Implementasi Strategi Manajemen Konsep 7S McKinsey – Achmad

advertisement
IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN KONSEP 7S McKINSEY
STUDI KASUS DI POLMAN BANDUNG
Oleh: Achmad Muhammad )*
ABSTRAK
Manajemen adalah proses kerjasama orang-orang untuk mencapai tujuan.
Tempat atau wadah
berprosesnya kerjasama orang-orang adalah Organisasi. Dalam melakukan proses untuk mencapai tujuan, harus
berprinsip efisien dan efektif. Agar prinsip efisien dan efektif dapat berjalan sebagaimana diharapkan, perlu
strategi manajemen. Salah satu pendekatan strategi manajemen yang ditetapkan organisasi adalah konsep 7S
(dibaca : Seven S) McKinsey, meliputi Stucture, Strategi & Systems, Shared Values, Skills, Staf, & Style.
Upaya pemahaman konsep 7S sebagai salah satu pendekatan strategi manajemen, perlu dengan contoh
penerapan dari masing-masing komponen 7S tersebut pada suatu organisasi/perusahaan, sehingga definisi setiap
komponen dan implementasinya dapat dibandingkan satu sama lain.
Hasil studi ini adalah sebuah pemaparan / deskripsi atas implementasi strategi manajemen konsep 7S
McKinsey untuk setiap komponen ”S” yang saling berintegrasi satu sama lain menjadi konsep strategi manajemen
yang untuh bagi suatu organisasi.
Kata kunci : Stucture, Strategi & Systems, Shared Values, Skills, Staf, & Style
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dinamika kompetisi bisnis berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Organisasi dituntut untuk terus
bergerak dan berinovasi demi mempertahankan kualitas produk dan atau jasa yang dihasilkannya bagi kepuasan
pelanggannya. Hal ini berlaku bagi perusahaan / organisasi, terlebih swasta bahkan negeri/pemerintahanpun harus
ada upaya countinous improvement (peningkatan yang berkelanjutan) atas produk dan atau jasa yang dihasilkannya
tersebut. Upaya yang dimaksud agar optimal dan berhasil guna harus ditunjang oleh strategi manajemen dengan
memberdayakan seluruh resource yang dimiliki, sehingga sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Banyak strategi manajemen yang ditawarkan oleh berbagai literatur untuk membantu perusahaan menjalankan
organisasinya. Salah satu diantaranya adalah Manajemen Strategi konsep 7S McKinsey. Skema konsep 7S ini
dikenalkan pertama kali oleh McKinsey, sebuah lembaga konsultan manajemen yang menawarkan konsep 7S untuk
diterapkan sebagai alternatif strategi manajemen pada dunia bisnis. Meskipun konsep tersebut diciptakan sekitar 30
tahun silam, namun masih memiliki relevansi yang kuat dengan dunia bisnis sampai saat ini. Oleh karena itu, tidak
ada salahnya sebagai suatu studi kasus, dapat disampaikan berikut ini bagaimana penerapan/implementasi konsep 7S
pada suatu perusahaan/organisasi, terlebih organisasi yang dimaksud bukan murni organisasi berorientasikan profit
tetapi lembaga pendidikan.
