita memiliki semangat yang utuh bagi jiwa-jiwa. Sekarang kita akan menganalisa semangat bagi jiwa-jiwa dan melihat apakah yang menjadi unsur-unsurnya. Dengan kata lain, apa yang membentuk semangat bagi jiwa-jiwa? 1. Unsur yang pertama dan mendasar ialah kasih Kristus. Kita sudah menyebutkan tempat kasih dalam pelajarankita mengenai “Sanksi-sanksi Penginjilan Pribadi.” Di sini harus ditekankan kembali. Perhatikan sekarang bahwa adalah kasih Kristus, bukan kasih bagi jiwa-jiwa, yang muncul pertama-tama. Ketika Tuhan Yesus sedang mengulangi perintahNya keapda Petrus setelah kegagalannya yang menyedihkan itu, Dia tidak mengatakan kepadanya, “Petrus, apakah engkau mengasihi domba-dombaKu?—Kalau demikian pergi dan gembalakanlah mereka.” Gantinya Dia berkata, “Apakah engkau mengasihi Aku?…Gembalakanlah dombadomba-Ku.”12 David Brainerd adalah seorang pemenang-jiwa yang sangat rajin, namun dia tahu unsur utamanya. Dalam buku hariannya, ia menuliskan: “Saya mencurahkan jiwa saya bagi dunia. Jiwa saya dipaksa tidak sebanyak bagi jiwa-jiwa, melainkan bagi kerajaan Kristus sehingga itu boleh muncul dalam dunia, sehingga Allah dapat dikenal 10 Roma 9:1-3. galatia 4:19. 12 Yohanes 21:15-17. 11 di seluruh dunia.”13 Anda lihat, bagaimana doanya bagi jiwa-jiwa muncul dari kasihnya bagi Kristus. Contoh yang lain ialah teolog Jerman terkenal, Tholuck. Ini adalah kesaksiannya sendiri. “Saya mengadopsi bagi kehidupan saya sendiri moto terkenal dari Count Zinzendorf (Saya punya satu-satunya semangat yaitu Dia, dan Dia sendiri). Untuk mengembalikan jiwa-jiwa bagi Kristus adalah dari sejak waktu itu setiap hari, bahkan masalah tiap-tiap jam, demikian pula sukacita hidup saaya.”14 Ada alasan bagi hal ini. Jika kerinduan kita bagi jiwa-jiwa didasarkan pada bukan sesuatu yang lebih dari kasih bagi orang berdosa atau kasih bagi orang yang saleh, kita akan kehilangan semangat kita, sebab kita akan menemukan orang-orang benar dan orang-orang berdosa nampak seperti tidak harmonis pada setiap saat, dan kita akan benar-benar merasa kecewa, namun jika segala sesuatu berpusat pada Kristus kita akan terhindar dari kekecewaan. Dia selalu nampak indah, dan sebagaimana kita memandang Dia, dan hati kita pergi dalam kasih kepada-Nya, suatu tugas yang dilakukan bagi Dia akan dilakukan dengan semangat dan keinginan yang besar. 2. Unsur kedua dalam kerinduan/semangat bagi jiwa-jiwa, dan selalu memunculkan yang pertama, adalah perhatian bagi jiwa-jiwa. Anda lihat apa yang kebanyakan orang ambil untuk semangat yang utuh bagi jiwajiwa ialah hanya satu unsur di dalamnya, dan itulah yang kedua, bukan yang pertama. Adalah karena kasih Kristus yang memaksa dia sehingga Paulus begitu konsern kepada bangsanya sendiri.15 Keinginannya untuk mengambil kutuksenadainya hal itu boleh menjadi keselamatan mereka yang keluar dari kemabukannya yang dalam dari kasih Kristus. Perhatian Paulus bukan dibatasi kepada orang-orang Yahudi saja, melainkan meluas kepada orang-orang non-Yahudi. Kita memiliki gambaran yang luar biasa ini dari Paulus ketika dia berada di Atena: “Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patungpatung berhala.”16 Kata sangat sedih adalah kata yang kuat dalam bahasa Yunani. Dari kata tersebut kita memiliki kata bahasa Inggris paroxysm, dan itu bukan berarti membesar-besarkan kata itu dalam hal ini. Paulus terlempar dalam suatu paroxysm du dalam hatinya. Apa yang begitu mempengaruhinya? Pertama, dia melihat dalam semua kekafiran ini Allah dipermalukan, dan kemudian ia melihat manusia menjadirendah. Dia merasa malu dan berduka pada pemandangan dan rindu bagi keselamatan dari mereka yang, diciptakan menurut gambar Allah, telah rusak dari gambar itu. Dalam sajaknya yang terkenal, Santo Paulus, Meyer menggambarkan kerinduanr asul Paulus ini sebagai berikut: 13 Jonathan Edwards, The Life and Diary of David Brainerd (Chicago 10: Moody Press), hal. 129. 14 Report of Evangelical Alliance Conference yang diadakan di New York, 2-12 Oktober, 1878. Roma 9:3. 16 Kisah 17:16. 15 Acapkali ketika Firman ada padaku untuk disampaikan, Terangkatlah ilusi, dan kebenaran nyata; Padang pasir atau keramaian, kota atau sungai Mencair dalam udara firdaus yang nyata. Hanya gemar melihat jiwa-jiwa yang ada di sana, Kelimpahan siapa memenangkannya, busak-budak siapa menjadi raja-raja, Mendegarkan pengharapan mereka satu-satunya, dengan suatu keajaiban yang hampa, Menyedihkan sekali merasa puas dengan suatu pertunjukkan segala sesuatu. Dengan keramaian, pahatan yang tidak dapat dibiarkan itu Membuat saya bergetar, seperti bunyi terompet, Oh, untuk menyelamatkan hal-hal ini, untuk membinasakan sembahan mereka, Mati bagi hidup mereka, tersedia bagi mereka semua! Musa adalah juga manusia yang memiliki kerinduan yang sama seperti Santo Paulus. Ketika penghakiman Allah tergantung di atas bangsa yang berdosa sseperti Pedang Damokles, Musa menempuh jalan dengan cara memohon kepada Allah demi kepentingan mereka. Dengarkan intensitas permohonannya: “Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat Allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya engkau mengampuni dosa mereka itu—dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”17 Musa sebenarnya menyediakan dirinya untuk menanggung penghakiman Israel seandainya hal itu akan memberikan pengampunan dan keselamtan bagi mereka. Tentu di sini kita melihat suatu perhatian bagi jiwa-jiwa cukup membuat kita merasa malu. 3. Unsur yang ketiga dalam semangat ini ialah suatu perasaan yang mendesak. Kita menyalahkan orang berdosa atas kelambanan mereka dalam menerima Kristus, namun berapa sering kita harus mengadakan panggilan kesalahan dalam kelambanan dalam bersaksi kepada mereka? Kita perlu menerapkan diri kita beberapa dari ayat-ayat itu sehingga kita mengatakan kepada orang-orang berdosa, sebagai contoh, “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan itu.”18 Kata “waktu ini” senantiasa melekat dalam jiwa pemenang-jiwa yang sejati. Ketika saya masih kecil, saya menghadiri satu rangkaian pertemuan dimana seorang bekas pelaut, Sidney Watson, sedang berkhotbah pada waktu itu. Kenangan itu khususnya nyata karena pada waktu itu dia sedang di atas tongkat ketiaknya karena luka yang disebabkan ketika dia menangkap seorang wanita yang meloncat dari gedung 17 18 Keluaran 32:31,32. 2 Korintus 6:2. yang sedang terbakar. Pertobatannya, sebagaimana dia ceritakan sendiri, terjadi ketika sedang melayani pada H.M.S “Zealus.”Pada salah satu pelabuhan Inggris seorang pelaut lainnya, John Martin, bergabung di kapal itu sebagai seorang pembuat layar. Martin tidak sampai sepuluh menit di atas kapal sampai dia bersaksi kepada Watson. Perasaan akan pentingnya/mendesaknya dinyatakan dalam kata-katanya sendiri, yang tidak pernah Watson lupakan: “Saya harus menyaksikan leftenan pertama,19 mendapatkan peraturan-peraturan saya dari sang bosun,20 menggantikan baju saya, mengambil barang-barang kotor saya, dan mengambil alih toko saya, namun keselamatan jiwa anda, Sidney Watson, bersifat lebih konsekuen daripada sesuatu yang lain.” Inilah perasaan mendesak yang senantiasa menemani suatu kerinduan bagi jiwajiwa. 4. Unsur yang keempat adalah suatu perasaan akan tanggungjawab. Tak seorangpun yang memiliki suatu semangat bagi jiwa-jiwa akan pernah menanyakan pertanyaan Kain, “Apakah aku penjaga adikku?”11 Kita tahu sebagaimana adanya kita. Ketika bangsa Yahudi yang mengalami pemulihan jatuh ke dalam dosa pernikahan campuran dan kejahatan-kejahatan lainnya yang mengancam keberadaan bangsa mereka, Ezra membaktikan dirinya untuk berdoa, dengan pengakuan dan meratap di hadapan Allah. Ekmudian salah satu dari pangeran bangsa itu datang kepada Ezra, dan berkata, “Bangkitlah, karena hal itu adalah tugasmu. Kami akan mendampingi engkau. Kuatkanlah hatimu, dan bertindaklah!”12 Itu adalah moto yang luar biasa bagi pemenang-jiwa. Adalah tepat seperti yang dibuat oleh D. L. Moody sebgai pemenang-jiwa. Dia mengetahui bahwa itu adalah pekerjaannya. Dia sadar bahwa sebuah tanggungjawab berada di pundaknya. 5. Unsur yang kelima adalah perasaan akan panggilan. Kita tidak hanya mengambil hal ini di atas diri kita sebagai hal kebaikan atau belas kasihan. Kita telah menerima perintah. Betapa Yesus yang telah bangkit itu berkata kepada para murid-Nya di ruangan atas itu juga menerapkan perintah yang sama kepada kita: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”13 Kita juga turut ambil bagian dalam menyambut perintah itu khususnya yang diberikan kepada Petrus pada hari itu ketika dia meminjamkan perahunya kepada Yesusdan sebagai upahnya ia menerima hasil tangkapan ikan yang luar biasa banyaknya. Ketika, dalam keherannya, dan dengan perasaannya yang mendalam akan ketidaklayakkannya, dia berseru: “Tuhan, pergilah 19 Letnan Pertama. Mandor kapal. 11 Kejadian 4:9. 12 Ezra 10:4. 13 Yohanes 20:21. 20 daripadaku, karena aku ini seorang berdosa.,” Yesus menjawab dia: “jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”14 Perasaan akan panggilan ini tidak hanya memberi makna kepada hidup, melainkan itu juga mengangkat kita pada suatu saat ketika kita akan diuji untuk memberikan segalanya yang ada pada kita. Ingat bahwa semangat bagi jiwa-jiwa bukanlah semata-mata karena emosi. Emosi itu sifatnya turun naik, dan ada saatnya ketika kita memerlukan pengaruh yang tetap dari kenyataan ini sehingga kita dipanggil dan diutus. C. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Orang yang Berkeyakinan Teguh. Kecuali kita merasa yakin di balik semua keraguan, kita tidak akan menjadi efektif dalam kesaksian kita. Itu bukan berarti bahwa kita perlu menghindar dari pencobaan-pencobaan keraguan. Musuh akan menggunakan setiap kesempatan untuk menanamkan pikiran ketidakmenentuan dalam pikiran kita, namun jika kita memiliki jawaban dari Firman, dan kesaksian Roh Kudus di dalamnya, kita tidak akan melayani pendapat-pendapat yang tidak beriman, melainkan dengan segera kita akan sanggup mengatasinya. Keyakinan akan kebenaran, adalah sebuah kaulifikasi yang perlu untuk tugas ini. Kegentaran dalam bagian kita tidak akan menghasilkan suatu kesaksian yang memancar, tidak juga menyebabkan api membara dalam hati orang-orang lain. Tiga keyakinan dituntut dari setiap pemenang-jiwa: 1. Harus dihindarkan pertanyan mengenai keadaan orang berdosa. Jika kita merasa tidak yakin bahwa orang-orang lain tidak hilang, kita tidak akan memiliki desakan yang kuat untuk mencari keselamatan. Sedikitnya, perasaan kita akan sesuatu yang sangat mendesak akan benar-benar hilang jika kita menlayani suatu keyakinan rahasia sehingga di atas semuanya Allah akan menemukan suatu jalan lain dalam menyelamatkan manusia yang menjalankan hidup mereka tanpa beriman kepada Yesus. 2. Kita harus merasa yakin kepada kebenaran Injil, dan kecukupan Kristus untuk menyelamatkan setiap manusia. Paulus menulis dengan keyakinan yang kokoh: “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya.”15 Rasul itu tidak dapat mempercayai suatu keyakinan yang sia-sia, atau mengenai kegagalan Kristus untuk menyelamatkan semua orang yang mau datang kepada-Nya. Tidak ada salesman yang menjadi sangat berhasil kecuali dirinya merasa yakin pada apa yang “dijualnya.” Saya ingat seorang teman baik saya yang, karena alasanalasan tertentu, berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain beberapa kali. Namun perusahaan manapun yang ia wakili, dia benar-benar merasa yakin bahwa tidak ada produk di tempat yang sama yang setaraf dengan apa yang ia jual. Kepastian yang 14 15 Lukas 5:8-10. Roma 1:16. demikian mengenai Injil adalah tuntutan mendasar bagi pemenang-jiwa. Kita harus merasa yakin bahwa tidak ada kasus di luar praktik dari Dokter yang Agung itu, sehingga tidak ada orang berdosa yang berada di luar jangkauan anugrah Juruselamat kita. Kecuali kita dapat bertemu dengan orang berdosa yang paling tersisih dengan kepastian yang mendengung bahwa Kristus adalah benar-benar sesuai dengan tuntutan itu, kita akan mengalami kekalahan sebelum kita memulaikannya. 3. Kita harus melayani dengan keberanian terhadap penerimaan Allah bagi semua orang yang datang kepada-Nya. Biarlah kita percaya dalam pemilihan dengan semua kerinduan dari jiwa-jiwa kita. Namun jika kepercayaan kita dalam pemilihan merintangi kita dari tindakan mengundang orang berdosa kepada Kristus, atau membuat kita merasa tideak yakinakan penerimaan mereka ketika mereka datang, pandangan kita mengenai pemilihan tidak seimbang. Tuhan kita Yesus Kristus tidak merasa ragu-ragu untuk mengembangkan suatu undangan: “Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat,”26 dan Dia tidak memodifikasi janjiNya, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu,” dengan suatu ketidakpastian, “jika kamu secara kebetulan menjadi yang terpilih.” Gantinya Dia mengumunkan suatu jaminanyang menggembirakan, "Ia yang datang keapda-Ku tidak akan Aku buang.”27 Tidak ada pencari yang akan pernah datang kepada Kristus dan dikecewakan atau dibuang. Akan hal itu kita harus yakin. D. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Orang yang Berpengertian. 1. Dia harus memiliki suatu pengertian akan pekabarannya. Seseorang yang kabur dalam konsepnya mengenai Injil akan benar-benar menjadi kabur dalam penyajiannya mengenai Injil, dan dia besar kemungkinan membuat orang memiliki konsep yang salah. Inilah sebabnya mengapa kita mengabdikan seluruh pelajaran (Pelajaran 2) mengenai “Pekabaran Penginjilan,” yang harus dikuasai secara keseluruhan. Berdoalah agar roh Kudus akan menerangi pengertian anda sehingga anda boleh menjadi kristal yang jernih mengenai kebenaran Injil. 2. Dia harus memiliki suatu pengertian mengenai manusia. Tuhan kita menggunakan kata yang jelas untuk memenangkan-jiwa, dan menyarankan pentingnya pemahaman yang benar. Dia berkata kepada Petrus: “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.”28 Kata menjala artinya “membawa hidup-hidup.” Itu digunakan hanya satu di tempat lain dalam Perjanjian Baru, dimana kita diberitahu bahwa Iblis sedang bekerja membawa manusia hidup-hidup.29 Tidak ada keraguan bahwa dia memiliki pemahaman mengenai manusia, dan mengetahui bagaimana mengelabui mereka. Kita benar-benar harus memiliki 26 Matius 11:28. Yohanes 6:37. 28 Lukas 5:10. 29 2 Timotius 2:26 (A.S.V., disingkat). 27 pengetahuan/pengertian mengenai manusia jika kita ingin menjadi alat Allah dalam menyadarkan mereka dari jerat iblis. Seorang nelayan/pemancing ikan yang baik mempelajari kebiasaan ikan, mengetahui umpan mana yang baik digunakan, apakah memakai pelampung atau pemberat, apakah perlu membuang dekat atau jauh kailnya, dan banyak cara yang lain. Ketika saya masih anak-anak, saya pergi dengan teman-teman saya ke sungai untuk memancing ikan. Yang kami butuhkan adalah tali pancing, kail dan cacing. Kami melemparkan talinya, membiarkannya tenggelam, dan menunggu. Menangkap ikan air tawar di arus yang kuat di Ochils adalah memiliki pengalaman tersendiri. Sebagaimana ikan berbeda, dan memerlukan perlakuan yang berbeda pula, demikian juga dengan manusia. Manusia tidak semuanya berespons kepada pendekatan yang sama atau panggilan yang sama. Hal ini nampaknya terjadi dalam pertobatanpertobatan di Perjanjian Baru. Dengan Saulus dari Tarsus panggilan itu bersifat khusus terhadap kehendak, sebagaimana terlihat dalam respons langsungnya, “Apa yang Engkau kehendaki supaya aku perbuat?”30 Pendekatan kepada sida-sida dari Etiopia itu adalah melalui pemikiran, “Mengertikah apa yang tuan baca?”31 Lidia dimenangkan dalam lapisan emosi, “Tuhan membuka hatinya.”32 Evangeline Booth mempunyai pengertian yang menakjubkan mengenai orang, dan sebagai hasilnya ia telah memenangkan orang banyak yang tidak pernah dicapai oleh orang Kristen yang lain. Pada satu kesempatan dalam suatu pertemuan di jalan seorang yang kasar melempar batu yang menyebabkan tangannya luka memar. Tanpa ragu-ragu dia pergi kepada orang itu dan menyerahkan kepada orang tersebut sehelai kain (mungkin sebuah sapu tangan), dan berkata, “Ini. Balut luka ini dengan kain ini. Kamu yang melakukannya. Kamu juga yang harus mengobatinya.” Lelaki yang kasar itu menjadi loyo, segera menjadi sahabat, dan dimenangkan kepada Tuhan, kemudian menjadi anggota “Army.”33 Dengan metode pemahaman yang demikian dia telah menghilangkan prasangka. Dia berhati-hati bukan untuk mengganggu kecemerlangan kehormatan-diri yang tertinggal dalam para pria dan wanita yang paling rendah. 3. Dia harus memiliki suatu pemahaman tentang situasi/keadaan. Kita semua mengetahui peribahasa kuno, “Orang-orang bodoh berlari ke tempat di mana para malaikat takut menginjakkan kaki mereka.” Namun kita pergi ke tempat itu! Ada saatnya ketika pidato yang paling efektif terdiam, ketika suatu tepuk tangan yang hangat akan berbicara lebih elok daripada kata-kata. Dengan kata lain, kita harus waspada terhadap bertindak begitu bijaksana sehingga kita tidak pernah membuat kontak atau menyatu. Ada bahaya memaafkan diri kita pada situasi bahwa waktunya tidak tepat, ketika di dalam hati kita sangat tahu bahwa kita baru saja terbukti gagal dalam pekerjaan. 30 Kisah 9:6. Kisah 8:30. 32 Kisah 16:14. 33 The Reader’s Digest, Agustus, 1947. 31 Kebijaksanaan yang asalnya dari atas, yang Allah telah janjikan akan diberikan keada mereka yang memintanya,34 akan membuat seseorang waspada terhadap situasi, apakah itu saatnya untuk berbicara atau saatnya untuk diam, saatnya untuk tinggal atau saatnya untuk pergi, saatnya untuk membuat keputusan atau saatnya untuk menaburkan benih dengan doa dan air mata. E. Pemenang-Jiwa Harus Memperoleh Pengurapan. Pekerjaan memenangkan-jiwa adalah pekerjaan Ilahi. Di dalamnya Allah dengan penuh kemurahan menggunakan manusia—menebus manusia. Namun selalu “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”35 Sekarang Allah menggunakan pekerjaan Ilahi ini oleh mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita, bukan supaya Roh Kudus menjadi pelayan kita untuk menyediakan kita apa yang kita inginkan, melainkan agar Roh Kudus boleh memimpin dan mengendalikan kita, dan dengan demikian membuat kita sebgai saluran-saluran kuasa Allah. Inilah apa yang kita maksudkan dengan pengurapan, atau pengangkatan. Kita membaca bahwa “yaitu tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia.”36 Tetapai apakah yang Yesus katakan mengenai pelayanan-nya sendiri? Apa yang Dia kerjakan, bukan menurut kehendak-nya sendiri, melainkan kehendak dari Dia yang telah mengutusNya,37 dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya bukanlah berasal dari diri-Nya sendiri, melainkan pekerjaan Bapa-Nya yang telah mengutus-Nya.38 Sebab bagi Yesus hal ini adalah sikap merendahkan diri, sebab sebagai Anak Allah yang kekal tidak tidak kekuarangan apa-apa, tidak ada cacat, namun Dia membungkuk menjadi seorang manusia yang taat, seorang hamba yang bergantung. Kita, dengan kata lain, adalah benar-benar mengalami kekurangan, namun Roh Kudus adalah jawaban Allah kepada kelemahan kita, sementara kita berjalan dan bekerja dalam pengendalian-Nya. 1. Kita memerlukan Roh Kudus untuk memimpin kita. Tuhan kita juga dipimpin. “Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.”39 Jika kita dituntun oleh Roh Kudus—yang merupakan tanda anak-anak Allah40—kita tidak akan melibatkan diri dalam usahausaha yang tidak membuahkan hasil, yang menuntun kepada kekecewaan dan semangat yang patah serta bencana, akan tetapi Roh Kudus akan membawa hati yang dipersiapkan dan utusan yang yang dipersiapkan secara bersama-sama, dengan hasil-hasil yang melimpah. Setiap paendeta yang rajin berdoa telah 34 Yakobus 3:17; 1:5. 2 Korintus 4:7. 36 Kisah 10:38. 37 Yohanes 5:30. 38 Yohanes 8:14. 39 Lukas 4:1. 40 Roma 8:14. 35 memiliki pengalaman lagi dan lagi, dalam menjangkau suatu rumah tangga, untuk menemukan suatu kebutuhan yang dia lalaikan, dan setelah melayani kepada kebutuhan itu, orang yang dilayani akan berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengutus anda ke sini pada hari ini.” Jadi itu bisa jadi dalam memenangkan-jiwa, jika kita mengetahui pengurapan Roh Kudus. 2. Kita memerlukan Roh Kudus untuk berkata-kata. Ketika para rasul, Petrus dan Yohanes, kembali dari berhadapan dengan Snahedrin dan melaporkan kepada jemaat ancaman dari dewan itu, kelompok yang berkumpul itu memberikan diri mereka untuk berdoa, khusunya meminta agar diberikan keberanian dalam menghadapi perlawanan yang bakal muncul. Sekarang perhatikan bagaimana doa mereka dijawab: “Dan ketika mereka sedang berdoa, gotyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”41 Roh Kudus memberikan karunia berkata-kata, ketika kecurigaan manusia hendak dicoba untuk diam. Ketika saatnya untuk berbicara, Roh Kudus akan memberikan kepada kita juga keberanian yang diperlukan dankata-kata untuk diucapkan, jika Dia yang mengendalikan. Bagaimana kelunya pun lidah kita jadinya ketika itu datang kepada tindakan untuk membicarakan mengenai Tuhan Yesus! Suatu percakapan yang mantap mengenai topik-topik yang lain menjadi sesuatu yang memalukan secara diam-diam, atau suatu hubungan pembicaraan yang gagap dan pincang. Pikiran kita akan segera menjadi kacau, kita merasa gugup, dan mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal, dan berharap bahwa kita adalah seribu mil jauhnya! Namun dengan pengurapan Roh Kudus ada suatu keheningan dan sikap ketenangan yang ajaib, Alkitab yang tepat dibawakan kepada pikiran, dan kita menemukan diri kita bersaksi dengan hati yang gembira. Tentu, kita dapat, terlibat dalam suatu argumen agama tanpa pengurapan Roh Kudus. Mungkin bahkan kita dapat memenangkan argumen itu—dan mengalahkan jiwa tersebut. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat memenangkan argumen sering telah memenangkan satu jiwa oleh menolak untuk berdebat, dan benar-benar bersaksi. Itu dihubungkan bahwa C. T. Studd suatu kali sedang mengadakan perjalanan ke Cina dengan menggunakan sebuah kapal laut dimana kaptennya adalah seorang kafir yang sangat rajin, dan yang telah mempelajari Alkitab dengan tujuan semata-mata untuk membingungkan orang-orang Kristen, khususnya para misisonaris yang sering berlayar di atas kapalnya. Dalam mempelajari bahwa ada seorang misionaris lain di kapalnya yang sedang mengadakan perjalanan, kapten yang tidak percaya itu mencari Tuan Studd dan mulai pada kebiasaannya yang radikal itu. Studd, gantinya berdebat, ia menaruh lengannya di atas pundak kapten itu dan berkata, “Sahabatku, saya memiliki damai sejahtera yang melampaui segala pengertian, dan sukacita yang tak seorangpun dapat mengambilnya.” Pelaut yang berkeras itu menjawab, “Anda adalah binatang 41 Kisah 4:31. anjing yang beruntung,” dan dia pergi meninggalakan Studd. Beberapa hari kemudian dia menjadi seorang percaya yang bersukacita di dalam Tuhan Yesus Kristus.42 3. Kita memerlukan Roh Kudus untuk kuasa. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.”43 Itu adalah firman Tuhan kepada Zerubabel pada zaman pembangunan kembali kaabah, dan prinsip yang sama masih berlaku pada zaman pembangunan kaabah yang hidup. Dalam memerintahkan kepada para murid-Nya, dan melalui mereka semua yang harus melaksanakannya, Tuhan kita menyatakan: “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku.”44 Kuasa itu tidak dianugrahkan kepada kita terlepas dari Roh kudus. Itu tidak pernah menjadi milik kita. Itu senantiasa menjadi atribut dari Roh Kudus, dan mengalir melalui kita sebagai saluran-saluran berkat. Hanya saluran-saluran berkat, Guru yang Agung! Namun dengan segenap kuasa-Mu yang ajaib itu. Mengalir melalui diri kami, Engkau dapat menggunakan kami. Setiap hari, dan setiap saat. --MARY E. MAXWELL. “Barangsiapa percaya kepada-Ku…dari dalam hatinya akan mengalir aliranaliran hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh Kudus…”45 PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Dalam dua kategori apa C. H. Spurgeon membagi kualifikasi pemenang-jiwa, dan apa yang libatkan dari masing-masing kategori itu? 2. “Haruskah seorang Kristen mencoba memenangkan jiwa-jiwa jika hidupnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya?” Diskusikan dan jawablah pertanyaan ini. 3. Apa yang dimaksudkan dengan suatu semangat yang utuh bagi jiwa-jiwa? Tunjukkan bagaimana Paaulus memberikan bukti dari semangat yang demikian! 4. Tiga kebenaran apakah yang harus kita miliki terutama jika kita ingin menjadi para pemenang-jiwa yang efektif? 5. Dalam tiga area apakah kita harus memiliki pengertian untuk melaksanakan pekerjaan yang efektif? 6. Apakah dua pasal dalam PB yang mengatakan mengenai mengambil orang hiduphidup? Jelaskan dan bandingkan hal itu. 7. Apa yang dimaksudkan dengan pengurapan, dan apa nilainya bagi pemenang-jiwa? 42 Peristiwa ini dituturkan dengan rinci oleh Tuan Studd dalam sebuah surat kepada ibunya, dan itu ditemukan pada halaman 52-53 dari riwaayat hidupnya oleh menantu lelakinya, Norman P. Grubb, C. T. Studd, Cricketer and Pioneer (London: Religious Tract Society). 43 Zakharia 4:6. 44 Kisah 1:8. 45 Yohanes 7:38,39. PELAJARAN 9 Kendala-kendala Dalam Penginjilan Pribadi Dua fakta harus ada dalam pikiran kita dengan segera untuk menjaga kita dari pengharapan-pengharapan yang palsu yang berahir dengan kekecewaan atau keputusasaan. Yang pertama ialah, memenangkan-jiwa itu adalah hal yang tidak mudah; yang kedua ialah itu tidak akan menjadi mudah. Bahkan mereka yang nampaknya memeiliki karunia yang luar biasa dalam hal inipun mengalami perjuangan yang berat; dan praktik yang dilakukan bagaimanapun itu boleh meningkatkan tekinik kita, tidak pernah mengurangi memenangkan-jiwa kepada suatu formula yang mudah. Ada beberapa faktor yang terkait yang membuat pekerjaan penginjilan pribadi selalu mengalami kesulitan atau kendala. Empat dari faktor-faktor tersebut akan kita perhatikan. A. Diri kita. Setiap orang adalah masalah terbesar bagi dirinya sendiri, dan kita pasti berdiri pada jalan kita sendiri ketika itu tiba untuk memenangkan jiwa-jiwa. 1. Kesuam-suamkukuan kita, untuk satu hal, adalah suatu jerat yang tetap. Rasul Paulus menasihatkan kita agar “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,”1 atau sebagaimana yang lain telah melakukannya, “biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Tidak banyak dari antara kita dapat menuntut bahwa kita telah mencapai keadaan bahagia itu. Lebih banyak di antara kita, jika jujur, akan merasa bahwa kita datang dalam suasana penghakiman jemaat Laodekia, sehingga, jika Tuhan harus berurusan dengan kita sebagaimana keadaan panggilan kita, Dia akan memuntahkan kita dari mulut-Nya.2 Kekurangan kita mengenai semangat mengakibatkan suatu mati rasa yang sulit untuk dikembalikan. Betapa kita memerlukan curahan Roh Kudus untuk baptisan api! 2. Sifat kita yang berubah-ubah dan watak yang berjuang melawan pekerjaan memenangkan-jiwa yang mantap, menjadikan kita kejang dalam usaha kita. Kita bisa terbakar dengan semangat zaman ini, dan mencairkan kebekuan hari esok. Kita hanya perlu menguji cara-cara kita sendiri untuk mengakui perlunya nasihat Paulus: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam 1 2 Roma 12:11. Wahyu 3:16. persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”3 Adalah benar bahwa beberapa orang lebih bersifat temperamental daripada yang lain, dan dalam hal itu kesukaran meningkat, namun kita semua memerlukan pengendalian yang tetap dari Roh Kudus untuk memenangkan gelombang pasang-surut kehidupan kita. 3. Ketidaksiapan pikiran dan hati melalui kelalaian menunggu di hadapan Allah adalah sulit diketahui oleh kebanyakan dari kita. Bahkan orang yang beribadah sekalipun seperti Robert Murray M’Cheyene mengeluh karena kesulitan ini. Dia harus mengatakan hal ini dalam buku hariannya: “Sering ketika saya tidur lama, atau bertemu dengan orang lain lebih awal, dan mengadakan doa keluarga dan makan pagi dan sebelum siang hari, jam sebelas atau jam dua belas sebelum saya mulai melayangkan doa pribadi. Ini adalah sistem yang salah…Doa keluarga kehilangan banyak kuasa dan keindahannya; dan saya tidak dapat melakukan hal yang baik kepada mereka yang datang untuk mencari saya.”4 Sisi lain dari gambaran itu diberikan oleh Bishop Hall: “Jika hati saya disegerakan mengalami hadirat Allah, itu akan memilki cita rasa Allah sepanjang hari.”5 Bagaimana kita dapat mengharapkan bersedia bagi tugas yang suci jika kita jarang berhubungan akrab secara pribadi dengan Allah? 4. Barangkali ketakutan adalah kesukaran kita yang paling hebat. Dimana ada seribu api keberanian seseorang, individu yang sendirian akan sering membuatnya menjadi gemetar. Ketakutan ini bisa memiliki berbagai ragam/bentuk—takut untuk melanggar, takut mengatakan yang salah, takut bertindak kasar, takut dipojokkan dalam diskusi, takut ditolak. Banayak waktu yang digunakan hanya untuk ketakutan yang tidak perlu. Kita mencela diri kita sendiri, kita mengatakan diri kita ada bersama dengan Tuhan ada di sisi kita, kita tidak perlu takut, tapi kita sendiri takut, dan dengan diam-diam kita menipu diri kita sendiri karena hal itu. Kita benar-benar memerlukan kasih yang sempurna untuk mengusir ketakutan kita,6 dan keberanian dari Roh Kudus.7 5. Kita adalah mahlu ciptaan yang ekstrim. Kita melihat beberapa jiwa yang bersemangat yang menggambarkan suatu kekurangan hikmat yang lengkap, dan kepada semua kejahatan yang nampak menjadi penyebab yang mereka telah inginkan, dan keberanian mereka yang tidak bijaksana menghantarkan kita kepada hal ekstrim lainnya yang terlalu berlebihan. Adalah sulit bagi kita untuk menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, keseimbangan yang benar. B. Tidak bertobat. 3 1 Korintus 15:58. Andrew A. Bonar, Memoir and Remains of R.M. M’Cheyene (Edinburgh: Oliphant, Anderson, and Ferrier), hal. 156. (Huruf mmiring ditambahkan—J.C.M) 5 Dikutip oleh Horatius Bonar dalam Words to the Winners of Souls (New York: American Tract Society), hal. 23. 6 1 Yohanes 4:18. 7 Kisah 4:31. 4 Bahkan orang-orang Kristen sukar untuk berhubungan, khususnya ketika hal itu datang kepada sentuhan dosa-dosa kesayangan mereka. Itu adalah bukanlah hal yang mudah, kemudian berhubungan dengan orang yang belum bertobat pada hal kebangkita yang demikian sebagai pertobatan. Jika kita ingat beberapa hal, yang dikatakan kepada kita dalam Alkitab mengenai manusia alamiah, kita tidak akan merasa heran terhadap kesukaran tugas kita, namun gantinya kita akan membuat keputusan sehingga apa yang kita cari untuk dikerjakan hanya dimungkinkan oleh kuasa Allah. 1. Sifat manusia yang kita miliki adalah benar-benar tidak mampu memahami hal-hal mengenai Allah. Tuhan kita berkata kepada Nikodemus, seorang yang beragama, tulus, dan terpelajar, “Kecuali seseorang dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat kerajaan Allah.”8 Perhatikan kata melihat. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang asing bagi pandangan dan pengertiannya. Rasul Pauis memperjelas mengenai hal ini: “Tatapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebabhal itu hanya dapatdinilai secara rohani.”9 Orang yang belum bertobat tidak memiliki sifat yang khusus ini yang menyanggupkannya untuk memahami hal-hal rohani. Itulah sebabnya mengapa orang yang bodoh seperti itu menaruh persediaan dalam pendapat-pendapat agama manusia karena bermaksud menjadi seorang ilmuwan besar atau seorang filsuf terkenal atau orang yang hebat di setiap lapisan masyarakat. Kecuali ia “lahir dari atas” pikiran yang hebat adalah seperti gelapnya malam dalam menghargai kebenaran kekal. Adalah hanya sebagaimana Roh Kudus menyertakan firman pada bibir kita sehinga kita dapat mengharapkan pengertian seperti fajar menyingsing dalam pikiran orang-orang berdosa. 2. Sifat manusia yang kita miliki adalah bermusuhan dengan Allah. Kita tidak mengartikannya bahwa itu demikian sejak mulanya. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia, terdapat hubungan yang sempurna di antara keduanya, tetapi masuknya dosa menuntun manusia terpisah dari Penciptanya dan menjadikannya musuh Allah. Orang ateis, orang kafir, penghujat dan orang-orang yang lain yang serupa dengan itu secara lahiriahmenunjukkan permusuhan mereka; namun orangorang berdosa yang fasih lidah, bahkan jika mereka mengenakan pakaian moralitas dan agama yang terhormat sekalipun, masih terpisah dan menjadi musuh-musuh dalam pikiran mereka,9 sebagaimana dinyatakan dalam tingkah laku mereka. Mereka boleh memperhatikan penghormatan formal kepada Allah sepanjang Allah tinggal pada suatu jarak yang patut dari mereka; namun jika Allah datang terlalu dekat dan menjamah kehidupan mereka, mereka menjadi marah atas campur tangan yang terjadi. Mereka mungkin cukup bergembira mengetahui bahwa adalah Allah yang akan membawa segala sesuatu berjalan dengan semsetinya, namun mereka 8 Yohanes 3:3. 1 Korintus 2:14. 9 Kolose 1:21. 9 tidamemiliki Allah yang menuntut penurutan, yang menuntut hak untuk memerintah dalam kehidupan seseorang. Dengan demikian hal itu adalah sesuatu yang lebih daripada “penolakan penjualan” dengan mana pemenang-jiwa merasa puas. Itu adalah antagonisme yang dalam, yang dipelihara melalui generasi-generasi yang panjang, yang dapat diubah hanya oleh kuasa Roh Kudus. 3. Pikiran manusia penuh dengan gagasan yang bertentangan dengan kebenran Injil, dan terhadap gagasan-gagasan ini mereka akan berpaut dengan napas mereka yang terahir terlepas dari kuasa pekerjaan Roh Kudus dalam menerangi dan menuntun mereka. Misalnya, siapa yang mau memperhatikan dirinya sebagai seorang yang hilang, bobrok, orang berdosa yang tidak berpengharapan ketika dia telah dibudayakan untuk berpikir dalam istilah-istilah kebaikan alami manusia? Atau siapa yang akan dibujuk bahwa ia sedang berada dalam jalannya ke Nereka ketika dia telah melayani pikiran-pikiran yang dangkal terhadap kebaikan Allah, terpisah dari semua pertimbangan akan kebenaran dan keadilan? Atau siapa yang akan puas berkata, “Tak ada sesuatu apapun yang saya bawa dalam diri saya, sekalipun yang sangat sederhana daripada salib-Mu dimana saya berpaut,” ketika ia telah memberi makan egonya dengan doktrin kecukupan manusia? Namun kita hampir telah melalui poin kita selanjutnya. C. Pekabaran kita. 1. 2. Kita akan mengulangi apa yang baru saja kita katakan, namun sekarang dari titik pandang pekabaran yang harus kita sampaikan daripada dari sudut mereka kepada siapa kita menyampaikannya. Itu kelihatannya aneh, untuk mengatakan bahwa berita yang paling ajaib, yang paling diberkati pernah turun dari surga ke bumi harus membentuk suatu kesukaran bagi pemenang-jiwa, namun ada beberapa unsur dalam pekabaran kita yang mengendalikan kemarahan manusia yang begitu mendalam. Injil memandang manusia sebagai orang-orang berdosa, layak untuk nenerima neraka. Tentu, ini bukan Injil, melainkan Injil yang diberikan kepada manusia dalam keadaan seperti itu, dan karena semua manusia berada dalam keadaan itu. Jadi, untuk menerima Injil, manusia harus datang untuk mempercayai dan mengakui, “aku ini orang yang penuh dengan dosa.” Injil yang meramalkan hal itu, untuk menggunakan bahasa dunia, mempunyai dua tekanan terhadap hal itu dari mulanya. Memperhatikan manusia dalam terang ini adalah merupakan hal yang tidak mengenakan kepada kesombongan mereka dan kebenaran-diri mereka. Injil memperlakukan manusia sebagai yang tidak berdaya, tidak sanggup memberikan sumbangsih segala sesuatu kepada keselamatan mereka sendiri. Ini adalah hal lain yang mengejutkan. Manusia membutuhkan pertolongan, dan sering mau menerimanya, namun itu haruslah merupakan suatu jenis pertolongan yang memperkenalkan dan menambah usaha-usaha mereka. Kita mengetahui berapa banyak negara telah mencari pertolongan dari Amerika Serikat sejak Perang Dunia II, namun mereka menginginkannya dalam gaya yang demikian bukan untuk mencerminkan kedaulatan mereka sendiri dan kecukupan mereka sendiri. Kita semua kurang lebih sensitif dengan hal-hal ini. Namun Injil tidak memperkenalkan kontribusi dari manusia. Itu menuntut bahwa manusia mengakui bahwa mereka benar-benar bangkrut dalam arti rohani dan sifat alamiahnya, dan agar mereka menerima keselamatan total untuk mana mereka tidak memiliki sesuatu apapun dalam diri mereka yang dapat diberikan. 3. Injil mengabaikan semua yang manusia perhitungkan sebagai jasa/perbuatan manusia. Manusia menyimpan persediaan besar melalui kedermawanan mereka, kontribusi pelayanan mereka kepada masyrakat, afiliasi keagamaan mereka, dan alasan sehingga hal-hal itu harus memiliki ukuran di hadapan Allah dalam mempertimbangkan keseimbangan. Lagi pula, ada banyak lenbaga, seperti Gereja Roma, yang lebih menekankan pada sistem jasa/perbuatan baik. Oleh karena itu ketika manusia datang dengan muatan tangan mereka dengan jasa-jasa mereka, hanya untuk mendapatkan bahwa Injil tidak menjadikan tempat apapun persembahan mereka, itu adalah suatu pengalaman yang merendahkan dan merusakkan. Reaksi alamiahnya ialah kemarahan dan antagonisme. 4. Injil menolak semua reformasi manusia. Agama manusia adalah benar-benar berpusat pada diri. Itu mengumandangkan keselamatan oleh usaha sendiri. Karena itu, orang berdoa, digerakkan untuk bereformasi. Namun Injil tidak akan mempertimbangkan sama sekali. Manusia yang mengadakan reformasi yang paling menyeluruh sekalipun dalam masyrakat, dipandang oleh para sahabatnya sebagai suatu teladan pengembangan-diri yang benar, yang dipertemukan olah suatu ketumpulan “kamu harus dilahirkan kembali.”11 Injil menghargai reformasi manusia jauh dari keselamatan dan Surga dan Allah sebagai yang paling diabaikan, dan menuntut bagi pertobatan yang sama, teguran yang sama akan kepercayaandiri, pengakuan yang sama akan Kristus sebgai Tuhan, sebagaimana itu menuntut pemabuk dan pelacur. Semua hal ini adalah asing kepada ide manusia yang populer yang terkait dengan kebaikan dan keilahian. Nampaknya dari pertimbangan-pertiimbangan ini pekabaran kita tidak diperhitungkan untuk membuat penginjilan pribadi mudah.Itu menyimpan unsur-unsur yang membangkitkan amarah dan perlawanan manusia alamiah. D. Musuh kita. Sementara kita jangan terlalu terfokus dengan musuh kita sehingga kita menjadi lumpuh, itu akan sama tidak bijaksananya bagi kita untuk melalaikan fakta bahwa kita mempunyai seorang musuh yang akan mencari usaha untuk menghalangi kita pada setiap jalan kita. “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu11 Yohanes 3:7. penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”12 Potensi kejahatan yang besar ini, organisasi rohani, adalah “lawanmu si iblis.”13 Ini bukanlah tempat untuk berurusan dengan doktrin Setan, akan tetapi kita hendaklah jangan “lalai terhadap alat-alatnya.”14 salah satu alatnya yang paling disukainya ialah membuat kita supaya tidak memikirkan dia sama sekali, dengan demikian kita tidak akan waspada terhadapnya serta praktik-praktiknya. Namun jika kita mendesak agar waspada terhadap dia, dia akan pergi kepada taktik-taktik lainnya yang lebih hebat, dan mencobanya agar mengisi pikiran kita dengan dia sehingga kita akan diliputi dengan ketakutan. Akan mejadi hal yang baik bagi kita, agar mengukur kekuatau lawan kita yang satu ini, namun juga menyeimbangkan setiap ingatan akan dia dengan jaminan bahwa “sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia.”15 Dalam upayanya untuk mengacaukan pekerjaan penginjilan, Setan akan mengendalikan kemarahan dari orang-orang yang belum diselatkan; dia akan memusatkan perhatian pada gambaran-gambaran yang tidak menyenangkan dari pekabaran kita agar mereka menutup mata bagi keindahan Kristus dan keajaiban keselamatan; dia akan membangkitkan perlawanan eksternal, barangkali di antara kerabat atau di dalam lingkaran sosial; dia akan menciptakan kesukaran dan situasisituasi yang memalukan; dia akan menarik perhatian dari seorang dalam mana kita tertarik kepada kegagalan serius dari beberapa orang Kristen; dan dia akan dengan berbagai cara untuk melemahkan pemenang-jiwa. Semua hal ini tidak mengejutkan. Kita harus ingay bahwa setiap usaha untuk membalikkan seseorang dari dosanya kepada Juruselamat adalah suatu serangan langsung kepada kerajaan Setan, dan kita bisa mengharapkan perlawanan. Perlawanan itu sering nampaknya melingkupi diri kita. Jika kekuatan-kekuatan setan dapat menunda perintah seorang malaikat selama dua puluh satu hari,”16 kita tidak dapat mengabaikannya, tidak juga terkejut jika konflik melanda sewaktu-waktu. Namun kita ingat bahwa musuh kita telah bertemu dengan yang lebih unggul daripadanya, dan telah dikalahkan oleh salib Kristus. Adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk memenangkan pertempuran, mengetahui bahwa kita “lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”17 12 Efesus 6:12. 