Industri Konstruksi Indonesia

advertisement
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
PROSPEK MANAJEMEN PROPERTI DI
INDONESIA
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor
Indonesia
1. LATAR BELAKANG
Seperti halnya pada industri lain, pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan pemerintah, dimana daya beli ini
berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi makro Indonesia yang mengalami
gangguan akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/1998 tersebut.
Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997, Biro Pusat Statistik (BPS, 2006a) mencatat
adanya pertumbuhan di sektor konstruksi yang mencapai 13,71% per tahun. Tingkat
pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai
7,85%. Akan
tetapi setelah krisis ekonomi menyerang Indonesia, konstruksi
merupakan sektor yang paling merasakan imbas dari krisis ekonomi tersebut dimana
sektor konstruksi pada tahun 1998 terpuruk hingga minus 36,4%
dan
mengalami
pertumbuhan yang paling parah dibandingkan sektor ekonomi yang lainnya seperti
manufaktur dan pertanian.
Dalam kurun waktu tersebut perusahaan-perusahaan jasa konstruksi sangat terpukul
pada saat terjadinya krisis ekonomi karena volume pekerjaan konstruksi berkurang
drastis, proyek ditangguhkan atau dihentikan sementara oleh pemiliknya dan juga
pemilik proyek banyak yang kesulitan melakukan pembayaran kepada kontraktor.
Sementara
dalam waktu yang bersamaan, kontraktor
memiliki
kewajiban
membayar kepada pihak ketiga, terutama pengusaha golongan ekonomi lemah,
disamping harus membayar bunga pinjaman kepada pihak perbankan yang mana
pada saat itu suku bunga perbankan melonjak drastis sampai mencapai sekitar 2526% per tahunnya.
-1-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Menurunnya tingkat suku bunga deposito perbankan saat ini (berkisaran antara 8-10%
per tahun) dapat mendorong masyarakat untuk bergerak ke sektor riil untuk
berinvestasi, terutama ke sektor properti. Demikian juga halnya dengan adanya
peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) rakyat Indonesia yang berarti
suatu refleksi mulai pulihnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan permintaan terhadap
perumahan,
perkantoran
produk-produk
konstruksi
seperti
misalnya
dan sebagainya. Perbaikan beberapa indikator ekonomi
makro seperti yang diuraikan di atas membuka peluang bagi pasar swasta untuk
berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi
nasional, pada saat ini pangsa pasar di sektor konstruksi nasional terus tumbuh
hingga kisaran 8,6 % dari PDB nasional, atau setara dengan Rp. 52,3 triliun pada
triwulan II 2006 (BPS, 2006b).
Namun jumlah tersebut relatif belum dapat dikatakan cukup besar jika dibandingkan
dengan jumlah usaha di sektor konstruksi yang mencapai lebih dari 80.000
perusahaan, sehingga dapat diartikan sebagai masih terbatasnya pangsa pasar dan
ketatnya persaingan di sektor jasa konstruksi nasional.
Di sisi lain perkembangan pasar industri konstruksi tidak saja hanya dipengaruhi
oleh sektor ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan politik baik di
dalam negeri maupun di luar negeri terutama tingkat regional.
Kebijakan penerapan otonomi daerah pada tahun 2000 menyebabkan beralihnya
pengelolaan proyek-proyek dari pusat ke daerah-daerah. Konsumen yang tadinya
terkonsentrasi di Jakarta akan terbagi bagi ke daerah-daerah potensial. Hal ini akan
berpengaruh pada penerapan strategi meraih pangsa pasar dari masing-masing pelaku
jasa konstruksi.
Selain otonomi daerah, saat ini kontraktor nasional juga dihadapkan dengan era
globalisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA)
pada tahun 2003 yang menyebabkan kontraktor-kontraktor asing dapat dengan bebas
ikut bersaing memperebutkan proyek- proyek pada pasar konstruksi di Indonesia.
Dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing tersebut di tengah belum pulihnya
kondisi pasar industri konstruksi saat ini, tentunya akan menyebabkan semakin
ketatnya persaingan di antara pelaku bisnis konstruksi di Indonesia.
-2-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis
jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya
keras untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.
Terjaganya eksistensi suatu perusahaan diantaranya tergantung pada kemampuan
perusahaan tersebut untuk melihat peluang-peluang pasar yang ada. Dalam kondisi
seperti ini, bidang pemasaran perusahaan memegang peranan yang sangat penting
dalam hal melihat peluang-peluang pasar yang ada.
Bidang pemasaran ini memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal
perusahaan. Tidak saja berfungsi untuk melihat peluang pasar, namun secara
keseluruhan bidang
ketatnya
pemasaran
persaingan
difungsikan
pasar. Sayangnya
untuk
dalam
banyak
memenangkan
kasus
di
industri
konstruksi, kontraktor masih kurang memberikan perhatian pada fungsi pemasaran
ini (Pearce, 1992).