Tujuan dan Batasan
Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemaparan implementasi salah satu pendekatan
strategi manajemen yaitu konsep 7S McKinsey dalam mengelola / menjalankan organisasi. Batasan ruang lingkup
studi ini hanya mendeskripsikan / pemaparan penerapan 7S McKinsey, meliputi Stucture, Strategi & Systems,
Shared Values, Skills, Staf, & Style, pada suatu organisasi, khususnya salah satu lembaga pendidikan program
diploma yang sedang berjalan/beroperasi saat ini.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian dan Proses Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah suatu seni (keterampilan), teknik, dan ilmu merumuskan, mengimplmentasikan,
dan mengevaluasi serta mengawasi berbagai keputusan fungsional organisasi (bisnis dan non bisnis) yang selalu
dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal, yang senantiasa berubah sehigga memberikan kemampuan
kepada organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
Proses manajemen strategi terdiri dari tahapan : (1) Analisa Lingkungan, (2) Menetapkan Visi, Misi & Tujuan, (3)
Formulasi Strategi, (4) Implementasi Strategi, dan (5) Evaluasi Strategi. Dari uraian tersebut, dapat digambarkan
proses manajemen strategi sebagai berikut :
Komponen Proses Manajemen Strategi
Komponen utama proses manajemen strategi, adalah sebagari berikut :
1. Visi, suatu keinginan terhadap keadaan masa datang yang dicita-citakan oleh organisasi. Biasanya visi dibuat
oleh para pendiri organisasi, tetapi tidak tertutup kemungkinan sebuah visi direvisi jika ternyata perubahanperubahan internal maupun eksternal organisasi telah menyebabkan visi tersebut menjadi tidak sesuai lagi.
2. Misi, pernyataan jangka panjang tentang alasan yang membedakan antara organisasi satu dengan lainnya.
Mission statements mengidentifikasikan ruang lingkup operasi suatu organisasi (perusahaan) dalam hal produk
dan pasarnya.
3. Objective (Tujuan), merupakan hasil akhir dari suatu aktivitas atau kinerja. Dalam tujuan ini akan dtegaskan apa
yang akan dicapai, kapan, berapa yang harus dicapai.
4. Strategi, merupakan keterampilan dan ilmu memenangkan persaingan.
5. Kebijakan, yaitu cara mencapai tujuan perusahan. Kebijakan meliputi garis pedoman, aturan dan peraturan serta
prosedur guna mendukung usaha pencapaian tujuan.
6. Lingkungan, adalah lingkungan internal dan eksternal, yang akan mempengaruhi pilihan strategi, guna
mendefinisikan situasi kompetitifnya.
7S McKinsey
Konsep 7-S McKinsey, terdiri dari : The Hard S’s, yaitu factor-faktor yang feasible dan mudah
diidentifikasikan, meliputi : Stucture, Strategi & Systems, dan The Soft S’s, yaitu factor-faktor yang sulit
didefinisikan, meliputi : Shared Values, Skills, Staf, & Style. Uraian masing-masing factor sebagai berikut :
1. Shared Values; Adalah nilai budaya kerja yang hidup ditengah organisasi tersebut. Merupakan suatu guideline
bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang.
2. Structure; struktur organisasi (organizational structure) merupakan cerminan dari shared values organisasi
dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi secara optimal. Struktur yang sanggup mencerminkan
shared values dengan baik akan memberdayakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut.
3. System; sistem yang dikembangkan organisasi juga bersumber pada shared values yang ada. Sistem ini termasuk
berbagai hal yang menyangkut perencanaan, implementasi, kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan.
4. Staff; berdasarkan shared values yang ada, organisasi membentuk personil di dalamnya (pengelola). Organisasi
akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan
organisasi. Sebagaimana diketahui, jika tujuan organisasi dan tujuan individu di dalamnya tidak searah, maka
akan sangat sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
5. Skills; ketrampilan setiap individu di dalam organisasi merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan
organisasi mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien. Jika ketrampilan para pelaksana organisasi
kurang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut untuk mewujudkan visinya, maka organisasi tersebut akan
cenderung kontraproduktif. Oleh karenanya, skills merupakan cerminan dari core competence organisasi, karena
strategi yang disusun juga merupakan refleksi atas skills yang ada.
6. Style; gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi merupakan hasil perpaduan antara kelima elemen
sebelumnya. Kelima elemen tersebut menentukan gaya kepemimpinan seperti apakah yang paling tepat agar
organisasi dapat mencapai sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien. Gaya kepemimpinan yang kurang
tepat dengan kelima elemen tersebut akan menyebabkan organisasi mnejadi gagal atau bahkan menuju
kehancuran.
