Potensi Investasi Peternakan Sapi 1. Deskripsi Ternak sapi telah lama dibudidayakan di Gorontalo. Jenis sapi yang dibudidayakan meliputi Ongole, Peranakan Ongole (PO) dan Sapi Bali. Sapi Bali (Bos sondaicus) berkembang dengan baik di padang rumput, lahan pertanian, perkebunan dan peternakan. Populasi sapi potong pada tahun 2011 sebanyak 262.206 ekor. Lahan padang penggembalaan untuk ternak ruminansia (sapi potong) seluas 10.861 ha dengan luasan terbesar terdapat di Kabupaten Gorontalo. Ternak sapi selain berkembang di padang penggembalaan tetapi juga di lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Tabel 1. Populasi sapi potong di Provinsi Gorontalo 2. Tujuan Investasi - Mengembangkan usaha penggemukan sapi potong skala menengah dan besar. - Membangun industri pakan. 3. Ruang Lingkup Investasi - Pengembangan usaha penggemukan sapi skala menengah dan besar, 1000-10000 ekor. Sistem penggemukan sapi yang sebaiknya diterapkan yaitu kombinasi antara sistem pasture dan dry lot fattening. Pada sistem ini, pada siang hari sapi digembalakan di padang penggembalaan selama beberap jam dan pada sore dan malam hari sapi-sapi dikandangkan dan diberi pakan konsentrat secukupnya. Lama penggemukan tergantung umur bakal sapi. - Pengembangan industri pakan untuk ternak ruminansia. Biaya pakan merupakan komponen tertinggi dalam biaya produksi baik industri perunggasan dan ternak sapi yaitu berkisar 70-80%. Dengan produksi jagung Gorontalo sebesar 674.000 ton pada tahun 2010 maka apabila 50% produksi jagung tersebut diperuntukan bagi industri pakan akan menghasilkan 547.967 ton pakan ternak ayam (komposisi jagung dalam pakan ternak ayam sebanyak 61.5%). Dengan demikian di Provinsi Gorontalo dapat dibangun 1 pabrik pakan skala besar dengan kapasitas produksi terpasang minimal 1000 ton per hari dan 1 pabrik pakan skala sedang dengan kapasitas terpasang 100 ton/hari. Untuk ternak sapi potong dengan komposisi jagung dalam ransum 27.5%, dengan asumsi 50% jagung untuk pakan maka akan menghasilkan 1,225 juta ton pakan sehingga minimal dapat dibangun 2 pabrik pakan ternak sapi potong dengan kapasitas 1000 ton/hari. Untuk investasi masyarakat sangat berpeluang untuk membangun pabrik pakan dengan kapasitas maksimal 10 ton/hari. 4. Nilai Investasi - Investasi penggemukan sapi Bali sebanyak 10000 ekor sebesar Rp. 34.6 milyar, pada tingkat suku bunga 18% per tahun diperoleh NPV Rp. 45.15 milyar, IRR 87,04% dan Net B/C 2,31 dengan waktu pengembalian modal 4,34 tahun (Sucofindo, 2008). - Investasi pabrik pakan ternak ayam dengan kapasitas 10 ton/hari sebesar Rp. 757 juta, dengan suku bunga per tahun 18% diperoleh NPV Rp. 1.582.451.808, IRR 0.68, Net B/C 3.09 dan payback periode 4.78 tahun (Sucofindo dan BID, 2008). - Investasi pabrik pakan ternak sapi potong dengan kapasitas 10 ton/hari memerlukan investasi sebesar Rp. 890.000.000, dengan suku bunga 18% per tahun diperoleh NPV Rp. 1.017.890.633, IRR 46.66%, Net B/C 2.14 dan payback period 8.74 tahun (Sucofindo dan BID, 2008). 5. Status Investasi - Penggemukan sapi telah dilakukan oleh masyarakat dalam skala kecil, 10-50 ekor. Sapi-sapi tersebut dijual di pasar tradisional dan pasar sapi. Sebagian sapi dijual kepada pedagang antar pulau. - Pemerintah Provinsi Gorontalo menggalakkan penggemukan sapi dengan mengadakan ‘Pilot Project’. Untuk penggemukan sapi tersedia lahan sekitar 2 ha ya ng akan ditawarkan bagi investor terletak di Kabupaten Gorontalo. - Feasibility study penggemukan sapi dan pembangunan industri pakan telah dilakukan. 6. Kunci Keberhasilan Investasi. - Ketersediaan lahan untuk penggemukan sapi dan pembangunan industri pakan. - Keinginan yang kuat dari investor untuk kerjasama investasi dengan pemerintah daerah. 7. Lokasi - Lokasi prioritas penggemukan sapi yaitu Kabupaten Pohuwato, Boalemo. Gorontalo, Bone Bolango dan Gorontalo Utara. - Lokasi industri pengolahan pakan yaitu di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato. 8. Kemudahan Investasi - Fasilitasi penyediaan lahan usaha. Pemerintah Provinsi Gorontalo membantu penyediaan lahan investasi. Lahan yang dimiliki pemerintah Provinsi Gorontalo dapat digunakan untuk kegiatan usaha baik dalam bentuk sewa, beli ataupun kerjasama investasi. - Fasilitasi perijinan. Pemerintah Provinsi membantu mengurus ijin yang berkaitan dengan investasi di Kabupaten/kota.