Dalam studinya Pearce menyatakan bahwa kontraktor percaya bahwa bagian
terpenting
dari suatu organisasi adalah bagian produksi, sehingga mereka lebih
berorientasi pada produksi dibandingkan dengan pemasaran. Mereka lebih melihat
peluang-peluang yang dirasakan cocok dengan kemampuannya sebagai kontraktor,
dibandingkan dengan beradaptasi untuk keadaan saat ini dan peluang pasar di masa
depan. Walaupun hasil penelitian tersebut menyatakan demikian, namun pada
kenyataannya kontraktor jasa konstruksi di Indonesia khususnya, sampai saat ini
masih tetap eksis.
untuk diamati.
Keadaan tersebut tentunya merupakan suatu hal yang menarik
Menjawab hal tersebut Babiarz (2000) memberikan contoh praktis
bagaimana industri konstruksi dapat belajar dari apa yang sudah umum dilakukan di
industri produk dan jasa lainnya.
Suatu studi terbatas yang melibatkan kontraktor besar, menengah dan kecil
memberikan gambaran umum tentang berbagai strategi yang diterapkan oleh pelaku
bisnis tersebut sehingga tetap berhasil bertahan di lingkungan persaingan yang
semakin ketat tersebut.
Studi ini difokuskan pada 2 aspek utama, yakni: manajemen pemasaran dan
strategi pemasaran yang diterapkan.
-3-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
2. PERUMUSAN MASALAH
Dalam menyikapi kondisi pasar industri jasa konstruksi seperti yang tergambarkan di
atas, tampaknya kontraktor telah memiliki berbagai cara untuk menghadapinya, di
antaranya melalui bidang pemasaran. Bidang pemasaran yang merupakan salah satu
fungsi di dalam suatu perusahaan ternyata tidak diatur dengan cara yang sama oleh
tiap-tiap kontraktor.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar ( kontraktor besar dan menengah ) telah
mengembangkan secara terpisah dan berbeda fungsi pemasaran perusahaannya,
termasuk juga
tata
cara
perencanaan
dari
program-program
pemasarannya.
Tampaknya ukuran besarnya suatu organisasi perusahaan (kualifikasi perusahaan)
berkaitan erat dengan bagaimana perusahaan tersebut menyusun rencana strategi
perusahaan, khususnya rencana strategi pemasarannya.
Perencanaan yang bersifat formal dan terinci hanya dilaksanakan oleh perusahaanperusahaan besar (dalam hal ini kontraktor besar), sedang pada
perusahaan
perusahaan-
konstruksi yang memiliki kualifikasi yang lebih kecil (kontraktor
menengah dan kecil) pada umumnya hanya menyusun program pemasarannya secara
informal, sederhana dan sifatnya sangat umum.
Perbedaan ini juga tercermin dari struktur organisasi, sumberdaya manusia dan
anggaran yang dialokasikan untuk pemasaran, di mana kontraktor kecil hampir tidak
memasukan aspek manajemen pemasaran sebagai salah satu aspek bisnis mereka.
3. TUJUAN
Terlepas
dari
bagaimana
cara
penyusunan
rencana
strategi
perusahaan,
khususnya rencana strategi pemasarannya, sebagian besar perusahaan menyatakan telah
memiliki visi dan misi yang menjadi acuan ke arah mana perusahaan tersebut akan
dibawa. Visi dan misi perusahaan tersebut secara umum
berorientasi kepada
penyediaan produk-produk jasa konstruksi yang bermutu dan berdaya saing tinggi
dalam rangka mencapai tujuan- tujuan korporat yaitu meraih posisi pasar yang
diinginkan, memuaskan stakeholder dan meraih keuntungan maksimal.
Namun jika dilihat dari tolok ukur yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan
program pemasarannya yaitu yang dominan memilih pertumbuhan hasil penjualan,
tercermin
bahwa
yang
menjadi
tujuan
-4-
utama
dari pemasaran
perusahaan-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
perusahaan tersebut adalah meningkatkan volume penjualan perusahaan.
Dengan
meningkatnya
volume
penjualan
diharapkan
profit
yang
berhasil
dikumpulkan akan semakin meningkat.
Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar berorientasi pada
penjualan (Selling Oriented Company). Hanya sebagian kecil mengukur kesuksesan
pemasaran melalui pengukuran tingkat
kepuasan pelanggan atau klien yang
merupakan salah satu karakteristik dari suatu perusahaan yang berorientasi kepada
pemasaran (Marketing Oriented Company).
Kecilnya jumlah responden yang memilih untuk menggunakan tingkat kepuasan
pelanggan atau klien sebagai tolok ukur kesuksesan suatu pemasaran tidak berarti
bahwa perusahaan tersebut tidak berorientasi kepada pemasaran. Tetapi hal ini
dapat disebabkan karena tolok ukur yang bersifat intangible ini relatif lebih sulit
untuk diukur dibandingkan dengan tingkat penjualan yang secara nyata dapat dilihat
dari peningkatan angka-angka penjualan yang dihasilkan.