7. Strategy; Strategi suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas
tentang cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
METODOLOGI
Pengumpulan Informasi Organisasi
Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengumpulkan informasi mengenai karakteristik organisasi dan
komponen-komponen proses manajemen strategi yang ada dan diterapkan oleh organisasi tersebut. Informasi
diperoleh dari dokumen rencana strategis organisasi, struktur organisasi serta dokumen prosedur dan ketentuan
organsiasi yang saat ini berlaku dan ditetapkan oleh organisasi.
Deskripsi Implementasi
Pada tahap ini dilakuan kajian dan pemaparan serta tabulasi data dan informasi yang bersesuaian dari
dokumen yang dimiliki organisasi dengan kajian pustaka, berkenaan pada ruang lingkup manajemen strategi,
terutama penerapan / implementasi manajemen strategi dengan pendekatan konsep 7-S McKinsey.
Data dan Analisa
1. Profil POLMAN Bandung
Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN Bandung), sebelum tahun 1998 bernama Politeknik Mekanik
Swiss – ITB (PMS-ITB) adalah institusi penyelenggara pendidikan tinggi program profesional jenjang Diploma 3
(tiga) dan 4 (empat) Politeknik, didirikan pada tanggal 24 Maret 1975. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, Politeknik adalah perguruan tinggi yang mengemban tugas dan fungsi
perguruan tinggi dengan menyelenggarakan sejumlah bidang pengetahuan khusus yang diarahkan pada penerapan
keahlian tertentu.
Pada Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003) dan Peraturan tentang Pendidikan Tinggi (PP 60/1999),
POLMAN Bandung dikategorikan pada jenis program pendidikan dan bentuk penyelenggara pendidikan tinggi
sebagai berikut :
POLMAN Bandung sebagai penyelenggara Pendidikan Vokasi, dituntut mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Konsekuensi agar
peserta didik setelah lulus memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu, mengarahkan manajemen
POLMAN Bandung sejak awal berdirinya sampai dengan saat ini, secara bertahap, hanya menyelenggarakan
jurusan/program studi yang spesifik dan satu sama lain dapat menjadi satu kesatuan proses manufaktur, yaitu
jurusan/program studi :
1. Teknik Manufaktur
2. Teknik Perancangan Manufaktur
3. Teknik Pengecoran Logam
4. Teknik Otomasi Manufaktur & Mekatronika
Pada gambar berikut ini menunjukkan kronologis dibentuknya jurusan / program studi yang di-drive atas
kebutuhan lulusan/SDM untuk industri manufaktur saat itu dan kini.
2. Implementasi Komponen Proses Manajemen Strategi POLMAN
a. Visi, “Menjadi institusi pendidikan dan penerapan teknologi manufaktur terdepan di Indonesia dan diakui
secara internasional”. Makna visi adalah berusaha selalu mengacu kepada upaya-upaya inovasi dalam
pendidikan dan teknologi yang berwawasan pada pengintegrasian kegiatan-kegiatan rekayasa, rancang
bangun, produksi, pendidikan dan pelatihan secara terpadu dan sinergi sehingga memberikan daya guna dan
hasil guna yang sebaik-baiknya bagi masyarakat.
b. Misi, “Menyiapkan lulusan yang kompeten dalam bidang teknologi manufaktur dan mampu bersaing dalam
pasar global, dengan membangun dan mengembangkan pendidikan, rekayasa dan produksi”. Makna misi
adalah berupaya menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
profesional mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan pada
pengintegrasian kegiatan-kegiatan rekayasa, rancang bangun, produksi, pendidikan dan pelatihan secara
terpadu dan sinergi dalam lingkup kaidah-kaidah ekonomi kewirausahaan pasar terbuka, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat serta memperkaya
kebudayaan nasional, memikul tugas dan tanggung jawab untuk pengembangan sumber daya manusia sesuai
kebutuhan pembangunan, dengan mengingat pula kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah
yang bersifat universal.