1 Petrus 5:8. 14 2 Korintus 2:11. 15 1 Yohanes 4:4. 16 Daniel 10:12,13. 17 Roma 8:37. 13 PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Diskusikan pernyataan: penginjilan pribadi bukanlah hal yang mudah, dan tidak pernah menjadi mudah. 2. “Setiap orang adalah masalahnya sendiri yang terbesar.” Evaluasilah pernyataan ini, khususnya jika itu diterapkan kepada pekerjaan penginjilan pribadi. 3. Apakah yang ada mengenai yang belum bertobat yang memimpin mereka kepada kesulitan Kristus? 4. Tunjukkan bagaimana aspek-aspek pekabaran Injil tertentu menciptakan suatu kesulitan bagi pekerja pribadi. 5. Gambarkan taktik-taktik Setan dalam menghalangi pekerjaan pemenang-jiwa. PELAJARAN 10 Pahala Memenangkan-Jiwa Mempercayai bahwa sebuah buku teks, khususnya yang ada hubungannya dengan pelajaran ini mengenai memenangkan-jiwa, akan mengilhami dan mendorong kita demikian pula menuntun kita, saya yakin itu tidak di luar aturan untuk mengikuti elajaran mengenai kesulitan-kesulitan dari pekerjaan penginjilan pribadi dengan suatu pengenang pahala yang menunggu mereka yang tetap berada dalam pekerjaan yang diberkati ini. A. HARUSKAH PAHALA DIPERTIMBANGKAN? Akan tetapi haruskah pahala masuk dalam pertimbangan kita sama sekali? Bukankah hal itu memperkenalkan suatu unsur cinta diri? Jika kasih adalah sanksi yan utama dari penginjilan pribadi, bukankah hal itu secara langsung mengenyampingkan semua topik mengenai pahala? Pertanyaan-pertanyaan yang demikian kedengarannya sangat arif, namun itu selamanya tidak demikian, tidak juga pertanyaan-pertanyaan itu didukung oleh Alkitab. Kita membaca mengenai penolakan besar Musa, tapi sudahkah kita melupakan rangsangan yang mendukungnya dalam hal itu? “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita ssengsara dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebgai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”1 Sesuatu yang lebih besar daripada Musa, juga, didukung oleh pengharapan akan upah/pahala. Mengenai Tuhan kita adalah tertulis: “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah.”2 Jika rasul perjanjian lama, dan “pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui , yaitu Yesus.”3 keduanya disanggupkan untuk pergi melalui kedalaman air panggilan suci mereka melalui janji yang ada sebelumnya, tentu kita akan menemukan dukungan bagi roh-roh kita yang menggoncangkan dalam pahala-pahala yang diadakan bagi kita dalam penggenapan tugas suci. B. BEBERAPA PAHALA/UPAH BAGI USAHA MEMENANGKAN-JIWA. 1 Ibrani 11:24-26. Ibrani 12:2. 3 Ibrani 3:1. 2 Marilah kita ingat bahwa upah/pahala tidak disediakan sebagai motif, melainkan gantinya sebagai insentif. Allah mengetahuiperjuangan kita dengan dunia, dengan daging dan dengan Iblis, dan Ia mengetahui kebutuhan kita akan stimulasi. Pahala-pahala mengusahakan stimulasi itu ketika kita diancam dengan keputusasaan. Kita akan melihat, pada beberapa pahala dalam memenangkan-jiwa. 1. Persekutuan dengan Kristus. Pahala yang paling langsung, dan barangkali yang paling berharga dari semuanya, ialah persahabtan dengan Kristus. Pekerjaan memenangkan-jiwa adalah pekerjaan untuk mana Tuhan kemuliaan itu mengambil ke atas Diri-Nya menjadi manusia, untuk mana Dia telah merendahkan Diri-Nya sebagai seorang hamba, dan untuk mana Dia pergi ke Kalvari. Dia tidak meminta pertolongan kita untuk membentuk dunia; Dia tidak melibatkan kerjasama dengan kita dalam menanggung sepanjang sejarah; Dia tidak memanggil kita untuk meminta pertolongan kita dalam menopang alam semseta. Namun Dia telah mengundang kita ke dalam hubungan yang akrab dengan Diri-nya sendiri dalam pekerjaan yang sangat berharga bagi Dia dan yang sangat berkenan keapda hati-Nya. Dan jika kita memiliki kerinduan akan jiwa untuk membawa jiwa yang hilang kepada-Nya, jika kita menderita karena kesaksian kita, maka kita tidak lain adalah sedang turut bagian dalam kerinduan-Nya. Sungguh, semakin kita menderita di dalam pelaksanaan pekerjaan ini, semakin dalam hubungan kita dengan Dia. Di samping semua hal ini, keterlibatan kita dalam pekerjaan bersaksi ini memberi keyakina kepada kita mengenai hadirat-Nya yang tinggal bersama kita. Kapanpun kita pergi dalam hadirat-Nya, Dia menemani kita. Bukankah itu janji Amanat Agung itu? “Karena itu pergilah… dan, ketahuilah, Aku senantiasa menyertai kamu.”4 2. Perkembangan Tabiat. Ada beberapa upah yang mungkin disebut upah alami. Itu mengalir dari latihan tugas. Salah satu dari hal itu ialah perkembangan tabiat. Kita telah melihat bahwa pemenang –jiwa harus menjadi orang yng bertabiat baik (tabiat Yesus). Tanpa kesucian hidup, mata air akan mengalami kekeringan dan kita tidak akan berbuah. Oleh karena itu, sementara kita teribat dalam pekerjaan bersaksi dalam cara memiliki tujuan dan terbatas ini, kita secara tetap ditantang kepada suatu kehidupan yang akan menanggung ujian yang berat, suatu kehidupan yang akan sesuai dengan Injil yang kita kumandangkan, suatu kehidupan yang akan meyakinkan mereka kepada kita menyaksikan realitas keselamatan yang kita tawarkan kepada mereka di dalam nama Kristus. Jadi kita sendiri ditarik kembali kepada Tuhan, sehingga oleh Firman dan Roh kita boleh menjadi bejana-bejana “untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan , dipandang layak untuk diakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang 4 Matius 28L19,20. mulia.”5 Maka, suatu jalan yang baik, untuk menyakinkan perjalannan kita dalam jalan kesucian adalah harus menjadi saksi yang tekun. Pekerjaan itu sendiri adalah suatu disiplin, dan disiplin bisa menguatkan tabiat. Tabiat yang kuat bukanlah seseorang kepada siapa segala sesuatu telah datang tanpa diundang, melainkan gantinya seseorang yang telah berjuang dalam setiap langkah jalannya. Orang yang tidak mendisiplin dirinya adalah orang yang lemah. Sekarang penginjilan pribadi melibatkan suatu perjuangan yang tetap terhadap setiap rintangan, suatu perjuangan yang terus-menerus terhadap masalah-masalah yang muncul, latihan yang paling penting dari kuasa ataupun kekuatan kita. Itu berarti suatu bangunan dari lapisan kerohanian dan moral kita. Hubungan kita adalah bersifat manusiawi. Dalam pekerjaan ini kita tidak berhbungan dengan mesin-mesin, tetapi dengan manusiamanusia; dan kita sedang menjamah mereka dalam mata air kehidupan mereka yang terdalam, dalam kebutuhan mereka yang terbesar, dalam konflik-konflik mereka yang paling hebat, dalam masalah-masalah mereka yang paling kkritis. Jika kita sadar,kita tidak dapat selain bertumbuh dalam pengertian, dalam simpati, dan dalam kesabaran. Jadi sekali lagi pekerjaan itu sendiri menghasilkan upahnya sendiri. 3. Perkembangan Talenta. Ada suatu upah yang sama dari talenta-talenta yang diperkembang. Kita sudah menegaskan bahwa memenangkan-jiwa tidak pernah menjadi hal yang mudah. Namun demikian kita bertumbuh dengan pelaksanaan. Kita belajar untuk memahami kondisi rohani manusia; kita menjadi lebih bijaksana dalam menerapkan Injil yang tepat; kita mempelajari hikmat untuk berdiam diri dan hikmat untuk berbicara; kita belajar bukan untuk berada di tepi jalan atau tidak mengena pada sasaran kita. Dalam perumpamaan mengenai talenta,6 kita melihat bagaimana orang-orang yang menggunakan talenta yang dipercayakan kepada mereka menjadi bertambah. Kita mengetahui, tentunya, bahwa telenta-talenta yang dirujuk dalam perumpamaan itu bukanlah keahlian-keahlian atau kesanggupan-kesanggupan, melainkan sejumlah uang tertentu. Namun prinsip yang sama diterapkan keapda apa yang kita sebut talenta. Latihan mengembangkan hal itu dan menemukan keahlian-keahlian yang baru, bila dikembangkan. Jadi orang itu bertumbuh, menjadi kaya dalam karunia dan lebih mampu untuk menggunakannya. Dalam hal ini juga pekerjaan itu menghasilkan upahnya sediri. Memang ini adalah bagian dari alasan mengapa Allah telah memilih untuk menggunakan kita. Dia bisa menggunakan alat-alat yang lain jika Dia menghendakai. Sebagaimana John Milton menulis: Allah tidak membutuhkan Baik pekerjaan manusia maupun karunia-karunia-Nya sendiri. Siapa yang Terbaik menanggung beban-Nya yang enak, mereka melayani Dia yang terbaik. Pemerintahan-Nya adalah kerajaan. Beribu-ribu di hadirat-Nya melayani Dia 5 6 2 Timotius 2:21. Matius 25:14-30. Dengan segera dan melintasi daratan dan lautan dengan tak henti-hentinya. Mereka juga melayani yang hanya berdiri danmenunggu.7 Dia bisa saja menggunakan beribu-ribu malaikat-nya, dan tidak perlu bersusahsusah-susah dengan kelemahan kita, namun Dia rindu untuk mengembangkan kita, membawa kita kepada pertumbuhan yang penuh, kepada “kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”8 dan ini adalah salah satu dari metode-Nya yang bijaksana—memberikan kepada kita suatu pekerjaan untuk melakukan tantangan-tantangan yang ada di hadapan kita. 4. Sukacita yang tak terucapkan. Mengenai suatu aturan yang berbeda ialah upah dari sukacita yang tak terkatakan, namun itu juga ada hubungannya dengan pekerjaan itu. a. Kita telah menyarankan bahwa penderitaan dan ujian dihubungkan dengan pelayanan memenangkan-jiwa. Ini adalah penderitaan dalam melahirkan dari orang tua yang rohani, sama seperti dalam lingkungan alami seorang wanita yang melupakan kesakitan dalam melahirkan bayinya “karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia,”9 jadi seseorang yang telah melahirkan satu jiwa mengalami suatu sukacita yang tak tertakatan dalam melihat bahwa jiwa lahir dari dalam kegelapan ke dalam terang. Itu adalah bukan sukacita dari sukses statistik, melainkan sukacita dari partisipasi dalam hidup baru. Sukacita ini tidak pernah membosankan. Keindahannya tidak pernah pudar. Terkadang itu malah lebih terang, lebih menyatu, daripada waktu yang lain, dan kesempatan-kesempatan yang demikian meninggalkan sautu kesan yang tak bisa dilupakan dalam ingatan. Saya pikir, misalnya, mengenai seorang saudara dari Jerman yang menghidupkan suatu kehidupan yang kasar disemak belukar Nothern Ontario. Bahasa Inggrisnya memprihatinkan, pikirannya tidak berkembang, dan kehidupannya adalah salah satu dari batas-batas yang sangat sempit. Wajahnya sangat gelap dan keras. Namun Roh Allah mengendalikan di dalam jiwanya suatu persaan akan kebutuhan, dan ia menemukan jalannya kepada pelayanan kita. Pada suatu Minggu malam saya membawa dia ke dalam ruangan yang kecil untuk menyajikan jalan keselamatan. Nampaknya dia tidak mengerti, dan saya hampir putus asa dengan sambutannya kepada terang itu. Ahirnya saya menyarankan bahwa kami bertelut dan berdoa Saya berdoa agar Allah mau memberikan terang kepada pikiran yang digelapkan itu. Ketika kami mengangkat kepala kami dan bangkit dari lutut kami, saya melihat sesuatu yang mengagetkan saya, yang saya tidak akan pernah lupakan. Kegelapan dan kekerasan secara lengkap telah menghilang dari wajah teman saya. Gantinya, wajahnya menjadi memancar dengan suatu sinar surgawi, seperti cahaya matahari. Perbendaharaan 7 John Milton, On His Blindness. Efesus 4:13. 9 Yohanes 16:21. 8 katanya yang terbatas membuatnya tidak mungkin bagi dia untuk mengatakan banyak kata, namun wajahnya berbicara dengan keras. Kehadiran Tuhan dalam ruangan kecil itu begitu nyata, dan sukacita tak terkatakan. b. Sukacita orang tua tidak berahir dengan kelahiran anaknya. Demikian juga sukacita dari pemenang-jiwa tidak berahir dengan pertobatan orang berdosa. Sebagaimana kerinduan bagi jiwa-jiwa tidak dibatasi kepada keinginan untuk melihat orang-orang berdosa bertobat melainkan memaksa orang-orang saleh untuk melihat mereka diselaraskan kepada citra Kristus, jadi sukacita dalam melihat orang-orang yang lahir kembali ke dalam keluarga Allah disesuaikan oleh sukacita dalam menyaksikan pertumbuhan mereka dalam kehidupan Kristen. Memang adalah dalam hal ini sehingga sukacita seseorang dipenuhi. Tanpa hal itu sukacita yang pertama akan berganti dengan dukacita. Rasul Yohanes berkata, “Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran.”10 Tentu dia berbicara di sini mengenai anak-anak rohaninya, anak-anaknya di dalam iman, sebagaimana ayat yang terdahulu membuatnya jelas. Suatu hari di musim panas ketika saya berada di Canadian Keswick, saaya sedang berdiri di atas sebuah batu dekat dengan hotel, sedang menikmati pemandangan Muskoka yang agung. Beberapa orang muda yang bergembira, dengan wajah-wajah yang cerah berusaha memanjat ke atas batu di samping saya. Seseorang berkata, “Saya adalah seseorang yang anda tuntun kepada Kristus di Stratford.” Yang lain menyelah, “Dan saya adalah yang lainnya juga,” dan yang ketiga berkata, “Dan saya adalah juga yang lainnya.” Mereka semuanya adalah anggota-anggota dari satu keluarga. Adalah suatu asusu yang nyata mengenai keselamtan keluarga, di situlah mereka, beberapa tahun kemudian, orang-orang Kristen yang berserah, yang bergembira, mengenang kembali saat-saat bahagia. Perlu saya ceritakan kepada anada sukacita apa yang yang terdapat dalam jiwa saya? Atau ketika seseorang menerima surat dari “anak-anak” nya yang bekerja di mimbar-mimbar Injili, atau melayani di ladang-ladang yang jauh, atau menjalankan suatu kesaksian yang nyata di tempat yang gelap, betapa hal itu membawa sukacita yang besar! 5. Bentuk Persahabatan yang bertahan. Kehidupan pemenang-jiwa diperkaya dengan persahabatab yang tetap. Orangorang Kristen sejati tidak melupakan mereka yang telah memimpin mereka kepada Juruselamat. Dalam kasus saya sendiri, banyak pengaruh yang dipadukan untuk membawa saya kepada Tuhan Yesus, namun seseorang yang Tuhan gunakan sebagai penghubung ahir dalam rantai adalah B.McCall Barbour, dari Edinburgh, Skotlandia, yang mengunjungi pembicara (malam keputusan besar) pada suatu kelas Alkitab para pria yang saya hadiri di Alloa. Peristiwa itu dalam kehidupan saya memulaikan suatu persahabatan antara dia dan saya yang bertahan selama dia hidup. Beberapa suratnya yang ditujukan kepada saya adalah di antara harta milik saya yang paling saya cintai, 10 3 Yhanes 4. dan ketika saya mengunjungi Edinburgh beberapa tahun yang lalu, salah satu dari pengalaman yang paling manis dan paling solem adalah ketika saya harus berdiri di hadapan kuburannya dan membaca, dengan ungkapan emosi yang dalam, kalimat ini: Benjamin McCall Barbour 1864-1943 Guru Alkitab, Penulis, Kekasih Adalah frase ahir ini yang begitu menggerakkan saya, karena dia berarti bagi saya. Persahabatan yang membahagiakan ini sering bertahan ke dalam generasi yang kedua. Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan tamu di rumah kami selama satu minggu dua orang wanita muda Kristen yang kekasih dari canada. Alasan kunjungan mereka kembali kepada masa ketika saya berkesempatan untuk memimpin ibu mereka, selain seorang gadis muda, datang kepada Tuhan. Istri saya dan saya sendiri adalah paman dan bibi bagi seluruh keluarga itu, semuanya adalah keluarga Kristen yang bersukacita. Saya juga sering mengadakan hubungan melalui surat-menyurat yang membahagiakan, juga, dengan seorang pria muda yang bertalenta yang orang tuanya saya arahkan kepada Juruselamat sebelum dia lahir. Persahabatan yang demikian sangat berharga. 6. Karunia Kerelaan. Semua upah yang disebutkan sejauh ini memiliki kerterangan kepada kehidupan masa kini, walaupun hal itu akan semuanya dibawa kepada hasil yang penuh dalam Surga. Ada beberapa upah, yang bagaimanapun, ditaruh bagi kita dalam kemuliaan. Guru kita menyambut dengan suatu ungkapan “Selamat!” bagi semua orang yang dengan setia melayani, dan kata itu dari Dia yang tentunya akan menjadi upah yang cukup, lebih dari mengganti kerugian bagi sakit bersalin, perjuangan, kekecewaan, disiplin, pertentangan yang telah ita alami dalam melakukan panggilan kita yang mulia ini. Pujian manusia itu dangkal dan tidak bermakna. Tetapi sambutan Tuhan “Selamat!” bukan semata-mata suatu pengakuan verbal. Dia menyertakannya dengan ekspresi mendasar mengenai kesenangan dan kehendakNya. Tuan dalam perumpamaan itu berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan tanggungjawab dalam perkara yang besar.”11 Sementara kita tidak mengharapkan untuk menekan lebih rinci perumpamaan ini, saya yakin Tuhan kita di sini memberikan indikasi sebuah tempat bagi kepercayaan dalam kereajaan kekeal bagi mereka yang dengan tekun melayani dan mengembangkan “talenta-talenta” mereka. Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, Tuhan Yesus digambarkan sebagai dikelilingi oleh kumpulan mereka yang telah diselamatkan, katanya: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya.”12 Nampaknya bagi saya bahwa kesempatan yang 11 12 Matius 25:21. Ibrani 2:13. demikian akan dikaruniakan kepada pemenang-jiwa dalam ukurannya sendiri sebagaimana dia berdiri di hadapan tahta-Nya. Paling sedikit Paulus mengharapkan upah yang demikian, sebab dia menulis kepada jemaat di Tesalonika: “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-nya, kalau bukan kamu?”13 Tentu sukacita yang demikian akan menggetarkan hati! Maka, dengan jalan jaminan kepastian ahir, kita memiliki hal ini dari Daniel “Dan orang-orang bijaksana akan akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”14 Bintang-bintang di cakrawala olah raga dan hiburan bercahaya lebih terang untuk sementara waktu, namun kemudian layu ke dalam gerhana matahari, namun hamba-hamba Injil menerima kemuliaan yang kekal.15 1. 2. 3. 4. 5. 6. PERTANYAAN DAN LATIHAN Apakah konsep upah mengenai suatu insentif yang sah dalam pekerjaan memenangkan-jiwa itu? Diskusikan pertanyaan ini! Dalam arti apa pekerjaan memenangkan-jiwa membawa kita ke dalam hubungan dengan Kristus? Bagaimana tabiat dipekembang dalam latihan penginjilan pribadi? Dalam caracara lain apakah pekerjaan ini menjadikan perkembangan dalam diri kita? Bandingkan sukacita dalam memenangkan-jiwa dengan sukacita orang tua yang melahirkan anaknya. Kembangkan konsep ini! Dapatkah anda mengingat kembali, pengalaman anda sendiri atau pengamatan, kasus-kasus mengenai persahabtan yang tetap meningkatkan usaha memenangkan-jiwa? Selidikilah sebanyak mungkin upah/pahala yang dapat anda temukan dalam Alkitab, yang dijanjikan nanti kepada mereka yang memenangkan-jiwa. Berikan ayat-ayatnya! 13 1 Tesalonika 2:19. Daniel 12:3. 15 1 Korintus 9:25. 14 PELAJARAN 11 Persiapan Penginjilan Pribadi Ketika saya tiba ke dalam hubungan pribadi dengan Kristus pada waktu saya berusia sembilan tahun, saya segera mencoba memenangkan orang lain. Saya mempunyai kenangan yang jelas mengenai hubungan saya dengan teman sepermainan saya, dan dengan keras kepala saya menahan dia di pintu belakang rumahnya hingga dia berkonsentrasiuntuk menerima Yesus juga. Saya akui bahwa saya hanya memiliki persiapan yang sedikit untuk usaha itu.akankah kita menyimpulkan dari pengalaman yang demikian bahwa tidak adanya persiapan diperlukan bagi pekerjaan enginjilan pribadi? Jika seseorang merasa puas melakukan hal yang demikian selalau dengan dasar seorang anak berusia sembilan tahun, mungkin benar demikian. Namun jika kita mengharapkan akan menjadi para pekerja yang handal, kita akan mengadakan persiapan—bukan sebelum kita memulai, melainkan kita selalu memiliki persiapan, berusaha menjadi lebih pandai. A. MEMPELAJARI FIRMAN ALLAH Ini adalah dasar yang paling penting. 1. Untuk Pendewasaan dan Penyucian Jiwa Kita Sendiri. Jika kita ingat bahwa pemenang-jiwa harus menjadi seorang yang berkarakter, dan jenis karakter ysng harus menjadi karakter pemenang-jiwa, kita akan menengok kepada Buku yang mengarahkan kita dalam memiliki karakter yang demikian. Bukankah yang merupakan air yang membersihkan oleh mana Kristus menyucikan dan membersihkan Jemaat-Nya?1 Kita ingat bagaimana Paulus berbicara kepada Timotius mengenai Alkitab yang diilhamkan, menegaskan bahwa itu, “dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus,” dan bahwa itu juga, “memang bermanfat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia tiap-tiap manusia diperlengkapi utuk setiap perbuatan baik.”2 Kita tidak akan menerapkan Firman ini secara sukses kepada kebutuhan orang lain jika kita tidak dipersiapkan dengan baik dalam menerapkannya kepada kebutuhan 1 2 Efesus 5:26. 2 Timotius 3:15-17. kita sendiri. Seseorang yang melalaikan Firman Allah dalam kehidupan pribadinya sendiri sedang tidak meningkatkan kapasitas dirinya kepada usaha memenangkan-jiwa yang berhasil. 2. Supaya Kita Boleh Menjadi Lebih Baik Memahami Injil—Tugas dan Kesempatan Kita yang Kita sajikan. Adalah karena poin ini sehingga kita telah memberikan seluruh pelajaran mengenai “Pekabaran Penginjilan.” Namun biarlah hal itu tidak dipirkan bahwa pelajaran yang satu itu melemahkan isi dari Injil! Seseorang boleh berkata, “Saya percaya kepada Injil yang sederhana, dan hal itu tidak memerlukan banyak belajar atau mempelajari.” Adalah benar bahwa apa yang umumnya kita sajikan kepada orang-orang berdosa adalah “Injil yang sederhana.” Kita mengurangi kuasa skema penebusan kepada istilah yang paling sederhana untuk meletakkannya dalam menjangkau pikiran yang tidak terbiasa dengan halhal rohani. Namun setiap orang yang merasa puas untuk tetap dalam keserderhanaan yang mula-mula mengenai Injil tidak bertumbuh banyak, dan segera kesaksiannya akan menjadi sesuatu hal yang membosankan sehingga itu memiliki makna yang semakin berkurang bagi dirinya, dan tidak banyak bagi mereka kepada siapa dia hanya menirukan saja kepada mereka. Injil adalah suatu tema yang luas, berharga sekali jika mempelajarinya dengan tekun, dan sementara memperluas pengertian kita akan kemuliaan kebenarannya, kita akan menjadi lebih baik dalam menyajikannya dalam berbagai aspek sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu, ada begitu banyak konsep salah yang luas sehingga kita harus memiliki pengertian yang cukup mengenai Injil untuk menerapkan ukuran-ukuran yang bersifat korektif. Konsep yang salah ini mulai dari pandangan legalistis yang ekstrim pada satu sisi sampai kepada “kepercayaan” yang sangat dangkal pada sisi yang lain. Kita harus menangani diri kita sendiri terhadap hal-hal ini dengan suatu pemahaman yang jelas tentang doktrin kasih karunia dan suatu pandangan yang benar tentang iman yang menyelamatkan. Kalau tidak kita akan meninggalkan orang lain dalam perbudakan atau perhambaan, atau pengharapan yang palsu. 3. Supaya Kita Boleh Mengamati Metode-metode Memenangkan-Jiwa yang Digambarkan Di Dalamnya. Tidak ada buku teks yang lebih baik dalam memenangkan-jiwa daripada Alkitab. Semua yang dapat kita harapkan untuk dilakukan dalam arah yang formal adalah menyusun sejumlah bahan Alkitab dalam bentuk yang sistematis, namun hal ini tidak akan pernah mengambil tempat Alkitab itu sendiri, dengan Roh Kudus sebagai gurunya. Khususnya kita harus menguji pekerjaan Tuhan kita dan para rasul-Nya dalam hubungan mereka dengan individu-individu. Dalam pelajaran berikutnya kita akan mengambil beberapa peristiwa yang secara khusus menolong dalam hal ini, namun pelajar harus memperhatikan hal ini hanya sebagai teladan saja. 4. Memiliki Alkitab yang Layak Siap Digunakan. Berbagai problema besar yang akan kita hadapi dalam pekerjaan memenangkan-jiwa menuntut bagi mereka termasuk menghafalkan ayat. Menghafalkan ayat-ayat Alkitab secara efektif tidak bisa dilaksanakan secara tiba-tiba atau kebetulan saja, melainkan itu adalah sesuatu yang harus dilakukan secara konsisten, melakukannya terus-menerus, dan mengulanginya senantiasa. Sistem kartu adalah cara yang baik yang saya tahu. Saya menyarankan bahwa seseorang mencari cara untuk terlibat dalam pekerjaan ini dengan cara menggunakan suatu persediaan kartu-kartu kecil dengan lobang dekat ujung-ujungnya, dan sebuah gelang untuk membawa kartukartu tersebut. Dia jangan mencoba menghafalkan banyak ayat pada saat yang sama. Mulai dengan satu ayat, tuliskan bunyi ayat itu pada sisi yang satu dari kartu itu dan ayatnya pada sisi yang lain. Simpanlah kartu-kartu ini pada gelang kunci anda, pelajari itu dengan keakuratan yang lengkap hingga ayat dan bunyi ayat benar-benar melekat dalam pikiran anda sehingga anda tidak dapat memikirkan yang satu tanpa yang lain. Ketika anda sudah mempelajari satu ayat, libatkan proses yang sama dengan ayat yang berikutnya. Sekarang anda sudah memiliki dua ayat pada gelang anda. Anda melakukan itu bukan mengabaikan yang pertama, melainkan anda terus-menerus mengulanginya agar ayat yang baru tidak akan menghilangkan ayat yang lama. Ketika dua ayat tersebut sudah dihafalkan pastikan tidak ada kebingungan dan kesalahan dalam menghafalkannya, anda sudah siap untuk ayat yang ketiga, dan seterusnya. Pertanyaannya ialah, ayat-ayat yang mana yang anda akan hafalkan? Pelajaran berikutnya akan mengambil berbagai jenis dengan siapa anda akan berhubungan. Mulai dengan satu ayat yang disarankan dalam hubungannya dengan kelompok pertama, kemudian salah satu ayat yang disarankan untuk kelompok yang kedua, dan seterusnya hingga anda memiliki yang ada pada gelang anda, dan dalam pikiran dan hati anda, satu ayat bagi masing-masing jenis yang digambarkan. Bila hal ini sudag dikerjakan, buatlah jenis yang kedua, dan begitu seterusnya melalui daftar. Jika anda berambisi anda boleh teruskan kali yang ketiga, dengan demikian menambah perbendaharaan anda. Adalah mengherankan bagaimana banyak ayat, dengan keterangan-keterangannya, anda tinggal memerintahkan dalam waktu yang singkat: Namun perhatikan prinsip-prinsip berikut ini: 1. Jangan coba lebih dari saatu ayat pada saat yang sama; 2. Pelajari masing-masing ayat secara tuntas sebelum menginjak pada ayat berikutnya; 3. Tetap mengulanginya. B. PELAJARI KEBERATAN-KEBERATAN ORANG BERDOSA. Tidak ada cabang suatu angkatan bersenjata yang lebih penting daripada pelayanan intelijen, yang tugasnya adalah mencari segala sesuatu yang ada hubungannya dengan musuh—kekuatannya dan bagaimana musuh dikalahkan, bagaimana kekuatan dan persediaannya, pertahanannya dan rencana-rencananya agar bisa dikalahkan. Pertahanan apa yang dapat diupayakan untuk menyerang pada sisi ini dan sisi itu? Rencana-rencana apa yang dimiliki sang musuh untuk tindakan yang agresif? Segala sesuatu yang dapat diketahui dalam semuanya itu adalah nilai yang sangat berharga. Jika kita hendak menyerang kubu pertahanan jiwa manusia untuk dimenangkan bagi Kristus, kita ada baiknya memiliki pelayanan intelijen sendiri yang dijalankan, mengetahui pertahanan apa yang mungkin bisa ditemui. Hanya dengan itu kemudian kita mempunyai senjata yang cocok yang siap sedia untuk digunakan. 1. Metode Rsaul Paulus. Sudahkah anda memperhatikan bagaimana Paulus mengantisipasi penolakan kepada doktrinnya mengenai anugrah, dan menyiapkan artilerinya terhadap mereka? Kita akan menyebutkan hanya beberapa contoh saja: a. Rasul itu baru saja membicarakan bahwa orang-orang Yahudi yang melanggar hukum ditolak, sementara itu orang-orang non-Yahudi yang memelihara kebenaran hukum diterima, sebab itu bukanlah tanda dalam daging yang membuat orang Yahudi sejati, melainkan seorang yang bertobat dan merendahkan hati. Kemudian dia mengantisipasi penolakan bahwa dalam hal ini orang Yahudi tidak memiliki keuntungan, dan dia menjawab oleh menunjukkan bahwa kepercayaan mereka kepada Kitab Suci telah memberikan kepada mereka tempat bagi keuntungan yang besar.3 b. Lagi, dia telah menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia, Allah akan dihormati. Bahkan ketidakbenaran kita akan berubah menjadi kemuliaan Allah, sebab dia akan didapati benar dan adil dalam penghakiman-nya. Segera rasul itu melihat suatu keberatan: “Maka Allah tidak adil menghukum orang-orang yang tindakannya hanya menambah keharuman dari kebenaran-Nya. Bukankah sesudah semuanya dari sesuatu yang baik berdosa, melihat bahwa kebaikan akan datang daripadanya—kebaikan Allah dihakimkan?” Jawaban kerasulan dipuaskan dengan mengingatkan kita bahwa sebenarnya adalah dalam penghakiman dosa, bukan dalam perbedaan semnata-mata antara dosa manusia dan kebaikan Allah, sehingga Allah dihormati dan dimuliakan. Jika Allah tidak menghakimi dosa, Dia sendiri akan dihakimi. Hal ini, tentunya, tidak bisa dipikirkan.4 c. Dalam pernyataannya yang besar mengenai keselamatan oleh anugrah, Paulus mengangkat kepada klimaks dalam pernyataan: “Dimana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Dia melihat bahwa hati alami manusia akan memunculkan suatu penolakan kepada hal hal itu, jadi dia memperkenalkannya dalam bentuk suatu pertanyaan: “Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?”5 Jawaban itu diberikan dalam ayat-ayat yang berturut-turut, yang menyatakan bahwa kasih karunia bukanlah surat ijin untuk melakukan dosa, karena oleh salib kita dijadikan mati untuk dosa. 3 Roma 2:25-3:2. Roma 3:4-8. 5 Roma 5:20; 6:1. 4 d. Suatu masalah yang mirip muncul dalam hubungannya dengan doktrin Paulus mengenai emansipasi dari perhambaan hukum. “Kita bukan berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia,” dia menyerukan. Dalam pengharapan yang penuh sehingga posisi yang demikian akan ditantang, dia sendiri memunculkan penolakan dalam bentuk pertanyaan: “Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Jawabannya menarik. Paulus menyatakan bahwa isu itu berhenti pada pertanyaan tentang hamba-hamba siapakah kita. Hamba-hamba dosa akan terus berbuat dosa. Hamba-hamba kebenaran mempraktikkan kebenaran. Karena kita telah dilepaskan dari perhambaan dosa, kita tidak lagi melayani dosa, melainkan kita telah diikat kepada suatu pelayanan yang lebih tinggi, lebih mulia, yaitu pelayanan akan kebenaran.6 Rasul itu menjawab penolakan lain yang telah diantisipasi kepada ajarannya mengenai kedudukan hukum dalam sejarah dosa,7 doktrinnya mengenai pemilihan kedaulatan,8 dan pernyatan-pernyataannya mengenai ketidakpercayaan Israel.9 Untuk tujuan kita sekarang, bagaimanapun, kita tidak akan begitu banyak prihatin dengan jawaban Paulus kepada pertanyaan-pertanyaan khusus, sebagaimana dengan prinsip mengantisipasi penolakan-penolakan dan mennyiapkan jawabannya. Dia telah memberikan contoh kepada kita dalam hal ini. Oleh karena itu kita harus memperlengkapi diri kita dengan anak-panah-anak panah dalam tempatnya untuk seetiap kesempatan yang mungkin saja muncul. 2. Alkitab Memiliki Jawabannya. Kita hampir tidak mengatakannya, kecuali untuk penekanannya, bahwa jawaban yang terbaik adalah Firman Allah. Banyak orang, bahkan orang yang tidak percaya, memiliki penghargaan terhadap Alkitab, dan apa yang dikatakannya membawa lebih berharga daripada pendapat yang dapat kita katakan. Namun bagaimana dengan orang yang menolak yang tetap ngotot, “Anda mengutip Alkitab, dan saya tidak percaya kepada Alkitab”? Itu adalah bukan kepercayaan seseorang atau ketidak percayaan yang membuat Firman Allah “hidup dan kuat dan lebih kuat daripada pedang bermata dua manapun.”11 Adalah karena itu adalah Firman Allah, dan akan menusuk orang yang tidak mengenal Allah lebih efektif daripada bujukan manusia manapun. Jadi, dalam hal ini, suatu jawaban dari Allah adalah selalu yang terbaik. Itu artinya, bahwa sebagaimana kita mempelajari penolakan-penolakan orang berdosa, kita membawa mereka kepada Alkitab sebagai jawabannya. B. MEMPELAJARI PEKERJAAN PARA PEMENANG-JIWA LAINNYA. 1. Menjaga api tetap menyala. 6 Roma 6:14-22. Roma 7:7. 8 Roma 9:14-24. 9 Roma 11:1-5. 11 Ibrani 4:12. 7 Ada banyak dalam dunia ini untuk mendinginkan perasaan gerah kita, sebagai tambahan kepada ketidak-konsistenan alami dari hati kita sendiri, sehingga kita memerlukan segala rangsangan dan dorongan yang tersedia. Roh Kudus menggunakan Alkitab, namun IA juga menggunakan pengalaman-pengalaman orang lain. Membaca konflik dan kemenangan mereka, keputusan mereka dan keberhasilan mereka, sering membangkitkan semangat kita yang loyo. Saya meragukan jika seorang anak Allah yang sejati dapat membaca sebuah laporan mengenai memenangkan-jiwa tanpa mengendalikan hati. Terkadang akan ada penilaian-diri untuk kesempatan-kesempatan yang diabaikan, terakdang suatu kerinduan yang dalam bagi jiwa-jiwa, terkadang suatu insentif lebih rajin diaplikasikan. Dalam suatu cara api akan menyala dengan lebih terang, lebih hangat. 2. Meningkatkan Teknik Kita. Tak satupun dari kita telah mencapai kepada pendayagunaan yang paling tinggi dari pekerjaan ini. Apa yang orang-orang telah lakukan, pendekatan-pendekatan apa yang telah mereka gunakan, bagaimana mereka telah menerapkan Alkitab kepada situasi-situasi yang baru dan sulit, kesalahan-kesalahan dalam metode mereka telah ketemukan dan telah diperbaiki- ada hal penting bagi setiap pencari jiwa. Harus diakui metode itu bukanlah faktor dari pentingnya hal ini,, namun itu penting, dan dapat memainkan suatu bagian besar dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan kita. Literatur dalam ladang ini begitu luas sehingga bibliografi yang mendalam akan menjadi tidak praktis jika itu tersedia. Mengenai nilai yang lebih berharga bagi seorang pelajar adalah suatu pemilihan yang hati-hati terhadap buku-buku yang akan menyediakan baik inspirasi dan pertolongan yang praktis. Pemilihan yang demikian telah saya lakukan berdasarkan bibliografinya. C. MEMPELAJARI SEKTE-SEKTE PALSU. Sekte-sekte palsu begitu berlipat ganda pada masa kini sehingga untuk menangani mereka semua akan melelahkan sepanjang umur, dan terbukti nilainya terbatas. Namun, dengan suatu dasar yang menyeluruh dalam Injil dan dengan ajaran yang terdapat dalam Alkitab, seseorang dapat dengan segera memahami kesalahankesalahan mendasar dari sistem agama yang palsu yang mengikat mereka. Sementara masing-masing memiliki perbedaan sifatnya sendiri, ada buah pikiran yang salah yang mendasar di dalamnya. Ada juga ciri-ciri yang umum terhadap kolmpok mereka yang menyanggupkan seseorang untuk menggolongkan mereka. Dalam banyak kasus, kesalahan-kesalahan sekte-sekte moderen bukanlah hal yang baru, melainkan sektesekte yang lama yang dikembangkan. Fakta ini membuatnya tidak perlu bagi pemenang jiwa pada umumnya untuk menghabiskan banyak waktu menyelidiki sekte-sekte tersebut, wamktu yang dapat menjadi lebih menguntungkan bila dimanfaatkan untuk bersaksi yang efektif. Barangkali diperlukan oleh beberapa orang untuk membuat penelitian yang demikian suatu pelayanan khusus untuk menaruh ke dalam tangan-tangan orang-orang Kristen pada umumnya suatu definisi yang tepat mengenai kesalahan-kesalahan yang ditemui oleh mereka. Hal ini akan memperlengkapi pemenang-jiwa dengan suatu pengetahuan mengenai ciri-ciri itu dalam sekte-sekte yang lebih moderen yang bertentangan dengan Injil, dan menyanggupkan dia untuk membawa Injil (kebenaran) di atas kesalahankesalahan yang khusus. Suatu pekerjaan yang menurut pendapat saya yang benarbenar melakukan hal ini dengan sangat efektif adalah The Chaos of Cults, oleh J.K. VanBaalen.12 Pelajaran berikutnya berhubungan dengan sekte-sekte palsu.13 E. MENGGUNAKAN BANYAK WAKTU UNTUK BERDOA. Tidak ada persiapan yang lengkap tanpa banyak berdoa. 1. Doa Memelihara Hati Tetap Senang. Tanpa doa, kesukaran-kesukaran berakar dalam diri kita—kesuam-suamkukuan kita, perangai kita yang kaku, ketidaksiapan kita, ketakutan kita, tindakan kita yang gegabah atau kebijakan kita yang berlebihan—akan menjadi sesuatu yang sulit diatasi, dan kita akan mendapati diri kita sama sekali tidak layak bagi pekerjaan yang kudus ini. Namun doa akan memelihara kontak dengan sumber-sumber Ilahi itu yang akan memelihara kita tetap bersedia, “dikuatkan dengan kuasa oleh RohNya dalam batin manusia.”14 Kesadaran dalam doa akan membentengi kita terhadap pencobaan dari pemanjaan-pemanjaan yang akan melemahkan serat jiwa dan menjadikan tidak cocok untuk usaha yang tinggi. 2. Doa adalah Bagian—Suatu Bagian Besar—dari Perjuangan Kita Terhadap Kuasa-kuasa Kegelapan. Rasul Paulus, setelah menggambarkan hal-hal yang menyangkut mengenai senajta kita dalam melawan terahadap kekuatan-kekuatan jahat, menambahkan hal ini sebagai pelengkap yang perlu, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjagajagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak puts-putusnya untuk segala orang kudus.”15 Penekanannya di sini menunjukkan pentingnya doa dalam perjuangan rohani ini, sebaba, sebagaimana telah kita lihat, usaha memenangkan-jiwa adalah suatu perjuangan. Kita memiliki contoh yang luar biasa mengenai kemenangan rohani melalui doa dalam kehidupan Daniel. Sementara dia pergi berdoa, dia sadar akan tekanan hati yang dalam, yang menyebabkan dia terus-menerus berdoa, bergumul dalam penderitaan dan kesulitan selama tiga minggu, selama waktu tersebut dia menahan hidup melalui diet yang amat sederhana. Sebagaimana dia katakan: “Makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap 12 J. K. Van Baalen , The Chaos of Cults (Grand Rapid: Eerdmans Publishing Co.). Pelajaran 21. 14 Efesus 3:16. 15 Efesus 6:18. 13 sampai berlalu tiga minggu penuh.” Pada ahir dari tiga minggu itusecara fisik tubuhnya lemah dan kurus, namun dia telah berdoa demi kemenangan dan hanya dengan begitu deia bisa mengenal sifat dari pertentangan yang begitu berat dalam jiwanya. Kuasakuasa kegelapan, digambarkan oleh suatu mahuk roh yang digambarkan sebagai “penguasa kerajaan Persia,” telah memperjuangkan malaikat diutus kepada hambanya untuk menyampaikan kebenaran Ilahi kepada Daniel, hingga Mikhael datang menolongnya.16 Ini adalah fasal yang penuh misteri, namun itu menunjukkan kenyataan perjuangan rohani dan kedudukan doa dalam perjuangan itu. Pasukan neraka tertarik dalam pekerjaan memenangkan-jiwa ini, untuk menentangnya dengan segala kekuatan dan kelicikan mereka. Jawaban kita satu-satunya adalah doa, apa yang John Bunyan namakan senjata dari segala doa. 3. Doa Mendatangkan Tuntunan Roh Kudus. Ada suatu persediaan yang diperlukan dalam penginjilan pribadi. Banyak yang telah dibawa ke dalam perhambaan yang nyata dalam hal bersaksi kepada orang lain, meyakini bahwa harus berhubungan dengan semua yang mereka temui mengenai keselamatan jiwa mereka, dan menjadi sangat kecewa ketika mereka gagal melakukan hal yang demikian. Sekarang adalah benar bahwa kita harus memperhatikan semua orang yang kita temui sebagai orang-orang yang berpotensi terhadap kesaksian kita, namun tidak jauh dari tuntunan Roh Kudus. Nasihat uskup Taylor Smith bagi para pemenang-jiwa adalah bahwa mereka harus tidak pernah berbicara kecuali Roh Kudus membuka jalan secara alami.”17 Tuntunan yang demikian adalah kesempatan bagi setiap orang Kristen, namun itu adalah bagian dari mereka yang hanya melibatkan diri mereka setiap hari dalam doa. 4. Doa Menjamin Aktifitas Roh Kudus dalam Hati Seseorang yang Didekati. Kita harus ingat selalu bahwa adalah bukan kebijaksanaan kita dalam mendekati, petunjuk yang hebat milik kita, atau panggilan kita yang sungguh-sungguh yang akan memenangkan orang-orang datang kepada Kristus. Yang terpenting dari semua ini adalah bahwa mereka itu sebenaranya ialah tidak lain kecuali hanya sebagai jalan bagi pendekatan Roh Kudus. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman Tuhan semseta alam.”18 Peristiwa mengenai pertobatan Lidia diberikan dalam kata-kata berikut ini: “Tuhan membuka hatinya.”19 Sekarang Tuhan bekerja dalam menjawab doa. Kita adalah hanyalah sekadar para penginjil yang sejati ketika kita sedang berdoa bagi jiwa-jiwa manusia ketika kita menyatakan Injil kepada mereka. Dan tentu hal itu ialah bahwa kita tidak bertanggungjawab kepada langkah-langkah palsu dalam mendoakan orang lain seperti dalam berbicara kepada mereka. Lagi pula, kita harus membuat sedkit langkah-langkah palsu jika berdoa lebih banyak dan mengetahui lebih banyak mengenai pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. Ini adalah penekanan utama dalam pekerjaan besar L. S. 16 Daniel 1-13. E. L. Langston, Bishop Tailor Smith (London: Marshall Morgan and Scott), hal. 46. 18 Zakharia 4:6. 19 Kisah 16:14. 17 Chafer, True Evangelims,20 yang harus dibaca oleh semua yang rindu menjadi para pemenang-jiwa. Maka di sini, ada empat alasan yang baik untuk membuat doa menjadi suatu bagian besar dalam persiapan kita untuk memenangkan-jiwa: Menjaga agar hati kita tetap senang, untuk memperjuangkan perjuangan yang efektif terhadap musuh, untuk mendatangkan tuntunan Roh Kudus, dan untuk mengetahui kerjasama pekerjaan Roh Kudus dalam hati mereka kepada siapa kita bersaksi. PERTANYAN DAN LATIHAN 1. Jika seorang Kristen yang baru dapat memenangkan orang lain kepada Kristus, mengapa perlu menjalani suatu kursus yang lama untuk mempersiapkan bagi jiwajiwa agar bisa dimenangkan? Diskusikan pertanyaan ini! 2. Bagaimana suatu pembelajaran Alkitab akan menolong kita dalam memenangkanjiwa, dan apakah yang khususnya harus kita cari dalam pembelajaran itu? 3. Daftarakan keberatan-keberatan yang Paulus sadari sebelumnya yang diangkat dalam pengajarannya, dan tunjukkan apakah jawaban yang ia sediakan bagi penolakan-penolakan tersebut. Pelajaran apa yang didapatkan bagi para pemenangjiwa? 4. Apakah nilai-nilai dalam mempelajari pekerjaan para pemenang-jiwa lainnya? 5. Bagaimana doa mempersiapkan kita bagi pekerjaan penginjilan pribadi? 20 L. S. Chafer, True Evangelism (Findlay, Ohio: Dunham Co.). PELAJARAN 12 Pendekatan Dalam pelaksanaan penginjilan pribadi yang aktual, ada empat langkah yang bisa dilaksanakan—pendekatan, instruksi, panggilan, dan tidak lanjut. Itulah yang menjadiaturannya, dan suatu usaha untuk memutarbalikkannya akan berahir dalam malapetaka. A. PENTINGNYA PENDEKATAN YANG BENAR. Pendekatan itu memang sangaat penting, karena hal itu merupakan kesan pertama, yang baik atau yang buruk. Suatu pendekatan yang salah mungkin membangkitkan kemarahan dan kecenderungan orang yang didekati untuk memutuskan penolakan, sementara suatu pendekatan yang cocok bisa benar-benar menghindarkan kesulitan. Bahkan seseorang yang simpati dan memiliki hati yang lapar akan kasih Allah akan merasa malu terhadap suatu pendekatan yang kasar, sementara itu seseorang yang cenderung ke arah antagonisme sering dimenangkan melalui katakata yang ramah. 1. Sikap Mental yang Benar. Perjuangan pendekatan harus dimenangkan di atas ladang sikap mental seseorang. Untuk memulaikan, kita harus menghindarkan dari pikiran kita perasaan unggul. Jika hal itu muncul, itu tidak bisa disembunyikan, dan kita dikalahkan sebelum kita memulaikan. Tak seorangpun yang akan menerima keunggulan/kehebatan kita, bahkan orang gelandangan di atas Skid Row. Evangeline Booth mencari sesuatu dimana dia dapat menegaskan bahwa orang dengan siapa dia berhubungan adalah lebih tinggi daripada dia—bahkan jika itu hanya dalam pengetahuan dosa!1 Sikap “lebih suci daripada anda” adalah fatal untuk memenangkan-jiwa. Sikap “lebih bijaksana daripada anda” adalah milik orang yang tidak percaya. Biarkanlah dia memiliki sifat seperti itu. “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.”2 Melalui tanda yang sama, kita harus menghindarkan belas kasihan yang palsu dan sentimental. Sikap kita janganlah “Anda orang berdosa purba,” atau “Anda orang berdosa yang malang!” Kita 1 2 The Reader’s Digest, Agustus, 1947. 1 Korintus 1:27. harus melihat orang-orang sebagai jiwa-jiwa untuk siapa Yesus telah mati, dan rindu kepada mereka dengan suatu sikap yang tidak mengunggulkan diri sendiri. Dengan kata lain, suatu perasaan rendah diri akan membunuh usaha kita. Jika kita merasa gemetar di hadapan orang yang berkedudukan tinggi, atau orang yang terpelajar, atau orang yang hebat, kita benar-benar akan mengalami kegagalan dalam kesaksian kita. Kita perlu mengingat perkataaan Hizkia: “Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.”3 2. Kualitas yang Benar. Hal pendekatan ini tidak dapat dikurangi oleh mesin ataupun rumus aljabar. Itu adalah pekerjaan hati, dan semakin alami, semakin bagus. Pendekatan yang dipelajari dapat dengan mudah menjadi merosot menjadi sesuatu yang profesional dan formal dan kehilangan panggilan secara spontan. Namun demikian, ada beberapa kualitas yang setiap orang harus tanamkan, khusunya jika ia mempunyai kecenderungan untuk menentang. a. Misalnya, pendektan tersebut harus senantiasa sopan. Dalam suatu suatu perbaikan mobil untuk mana saya membawa mobil saya untuk diperbaiki tergantung sebuah moto: “Kami tidak pernah terlalu sibuk dalam hal kesopanan.” Saya belum pernah mengetahui bahwa mereka mengingkari slogan itu. Jika bisnis saja memperhatikan tuntutan kesopanan dari paraperwakilan mereka dalam hubungan mereka dengan publik, betapa lebihnya kita yang mewakili Allah dengan segala karunia harus menunjukkan kesopanan setiap saat, dan khususnya ketika kita terlibat dalam bisnisNya? Ini adalah ciri khas yang harus diperhatikan dalam hubungan Tuhan kita dengan seseorang. Pertimbangkan kasus mengenai wanita di sumur Sikar, yang para rabi akan melontarkan tiga hal mengenai dia—bahwa dia adalah seorang wanita, seorang yang berdosa, dan seorang Samaria. Namun, lihatlah dengan aungrah dan kehalusan budi bahasa Tuhan kita dalam berbicara kepada wanita tersebut, dimulai dengan suatu permintaan untuk diberikan air minum, dan menuntun dia setahap demi setahap kepada pengenalan akan Diri-Nya.4 Rasul Paulus juga menyajikan pidato yang yang berbudi bahasa yang baik, dan menganggap manusia dalam istilah-istilah yang sopan seseuai dengan jabatan mereka, sementara dia tidak pernah memotong pembicaraannya dengan cara menghormati orang lain. b. Pendekatan haruslah dibuat dengan cara yang bijaksana demikian juga dengan cara yang sopan. Bijaksana artinya sentuhan. Jika seorang dokter memberikan jamahan yang kasar atau sentuhan yang tidak pasti, dia masih memiliki keraguan pada si pasien, namun jika ia memberikan sekali sentuhan yang lembut dan meyakinkan, dia mengilhami jaminan, dan mendiamkan ketakutan. Sekarang kita segera mengakui bahwa seseorang dapat membuat suatu jimat taktik/kebijaksanaan dan 3 4 2 Tawarikh 32:8. Yohanes 4. menjadi begitu cerdik sehingga dia tidak pernah membuat kontak. Mungkin ada kesempatan-kesempatan ketika taktik yang terbaik adalah menjadi jujur dan terus terang, selama tidak ada sengat atau duri dalam tempat kita. Sebuah contoh yang baik mengenai taktik terus terang ini dapat dilihat dalam pertobatan seorang pengacara Skotlandia, Gordon Forlong, tahun 1851. Pada tahun itu pengacara yang terkenal ini, yang buku teksnya berjudul Epitome of Scottish Law, merupakan suatu standar selama bertahun-tahun, namun sikapnya kepada Kekristenan adalah salah satu dari pertentangan, pergi ke London untuk mendirikan sebuah Bank Karakter dan Skill mirip dengan yang dia dirikan di Skotlandia. Di antara orang-orang lain kepada siapa dia menerapkan pertolongannya dalam pekerjaan amal ini adalah Mr. George Hitchcock, seorang pedagang Inggris dan seorang Kristen, yang dengan setia mendengarkan kisah orang Skotlandia muda dan menanggapi dengan suatu karunia yang bernilai. Sementara dia memegang ccek kepada pemohon yang merasa senang, Mr. Hitchcock dengan tenang berkata, “Sayang sekali, Mr. Forlong, bahwa anda bukan seorang Kristen!” Pengacara yang terkejut itu membuat upaya untuk membela-diri, namun menemukan dirinya tak berbicara sepatah katapun, dan setuju untuk membaca sebuah buku yang kecil yang diberikan oleh Mr. Hitchcock kepadanya, The Philoshopy of Plan of Salvation. Hal ini dilakukannya sementara dia berlayar kembali ke Edinburgh dalam sebuah kapal laut. Pada saat dia tiba di rumah dia adalah seorang percaya yang bersukacita. Sesudah itu kerinduannya adalah memperkenalkan Kristus, dimana tugas yang dia emban adalah selama tiga puluh delapan tahun, menjadi kuat digunakan di Edinburgh, kemudian di London, dan ahirnya selama dua puluh tahun di Selandia Baru.5 Kebijaksanaan bukanlah “menarik lobang-lobang anda,” melainkan itu membuat kontak dalam cara yang paling efektif. Untuk melakukan hal ini, kita harus mencari bahwa “hikmat yang dari atas,”6 yang Allah janjikan kepada mereka yang memintanya7 sebagai bagian dari mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus.8 c. Kebijaksanaan harus digunakan dengan memperhatikan kepada kapan bagi pendekatan kita dan juga bagaimana cara pendekatan kita. Membuat malu seseorang di antara orang lain hanya akan menimbulkan prasangka dalam situasi tersebut. Kita tidak bisa selalu menunggu hingga kita menemukan sasaran dari perhatian kita sendiri, melainkan kita harus melakukan yang terbaik untuk memisahkan dia dari orang lain sebelum kita memulaikan pembicaraan mengenai hal-hal ini. Hal ini khususnya perlu jika pihak ketiga tidak simpati dan sinis. Kita ingat bagaimana rasul Paulus bangkit terhadap kesulitan ini dalam berbicara kepada Sergius Paulus dari Siprus, walaupun dia dipanggil untuk tujuan itu, sehingga dia berada di bawah keperluan untuk mendiamkan Elimas si peramal itu sebelum dia 5 Informasi ini diperoleh dari sebuah editorial dalam Sunday School Times tanggal 27 Desember, 1941, berdasarkan Memorial Notes from Gordon Forlong, oleh saudara perempuannya. 6 Yakobus 3:17 7 Yakobus 1:5. 8 Kisah 6:3. dapat berhasil dengan baik terhdap kesaksiannya.9 saya telah mengetahui para ibu yang memainkan suatu permainan yang efektif mengenai campur tangan ketika anak-anak lelaki mereka diberitahu dan dinyatakan tentang perhatian yang nyata.Campur tangan mereka yang paling merusak adalah biasanya desakan mereka bahwa “Tom adalah anak yang baik,” ketika saya sedang mencoba untuk menunjukkan kepada Tom dari Firman Allah bahwa dia adalah orang berdosa! B. JENIS-JENIS PENDEKATAN YANG BENAR. Secara umum pendekatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yang langsung dan yang tidak langsung. Ini biasa jarang diperlukan definisi. Pendekatan langsung datang secara langsung kepada pertanyaan pusat, sementara itu pendekatan secara tidak langsung menuntunnya kepada pertanyaan itu melalui jalan yang tidak langsung. Kedua metode itu memiliki kebaikan dan bahayanya masing-masing. Pendekatan langsung sering mengejutkan orang berdosa ke dalam suatu perhatian yang diangkat, sementara kadang-kadang itu memaksa dia dan menyebabkan dia berhenti dari pekerjaan itu. Pendekatan tidak langsung diperhitungkan untuk memenangkan keyakinan dan membangkitkan perhatian yang akan bertahan lebih lama, namun bahayanya akan menjadi hilang sebelum itu mencapai tujuan. 1. Jenis Tidak Langsung. Suatu kejuaraan yang terkenal dari pendekatan tidak langsung adalah H. Clay Trumbull, yang putranya, Charles, mengorganisir dan menyajikan prinsip-prinsip dan metode ayahnya dalam suatu pekerjaan yang luar biasa. Taking Men Alive.10 Saudara Trumbull percaya bahwa memenangkan seseorang adalah suatu langkah yang perlu dalam menuntun dia kepada Keristus. Adalah benar bahwa jika seseorang merasa curiga kepada kita, atau berprasangka kepada kita, kita akan memiliki kesempatan yang menyedihkan dalam menolong dia. Kita harus memenangkan keyakinannya. Dua metode yang disarankan oleh Tuan Trumbull perlu dihargai dan diperhatikan. Menghargai orang-orang berdosa nampaknya seperti bisnis yang berbahaya dan tentunya memerlukan perhatian. Penghargaan itu harus yang tulus dan jujur, yang lainlainnya akan mengurangi persetujuan Roh Kudus, dan orang berdosa sendiri akan mengenali kepura-puraan. Tuan Trumbull menceritakan temannya yang memulaikan suatu percakapan dengan seorang pemecah-batu yang sudah tua oleh mengatakan kepadanya bahwa dia sedang melakukan suatu pekerjaan yang baik—kali pertama dalam dua puluh tahun, sebagaimana ditegaskan oleh orang tua itu, bahwa seseorang telah memberikan kepadanya suatu dorongan yang baik.11 Hukuman atau celaan akan menaruh seseorang untuk membela diri, namun penghargaan yang tulus, khususnya 9 Kisah 13:6,12. Charles G. Trumbull, Taking Men Alive (New York: Association Press), hal. 75. 11 Ibid, hal. 79. 10 dimana itu telah sedikit diketahui, akan sering lebih mempersiapkan hati bagi pengakuan dosa yang sejati. Perhatian yang umum sering menciptakan suatu ikatan yang membuat percakapan yang terbuka dan tulus serta lebih mudah. Menemukan bahwa baik anda berasal dari bagian yang sama atau negara lain, bahwa anda baik main golf ataupun menggunakan tongkat, bahwa baik anda membaca puisi ataupun pelayana radio amatir, dapat menjadi suatu alat yang selalau terbuka. Tau jika anda gagal menemukan perhatian-perhatian yang umum, jadikan diri anda tertarik kepada perhatian orang lain. Tuan Trumbull menceritakan mengenai rencana George Williams12 untuk memenangkan seorang kafir berandalan yang bernama Rogers, yang dengan kejam menganiaya orang-orang Kristen dalam rumah bisnis dimana dia memegang jabatan penting. Menemukan bahwa Rogers punya nafsu akan udang laut, Williams menyarankan suatu makan malam dengan sajian udang laut, untuk mana Rogers diundang, namun tidak ada upaya untuk menobatkan dia. Sang penganiaya itu, kagum atas tingkah laku orang-orang Kristen, menerima undangan itu sebagai seorang yang pemberani, dan menerimanya. Tingkah laku dari kelompok itu secara mendalam mempengaruhi dia, dan dia dibawa di bawah keyakinan akan dosa yang demikian sehingga setalah beberapa hari dia mencari orang-orang Kristen dan menjadi slah satu dari antara mereka. 2. Jenis Langsung. Pendekatan langsung dengan baik disajikan oleh orang-orang seperti Hebich dari India, dan Dad Hall, “Bishop of Wall street.” Suatu ilustrasi pendekatan langsung Hebich adalah hubungannya dengan seorang mayor tertentu dari insinyur Inggris di India. Melihat Hebich mendekati bungalonya, sang mayor berkata kepada pelayannya agar tidak membiarkan “paderi” masuk, melainkan mengatakan kepadanya bahwa sang majikan sedang tidak berada di rumah. Namun Hebich telah menangkap isyarat dari sang mayor, dan didorong oleh anak laki-laki ke dalam rumah. Mencari seluruh ruangan rumah, Hebich tidak menemukan orangnya hingga dia kembali ke ruangan tamu dan melihat di bawah sofa yang memiliki tirai yang berjumbai ke bawah lantai. “Keluar kau pengecut,” kata misionaris itu. Sang mayor menurut. “Duduk kau pengecut,” adalah perintah berikutnya. Lagi-lagi komandan itu menurut. “Dengarkan pekabaran Allah kamu pengecut.” Kemudian Hebich meluncur ke dalam sebuah khotbah yang benar mengenai bersembunyi dari hadapan Allah, menceritakan Adam di Taman Eden. Segera mayor itu berada pada lututnya, sambil menangis memohon rahmat Allah.13 3. Faktor-faktor apa yang menentukan pendekatan? Faktor-faktor apa yang menentukan jenis pendekatan yang digunakan? 12 Ibid , hal. 104. George Williams (yang kemudian adalah Sir George Williams) adalah pendiri dari YMCA, dan Rogers adalah salah seorang dari dua belas anggota pertama. 13 Alfred Maathieson, Hebich of India (Skotland: John Ritchie, Ltd.), hal. 60. a. Pertama, sifat diri sendiri. Orang-orang saleh tidak lagi dibangun di atas pola kumpulan daripada orang-orang berdosa itu sendiri. Beberapa dari antara kita begitu disusun secara psikologi sehingga kita melakukan segala sesuatu dengan suatu tujauan langsung, sementara yang lain begitu hati-hati dalam meletakkan rencana. Seorang emuda mengusulkan dengan hati nurani yang tumpul, “Maggie, ayo kita menikah.” Dengan kata lain, kita telah mendengar mengenai kekasih yang tersipu-sipu malu yang merasa malu selama berminggu-minggu atas metode pendekatan kepada seseorang yang berjiwa lembut. Ahirnya dia merusak rencana. Pada suatu Sabtu petang yang indah dia membawa gadis pujaannya untuk jalanjalan—melalui pekuburan! Dia menuntun gadis itu kepada rencana keluarga, dan mengatakan kepadanya mengenai semua orang yang terkasih yang terbaring di sana—kakek neneknya, buyutnya, dan lain sebagainya. Kemudian, dengan getaran yang besar dia menambahkan, “Susie, apakah kamu suka berbaring di sana?” Sekarang jika kita memindahkan kedua orang ini ke dalam kenyataan penginjilan perorangan, anda akan mengharapkan bahwa yang pertama akan menggunakan pendekatan langsung, sementara yang kedua akan menjadi lebih mirip menggunakan pendekatan secara tidak langsung—marilah kita berharap dengan lebih banyak kebijaksanaan! Saya hampir tidak dapat membayangkan Hebich mencanangkan suatu pesta malam dengan sajian udang laut untuk pegawai Inggris di India itu, dengan instruksi bahwa topik mengenai keselamtan mereka tidak diperkenalkan; dan saya jarang melihat George Williams melakukan caranya melalui seorang pelayan ke dalam rumah yang lain, menyadarkan dia akan kefasikannya dan meminta pertobatan yang langsung. Perangai akan memainkan peranan besar dalam hal ini. b. Pada tempat yang kedua, situasi khusus akan menentukan jenis pendekatan. Berapa banyak waktu akan berada pada penetapan kita? Apakah kematian akan datang? Apakah hal ini pertemuan biasa atau lebih kurang persekutuan permanen? Apakah ada bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang dimulai? Sudahkah orang dalam siapa kita berminat kepada pengetahuan akan hal-hal mengenai Allah, ataukah apakah ia benarbenar lalai? Sudahkah kita menemui dalam situasi yang secara spontan membuat menusia berpikir mengenai Allah? Hal-hal itu dan banyak pertanyaan lainnya dapat ditanyakan sewaktu-waktu. Kadang-kadang mengulangi ayat-ayat Alkitab sebanyak situasi yang mengijinkan, namun jika sasaran dari penginjilan kita adalah tetangga yang baru, kita akan memulaikannya oleh menunjukkan kebaikan dan membiarkan terang kita bercahaya. c. Ahirnya, pendekatan haruslah ditentukan oleh tuntunan Roh Kudus. Hal ini menuntut suatu kehidupan berjalan dalam Roh, terhadap persiapan hati, terhadap kepekaan akan suara Roh, terhadap hikmat rohani. Seseorang yang banyak berada di tempat yang tersembunyi akan melayakkan dia kepada tugas yang mulia ini. C. CARA-CARA YANG DIANJURKAN MENGENAI PENDEKATAN YANG BENAR. Akan menjadi hal yang mustahil, bahkan jika hal itu berada dalam kawasan buku ini, untuk memberikan daftar cara yang melelahkan untuk mendekati topik terbesar ini. Beberapa contoh boleh mengendalikan pelajar kepada kewaspadaan dalam masalah ini. 1. Berita-berita saat ini. Sering berita yang terkenal yang terjadi sekarang ini bisa menjadi suatu cara yang terbuka. Suatu pelanggaran terhadap ketidakdilan atau ketidaksangupan departemen kepolisian untuk menangkap pelaku kejahatan menyediakan kesempatan untuk berbicara mengenai penghakiman Allah yang pasti. Sebuah bencana menyarankan tragedi yang lebih besar mengenai satu jiwa yang hilang atau perlunya bersedia untuk bertemu dengan Allah. Kematian seorang yang terkenal menyatakan bahwa kematian tidak memandang siapa orangnya, dan di sini Ibrani 9:27 bisa diterapkan. Sebuah peristiwa olah raga yang besar boleh mengingatkan pasal-pasal dalam Perjanjian Baru. Bahkan pertandingan tinju bisa menarik perhatian, “Tahukah anda bahwa rasul Paulus adalah seorang petinju?” Kemudian rujuk kepada 1 Korintus 9:27, dimana kata tersebut diterjemahkan, “jagalah di bawah” dalam King James Version artinya meremukan, memukul hitam dan biru. Hal ini bisa menuntun kepada suatu diskusi mengenai pertentangan rohani yang terjadi dalam setiap jiwa manusia. 2. Pekerjaan Sehari-hari. Suatu percakapan yang panjang di antara orang-orang biasanya menyentuh soal beberapa pekerjaan mereka. Itu barangkali merupakan soal kontak. Bagi para guru, Yesus adalah Guru Agung; bagi para dokter, Dia adalah Tabib Agung untuk siapa tidak ada kasus yang pernah terbukti terlalu sulit; bagi para pengacara hukum, Dia adalah Seorang Pengacara Agung atau Pengantara yang memiliki kunci kepada setiap kebutuhan para kliennya yang diterapkan kepadaNya, dan Hakim/Jaksa yang memiliki kemudahan terhadap orang berdosa yang menolak untuk bertobat, bagi orang yang membakar roti, Dia dalah Roti yang turun dari surga; bagi seorang peternak Dia adalah Gembala yang baik, bagi seorang nelayan, Dia adalah Jagonya perkapalan, yang dengan arahan para ahli telah gagal membawa ikan-ikan dengan muatan yang penuh. Ingatlah bahwa hal-hal ini hanyalah merupakan “pembuka” saja. 3. Bacaan Alkitab Umum. Beberapa orang menolak untuk membaca Alkitab dalam angkutan umum, supaya tidak dianggap seperti orang-orang Farisi. Dengan kata lain, itu bisa membuat terbukanya bagi Injil. Pada suatu kesempatan saya berada di atas kereta api dalam suatu perjalanan yang panjang, ke arah Pullman. Saya tidak bisa menyia-nyiakan waktu, sebab saya punya pekerjaan yang harus dilakukan. Saya meminta sebuah meja dan mulai menulis pelajaran artikel untuk Sunday School Times, Alkitab saya berada di atas meja, bersama-sama dengan peralatan yang lainnya. Kehadiran Alkitab tersebut membuat dua orang penumpang berhenti dan berbicara, sehingga saya memiliki dua percakapan yang menguntungkan sebagai suatu hasil dari membiarkan Alkitab saya terbuka. Kita harus bersedia, banyak berdoa, dan waspada. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Mengapa pendekatan itu begitu penting? 2. Diskusikan pernyataan: Perjuangan mengenai pendekatan harus dimenangkan di atas bidang sikap mental seseorang itu sendiri. 3. Apakah ciri-ciri dari suatu pendekatan yang baik? 4. Apakah dua jenis pendekatan yang umum? Apakah nilai-nilai dan bahayabahayanya dari masing-masing jenis pendekatan itu? 5. Dengan cara apa Dr. Trumbull menyarankan bahwa kita memenangkan keyakinan seseorang sebagai persiapan kepada usaha bersaksi bagi Kristus? 6. Faktor-faktor apa yang akan menentukan jenis pendekatan yang digunakan? Terangkan! 7. Siapakan suatu daftar mengenai pendekatan-pendekatan yang mungkin sifat-sifat khayalan dalam situasi-situasi khayalan juga. (Namun harus yang realistis juga!) Jangan menggunakan contoh-contoh dalam pelajaran ini! PELAJARAN 13 Pelaksanaan Pekerjaan itu hanya dimulai ketika kita telah membuat pendekatan, sekalipun membuat pendekatan itu sering yang paling sulit dalam bagian pekerjaan tersebut, karena hal itu adalah merupakan bagian di atas mana kita secara umum mempunyai perjuangan yang terbesar. Ada suatu kecenderungan dengan beberapa orang yang menjadi para saksi yang tembak-lari. Mereka menembak dengan tembakan tunggal dan kemudian lari demi kehidupan mereka. Penginjil pribadi yang sejati akan melihat lebih dalam pada situasinya. A. PETUNJUK. Setelah pendekatan, tiba pada petunjuk, yaitu, dimana pendekatan telah menemukan perhatian. Kadang-kadang pendekatan itu ditolak, dan kita cenderung argumentatif, atau segera menyerah. Kedua hal itu salah adanya. Roh yang menyerang akan menghancurkan kesempatan-kesempatan kita untuk melakukan hal-hal yang baik. Bahkan jika kita memenangkan perdebatan, nampaknya kita kita akan mengalahkan jiwa yang kita cari untuk dimenangkan. Atau kita bisa kehilangan dua-duanya! Dengan kata lain, untuk memberikan bukti bahwa penolakan itu telah memadamkan kita akan menggerakkan sedikit pujian kecil lainnya bagi orang Kristen atau bagi Kekristenan. Kita harus berdiri pada prinsip kita yang benar, bahkan jika hal itu hanya dengan senyuman. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.”1 Anugrah dan hikmat dalam situasi yang demikian bisa mengubah penolakan kepada keingintahuan. Sedikitnya penolakan akan kehilangan kekuatannya, dan sahabat akan memperoleh bukti yang pertama dari realitas iman Kekristenan kita. Kesalahan yang lain ialah memperhatikan suatu pertunjukkan perhatian sebagai suatu keputusan, atau sedikitnya sebagai basis bagi suatu panggilan untuk membuat keputusan. Gantinya, perhatian tidak lebih daripada suatu basis bagi instruksi. Keputusan-keputusan yang dibuat tanpa instruksi dalam jalan keselamatan tidak akan bertahan lama. Ingatlah perumpamaan mengenai empat jenis tanah.2 Tanah yang pertama yang disebutkan menggambarkan mereka yang tidak memiliki pengertian, yang hatinya merespons terhadap Firman Allah segera layu. Tanggungjawab kita 1 2 Amsal 15:1. Matius 13:18-23. adalah untuk melihat bahwa manusia memiliki pengertian demikian juga perhatian. Oleh karena itu perlu adanya instruksi. Jangan pernah melompat dari pendekatan untuk memanggil, namun mengundang calon jiwa yang dimenangkan barangkali akan mendapatkan hasil-hasil yang mudah. Hasilnya bisa berubah menjadi tragis. Untuk melawatkan instruksi adalah suatu tindakan yang tidak jujur, baik kepada Allah maupun kepada manusia. Itu bisa menjadi pekerjaan yang membosankan, yang membutuhkan kesabaran, permohonan, kebijaksanaan, namun itu akan memberikan upah yang besar dalam menerangi, para petobat yang teguh. 1. Harus Sederhana. Instruksi dalam hal ini haruslah sederhana, mendasar, dan didasarkan pada Alkitab yang jelas. Ini adalah bukan saatnya untuk memberikan pembicaraan mengenai pengumuman kekal, pemilihan, teologi dan yang serupa dengan itu. Hal ini dapat dibahas dalam suatu kursus dalam Teologia Sistematika. Hal-hal yang harus dibuat jelas adalah keadaan orang-orang berdosa secara pribadi. Persediaan Allah dalam Kristus, dan kebutuhan bagi penerimaan pribadi, tertentu dan langsung dari persediaan itu dalam pertobatan dan iman. Akan ada selalu pencobaan untuk memperkenalkan tema-tema lain yang lebih meningkat, khususnya dengan orang-orang yang sangat terpelajar, namun seseorang harus belajar untuk menancapkan prinsipprinsip utama mengenai Injil dalam hubungannya dengan orang-orang yang belum diselamatkan. 2. Harus tidak ada perasaan unggul. Adalah penting untuk melihat roh seseorang itu sendiri dalam memberikan instruksi kepada orang lain. Kita semua terlalu mudah memiliki suatu perasaan unggul dalam situasi yang demikian, dan hal itu fatal kepada pekerjaan memenangkan-jiwa. Seandainya kita mengingat bahwa keselamtan kita adalah semata-mata karena anugrah, dan semua engetahuan kita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Keallahan adalah karena anugrah, kita akan sanggup untuk memberikan petunjuk kepada orang lain dalam roh kelemahlembutan dan kerendahan hati, dengan kasih, dan petunjuk kita tidak akan bersifat menyerang, melainkan akan dengan senang hati diterima. Bahkan para dokter yang memberikan petunjuk kepada para perawat dan para pasien dengan suatu kesombongan/keunggulan akan ditolak. Betapa lebih lagi dengan orang-orang Kristen yang mewakili kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus! Ini tidak berarti bahwa tidak ada lagi otoritas dalam pengajaran kita. Itu akan tetap ada. Namun itu akan menjadimotoritas kebenaran itu sendiri, otoritas/wewenang Firman Allah, bukan otoritas pribadi yang penuh dengan kesombongan. 3. Bisa menggunakan kesaksiannya sendiri. Kesaksian pribadi adalah suatu bantuan bagi para pencari, selama kesaksian kita meninggikan kemuliaan dan keagungan Kristus sebagai Juruselamat daripada tabiat kita baik sebelum maupun sesudah pertobatan. Kita tidak boleh memuliakan baik dalam dosa-dosa kita di masa lalu maupun pencapaian kita di masa sekarang. Di atas semuanya kita harus menghindarkan sikap “lebih suci daripada anda.” Kita hanyalah orang-orang berdosa, yang diselamatkan melalui kasih karunia Allah, dan kita mengarahkan orang-orang lain kepada Juruselamat, bukan kepada diri kita sebagai teladan bagi orang-orang berdosa, atau sebgai teladan bagi orang-orang yang saleh. Dengan demikian kita harus menjadi bagi orang-orang lain untuk melihat tanpa perhatian kita dalam kenyataan. Jadi, asalkan kesaksian pribadi meninggikan Yesus dan membantu menjernihkan dalam hal instruksi atau mendorong si pencari, itu adalah benar-benar prosedur yang sah. Misalnya, jika si pencari mengalami kesukaran dengan masalah iman sehingga anda mengingat pada saat percakapan anda, hubungan anda bagaimana Tuhan mengangkat anda di atas kesulitan dan rintangan akan sangat membantu. Seorang pekerja yang dituntun oleh Roh akan mengetahui bagaimana menggunakan semua alat ini. B. PANGGILAN. Ketika petunjuk telah diberikan, dan suatu pemahaman yang cukup dari jalan keselamtan dinyatakan, maka, setelah itu adalah saatnya untuk mengadakan panggilan. Pengajaran harus menimbulkan suatu tindakan, dan tindakan tentunya harus digabungkan pada seseorang yang telah menerima instruksi mengenai jalan kehidupan. Seorang penginjil, bukan hanya seorang instrukur, melainkan juga seorang pemanggil bagi Allah, bahkan sebagaimana Paulus berkata, “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah kamu didamaikan dengan Allah.”3 Jika kita kehilangan perhatian mengenai panggilan, kita akan mengalami kegagalan dalam jumlah yang besar dari tugas kita. Petunjuk, penting sebagaimana adanya, bukanlah pertobatan, melainkan tanpa respons yang tepat akan berubah menjadi penghukuman. Kita tidak ingin meninggalkan orang-orang dalam keadaan yang menyedihkan seperti itu. 1. Bertindak. Marilah kita mengingat, juga, bahwa kita sedang mencari putusan kehendak, bukan secara sederhana suatu persetujuan intelek. Alasan dan emosi benar-benar hanya merupakan koridor-koridor oleh mana menjangkau kehendak/kemauan. Kita sedang bertuuan pada suatu tindakan penyerahan kepad Kristus sebagai Tuhan, suatu tindakan penyerahan-diri kepada Dia sebagai Juruselamat. Tidak ada yang kurang dari itu ialah tuuan penginjil yang sejati. Oleh sebab itu, ketika intelek manusia telah diterangi kepad perhatian mengenai kebenaran Allah, pertanyaannya harus ditekankan mengenai—Apa yang akan anda lakukan mengenai hal itu? 2. Menunggu tuntunan Roh Kudus. Telah dikatakan bahwa, bagaimanapun kita harus menimbulkan suatu amaran yang solem terhadap tekanan yang keterlaluan pada diri seseorang. Pemaksaan bisa mengakibatkan salah satu dari dua tragedi—suatu pengerasan terhadap Injil bahkan dimana perhatian telah ditimbulkan, atau suatu pengakuan yang prematur yang 3 2 Korintus 5:20. memiliki kekuarangan akan pekerjaan Roh Kudus dalam hati. Dalam hal ini keadaan yang terahir lebih buruk daripada yang terdahulu. Buah yang belum matang akan terbukti menjadi buah yang masam. Di sini kembali, pemenang-jiwa pribadi benarbenar memerlukan agar berada dalam hubungan yang penuh dengan Roh Kudus, sehingga ia boleh pergi bersama-sama dengan Roh Kudus daripada berlari mendahului Dia. Lihat bagaimana kita harus dituntun oleh Roh Allah dalam setiap langkah kita. C. TINDAK-LANJUT. Panggilan telah dibuat, dan marilah kita mempercayai, telah bertemu dengan respons keputusan yang menggembirakan bagi Kristus. Apakah pekerjaan penginjil pribadi sekarang sudah selesai? Tidak! Dalam arti hal itu baru saja dimulai. Apakah anda mengingat apa yang kita katakan mengenai semangat bagi jiwa-jiwa?4 Itu adalah rangkap-dua. Itu memiliki ciri melalui suatu kerinduan yang sungguh-sungguh untuk menyaksikan orang-orang berdosa bertobat, dan perhatian yang sama untuk menyaksikan orang-orang yang saleh menjadi sempurna. Sekarang, di hadapan mat kita seorang yang berdosa telah dibuat menjadi seorang yang saleh. Segera aspek mengenai kerinduan kita bagi jiwa-jiwa itu yang merindukan bagi keselamatannya memberikan tempat kepada aspek yang lain mengenai kerinduan bagi jiwa-jiwa yang rindu akan akan penyuciannya. Di sini kita mendapati seorang bayi yang baru lahir. Kita menginginkan agar dia bertumbuh. Segera tindak-lanjut dimulai. Mulai sejak saat itu pekerjaan kita tidak boleh dibatasi hanya kepada penginjil itu, melainkan juga boleh ditangani oleh seorang pendeta. Bhakan, itu adalah pekerjaan yang harus diselesaikan. Berapa jauh kita harus melaksanakannya itu tergantung pada keadaannya. Ketika kita datang kepada kekhususan-kekhususan dalam penginjilan pribadi, kita harus berhubungan dengan pekerjaan menindak-lanjuti dalam hubungannya dengan kampanye penginjilan dan menyelamatkan misi. Untuk saat ini kita akan berhubungan dengan hal itu hanya dalam cara yang umum saja. 1. Penjelasan. Hal pertama yang seorang petobat yang masih baru perlukan adalah suatu pengertian tentang apa yang baru saja telah terjadi, disertai dengan suatu jaminan akan keselamatan. Di sini amaran yang lain diperlukan. Jangan pernah katakan kepada seseorang yang baru saja mengakui iman dalam Kristus bahwa ia sudah diselamatkan. Biarlah Roh Kudus yang mengatakan kepadanya mengenai hal itu, melalui Firman Allah, dan kemudian biarlah dia yang memberitahu anda.. Jaminan atau kepastian yang pekerja Kristen berikan akan menguapkan pencobaan pertama, namun kesaksian Roh akan tinggal tetap. Namun, kita boleh mengarahkan orang Kristen yang baru itu kepada pasal-pasal yang mengandung jaminan yang besar, seperti 1 Yohanes 5:10-13, dan biarlah Roh Kudus berbicara kepadanya melalui ayat-ayat itu. Kemudian akan mengirimkan dia pada caranya sendiri untuk bersukacita, kita boleh menunjukkan kepadanya dari Alkitab beberapa dari berkat-berkat keselamatan yang agung: 4 Pelajaran 8. membuang dosa-dosa kita,5 menjadi anak Allah,6 memiliki Roh Kudus yang tinggal dalam hati kita,7 dan hal-hal yang lain yang mengandung sifat dari jaminan yang serupa. Tapi jangan terlalu banyak untuk permulaannya! Ingat bahwa dia adalah seorang bayi, dan tidak boleh diminta untuk mengunyah daging yang besar pada saat baru saja ia dilahirkan! Suatu minuman yang baik dari “air susu yang murni dan yang rohani”8 sebanyak yang ia dapat terima. 2. Nasihat. Memberikan kepada orang Kristen yang baru “botol” pertamanya, seorang ayah yang rohani berada dalam posisi untuk memberikan suatu nasihat yang baik. Empat latihan harus diberikan kepada petobat yang masih baru—bacaaan Alkitab, berdoa, pengakuan, dan kehadiran di gereja. Seorang yang benar-benar lahir kembali tidak akan perlu banyak desakan dalam hal ini, namun akan mendapatkan keuntungan dari tuntunan yang bermakna. a). Sudahkah anda menemukan rencana yang baik dari bacaan Alkitab? Teruskan hal itu. Adalah lebih baik untuk mengawasi bacaan petobat yang masih baru itu hingga ia bergerak dengan baik dalam samudra yang kuat dari kebenaran kekal itu. Hal itu mungkin bahwa dia akan menginginkan untuk datang kepada anda untuk meminta pertolongan dalam memahaminya. Selalau bersedia untuk memberikan bantuan. Barangkali pertanyaannya akan menunjukkan kepada anda betapa anda sendiri sesungguhnya perlu mempelajari Alkitab! Kemudian pelajari firman itu bersama-sama, jika situasinya menginjinkan. Anda boleh melakukan dengan baik untuk menyarankan kursus-kursus teretulis, seperti yang disediakan oleh lembaga Alkitab. b). Doa akan menguatkan dia “untuk membawa segala sesuatu kepada Allah dalam doa.” Ingatkan dia bahwa dalam doa dia boleh mengeskpresikan hatinya kepada Allah dengan bebas, dan pada saat yang sama belajar untuk berdiam diri di hadapan Allah. Pasal-pasal doa yang besar dalam Alkitab harus ditarik kepada perhatiannya.9 “Waktu yang teduh” harus dimasukkan sebagai kebiasaan sehari-hari yang teratur, disarankan di pagi hari, sebagaimana juga dengan waktu-waktu yang lain untuk selalu bersama-sama dengan Allah. c). Bersaksi adalah sangat penting dalam kehidupan orang Kristen, baik sebagai alat kesehatan rohani maupun sebagai alat untuk memenangkan orang lain. Sementara pengakuan umum tidak diletakkan sebagai syarat keselamatan, hal itu sangat terikat dengankeselamatan sebagai suatu ungkapan akan hal itu sehingga keselamatan dari mereka yang menolak untuk mengakui iman mereka berdiri dalam keraguan yang menyiksa. Seorang Kristen yang tidak mengakui adalah suatu pertentangan dan suatu ejekan. Tuhan kita telah menyediakan dorongan yang kuat 5 Mazmur 103:12. 1 Yohanes 3:2. 7 Roma 8:9. 8 1 Petrus 2:2. 9 Seperti Lukas 11:1-13; 18:1-7. 6 untuk membuka pengakuan keapdaNya, dan membangkitkan amaran yang agung terhadap kegagalan untuk melakukan hal yang demikian.10 Pengakuan adalah jalan keluar yang memelihara aliran berkat mengalir dan menyelamatkan orang percaya dari situasi menjadi Laut Mati. d.). Kebutuhan akan gereja lokal. Hal lain dalam proses tindak-lanjut adalah memperkenalkan kepada orang Kristen yang baru kepada gereja setempat yang baik. Hal ini tidak selamanya menjadi suatu hal yang gampang. Si petobat boleh tinggal dalam komunitas yang cukup tidak diketahui bagi pekerja pribadi, yang tidak mendapat rekomendasi. Namun, ada beberapa tempat dimana keinginan akan hal itu dapat dibuat—seperti Moody Bible Institute, yang memiliki suatu daftar surat yang besar, dan itu menyentuh gereja-gereja injili dan melayani wilayah yang sangat luas. Gagal akan hal ini, seseorang harus merasa puas untuk menasihati orang yang baru percaya untuk mencari kumpulan dari orang-orang Kristen dimana kebenaran yang mana dia telah diselamatkan dengan jelas diajarkan, dan berdoa sehingga Roh Kudus akan menuntun dia dalam penyelidikannya. Ketika kita telah melaksanakan semua tugas kita dalam hal ini, kita dapat mempercayai, dan tidak perlu takut. Dengan demikian, kita dapat mengharapkan Gembala yang Agung itu untuk memelihara doma-dombaNya. Ketika seseorang tahu tentang gereja dimana seorang percaya yang masih baru akan dipelihara, adalah suatu tindakan yang baik untuk menulis kepada pendeta dari jemaat itu, berikan nama dan alamat dari petobat yang masih baru itu, dengan laporan tentanga pertobatannya, dan memeinta agar dia mencari dan menemukan orang tersebut. Dengan kata lain, desaklah orang yang baru percaya itu untuik memperkenalkan dirinya kepada pendeta. Seorang pendeta yang sadar akan menguatkan seorang yang masih bayi dalam Kristus, dan memberikan kesempatankesempatan baginya untuk melayani dalam gereja, sesuai dengan kesanggupan dan kesiapannya. 3. Perhatian yang berlanjut. Kecuali situasinya menyatakan bahwa itu akan menjadi tidak cocok atau tidak bijaksana, seseorang yang telah menuntun satu jiwa kepada Kristus akan merindukan untuk memelihara kontak pribadi, paling sedikit hingga petobat baru itu benar-benar sudah bisa mandiri. Ia akan besikap hati-hati namun tidak mengganggu pada hak prerogatif dan tugas-tugas yang lain, melainkan akan siap sedia sebagai seorang sahabat dan penolong-dalam doa. Terkadang surat, saran-saran dalam bacaan yang baik, membagi engalaman, dan dalam hal-hal yang umum menunjukkan suatu perhatian yang tidak kendor, akan menyertai dia dan menolong dia untuk “bertumbuh dalam anugrah, dan dalam pemgetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.”11 10 11 Lukas 9:26. 2 Petrus 3:18. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kesalahan-kesalahan apa yang sering dibuat: (a). ketika pendekatan menemui penolakan? (b). ketika pendekatan menemukan perhatian? Apakah yang seharusnya menjadi sifat dalam petunjuk/instruksi yang diberikan kepada seseorang yang menaruh minat kepada Injil? Diskusikan tempat bagi kesaksian pribadi dalam instruksi yang diberikan kepad seorang pencari? Diskusikan bagian-bagian yang dimainkan oleh alasan, emosi dan kehendak/kemauan dalam pertobatan. Bahaya-bahaya apa yang harus dihindari terhadap masalah panggilan? Latihan-latihan rohani apakah yang harus diberikan kepada seorang petobat yang baru? Diskusikan pentingnya hal-hal itu! Mengapa penting menghubungkan seorang petobat baru dengan jemaat setempat? PELAJARAN 14 Pelajaran-pelajaran Dari Injil Yohanes Dalam pelajaran kita mengenai “Persiapan bagi Penginjilan Pribadi” kita telah melihat mengenai pentingnya mempelajari Alkitab untuk memperhatikan bagaimana jiwa-jiwa itu dihubungkan hal hal itu. Marilah kita meneliti tiga contoh dari Injil Yohanes. A. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 1. Pasal pertama dalam Injil Yohanes penuh dengan penginjilan pribadi, khususnya ayat 35 hingga bagian ahir pasal itu. 1. Bidang-bidang Bersaksi. a). Yang pertama adalah bidang pemuridan (Yohanes 1:36). Yohanes pembaptis menunjuk kepada Yesus bagi dua orang muridnya sendiri, yang dengan segera pergi mengikut Yesus. b). Yang berikut ini kita akan melihat bersaksi dalam lingkungan kekerabatan (ayat 41). Andreas, salah seorang dari dua orang yang mengikut Yesus setelah anjuran Yohanes pembaptis, segera mengikuti saudaranya Simon, yang kemudian menjadi pemimpin dalam kelompok kerasulan itu. c). Kembali, dalam lingkaran persahabatan kesaksian ditekankan (ayat 45). Filipus, yang baru saja ditemukan oleh Yesus sendiri, pergi kepada sahabatnya Natanaael dengan kabar baik yang dibawakannya, dan membawa dia kepada Yesus, bersukacita mendengarkan dia dan menyambutnya sebagai “seorang dari kaum Israel yang tidak mempunyai kesalahan.” Hal ini harus mengajarkan kepada kita bahwa setiap hubungan yang kita adakan dengan orang lain menjadi bidang bersaksi. Semua ikatan manusia berarti mengandung tanggungjawab. Jika kita mengenal bahwa lingkaran-lingakaran manusia ini yang mengelilingi kita bukanlah terjadi secara kebetulan melainkan telah diatur oleh Tuhan, kita harus peka terhadap perasaan akan tujuan memperhatikan mereka semua. Mereka membentuk “wilayah” kita sebagai perwakilan-perwakilan Kristus. 2. Ciri khas Bersaksi. a). Pertama, cirinya adalah pribadi. Yohanes pembaptis menunjuk kepada Yesus sebagai Anak Domba Allah dalam dua hari berturut-turut. Dari konteks itu kita mengumpulkan bahwa peristiwa pertama adalah dalam tindakannya berkhotbah kepada oranag banyak (Yohanes 1:29-31). Catatan itu tidak menunjukkan suatu pertobatan dariorang-orang untuk mengikut Yesus pada hari itu. Namun pada hari berikutnya, ketika pendengar Yohanes terdiri dari hanya dua orang dari pengikutnya sendiri, kesaksiannya mengenai Anak Domba Allah menghasilkan keduanya mengikut Yesus (ayat 35-37). Semua kasus yang lain dari bersaksi benar-benar bersifat pribadi. b). Kembali, bersaksi itu punya tujuan. Dalam petunjuk arah dari lima ayat (ayat 4145) kata kerja menemukan digunakan lima kali, dua kali mengenai orang-orang yang menemukan Yesus, sekali mengenai Kristus menemukan orang-orang, dan dua kali mengenai orang-orang menemukan orang lain. Dalam hal ini tidak ada kasus tentang menemukan seseorang secara kebetulan, melainkan dalam setiap kasus ddalam kasus ini itu adalah merupakan hasil dari pencarian. Dengan kata lain, itu merupakan sesuatu yang memiliki tujuan dan dilakukan. Orang-orang yang menemukan Yesus adalah orang-orang yang mencari/pencari. Tuhan sendiri adalah Juruselamat yang mencari. Andreas dan Filipus adalah orang-orang yang penuh dengan tujuan yang pergi keluar untuk menemukan orang-orang lain dengan siapa mereka rindu membnagikan penemuan mereka yang luar biasa. c). Kesaksian itu juga harus bersifat positif. Tidak ada catatan mengenai keraguan dalam pernyataan dari orang-orang tersebut. “Lihatlah, Anak Domba Allah!” seru Yohanes pembaptis (ayat 36). “Kita telah menemukan Mesias,” kata Andreas (ayat 41). Demikian juga Filipus melakukan hal yang positif: “Kita telah menemukan Dia, yang tertulis dalam Taurat Musa, dan kitab para nabi (ayat 45). Seseorang telah dicobai untuk menguji pikiran dari ketiga orang ini dari berbagai cara rujukan mereka mengenai Tuhan, namun hal ini bukanlah tempat bagi penyimpangan yang demikian. Namun paling sedikit kita dapat mengamati bahwa ada berbagai bentuk dalam bersaksi. 3. Unsur-unsur dalam bersaksi. a). Pertama harus ada pernyataan yang berani. “Lihat Anak Domba Allah!” (Yohanes 1:36). Jika anda mau, itulah yang disebut teologia dogmatika, dan kita tidak bisa memberikan suatu kesaksian yang sejati tanpa memperkenalkan dogmatika. Itu adalah intisari dari apa yang Kristus maksudkan ketika IA berkata kepada muridmuridNya,”Kamu akan menjadi saksiKu” (Kisah 1:8). Petrus meluncurkan katakatanya melalui teologia dogmatika ketika ia mengucapkan pengakuannya yang agung: “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Khotbahnya pada hari Pentakosta menyatakan teologia dogmatika yang luar biasa (Kisah 2:22-24, 36). Itu tidak berarti berbicara dalam nada suara yang bersifat diktator, melainkan itu benarbenar artinya menyatakan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan kebenaran mengenai Yesus. b). Kita mengamati dalam poin yang kedua ini perhatian mengenai kesaksian pribadi. Andreas dan Filipus keduanya menyatakan, “Kami telah menemukan” (ayat 41,45). Itu adalah yang sangat penting tentang penginjilan pribadi. Jika kita mau bersaksi kepada semua orang mengenai kenyataan Yesus Kristus, kita harus sanggup mengatakan bahwa kita telah menemukan Dia, dan jika kehidupan kita menyatakan kesaksian kita itu akan lebih meyakinkan. c). unsur ketiga yang ditampilkan dalam bersaksi adalah undangan yang sifatnya membujuk (ayat 46). Ketika Natanael menanyakan kesaksian Filipus dengan prasangka lama, “Adakah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” Filipus tidak mau berdebat, melainkan ia memberikan undangan yang sangat menyentuh perasaan, “Mari dan lihatlah.” Perdebatan tidak mempunyai tempat dalam bersaksi. Itu hanya membahayakan isu dan cenderung mengeraskan penolakan, namun sebuah undangan yang lembut untuk “datang dan melihat” menghilangkan pertentangan. B. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 3. Selanjutnya kita beralih kepada hubungan Tuhan kita dengan Nikodemus (Yohanes 3:1-21). Pada saat itu Nikodemus adalah Farisi, namun ia tidak termasuk salah seorang yang munafik yang begitu luas membentuk aliran itu. Tentu Tuhan Yesus tidak berhubungan dengan dia sebagai seorang yang munafik, melainkan Dia memperlakukannya sebagai seorang pencari jiwa yang tulus, dan sungguh-sungguh. Nikodemus adalah seorang yang bermoral, beragama, dan ahli hukum, dihormati oleh teman-teman seagamanya, dan dianggap sebagai seorang guru. Akan tetapi ia merasa bingung dan benar-benar buta. Saya tidak percaya kalau kedatangannya kepada Yesus pada malam hari dinyatakan sebagai sifat pengecut, melainkan gantinya itu adalah merupakan suatu kerinduan yang sudah berakaar lama, supaya wawancara tidak terganggu kalau itu dilakukannya pada siang hari, dengan pertimbangan bahwa orang banyak akan selalu mengikuti Yesus pada siang hari dalam pelayananNya. Perhatian khusus kita terletak pada hubungan Yesus dengan Nikoemus. Kita bisa memahami perlakuan rangkap tiga. Saya suka menyebutkannya: perawatan “kejutan,” perawatan “terang,” dan perawatan “waktu.” 1. Perawatan Kejutan. Perhatikan bagaimana Yesus memulaikan percakapan dengan pidato yang manis dan berisi pujian kepada Nikodemus, “kecuali seseorang dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (ayat 3). Itu benar-benar suatu perlakuan kejutan. Itu adalah buah pikiran yang baru bagi pemimpin agama yang satu ini, dan hal itu benar-benar mengejutkan dia. Lagi pula, Yesus tidak langsung menolong dia keluar dari keheran-heranannya, melainkan justru malah meningkatkannya, seolah-olah mengijinkan rasa keterkejutannya sampai kepada efek yang penuh. Empat hal yang Yesus katakan kepada Nikodemus mengenai menjadi lahir kembali—perlunya hal itu (ayat 3), caranya hal itu (ayat 5), alasan terhadap hal itu (ayat 6), dan rahasia terhadap hal itu (ayat 8). Guru Israel tersebut sungguh-sungguh berada di luar pengetahuannya, meraba-raba untuk mana pengertiannya dapat disandarkan. 2. Perawatan Kejutan. Kemudian Yesus mengarahkan pembicaraan kepada perlakuan terang, dan hal itu mengandung makna baha terang itu berfokuskan kepada DiriNya sendiri, Anak Manusia dan Anak Allah yang Tunggal. Itu adalah terang mengenai jalan kehidupan. Dia telah berbicara mengenai jalan kehidupan sebagai mujizat dari Allah dalam kelahiran baru. Saat ini Ia membawa pembicaraannya kepada tingkat manusia, dimana manusia harus memperhatikannya. Ada tiga sinar kepada perawatan terang ini, tiga fakta sederhana yang meratakan jalan kehidupan. a). Kehidupan itu adalah melalui Anak Manusia (Yohanes 3:13). Tidak ada yang naik ke surga terpisah dari Dia yang datang turun dari surga. KedatanganNya ke dalam dunia ini adalah untuk tujuan membawa orang-orang berdosa bersama dengan Dia dalam kenaikanNya. b). Kehidupan adalah melalui Anak Manusia yang ditinggikan (ayat 14). Sekarang ditinggikan yang disebutkan di sini secara jelas menunjuk kepada salib, darimana ular di padang belantara itu adalah suatu gambaran. Itu adalah permulaan dari meninggikan Anak Manusia, dan pengorbanan serta penderitaan meerupakan bagian ddaripadanya. Ahir dari peninggian itu adalah tahta, di sebelah kanan Bapa. Adalah bukan Yesus yang tergantung di kayu salib yang menarik semua orang datang keapdaNya (Yohanes 12:32), melainkan Yesus yang, untuk selama-lamanya menghapuskan dosa oleh pengorbanan akan diriNya (Ibrani 7:27), yang sekarang hidup, melakukan suatu penyelamatan yang cukup yang didasarkan atas pengorbanan itu. c). Kehidupan adalah melalui iman di dalam Anak Manusia (ayat 15,16). Pekerjaan penebusan Kristus menuntut respons iman, kepercayaan, dan penerimaan. Sama halnya dengan kehadiran ular tembaga di tengah-tengah perkemahan Israel tidak menyembuhkan para korban gigitan ular itu tanpa pandangan iman, demikian juga halnya dengan meninggikan Kristus tidak menyelamatkan jiwa tanpa respons iman yang tepat. Beegitu juga halnya jika Allah mau memperlakukan kita sebagai agenagent yang bermoral, sebgai orang-orang yang dikaruniai dengan karunia memilih, dan bukan sebagai orang yang bergerak secara otomatis. Apakah anda melihat bagaimana sederhananya jalan keselamatan itu sebagaimana manusia diminta untuk memahaminya, walaupun hal itu begitu mengherankan dan tak dapat dimengerti dengan apa yang Allah harus tunjukkan? 3. Perawatan waktu. Sekarang apa yang kita maksudkan oleh perawatan waktu? Hanya ini, bahwa Tuhan kita tidak menekan Nikodemus untuk suatu putusan dan pengakuan yang segera. Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak diperkenankan untuk menekan keputusan yang segera, namun ketika kita melakukan , kita ingin merasa yakin bahwa kita memiliki ijin dan tuntunan Roh Kudus untuk melakukan yang demikian. Semakin lama saya merasakan tidak adanya tekanan dalam metode yang digunakan dalam pelayanan Yesus. Di sini, dalam kasus Nikodemus, Dia memberikan keapdanya kejutan yang membuatnya merasa terheran-heran dan terang yang menyinarinya, dan kemudian Dia memperlengkapinya ke arah waktu dan Roh Kudus. Dia bukanlah orang yang tidak sabar, dengan keputusan-keputusan yang belum matang, sebab Dia percaya dalam pelayanan Roh Kudus. Kita mengakui dan percaya dalam Roh Kudus, namun terlalu sering tindakan-tindakan kita menunjukkan bahwa kita percaya pada diri kita sendiri lebih banyak. Dengan demikian, kita tidak percaya bahwa Roh Kudus yang berasal dari Allah dapat bekerja terpisah dari kita dan dari kehadiran langsung kita! Perawatan waktu dilaksanakan. Kita punya dua perhatian yang lebih jauh mengenai Nikodemus dalam Injil Yohanes (Yohanes 7:50; 19:39). Dalam keduanya ia terlihat berdiri bagi Yesus. Beberapa orang tidak berpikir bahwa ia berdiri sebagai pahlawan di hdapan Sanhedrin, namunia berdiri, dan dia berdiri sendirian! Kemudian ketika semuanya telah berlalu, Nikodemus bergandengan tangan dengan Yusuf Arimatea dalam menyelamatkan yesus dari penguburan seorang yang dianggap pemnjahat. Dia membuktikan dirinya seorang sahabat Yesus, sebab dia telah menemukan Seorang sahabat di dalam Yesus. C. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 4. Contoh kita yang ketiga dari kisah wanita Samaria yang ditemui oleh Yesus di sumur Yakub di luar kota Sikar (Yohanes 4:1-30). Ini adalah situasi dimana ada rintangan yang dipecahkan—yang sangat berbeda dari kasus Nikodemus. 1. Rintangan-rintangan. Kita dapat melihat tiga rintangan—rintangan jenis kelamin, rintangan ras, dan rintangan moral. Adalah bertentangan dengan adat kebiasaan para rabi untuk memberikan tuntunan kepada seorang wanita. Orang-orang Yahudi tidak memiliki hubungan dengan orang-orang Samaria (ayat 9). Para pemimpin agama menjauhkan diri dari kumpulan orang-orang berdosa. Namun Yesus, Guru itu, mengajar wanita itu: Yesus, orang Yahudi, memperlakukan orang Samaria ini sederajat: Yesus, pemimpin agama, berhubungan dengan orang berdosa untuk menyelamatkan dia dari dosanya. Jarang kita memecahkan begitu banyak rintangan dalam situasi yang demikian, namun sering akanada rintangan yang dimenangkan yang akan menuntut anugrah dan kebijaksanaan di luar diri kita secara alami. Metode Tuhan kita terhadap wanita Samaria ini berisikan penuh petunjuk bagi kita. 2. Pendekatan. Perhatikan pendektan yang pertama. Itu adalah pendekatan secara tidak langsung. Yesus memang benar-benar lelah dan haus, duduk di pinggir sumur. Wanita itu juga merasa haus, taoi dengan rasa haus yang lain. Sementara Yesus memerlukan air dari sumur tersebut untuk melepaskan dahaga jasmani, wanita itu memerlukan air kehidupan dimana hanya Dia saja yang sanggup memuaskan kerinduan jiwanya yang terdalam. Kerinduan Tuhan yang tertinggi adalah ingin memberikan keapda wanita ini apa yang diperlukannya, namun Ia membuat kebutuhanNya sendiri menjadi cara pendekatan. PermintaanNya untuk memperoleh air minum (Ayat 7) sungguh mengejutkan, dengan mempertimbangkan rintangan-rintangan yang baru saja kita sebutkan. Sungguh, itu adalah kejutan yang membangkitkan perhatian wanita itu dengan segera. Ini bukanlah orang Yahudi biasa yang ia temui. PermintaanNya menyediakan baginya bagi kebenaran yang Ia harus nyatakan kepadanya. 3. Petunjuk. Saya pikir petunjuk itu menemukan titik pusatnya di ayat 13 dan 14 dimana sebuah kebenaran yang jelas yang dihubungkan dengan suatu dalil yang mengandung janji: “Barangsiapa minum air ini ia akan haus lagi.” Wanita itu tahu akan kebenaran itu. Namun Yesus tidak berhenti di situ. “Akan tetapi barangsiapa minum dari air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan pernah haus lagi.” Betapa hal itu merupakan suatu prospek bagi seorang wanita yang telah minum dengan begitu dalam dari sumur dosa, hanya untuk mendapatkan sumur-sumur kebun anggur dan empedu! Adalah karena hal ini yang menyebabkan wanita itu menyediakan permohonannya yang pertama: “Tuan, berikan aku air itu, supaya aku tidak haus laagi” (Yoanes 4:15). Di sini kita mempunyai pengakuan akan keperluan dan pengenalan bahwa di dalam Yesus keperluan itu dapat dipenuhi. 4. Panggilan. Sekarang segala seuatu sedang dalam keadaan krisis. Itu adalah waktu untuk menjamah sampai kepada akar kebutuhannya. Mengapa wanita itu adalah seorang yang haus? Sebab dia adalah seorang yang berdosa, dan hanya sebagaimana dosa dihubungkan dengan dapatkah ia mengetahui air hidup yang mengalir di dalam hatinya. “Pergilah, dan panggil suamimu,” kata Yesus (ayat 16), dan dalam perintah yang sederhana itu, Dia menyingkap seluruh kehidupan dosanya.. Adalah bukan hal yang mudah bagi pria dan wanita untuk menghadapi dosa mereka, dan wanita itu berusaha menyembunyikan keadaannya yang memalukan itu oleh memperkenalkan suatu teknik yang berbeda dalam agama antara orang Samaria dan orang Yahudi (ayat 20). Pada saat yang sama tidak ada penolakan akan donya itu, gantinya pengakuan, ketika ia menyerukan Yesus sebagai seorang nabi (ayat 19). Bahkan melalui perisai yang ia usahakan untuk menutupi terhadap anak panah keyakinan yang tajam, Yesus melihat jiwa yang sedang mencari, dan melakukan baginya apa yang Dia lakukan bagi sedikit saja, dengan pernyataan yang terus terang mengenai diriNya Mesias untuk siapa wanita itu telah menunggu (ayat 26). Dengan demikian Dia menyediakan diriNya sendiri kepada wanita itu untuk memuaskan dahaganya, untuk membuangkan dosadosanya, dan untuk merealisasikan pengharapannya. 5. Tanggapan. Tanggapan wanita itu lengkap, dan ia segera menjadi seorang yang rajin dalam bersaksi bagi Kristus, dan sebgai hasilnya Yesus tinggal selama dua hari di desa itu, dimana banyak orang yang percaya kepada namaNya (ayat 39-43). Peristiwa ini berharga untuk pembelajaran yang teliti oleh mereka yang mau berhubungan dengan ramah dan dengan bijaksana terhadap jiwa-jiwa yang membutuhkan air hidup itu. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. 2. 3. 4. 5. Apakah tiga bidang bersaksi yang disajikan dalam pasal pertama Injil Yohanes? Apakah ciri khas dalam bersaksi yang diberikan dalam Yohanes pasal 1? Berikan analisis mengenai bersaksi dalam Yohanes 1! Diskusikan teknik-teknik Tuhan kita dalam hubungannya dengan Nikodemus! Gambarkan perbandingan antara hubungan Tuhan kita dengan Nikodemus dan hubungan Tuhan kita dengan wanita Samaria di sumur Yakub! PELAJARAN 15 Roh Kudus dalam Memenangkan-Jiwa Pda berbagai tingkat pembelajaran kita kita telah menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam memenangkan-jiwa. Hal ini termasuk pekerjaan pengudusan untuk melayakkan orang Kristen bagi tugas itu, dan untuk menanamkan semangat Ilahi dalam mengendalikan dia bagi tugas itu. Kemudian Roh Kudus harus menuntun orang percaya kepada jiwa untuk siapa kesaksian itu diberikan, menguatkan dan mengendalikan kesaksian, dan memberikan pengertian dan hikmat. Melalui tanda yang sama, pekerjaan Roh Kudus harus dilakukan dalam diri seseorang yang menerima kesaksian. Ada persiapan pekerjaan di sana juga, untuk man orang yang bertanya cukup tidak menyadarinya. Mmberikan keyakinan, menerangi, menobatkan, menguatkan agar percaya adalah semua bagian dari pekerjaan Roh Kudus, sebagaimana juga memberi kesaksian yang pasti. Tanpa dua cara pengoperasian Roh Allah yang demikian, semua penginjilan, termasuk penginjilan pribadi, adalah uasaha yang sia-sia dan mati. Semua hal ini dengan jelas dinyatakan dalam Alkitab, demikian uga direalisasikan oleh mereka yang terlibat dalam tugas suci itu, dan semuanya ini diilustrasikan dalam sejarah besar penginjilan, yaitu Kisah Para Rasul. Pelajar harus mengarah kepada ayat-ayat Alkitab dalam paragraf berikut ini. A. ROH KUDUS MENGARUNIAKAN KUASA (Kisah 1:8). Kebutuhan akan kuasa dalam pekerjaan penginjilan terletak dalam kenyataan bahwa itu melibatkan kita dalam konflik yang tak dapat diterima dengan akal dengan kuasa-kuasa kegelapan, demikian juga dengan musuh alami dari hati manusia terhdap Allah. Sekarang Allah tidak bertujuan untuk menjadikan kita kuat dalam diri kita. Kita terlalu cenderung untuk menggunakan apa yang kita miliki dalam kepentingankepentingan kita sendiri gantinya kehendak Allah. “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,” adalah jawaban Allah kepada ketidaksanggupan kita, dan itu adalah jawaban yang cukup. B. ROH KUDUS MEMBERIKAN KATA-KATA (Kisah 2:4). Ini adalah salah satu dari aktifitas Roh Kudus ketika IA dikaruniakan kepada seratus dua puluh orang pada hari Pentakosta. Kata-kata itu yang diucapkan dalam “bahasa-bahasa lain” tidak perlu kita perhatikan sekarang ini. Hal yang terpenting ialah bahwa pengucapan itu diperlukan untuk membuat pekabaran Injil diketahui kepada mereka yang berkumpul di Yerusalem yang mengadakan pesta dari segala bagian kemana orang-oranag Yahudi telah terpencar. Lagi pula, pengucapan itu harus bersifat alami untuk mayakinkan manusia mengenai pekerjaan Allah yang sedang berlangsung. Bentuk khusus dari pengucapan itu termasuk kepada kesempatan itu. Apakah kesaksian itu diberikandalam bahasa kita sendri atau bahasa lain, agar menjadi efektif pengucapan itu harus diberikan oleh Roh Kudus. Kepintaran tidak akan membuat kita berguna dalam pelayanan Allah. C. ROH KUDUS MENGILHANI KEBERANIAN (Kisah 4:29-31). Dari dua hal kita perlu dibebaskan—ketakutan jasmaniah kita, dan keberanian daging kita. Dalam pekerjaan Injil keberanian daging sama tidak baiknya dengan ketakutan daging kita. Ketakutan boleh menyembunyikan kita dari tindakan kita kita untuk tidak mau mengabarkan ekabaran itu, namun keberanian yang tidak suci juga akan menuntun kita untuk berbicara ketika seharusnya kita berdiam diri, dan berbicara menyerang ketika perkataan seharusnya lemah lembut dan dengan kasih. Akan tetapi keberanian yang lahir dari Roh Kudus akan menjadi keberanian singa yang disertai dengan kelemahlembutan merpati. D. ROH KUDUS MENGHENDAKI PENYUCIAN (Kisah 5:1-15). Dalam kidah mengenai Ananias dan Safira kita melihat kecemburuan suci Roh Kudus bagi kemurnian dalam bersaksi, dan upayanya untuk menyelamatkan kemurnian itu, bahkan ketika hal itu nampaknya seperti disiplin yang kejam. Dia menghendaki agar bejana itu bersih—“ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (2 Timotius 2:21). Disiplin yang diperlukan untuk membuat kita menjadi bejana yang demikian mungkin terkadang kejam, namun Dia tidak akan pernah membuat standarNya lebih rendah, dan tentu hal itu layak dalam semua hal yang dilibatkan, seolah-olah kita membawakan buah bagi Juruselamat! E. ROH KUDUS BEKERJASAMA DALAM BERSAKSI (Kisah 5:32). Kita adalah saksi-saksiNya… demikian juga Roh Kudus,” kata Petrus kepada Sanhedrin ketika ia ditantang oeleh mereka mengenai haknya berkhotbah dalan nama Yesus. Betapa hal itu memberikan keyakinan kepada kita bahwa kita tidak sendirian dalam kita memberikan kesaksian, melainkan Roh Kudus mendujung kesaksian kita mengenai Tuhan Yesus! Jika kita mau memiliki keyakinan yang demikian, kita harus dituntun oleh Roh Kudus. Jika kita lari ke depan dan bersaksi terlepas dari tuntunanNya, kita akan bekerja sendiri, dan tidak akan berhasil. Roh Kudus itu tidak semata-mata siap sedia untuk mendukung terhadap apa yang kita lakukan dalam setiap inisiatif kita, melainkan jika kita menurut akan bimbinganNya, kita akan memiliki dukunganNya. Bukankah rahasia dari banyak kegagalan pengalaman ini terus terang karena disebabkan oleh kemauan dan kebebasan sendiri dalam bersaksi, para pekerja perorangan? F. ROH KUDUS MENUNTUN ORGANISASI (Kisah 6:1-8). Ini nampaknya bukan utuk menanggung secara langsung di atas usaha memangnkan-jiwa pribadi, namun keseluruhan konteks menunjukkan bagaimana hubungan itu adalah mengenai organisasi sebagai pekerjaan memenangkan-jiwa. Karena lemahnya organisasilah yang menyebabkan kondisi gereja menderita, dan penyebaran Injil bertumbuh lambat. Namun ketika organisasi yang layak diefektifkan, dengan tuntunan Roh Kudus tentunya, kemunduran rohani berkurang, dan pekerjaan memenangkan-jiwa mengalami kemajuan. Dalam peristiwa yang disebutkan dalan buku Kisah, organisasi diperlukan dalam jemaat setempat. Roh keteraturan yang sama akan membutuhkan peraturan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang Kristen mengalami kekurangan dalam fungsi karena kuranagnya keteraturan tersebut. Kehidupan mereka menjadi kacau, tidak ada disiplin. Jika mereka mau menyerah kepada tuntunan Roh Kudus, mereka akan dibentuk untuk memiliki kehidupan yang teratur, menghindarkan ribuan hal yang tidak perlu, akan mulai menceritakan hanya untuk Allah. Adalah merupakan bidaah yang aneh yang meluas—bahwa kebebasan Roh dan kekurangan organisasi berjalan bersama-sama. Semua pekerja Allah menunjukkan Dia sebagai Allah yang berperaturan, dan kehidupan yang dituntun Roh akan menjadi kehidupan yang berperaturan juga. Ambil dari kehidupan kita yang penuh dengan ketegangan dan stress, Dan biarlah kehidupan kita yang teratur mengakui Keindahan dari KedamaianMu. (John Greenleaf Whittier) G. ROH KUDUS MENGATUR PERLUASAN. Perluasan adalah salah satu hal utama dalam program Tuhan kita, dan itu adalah ekspresi yang normal dalam suatu kesaksian yang hidup. Dimana Roh Kudus sedang memimpin, manusia sedang mencari dan mencari di sekeliling mereka, dan menjangkau keluar dan keluar. Ciri khas dari pergerakan orang Kristen nampaknya secara temporer telah dilupakan oleh gereja mula-mula. Mereka merasa puas untuk mengkonsolidasikan posisi mereka di Yerusalem. Namun Tuhan tidak akan mengijinkan umatNya berhenti pada langkah awal, jadi Dia mengendalikan sarang mereka dengan suatu penganiayaan yang giat yang menyerakkan orang-orang Kristen ke tempat-tempat lain. Jadi Roh Kudus yang menuntun menggunakan alat/cara yang drastis agar programnya terlaksana. Bacalah pasal itu, dan perhatikan bagaimana tekanan memaksa berita kesaksian itu melalui Samaria (bukan hanya kota melainkan juga daerah-daerah provinsi), kemudia bacalah sekilas pada pasal yang kesebelas (ayat 19-21), dimana kita diberitahu bahwa pergerakan ekspansi/perluasan yang sama tersebar sampai ke Fonesia, Siprus, dan Antiokia di Siria. Kita tidak akan lupa bahwa Antiokia menjadi poin awal dari ekspansi besar lainnya, dikaitkan dengan nama Paulus. Pekerjaan yang dituntun oleh Roh Kudus adalah pekerjaan yang berkembang. H. ROH KUDUS MERUBUHKAN PENGHALANG (Kisah 10:1-11:26). Roh Kudus punya cara mengabaikan perbedaan yang manis dimana kita sebagai umat manusia beegitu menekankan hal itu di antara diri kita sendiri. Kita sudah melihat rintangan-rintangan apa yang Yesus runtuhkan melalui hubunganNya dengan wanita Samaria itu (Pelajaran 14). Dalam Buku Kisah Para Rasul kirta mengamati Roh Kudus menuntun pekerjaan Injil bersama –sama jalur yang sama. Orang-orang Samaria dan orang-orang kafir dipanggila di atas dasar yang sama sebgai orang Yahudi. Bagi kita nampaknya ini normal-normal saja, namun itu adalah konsep revolusi bagi orang-orang percaya dari kaum Yahudi pada pertengahan abad pertama zaman itu. Kerjasama-kerjasama yang tidak lazim dibutuhkan untuk memotivasi Petrus untuk meninggalkan prasangka-prasangka ke-Yahudiannya untuk memasuki rumah seorang kafir dan mengkhotbahkan Injil kepada sekumpulan orang-orang nonYahudi. Maka itu menuntut alasan yang kuat untuk membujuk gereja di Yerusalem sehingga Petrus telah bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Itu adalah perjuangan yang berani bagi mereka yang terpencar untuk mengabarkan Injil kepada Orang-orang Yunani di Antiokia, namun mereka dihargai melalui pekerjaan besar dari Roh Kudus dalam mendirikan gereja non-Yahudi di sana. Kebanyakan dari kita punya prasangkaprasangka yang menimbulkan rintangan-rintangan di antara kita dan anggota-anggota kelompok tertentu. Roh Kudus, jika Dia telah mengendalikan kehidupan kita, akan memainkan peranannya untuk meruntuhkan prasangka, dan kita akan menemukan diri kita terlepas dari rintangan yang sebelumnya nampak begitu berat, apakah itu ras, kebangsaan, masyarakat, maupun agama. I. ROH KUDUS MENGALAHKAN KUASA SETAN (Kisah 13:4-13). Kita telah menyebutkan perlawanan setan dalam berbagai aspek kehidupan kita, dan melakukan pengamatan mengenai hal ini kembali untuk menekankan fakta bahwa Roh Kudus adalah jawaban Allah bagi perlawanan itu. Umumnya kita menemui perlawanan setan yang diungkapkan melalui orang-orang, dan adalah baik bagi kita untuk mengingat bahwa orang-orang tidak membentuk kecelakaan kita. Mereka tidak lain adalah agen-agen “pemerinatah-pemerintah dan penguasa kegelapan” terhadap apa yang kita lakukan. Oleh karena itu kita harus memandang kepada kuasa rohani untuk emgnalahkan kuasa rohani, dan Roh Kudus benar-benar layak untuk tugas itu. Dia dalah Roh yang Maha Kuasa, terhadap mereka yang menggabungkan diri mereka dengan kuasa-kuasa Nereka yang tidak dapat bertahan. Apakah kuasa-kuasa kejahatan yang bekerja melalui orang-orang , ataupun terpisah dari mereka, Dia sanggup untuk mengalahkan mereka. Sumberdaya kita, adalah doa, dengan keyakinan yang penuh bahwa Roh Kudus akan mengerahkan kausaNya melawan kuasa-kuasa jahat sehingga kehendak Allah dapat terlaksana. J. ROH KUDUS MENUNTUN ORANG YANG BERSAKSI (Kisah 16:6,7). Buku Kisah Para rasul penuh dengan bukti-bukti pimpinan yang demikian, namun saya telah memilih satu contoh yang terkenal. Kerinduan Paulus untuk bersaksi di provinsi Asia ditolak oleh Roh Kudus, sebagaimana juga desakannya untuk membawakan Injil ke daerah-daerah Bitinia yang lebih luas. Tidak ada sesuatu yang salah dengan kesaksian rasul, kecuali bahwa mereka tidak sejalan dengan rencana yang Allah telah letakkan bagi dia dan bagi tersebarnya Injil, dan Paulus harus belajar bahwa bukan hanya aktifitas umum dalam bersaksi bagi Kristus akan menjadi tindakan penurutan, melainkan juga perintah dalam bersaksi. Setelah dua pengalaman tentang penolkan itu, dia benar-benar dituntun kepada bagian pelaksanaan berikutnya melalui cara penglihatan mengenai orang yang berasal dari Makedonia itu. Kesaksian yang efektif adalah kesaksian yang dituntun oleh Roh Kudus, bukan dengan desakandesakan alamiah. Ini bisa saja merupakan pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Itu artinya mengendalikan suara hati manusia, dan itu artinya memperkenalkan tuntunan Roh Kudus. K. ROH KUDUS MENYIAPKAN HATI Kisah 16:14). Sangat sering apa yang nampaknya seperti suatu frase yang kebetulan terjadi dalam Alkitab adalah benar-benar merupakan pernyataan dari suatu prinsip yang besar. Jadi ketika kita membaca gambaran ini yaitu mengenai Lidia yang berasal dari Tiatira, pedagang kain ungu di Filipi, “yang hatinya Allah buka,” kita telah tiba kepada kebenaran Injil yang besar mengenai penerapan yang universal. Tak seorang pun yang pernah diselamatkan, juga tidak akan diselamatkan, yang tidak dikatakan “yang hatinya Tuhan buka.” Betapa kita perlu dibebaskan dari keslahan bahwa alasan kita, bujukan kita, kebijaksanaan kita adalah penyebab yang efektif terhadap terbukanya hati manusia ! Itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Kita ini semata-mata sebagai pembawa berita, tetapi terlepas dari tugas Roh Kudus dalam membuka hati manusia, alasan kita yang terbaik akan meninggalkan mereka dalam kegelapan, bujukan kita yang termanis akan menemukan mereka tetap bersikap keras kepala. Kebangunan untuk mana banyak yang lama akan menemukan salah satu ekspresi pertamanya dalam suatu kebangunan tergantung kepada Roh Kudus gantinya pada metode-metode. L. ROH KUDUS MENERANGI HATI ORANG-ORANG PERCAYA (Kisah 19:17). Rasul Paulus menganggap penarangan orang-orang percaya sebagai bagian dari penginjilannya. Orang-orang percaya yang kita maksudkan ialah orang-orang yang memiliki suatu kecenderungan untuk beriman, tapi yang imannya masih muda karena kurangnya pengajaran, sehingga mereka tidak mengalami hidup dan ukacita yang penuh serta kuasa yang merupakan bagian dari umat percaya yang sejati. Keadaan yang demikian dialmi oleh para murid yang berada di Efesus, dan Paulus, menyadari kekurangan itu, berusaha untuk memperbaikinya. Pekerjaan Roh Kudus dilaksanakan, dan umat-umat percaya yang tidak sempurna diangkat ke atas gelombang pasang kehidupan iman yang penuh. Sekarang kita nampaknya tidak menemui orang-orang yang mirip sekali dalam siatuasi yang demikian sebagaimana dengan murid-murid di Efesus itu, “yang hanya mengetahui baptisan Yohanes saja,” namun kita akan berhubungan dengan orang-orang yang percaya yang memiliki kelemahan/cacat, yaitu para korban dari instruksi yang tidak sempurna, yang memberikan bukti kurangnya pengajaran Injil yang sehat/jelas dalam kehidupan mereka. Gantinya mengkritik mereka sebagai orang-orang Kristen yang kekurangan teladan” kita harus menaruh mereka di dalam hati kita, dan mempercayai bahwa Roh Kudus akan menuntun mereka ke dalam pengertian yang penuh sebagaimana kebenaran Injil disajikan kepada mereka. M. ROH KUDUS AKAN MEMBAURKAN PEKERJAAN TIURAN (Kisah 19:1-7). Bahkan pada zaman kerasulanpun ada tiruan-tiruan pekerjaan Allah yang muncul. Itu membuktikan bahwa nama Yesus, sementara dinyatakan oleh para rasul, sangat berkuasa untuk menyembuhkan, membebaskan, dan mengusir roh-roh jahat. Kalau demukuan, tidak dapatkah orang-orang lain menggunakan nama yang penuh kuasa itu dan begitu maju dalam keberhasilan mereka sendiri dan meninggikan diri mereka sendiri? Para pengusir roh-roh jahat berkebangsaan Yahudi di Efesus ini berusaha melakukan hal yang demikian, namun kecemburuan Roh Kudus terhadap peniruan yang demikian langsung terbukti, sehingga orang-orang tersebut dibuat kebingungan. Sekarang, sebagaimana penghakiman langsung dari Roh Kudus terhadap kemunafikan Ananias dan Safira tidak dibentuk sebagai metode ilahi bagi segala zaman, demikian pula penghakiman langsung Roh Kudus ke atas para peniru bangsa Yahudi di Efesus tidak menjadi ukuran bagi zaman sekarang. Namun prinsipnya masih tetap berlaku. Roh Kudus akan menghakimi kemunafikan/kemurtadan, dan Roh Kudus juga akan menghakimi pekerjaan tiruan itu. Prosesnya bisa jadi agak lambat, namun ahirnya sudah dipastikan. Walaupun penggilingan Allah menggiling dengan lambat, Namun itu menggiling sangat lembut; Walaupun dengan kesabaran Dia berdiri menunggu, Dengan kepastian Dia menggiling semuanya. (Henry Wadsworth Longfellow). Pada saat ini kita diliputi dengan banyaknya peniruan; nampaknya peniruanpeniruan itu berhasil! Namun, kita tidak perlu menjadi panik. Yang palsu akan berahir dalam kebinasaan. Tugas ita dalah berdoa, khusunya bagi mereka yang terperangkap dalam jerat-jerat para peniru itu. N. ROH KUDUS MEMBERIKAN PENGERTIAN (Kisah 27; 10,21,22, 30-34). Pasal-pasal yang ditunjukkan tersebut pada pandangan pertama nampaknya memiliki sedikit ayat yang berhubungan dengan penginjilan, namun itu adalah bagian dari suatu pola yang umum. Paulus, seorang pemenang-jiwa yang hebat, merasakan tuntunan dimana Allah sedang bergerak, dan sanggup untuk menghakimi peristiwaperistiwa itu dalam terang pergerakan itu. Hal ini membuatnya terbiasa dengan situasi itu, mengetahui apa yang harus dilakukan. Perhatikan dia di tengah-tengah amukan badai di laut Mediterania itu! Bukan panglima tentara, bukan pemimpin kapal yang memiliki sikap yang dominan, tapi seorang pengkhotbah! Pemahaman Roh Kudus telah membuatnya menjadi orang yang menguasai keadaan. Kita tidak boleh mengambil alih arah/tujuan dari suatu kecelakaan kapal di tengah-tengah samudra, namun kita semuanya berada dalam situasi yang hanya pengertian/pemahaman yang diberikan oleh Roh Kudus saja yang akan mengajari kita melakukan hal oleh mana orang-orang akan diselamatkan. Semua itu menuntun kita kepada kesimpulan bahwa usaha memenangkan-jiwa yang efektif tergantung kepada pengendalian Roh Kudus dalam kehidupan kita. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan RohKu, firman Tuhan semesta alam” (Zakharia 4:6). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. 2. 3. 4. 5. Kisah Para Rasul adalah suatu peristiea beersejarah yang besar mengenai penginjilan. Diskusikan dan buatlah evaluasi pertanyan tersebut! Apakah gambaran terkenal dari pekerjaan yang dicatat dalam Kisah? Jelaskan jawaban anda! Mengapa kuasa Roh Kudus diperlukan dalam pekerjaan penginjilan? Jangan batasi jawaban anda kepada pernyataan yang singkat dalam pelajaran ini! Tunjukkan kebutuhan bagi suatu kehidupan yang “teratur” dalam pekerjaan penginjilan! Berikan contoh-contoh dari Kisah mengenai pekerjaan Roh Kudus dalam menuntun, membantu dalam perkataan, menerangi, mendisiplin, dan mengilhami keberanian. PELAJARAN 16 Bekerjasama Dengan Pencari A. ORANG YANG GELISAH. Orang ini merasa yakin dengan keadaan keberdosaannya di hadapan Allah dan sungguh-sungguh menginginkan keselamatan. Biasanya seseorang kan menjadi begitu terbebani oleh beratnya dosa-dosanya dan kesadaran akan keterpisahannya dari Allah sehingga ia akan mencari pemenang-jiwa untuk mencari jalan keselamatan. Atau jika ia tidak mencari dengan sungguh-sungguh, akan ada suatu tanggapan yang siap sedia tatkala kepadanya ditunjukkan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan keselamatannya; dan pekerja perorangan akan segera tahu bahwa Roh Kudus telah dan sedang berhubungan dengan dia. 1. Indikasi-indikasi Keinginan. a). Dia akan merasa cemas dengan keselamatannya, namun ia akan membiarkan hal itu sama seperti Kornelius (Kisah 10:1-48). b). Dia akan merasa gelisah akan keselamatannya dengan segera seperti penjaga penjara itu (Kisah 16: 30,31). c). Dia akan merendahkan diri dan merasa diri tidak layak sebagaimana pemungut cukai itu (Lukas 18:13). d). Dia akan mau melakukan apa saja agar selamat sebagaimana rasul Paulus dari Tarsus itu (Kisah 9:6). e). Dia mungkin sedang menyelediki Alkitab sebagaimana sida-sida Etiopia itu (Kisah 8:26-40). f). Dia akan mendengarkan dengan penuh perhatian sebagaimana yang dilakukan oleh Lidia (Kisah 16:12-15). 2. Metode-metode Pendekatan. a. Tunjukkan kepada orang yang merasa gelisah itu Yesus Kristus sebagai penanggung-dosanya. Sering orang yang demikian itu telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menanggung segala dosanya. Dia telah berdoa dan menangis. Dia telah membuat keputusan demi keputusan, namun tidak ada hasilnya. Dia harus melihat bahwa Allah telah menaruh ke atas Yesus kesalahan kita semua (Yesaya 53:6), agar Kristus menanggung dosa-dosa kita dalam tubuhNya sendiri di kayu salib (1 Petrus 2:24). Tuhan Yesus Kristus telah melakukan semuanya ini oleh diriNya sendiri; Dia tidak perlu bantuan kita (Ibrani 1:3). Karena Yesus telah dibuat menjadi kutuk bagi kita, Dia telah menebus kita semua yang percaya dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13). Ketika seseorang menyadari bahwa Kristus menanggung semua dosanya dalam tubuhNya sendiri ketika Dia tergantung di kayu salib sering ia akan menerima Yesus dengan segera. b. Orang yang sedang bergumul itu harus ditunjukkan dari Firman Allah bahwa Kristus juga adalah Tuhan yang telah bangkit. Makna kebangkitan Yesus adalah ialah bahwa orang percaya telah dibenarkan (Roma 4:25). Itu berarti bahwa Allah Bapa memandang kepada orang berdosa seolah-olah dia belum pernah melakukan dosa, sebab catatan dalam surga terhadap orang percaya telah dihapuskan. Allah telah menghapus pelanggarannya yang setebal awanpun (Yesaya 44:22). Orang tersebut berdiri sebagai manusia baru di hadapan Allah. c. Fakta lain yang diberkati yang datang dari kebangkitan Yesus adalah bahwa Kristus sekarang duduk di sebelah kanan Bapa sedang mengantarai umat-umatNya. Dengan demikian Dia sanggup untuk menyelamatkan mereka yang datang dekat kepada Allah melalui Dia (Ibrani 7:25), dan bahwa Ia sanggup melindungimereka supaya tidak jatuh (Yudas 24, ASV). 3. Buatlah Rencana Keselamtan Sederhana. Jelaskan dengan hati-hati kepadanya bagaimana ia dapat menjadikan Tuhan Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya sendiri. Firman itu sangat jelas dan pasti dalam hal ini. Dikatakan demikian: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Roma 9:13 , ASV). Juga dikatakan: “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah , yaitu mereka yang percaya keapdaNya” (Yohanes 1:12). Yakinkah dia bahwa Yesus Kristus sangat rindu bahkan lebih rindu untuk menyelamatkan dia daripada kerinduannya untuk diselamatkan. Yesus berkata bahwa Dia sedang berdiri dan mengetuk pintu hati, dan apabila orang tersebut mau membuka pintu itu, IA akan masuk (Wahyu 3:20). 