Dinamisme kondisi pasar dan banyaknya faktor di luar kendali perusahaan
(seperti perubahan
perusahaan
kondisi
ekonomi
dan
politik)
harus menyusun rencana pemasaran
perubahan-perubahan yang terjadi,
yang salah
tampaknya
memaksa
yang lebih fleksibel terhadap
satunya
diwujudkan dengan
penyusunan rencana pemasaran dalam jangka pendek.
Dari studi yang dilakukan
oleh
Indramanik (2004) ditemukan bahwa rencana
pemasaran perusahaan kontraktor cenderung disusun untuk jangka pendek (kurang
dari 2 tahun) dengan jumlah anggaran pemasaran yang
berfluktuatif dan
cenderung meningkat dalam setiap tahunnya.
Hal ini sedikit banyak menunjukan
bahwa kontraktor-kontraktor
pada
merumuskan rencana bisnis
di
Indonesia
jangka
panjang,
ketidakpastian usaha di masa mendatang.
-5-
dan
umumnya
masih
belum
mampu
terkendala
dengan
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
4. PEMBAHASAN
Pada dasarnya strategi pemasaran kontraktor dapat dikelompokan ke dalam
empat karateriksik; pemilihan pasar, produk, harga, distribusi, dan promosi.
Keempat hasil tersebut
akan
memberikan
pemasaran produk jasa kontraktor.
gambaran
umum
tentang
strategi
Perbedaan dalam hal cara penyusunan rencana
pemasaran pada kontraktor besar, menengah, dan kecil, tampaknya tidak membuat
pendekatan strategi pemasaran mereka secara umum berbeda satu sama lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang berarti antara kontraktor besar,
menengah, dan kecil dalam melaksanakan strategi pemilihan sasaran pasar (market
selection) dan strategi bauran pemasaran (marketing mix).
3.1. Strategi Pemilihan Pasar
Pasar dalam industri konstruksi yang heterogen dan adanya persaingan
tampaknya menyebabkan kontraktor konstruksi mengelompokkan pasarnya dalam
rangka memahami struktur pasar yang akan dilayaninya.
Pengelompokan pasar difokuskan pada kebutuhan dan keinginan klien akan
produk-produk jasa yang perlu disediakan dan siapa pengguna dari produk yang
akan disediakan. Ini ditunjukkan dengan dominannya penggunaan variabel
tipe proyek dan status kepemilikan proyek sebagai salah satu variabel dasar
dalam mengelompokkan pasar industri konstruksi. Variabel dasar lain yang
dipandang
tidak
kalah
pentingnya
adalah
variabel
nilai
proyek
yang
mencerminkan skala usaha dari perusahaan tersebut.
Secara umum, perusahaan yang lebih besar terlihat mampu melayani lebih banyak
segmen pasar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal tersebut adalah
logis, karena keterbatasan sumber daya (dana, tenaga kerja, keahlian, teknologi)
tampaknya menjadi kendala untuk melayani semua segmen pasar yang telah
diidentifikasi
sebelumnya.
Inilah kiranya
yang
menyebabkan
perbedaan
pandangan setiap kontraktor dalam melihat suatu potensi pasar yang ada serta
perbedaan dalam hal jumlah segmen pasar yang dilayani.
Dalam hal mengelompokkan pasar di dalam industri jasa konstruksi, terdapat
perbedaan antar satu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
-6-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Ini terlihat dari berbedanya pengelompokan yang dilakukan oleh pemerintah
(melalui UUJK), Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), Gabungan Pelaksana
Konstruksi Indonesia (GAPENSI), ataupun pengelompokan yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga survey seperti Biro Pusat Statistik (BPS) dan Building and
Construction Interchange Asia (BCI Asia, 2006). Hal ini menyebabkan sulitnya
memperoleh gambaran mengenai potensi pasar yang dimiliki oleh kelompokkelompok pasar yang ada di dalam lingkup industri konstruksi ini secara seragam,
karena berbeda-bedanya sudut pandang, cara dan kebutuhan perusahaan atau
organisasi tersebut dalam mengelompokkan pasar dimana perusahaan tersebut akan
melaksanakan usahanya.
Hasil studi menunjukkan bahwa kontraktor konstruksi saat ini memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk melayani klien pemerintah dibandingkan
klien swasta. Ini berarti proyek-proyek pemerintah memiliki daya tarik tertentu
bagi kontraktor jika dibandingkan dengan proyek-proyek swasta.