c. Tujuan, membangun POLMAN menjadi institusi yang mandiri dan berkarakter wirausaha. Mandiri berarti
institusi yang mampu untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan bersama-sama dengan
masyarakat lokal, nasional dan internasional dengan landasan akuntabilitas dan sustainabilitas. Berkarakter
wirausaha berarti setiap aktivitas diukur tingkat efektivitas dan efisiensinya dan dijalankan dengan
mengedepankan kekuatan sinergi internal maupun eksternal bersama mitra-mitra usaha dengan prinsip
tumbuh dan berkembang secara mutual dengan mengutamakan sustainabilitas jangka panjang.
d. Strategi, Stategi Pengembangan pada peningkatan mutu serta kinerja Institusi untuk kegiatan Pendidikan,
Pelatihan, Produksi, Konsultasi, Rekayasa, Kemahasiswaan & Alumni, serta Manajemen Pendidikan Tinggi.
e. Kebijakan :
 Melaksanakan pendidikan tinggi teknologi manufaktur dengan ciri PBE (Production Based Education) &
Kooperatif 3-2-1 (3 semester pertama di POLMAN, 2 semester di Industri, & 1 semester akhir di
POLMAN) serta budaya presisi. Pelaksanaan pendidikan teknologi ini secara bersamaan dengan
pendidikan kewirausahaan yang relevan, sehingga para lulusannya diharapkan bukan saja dapat menjadi
professional yang handal dan dipercaya, tetapi juga menja technopreneur yang jujur dan bermartabat.
 Melaksanakan penelitian untuk menguasai dan mengembangkan teknologi yang dapat diaplikasikan guna
membangun kekuatan industry nasional.
 Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk kegiatan pelatihan, produksi, konsultasi, dan
rekayasa (P2KR).
Pelaksanaan P2KR ini sekaligus merupakan peningkatan kemampuan,
profesionalisme, serta pemupukan dana. Lebih khusus lagi, kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk
memenuhi ciri PBE & 3-2-1
 Melaksanakan kegiatan pengorganisasian dan manajemen yang mengarah kepada kemandirian institusi
dan peningkatan kesejahteraan.
3. Implementasi 7S McKinsey
a. Shared Value, diterjemahkan sebagai proses bisnis, dengan visualisasi diagram sebagai berikut :
b.
Structure, menerapkan perbedaan 3 fungsi unit kerja utama pada struktur organisasinya, dengan terdiri dari
fungsi puller (penarik), core (inti) & support (penunjang). Gambar dibawah ini menunjukkan pemilahan
fungsi organisasi unit kerja yang dimikili, sebagai berikut :
c.
System, menerapkan tingkatan tools system dalam menjalankan organisasi, yaitu terdiri dari :
1. Pedoman Mutu, mencantumkan Kebijakan, Sasaran dan Rencana yang mengandung komitmen POLMAN
untuk selalu memberi jasa dan atau produk P3KR yang memuaskan, dan merupakan acuan kerangka kerja
secara berkelanjutan
2. Prosedur, prosedur-prosedur yang berkaitan dengan kegiatan P3KR, contoh : Tinjauan Kontrak, Penyusunan
Anggaran & Laporan Keuangan, Inventarisasi, Pengadaan Pegawai, Seleksi Rekanan, Sistem Penilaian
mahasiswan, dsb.
3. Instruksi Kerja dan seluruh peraturan, baik yang diterbitkan secara internal maupun sumber luar berupa
undang-undang atau peraturan yang berlaku
4. Formulir-formulir, sarana operasi sehari-hari sebagai alat aktivitas kerja di unit atau antar unit internal dan
eksternal.
Hubungan tingkatan/hirarki yang tergambarkan dalam struktur dengan tools system dimaksud tersebut
diatas, dapat dilihat pada gambar berikut ini :
d.
Staff, pengelolaan dan pemeliharaan SDM dengan menerapkan prosedur serta ketentuan sebagai berikut :
1. Penerapan Sistem Jenjang Karier Fungsional (JKF); Setiap pegawai mempunyai tingkatan/level diantara
1-17
2. Penerapan Matriks Kompetensi, yaitu penilaian atas syarat jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai ybs. Bila kompetensi pegawai dibawah syarat jabatan, perlu diusulkan program PSDM
(Pengembangan Sumber Daya Manusia).