4. Tekankan Jaminan/Kepastian. Setelah orang tersebut telah meminta Tuhan agar masuk ke dalam hatinya, tuntunlah dia kedalan jaminan/kepastian keselamatan oleh mendesak dia untuk percaya kepada FirmanNya dan jangan melihat pada perasaan-perasaannya akan jaminan ini. Perasaan-perasaannya akan berubah namun FirmanNya tidak pernah berubah. Dia harus percaya apa yang Allah telah firmankan dalam FirmanNya. Rasul Yohanes menuliskan: “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 3:18). Paulus juga menuliskan mengenai jaminan ini: “Karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (2 Timotius 1:12). B. ORANG YANG SUSAH. Orang ini ingin mengalami kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk, atau menginginkan pertolongan karena problema-problema yang serius, tapi tidak merasakan perlunya Yesus. 1. Belajar Mengamati. Pekerja pribadi harus belajar mendeteksi hal ini dalam diri si pencari kebenaran. Seseorang harus segera memutuskan apakah dia ingin berhubungan dengan Kristus atau apakah ia hanya mencari kemenangan atas tingkah lakunya yang buruk saja, sebab sebab metode untuk berhubungan dengan orang yang demikian akan sangat bervariasi. Suatu malam seorang pria muda datang dalam suatu pertemuan dalam responsnya terhadap undangan Injil. Dia pergi ke dalam ruangan khusus, dan saya berhubungan dengan dia. Dia merindukan kemenangan atas kebiasaan minum dan dia sangat kecewa mengharapkan pertolongan. Namun ketika saya menyebutkan keperluannya akan Kristus dan fakta bahwa Kristus dapat mengatasi kelakuannya yang buruk dan membebaskan dia, dia langsung memberi tahu saya bahwa dia tidak punya hasrat bagi Kristus, apa yang dia pelukan adalah pertolongan untuk mengatasi kebiasaan ini yang telah mengikatnya selama bertahun-tahun. Dia tidak mau mendengarkan Injil melainkan dia mengangkat kakinya dan meninggalkan ruangan. Seorang wanita muda yang sudah menikah dengan hati yang sangat berbeban berat datang kepada pembelajaran saya suatu malam. Dia punya masalah pernikahan dan ada bahayanya karena dia dituduh telah melanggar tata tertib pengadilan karena dia telah membawa saudara perempuannya keluar dari negerei itu setelah pengadilan memerintahkan kepadanya untuk tetap tinggal di kota itu. Suaminya telah mempelajari akan fakta ini dan berusaha untuk memberitahu kepada pengadilan untuk menyakitinya. Dia merasa takut dan berbicara selama empat jam mengenai masalahnya. Ketika saya mencoba menunjukkan kepadanya bahwa masalahnya yang terbesar bukanlah mengenai kehidupan rumah tangganya, melainkan dosa di dalam hatinya sendiri, dia tidak dapat memahami hal yang demikian. Semua yang dia inginkan adalah pertolongan langsung bagi masalahnya. 2. Metode Berhubungan. a. Beri kesan kepadanya tentang fkata bahwa Firman Allah berkata bahwa ia adalah orang berdosa (Roma 3:23), dan bahwa dosanya itu adalah melawan Allah. Ingatkan dia tentanga apa yang dikatakan Daud setelah dosanya diketahui: “Terhadap engkau, terhdap engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat, supaya ternyata engkau adil dalam putusanMu, bersih dalam penghukumanMu” (Mazmur 51:6). b. Dosa dalam analisis pertama adalah pemberontakan di dalam hati terhdap Allah yang kudus. C. ACUH TAK ACUH TERHADAP DOSA. Ini adalah pencari Allah yang tidak sungguh-sungguh memperhatikan masalah dosa. Orang ini ingin mengetahui Allah, namun dia tidak menyadari bahwa dia harus mendekati Allah melalui Pengantara, tuhan Yesus Kristus. Teman saya pernah naik pesawat terbang dengan seorang pengusaha bangsa Yahudi. Teman bangsa Yahudi itu telah membuat beberapa komentar mengenai indahnya perjalanan pengalaman terbang di atas awan. Dia menyatakan bahwa orang yang tidak percaya kepada Allah adalah orang yang bodoh, karena ada begitu banyak bukti mengenai Allah Ilahi. Kemudian ia bertanya kepada teman saya itu mengenai pandangan-pandangannya itu. Orang ini adalah seorang Kristen yang rajin dan jawabannya ialah bahwa ia setuju dengan apa yang dikemukakannya, namun ia percaya bahwa Allah Bapa hanya dapat dihampiri melalui Tuhan Yesus Kristus. Terhadap pernyataan ini orang Yahudi itu berkata: “Oh, anda percaya seeorang harus mendekat kepada Allah melalui seorang Pengantara.” Teman saya menjawab bahwa itu adalah gagasannya. “Itu bukan buat saya,” jawab pria Yahudi itu, “Saya tidak bisa percaya akan pentingnya seorang Pengantara.” 1. Kenyataan Dosa. Buruknya dosa harus dikesankan dalam pikiran seseorang yang rindu mengenal Allah, namun yang memiliki sedikit kesadaran akan kenyataan dosa. Dia harus diberitahu, dengan lemah lembut, tapi dengan tegas, bahwa “tidak ada seorangpun yang benar, satupun tidak ada” (Roma 3:10), dan bahwa segala kebenaran kita adalah bagaikan kain lara” (Yesaya 64:6) dalam pemandangan Allah. Jika orang tersebut akan mempercayai apa yang Alkitab katakan tentang keberdosaannya, dia akan menyadari perlunya Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus. 2. Perlunya Pengantara. Orang yang tidak dapat mempercayai perlunya seorang Pengantara tidak menyadari bahwa karena keberdosaannya itulah yang menyebabkan dia tidak dapat menghampiri Allah yang kudus itu. Dia tidak mengetahui kebenaran bahwa dosadosanyalah yang telah memisahkan dia dari Allah, dan bahwa tanpa pencurahan darah tidak mungkin adanya pengamounan dosa (Ibrani 9:22). D. ORANG YANG TIDAK PUAS. Si pencari kebenaran rindu akan kedamaian, kepuasan, dan perhentian. Kelompok untuk mana orang ini ini rindukan sangat banyak. Hati dari banyak orang sedang menggagalkan mereka dengan ketakutan. Hidup tanpa kepastian dan kerumitan terlalu banyak bagi banyak orang. Mereka merindukan kedamaian dan perhentian. Mereka minum dari air dunia dan hasu lagi. Dimana mereka dapat menemukan kepuasan? Kepada siapa mereka dapat mencari jawaban bagi problema mreka dan jawaban-jawaban bagi pertanyaan mereka? Mereka perlu berbalik kepada Seseorang yang pemazmur tuliskan: “Sebab dipuaskanNya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkanNya dengan kebaikan” (Mazmur 107:9). 1. Kristuslah Pemuas itu. Orang ini adalah Tuhan Yesus Kristus, yang berkata: “Marilah kepadaKu, hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28,29). Tidak ada orang lain yang pernah sanggup membuat undangan yang demikian dan memenuhinya. Guru-guru yang lain dan para filsuf lainnya telah menyarankan kepada orang-orang bagaimana mereka menemukan perhentian, tapi tak satupun yang sanggup berkata, “Datang kepadaku, dan aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” 2. Tinggal Dalam Kedamaian. Ada kedamaian bagi mereka yang merindukannya pada saat ini: Kedamaian pikiran, kedamaian hati. Banyak buku telah ditulis mengenai kedamaian dan telah banyak yang dibeli oleh masyarakat banyak. Kebanyakan itu adalah saran-saran mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menghindarkan dirinya dari ketakutannya dengan demikian itu menjadi ukuran kedamaian pikiran. NAmun Tuhan Yesus berkata: “damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27). a. Kedamaian yang ajaib ini adalah KedamaianNya. Itu bukanlah kedamaian yang merupakan hasil usaha manusia dalam membuat penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan seseorang dan banyak dalam kehidupan. Dunia tidak memiliki kedamaian seperti kedamaianNya. Itu tidak dapat menggantikan kedamaiannya, dan berkata, “ini sama baiknya.” Pikirkan mengenai kesentosaanNya, kedamaian batin yang dia alami di sepanjang waktu. Ini adalah kedamaian yang Dia sediakan kepada semua yang mau datang kepadaNya. b. Dia berkata kembali: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33). KedamaianNya bukanlah menjadi suatu hal bahwa kita tidak akan mengalami penderitaan, melainkan itu adalah kedamaian di tengah-tengah penderitaan. Yesus tidak pernah berjanji bahwa kehidupan itu bebas dari penderitaan dan pencobaan, melainkan Ia benar-benar berjanji mengenai kedamaian hati dan pikiran ketika badai kehidupan mengamuk, dan awan hitam mengelilingi kita. c. Dia telah memberikan kepada kita alasan kedamaian yang demikian. (1). Adalah karena Ia telah mengalahkan dunia dan semua masalahnya dan semua dosanya. KedamaianNya adalah hasil dari pengenalan bahwa dosa seseorang telah diampuni, dan bahwa orang tersebut sekarang berhubungan dengan Sang Pencipta alam semesta yang sanggup memenuhi setiap kebutuhan dan memecahkan setiap masalah (Roma 5:1). Rasul Paulus menulis: “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapu juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6,7). (2). Kedamaian juga adalah hasil dari pengenalan bahwa masa depan itu pasti. Buah pikiran mengenai tampil di hadapan Tahta Putih yang Agung untuk menghakimi dosa-dosa setiap orang orang adalah tema yang sangat menakutkan bagi banyak orang. Namun ketika kebenaran dikenal tentang sesudah hal ini, yang Allah berikan dalam FirmanNya, akan datang ke dalam hati manusia suatu kedamaian yang ajaib. Paulus menulis: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Roma 8:1,2). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Berikan beberapa bukti yang dikenal dalam diri si pencari kebenaran siapa yang merasa cemas akan keselamatannya! 2. Mengapa Kristus harus ditampilkan kepada pencari kebenaran sebagai Penanggungdosa dan sebagai Tuhan yang telah bangkit? 3. Siapakah yang harus dilihat oleh pencari kebenaran bagi jaminan keselamatan? 4. Diskusikan metode berhubungan dengan sang pencari yang merindukan kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk, namun yang tidak merasakan perlunya Kristus! 5. Ayat-ayat Alkitab mana yang dapat digunakan terhadap seseorang yang rindu mengenal Allah, tetapi yang tidak berminat kepada masalah dosa? 6. Berikan lima ayat Alkitab, yang dapat digunakan terhadap si pencari kebenaran yang mendambakan kedamaian dan kesentosaan! PELAJARAN 17 Berhubungan Dengan Orang yang Merasa Diri-Benar Orang yang merasa diri-benar ini kadang-kadang sangat slit dijangkau karena dia begitu puas dengan dirinya. Dia berpikir Allah pasti menaruh perhatian kepadanya, dan punta pendapat yang sama dengan dia sehingga dia adalah dirinya sendiri. A. PANDANGAN Allah TERHADAP ORANG YANG MEMBENARKAN-DIRI. Orang ini harus disadarkan bahwa Alkitab berkata tidak ada seorangpun yang benar, satupun tidak (Roma 3:10); dan bahwa semua kebenaran kita adalah bagaikan kain lara dalam pemandangan Allah (Yesaya 64:6). Ayat-ayat tersebut memberikan pendapat Allah mengenai keberadaan seseorang. Orang yang merasa dirinya-benar perlu melihat pada dirinya sendiri sebagaimana Allah melihat dirinya. Allah berbicara tentang bangsa Israel bahwa sseluruh kepalanya sakit dan seluruh hatinya kotor; bahwasannya dari kepala mereka sampai ke ujung kaki mereka tidak ada yang bersih, melainkan penuh cacat dan luka serta kerusakan-kerusakan di dalamnya (Yesaya 1:6). Hal tersebut bukan hanya benar mengenai suatu bangsa bertahun-tahun yang lalu, melainkan itu adalah merupakan gambaran yang benar mengenai setiap orang yang merasa bahwa dirinya benar pada zaman ini. Tuhan Yesus Kristus berkata dengan sangat empati terhadap orang-orang merasa-dirinya benar pada zamannya. Mereka adalah orang-orang Farisi yang membanggakan diri mereka dalam tindakan-tindakan keagamaan mereka dan dalam perbuatan baik mereka. Mereka memberikan uang mereka dengan bebas. Hal itu telah dipandanga bahwa dengan perpuluhan, persembahan, dan tindakan amal mereka, mereka memberikan 27 persen dari pendapatan mereka. Mereka membaca Alkitab Perjanjian Lama setiap hari, dan berusaha untuk menghormati semua upacara dan perayaan yang dinyatakan kepada mereka. Mereka berdoa sedikitnya tiga kali dalam sehari. Mereka adalah orang-orang yang bermoral dan berbudaya dan mereka menyombongkannya. Namun Tuhan Yesus menegur mereka dengan perkataan yang pedas, Dia berkata: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Matius 5:20). “Dan kepada orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syujur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” Lukas 18:9-14). B. PERLUNYA KELAHIRAN BARU. Yesus berkata kepada Nikodemus seorang Farisi itu, yang merupakan salah satu dari orang terbaik yang pernah hidup di kota Yerusalem: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika orang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Aku berkta kepadamu, seseungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali” (Yohanes 3:3; 5-7). Rasul Paulus adalah seorang Farisi yang menganggap dirinya benar sebelum pertobatannya Kisah 9:1-20), namun setelah ia menjadi orang Kristen selama bertahuntahun, dia menulis: “Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam dia bukan dalam kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepaercayaan keapda Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugrahkan berdasarkan kepercayaan (Filipi 3:8,9). C. KETIDAKCUKUPAN DARI PERBUATAN BAIK. Orang yang menganggap dirinya benar harus diberitahu bahwa keselamtan itu tidak didasarkan pada perbuatan-perbuatan baik seseorang. Hal ini dengan jelas diajarkan dalam alkitab: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8,9). “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh roh Kudus, yang dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita” (Titus 3:5-7). D. KECUKUPAN DARI KEBENARAN KRISTUS. Kebenaran diri itu yang tidak akan mencukupi itu dibuktikan oleh fakta bahwa seeorang harus memiliki kebenaran Kristus supaya memperoleh keselamatan. Itu bukanlah kebenaran kita yang membuat kita layak bagi surga, melainkan kebenaran Kristus. Alkitab menyatakan bahwa semua kebenaran kita adalah bagaikan kain lara (Yesaya 64:6). Keadaan menjadi benar itu, kebenaran satu-satunya tentang nilai itu adalah kebenaran Kristus yang dianugrahkan (Filipi 3:3-7; Roma 3:21-26). E. ANUGRAH PERSEDIAAN ALLAH Jika seseorang dapat mencapai surga melalui perbuatan-perbuatan baiknya dan melalui karakter yang baik, itu akan merupakan suatu pahala yang diberikan, namun keselamatan adalah suatu karunia yang diberikan kepada seseorang yang percaya kepada Yesus Kristus, dan datang dari anugrah Allah. Paulus menuliskan: “Sebab kasih karunia Allah yang membawa keselamatan telah nyata kepada semua orang” (Titus 2:11). Anugrah adalah Allah yang bertindak bagi kita dimana kita tidak layak mendapatkannya. Tak seorangpun yang layak mendapatkan keselamatan, namun Allah telah menyediakannya sebagai karunia karena anugrahNya yang ajaib. Allah tidak memiliki keselamatan bagi orang-orang yang membenarkan dirinya, sebab Kristus berkata bahwa Dia datang bukan untuk memanggil orang yang benar, melainkan orangorang berdosa kepada pertobatan (Lukas 5:32). Dia datang untuk mencari orang yang hilang (Lukas 19:10). Keselamatan telah disediakan oleh Allah bagi seseorang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab pekerjaan yang Kristus telah lakukan di Kalvari ketika Ia mencurahkan darahNya, menyanggupkan Allah Bapa untuk mengampuni dosa-dosa dari orang yang percaya (Efesus 1:7). Itulah yang menjadi alasan mengapa seseorang yang tidak percaya kepada Yesus tidak dapat menerima penyembuhan ajaib dari darah Kristus yang telah tercurah. Orang merasa dirnya benar tidak memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya sebab dia tidak pernah menerima Kristus ke dalam hatinya. Karena itu dia bukan menjadi milik Kristus. Alkitab berkata: “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9). F. KESADARAN AKAN DOSA. Pekerja Kristen harus menunjukkan orang yang merasa dirinya benar bahwa setiap orang yang telah datang menghampiri hadirat Allah dengan segera ia akan menyadari akan dosa-dosanya dan keadaannya yang penuh dosa. Ada beberapa ilustrasi besar mengenai hal ini dalam Alkitab. Ayub berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu” (Ayub 42:5,6). Yesaya sang nabi itu melihat Tuhan yang Mahatinggi itu dan yang dimuliakan, dan Dia berseru: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah bangasa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam” (Yesaya 6:5) Rasul Paulus sebelum ertobatannya adalah seorabg farisi yang menganggap dirinya benar, namun bertahun-tahun setelah Tuhan Yesus menyelamatkan dirinya (Kisah 9:1-20) dia menulis: “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian hukum taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku pnganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Krsitus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan ku lebih mulia daripada semuanya. Leh karena Dialah aku aku telah telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaran sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan denngan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugrahkan berdasarkan kepercayaan” (filipi 3:4-9). G. SATU-SATUNYA JALAN KEPADA ALLAH Jubah kebenaran satu-satunya yang membuat seseorang layak untuk hadirat Allah dan sidang pengadilan Surga adalah adalah jubah kebenaran yang merupakan anugrah dari Allah yang diterima oleh iman di dalam Tuhan Yesus Kristus (Yesaya 61:10; Filipi 3:8,9). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Definisikan kata kebenaran-diri! 2. Berikan dua ayat Alkitab yang menunjukkan buah pikiran Allah mengenai kebenaran-diri! 3. Mengapa Yesus berbicara dengan begitu empati kepada Nikodemus tentang perlunya kelahiran baru? 4. Buktikan dari Alkitab bahwa keselamatan tidak didasarkan pada perbuatanperbiuatan baik seseorang! 5. Siapakah orang-orang yang Yesus sanggup tolong ketika Ia berda di atas bumi ini? 6. Berikan ilustrasi-ilustrasi dari Alkitab tentang mereka yang telah menjadi yakin akan keberdosaan mereka ketika mereka datang menghampiri hadirat Allah! 7. Jubah kebenaran apa yang Allah kehendaki? PELAJARAN 18 Berhubungan Dengan Orang yang Suka Menunda Jenis orang yang satu ini tidak menolak perlunya keselamatan. Dia mengharap untuk diselamatkan suatu hari kelak sebelum dia mati, tapi bukan sekarang. Diamdiam dia ingin menikmati kesenangan-kesenangan dosa sekali-sekali. Dia ingin “menabur gandum liar,” dan “bersenang-senang,” sebelum dia berbalik kepada Kristus. A. DITUNTUN OLEH SETAN. Orang yang suka menunda tidak menyadari bahwa ia sedang dituntun oleh Setan yang senantiasa mencari orang-orang yang demikian agar tidak datang kepada Kristus. Alkitab berbicara mengenai keselamatan dalam bentuk masa sekarang. Tidak pernah itu merujuk kepada sesuatu yang seseorang akan kebetulan butuhkan; gantinya itu menggambarkan suatu keperluan yang dibutuhkan sekarang. Kata pendek sekarang adalah sebuah kata yang sangat penting dalam perbendaharaan kata keselamatan dari Allah. “Marilah, baiklah kita berperkara!—Firman Tuhan—Sekalipun dosamu mereah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18). “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan itu” (2 Korintus 6:2). Allah mendesak seseorang untuk diselamatkan sekarang; besok mungkin terlalu “terlambat.” Itu tidak pernah merupakan suatu hal pilihan. Jika Setan dapat membuat seseorang agar menunda, dia akan berusaha agar orang tersebut tidak selamat. Dialah perancang istilah penundaan itu, “bukan sekarang, mungkin besok”; dan besok tidak pernah datang bagi kebanyakan orang. B. AKIBAT PENUNDAAN. Bagi seseorang yang mati tanpa Kristus artinya adalah perpisahan kekal dengan Allah. Itu termasuk semua orang yang Kristus maksudkan ketika Dia menggunkan kata-kata seperti binasa (Yohanes 3:16), hilang (Lukas 19:10), kebinasaan (Matius 7:13). Hidup itu tidak menentu, itu menuntut setiap orang untuk bersedia bagi kehidupan sesudahnya. Yakobus menulis: “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14). Kehidupan seseorang juga dikaitkan dengan rumput yang pada pagi hari berkembang, namun pada sore hari lisut dan layu (Mazmur 90:5,6). Orang yang menunda juga harus mengingat bahwa “apa yang ditabur orang, itulah yang akan dituainya” (Galatia 6:7); “Sebab abrangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” (Yakobus 6:8). Tak seorangpun dapat menabur “gandum liar” tanpa menuai hasilnya. C. ALASAN-ALASAN. Ini adalah beberapa dari alasan yang paling umum dari orang-orang yang menunda kesiapan mereka untuk datang kepada Kristus (disarankan oleh J.C. Macaulay), diikuti oleh ayat-ayat Alkitab yang berhubungan yang digunakan dalam masing-masing kasus. 1. “Bukan hari ini.” “Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput” (1 Tesalonika 5:2,3). “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui: erserulah keapaNya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalnnya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali keapda Tuhan, maka Ia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab IA memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yeaya 55:6,7). “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” (Amsal 27:1). 2. “Tunggu hingga saya dewasa.” “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: ‘tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” (Pengkhotbah 12:1). “Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini,” supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa” (Ibrani 3:13). 3. “Tunggu sampai usaha saya maju.” “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannya itu” (Lukas 12:15-21). (Bacalah dengan sangat hati-hati perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus berikut perintahnya ini). “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan keapdamu” (Matius 6:33). 4. “Tunggu hingga saya merasa tergerak.” Jenis perasaan apa yang seseorang harus miliki sebelum ia akan terbang dari bahaya maut? Jika bangunan dimana orang ini tinggal adalah untuk menangkap api, akankah dia begitu malu sebagaimana dia harus berkata bahwa dia perlu suatu perasaan emosi tertentu sebelum dia membuat caranya sendiri agar selamat, atau akankah dia dibenarkan dalam melarikan diri secara sederhana karena dia telah diamarkan dari bahaya yang mengancam? Jawabannya terlalu jelas untuk dikomentari. Allah telah memerintahkan kepada semua orang di manapun mereka berada agar bertobat, dengan alasan “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa dimana-mana semua mereka harus bertobat, karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan keapda semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati” (Kisah 17:30,31). Seorang prajurit yang sedang bertugas ketika diperintahkan untuk melakukan sesuatu tidak berani berkata kepada komandannya yang sedang memberikan perintah itu, “Saya mau kalau saya merasa tergerak.” Allah semesta alam telah memerintahkan kepada semua manusia untuk bertobat, atau harus menghadapi penghakiman. Perasaan-perasaan seseorang tidak boleh dikompro,ikan. 5. “Tunggu hingga saya memperbaiki diri saya.” Namun Yesus tidak pernah berkata kepada Matius si pemungut cukai itu, “Perbaiki diri kamu dulu barulah kemudian ikut dengan Aku” (Lukas 5:27-32). Dia tidak pernah menolak untuk melihat Zakheus yang disebabkan dia belum “memperbaiki dirinya” (Lukas 19:1-10). Dia berkata kepadanya: “Zakheus, segera, turunlah; sebab hari ini Aku harus singgah ke rumahmu” (Lukas 18:9-14). Pada satu kesempatan Dia berbicara mengenai dua orang yang sedang pergi ke Bait Suci untuk berdoa. Yang seorang adalah orang Farisi yang menyombongkan diri kepada Allah bagaimana ia adalah seorang yang baik. Dia membandingkan dirinya dengan seorang pemiungut cukai dan berbicara kepada Allah bahwa dia bukanlah seperti orang banyak yang berdosa seperti juga dengan si pemungut cukai itu. Si pemungut cukai itu memukul dirinya dan berkata, “Kasihanilah aku ya Allah orang yang berdosa ini.” Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, orang ini pulang ke rumahnya dan dibenarkan orang yang lain itu tidak: sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan tetapi barangsiapa yang merendahkan diri akan ditinggikan” (Lukas 18:9-14). 6. “Itu berharga terlalu mahal.” Orang yang mengatakan hal yang demikian merasa bahwa menjadi seorang Kristen akan terlalu mahal/beharga. Itu sebabnya, ia merasa dia akan menyerahkan terlalu banyak apa yang menjadi kesenangan-kesenangan dunianya, atau dia harus menyerahkan usahanya atau jabatannya yang memang tidak bersifata Kristiani. Tunjukkan kepadanya bahwa harga untuk datang kepada Kristus tidak sebanding dengan harga tidak datang kepada Kristus. Dr. R. A. Torrey dulu mengkhotbahkan sebuah khotbah yang berjudul What It Costs Not To Be Christian” (Apakah Harganya Tidak Menjadi Seorang Kristen), (R. A. Torrey, Soul-Winning Sermons (Westwood, N. J: Revell). Hal-hal yang dimaksudkannya ialah sebagai berikut: a. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan kedamaian, kedamaian hati nurani dan kedamaian hati. b. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan sukacita, yaitu sukacita yang tertinggi, yang paling murni, yang paling sejati, yang paling memuaskan, dan yang paling bertahan yang harus ditemukan di sini di atas dunia ini. c. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan pengharapan akan kehidupan yang kekal. d. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan nilai tertinggi pria dan wanita. e. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan perkenan Allah. f. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan pengakuan Kristus di dunia yang yang akan datang. g. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan kehidupan yang kekal, artinya binasa selama-lamanya. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Berikan beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah sebuah keselamatan saat ini! 2. Mengapa seseorang harus mengabaikan usahanya untuk memperoleh keselamatan? 3. Daftarkan alasan-alasan yang diberikan seorany yang menunda-nunda agar tidak datang kepada Kristus. Jawablah alasan-alasannya! PELAJARAN 19 Berhubungan Dengan Orang yang Takut A. ORANG YANG TAKUT KARENA DOSANYA TERLALU BESAR. Pekerja Injil perorangan adakalanya akan menemui orang yang akan membuat tuntutan ini. Dia merasa bahwa dirinya jauh dari keselamatan, sehingga Allah tidak akan berhubungan dengan dia, karena dosa-dosanya terlalu banyak dan terlalu keji. 1. Kesan yang Salah. Tentu orang ini di bawah kesan bahwa Allah hanya berminat dengan orangorang yang baik saja, yaitu, mereka yang tidak memiliki dosa sebanyak yang dia miliki. Katalognya bisa meliputi imoralitas, pencurian, kebencian, dan bahkan pembunuhan. 2. Metode dalam Mengatasinya. Orang yang satu ini harus disadarkan bahwa Allah mengasihi semua orang berdosa, dan bahwa ia termasuk di dalam “barangsiapa” yang terdapat dalam Yohanes 3:16. a. Biarkan dia membaca ayat-ayat berikut ini, dan tanyakan jika dia tidak ditemukan dalam salah saatu dari empat kelompok yang disebutkan di dalamnya: “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan olah Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang bebar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan oleh hidupNya!” (Roma 5:6-10). b. Tunjukkan kepadanya Alkitab bahwa Allah tidak menghendaki bahwa seseorang akan binasa, melainkan agar semuanya boleh bertobat (2 Petrus 3:9), dan bahwa Allah menghendaki semua orang diselamatkan dan datang kepada suatu pengenalan akan kebenaran (1 Timotius 2:4). c. Berikan kesan dalam pikirannya bahwa darah Kristus cukup untuk membersihkan dari segala dosa. Petrus menulis hal ini dalam suratnya yang pertama: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus 1:18,19). d. Alihkan perhatiannya kepada beberapa orang berdosa yang kecewa yang disebutkan dalan Alkitab yang disucikan oleh Allah, diampuni, dan diselamatkan. Yaitu Daud, yang bersalah karena telah melakukan perzinahan dan pembunuhan (Mazmur 32 dan Mazmur 51). Juga Maria Magdalena, yang daripadanya Yesus mengusir tujuh roh jahat (Markus 16:9). Kemudian ada juga wanita yang berdosa yang datang dan membasuh kaki Yesus dengan air matanya, dan kepada siapa Yesus berkata dengan sangat lembut, “Dosamu telah diampuni… imanmu telah menyelamatkan engkau; pergilah dalam damai” (Lukas 7:37-50). e. Banyak anggota jemaat di Korintus telah diselamatkan dari dosa yang besar. Paulus mengingatkan mereka akan hal itu ketika dia menuliskan: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan dapat mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan, dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:9-11). f. Mungkin orang yang bermadalah ini akan mengklaim bahwa ia telah menolak undangan Allah untuk datang dan datang lagi, sehingga dia takut Allah tidak akan berkenan lagi keapdanya. Ingatkan dia akan bahayanya keadaan yang tidak diselamatkan, sebab apakah dia harus mati dalam keadaannya seperti itu, dia akan hilang selamanya. Desak dia, untuk datang segera kepada Kristus yang berkata, “Dia yang datang kepadaKu tidak akan Aku buang” (Yohanes 6:37). Yakinkan dia bahwa sedikit hasrat yang ada dalam hatinya bagi Allah itu adalah tanda bahwa Roh Kudus sementara bekerja di dalam hatinya, yang sedang berbisik kepadanya agar datang kepada Kristus. B. ORANG YANG TAKUT KARENA IA TIDAK DAPAT BERTAHAN. Kelompok orang yang demikian adalah orang-orang yang sedih hatinya. Mereka menyadari ada akan adanya suatu berkat seperti keselamatan, dan mereka merindukannya. 1. Sikap. Mereka melihat dengan kesedihan dan muram durja pada orang-orang Kristen yang sementara menikmati keselamatan Allah, dan mengharapkan agar mereka dapat mengalaminya juga. Namun, mereka berkata, mereka sudah mencoba dan mencoba lagi agar bida menjadoi baik, namun mereka selalu gagal. Karena itu mereka telah menyimpulkan bahwa mereka tidak cukup kuat untuk mengalahkan pencobaan dan kelakuan-kelakuan yang buruk. Mereka tidak memilki stamina moral untuk melawan keinginan-keinginan daging. 2. Bagaimana berhubungan dengan orang yang lemah dan penuh ketakutan. a. Dalam berhubungan dengan orang yang seperti ini, pastikan yang paling penting dari semuanya bahwa orang tersebut benar-benar telah menerima Tuhan Yesus Kristus bagi dirinya sendiri. Janjinya ialah: “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya” (Yohanes 1:12). Sering orang yang takut ini yang tidak sanggup bertahan telah mempercayai Kristus; namun dia tidak pernah bertemu secara khusus dengan Juru Selamat itu. Beberapa tahun yang lalu saya kepala chaplain Berry School di Mount Berry, Georgia. Pada penutupan salah satu pertemuan doa fakultas Rabu petang, seorang wanita muda yang merupakan associate profesor Fisika, datang kepada saya dan berkata: “Saya selalu percaya mengenai Yesus, tapi saya tidak berpikir saya selamat.” Setelah berbicara dengan dia selama beberapa menit saya menyadari dia tidak pernah menerima Yesus Kristus bagi dirinya sendiri. Jadi saya jelaskan jalan keselamatan sesederhana yang saya bisa jelaskan. Dua minggu kemudian saya berbicara kepada para mahasiswa dan murid-murid Sekolah Menengah Atas dengan judul, “Bagaimana Mengetahui Anda Selamat.” Pada kesimpulan dalam pelayanan tersebut saya memberikan undangan, bertanya bagi mereka yang merindukan jaminan tersebut dengan cara mengangkat tangan ke atas. Banyak yang menanggapi, tapi tangan dari guru yang muda itu tidak diangkat. Setelah pelayanan itu disimpulkan, sebagaimana biasanya, saya berdiri di depan gereja perguruan tinggi itu untuk menyalami para mahasiswa dan pelajar itu sementara mereka berjalan keluar dari ke kamar asrama mereka untuk mempersiapkan acara makan petang mereka. Setelah mereka keluar, fakultas dan staff keluar. Wanita muda tersebut berada di antara fakultas pertama yang meninggalkan bangunan itu. Dia memegang tangan saya dan berkata: “Saya akan bertemu anda dua minggu lagi.” Saya tahu apa yang dia maksudkan. Dia telah pergi ke kamarnya pada malam itu setelah acara pertemua doa fakultas dan telah meminta Tuhan Yesus Kristus datang ke dalam hatinya. Dia telah melakukannya, dan dia telah mengetahuinya. Jadi pastikan sahabat dengan siapa anda berhubungan apakah ia telah benarbenar menerima Kristus di dalam hatinya, sebab pendekatannya kemudian akan mudah bagi anda. b. Berikan kesan kepadanya bahwa untuk bertahan dari pencobaan itu bergantung kepada Allah, bukan bergantung kepada diri sendiri. Yesus berkata dengan penuh kuasa ketika Dia berkata: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKU, yang memberikan mereka kepadaKU, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:27-30). c. Alasan lain mengapa Allah sanggup memelihara semua yang datang kepadaNya melalui Yesus Kristus adalah bahwa Kristus Seorang Pengantara yang kekal, senantiasa berdoa bagi mereka. Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani kata-katanya sangat memberi kepastian: “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani 7:25). Surat kepada jemaat di Roma berisikan kebenaran yang sama ini: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan oleh hidupNya!” (Roma 5:6-10). Idenya ialah, “kita akan diselamatkan oleh hidupNya.” Orang percaya diselamatkan oleh kehidupan Tuhan Yesus Kristus yang hidup sekarang di sebelah kanan Bapa. Kebenaran ini menyingkirkan ketakuatan yang merasa tidak sanggup membuat diri mereka tidak selamat. 3. Bagaimana Berhubungan dengan Orang yang Skeptis. Bagaimanapun juga, jiwa yang skeptis bisa berkata, “Adalah sangat baik bagi anda untuk mengutip ayat-ayat ini mengenai kesanggupan Allah untuk memelihara anda, tapi bagaimana saya tahu Dia rela memelihara saya?” a. Berikan kepada orang ini kembali dengan ayat-ayat yang baru saja dikutip, dengan menekankan pada kata-kata, “yang datang kepada Allah melalui Dia.” Tunjukkan kepadanya fakta bahwa Allah telah mendamaikan musuh-musuh kepada DiriNya sendiri melalui Yesus Kristus. Jika Dia telah pergi dengan cara yang demikian luar biasa untuk menyelamatkan kita ketika kita masih menjadi seteru-seterunya, tidakkah Ia akan memelihara milikNya sendiri yang sekarang telah menjadi anakanakNya melalui Yesus Kristus? Ingat ketika telah diselamatkan, kita digambarkan sebagai berada di dalam Kristus. Ini bukanlah masalah pilihan terhadap Allah apakah Dia akan memelihara atau tidak mereka yang dihubungkan dengan AnakNya. b. Alasan lain yang memberikan kepastian tentang bertahan terhadap pencobaan bergantung kepada Allah dan bukan bergantung kepada diri sendiri, ditemukan dalam fakta bahwa Roh Kudus, yang telah datang dan tinggal dalam diri umat percaya, tidak akan pernah meninggalkannya. Tuhan Yesus mengatakan kebenaran ini kepada para muridNya: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintahKu. Dan Aku akan berdoa kepada Bapa, dan Dia akan mengirimkan kepadamu seorang Penghibur yang lain, supaya Ia boleh tinggal bersamau selama-lamanya; yaitu Roh Kebenaran; yang dunia tidak dapat terima, sebab dunia tidak melihat Dia, dan tidak mengenal Dia, tetapi kamu mengenal Dia, sebab Dia tinggal bersama-sama dengan kamu, dan akan berada di dalam kamu” (Yohanes 14:15-17). Roh Kudus bertanggungjawab untuk membawa pulang orang-orang percaya kepada kemuliaan. Ini adalah apa yang Paulus maksudkan ketika ia menulis: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30). c. Pendekatan lain yang membantu adalah untuk mengingatkan orang yang mengaami ketakutan ini argumen Paulus kepada orang-orang Kristen di Korintus. Dia menggunakan tubuh manusia dan hubungan anggota-anggota tubuh itu sampai di kepala, sebagai suatu ilustrasi hubungan umat percaya dengan Yesus. “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibapstis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota…Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1 Korintus 12:12-14, 27). Jari-jari tangan tidak perlu berpegang pada tangan, demikian pula tangan tidak berpegang pada lengan, dan lengan pada tubuh. Anggota-anggota tubuh adalah bagian dari tubuh dan menerima kehidupan mereka dari tubuh. Tubuh bukanlah sebuah organisasi melainkan suatu organisme. C. ORANG YANG TAKUT KARENA IA BUKAN PILIHAN. Pelajaran mengenai pilihan, predestinasi (takdir), pentahbisan awal tidak dibicarakan pada zaman ini sama seperti beberapa tahun yang lalu. Banyak orang pada zaman ini yang tidak punya gagasan mengenai arti kata-kata tersebut. 1. Arti kata itu. Kadang-kadang seseorang akan menemui orang yang mengalami ketakutan bahwa dia bukanlah orang yang dipilih, berada di bawah kesan bahwa dia tidak dipilih kepada keselamatan oleh Allah. 2. Ayat-ayat Alkitab yang dipakai. Allah memiliki hanya satu pekabaran bagi orang yang belum diselamatkan. Itu dibungkus dalam kata barangsiapa , dan kata-kata lain yang mempunyai arti yang sama dengan itu. Itu ditemukan dalam pasal-pasal berikut ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoanes 3:16). “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapio IA sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Petrus 3:9). Tuhan Yesus Kristus juga berkata: “Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Mintalah orang yang merasa takut itu agar menempatkan Yesus kepada ujian itu. Biarkan dia mendekati Kristus dalam kepercayaan yang sungguh-sungguh, dan ia akan menemukan bahwa Kristus akan menerima dia. D. ORANG YANG TAKUT KARENA IA MELAKUKAN DOSA YANG TIDAK DAPAT DIAMPUNI. Ketakutan ini sering melemparkan seseorang ke dalam perasaan tidak berpengharapan yang menggelisahkan. Saya tahu orang-orang yang telah mengembangkan penyakit jiwa tertentu karena berpikir bahwa mereka telah melakukan dosa yang demikian. 1. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika berhubungan dengan orang yang demikian. a. Jangan menganggap bahwa dosa yang buruk itu telah dilakukan secara sederhana karena orang tersebut mengatakan demikian. b. Jangan pernah katakan kepada seseorang bahwa dia telah telah melakukan dosa itu. Diagnosis anda mungkin salah, dan hanya akan menjerumuskan dia ke dalam kekecewaan yang lebih dalam. c. Dengan kata lain, jangan ceritakan kepada dia bahwa dia tidak melakukan dosa tersebut, sebab keyakinannya kemudian akan tinggal pada perkataan anda dan bukan pada Firman Allah. 2. Beberapa hal yang perlu dilakukan. a. Tanyai dia apakah dia membenci Kristus dengan kebencian yang menyala-nyala. Dia akan menjawab dengan tidak ragu-ragu bahwa dia tidak membenci Kristus, melainkan dia merasa khawaitr untuk bertemu dengan Dia. Beritahukan kepada dia bahwa orang kepada siapa Yesus menunjukk ketika Ia berbicara mengenai dosa ini membenci Dia dan ingin membunuh Yesus. Mereka sama sekali tidak inign berhubungan dengan Dia. Jadi fakta itu sendiri bahwa ia tidak memiliki sikap yang menakutkan ini menempatkan dia segera ke dalam suatu goongan yang berbeda. b. Usahakan untuk menemukan mengapa dia berpikir telah melakukan dosa tersebut. Dia bleh memberikan beberapa alasan. 1. Dia mungkin saja berkata bahwa dia telah menghujat Allah, dan sering menyebut nama Allah dan nama Kristus dalam penghujatan. Jangan kurangi fakta bahwa ini adalah suatu hal yang buruk yang dilakukan, tapi tunjukkanlah kepadanya fakta bahwa yesus berkata: “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak kan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31,32). Tunjukkan kepadanya bahwa orang yang menjadi rasul besar dan pemimpin Kristen berkata bahwa sebelum ia diselamatkan tadinya ia adalah seorang penghujat (1 Timotius 1:12,13). 2. Dia boleh berkata bahwa dia telah menjadi seorang penganiaya Kristus. Katakan kepadanya mengenai pencuri yang berada di kayu salib yang mencerca Yesus, tapi yang kemudian mengakui Kristus dan mendengarkan Dia berkata: “Hari ini engkau akan berada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:39-43). Banyak dalam masyarakat yang mencaci maki Kristus ketika Ia tergantung di salib (Matius 27:39) adalah termasuk dalam kumpulan orang banyak pada hari Pentakosta dan mendengarkan Petrus berkhotbah: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Ketika mereka mendengara hal itu hati mereka sangat terharu, lalau mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?’ Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus’ Sebab bagi kamu lah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kisah 2:36-39). Hasilnya adalah sekitar tiga ribu orang mengakui Kristus. Jadi yakinkan kepada orang tersebut bahwa mencaci-maki Kristus bukanlah dosa yang tidak dapat diampuni. 