Dari hasil wawancara didapatkan beberapa hal yang menjadi alasan mengapa
pasar pemerintah ini cenderung dianggap lebih berpotensi dibandingkan
pasar swasta, yaitu diantaranya terdapatnya kepastian
anggaran
pembangunan
yang tercantum dalam anggaran belanja negara baik di tingkat pusat (APBN)
maupun di tingkat daerah (APBD) setiap tahunnya yang dialokasikan untuk
pembangunan fisik. Hal ini menyebabkan pasar pemerintah dipandang sebagai
pasar yang sangat berpotensi memberikan pemasukan bagi perusahaan.
Selain itu, belum adanya sistem yang baku serta kurang terbukanya sistem
pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh klien swasta sampai saat ini
memberi peluang terjadinya persaingan yang tidak
kontraktor.
Keadaan
tersebut
kadang
kala
sehat
di
antara
para
menyebabkan diperlukannya
pendekatan-pendekatan khusus (pendekatan secara informal maupun formal)
untuk dapat mengikuti pelelangan atau memenangkan proyek-proyek swasta
tersebut tanpa melalui suatu pelelangan.
Tingginya tingkat resiko dalam hal ketidakpastian pembayaran, terutama pada saatsaat akhir dari penyelesaian proyek, juga dinyatakan oleh kontraktor sebagai alasan
untuk lebih memilih pasar pemerintah sebagai pasar sasarannya.
-7-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Hampir seluruh kontraktor ingin dipersepsikan sebagai perusahaan yang
memiliki reputasi atau
berpengalaman.
citra (image) yang kuat, harga yang bersaing dan
Atribut- atribut
ini
digunakan
oleh
kontraktor
untuk
mendapatkan eksistensi di benak kliennya.
Pengambilan basis posisi sebagai tersebut di atas tampaknya dilandasi oleh
pandangan bahwa kesan atau reputasi yang baik adalah modal utama untuk
memperoleh kepercayaan dari klien.
Dari pernyataan visi dan misi perusahaan terlihat bahwa kesan sebagai
perusahaan konstruksi yang besar, handal, terkemuka, terbaik, unggul dan
dikenal luas merupakan kesan yang ingin ditanamkan di dalam benak klien-klien
perusahaan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan kontraktor besar memiliki
filosofi sebagai berikut: “Team Work, Innovation, Integrity, Excellence” (PT A),
atau “Biaya Hemat, Mutu Akurat, Waktu Tepat” (PT B). Filosofi-filosofi tersebut
adalah merupakan keunggulan-keunggulan yang dikomunikasikan
masyarakat
pada
melalui
setiap
papan
berbagai
nama
bentuk,
perusahaan
kepada
diantaranya
dengan menuliskannya
di
lokasi
setiap
proyek
yang
dikerjakannya. Mengumumkan peraihan sertifikat ISO 9000 kepada masyarakat
melalui media
massa
juga
dilakukan
oleh
kontraktor-kontraktor
besar.
Semuanya itu adalah bentuk dari tindakan untuk menanamkan citra positif
dibenak
masyarakat
akan perusahaan terutama kepada klien dan atau calon
kliennya.
Di sisi lain membangun posisi dengan basis harga menunjukkan betapa ketatnya
persaingan yang dihadapi oleh para kontraktor di dalam pasar industri konstruksi
yang ada saat ini sehingga perusahaan ingin dipersepsikan sebagai perusahaan
yang memiliki produk-produk jasa konstruksi dengan harga bersaing.
Pernyataan
positioning
tersebut ampaknya
didukung
dengan
upaya
menciptakan perbedaan-perbedaan yang unik (differentiation) dibandingkan para
kontraktor pesaingnya.
Kontraktor-kontraktor tersebut dalam menciptakan suatu perbedaan
yang
unik
memanfaatkan aktivitas rantai nilai perusahaan (value chain activity) yang
terdiri
dari aktivitas
pendukung
(infrastruktur
perusahaan,
sumber
daya
manusia, pengembangan teknologi) dan aktivitas primer (proses konstruksi,
pemberian layanan tambahan).
-8-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Berbeda dengan produk manufaktur yang secara fisik dapat dilihat secara
nyata perbedaan antara satu produk dengan produk yang lainnya, produk jasa
konstruksi ini bersifat intangible yang mengharuskan kontraktor membantu
klien
mengidentifikasi
produk
jasa
yang
ditawarkan
dengan
cara
mengkomunikasikan atau mempromosikan perbedaan-perbedaan yang dimiliki
perusahaan, sehingga dipersepsikan unggul dibandingkan perusahaan lainnya
yang bergerak pada segmen pasar yang sama. Akan tetapi semua perbedaan
yang diciptakan tersebut, baik yang diciptakan melalui aktivitas pendukung dan
aktivitas primer tidak dapat membebaskan kontraktor dari keadaan bahwa
kontraktor harus bersaing berdasarkan harga karena umumnya sistem pengadaan
suatu proyek melalui sistem pelelangan yang menuntut kontraktor untuk
selalu menawarkan harga serendah mungkin.