3. Penerapan Sistem Evaluasi Pegawai, yaitu penilaian kinerja pegawai. Dilakukan triwulan sekali.
4. Penerapan Sistem Penilaian Dampak keikutsertaan setelah Diklat.
5. Pemberian kesempatan untuk PSDM dengan studi lanjut dan atau pelatihan profesional DN atau LN.
e.
Skills, menetapkan kompetensi pada peningkatan :
1. kepresisian produk sampai kemampuan toleransi 0,1% dan penguasaan teknologi pengendali numerik
2. Pendidikan lanjut hingga spesialisasi (Sp2/S3 atau Sp1/S2)
3. Ketepatan waktu (delivery) dalam kelulusan mahasiswa, penyelesaian produk/jasa sampai dengan zero
delay
4. Penurunan kehilangan working hours sampai dengan tinggal 2%
5. Productivity hingga 85%
6. Penyempurnaan organisasi untuk mengikuti perubahan lingkungan eksternal
Style, menerapkan :
1. Pendidikan berbasis kegiatan produksi (production based education/PBE) dan berorientasi industri
(mahasiswa melakukan produksi dalam jam praktek)
2. Profil calon mahasiswa program jalur profesional = kesetimbangan antara potensi kemampuan analitis
dan psycho-motorik.
3. Ujian masuk = tahap-1 ( ujian tulis: Matematika, Fisika dan B. Inggris); 700 terbaik masuk tahap-2 (uji
trampil, kesehatan incl. Lab.test, wawancara); Diterima 200 orang.
4. Perkuliahan / praktek system block :
f.
a.
b.
c.
d.
e.
5.
6.
7.
8.
9.
g.
Jumlah SKS D-3 = 120 sks : 55% Teori dan 45% praktek.
Pelaksanaan jam nyata = 40% Teori dan 60% Praktek
Sistem blok = 1 minggu teori diikuti 2 minggu praktek.
Kehadiran mahasiswa (38 jam per minggu, 21 minggu/semester)
Kehadiran mahasiswa di dukung oleh peraturan disiplin (setiap keterlambatan dan bolos terekam
dan diikuti dengan sanksi kompensasi-peringatan lisan/tertulis – dikeluarkan). Bagian dari etika
profesi.
Pola Kerja Dosen dan Pegawai lainnya :
a. Setiap dosen dan pegawai lainnya wajib hadir di kampus 38 jam/minggu dalam 50 minggu/tahun.
b. Kehadiran harus dalam salah satu pola jam kerja (system shift)
c. Kegiatan P3KR (Pendidikan, Pelatihan, Produksi, Konsultansi, Rekayasa)
d. Kehadiran-keterlambatan-izin-sakit-bolos-cuti direkam dengan mesin-kehadiran, dan direkapitulasi
setiap bulan untuk diketahui Ketua/Kepala unit Kerja untuk diteruskan kepada dosen/pegawai ybs.
Diberlakukan peraturan disiplin pegawai.
e. Keluar-masuk kampus harus mengisi form izin/dinas yang divalidasi oleh Ketua/Kepala Unit Kerja.
f. Dalam jam kerja masing-masing dan dalam lingkungan kampus dilarang melakukan kegiatan bisnis
pribadi
One gate policy dalam layanan industry/kerjasama usaha/bisni, keuangan & pengadaan / pembelian
barang
Etika Profesi diperkenalkan kepada mahasiswa sejak hari pertama kuliah/praktik di Polman, sebagai
penerapan Peraturan Sekolah yang mencakup kewajiban menghadiri 100% kuliah/praktik, tepat waktu,
jujur,
kerjasama,
saling
menghargai/menghormati,
etos
kerja,
tanggung-jawab
atas
kebersihan/penggunaan fasilitas praktik, standard mutu, effisien, effektif. Sanksi dan penghargaan
diterapkan; penghargaan diberikan pada saat wisuda.