3. Dia boleh saja berkata bahwa dia telah berdusta kepada Allah. Arahkan dia kepada markus 14:66-72, dan bacakan untuk dia pengalaman petrus. Ketika dia menyangkal Tuhannya, dia menuntut bahwa dia tidak pernah mengenal Dia. Yesus tidak membuangkan dia, sebab segera sesudah kebangkitan Kristus seorang malaikat di pinggir kuburan itu berkata kepada wanita itu: “Pergilah sekarang, katakan kepada murud-muridNya dan kepada Petrus bahwa Dia telah pergi mendahului kamu ke Galilea; di sanalah kamu akan menemui Dia, seperti yang sudah dikatakannya kepada kamu” (Markus 16:7). 4. Orang tersebut bisa mengklaim sebagai seorang pemabuk dan najis. Yakinkan dia mengenai fakta bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan orang berdosa (1 Timotius 1:15); Dia datang mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Tidak ada dimanapun dan kapanpun Yesus mengatakan bahwa Dia datang hanya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dari golongan tertentu saja. Tunjukkan fakta bahwa jemaat di Korintus memiliki anggota yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang telah melakukan berbagai bentik kejahatan. Paulus menulis: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orangorang yang tidak adil tidak akan dapat mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan, dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:9-11). 5. Sahabat kita boleh saja mengklaim bahwa dia telah melakukan dosa pembunuhan dan karena itu tidak mendapatkan pengampunan. Ingatkan dia akan pengalaman daud tentang perzinahannya dengan Betsyeba, dan tentang rencananya untuk membunuh suaminya untuk menutupi dosanya yang sangat keji itu (2 Samuel pasal 11). Allah mengirimkan nabi Nathan kepada daud yang mengingatkan dia akan fakta bahwa Allah mengetahui dosanya itu. Pasal lima puluh satu dan pasal tigapuluh dua buku mAzmur adalah catatan pengakuan Daud, dan tentang pengampunan serta pemulihannya. Berikan kesan kepada orang yang bermasalah ini kepada Yesaya 1:18: “Marilah, baiklah kita berperkara. Firman Tuhan: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu doma.” 6. Orang tersebut boleh berkata bahwa dia telah menolak Kristus laagi dan lagi, dan dia merasa dia telah berdosa dan telah menolak rahmatnya dalam hidupnya. Ini adalah hal yang berbahaya yang dilakukan, dan dapat terbukti fatal, tapi itu jangan dianggap sebagai dosa yang tidak dapat diampuni. Jika masih ada hasrat di dalam hati, itu adalah indikasi bahwa Roh Kudus masih membisikkan dalam hati. Ingatkan sahabat kita itu kata-kata Kristus: “Dia yang datang kepada Kristus, tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Katakan kepadanya agar membuktikan oleh datang kepadanya. Pertanyaannya bukanlah pada keraguan Kristus untuk menerima Dia, melainkan kerelaannya untuk datang kepadaNya. Yesus maksudkan itu ketika Dia berkata: “Namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes 5:40). Itu adalah soal kemauan seseorang. 7. Kadang-kadang seseorang akan menemukan orang yang mengatakan bahwa ia tidak punya keinginan untuk menjadi seorang Kristen dan berpikir bahwa itu adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Tunjukkan kepada dia bahwa dia dalah seorang yang berdosa (Roma 3:23), dan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23), yaitu perpisahan kekal dengan Allah yang hidup. Ini disebut kematian kedua (Wahyu 20:11-15). Dan artinya kekal dalam lautan api bersama-sama dengan Iblis dan para malaikatnya. Cobalah untuk tidak menjauhkan orang ini dari Firman Allah. Percayalah bahwa Roh Kudus akan menanamkan Firman itu sementara anda menyampaikannya. 3. Buatlah makna kata itu jelas. Terangkan dari Alkitab apa sebenarnya dosa yang tak dapat diampuni itu, sebab ada banyak kesalahpahaman mengenai hal itu. Jika seseorang mendengar banyak penginjil, dia mendapat kesan bahwa ada dosa-dosa (jamak) yang tak dapat diampuni daripada dosa yang tak dapat diampuni (tunggal). Ini membuktikan bahwa orangorang membicarakan hal yang berbeda sebagaimana membentuk dosa ini. Alkitab yang merupakan dasar bagi istilah dosa yang tak dapat diampuni ini, adalah dalam Matius 12:22-32; Markus 3:22-30; dan Lukas 12:10. Anda akan perhatikan bahwa kata-kata dosa yang tidak dapat diampuni tidak digunakan, namun Yesus membicarakan mengenai hujat terhaadap Roh Kudus sebagai dosa yang tidak dapat diampuni, baik di dalam dnuia ini, maupun dalam dunia yang akan datang. Seseorang harus mengerti konteksnya, atau dituntun kepada perkataan Kristus ini. Yesus baru saja menyembuhkan seorang yang dirasuk setan. Penjelasan orangorang Farisi adalah bahwa Dia telah menyembuhkan orang ini dengan kekuatan Belzebul, penguasa iblis. Namun Yesus mengklaim bahwa Dia telah melakukan hal ini dengan kuasa Roh Kudus, dan menyatakan bahwa klaim mereka adalah penghujatan terhadap Roh Kudus. Saya rasa Markus membuat pernyataan yang sangat bermakna dalam Injilnya ketika dia menulis dengan ilham: “Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat” (Markus 3:30). Mereka menegaskan bahwa Yesus Kristus dirasuk oleh setan, sehingga Ia dipenuhi dengan roh-roh jahat, ketika semua hidupNya dipenuhi dengan Roh Kudus. Sementara saya memahami pelajaran ini, dosa yang tak dapat diampuni bukanlah penolakan semata-mata terhadap Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan (yang merupakan hal yang sangat serius), melainkan itu dengan sengaja mengatakan bahwa Yesus dirasuk oleh setan sementara Dia berada di atas dunia ini, dan bahwa Dia telah mengadakan mujizat-mujizatNya dengan kuasa roh jahat, padahal Dia dipenuhi dengan Roh Kudus dan melakukan semua kehendaknya dalam kuasa Roh Kudus. E. OANG YANG TAKUT KARENA PENGANIAYAAN. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa penganiayaan adalah bagian dari perjalanan Kristen. Paulus menuliskan: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam kristus Yesus akan menderita aniaya” (2 Timotius 3:12). Yesus berkata: “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama sperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sma sperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya” (Matius 10:24-28). Kristus juga berkata: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Matius 5:10-12). Orang Kristen berada dalam wilayah Iblis. Dia telah diselamatkan dari dunia dan karena itu ia bukan berasal dari dunia, namun ia belum diambil dari dunia ini sejauh kehadiran tubuh jasmaninya masih berada di dalam dunia ini, sebab Yesus berkata Dia telah mengutusnya ke dalam dunia. Dunia ini membenci Kristus dan dunia akan membenci juga para pengikutNya (Yohanes 17:14-18). Jadi orang Kristen harus memperlengkapi dirinya dengan pikiran Kristus sebagaimana Petrus menuliskan: “Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian—karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa” (1 Petrus 4:1). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Berikan ayat-ayat Alkitab yang harus digunakan terhadap seseorang yang takut karena dosanya terlalu besar! 2. Sebutkan beberapa dosa besar dalam Alkitab yang Allah panggil kepadaNya! 3. Apakah hal pertama untuk menentukan ketika berhubungan dengan orang yang takut karena tidak dapt bertahan? 4. Berikan ayat-ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa bertahan dari pencobaan adalah tanggungjawab Allah! 5. Pekabaran Allah apakah bagi seseorang yang takut karena ia bukanlah yang dipilih Allah? 6. Pendapat-pendapat apakah yang harus dijaga ketika berhubungan dengan orang yang takut karena telah melakukan dosa yang tak dapat diampuni? 7. Daftarkan beberapa alasan orang-orang berpikir mereka telah melakukan jenis dosa yang satu ini! 8. Jelaskan arti/makna dari istilah dosa yang tak dapat diampuni! 9. Berikan ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa penganiayaan itu sering adalah merupakan bagian dari pengalaman Kristen! PELAJARAN 20 Keberatan-keberatan Kecil A. “SAYA TIDAK BISA MENINGGALKAN DOSA SAYA.” 1. Tanyai dia apakah dia ingin bebas daei dosa. Tanyailah orang yang telah memberikan pernyataan ini sebagai suatu alasan mengapa ia tidak dapat datang kepada Krstus, apakah ia sungguh-sungguh menginginkan untuk bebas dari tingkah lakunya yang penuh dosa. Yesus berkata: “Manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yohanes 3:19). Dia juga berkata: “Namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes 5:40). Tentukan apakah orang itu sangat berhasrat untuk tetap hidup dalam dosanya, atau apakah ia berhasrat dengan sungguh-sungguh untuk datang kepada Kristus namun berada di bawah kesan bahwa ia harus membebaskan dirinya dari kebiasaannya yang tidak baik, dan ia tidak bisa melakukannya sendiri. 2. Tunjukkan kepada dia bahwa Kristus adalah jawaban satu-satunya. Sependapat dengan fakta bahwa dia tidak dapat meninggalkan dosanya, sebab Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34). Hamba pada zaman Yesus tidak pernah sanggup membebaskan dirinya, ia harus dibebaskan oleh orang lain. Jadi Yesus mlanjutkan: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Yohanes 8:36). Dia sangat mampu untuk membebaskan seorang tawanan, dan Dia suka melakukan hal itu. 3. Tunjukkan kepadanya Kristus. Jika orang itu dengan tulus mencari, tunjukkan kepadanya Kristus yang telah berkata bahwa Dia sanggup untuk membebaskan seseorang. Ingatkan dia bahwa Kristus sekarang sedang duduk di sebelah kanan Bapa, dan bahwa Dia sanggup untuk menyelamatkan semua yang datang dekat kepada Allah melalui Dia, sebab Dia selamanya hidup untuk mengadakan pengantaraan bagi mereka (Ibrani 7:25). 4. Pastikan dia tentang hidup baru. Fakta lain yang dapat diberikan kepada orang tersebut adalah bahwa ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dia menjadi manusia yang baru, sebab Alkitab berkata: “Karena itu setiap orang yang berada dalam Kristus, dia adalah ciptaan yang baru: yang lama telah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang” 2 Korintus 5:17). Dia menerima suatu kehidupan yang baru, dia memiliki tujuan yang baru, suatu roh yang baru, bahkan Roh Kudus, datang untuk tinggal di dalam hatinya. Di dalam Kristus dia telah mati bagi dosa, dan dia harus menganggap dirinya sendiri telah mati bagi dosa namun hidup bagi Allah melalui Yesus Kristus Tuhan kita (Roma 6:11). Sekarang ia memiliki kuasa baru yang tinggal dalam hati untuk menyanggupkan dia meninggalkan dosa-dosanya. B. “ADA SESEORANG YANG SAYA TIDAK BISA MAAFKAN.” Katakan kepadanya itu bukanlah masalah soal menjadi tidak sanggup untuk mengampuni, persoalannya adalah terletak pada tidak rela untuk mengampuni. Bacakan bagi dia perumpamaan yang Yesus berikan sehubungan dengan hukum pengampunan sebagaimana ditemukan dalam Matius 18:21-35. Hamba itu telah diampuni sehubungan dengan hutangnya yang berjumlah kira-kira 1.500.000 dollar, namun dia tidak mau mengampuni sesama teman hambanya yang berhutang kepadanya sebesar 1500 dolar. Allah rela mengampuni hutang yang jumlahnya besar sekalipun, demikian pula seseorang dapat mengampuni sesamanya yang berhutang kepadanya yang jika dibandingkan sangat kecil hutangnya daripada hutang kita kepada Allah. C. “SAYA PERCAYA TAPI SAYA TIDAK MERASA SELAMAT.” Ini adalah keadaan sulit yang paling mengerikan untuk dimasuki, sebab orang tersebut tidak pernah cukup yakin akan keselamatannya. Suatu hari ada jaminan yang menyenangkan, namun hari berikutnya itu sudah menghilang lagi. Suatu hari matahari sementara bersinar, lautan kehidupan begitu tenang, dan segala sesuatu nampaknya indah, namun pada hari berikutnya awan menutupi cahaya terang, gelombang mengamuk dan ada angin topan serta tidak ada kedamaian. 1. Alasan kurangnya kepastian. Alasan yang sering ialah bahwa orang tersebut melihat di dalamnya daripada melihat kepada Yesus, dan menganggap jaminan keselamatan menurut perasaannya sendiri gantinya menurut iman. Tidak ada di dalam Alkitab yang memberikan kepastian kepada orang percaya bahwa ia akan senantiasa berada “di atas puncak dunia,” sebab perasaan kita sangat sering dikondisikan oleh apa yang kita makan, jumlah istirahat yang kita telah lakukan, atau keadaan hari itu. Jadi seseorang harus tidak pernah melihat pada jaminan keselamatan menurut perasaan-perasaannya. Seseorang telah dengan sungguh-sungguh berkata: “Jika anda melihat tanpa masalah, anda akan resah; jika anda melihat kepada masalah, anda akan susah; jika anda melihat kepada Dia anda akan berada dalam perhentianNya.” Orang percaya harus belajar melihat kepada Yesus setiap saat, di bawah segala keadaan, dan pada setiap situasi. 2. Beberapa pertanyaan ditanyakan oleh pencari kebenaran. a. Apakah Allah mau menjaga orang percaya? Apakah ada janji-janji dalam Alkitab yang secara khusus menyatakan bahwa Allah mau melakukan hal itu? Ada banyak janji yang demikian. Biarkan teman anda itu membaca Yohanes 17:11, dimana Yesus berdoa: “Dan sekarang Aku tidak lagi berada di dalam dunia, tetapi mereka masih berada di dalam dunia, dan Akudatang kepadaMu. Bapa, peliharalah di dalam namaMu sendiri mereka yang telah Engkau karuniakan kepadaKu, supaya mereka boleh menjadi satu, sama seperti kita adalah satu.” Dalam ayat ini Tuhan Yesus meminta satu hal yang sangat khusus kepada BapaNya—agar BapaNya akan memelihara mereka yang Ia telah karuniakan kepadaNya. Kita boleh memastikan bahwa setiap doa Kristus telah didengar dan dijawab, sebab Dia selalu berdoa menurut kehendak Allah, dan doaNya itu selalu digerakkan oleh Roh Kudus. Kemudian berikan perhatian mengenai janji yang lain dalam pasal yang sama ini: “Aku berdoa supaya Engkau tidak mengambil mereka dari dunia,melainkan supaya Engkau memelihara mereka daripada yang jahat “ (Yohanes 17:15). Ini adalah perminataan yang lain Kristus kepada BapaNya agar memeliharakan para muridNya. b. Namun, orang yang demikian mungkin bertanya, “Saya tahu bahwa Yesus berdoa sebagaimana anda membacanya dalam pasal ini, tapi bukankah doa ini hanya ditujukan secara langsung bagi para muridNya saja?” Katakan kepada orang ini bahwa pertanyaan itu adalah bagus, dan bahwa itu nampaknya kata-kata Kristus yang hanya diteapkan bagi murid-muridNya secara langsung, tapi ingatkan dia tentang Yohanes 17:20: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang , yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka.” Perkataan-perkataan Yesus ini haarus menjadi sesuatu yang cuku untuk memperagakan kepada seseorang yang kurang memiliki jaminan/kepastian bahwa dia juga termasuk juga dalam apa yang dimaksudkan dalam kata-kata Yesus itu. Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Roma terhadap keadaan mereka sebelum mereka datang kepada Kristus. Mereka dulu”masih lemah”; “orang-orang yang durhaka”; “orang berdosa”; seteru-seteru Allah.” Saat mereka dalam keadaan yang seperti itu Kristus telah mati bagi mereka (Roma 5:6-10). Kemudian Paulus mengingatkan mereka bahwa mereka telah diselaatkan oleh kehidupan Yesus Kristus yang sekarang hidup selama-lamanya. Namun hal-hal yang benar dari orang-orang Kristen di Roma juga benar bagi setiap orang Kristen pada zaman ini. Masing-masing kita sebelum kita berbalik kepada Kristus adalah “orang-orang yang lemah adanya,” “orang-orang yang durhaka,” dan orang-orang yang berdosa, dan bahkan musuh Allah. Akan tetapi Kristus telah mati bagi kita dan sekarang kita terpelihara/selamat oleh hidupNya. Kita percaya hal ini sebab itu adalah Firman Allah dan yang memberikan kepastian kepada sanubari. Ada janji lain yang luar biasa dalam Injil Yohanes: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yohanes 10:27-29). c. Orang tersebut juga mungkin menanyakan pertanyaan yang lain: “Jika saya tidak harus mempercayai perasaan-perasaanku demi kepastian keselamatan itu, bagaimana saya tahu bahwa saya seorang yang percaya?’ 1. Jelaskan bahwa Firman Allah sangat jelas dan positif pada pelajaran mengenai keselamatan. Ini adalah hasil dari iman kepada Seorang yang telah melakukan pekerjaan itu. Itu bukanlah iman kepada pekerjaan bahwa Kristus tlah mati di atas kayu salib, melainkan iman kepada Seorang yang telah melakukan pekerjaan itu. Keselamatan adalah pertemuan antara orang berdosa dan Juruselamat. Alkitab menggunakan kata percaya dan mengakui beberapa kali (Yohanes 3:16; Roma 10:9,10), tapi tidak pernah sekalipun seseorang diberitahu bahwa dia harus mengalami jenis emosi tertentu atau perasaan tertentu supaya ia selamat. 2. Bukti kedua tentang keselamtan ialah kasih Allah dan FirmanNya. Seorang percaya yang sejati akan menyadari bahwa Alkitab adalah Buku Allah, dan itu berisikan makanan rohani bagi jiwanya. Itu adalah surat kasih Allah kepada manusia dan dia akan gemar membacanya. Yesus berkta: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti perkataan-perkataanKu” (Yohanes 14:23). Yohanes menulis dalam suratnya yang pertama; “Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, didalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia” (1 Yohanes 2:5). 3. Bukti lain tentang keselamatan ialah kasih akan saudara-saudara. Yohanes menulis: “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita” (1 Yohanes 3:14). “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir daripadaNya” (1 Yohanes 5:1). Beberapa tahun yang lalu seorang sahabat dari sebuah kita di bagian selatan datang mengunjungi saya. Dia membawa surat yang baru dia dapatkan dari baru-baru ini dari adik perempuannya, yang baru saja diselamatkan. Dia menjadi seorang anggota gereja selama bertahun-tahu, namun karena dia (adik perempuannya) belum mengenal Tuhan, dia mengkritik abangnya itu dan semangatnya bagi pekerjaan Tuhan. Adiknya itu tidak bisa memahami mengapa abangnya dan orang lain dalam gereja yang kecil bisa begitu ramah saatu dengan yang lain dan kasih selalu hadir dalam kehidupan orang lain. Suatu hari Tuhan menyelamatkan dia, dan surat itu yang baru saja diterima oleh sahabat saya iyu menceritakan kepadanya mengenai pengalaman itu. Adiknya itu berkata bahwa sekarang dia bisa mengerti mengapa orang-orang Kristen sejati menjadikan kasih bagi satu dengan yang lain—itu karena mereka semua memiliki jenis kehidupan yang sama. Itu adalah tepat seperti apa yang dikatakan oleh Yohanes. 4. Juga, ketika seseorang percaya kepada Kristus Roh kudus datang ke dalam hatinya dan tinggal di dalamnya. Karena Dia hadir di dalam hati maka kita akan menyadari akan hadiratNya. Salah satu tanda akan adanya hadirat Roh Kudus adalah ketika rindu memanggil Allah Bapa kita. Dia membangun suatu hubungan yang baru. Paulus menulis sehubungan dengan itu: “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘Ya abba, ya Bappa!” (Galatia 4:6). Roh itu sendiri bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:15,16). Yesus juga menggambarkan kebenaran yang membahagiakan ini: “Dan inilah perintahnya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam AAllahdan Allah di dalam Dia. Dan demikianlah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3:24,25). 5. Kepastian hati adalah hasil tinggalnya kita di dalam kebenaran dalam Firman Allah. Ketika seseorang tinggal di dalam firmanNya di dalam dirinya tidak akan ada perbedaan bagaimana perasaannya pada saat itu. Yohanes menulis: “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13). Itu adlah masalah kepercayaan dan pengenalan, bukan perasaan dan pengenalan. D. “ORANG-ORANG KRISTEN BEGITU GOYAH.” Jangan coba berdebat melawan tuntutan ini, tapi akui saja. Ada banyak orangorang munafik di dalam gereja, tapi ada lebih banyak lagi orang yang demikian di luar sana daripada yang ada di dalam. Setiap hal yang baik itu bisa dipalsukan/ditirukan. Toko permata yang murah tidak dipalsukan, namun batu-batu yang asli di toko yang mahal yang berada di sebelahnya mungkin saja begitu. Ada banyak yang mengklaim menjadi orang-orang Kristen, dan sama seperti lalang dalam perumpamaan itu (Matius 13:24-30), mirip dengan gandum, namun ada perbedaan dimana keabadian yang akan menyatakannya. 1. Kurang pemahaman. Dengan kata lain, orang yang tidak akan berhubungan dengan gereja karena ia mengklaim adanya orang-orang munafik di dalamnya, tidak memahami bahwa banyak orang yang dia perhatikan itu adalah bayi-bayi di dalam Kristus. Dia mendengar mengenai seseorang yang Kristen dan ia mulai melihat kehidupan itu. Ketika hal itu tidak merupakan ukuran terhadap pandangannya mengenai kehidupan orang Kristen, dialangsung mengkritiknya karena dia tidak mengerti kebenaran mendasar dalam kehidupan Kristen; bahwa seseorang dilahirkan ke dalam keluarga Allah sebagai seorang bayi rohani, bukan sebagai orang Kristen dewasa yang sempurna. Banyak sifat kekanak-kanakan yang tetap saja begitu jika seseorang tidak bertumbuh dalam anugrah dan dalam pengenalan akan Kristus. Hal itu harus diakui bahwa karena banyak orang Kristen tidak mempelajari Alkitab dan bertumbuh dalam pengetahuan mereka tidak bertumbuh ke dalam kehidupan Kristen yang dewasa. Ada orang-orang yang mengkritik ketika mereka melihat ada penghakiman yang dilalui oleh orang-orang Kristen. 3. Mungkin hanya alasan. Setelah berbicara dengan orang ini pekerja pereorangan boleh merasakan bahwa kehadiran orang-orang munafik dalam gereja adalah bukan alasan yang sebenarnya atas kegagalannya untuk datang kepada Kristus. Itu bisa saja bisa lebih dalam daripada hal itu. Sehingga alasannya itu mungkin saja hanya merupakan dalil saja. Cobalah berbicara kepadanya utuk melihat fakta tersebut. 4. Cara penanganannya. a. Usahakan untuk mengalihkan perhatiannyakepada dirinya dan kepada keadaannya seendiri. Tunjukkan bagi dia bahwa hatinya sendiri sangat penuh tipu daya di atas segala sesuatu yang lain dan begitu jahat, dan bahwa Tuhan itu adalah Seorang yang menyelidiki hati (Yeremia 17:9,10). b. Tunjukkan juga kepadanya bahwa setiap orang harus berdiri sendiri di hadapan Allah. Allah harus menjawab bagi dirinya sendiri. Ada banyak hal yang harus kita lakukan sendiri daripada menggantungkan diri kepada orang lain. Kita lahir sendiri-sendiri ke dalam dunia ini, kita mati sendiri, dan kita berdiri di hadapan Allah sendiri. Alasan yang bukan-bukan mengenai ketidakteguhan orang lain tidak akan membentuk suatu bidang kebenaran di hadapan Allah. Paulus menulis: “Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3). “Sebab bukan orang yang memuji-muji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan” (2 Korintus 10:18). c. Menghakimi orang lain bukanlah cara untuk meloloskan diri dari penghakiman, melainkan itu adalah cara yang paling meyakinkan untuk mendatangkannya. Alkitab sangat jelas dalam hal ini. “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang ain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engaku yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu” (Roma 2:1-11). d. Tunjukkan kepada orang yang mengkritik tersebut bahwa ketika Tuhan memanggil jemaatNYa yang sejati kepada DiriNya sendiri untuk bertemu dengan Dia di angkasa, orang-orang munafik semuanya akan beada di belakang (1 Tesalonika 4:13-18). Hanya mereka yang namanya tertulis di buku kehidupan Anak Domba itu yang berada dalam kelompok yang disambut oleh Yesus (Wahyu 21:27), sementara yang lainnyaakan berada dalam tempat mereka dalam lautan api yaitu kematian kedua (Wahyu 21:8; 22:15). Adalah mungkin bagi seseorang untuk menyimpan namanya di dalam daftar nama di gereja namun tanpa memiliki namanyqa dalam buku kehidupan Anak Domba. Tanyai dia apakah namanya ada dalam buku itu. Jika tidak ada di sana, dia akan menggunakan waktu seterusnya bersama dengan orang-orang munafik, sebab dia akan menjadi salah satu dari antara mereka. Desak dia untuk menerima Yesus, sebab adalah lebih baik untuk menggunakan beberapa tahun berada di sini dengan orang-orang munafik dan terpisah dengan mereka selama-lamanya, daripada mencoba untuk menjauhi mereka di sini untuk beberapa tahun lamanaya, hanya untuk menghabiskan masa kekekalan dalam hubungan mereka. E. “KITA SEMUANYA SAMA-SAMA MENUJU KE SURGA WALAUPUN JALANNYA BERBEDA-BEDA.” Ini adalah pengharapan yang terkenal yang diyakini oleh banyak orang. Itu dilandaskan pada buah pikiran bahwa surga itu adalah tujuan dari semua yang beragama, dan yang sedang mencoba melakukan hal yang terbaik yang dapat mereka lakukan. Allah dipandang sebagai Bapa bagi semua orang, dan bahwa ada banyak jalan yang menuntun kepada hadiratNya. 1. Ketulusan hati bukan berarti keselamata. Jika seseorang bersifat tulus dalam apa yang dia percayai itu tidak membuat perbedaan terhadap apa yang dia percayai, sebab semua jalan menuntun kepada Allah. Gagasan ini diungkapkan dalam sebuah sajak kecil, pengarangnya tidak dikenal: Semua jalan yang menuntun kepada Allah adalah baik; Apapun itu, imanmu atau imanku? Semuanya berpudat kepada tujuan ilahi Tentang saudara kekal kasih. Sebelum buku tertua ditulis, Penuh dengan banyak jiwa yang pra-sejarah Tiba pada tujuan yang tidak berubah itu Melalui kasih yang tidak berubah yang menuntun kepadanya. Walaupun cabang demi cabang membuktikan kaya yang rapuh, Akarnya hangat dengan anggur yang berharga. Maka peliharalah imanmu, dan biarkanlah dengan imanku sendiri; Semua jalan yang menuntun kepada Allah adalah baik. 2. Ajaran Kristus. Tuhan Yesus Kristus tidak mengajarkan filsahat yang terkenal ini. Perhatikan beberapa kataNya yang mengajar dengan begitu jelaws bahwa Dia sendiri adalah saatusatunya jalan menuju ke surga. “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup; tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). “Sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengar mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yohanes 10:7-10). “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:27-30). “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosam; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yohanes 8:24). 3. Para penulis Perjanjian Baru. Para penulis Perjanjian Baru telah memberikan kebenaran yang sama. Berikut adalah beberapa dari sekian banyaknya Alkitab, yang menyatakan dalam berbagai cara mengenai fakta bahwa hanya ada satu jalan menuju ke surga, yaitu melalui Tuhan Yesus Kristus: “Dan keselamtan tidak ada dalam siapapun juga selain di dalam dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12). “Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa” (Kisah 13:38,39). “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus” (1 Timotius 2:5). “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dsar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). “Sebab juga Kristus juga telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar unuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitakan menurut Roh” (1 Petrus 3:18). Ayat-ayat Alkitab ini cukup untuk membuktikkan bahwa hanya ada saatu jalan ke surga. Itu adalah jalan yang lurus dan sempit yang menuntun kepada hidup (Matius 7:14). Sebuah jalan yang lain membuat seseorang menjadi seorang pelanggar. Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Efesus bahwa sebelummereka datang kepada Kristus mereka mati dalam pelanggaran dn dosa-dosa mereka (Efesus 2:1). Mereka tadinya adalah sangat giat dalam agama mereka sebagai para penyembah dewi Diana, namun fakta itu telah menjadikan mereka para pelanggar, sebab mereka sudah mencoba mendapatkan surga dengan cara yang lain gantinya Allah yang telah mengurapi melalui Yesus Kristus. Dr. Harry Rimmer sering memberikan ilustrasi mengenai kebenaran ini yang selalu menyenangkan hati para pendengarnya. Itu adlah sebuah pengalaman yang dia alami sebagai seorang anak laki-laki ketika ia tinggal di sebuah bukit di Kalfornia. Pada musim panas itu dia dan teman-temannya berenang setiap sore di sungai yng mengalir ke sebelah barat kota itu. Pada suatu sore mereka memutuskan untuk berenang di sungai yang ada di sebelah timur dari kota itu, dan jalan menuju ke sungai itu harus melalui kebun buah-buahan milik seorang lelaki bernama Paginni. Paginni menanam pohon aprikot yang terbaik di lembah itu, dan melindungi tanaman mereka dengan sangat ketat. Dia telah menjaga kebun buah-buahannya dengan tanda “Jangan Melanggar.” Setiap jalan setapak di pinggir jalan itu adalah termasuk dalam larangan ini. Sebagai tambahan ia membuat pos penjagaan di kebunnya sambil membawa senjata pendek berlaras dua yang diisi dengan garam batu. Di tumitnya dia membuat penjagaan dengan seekor anjing yang galak. Sementara rombongan anak-anak lelaki ini berjalan melalui jalan itu, mereka “sangat terkejut’ ketika melihat bahwa buah-buah aprikot milik Paginni sudah masak. Mulut mereka diairi oleh keinginan buah yang lesat itu. Namun setiap kali mereka melangkahkan kaki mereka menyaksikan salah satu dari banyaknya tanda “jangan Melanggar.” Paginni sudah memilki masalah dengan anak-anak ini sebelumnya, dan dia telah memutuskan tidak akan membiarkan mereka mencicipi buahnya kali ini. Seorang anak melihat kepada yang lain dan setelah berusaha mengejanya “Jangan Melanggar,” berkata, “Saya tidak tahu apa artinya itu.?” Tak seorangpun yang kelihatannya tahu, namun mereka tiba pada kesimpulanmungkin itu artinya, “Dilarang Masuk.” Namun, hal itu tidak mengurangi hasrat mereka untuk mendapatkan aprikot milik Paginni. Sementara mereka berjalan perlahan-lahan, mereka tiba di sebuah tempat yang kecil dimana tidak ada tanda. Kali ini adalah kesempatan mereka untuk mengambil buah itu. Mereka menyuruh adiknya Hrry untuk tinggal di luar areal dan mengamarkan mereka apabila Paginni sewaktu-waktu datang, memberi iming-iming kepadanya bahwa mereka akan memberikan hadiah yang luar biasa dengan aprikot-aprikot itu, ahirnya mereka memanjat pagar dan segera menikmati buah itu. Anak-anak yang lebih kecil tetap berada di bawah pohon, sementara anak-anak yang lebih besar naik pohon. Harry, menjadi pimpinan kelompok itu, dia pilih pohon yang terbaik, dan naik ke bagian yang paing tinggi dimana aprikot yang terbaik tergantung disana. Dia makan sampai kenyang, dan kemudian memutuskan untuk membawa buah yang lainnya utuk disantap nanti setelah berenang. Dia ikatkan bajunya di sekitar badannya, dan dengan hati-hati dia gunakan bajunya itu untuk diisi dengan buah aprikot yang matang-matang sekali. Namun suatu hal yang membahayakan terjadi pada waktu itu. “Penjaga” yang sementara berjaga-jaga di jalan, dan yang tugas utamanya adalah mengamarkan temantemannya kalau-kalau Tuan Paginni datang, mengetahui bahwa kejujuran rai temantemannya itu tidak bisa dipercaya, dan ahirnya iapun menyimpukan bahwa kalau ia mau makan sampai kenyang buah aprikot itu ia harus mendapatkan mereka untuk dirinya. Jadi dia tinggalkan pos tempat dia berjaga itu dan memanjat pagar. Dia menikmati buah itu, dia tidak melihat Paginni masuk ke kebun itu. Ketika Paginni terlihat oleh mereka, anak-anak mengucapkan suatu yel, memanjat pagar, dan langsung menuju ke sungai.Harry mulai turun sewaspada mungkin, sebab dia tidak mau merusak buah-buah yang ada dalam bajunya. Namun ketika melihat bahwa Paginni semakin cepat berada lebih dekat, dia tidak peduli lagi, dan melorot ke bawah secepat dia dapat. Buahnya menjadi bonyok tertekan oleh dadanya dan menyemprot di sekitar kerah bajunya. Tuan Paginni, menyadari dia tidak akan menangkap mangsanya itu, dia berhenti, mengambil sasaran dan menembak. Sasarannya luar biasa. Harry berteriak, jatuh ke tanah, melompat pagar, dan lari ke sungai. Dia menyelam ke dalam air dan berenang ke sisi yang lain. Kemudian dia memanaskan pasir dingan sedikitnya sepanjang seperempat mil jauhnya sementara dia bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain untuk membebaskan sengatan garam batu yang ditembakkannya kepadanya. Kegelapan telah tiba pada waktu ia tiba di rumahnya. Adiknya telah mendahuluinya sejam yang lalu dan telah memberitahukan kepada ibunya tentang kejadian tadi sore. Makan malam sudah usai dan ibunya sedang mencuci piring. Setelah dia selesai makan malam, Harry berkata kepada ibunya, “Bu, apakah artinya ‘Dilarang Melanggar’ itu?” Ibunya, bertindak sebagai seorang ibu yang bijaksana, tidak menghentikan pekerjaannya melainkan sambil menjawab, “Nak, Ibu rasa kamu tahu!” “Dilarang Melanggar” artinya “Dilarang Masuk.” Pemilik sebidang tanah itu punya hak yang sempurna untuk memaksakan bahwa tak seorang pun boleh masuk ke dalam kebunnya tanpa seijin dia, dan jika seseorang tidak memperhatikan hal itu dia dianggap sebagai seorang pelanggar. Allah mempunyai hak yang sama. Dia telah berkata bahwa tak seorangpun dapat masuk ke dalam surga kecuali melalui jalan yang telah IA sediakan. Jalan itu ialah melalui Tuhan Yesus Kristus. Setiap jalan yang lain menjadikan si pencari seorang pelanggar. F. “KEHIDUPAN KRISTEN ITU TERLALU SUKAR.” Ini adalah suatu keberatan yang kadang-kadang dilontarkan ketika tuntutan Kristus disampaikan kepada seseorang. 1. Keluhan-keluhan. Mungkin ia berkata, “ Saya sudah mencoba kehidupan Kristen tapi selalu gagal.” “Ada banyak hal yang harus ditinggalkan.” “Itu oke-oke saja bagi orang tua dan anak-anak tapi tidak bagi orang muda.” “Itu merampas semua kesenangan hidup.” 2. Bagaimana berhubungan. a. Katakan kepada orang itu bahwa kehidupan Kristen itu, kehidupan Kristen yang sejati, bukanlah sekadar tingkah laku melainkan suatu kehidupan yang baru dengan keinginan-keinginan baru, sikap yang baru, tujuan-tujuan yang baru, dan rencana yang baru. Itu adalah Kristus di dalam diri seseorang yang menghidupkan kehidupanNya dalam diri orang percaya. b. Alkitab memberikan gambaran kehidupan yang benar. Menurut Alkitab setiap orang apakah ia selamat atau hilang, apakah ia anak Allah ataukah anak Setan, apakah ia berada pada jalan menuju ke surga ataukah pada jalan menuju ke neraka. Tanyailah dia termasuk di kelompok mana dia. c. Tunjukkan kepada orang ini bagaimana bodohnya jika menolak Kristus, sebab itu artinya bahwa dia akan mati dalam dosa-dosanya (Yohanes 8:24); bahwa ia sekarang sedang hidup di bawah murka Allah (Yohanes 3:36); dan hari demi hari dia sedang mengumpulkan anggur murka terhadap hari kemurkaan dan pernyataan penghakiman Allah yang benar (Roma 2:5); sebab dia menolak kekayaan kebaikan dan kesabaran Allah (Roma 2:4). Berikan kesan mengenai hal ini kepada orang tersebut bahwa dia adalah satu-satunya detakan jantung dari kekekalan dan bahwa jika ia mati di dalam dosa-dosanya dia akan mengalami penderitaan yang segera (Lukas 16:23). Katakan kepadanya bahwa Alkitab berkata bahwa ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12), bahwa dosa selalu menciptakan upah yaitu maut (Roma 6:23). d. Tunjukkan kepadanya, dengan kata lain, bahwa ada pengampunan dosa melalui Yesus Kristus (Kisah 13:38), bahwa Kristus telah mati bagi dia untuk membawakan dia kepada Allah (1 Petrus 3:18). G. “BAGAIMANA DENGAN ORANG YANG MURTAD; BUKANKAH IA KEHILANGAN KESELAMATANNYA?’ 1. Arti istilah itu. Orang yang murtad adalah salah satu dari anak Allah yang telah jauh ke dalam dosa. Alkitab mempunyai beberapa ilustrasi mengenai keadaan ini, diantaranya adalah Daud (2 Samuel 11-12), dan Petrus (Lukas 22:31-34 ; Markus 14:66-72). Kedua orang ini mengenal Allah , namun keduanya jatuh ke dalam dosa. Daud melakukan dosa perzinahan, dan kemudian melakukan pembunuhan. Petrus menyangkal Tuhannya dengan kutuk dan sumpah, menyatakan bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus. Paulus telah berhubungan dengan beberapa kasus kemurtadan di jemaat Korintus (1 Korintus 3:1-4 ; 5:1). 2. Pemulihan atau keselamatan. Apakah orang sudah murtad perlu diselamatkan lagi? Apakah ia kehilangan keselamatannya ketika ia berdosa? Beberapa orang berpikir demikian, dan menekankan suatu tindakan keselamatan yang baru. Penulis menyadari, bagaimanapun juga, bahwa anak Allah tidak kehilangan keselamtan, tapi kehilangan hubungannya dengan Tuhan. Nabi Nathan tidak mendekati Daud di atas dasar kebutuhannya akan keselamatan, tapi pada pengakuan dan pengampunan. Doa Daud tentang pengakuan dan hasil pengampunannya dicatat dalam Mazmur 51 dan 52. Petrus tidak dikatakan bahwa dia merasa perlu untuk diselamatkan lagi, melainkan bahwa ketika ia “sadar kembali” (Yunani), dia akan menguatkan saudarasaudaranya (Lukas 22:32). Paulus tidak mengatakan bahwa seseorang yang melakukan dosa inses telah mengalami kehilangan keselamtannya, melainkan bahwa dia memerlukan disiplin gereja. Ini menuntun dia kepada pemulihannya (2 Korintus 2:1-8). 3. Tuhan Mencari dia. Kasus ini membawa kepada kebenaran bahwa Tuhan sedang mencari orang yang murtad/hilang. Dia kadang-kadang mencari dia dengan tongkat ganjaran (Lukas 15:11-16 ; 1 Korintus 5:5 ; Ibrani 12:5-14)); Terkadang Ia juga mencari dia melalui teguran dari orang-orang saleh (2 Samuel 12:1-7 ; Galatia 6:1); Dia terkadang mencari dia melalui panggilan secara langsung (Yesaya 1:18 ; Hosea 14:4,5). 4. Allah rindu untuk memelihara dia. Kerinduan Allah untuk membebaskan dan memelihara bagi diriNya mereka yang terhanyut dari Dia diilustrasikan dalam kelepasan Lot dari kota Sodom (Kejadian 19:1-16), dan dalam cerita mengenai anak yang hilang (Lukas 15:11-24). 5. Allah Berdoa bagi orang yang murtad. Dia berkata bahwa Dia akan berdoa untuk Petrus (Lukas 22:31-34), dan Yohanes berkata: “Jika seseorang berdosa kita mempunyai Pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang benar” (1 Yohanes 2:1). 6. Orang Kristen menerima orang yang hilang ke dalam persekutuan. Orang Kristen yang rohani didesak oleh Paulus untuk memulihkan orang yang telah jatuh ke dalam kesalahan (Galatia 6:1). 