-9-
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
3.2. Strategi Produk
Penawaran paket-paket
produk
jasa
tambahan
(misalnya
design-build)
dalam rangka melakukan diferensiasi dalam aspek layanan tampaknya sangat
tergantung pada klien sasarannya. Kebiasaan
proyek-proyek
berdasarkan
pemerintah
tahun
umum yang terjadi pada
adalah memisahkan
anggaran,
misalnya
paket-paket
pekerjaan
paket pekerjaan perencanaan
dianggarkan pada tahun yang berbeda dengan paket pekerjaan pelaksanaan.
Walaupun kebiasaan tersebut tidak mutlak terjadi karena sangat tergantung dari
anggaran yang tersedia, kebiasaan umum tersebut menyulitkan kontraktor
konstruksi untuk menawarkan jasa tambahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Namun melihat hasil dari
penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi
pelaksanaan design-build ini masuk kategori tinggi (terutama untuk kontraktor
menengah dan kecil), tampaknya penawaran paket-paket jasa tambahan ini
lebih ditujukan pada klien swasta dibandingkan pada klien pemerintah.
Dengan memberikan perbedaan paket-paket produk jasa ini, perusahaan dapat
meningkatkan harga penawaran sesuai nilai (value) yang diserahkan.
Bauran pemasaran (marketing mix) yang dijalankan oleh perusahaan saat ini
mendukung posisi pasar yang ingin diraih yaitu posisi yang berbasis harga.
Produk sekeliling (surround product) yang diciptakan (yaitu sumber daya
yang berkualitas) lebih ditujukan untuk menciptakan nilai (value) berupa
terciptanya efisiensi biaya pada setiap aktivitas konstruksi.
Sistem kontrol yang diterapkan untuk menjamin tercapainya produk yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan pelatihan-pelatihan yang diberikan
kepada para personil, semuanya akan berdampak pada terciptanya efisiensi
proses konstruksi diantaranya efisiensi waktu, berkurangnya kesalahankesalahan dalam bekerja, yang pada akhirnya akan menghemat biaya-biaya
yang harus dikeluarkan.
Pemberian insentif pada para karyawan yang merupakan suatu tindakan
pemasaran internal akan berdampak pada meningkatnya motivasi kerja yang
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari para
karyawan.
Dengan demikian, harga penawaran yang diajukan dapat bersaing dengan para
pesaing lainnya.
- 10 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
3.3. Strategi Harga
Tampak jelas bahwa harga yang merupakan salah satu elemen dari bauran
pemasaran sangat penting bagi perusahaan kontraktor konstruksi.
Bersaing dengan basis harga tentu membuat kontraktor kesulitan dalam melakukan
diferensiasi terhadap produk jasanya dari para pesaingnya, yang terkait dengan
terbatasnya bidang yang mempengaruhi aspek kualitas, inovasi, waktu, dan
biaya dari produk/jasa yang ditawarkan.
Strategi harga rendah ini menyebabkan kontraktor harus mampu melakukan
efisiensi sehingga biaya-biaya dapat ditekan serendah mungkin yang pada
akhirnya diharapkan dapat menurunkan harga yang ditawarkan.
Meski demikian, jika tidak dilakukan dengan hati-hati penerapan strategi ini
berpotensi pada dikorbankannya kualitas produk yang dihasilkan hanya demi
menjaga tingkat keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan. .
Kemampuan yang berbeda dari setiap perusahaan, baik kemampuan secara
teknis maupun keuangan menyebabkan kontraktor tidak dapat melayani seluruh
segmen pasar yang ada. Ini
jasa
konstruksi
menyebabkan berbeda-bedanya jenis produk
yang ditawarkan serta
berbeda-bedanya
pandangan para
kontraktor terhadap potensi suatu segmen pasar yang ada.
Kontraktor
yang memiliki kualifikasi yang lebih besar terlihat mampu
menyediakan produk jasa konstruksi yang lebih banyak. Kontraktor besar yang
memiliki kemampuan yang lebih besar dari kontraktor menengah dan kecil,
terutama dalam hal keuangan, terlihat menyediakan lebih banyak produk jasa
konstruksi, baik produk-produk jasa konstruksi yang biasa dibutuhkan oleh klien
pemerintah (bangunan- bangunan infrastruktur publik) dan yang biasa dibutuhkan
oleh klien swasta (bangunan-bangunan yang bersifat komersial). Sementara
produk-produk jasa tersebut disediakan secara merata oleh sebagian besar
kontraktor besar, tidak demikian halnya dengan kontraktor menengah dan kecil
yang cenderung hanya menyediakan produk-produk jasa konstruksi gedung dan
bangunan-bangunan yang bersifat komersial.
Dalam hal penyediaan produk jasa perusahaan di pasaran dan menjangkau pasar
sasaran, ditemukan perbedaan strategi yang dipilih antara kontraktor besar,
menengah dan kecil.