Budaya Keselamatan Kerja juga diperkenalkan sejak hari pertama mahasiswa berada di Polman,
terutama dalam menjalankan program praktik di bengkel/lab./studio; karena merupakan persyaratan
pertama bekerja di bengkel. Diberikan mata-kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Etika Profesi dan Keselamatan Kerja merupakan bagian terpadu dalam Peraturan Disiplin dan Peraturan
masing-masing bengkel/lab./studio/ruang kuliah.
Strategi :
Elemen
Pendidikan
Penelitian
Pengabdian
Kerjasama
SDM
Bahasa
Sarana & Prasarana
Sistem Informasi
Pendanaan
Kemahasiswaan
Strategi
Program Pendidikan D-4 mengacu SME (Society of Manufacturing
Engineers), SP-1 (S2 Terapan) dan Kelas Jauh/Kolaborasi
Keseimbangan Tri-Dharma dengan penelitian terapan dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat / industri
Profesional dalam mengimplemen-tasikan IPTEK dengan landasan etika
dan moral untuk pengembangan potensi
Fokus pada inovasi bidang manufaktur untuk produk unggulan nasional
Tuntutan IPTEKS, Optimasi investasi teknologi dan perluasan pengaruh
POLMAN
Menjadi pusat bahasa untuk mendukung WCP (World Class Polytechnic)
Memiliki fasilitas pendidikan berteknologi modern untuk industri
manufaktur di Indonesia, Mesin-mesin perkakas berusia rata-rata 30
tahun, layak untuk di-update
Perkembangan digital technology, tuntutan akan pengolahan data yang
cepat, akurat serta borderless
Corporate Culture/ala korporat, sistem insentif yang lebih adil, tuntutan
transparansi dan akuntabilitas
Peningkatan softskill dan kreatifitas serta kewirausahaan (kecerdasan
holistic)
PENUTUP/SIMPULAN
1. Skema konsep 7S ini dikenalkan pertama kali oleh McKinsey, sebuah lembaga konsultan manajemen yang
menawarkan konsep 7S untuk diterapkan sebagai alternatif strategi manajemen pada dunia bisnis. Meskipun
konsep tersebut diciptakan sekitar 30 tahun silam, namun masih memiliki relevansi yang kuat dengan dunia
bisnis sampai saat ini.
2. Konsep 7S pada dasarnya merupakan singkatan dari 7 dimensi/komponen yang dianggap merupakan pilar bagi
tegaknya sebuah kekokohan berdirinya organisasi/perusahaan.
3. SARAN
4. Tujuh pilar kunci (7S McKinsey) tersebut harus dipelihara dengan prinsip countinous improvement
(peningkatan secara berkelanjutan pada setiap pilar/komponen-nya) dan dijalankan oleh pelakunya dengan
penuh keseriusan dan diterima/diakui sebagai “ruh” organisasi. Sinergi seluruh pilar/komponen secara optimal,
dapat memberi peluang yang terbuka bagi kelancaran & kesuksesan organisasi.
5. Terabaikannya 7 pilar/komponen tersebut menyebabkan kinerja organisasi kurang optimal, dan perlu effort bagi
manajemen untuk menata dan mensinergiskan setiap pilar/komponen tersebut.
REFERENSI/KEPUSTAKAAN
Antariksa, Yodhia (2010), Melejitkan Kinerja Bisnis dengan Formula 7S, blog strategi & manajeman, 7S yodia.htm,
internet.
David, Fred R., Sutardi, Dono (Penerjemah), Manajemen Strategi Konsep, 2009, Penerbit Salemba Empat.
Mustamu, Ronny (2009), Memahami Konsep VMOS, 7-S McKinsey, dan Personal Values, The World of Ronny
Mustamu, internet.
POLMAN Bandung (2009), Dokumen Rencana Strategis POLMAN Bandung 2005-2015.
POLMAN Bandung (2009), Dokumen ISO 9001:2000/2008 POLMAN Bandung.
______________________________________
)* Penulis adalah Dosen Tetap Politeknik Manufaktur Bandung
Download