BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi HIV di

advertisement
1
BAB I
PENDAHU LUA N
A. Latar Belakang Penelitian
Infeksi HIV di Indonesia sudah merupakan masalah kese hatan yang
memerlukan perhatian. Epidemi HIV / AIDS di Indonesia dalam 4 tahun terakhir
telah berubah dari low level epidemic menjadi concentrated level epidem ic.
M enurut Departemen Kesehatan Indonesia jumlah pengidap infeksi HIV dan
kasus AIDS yang dilaporkan dari 1 Juli 1987 sampai dengan M aret 2008 angka
kumulatif per
100.000
penduduk
nasional
sebesar
5,23
dengan
jumlah
keseluruhan 17.998 orang, dimana 11.868 penderita AIDS dan 6130 penderita
HIV (DepKes, 2008)
Depresi terjadi pada sekitar 1 persen anak-anak dan 5 persen orang dewasa
yang dapat terjadi kapan saja.Sebelum pubertas, risiko anak laki-laki dan
perempuan seimbang untuk terjadinya depresi, setelah pubertas risiko depresi
meningkat dua kali pada anak perempuan.Orang tua dengan riwayat depresi
meningkatkan risiko anak untuk menjadi depresi 2-4 kali.Depresi lebih sering
terjadi pada orang-orang dengan penyakit kronik seperti diabetes dan epilepsidan
pasca kejadian hidup yang berkaitan dengan stres seperti kehilangan teman, orang
tua dan saudara (Brent and Birmaher, 2003).
Infeksi HIV dan gangguan psikis mempunyai hubungan yang kom pleks.
Seseorang yang divonis menderita HIV akan menyebabkan gangguan psikis
2
sebagai konsekuensi psikologis dari infeksi atau karena efek dari virus HIV dalam
otak. Perjalanan penyakit AIDS yang pr ogresif dan berakhir dengan kematian,
serta penyebaran yang cepat, adanya stigma dan diskriminasi terhadap penderita
dapat menimbulkan keadaan stress dan gangguan psikis pada penderita
tersebut.Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gangguan psikiatrik pa da
orang hidup dengan HIV / AIDS adalah antara 30-60%. Berbagai gangguan psikis
yang sering menyertai penyakit HIV / AIDS atara lain depresi, ansietas, Post
Traumatic Stress D isorder (PTSD), dan lain-lain. Depresi berat adalah diagnosa
yang paling sering dijumpai dengan HIV /AIDS (Juw ita, 2008)
Pemberian
terapi
antidepresan
pada
penderita
HIV/AIDS
dapat
menimbulkan interaksi dengan ARV (Antiretroviral). Bahkan ada jenis ARV yang
memiliki efek samping depresi.Bila menggunakan keduanya harus dibawah
pengawasan
petugas
kesehatan
yangkompeten
mengenai
terapi
HIV
(AIDSinfonet, 2009).
M editasi untuk tujuan pengobatan
adalah suatu praktek yang meliputi
jiwa raga dan tergolong sebagai suatu complementary and alternative medicine
(CAM ). Ada beberapa tipe meditasi, umumnya berasal dari agama dan tradisi
spiritual menggunakan teknik tertentu seperti memfokuskan perhatian pada suatu
kata, objek, atau pernafasan, dengan postur spesifik dan sikap terbuka untuk
mengalihkan pikiran dan em osi (NCCAM , 2007).
M editasi untuk tujuan kesehatan diterapkan untuk beberapa masalah
kesehatan. M editasi diterapkan pada kasus-kasusseperti : kecemasan, nyeri,
3
depresi, masalah mood dan kepercayaan diri, stress, insomnia, simtom emosi atau
fisik yang berkaitan dengan penyakit kronik dan terapinya seperti penyakit
kardiovaskular, HIV/AIDS dan kanker(NCCAM , 2007).
Salah satu tipe meditasi adalah suatu teknik yang memfokuskan pada
pengaturan pernafasan atau kata-kata yang diulang-ulang.Latihan Pasrah D iri
(LPD) adalah gabungan antara relaksasi dengan dzikir jiwa dan mengatur nafas
dari 16-20 kali per menit dilatih menjadi 4 kali per menit. Latihan pasrah diri pada
penelitian skala kecil DM T2 (Diabetes mellitus tipe 2) yang mengalami depresi
yang diukur dengan Beck Depression Inventory memberikan dampak baik berupa
sembuh dari depresi, tekanan darah, fraksi lipid dan kadar glukosa darah menurun
secara bermakna(Asdie, 2008).