- 11 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Sebagian besar kontraktor besar beroperasi dengan membuka cabang-cabang
pada daerah-daerah yang potensial. Sedangkan kontraktor menengah dan kecil
seluruhnya tidak menyediakan produk jasanya melalui pembukaan kantor
cabang. Tampaknya kendala dari sumber daya menjadi pertimbangan utama
dari
para
kontraktor
dalam memutuskan cara penyediaan produk jasanya
tersebut disamping pemasaran produknya masih terkonsentrasi pada satu wilayah
geografis tertentu.
- 12 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
3.4. Strategi Distribusi
Dari pola penggunaan saluran pemasaran dan strategi komunikasi perusahaan,
terlihat kecenderungan untuk menjangkau sasaran pasar dengan cara langsung.
Ini dibuktikan dengan
rendahnya
kecenderungan penggunaan pihak-pihak
perantara dan komunikasi melalui media.
Hal ini mengindikasikan bahwa kontraktor menginginkan terjadinya kontak
langsung antara kontraktor (sebagai produsen) dan klien (sebagai costumer),
dengan demikian diharapkan adanya suatu hubungan (relationship)
yang
berkelanjutan.
Pendekatan-pendekatan
khusus
(secara
formal
maupun
informal)
yang
bertujuan mempengaruhi klien sasaran untuk melakukan pembelian menjadi salah
satu taktik yang diterapkan untuk mendukung strategi ini.
Pengembangan jaringan relasi yang luas ditujukan untuk menimbulkan efek
word of mouth (penyebaran dari mulut ke mulut) agar produk jasa perusahaan
dapat dikenal lebih luas oleh pasar.
Dengan demikian terlihat bahwa mengembangkan dan membina suatu hubungan
(relationship) yang lebih bersifat pribadi (personal) dengan klien sasaran adalah
merupakan inti dari strategi komunikasi dari kontraktor konstruksi.
3.5. Strategi Promosi dan Komunikasi
Media promosi sebagai alat pemasaran cenderung hanya dimanfaatkan oleh
kontraktor besar saja, terutama melalui iklan, website, dan mengadakan eventevent yang disponsori perusahaan. Dengan
digunakannya
media-media
promosi tersebut terlihat bahwa perusahaan memiliki tujuan untuk menjangkau
pasar sasaran yang lebih luas. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan promosi
produk-produk konsumsi (consumer goods) yang sangat aktif membujuk
masyarakat untuk membeli produk-produk yang ditawarkannya, sejauh ini pesan
yang disampaikan melalui media-media promosi oleh kontraktor konstruksi
seperti iklan terlihat lebih pasif dan
untuk
menginformasikan
produk
lebih
jasa
cenderung
yang
dimiliki
hanya
digunakan
oleh
perusahaan,
pembentukan citra (image) serta meningkatkan kesadaran (awareness) klien
sasaran akan keberadaan perusahaan, walaupun tetap mempunyai tujuan akhir
yang sama yaitu terjadinya penjualan.
- 13 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
5. REKOMENDASI
Gambaran umum yang didapat dari studi ini sedikit berbeda dengan apa yang
dihasilkan oleh penelitian terdahulu, seperti yang dilaksanakan oleh Yisa (1994),
Morgan dan Burnicle (1991), maupun Arditi dan Davis (1998).
Hasil penelitian-
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa industri konstruksi masih memberikan
prioritas yang rendah pada bidang pemasaran, serta strategi pemasaran dilakukan
hanya sebatas pada penggunaan alat-alat promosi seperti membagi-bagikan brosur,
pengiklanan dan lainnya tanpa diikuti oleh sebuah rencana pemasaran yang terstruktur
dan dirumuskan segaris dengan arah dan tujuan perusahaan. Sebaliknya hasil studi
memberikan indikasi bahwa pemasaran telah menjadi salah satu pilihan penting bagi
kontraktor konstruksi di Indonesia untuk tetap dapat bertahan. Pendekatan strategi
pemasarannya pun tidak sebatas bermain pada alat- alat promosi, tetapi lebih
ditekankan pada pemberian nilai tambah (added value) pada produk
yang
dihasilkan dan menciptakan hubungan kemitraan antara klien dan perusahaan
sebagai strategi promosi perusahaan. Walaupun strategi pemasaran belum seluruhnya
direncanakan secara formal dan rinci, namun sebagian besar perusahaan telah memiliki
visi dan misi yang memberikan arah dan tujuan dari strategi pemasaran yang disusun.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Katsanis, C. J (2001) menyimpulkan bahwa
tujuan pemasaran dari suatu perusahaan bisnis konstruksi pada umumnya ditekankan
pada hal- hal peningkatan brand image, kualitas produk, pertumbuhan penjualan
dan kepuasan pelanggan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan gambaran umum
yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Hal ini terlihat dari digunakannya citra (image)
yang kuat sebagai basis positioning utama perusahaan, nilai tambah (added value)
diberikan untuk
meningkatkan kualitas produk perusahaan dan pertumbuhan
penjualan serta kepuasan pelanggan telah dijadikan tolak ukur dari keberhasilan
rencana pemasaran perusahaan kontraktor konstruksi di Indonesia.