7. Tanggungjawab dari orang yang murtad. Tanggungjawab orang yang murtad ialah bertobat dan mengaku (1 Yohanes 1:9). Pengampunan dan pemulihan kepada persekutuan dijanjikan oleh Allah. H. “AGAMA ITU ADALAH SEMATA-MATA KEBODOHAN.” Setujuilah dia dengan kebaratan ini. Adalah benar menurut Alkitab. Ini akan membuat si penolak terperanjat. Paulus menulis: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orangorang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ Dimanakah orang-orang berhikmat? Dimanakah ahli Taurat? Dimanakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil….” (1 Korintus 1:18-24). “Dunia dengan segala hikmatnya tidak mengenal Allah.” Bagaimana pernyataan itu benar! Agama adalah jalan dimana manusia mencari Allah. Kekristenan adalah kebenaran Allah yang mencari manusia (Lukas 19:10), dan itu sangat berbeda. Paulus menulis lagi: “Tetapi manusia duniawi tidak dapat menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Korintus 2:14). Jika hal-hal mengenai Roh Allah adalah suatu kebodohan bagi seseorang, itu adalah bukti bahwa orang itu hilang/sesat. I. “ALLAH TERLALU BAIK MENGIRIMKAN ORANG BERDOSA YANG MALANG KE NEREKA." Kebenarannya ialah bahwa Allah telah melakukan segala sesuatu yang perlu untuk menjaga orang berdosa agar tidak masuk neraka. Jika dia pergi ke sana, itu disebabkan karena dia telah memilih pergi ke sana. Dr. R.A. Torrey mengkhotbahkan sebuah khitbah dalam kampanye penginjilannya beberapa tahun yang lalu yang berjudul, “Blokade Allah Mengenai Jalan Ke Neraka.” Dalam khotbahnya itu dia menunjukkan banyak blokade yang Allah telah Allah tempatkan dalam jalan manusia ke nereka. Beberapa di antaranya ialah: “Alkitab dan PengajaranNya” ; “Doa-doa Seorang Ibu” ; “Pengaruh Kudus Seorang Ibu dan Pengajaran Ibu” ; “Khotbah-khotbah Yang Kita Dengarkan” ; “Pengaruh Guru Sekolah Minggu” ; “Suatu Firman Yang Baik” ; “Roh Kudus dan PekerjaanNya” ; “Salib.” Jika seseorang pergi ke neraka, itu disebabkan karena ia tidak memperhatikan terhadap banyaknya blokade yang Allah telah tempatkan dalam jalannya. Lautan api, tempat penghukuman yang kekal, disediakan oleh Allah bagi Iblis dan para malaikatnya (Matius 25:41, 46). Tidak ada intimasi yang disediakan untuk kelompok orang lain daripada yang disebutkan oleh Yesus. Namun, Yesus berkata bahwa mereka yang berada di sebelah kiriNya dalam penghakiman bangsa-bangsa akan diserahkan ke tempat penghukuman selama-lamanya. Rasul Paulus menulis: “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita…” (2 Tesalonika 1:7-9). Dasar dari penghakiman dalam pasal Alkitab tersebut adalah bahwa orang-orang yang menerima penghukuman adalah mereka yang tidak mengenal Allah, dan yang tidak menuruti Injil Tuhan Yesus. Buku wahyu memberikan gambaran yang jelas mengenai Penghakiman Tahta Putih yang Besar, ketika orang-orang mati berdiri di hadapan Allah dan buku-buku dibuka. Setiap orang dalam pemandangan ini akan dihakimi menurut perbuatannya. Keselamatan bukanlah pertanyaan melainkan tinkgat-tingkat penghukuman yang akan dilaksanakan. Ayat terahir dalam bagian ini ialah: “Barangsiapa yang tidak didapati namanya tertulis dalam buku kehidupan akan dicampaikkan ke dalam lautan api” (Wahyu 22:11-15). Mereka yang pergi ke dalam lautan api dicampakkan ke sana karena namanama mereka tidak tertulis dalam buku kehidupan Anak Domba. Hanya nama-nama dari mereka yang telah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat mereka terdapat dalam buku itu. Penolak yang tetap ngotot menyatakan bahwa Allah terlalu baik untuk mengirimkan orang berdosa ke nereka belum memperhitungkan terhadap fakta bahwa Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang datang untuk mengangkut dosa dunia (Yohanes 1:29). Pertanyaan dosa telah diambil di atas kayu salib, sekarang itu menjadi pertanyaan Sang Anak. Mereka yang menolakAnak tidak akan meilhat hidup, melainkan murka Allah akan menjadi bagian mereka (Yohanes 3:36). Tak seorang pun yang menolak Anak Allah dibiarkan tanpa hukuman. Allah akan bertindak keras terhadap musuh-musuh AnakNya. Yohanes menulis: “Barangsiapa menolak Anak, ia tidak memiliki Bapa” (1 Yohanes 2:23). “Ia yang tidak menghormati Anak tidak menghormati Bapa yang telah mengutus Dia” (Yohanes 5:23). PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Apakah yang harus pekerja pribadi putuskan terhadap seseorang yang mengklaim bahwa dia tidak dapt meninggalkan dosa-dosanya? 2. Berikan beberapa alasan mengapa orang tidak mau meninggalkan dosa-dosa mereka? 3. Daftarkan ayat-ayat Alkitab yang membuktikkan bhwa Allah sanggup menyucikan dari segala dosa! 4. Mengapa seseorang tidak harus melihat kepada perasaan-perasaannya terhadap jaminan keselamtan yang ditawarkan kepadanya? 5. Berikan beberapa bukti Alkitabiah mengenai keselamatan! 6. Bagaimana seseorang dapat menyikapi ketidakteguhan dari orang-orang Kristen? 7. Mengapa tidak bisa bagi si penolak yang berkata ada terlalu banyak kemunafikan di dalam gereja bersembunyi di belakang mereka? 8. Buktikan bahwa adalah tidak benar semua kepercayaan/keyakinan menuntun kepada Allah! 9. Berikan ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah Bapa! 10. Mengapa beberapa orang mengklaim kehidupan orang Kristen terlalu berat? Bagaimana anda akan berhubungan dengan mereka yang demikian? 11. Berikan beberapa alasan mengapa adalah suatu kebodohan menolak Kristus! 12. Siapakah orang yang murtad itu? 13. Berikan beberapa ilustrasi Alkitabiah mengenai orang-orang yang mundur/murtad! 14. Apakah tanggungjawab dari orang yang mundur/murtad? 15. Apakah bedanya antara agama dan Kekristenan? 16. Dapatkah dunia dengan segala hikmatnya mengenal Allah? Buktikan melalui Alkitab! 17. Apakah lautan api itu sedang meyala sekarang? Apa yang Alkitab ajarkan mengenai hal ini? 18. Siapa yang akan dicampakkan ke dalamnya? 19. Berikan beberapa blokade yang Allah telah tempatkan dalam jalan seseorang! 20. Mengapa Allah akan bertindak kejam/keras terhadap musuh-musuh AnakNya? PELAJARAN 21 Sekte-sekte Agama A. ARTI SEKTE. Dalam artinya yang paling umum kata sekte menunjukkan sistem perbaktian. Di bawah definisi ini Kekristenan dapat disebut sebagai sekte, demikian pula dengan para pengikut Muhammad, Budha, dan semua agama lain di dunia. Tentu, ada perbedaan-perbedaan antara semua agama tersebut dengan Kekristenan yang membuat iman kepercayaan kita berdiri dengan unik dari semua sistem lainnya. Perbedaan utama bisa diungkapkan dalam satu kalimat, yaitu bahwa sementara agama-agama dunia adalah merupakan usaha-usaha manusia untuk menjangkau Allah, sedangkan Kekristenan menyatakan Allah menjangkau ke bawah kepada manusia. Adalah tidak sulit untuk melihat bagaimana perbedaan ini mempengaruhi pengharapan akan keselamtan. Kita tidak berminat dengan arti yang umum ini terhadapa kata sekte. Kita agaknya menggunakannya dengan suatu konotasi yang lebih khusus, yang merujuk kepada sistem-sistem itu yang muncul di dalam orbit Kekristenan yang diakui, menuntut menjadi Kekristenan yang sejati, sementara pada saat yang sama meruntuhkan intisari pekabaran dari iman kita. Hal itu tidak perlu membuat kita bingung terhadap denominasi injili yang, sementara berbeda terhadap hal-hal yang menyangkut doktrin tertentu dan praktik tertentu, namun secara mendasar mempertahankan intisari kebenaran Kristen. Kita sedang berpikir lebih banyak tentang sekte yang bersifat bidat yang memperdagangkan nama “Kristen,” namun terpisah dari kebenaran-kebenaran pusat. Itu mungkin merupakan kasus-kasus garis batas dimana itu sulit menentukan apakah kelompok itu bisa disebut suatu denominasi atau sebuah ssekte bidat, dan dalam beberapa contoh keputusan itu akan sangat bergantung kepada latarbelakang seseorang. Dalam sebuah buku yang berhubungan dengan pergerakannya dari Kekristenan ortodoks the Plymouth Brethren yang dihubungkan dengan suatu sekte, yang secara menyeluruh adalah bidat, sedangkan kebanyakan dari kita memperhatikan mereka sebagai dia antara kelompok injili kita yang paling beriman. Hal ini akan menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus kita harus menggunakan kepeduliaanyang besar dalam memberikan penilaian. B. BERBAGAI CARA SEKTE-SEKTE MUNCUL. 1. Pemutarbalikkan Kebenaran. Di beberapa tenpat telah ada pemutarbalikkan kebenaran Kristen yang bertingkat, bersamaan dengan bertambahannya kepalsuan yang cenderung menguburkan sisa-sisa kebenaran. Contoh terkenal mengenai hal tersebut adalah Katolik Roma. Dalam sistem ini ada banyak kebenaran. Kebanyakan dari kita sama dengan Katolik Roma dalam menghafalkan Pengakuan Rasuli. Dengan kata lain , banyak kebenaran yang ditemukan dalam sistem Roma dikacaukan dan diberikan unkapan yang salah, sementara telah ada banyak dogma yang ditambahkan yang tidak memiliki tempat dalam Kekristenan Alkitabiah, dan yang pergi jauh untuk membatalkan sisa peninggalan kebenaran. Saya telah berhubungan dengan masalah ini dalam buku kecil saya, The Bible and the Roman Church.1 2. Penghapusan Kebenaran. Cara lain oeh mana sekte-sekte muncul adalah merupakan proses pengurangan. Orang-orang yang nampaknya memiliki suatu prasangka terhadap adikodrati dan halhal yang ajaib secara sederhana menapis unsur-unsur dari catatan tersebut, meninggalkan bagi kita dengan suatu Kekristenan yang berubah yang tidak lebih daripada Naturalisme dan Humanisme. Inilah apa yang kita hadapi dalam sekte Modernisme—sebuah kata yang, omong-omong, secara besar-besaran digunakan, terlalu sering tidak menunjukkan apa-apa selain lebih daripada suatu variasi posisi doktrinal tentang omongan manusia! Ada banyak tingkatan antara fundamentalis ekstrem dan modernis umumnya, dan kita perlu hati-hati sehingga kita tidak memfitnah seorang saudara yang menganut bersama dengan kita esensi iman Kekristenan kita yang besar, namun yang berbeda dengan kita pada beberapa hal mengenai kritisisme Alkitab, atau barangkali yang salah dalam menganggap mengenai pandangan eskatologi yang berbeda. Kita tentunya tidak perlu mendorong kecenderungan kita untuk mengurangi isi adikodrati dari iman Kekristenan kita, melainkan dengan kata lain, kita tidak harus menuduh dengan semena-mena orang-orang yang menganut bidat ini yang sebenarnya jauh dari kesalahan. 3. Penekanan yang tidak semestinya mengenai kebenaran-kebenaran tertentu. Sekte-sekte muncul dalam sepertiga cara. Suatu aspek kebenaran, barangkali suatu aspek yang dilalaikan, yang dipertahankan dan dimunculkan kepada keulungan yang tidak pada tempatnya, menjadi taraf di atas mana seluaruh sistem tergantung. Sebuah contoh mengenai hal ini ialah Para Saksi Yehovah, yang telah memegang/meyakini kepada aspek-aspek tertentu dari nubuatan, menjadikan itu dengan penafsiran mereka sendiri dan mendirikan seluruh doktrin mereka di seputar penafsiran-penafsiran yang salah ini. Mereka menolak Ketuhanan Yesus Kristus, Ajaran Alkitab mengenai penebusan, kebangkitan, dan semua doktrin lain mengenai anugrah, namun nubuatan adalah menjadi hal pertama mereka. 4. Kesatuan palsu. Kembali, suatu obyek terhadap tuntutan-tuntutan ekslusif Kekristenan yang Alkitabiah, dan mengaskan bahwa terang itu telah datang dari banyak tempat. Ini 1 J.C. Macaulay, The Bible and the Roman Church (Chicago 10: Moody Press). membuat suatu percobaan untuk menyatukan berbagai sinar terang, sementara mereka memperhatikan hal itu. Konfusius, Mohammed, Musa, Yesus, Socrates, tidak ada diskrimasi dibawa secara bersama-sama sebagai aliran-aliran pernyataan dari Allah. Dengan demikian sebuah sistem dikerjakan yang membuat ruangan bagi mereka, dan hal ini diapndang sebagai Kekristenan yang benar. Yang demikian adalah sebuah sistem Baha’I dengan pembaurannya yang aneh terhadap berbagai filsafat dan misteri. 5. Fanatisisme. Kita hampir tidak berbicara mengenai mereka yang bermain terhadap orangorang yang mudah tertipu, yang membangun sistem-sistem agama di seputar diri mereka sendiri dengan bumbu isi emosi yang kuat. Misalnya, agama Bapa Ilahi secara menyeluruh berpusat pada diri. Seseorang merasa heran bahwa dia diikuti oleh semua, dan seseorang merasa kagum atas apa yang akan terjadi kepada seluruh susunan ketika dia pergi meninggalkan semua daging, dengan demikian memperagakan bahwa yang terutama adalah dia, juga dia tidak lain adalah seorang manusia. C. BAGAIMANA SEKTE-SEKTE BERKEMBANG. Suatu problema yang lebih serius daripada bagaimana sekte-sekte muncul adalah bagaimana mereka berkembang. Marilah kita mempertimbangkan beberapa alasan terhadap penyebaran mereka yang pesat. 1. Mengabaikan Doktrin Kristen. Alasan pertama ini yang harus saya sediakan ialah pengabaian dari begitu banyak orang-orang yang mengaku Kristen terhadap doktrin Kritiani. Perhatikan bahwa mayoritas orang-orang yang bertobat kepada sekte-sekte bidat adalah merekamereka yang ditarik yaitu mereka yang apakah di dalam gereja-gereja mereka dimana doktrin Alkitab sedikit saja diajarkan, atau dari mereka yang secara sederhana berada di pinggir gereja, dan tidak menampilkan diri mereka dengan cukup kepada ajarannya. Tidak berakar dan bertumbuh di dalam iman, mereka adalah jenis tanah yang belum digarap bagi benih kepalsuan ini, suatu penaburan benih yang licik. 2. Agen-agen terlatih dari sekte-sekte. Alasan kedua ialah perwakilan-perwakilan terlatih dari sekte-sekte itu. Apakah mereka dari gereja Mormon atau Saksi Yehovah atau apapun mereka, mereka benarbenar dilatih dalam doktrin-dktrin khusus mengenai sekte mereka, dan dilatih dengan baik dalam menampilkan doktrin-doktrin tersebut. Dalam banyak kasus peralatan moderen dengan bebas digunakan dan para agen dilatih dalam cara-cara pendekatan psikologikal yang lebih disetujui. 3. Semangat dari sekte-sekte itu. Alasan ketiga bagi sukssesnya sekte- sekte ini adalah semangat dengan mana propaganda mereka ditekan ke arah yang maju. Kebanyakan di dalam diri mereka ada jasa khusus dalam mempropagandakan iman mereka, dan dalam beberapa kasus itu bahkan menyangkut juga soal keselamatan. Tentunya semangat mereka itu harus menantang kita yang dipercayakan Injil kasih karunia Allah. 4. Penekanan mengenai Kebenaran yang diabaikan. Alasan yang keempat bagi suksesnya mereka adalah fakta bahwa mereka sering menaruh penekenanan mereka yang pertama mengenai aspek kebenaran yang diabaikan. Banyak, misalnya, yang tidak memiliki petunjuk dalam ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan nubuatan diperkenalkan kepada mereka dalam bentuk yang sudah diputarbalikkan dari para Saksi Yehovah atau Advent Hari Ketujuh. Mempercayai bahwa mereka telah mengabaikan kebenaran, dengan segera mereka memeluk sekte itu yang nampaknya disiapkan bagi mereka. 5. Sekte-sekte membawa nama Kristen. Alasan kelima adalah bahwa sekte-sekte ini membawa nama Kristen, yang memberikan mereka suatu penghormatan tertentu di mata publik. Ada banyak masyarakat di Amerika yang berada di luar pengaruh langsung dari gereja-gereja yang masih menyebut diri mereka orang-orang Kristen dan memikirkan mengenai Amerika sebagai sebuah negara Kristen. Apapun hal itu, terhadap label Kristen dipandang sebgai tingkat yang dihormati. 6. Pikiran-pikiran yang dibutakan Setan. Alasan yang keenam diberikan kepada kita dalam kata-kata rasul Paulus: “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:3, 4). Kita tidak harus dibutakan oleh kegiatan kuasa-kuasa kegelapan. Dalam banyak kasus cara yang paling efektif untuk membuat orang mengabaikan kebenaran ialah memberi makan mereka dengan kepalsuan yang hampir sama dengan kebenaran. 7. Penolakan akan kebenaran. Namun alasan yang ketujuh, juga ditarik dari ajaran mengenai rasul Paulus, adalah bahwa mereka yang menolak kebenaran dengan mudah jatuh menjadi mangsa bagi dusta (2 Tesalonika 2:10,11). Ini adalah pelaksanaan hukum rohani, dan tentunya itu mengherankan bagaimana banyak yang telah berbalik dari kebenaran Injil hanya untuk menjadi murid yang rajin dari suatu bidat. Alasan-alasan ini membentuk suatu tantangan nyata bagi orang Kristen. Betapa suatu tanggungjawab yang diletakkan ke atas gereja untuk mengajarkan doktrin yang sehat , dan melatih anggota-anggotanya dalam tugas yang suci untuk membawakan Injil kepada orang lain! Betapa sebuah panggilan bagi umat-umatNya agar dikendalikan dari kelesuan, dan sedikitnya menerapkan semangat dari mereka yang mengelabui diri mereka, dan karena itu menipu orang lain! Kemudian kita juga punya panggilan untuk berdoa, yang merupakan pertempuran kita melawan kuasa-kuasa kegelapan. D. BAGAIMANA MEMBEDAKAN SEKTE-SEKTE PALSU. Pertanyaan kita selanjutnya ialah—Bagaimana kita bisa membedakan sektesekte palsu dengan Kekristenan sejati? Saya ingin menyarankan lima ujian yang bisa ditetapkan kepad sistem yang disajikan kepada kita. 1. Ujian Otoritas. Kita mengenal Alkitab Perjanjian Lama dan Baru sebagai otoritas kita dalam hal iman dan praktik. Kebanyakan sekte-sekte yang ada dalam pikiran kita mengaku menerima Alkitab, namun seseorang tentu menandai sifat bidat mereka adalah bahwa adalah soal Alkitab plus atau Alkitab minus. Apa yang saya maksudkan ialah bahwa mereka menambah atau mengambil dari Alkitab dalam pertentangan yang jelas mengenai amaran yang diberikan di ahir Kitab Suci (Wahyu 22:18, 19). Dalam Mormonisme otoritas yang dikenal adalah Alkitab plus Buku Mormon. Dalam Kristen Science itu adalah Alkitab plus Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci kepada Alkitab. Dalam katolik Roma yang menjadi otoritas ialah Alkitab plus tradisi, plus dekrit dewan/konsili gereja, plus Bula Paus. Dengan kata lain, bagi modernisme otoritasnya adalah Alkitab minus segala segala sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran moderen. 2. Pandangan mereka tentang sifat Allah. Kita dapat menanyakan kepada mereka beberapa pertanyaan. Apakah yang mereka yakini terhadap kepribadian Allah? Pertanyaan ini akan menemukan Kristen Science di atas ujung yang pendek, sebab dalam sistem ini kepribadian Allah benarbenar ditolak. Kembali, apakah yang mereka yakini mengenai keagungan Allah? Apakah Dia mengatasi segalanya? Hal ini akan menemukan semua sekte yang memiliki sandaran-sandaran panteistik, dan juga Kristen Science yang menentang kebaradaan itu. Kembali, apakah sikap mereka terhadap Trinitas yang suci? Di sini Para saksi Yehovah menonjol sebagai musuh-musuh kebenaran, sebab jika ada satu doktrin yang mereka benci ialah doktrin mengenai Trinitas. Sekali lagi kita bisa bertanya, apakah yang mereka percayai mengenai kebenaran Allah? Ada merekamereka yang mendesak banyak hal mengenai kasih Allah namun benar-benar mengabaikan kebenaranNya yang tak terubahkan dan tak terkalahkan itu. Hal ini melemahkan posisi mereka di sepanjang jalan mereka. Semua jenis universalisme dikalahkan terhadap kenyataan ini. 3. Pandangan mereka terhadap Kepribadian Kristus. Bagaimana mereka berdiri dengan perhatian keapda KetuhananNya, dengan pra –eksistensinya, kemanusiaanNya, kematian dan kebangkitanNya? Pertanyaan ini menyingkap kegagalan mereka. Adalah tepat dalam bidang ini bahwa banyak bidat telah muncul di sepanjang sejarah gereja. Saksi Yehovah telah membangkitkan suatu bidat kuno kepada efek bahwa Yesus adalah mahluk yang diciptakan dengan sifat malaikat, dan sebagaimana itu dipercayakan kepada ciptaan yang lainnya; menyebabkan bahwa dalam inkarnasi Dia benar-benar telah kehilangan sifat kemalaikatanNya dan tidak lebih daripada seorang manusia biasa saja; sehingga ketika Dia wafat, itulah yang menjadi ahir kemanusiaan Yesus. Tetapi bagaimanapun juga orang yang satu ini yang telah kehilangan sifat kemalaikatanNya yang datang ke bumi, dan yang sekarang telah telah kehilangan kemanusiaannya juga dalam kemaatian, telah ditinggikan kepada sifat Ilahi. Tidak ada kebangkitan, melainkan suatu tindakan ajaib dari tubuh menjadi gas-gas, kalau tidak, barangkali, itu adalah secara mujizat digerakan kepada suatu sudut jagad raya yang dibawa ke depan untuk menyaksikan selama Millenium. Ini adalah sebuah contoh yang mengherankan tentang apa yang bidat dapat lakukan terhadap kepribadian Yesus. 4. Pandangan mereka terhadap dosa. Apakah dosa suatu kenyataan? Alkitab berkata: “Ya”; Kristen Science berkata: “Tidak.” Apakah dosa melibatkan kesalahan? Alkitab berkata: “Ya”; Orang-orang yang materialis berkata, “tidak,” sementara orang-orang Modernis berdalih. Apakah dosa mempengaruhi Allah, dan membuat perubahan dalam sikapNya kepada manusia? Alkitab berkata: “Ya”; namun kebanyakan sekte-sekte jawaban yang tidak sependapat dengan kita. Dimana ada pandangan yang rendah mengenai dosa, seseorang lebih baik tidak mempercayakan jiwanya kepada sistem itu. 5. Pandangan mereka tentang keselamatan. Ujian yang kelima yang saya mau sarankan mengenai jalan keselamtan. Jalan keselamatan Alkitab adalah: “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman; dan bukan oleh usahamu sendiri, janganlah ada orang yang memegahkan diri” (efesus 2:8, 9). Sekte-sekte bidat hampir secara universal berkembang kepada suatu tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, yaitu, mereka mengajarkan keselamtan-diri dalam beberapa bentuk. Kristen Science, misalnya, mengajarkan bahwa keselamtan adalah melalui melatih pikiran dengan rajin terhadap kesalahan bahwa ada sesuatu yang diselamtakan. Saksi Yehovah mengajarkan doktrin autosoterik yang mencolok. Menurut mereka kematian Kristus menyelamatkan kita hanya suatu kesempatan untuk membuktikan diri kita. Jadi kita harus pergi melalui daftar itu. Mereka semua telah kehilangan jalan keselamatan Alkitab. Adalah bukan maksud dari buku ini untuk menguraikan secara terperinci mengenai sekte-sekte ini. Sementara hal ini biasanya merupakan bagian dari suatu kursus dalam penginjilan perorangan, itu sungguh merupakan pelajaran yang khusus, termasuk mengenai hal-hal yang mana yang akan memerlukan terlalu banyak perluasan dari buku ini. Pekerjaan yang saya telah gunakan di dalam kelas adalah oleh Van Baalen, yang berjudul The Chaos of Cults.2 E. BAGAIMANA BERHUBUNGAN DENGAN ANGGOTA-ANGGOTA SEKTE. Anggota-anggota pertemuan dari berbagai sekte ini bukanlah suatu tugas yang mudah, khususnya jika mereka telah diberikan indoktrinasi yang kuat. 1. Jangan berdebat. Mereka yang menganut sistem palsu ini sering menjadi sangat kuat dan tertutup kepada hal-hal yang masuk akal. Dengan kata lain, pencobaan bagi pekerja Kristen adalah berdebat. Umumnya itu lebih bertentangan daripada dapat membantu. 2. Hidupkan kehidupan yang suci. Jawaban terbaik orang Kristen kepada semua kepalsuan adalah kebenaran yang diperagakan di dalam kehidupan yang suci. Banyak yang telah berpaling kepada sekte karena mereka telah melihat sedikit kenyataan dalam diri mereka yang menyebut diri mereka orang Kristen. Jika kehidupan kita menjadikannya bukti bahwa Kristus itu nyata kepada kita dalam segala situasi, kita akan memberikan kesksian yang lebih kuat daripada semua argumen ataupun pendapat. Dia tas semuaanya, kita harus menunjukkan kasih Kristus. 3. Banyak berdoa. Kemudian kita akan memiliki sejata doa yang berkuasa. Ini adalah dimana kebanyakan dari antara kita yang lalai. Doa adalah suatu ujian kesabaran, ujian terhadap ketahanan, iman, dan kita tidak memperdulikan terhadap ujian-ujian itu. Ketika kita berdoa, kita sedang meruntuhkan kuasa-kuasa kegelapan dalam kehidupan seseorang. Ketika kita berdoa, Allah bekerja. Kita harus berdoa supaya Allah akanmemembawa mereka yang terjerat dalam jerat-jerat ini ke dalam situasi dimana sistem kepalsuan mereka akan membuat mereka jera. Kemudian mereka akan siap untuk mendengarkan Injil tentang anugrah Allah. 4. Gunakan Firman Allah. Bilaman waktunya datang untuk berbicara, akan menjadi baik untuk membatasi seseorang kepada hal-hal yang bersifat fundamental, dan biarlah Alkitab yang berbicara. Pendapat kita tidak bernilai harganya. Penafsiran kita tidaklah lebih daripada mereka dari seseorang kepada siapa kita bersaksi. Mintalah Roh Kudus agar menjadi Penafsir yang sejati. Jika sekte yang bertanya melahirkan pertanyaan tentang dosa, biarlah Alkitab yang menjelaskan hal itu, gunakan ayat-ayat Alkitab seperti Roma 3:10, 23 ; 1 Yohanes 1:8-10 ; Yakobus 2:10 ; Galatia 3:10 ; Yesaya 64:6. Jika itu menyangkal penghakiman, alihkan kepada Matius 25:41,46; 2 Tesalonika 1:7-9; Ibrani 9:27; Kisah 17:30,31. Jika itu adalah paham universal, terapkan Yohanes 14:6; Kisah 4:12; 1 2 J.K. Van Baalen, The Chaos of the Cults (Grand rapid: Eerdmans Publishing Co.). Timotius 2:5. Dengan kata lain, temukan kelemahan mendasar dari sekte itu, dan berikan senjata yang tajam dari Firman Allah untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Jika ayat-ayat Alkitab yang telah disediakan dalam Pelajaran 16 sampai 21 telah dikuasai, ayat-ayat tersebut akan mempertemukan noda-noda kelemahan dari semua sistem kepalsuan itu. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Apakah arti yang paling umum mengenai kata sekte, dan bagaimana ini berbeda dari arti yang kita gunakan? 2. Daftarkan dan jelaskan cara-cara yang berbeda dimana sekte-sekte muncul, berikan contoh-contohnya! 3. Sebutkan dan jelaskan tujuh faktor dalam kesejahteraan yang istimewa terhadap banyaknya sekte! 4. Tuliskan sebuah tema mengenai “Bagaimana Sekte-sekte Menghadirkan Tantangan Kepada Orang-orang Kristen Injili? 5. Ujian-ujian apa yang harus diterapkan untuk menentukan kebenaran atau kepalsuan dari suatu sistem? 6. Buatlah suatu daftar sekte yang mengaku mengikuti Alkitab namun menyediakan otoritas yang lain! 7. Nyatakan dengan singkat Kristologi dari saksi Yehovah! 8. Apakah artinya autosoterik? Berikan contoh-contoh dalam berbagai sekte! PELAJARAN 22 Bagaimana Berhubungan dengan Katolik Roma Sementara pekerjaan ini tidak dapat berhubungan secara khusus dengan berbagai sekte, ada dua kelompok yang besar yang menuntut perhatian kita., sebab kita nampaknya dibawa ke dalam hubungan dengan mereka, dan dalam berhubungan dengan mereka kita memerlukan banyak kebijaksanaan dan anugrah. Saya merujuk kepada Roma Katolik dan Yahudi. Mengenai kedua kelompok ini, saya mau mendesak bahwa kita sebenarnya terlalu membiarkan hati kita terjebak ke dalam segala prasangka. Jika kita menyangka setiap kali bertemu dengan Roma Katolik punya rencana untuk meruntuhkan kebebasan kita, dan jikalau kita berpikir bahwa setiap orang Yahudi sesiap untuk menyerang dengan tawar-menawar yang keras, kita nampaknya tidak memperlakukan mereka dengan baik. Dengan kata lain, jika kita mengasihi mereka sebagai jiwa-jiwa untuk siapa Kristus telah mati, dan dengan tetap menanamkan praktik melihat pada kebaikan mereka, kita akan sanggup untuk mendekati mereka dengan sikap yang terus terang dan bersahabat yang akan menghindarkan prasangka yang bisa muncul pada sisi mereka. Ingatlah bahwa penginjilan pribadi itu adalah soal hati bahkan lebih daripada kepala. Kita boleh mempelajari teknik, namun jika kita tidak memiliki kasih, kita telah mengalami kegagalan sebelum kita memulai. Sekarang marilah kita mempertimbangkan beberapa pandangan untuk berhubungan dengan orang-orang dari latar belakang Roma Katolik. A. KENALI KEPERCAYAAN MEREKA. Yakinkan bahwa anda mengenal apa kepercayaan orang Roma Katolik. Jika anda tidak sadar akan posisi mereka anda benar-benar akan menghadapi masalh dalam membuat suatu penyajian yang tepat mengenai Injil. Hampir setiap doktrin mendasar dari iman Kristen yang anda boleh sajikan, mereka akan klaim itu sebgai yang mereka percayai. Kecuali, anda telah mempelajari noda-noda kelemahan dalam baju baja mereka, anda tidak akan mengetahui anak panah apa yang akan digunakan dan kemana mengarahkannya. Saya telah mencoba menyajikan possisi Roma secara akurat dalam buku kecil saya yang sudah disebutkan sebelumnya, The Bible and Roman Church.1 saya telah mengutip otoritas-otoritas mereka sendiri, namun telah mencari cara untuk membuat penyajian non-akademis. Ada banyak pekerjaan yang lain yang menempatkan doktrin Gereja Roma dalam perbandingannya dengan Injil kasih karunia 1 J.C. Macaulay, The Bible and Roman Church (Chicago 10: Moody Press). Allah, dan pekerja pribadi tentunya harus mencari beberapa pertolongan dalam memahami mereka yang ia rindu tujukan kepada Kristus. B. TELITI DALAM MENGGUNAKAN ISTILAH-ISTILAH. Saran saya yang kedua secara logika mengikuti yang pertama—jadilah teliti dalam pernyataan-pernyataan anda. Misalnya, jangan berbicara mengenai Konsep Imakulasi ketika anda bermaksud berbicara mengenai Kelahiran Perawan. Konsep Imakulasi adalah frase yang mereka gunakan untuk mengungkapkan kepercayaan mereka bahwa Maria, ibu Yesus, dikandung di dalam rahim ibunya bebas dari dosa permulaan/awal. Sedangkan Kelahiran Perawan, tentu, berhubungan dengan kelahiran Tuhan kita melalui cara kehamilan yang ajaib. Contoh yang lain bisa ditarik dari praktik indulgensi. Banyak orang Protestan percaya bahwa indulgensi-indulgensi itu adalah ijin untuk melakukan dosa, dan membuat pernyataan yang demikian kepada seorang Roma Katolik dengan segera akan menunjukkan kelalaian seseorang dan merendahkan dia dari kegunaan yang lebih jauh terhadap Roma Katolik. Indulgensi berhubungan dengan mengurangi penghukuman sementara terhadap dosa, dan dimaksudkan untuk mengurangijangka waktu dari penderitaan seseorang di dalam api purgatori setelah kematian. Itu biasanya dianugrahkan oleh Paus berdasarkan jasa-jasa darah Kristus, ditambah jasa-jasa dari Sang Perawan dan para Santo (orang-orang kudus). Hal itu dianugrahkan sebagai upah terhadap perbuatan-perbuatan kebaikan/amal, atau pengabdian, atau penebusan dosa secara sukarela. C. GUNAKAN VERSI KATOLIK ROMA. Pada tempat yang ketiga, saya sarankan bahwa pekerja perorangan menggunakan suatu versi Alkitab Katolik Roma. Mereka diajar bahwa versi-versi Protestan itu sudah diputarbalikkan dan kacau. Karena itu, kita harus menunjukkan kepada mereka, bahwa kita tidak takut menggunakan versi-versi mereka. Adalah benar bahwa versi-versi Katolik Roma membawa footnote-footnote Katolik Roma yang kadang-kadang mengimbangi arti ayat yang jelas. Walaupun, ayat itu di sana, dan walaupun ada beberapa rujukan yang bisa kita perdebatkan, namun itu tidak cukup untuk mengaburkan Injil. Alkitab resmi Gereja Katolik Roma adalah Vulgata Latin. Karena itu, versi bahasa Inggris mereka dibuat dari bahasa Latin—walaupun bukan berarti tanpa mencantumkan ayat kepada bahasa aslinya. Ada dua edisi yang seseorang bisa gunakan; yaitu Douay, yang untuk waktu yang lama telah dikenal sebagai versi Katolik Roma Bahasa Inggris, dan edisi yang lebih terkini dari Perjanjian Baru yang disediakan di bawah perlindungan Komite Episkopal dari Confraternity Doktrin Kristen. Saya percaya aitu adalah secara umum merujuk kepada Edisi Confraternity. Itu melahirkan Imprimatur. Dari Bishop Paterson dan Nihil Obstat dari tiga klergi; sebagai tambahan kepada persetujuan Kardinal Tisserant. Seseorang akan menemukannya dalam banyak hal suatu terjemahan yang luar biasa. Itu khususnya kuat dalam surat kepada orang-oranag Ibrani, dimana ada banyak tekanan mengenai pengorbanan Kristus sekali untuk selama-lamanya (Lihat, misalnya, Ibrani 7:27). D. JINDARI PERNYATAAN-PERNYATAAN YANG MENGHUJAT. Hal keempat untuk diingat adalah hindarkan semua pernyataan fitnahan/hujatan mengenai gereja mereka. Sejarah gereja Roma tidak kurang dari noda-noda yang sangat gelap. Seseorang dapat dengan mudah menghujat beberapa Paus, atau menuntut terhadap Gereja Katolik Roma sehubungan dengan politik yang mereka jalankan, atau menunjukkan bagaimana hal itu telah menjadi pemicu penganiayaan berdarah yang pahit, atau menghujat keinginannya yang tinggi itu. Tak satupun dari hal-hal itu, yang akan membuat Katolik Roma mendengarkan pekabaran Injil. Hal itu hanya akan menimbulkan pertentangan bagi dia. Lagi pula, usaha kita bukanlah untuk menyinggung soal bekas-bekas lama Gereja Roma, namun untuk mengarahkan seseorang kepada Seorang Juruselamat yang hidup dan hadir. E. HARGAI SI PERAWAN MARIA. Hal kelima, sama dengan yang keempat, adalah mengenai suatu sifat yang negatif. Denga cara tidak mengatakan secara tidak hrmat mengenai san Perawan Maria. Gereja Roma telah sangat mengagungkannya, tapi itu tidak menilai pendapat kita suatu sikap yang berlawanan kepadanya. Kita harus menghindarkan untuk tidak memanggil dia ibu Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Katolik Roma, tapi kita dapat dengan sangat baik menggunakan bahasa yang digunakan oleh Elizabet dan merujuk kepada dia sebagai ibu Tuhan kita (Lukas 1:43). Suatu pertunjukan yang tepat tentang menghargai bagi ibu perawan akan menghindarkan pertentangan bagi Katolik Roma yang meyakini bahwa kita sebenarnya mengabaikannya, dan saya khawatir beberapa orang Protestan telah memberikan kepada mereka alasan yang baik untuk mempercayai hal itu. Apa yang kita ingin lakukan ialah untuk memusatkan pikiran sahabat-sahabat kita dari Katolik Roma akan kecukupan dari Kristus Yesus. Kita tidak perlu mengurangi penghargaan Maria untuk melakukan hal yang demikian. F. AMBIL HAL-HAL YANG UMUM. Jika kita menekankan hal-hal perbedaan kita, ada sedikit kesamaan dari penemuan kita suatu tempat pertemuan umum pada kaki Kristus. Adalah benar bahwa sebelum kita menyelasaikan beberapa perbedaan kita akan diselesaikan ke dalam penyelesaian yang berani, namun buatlah hal itu jelas bahwa kita percaya kepada halhal yang umum. Cobalah hal itu pada ilham dari Alkitab, Trinitas yang suci, Ketuhanan Kristus, kematianNya bagi dosa-dosa kita, dan kebangkitanNya, kepribadian Roh Kudus, kedatangan Kristus yang kedua, hidup yang kekal, dan penghakiman. Anda akan menemukan bahwa mereka akan sependapat dengan anda mengenai hal-hal tersebut. Sekali lagi letakkan dasar mengenai kepercayaankepercayaan yang umum, itu tidak akan terlalu sukar untuk berhubungan dengan beberapa perbedaan yang akan mempengaruhi jalan keselamtan. G. HAL-HAL YANG PERLU DITEKANKAN. Saran saya yang ketujuh adalah mengenai hal-hal yang harus kita tekankan. Saya ingin katakan bahwa ada empat hal yang perlu ditekankan, antara lain: a. Tunjukkan bahwa keselamatan itu adalah sekarang (Yohanes 5:24 ; Yohanes 6:47). Hampir secara universal mereka percaya bahwa keselamtan adalah sesuatu yang anda terima sesudah kehidupan ini. b. Tekankan keselamatan terlepas dari perbuatan-perbuatan (Roma 4:4,5; Efesus 2:8,9; Titus 3:4-7). Seluruh jalan keselamatan mereka adalah melalui usaha manusia, sementara, tentu, emreka tidak menolak pekerjaan penebusan Kristus. c. Tunjukkan doktrin Alkitab mengenai jaminan/kepastian (Yohanes 10:27-29; 1 Yohanes 5:13; Roma 10:9-13). Sistem mereka tidak memberikan jaminan keselamatan. d. Tekankan mengenai pergi secara langsung kepada Krsitus (Yohanes 14:6; 1 Timotius 2:5; Ibrani 7:25). Mereka ditunutn kepada pengantaraan seperti sang perawan Maria, para Snato, dan para imam. Itu adalah empat hal yang merupakan titik kelemahan dari posisi Roma yang menjadi bukti yang paling kuat. Kita harus mendekati hal-hal ini dengan hati-hati dan dengan lemah lembut. Mereka bisa saja menolak. Misalnya, mereka akan berkata bahwa doktri keselamtan sekarang cenderung menyebabkan kehidupan seseorang menjadi sembarangan, atau bahwa keselamtan terpisah dari perbuatan adalah perbuatan yang tidak bermoral, atau bahwa anda tidak dapat mengetahui bahwa anda diselamatkan hingga anda telah mengalami kematian, atau bahwa mereka tidak layak pergi secara langsung kepada Kristus, tapi meyakini Alkitab, dan mempercayai Roh Kudus untuk meyakinkan mereka akan kebenaran. Biarlah semuanya itu dilakukan dalam kasih, dan dengan banyak berdoa. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Bagaimana anda membedakan antara doktrin Kelahiran Perawan dan Konsepsi Imakulasi? Mengapa kemudian doktrin itu dikemukakan? 2. Tuliskan penjelasan yang singkat mengenai sistem Katolik Roma mengenai indulgensi. 3. Apakah artinya Imprimatur dan Nihil Obstat? 4. Mengapa kita menyebut Maria ibu Tuhan kita, namun menolak untuk memanggil dia sebagai ibu Allah? 5. Daftarkan dan jelaskan empat hal utama yang perlu ditekankan dalam menyajikan Injil Yesus kepada orang-orang Katolik Roma? PELAJARAN 23 Orang Yahudi A. PERSIAPAN UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YAHUDI. 1. Kembangkan Sikap Hati yang Benar. Persiapan untuk berhubungan dengan orang-orang Yahudi terhadap hubungan mereka dengan Yesus Kristus harus dimulai dengan hati. Kecuali kita memiliki sikap/watak menjadi seorang pengumpan-Yahudi, kita tidak akan layak bagi pekerjaan ini. a. Barangkali hal itu diperdebatkan bahwa mengumpani orang Yahudi adalah praktik zaman pertengahan, dan tidak memiliki tempat dalam abad keduapuluh yang canggih seperti sekarang ini, apalagi di benua Amerika yang serba bebas. Sejauh penganiayaan terbuka diperhatikan, barangkali hal itu benar. Namun, watak bukanlah hal yang tidak lazim sebagaimana yang seseorang harapkan. Misalnya tanda seperti, “Khusus Untuk Orang-orang Kafir,” kelihatannya sudah jarang, menunjukkan bahwa penghalang belum benar-benar dirubuhkan. Di banyak tempat dimana pengasingan dari masyarakat tidak dipaksakan, orang Yahudi, kendatipun demikian adalah persona non grata. Bahkan di antara orang-orang Kristen sendiripun sering yerdapat adanya suatu watak yang dibesar-besarkan tentang kecenderungan-kecendeerungan yang tidak menyenangkan dari orangorang Yahudi, dimana jarang sekali ditemukan kata-kata pujian atau penghargaan mengenai kualitas yang lebih baik dari bangsa itu. b. Jika kita ingin memenangkan mereka, kita harus pertama-tama memenangkan diri kita sendiri kepada suatu titik pandang yang benar-benar baru, dan belajr memperhatikan orang-orang Yahudi di dalam terang kebutuhan mereka, dan kesempatan mereka. Kita tidak boleh memperlakukan mereka sebagai suatu umat yang telah ditinggalkan-Allah sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan kerasulan, “Adakah Allah mungkin telah menlak umatNya? Sekali-kali tidak!” (Roma 11:1). 2. Pahami Mereka. Suatu langkah yang lebih jauh dalam persiapan untuk berhubungan dengan orang-orang Yahudi harus dikaitkan dengan pemahaman kita tentang mereka. Akan menjadi hal yang baik bagi semua yang terlibat dalam bersaksi kepada orang Yahudi untuk membaca sejarah yang baik mengenai bangsa itu, yang dimulai dengan hak Abraham sampai kepada zaman moderen.1 Pandanglah mereka sebagi umat pilihan Allah, sebagai saksi Allah ditengah-tengah bangsa-bangsa kafir. Pandanglah mereka dalam ujian-ujian mereka dan penderitaan mereka, dalam kegagalan-kegagalan dan penilaian mereka. Pandanglah mereka dalam perasaan mereka terhadap panggilan Ilahi, namun di bawah tumit penganiaya mereka. Pandanglah mereka sebagai orangorang yang tercerai-berai sampai ke ujung-ujung bumi, yang ditolak, dibenci, ditakuti, dan sebagai obyek-obyek percobaan, penyalahgunaan, kekasaran, sebagai kambinghitam para penganiaya mereka. Pandanglah mereka tersesat dari negeri ke negeri, terdesak ke dalam kampung-kampung halaman mereka (ghetto), dibantai oleh tindakan kejam para pembunuh kejam, dan semuanya ini dilakukan oleh tangan-tangan dari mereka yang menyebut diri mereka sebagai orang-orang Kristen. Abad-abad yang tidak aman tersebut, penganiayaan, dan tindakan penekanan tentu dapat menjelajah jauh untuk menjelaskan sifat-sifat itu yang begitu diperhatikan terhadap mereka, namun yang tidak perlu diperhitungkan di sini. Kita harus menyebutkan hal-hal itu penyalit-penyakit psikologi, yang disebabkan oleh perlakuan oleh mereka yang disebut Kristen. 2. Kenali Sifat-sifat yang Mengagumkan. Bukan hanya kita harus memahami sebab dari kualitas yang sedikit menyenangkan yang terdapat dalam diri orang Yahudi, melainkan kita juga harus benar-benar mengenali sifat-sifat atau tingkah laku yang mengagumkan, yang mereka miliki secara umum, dan sebagai pribadi-pribadi. Bukan hanya mereka yang terlibat dalam dunia usaha, tetapi dalam hal seni dan ilmu pengetahuan yang mereka telah sumbangkan sangat berjasa. Dalam bidang kenegeraan, mereka jauh melihat, dan dengan semua hal ini, mereka telah menyumbangkan tenaga dan keputusan yang besar. 3. Hargai Kontribusi Rohani Mereka. Walaupun mereka memiliki kekurangan dan kegagalan, kita jangan lupa bahwa mereka adalah agen melalui siapa Allah telah mengaruniakan dan mempercayakan pernyataan akan DiriNya kepada suatu dunia yang diliputi dengan penyembahan berhala. Kecuali Lukas, Alkitab kita ditulis melalui tangan-tangan orang Yahudi, dan Tuhan kita sendiri datang ke dalam dunia ini dari benih Abraham. Memang benar bahwa penolakan mereka secara nasional kepada Kristus telah merampas mereka terhadap kesempatan menjadi umat pilihan. Tetapi kita mengingat bahwa melalui ketidakpercayaan mereka pintu keselamatan telah terbuka bagi kita, dan sekarang hal itu adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk membawa kepada mereka Injil yang pertama-tama disampaikan kepada mereka. 1 Cecil Roth, A Bird’s-eye View of Jewish History (Cincinnati 2: Union of American Hebrew Congregation). Paul Goodman, A History of The Jews (Claveland: World Publishing Co.). Lady Magnus, Outlines of Jewish History (Philadhelphia: Jewish Publication Co. of America). B. BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YAHUDI. 