Depresi
dapat
untuk
memprediksi
adanya
percepatan
penurunan
kadarlymphocyteCluster of D ifferentiation4 (CD4) pada penderita yang terinveksi
HIV (Burack et al., 1993). Depresi dapat mempengaruhi fungsi killer lym phocyte
pada penderita HIV, dan diduga depresi menyebabkan peningkatan aktivasi CD8
dan viral load (Evans et al., 2002).Depresi yang terjadi pada penderita HIV dan
kondisi lain dapat memperburuk klinis penderita. Hal ini terjadi karena depresi
akan menyebabkan seorang penderita
cenderung tidak mematuhi jadwal
konsultasi, tidak mentaati dosis terapi, penyalahgunaan obat dan alkohol, makan
tidak teratur, makan makanan yang tidak sehat dan menarik diri dar i hubungan
dan aktivitas sosial (Hourston, 2010).
4
The
Mindfulness meditation
dan program
mereduksi stress dapat
mencegah penurunan CD4+ T lymphocytepada individu dewasa yang terinfeksi
HIV-1 (Creswel et al., 2009).Depresi pada penderita HIV, 35.2% diterapi dengan
relaksasi dan pendekatan spiritual (Ernst, 2003).Pada kenyataannya masih sedikit
bukti klinis yang menunjukkan metode relaksasi dan pendekatan spiritual dapat
memperbaiki sindroma depresi pada penderita HIV.Penelitian Hamra, 2009,
menunjukkan bahwa Latihan Pasrah Diri dapat memperbaiki skor
Zung
Depression Scale secara signifikan dalam jangka waktu 21 hari, sehingga hal ini
sangat menarik untuk diteliti apakah hal ini sungguh bermakna bila dilakukan
dalam jangka waktu panjang disertai dengan analisa CD4%
B. Pertanyaan Penelitian
Apakahlatihan pasrah diri memiliki efek jangka panjangpada penurunan
skor Beck Depression Inventory, perbaikan CD4 pada penderita HIV dengan
simtom depresi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan primer penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
pasrah diri jangka panjang pada perbaikan simptom depresi. Sedangkan tujuan
sekundernya adalah mengetahui pengaruh jangka panjang Latihan Pasrah D iri
terhadap perubahan jumlah CD4% dan total jumlah limfosit. .
5
D. M anfaat Penelitian
1. Bagi pasien
Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif terapi penderita HIV yang
mengalami depresi.
2. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini memberikan wawasan dan membuktikan secara klinis
bahwa latihan pasrah diri merupakan modalitas terapi yang penting untuk
perbaikan simtom depresi dan perbaikan sistem imun pada penderita HIV.
3. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan
sebagai modalitas terapi untuk memperbaiki simtom depresi dan status imun
pada penderita HIV.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian Burack et al.(1993) menunjukkan depresi dan depresi afektif
adalah suatu prediktor cepatnya penurunan hitung CD 4 lym phocyte dengan rerata
penurunan CD4 38% pada kelompok depresi dibandingkan kelompok nondepresi
(-81.2vs-58.8/μL per tahun; P= 0.07). Rerata penurunan CD4 pada kelom pok
depresi afektif adalah 34% dibandingkan kelompok nondepresi afektif ( -80.4vs59.8/μL per tahun; P=0.06).
Penelitian Evans et al. (2002) menunjukkan bahwa depresi dapat
mempengaruhi fungsi killer lym phocytes pada wanita terinfeksi HIV . Depresi juga
6
diduga dapat menurunkan aktivitas Natural K iller cell (koefisien korelasi -0.36
dan P=0.004) dan meningkatkan viral load (koefisien korelasi 0.10 dan P=0.46).
Penelitian Creswell et al. (2009) yang merupakan suatu studi acak
terkendali(RCT) dalam skala kecil menunjukkan bahwa setelah 8 minggu dalam
program mindfulness meditation and stress reduction program dapat mencegah
penurunan CD4+ lymphocyte pada penderita HIV-1 dewasa dengan rerata CD4+T
3
3
lymphocyte pada baseline 618 sel/mm dan post intervensi 628sel/mm ; P=0.09.
Penelitian Hamra (2010) menunjukkan perbaikan skor zung depression
scale pada penderita HIV-AIDS yang diterapi dengan Latihan Pasrah D iri selama
21 hari.Setahu peneliti belum ada yang melakukan penelitian serupa di
Yogyakarta.
Download