Adanya perubahan kondisi lingkungan eksternal perusahaan jasa konstruksi di
Indonesia (kondisi ekonomi dan politik) saat ini, disikapi oleh perusahaan melalui
penerapan strategi untuk tetap bertahan. Strategi pemasaran merupakan salah satu
strategi pada level fungsional yang dipilih oleh perusahaan untuk tetap dapat
bersaing di dalam pasar industri konstruksi yang ada saat ini.
- 14 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Sejauh ini, pelaksanaan strategi pemasaran kontraktor konstruksi tersebut berbedabeda dan tidak sepenuhnya dijalankan berdasarkan rencana pemasaran yang disusun
secara jelas dan rinci, terutama untuk kontraktor-kontraktor kecil. Sebagian besar
dari kontraktor kecil masih menjalankan pemasaran berdasarkan perencanaanperencanaan yang sifatnya umum atau bahkan hanya berdasarkan intuisi dari para
pemimpin perusahaan. Namun demikian, walaupun tidak melalui suatu
proses
perencanaan yang rinci dan bersifat informal, secara umum pendekatan
strategi
pemasaran yang digunakan tidak berbeda antara satu kontraktor dengan kontraktor
yang lain (dalam hal ini kontraktor besar, menengah dan kecil), yaitu menggunakan
strategi pemilihan pasar yang terdiri dari strategi segmentasi (segmentation),
penetapan sasaran pasar
(market targeting) dan penempatan posisi (positioning)
serta pengembangan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas
strategi produk, strategi harga, strategi saluran pemasaran, serta strategi komunikasi dan
promosi.
Umumnya strategi pemasaran disusun untuk jangka pendek dan bersifat fleksibel
agar dapat segera menanggapi perubahan-perubahan lingkungan eksternal perusahaan
yang dinamis dengan fokus utama diarahkan pada peningkatan volume penjualan
perusahaan. Identifikasi
segmen-segmen
pasar
kunci
perusahaan
merupakan
langkah awal yang dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi berkaitan dengan
penyediaan produk jasa konstruksi yang dibutuhkan oleh klien sasaran (customer
oriented). Penyediaan produk jasa konstruksi ini juga memperhatikan potensi pasar
yang dimiliki oleh masing-masing segmen
pasar
tersebut
dan
disesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi pemasaran kontraktor konstruksi dirancang melalui penciptaan nilai (value)
pada elemen bauran pemasaran perusahaan (produk jasa, harga, saluran pemasaran, dan
promosi). Nilai yang diciptakan tersebut lebih cenderung diarahkan untuk meraih
keunggulan biaya (cost leadership) dibandingkan untuk menciptakan perbedaanperbedaan unik (product differentiation) pada penawaran perusahaan.
Hal ini dilakukan karena sebagian besar sistem pengadaan proyek yang diikuti
adalah pelelangan yang membawa konsekuensi dimana pelaksana jasa konstruksi
harus bersaing berdasarkan harga, dan hampir tidak ada ruang untuk melakukan
differentiation.
- 15 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Pemasaran yang berlandaskan pada hubungan kemitraan (relationship marketing)
tampaknya menjadi dasar dari strategi promosi dan komunikasi perusahaan,
dimana
perhatian lebih ditujukan untuk memperluas jaringan relasi dengan tujuan adanya efek
promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dibandingkan penggunaan mediamedia promosi seperti media cetak dan elektronik.
6. PENUTUP
Strategi pemasaran yang telah disusun adalah merupakan bagian dari suatu
proses manajemen pemasaran perusahaan kontraktor konstruksi. Hal ini ditunjukkan
dengan implementasi dari strategi pemasaran kontraktor konstruksi telah didahului
dengan suatu perencanaan dan dibarengi oleh
tindakan
pengendalian dengan
suatu tolak ukur keberhasilan yang jelas dari rencana pemasaran yang telah disusun.
Adapun perbedaan- perbedaan yang muncul dalam hal cara perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian lebih disebabkan oleh berbeda-bedanya kondisi eksternal yang
dihadapi (menimbulkan peluang dan ancaman) serta kondisi internal (menciptakan
keunggulan dan kelemahan) yang dimiliki oleh masing-masing kontraktor konstruksi
tersebut.