1. Tampilkan Yesus Sebagai Mesias. Sebagaimana hal itu adalah merupakan pekabaran kerasulan kepada orangorang Yahudi, demikian pula itu harus menjadi bagian kita untuk menyaji8kan Yesus sebagai Mesias. Akan merupakan hal yang baik jika kita menggunakan metode rasul menjadi metode kita juga. Metode itu harus dimulai dengan Perjanjian Lama, ambil beberapa pasal besar yang isinya mengenai nubuatan mengenai Kristus, dan tunjukkan bahwa hal itu telah digenai di dalam Yesus dari Nazaret. Hal ini, sebenarnya adalah metode Yesus sendiri terhadap murid-muridNya sementara Ia menunjukkan kepada di dalam seluruh Alkitab hal-hal yang menyangkut mengenai DiriNya, khususnya fakta bahwa Kristus harus menderita dan masuk dalam kemuliaanNya (Lukas 24:26.27). Suatu kursus pembelajaran yang baik dalam persiapan bagi hal ini akan menjadi suatu ujian dari semua pasal-pasal dalam Perjanjian Lama yang digunakan dalam Perjanjian Baru yang merujuk kepada Kristus, dan telahy ditunjukkan bahwa hal itu telah digenapi dalam Yesus orang Nazaret (Lihat Apendiks A, halaman 246). Seseorang yang menguasai hal ini akan benar-benar diperlengkapi untuk menampilkan Kristus Yesus kepada setiap orang Yahudi. Literatur dari Biblical Research Society akan ditemukan yang sangat membantu di dalam persiapan yang demikian, khususnya buku karya Dr. David Cooper, yang berjudul Messiah, his Nature and Person.2 2. Tekankan Mengenai Perlunya akan Keselamatan. Namun sementara kemesiasan Yesus harus menjadi figur pusat dalam kesaksian kita kepada orang Yahudi, kita hendaknya jangan melupakan bahwa mereka adalah orang-orang berdosa yang memerlukan keselamatan, sama seperti orang lain. Mereka harus dibawa muka dengan muka terhadap fakta keberdosaan pribadi mereka. Para nabi Perjanjian Lama memiliki banyak hal yang harus dikatakan mengenai hal ini, jadi Perjanjian Lama dapat digunakan dalam hal ini.3 Sejalan dengan hal ini adalah fakta bahwa sejak pemusnahan bait suci mereka, mereka tidak memiliki sistem upacara pengorbanan bagi dosa-dosa mereka. Mereka mempunyai beberapa ritual, namun tanpa baitsuci dan mezbah, mereka tidak memiliki jawaban kepada upacara korban yang demikian. Kita tentunya mengetahui, bahwa upacara korban bakaran kuno tersebut tidak menghapus dosa-dosa mereka, tetapi hal itu adalah merupakan lambang anugrah Allah, yang menunjuk kepada suatu korban yang lebih besar yang sebenarnya berhubungan dengan penebusan dosa umat manusia. Ini adalah kesempatan kita untuk menunjuk kepada Anak Domba Allah sebagai jawaban kepada keperluan mereka dan kepada kekurangan mereka yang terbesar dalam semua ritual mereka saat ini. 2 David Cooper, Messiah, His Nature and Person (Los Angeles 65: Biblical Research Society, 4005 Verdugo Rd.). 3 Pasal tersebut dapat ditemukan dalam Yesaya 1:18 ; 53:5, 6 ; Yeremia 2:13,22). 3. Tampilkan Rencana Allah bagi Orang-orang Yahudi. Dalam beberapa lingkaran di dalam gereja Kristen, telah dianggap bahwa tidak ada masa depan bagi orang-orang Yahudi. Namun mereka yang memiliki paham persuasi percaya bahwa janji-janji bagi terbentuknya kembali bangsa Yahudi belum digenapi di dalam gereja, melainkan sedang menunggu kedatangan kembali dari Tuhan Yesus. Banyak orang Yahudi yang telah dimenangkan kepada Kristus oleh menunjukkan rencana ini, dan oleh menunjukkan hubungannya dengan zaman masa kini kepada rencana itu. Seseorang yang mau menggunakan pendekatan ini harus mengadakan pembelajaran yang hati-hati mengenai ayat-ayat Alkitab yang bersifat nubuatan, dan melihat bahwa ia mengetahui darimana ia mulai berbicara. 4. Amaran-amaran Praktis. Ada tiga perkara praktis yang saya suka sebutkan sebelum menutup pasal ini. a. Saya harus mengatakan suatu amaran kepada setiap orang yang ingin berhubungan dengan orang-orang Yahudi tidak untuk memaksa di atas kesalahan bangsa Yahudi dalam kematian Kristus. Memang benar bahwa mereka bersalah, namun tidak terlepas juga orang-orang kafir. Jika Imam Besar Israel, para perwakilan orang Yahudi, menangani Yesus kepada Pilatus dengan suatu permintaan agar Dia disalibkan, Pilatus, menunjukkan kuasa Roma dan bangsa-bangsa kafir, telah memperlakukan Yesus dengan ketidakadilan yang lengkap, dan dalam kepentingannya sendiri mengirim Yesus kepada salib. Kita juga harus menghadapi fakta bahwa jika Kristus menderita bagi dosa-dosa kita, maka kita turut menanggung kesalahan kita sendiri bagi kematianNya. Oleh karena itu jangan menutup bangsa Yahudi sebagai pembunuh-Kristus, namun dengan terus terang mengakui bahwa kita berdiri bersama-sama dalam pertanggungjawaban ini. b. Jelaskan perbedaan antara seorang Kristen dan seorang kafir. Orang-orang Yahudi telah menderita di tangan banyak orang yang mengaku akan nama Kristus tetapi yang hanya memanfaatkan panggilan mereka sebagai orang-orang Kristen yang menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi. Oleh sebab itu, kita bisa menunjukkan kepada sahabat-sahabat Yahudi kita bahwa ada suatu perbedaan yang besar antara seorang non-Yahudi dan seorang Kristen. Ini adalah suatu tempat dimana kita dapat menggunakan ayat-ayat Alkitab, Perjanjian Baru, untuk menunjukkan bagaimana kita berada di bawah kewajiban sebagai orang-orang Kristen untuk mengasihi semua orang, termasuk orang-orang Yahudi (Roma 13:810 ; 1 Korintus 13). c. Bersiaplah untuk menunjukkan kepada seorang Yahudi bahwa dalam menjadi seorang Kristen ia tidak berkurang keYahudianny, melainkan bahwa gantinya ia menjadi orang Yahudi yang sejati. Ini adalah juga tempat untuk menggunakan Perjanjian Baru, untuk menunjukkan bagaimana Petrus (Kisah 2:29 ; 3:13), dan Yohanes (Wahyu 7:4-8), dan Paulus (Roma 9:1-5) adalah tetap masih sebagai orang-orang Yahudi ketika mereka memeluk Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka, dan bahwa kesetiaan mereka kepada bangsa mereka adalah lebih baik daripada sebelum mereka mengenal Kristus. Seseorang bisa pergi untuk menunjukkan bawha seorang Yahudi tidaklah benar-benar menikmati kesempatankesempatannya sebagai seorang Yahudi (Roma 2:28,29) hingga ia telah memasuki ke dalam hubungan pribadi dengan Sang Juruselamat, Sang Mesias, Sang Anak Allah. Sebagaimana dalam semua bagian lain dalam penginjilan perorangan, hal ini juga harus melibatkan banyak doa. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Apa yang dimaksud dengan mengumpani-orang Yahudi? Apakah ada bukti-bukti mengenai hal ini di Amerika? 2. Apakah ghetto itu? Apakah efek yang dimiliki dalam kehidupan ghetto terhadap sifat bangsa Yahudi? 3. Daftarkan beberapa kualitas yang terkenal dari kaum Ibrani, dan berikan beberapa contoh! 4. Bagian apakah yang telah dimainkan oleh bangsa Yahudi dalam rencana keselamatan? 5. Apakah metode kerasulan dalam menampilkan Kristus kepada orang Yahudi? 6. Lembaga besar apakah yang tidak ada lagi dalam peribadatan Yahudi saat ini? Bagaimana Injil memenuhi ketiadaan tersebut? 7. Diskusikan pernyataan berikut ini: Seorang Yahudi bukanlah orang Yahudi yang sejati sampai ia menjadi seorang Kristen! PELAJARAN 24 Hal-hal Khusus dalam Penginjilan Pribadi Keadaan-keadaan dimana penginjilan pribadi dapat berjalan dengan baik begitu banyak dan bervariasi sehingga tidak mungkin mengambil semua hal itu menjadi bahan pertimbangan. Pekerja Kristen tidak akan merasa ragu untuk menemukan suatu bidang khusus dimana dia dapat bekerja dengan lebih efektif. Demikian pula dia akan mempelajari bagaimana menerapkan prinsip-prinsip umum kepada suatu jenis pelaksanaan. Beberapa bidang yang paling menguntungkan harus cukup memberikan pertimbangan bagi kita. A. PENGGUNAAN TRAKTAT. Kita baru disadarkan kepada nilai dari cetakan. Sebagai orang-orang Kristen yang menginjil kita telah bertindak lambat untuk memperkenalkan senjata yang luar biasa ini, padahal kitalah yang pertama telah berada di ladang. Kenyataan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada kita pernyataanNya dalam bentuk sebuah Buku, dan menyebutnya, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun” (Ibrani 4:12)—seharusnya telah mengindikasikan kepada kita tentang pentingnya menyampaikan Firman yang telah dicetak dalam setiap bentuk yang tersedia. Sebagai gantinya, kita telah menjalankan penyebaran literatur Kristen, termasuk Firman itu sendiri, sementara kuasa-kuasa yang melawan telah menyebarkan benih-benih kejahatan mereka dimana-mana. Saat ini, dengan tingkat kemampuan membaca yang tinggi (dapat membaca),1 kesempatan kita bertambah secara luas, sementara kegiatan dari orang yang tidak percaya/Komunis dan keyakinan-keyakinan palsu lainnya dalam bidang ini menuntut suatu pergerakan besar yang maju oleh Gereja milik Yesus. Salah satu aspek evangelisasi melalui literatur ialah penggunaan traktat-traktat, dimana semua dari kita boleh terlibat. Barangkali harapan untuk melihat hasil-hasil yang segera cenderung membuat kita kurang berminat dalam pekerjaan ini, karena hal itu adalah suatu bentuk evangelisasi dimana kita harus meyakini hasil-hasilnya tanpa melihat mereka. Untuk alasan inilah setiap pekerja pribadi harus memiliki salinan 1 Rusia mengklaim suatu pertumbuhan dalam bidang membaca dalam 13 tahun dari 9 persen menjadi 95% (Missionary Broadcaster, November, 1995). Demikian pula Jepang diketahui lebih melek huruf dibandingkan dengan Amerika Serikat. Afrika juga membuat kemajuan yang pesat dalam hal ini. traktat Arthur Mercer, Propaganda,2 dan membacanya secara beruang-ulang untuk mengingatkan dia bahwa menabur di tepi air sungguh adalah suatu pekerjaan yang menguntungkan. Berikut adalah paragraf yang menggambarkan suatu reaksi rantai yang benar-benar, dan yang seharusnya mendorong dan menguatkan para penyebar trakta: Adalah tidak mungkin untuk mengikuti arah dan sejarah setiap buku atau brosur yang telah diberikan dengan penuh doa, akan tetapi tirai itu telah diangkat sekarang dan akan terus diangkat, untuk memberikan kepada kita kekuatan, untuk menunjukkan bahwa ada pahala yang ajaib sedang menunggu mereka yang akan melakukan pekerjaan ini dengan setia dan dengan penuh doa; dan kebaikan yang sebuah buku atau sebuah brosur bisa lakukan, yang diberkati oleh Allah, tidak akan pernah, barangkali, lebih berkuasa digambarkan daripada dalam kasus sebuah brosur yang dibawakan dalam kantong seorang penjaja ke pintu ayah Richard Baxter. Itu adalah alat pertobatan dari Richard Baxter, pengkhotbah dari Kidderminster. Baxter menulis Saints’ Everlasting Rest , yang membuahkan pertobatan Phillip Doddridge. Doddridge menulis The Rise and Progress of Religion in the Soul, yang menghasilkan pertobatan William Wilberforce. Wilberforce menulis Practical View nya, yang membuahkan pertobatanLegh Richmond, dan Legh Richmond menulis Dairyman’s Daughter nya, yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari limapuluh bahsa, dan telah membuahkan pertobatan ribuan jiwa. Lebih jauh, hal itu dikaitkan bahwa ketika Dr. Goodell, dari American Board, sedang melewati Nicomedia tahun 1832, tidak punya waktu untuk singgah, dia meninggalkan sebuah salinan Dairyman’s Daughter kepada seorang asing yang ditulis dalam bahasa Armenian-Turkish. Tujuhbelas tahun kemudian dia mengunjungi Nicomedia, dan menemukan sebuah gereja dengan anggotanya lebih dari 40 orang, dan sebuah perkumpulan Protestan lebih dari 200 orang. Brosur itu (bagi ayah Richard Baxter), dengan berkat Tuhan, telah melakukan pekerjaan itu. Seandainya si penjaja itu dapat mengetahui bagaimana satu benih yang dia taburkan pada hari itu akan menghasilkan buah yang lebat! 1. Bersikap Sopan. Memberikan traktat adalah seni yang indah. Banyak pekerjaan yang baik menjadi kacau atau dirusakkan, karena kurangnya kesopanan. Pada suatu kali saya mengunjungi sekolah Alkitab. Seorang murid, rupanya sedang memperhatikan seorang asing, melintasi halaman, dan tanpa berbicara ia memegang sebuah traktat untuk menarik perhatian saya. Wajahnya sedih dan murung, seolah-olah tindakannya itu adalah satu tugas yang kejam yang menuntut semua perhatiannya yang harus dilakukannya. Saya kagum dengan kesetiaan yang dimiliki pria muda itu, namun saya tidak dapat kecuali memperhatikan bahwa caranya itu dalam membagikan traktat akan ditolak gantinya menarik perhatian orang yang akan menerima traktat. 2 W.S.M.U. Serinya bisa diperoleh dari Mr. Arthur Mercer, Rozel, 7, Sunnyside, Wimbledon, S.W. 19, England. 2. “Perkenalkan” Traktat. Sebuah traktat harus selalu “diperkenalkan.” Dengan suatu senyuman yang bersahabat dan kata-kata yang tepat mengenai traktat akan membuat semua perbedaan. Kemudian itu harus ditawarkan, bukan dipaksakan. Cara memegangnya, juga penting. Itu harus dipegang dengan judul di bagian atas dan menghadap kepada siapa itu diberikan. Hal itu, kelihatannya, sederhana namun memerlukan teknik dalam memberikan traktat. Itu harus merupakan tindakan alamiah yang sempurna, tidak menimbulkan rasa malu ataupun keraguan. Kecuali hal-hal ini dilakukan, si calon penerima traktat akan cenderung menolak traktat yang ditawarkan. Namun apa yang akan saya katakan ketika memberikan sebuah traktat kepada seseorang? Banyak yang akan bergantung kepada keadaan/situasi. Jika itu bisa diperkenalkan dengan referensi/keterangan kepada sesuatu yang berada dalam pikiran seseorang, akan lebih baik. Misalnya, dalam situasi yang menghangat mengenai suatu pemilihan seseorang boleh menyarankan bahwa ada seseuatu mengenai voting yang paling penting tentang seseorang yang akan selalu dikucilkan. Dimana situasi setempat tidak mengijinkan, seseorang sedikitnya boleh mengatakan, “Ini telah memnolong saya lebih dari segalanya yang pernah saya alami, dan saya suka membagikannya dengan anda.” Sebuah traktat barangkali bisa diberikan kepada seorang jurubayar dengan pernyataan, “Ini akan menceritakan anda mengenai hal yang paling berharga di atas dunia, tapi anda bisa mendapatkannya dengan cuma-cuma.” Hal yang yang penting ialah menyampaikannya secara individu, bukan seperti distribusi borongan. 3. Hindarkan Distribusi Obralan. Ini membawa pertanyaan mengenai distribusi borongan/obralan. Haruskah seseorang berdiri di sebuah sudut jalan sambil “membagikan” traktat? Kita telah mendengar bahwa di Jepang hal ini berhasil dilaksanakan, sebab setiap orang di sana nampaknya lapar akan sesuatu untuk dibaca. Di negara ini, bagaimanapun juga, dimana literatur begitu melimpah ruah, metode ini tidak cukup bagus. Itu tidak membantu untuk melihat jalan ditaburi dengan traktat-traktat yang ditolak. Di luar suatu misi, atau atau di pusat lainnya, dimana distribusi/penyebaran dilakukan dalam hubungannya dengan suatu undangan untuk masuk, suasana yang bebas mungkin bisa dimanfaatkan dalam hal ini, namun sebagai suatu praktik yang tetap saya tidak menguatkannya. “Bom-bom” Injil dilemparkan dari mobil-mobil di jalan raya, mungkin merupakan kategori yang berbeda. Keingintahuan mungkin cukup kuat untuk menyebabkan untuk membuka bungkusan-bungkusan itu dan membacanya. Memang, itu masih bisa dilakukan, tapi jujur saja, bahwa individu menawarkan sebuah traktat adalah cara yang lebih baik. 4. Gunakan Traktat yang Menarik. Saat ini tidak ada alasan untuk menawarkan/menyediakan traktat-traktat yang tidak menarik yang kelihatan murah. Karena teknik-teknik percetakan yang moderen digunakan untuk departemen literatur ini, adalah mudah untuk mendapatkan traktattraktat semenarik sesuatu di dalam dunia sekuler ini, sementara pada saaat yang sama membawakan pekabaran terbesar di dalam dunia. Namun sebuah traktat adalah lebih daripada persediaan dan pencetakan yang baik. Ada teknik sebanyak dalam menulis traktat dan mencetak atau memberikannya. Sebuah traktat adalah seperti sebuah editorial/redaksi. Itu harus memberikan perhatian. Itu harus mengatakan apa yang harus dikatakan dengan singkat dan jelas. Itu bukan seperti khotbah. Pendekatannya harus secara psikologis bahkan sebagaimana pekabarannya pun haruslah bersifat doktrinal. Misalnya, saya melihat sebuah traktat belakangan ini yang dimulai dengan, “Saya punya sebuah pertanyaan untuk anda.” Reaksi seseorang secara langsung terhadap traktat itu ialah, “Memangnya siapa anda mau menanyakan pertanyaanpertanyaan kepada saya?” Orang merasa malu untuk ditanyai. Suatu pendekatan yang lebih baik seharusnya: “Saya punya sesuatu yang paling berharga untuk dibagikan dengan anda.” “Pertanyaannya” bisa menyusul kemudian. Ada kebutuhan yang menjadi perbedaan dalam hal traktat-traktat apa yang digunakan dan juga perhatian dalam cara menggunakan mereka. 5. Dukunglah Pembagian Traktat Dengan Doa. Sama halnya dengan kegiatan penginjilan yang lain, pemberian traktat in I harus disertai dengan banayak berdoa—doa untuk tuntunan dalam membagikan traktattraktat itu, dan doa untuk kesejahteraan Firman itu di dalam membuka hati manusia kepada Kristus. Sebuah kartu Injil di dalam dompet “Sister Abigail,” yang didukung dengan doa, adalah alat pertobatan bagi seorang pencopet yang mencuri dompetnya, dan bagi dua orang sahabatnya, ketiga orang tersebut menjadi pemenang-jiwa yang sungguh-sungguh.3 B. KUNJUNGAN RUMAH SAKIT. Suatu bidang yang luar biasa bagi penginjilan pribadi adalah rumah sakit. Chaplain Alvin Bray, dari Cook County Hospital di Chicago, menyebutnya suatu “alamiah” bagi penginjilan. Dalam diri orang yang sakit nampaknya dihubungkan dengan hubungannya dengan Tuhan dan kesejahteraan jiwanya. Namun hal ini tidak harus bergantung terlalu banyak. Orang yang sakit lebih mudah merasa terganggu dan jengkel, dan pendekatan kepada mereka harus dengan sikap yang hati-hati. 1. Bekerjasama Dengan Pihak Rumah Sakit. Biasanya adalah lebih baik untuk bekerjasama dengan pihak rumah sakit jika seseorang ingin terlibat dalam kunjungan ke rumah sakit. Kunjungan-kunjungan bebas biasanya tidak diperkenankan, dan itu bisa dianggap sebagai pengganggu-pengganggu. Namun demikian, kekuasaan-kekuasaan rumah sakit, akan memberikan ijin-ijin yang diperlukan kepada seseorang yang datang untuk berkunjung dengan sanksi-sanksi yang cocok. Untuk melaksanakan pekerjaan ini tanpa ijin bukan hanya akan menemui 3 Clara S. Feidler, Sister Abigail (Buffalo: Sword and Shield Book Store), hal. 187-195. penolakan, namun juga akan membuatnya lebih sulit bagi orang lain untuk menerima otorisasi. 2. Hargai Keinginan-keinginan Pasien. Seorang pengunjung rumah sakit harus menyediakan dirinya sendiri bagi seorang pasien daripada menonjolkan dirinya sendiri di atas kepentingan orang yang dibesuk. Keengganan/keseganan untuk menerima tamu/pengunjung tidak perlu menjadi penghalang atau sifat yang buruk, dan ketika seseorang menghargai harapanharapan si pasien yang dinyatakan, itu nampaknya membuat dia lebih berterima pada kunjungan berikutnya. Memaksakan kunjungan dimana seseorang tidak menghendakinya hanya akan menimbulkan prasangka atas kunjungan kita. 3. Singkat, Bergembira, dan Tenang. Tiga kata harus selalu diingat oleh merekayang berhubungan dengan orangorang yang sedang sakit—singkat, ceria, dan bersikap tenang. Salah satu dari keluhan mendasar dari kekuasaan-kekuasaan rumah sakit yang tidak berkesudahan adalah, pengunjung yang gaduh yang membawa segala jenis gosip yang yang dungu kepada pasien. Pekabaran/pesan kita dapat diberikan dalam kata-kata yang yang sederhana saja. Itu adalah pesan yang menggembirakan. Itu adalah pesan damai sejahtera. Oleh karena itu tidak ada alasan/maaf bagi kegagalan kita untuk berbicara singkat, ceria, dan bersikap tenang. Tentu, jika orang yang sedang sakit ingin agar dilepaskan dari beban hatinya, seseorang harus mendengarkannya; namun jangan lupa agar si pasien boleh dikendalikan, dan jangan diijinkan untuk membahayakan kesembuhannya oleh terlalu banyak emosi atau membuang-buang tenaga dalam berbicara. Hikmat yang banyak diperlukan di sini. Praktik dalam membagikan traktat dari tempat tidur ke tempat tidur, menaruhnya di atas tempat tidur atau di sisi-sisi meja tanpa ijin dai si pasien, adalah tidak etis. Traktat yang hendak kita berikan harus ditawarkan terlebih dahulu, dan ditinggalkan hanya melalui persetujuan si pasein. 4. Pilihlah Traktat Dengan Bijaksana. Di sini adalah sebuah kasus dimana pilihan/memilih traktat-traktat sangat penting. Judul-judul yang mencolok tidak punya tempat di sini, dan pekabarannya haruslah yang bersifat kebenaran Injil yang positif, yang dikemas dengan kuat dengan kasih dan kelembutan Allah. Beberapa orang semangat tapi tidak bijaksana, sementara berpura-pura berbicara kepada seseorang, telah mencoba mengkhotbahkan secara keseluruhan, meningkatkan volume suara sehingga semua orang bisa mendengarnya. Sedikitnya ini adalah citarasa yang buruk. Adalah hal yang memalukan bagi seseorang yang diajak bicara, yang sifatnya mengganggu ataupun merepotkan bagi semua orang yang ada di sekitarnya. Berbicara dengan tenang, memberikan semua buah pikiran dan perhatian anda kepada seseorang. Jika pasien di tempat tidur sebelah punya pendengaran yang tajam, dan mendengarkan apa saja yang anda katakan, sikap ketenangan anda dan buah pikiran anda bisa menuntun dia untuk menerima Yesus, Juruselamatmu. 5. Bekerjasama Dengan Staf. Kita mengakui bahwa kesejahteraan rohani dari pasien adalah hal yang paling utama, dan dalam beberapa rumah sakit itu diakui kebenarannya. Saya ingat ketika mendengarkan seorang superintenden, pada saat mengikuti upacara capping, mendesakkan bahwa para perawat harus mengingat tanggungjawab mereka kepada jiwa-jiwa demikian pula kepada jasmani-jasmani para pasien mereka. Itu adalah sebuah rumah sakit Kristen! Pada saat yang sama, orang-orang tersebut telah membawa tubuh-tubuh orang yang sakit/pasien mereka di sana untuk dirawat, dan para perawat tersebut berada di bawah peraturan untuk melaksanakan program khusus perawatan bagi masing-masing pasien. Kita harus memberikan tempat bagi perawat dalam lingkaran tugasnya, dan jangan memaksakan prioritas pelayanan kerohanian kita. Kita akan mempromosikan pelayanan kerohanian kita lebih banyak lagi melalui kerjasama dan buah pikiran yang baik melalui sikap yang agung. C. PERTEMUAN-PERTEMUAN DI UDARA TERBUKA. Pertemuan di udara terbuka menyediakan kesempatan-kesempatan yang baik bagi pekerjaan penginjilan pribadi. Hal ini, tentunya, merupakan kesaksian yang memerlukan kerjasama dari kelompok yang mengorganisasikan pelayanan di udara terbuka, namun pekerja penginjilan perorangan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha itu. 1. Undang Ke Dalam Lingkaran. Usaha pertama pekerja Injil pribadi adalah akan mengundang setiap orang yang berhenti dan mendengarkan untuk datang ke dalam lingkaran, barangkali oleh menyediakan untuk membagikan sebuah buku nyanyian selama menyanyi. Jika undangan diterima, anda memiliki seorang pendengar yang berminat. Dia bisa mengharapkan untuk tinggal seterusnya, jadi ketika ia pergi, pekerja yang waspada akan mengambil beberapa langkah dari lingkaran itu bersama dia, mengungkapkan kesenangan/kegembiraan dalam bertemu dengan dia, dan menyediakan/menawarkan kepadanya traktat yang menarik, sementara pada saat yang sama menanyakan dengan sangat hati-hati apakah ia sudah mengenal Juruselamat ataupun mendengar tentang Dia. Situasi yang demikian umumnya akan menuntut pendekatan langsung, dimana orang tersebut sudah dikontak sebelumnya dalam pertemuan umum. Tanggapan sahabat akan menentukan apakah hal itu akan ditindaklanjuti lebih jauh, atau apakah seseorang harus dipuaskan dengan suatu undangan yang bersifat ramah yang lebih luas untuk datang kembali. Mungkin juga undangan untuk menghadiri pelayanan di gereja yang diadakan dalam pertemuan di udara terbuka, khususnya jika diketahui bahwa pengunjung tidak memiliki hubungan gereja yang tetap. Hasil lain dari percakapan yang demikian mungkin bisa menjadi suatu perencanaan untuk bertemu dan membicarakan/mendiskusikan masalah-masalah. Hal ini, tentunya, harus khusus antara pria dengan pria, atau antara wanita dengan wanita. Dalam situasi yang demikian, tidak ada perencanaan untuk bertemu kembali yang harus dibuat di antara para anggota yang jenis kelaminnya berbeda. 2. Membuat Perencanaan yang Perlu. Sementara perencanaan dari suatu pertemuan di udara terbuka tidak akan dilaksanakan dengan mengambil jalan pintas melalui penginjilan pribadi, maka saya ingin menganjurkan beberapa saran yang perlu dalam hal ini. a. Yakinkan untuk memperoleh ijin yang perlu dari departemen kepolisian, untuk menjaga dimana pertemuan diadakan. b. Buatlah pilihan yang bersifat hati-hati dalam memilih tempat pertemuan. Dimana sebuah jalan menuju ke jalan utamaadalah lokasi yang baik, khususnya jika ada lalu lintas para pejalan kaki di jalan utama tersebut. Sebuah taman yang sering dikunjungi orang adalah tempat yang bagus. Jalan-jalan persimpangan yang ramai, dengan bunyi-bunyi rem mobil-mobil atau bis-bis di jalanan yang berbelok ke arah sudut, menciptakan suatu rintangan. Sebuah tempat harus dipilih dimana terangnya cukup baik, dan dimana lingkungannya mengijinkan. c. Jika pertemuan diadakan di luar sebuah toko, buatlah perkenalan dan carilah kehendak baik dari pedagang. Pelayanan nampaknya tidak akan dilaksanakan selama jam-jam toko, namun demikian, suatu sikap yang ramah akan selalu berbuah kebaikan. Di Sault Ste Marie, Ontario, si pemilik toko perangkatkeras besar yang punya halaman luas kami mengadakan pertemuan kami dengan menggunakan lampu gantung yang kuat bagi kami dan kami menyusun untuk mendapatkan hal itu setiap hari Minggu malam. d. Sediakan peralatan yang pantas: sebuah organ yang mudah dibawa, beberapa buah terompet atau accordion, sebuah podium kecil yang bisa dilipat, buku-buku nyanyian kecil kertas-kertas nyanyian dengan pilihan yang baik dari nyanyiannyanyian pujian terbaik yang dikenal dan lagu-lagu Injil, dan sebuah sistem alamat umum jika diijinkan dan tersedia. e. Kenali diri anda, dengan memakai panji-panji atau alat-alat yang serupa dengan itu. Ada begitu banyak penjaja doktrin-doktrin yang aneh yang diadakan dalam pertemuan-pertemuan di udara terbuka, dan memperkenalkan buah pikiran mereka yang salah secara diam-diam, sehingga adalah baik bagi umat Allah untuk menjadikan diri mereka dikenal oleh orang lain. Jika beberapa gereja akan bergabung, itu akan lebih efektif. f. Buatlah program yang terencana. Jangan bergantung kepada gerekan hati momen, atau sekadar berharap bahwa suatu talenta akan hadir begitu saja. Persiapkan pelayanan anda sehati-hati anda melakukannya dalam pelayanan di dalam sebuah ruangan, dan awasilah sehingga itu bisa berjalan dengan baik. Jangan meminta kesaksian “dari flor” atau peserta, namun biarlah hal itu disusun sebelumnya. g. Buatlah setiap bagian singkat: lagu-lagu solo tidak panjang, doa-doa tidak panjang, kesaksian-kesaksian tidak panjang, khotbah-khotbah tidak panjang. Dan biarlah ada variasi, bukan hanya di dalam setiap pelayanan, melainkan dari pertemuan ke pertemuan. Ini adalah tempat bagi kebijaksanaan. h. Milikilah para peninjau, siap untuk bertindak sebagaimana kami telah perkenalkan sebelumnya dalam pelajaran ini. Dalam pekerjaan di udara terbuka seseorang harus disiapkan bagi penanya yang memberikan pertanyaan yang sukar dijawab. Dalam hal ini adalah perlu untuk memelihara/menjaga perangai seseorang. Untuk menunjukkan kemarahan adalah merupakan kekalahan yang fatal. Pada saat yang sama, sebuah jawaban yang tajam, dengan suatu sentuhan humor yang nyata, bukan hanya akan mendiamkan si penanya, melainkan akan menyelamatkan minat para pendengar. Dad Hall, “Bishop of Wall Street,” suatu kali pernah diganggu dalam sebuah pertemuan di udara terbuka dengan pertanyaan, “Maukah anda mengatakan kepada saya dimanakah Setan berada?” Cepat bagaikan sebuah panah yang meluncur dia menjawab, “Sekarangpun dia sedang berdiri tepat di depan saya sedanag mengganggu dalam pertemuan ini.”4 Barangkali itu mungkin sedikit tajam, namun itu telah menarik semua perhatian telinga-telinga yang mendengar bagi si pengkhotbah. D. RUANGAN PERTANYAAN. Ruangan pertanyaan adalah sebuah tempat yang disediakan bagi pekerja pribadi. Apakah itu dengan “bangku untuk orang yang berkabung” bergaya kuno atau sebuah ruangan konseling, ada pekerjaan yang sama yang dikerjakan. Dalam kampanye yang besar, seperti Billy Graham, fase pekerjaan tersebut membutuhkan organisasi yang bekerjasama dan pengawasan yang paling hati-hati. Namun bahkan dalam pelaksanaan evangelisasi yang lebih kecil, dimana hanya ada satu gereja yeng dilibatkan, seharusnya tidak menganggap hal-hal tersebut selalu benar. 1. Para pekerja perorangan Diberi Pengarahan. Para pekerja peroranganharus diarahkan dan dilatih sebelumnya, dan hanya mereka yang diijinkan untuk bertindak yang mau mengikuti peraturan. Pekerjaan dari ruangan pertanyaan harus diawasi, bahkan jika hanya ada satu orang yang tersedia untuk melakukan hal yang demikian adalah seorang pendeta atau evangelis. Para pekerja perorangan wanita harus selalu bekerjasama dengan para pria, dan wanita dengan wanita. Bahkan dalam kasus anak-anak, adalah baik untuk mengikuti peraturan ini. 4 Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal.103. Pekerja perorangan harus menghindari setiap saran dari perkuliahan atau pengajaran. Dalam salah satu kampanye saya sebelumnya saya pergi ke dalam sebuah ruangan pertanyaan untuk mendapatkan seorang pria muda yang bersungguh-sungguh sedang berdiri di hadapan seorang anak lelaki yang ketakutan, menguliahi dia bagaikan seorang sersan yang akan memberikan pelajaran kepada seorang calon anggota yang baru! Duduk di samping penanya dan bertindak seperti seorang sahabat. a. Pertama yang perlu dilakukan ialah menemukan pernyataanyang tepat dari si penanya. Seorang dokter tidak memberikan resep sebelum mendiagnosa penyakitnya. Sekarang, sementara dokter dapat melihat pada kerongkongan dan mengambil denyut nadi, dan mendengarkan denyut jantung/detakan jantung, kita harus mendiagnosa dengan saksama dari apa yang dikatakan oleh si penanya itu sendiri. Sang penasihat bisa memulai dengan bertanya, dengan sangat hati-hati, “Apakah beban yang ada di hati anda?” Jawabannya akan memberikan indikasi yang cukup jelas dari problema tertentu. Jika ada suatu pengakuan langsung terhadap dosa dan mengungkapkan hasrat akan pengampunan, ada sedikit kesulitan. Namun, jika jawabannya menyatakan sisa-sisa dari kebenaran dirinya sendiri, beberapa keraguan inteletual, sang penasihat harus bertindak dengan kebijaksanaan yang besar yang bisa diupayakan dengan bertanya (Yakobus 1:5). (Pelajaran-pelajaran mengenai kasus-kasus yang khusus yang berhubungan dengan masalah-masalah yang seperti itu ditemui di sini). b. Adalah penting bahwa pekerja perorangan menggunakan Alkitabnya. Ayat-ayat yang cocok harus digunakan, dan biasanya si penanya sendiri harus diminta untuk membacakannya. Gerbang-mata barulah bekerjasama dengan gerbang-telinga, dan mendengarkan kebenaran yang diucapkan oleh suaranya sendiri adalah sebuah pertoongan yang berharga. Seorang penasihat yang bijak tidak akan terlalu banyak menggunakan ayat, yang akan membuat bingung. Adalah lebih baik untuk menggunakan satu ayat (asalkan itu cocok sesuai dengan keadaan!) hingga, oleh mengulang-ulanginya, kebenarannya mulai dapat dimengerti. Itu akan ditemukan bahwa satu ayat akan meminjamkan dirinya sendiri kepada banyak penekanan yang baik. c. Ketika sang penasihat memahami bahwa si penanya siap bagi diskusi, adalah suatu praktik yang bermanfaat/berguna untuk menyarankan agar bertelut bersama, selama tidak ada ketidakmampuan fisik. Sering hal itu akan ditemukan bahwa hati akan menyatu dengan lutut. Lagi pula, banyak orang secara mental menghubungkan bertelut dengan berdoa, jadi doa pertama untuk penyesalan dan keyakinan menjadi lebih mudah dalam postur bertelut. Dalam banyak kasus, pekerja harus membantu membuat keputusan bagi jiwa untuk merumuskan bahwa doa pertama, dan yang digunakan dalam begitu banyak misi-misi penyelamatan dapat dipakai: “Tuhan kasihanilah aku orang berdosa, dan selamatkanlah aku, dalam nama Yesus, Amin.” d. Jangan pernah katakan kepada seorang muda yang bertobat bahwa ia sudah selamat. Biarlah Roh Kudus yang mengatakannya, dan biarlah dia yang mengatakannya kepada anda. Dan yakinkan bahwa keyakinannya adalah pekerjaan Kristus yang sempurna, dan bahwa kepastiannya didasarkan pada kepastian akan Firman Allah. Itu adalah hal yang sangat penting. 2. Menindak-lanjuti Pekerjaan yang Telah Dimulai. Ketika si penanya telah dipuaskan sehingga ia sekarang menjadi anak Allah, tindak-anjut yang demikian sebagaimana keadaannya menuntut harus segera dimulai. Nama dan alamat harus diminta, bersama dengan itu juga informasi yang lain yang bisa diambil melalui kartu keputusan yang digunakan. Bila mungkin, Petobat yang muda tersebut harus diperkenalkan kepada pendeta atau evangelis, yang akan mengucapkan kata-kata untuk menguatkan dan menasihati. Sebuah gereja harus menyediakan literatur yang dipilih dengan baik bagi orang-orang Kristen yang baru, untuk menolong mereka sementara mereka mengambil langkah pertama mereka.5 Mereka juga harus dikuatkanuntuk mengambil kursus Alkitab, seperti yang telahdipersiapkan oleh The Navigators.6 3. Selamatkan Problema Misi. Ruangan pertanyaan dari sebuah misi penyelamatan menggambarkan situasisituasi agak berbeda dengan yang ditemui dimana saja. Sering cukup para penanya berada dalam berbagai tingkat kemabukan, atau kurang lebih berada di bawah pengaruh obat-obatan. Terkadang seseorang akan menemukan jalannya ke dalam ruangan pertanyaan dan mulai menciptakan gangguan. Adalah selalu baik untuk mengijinkan salah satu staf reguler dari misi tersebut untuk mengatasi situasi yang demikian. Para superinteden misi mempelajari kapan menggunakan “tongkat” dan biasanya dapat menenangkan paling banyak kebisingan. Pekerja yang berkunjung tidak akan mencapuri hal ini. Mr. Harry Saulnier, superintenden dari Pacific Garden Mission di Chicago, mendorong para pekerjanya bersama-sama dengan para penanya di atas lutut mereka segera setelah mereka berhubungan dengan mereka di dalam ruangan pertanyaan. Alasannya ialah bahwa pria dan wanita dalam kondisi yang biasanya terjadi di sana dapat memperoleh perhatian mereka dengan begitu mudahnya dapat dialihkan dari hal yang sedang berlangsung. Jika mereka duduk menghadap ruangan, segala sesuatu yang terjadi mengalihkan perhatian mereka. Namun jika mereka bertelut dengan tidak ada sesuatu apapun di hadapan mereka selain bagian belakang kursi dan dinding, mereka dapat dengan lebih mudah langsung kepada intinya. Saran kedua dari hamba Allah yang berpengalaman ini ialah bahwa pekerja harus membiarkan si penanya untuk 5 Saya dengan sangat menyarankan brosur Stephen Olford, Becoming a Child of God, Becoming a Man of God, dan Becoming a Servant of God (London, W.I., England: C.S.S.M. 5, Wigmore Street). 6 The Navigators, Colorado Springs, Colorado. meletakkan jari-jarinya di atas ayat Alkitab yang sedang digunakan. Dan hal itu lebih penting daripada mengutip satu ayat, dan mengulang-ulanginya. Beberapa orang bisa saja menanyakan pertanyaan mengenai kelayakan nasihat/petunjuk bagi seorang “pemabuk.” Tentu saja, ya. Banyak orang yang telah ditobatkan dari seorang yang memiliki kebiasaan mabuk, dan pertobatan telah menenangkan dia lebih cepat daripada kopi yang terhitam sekalipun. Ingatlah bahwa Roh Kudus sedang bekerja bersama-sama dengan kita, dan Dia sanggup untuk menekan kegelapan dan menjadikan terang bersinar. E. LEMBAGA-LEMBAGA. Ada banyak kesempatan lain yang tersedia bagi penginjilan perorangan, misalnya di penjara-penjara, lembaga-lembaga yang bergerak di bidang amal, dan pusat-pusat pelayanan, semuanya menuntut penyesuaian khusus mereka sendiri terhadap prinsip-prinsip umum yang sama. Barangkali penjara adalah di antara ladang yang paling sulit dalam penginjilan. Nampaknya aneh, kejahatan adalah di antara orang-orang yang memiliki kebenarandiri sendiri yang paling banyak yang pernah seseorang temui. Mereka ingin memberitahukan anda siapakah mereka sebenarnya, dan bagaimana mereka dikurung dalam sel, dan seterusnya. Beberapa sebenarnya keras/kuat, namun barangkali mereka akan menolak untuk berbicara kepada seorang pekerja Kristen. Mereka sinis dan berani. Namun ada saja yang rendah hati terhadap keadaan mereka, dan siap untuk mendengarkan. Dalam berhubungan dengan orang-orang seperti itu, kita harus menghindarkan membawa kesan bahwa mereka adalah orang-orang yang terbuang, atau kita menganggap bahwa kita adalah kelas yang berbeda dari mereka. Tentunya kita tidak boleh mengusik kenyataan bahwa mereka adalah para pelaku tindak kejahatan. Gantinya kita harus menunjukkan kepada mereka tentang Firman Allah bahwa mereka adalah orang-orang berdosa, sama seperti kita. Mereka harus diajar untuk menghubungkanapa saja yang mereka telah perbuat terhadap Allah (Mazmur 51:4), dan tunjukkan mengenai persediaan Allah untuk menjadikan ciptaan yang baru. Jika mereka menunjukkan pertobatan yang sejati, kita harus membiarkan mereka tinggal dalam keampunan yang penuh dan cuma-cuma dari Allah gantinya mengarah kepada masa lalu mereka. Tujuan kita dalam berhubungan dengan semua orang berdosa adalah untuk membawa mereka kepada Juruselamat, agar mereka boleh mengetahui bahwa masa lalu mereka telah dilemparkan ke dalam kedalaman laut (Mikha 7:19), dan mereka memulaikan hidup baru. Saya ingin menutup pelajaran ini dengan kata-kata nasihat yang Saudari Eva, dari Friedenshort, berikan kepada para pekerjanya dengan perhatian untuk bekerja di penjara-penjara. “Sekarang sekelumit nasihat! Jangan biarkan seseorang menceritakan kepada anda lebih banyak daripada yang seharusnya diperlukan bagi pengakuan dan melepaskan beban jiwa. Ada pikiran-pikiran yang kotor yang berpikir perlu menceritakan mengenai hal-hal yang penuh dengan kebencian dengan segala rinciannya. Jangan biarkan hal itu. Cukup mengatakan apa yang menjadi intinya; semua penjelasan yang rinci terhadap apa yang terjadi harus dihindarkan sejauh mungkin. Jika mereka tidak sanggup mengungkapkandiri mereka sendiri namun rindu untuk mengaku, tanyakanlah dengan sederhana: ‘Terhadap hukum yang mana anda telah berbuat dosa?’ Itu saja cukup. Bagaimana itu terjadi, dengan cara yang bagaimana dan lain sebagainya—dalam banyak kasus itu tidak ada hubungannya dengan masalah itu, dan seseorang harus merasa sekecil mungkin mengenai dosa, akan tetapi harus segera pergi dengan beban kepada Juruselamat bagi orang-orang berdosa. Namun anda harus bertanya terhadap jiwa-jiwa yang anda layani tersebut untuk memutuskan agar meninggalkan dosa mereka. Sebuah pengakuan harus diikuti dengan penolakan untuk melakukan dosa. Seseorang yang mengaku dan hidup di atas dosa meminta rhmat dengan sia-sia. Seseorang tidak dapat memperingatkan cukup terhadap hal itu.”7 Apapun yang menjadi bidang yang khusus dimana kita berkesempatan untuk terlibat dalam bersaksi bagi Tuhan kita Yesus Kristus, marilah kita tetap mengingat kata-kata rasul Paulus: “Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:20). Kesetiaan, kedungguh-sungguhan, dan sesuatu yang mendesak, digabungkan dengan hikmat yang dikaruniakan Allah, harus menjiwai semua pekerja kita. Biarlah beberapa baris kata-kata orang Skotlandia berikut ini, yang yang pengarangnya sangat disayangkan saya tidak mengetahuinya, mengkahiri pembelajaran kita namun kita tetap terus bekerja. Saat untuk menabur benih, sangat melelahkan; Dan saat untuk memenangkan jiwa-jiwa akan berahir dengan segera; Karena itu marilah kita giat, jika kita mau membawa berkas-berkasNya Untuk menghiasi meja raja di dalam istana Sang Raja. 7 Sister Annie, Sister Eva of Friedenshort (London: Hodder and Stoughton), hal, 220. PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tuliskan dengan singkat mengenai kemajuan tingkat kemampuan membaca di Rusia, Afrika, dan Jepang, yang mempengaruhi pekerjaan Injil! Apa yang dimaksud dengan “memperkenalkan” traktat? BErikan contohnya! Apa tiga kata yang akan membentuk moto bagi semua yang terlibat dalam kunjungan di rumah sakit? Jelaskan! Tuliskan daftar istilah yang boleh siapkan dalam merancang sebuah pertemuan di udara terbuka! Berikut adalah sebuah saran bagi paper/karya tulis penelitian: The History of the Inquiry Room! Apakah tindakan pencegahan khusus yang harus diambildalam ruangan pertanyaan dari suatu misi penyelamatan? Tuliskan dengan singkat mengenai kesulitan-kesulitan yang khas yang ditemui dalam pekerjaan/pelayanan di penjara!