Perbedaan kondisi eksternal dan internal masing-masing perusahaan tersebut pula
yang menyebabkan
gambaran umum strategi pemasaran yang dihasilkan oleh
penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan beberapa penelitian
sebelumnya. Perbedaan lokasi penelitian memungkinkan
terjadinya respon yang
berbeda-beda oleh kontraktor terhadap kondisi pasarnya, yang berdampak pada
prioritas pelaksanaan dari setiap elemen strategi pemasaran yang dipilih. Penelitian ini
juga memberikan gambaran bahwa industri konstruksi
di
Indonesia
khususnya
kontraktor telah menyadari pentingnya bidang pemasaran sebagai salah satu jalan
untuk tetap bertahan, hal yang berbeda dengan hasil penelitian Yisa (1994) yang
menyatakan bahwa industri konstruksi masih memberikan prioritas yang rendah pada
bidang pemasaran.
Penyusunan suatu strategi pemasaran pada perusahaan kontraktor konstruksi
dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan strategi-strategi pemasaran
telah dipraktekkan oleh kontraktor konstruksi yang lain.
- 16 -
yang
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Meskipun dihasilkan dari suatu jumlah sampel yang terbatas, setidaknya penelitian
ini telah memberikan gambaran umum mengenai strategi pemasaran tersebut yang
dapat dijadikan masukan dalam penyusunan strategi pemasaran perusahaan.
Masukan-masukan tersebut
diantaranya
adalah
bahwa penting disadari oleh
kontraktor konstruksi untuk menciptakan suatu nilai (value) pada penawarannya,
sehingga produk- produk jasa perusahaan yang ditawarkan dapat memberikan nilai
lebih
(added
value) melalui persepsi berbeda oleh calon klien
differentiation). Penciptaan nilai (value) dapat
dilakukan
dengan
(product
memanfaatkan
aktivitas rantai nilai perusahaan (value chain activity), baik pada aktivitasaktivitas primer (proses konstruksi, pemberian layanan tambahan) maupun pada
aktivitas-aktivitas pendukung (infrastruktur perusahaan, sumber daya manusia,
pengembangan teknologi). Komunikasi dan promosi atas nilai (value) yang telah
diciptakan tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan strategi promosi dan
komunikasi yang berorientasi pada terciptanya hubungan kemitraan (relationship)
antara perusahaan (sebagai produsen) dengan calon klien (sebagai pelangan).
Sebagai sebuah perusahaan jasa, sumber daya manusia perusahaan (karyawan)
merupakan faktor utama yang menentukan tercapainya tujuan-tujuan pemasaran.
Untuk itu, diperlukan adanya perhatian perusahaan terhadap para karyawan untuk
meningkatkan loyalitas
mereka
terhadap
perusahaan,
misalnya
melalui
pemberian bonus-bonus tambahan di luar gaji tetap pada saat-saat tertentu secara
rutin.
Dengan
demikian, diharapkan setiap karyawan merasa sebagai bagian dari
perusahaan dan dapat menjadi pemasar yang baik bagi perusahaan dimana mereka
bekerja.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang strategi
pemasaran perusahaan konstruksi di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian yang
melibatkan jumlah sampel yang lebih besar dengan sebaran wilayah geografis yang
lebih luas.
Banyaknya
kontraktor
yang
menyatakan
bahwa
strategi
pemasaran
adalah
merupakan rahasia perusahaan, menyebabkan perlunya diciptakan hubungan yang
baik dan kedekatan dengan para responden sehingga rasa curiga yang timbul pada
responden dapat dikurangi.
- 17 -
Strategi Pemasaran Perusahaan Kontraktor Indonesia
Dengan terciptanya hubungan yang baik dan kedekatan antara peneliti dan responden
diharapkan dapat digali lebih mendalam mengenai strategi dan taktik pemasaran
yang diterapkan oleh perusahaan.
Untuk penelitian lebih lanjut, kuisioner penelitian
sebaiknya
disusun
terpisah
untuk klien swasta dan pemerintah sehingga gambaran strategi pemasaran yang
diterapkan oleh kedua klien potensial perusahaan tersebut (khususnya persamaan dan
perbedaannya) dapat diperoleh dan dikaji secara lebih mendalam.
7. DAFTAR PUSTAKA
 Arditi, D. and Davis, L (1998), “Marketing Construction Services”, Journal of
Management in Engineering, ASCE, Vol 4 No 4.
 Babiarz, B. (2000) dalam ”Marketing Handbook for the Design and Construction
Professional,” Mahoney,
W.D.
(editor), Society for Marketing Professional
Services, BNI, Building News.
 BPS(2006a),
http://www.bps.go.id.
 BPS (2006b), Berita Resmi Statistik, No. 40/IX/ 14 Agustus 2006, BPS. Building &
Construction Interchange, Asia (2006), http://www.bciasia.com.
 Katsanis, C.J. dan Katsanis, L.P. (2001), “An examination of Business
Development Activities and Implications for Marketing in the AEC Indsutry,”
International Journal for Construction Marketing, Vol. 1 No. 1.
 Yisa, S.B., Ndekugri, I.E dan Ambrose, B. (1995), “Marketing Functions in UK
Construction Contracting and Professional Firm,” Journal of Management in
Engineering, ASCE, Vol. 11. No. 4.
- 18 -
Download